55
gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentangketeraturan minum obat di Desa Pamah KecamatanDelitua Kabupaten Deli Serdang Diposkan oleh keperawatan on Senin, 27 April 2009BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangTuberculosis (TBC) sudah dikenal sejak dulu kala.Penyakit ini disebabkan ol kuman“Mycobacterium tuberculosis”.kuman ini pada umumnya menyerang paru-paru dan sebagianlagi menyerang luar paru-paru,seperti kelenjar getah bening (kelenjar),kulit,usu/saluran pencernaan,selaput otak,dan sebagainya.Penyakit TBC me masalah yang besar baginegara berkembang termasuk indonesia,karena diperkirakan 95% penderita TBC beradadinegara berkembang.dan 75% dari penderita TBC tersebut adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun).Tahun 1999,WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) memperkirakan setiap tahun terjadi583.000 orang penderita TBC dengan jumlah kematia sebanyak 140.000 orang.Secara kasar diperkirakan dari setiap 100.000 penduduk indon terdapat 130 orang penderita TBC paruyang sangat menular.Penyakit TBC menjadi masal sosial karena sebagian besar penderitanya adalah kelompok usia kerja produktif,kel ekonomi lemah,dan tingkat pendidikan yang rendah.(Yoannes,2008)Secara umum dapat disampaikan bahwa situasi TB diawal abad 21 ini adalah : setiap hari20.000 orang ja TB,setiap jam 833 orang sakit TB,setiap menit 13 orang jatuh sakitTB,setiap 5 detik jatuh sakit TB,setiap hari 5.000 orang meninggal akibatTB,setiap jam 208 orang men akibat TB,setiap menit 3 orang meningal akibatTB,setiap 20 detik 1 orang meninggal TB,dan setiap detik orang terinfeksi TB.(Tjandra,2006)Perbaikan sosial ekonomi,peni taraf hidup dan lingkungan serta kemajuan teknologitelah banyak membawa perubahan.D negara-negara maju,jauh sebelum ditemukan obat antiTB (tuberkulostatika dan tuberkulosid),jumlah penderita menurun 10-15 % per tahun, berkat perbaikan sosial d ekonomi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyakit TBsebenarnya dapat hilang dengan sendirinya dari masyarakat berkat perbaikan sosial ekonomitanpa “obat”.(Ahmad,2008)Untuk penyakit TBC diIndononesia me nduduki peringkat atas,tepatnya peringkat ketigasedunia.Diindonesia diperkirakan setiap tahunnya 150 ribuan orang m akibatTBC.artinya,setiap hari ada sekitar 300 orang yang meninggal akibat TBC dineg kita.(Tjandra,2006)Dari data yang diperoleh dari Desa pamah Kecamatan Delitua Kabup DeliSerdang,terdapat 10 orang yang menderita penyakit Tuberkulosis.Berdasarkan papa diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentangGambaran Pengetahua TB.Paru tentang keteraturan minum obat di Desa PamahKecamatan Delitua Kabupaten Del Serdang.1.1. Perumusan MasalahBerdasarkan perumusan masalah diatas adalah bagaimana gambaran pengetahuan pasienTB.Paru tentang keteraturan minum obat di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten DeliSerdang. 1.3. Tujuan Penelitian1.3.1. Tujuan UmumUntuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan TB.Paru tentang keteraturan minumobat di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Del Serdang1.3.2 Tujuan KhususUntuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pasien TB.Par berdasarkan usia penderita Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pasian TB.Paru berdasarkan pendidikan penderita 1.4 Manfaat PenelitianHasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat beberapa pihak :1.4.1 Instansi PendidikanSebagai bahan masukan pengembangan ilmu

Gambaran Pengetahuan Pasien TB

Embed Size (px)

Citation preview

gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentangketeraturan minum obat di Desa Pamah KecamatanDelitua Kabupaten Deli Serdang Diposkan oleh keperawatan on Senin, 27 April 2009BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangTuberculosis (TBC) sudah dikenal sejak dulu kala.Penyakit ini disebabkan oleh kumanMycobacterium tuberculosis.kuman ini pada umumnya menyerang paru-paru dan sebagianlagi menyerang luar paru-paru,seperti kelenjar getah bening (kelenjar),kulit,usu/saluran pencernaan,selaput otak,dan sebagainya.Penyakit TBC merupakan masalah yang besar baginegara berkembang termasuk indonesia,karena diperkirakan 95% penderita TBC beradadinegara berkembang.dan 75% dari penderita TBC tersebut adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun).Tahun 1999,WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) memperkirakan setiap tahun terjadi583.000 orang penderita TBC dengan jumlah kematian sebanyak 140.000 orang.Secara kasar diperkirakan dari setiap 100.000 penduduk indonesia terdapat 130 orang penderita TBC paruyang sangat menular.Penyakit TBC menjadi masalah sosial karena sebagian besar penderitanya adalah kelompok usia kerja produktif,kelompok ekonomi lemah,dan tingkat pendidikan yang rendah.(Yoannes,2008)Secara umum dapat disampaikan bahwa situasi TB diawal abad 21 ini adalah : setiap hari20.000 orang jatuh sakit TB,setiap jam 833 orang sakit TB,setiap menit 13 orang jatuh sakitTB,setiap 5 detik satu orang jatuh sakit TB,setiap hari 5.000 orang meninggal akibatTB,setiap jam 208 orang meninggal akibat TB,setiap menit 3 orang meningal akibatTB,setiap 20 detik 1 orang meninggal akibat TB,dan setiap detik orang terinfeksi TB.(Tjandra,2006)Perbaikan sosial ekonomi,peningkatan taraf hidup dan lingkungan serta kemajuan teknologitelah banyak membawa perubahan.Di negara-negara maju,jauh sebelum ditemukan obat antiTB (tuberkulostatika dan tuberkulosid),jumlah penderita menurun 10-15 % per tahun, berkat perbaikan sosial dan ekonomi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyakit TBsebenarnya dapat hilang dengan sendirinya dari masyarakat berkat perbaikan sosial ekonomitanpa obat.(Ahmad,2008)Untuk penyakit TBC diIndononesia menduduki peringkat atas,tepatnya peringkat ketigasedunia.Diindonesia diperkirakan setiap tahunnya 150 ribuan orang meninggal akibatTBC.artinya,setiap hari ada sekitar 300 orang yang meninggal akibat TBC dinegara kita.(Tjandra,2006)Dari data yang diperoleh dari Desa pamah Kecamatan Delitua Kabupaten DeliSerdang,terdapat 10 orang yang menderita penyakit Tuberkulosis.Berdasarkan paparan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentangGambaran Pengetahuan Pasien TB.Paru tentang keteraturan minum obat di Desa PamahKecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.1.1. Perumusan MasalahBerdasarkan perumusan masalah diatas adalah bagaimana gambaran pengetahuan pasienTB.Paru tentang keteraturan minum obat di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten DeliSerdang. 1.3. Tujuan Penelitian1.3.1. Tujuan UmumUntuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentang keteraturan minumobat di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang1.3.2 Tujuan KhususUntuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pasien TB.Paru berdasarkan usia penderita Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pasian TB.Paru berdasarkan pendidikan penderita 1.4 Manfaat PenelitianHasil dari penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagi beberapa pihak :1.4.1 Instansi PendidikanSebagai bahan masukan pengembangan ilmu

pengetahuan di Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanDeli Husada Delitua Medan1.4.2 Instansi KesehatanAgar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien,memberikan informasiyang akurat dan adekuat tentang gambaran tingkat pengetahuan tentang Keteraturan minumobat dengan kesembuhan pasien TB.Paru1.4.3 Untuk Peneliti SelanjutnyaMerupakan bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian kasus tersebut dimasa yangakan dating.BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengetahuan (Knowledge)Pengetahuan adalah Informasi atau maklumat yang disadari oleh seseorang. Pengertian yanglain bahwa pengetahuan merupakan Pengamatan dan pengamalan inderawi dikenal sebagai pangetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori.(Meliono dkk,2007)Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaanterhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaknisebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusiadiperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku dan suratkabar. (Notoatmodjo, 2003)Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakanseseorang (overt behavior). Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai 6tingkatan yaitu :1. Tahu (Know)Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yangspesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebabitu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang rendah.2. Memahami (Comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentangobyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orangyang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajarinya. Aplikasi (Application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari padasituasi atau kondisi real (sebenarnya).4. Analisis (Analysis)Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannyasatu sama lain.5. Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.6. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaianterhadap suatu materi atau obyek.Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakantentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau informan. (Notoatmodjo,2003)2.2 Definisi Tuberkulosis (TBC)Tuberculosis (TBC) adalah penyakit akibat infeksi kuman Micobacteriumtuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh,dengan lokasiterbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer .(Arif dkk,2000)Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu jenis penyakit menular yangdisebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.(sugino,2007)Tuberculosis atau TBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapatmerusak paruparu tetapi dapat juga mengenai sistem saraf sentral (meningitis,sistemlympatic,sistem neurologi(miliary TB),sistem genitourinary tulang dan sendi.(Yoannes,2008)2.3 Etiologi Penyakit TBCPenyakit TBC adalah sutu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacteriumtuberculosis.Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal jugasebagai batang Tahan Asam (BTA) . Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert

Koch pada tanggal 24 maret 1882,sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi namaBasil Koch.Bahkan,Penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum(KP).(Ahmad,2008)Selanjutnya menurut (Dr.Halim,2000) akan dikemukakan beberapa hal yang prinsip : M.tuberculosis termasuk familie mycobactericiae yang mempunyai beberapa genus,satudiantaranya adalah mycobacterium,yang salah satu spesiesnya adalah m.tuberculosis.M.tuberculosis yang paling berbahaya bagi manusia adalah tipe humanis (kemungkinaninfeksi type bovinus saat ini dapat diabaikan,sehingga higiene peternakan makinditingkatkan). Basil TB mempunyai dinding sel lipoid sehingga tahan asam,sifat ini dimanfaatkan olehRobert Koch untuk mewarnainya secara khusus.oleh karena itu,kuman ini disebut pula BasilTahan Asam (BTA).Karena sebenarnya Mycobacterium pada umumnya tahan asam,secara teoritis BTAbelumtentu identik ddengan basil TB.tetapi karena dalam keadaan normal penyakit paru yangdisebabkan oleh mycobacterium lain(yaitu m.atipik)jarang sekali ditemukan,dalam praktek BTA dianggap identik dengan basil TB.Untuk bakteri-bakteri yang lain hanya diperlukan beberap menit sampai 20 menit sampaimitosis,basil TB memerlukan waktu 12 sampai 24 jam.hal ini memungkinkan pemberian obatsecara intermiten(2-3 hari sekali).

Basil TB sangat rentan terhadap sinar matahari,sehingga dalam beberape menit saja akanmati.ternyata kerentanan ini terutama terhadap golombang cahaya Ultraviolet.Basil TB jugarentan.Basil TB juga rentan terhadap panas-basah ,sehingga dalam 2 menit saja basil TB yangdalam lingkungan basah sudah akan mati bila terkena air bersuhu 100 derajat.Basil TB jugaakan terbunuh dalam beberap menit bila terkena alkohol 70%,atau lisol 5%.2.4 Klasifikasi Penyakit TBCUntuk menentukan klasifikasi penyakit TBC,ada 3 hal yang perlu diperhatikan,yaitu sebagai berikut : Organ tubuh yang sakit : paru dan ekstra paru. Hasil pemeriksaan dahak Basil Tahan Asam (BTA): positif dan negatif BTA merupakan bakteri yang tidak rusak dengan pemberian asam Tingkat keparahan penyakitKlasifikasi TBC :1. TBC paru adalah TBC yang menyerang jaringan paru-paru.TBC paru dibedakan menjadi 2macam,yaitu sebagai berikut :a. TBC paru BTA positif (sangat menular)1. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 pemeriksaan dahak,memberikan hasil yang positif.2. Satu pemeriksaan dahak memberikan hasil yang positif dan fhoto rontgen dadamenunjukkan TBC aktif b. TBC paru BTA negatif Pemeriksaan dahak positif negatif/foto rontgen dada menunjukkan TBC aktif,positif negatif yang dimaksudkan disini adalah hasilnya meragukan,jumlah kuman yang ditemukan padawaktu pemeriksaan belum memenuhi syarat positif.2 TBC ekstra paru adalah TBC yang menyerang organ tubuh lain selai paru-paru,misalselaput paru,selaput otak,selaput jantung,kelenjar getah bening(kelenjar),tulang,persendiankulit,usus,ginjal,saluran

kencing.(yoannes,2008)2.5 Patofisiologi Penyakit TBCPenyakit TBC biasamya menyerang melalui udara yang tercemar dengan bakterimycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk,dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.bakteri ini bila seringmasuk dan terkumpul didalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang yang dengan daya tahan tubuh rendah),dan dapat menyebar melalui pembuluhdarah atau kelenjar getah bening.oleh sebab itulah TBC dapat menginfeksi hampir seluruhorgan tubuh seperti aru-paru,otak,ginjal,saluran pencernan,tulang,kelenjar getah bening,danlain-lain.meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.Saat ini mycobacterium tuberculosa berhasil menginfeksi paruparu,maka dengan segera akantumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).biasanya melali serangkaian reaksiimmunologis bakteri ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding itu membuat jaringan disekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC ini akan menjadi dormant(istirahat).bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik,bentuk ini akan tetap dormant sepanjanghidupnya.sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang ,bakteriini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang didalam paruparu.ruang inilah yang nantinya menjadisumber produksi sputum(dahak).seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.(Halim,2000)2.5.1 Patogenesis TB/TB ParuA. TB.Primer Pada sesorang yang belum pernah kemasukkan basil TB,tes tuberkulin akan negatif karenasistem imunitas seluler belum mengenai basil TB,bila seorang ini mengalami infeksi oleh basil TB,walau segra diprognosis oleh makrofagbasil TB akan mati,bahkan makrofagnyaakan mati.dengan demikian,basil TB inilalu dapat berkembang biak secara leluasa dalam 2minggu pertama dialveolus paru,dengan kecepatan 1 basil menjadi 2 basilsetiap 20 jam,sehingga pada infeksi oleh 1 basil saja,setelah 2 minggu akan bertambah menjadi100.000 basil(HLOM,1970)B. TB.Sekunder Yang dimaksud TB sekunder adalah penyakit TB yang baru timbul setelah 5 tahun terjadinyainfeksi primer,mulai sekarang apa yang disebut TB post-primer,secara internasional diberinama baru,TB sekunder (STYBLO,1978)patogenesisnya mencakup 2 jalur.Bila terjadi Sistem pertahanan tubuh (dalam hal ini sistem imunitas seluler) melemah,Basil- basil TB sedang tidur dapat aktif kembali.proses ini disebut reinfeksi endogen.Dapat pulaterjadi super-infeksi basil-basil TB baru dari luar,terutam dinegara-negara dengan prevalensiTB yang masih tinggi , kemungkinan ini tidak boleh diabaikan.cara infeksi denan basil-basil baru disebut reinfeksi eksogen.(Dr.Halim,2000)2.5.2 Faktor-faktor yang mempermudah timbulnya TBBerhubung daya tahan tubuh terhadap penyakit TB terutama ditentukan oleh ampuhnyasistem imunitas seluler,setiap faktor yang mempengaruhinya secara negatif akannmeningkatkan kerentanan terhadap TB,seperti AIDS,pemakaian kortikosteroid sistemik jangka lama,diabetes melitus,kurang gizi,dsb. Diketahui juga bahwa orang yang mempunyai bekas penyakit TB,walaupun termasuk klasifikasi tenang,bila belum pernah menerima pengobatan spesifik lengkap,kemungkinan menderita TB jauh lebih besar dibandingkanddengan orang normal.Akhirakhir ini juga diketahui bahwa mereka yang tinggi dan kurus lebih besar kemungkinannya mendapat TB bila dibanding dengan mereka yang tidak kurus.(Halim,2000)2.5.3 memastikan

Penyakit TBCUntuk memastikan bahwa seseorang menderita penyakit TBC atau tidak,dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : Untuk mengetahui secara pasti seseorang menderita penyakit TBC,di;lakukan pemeriksaan pada dahak/riaknya,bukan ludahnya, Pemeriksaan dahak dilakukan sebanyak 3 kali selama 2 hari yang dikenal dengan istilahSPS (Sewaktu-PagiSewaktu)- Sewaktu (hari pertama)Dahak penderita diperiksa dilaboratorium sewaktu penderita datang pertama kali.- Pagi (hari kedua)Sehabis bangun tidur keesokan harinya,dahak penderita ditampung dalam pot kecil yangdiberi petugas laboratoriun,ditutup rapat,dan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa.- Sewaktu (hari kedua)Dahak penderita dikeluarkan lagi dilaboratorium (penderita datang kelaboratorium)untuk diperiksa. Jiika hasil positif,orang tersebut dapat dipastikan menderita penyakit TBC.(Dr.Yoannes,2008)2.5.4 Resiko PenularanPenderita TBC dengan bakteri dalam darah positif (+) sangat menular Penderita TBC dengan bakteri dalam darah positif (+) setelah diobati beberapaminggu,resiko penularannya kecil Penderira TBC dengan bakteri dalam darah negatif (-) umumnya tidak menular Penularan bakteri TBC melalui udaraOrang dengan infeksi HIV,imunitasnya rendah mudah terserang TBC atau penyakitlainnyadan positif terinfeksi TBC. 2.6. Tanda dan Gejala Penyakit TBCGejala penyakit TBC ini dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuaidengan organ yang terlibat.gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru,sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.2.6.1 Gejala sistemik/khususDemam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,biasanya dirasakan malam hari disetaikeringat malam.kadang-kadang serangan seperti influensa dan bersifat hilang timbul Penurunan nafsu makan dan berat badan Batuk sekama lebih dari 30 hari(dapat juga disertai darah) Perasaan tidak enak(malaise)lemah Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya multipel Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare2.6.2 Gelaja Khusus Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena,bila terjadi sumbatan sebagian bronkus(saluran yang menuju keparu-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yangmembesar, akan menimbulkan suara mengi,suara nafas melemah yang disertai sesak. Kalau ada cairan dirongga pleura(pembungkus paru-paru),dapat disertai dengan keluhansakit dada Bila mengenai tulang,maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang apada suatu saatdapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya,pada muara ini akan keluar cairan nanah Pada anak-anak akan mengenai otak (lapesan pembungkus otak) dan disebutmeningitis(radang selaput otak),gejalanya adalah demam tinggi adanya penurunan kesadarandan kejang-kejang.Pada anak tidak menimbulkan gejala,TBC dapat dideteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC Patu dewasa.kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBCmemberi test uji tuberculin positif.pada anak usia 3 bulan-5 tahun yang tinggal serumahdengan penderita dengan BTA positif,dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaanserologi/darah.(Supeno,2007)Petunjuk WHO untuk diagnosis Tuberculosisa. Dicurigai Tuberculosis1. Sakit dengan riwayat kontak penderita tuberkulosis dengan diagnosis

pasti (BTA positif)2. Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk rejam, Berat badanmenurun, batuk mengi yang tidak membaik dengan pengobatan antibiotik untuk pernafasan b. Pasti tuberkulosis (confirmed TB)- pembesaran kelenjar superfisial yang tidak sakit Uji tuberkulin positif (10 mm/lebih)- Foto rontgen paru sugestif tuberkulosis- Pemeriksaan histologi biopsi sugestif tuberkulosis- Respons yang baik pada pengobatan dengan OATDitemukan basil tuberkulosis pada pemeriksaan langsung atau biakan.identifikasimycobacterium tuberculosis pada karakteristik biakan.2.7 Penegakkan Diagnosis TBCApabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyait TBC, maka ada beberapa hal pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memberikan diagnosa yang tepat antara lain:Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.Pemeriksaan fisik secara langsung Pemeriksaan laboratorium(darah,dahak,cairan otak) Pemeriksaan patologi anatomi (PA) Rontgen dada (thorax photo) Uji tuberkulin Tes mantoux (terutama pada anak-anak) Pemeriksaan laju endap darah Yang harus menjalani pemeriksaan TBC yakni : Orang yang diduga mempunyai gejala TBC Orang yang dilingkungannya mengidap penyakit TBC (bisa keluaga,teman dan pembanturumah tangga).(Halim,2000)2.7.1 Pengobatan Penyakit TBCPengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih.penyakit TBC bisa disembuhkansecara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.Untuk mengetahui perkembangannya yang kebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah,sputum urine dan X-ray atau raontgen setiap 3 bulannya.Menurut (Tjandra,2006) ,pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsipprinsip sebagai berikut : Obat harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat,dalam jumlahcukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.Untuk menjamin kepatuhan pasien dalam menelan obat,pengobatan dilakukan dengan pengawasan langsung(DOT) oleh seorang pengawas menelan obat (PMO).Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap,yaitu tahap awal intensif dan tahap lanjutkan Tahap Awal (intensif)- Pada tahap awal intensif (awal) pasien mendapat 3 atau 4 obat sekaligus setiap hari selama 2 bulan dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya

kekebalan obat- Bila pengobatan tahan intensif tersebut diberikan secara tepat,biasanya pasien menular menjadi tidak menular dala kurun waktu 1-2 bulanTahap Lanjutan- Pada tahap lanjutan pasien pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,2 macam saja.namundalam jangka waktu yang lebih lama biasanya 4 bulan.- Obat dapat diberikan setiap hari maupun secara intermiten,beberapa dalam 1 minggu- Tahap lanjutan penting adalah untuk mencegah terjadinya kekambuhanPaduan pengobatan TB Paru Kategori 1- Pasien baru TB Paru BTA positif - Pasien TB Paru BTA negatif dengan gambaran foto thorax sesuai TB- Pasien TB diluar paruKategori 2- Pasien yang sudah sembuh lalu kambuh lagi- Pasien gagal , yang tidak sembuh diobati- Pasien dengan pengobatan setelah sempat berhenti berobat2.7.2. Tujuan Pengobatan TBCPengobatan penyakit TBC dilakukan dengan beberapa tujuan sebagai berikut :1. Menyembuhkan penderita2. Mencegah kematian3. Mencegah kekambuhan4. Menurunkan resiko penularan2.7.3. Tempat berobat penyakit TBC1. Puskesmas2. Rumah Sakit3. BP4/Rumah Sakit paru4. Dokter umum atau dokter spesialisHal-hal yang harus diperhatikan dalam Pengobatan1. Kuman penyakit TBC kebal sehingga penyakitnya lebih sulit diobati2. Kuman berkembang lebih banyak dan menyerang organ lain3. Membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh4. Biaya pengobatan semakin mahal5. Masa produktif yang hilang semakin banyak 2.7.4. Dasar penatalaksanaanPendidikan keluarga dan peran serta keluarga untuk :Menjelaskan bahwa penyakit TBC Dapat disembuhkan Minum obat secara teratur dan benar Makan-makanan yang baik dengan gizi yang seimbang Istirahat yang cukup 2.7.5. faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengobatan :Relatif tidak penting Istirahat yang cukup Perumahan yang sehat Makan-makanan bergizi Perawatan Iklim Faktor psikisRelatif penting Luasnya penyakit menyerang tubuhPenting Jenis,jumlah dan dosis obat yang cukup Teratur dalam menjalankan proses pengobatan2.8. Jenis obat. enis obat untuk membunuh kuman TB terdiri dari :1. Rifampisin2. INH3. Pyrazinamid4. Etambutol,pada kasus tertentu perlu penambahan5. Streptomisin atau kanamisi injeksi,(Ahmad,2008)2.9. Dosis dan Waktu pengobatanObat TBC harus diminum secara teratur sampai pasien dinyatakan sembuh Lama pengobatan umumnya berlangsung selama 6-8 bulan Selama 2 bulan pertama,8 tablet sekaligus diminum setiap hari Pada 4 bulan berikutnya,3 table sekaligus diminum seminggu 3 kali Obat diminum satu per satu,dan harus habis dalam 2 jam Sebaiknya obat diminum sebelum makan pagi,atau sebelum tidur malam

(Joko,dkk 2003)2.10. Dampak Minum obat tidak teratur Bila tidak minum obat secara teratur akan terjadi :Kuman TBC tidak mati Timbul resistensi obat,kuman menjadi kebal Penyakit TBC tidak sembuh 2.11. Dalam pengobatan yang harus diperhatikan adalah :Berhenti merokok,hindari minumminuman beralkohol,dan obat bius Berobat atau periksakan diri anda keDokter Jangan menghentikan minum obat sendiri Dianjurkan meminum obat dalam keadaan perut kosong (pagi) 2.12. Perubahan saat minum obat2.12.1. Efek Samping Saat Minum Obat Antara Lain :Kulit berwarna kuning Air seni berwarna gelap seperti minum air theMual dan muntah Hilang nafsu makan Perubahan pada pengelihatan Demam yang tidak jelas Lemas dan keram perut,(Yoannes,2008) 2.13. Strategi DOTSDOTS adalah suatu strategi yang sudah dibaku oleh badan kesehata dunia WHO dala program pemvberantasan TB.DPTS sendiri kepanjangan dari Directly ObservedTreatment,short-course yang mempunyai 5 komponen :1. Komitmen pemerintah dalam program pemberantasan TB dimasyarakat sampai tuntas,2. Diagnosis pasien-pasien TB berdasar pemeriksaan dahak (sputum BTA)secaramicroskopik.3. Pemberian obat secara standart selama minimal 6 bulan.4. Terjamin ketersediaan obat . Pencatatan dan pelaparan yang baik terhadap kasus-kasus TB yang diobati.Dimana dankapan saja pasien diobati harus dicatat dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat.(Ahmad,2008)2.14. Cara Pencegahan Penyakit TBC Hidup sehat (makan-makanan yang bergizi,istirahat yang cukup,olah raga teratur,hindarirokok,alkohol,obat bius,hindari sterss) Bila batuk mulut ditutup Jangan meludah sembarang tempat Lingkungan sehat Vaksinasi pada bayi BCGBAB IIIKERANGKA PENELITIAN3.1. Kerangka KonsepKerangka konsep ini bertujuan untuk memperlihatkan Gambaran pengetahuan pasienTB.Paru tentang Keteraturan makan obat .3.2 Defenisi Konseptual dan Operasional3.2.1 PengetahuanDefinisi konseptual :Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaanterhadap suatu objek tertentu.Definisi opersaional :Pengetahuan adalah hal-hal yang diketahuai pasien tentang penyakit Tb.Paru3.2.2 Keteraturan minum obat dengan kesembuhan pasie TB.Paru1. Obat adalah disebut juga OAT bukanlah obat tunggal,tetapi merupakan kombinasi dari beberapa jenis,yaitu isoniazid,rifampisin,pirasinamid,dan etambutol,pada kasustertentu/khusus diperlukan tambahan suntukan sterptomisin.(Dr,yoannes,2008)2. Dosis adalah Obat yang harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obatdalam jumlah cukup dan tepat sesuai dengan kategori pengobatan((Tjandra,2006)3. Waktu adalah Diperlukannya kesabaran dan ketelatenan,mengingat pengobatan TB sifatnya jangka panjang,minimal 6 bulan,dengan kombinasi obat yang lebih dari empat jenis.(yoannes,2008)4. Kesembuhan penyakit TBC merupakan penyakit yang bisa disembuhkan apabila penderitamengikuti anjuran tenaga kesehatan untuk teratur minum obat dengan dosis yangdianjurkan,serta mengkonsumsi makanan yang bergizi cukup untuk menigkatkan daya tahantubuh.(Arif,2008)3.2.2 Defenisi operasional1. Obat adalah suatu zat yang dimasukkan kedalam tubuh sesuai dosis yang telah ditentukanyang memiliki fungsi tertentu dalam tubuh.2. Dosis adala takaran yang diberikan dalam setiap jenis obat.3. Waktu adalah jangka yang telah ditentukan untuk mencapai suatu tujuan.4. Kesembuhan adalah suatu proses perubahan yang terjadi dari sakit menjadi lebih baik.BAB IVMETODOLOGI PENELITIAN4.1. Desain penelitianPenelitian ini merupakan penelitian Deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh/menelaahtentang Gambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentang Keteraturan minum obat di DesaPamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang tahun 20094.2. Populasi dan sampel4.2.1. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, populasi pada penelitian ini adalah seluruhPasien TB.Paru yang berada di Desa Pamah Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdangtahun 2009 sebanyak 10 orang.4.2.3. SampelPengambilan sampel ini diambil dengan menggunakan tehnik Accidental sampling,yaitu pengambilan sampel/responden yng kebetulan ada atau tersedia.Dengan kriteria sampel yangtelah ditentukan sebagai berikut :1. Pasien TB.Paru yang beradan didesa Pamah2. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.3. Mampu berbahasa Indonesia dan berkomunikasi dengan baik.4. Tidak ada komplikasi penyakit lain.4.3. Tempat dan waktu penelitianPenelitian dilakukan di Desa Pamah. selama bulan Januari sampai dengan Februari 2009.4.4. Pertimbangan etik Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Program Studi Ilmu Keperawatan(STIKes) DELI HUSADA Delitua, dan izin dari Kepala Desa di Desa Pamah. Dalam penelitian ini ada beberapa pertimbangan etik yang harus diperhatikan yaitu, hak kebebasandan kerahasiaan menjadi responden, serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik ataupuntekanan psikologis.Sebelum melaksanakan penelitian responden akan diberikan penjelasan mengenai manfaatdan tujuan penelitian serta kerahasiaan responden dengan tidak mencantumkan nama padalembar kuisioner, tapi dengan memberi kode pada masing\masing lembar tersebut.Selanjutnya responden diminta untuk membaca dan memahami isi surat persetujuan.Apabila responden bersedia maka responden diminta untuk menandatangani surat persetujuanyang telah dibaca dan dipahami. Jika pasien menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian

ini maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya. Kerahasiaaninformasi pasien dijamin oleh peneliti, dan hanya kelompok data tertentu saja yang akandilaporkan sebagai hasil penelitian.4.5. Instrumen penelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner, kuisioner ini terdiri dari :kuisioner data demografi pasien yang meliputi umur,jenis kelamin,pendidikan, dan status perkawinan dan kuisioner tentang Gambaran pengetahuan tentang Keteraturan makan obatdengan kesembuhan pasien TB.Paru di desa Pamah sebanyak 20 pertanyaan..4.6. Tehnik pengumpulan dataData yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data diperoleh secaralangsung dari diberikan pengarahan tentang penelitian yang dilakukan dengan kuisoner yangakan dibagikan, kemudian lembaran kuisoner dibagi kepada pasien untuk diisi dan dijawabsesuai dengan pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuisoner yang berisi tentangGambaran pengetahuan pasien TB.Paru tentang Keteraturan makan obat diDesa PamahKecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang tahun 20094.7. Pengolahan dataPengolahan dilakukan setelah pengumpulan data dilaksanakan dengan maksud agar data yangdikumpulkan memiliki sifat yang jelas, adapun langkah- langkah pengolahan data yaitu:(Arikunto, 2002)a. EditingYaitu proses pengeditan dari jawaban responden pada quisoner dimana perlengkapan yangdikumpulkan diberi tanda. b. CodingProses pemberian tanda pada jawaban respon dan pada kuesioner dimana setiap data yangdikumpulkan diberi tanda.c. TabulatingMemasukkan jawaban responden pada tabel dimana mentabulasi data berdasarkan kelompok data yang telah ditentukan kedalam tabel distribusi frekuensi.4.8. Aspek pengukuranKuisioner data demografiKuisioner data demografi dibuat ke dalam tabel distribusi frekuensi.Kuisioner PengetahuanKuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Gambaran pengetahuanPasien TB.Paru tentang Keteraturan minum obat sebanyak 20 pertanyaan, dengan aspek pengukuran menggunakan Skala Guttman sebagai berikut : (Arikunto, 2005) dalam kuisioner terdapat pernyataan positif dan negatif, pernyataan positif jawaban ya skor 1 dan untuk menjawab tidak skor 0,sebaliknya apabila tidak ada hubungan dengan pernyataannegatif,jawaban ya skor 0 dan untuk jawaban tidak skor 1,dengan total skor (tertinggi)20.4.9. Analisa dataSetelah semua data terkumpul,maka peneliti melakukan analisa melalui beberapa tahap antaralain: memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa jawabantelah diisi.kemudian mengklasifikasikan data yang telah dikumpulkan.Dari pengolahan data statistic deskriptif,didapatkan frekuensi dan persentasi untuk mendeskripsikan tentang data demografi, pengetahuan. serta memperlihatkan total skor dan kategori pengetahuan pasien TB.Paru tentang keteraturan minum obat .Dengan kategori: pengetahuan menggunakan Rumus Sugiono 2005Baik : menjawab benar 76% - 100%Cukup : menjawab benar 60% - 75%Buruk : menjawab benar < 60%Jumlah skor yang diperolehX 100 %Jumlah skor skor seluruh itemBAB VHASIL DAN PEMBAHASAN5.1. HasilPenelitian telah dilakukan pada bulan januari 2009 di desa Pamah Kecamatan DelituaKabuoaten Deli Serdang,diperoleh 10 orang pasien TB.Paru.Berikut tabulasi hasil dari karakteristik responden TB.Paru di desa Pamah Kecamatan DelituaKabuoaten Deli Serdang.Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Pamah Tahun 2009Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)19-30 2 20%31-50 7 70%>50 1 10Total 10 100%Berdasarkan tabel diatas responden yang

paling banyak dijumpai pada kelompok umur 31-50tahun yaitu 7 orang (70%).Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di desa Pamah Tahun 2009.Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)Laki-laki 6 50%

Perempuan 4 40%Total 10 100%Berdasarkan tabel diatas responden paling banyak dijumpai pada kelompok jenis kelaminlaki-laki yaitu 6 orang (60%)Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan di desa Pamah Tahun 2009Pendidikan Jumlah Persentase (%)SD 5 50%SMP 3 30%SMA 2 20%DIPLOMA 0 0SARJANA 0 0Total 10 100%Berdasarkan tabel diatas responden paling banyak dijumpai pada kelompok pendidikan SDyaitu 5 orang (50%)Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Pamah Tahun 2009Pekerjaan Jumlah Persentase (%)Tidak kerja 2 20%PNS 0 0Petani 3 30%Wiraswasta 5 50%Total 10 100%Berdasarkan tabel diatas responden paling banyak dijumpai pada kelompok pekerjaanWiraswasta yaitu 5 orang (50%)Tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan penghasilan di Desa Pamah Tahun 2009Penghasilan Jumlah Persentase (%)Rp.500.000Rp.1.000.000 4 40%>Rp.1.000.000 0 0Total 10 100%Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden lebih banyak pada penghasilan

respon seseorang terhadap .

penyakit ispa dan bagaimana pendapat atau

median. Sikap negatif(-) Apabila nilai

keyakinan orang terhadap ispa .

No

Variabel

Defenisi Operasional

Alat ukur

Cara ukur

skala

Hasil ukur

2

tindakan Suatu belum

sikap tentu

Kuesioner

CheckList

Ordinal

Ya

di

beri

nilai 1 Tidak di beri nilai 0

terwujud dalam tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap yang nyata di faktor pendukung atau suatu yang memungkinkan, antara lain kondisi perlukan

adalah fasilitas BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penulis menggunakan metode penulisan deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Metodoe penelitian Gambaran Sikap Dan Tindakan Kepala Keluarga Terhadap Ispa Pada Anak Usia 1-4 Tahun Di Kecamatan Rumbai Kelurahan Umban Sari Pekanbaru Tahun 2008.

4.2 Tempat dan Waktu

4.2.1 Tempat penelitian

Tempat Penelitian Dilaksanakan di Kecamatan Rumbai Kelurahan Umban Sari Pekanbaru Tahun 2008.

4.2.2 Waktu penelitian

Waktu Penelitian akan dilaksanakan Pada bulan Mei Juni 2008.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah kepala keluarga di Kelurahan Umban Sari Rumbai Tahun 2008 yaitu berjumlah

4007 KK

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diambil dari keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2005).

4.3.3 Sampeling

Menurut Notoatmodjo (2005) cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah secara acak sederhana atau random sampling dengan rumus sebagai berikut:

N n= 1+ N (d) 4007 n= 1+ 4007 (0,1) 4007 n= 1+ 4007 (0,01) 4007 n= 41,07 n= 97,56 KK n= 97 KK Keterangan N = Besar populasi

n = Besar sampel Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan 90% d = Toleransi kesalahan (10% = 0,1) 4.3.4 Kreteria sample

Dalam mengambil data ini adalah kepala keluarga atau Ibu rumah tangga yang manjadi kepala keluarga yang berjumlah 97 responden

4.4 Instrumen Penelitian

Didalam penelitian ini, penulis menggunakan kuesioner yang berisi tentang pertanyaan yang sederhana agar mudah dipahami oleh responden. Adapun kisi-kisi kuesioner sebagai berikut:

No. 1 2

Variabel Sikap Tindakan

Jumlah 10 10

(%) 100% 100%

4.5 Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:

a) Penelitian lapangan yaitu pengamatan secara langsung dilokasi penelitian.

b) Kuesioner berbentuk angket dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden yang dijadikan objek penelitian.

4.6 Cara Pengolahan dan Analisa Data

4.6.1 Cara Pengolahan Data

1. Editing

Data yang sudah dikembalikan oleh responden maka setiap instrumen diperiksa apakah diisi dengan benar dan semua sistem sudah dijawab oleh responden.

2. Coding

Cara memberi tanda atau kode tertentu pada data yang tercatat dari kuesioner dibuat dalam kode setelah dilakukan pengolahan data dan penyajian dalam bentuk tabel.

3. Tabulasi

Memasukkan data kedalm tabel kemudian disajikan. Data yang diteliti untuk mendapatkan jumlah dalam bentuk tabel distribusi Frekuensi untuk melakukan analisa data.

4.6.2 Analisa Data

Setelah dilakukan pengolahan data, data diteliti untuk mendapatkan jumlah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melakukan analisa data. Untuk melanjutkan disajikan dalam bentuk tabel dan setelah data yang dilakukansecara univariete untuk menggambarkan frekuensi dan persentase dan hasil penelitian yang nantinya akan dapat dipergunakan sebagai tolak ukur dalam pembahasan dan kesimpulan

(Notoatmodjo, 2005).

Menurut Riduwan (2005) mengatakan alat pengumpulan data yang digunakan adalah berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti menggunakan skala Likert:

A. Sikap

a) Sangat setuju (SS) = 5

b) Setuju (S) = 4

c) Netral (N) = 3

d) Tidak setuju (TS) =2

e) Sangat tidak setuju (STS) =1

Berdasarkan ketetapan diatas maka peneliti menetapkan Sikap positif apabila skor responden > rata-rata -rata

Sikap negatif apabila skor responden

Adapun langkahnya sebagai berikut Mencari dari skor masing-masing responden Menjumlah dari skor responden Mencari nilai rata-rata Membandingkan skor responden dengan nilai rata-rata

Menurut Ating, 2006 Skala yang menggambarkan skore minimal, nilai kuartil ke satu, nilai median, nilai kuartil ketiga, dan skor maksimal.untuk menentukan skor maksimal yaitu skor jawaban terbesar dikali banyak item dan untuk menentukan skor minimal yaitu jawaban terkecil dikali dengan item.

5 10 15 20 25

Minimal kuartil 1 median kuartil 3 maksimal

Keterangan :

- Kategori sikap sangat positif, yaitu daerah yang dibatasi oleh kuartil ketiga dan sekor maksimal. (kuartil 3 x skor maksimal ).

- Kategori sikap positif , yaitu daerah yang dibatasi oleh median dan kuartil ketiga. (median x

- Kategori sikap negatif, yaitu daerah yang dibatasi oleh kuartil ke satu dan median. (kuartil 1 x

- Kategori sikap sangat negatif, yaitu daerah yang dibatasi oleh skor minimal dan kuartil kesatu ( skor minimal x

B. Prilaku

Menurut sekala Gottman untuk menilai tindakan terdiri dari komponen :

Ya : diberi nilai 1

Tidak : diberi nilai 0

Berdasarkan ketetapan diatas maka peneliti menetapkan:

Baik : apabila skor responden 8-10

Cukup : apabila skor responden 6-7

Kurang : apabila skor responden 4-5

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : Mencari dari skor masing-masing responden

Menjumlah dari skor responden Mencari nilai rata-rata Membandingkan skor responden dengan nilai rata-rata

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1. Data Umum

Data umum merupakan gambaran responden dimana responden di dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang berada dikelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai Pekanbaru yang berjumlah 97 responden akan dikelompokan dalam beberapa kreteria :

A. Golongan umur

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Golongan Umur Dikelurahan Umban Sari Rumbai Pekanbaru Tahun 2008 No 1 2 Umur 20-40 41-60 Jumlah 58 37 % 59,79% 38,15

3

60+ Total

2 97

2,06% 100%

Dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat kelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai Pekanbaru tahun 2008 dijumpai pada golongan umur 20-40 tahun 58 responden (59,79%) 41-60 tahun 37 responden (38,15) dan >60 tahun sebanyak 2 responden (2,06%).

B. Golongan Pendidikan

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dikelurahan Umban Sari Rumbai Pekanbaru Tahun 2008 No 1 2 3 4 Pendidikan SD SLTP SMU S.1 Total Jumlah 26 22 47 2 97 (%) 26,82% 22,68% 22,68% 2,06% 100%

Dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat kelurahan Umban Sari adalah SD sebanyak 26 orang (26,82%), SLTP 22 orang (22,68%), SMA 47 orang (22,68%) dan S.1 sebanyak 2 orang (2,06%).

C. Golongan Pekerjaan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Dikelurahan Umban Sari Rumbai Pekanbaru Tahun 2008 No 1 2 3 4 Pekerjaan PNS Buruh Petani Wiraswasta Total Jumlah 2 5 6 84 97 (%) 2,06% 5,17% 6,18% 86,59% 100%

Dari tabel 5.3 diatas dapat di lihat bahwa sebagian besar pekerjaan responden masyarakat Kelurahan Umban Sari adalah Wiraswasta yang berjumlah 84 0rang (86,59%), Petani 6 orang (6,18%), Buruh 5 orang (5,17%) dan PNS 2 orang (2,06%).

5.2 1 Data Khusus

a). Sikap kepala keluarga terhadap Ispa pada anak usia 1-4 tahun Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya Akan Menggunakan Masker Pada Anak Saya Apabila Ada Pencemaran Udara. No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 24 73 97 % 24,75% 75,25% 100%

Dari tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan menggunakan masker pada anak saya apabila ada pencemaran udara sikap positif sebanyak 24 orang (24,75%) sedangkan sikap negatif sebanyak 73 orang (75,25%).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya Akan Membawa Anak Kepuskesmas Terdekat Bila Terkena Ispa No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 70 27 97 % 72,16% 27,84% 100%

Dari tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan membawa anak kepuskesmas terdekat bila terkena ispa sikap positif berjumlah 70 orang ( 72,16%) sedangkan sikap negatif berjumlah 27 orang (27,84%) .

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya akan berusaha merawat anak saya agar tidak terkena ISPA. No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 97 0 97 % 100% 0% 100%

Dari tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden Saya akan berusaha merawat anak saya agar tidak terkena ispa yang bersikap positif 97 orang (100%) sedangkan sikap negatif tidak ada.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya Akan Memenuhi Kebutuhan Gizi Pada Anak Apabila Terkena Ispa No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 80 17 97 % 82,47% 17,53% 100%

Dari tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan memenuhi kebutuhan gizi pada anak apabila terkena ispa yang bersikap positif berjumlah 80 orang (82,47%). Sedangkan yang sikap negatif berjumlah 17 orang (17,53%).

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya Akan Membersihkan Got Seminggu Sekali No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 47 50 97 % 48,45% 51,55% 100%

Dari tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan membersihkan got seminggu sekali sikap positif sebanyak 47 orang (48,45%) orang sedangkan sikap negatif sebanyak 50 orang (52%) .

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya Akan Menghindari Anak dari Obat Nyamuk Bakar Apabila Terkena Ispa. No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 80 17 97 % 82,47% 17,53% 100%

Dari tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan menghindari anak dari obat nyamuk bakar apabila terkena ispa. Sikap positif 80 orang ( 82,47%) sedangkan sikap negatif 17 orang (17,53%) .

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya akan Menghindari Anak Dari Penderita Ispa No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 87 10 97 % 89,69% 10,31% 100%

Dari tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan menghindari anak dari penderita ispa sikap positif 87 orang (89%) sedangkan sikap negatif sebanyak sebanyak 10 orang (11%).

Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Bagaimana Sikap Anda Tentang Gotong Royong Yang Diadakan Satu Minggu Sekali No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 57 40 97 % 58,76% 41,24% 100%

Dari tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang bagaimana sikap anda tentang gotong royong yang diadakan satu minggu sekali sikap positif berjumlah 57 orang (58,76%).

Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya akan menghindari anak saya dari orang yang sedang merokok. No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 89 8 97 % 91,75% 8,25% 100%

Dari tabel 5.12 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden tentang saya akan menghindari anak saya dari orang yang sedang merokok sikap positif berjumlah 80 orang (82%) sedangkan sikap negatif berjumlah 17 orang (18%) .

Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Saya akan berusaha untuk tidak membawa anak saya ketampat yang banyak terdapat kendaraan. No 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 75 22 97 % 77,21% 22,69% 100%

Dari tabel 5.13 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sikap responden Tentang saya akan berusaha untuk tidak membawa anak saya ketampat yang banyak terdapat kendaraan. Sikap positif berjumlah 77 orang (77,21%) sedangkan negatif berjumlah 27 orang (22,69%)orang .

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Sikap kepala keluarga terhadap ISPA pada anak usia 1-4 tahun Secara Keseluruhan Di kelurahan Umban Sari Rumbai Pekanbaru Tahun 2008 NO 1 2 Kreteria Sikap Positif Sikap Negatif Total Jumlah 80 17 97 % 82,47% 17,53% 100%

Dari tabel diatas merupakan data secara keseluruhan tentang sikap terhadap Ispa dengan hasil nilai rata-rata dari keseluruhan item yang telah dijawab responden untuk sikap positif berjumlah 80 responden (82,47%) sedangkan sikap negatif 17 responden (17,53%).

b). Tindakan kepala keluarga terhadap Ispa pada anak usia 1-4 tahun

Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Responden Tentang Tindakan Kepala Keluarga Terhadap Ispa Dikelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai Pekanbaru Tahun 2008 No 1 2 3 Kurang Total Kreteria Baik Cukup Jumlah 82 14 1 97 % 84,53% 14,43 % 1,03% 100%

Berdasarkan tabel 5.14 diatas dapat kita lihat tindakan kepala keluarga tehadap ispa pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan data yang tertuang di atas yang dikategorikan baik 84,53%, cukup 14,43% dan kurang 1,03%.

5.2 Pembahasan

Pada bab ini akan dibahas mengenai Gambaran Sikap Dan Tindakan Kepala Keluarga Terhadap Ispa Pada Anak Usia 1-4 Tahun Di Kecamatan Rumbai Kelurahan Umban Sari Pekanbaru Tahun 2008. setelah dilakukan analisa dan dilihat hasil yang di peroleh penulis akan

membahas beberapa hal sesuai dengan teori kepustakaan yang ada dan ditinjau atas Data umum dan Data khusus.

5.2.1 Data umum

1. Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 5.1 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat kelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai Pekanbaru Tahun 2008 dijumpai pada golongan umur 20-40 tahun 58 responden (59,79%) 41-60 tahun 37 responden (38,15) dan 60+ tahun sebanyak 2 responden (2,06%).

2. Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 5.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan masyarakat kelurahan Umban Sari adalah SD sebanyak 26 orang (26,82%), SLTP 22 orang (22,68%), SMA 47 orang (22,68%) dan S.1 sebanyak 2 orang (2,06%).

3. berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar pekerjaan dikelurahan Umban sari sebagian besar pekerjaan masyarakat Kelurahan Umban Sari adalah Wiraswasta yang berjumlah 84 0rang (86,59%), Petani 6 orang (6,18%), Buruh 5 orang (5,17%) dan PNS 2 orang (2,06%).

5.2.2 Data khusus

a) Sikap kepala keluarga terhadap ISPA

Berdasarkan tabel 5.14 diatas data keseluruhan tentang sikap terhadap Ispa pada anak usia 1-4 tahun dengan hasil nilai rata-rata dari keseluruhan item yang telah dijawab setiap responden untuk sikap positif berjumlah 80 responden (82,47%) sedangkan sikap negatif 17 responden (17,53%).

Sikap terhadap suatu perilaku dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku tersebut akan membawa hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Keyakinan mengenai perilaku apa yang bersifat normatif ( yang diharapkan oleh orang lain ) dan motivasi untuk bertidak sesuai dengan harapan normatif tersebut membentuk norma subjektif dalam diri individu (Saifuddin, 1995).

Menurut Taufik, 2007 sikap adalah suatu kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan dan perhatian

Mayoritas Pada pengisian kuesioner bahwa sikap masyarakat terhadap penyakit Ispa sebsgian besar positif karena responden mampu menjawab soal dengan baik dan benar karena di kelurahan Umban Sari sudah mendapatkan penyuluhan dan berbagai informasi dari puskesmas.

Meskipun mayoritas masyarakat menjawab positif Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam

tindakan, karena untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana atau prasarana (Taufik, 2007).

b) Tindakan kepala keluarga terhadap ISPA

Berdasarkan tabel 5.15 diatas dapat kita lihat tindakan kepala keluarga tehadap Ispa pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan data yang tertuang di atas yang dikategorikan baik 82 responden (84,53%), cukup 14 responden (14,43%) dan kurang 1 responden (1,03%). Dari hasil persentase-persentase diatas tindakan kepala keluarga terhadap ispa pada anak sebagian besar adalah baik karena masyarakat mengatakan sebelumnya masyarakat mengatakan pernah diadakan penyuluhan di puskesmas dan informasi informasi kesehatan pada anak.

Menurut pendapat Notoadmodjo, 2003 faktor resiko yang berasal dari lingkungan (faktor resiko ekstrinsik) yang memudahkan seseorang terjangkit penyakit suatu penyakit tertentu. Berdasarkan jenisnya faktor ekstrinsik dapat berupa keadaan fisik kimiawi, biologik, psikologik, maupun sosial budaya dan perilaku misalnya : keadaan perkampungan yang padat penduduknya merupakan faktor resiko terjadinya penyakit Ispa. Orang yang berkerja di perusahan yang menggunakan bahan-bahan kimiawi tertentu mempunyai resiko untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bahanbahan kimiawi tersebut. Sedangkan faktor resiko ialah suatu kondisi yang memungkinkan adanya mekanisme hubungan antara agen penyakit dengan

induk semang(host) dan penjamu yaitu manusia, sehingga terjadi efek (sakit). Contoh virus merupakan agen dari penyakit influenza. Sedangkan kondisi lingkungan jelek, ventilasi yang lembab, rumah kurang ventilasinya, merupakan faktor resiko terjadinya mecro bacterium tersebut dengan orang, sehingga terjadi efek (sakit).

Dari pendapat diatas dapat kita simpulkan bahawa walaupun tindakan kepala keluarga mayoritas baik belum tentu dapat mencegah terjadinya Ispa pada anak karena faktor lingkungan sangat mempengaruhi terjadinya penyakit Ispa seperti kabut asap dan pencemaran udara lainya.

Sesuai pendapat menurut Dainur 1995 bahwa berkenaan dengan pengetahuan serta prilaku warga masyarakat terhadap penyakit dan cara pengobatan serta pencegahanya. Maka upaya penyuluhan kesehatan merupakan upaya pemberantasan lainya. Dengan penyuluhan kesehatan diharapkan ada perubahan prilaku kehidupan. sesuai dengan kaidah-kaidah kesehatan sehingga prilaku masyarakat akan mencerminkan tingkat kesehatan masyarakat tersebut.

dari pendapat Dainur di atas dapat kita simpulkan bahwa sesuai data subjektif dari masyarakat diatas bahwa mereka telah mendapatkan penyuluhan sehingga hasil dari tindakan masyarakat mayoritas adalah baik.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Sebagian Besar umur responden masyarakat kelurahan Umban Sari Kecamatan Rumbai Pekanbaru tahun 2008 dijumpai pada golongan umur 20-40 tahun 58 responden (59,79%) 41-60 tahun 37 responden (38,15%) dan >60 tahun sebanyak 2 responden (2,06%).

2. Sebagian Besar pendidikian responden masyarakat kelurahan Umban Sari adalah SMA 47 responden (48,46%) Dan sebagian kecil perguruan tinggi sebanyak 2 responden (2,06%).

3. Sebagian Besar pekerjaan responden masyarakat Kelurahan Umban Sari adalah Wiraswasta yang berjumlah 84 responden (86,59%) dan sebagian kecil dan PNS 2 responden (2,06%).

4. Sebagian Besar sikap responden yang akan menggunakan masker pada anak apabila ada pencemaran udara sikap negatif sebanyak 73 responden (75,25%). Dan sebagian kecil sikap positif sebanyak 24 responden (24,75%).

5. Sebagian Besar sikap responden tentang saya akan membawa anak kepuskesmas terdekat bila terkena Ispa sikap positif berjumlah 70 orang (72,16%) dan sebagian kecil sikap negatif berjumlah 27 responden (28,84%).

6. Sebagian Besar sikap responden tentang berusaha merawat anak agar tidak terkena ispa yang sikap positif 97 responden (100%) dann sikap negatif tidak ada.

7. Sebagian Besar sikap responden tentang memenuhi kebutuhan gizi pada anak apabila terkena ispa yang bersikap positif berjumlah 80 responden (82,47%). dan sebagian kecil yang sikap negatif berjumlah 17 responden (17,53%).

8. Sebagian Besar sikap responden tentang membersihkan got seminggu sekali sikap negatif sebanyak 50 responden (51,55%). dan sebagian kecil sikap positif sebanyak 47 responden (48,45%)

9. Sebagian Besar sikap responden tentang menghindari anak dari obat nyamuk bakar apabila terkena Ispa. Sikap positif 80 responden (82,47%) dan minoritas sikap negatif 17 responden (17,53%) .

10. Sebagian Besar sikap responden tentang menghindari anak dari penderita Ispa sikap positif 87 responden (89,69%) dan sebagian kecilsikap negatif sebanyak sebanyak 10 responden (10,31%).

11. Sebagian Besar sikap responden tentang gotong royong yang diadakan satu minggu sekali sikap positif berjumlah 57 responden (58,76%). dan sebagian kecil sikap negatif sebanyak 40 responden (41,24%).

12. Sebagian Besar sikap responden tentang menghindari anak saya dari orang yang sedang merokok sikap positif berjumlah 89 responden (91,75%) dan minoritas sikap negatif berjumlah 8 responden (8,25%)

13. Sebagian Besar sikap responden Tentang saya akan berusaha untuk tidak membawa anak ketampat yang banyak terdapat kendaraan. Sikap positif berjumlah 75 responden (77,31%) dan sebagian kecil sikap negatif berjumlah 22 responden (22,69%).

14. Sebagian Besar Sikap kepla keluarga terhadap ISPA pada anak usia 1-4 tahun secara keseluruhan Di kelurahan Umban Sari Rumbai sikap positif sebanyak 80 responden 82,47%, dan sebagian kecil sikap negatif 17 responden (17,53%).

15. Sebagian Besar tindakan kepala keluarga tehadap ispa pada anak usia 1-4 tahun 2008, berdasarkan data yang tertuang di atas yang dikategorikan baik 82 responden (84,53%), cukup 14 responden (14,43%). dan kurang 1 responden (1,03%).

6.2 Saran

1. Diharapkan Bagi instansi bisa mengetahui bagaimana sikap dan tindakan masyarakat terhadap ISPA sehingga dapat malakukan tindakan selanjutnya dalam pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

2. Diharapkan instisusi pendidikan universitas abdurrab memperbanyak leteratur bacaan khusus mengenai ISPA dan ilmu kesehatan lainnya mengingat sulitnya peneliti dalam sumber yang berkaitan dengan ISPA.

3. Di harapkan bagi peneliti selanjutnya, agar dapat menggunakan karya tulis ilmiah ini sebagai tambahan wawasan penelitian tentang gambaran sikap dan tindakan masyarakat terhadap ISPA mengimgat kasus ispa semakin meningkat sehingga perlu sekali ditingkatkan dalam penelitiannya kelapangan.

4. Diharapkan kepada masyarakat dapat mengerti tentang gambaran sikap dan tindakan terhadap ISPA pada anak usia 1-4 tahun. Agar masalah ISPA dapat teratasi dengan benar dan menurunya jumlah ksaus ISPA pada anak usia 1-4 tahun.

DAFTAR PUSTAKA Candara budiman. 2006 Pengantar kesehatan lingkungan, Jakarta : EGC. Charlene, 2001 Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC. Dinas kesehatan kota pekanbaru, 2007. Laporan Angka P2M, ISPA Depkes RI. 2007 Pengertian ISPA, http. www. Google. Com 27 November 2007. Jikalahari, 2006 Bencana Kabut Asap. http. www. Google. Com 27 Desember 2007.

Nelson, 2000 Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : EGC. Nindya, T. S. 1998 Hubungan Sanitasi Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Balita. www. Google. Com 14 Desember 2007. Notoatmodjo, soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Renika Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Renika Cipta. Rasmaliah, 2007 ISPA dan penanggulangannya. www. Google. Com 14 Desember 2007. Riduwan, 2003. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung : Alfabeta. Taufik, 2007. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan dalam Bidang Keperawatam untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan, Jakarta : Info Medika.

r u m a h . L i n g k u n g a n t e m p a t t i n g g a l d i y a k i n i b e b e r a p a p e n e l i t i s e b a g a i faktor risiko. Dalam program penyehatan lingkungan pemukiman, telah ditetapkan syaratsyarat kesehatan untuk rumah tinggal antara lain :1 ) L u a s r u a n g a n r u m a h dibanding penghuni tidak kurang dari 9m 2 /jiwa.2 ) L a n t a i d a n d i n d i n g k a m a r t i d u r k e r i n g ( t i d a k lembab)3 ) P e n c a h a y a a n m e m a n f a a t k a n s i n a r m a t a h a r i s e b a n y a k mungkin untuk penerangan dalam rumah pada siang hari. B.Kerangka Konseptual Penelitian

3 . D a s a r P e m i k i r a n P e n ya k i t T B C p a r u d i s e b a b k a n o l e h m i c r o b a c t e r i u m t u b e r k u l o s i s sebagai faktor agent (virulensi kuman) yang menular dari orang sakit TBCaktif ke orang sehat yang sangat dipengaruhi oleh kondisi penjamu yaitu dayatahan tubuh sebagai faktor host, keeratan kontak terutama kontak serumah danl a m a k o n t a k d i p e r b u r u k o l e h k o n d i s i l i n g k u n g a n p e r u m a h a n a n t a r a l a i n kepadatan penghuni dan ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan.F a k t o r r i s i k o a d a l a h s e m u a f a k t o r ya n g d a p a t m e m b e r i k a n r i s i k o terjadinya penyakit. Variabel yang diteliti adalah :a . V a r i a b e l i n d e p e n d e n ( f a k t o r r i s i k o ) y a i t u k o n t a k s e r u m a h , l a m a kontak, dan kepadatan penghuni. b.Variabel dependen (akibat/efek) adalah penderita TBCC paru 4 . B a g a n K e r a n g k a K o n s e p t u a l P e n e l i t i a n Gambar 2 : Kerangka konsep penelitian C. Hipotesis Penelitian a.Ada hubungan kontak serumah dengan kejadian TBC paru. b.Ada hubungan lama kontak dengan kejadian TBC paru.c.Ada hubungan kepadatan penghuni dengan kejadian TBC paru BAB IIIMETODE PENELITIANF . J e n i s P e n e l i t i a n Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian observasional denganrancangan Potong lintang ( cross sectional study ). G.Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 1 bulan yaitu dari15 April 2010 sampai dengan 15 Mei 2010.2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di wilayah kerja P u s k e s m a s Bolangitang Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang MongondowUtara.W i l a y a h P u s k e s m a s B o l a n g i t a n g t e r d i r i d a r i 1 6 D e s a ya i t u d e s a Bolangitang 1, Desa Bolangitang 2, Desa Bolangitng Induk, Desa Jambusarang, Desa Telaga, Desa Telaga tomoagu, Desa Sunuo, Desa Olot 1, DesaO l o t 2 , D e s a O l o t I n d u k , D e s a L a n g i , D e s a I y o k , D e s a T o t e , D e s a P a k u utara, Desa Paku selatan, Desa wakat. H.Populasi dan Sampel 1 . P o p u l a s i Populasi adalah semua pendu duk suspek TBC paru dan penderita TBC paru BTA (+) yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bolangitang tahun 2010 berjumlah 501 jiwa2 . S a m p e l Sampel dalah penduduk suspek TBC paru dan penderita TBC paruB T A ( + ) d i w i l a y a h k e r j a p u s k e s m a s B o l a n g i t a n g K a b u p a t e n B o l a a n g Mongondow Utara selang Februari - Maret 2010, beralamat yang jelas dan bersedia diwawancarai.a . C a r a p e m i l i h a n s a m p e l Sampel diambil secara

Simple Random Sampling , yaitu pengambilansampel secara acak sederhana. b . B e s a r s a m p e l Untuk menghitung besar sampel berdasarkan rumus : N. Z. p. qn =d. (N-1) + Z. p. Q I.Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 1. Kejadian TBC Paru BTA (+) Kejadian TBC Paru (+) adalah infeksi kuman mycobacterium tuberkulosis b a i k s e c a r a l a n g s u n g a t a u t i d a k l a n g s u n g b e r d a s a r k a n d i a g n o s i s p e t u g a s kesehatan Puskesmas Bolangitang.Kriteria objektif :M e n d e r i t a T B C P a r u B T A ( + ) : B i l a h a s i l p e m e r i k s a a n m i k r o s k o p i s minimal 2 kali dari 3 k a l i p e m e r i k s a a n mikroskopis sewaktu, pagi, sewaktu (SPS)h a s i l n ya p o s i t i f , 1 spesimen dahak SPSh a s i l n y a ( + ) d a n f o t o r o n t g e n d a d a menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.T i d a k M e n d e r i t a T B C B T A ( ):Bila tidak sesuai kriteria pemeriksaanmikroskopis minimal 2 k a l i d a r i 3 k a l i pemeriksaan mikroskopis sewaktu, pagi, sewaktu (SPS) hasilnya positif, 1 spesimend a h a k S P S h a s i l n ya ( + ) d a n f o t o r o n t g e n dada menunjukkan gambaran tuberkulosisaktif. 2.Kontak Serumah Adalah responden tinggal serumah dengan penderita TBC paru BTA (+) sebelum responden sakit.Kriteria objektif : Risiko tinggi:Bila responden tinggal satu rumah dengan penderita T B C paru BTA (+) sebelum responden sakit.Risiko rendah: Bila responden tidak tinggal serumah dengan penderita TBC paru BTA (+). 3.Lama Kontak A d a l a h l a m a k o n t a k a t a u l a m a t i n g g a l s e r u m a h / b e r g a u l r e s p o n d e n dengan penderita TBC paru BTA (+) sebelum responden sakit.Kriteria objektif ( Depkes RI.Tahun 2000 ) :L a m a : b i l a l a m a k o n t a k 6 bulanB e l u m l a m a : b i l a l a m a k o n t a k < 6 b u l a n 4. Kepadatan Penghuni Rumah Pengukuran kepadatan penghuni rumah dilakukan dengan menghitungl u a s l a n t a i b a n g u n a n d e n g a n m e n g g u n a k a n a l a t u k u r m e t e r a n s t a n d a r ) kemudian dibagi dengan jumlah penghuninya yaitu 9 M 2 perorang (Depkes,2006).Kriteria objektif :P a d a t : b i l a l u a s b a n g u n a n < 9 M 2 perorangT i d a k p a d a t : b i l a l u a s b a n g u n a n 9 M 2 perorangJ.

Teknik Pengumpulan Data 1.Data Prime Data primer diperoleh berdasarkan wawancara langsung dengan responden y a n g t e r p i l i h d e n g a n m e n g g u n a k a n k u e s i o n e r d a n o b s e r v a s i l a n g s u n g k e rumah responden.2 . D a t a S e k u n d e r D a t a s e k u n d e r d i p e r o l e h m e l a l u i b u k u r e g i s t e r p e n d e r i t a T B C C p a r u Puskesmas Bolangitang tahun 2010. F. Teknik Analisis Data 1 . P e n g o l a h a n d a n P e n y a j i a n D a t a Data akan diolah dengan software p r o g r a m S P S S , k e m u d i a n D a t a h a s i l penelitian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan narasi.2 . A n a l i s i s D a t a Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square denganrumus :n ([ad-bc] n) 2 x 2 =(a+b)(c+d)(a+c)(b+d)Interpretasi : x 2 Hitung > x 2 tabel tolak Ho x 2 Hitung < x 2 tabel tolak Ho