103
GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIR TELUK KENDARI KELURAHAN BENU-BENUA KECAMATAN KENDARI BARAT PROVINSI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan Pada Politeknik Kesehatan Kendari EKAPRI TOSEPU NIM : P00320014059 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2017

GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH

PESISIR TELUK KENDARI KELURAHAN BENU-BENUA

KECAMATAN KENDARI BARAT PROVINSI

SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program

Studi Diploma III Keperawatan Pada Politeknik Kesehatan Kendari

EKAPRI TOSEPU

NIM : P00320014059

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2017

Page 2: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH

PESISIR TELUK KENDARI KELURAHAN BENU-BENUA

KECAMATAN KENDARI BARAT PROVINSI

SULAWESI TENGGARA

Disusun dan Diajukan Oleh :

EKAPRI TOSEPU

NIM. P00320014059

Telah Mendapatkan Persetujuan Tim Pembibing

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui

Ketua Jurusan Keperawatan

Page 3: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

iii

HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH

PESISIR TELUK KENDARI KELURAHAN BENU-BENUA

KECAMATAN KENDARI BARAT PROVINSI

SULAWESI TENGGARA

Disusun dan Diajukan Oleh :

EKAPRI TOSEPU

NIM. P00320014059

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada tanggal 26 Juli 2017 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Menyetujui :

1. Fitri Wijayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep (...............................)

2. Nurfantri, S.Kep.,Ns.,M.Sc (...............................)

3. Sahmad, S.Kep.,Ns.,M.Kep (...............................)

4. Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns.,M.Sc (...............................)

5. Dian Yuniar SR. SKM.,M.Kep (...............................)

Mengetahui

Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kendari

Page 4: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

iv

MOTTO

“Masukkanlah Kritik dan Saran yang baik dalam Hati untuk membangun dirimu

menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi sesama dan bukan sebaliknya”

Kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk Ayah ku yang tersayang dan

Almarhumah Ibu ku yang tercinta, meski engkau tidak dapat lagi berada di

sampingku dan memberikan nasehat serta kritik semasa hidup mu dulu,

namun sampai saat ini pesan, nasehat, serta kritik mu selalu

membangunkan ku untuk bekerja secara mandiri.

Page 5: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

1. Nama : Ekapri Tosepu

2. Tempat Tanggal Lahir : Inolobu, 2 Februari 1995

3. Suku / Bangsa : Tolaki / Indonesia

4. Jenis Kelamin : Laki – Laki

5. Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negri 1 Meluhu Tamat Tahun 2007

2. SMP Negri 4 Wawotobi Tamat Tahun 2010

3. SMKS Kesehatan Unaaha Tamat Tahun 2013

4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Masuk Tahun 2014

Page 6: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

vi

ABSTRAK

Ekapri Tosepu (P00320014059). “Gambaran Sarana Sanitasi Masyarakat DiWilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua Kecamatan Kendari BaratProvinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017”. Dibimbing oleh Muhaimin Sarananidan Dian Yuniar SR. Terdiri dari 6 BAB + 73 Halaman + 10 Tabel + 12lampiran. Sanitasi lingkungan yang sehat di daerah pesisir sangat di butuhkanagar terhindar dari penyakit-penyakit infeksi dan pencemaran lingkungan.Penelitian ini bertujuan untuk melihat keadaan sarana sanitasi masyarakat diwilayah pesisir teluk Kendari (Sarana Penampungan Air Minum, Sarana Jamban,Sarana Saluran Pembuangan Air Limbah, dan Sarana Pembuangan Sampah). Jenispenelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalahsemua KK (Kepala Keluarga) yang bermukim di wilayah pesisir teluk KendariKelurahan Benu-Benua sebanyak 234 KK, teknik Probability Sampling, Hasilpenelitian menggambarkan keadaan Sarana Penampungan Air Minum yangmemenuhi syarat kesehatan 28 orang (40%) dan yang tidak memenuhi syaratkesehatan yaitu 42 orang (60%), sarana jamban yang memenuhi syarat kesehatansebanyak 27 orang (39%) dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu 43orang (61%), sarana SPAL yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 70orang (100%), sarana pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatansebanyak 70 orang (100%). Mengantisipasi terjadinya dampak buruk terhadapkesehatan diharapkan masyarakat untuk melakukan perubahan/perbaikan saranasanitasi sehingga memenuhi syarat kesehatan.Kata Kunci : Sarana Penampungan Air Minum, Sarana Jamban, Sarana SPAL,

dan Sarana Pembuangan Sampah.Daftar Pustaka : 25 (1990-2017).

Page 7: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat

dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis berupa kesehatan sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran

Sarana Sanitasi Masyarakat Di Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-

Benua, Kecamatan Kendari Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017”.

Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis sadari amat banyak aral yang

melintang, namun berkat Allah SWT yang senantiasa memberi petunjuk-Nya serta

keyakinan pada kemampuan diri sendiri, sehingga segalah hambatan yang penulis

hadapi dapat teratasi. Terima kasih yang tak ternilai penulis ucapkan kepada

Kedua Orang tua yang amat ku cintai, Ayahanda Baidaman bin Tosepu dan

Ibunda Almarhumah Nasniatin binti Korewan atas segala doa dan kasih sayang

yang diberikan kepada saya serta semua pengorbanan materil yang dilimpahkan,

tanpa ridho keduanya penulis tidak ada apa-apanya.

Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya secara khusus kepada kedua pembimbing yang terhormat Bapak

Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns.,M.Sc selaku Pembimbing I dan kepada Ibu Dian

Yuniar SR. SKM.,M.Kep selaku Pembimbing II yang telah ikhlas meluangkan

waktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa juga mengucapkan banyak terima

kasih dan penghargaan yang tulus kepada yang terhormat :

1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes, Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Bapak Muslimin L.,A.Kep.,S.Pd.,M.Si, Selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

3. Ibu Fitri Wijayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep Selaku Penguji I, Ibu Nurfantri,

S.Kep.,Ns.,M.Sc, Selaku Penguji II, dan Bapak Sahmad, S.Kep.,Ns.,M.Kep,

Selaku Penguji III yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam ujian

KTI sehingga penelitian ini dapat lebih terarah.

Page 8: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

viii

4. Bapak/Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan yang

turut membekali ilmu pengetahuan pada penulis selama kuliah.

5. Kepala Kantor Badan Riset Sultra dan Kepala Kelurahan Benu-Benua Bapak

Juhardi Dema.,S.Sos.,M.AP yang telah memberikan izin penelitian kepada

penulis dalam penelitian ini.

6. Saudaraku tersayang Yayu Triningsi Binti Baidaman dan Adrian Tosepu Bin

Baidaman yang selalu memberikan dukungannya.

7. Terakhir untuk yang Spesial Ika Putri Aprilia serta Sahabat-sahabatku di

SMKS Kesehatan Unaaha dan di Poltekkes Kemenkes Kendari terkhusus

untuk Jurusan Keperawatan Tingkat III B (I Nyoman Juliana, Dimas Dwi

Prasetyo, Kiky Rizky Yolanda, Trivita Putri Solo, Adelia Apriana dan Desi

Saputri Serta teman-teman yang lain yang tak sempat saya sebutkan satu per

satu namanya) dan Tingkat III A, teman-teman organisasi di PMI dan HMKM

yang tak bisa saya sebutkan satu per satu namanya, yang telah memberikan

motivasi dan dukungan selama penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan Karya Tulis Ilmiah ini, oleh

sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Kendari, 26 Juli 2017

Penulis

Page 9: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................iLEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iiHALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iiiMOTTO ................................................................................................................ivRIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vABSTRAK ............................................................................................................viKATA PENGANTAR......................................................................................... viiDAFTAR ISI.........................................................................................................ixDAFTAR GAMBAR............................................................................................xiDAFTAR TABEL ............................................................................................... xiiDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiiiBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................... 1B. Rumusan Masalah ................................................................................. 8C. Tujuan Penelitian................................................................................... 8D. Manfaat Penelitian................................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Tentang Sanitasi Lingkungan................................................ 10

1. Pengertian Sanitasi Lingkungan ...................................................... 102. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan .............................................. 113. Sarana Sanitasi dan Persyaratan ..................................................... 20

B. Tinjauan Tentang Sanitasi Lingkungan Pemukiman............................ 38C. Tinjauan Tentang Sanitasi Wilayah Pesisir .......................................... 38

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIANA. Dasar Pemikiran ................................................................................... 44B. Kerangka Pikir...................................................................................... 45C. Variabel Penelitian ............................................................................... 45D. Definisi Operasional ............................................................................. 46E. Alat Pengumpulan Data........................................................................ 49

BAB IV METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian ..................................................................................... 50B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 50C. Populasi dan Sampel............................................................................. 50D. Jenis Data.............................................................................................. 52E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 52F. Pengolahan Data ................................................................................... 52G. Analisa Data ......................................................................................... 53H. Penyajian Data...................................................................................... 54

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian..................................................................................... 55B. Pembahasan .......................................................................................... 61

Page 10: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

x

BAB VI KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan........................................................................................... 71B. Saran ..................................................................................................... 71

DAFTAR SINGKATANDAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Pikir................................................................................... 45

Page 12: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Syarat Kimia ............................................................................... 24Tabel 2.2 Tabel Syarat Fisika................................................................................ 25Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin Responden..................... 56Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Menurut Alamat Responden................................ 56Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Menurut Pendidikan Responden.......................... 57Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Menurut Pekerjaan Responden............................ 58Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Menurut Sarana PAM Responden ....................... 59Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Menurut Sarana Jamban Responden ................... 59Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Menurut Sarana SPAL Responden...................... 60Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Menurut Sarana Sampah Responden................... 60

Page 13: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permintaan Persetujuan Menjadi Responden.

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden.

Lampiran 3 : Lembar Observasi.

Lampiran 4 : Master Tabel dan Tabulasi Hasil Penelitian.

Lampiran 5 : Surat Pengantar Pengambilan Data Awal.

Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data Awal.

Lampiran 7 : Surat permohonan Izin Penelitian.

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari Badan Litbang Provinsi Sulta.

Lampiran 9 : Surat Rekomendasi Penelitian Dari Badan Kesatuan dan Politik

Provinsi Sulta.

Lampiran 10 : Surat Rekomendasi Penelitian.

Lampiran 11 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.

Lampiran 12 : Dokumentasi Penelitian

Page 14: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) Sanitasi adalah

penyediaan sarana dan pelayanan pembuangan limbah kotoran manusia

seperti urin dan feces. Istilah 'sanitasi' juga mengacu kepada pemeliharaan

kondisi higienis melalui upaya pengelolaan sampah dan pengolahan limbah

cair. Sanitasi diartikan sebagai alat pengumpulan dan pembuangan tinja serta

air buangan masyarakat secara higienis sehingga tidak membahayakan bagi

kesehatan seseorang maupun masyarakat secara keseluruhan (Sholehah dkk,

2014).

Krisis sanitasi terutama terjadi pada permukiman informal yang sangat

padat di seluruh dunia. Situasi ini tidak terbatas pada pemukiman perkotaan

dan dapat dijumpai di pinggiran kota miskin, kota dagang kecil, desa besar,

permukiman peri-urban dan tempat lainnya di negara-negara berkembang.

Di negara-negara berkembang, sekitar 90 persen dari air limbah dibuang

tanpa diproses dahulu ke sungai, danau dan area pesisir. Di Asia, lebih dari

750 juta orang masih melakukan buang air besar (BAB) di tempat terbuka,

sehingga meninggalkan tinja mereka di tanah yang kemudian

mengontaminasi lingkungan sekitarnya, memasuki perairan dan pada

akhirnya, berdampak pada mata pencaharian dan kesehatan seluruh

masyarakat (Sanitation Drive, 2015).

Page 15: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

2

UNICEF baru-baru ini menyatakan bahwa sebanyak 55 juta orang di

indonesia masih melakukan Buang Air Besar Sembarang (BABS). Badan

Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa capaian sanitasi layak di indonesia pada

tahun 2013 baru mencapai angka 59,71%. Angka ini masih berada di bawah

rata-rata capaian akses sanitasi layak di nagara-negara asia tenggara. Perilaku

buang air besar sembarang (BABS) dapat mengakibatkan pencemaran air

dan bahkan membahayakan kesehatan manusia. (Kementrian PU dan

perumahan rakyat RI, 2017).

World Bank Water Sanitation Program (WSP) mengemukakan,

bahwa Indonesia berada di urutan kedua di dunia sebagai negara dengan

sanitasi buruk. Menurut data yang dipublikasikan Perserikatan Bangsa-

Bangsa (PBB), 63 juta penduduk Indonesia tidak memiliki toilet dan masih

buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, laut, atau di permukaan tanah

(Diela, 2013 dalam Sholehah dkk, 2014).

PBB tahun 2010 telah mencanangkan bahwa sanitasi menjadi hak

asasi manusia. Hal ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka

Menegah (RPJMN) ke-III tahun 2015-2019 Kementrian Kesehatan pada

tahun 2015, mempunyai tujuan yaitu meningkatnya status kesehatan

masyarakat. Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang

akan dicapai diantaranya yaitu meningkatnya upaya prilaku hidup bersih dan

sehat

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara

kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki ± 18.110 pulau dengan garis

Page 16: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

3

pantai sepanjang 108.000 km. Sehingga wajar apabila sekarang ini wilayah

pesisir dan laut Indonesia merupakan sasaran dan harapan baru dalam

memenuhi kesejahteraan rakyat (Mallewai, 2013 dalam Sholehah dkk,

2014).

Menurut Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang terakhir telah

disempurnakan melalui Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 dinyatakan

bahwa wilayah daerah Provinsi terdiri dari wilayah daratan dan wilayah laut

sejauh 12 mil laut yang diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan atau

kearah perairan kepulauan, sedangkan kewenangan daerah kabupaten/kota

sejauh sepertiga dari batas laut daerah Provinsi Melalui pelimpahan

kewenangan tersebut, maka daerah dapat lebih leluasa dalam merencanakan

dan mengelola sumberdaya wilayah pesisir, termasuk jasa lingkungan

lainnya bagi kepentingan pembangunan daerah itu sendiri. Khususnya

wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan wilayah lautan lebih luas dari

pada daratan yang dikelilingi oleh lautan dan pesisir. (Muttaqiena, 2009

dalam Sholehah dkk, 2014).

Pertumbuhan penduduk dan pesatnya kegiatan pembangunan di

wilayah pesisir seperti pemukiman, perikanan, pelabuhan, objek wisata

dan lain-lain, maka tekanan ekologis terhadap ekosistem sumberdaya pesisir

dan laut ini semakin meningkat, sehingga meningkatnya tekanan ini

tentunya mengakibatkan berbagai macam pencemaran seperti; pencemaran

air laut akibat pembuangan sampah di laut dan air limbah di laut serta

berbagai macam aktivitas manusia yang dapat merusak lingkungan sehingga

Page 17: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

4

dari dampak tersebut dapat mengakibatkan gangguan masalah kesehatan

yang ada seperti kesehatan berbasis lingkungan (Mallewali, 2013 dalam

Sholehah dkk, 2014).

Hasil survei levels & trends in child mortality tahun 2014

menujukkan lebih dari 370 anak berusia balita di indonesia setiap hari

meninggal dunia dikarenakan diare dan pneumonia akibat sanitasi dan

kebersihan yang buruk ternyata cukup besar (Kementrian PU dan perumahan

rakyat RI, 2017).

Berdasarkan target Millennium Development Goals (MDGs),

Indonesia harus mampuh untuk meningkatkan hingga 68,87% proporsi

penduduk yang memiliki akses terhadap sumber air minum yang aman,

dengan indikator sumber air terlindungi dan air perpipaan, serta akses

terhadap fasilitas sanitasi dasar, dengan indikator jamban tangki septik

memadai, akan tetapi pada tahun 2015 indonesia baru mampu mencapai

angka sebesar 62,41% dari Target Millennium Development Goals (MDGs)

2015 yang di tetapkan sebesar 68,87% (Kemenkes RI, 2016).

Data Penduduk Sulawesi Tenggara menggunakan sumber air minum

yang bervariasi, seperti Sumur Gali Terlindung (SGT), Sumur Gali dengan

Pompa (SGP), Sumur Bor dengan Pompa (SBP), Terminal Air (TA), Mata

Air Terlindung (MAT), Penampungan Air Hujan (PAH) dan PDAM.

Pemeriksaan kualitas air yang dilakukan beberapa kabupaten terhadap

penyelenggara air minum di Sulawesi Tenggara tahun 2013, persentase

penduduk yang memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak

Page 18: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

5

sebesar 55,51%, tahun 2014 menurun 31,94%, dan pada tahun 2015 kembali

mengalami peningkatan sebesar 42,23%, namun hal tersebut masih sangat jauh

untuk mencapai terget yang akan dicapai yaitu 80% penduduk yang memiliki

akses berkelanjutan terhadap air minum yang layak.

Berdasarkan presentase penduduk tahun 2013 yang memiliki akses

sanitasi layak (jamban sehat) baru mencapai 41.61%, tahun 2014 menurun

hingga 23,92%, dan tahun 2015 kembali mengalami kenaikan menjadi

41,36%, namun masih di bawah 50%. Bisa disimpulkan bahwa rata-rata

penduduk Sulawesi Tenggara telah menggunakan jamban, tapi lebih dari

setengahnya belum memenuhi syarat jamban sehat/sanitasi layak. Berdasarkan

laporan yang dihimpun dari dinas kabupaten/kota, presentase total rumah tangga

sehat di Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 mencapai 42.53%, meningkat bila

dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 37.34 %, pada tahun 2014

mengalami peningkatan sebesar 47,30%, dan pada tahun 2015 mencapai angka

sebesar 57,28%, namun hal tersebut masih sangat jauh untuk mencapai terget

yang akan dicapai yaitu 80% total rumah tangga sehat di Sulawesi Tenggara

(Profil Kesehatan Kab/Kota 2015 & Laporan Program).

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Berdasarkan

pemeriksaan kualitas air terhadap penyelenggara air minum di Kota Kendari

tahun 2015, persentase penduduk yang memiliki akses berkelanjutan terhadap

air minum yang layak sebesar 57,98%, hal tersebut masih sangat jauh untuk

mencapai terget yang akan dicapai yaitu 80% penduduk yang memiliki akses

berkelanjutan terhadap air minum yang layak. Provinsi Sulawesi Tenggara di

Page 19: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

6

Kota Kendari tahun 2015 berdasarkan presentase penduduk yang memiliki

akses sanitasi layak (jamban sehat) baru mencapai 76,37%, Bisa disimpulkan

bahwa rata-rata penduduk Kota Kendari telah menggunakan jamban, tetapi

sebagian belum memenuhi syarat jamban sehat/sanitasi layak. Berdasarkan

laporan yang dihimpun dari dinas kabupaten/kota, presentase total rumah tangga

sehat di Kota Kendari pada tahun 2015 mencapai 77.44%, namun hal tersebut

masih belum mencapai terget yang akan dicapai yaitu 80% total rumah tangga

sehat di Kota Kendari (Profil Kesehatan Kab/Kota 2015 & Laporan Program).

Kelurahan Benu-Benua merupakan salah satu Kelurahan dari

Kecamatan Kendari Barat yang berada di wilayah pesisir teluk Kendari.

Karena terletak di pesisir teluk kendari, penduduk di Kelurahan Benu-Benua

yang berjumlah 2.527 jiwa (laki-laki dan perempuan) yang terdiri dari 620 KK

(Kepala Keluarga), kemungkinan akan mengalami masalah dalam pemenuhan

sanitasi yang layak (Rekapitulasi Data Penduduk Kelurahan Benu-Benua,

2017 ). Wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan antara daratan dan laut ke

arah darat, wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun

terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti

pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin (Suning Dkk, 2014 dalam

Supriharyono, 2002).

Hasil survei program kesehatan lingkungan di Puskesmas Benu-

Benua, Kelurahan Benu-Benua dalam hal data jumlah penduduk yang

memiliki akses sanitasi air minum yang layak pada tahun 2014 mencapai

angka 93.63%, tahun 2015 meningkat menjadi 97.96%, namun pada tahun

Page 20: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

7

2016 mengalami penurunan drastis hingga 83%. Data jumlah penduduk yang

memiliki sanitasi Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang memenuhi

syarat, pada tahun 2014 mencapai angka 70%, tahun 2015 meningkat menjadi

85.59%, dan tahun 2016 turun menjadi 77%. Data jumlah penduduk yang

memiliki kondisi sanitasi perumahan yang tidak layak masih terdapat 23%

perumahan yang tidak memenuhi sanitasi perumahan yang layak. Data jumlah

penduduk yang memiliki akses tempat pembuangan sampah yang layak pada

tahun 2014 mencapai angka 70%, tahun 2015 meningkat menjadi 85.59% dan

pada tahun 2016 mengalami penurunan yaitu 77% penduduk yang memiliki

akses tempat pembuangan sampah yang layak. Data jumlah penduduk yang

memiliki sanitasi Jamban yang tidak memenuhi syarat di tahun 2016 masih

terdapat 8% jamban penduduk yang tidak memenuhi syarat (Profil Puskesmas

Benu-Benua, 2016)

Berdasarkan hasil observasi awal di Kelurahan Benu-Benua dilihat

dari sarana sanitasi yaitu kondisi tempat tinggal/perumahan penduduk di

kawasan Kelurahan Benu-Benua tampak padat dengan kondisi lingkungan

yang memperihatinkan karena kurangnya ketersediaan tempat sampah umum

sehingga menyebabkan sampah berserakan di drainase penduduk yang

menyebabkan banjir pada musim penghujan dan kondisi pembuangan air

limbah penduduk yang tidak tertutup menyebabkan bau yang tidak sedap,

disampang itu pula beberapa penduduk menggunakan sumber air yang berasal

dari PAM tetapi hanya mengalir seminggu sekali dan ada juga yang

menggunakan sumur gali tetapi lokasi sumur berdekatan dengan

Page 21: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

8

penampungan tinja sehingga kemungkinan menyebabkan air terkontaminasi,

karena sanitasi yang layak merupakan elemen penting untuk menunjang

kesehatan masyarakat. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang judul :

“Gambaran Sarana Sanitasi Masyarakat di Wilayah Pesisir Teluk

Kendari Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan Kendari Barat, Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu “Bagaimanakah Gambaran Sarana Sanitasi Masyarakat di

wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan Kendari

Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran sarana sanitasi masyarakat di wilayah

pesisir teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan Kendari Barat,

Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui keadaan sarana penampungan air minum

masyarakat di wilayah pesisir teluk Kendari Kelurahan, Benu-Benua,

Kecamatan Kendari Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.

Page 22: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

9

b. Untuk mengetahui keadaan sarana jamban masyarakat di wilayah

pesisir teluk Kendari Kelurahan, Benu-Benua, Kecamatan Kendari

Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

c. Untuk mengetahui keadaan sarana pembuangan air limbah masyarakat

di wilayah pesisir teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan

Kendari Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

d. Untuk mengetahui keadaan sarana pembuangan sampah masyarakat di

wilayah pesisir teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan

Kendari Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Institusi

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan

informasi bagi Instansi terkait.

2. Manfaat Ilmiah

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak – pihak yang

ingin mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap persoalan yang sama.

3. Manfaat Praktis

Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam

memperluas wawasan keilmuan.

Page 23: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

10

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjaun Tentang Sanitasi Lingkungan

1. Pengertian Sanitasi Lingkungan

Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan

melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya, misalnya

menyediakan air bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan

tempat sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004).

Batasan pengertian sanitasi menurut WHO adalah pengawasan

penyediaan air minum masyarakat, pembuangan tinja dan air limbah,

pembuangan sampah, vektor penyakit, kondisi perumahan, penyediaan

dan penanganan makanan, kondisi atmosfer dan keselamatan lingkungan

kerja. Sedangkan menurut pengertian umum, sanitasi adalah pencegahan

penyakit dengan mengurangi atau mengendalikan faktor – faktor

lingkungan fisik yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit.

Sanitasi sering juga disebut dengan sanitasi lingkungan dan kesehatan

lingkungan, sebagai suatu usaha pengendalian semua faktor yang ada

pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan dapat menimbulkan

hal-hal yang mengganggu perkembangan fisik, kesehatannya ataupun

kelangsungan hidupnya (Isnaini, 2014).

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif

Page 24: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

11

terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Masalah

kesehatan lingkungan di negara-negara yang sedang berkembang yaitu

berkisar pada penyediaan air minum, pembuangan sampah, pembuangan

air limbah (air kotor), sanitasi (jamban), dan perumahan (housing)

(Notoadmodjo, 2007).

Sanitasi dasar adalah sarana sanitasi rumah tangga yang meliputi

sarana buang air besar, sarana pengolahan sampah, limbah rumah tangga

sarana serta penyediaan air bersih. Sanitasi total adalah kondisi ketika

suatu komunitas tidak buang air besar sembarang (BAB) sembarang,

mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang

aman, mengelola sampah dengan benar, dan mengelola limbah cair

rumah tangga dengan aman (Keputusan Mentri Kesehatan, 2008).

2. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan

Ruang lingkup sanitasi lingkungan terdiri dari beberapa cakupan.

Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang

menitik beratkan usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor

lingkungan agar manusia terhindar dari penyakit dan gangguan

kesehatan.

Menurut Kusnoputranto dalam Isnaini tahun 2014, ruang lingkup

dari kesehatan lingkungan meliputi:

a. Penyediaan air minum.

b. Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran air.

c. Pengelolaan sampah padat.

Page 25: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

12

d. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah. .

e. Pengendalian pencemaran udara.

f. Pengendalian radiasi.

g. Kesehatan kerja, terutama pengendalian dari bahaya- bahaya fisik,

kimia dan biologis.

h. Pengendalian kebisingan.

i. Perumahan dan pemukiman, terutama aspek kesehatan

masyarakat dari perumahan penduduk, bangunan- bangunan

umum dan institusi.

j. Perencanaan daerah dan perkotaan.

k. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, laut dan

darat.

l. Rekreasi umum dan pariwisata.

m. Tindakan - tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan

epidemi, bencana alam, perpindahan penduduk dan keadaan darurat.

n. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin agar

lingkungan pada umumnya bebas dari resiko gangguan

kesehatan.

Dari ruang lingkup sanitasi lingkungan di atas, tempat-tempat

umum merupakan bagian dari sanitasi yang perlu mendapat perhatian

dalam pengawasannya.

Page 26: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

13

a. Air

1) Struktur Air

Air merupakan salah satu dari telinga komponem yang membentuk

bumi (zat padat, cair dan gas). Bumi dilindungi air sebanyak 70 %.

Sedangkan 30 % berupa dataran. Air terdiri dari dua atom dan satu

oksigen yang beraksi membentuk air atau ditulis H2O. Air terdapat dalam

tiga fase :

a) Sebagai uap yaitu : sebagai butir-butir air yang terdapat dalam udara

akibat pemanasan. Oleh cahaya matahari, air yang ada di laut, danau

sungai menguap secara vertical.

b) Sebagai zat cair yaitu yang di dalam laut, sungai dan air yang terdapat

di dalam tanah.

c) Air dalam fase padat, yaitu air beku atau es.

Air memilki ciri-ciri diantaranya bersifat sebagai zat cair

mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah sifat-sifat

dipengaruhi oleh beberapa faktor :

a) Mempunyai suhu yang optimum untuk mendorong proses hidup.

b) Menerima sinar matahari yang cukup.

c) Mengandung mineral-mineral yang cukup.

2) Sumber Air

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai

sumber. Berdasarkan letak sumbernya air dapat dibagi menjadi, air

angkasa (hujan), air permukaan, dan air tanah.

Page 27: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

14

a) Air Angkasa (Hujan)

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di

bumi. Walau merupakan air yang paling bersih, air tersebut

cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.

Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh

partikel debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya karbondioksida,

nitrogen, dan amoniak.

b) Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan- badan air semacam

sungai, danau, telaga, waduk, rawa, air terjun, dan sumur permukaan,

sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan

bumi. Air hujan tersebut kemudian akan mengalami.

c) Air Tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke

permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau

penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara

alamiah. Proses - proses yang telah dialami air hujan tersebut, di

dalam perjalanannya ke bawah tanah, membuat air tana h menjadi

lebih murni dibandingkan air permukaan.

Menurut Notoadmodjo tahun 2007, sumber air terdiri dari:

a) Air Hujan

Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum.

Akan tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena

Page 28: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

15

itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan

kalsium didalamnya.

b) Air Sungai

Menurut asalnya sebagian dari air sungai ini berasal dari air

hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai. Air

ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air sungai ini

sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran

maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.

c) Air Danau

Menurut asalnya sebagian dari air danau ini juga berasal dari

air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai

atau danau. Air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena

air danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai

macam kotoran maka bila akan dijadikan air minum harus diolah

terlebih dahulu.

d) Mata Air

Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air

tanah yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air

ini, bila belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air

minum langsung. Akan tetapi karena kita belum yakin apakah betul

belum tercemar, maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu

sebelum diminum.

Page 29: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

16

e) Air Sumur Dangkal

Air ini keluar dari dalam tanah, juga disebut air tanah. Air

berasal dari lapisan air di dalam tanah yang dangkal. Dalamnya

lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu ke yang

lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 sampai dengan 15

meter dari permukaan tanah. Air pompa sumur dangkal ini belum

begitu sehat, karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah

masih ada. Oleh karena itu, perlu direbus dahulu sebelum diminum.

f) Air Sumur Dalam

Air ini berasal dari lapisan air kedua di dalam tanah.

Dalamnya dari permukaan tanah biasanya di atas 15 meter. Oleh

karena itu, sebagian besar air sumur kedalaman seperti ini sudah

cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa

melalui proses pengolahan).

3) Penyediaan Air Bersih

Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia

akan lebih cepat meninggal karena kekurang air dari pada

kekurangan makanan. Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian

besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55%-60% berat

badannya terdiri dari air, untuk anak-anak 65% dan untuk bayi

sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara

lain untuk minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam

cucian), dan sebagainya. Menurut perhitungan WHO dinegara-

Page 30: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

17

negara maju setiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per

hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termaksud

indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari

(Notoadmodjo, 2007).

4) Pengolahan Air Minum Secara Sederhana

Menurut Notoadmodjo tahun 2007, Air minum yang sehat

harus melalui persyaratan-persyaratan tertentu. Ada beberapa cara

pengolahan air minum antara lain sebagai berikut :

a) Pengolahan Secara Alamia

Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan

(storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber,

seperti air danau, air kali, air sumber, dan sebagainya. Dalam

penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam di

tempatnya. Kemudian akan terjadi kongulasi dari zat-zat yang

terdapat dalam air, dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan

menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan

ikut mengendap.

b) Pengolahan Air dengan Menyaring

Penyaringan ini secara sederhana dapat dilakukan degan

kerikil, ijuk, dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi

tinggi dilakukan oleh perusahaan air minum (PAM) yang

hasilnya dapat dikonsumsi umum.

Page 31: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

18

c) Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia

Zat kimia yang digunakan dapat berupa macam-macam,

yakni zat kimia yang berfungsi untuk kongulasi, dan akhirnya

mempercepat pengendapan, (misalnya tawas). Zat kimia yang

kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh

bibit penyakit yang ada dalam air, misalnya chlor).

d) Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara

Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta

bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tidak

diperlukan, misalnya CO2 dan juga menaikkan derajad

keasaman air.

e) Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih

Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang

terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya

untuk konsumsi kecil, misalnya untuk kebutuhan rumah

tangga.

b. Tanah

Tanah adalah tempat kita berpijak. Tanah ada di mana- mana. Ketika

kalian ke luar rumah dan melihat pohon-pohon tumbuh di tepi jalan, juga

cacing yang bergerak-gerak di antara bebatuan, kalian akan segera tahu

bahwa makhluk-makhluk malang itu tidak akan dapat hidup tanpa

tanah. Tanah merupakan alat vital yang menjadi habitat berbagai macam

organisme. Tak hanya segelintir makhluk hidup, tetapi puluhan bahkan

Page 32: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

19

ratusan makhluk hidup bergantung padanya. Tanah membantu berbagai

tumbuhan bernapas, makan, menghisap air, dan berbagai unsur hara yang

membuatnya bertahan dari serangan penyakit. Intinya, tanah adalah media

yang digunakan tumbuhan dan berbagai jenis mikroorganisme untuh

hidup yang terbentuk dari pelapukan batuan (Isnaini, 2014).

c. Udara

Udara adalah campuran gas yang terdapat pada permukaan

bumi. Udara bumi yang kering mengandung 78% nitrogen, 21% oksigen,

dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas-gas lain. Udara akan berubah

sesuai dengan ketinggiannya. Apabila saat bernafas, kandungan oksigen

berkurang sementara karbondioksida meningkat. Ketika tumbuhan

menjalani sistem fotosintesis, oksigen kembali dibebaskan. Diantara gas-

gas yang membentuk udara adalah seperti berikut: Udara terdiri dari

nitrogen (78%), oksigen (21%), uap air (0-7%), ozon, karbon dioksida,

hidrogen dan gas-gas mulia seperti krypton dan argon, yaitu 1% zat lain.

Persentase yang ditunjukkan diungkapkan oleh fraksi volume (Isnaini,

2014).

Udara terdiri dari nitrogen, oksigen, dan argon, yang bersama-sama

merupakan gas utama dari atmosfer.Udara juga bisa mengandung sisa gas

di antaranya adalah gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbon dioksida,

metan, asam nitrat, dan ozon.Udara disaring mencakup jumlah jejak

banyak senyawa kimia lainnya. Banyak zat alami mungkin ada dalam

jumlah kecil dalam sampel udara tanpa filter, termasuk debu, serbuk

Page 33: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

20

sari dan spora, semprot laut, dan abu vulkanik. Berbagai polutan industri

juga mungkin ada, seperti klorin (dasar atau dalam senyawa), senyawa

fluor, unsur merkuri, dan senyawa sulfur seperti sulfur dioksida [SO2]

(Isnaini, 2014).

3. Sarana Sanitasi dan Persyaratan

a. Sarana Penampungan Air Bersih

1) Syarat Penampuangan Air Bersih

Menurut Depkes RI (2005), berapa sumber air yang

menghasilkan air bersih dan umumnya digunakan masyarakat di

Indonesia diantaranya adalah sumur gali, sumur pompa tangan,

perlindungan air hujan, perlindungan mata air, sistem perpipaan, dan

terminal air. Berikut beberapa syarat penting berbagai sarana tersebut :

a) Sumur gali (SGL)

Beberapa syarat sumur gali, antara lain Lantai sekitar sumur

dibuat dengan jarak minimal 1 meter dari dinding sumur, dengan

kemiringan yang cukup untuk memudahkan air mengalir keluar,

dan dibuat kedap air untuk mencegah merembesnya air kotor.

Dinding sumur dibuat kedap air, dengan kedalaman minimal 3

meter di bawah permukaan tanah. Terdapat saluran pembuangan air

kotor (SPAL).

Page 34: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

21

b) Sumur pompa tangan (SPT)

Beberapa syarat pompa tangan yang penting, antara lain :

- Kedalaman sumur cukup untuk mencapai lapisan tanah yang

mengandung air.

- Dinding sumur dibuat yang kuat agar tanah tidak longsor.

- Dinding sumur harus kedap air setinggi 70 sentimeter di atas

permukaan tanah atau permukaan air banjir.

- Lantai sumur dibuat minimal 1 meter dari dinding sumur dengan

ketinggian 20 senti meter di atas permukaan tanah.

- Saluran pembuangan harus ada untuk mengalirkan air limbah ke

bak peresapan.

c) Perlindungan air hujan (PAH)

Beberapa syarat perlindungan air hujan (PAH yang penting,

antara lain:

- Bidang penangkap air harus bersih tidak ada kotoran atau sampah.

- Lokasi jauh dari sumber pencemar.

- Talang / saluran air tidak kotor dan dapat mengalirkan air.

- Dinding penampung air hujan harus kuat dan tidak bocor.

- Bak saringan terbuat dari bahan yang kuat dan rapat nyamuk serta

dilengkapi kerikil, ijuk, dan pasir.

- Pipa peluap dipasang kawat kasa rapat nyamuk dan tidak

menghadap ke atas.

- Kran air tidak rusak.

Page 35: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

22

- Bak resapan terdapat batu, pasir, dan bersih.

d) Perlindungan mata air (PMA)

Beberapa syarat perlindungan mata air yang penting, antara lain:

- Sumber harus dari mata air, bukan dari air permukaan.

- Jarak mata air dengan sumber pencemar minimal 11 meter.

- Atap dan dinding kedap air, di sekeliling bangunan dibuatkan

saluran air dan mengarah keluar bangunan.

- Lubang kontrol pada bak penampungan dipasang tutup dan terbuat

dari bahan yang kuat.

- Lantai kedap air dan mudah dibersihkan dengan kemiringan

mengarah pada pipa penguras.

- Terdapat pagar pengaman yang kuat dan tahan lama.

- Terdapat saluran pembuangan air limbah yang kedap air.

e) Sistem perpipaan (PP)

Beberapa syarat perpipaan yang penting, antara lain:

- Pemasangan pipa tidak boleh terendam air kotor atau air sungai.

- Bak penampung harus kedap air dan tidak dapat tercemar oleh

kontaminan.

- Bak pengambilan air dari sarana perpipaan harus melalui kran.

- Pipa distribusi yang dipakai harus terbuat dari bahan yang tidak

mengandung atau melarutkan bahan kimia.

- Sebelum disalurkan ke konsumen, sumber air utama yang

digunakan harus diolah dulu dengan metode yang tepat.

Page 36: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

23

f) Terminal air (TA)

Beberapa syarat terminal air yang penting, antara lain:

- Kran pengambilan air setinggi 50 – 70 cm dari lantai.

- Bak penampung air dibuat kedap air, kuat, tidak korosif, dan

dilengkapi lubang pengontrol dan pipa penguras.

- Bak air yang tidak dapat dijangkau langsung oleh mobil tangki,

aliran air dari mobil harus menggunakan pipa yang dilengkapi

tutup pengaman.

- Lantai tempat pengambilan air harus kedap air dan kuat

- Terdapat saluran pembuangan air limbah.

2) Syarat-syarat Air Minum yang Sehat

Menurut Notoadmodjo tahun 2007, Agar air minum tidak

menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya diusahakan

memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan, setidak-tidaknya

diusahakan mendekati persyaratan tersebut. Air yang sehat harus

mempunyai persyaratan sebagai berikut :

a) Syarat Fisik

Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening

(tidak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara di luarnya.

b) Syarat Bakteriologis

Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari

segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara ini untuk mengetahui

apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen, adalah

Page 37: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

24

dengan memeriksa sampel (contoh) air tersebut. Dan bila dari

pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteeri E. Coli

maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.

c) Syarat Kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu

dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah

satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis

pada manusia. Bahan bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air

yang ideal antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.1

Jenis bahan Kadar yang dibenarkan

Flour (F)

Chlor (Cl)

Arsen (As)

Tembaga (Cu)

Basi (Fe)

Zat Organik

Ph (Keasaman)

CO2

1-1,5

250

0,05

1,0

0,3

10

6,5-9,0

0

Sumber : Notoadmodjo, 2007.

Berdasarkan syarat kualitas air minum menurut Peraturan

Mentri Kesehatan No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-

syarat dan Pengawasan Kualitas Air harus memenuhi syarat

Page 38: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

25

kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologis, fisika, kimia,

dan radioaktif. Dimana syarat fisika dari air yang diperbolehkan

untuk diminum meliputi :

Tabel 2.2

No Parameter Satuan Kadar Maksimumyang

diperbolehkan

Keterangan

1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Bau

Jumlah zat padat

terlarut (TDS)

Kekeruhan

Rasa

Suhu

Warna

-

mg/L

Skala NTU

-

0C

Skala TCU

-

1.500

25

-

Suhu Udara ± 30C

50

Tidak Berbau

-

-

Tidak Berasa

-

-

Sumber : Peraturan Mentri Kesehatan No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990.

Syarat Wadah Penampungan Air Minum Menurut Peraturan Mentri

Kesehatan RI Tahun 2014 tentang sanitasi total berbasis masyarakat

mengemukakan bahwa syarat wadah penampungan air minum yaitu:

a. Wadah bertutup, berleher sempit, dan lebih baik dilengkapi dengan

kran.

b. Air minum yang sudah diolah sebaiknya disimpan di wadah

pengolahannya.

Page 39: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

26

c. Air yang sudah diolah sebaiknya disimpan dalam wadah yang bersih

dan selalu tertutup.

d. Minum air dengan menggunakan gelas yang bersih dan kering atau

tidak minum langsung air mengenai mulut/wadah kran.

e. Letakkan wadah penyimpanan air minum di tempat yang bersih dan

sulit terjangkau oleh binatang.

f. Wadah air minum dicuci setelah tiga hari atau saat air habis, gunakan

air yang sudah diolah sebagai air bilasan terakhir.

b. Syarat Sarana Jamban Sehat

Menurut Herianto tahun 2014 yang dikutip dari Depkes RI tahun 2009,

syarat jamban sehat adalah sebagai berikut:

1) Tidak mencemari tanah sekitarnya.

2) Mudah dibersikan dan aman digunakan.

3) Dilengkapi dinding dan alat pelindung.

4) Penerangan dan ventilasi cukup.

5) Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.

6) Tersedia air dan alat pembersih.

7) Kotoran manusia tidak dijamah oleh lalat.

8) Jamban tidak menimbulkan sarang nyamuk.

Menurut Notoadmodjo tahun 2007, Untuk mencegah sekurang-

kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan maka

pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik, maksudnya

pembuangan kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.

Page 40: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

27

Suatu jamban disebut sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi

persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1) Tidak mengotori permukaan tanah di sekelilng jamban tersebut.

2) Tidak mengotori air permukaan disekitarnya.

3) Tidak mengotori air tanah disekitarnya.

4) Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-

binatang lainya.

5) Tidak menimbulkan bau.

6) Mudah digunakan dan dipelihara (maintenance).

7) Sederhana desainya.

8) Murah.

9) Dapat diterima oleh pemakainya.

Agar pernyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi, maka perlu

diperhatikan antara lain:

1) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan jamban terlindungi

dari panas dan hujan, serangga dan binatang-binatang lain, terlindung dari

pandangan orang (pravacy) dan sebagainya.

2) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak

yang kuat, dan sebagainya.

3) Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak

mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau, dan sebagainya.

4) Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas

pembersih.

Page 41: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

28

Teknologi pembuangan kotoran manusia secara sederhana:

1) Jamban cemplung, kakus (Pit Latrine) berjarak sekurang-kurangnya 15

meter dari sumber air minum.

2) Jamban cemplung berventilasi.

3) Jamban empang yang dibangun di atas empang ikan.

4) Jamban pupuk.

5) Septic tank .

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI Tahun 2014 tentang sanitasi

total berbasis masyarakat mengemukakan bahwa standar dan persyaratan

bangunan jamban diantaranya terdiri dari :

1) Bangunan atas jamban (dinding dan atau atap)

Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai

dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya.

2) Bangunan Tengah Jamban

Terdapat 2 bagian bangunan tengah jamban, yaitu :

a) Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja atau urine) yang saniter

dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana

(semi saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstuksi leher angsa, tatapi

harus ditutup.

b) Lantai jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai

saluran untuk pembuangan air bekas ke sistem pembuangan air limbah.

Page 42: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

29

3) Bangunan Bawah

Merupakan bangunan penampung, pengolah, dan pengurai

kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau

kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Tardapat 2 macam bangunan bawah jamban, yaitu :

a) Tangki septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai

penampung limbah kotoran manusia.

b) Cubluk, merupakan lubang galian yanng akan menampung limbah

padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan

meresapkan cairan limbah tersebut kedalam tanah dengan tidak

mencemari air tanah. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar atau segi

empat, dindingnya harus aman dari longsor, jika diperlukan dinding

cempluk diperkuat dengan pasaangan bata, batu kali, besi beton,

anyaman bambu, penguat kayu, dan sebagainya.

c. Syarat Sarana Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal

dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainya dan pada

umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan

begi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup batasan lain

mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair

yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,

Page 43: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

30

bersama-sama degan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada

(Notoadmodjo, 2007).

Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air

yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun

kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya. Meskipun

merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena lebih kurang 80% dari air

yang digunakan begi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang

lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini

akhirnya akan mengalir ke sungai dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh

sebab itu, air buangan ini harus di kelola atau diolah secara baik

(Notoadmodjo, 2007).

1) Karakteristik Air Limbah

Menurut Notoadmodjo tahun 2007, Karakteristik air limbah perlu

dikenal karena hal inni akan menentukan cara pengolahan yang tepat,

sehingga tidak meenncemari lingkungan hidup. Secara garis besar

karakteristik air limbah ini digolongkan menjadi:

a) Karakteristik Fisik

Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari

bahan-bahan padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga,

biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, sedikit berbau.

Kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian

beras dan sayuran, bagian-bagian tinja dan sebagainya.

Page 44: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

31

b) Karakteristik Kimiawi

Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia

an-organik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat

organik berasal dari penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah

lainnya.

c) Karakteristik Bakteriologis

Kandungan bakteri patogen serta organisme golongan coli

terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya,

namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air buangan.

2) Cara Pengolahan Air Limbah Secara Sederhana

Menurut Notoadmodjo tahun 2007, Pengolahan air limbah

dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pecemaran air

limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya

dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena

pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam mempunyai

kemampuan yang terbatas dalam daya dukuungnya, sehingga air limbah

perlu dioalah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air

bungan antara lain:

a) Pengenceran (dilution)

Air limbah diencerkan sampai konsentrasi yang cukup rendah,

kemudian baru dibuang ke bahan-bahan air. Akan tetapi, dengan makin

bertambahnya penduduk yang berarti makin meningkatnya kegiatan

manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak,

Page 45: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

32

dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini

dapat dipertahannkan lagi. Di sampign itu, cara ini menimbulkan

kerugian lain, di antaranya ; bahaya kontaminasi terhadap bahan-bahan

air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan

pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau,

dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.

b) Kolam Oksidasi (Oxidiation ponds)

Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar

matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksidasi dalam proses

pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan kedalam kolam besar

berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan

dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apa pun. Lokasi kolam harus

harus jauh dari daerah pemukiman, dan di daerah yang terbuka,

sehingga memungkinkkan sirkulasi anngin dengann baik.

c) Irigasi

Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali, dan

air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding

parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat

digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan

sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat

dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi,

rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat

organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

Page 46: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

33

Menurut Indonesian Public Health tahun 2017, Air limbah yang

dihasilkan dari proses pengolahan makanan dan pencucian piring dialirkan

kesaluran pembuangan air limbah. Pembuangan air kotor harus memenuhi

syarat-syarat kesehatan sehingga lalat dan serangga lain tidak dapat hidup dan

berkembang biak, ini untuk menghindari tersebarnya berbagai macam

penyakit. Syarat-syarat pembuangan air kotor:

1) Tidak mengotori sumber air minum.

2) Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan

kedap air, tidak merupakan sumber pencemaran, misalnya mempunyai

saluran tertutup, septik tank dan riol.

3) Tidak mengganggu masyarakat karena baunya yang busuk atau

mengganggu pandangan yang baik.

4) Tidak mengotori perairan yang digunakan untuk tempat rekreasi atau

untuk tempat memelihara ikan.

5) Tidak melanggar peraturan yang ditetapkan oleh dinas kesehatan setempat.

d. Syarat Sarana Pembuangan Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak

dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan

lagi dalam suatu kegiatan manusia dan di buang. Para ahli kesehatan

masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah

sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau

sesuatu yang di buang yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak

terjadi dengan sedirinya (Notoadmodjo, 2007).

Page 47: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

34

1) Sumber-sumber Sampah

a) Sampah yang bersal dari pemukiman (domestic wastes).

b) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.

c) Sampah yang berasal dari perkantoran.

d) Sampah yang berasal dari jalan raya.

e) Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes).

f) Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan.

g) Sampah yang berasal dari pertambangan.

h) Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan (Notoadmodjo, 2007).

2) Jenis-jenis Sampah

Menurut Notoadmodjo tahun 2007, Kalau kita bicara tentang sampah,

sebenarnya meliputi 3 janis sampah yakni : sampah padat, sampah cair, dan

sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi

berbagai jenis, yakni :

a) Berdasarkan zat kimia

Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya sampah dibagi

menjadi :

- Sampah an-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat

membusuk, misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastik dan

sebagainya.

- Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat

membusuk, misalnya: sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan

dan sebagainya.

Page 48: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

35

b) Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar

- Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik,

kain bekas, dan sebagainya.

- Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng-kaleng bekas,

besi/logam bekas, pecahan gelas, kaca, dan sebagainya.

c) Berdasarkan karakteristik sampah

- Garbage, yaitu jenis sampah hasil pengolahan atau pembuatan

makanan, yang umumnya mudah membusuk, dan berasal dari rumah

tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.

- Rabish, yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik

yang mudah terbakar, seperti kertas, karton, plastik, dan sebagainya,

maupun yang tidak mudah terbakar, seperti kaleng bekas, klip,

pecahan kaca, gelas, dan sebagainya.

- Ashes (abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah

terbakar, termaksud abu rokok.

- sampah jalanan (street sweeping), yaitu sampah yang berasal dari

pembersihan jalan, yang terdiri dari campuran bermacam-macam

sampah, daun-daunan, kertas, plastik, pecahan kaca, besi, debu, dan

sebagainya.

- Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari industri atau pabrik-

pabrik.

- Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai binatang yang mati

karena alam, ditabrak kendaraan, atau dibuang oleh orang.

Page 49: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

36

- Bangkai kendaraan (abandoned vehicle), adalah bangkai mobil,

sepeda motor, dan sebagainya.

- Sampah pembangunan (construction waste), yaitu sampah dari proses

pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-

puing, potongan-potongan kayu, besi beton, bambu, dan sebagainya.

3) Pengelolaan Sampah

Menurut Notoadmodjo tahun 2007, Sampah erat kaitannya dengan

kesehatan masyarakat, karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai

mikro organisme penyebab penyakit (bacteri patogen), dan juga binatang

serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu

sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak

mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah

yang baik bukan untuk kepentingan kesehatan saja, tetapi juga untuk

keindahan lingkungan yang dimaksud dengan pengelolaan sampah disini

adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnaan

atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi

gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup. Cara-cara

pengolahan sampah antara lain:

a) Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah

Pengumpulan sampah adalah tanggung jawab dari masing-

masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh

sebab itu mereka harus membangun atau mengadakan tempat khusus

untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat

Page 50: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

37

pengumpulan sampah tersebut harus diangkut ketempat penampungan

sementara (TPS) sampah, dan selanjutnya ketempat penampungan

akhir (TPA).

b) Pemusnahan dan Pengolahan Sampah

Pemusnahan dan atau pengolahan sampah padat ini dapat

dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:

- Ditanam (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat

lubang di tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun

dengan tanah.

- Dibakar (inceneration), yaitu memusnahkan sampah dengan jalan

membakar di dalam tungku pembekaran (incenerator).

- Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi

pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan,

sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk.

4) Syarat Tempat Sampah yang Sehat

Menurut Herianto tahun 2014 yang dikutip dari Suryasa tahun

2008:172, Syarat tempat sampah yang sehat yaitu:

a) Konstruksinya kuat dan tidak mudah bocor sehingga sampah tersebut

tidak berserakan.

b) Mempunyai tutup yang dibuat sedemikian rupa agar mudah dibuka dan

ditutup tanpa harus mengotorkan tangan.

c) Mudah dibersihkan.

d) Mempunyai ukuran yang sesuai agar tidak meluap dan mudah diangkat.

Page 51: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

38

e) Tempat sampah basah dan kering harus dipisahkan untuk memudahkan

dalam proses pengolahan.

f) Menyediakan plastik didalamnya.

g) Tempat sampah dibersihkan secara rutin agar kuman-kuman penyakit

tidak tertinggal.

B. Tinjauan Tentang Sanitasi Lingkungan Pemukiman

Menurut Soedjadi tahun 2005, Kesehatan perumahan dan lingkungan

permukiman adalah kondisi fisik, kimia, dan biologi di dalam rumah, di

lingkungan rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni

mendapatkan derajat kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan

perumahan dan permukiman adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib di

penuhi dalam rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di

perumahan atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.

Persyaratan kesehatan lingkungan perumahan dan permukiman sangat

di perlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat besar

terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

Sanitasi lingkungan pemukiman meliputi: pengelolaan sampah, air bersih,

sarana pembuangan air limbah, dan jamban.

C. Tinjauan Tentang Sanitasi wilayah Pesisir

Menurut Sholehah dkk tahun 2014, Penjelasan umum mengenai kawasan

pesisir yang meliputi definisi dan karakteristik wilayah merupakan hal yang

sangat penting, hal ini bertujuan agar pemahaman mengenai wilayah pesisir

dapat dimengerti dan merupakan awal pemahaman dari studi ini. Pengertian

Page 52: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

39

tentang pesisir sampai saat ini masih menjadi suatu pembicaraan, terutama

penjelasan tentang ruang lingkup wilayah pesisir yang secara batasan wilayah

masih belum jelas.

1. Pengertian Wilayah Pesisir

Pengertian wilayah pesisir menurut kesepakatan terakhir internasional

adalah merupakan wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat

mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau

pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental

shelf) (Beatley et al , 1994 dalam Sholehah dkk, 2014).

2. Pencemaran di Kawasan Pesisir

Beberapa jenis bahan pencemar yang sering menyebabkan

terjadinya pencemaran di laut yaitu limbah domestik dan pertanian.

Macam-macam limbah cair dari rumah tangga (domestik), industri dan

pertanian :

a. Limbah Domestik

Sumber domestik terdiri dari air limbah yang berasal dari

perumahaan dan pusat perdagangan maupun perkotaan, hotel, rumah

sakit, tempat rekreasi, dll. Limbah jenis ini sangat mempengaruhi

tingkat kekeruhan, BOD (biological oxigen demand) dan kandungan

organik sistem pasokan air.

b. Limbah Industri

Sifat-sifat air limbah industri relatif bervariasi tergantung dari

sumbernya. Limbah jenis ini bukan saja mempengaruhi tingkat

kekeruhan, BOD, tetapi juga mengubah struktus kimia air akibat

Page 53: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

40

masuknya zat-zat organik yang mencemari. Penanganan limbah ini

dilakukan dengan cara memasang instalasi pengolahan air limbah

(IPAL) sebelum dibuang ke lingkungan atau badan air.

c. Air Limbah Pertanian

Berasal dari sedimen akibat erosi lahan, unsur kimia limbah

atau pupuk (umumnya fosfor dan nitrogen), dan unsur kimia dari

pestisida. Unsur pencemar ini meliputi bak sedimen dan erosi lahan

tanaman perkubunan maupun larutan fosfor dan nitrogen yang

dihasilkan oleh limbah hewani serta pupuk.

Salah satu bahan pencemar laut yang utama adalah kebocoran

tanker minyak (tumpahan minyak), tumpahan minyak baik dari proses di

kapal, pengeboran lepas pertanian maupun akibat kecelakaan kapal.

Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut

yang selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena

kaibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan

sangat signifikan merusak mahluk hidup disekitar pantai tersebut.

Dampak yang ditimbulkan oleh minyak tersebut sangat berbahaya

bagi biota laut baik di jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka

pendek, masuknya molekul-molekul hidrokarbon minyak ke dalam sel.

Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak.

Minyak dapat menyebabkan kematian pada ikan karena kekuarangan

oksigen, karacunan karbondioksida dan keracunan bahan berbahaya

lainya. Jangka panjang, terutama bagi biota laut yang masih muda,

Page 54: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

41

minyak dalam laut dapat termakan oleh biota-biota tersebut. Penyebab

utama pencemaran wilayah pesisir adalah :

a. Masih rendahnya kepedulian industri sepanjang pesisir terhadap

sistem pengolahan limbah cair yang masuk ke perairan umum.

b. Kurang ketatnya pengawasan limbah oleh instansi terkait.

c. Rendahnya kepedulian masyarakat pesisir terhadap pengelolaan

sampah dan kebersihan lingkungan sekitarnya serta pola bangunan

yang membelakangi pantai.

d. Penangkapan ikan dengan bahan kimia.

e. Sampah dengan kegiatan pariwisata massal.

f. Buangan minyak kotor dari kapal ikan, nelayan dan sebagainya.

3. Sanitasi Wilayah Pesisir

Indonesia Development Magz tahun 2016, Sanitasi tidak terlepas

dari pola hidup bersih dan sehat, dengan maksud mencegah

manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan

berbahaya lainnya. Bahaya ini bisa memberikan dampak secara fisik

maupun biologis. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah

kesehatan terdiri dari kotoran manusia atau binatang, sisa bahan buangan

padat, air bahan buangan domestik seperti air seni, bahan buangan mandi

atau cucian. Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan

menggunakan solusi teknis, contohnya perawatan cucian dan sisa cairan

buangan, pembangunan prasarana seperti, kakus dan tangki septik.

Kotoran manusia merupakan salah satu penyebab pencemaran air.

Page 55: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

42

Fasilitas pembuangan kotoran yang kurang memadai akan mengurangi

manfaat potensial dari penyediaan air, karena dapat menularkan bakteri

patogen dari orang yang tertular ke orang yang sehat. Lebih dari 50

macam infeksi dapat ditularkan, baik secara langsung maupun tidak

langsung melalui kotoran manusia.

Rumah di daerah pesisir Indonesia masih banyak yang belum

memiliki WC dan sistem pengolahan sampah yang baik. Mereka lebih

memilih untuk membuang kotoran manusia dan sampah rumah tangga ke

laut. Hal mendasar yang menyebabkan sulitnya upaya sanitasi

lingkungan di daerah pesisir adalah rendahnya pemahaman masyarakat

mengenai pentingnya upaya sanitasi lingkungan serta kemampuan

finansial yang kurang mencukupi bagi setiap rumah tangga untuk

mengupayakan sanitasi lingkungan rumah tangga yang memenuhi syarat.

Pola-pola lampau, seperti bantuan langsung membangun jamban dan

sumur, tanpa disertai peningkatan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat, sebaiknya dihindari. Untuk itu diperlukan suatu kerja

kelompok secara bersama-sama dari berbagai pihak. Upaya-upaya seperti

pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengawasan, peningkatan

pengetahuan dan perilaku masyarakat, dinilai lebih baik.

Pemberdayaan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam menyediakan air bersih dan sarana

sanitasi bagi dirinya sendiri. Peningkatan pengetahuan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sarana sanitasi

Page 56: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

43

yang memenuhi syarat. Pengawasan kualitas sarana bertujuan untuk

mengurangi dampak kesehatan lingkungan berupa kejadian penyakit

yang diakibatkan oleh penggunaan air bersih dan sarana sanitasi yang

tidak memenuhi syarat.

Untuk daerah pesisir, seyogyanya dapat diupayakan prasarana

drainase yang terpusat, karena lokasi pesisir yang merupakan daerah

resapan air sehingga menyulitkan untuk membuat saluran pembuangan

air limbah bagi masing-masing rumah tangga. Dampak fisik yang dapat

langsung dilihat akibat buruknya sanitasi lingkungan di daerah pesisir

adalah lingkungan yang kotor, tidak teratur dan tentunya berbau. Hal

inilah yang menjadi penyumbang timbulnya gangguan ekosistem di

daerah pesisir dan pantai.

BAB III

Page 57: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

44

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Dasar Pemikiran

Hasil Survei Levels & Trends In Child Mortality tahun 2014

menujukkan lebih dari 370 anak berusia balita di indonesia setiap hari

meninggal dunia dikarenakan diare dan pneumonia akibat sanitasi dan

kebersihan yang buruk ternyata cukup besar. Semakin meningkatnya

pertumbuhan penduduk dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah

pesisir seperti pemukiman, perikanan, pelabuhan, objek wisata dan lain-

lain, maka tekanan ekologis terhadap ekosistem sumber daya pesisir dan laut

ini semakin meningkat, sehingga mengakibatkan berbagai macam

pencemaran seperti; pencemaran air laut akibat pembuangan sampah di laut

dan air limbah di laut serta berbagai macam aktivitas manusia yang dapat

merusak lingkungan sehingga dari dampak tersebut dapat mengakibatkan

gangguan masalah kesehatan yang ada seperti kesehatan berbasis lingkungan.

Kelurahan Benu-Benua merupakan salah satu kelurahan dari

Kecamatan Kendari Barat yang berada di pesisir teluk Kendari, dengan

jumlah penduduk sangat padat dengan kondisi lingkungan yang

memperihatinkan karena kurangnya ketersediaan tempat sampah umum

sehingga menyebabkan sampah berserakan di drainase penduduk yang

menyebabkan banjir pada musim penghujan dan kondisi pembuangan air

limbah penduduk yang tidak tertutup menyebabkan bau yang tidak sedap,

disamping itu pula beberapa penduduk menggunakan sumber air yang berasal

Page 58: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

45

dari PAM tetapi hanya mengalir seminggu sekali dan ada juga yang

menggunakan sumur gali tetapi lokasi sumur berdekatan dengan

penampungan tinja sehingga kemungkinan menyebabkan air terkontaminasi.

B. Kerangka Pikir

Sarana Sanitasi :

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

Gambar 3.1

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah Sarana Sanitasi masyarakat di

wilayah pesisir teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan Kendari

Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara dalam hal ini sarana penampungan air

bersih, sarana jamban keluarga, sarana pembuangan air limbah, dan sarana

pembuangan sampah.

D. Definisi Operasional

1. Sarana Penampungan Air Minum

2. Sarana Jamban Keluarga

3. Sarana Pembuangan Air Limbah

4. Sarana Pembuangan Sampah

Gambaran Sarana

Sanitasi

Page 59: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

46

1. Sarana Penampungan Air Minum

Sarana penampungan air minum adalah suatu wadah penampungan

air yang harus memenuhi syarat. (Peraturan Mentri Kesehatan No.

416/Men.Kes/PER/IX/1990).

Kriteria Objektif :

Memenuhi syarat : Jika sarana penampungan air selalu

tertutup, bersih atau bebas dari kotoran ,

mempunyai kran, dan dibersihkan setelah

3 hari pemakayan (Peraturan Mentri

Kesehatan RI, 2014).

Serta kondisi fisik air minum tidak

berbau dan berwarna (Peraturan Mentri

Kesehatan No.416/Men.Kes/PER/IX/

1990).

Tidak memenuhi syarat : Jika sarana penampungan air tidak

tertutup dan tidak dibersihkan setelah

3 hari Pemakaian, tidak bersih, tidak

mempunyai kran serta kondisi fisik

air berbau dan berwarna.

2. Sarana Jamban Keluarga

Sarana jamban adalah suatu cara untuk mencegah sekurang-

kurangnya mengurangi kontaminasi tinja terhadap lingkungan dimana

Page 60: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

47

pembuangan kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban yang sehat

serta memenuhi syarat (Notoadmodjo, 2007).

Kriteria Objektif :

Memenuhi syarat : Jika jamban yang digunakan leher

angsa atau cemplung yang tertutup

rapat, lantai kedap air atau kuat

(terbuat dari bahan semen atau ubin),

mempunyai ventilasi, tidak menimbulkan

bau, tidak mengganggu pemadangan,

terdapat alat pembersih dan jarak

dari sumber air bersih sekurang-kurangnya

15 meter (Notoadmodjo tahun 2007).

Tidak memenuhi syarat : Jika jamban yang digunakan bukan leher

angsa atau cemplung dan tidak tertutup,

lantai tidak kedap air atau tidak kuat,

tidak mempunyai ventilasi, menimbulkan

bau, mengganggu pemandangan, tidak

terdapat alat pembersih dan jarak dari

sumber air bersih kurang dari 15 meter.

3. Sarana Pembuangan Air Limbah

Sarana pembuangan air limbah atau saluran pembuangan air limbah

yang sehat adalah harus terbuat dari bahan kedap air, mempunyai penutup

Page 61: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

48

dan tidak mengganggu masyarakat karena baunya (Indonesian Public

Health, 2017).

Kriteria Objektif :

Memenuhi syarat : Jika saluran terbuat dari bahan kedap air

(disemen atau terbuat dari pipa) dan

tertutup, dan tidak menimbulkan bau

(Indonesian Public Health, 2017).

Tidak memenuhi syarat : Jika saluran tidak terbuat dari bahan

Kedap air, tidak tertutup, dan menimbulkan

Bau.

4. Sarana Pembuangan Sampah Keluarga

Tempat pembuangan sampah yang sehat adalah tempat sampah yang

memiliki konstruksi yang kuat sehingga tidak mudah bocor, mempunyai

penutup, mudah dibersihkan, tempat sampah kering dan basah dipisahkan,

serta sampah tidak berserakan.

Kriteria Objektif :

Memenuhi syarat : Jika konstruksinya kuat dan tidak mudah

bocor sehingga sampah tidak berserakan

(terbuat dari bahan plastik, dan drom),

mempunyai penutup, mudah dibersihkan

(tersedia plastik di dalamnya), tempat

sampah basah dan kering harus

dipisahkan, dan sampah tidak berserakan

Page 62: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

49

(Herianto, 2014).

Tidak memenuhi syarat : Jika konstruksinya tidak kuat dan mudah

bocor sehingga sampah berserakan, tidak

mempunyai penutup, susah dibersihkan

(tidak tersedia plastik di dalamnya),

tempat sampah basah dan kering tidak

dipisahkan, dan sampah berserakan.

E. Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian adalah daftar pertanyaan kuisioner dan

lembar observasi. Daftar pertanyaan yang berisi daftar pertanyaan tertutup

dan terbuka tentang identitas responden. Sedangkan lembar observasi

digunakan untuk pengamatan terhadap Gambaran Sarana Sanitasi Masyarakat

di wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan Kendari

Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kriteria atau cara pengukuran dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Guttman yang akan dibuat dalam bentuk checklist.

Berdasarkan skalanya dalam penelitian ini artinya bersifat mutlak yaitu “bila

memenuhi syarat diberi skor 1” dan “bila tidak memenuhi syarat diberi skor

0” (Sugiono, 2007:139).

Page 63: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

50

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah survey deskriptif yang

bertujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang sesuatu secara

objektif, dalam hal ini untuk melihat gambaran sarana sanitasi masyarakat di

wilayah pesisir teluk Kendari, Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan Kendari

Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah pesisir teluk Kendari,

Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan Kendari Barat, Provinsi Sulawesi

Tenggara pada tanggal 10 Juni sampai 19 Juli tahun 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiono,2007:117). Populasi dari penelitian ini adalah semua Kepala

Keluarga (KK) pada Kelurahan Benu-Benua yang bermukim di wilayah

pesisir teluk Kendari dalam hal ini berjumlah 4 RT dengan jumlah

populasi sebanyak 234 KK.

Page 64: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

51

2. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

rumus dari Isaac dan Michael (Sugiono, 2007:126). Teknik pengambilan

sampel yaitu Probability Sampling dengan metode Proportionate Stratified

Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 70. Pengambilan

sampel terpilih dilakukan dengan cara Random Sampling, yang dilakukan

mengunakan sistem lot.

Rumus : s =. . .( ) . .

Keterangan : dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, dan 10%

P = Q = 0,5. d = 0,05. S = jumlah sampel

Cara hitung :

= . . .( − 1) + . .= 1 . 234 . 0,5 . 0,50,05 (234 − 1) + 1 . 0,5 . 0,5

= 234 . 0,250,0025 (233) + 0,25= 58,50,5825 + 0,25

= 58,50,8325 = 70,270 => 70=5 = 76234 70 = 23

Page 65: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

52

6 = 54234 70 = 169 = 47234 70 = 1410 = 57234 70 = 17

= 70D. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang di kumpulkan dengan menggunakan

kuisioner dan pengukuran langsung terhadap responden atau KK di

Kelurahan Benu-Benua.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan dan pelaporan di

Puskesmas Benu-Benua, Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan Kendari

Barat, Dinkes Kota Kendari dan instansi terkait lainnya.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

melakukan wawancara dan observasi pada lingkungan masyarakat dengan

menggunakan lembar kuisioner dan lembar observasi.

F. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dilakukan pengolahan data agar dapat dilakukan

analisis sehingga menghasilkan informasi yang benar menggunakan

Komputerisasi dan perhitungan manual menggunakan Exel, ada empat

tahapan pengolahan data yang harus dilalui yaitu :

Page 66: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

53

1. Mengkode Data (Koding)

Pada tahap ini, peneliti memberikan kode-kode tertentu pada data-

data yang sudah dikumpul dengan tujuan memudahkan pengelolahan data

selanjutnya.

2. Mengedit Data (Editing)

Editing digunakan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang

sudah diisi.

3. Memberi Skor (Skoring)

Skoring adalah perhitungan secara manual dengan menggunakan

kalkulator untuk mengetahui presentase dari setiap hal yang di teliti.

4. Tabulation

Tabulasi data merupakan lanjutan dari pengkodean pada proses

pengolahan. Dalam hal ini setelah data tersebut dikoding kemudian

ditabulasi agar lebih mempermudah penyajian data dalam bentuk distribusi

frekuensi.

G. Analisa Data

Data yang telah diolah selanjutnya dianalisa untuk mendapatkan

persentase dari masing-masing variabel yanng diteliti dengan menggunakan

rumus:

Keterangan :

X : Jumlah persentase variabel yang diteliti

Page 67: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

54

f : Jumlah kriteria penilaian terhadap responden

n : Jumlah sampel penelitian

K : Kostanta 100% (Hasan,2001 dalam Herianto, 2014).

H. Penyajian Data

Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi yang kemudian dinarasikan secara deskriptif variabel-variabel yang

telah diteliti.

Page 68: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

55

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penlitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geogravis

Kelurahan Benu-Benua terletak di Kecamatan Kendari Barat

Provinsi Sualwesi Tenggara serta memiliki kondisi geografis daerah

pesisir yang berbatasan dengan :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Nipa-Nipa

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Kendari

3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Punggaloba

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sodohoa

Luas wilayah Kelurahan Benu-Benua Sekitar 2.580 KM2 yang

terdiri atas 4 RW dan 10 RT dengan jumlah penduduk 2.553 jiwa

(laki-laki dan perempuan) yang terdiri dari 620 KK (Kepala keluarga).

2. Karakteristik Umum Responden

a. Jenis Kelamin

Jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel di bawah :

Page 69: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

56

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Menurut Jenis Kelamin Respondendi Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua

Kecamatan Kendari Barat ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2017

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-Laki 62 89

2 Perempuan 8 11

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer 2017

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak

berjenis kelamin laki-laki yaitu 62 orang (89%) dan terendah yaitu

jumlah responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang

(11%).

b. Alamat Rumah KK

Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Menurut Alamat Rumah Respondendi Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua

Kecamatan Kendari Barat Provinsi Sulawesi TenggaraTahun 2017

No Alamat Frekuensi Persentase (%)

1 RT 5 23 33

2 RT 6 16 23

3 RT 9 14 20

4 RT 10 17 24

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer 2017

Tabel 5.2 Menunjukkan bahwa distribusi alamat rumah

responden yang terbanyak adalah RT 5 yaitu sebanyak 23 orang

(33%) dan yang terendah adalah RT 9 yaitu 14 orang (20%).

Page 70: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

57

c. Tingkat Pendidikan

Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Menurut Pendidikan Responden di Wilayah

Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua KecamatanKendari Barat Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD 11 16

2 SMP 13 18.5

3 SMA 27 38.5

4 DIPLOMA 5 7

5 SARJANA 12 17

6 Tidak Sekolah 2 3

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer 2017

Tabel 5.3 Menunjukkan bahwa distribusi pendidikan responden

yang terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 27 orang (38.5%) dan

pendidikan responden yang terendah adalah tidak sekolah yaitu 2

orang (3%).

Page 71: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

58

d. Keadaan Sosial Ekonomi atau Pekerjaan

Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Menurut Pekerjaan Responden di Wilayah

Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua KecamatanKendari Barat Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 IRT 2 3

2 WIRASWASTA 30 43

3 PNS 11 16

4 TNI/POLRI 1 1

5 NELAYAN 26 37

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer 2017

Tabel 5.4 Menunjukkan bahwa distribusi pekerjaan responden

yang terbanyak adalah Wiraswasta yaitu sebanyak 30 orang (43%)

dan yang terendah adalah TNI/POLRI yaitu 2 orang (3%).

3. Variabel Penelitian

a. Sarana Penampungan Air Minum

Distribusi responden berdasarkan sarana Penampungan Air

Minum di Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua

Kecamatan Kendari Barat Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Page 72: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

59

Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Menurut Sarana PAM Respondendi Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua

Kecamatan Kendari Barat ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2017

No Sarana PAM Frekuensi Persentase (%)

1 Memenuhi Syarat 28 40

2 Tidak Memenuhi Syarat 42 60

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer 2017

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sarana Sanitasi Masyarakat

berdasarkan keadaan Sarana Penampungan Air Minum yang

terbanyak yaitu tidak memenuhi syarat kesehatan 42 orang (60%) dan

yang terendah memenuhi syarat kesehatan yaitu 28 orang (40%).

b. Sarana Jamban Keluarga

Distribusi responden berdasarkan Sarana Jamban Keluarga di

Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua Kecamatan

Kendari Barat Provinsi Sulawesi Tenggara dapat dilihat pada tabel di

bewah ini :

Tabel 5.6Distribusi Frekuensi Menurut Sarana Jamban Responden

di Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-BenuaKecamatan Kendari Barat Provinsi

Sulawesi Tenggara Tahun 2017

No Sarana Jamban Frekuensi Persentase (%)

1 Memenuhi Syarat 27 39

2 Tidak Memenuhi Syarat 43 61

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer 2017

Page 73: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

60

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sarana Sanitasi Masyarakat

berdasarkan keadaan Sarana Jamban Keluarga yang terbanyak yaitu

tidak memenuhi syarat kesehatan 43 orang (61%) dan yang terendah

memenuhi syarat kesehatan yaitu 27 orang (39%).

c. Sarana SPAL

Tabel 5.7Distribusi Frekuensi Menurut Sarana SPAL Respondendi Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua

Kecamatan Kendari Barat ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2017

No Sarana SPAL Frekuensi Persentase (%)

1 Memenuhi Syarat 0 0

2 Tidak Memenuhi Syarat 70 100

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer 2017

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Sarana Sanitasi Masyarakat

berdasarkan keadaan Sarana Pembuangan Air Limbah yang terbanyak

yaitu tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 70 orang (100%).

d. Sarana Pembuangan Sampah

Tabel 5.8Distribusi Frekuensi Menurut Sarana Sampah Respondendi Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua

Kecamatan Kendari Barat ProvinsiSulawesi Tenggara Tahun 2017

No Sarana SPAL Frekuensi Persentase (%)

1 Memenuhi Syarat 0 0

2 Tidak Memenuhi Syarat 70 100

Jumlah 70 100

Sumber : Data Primer 2017

Page 74: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

61

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Sarana Sanitasi Masyarakat

berdasarkan keadaan Sarana Pembuangan Sampah Keluarga yang

terbanyak yaitu tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 70 orang

(100%).

B. Pembahasan

1. Variabel Penelitian

a. Sarana Penampungan Air Minum

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan

Sarana Penampungan Air Minum pada Kelurahan Benu-Benua yang

memenuhi syarat kesehatan sebanyak 28 orang (40%) dan yang tidak

memenuhi syarat kesehatan yaitu 42 orang (60%), ini menunjukkan

bahwa 40% di Kelurahan Benu-Benua sudah memenuhi syarat

Kesehatan dalam hal sarana penampungan air minum.

Hasil penelitian pada responden, secara fisik Sarana

Penampungan Air Minum dan fisik air sudah memenuhi syarat

kesehatan tetapi ada sebagian masyarakat dalam hal Sarana

Penampungan Air Minum tidak dikelola dengan baik misalnya tidak

dibersihkannya wadah penampungan air minum setelah 3 hari

pemakaian, wadah penampungan air minum yang tidak tertutup dan

tidak mempunyai kran sehingga menyebabkan wadah penampungan

air minum menjadi tidak sehat dan bahkan menyebabkan timbulnya

bibit penyakit.

Page 75: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

62

Dilihat dari segi pendidikan kepala keluarga yang diteliti

kebanyakan berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu sebanyak

27 orang (38.5%) setelah melakukan cros cek terhadap data karakteristik

responden berdasarkan tingkat pendidikan didaptkan hasil yaitu sebanyak

17 orang atau 28% tidak memenuhi syarat kesehatan, hal ini menunjukkan

responden dengan pendidikan SMA bahwa dalam hal kebersihan wadah

penampungan air minum masih dirasa kurang karena mereka belum

mengerti tentang cara berperilaku hidup bersih dan sehat disamping itu

juga kebanyakan masyarakat yang bekerja sebagai Nelayan yaitu sebanyak

26 orang (37%) setelah melakukan cros cek terhadap data karakteristik

responden berdasarkan pekerjaan didapatkan hasil yaitu sebanyak 21

orang atau 30% tidak memenuhi syarat kesehatan, ini kemungkinan di

mengakibatkan karena tingkat kesibukan yang tinggi sehingga

menyebabkan kurangnya perhatian masyarakat dalam mengelola atau

membersihkan wadah penampungan air minum mereka setelah 3 hari

pemakaian.

Hal ini sejalan dengan Syarat Wadah Penampungan Air Minum

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan RI Tahun 2014 tentang sanitasi total

berbasis masyarakat yang mengemukakan bahwa syarat wadah

penampungan air minum selalu tertutup, bersih atau bebas dari kotoran,

mempunyai kran, dan dibersihkan setelah 3 hari pemakaian. Serta

kondisi fisik air minum tidak berbau dan berwarna (Peraturan Mentri

Kesehatan No.416/Men.Kes/PER/IX/1990).

Page 76: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

63

Hasil observasi dalam penelitian dapat disimpulkan bahwa

masyarakat di Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua

semuanya sudah mempunyai sarana penampungan air minum dan secara

fisik Sarana Penampungan Air Minum dan fisik air sudah memenuhi

syarat kesehatan akan tetapi ada sebagian masyarakat yang tidak

membersihkan wadah penampungan air minum setelah 3 hari pemakaian

dan wadah penampungan air minum yang tidak tertutup dan tidak

mempunyai kran sehingga disimpulkan bahwa sarana Penampungan Air

Minum tidak dikelola dengan baik sehingga dapat menyebabkan wadah

penampungan air minum menjadi tidak sehat dan bahkan menyebabkan

timbulnya bibit penyakit.

Penelitian ini juga didukung oleh Suning tahun 2014 bahwa

masyarakat yang memiliki sarana air bersih sebanyak 70% belum

memenuhi syarat kesehatan yang di akibatkan karena kurangnya perhatian

dari masyarakat untuk melakukan perilaku hidup bersih.

b. Sarana Jamban

Hasil penelitian Sarana Sanitasi berdasarkan keadaan Sarana Jamban

Keluarga yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 27 orang (39%) dan

tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu 43 orang (61%), ini menunjukkan

bahwa 39% di Kelurahan Benu-Benua sudah memenuhi syarat Kesehatan

dalam hal sarana jamban dimana pada hasil observasi menunjukkan

semua responden memiliki sarana jamban dari jenis leher angsa, akan

tetapi sebagian dari responden memiliki jamban yang tidak memenuhi

Page 77: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

64

syarat kesehatan karena tidak adanya ventilasi dan tidak adanya alat

pembersih yang disediakan.

Dilihat dari segi pendidikan kepala keluarga yang diteliti

kebanyakan berpendidikan SMA yaitu sebanyak 27 orang (38.5%) setelah

melakukan cros cek terhadap data karakteristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan didaptkan hasil yaitu sebanyak 12 orang atau 17% tidak

memenuhi syarat kesehatan ini menunjukkan bahwa pengetahuan dalam

hal memperhatikan kebersihan sarana jamban seperti menyediakan alat

pembersih wadah penampungan air minum masih kurang karena mereka

tidak mengerti tentang cara berperilaku hidup bersih dan sehat disamping

itu juga kebanyakan masyarakat yang bekerja sebagai Nelayan yaitu

sebanyak 26 orang (37%) setelah melakukan cros cek terhadap data

karakteristik responden berdasarkan pekerjaan didapatkan hasil yaitu

sebanyak 21 orang atau 30% tidak memenuhi syarat kesehatan ini

menunjukkan kemungkinan tingginya tingkat kesibukan sehingga

menyebabkan kurangnya perhatian masyarakat dalam mengelola atau

manyediakan alat pembersih untuk sarana jamban mereka.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Notoadmodjo tahun 2007 dimana terdapat syarat-syarat yang harus

diperhatikan yaitu lantai kedap air atau kuat (terbuat dari bahan semen

atau ubin), mempunyai ventilasi, tidak menimbulkan bau, tidak

mengganggu pemadangan, terdapat alat pembersih dan jarak dari sumber

air bersih sekurang-kurangnya 15 meter.

Page 78: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

65

Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa masyarakat di

Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua semuanya sudah

mempunyai jamban dan secara fisik jamban yang digunakkan sudah

memenuhi syarat kesehatan namun sebagian masyarakat masih memiliki

jamban yang belum memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat

membahayakan bagi kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.

Penelitian ini juga didukung oleh Suning tahun 2014 bahwa

masyarakat yang memiliki sarana jamban sebanyak 68% belum memenuhi

syarat kesehatan yang di akibatkan karena kurangnya perhatian dari

masyarakat untuk melakukan perilaku hidup bersih.

c. Sarana Pembuangan Air Limbah

Hasil penelitian Sarana Sanitasi berdasarkan keadaan Sarana Saluran

Pembuangan Air Limbah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak

70 orang (100%), ini menunjukkan bahwa 100% di Kelurahan Benu-

Benua tidak memenuhi syarat Kesehatan dalam hal sarana pembuangan air

limbah dimana pada hasil observasi menunjukkan bahwa semua

responden telah memiliki sarana pembuangan air limbah yang terbuat dari

bahan kedap air akan tetapi sebagian besar dari responden memiliki sarana

SPAL yang langsung terkontaminasi langsung oleh tanah, tidak tertutup

serta menimbulkan bau.

Dilihat dari segi pendidikan kepala keluarga yang diteliti teridiri atas

SD, SMP, SMA maupun tingkat pendidikan tinggi secara keseluruhan

yaitu sebanyak 70 orang (100%) setelah melakukan cros cek terhadap data

Page 79: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

66

karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan didaptkan hasil

yaitu sebanyak 70 orang atau 100% tidak memenuhi syarat kesehatan ini

menunjukkan bahwa pengetahuan dalam hal memperhatikan kebersihan

sarana SPAL kemungkinan masih kurang dan belum mengerti tentang cara

berperilaku hidup bersih dan sehat, disamping itu juga dilihat dari segi

pekerjaan yang digeluti oleh responden yang meliputi IRT, wiraswasta,

PNS, TNI/POLRI maupun nelayan yaitu sebanyak 70 orang (100%)

setelah melakukan cros cek terhadap data karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan didapatkan hasil yaitu sebanyak 70 orang atau

100% tidak memenuhi syarat kesehatan hal ini kemungkinan diakibatkan

karena kurangnya perhatian masyarakat dalam menjaga lingkungan dan

berperilaku hidup bersih dan sehat.

Karena keberadaannya diwilayah pesisir teluk Kendari kebanyakan

masyarakat langsung membuang air sisa pakai mereka ke saluran

pembuangan yang langsung mengarah ke area teluk, hal ini menyebabkan

teluk Kendari menjadi tercemar akibat masih kurangnya kesadaran

masyarakat dalam memperhatikan kebersihan lingkungan mereka, hal ini

menunjukkan bahwa pengetahuan dalam hal memperhatikan kebersihan

sarana SPAL seperti membersihkan sampah yang berada didalam SPAL

bahkan menutup sarana SPAL agar tidak menimbulkan bau masih dirasa

kurang, karena mereka kemungkinan belum mendapatkan penyuluhan baik

dari pemerintah setempat maupun pusat mengenai tentang cara berperilaku

hidup bersih dan sehat.

Page 80: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

67

Disamping itu juga dari pemerintah setempat yang tidak

memperhatikan kebersihan lingkungan warganya seperti melaksanankan

bakti social bersama masyarakat untuk membersihkan lingkungan tidak

dilakukan, sehingga menyebabkan daerah Kelurahan Benu-Benua

menjadi tidak sehat karena bau yang ditimbulkan dari sarana SPAL yang

tidak bersih dan tidak tertutup sehingga serta pada saat musim penghujann

datang dapat menyebabkan banjir karena tidak lancarnya aliran pada

SPAL masyarakat. Kebanyakan masyarakat yang bekerja sebagai

Wiraswasta ini menunjukkan tingkat kesibukan yang tinggi sehingga

berdampak kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah setempat

untuk bersama-sama dalam membersihkan lingkungan mereka.

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Indonesian

Public Health tahun 2017 bahwa terdapat syarat-syarat yang harus

diperhatikan yaitu saluran pembuangan air limbah terbuat dari bahan

kedap air (disemen atau terbuat dari pipa) dan tertutup, dan tidak

menimbulkan bau.

Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa masyarakat di

Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua semuanya belum

mempunyai sarana SPAL yang memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat

berdampak terjangkitnya masalah kesehatan. Air buangan masyarakat

yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat membahayakan bagi

kesehatan seseorang maupun masyarakat secara keseluruhan (Sholehah

dkk, 2014).

Page 81: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

68

Penelitian ini juga didukung oleh Suning tahun 2014 bahwa

masyarakat yang memiliki sarana pengelolaan air limbah sebanyak 80%

belum memenuhi syarat kesehatan yang di akibatkan karena kurangnya

perhatian dari masyarakat untuk melakukan perilaku hidup bersih.

d. Sarana Pembuangan Sampah

Hasil penelitian Sarana Sanitasi berdasarkan keadaan Sarana

Pembuangan Sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sebanyak 70

orang (100%), ini menunjukkan bahwa 100% di Kelurahan Benu-Benua

tidak memenuhi syarat Kesehatan dalam hal sarana pembuangan sampah

dimana pada hasil observasi penelitian menunjukkan hampir semua

responden tidak memiliki sarana pembuangan sampah didalam rumah

yang terdiri dari penampungan sampah permanen seperti tempat sampah

yang terbuat dari drom maupun semen dan tempat sampah yang tidak

permanen seperti terbuat dari dos/kantong plastik serta kebanyakan

masyarakat mempunyai sarana sampah yang konstruksinya tidak kuat,

mudah bocor sehingga sampah berserakan dan menyebabkan lingkungan

menjadi tidak bersih, tidak adanya penutup pada sarana sampah sehingga

menimbulkan bau, sarana sampah yang tidak mudah dibersihkan seperti

disediakan plastik didalamnya sehingga mudah untuk diangkat dan

dipindahkan kepembuangan sampah umum.

Dilihat dari segi pendidikan kepala keluarga yang diteliti teridiri atas

SD, SMP, SMA maupun tingkat pendidikan tinggi secara keseluruhan

yaitu sebanyak 70 orang (100%) setelah melakukan cros cek terhadap data

Page 82: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

69

karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan didaptkan hasil

yaitu sebanyak 70 orang atau 100% tidak memenuhi syarat kesehatan ini

menunjukkan bahwa pengetahuan dalam hal memperhatikan peneyediaan

sarana sampah dirasa masih cukup kurang, disamping itu juga dilihat dari

segi pekerjaan yang digeluti oleh responden yang meliputi IRT,

wiraswasta, PNS, TNI/POLRI maupun nelayan yaitu sebanyak 70 orang

(100%) setelah melakukan cros cek terhadap data karakteristik responden

berdasarkan pekerjaan didapatkan hasil yaitu sebanyak 70 orang atau

100% tidak memenuhi syarat kesehatan hal ini kemungkinan diakibatkan

karena kurangnya perhatian masyarakat dalam menjaga lingkungan dan

berperilaku hidup bersih dan sehat.

Tempat sampah basah dan kering tidak dipisahkan serta ada sebagian

responden yang sama sekali tidak mempunyai sarana penampungan

sampah sehingga dapat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan individu,

keluarga dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Herianto tahun 2014 bahwa terdapat syarat-syarat

sarana pembuangan sampah yang harus diperhatikan yaitu konstruksinya

kuat dan tidak mudah bocor sehingga sampah tidak berserakan (terbuat

dari bahan plastik, dan drom), mempunyai penutup, mudah dibersihkan

(tersedia plastik di dalamnya), tempat sampah basah dan kering harus

dipisahkan, dan sampah tidak berserakan (Herianto, 2014).

Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa masyarakat di

Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua semuanya belum

Page 83: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

70

mempunyai sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan

sehingga dapat berdampak terjangkitnya masalah kesehatan.

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari

sampah tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit

(bacteri patogen), dan juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar

penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik

sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan

masyarakat (Notoadmodjo, 2007).

Penelitian ini juga didukung oleh Suning tahun 2014 bahwa

masyarakat yang memiliki sarana pengelolaan air limbah sebanyak 82%

belum memenuhi syarat kesehatan yang di akibatkan karena kurangnya

perhatian dan kepedulian dari masyarakat untuk melakukan perilaku hidup

bersih.

Page 84: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

71

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden yang

mempunyai sarana penampungan air minum yang memenuhi syarat

kesehatan sebanyak 28 orang (40%) dan yang tidak memenuhi syarat

kesehatan yaitu 42 orang (60%).

2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden yang

mempunyai sarana jamban yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 27

orang (39%) dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu 43 orang

(61%).

3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden yang

mempunyai sarana SPAL yang tidak memenuhi syarat kesehatan

sebanyak 70 orang (100%).

4. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 70 responden yang

mempunyai sarana pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat

kesehatan sebanyak 70 orang (100%)

B. Saran

Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat khususnya bagi peneliti dan

pihak-pihak terkait baik secara teoritis maupun praktis.

Page 85: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

72

1. Bagi Instansi Terkait

Diharapkan kepada instansi terkait baik lingkup pemerintahan

Kelurahan Benu-Benua dan Puskesmas Benu-Benua untuk lebih dapat

mengefektifkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang

pentingnya prilaku hidup bersih, agar masyarakat bisa mengerti dan

memahami apa dampak yang ditimbulkan jika keadaan lingkungan tidak

memenuhi syarat kesehatan serta diharapakn agar pemerintah juga dapat

menambah penyediaan tempat sampah umum.

2. Bagi Masyarakat/Keluarga

Bagi masyarakat yang berada di Wilayah Pesisir Teluk Kendari

Kelurahan Benu-Benua khususnya yang memiliki sarana sanitasi

(Sarana Penampungan Air Minum, Sarana Jamban, Sarana SPAL, dan

Sarana Pembuangan Sampah) yang tidak memenuhi syarat kesehatan

agar dapat melakukan upaya perbaikan/perubahan sperti selalu

memperhatikan kebersihan sarana penempungan air minum,

menyediakan alat pembersih untuk sarana jamban, membersihkan dan

menutup got dan tidak membuang sampah pada saluran yang langsung

mengalir di areah pesisir dan menyediakan tempat sampah masing-

masing di dalam rumah sehingga keadaan sarana sanitasi dapat

memenuhi syarat kesehatan sehingga mengurangi terjadinya pencemaran

yang dapat menimbulkan masalah terganggunya kesehatan.

Page 86: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

73

3. Manfaat Bagi Penelitian

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai

sumber informasi dan menambah wawasan pengetahuan tentang sarana

sanitasi yang baik dan memenuhi syarat kesehatan.

Page 87: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

Daftar Singkatan

BAB : Buang Air BesarBABS : Buang Air Besar SembarangBOD : Biological Oxygen DemandBPS : Badan Pusat StatistikIPAL : Instalasi Pengolahan Air LimbahKK : Kepala KeluargaKM : Kilo MeterMAT : Mata Air TerlindungiMDGs : Millennium Development GoalsNKRI : Negara Kesatuan Republik IndonesiaPAH : Penampungan Air HujanPAM : Perusahaan Air MinumPBB : Perserikatan Bangsa-BangsaPDAM : Perusahaan Daerah Air MinumPMA : Perlindungan Mata AirPP : Sistem PerpipaanRT : Rukun TetanggaRW : Rukun WargaSBP : Sumur Bor dengan PompaSGT : Sumur Gali TerlindungiSGL : Sumur GaliSGP : Sumur Gali dengan PompaSPAL : Saluran Pembuangan Air LimbahSPT : Sumur Pompa TanganTA : Terminal AirTPA : Tempat Pembuangan Sampah AkhirTPS : Tempat Pembuangan Sampah SementaraWHO : World Health OrganizationWSP : Water Sanitation Program

Page 88: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

Daftar Pustaka

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jakarta . 2015. EnsiklopediaWarga Jakarta. Jakarta Pedia.(http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Sanitasi_Lingkungan). Diakses tanggal 22 maret 2017.

Depkes RI. 1990. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 416 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Depkes RI. 2009. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 3 tentang SanitasiTotal Berbasis Masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Depkes RI. 2008. Peraturan Mentri Kesehatan RI Starategi Nasional tentangSanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Depkes RI. 2010. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 492 tentangPersyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Depkes RI. 2014. Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 3 tentang SanitasiTotal Berbasis Masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Dinkes Sultra. 2014. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2013. Kendari:Dinkes Sultra.

Dinkes Sultra.2015. Profil Kesehatan Kab/Kota 2015 & Laporan Program.Kendari: Dinkes Sultra.

Dinkes Sultra. 2015. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2014. Kendari:Dinkes Sultra.

Dinkes Sultra. 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015. Kendari:Dinkes Sultra.

Herianto.2014. Tinjauan Sanitasi Lingkungan Pada Pasien Gastroesteritis.Kendari: KTI

Indonesia Development Magz. 2016. Sanitasi Buruk Gambaran Pesisir Indonesia.(http://indonesiadevelopmentmagz.com/2016/10/01/sanitasi-buruk-gambaran-pesisir-indonesia/). Di akses tanggal 22 maret 2017.

Indonesian Public Health. 2017. Karakteristik Pengolahan Air Limbah TempatPengolahan Makanan. (http://www.indonesian-publichealth.com/limbah-tempat-pengolahan-makanan/). Di akses tanggal 22 maret 2017.

Page 89: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

Isanini. 2014. Gambaran Umum Tentang Sanitasi.(http://eprints.walisongo.ac.id/2835/3/094211006_Bab2.pdf). Di aksestanggal 22 maret 2017.

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian KesehatanRI.

Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Indonesia Tahun2015-2019. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI. 2017. Pusat KomunikasiPublik. Jakarta: kementrian PU dan Perumahan Rakyat RI.

Notoadmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat: Llmu dan Seni. Jakarta:Rineka Cipta.

Data Kelurahan.2017. Rekapitulasi Data Penduduk Kelurahan Benu-Benua.Kendari: Kantor Kelurahan Benu-Benua.

Sanitation Drive. 2015.Sanitasi Menjaga Lingkungan Tetap Bersih.(http://sanitationdrive2015.org/wp-content/uploads/2013/11/Ind-Planners-Guide-Fact-Sheet-5.pdf). Di akses tanggal 22 maret 2017.

Sholehah dkk. 2014. Gambaran Sarana Sanitasi Dasar Manyarakat PesisirPantai Dusun Talaga Desa Kairatu Kecamatan Kairatu Kabupaten SeramBagian Barat Tahun 2014. (http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/higiene/article/download/1237/1222). Di aksestanggal 22 maret 2017.

Sugiono.2007. Metode Penelititan Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suning, Dkk.2014.Fenomena Empiris Budaya Sanitasi Masyarakat Pesisir SedatiDalam Perspektif Grounded Theory. Google Cendekia

Undang-undang RI No.23 Tahun 1992. Tentang Kesehatan. Jakarta.

Page 90: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

Lampiran 1

SURAT PERMINTAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Bapak/Ibu Responden

Di –

Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :

Nama : EKAPRI TOSEPU

Nim : P00320014095

Sebagai mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan keperawatan,

bermaksud akan mmelakukan peneltian dengan judul penelitian “Gambaran

Sarana Sanitasi Masyarakat Di Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kelurahan Benu-

benua, Kecamatan Kendari Barat, Provinsi Sulawesi tenggara”

Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk meluangkan

waktu menjadi responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk menyetujui atau

menolak menjadi responden. Apabila disetujui, maka Bapak/Ibu dipersilahkan

untuk menandatangani surat persetujuan responden ini.

Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

EKAPRI TOSEPU

Page 91: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

Lampiran 2

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, bersedia turut berpartisipasi

sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Poltekkes

Kemenkes Kendari yang bernama Ekapri Tosepu, Nim : P00320014059, dengan

judul penelitian “Gambaran Sarana Sanitasi Masyarakat Di Wilayah Pesisir Teluk

Kendari Kelurahan Benu-benua, Kecamatan Kendari Barat, Provinsi Sulawesi

tenggara”

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian bahwa

segala informasi tentang penelitian ini akan dirahasiakan dan hanya digunakan

untuk kepentingan peneliti, saya mengerti dan menyadari bahwa penelitian ini

tidak akan merugikan atau berakibat negativ terhadap saya. Sehingga jawaban

yang diberikan adalah jawaban yang sebenar-benarnya.

Kendari, 2017

Responden

( )

Page 92: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

Lampiran 3

OBSERVASI

Judul Penelitian : Gambaran Sarana Sanitasi Masyarakat Di Wilayah Pesisir

Teluk Kendari Kelurahan Benu-Benua, Kecamatan Kendari

Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara.

No. KK :

Nama :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Alamat :

Tanggal Penelitian :

Petunjuk : Bacalah tiap pokok dengan cermat dan berikan tanda √ pada

Kotak jawaban yang anda pilih.

A. Sarana Penampungan Air Minum

NO PERTANYAANPenampugan Air Bersih

Ya Tidak

1Sarana penampungan air minumtertutup

2Sarana penempugan air minumdibersihkan setelah 3 hari pemakaian

3Sarana penampungan air minumnampak bersih atau bebas dari kotoran

4Sarana penampungan air minummempunyai kran

5Syarat fisik air tidak berbau danberwarna

Page 93: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

B. Sarana Jamban Keluarga

NO PERTANYAANSarana Jamban Keluarga

Ya Tidak

1Jamban Leher Angsa atau Cempulungyang Tertutup Rapat

2 Lantai terbuat dari semen atau ubin3 Mempunyai ventilasi4 Tidak menimbulkan bau5 Tidak mengganggu pemandangan6 Terdapat alat pembersih7 Jarak dengan Sumber Air <15 m

C. Sarana Pembuangan Air Limbah

NO PERTANYAANSarana Pembuangan Air

LimbahYa Tidak

1Saluran Pembuangan Air limbahTerbuat Dari Bahan Kedap Air(disemen atau terbuat dari pipa)

2Saluran Pembuangan Air limbah SelaluTertutup

3 Tidak menimbulkan bau

D. Sarana Pembuangan Sampah Keluarga

NO PERTANYAANSarana Pembuangan

SampahYa Tidak

1Kontsruksinya kuat dan tidak mudahbocor (terbuat dari bahan plastik ataudrom).

2 Mempunyai penutup

3Mudah Dibersihkan (tersedia plastikdidalamnya)

4Tempat sampah kering dan basahharus dipisahkan

5 Sampah tidak berserakan

Page 94: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
Page 95: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

KEMENTERAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

Jl. Jend A.H. Nasution. No. G.14 Anduonohu, Kota KendariTelp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail: [email protected]

JURUSAN KEPERAWATAN : Telp (0401) 3136088

Nomor : DL.09.02/6/67/2017Lampiran : -Perihal : Surat Pengantar Pengambilan Data

Kepada Yth

Direktur Poltekkes KendariDi-

Tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir Mahasiswa Poltekkes KendariJurusan Keperawatan :

Nama : Ekapri TosepuNIM : P00320014059

Akan melakukan pengambilan data awal penelitian karya tulis ilmiah di KantorKecamatan Kendari Barat Kota Kendari, sebagai bahan penyelesaian tugas akhirdi Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari, maka kamimohon untuk diberikan surat pengambilan data untuk makdsud tersebut.

Demikian permohonan ini, atas bantuannya diucapakan terima kasih.

Page 96: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

KEMENTERAN KESEHATAN RIBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATANPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

Jl. Jend A.H. Nasution. No. G.14 Anduonohu, Kota KendariTelp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail: [email protected]

Nomor : DL.11.02/1/412/2017Lampiran : -Perihal : Izin Pengambilan Data Awal Penelitian

Yang Terhormat,Kepala Puskesmas Benu-benuadi-

Tempat

Dengan Hormat,Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian

mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.Nama : Ekapri TosepuNIM : P00320014059Jurusan/Prodi : D III KeperawatanData Yang : 1. Data kejadian penyakit diare pada anak balitaDiperlukan 2. Data 10 besar penyakit

3. Data observasi terhadap lingkungan rumah4. Data hasil wawancara terhadap tingkat

pengetahuan keluarga tentang sanitasi

Untuk diberikan izin pengembilan data awal penelitian diKecamatan Kendari Barat Provinsi Sulawesi Tenggara.

Demikian penyampaian kami, atas perhatian dankerjasamanya diucapkan terima kasih.

Page 97: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

KEMENTERAN KESEHATAN RIBADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATANPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

Jl. Jend A.H. Nasution. No. G.14 Anduonohu, Kota KendariTelp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail: [email protected]

Nomor : DL.11.02/1/1411/2017Lampiran : 1 (satu) eks.Perihal : Permohonan Izin Penelitian

Yang Terhormat,Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sultradi-

Kendari

Dengan Hormat,Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian

mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.Nama : Ekapri TosepuNIM : P00320014059Jurusan/Prodi : D III KeperawatanJudul Penelitian : Gambaran Sarana Sanitasi Masyarakat di

Wilayah Pesisir Teluk Kendari KelurahanBenu-Benua Kecamatan Kendari BaratProvinsi Sulawesi Tenggara

Untuk diberikan izin penelitian oleh Badan Penelitian danPengambangan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Demikian penyampaian kami, atas perhatian dankerjasamanya diucapkan terima kasih.

Page 98: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARABADAN PENELITIAN DAN PENGAMBANGANKompleks Bumi Praja Andounohu Telp. (0401) 3136256 Kendari 93232

Kendari, 7 juni 2017

KepadaNomor : 070/2406/Blitbang/2017 Yth. Walikota KendariLampiran : - di –Perihal : Izin Penelitian KENDARI

Berdasarkan Surat Direktur Poltekes Kendari Nomor : DL.11.02/1/1411/2017tanggal 7 Juli 2017 perihal tersebut di atas, Mahasiswa di bawah ini :

Nama : EKAPRI TOSEPUNIM : P00320014059Prog. Studi : D-III KeperawatanPekerjaan : MahasiswaLokasi Penelitian : Wilayah Peisir Teluk Kendari Kel. Benu-Benua Kec. Kendari

Barat Kota Kendari

Bermaksud untuk melakukan penelitian/pengambilan Data di Daerah/KantorSaudara dalam rangka penyusunan KTI, dengan judul :

“GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH PESISIRTELUK KENDARI KELURAHAN BENU-BENUA KECAMATAN KENDARI BARAT

PROVINSI SULAWESI TENGGARA”

Yang akan dilaksanakan dari tanggal : 07 Juni 2017 sampai selesaiSehubungan dengan hal tersebut diatas, pada prinsipnya kami menyetujui kegiatandimaksud dengan ketentuan :1. Senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban serta mentaati perundangan-

undangan yang berlaku.2. Tidak mengadakan kegiatan lain yang bertentangan dengan rencana semula.3. Dalam setiap kegiatan dilapangan agar pihak Peneliti senantiasa koordinasi dengan

pemerintah setempat.4. Wajib menghormati Adat Istiadat yang berlaku di daerah setempat.5. Mneyerahkan 1 (satu) examplar copy hasil penelitian kepada Gubernur Sultra Cq.

Kepala Badana Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara.6. Surat Izin akan dicabut kembali dan dinyatakan tidak berlaku apabila ternyata

pemegang surat izin ini tidak menaati ketentuan tersebut di atas.Demikian Surat Izin Penelitian diberikan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

T e m b u s a n :1. Gubernur Sulawesi Tenggara (sebagai laporan) di Kendari;2. Direktur poltekes Kendari di Kendari;3. Kepala Badan Kesbang Kota Kendari di Kendari;4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari di Kendari;5. Camat Kendari Barat di Tempat;6. Lurah Benu-Benua di Tempat;7. Mahasiswa yang bersangkutan;

Page 99: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

PEMERINTAH KOTA KENDARIBADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIKJl. Drs. H. Abdullah Silondae No.8 Telp. (0401) 3131068 Kendari

REKOMENDASI PENELITIANNomor : 070/281/VI/2017

a. Dasar : 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2014tentang perubahan atas Peratuaran Menteri Dalam NegeriNomor 64 Tahun tentang Pedoman PenerbitanRekomendasi Penelitian.

2.Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 2 Tahun 2008tentang urusan pemerintahan yang menjadi kewenanganpemerintahan Kota Kendari (Lembaran Daerah Kota KendariTahun 2008 Nomor 2).

b. Menimbang : Surat Kepala Badan dan Politik Provinsi Sulawesi TenggaraNomor 070/2406 tanggal 07 Juni 2017 perihal rekomendasipenelitian.

MEMBERITAHUKAN BAHWA :

a. Nama : EKAPRI TOSEPUb. Tempat/Identitas : Kel. Meluhu, Kec. Meluhu/7402254202950001c. Untuk : 1) melakukan penelitian dengan proposal/Tesis berjudul :

GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DIWILAYAH PESISIR TELUK KENDARI KELURAHANBENU-BENUA KECAMATAN KENDARI BARAT PROV.SULTRA

2) Lokasi Penelitian : Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kel.Benu-Benua Kec. Kendari Barat Kota Kendari

3) Waktu Kegiatan :Juni-Juli 20174) Bidang Penelitian : Sosial5) Status Penelitian : Baru

Melaporkan Hasil pelaksanaan kegiatan kepada Walikota Kendari Cq. Kepala BadanKesbang dan Politik Kota Kendari.

T e m b u s a n :1. Walikota Kendari (sebagai laporan) di kendari;2. Direktur Poltekkes Kendari di Kendari;3. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari di Kendari:4. Camat Kendari Barat di Kendari;5. Lurah Benu-Benua di Kendari;6. Yang bersangkutan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Page 100: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

PEMERINTAH KOTA KENDARIKELURAHAN BENU-BENUA

Jl. Kkatua No. 79 Kendari

REKOMENDASI PENELITIANNomor : 070/29/2017

a. Dasar : 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2014tentang perubahan atas Peratuaran Menteri Dalam Negeri Nomor64 Tahun tentang Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian.

2. Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 2 Tahun 2008 tentangurusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahanKota Kendari (Lembaran Daerah Kota Kendari Tahun 2008 Nomor2).

b. Menimbang : Surat Kepala Badan dan Politik Provinsi Sulawesi TenggaraNomor 070/2406 tanggal 07 Juni 2017 perihal rekomendasi penelitian.

MEMBERITAHUKAN BAHWA :

a. Nama : EKAPRI TOSEPUb. Tempat/Identitas : Kel. Meluhu, Kec. Meluhu/7402254202950001c. Untuk : 1) melakukan penelitian dengan proposal/Tesis berjudul :

GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DIWILAYAH PESISIR TELUK KENDARI KELURAHANBENU-BENUA KECAMATAN KENDARI BARAT PROV.SULTRA

2) Lokasi Penelitian : Wilayah Pesisir Teluk Kendari Kel.Benu-Benua Kec. Kendari Barat Kota Kendari

3) Waktu Kegiatan : Juni-Juli 20174) Bidang Penelitian : Sosial5) Status Penelitian : Baru

Melaporkan Hasil pelaksanaan kegiatan kepada Walikota Kendari Cq. Kepala Badan Kesbang danPolitik Kota Kendari.

T e m b u s a n :1. Walikota Kendari (sebagai laporan) di kendari;2. Direktur Poltekkes Kendari di Kendari;3. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari di Kendari:4. Camat Kendari Barat di Kendari;5. Yang bersangkutan untuk digunakan sebagaimana mestinya.6. A r s i p

Page 101: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

PEMERINTAH KOTA KENDARIKELURAHAN BENU-BENUA

Jl. Kkatua No.79 Kendari

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN

Nomor : 070 / 37 /2017

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :JUHARDIN DEMA.,S.Sos.M.AP

Nip : 197406152008011022

Jabatan : Lurah Benu-Benua

Dengan ini menyatakan bahwa :

Nama :EKAPRI TOSEPU

Nim : P00320014059

Jurusan : DIII Keperawatan

Institusi : Poltekkes Kemenkes Kendari

Benar-benar telah melakukan penelitian di Kelurahan Benu-Benua Kecamatan

Kendari Barat Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 10 Juni – 19 Juni 2017,

dengan judul :

“Gambaran Sarana Sanitasi Masyarakat di wilayah pesisir teluk Kendari

Kelurahan Benu-Benua Kecamatan Kendari Barat Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017”.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Page 102: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

DOKUMENTASI PENELITIAN

A. Dokumentasi Pemeriksaan Sarana Penampungan Air Minum

B. Dokumentasi Pemeriksaan Sarana Jamban Keluarga

Page 103: GAMBARAN SARANA SANITASI MASYARAKAT DI WILAYAH …repository.poltekkes-kdi.ac.id/317/1/KTI EKAPRI TOSEPU FIX...pdfwaktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

C. Dokumentasi Pemeriksaan Sarana SPAL

D. Dokumentasi Pemeriksaan Sarana Sampah Keluarga