Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FORMULASI SEDIAAN LIP CREAM MENGGUNAKAN
SARI UMBI BIT (Beta vulgaris L) SEBAGAI
PEWARNA ALAMI
SKRIPSI
Oleh :
EL ADVIS HAREFA
1501196038
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTASFARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
FORMULASI SEDIAAN LIP CREAM MENGGUNAKAN
SARI UMBI BIT (Beta vulgaris L) SEBAGAI
PEWARNA ALAMI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi S1 Farmasi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm)
Oleh :
EL ADVIS HAREFA
1501196038
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : FORMULASI SEDIAAN LIP
CREAMMENGGUNAKAN SARI UMBI BIT
(Beta vulgaris L) SEBAGAI PEWARNA
ALAMI
Nama Mahasiswi : El Advis Harefa
Nomor Induk Mahasiswa : 1501196038
Program Studi : S1 Farmasi
Medan, ……………………………
Menyetujui
KomisiPembimbing
Pembimbing I
(Adek Chan, S.Si.,M.Si.,Apt.)
Pembimbing II
(H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt)
Diketahui Oleh :
Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan,
(H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt.)
Telah diuji pada tanggal :
Panitia Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ketua : Adek Chan, S.Si.,M.Si.,Apt.
Anggota : 1. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt.
2. dr. Jefrinaldi, M.Si.
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik Sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahantim pembimbing dan masukan tim
penelaah/tim penguji.
3. Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan
norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan
(El Advis Harefa)
NIM: 1501196038
i
ABSTRAK
FORMULASI SEDIAAN LIP CREAM MENGGUNAKAN
SARI UMBI BIT (Beta vulgaris L) SEBAGAI
PEWARNA ALAMI
EL ADVIS HAREFA
1501196038
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk
mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika
dalam tata rias wajah. Pewarna bibir sering dikenal dengan nama lipstik dalam
bentuk krayon dan lip cream dalam bentuk krim. Penerapan warna sangat penting
untuk meningkatkan mutu pada sediaanlip cream. Salah satu tanamanyang dapat
digunakan sebagai pewarna alami adalah umbi bit (Beta vulgaris L.)
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental formulasi sediaan lip
cream dengan menggunakan sari umbi bit 15%, 20%, dan 25%. Tujuan penelitian
ini adalah membuat sediaan lip cream dengan menggunakan zat warna alami. Zat
warna alami yang terkandung dalam umbi bit yaitu betalain atau betacyanin
(merah keunguan) dan betaxanthin (kuning).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan lip cream dengan
konsentrasi sari umbi bit 15%, 20%, dan 25% menghasilkan lip cream yang
memiliki tekstur, warna, aroma serta memiliki daya oles, daya sebar, dan daya
lekat yang baik. pH sediaan berkisar 5,3-6,3 dan tidak menyebabkan iritasi pada
kulit.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sari umbi bit (Beta vulgaris L.)
dapat diformulasikan dalam sediaan lip cream dan dapat mempengaruhi
perubahan warna pada sediaan. Semakin tinggi konsentrasi sari yang digunakan,
maka semakin gelap pigmen warna pada sediaan.
Kata Kunci : Lip Cream, Umbi Bit, Pewarna Alami
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “FORMULASI SEDIAAN
LIP CREAM MENGGUNAKAN SARI UMBI BIT (BETA VULGARIS L)
SEBAGAI PEWARNA ALAMI”. skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan progam studi Sarjana Farmasi di Institut
Kesehatan Helvetia.
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.sc., M.kes., selaku Ketua Pembina
Yayasan Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E, S.kom., M.M., M.kes., selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendi, M.si., selaku Rektor Insititut Kesehatan Helvetia
Medan.
4. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus Dosen
Pembimbing II penulis atas segala bimbingan, pengarahan, tenaga, pikiran
serta waktu yang diluangkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Adek Chan, S.Si., M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi
Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus Dosen Pembimbing I penulis
atas segala bimbingan, pengarahan, tenaga, pikiran serta waktu yang
diluangkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. dr. Jefrinaldi, M.Si., selaku dosen penguji III penulis atas segala arahan
dan masukkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Bapak dan Ibu Staf Dosen Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut
Kesehatan Helvetia Medan atas segala ilmu dan pengetahuan serta
bimbingan selama menempuh pendidikan.
8. Teristimewa buat orang tua, Ayahanda Has. Harefa dan Ibunda M. Dakhi
serta Abang tercinta Arwan Karier Harefa dan Alex Spontanitas Harefa
atas segala doa, motivasi, dukungan dan sumber semangat, baik secara
moril dan materil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
9. Bagi teman-teman penulis: Alwin Santinus Telaumbanua, Neal
Veraswantica Wau, Andika Ion T Lase, Elvira Harefa dan teman-teman
seperjuangan program studi S1 Farmasi angkatan 2015 atas segala
dukungan, motivasi, masukan, saran, bantuan, dan dukungan dalam segala
bentuk bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
iv
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Saran, kritik dan pendapat dari pembaca penulis
harapkan sehingga dapat memperbaiki kekurangan yang ada dalam skripsi ini.
Medan,
Penulis
EL ADVIS HAREFA
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : El Advis Harefa
Tempat / Tanggal Lahir : Hilinawalo, 08 Januari 1997
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Desa Hilinawalo Fau
Jenis Kelamin : Laki-laki
Anak Ke : 3 (tiga) dari 3 (tiga) bersaudara
Nama Ayah : Hasrat Harefa, A.Ma.Pd
Nama Ibu : Mutiara Dakhi
II. PENDIDIKAN
Tahun 2003 – 2009 : SD Negri 075073Uluhosi
Tahun 2009 - 2012 : SMP Swasta Bintang Laut
Tahun 2012 - 2015 : SMKFarmasi Pharmaca Medan
Tahun 2015 - 2019 : S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ............................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... v
DAFTAR TABEL.................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................... 5
1.3. Hipotesis ....................................................................... 5
1.4. Tujuan penelitian .......................................................... 6
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................ 6
1.6. Kerangka Konsep .......................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 7
2.1. Umbi Bit (Beta vulgaris L) ........................................... 7
2.1.1. Deskripsi Umbi Bit (Beta vulgaris L)............. 7
2.1.2. Klasifikasi umbi bit (Beta vulgaris L) ............ 8
2.1.3. Nama umum ................................................... 8
2.1.4. Jenis-jenis bit .................................................. 9
2.1.5. Kandungan kimia umbi bit ............................. 9
2.1.6. Betalain ........................................................... 10
2.2. Bibir .............................................................................. 10
2.3. Kosmetik ....................................................................... 12
2.3.1. Pengertian kosmetik ....................................... 12
2.3.2. Manfaat kosmetik ........................................... 12
2.3.3. Kosmetik perawatan kulit (skin care) ............. 13
2.3.4. Kosmetik dekoratif ......................................... 13
2.4. Krim bibir (lip cream)................................................... 15
2.5. Komponen dalam sediaan krim bibir (lip cream) ......... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................. 21
3.1. Desain Penelitian .......................................................... 21
3.2. Waktu dan tempat penelitian ........................................ 21
3.2.1. Waktu penelitian ............................................. 21
3.2.2. Tempat penelitian ........................................... 21
3.3. Populasi dan sampel...................................................... 21
vii
3.3.1 Populasi penelitian .......................................... 21
3.3.2. Sampel penelitian ........................................... 21
3.4. Alat dan bahan .............................................................. 22
3.4.1. Alat ................................................................. 22
3.4.2. Bahan .............................................................. 22
3.5. Prosedur ....................................................................... 22
3.5.1. Ekstraksi umbi bit (Beta vulgaris L)............... 22
3.5.2. Pembuatan formula lip cream ekstrak umbi
bit (Beta vulgaris L) ........................................ 22
3.5.3. Prosedur pembuatan lip cream ....................... 24
3.6. Parameter uji ................................................................ 24
3.6.1. Uji organoleptis .............................................. 24
3.6.2. Uji Ph .............................................................. 25
3.6.3. Uji homogenitas ............................................. 25
3.6.4. Daya oles ........................................................ 25
3.6.5. Daya sebar ...................................................... 25
3.6.6. Daya lekat ....................................................... 26
3.6.7. Uji iritasi ......................................................... 26
3.6.8. Uji stabilitas .................................................... 26
3.6.9. Uji kesukaan/hedonik ..................................... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .............................................................................. 29
4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan ........................ 29
4.2.1 Uji organoloptis sediaan ................................. 29
4.2.2 Uji pH sediaan ................................................ 30
4.2.3 Uji homogenitas sediaan ................................. 31
4.3 Hasil pemeriksaan efektifitas sediaan ........................... 31
4.3.1 Daya oles sediaan ........................................... 31
4.3.2 Daya sebar sediaan ......................................... 32
4.3.3 Daya lekat sediaan .......................................... 32
4.3.4 Uji iritasi sediaan ............................................ 33
4.3.5 Uji stabilitas sediaan ....................................... 34
4.3.6 Uji kesukaan/hedonik sediaan ........................ 35
4.4 Pembahasan .................................................................. 36
4.4.1 Uji organoleptis sediaan ................................. 36
4.4.2 Uji pH sediaan ................................................ 37
4.4.3 Uji homogenitas sediaan ................................. 38
4.4.4 Daya oles sediaan ........................................... 38
4.4.5 Daya sebar sediaan ......................................... 39
4.5.6 Daya lekat sediaan .......................................... 39
4.5.7 Uji iritasi sediaan ............................................ 40
4.5.8 Uji stabilitas sediaan ....................................... 41
4.5.9 Uji kesukaan/hedonik sediaan ........................ 42
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................... 43
5.2 Saran ............................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 44
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Kerangka Konsep ............................................................ 6
Gambar 2.1. Umbi Bit (Beta vulgaris L) ............................................. 8
Gambar 2.2. Bibir................................................................................. 11
Gambar 4.1 Grafik uji pH ................................................................... 32
Gambar 4.2 Grafik Uji Kesukaan (Hedonik) ...................................... 38
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Formula standar lip cream ................................................... 23
Tabel 3.2. Rancangan Formula ............................................................. 23
Tabel 3.3. Kuisioner Uji Kesukaan ....................................................... 29
Tabel 4.1 Data Hasil Uji Organoleptis Sediaan ................................... 31
Tabel 4.2 Data Hasil Uji pH Sediaan ................................................... 32
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Homogenitas Sediaan .................................. 33
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Daya Oles Sediaan ....................................... 33
Tabel 4.5 Data Hasil Daya Sebar Sediaan ........................................... 34
Tabel 4.6 Data Hasil Daya Lekat Sediaan ........................................... 34
Tabel 4.7 Data Hasil Uji Iritasi sediaan ............................................... 35
Tabel 4.8 Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan ......................................... 36
Tabel 4.9 Data Hasil Uji Kesukaan (Hedonik) Sediaan ...................... 37
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Alat .................................................................................. 46
Lampiran 2 : Bahan ............................................................................... 47
Lampiran 3 : Proses Penyarian .............................................................. 48
Lampiran 4 :Penyiapan Bahan-bahan ................................................... 49
Lampiran 5 :Proses Penguapan Sari ...................................................... 50
Lampiran 6 :Proses Penggerusan Sediaan ............................................. 51
Lampiran 7 :Uji Homogenitas Sediaan ................................................. 52
Lampiran 8 :Uji Daya Sebar Sediaan .................................................... 53
Lampiran 9 :Uji pH Sediaan.................................................................. 54
Lampiran 10 :Uji Daya Oles Sediaan ...................................................... 55
Lampiran 11 :Uji Iritasi Sediaan ............................................................. 56
Lampiran 12 :Uji Kesukaan (Hedonik) Sediaan ..................................... 57
Lampiran 13 :Uji Stabilitas Sediaan........................................................ 58
Lampiran 14 :Suhu Kamar ...................................................................... 59
Lampiran 15 : Desain Kotak Sediaan ...................................................... 60
Lampiran 16 : Daftar panelis Uji kesukaan ............................................. 61
Lampiran 17 : Data Kuisioner Panelis .................................................... 62
Lampiran 18 : Lembar Pengajuan Judul Skripsi ..................................... 64
Lampiran 19 : Lembar Konsultasi Pembimbing I (Proposal) ................. 65
Lampiran 20 : Lembar Konsultasi Pembimbing II (Proposal) ................ 66
Lampiran 21 : Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi Proposal) ........... 67
Lampiran 22 : Lembar Permohonan Izin Penelitian ............................... 68
Lampiran 23 : Lembar Surat Balasan Penelitian ..................................... 69
Lampiran 24 : Lembar Permohonan Ethical Clearance .......................... 70
Lampiran 25 : Lembar Ethical Clearance ............................................... 71
Lampiran 26 : Lembar Konsultasi Pembimbing I (Skripsi) .................... 72
Lampiran 27 : Lembar Konsultasi Pembimbing II (Skripsi)................... 73
Lampiran 28 : Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi Skripsi) .............. 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kosmetik telah dikenal oleh manusia khususnya para kaum wanita pada
zaman mesir kuno yaitu 5 abad sebelum masehi untuk berbagai tujuan, seperti
ritual acara keagamaan, menghiasi mayat, dan untuk meningkatkan penampilan
agar lebih cantik dan menarik(1).
Di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh
sebelum zaman penjajahan Belanda. Kosmetik dewasa ini sudah menjadi
kebutuhan primer bagi hampir seluruh wanita dan sebagian pria(2).Kosmetika
adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar
tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau
gigi dan mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara
tubuh pada kondisi baik(3).
Awal abad ke-19, saat terjadi Revolusi Industri di Eropa atau Amerika,
ditemukan berbagai bahan baru sintetis dan mulai diperkenalkan mesin-mesin
produksi baru bertenaga listrik yang dapat menghemat waktu dan tenaga,
sehingga produksi kosmetika secara tradisional mulai ditinggalkan. Kosmetika
modern mulai mendominasi pasar pada awal abad ke-20(4).Penggunaan kosmetik
adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambah daya tarik agar lebih
disukai orang lain(5). Salah satu sediaan kosmetik yang digemari oleh kaum
wanita ialah pewarna bibir(6).Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang
2
digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat
meningkatkan estetika dalam tata rias wajah.Terdapat dalam berbagai bentuk,
seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir dalam bentuk cairan dan krim
umumnya akan memberikan selaput yang tidak tahan lama dan mudah terhapus
dari bibir sehingga tidak begitu digemari orang terutama jika dibandingkan
dengan pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir bentuk krayon lebih
dikenal dengan nama lipstik(7).
Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang
padat (stick) yang dibentuk dari minyak, lilin dan lemak. Hakikat fungsinya
adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, semerah delima merekah,
yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik. Tetapi
kenyataannya warna lain pun mulai digemari orang, sehingga corak warnanya
sekarang sangat bervariasi mulai dari warna kemudaan hingga warna sangat tua
dengan corak warna dari merah jambu, merah jingga, hingga merah biru, bahkan
ungu(8).
Selain lipstik, kosmetik yang mulai digemari saat ini yaitu kosmetik lip
cream.Seiring dengan perkembangan zaman lip cream semakin banyak
dipasarkan dan digemari oleh masyarakat karna sifatnya yang melembabkan dan
mengkilat. Lip cream umumnya sama dengan lipstik. Lipstik berbentuk padat
sedangkan lip cream berbentuk cair. Walaupun begitu, lip cream tidak sama
dengan pengkilap bibir (lip gloss). Berbeda dengan pengikap bibir (lip gloss) yang
cenderung mengkilat (glossy), lip cream memberikan tampilan matte maupun
semi- matte seperti lipstick(9).
3
Lip cream merupakan sediaan lipstik berbentuk cair yang dapat
melembabkan bibir dalam waktu yang lama dibandingkan dalam bentuk padat,
serta menghasilkan warna yang lebih merata pada bibir. Hal ini disebabkan kadar
minyak yang tinggi dalam lip cream dapat membantu melembabkan bibir. Jenis
lipstik ini cenderung mengandung lebih banyak kandungan lilin sehingga dapat
berfungsi sebagai pelindung bibir dari sinar matahari langsung(10).
Dalam formulasi sediaan lip cream salah satu bahan yang paling penting
ialah pewarna. Penerapan warna sangat penting untuk meningkatkan mutu sediaan
dan menarik konsumen. Akan tetapi, banyaknya zat pewarna kimia yang
berbahaya seperti berbahan dasar coal tar colors (tar batubara) dapat
menyebabkan alergi, mual, dermatitis, dan pengeringan bibir dikarenakan lipstik
sering dikonsumsi oleh pengguna(11).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dinar Assy,dkk
(2017) formulasi lip cream dengan pewarna alami dari bunga rosella (Hibiscus
sabdariffa L.). Sediaan lip cream terbaik didapatkan pada formula 3 yaitu formula
yang mengandung thickener carnauba waxtunggal dengan konsentrasi 15%
berdasarkan evaluasi uji hedonik, uji daya sebar, uji homogenitas serta uji iritasi
menyatakan bahwa sediaan lip cream dengan pewarna alami ekstrak bungga
rosella tidak menimbulkan iritasi(10).
Karena berbagai macam efek samping penggunaan pewarna sintetik
tersebut, maka zat warna alami semakin dibutuhkan keberadaannya karena
dianggap lebih aman dibandingkan dengan pewarna sintetik. Salah satu
4
tanamanyang dapat digunakan sebagai pewarna alami adalah umbi bit (Beta
vulgaris L.)(12).
Betalain merupakan zat warna yang penting dalam umbi bit yang tersusun
atas dua kelas senyawa. Dua kelas zat warna senyawa betalain tersebut ialah
betanin (pigmen merah violet betasianin) dan vulgaxanthine (pigmen kuning
betaxanthin)(11). Betasianin bersifat larut dalam air membentuk larutan berwarna
merah.Stabil dalam larutan panas (60oC), cahaya dan udara terbuka. Senyawa
tersebut lebih stabil pada kondisi pH 3,5-5,0. Pigmen betasianin berwarna merah
dan betaxantin berwarna kuning (13).
Betalain merupakan pewarna alami yang banyak digunakan pada produk
pangan. Pigmen ini banyak dimanfaatkan karena kegunaannya selain sebagai
pewarna juga sebagai antioksidan dan radical savenging sebagai perlindungan
terhadap gangguan akibat stres oksidatif(14).Betalain merupakan senyawa larut
air, sehingga dapat digunakan air sebagai pelarut dalam proses ekstraksi(11).
Pada penelitian terdahulu oleh Lutfia, Sutyasningsih dan Widayanti (2014)
menggunakan ekstrak kental umbi bit dengan konsentrasi 15%, 20%, 25% sebagai
bahan pewarna alami pada sediaan lipstik batang. Konsentrasi lazim colorant
umumnya merupakan pewarna sintetik yang biasanya digunakan pada konsentrasi
yang lebih rendah dibandingkan pewarna alami karena lebih mudah mengiritasi
pada konsentrasi yang tinggi dan warna yang dihasilkan lebih kuat. Penelitian lain
dilakukan oleh Kruthika dkk (2014) dengan memanfaatkan ekstrak kental umbi
bit dengan konsentrasi 17% sebagai pewarna menghasilkan lipstik yang lebih
banyak disukai panelis karena memberikan warna merah terang, mudah dioleskan,
5
dan tidak menimbulkan iritasi dan bersifat stabil pada penyimpanan.Maka pada
penelitian ini peneliti tertarik untuk menggunakan konsentrasi sari umbi bit yaitu
15%, 20%, 25%, dengan melakukan pengujian terhadap sifat mutu fisik yaitu
organoleptik, pH, homogenitas, uji stabilitas, serta terhadap efektivitasnya yaitu
daya oles, daya lekat, daya sebar dan uji iritasi. Betalain dapat dimanfaatkan
sebagai pewarna alami dalam lipstik dan juga didukung oleh beberapa penelitian
terdahulu yang memanfaatkan umbi bit sebagai pewarna dalam lisptik(15).
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dituliskan tersebut dapat
dirumuskan suatu permasalahan yaitu:
a. Apakah zat warna dari sari umbi bit (Beta vulgaris L.) dapat digunakan
sebagai pewarna alami dalam formulasi sediaan lip cream?
b. Bagaimana pengaruh konsentrasi sari umbi bit (15%, 20%, 25%) dalam
sediaan lip cream terhadap sifat mutu fisik dan efektivitasnya.
1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
a. Sari umbi bit (Beta vulgaris L) dapat digunakan sebagai pewarna
alamidalam sediaan lip cream.
b. Terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak kental umbi bit (15%, 20%, 25%)
dalam sediaan lip cream terhadap sifat mutu fisik dan efektivitasnya.
6
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk membuat sediaan lip cream dengan menggunakan zat warna alami
dari sari umbi bit (Beta vulgaris L).
b. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sari umbi bit (15%, 20%, 25%)
dalam sediaan lip cream terhadap sifat mutu fisik dan efektivitasnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan manfaat umbi
bit (Beta vulgaris L) sebagai pewarna alami dalam sediaan lip cream.
1.6 Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter
Gambar 1.1. Kerangka Konsep
1. Uji organoleptis
2. Uji pH
3. Homogenitas
Sifat Mutu Fisik Formulasi sediaan
Lip Cream ekstrak
umbi Bit (Beta
vulgaris L) dengan
konsentrasi 15%,
20%, 25%
1. Uji daya oles
2. Uji daya sebar
3. Uji daya lekat
4. Uji iritasi
5. Uji stabilitas
6. Uji hedonik
Efektivitas
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umbi Bit (Beta vulgaris L)
2.1.1. Deskripsi Umbi Bit (Beta vulgaris L)
Tanaman bit (Beta vulgaris L.) dibudidayakan di seluruh dunia untuk
dimanfaatkan akarnya untuk dikonsumsi dan sebagai pewarna alami makanan. Bit
merupakan tanaman yang ukurannya tergolong kecil dan berdaun lebar berwarna
hijau gelap. Akar atau umbi bit akan matang dan dapat dipanen setelah 50-60 hari
dengan berat sekitar 100-150 gram. Warna merah buah bit disebabkan oleh
kandungan pigmen betalain yaitu betacyanin (merah keunguan) dan betaxanthin
(kuning). Pigmen tersebut saat ini telah banyak dimanfaatkan sebagai pewarna
alami makanan seperti pengolahan daging, kue kukus, es krim, permen, dan
yogurt. Selain penggunaannya sebagai pewarna makanan, buah bit juga
dikonsumsi sebagai penyedia bahan antioksidan dalam diet harian.
Saat ini negara Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa seperti
Perancis, Polandia, dan Jerman merupakan produsen utama buah bit untuk seluruh
dunia. Selain karena buah bit memang berasal dari daerah tersebut, iklim yang
sesuai dan proses penanaman yang baik menyebabkan buah bit banyak dijumpai
disana. Belum ada data yang valid tentang buah bit di Indonesia. Namun, tanaman
bit dapat dengan mudah ditemukan di daerah pegunungan yang bersuhu rendah
(16).
8
Gambar 2.1. Umbi Bit (Beta vulgaris L)
2.1.2. Klasifikasi umbi bit (Beta vulgaris L)
Dalam taksonomi tumbuhan, Beta vulgaris L diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Chenopodiaceae
Genus : Beta
Spesies : Beta vulgaris L(17).
2.1.3. Nama umum
Di Indonesia tumbuhan Beta vulgaris L. dikenal dengan nama umbi bit
atau bit merah, sedangkan di Eropa (Beetroot) danAfrika (sugar beet)(18).
9
2.1.4. Jenis-jenis bit
Bit merah (Beta vulgaris L) terbagi dalam 2 bagian yaitu :
a. Bit Putih atau Bit Potong (Beta vulgaris L. Var. cicla L)
Tanaman ini ditanam khusus untuk menghasilkan daun besar, berdaging
renyah, separuh keriting, dan mengkilat ketimbang umbinya.Tulang
daunnya besar dan berwarna.Warna tulang daun biasanya putih, merah
atau hijau.Warna lembar daun berkisar dari hijau muda hingga hijau
tua.Dimana umbinya berwarna merah keputih-putihan.
b. Bit merah (Beta vulgaris L. Var. Rubra L)
Varietas yang warna umbinya merah tua. Jenis bit ini sudah banyak
ditanam di beberapa daerah dataran tinggi di Indonesia(19).
2.1.5. Kandungan kimia umbi bit
Kandungan dalam umbi merah (Beta vulgaris L) adalah sbb :
a. Asam Folat
b. Kalium
c. Serat
d. Vitamin C
e. Magnesium
f. Zat Besi
g. Tembaga
h. Fosfor
i. Caumarin
j. Betasianin (20).
10
2.1.6. Betalain
Warna merah bit segar disebabkan oleh pigmen betasianin suatu senyawa
yang mengandung nitrogen dengan sifat kimia sama dengan antosianin, 70-90%
betasianin adalah betanin. Bit juga mengandung betaxantin, suatu pigmen
berwarna kuning.
Betalain adalah zat warna alami yang berwarna merah, mengandung 2
komponen yaitu : betasianin berwarna merah dan beta-xanthin yang berwarna
kuning. Zat warna betalain ini bersifat polar, sehingga larut dalam pelarut polar.
Pigmen betalain yang diproduksi dalam skala besar hanya berasal dari Beta
Vulgaris L. Betalain dari akar bit (Beta Vulgaris L) telah diketahui memiliki efek
antiradikal dan aktivitas antioksidan yang tinggi sehingga mewakili kelas baru
yaitu dietary cationized antioxidant . Betalain dapat digunakan sebagai pewarna
makanan dan pewarna alami pada kosmetika (21).
2.2. Bibir
Bibir adalah bagian wajah yang sensitif.Tidak seperti kulit yang
memilikipelindung dari sinar matahari, bibir tidak memiliki pelindung.Oleh
karena itu,saat udara terlalu panas atau terlalu dingin, bibir bisa menjadi kering
dan pecah-pecah.Selain tidak enak dipandang, bibir yang pecah-pecah juga
menimbulkanrasa nyeri dan tidak nyaman.Bibir kering dan pecah-pecah
merupakan gangguan yang umum terjadipada bibir.Penyebab umum terjadinya
bibir kering dan pecah-pecah yaitukerusakan sel keratin karena sinar matahari dan
dehidrasi.Sel keratin merupakansel yang melindungi lapisan luar pada
bibir.Paparan sinar matahari menyebabkan pecahnya lapisan permukaan sel
11
keratin. Sel keratin yang pecah akan rusak. Selyang rusak akan terjadi secara terus
menerus sampai sel tersebut terkelupas dantumbuh sel yang baru(22).
Bibir tiap orang apapun warna kulitnya, berwarna merah. Warna merah
disebabkan warna darah yang mengalir didalam pembuluh di lapisan bawah kulit
bibir. Pada bagian ini warna itu terlihat lebih jelas karena pada bibir tidak
ditemukan satu lapisan paling luar, yaitu lapisan stratum corneum (lapisan
tanduk). Jadi kulit bibir lebih tipis dari kulit wajah, karena itu bibir jadi lebih
muda luka dan mengalami pendarahan. Disamping itu, karena kulitnya yang tipis,
saraf yang mengurus sensasi pada bibir menjadi lebih sensitif.
Kosmetik sediaan bibir selain untuk merias bibir ternyata disertai juga
dengan bahan untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang rusak,
misalnya sinar ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu lipstik,
krim bibir (lip cream), pengkilap bibir (lip gloss), penggaris bibir (lip liner), dan
sip sealer (23).
Gambar 2.2. Bibir
12
2.3. Kosmetik
2.3.1 Pengertian kosmetik
Kosmetik berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”.
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari
bahan-bahan alami yang terdapat disekitar. Sekarang kosmetik dibuat tidak hanya
dari bahan alami tetapi juga bahan sintetis untuk maksud meningkatkan
kecantikan. Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan
organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau
badan atau melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik.
Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat adalah untuk
kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make up, meningkatkan rasa
percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan
sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan secara
umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup (24).
2.3.2 Manfaat kosmetik
Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat
adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh
yang paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan demikian
pemakaian kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif akan
sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Berdasarkan penggolongannya,
13
kosmetika dibagi menjadi 2 golongan utama yaitu kosmetika perawatan kulit (skin
care) dan kosmetika dekoratif (tata rias/make up) (25).
2.3.3 Kosmetik perawatan kulit (skin care)
Kosmetik perawatan kulit (skin-care cosmetics) jenis ini perlu untuk
merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Antara lain, kosmetik untuk
membersihkan kulit (cleanser), kosmetik untuk melembabkan kulit
(mouisturizer), kosmetik pelindung kulit, Kosmetik untuk menipiskan atau
mengampelas kulit (peeling) (26).
2.3.4 Kosmetik dekoratif
Tujuan awal penggunaan kosmetik adalah mempercantik diri yaitu usaha
untuk menambah daya tarik agar lebih disukai orang lain. Usaha tersebut dapat
dilakukan dengan cara merias setiap bagian tubuh yang terlihat sehingga tampak
lebih menarik dan sekaligus juga menutupi kekurangan (cacat) yang ada.
Tranggono dan Latifah (2007) membagi kosmetik dekoratif dalam dua
golongan besar, yaitu:
1. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan
pemakaiannya sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye
shadow, dan lain-lain.
2. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu
yang lama baru luntur, misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut,
pengeriting rambut, dan preparat penghilang rambut (25).
Menurut Wasitaatmadja (1997) berdasarkan bagian tubuh yang dirias,
kosmetika dekoratif dibagi menjadi :
14
a. Kosmetika rias kulit (Wajah)
Kosmetika rias kulit wajah terdiri dari :
1. Bedak (skin/face powder)
2. Pemerah pipi padat (Compact rouge)
3. Krim pemerah pipi (Rouge cream)
4. Pemerah pipi cair (Fluid rouge)
5. Kamuflase (theater).
Perbedaan antar kosmetika tersebut terletak pada bahan dasar dan zat
warna. Konsentrasi zat warna dan bahan dasar akan menentukan bentuk
dan daya rias suatu kosmetika rias.
b. Kosmetika rias rambut
Rias rambut mempunyai sediaan kosmetika yang paling banyak ragamnya,
mungkin karena rambut adalah mahkota kecantikan seorang wanita.
Rambut dapat diganti warna, bentuk, banyak, bahkan baunya.
c. Kosmetika rias mata
Mata merupakan organ tubuh yang sering dinilai keindahannya dalam
penampilan sesorang. Estetika dari mata sering menjadi bahan ucapan,
tulisan atau lukisan baik dalam lagu cinta, novel, puisi, atau lukisan wanita
cantik jelita. Rias mata merupakan hal yang tidak dapat dilupakan begitu
saja apabila seseorang ingin berpenampilan lebih, tentu dengan selalu
mempertimbangkan kondisi, keperluan dan tujuan yang ingin dicapai.
Bagian-bagian mata yang perlu dirias, yaitu: kelopak mata (eye lid), bulu
mata (eye lash), dan alis mata (eye brow).
15
d. Kosmetika rias kuku
Meskipun sempit, kuku juga tidak ketinggalan untuk dirias guna
meningkatkan penampilan. Yang termasuk kosmetika rias kuku, yaitu: cat
dan vernis kuku (nail lacquer), penghapus cat kuku (nail lacquer
remover), penghilang dan pelunak kutikel kuku (cuticle remover and
softener), krim kuku (nail cream).
e. Kosmetika rias bibir.
Bagi bibir yang begitu sempit ternyata tersedia berbagai macam kosmetika
rias. Mungkin karena bibir dianggap sebagai bagian penting dalam
penampilan seseorang maupun alat seksual yang paling cukup diandalkan.
Ada beberapa macam kosmetika rias bibir, yaitu: lipstick dan lip crayon,
krim bibir (lip cream), pengkilap bibir (lip gloss), penggaris bibir (lip
liner) dan lip sealers (27).
2.4. Krim bibir (lip cream)
Krim bibir (lip cream) digunakan untuk melumasi bibir agar tidak mudah
kering dan pecah-pecah. Bagi bibir yang tidak begitu bersinar diperlukan
pengkilap bibir (lip gloss) yang dapat membuat bibir terlihat mengkilap. Krim
bibir digunakan pada keadaan udara terlalu kering, umpamanya musim dingin
atau terlalu panas untuk mencegah penguapan air dari sel epitel mukosa bibir.
Krim bibir biasanya dibuat dengan mengurangi jumlah lilin dan
menambah jumlah minyak serta memakai lilin yang lebih rendah titik leburnya
(27).Lip cream lebih diminati oleh konsumen karena dapat melembabkan bibir
16
dalam waktu lama dibandingkan dalam bentuk padat, dan menghasilkan warna
yang lebih homogen atau merata pada bibir.
2.5. Komponen dalam sediaan krim bibir (lip cream)
a. Minyak jarak (Oleum ricini)
Minyak jarak adalah minyak yang diperoleh dari biji Ricinus communis L.
Pemeriannnya berupa cairan kental, transparan, kuning pucat atau hampir tidak
berwarna; bau lemah, bebas dari bau asing dan tengik; rasa khas. Kelarutannya
yaitu larut dalam etanol; dapat bercampur dengan etanol mutlak, dengan asam
asetat glasial, dengan kloroform dan dengan eter. Minyak jarak digunakan untuk
melembabkan bibir.(28).
b. Lilin lebah (Beeswax)
Lilin lebah kuning (yellow beeswax) merupakan lilin yang dihasilkan dari
sarang lebah Apis malifera L. Atau spesies Apis lainnya. Mengandung lebih
kurang 70% ester, terutama miristil palmitat. Disamping itu juga mengandung
asam bebas, hidrokarbon, ester kolesterol dan zat warna.
Beeswax terdiri dari berbagai monoester, diester, ester hidroksilasi,
hidrokarbon, dan asam lemak bebas. Komposisi ini yang menyebabkan beeswax
lebih cenderung ke bentuk wax dibandingkan lemak, karena sebagian besar terdiri
dari ester dan hidrokarbon rantai panjang yang merupakan komponen utama wax.
Lilin lebah kuning berupa padatan berwarna kekuningan atau kuning
kecoklatan, berbau seperti madu, rapuh bila dingin, dan liat bila dipanaskan.
Mempunyai titik leleh 62 – 65oC, praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam
alkohol panas, kloroform, benzen, eter, dan karbon disulfida.
17
Lilin lebah (beeswax) kuning yang diputihkan disebut lilin lebah putih
(white beeswax), yang berwarna putih kekuningan dengan rasa sedikit berbeda
dari lilin lebah kuning, sedangkan sifat yang lainnya sama dengan lilin lebah
kuning.
White beeswax memiliki pemerian berupa zat padat; lapisan tipis; bening;
warna putih kekuningan; bau khas lemah. Kelarutan: praktis tidak larut dalam air;
agak sukar larut dalam etanol (95%); larut dalam kloroform, larut dalam ester,
dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri.
Berdasarkan Material Safety Data Sheet, beeswax dalam penyimpannya
harus dijauhkan dari sumber api, disimpan dalam wadah tertutup rapat, dan
diletakkan pada tempat yang sejuk dan memiliki ventilasi udara. Potensi toksisitas
dari beeswax antara lain dapat menyebabkan iritasi ringan bila kontak dengan
mata, kulit, bila tertelan dan terhirup.
Beeswax banyak digunakan dalam sediaan krim dan sediaan bentuk
batang, seperti lipstik. Beeswax dapat digunakan untuk menaikkan titik leleh
dalam sediaan lipstik. Beeswax merupakan pengkilat yang baik dan dapat
membantu membentuk masa yang homogen. Stabilitas dalam Beeswax
membuatnya menjadi wax yang sangat baik untuk sediaan kosmetik dan
perawatan kulit(29).
c. Lilin carnauba (Carnauba wax)
Carnauba wax berasal dari Carnauba palm (Copernicia prunifera)
berbentuk serbuk berwarna coklat terang hingga kuning muda, tidak berbau dan
tidak berasa. Carnauba wax mengandung asam lemak (80-85%), alkohol lemak
18
(10-15%), asam-asam (3-6%) dan hidrokarbon (1-3%). Ciri khas dari Carnauba
wax yaitu esterified fatty diols (sekitar 20%), hydroxilated fatty acids (sekitar 6%)
dan asam sinamat (sekitar 10%). Memiliki titik lebur sekitar 85oC. Larut dalam
kloroform hangat, dan toluene hangat, sedikit larut dalam etanol (95%), praktis
tidak larut dalam air.
Fungsi dari Carnauba wax yaitu sebagai bahan penyalut dalam formula
kosmetik seperti lipstick, eyeliners, mascara, eye shadows, foundations, skin care,
sun care, sebagai bahan penyalut dalam formula kosmetik membuat sediaan lebih
mengkilap, dan memiliki sifat pengemulsi yang baik, bahan stabil dan harus
tersimpan di tempat yang tertutup, sejuk, atau kering, dalam jumlah kecil
Carnauba wax dapat meningkatkan titik lebur dan kekerasan lip cream(30).
d. Lanolin
Lanolin merupakan zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh dari bulu
domba Ovis aries L. yang dibersihkan dan dihilangkan warna dan baunya.
Mengandung air tidak lebih dari 0,25 %. Pemeriannya yaitu massa seperti lemak,
lengket, warna kuning, bau khas. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air, dapat
bercampur dengan air lebih kurang dua kali beratnya, agak sukar larut dalam
etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter, dan dalam
kloroform. Suhu leburnya yaitu antara 38o dan 44
oC. Lanolin digunakan untuk
memberikan kesan lembab pada bibir.(8).
e. Metil paraben
Pemeriannya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur,
putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar.
19
Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol
dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol. Suhu
leburnya antara 125oC hingga 128
oC. Khasiatnya adalah sebagai zat tambahan
(zat pengawet)(28).
f. Minyak mawar (Oleum rosae)
Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan
uap bunga segar Rosa gallica L., Rosa damascena Miller, Rosa alba L., dan
varietas Rosa lainnya. Pemeriannya yaitu berupa cairan tidak berwarna atau
kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25oC kental, dan jika
didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika
dipanaskan mudah melebur. Kelarutannya yaitu larut dalam kloroform dan berat
jenisnya yaitu antara 0,848 sampai 0,863. Minyak mawar sebagai parfum pada
sediaan(31).
g. Kaolin
Kaolin digunakan sebagai texturizer dalam formula. Texturizer adalah zat
yang digunakan untuk memperbaiki tekstur dengan memberikan sensasi
creaminess, kejelasan, ketebalan, viskositas, dan berbagai karakteristik lainnya.
Kaolin memiliki kemampuan melindungi dan anti-caking yang baik untuk
menstabilkan sediaan lip cream pada penyimpanan jangka panjang (10).
h. Tokoferol
Tokoferol digunakan sebagai antioksidan pada formulasi. Antioksidan
digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain yang rawan
terhadap reaksi oksidasi (10).
20
i. Titanum dioksida
Pigmen titanium dioksida (TiO2) merupakan serbuk putih dengan daya
peng”opak” yang tinggi. Dapat digunakan pada makanan, kosmetika, dan
pelindung kulit dari sinar UV. Titanium dioksida sangat aman digunakan.
Penambahan titanium dioksida ini untuk memperbaiki corak warna yang
dikehendaki pada lip cream (8).
j. Butil hidroxi toluen (BHT)
Butil hidrokxi toluen (BHT) memiliki pemerian yaitu hablur padat, putih,
bau khas lemah. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air dan dalam
propilenglikol, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter. Butil
Hidroxi Toluen digunakan sebagai antioksidan pada sediaan (22).
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
eksperimental laboratorium, dimana dapat dilihat pada variabel bebas yaitu
formulasi sediaan lip creamsari umbi bit (Beta vulgaris L) dengan konsentrasi
15%, 20%, 25% terhadap sifat mutu fisik dan efektivitasnya.
3.2. Waktu dan tempat penelitian
3.2.1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret-Juni 2019.
3.2.2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium kosmetologi Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
3.3. Populasi dan sampel
3.3.1. Populasi penelitian
Populasi penelitian adalah umbi bit (Beta vulgaris L) yang segar yang
terdapat di pasar buah Berastagi.
3.3.2. Sampel penelitian
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu tanpa
membandingkan dengan tumbuhan yang sama dari daerah lain.Sampel diambil
dari pasar buah Brastagi, Kabupaten Karo.
22
3.4. Alat dan bahan
3.4.1. Alat
Pisau, parutan, saringan, lumpang dan alu, timbangan, spatula, cawan
penguap, kertas perkamen, batang pengaduk, pipet tetes, gelas arloji, penjepit
tabung , timbangan, objek gelas, anak timbangan 50 dan 100 g, pengaris, beaker
glass, pH meter, penangas air, ceret listrik, sudip, wadah lip cream, dan alat-alat
gelas di laboratorium.
3.4.2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah umbi bit (Beta vulgaris L) sebagai pewarna
alami, oleum ricini, beeswax, carnauba wax, lanolin, kaolin, tokoferol, titanium
dioksida, metil paraben, oleum rosae, butil hidroxi toluen (BHT), bufer asam,
bufer basa, bufer netral dan aquadest.
3.5. Prosedur
3.5.1. Pengambilan sari umbi bit (Beta vulgaris L)
Sampel umbi bit dibersihkan kemudian dikupas, dipotong-potong,
ditimbang, lalu diparut menggunakan parutan kemudian disaring.
3.5.2. Pembuatan formula lip cream ekstrak umbi bit (Beta vulgaris L)
Formula yang digunakan dalam pembuatan sediaan lip cream ini
menggunakan formula lip cream menurut Wasitaatmadja (1997).
23
Tabel 3.1.Formula standar lip cream
BahanLip Cream Jumlah
Minyak kastor 60,0
Candelilla wax 0,70
Beeswax 0,70
Carnauba wax 0,30
Ozokerit 0,30
Lanolin 0,50
Flauresein 0,30
Warna 0,20
Parfum Qs
Tabel 3.2.Rancangan Formula
Bahan Lip Cream Formula
F0 F1 F2 F3
Ekstrak umbi bit 15% 20% 25%
Minyak kastor 2,2 2,2 2,2 2,2
Beeswax 0,25 0,25 0,25 0,25
Carnauba wax 0,25 0,25 0,25 0,25
Lanolin 0,25 0,25 0,25 0,25
Kaolin 1,2 1,2 1,2 1,2
Tokoferol 0,10 0,10 0,10 0,10
Titanum dioksida 0,25 0,25 0,25 0,25
Butil hidroxi toluene 0,5 0,5 0,5 0,5
Metil paraben Qs Qs Qs Qs
Oleum rosae Qs Qs Qs Qs
Jumlah 5 5,75 6 6,25
Keterangan:
F0 : Blanko
F1 : Sediaan mengandung ekstrak umbi bit 15%
F2 : Sediaan mengandung ekstrak umbi bit 20%
F3 : Sediaan mengandung ekstrak umbi bit 25%
24
3.5.3. Prosedur pembuatan lip cream
1. Timbang semua bahan
2. Panaskan lumpang
3. Lebur diatas penangas air beeswax, carnauba wax, dan lanolin
4. Sari umbi bit dipanaskan diatas penangas air didalamnya dilarutkan
titanium dioksida diaduk sampai larut.
5. Dalam lumpang panas masukkan minyak dan lilin yang sudah dilebur
kemudian gerus, tambahkan sedikit demi sedikit kaolin sampai terbentuk
masa seperti krim
6. Tunggu beberapa menit sampai lumpang dingin masukkan sari umbi bit
gerus homogen.
7. Masukkan kedalam lumpang Butil hidroxi toluen gerus homogen
8. Masukkan tokoferol, metil paraben dan oleum rosae kedalam lumpang
gerus homogen.
9. Setelah semua homogen masukkan kedalam wadah lip cream.
3.6. Parameter uji
3.6.1. Uji organoleptis
Pengamatan organoleptik adalah untuk pengenalan awal sederhana yang
objektif mengenai tekstur, warna, dan bau dari sediaan lip cream. Sediaan yang
baik harus menunjukan tekstur, warna, dan aroma yang halus dan merata (10)
25
3.6.2. Uji pH
Masing-masing sediaan dari tiap formula pewarna bibir yang dibuat dari
sari umbi bit berbagai konsentrasi diperiksa pH-nya untuk mengetahui keamanan
sediaan. Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter.
Dilakukan dengan mengambil 1 gram sampel kemudian dilarutkan dalam 100 ml
aquadest (23).
3.6.3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ke 3 lip cream dilakukan dengan menempatkan sejumlah
0,5 gram masing - masing lip cream ke atas permukaan kaca objek. Sediaan yang
baik harus menunjukan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butir-
butir kasar.
3.6.4. Daya Oles
Daya oles ditentukan dengan cara mengoleskan lip cream pada lengan
sebanyak 5 kali kemudian diamati warna lip cream yang menempel pada lengan.
Sediaan lip cream dikatakan mempunyai daya oles jika warna yang menempel
pada kulit lengan banyak dan merata (7).
3.6.5. Daya Sebar
Daya sebar dilakukan untuk mengetahui seberapa cepat penyebaran lip
cream pada saat digunakan. Sehingga penggunaan lip cream lebih mudah
diaplikasikan pada bibir. Lip cream dikatakan mudah menyebar apabila diameter
sekitar 5-7 cm. Uji daya sebar dilakukan dengan meletakkan sampel diatas kaca
objek kemudian diratakan dengan menggunakan kaca objek yang lainnya,
kemudian diberikan beban diatas kaca objek 150 gram dan dihitung diameternya.
(10).
26
3.6.6. Daya Lekat
Daya lekat memiliki pengertian berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh
lip cream untuk dapat melekat pada bibir. Semakin besar nilai respon daya lekat
yang dihasilkan berarti waktu yang dibutuhkan oleh lip cream untuk dapat
melekat pada bibir semakin banyak. Begitu sebaliknya. Semakin kecil nilai daya
lekat, berarti semakin sedikit waktu yang dibutuhkan lip cream untuk dapat
melekat pada bibir (29).
3.6.7. Uji Iritasi
Uji iritasi adalah untuk menentukan adanya efek iritasi pada kulit serta
untuk menilai dan mengevaluasi karakteristik suatu zat apabila tepapar pada kulit.
Prinsip uji iritasi adalah pemaparan sediaan uji dalam dosis tunggal pada kulit
dengan area kulit yang tidak diberi perlakuan berfungsi sebagai kontrol. Tanda-
tanda yang ditimbulkan reaksi kulit tersebut umumnya sama, yaitu akan tampak
kulit kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak (10).
3.6.8. Uji Stabilitas
Uji stabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lamannya waktu
simpan suatu sediaan dipasaran. Pengujian diamati mengenai perubahan tekstur,
warna, bau dan homogenitasnya. Pengujian diamati selama 8 minggu dengan suhu
340C (10)
3.6.9. Uji kesukaan/hedonik
Uji kesukaan dilakukan dengan menggunakan panelis sebanyak 20 orang
panelis. Panelis berjenis kelamin wanita dengan usia 18-23 tahun. Penilaian uji
kesukaan dibuat dalam bentuk kuisioner.
27
Tabel 3.3. Kuisioner Uji Kesukaan
Data Panelis :
Sex :
Umur :
Formula
Lip Cream Kuisioner Penilaian Uji Kesukaan
Total
Skor
Interprestasi
Data
Tekstur
Lip Cream
Warna Lip
Cream
Aroma Lip
Cream
F1
F2
F3
Keterangan Dasar Penelitian : Keterangan Total Skor dan Interprestasi Data
Tidak Suka : 1 Tidak Suka : Skor 1-3
Kurang Suka : 2 Kurang Suka : Skor 4-6
Suka : 3 Suka : Skor 7-9
Sangat Suka : 4 Sangat Suka : Skor 10-1
a) Cara pengisian form kuisioner oleh panelis:
1. Para panelis diberikan formulasi lip cream yang berbeda-beda untuk
di uji kesukaannya.
2. Penilaian uji kesukaan berdasarkan tekstur lip cream, warna lip cream
dan aroma lip cream. Untuk masing-masing panelis memberikan skor
1-4
b) Cara pengisian interprestasi data oleh panelis
1. Untuk masing-masing form kuisioner di hitung total skor, kemudian di
interprestasikan datanya berdasarkan skor
2. Kemudian di buat rekapitulasi data sebagai hasil akhir uji kesukaan.
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Formulasi sediaan lip cream yang dibuat dengan konsentrasi sari umbi bit
(Beta vulgaris L) yang bevariasi 15%, 20%, dan 25% menghasilkan perbedaan
terhadap warna sediaan lip cream. Lip cream dengan konsentrasi sari umbi bit
15% menghasilkan warna pink muda, konsentrasi 20% menghasilkan warna pink
(merah muda), konsentrasi 25% menghasilkan warna pink tua. Namun,
keseluruhan sediaan dengan konsentrasi yang bervariasi memiliki tekstur setengah
padat dan menghasilkan aroma khas Oleum rosae.
4.2. Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Sediaan
4.2.1. Uji Organoleptis Sediaan
Data hasil pemeriksaan organoleptis sediaan dapat dilihat pada Table 4.1
berikut ini.
Tabel 4.1.Data Hasil Uji Organoleptis Sediaan
Uji Formula
Organoleptis F0 F1 F2 F3
Tekstur Setengah
padat
Setengah
padat
Setengah
padat
Setengah
padat
Warna Putih Pink muda Pink tua Pink tua
Aroma Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae
Berdasarkan hasil data diatas pemeriksaan organoleptis sediaan
menunjukkan bahwa sediaan F0-F3 memiliki tekstur setengah padat, dengan warna
yang bervariasi F0 (blanko)berwarna putih, F1 pink muda, F2 pinktua dan F3pink
tua serta memiliki aroma khas Oleum rosae secara keseluruhan.
29
4.2.2. Uji pH Sediaan
Hasil pengukuran pH sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2. Data Hasil Uji pH Sediaan
Formula Lip Uji pH
Cream
F0 5,3
F1 5,9
F2 6,0
F3 6,3
Gambar 4.1. Grafik Uji pH
Berdasarkan hasil pemeriksaan sediaan lip cream tanpa sari umbi bit (F0)
memiliki pH 5,3. Sedangkan sediaan yang dibuat dengan menggunakan sari umbi
bit memiliki pH 5,9-6,3 (F1-F3).
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
F0 F1 F2 F3
Uji pH
UJI PH
30
4.2.3. Uji Homogenitas Sediaan
Data hasil pemeriksaan homogenitas sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.3
berikut ini.
Tabel 4.3. Data Hasil Uji Homogenitas Sediaan
Formula Lip Uji Homogenitas (+/-)
Cream
F0 +
F1 +
F2 +
F3 +
Keterangan :+ : Homogen
- : Tidak Homogen
Berdasarkan data diatas pemeriksaan uji homogenitas semua formula lip
cream memiliki susunan yang homogen. Hal ini ditandai dengan tidak adanya
butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan.
4.3. Hasil Pemeriksaan Efektivitas Sediaan
4.3.1. Daya Oles Sediaan
Data hasil pemeriksaan daya oles sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.4
berikut ini.
Tabel 4.4. Data Hasil Uji Daya Oles Sediaan
Daya Oles Formula Lip Cream
F0 F1 F2 F3
1. Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
2. Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
3. Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
4. Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
5. Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
Banyak dan
merata
31
Berdasarkan data diatas pemeriksaan daya oles sediaan yang dilakukan
selama 5 kali menunjukkan bahwa sediaan lip cream dengan formula F0-F3mudah
dioleskan dan memberikan warna yang lebih banyak dan merata pada lengan.
4.3.2. Daya Sebar Sediaan
Data hasil pemeriksaan daya sebar sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.5
berikut ini.
Tabel 4.5. Data Hasil Daya Sebar Sediaan
Formula Lip
Cream
Daya Sebar (cm)
150 g
F0 5 cm
F1 5 cm
F2 5 cm
F3 5 cm
Berdasarkan data diatas pemeriksaan daya sebar sediaanmenunjukkan
bahwa sediaan lip cream yang dibuat dengan formula F0-F3memiliki penyebaran
berdiameter5 cm.
4.3.3. Daya Lekat Sediaan
Data hasil pemeriksaan daya lekat sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.6
berikut ini.
Tabel 4.6. Data Hasil Daya Lekat Sediaan
Formula Lip
Cream Daya Lekat (Detik)
F0 5 detik
F1 5 detik
F2 5 detik
F3 5 detik
32
Berdasarkan data diatas pemerikasaan daya lekat sediaan menunjukkan
bahwa sediaanlip creamyang dibuat dengan formula F0-F3memiliki daya
lekatselama 5 detik.
4.3.4. Uji Iritasi Sediaan
Data hasil pemeriksaan uji iritasi sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut ini.
Tabel 4.7. Data Hasil Uji Iritasi sediaan
Panelis Formula Lip Cream
F0 F1 F2 F3
1 - - - -
2 - - - -
3 - - - -
4 - - - -
5 - - - -
6 - - - -
7 - - - -
8 - - - -
9 - - - -
10 - - - -
11 - - - -
12 - - - -
13 - - - -
14 - - - -
15 - - - -
16 - - - -
17 - - - -
18 - - - -
19 - - - -
20 - - - -
Keterangan : - : Tidak Iritasi
+ : Eritema
++ : Eritema dan Papula
+++ : Eritema, Papula dan Vesikula
++++ : Edema dan Vesikula
33
Berdasarkan data diatas pemeriksaan uji iritasi sediaan lip creamdengan
formula F0-F3menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat tidak mengiritasi kulit.
Pengamatan dilakukan pada 20 panelis dan tidak seorang pun terdapat tanda-tanda
iritasi.
4.3.5. Uji Stabilitas Sediaan
Data hasil pemeriksaan uji stabilitas sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut ini.
Tabel 4.8. Data Hasil Uji Stabilitas Sediaan
Formula Lip
Cream
Uji Stabilitas Minggu Ke-1
Tekstur Warna Aroma Homogenitas
F0 Setengah padat Putih Oleum rosae Homogen
F1 Setengah padat Pink Muda Oleum rosae Homogen
F2 Setengah padat Pink Tua Oleum rosae Homogen
F3 Setengah padat Pink Tua Oleum rosae Homogen
Minggu ke-2
F0 Setengah padat Putih Oleum rosae Homogen
F1 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F2 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F3 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
Minggu ke-3
F0 Setengah padat Putih Oleum rosae Homogen
F1 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F2 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F3 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
Minggu Ke-4
F0 Setengah padat Putih Oleum rosae Homogen
F1 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F2 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F3 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
Minggu Ke-5
F0 Setengah padat Putih Oleum rosae Homogen
F1 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F2 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F3 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
34
Minggu Ke-6
F0 Setengah padat Putih Oleum rosae Homogen
F1 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F2 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F3 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
Minggu Ke-7
F0 Setengah padat Putih Oleum rosae Homogen
F1 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F2 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F3 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
Minggu ke-8
F0 Setengah padat Putih Oleum rosae Homogen
F1 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F2 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
F3 Setengah padat Pink Oleum rosae Homogen
Berdasarkan data diatas pemeriksaan uji stabilitas sediaan lip cream yang
dilakukan selama 8 minggu menunjukkan perubahan pada warna sediaan.
Perubahan warna sediaan mulai kelihatan pada minggu ke-2 setelah sediaan di
buat. Namun, setelah terjadi perubahan warna pada minggu ke-2 warna yang
dihasilkan tetap stabil sampai minggu ke-8 serta memberikan susunan yang
homogen, tekstur setengah padat dan aroma Oleum rosae yang khas.
4.3.6. Uji Kesukaan (Hedonik)
Data hasil pemerikasaan uji kesukaan (hedonik) sediaan dapat dilihat pada
Tabel 4.9 berikut ini.
Table 4.9. Data Hasil Uji Kesukaan (Hedonik) Sediaan
Formula Lip
Cream
Uji Kesukaan
Sangat Suka Suka Kurang
Suka Tidak Suka
F0 - - - -
F1 7 13 - -
F2 7 13 - -
F3 12 8 - -
35
Gambar 4.2. Grafik Uji Kesukaan (Hedonik)
Berdasarkan data diatas pengamatan uji kesukaan sediaan lip cream yang
di ujikan pada 20 panelis dapat dikatakan bahwa, formula F1 dan F2 sebanyak 7
panelis sangat suka dan 13 panelis suka dengan sediaan. Sedangakan formula F3
sebanyak 12 panelis sangat suka dan 8 panelis suka dengan sediaan lip cream.
4.4. Pembahasan
4.4.1 Uji Organoleptis Sediaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan organoleptis sediaan lip cream, sediaan
yang dibuat memiliki tekstur setegah padat dan halus, memiliki warna yang
bervariasi mulai dari F0 yang berwarna putih, F1 berwarnapink muda, F2 berwarna
pink tua, F3 berwarna nude serta memiliki aroma khas oleum rosae yang lembut.
Perbedaan masing-masing formula tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi sari
umbi bit yang digunakan. Semakin tinggi konsentrasi umbi bit yang digunakan
maka semakin pekat (gelap) warna yang dihasilkan.
Uji organoleptis dilakukan dengan menggunakan panca indera meliputi
warna, bentuk, bau agar tidak terdapat kekeliruan pada saat penafsiran. Uji
0
2
4
6
8
10
12
14
F0 F1 F2 F3
Formula Lip Cream
sangat suka
suka
kurang suka
tidak suka
36
organoleptis dinyatakan baik apabila sediaan yang dibuat harus menunjukkan
tekstur, warna, dan aroma yang halus dan merata (31).
Hasil uji organoleptis sediaan lip cream memenuhi syarat uji organoleptis.
Sediaan lip cream yang dibuat memiliki tekstur setengah padat, menghasilkan
warna pink muda F1,pink tua F2, dan nude F3 yang merata serta aroma oleum
rosae yang khas.
4.4.2 Uji pH Sediaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan pH sediaan lip cream, formula F0 yang
dibuat tanpa menggunakan sari umbi bit memiliki pH 5,3, formula F1 yang dibuat
dengan menggunakan sari umbi bit 15% memiliki pH 5,9, F2 sari umbi bit 20%
pH 6,0 , F3 sari umbi bit dan 25% pH 6,3. pH sediaan lip cream yang dibuat
memiliki pH yang berada direntang pH fisiologis kulit. Perbedaan pH masing-
masing sediaan dipengaruhi oleh konsentrasi sari umbi bit yang digunakan.
Semakin tinggi konsentrasi sari umbi bit maka semakin mendekati basa pH yang
dihasilkan.
Sediaan lip cream dikatakan baik apabila pH sediaan tidak melebihi pH
fisiologis kulit yaitu 4,5-6,5 (32). Hal ini menunjukkan bahwa sediaan lip cream
yang dibuat aman dan tidak menyebabkan iritasi pada bibir. Semakin alkalis atau
semakin asam bahan yang mengenai kulit, semakin sulit kulit untuk
menetralisirnya dan kulit dapat menjadi kering, pecah-pecah, sensitif dan mudah
terkena infeksi. Oleh kareena itu pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat
mungkin dengan pH fisiologis kulit (32).
37
Hasil uji pH sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat memenuhi
syarat uji pH sediaan lip cream. Hasil uji pH sediaan dikatakan memenuhi syarat
karena pH sediaan lip cream yang dibuat tidak melebihi pH fisiologis kulit yaitu
4,5-6,5, hasil uji pH sediaan yang dihasilkan berkisar antara 5,3-6,3
4.4.3 Uji Homogenitas Sediaan
Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan meletakkan 0,5 g sediaan di
permukaan kaca objek kemudian diratakan lalu diamati apakah terdapat butir-butir
kasar atau tidak. Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan lip cream tidak
menunjukkan adanya butiran-butiran kasar pada sediaan. Sediaan dikatakan
homogen apabila tidak terlihat adanya butir-butir kasar (31). Berdasarkan hasil
pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa sediaan lip cream yang dibuat
memenuhi syarat uji homogenitas sediaan.
4.4.4 Daya Oles Sediaan
Dari hasil pemeriksaan daya oles sediaan, sediaan lip cream yang dibuat
memiliki daya oles karena dapat menghasilkan warna yang banyak dan merata
pada kulit.
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan lip cream pada
lengan kemudian diamati banyaknya warna yang menempel dengan perlakuan 5
kali pengolesan. Sediaan lip cream dikatakan mempunyai daya oles yang baik jika
warna yang menempel pada lengan banyak dan merata dengan beberapa kali
pengolesan. Sedangkan sediaan dikatakan mempunyai daya oles yang tidak baik
jika warna yang menempel sedikit dan tidak merata. Pemeriksaan dilakukan
38
terhadap masing-masing sediaan yang dibuat dan dioleskan pada lengan dengan 5
kali pengolesan (33).
Berdasarkan hasil uji daya oles, sediaan lip cream memenuhi syarat uji
daya oles. Syarat uji daya oles yang baik dapat menghasilkan warna yang banyak
dan merata. Sediaan lip cream memiliki daya oles yang baik karena dapat
memberikan warna yang banyak dan merata pada kulit.
4.4.5 Daya Sebar Sediaan
Hasil uji daya sebar sediaan berdiameter 5 cm, uji daya sebar dilakukan
untuk mengetahui seberapa cepat penyebaran lip cream pada saat digunakan,
sehingga penggunaan lip cream lebih mudah diaplikasikan pada bibir.
Uji daya sebar sediaan dilakukan dengan meletakkan sampel dipermukaan
kaca objek, kemudian diratakan dengan menggunakan kaca objek yang lain, lalu
diberikan beban 150 g diamati dan diukur diameternya. Lip cream dikatakan
mudah menyebar jika diameternya sekitar 5-7 cm (34). Dari hasil uji daya sebar
sediaan, sediaan lip cream dikatakan memenuhi syarat uji daya sebar. Sediaan
yang memenuhi uji daya sebar harus memiliki diameter berkisar antara 5-7 cm.
4.4.6 Daya Lekat Sediaan
Daya lekat memiliki pengertian yaitu berapa lama waktu yang dibutuhkan
oleh sediaan untuk dapat melekat pada bibir. Dari data hasil uji daya lekat
dikatakan bahwa sediaan lip cream yang dibuat memiliki daya lekat 5 detik kedua
kaca objek yang telah diolesi dengan sediaan lip cream terlepas secara sempurna.
Pengujian daya lekat sediaan dilakukan dengan cara sediaanlip cream diletakkan
39
pada satu sisi kaca objek dengan sisi bawahnya telah dipasangkan tali untuk
mengikat beban. Kemudian ditempelkan pada kaca objek yang lain. Beban yang
digunakan adalah 50 g. Kemudian diamati waktu yang dibutuhkan beban tersebut
untuk memisahkan kedua kaca tersebut(35). Daya lekat yang baik ditandai dengan
mudah melekatnya sediaan pada daerah yang diaplikasikan. Semakin besar nilai
respon daya lekat yang dihasilkan berarti waktu yang dibutuhkan oleh lip cream
untuk dapat melekat pada bibir semakin banyak.Begitu pula sebalikanya. Semakin
kecil nilai daya lekat, maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan sediaan lip
cream untuk melekat pada bibir (29).Dari hasil pemeriksaan daya lekat sediaan,
sediaan lip cream yang dibuat dikatakan baik.
4.4.7 Uji Iritasi Sediaan
Uji iritasi sediaan dilakukan pada 20 panelis yang berjenis kelamin
perempuan. Pengujian dilakukan dengan mengoleskan sediaan lip creampada
bagian belakang telinga panelis. Blanko dan F1 pada bagian belakang telinga kiri
sedangkan F2 dan F3 pada bagian belakang telinga kanan. Pengujian ini dilakukan
selama 24 jam. Berdasarkan hasil yang diamati dari 20 panelis tidak seorang pun
yang menunjukkan adanya tanda-tanda iritasi seperti kemerahan, gatal-gatal,
ataupun bengkak.
Uji iritasi dikatakan baik apabila sediaan yang diaplikasikan pada kulit
tidak menimbulkan tanda-tanda iritasi seperti kemerahan, gatal-gatal, ataupun
bengkak. Uji iritasi dilakukan untuk menentukan adanya efek iritasi pada kulit
serta untuk menilai dan mengevaluasi karakteristik suatu zat apabila terpapar pada
kulit. Tanda-tanda yang ditimbulkan reaksi kulit umumnya sama, yaitu akan
40
tampak kulit kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak (36). Dapat disimpulkan bahwa
sediaan lip cream yang dibuat dengan formula F0-F3 tidak mengiritasi kulit
4.4.8 Uji Stabilitas Sediaan
Uji stabilitas sediaan dilakukan selama 8 minggu dalam suhu kamar 340C.
berdasarkan pengamatan warna, aroma, tekstur dan homogen, sediaan lip cream
dikatakan kurang stabil. Sediaan lip cream dikatakan kurang stabil karena terjadi
perubahan warna pada sediaan namun tidak terlalu signifikan. Sediaan lip cream
dengan formula F0, F1, F2, dan F3 mengalami perubahan warna dari warna awal
putih (F0), pink muda(F1), pink tua(F2), dan pink tua (F3).menjadi putih (F0), pink
(F1), pink (F2), dan pink (F3).. Perubahan warna mulai kelihatan pada minggu ke-2
setelah sediaan dibuat. Namun, pada minggu-minggu selanjutnya sampai minggu
ke-8 warna sediaan stabil menjadi putih (F0), pink (F1), pink (F2), dan pink (F3).
Perubahan warna (ketidak stabilan) sediaan yang terjadi dipengaruhi oleh kadar
air tinggi yang terkandung dalam sediaan.
Uji stabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lamanya waktu
simpan sediaan. Uji stabilitas dikatakan stabil apabila tidak terjadi perubahan
warna, aroma, tekstur dan homogenitas pada sediaan (10).
Berdasarkan hasil uji stabilitas sediaan, sediaan lip cream yang dibuat
tidak memenuhi syarat uji stabilitas. Sediaan dikatakan tidak memenuhi syarat uji
stabilitas karena terjadi perubahan warna pada sediaan dari warna awal putih (F0),
pink muda(F1), pink tua(F2), dan pink tua (F3).menjadi putih (F0), pink (F1), pink
(F2), dan pink (F3)..
41
4.4.9 Uji Kesukaan (Hedonik)
Uji kesukaan dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis
terhadap sediaan. Uji kesukaan dilakukan dengan mengoleskan sediaan lip cream
pada punggung tangan panelis, kemudian panelis mengisi lembar kuisioner yang
disediakan oleh peneliti. Lembar kuisioner berisikan penilaian terhadap tekstur,
warna, dan aroma sediaan lip cream. Untuk masing-masing panelis memberikan
skor 1-4. Untuk masing-masing form kuisioner dihitung total skor, kemudian di
interprestasikan datanya berdasarkan skor. Untuk keterangan interprestasi data
total skor 1-3 = tidak suka, skor 4-6 = kurang suka, skor 7-9 = suka, dan skor 10-
12 = sangat suka. Berdasarkan rekapitulasi data yang diperoleh sediaan lip cream
dengan formula F1 dan F2 sebanyak 7 panelis meberikan penilaian sangat suka dan
13 panelis memberikan penilaian suka. Sedangkan formula F3 sebanyak 12 panelis
memberikan penilaian sangat suka dan 8 panelis memberikan penilaian suka. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan dengan formula F3 konsentrasi
25% sari umbi bit paling disukai oleh panelis, hasil tersebut disimpulkan
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 20 panelis, rata-
rata panelis yang diwawancarai lebih menyukai warna lip cream yang agak gelap
(tidak terlalu cerah) seperti warna nude pada formula F3.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
a. Zat warna dari sari umbi bit (Beta vulgaris L) dapat diformulasikan dalam
sediaan lip cream sebagai pewarna alami dan memiliki susunan yang
homogen, pH yang sesuai, daya oles, daya lekat, daya sebar yang baik,
tidak mengiritasi, dan sangat disukai panelis. Namun, zat warna dari sari
umbi bit kurang stabil dalam penyimpanan.
b. Perbedaan konsentrasi sari umbi bit (Beta vulgaris L) yang diformulasikan
dalam sediaan lip cream memberikan pengaruh pada warna sediaan.
Semakin tinggi konsentrasi sari umbi bit, maka semakin gelap pigmen
warna pada sediaan. Namun, tidak memberikan pengaruh yang signifikan
pada sifat mutu fisik dan ke efektivitasan sediaan.
5.2. Saran
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang
stabil terhadap warna sediaan sebaiknya sari umbi bit di keringkan terlebih dahulu
dengan menggunakan freeze dryer.
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Kuswana WW, Gadri A, Suparman A. Optimasi Formula Sediaan Lipstik
dengan Kombinasi Basis Beeswax dan Carnauba Wax Menggunakan
Metode SLD ( Simplex Lattice Design ). 2017;3(2):142–9.
2. Trinanda W. Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Angkak (
Monascus purpureus ). Universitas Sumatra Utara; 2012.
3. Menkes. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Tentang
Kosmetika. 2010;
4. Utami R. Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Kubis Merah
(Brassica Oleracea Var. Capitata L.F. Rubra (L)Thell ) Sebagai Pewarna.
Universitas Sumatera Utara. 2011.
5. Unirah U. Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Kubis Merah
(Brassica oleracea var capitata L.f rubra). Penelitian. 2011.
6. Mamoto LV, Citraningtyas FG. Analisis Rhodamin B Pada Lipstik Yang
Beredar di Pasar Kota Manado. J Ilm Farm. 2013;2(02):61–7.
7. Sampebarra AL. Mempelajari Kestabilan Dan Efek Iritasi Sediaan Lipstik
Yang Diformulasi Dengan Lemak Kakao. Vol. 11, Jurnal Industri Hasil
Perkebunan. 2016. 97 p.
8. Safitri Y. Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kelopak Bunga
Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai Pewarna. Universitas Sumatra
Utara; 2010.
9. Pebriliani IA, Gadri A, Aryani R. Optimasi Komposisi Wax dalam Formula
Lip Cream Ekstrak Bunga Rosella ( Hibiscus Sabdarifa L .) dengan Metode
Simplex Lattice Design ( SLD ). 2017;3(2):657–63.
10. Asyifaa DA, Gadri A, Sadiyah ER. Formulasi Lip Cream dengan Pewarna
Alami dari Bunga Rosella ( Hibiscus sabdariffa L .) serta Uji Stabilitasnya.
Pros Farm. 2017;3(2):518–25.
11. Briane flaviana s. Formulasi Sediaan Lipstik Ekstrak Kental Umbi Bit
Merah (Beta vulgaris L) [Internet]. 2018. Available from: http://e-
journal.uajy.ac.id/14649/1/JURNAL.pdf
12. Aprilia NM. Formulasi Lipstik Menggunakan Ekstrak Umbi Bit (Beta
vulgaris L) Sebagai Pewarna Alami. Universitas Mulawarman; 2017.
13. Setiawan MAW, Nugroho EK, Lestario LN. Ekstraksi Betasianin Dari
Kulit Umbi Bit (Beta vulgaris) Sebagai Pewarna Alami. Agric.
2015;27(1):38.
14. Novatama SM, Kusumo E, Supartono. Identifikasi Betasianin Dan Uji
Antioksidan Ekstrak Buah Bit Merah (Beta Vulgaris L). Indones J Chem
Sci. 2016;5(3).
15. Septiani F. Formulasi Sediaan Lipstik Ekstrak Kental Umbi Bit Merah
(Beta vulgaris L) Dalam Bentuk Liquid [Internet]. Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya; 2018. Available from: http://e-
journal.uajy.ac.id/14649/1/JURNAL.pdf
16. Aditya MY. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Bit (Beta vulgaris L)
Terhadap Kadar High Density Lipoprotein (HDL) Tikus Putih (Rattus
44
norvegicus L). Universitas Mataram; 2015.
17. Gustiarani ML. Uji Kadar Betasianin Pada Buah bit ( Beta Vulgaris L .)
Dengan Pelarut Etanol Menggunakan Spektrofotometri Visibel. Universitas
Diponegoro; 2017.
18. Magza DS. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Umbi Bit (Beta vulgaris L)
Terhadap Jumlah, Morfologi Spermatozoa Serta Berat Testis Mencit Putih
Jantan (Mus musculus L) Yang Diberi Paparan Suhu Panas. Universitas
Andalas; 2016.
19. Ginting WMB. Pengaruh Penambahan Tepung Bit Merah dan Hasil
Parutan Bit Merah Dalam Pembuatan Biskuit Terhadap Kandungan Gizi
Dan Cita Rasanya [Internet]. Universitas Sumatra Utara. Universitas
Sumatra Utara; 2013. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15350854
20. Suryandari AE, Happinasari O. Perbandingan Kenaikan Kadar Hb Pada Ibu
Hamil Yang Diberi Fe Dengan Fe Dan Buah Bit Di Wilayah Kerja
Puskesmas Purwokerto Selatan. J Kebidanan. 2015;VII(01):36–47.
21. Grace Y. Daya Terima Bubur Bayi Instan Dengan Penambahan Umbi Bit
(Beta vulgaris L) Serta Kandungan Zat Gizi [Internet]. Universitas
Sumatera Utara. Universitas Sumatra Utara; 2016. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15350854
22. Siregar AIT. Formulasi dan Evaluasi Sediaan Lip Balm dari Minyak Biji
Bunga Matahari ( Sunflower Oil ) Sebagai Pelembab Bibir. Univ Sumatera
Utara. 2018;
23. Farima D. Karakterisasi Dan Ekstraksi Simplisia Tumbuhan Bunga Mawar
(Rosa hybrida L) Serta Formulasinya Dalam Sediaan Pewarna Bibir.
Universitas Sumatra Utara; 2009.
24. Syakdiah K. Formulasi Sediaan Lip Balm yang Mengandung Minyak Buah
Merah ( Red Fruit Oil ) Sebagai Pelembab Bibir. Universitas Sumatra
Utara; 2018.
25. Hasan FA. Formulasi Sediaan Pelembab Bibir Minyak Biji Anggur
(Grapseed Oil) [Internet]. Universitas Sumatra Utara; 2018. Available
from: http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3870
26. Wahyuni M. Formulasi Sediaan Lipbalm Ekstrak Kulit Buah Delima (
Punica granatum L ). Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatra
Utara; 2018.
27. Wasitaatmadja SM. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Sriwibawa S, editor.
Jakarta: Universitas Indonesia; 1997. 122-139 p.
28. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. IV.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. 631 p.
29. Wijayani C. Pengaruh Komposisi Ozokerit dan Beeswax Sebagai Basis
Terhadap Sifat Fisik dan Stabilitas Sediaan Lipstik Dengan Pelembab
Minyak Alpokat (Persea americana Mill). Universitas Sanata Dharma;
2011.
30. Syawalni CF. Formulasi Sediaan Lipstik Virgin Coconut Oil (VCO) Kadar
20%, 25%, 30% dengan Basis Carnauba Wax. Universitas Muhammadiyah
Malang; 2017.
45
31. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. III.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1979. 632 p.
32. Mulyawan D, Suriana N. A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: Kompas
Gramedia; 2013. 43-44 p.
33. Keithler. Formulation of Cosmetic and Cosmetic Spesialities. New York:
Drug an Cosmetic Industry; 1985.
34. Garg S., Kalla A, Bhatnagar A. Evaluation of Raw and Hydrothermically
processed Leguminous Seeds as Supplementary Feed for the Growth of two
Indian Mayor Carp Soecies. New York; 2002.
35. Safitri NA, Puspita OE, Yurina V. Optimasi Formula Sediaan Krim Ekstrak
Stroberi (Fragaria x ananassa) sebagai Krim Anti Penuaan. Maj Kesehat
FKUB. 2014;1(4):29.
36. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Formularium Kosmetika
Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan;
1985. 83 p.
46
Lampiran 1. Alat
47
Lampiran 2. Bahan
48
Lampiran 3. Proses Penyarian
Umbi bit yang telah diparut
Penyarian umbi bit
49
Lampiran 4. Penyiapan Bahan-bahan
Lampiran
50
Lampiran 5. Proses Penguapan Sari
51
Lampiran 6. Proses Penggerusan Sediaan
52
Lampiran 7. Uji Homogenitas Sediaan
53
Lampiran 8. Uji Daya Sebar Sediaan
54
Lampiran 9. Uji pH Sediaan
55
Lampiran 10. Uji Daya Oles Sediaan
56
Lampiran 11. Uji Iritasi Sediaan
57
Lampiran 12. Uji Kesukaan (Hedonik) Sediaan
58
Lampiran 13. Uji Stabilitas Sediaan
59
Lampiran 14. Suhu Kamar
60
Lampiran 15. Desain Kotak Sediaan
61
Lampiran 16. Daftar Panelis Uji Kesukaan
Panelis Jenis kelamin Umur
1 P 22
2 P 22
3 P 23
4 P 19
5 P 19
6 P 19
7 P 19
8 P 19
9 P 19
10 P 19
11 P 18
12 P 21
13 P 22
14 P 20
15 P 19
16 P 19
17 P 19
18 P 21
19 P 21
20 P 19
62
Lampiran 17. Data Kuisioner Panelis
Formula
Lip Cream
Kuisioner Penilaian Uji Kesukaan
Total
Skor
Interpre
stasi
Data
Tekstur
Lip Cream
Warna Lip
Cream
Aroma Lip
Cream
F1
4 2 2 8 S
3 2 3 8 S
4 4 4 12 SS
4 2 2 8 S
3 2 2 7 S
3 2 2 7 S
4 3 3 10 SS
4 3 3 10 SS
4 3 3 10 SS
3 3 3 9 S
3 3 3 9 S
3 4 3 10 SS
4 2 3 9 S
3 3 3 9 S
3 3 3 9 S
3 4 3 10 SS
3 2 3 8 S
3 1 3 7 S
3 3 3 9 S
4 3 4 11 SS
F2
4 3 2 9 S
3 3 3 9 S
4 3 4 11 SS
4 3 2 9 S
3 3 2 8 S
3 3 2 8 S
4 2 3 9 S
4 3 3 10 SS
4 3 3 10 SS
3 4 3 10 SS
3 4 3 10 SS
3 3 3 9 S
4 3 3 10 SS
3 2 3 8 S
3 3 3 9 S
3 3 3 9 S
3 3 3 9 S
3 1 3 7 S
63
3 2 3 8 S
4 3 4 11 SS
F3
4 4 2 10 SS
3 4 3 10 SS
4 3 4 11 SS
4 3 2 9 S
3 3 2 8 S
3 4 2 9 S
4 4 3 11 SS
4 4 3 11 SS
4 4 3 11 SS
3 4 3 10 SS
3 3 3 9 S
3 3 3 9 S
4 4 3 11 SS
3 4 3 10 SS
3 4 3 10 SS
3 3 3 9 S
3 4 3 10 SS
3 3 3 9 S
3 3 3 9 S
4 3 4 11 SS
Keterangan : SS : Sangat Suka
S : Suka
N : 20
64
Lampiran 18. Lembar Pengajuan Judul Skripsi
65
Lampiran 19. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Proposal)
66
Lampiran 20. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Proposal)
67
Lampiran 21. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi Proposal)
68
Lampiran 22.Lembar Permohonan Ijin Penelitian
69
Lampiran 23. Lembar Surat Balasan Penelitian
70
Lampiran 24. Lembar Permohonan Ethical Clearance
71
Lampiran 25.Lembar Ethical Clearane
72
Lampiran 26. Lembar Konsultasi Pembimbing I (Skripsi)
73
Lampiran 27. Lembar Konsultasi Pembimbing II (Skripsi)
74
Lampiran 28. Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi Skripsi)