Upload
letuyen
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN SEGMENTASI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
OLEH:
SITI AISYAH NAINGGOLAN
1112101000020
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
PilRNYATAAilI PER.S MT jIIJIIAN
Skripsi dengan Judul
GAMBARAN SEGMENTASI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT
MUHAMMDIYAII TAMAN PURING TAHUN 2016
Telah diseh.rjui, diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim penguji skripsi
Progrmn Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, Maret}Afi
Oleh:
SITI AISYAH NAINGGOLAI{
1112101000020
Pembimbing II
ntlr*/VI '^lJIFebrianti, $P. M.Si
1g710221200501 2NIP. 004
PAI\IITIA SIDANG UJIAII SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
TAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
TJNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF' HIDAYATT]LLAH JAKARTA
Jakarta, Maret 2017
Penguji I,
NrP.19680911 200312 1 001
Penguji III,
IV
Fai a r ArivantllUl.Kes. Ph.I)
NrP.19761209 20fi604 2 003
NIP. 1979101s 201012 2 004
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Slaipsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan uilftk memenuhi
salah satu persyarataa memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran
dan trlmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya canturkan
sesuai deugan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ihnu
Kesehatan Unr-versitas Islam Negeri ruil'$ Syarif Hidayatullah Jakafia.
Jika dikemudian hmi terbulcti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan tlmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (I-IIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
J.
iv
J€karte Maret 2017
Sifi Afuyah Nainggolan
v
ABSTRAK
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, Maret 2017
Siti Aisyah Nainggolan, NIM : 1112101000020
Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Muhammadiyah
Taman Puring Tahun 2016
x1viii + 110 halaman, 44 tabel, 5 gambar, 2 lampiran
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring (RSMTP) merupakan salah
satu rumah sakit swasta yang sedang mengalami persaingan ketat, memiliki
pelayanan rawat jalan yang mengalami penurunan jumlah kunjungan dalam tiga
tahun terakhir sejak terjadinya transisi RSMTP dari RSIA menjadi RSU pada tahun
2012. Kondisi tersebut menyebabkan adanya perubahan pangsa pasar yang
mengharuskan manajemen pemasaran perlu untuk memahami dan mengenali
kembali segmentasi pasar yang ada saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran segmentasi pasien
rawat jalan berdasarkan variabel geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional
pada 106 responden yang dilakukan pada bulan Desember 2016.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa karakteristik pasien rawat jalan
berdasarkan variabel geografis, mayoritas berasal dari jarak yang dekat dengan
RSMTP yaitu <10 km, Kecamatan Kebayoran Lama (41%), Pesanggrahan (15%)
dan Kebayoran Baru hanya 10%, Kota Jakarta Selatan (80%). Secara demografis
mayoritas pasien berusia produktif (26-35 tahun), perempuan dengan status sudah
menikah, berpendidikan tinggi dan bekerja sebagai IRT dan pegawai swasta dengan
pendapatan keluarga >5 juta. Karakteristik psikografis yaitu mayoritas pasien
memperoleh informasi tentang RSMTP dari teman/keluarga (57%), inisiatif sendiri
untuk menggunakan RSMTP (67%) dengan alasan dokter dan jarak yang dekat,
penanggungjawab biaya pengobatan secara pribadi (65%), asuransi dan perusahaan
(35%), pembayaran secara tunai (69%) dan debit (29%). Karakteristik perilaku,
mayoritas pasien lama (87%) dengan frekuensi kunjungan >3 kali dalam 1 tahun
terakhir, tarif pelayanan sedang (70%) dan mahal (27%), ketersediaan informasi
sudah jelas, tidak panjang/rumit (89%) dan 11% menyatakan panjang/rumit, akan
tetap memilih RSMTP serta tanggapan terhadap pelayanan dan fasilitas sudah baik.
Dua saran yang paling utama untuk pemasaran di RSMTP yaitu menjadikan
Kebayoran Baru sebagai target kegiatan pemasaran dengan mempelajari
keunggulan yang dimiliki oleh RS pesaing yang ada di Kebayoran Baru dan
mempertahankan dokter unggulan yang dimiliki dengan menjadikannya sebagai
pelanggan internal RS serta menyediakan peralatan medis yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan dokter tersebut.
Kata kunci: pemasaran, segmentasi pasar, instalasi rawat jalan
Daftar bacaan: 34 (1987-2016)
vi
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
HEALTH CARE MANAGEMENT
Undergraduate thesis, March 2017
Siti Aisyah Nainggolan, NIM : 1112101000020
Outpatient Segmentation in Muhammadiyah Taman Puring Hospital in 2016:
A Descriptive Study
x1viii + 110 pages, 44 tables, 5 graphics, 2 Appendixes
Muhammadiyah Taman Puring Hospital (RSMTP) is a private hospital in a
highly competitive market, with a decreased visit in outpatient care for the last
three years since RSMTP transition from RSIA (mother and child hospital) to RSU
(general hospital) in 2012. This condition caused a change in market share that
forced the hospital marketing management to identify and understand the current
market segmentation.
This research aimed to describe the outpatient segmentation based on
geographic, demographic, psychographic, and behavior variables. This is a
quantitative research with cross-sectional approach in 106 respondents on
December 2016.
Results from this research showed that, based on the geographic variable,
the majority of the RSMTP patient in outpatient care came from places within
<10km vicinity of RSMTP, Kebayoran Lama District (41%), Pesanggrahan (15%),
and Kebayoran Baru with only 10%, South Jakarta city (80%). Based on
demography, the majority of patient is in their productive age (26-35 years old),
married woman, high education and work as a housewives and private employess
with family income >5 million rupiah. Based on psychographic variable, majority
of the patient acquire the information about RSMTP from their friends/family
(57%), and personal initiative to use RSMTP (67%), preference of doctor and short
distance and using personal finance in medication and paying cash (69%) and debit
(29%). Based on behavior segmentation, the majority of patient is long-time patient
(87%) with frequency of visit <3 times in the last year, medium and expensive
tariff (70% and 27% respectively), availability of short and clear information (89%)
with 11% of respondents that said the information is lengthy and complicated,
customer in RSMTP (98%) that give good review in care and facility.
Two main suggestions for RSMTP marketing are to use Kebayoran Baru
district as marketing target by studying the advantages of other competitors hospital
within the district and maintain hospitals high ranking doctors as hospital internal
customers by providing medical facility that suits their needs.
Keywords: marketing, market segmentation, outpatient unit
The reading list: 34 (1987-2016)
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Aisyah Nainggolan
NIM : 1112101000020
Tempat Tanggal Lahir : Siamporik, 25 Mei 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kertamukti Gg Buni No. 88 E Kost Tulip,
Ciputat, Tangerang Selatan
No. Telp : 082362269722
Status : Mahasiswa
Email : [email protected] /
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
2012 - sekarang : Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK), Kesehatan
Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta
2009 - 2012 : Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Rantauprapat
2006 - 2009 : Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Damuli Pekan
2000 - 2006 : SD Negeri 112271 Siamporik
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Segala puji kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
karena dengan izin dan ridhoNya skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat
serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir kuliah pada Program Studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Judul skripsi ini adalah Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Tahun 2016. Dalam proses
penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, petunjuk,
bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kelancaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Almarhum ayah H.Amri Nainggolan yang selalu mengutamakan
pendidikan anak-anaknya semasa hidupnya, terkhusus untuk mama
Hj.Nurmajidah Sipahutar yang selalu mendoakan, memberi dukungan,
semangat, serta selalu memberikan kasih sayangnya yang tiada henti
kepada penulis.
3. Prof. H. Arif Sumantri, SKM., M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Fajar Ariyanti, M. Kes, Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS, Ph.D dan Ibu Febrianti, SP, M.Si, selaku
dosen pembimbing skrispi yang telah memberikan arahan, ilmu,
ix
kesabaran dan tenaganya untuk membimbing penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Jajaran Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring, Manajer dan
Koordinator Penelitian & Pengembangan, Penanggungjawab Pemasaran
serta pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan proses
penelitian skripsi ini.
7. Siti Aminah, Am.Keb, Armin Habibi Nainggolan, Uswatun Hasanah,
Amirul Anwar Nainggolan dan Hapni Nainggolan yang selalu
memberikan dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
8. Yola Dwi Putri dan Fitri Handayani yang telah membantu penulis dalam
proses pengumpulan data dan memberikan dukungan saat susah dan
senang.
9. Teman-teman Program Studi Kesehatan Masyarakat khususnya
Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, terimakasih atas semangat dan kebersamaan kita selama ini.
10. Dan pihak-pihak lain yang secara tidak langsung juga membantu saya
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Sungguh Maha Sempurna adalah Allah SWT, kekurangan dan
kekhilafan terdapat pada penulis maka dari itu penulis menyadari dalam
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan sebagai bahan
masukan bagi penulis untuk menghasilkan karya yang lebih baik. Semoga
Allah SWT merestui dan memberikan ridho-Nya atas semua amal perbuatan
kita, Amin.
Jakarta, Maret 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
1.4.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 7
1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................................. 8
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8
1.5.1 Bagi Rumah Sakit ........................................................................................ 8
1.5.2 Bagi Peneliti ................................................................................................ 8
1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan ............................................................................. 9
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 10
2.1 Pemasaran ....................................................................................................... 10
xi
2.1.1 Definisi Pemasaran .................................................................................... 10
2.1.2 Pemasaran Rumah Sakit ............................................................................ 13
2.2 Segmentasi Pasar ............................................................................................ 15
2.2.1 Definisi Segmentasi Pasar ......................................................................... 16
2.2.2 Dasar Untuk Segmentasi Pasar .................................................................. 18
2.3 Penetapan Target Pasar (Targeting) ............................................................... 26
2.4 Posisi Pasar ..................................................................................................... 28
2.5 Kerangka Teori ............................................................................................... 30
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................. 31
4.1 Kerangka Konsep ........................................................................................... 31
4.2 Definisi Operasional ....................................................................................... 33
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 43
4.1 Desain Penelitian ............................................................................................ 43
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 43
4.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 43
4.3.1 Populasi ..................................................................................................... 43
4.3.2 Sampel ....................................................................................................... 44
4.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 45
4.4.1 Sumber Data .............................................................................................. 45
4.4.2 Instrumen Penelitian .................................................................................. 46
4.5 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................ 47
4.5.1 Pengolahan Data ........................................................................................ 47
4.5.2 Analisis Univariat ...................................................................................... 48
BAB V HASIL .......................................................................................................... 49
xii
5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring .................. 49
5.1.1 Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring .............................. 49
5.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring ..................... 51
5.1.3 Produk dan Layanan Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring ......... 51
5.2 Hasil Penelitian .............................................................................................. 53
5.2.1 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP Berdasarkan
Karakteristik Geografis ............................................................................. 53
5.2.2 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP Berdasarkan
Karakteristik Demografis .......................................................................... 57
5.2.3 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP Berdasarkan
Karakteristik Psikografis ........................................................................... 67
5.2.4 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP Berdasarkan
Karakteristik Perilaku ................................................................................ 75
BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................................... 84
6.1 Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 84
6.2 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP .................................. 84
6.3 Segmentasi Pasien dan Peluang Pemasaran Potensial Pada Pasien Rawat
Jalan di RSMTP ............................................................................................. 89
6.3.1 Kecamatan Kebayoran Baru Sebagai Target Wilayah Potensial .............. 89
6.3.2 Meningkatkan Jumlah Kunjungan Dengan Mempertahankan Dokter
Unggulan ................................................................................................... 94
6.3.3 Melakukan Evaluasi Terhadap Media Promosi dan Strategi Promosi
Potensial .................................................................................................... 96
6.3.4 Melakukan Kerjasama Dengan BPJS Kesehatan .................................... 101
6.3.5 Penambahan Fasilitas Lahan Parkir ......................................................... 104
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 107
xiii
7.1 Simpulan ....................................................................................................... 107
7.2 Saran ............................................................................................................. 109
7.2.1 Bagi Rumah Sakit .............................................................................................109
7.2.2 Bagi Peneliti Lain .............................................................................................110
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. xix
LAMPIRAN ............................................................................................................ xxii
INFORMED CONSENT ...................................................................................... xxii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ xxiii
KUESIONER PENELITIAN .............................................................................. xxiv
LAMPIRAN UJI SPSS ....................................................................................... xxix
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Teori ...................................................................................... 31
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................................. 32
Gambar 5. 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kecamatan dan Kota/Kabupaten .. 53
Gambar 5. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Pelayanan
dan Fasilitas ................................................................................................................ 82
Gambar 5. 3 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tanggapan Terhadap Pelayanan
dan Fasilitas ................................................................................................................ 83
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional...................................................................................33
Tabel 5. 1 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Kecamatan dan Kabupaten/Kota......54
Tabel 5. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Perjalanan ............................... 55
Tabel 5. 3 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Lama Perjalanan Menuju RSMTP .. 56
Tabel 5. 4 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempuh Menuju RSMTP ........ 56
Tabel 5. 5 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Jarak Tempuh Menuju RSMTP ...... 57
Tabel 5. 6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ................................................... 58
Tabel 5. 7 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Usia ................................................. 58
Tabel 5. 8 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 60
Tabel 5. 9 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 60
Tabel 5. 10 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pernikahan ........................... 61
Tabel 5. 11 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Status Pernikahan .......................... 61
Tabel 5. 12 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................... 61
Tabel 5. 13 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....................... 61
Tabel 5. 14 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................... 62
Tabel 5. 15 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Jenis Pekerjaan .............................. 63
Tabel 5. 16 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pendapatan Keluarga ......... 63
Tabel 5. 17 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tingkat Pendapatan ....................... 64
Tabel 5. 18 Distribusi Responden Berdasarkan Pengeluaran Biaya Kesehatan ........ 65
Tabel 5. 19 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Pengeluaran Biaya Kesehatan ....... 65
Tabel 5. 20 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Tempuh ................................. 66
xvi
Tabel 5. 21 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Cara Tempuh ................................. 66
Tabel 5. 22 Distribusi Responden Berdasarkan Poli yang Dituju .............................. 67
Tabel 5. 23 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Poli yang Dituju ............................ 67
Tabel 5. 24 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi ........................................ 68
Tabel 5. 25 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Sumber Informasi .......................... 70
Tabel 5. 26 Distribusi Responden Berdasarkan Anjuran ........................................... 71
Tabel 5. 27 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Anjuran ......................................... 71
Tabel 5. 28 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Berobat ke RSMTP ............ 71
Tabel 5. 29 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Alasan Berobat ke RSMTP ........... 72
Tabel 5. 30 Distribusi Responden Berdasarkan Penanggungjawab Biaya ................ 73
Tabel 5. 31 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Penanggungjawab Biaya ............... 73
Tabel 5. 32 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Pembayaran ............................ 74
Tabel 5. 33 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Cara Pembayaran .......................... 74
Tabel 5. 34 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pasien ................................... 75
Tabel 5. 35 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Asal Berobat Sebelumnya ............. 76
Tabel 5. 36 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Tarif ............. 77
Tabel 5. 37 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tanggapan Terhadap Tarif ............ 77
Tabel 5. 38 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ..................... 78
Tabel 5. 39 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Informasi ................... 78
Tabel 5. 40 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Ketersediaan Informasi ................ 80
Tabel 5. 41 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan Terhadap Alur ............. 80
Tabel 5. 42 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tanggapan Terhadap Alur ............ 81
Tabel 5. 43 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kunjungan Berikutnya .... 81
xvii
Tabel 5. 44 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Motivasi Kunjungan Berikutnya ... 81
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Lampiran SPSS
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat dalam bisnis jasa, karena rumah sakit banyak yang menjadi institusi yang
bersifat profit oriented. Hal ini dapat dilihat dengan keluarnya Permenkes No.
80/Menkes/Per/II/90 yang menyatakan bahwa badan hukum termasuk
perorangan diperkenankan memiliki dan mengelola rumah sakit dengan sifat
profit oriented. Oleh karena itu, jumlah rumah sakit di Indonesia semakin
meningkat dengan berbagai jenis fasilitas pelayanan yang ada pada segmen
pasar yang direbutkan relatif sama, sehingga menimbulkan persaingan antar
rumah sakit.
Kondisi persaingan yang terjadi untuk memperoleh pangsa pasar
menyebabkan kegiatan pemasaran jasa pelayanan rumah sakit menjadi suatu
hal yang penting. Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan
produk atau jasa hingga ke tangan konsumen, tetapi juga bagaimana produk
atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dengan
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Situmorang, 2008). Keuntungan
yang dapat diperoleh rumah sakit yaitu berasal dari penjualan jasa pelayanan
rumah sakit.
2
Agar dapat menjual jasa pelayanan yang sesuai dengan kondisi pasar
yang ada, maka rumah sakit perlu untuk mengenali konsumennya (pasien)
untuk dapat memenangkan persaingan pasar. Rumah sakit perlu untuk
mengidentifikasi karakteristik konsumen agar dapat memberikan gambaran
bagi pemasar untuk dapat menjangkau konsumennya (Kotler, 2009). Untuk
mempelajari karakteristik konsumen, segmentasi pasar memiliki peranan yang
sangat penting. Dengan melakukan segmentasi pasar maka rumah sakit dapat
memahami kebutuhan dan harapan konsumen sehingga nantinya mampu
menyajikan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi konsumennya.
Segmentasi pasar menurut Kotler dan Keller (2009) adalah pembagian
pasar ke dalam kelompok yang berbeda berdasarkan kebutuhan, karakteristik
atau perilaku yang menuntut produk atau bauran pemasaran yang berbeda.
Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar yang besar dan
heterogen ke dalam segmen yang lebih kecil yang dapat dicapai lebih efektif
dan efisien dengan produk atau jasa yang sesuai. Suatu pasar dapat
disegmentasi dengan berbagai cara malalui penggunaan variabel-variabel yang
berbeda dan memperhatikan mana yang paling baik untuk menangkap peluang-
peluang. Variabel segmentasi pasar yang sering digunakan atau disebut juga
sebagai variabel utama dalam segmentasi yaitu segmentasi geografis,
demografis, psikografis, dan perilaku. Empat variabel utama dalam segmentasi
banyak digunakan karena sudah dapat menjelaskan karakterisrik konsumen
pada umumnya.
3
Menurut Kasali, segmentasi diperlukan agar dapat melayani lebih baik,
melakukan komunikasi yang lebih persuasive dan yang terpenting memuaskan
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan pihak yang ingin dituju. Maka untuk
mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen maka kita memerlukan peta
segmentasi yang jelas. Dimana kita akan memahami siapa konsumen,
bagaimana cara menjangkau dan produk apa yang dibutuhkan, berapa harga
yang layak dibebankan dan bagaimana mempertahankan pasar dari serangan
pesaing (Kasali, 2007). Di dalam kegiatan pemasaran harus melihat dengan
jelas dahulu siapa yang akan dituju. Oleh karena itu, Dalam membuat suatu
rencana strategi pemasaran, segmentasi pasar memiliki peranan yang sangat
penting karena merupakan sebagai dasar untuk mengenali atau mengetahui
target dan posisi pasar yang dimiliki rumah sakit (Hartono, 2010).
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring (RSMTP) merupakan
rumah sakit yang baru berkembang menjadi rumah sakit umum pada tahun
2012. Sebelum tahun 2012, RSMTP merupakan rumah sakit ibu dan anak.
Artinya, terjadi perubahan terhadap sasaran pelayanan kesehatan yaitu pada
awalnya terfokus pada pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak menjadi
pelayanan kesehatan untuk umum. Perubahan tersebut juga menyebabkan
terjadinya perubahan pangsa pasar yang dimiliki oleh RSMTP. Dampak yang
terlihat jelas akibat perubahan rumah sakit yakni penurunan jumlah kunjungan
pada Rawat Jalan. Menurut Tjiptono (2008) penurunan jumlah kunjungan dapat
terjadi apabila manajemen salah dalam mempersepsikan keinginan dan harapan
konsumen. Kesalahan tersebut terjadi apabila riset pemasaran yang dilakukan
4
tidak tepat, karena riset pemasaran merupakan kunci utama untuk dapat
memahami keinginan pasien. Dalam hal ini, bersadasarkan wawancara dengan
bagian marketing RSMTP bahwa RSMTP belum pernah melakukan riset
pemasaran melalui segmentasi pasar.
Berdasarkan data kunjungan pasien rawat jalan di RSMTP dalam kurun
waktu tiga tahun terakhir mengalami penurunan yakni pada tahun 2013
sejumlah 87.924 orang, tahun 2014 sejumlah 84.917 orang dan tahun 2015
sejumlah 73.087 orang. Penurunan jumlah kunjungan pasien ini terjadi bukan
tanpa alasan, namun penyebab yang jelas terlihat adalah sejak terjadinya
transisi rumah sakit menjadi rumah sakit umum pada tahun 2012 dan adanya
era JKN pada tahun 2014. Sebagai rumah sakit swasta, RSMTP masih belum
berpartisipasi dengan program JKN. Perubahan tipe rumah sakit tersebut,
menyebabkan terjadinya beberapa perubahan dalam manajemen rumah sakit,
seperti pergantian beberapa dokter dan struktur organisasi. Oleh karena itu,
RSMTP perlu untuk membuat rencana pemasaran yang berlandaskan kondisi
rumah sakit saat ini. Menurut hasil wawancara dengan Koordinator
Pengembangan dan Penelitian, hal tersebut merupakan salah satu penyebab
turunnya jumlah kunjungan pasien rawat jalan di RSMTP.
Dewasa ini banyak rumah sakit yang telah melaksanakan kegiatan
pemasaran melalui segmentasi pasar yang dilakukan terlebih dahulu. Hasil
penelitian Mangopo, dkk (2005) menyatakan bahwa kegiatan segmentasi pasar
mempengaruhi jumlah kunjungan, dimana pada Rumah Sakit Bethesda
5
Yogyakarta yang telah menetapkan 115 instansi/perusahaan sebagai salah satu
pasar sasarannya, mengalami peningkatan angka kunjungan pasien yang
signifikan dari 1.881 kunjungan pada tahun 2002 menjadi 2.173 kunjungan
pada tahun 2004. Dengan demikian, menurut Supriyanto & Ernawaty (2010)
bahwa penurunan jumlah kunjungan juga memberikan indikasi adanya
ketidakpuasan pelanggan, dan hal ini terjadi apabila apa yang menjadi
kebutuhan, keinginan atau harapan pelanggan tidak dapat dipenuhi. Dengan
kata lain, manajemen rumah sakit tidak tepat dalam memahami kebutuhan,
keinginan atau harapan dari pelanggan. Oleh karena itu, agar RSMTP dapat
mengenali kebutuhan, keinginan serta harapan pasiennya maka RSMTP perlu
untuk mengetahui terlebih dahulu bagaimana gambaran mengenai segmentasi
pasien yang dimiliki saat ini.
Beberapa penelitian tentang segmentasi pasar menunjukkan hasil yang
berbeda-beda pula diantaranya yang dilakukan Dumilah A, (2000) segmen
pasar terbesar bagi Poliklinik Jakarta Medical Centre (JMC) adalah pasien
yang datang dari lima kotamadya di DKI dan beberapa wilayah sekitar Bogor
dan Depok. Sedangkan pada penelitian Hasnah Syam (2006) pada Rumah
Sakit Lasinrang Pinrang pelanggan banyak berasal dari daerah Pinrang yang
berhasil mengidentifikasi 21 karakter dengan targeting pada segmen I yang
merupakan kelompok masyarakat/penduduk kota Pinrang dengan struktur usia
24-39 tahun dengan status sosial menengah. Berbeda halnya dengan Penelitian
yang dilakukan oleh Rovitasari, dkk (2013) diketahui segmen pasar pengguna
jasa pelayanan rawat inap rumah sakit daerah Kalisat yaitu berasal dari luar
6
kecamatan Kalisat. Perbedaan segmen yang diperoleh menggambarkan bahwa
setiap rumah sakit memiliki peluang pasar yang berbeda sehingga perlu untuk
memahami peluang pasar yang dimiliki masing-masing rumah sakit sehingga
nantinya dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terkait gambaran segmentasi pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring tahun 2016. Melalui penelitian ini diharapkan
dapat diketahui gambaran segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan target pasar Rawat Jalan di
RSMTP dan memberikan gambaran dalam merumuskan strategi pemasaran
yang tepat bagi segmen pasar di RSMTP.
1.2 Rumusan Masalah
RSMTP melakukan peningkatan tipe rumah sakit dari RSIA menjadi RSU
pada tahun 2012. Terjadi perubahan pangsa pasar yang pada awalnya terfokus
untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi pelayanan kesehatan untuk
umum. Dampak yang terlihat jelas akibat perubahan tersebut yaitu terjadinya
penurunan jumlah kunjungan pada instalasi rawat jalan sejak tahun 2012.
Perubahan tipe rumah sakit tersebut menyebabkan terjadinya perubahan
terhadap pangsa pasar yang dimiliki oleh RSMTP. Artinya, RSMTP perlu
untuk mengetahui peluang-peluang pada pangsa pasar yang ada saat ini untuk
dapat memenangkan persaingan pasar. Oleh karena itu, agar dapat memahami
dan mengenali kembali kondisi pasar yang ada saat ini, maka manajemen
7
pemasaran di RSMTP perlu untuk melakukan riset pemasaran melalui proses
segmentasi pasar terlebih dahulu. Dengan demikian, hasil segmentasi pasien
yang diperoleh dapat dijadikan landasan dalam merumuskan strategi
pemasaran yang tepat. Berdasarkan hal tersebut, mengingat belum pernah
dilakukannya segmentasi pasien Rawat Jalan di RSMTP sebelum dan sejak
terjadinya perubahan tipe rumah sakit maka perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui gambaran segmentasi pasien Rawat Jalan di RSMTP tahun 2016.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi pertanyaan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP berdasarkan
karakterisrik geografis?
2. Bagaimana gambaran segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP berdasarkan
karakterisrik demografis?
3. Bagaimana gambaran segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP berdasarkan
karakterisrik psikografis?
4. Bagaimana gambaran segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP berdasarkan
karakterisrik perilaku?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP pada tahun 2016.
8
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP
berdasarkan karakteristik geografis.
2. Untuk mengetahui segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP
berdasarkan karakteristik demografis.
3. Untuk mengetahui segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP
berdasarkan karakteristik psikografis.
4. Untuk mengetahui segmen pasien Rawat Jalan di RSMTP
berdasarkan karakteristik perilaku.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Rumah Sakit
1. Hasil penelitian segmentasi dan target pasar ini dapat dijadikan sebagai
masukan untuk melakukan peningkatan produk pelayanan rawat jalan di
RSMTP.
2. Dapat menggunakan informasi yang berhubungan dengan segmen dan
target pasar potensial sebagai masukan bagi pihak manajemen RSMTP
dalam membuat perencanaan pemasaran pada unit Rawat Jalan.
1.5.2 Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang
penelitian khususnya dalam bidang ilmu manajemen pemasaran rumah
sakit serta sebagai sarana dalam mengaplikasikan keilmuwan tentang
segmentasi, target dan posisi pasar.
9
1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan
Menambah khasanah keilmuwan Program Studi Kesehatan Masyarakat
khususnya dalam Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, dan
dapat bermanfaat bagi pengembangan penelitian sejenis dan
berkelanjutan mengenai segmentasi pasar.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pasien sebagai
dasar dalam menetapkan segmen dan target pasien Rawat Jalan di RSMTP.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
yang dilakukan pada bulan Desember 2016. Desain penelitian yang digunakan
adalah desain cross sectional. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan
melakukan penyebaran kuesioner kepada pasien Rawat Jalan di RSMTP.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
2.1.1 Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dimana individu-individu dan
kelompok-kelompok dalam masyarakat berupaya untuk memenuhi
kebutuhan dan mendapatkan apa yang diinginkannya melalui
penciptaan, penawaran, dan tukar- menukar barang dan jasa secara
bebas (Kotler dan Keller, 2009). Sementara itu, American Marketing
Association dalam Philip Kotler dan Kevin L. Keller (2009)
menyatakan bahwa pemasaran adalah fungsi organisasi yang berupa
seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
menyampaikan kepada pelanggan sesuatu yang bernilai, serta
mengelola hubungan dengan pelanggan tersebut dengan cara-cara
menguntungkan bagi kedua belah pihak
Menurut Shinta (2011) Pemasaran merupakan suatu proses dan
manajerial yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan
dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau
segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai
dari produsen sampai konsumen.
11
Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk
atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau
jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan
menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan
baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik,
mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara
efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap
memegang prinsip kepuasan pelanggan (Hartono, 2010).
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan,
mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan
kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan
organisasi secara efesien dan efektif (Shinta, 2011). Di dalam fungsi
manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang
dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya,
sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar
dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi oleh suatu organisasi.
Menurut Kotler dan Keller (2009) manajemen pemasaran
dipandang sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih,
mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan,
menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul
(Kotler & Keller, 2009). Sedangkan Kotler dan Armstrong (2008)
12
dalam buku yang berjudul “Principles of Marketing”, menunjukkan
model sederhana dari lima langkah proses pemasaran, sebagai berikut :
Gambar 2.1 Model Sederhana Proses Pemasaran
Jika dilihat dari model tersebut kita dapat melihat gambaran
konsep inti dari pemasaran. Seperti yang dijelaskan pada buku
“Marketing Management” oleh Kotler dan Keller untuk dapat
memahami fungsi pemasaran, perlu dipahami terlebih dahulu konsep
inti dari pemasaran. Konsep inti pemasaran diantaranya adalah
kebutuhan, keinginan, dan permintaan; segmentasi, pasar sasaran, dan
positioning; penawaran dan merek; nilai dan kepuasan; saluran
pemasaran; rantai pasokan; persaingan; dan lingkungan pemasaran.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), strategi pemasaran
merupakan logika pemasaran organisasi untuk mencapai tujuan
pemasarannya. Kegiatan awalannya adalah mengetahui nilai dan
hubungan dengan pelanggannya, yang kemudian dilanjutkan dengan
memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya dengan
segmentasi dan penetapan target. Setelah itu organisasi merencanakan
13
bagaimana cara melayaninya dengan melakukan diferensiasi dan
positioning. Dengan panduan strategi pemasaran, dilanjutkan dengan
pembuatan bauran pemasaran yang terdiri dari beberapa faktor yaitu
produk, harga (price), tempat (place), dan promosi, biasa dikenal
dengan 4P.
Maka untuk merancang strategi pemasaran yang unggul, hal
pertama yang harus dilakukan adalah dengan memutuskan siapa yang
akan dilayani dengan melakukan segmentasi pasar. Selanjutnya
dilakukan pemilihan segmen mana yang akan dituju serta menetapkan
target pasar dan menetapkan posisi pasar. Segmentasi, targeting dan
positioning pasarlah yang nantinya akan menjadi dasar untuk membuat
keputusan bagaimana cara melayani pasar sasaran tersebut.
2.1.2 Pemasaran Rumah Sakit
Dalam beberapa tahun terakhir ini tampaknya konsep pemasaran
telah mulai merambah dunia perumahsakitan. Namun demikian, orang
pada umumnya belum berani mengakui secara terang-terangan. Di
beberapa rumah sakit memang sudah terdapat unit yang menangani
pemasaran dengan berbagai sebutan. Menurut Diane James yang pernah
menjabat sebagai direktur pemasaran di Melden Hospital di Amerika
Serikat mengatakan bahwa pemasaran bukanlah penjualan. Pemasaran
tidak menciptakan sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh konsumen.
Pemasaran mrupakan cara untuk seefisien mungkin menyatukan sistem
14
informasi, perencanaan, program pemberdayaan masyarakat, dan
hubungan masyarakat (Hartono, 2010).
Selain itu, pemasaran juga merupakan sebagai upaya rumah sakit
menyimak persepsi masyarakat tentang kebutuhannya, sehingga rumah
sakit dapat mengetahui pelayanan-pelayanan apa yang dapat
ditawarkannya kepada masyarakat, untuk kemudian rumah sakit
menyelenggarakan pelayanan–pelayanan tersebut. Pemasaran
dipandang dari sisi efisiensi yaitu dikarenakan banyak rumah sakit yang
kekurangan dana, sehingga pemasaran sebagai upaya untuk
memusatkan pelayanan kepada pasar yang dapat dijangkau saja.
Sementara itu, pemasaran dibutuhkan karena rumah sakit pun kini
bersaing satu sama lain.
Rumah sakit di Indonesia saat ini sedang menghadapi banyak
permasalahan untuk dapat mempertahankan keberlangsungan rumah
sakitnya. Tidak hanya persaingan yang semakin ketat, rumah sakit juga
menghadapi berbagai perubahan pasar seperti peraturan perundang-
undangan, menurunnya pendanaan atau dukungan pembiayaan dari luar
organisasi, ketersediaan tenaga kesehatan hingga perubahan sikap dan
kebutuhan masyarakat yang semakin kritis terhadap pelayanan
kesehatan. Oleh sebab itu, para pengelola rumah sakit perlu untuk
menerapkan pemasaran agar dapat menjawab tantangan-tantangan yang
ada.
15
Menurut Hartono (2010) dalam bukunya yang berjudul
“Manajemen Pemasaran untuk Rumah Sakit” pemasaran memiliki
banyak manfaat bagi rumah sakit. Alasan mendasar mengapa rumah
sakit harus mempertimbangkan upaya pemasaran adalah bahwa prinsip-
prinsip pemasaran akan memungkinkan rumah sakit untuk mencapai
tujuannya secara lebih efektif. Untuk mencapai tujuannya, rumah sakit
sangat tergantung kepada adanya tukar-menukar secara sukarela dengan
publiknya. Dana yang memadai harus diperoleh, karyawan rumah sakit
harus bekerja dengan baik, dan pemanfaatan rumah sakit oleh
pelanggan/pasien harus ditingkatkan. Semua hal itu akan dicapai bila
rumah sakit dapat memberikan imbalan-imbalan yang dirancang
dengan baik. Pemasaran adalah suatu ilmu terapan yang sangat
berkaitan dengan permsalahan tersebut. Pemasaran dirancang untuk
menciptakan tiga manfaat utama sebagai berikut:
1. Meningkatkan kepuasan dari pasar sasaran
2. Meningkatkan efisiensi
3. Meningkatkan dukungan sumber daya
2.2 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar kini tidak hanya penting untuk dunia bisnis saja,
namun juga mulai dapat digunakan untuk kegiatan nirlaba lainnya.
Segmentasi pasar biasanya digunakan untuk memilih pasar sasaran, mencari
16
peluang, menganalisis perilaku konsumen dan lain-lain. Hal tersebut
dilakukan untuk dapat menjangkau produk yang dibutuhkan, harga yang
layak dibebankan dan mempertahankan pasar dari pesaing (Kasali, 2000).
Pada organisasi nirlaba seperti rumah sakit, segmentasi dapat digunakan
sebagai strategi pemasaran yang sesuai dengan persepsi, kebutuhan dan
keinginan pelanggan (Kotler & Andreasen, 1987).
2.2.1 Definisi Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar menurut Kotler dan Keller (2009) adalah pembagian
pasar ke dalam kelompok yang berbeda berdasarkan kebutuhan, karakteristik
atau perilaku yang menuntut produk atau bauran pemasaran yang berbeda.
Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar yang besar dan
heterogen ke dalam segmen yang lebih kecil yang dapat dicapai lebih efektif
dan efisien dengan produk atau jasa yang sesuai. Sedangkan menurut
Tjiptono (2001) pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses membagi
pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam
beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat
homogen dalam segala aspek. Lupiyoadi (2006) mengemukakan bahwa
segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi pasar menjadi kelompok
pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku
yang mungkin membutuhkan produk.
Assauri (2004) dari sudut pandang pemasaran, segmentasi pasar adalah
proses membagi sebuah pasar kedalam segmen – segmen atau kelompok –
kelompok yang bermakna, relatif serupa dan dapat diidentifikasikan. Dengan
17
melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih
terarah, dan sumber daya perusahaan di bidang pemasaran dapat digunakan
lebih efektif dan efisien. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan Mangopo dkk (2005) bahwa rumah sakit Bethesda Yogyakarta
yang telah melakukan segmentasi pasar dan menetapkan beberapa segmen
sebagai pasar sasarannya telah mengalami peningkatan jumlah kunjungan dan
ini berdampak pada pendapatan rumah sakit itu sendiri. Dengan demikian,
kegiatan pemasaran yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien sesuai
dengan segmen yang telah ditetapkan melalui proses segmentasi pasar.
Suatu dasar segmentasi dapat menjadi optimal bila dapat menghasilkan
segmen-segmen yang mempunyai karakteristik berikut ini:
1. Dapat diukur (measurable), baik besarnya maupun luasnya serta daya beli
segmen pasar tersebut.
2. Dapat dicapai atau dijangkau (accessible), sehingga dapat dilayani secara
efektif.
3. Cukup luas (substantial), sehingga dapat menguntungkan jika dilayani.
4. Dapat dilaksanakan (actionable), sehingga semua program yang telah
disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif.
5. Dapat dibedakan (differentiable), segmen – segmen dapat dipisahkan secara
konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur –
unsur dan program bauran pemasaran yang berlainan.
18
2.2.2 Dasar Untuk Segmentasi Pasar
Suatu pasar dapat disegmentasi dengan berbagai cara yaitu melalui
penggunaan variabel-variabel yang berbeda dengan memperhatikan mana
yang paling baik untuk menangkap peluang-peluang yang ada. Variabel-
variabel yang sering digunakan untuk melakukan segmentasi pasar dan
disebut juga sebagai variabel utama dalam segmentasi pasar yaitu segmentasi
geografis, segmentasi demografis, segmentasi psikografis dan segmentasi
perilaku. Hal ini diketahui bahwa beberapa pakar marketing seperti Kotler
dan Keller (2009), Griffin dan Ebert (2007), dan Hartono (2010) membagi
variabel segmentasi pasar menjadi 4 variabel tersebut. Namun, Kasali (2007)
membagi variabel segmentasi pasar sedikit berbeda dengan beberapa pakar
tersebut. Variabel yang ditawarkan Kasali terlihat lebih banyak dan sekilas
terlihat berbeda dengan variabel yang digunakan oleh pakar marketing
lainnya. Terkait hal tersebut, Kasali memiliki tujuan tersendiri terhadap
variabel yang digunakannya, antara lain :
1. Membuka pemikiran ketika melihat pasar dan membuat kegiatan
segmentasi dapat lebih kreatif, karena apa yang dikenal akan menentukan
bagaimana melihat pasar dan membidiknya.
2. Membantu dalam memberdayakan penggunaan pendekatan demografi dan
psikografi.
3. Memperkenalkan konsep baru dalam pemasaran.
19
Adapun variabel-variabel yang dapat dipakai untuk segmentasi pasar
menurut Kasali (2007) sebagai berikut:
a. Segmentasi Berdasarkan Faktor Demografis
Segmentasi demografis didasarkan pada peta kependudukan, usia, jenis
kelamin atau gender, besarnya anggota keluarga, tahap yang dilalui dalam
anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan, tingkat
penghasilan, agama, suku dan sebagainya merupakan variabel-variabel
demografi yang penting.
b. Segmentasi Berdasarkan Faktor Geografis
Pembagian administratif dalam distribusi geografis digunakan sebagai
dasar untuk segmentasi pasar konsumen. Segmentasi ini membagi pasar
menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, provinsi,
kabupaten, kota, wilayah, daerah, atau kawasan. Konsumen yang tinggal
disuatu wilayah geografis tertentu diyakini memiliki karakter demografi
yang sejenis (namun wilayah demografis harus sesempit mungkin, misalnya
kawasan-kawasan pemukiman, area kode pos atau kelurahan). Jadi dengan
segmentasi ini, pemasaran memperoleh kepastian kemana atau dimana
produk ini harus dipasarkan.
Pengelompokan geografis dan demografis juga memenuhi persyaratan
untuk segmentasi yang efektif yaitu mereka dapat diukur, diakses, dan
cukup besar sehingga sering disebut geodemografis.
c. Segmentasi Berdasarkan Faktor Psikografis
20
Psikografis adalah segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian
manusia. Sedangkan gaya hidup mencerminkan bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-
aktivitas, minat, dan opininya. Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi
kelompok-kelompok berdasarkan:
1) Status sosial, misalnya: pimpinan masyarakat, pendidik, golongan elite,
golongan menengah, golongan rendah.
2) Gaya hidup, misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah,
dan sebagainya.
3) Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu
produk.
Menurut Ditcher dalam Kasali 2007, kelompok-kelompok konsumen
dibagi berdasarkan sifat-sifat kepribadian, tingkat sosial ekonomi, sikap dan
motivasi. Variabel ini mempengaruhi perilaku pembelian seseorang dan
menyimpulkan bahwa seseorang membeli produk yang berbeda dengan
yang dibeli orang lain pada hakikatnya adalah suatu kombinasi yang
kompleks antara sikap terhadap diri sendiri dan hal yang mencerminkan
peranan yang dibawakan seseorang (role being played) dalam masyarakat
lingkungannya.
Segmentasi dengan pendekatan psikografis digunakan untuk
mempertajam hasil dari segmentasi demografi, konsumen dibedakan
berdasarkan sebagai sifat-sifat kepribadian, tingkat sosial-ekonomi, sikap
21
dan motivasi serta konsumsi pelanggan mencerminkan pandangan
seseorang terhadap dirinya sendiri.
d. Segmentasi Lainnya
1) Manfaat yang diperoleh konsumen (Benefit Segmentation)
Segmentasi ini dikembangkan dengan mempelajari atribut-atribur produk
yang dianggap konsumen memberikan manfaaat yang penting. Menurut
Haley (1998) bahwa benefit yang dicari konsumen dalam mengkonsumsi
produk yang berbeda adalah alasan mendasar adanya segmen pasar yang
sesungguhnya. Pemasar/marketer dapat melakukan berbagai cara untuk
membidik segmen pasar berdasarkan manfaat.
2) Pemakaian produk (Produk Usage)
Beberapa jenis produk dapat disegmentasikan menurut tingkat pemakaian
oleh konsumennya. Misalnya konsumen dikelompokkan sebagai pecandu
(heavy users), pemakai rata-rata (medium users), pemakai ringan (light
users), dan bukan pemakain (non-users).
3) Generasi (Cohort)
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi-bagi pasar ke dalam beberapa
generasi. Generasi-generasi memiliki sikap dan pandangan yang berbeda-
beda tentang suatu hal atau produk. Sikap itu dibentuk oleh suatu kejadian-
kejadian penting yang sangat membekas ketika generasi ini memasuki fase
dewasa. Kasali membagi masyarakat di kota besar Indonesia ke dalam 5
segmen, yaitu sebagai berikut:
a. Kohort Kemerdekaan (lahir antara 1921-1935)
22
b. Kohort Tritura (lahir antara 1936-1950)
c. Kohort Perang Dingin (lahir antara 1951-1960)
d. Kohort Komputer ( lahir antara 1961-1970)
e. Kohort Internet (lahir setelah 1970)
4) Teknografi
Segmentasi berdasarkan teknografi ini dikembangkan untuk mempelajari
konsumen barang-barang elektronik.
5) Tingkat kesetiaan
Segmentasi berdasarkan tingkat kesetiaan didasarkan pada tingkat kesetiaan
konsumen terhadap suatu produk atau jasa.
6) Segmentasi berdasarkan Evolusi Keluarga
Segmentasi ini terutama dapat digunakan untuk memasarkan asuransi,
mobil, dan produk yang kepuasan konsumennya ditentukan oleh ada atau
tidaknya waktu yang dimiliki oleh konsumen dan sebagainya.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009), Griffin dan Ebert (2007)
dan Hartono (2010) yang mengatakan bahwa dalam segmentasi pasar ada
empat variabel utama yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis membagi pasar menjadi beberapa unit secara
geografis, seperti negara, negara bagian, wilayah, pulau, provinsi, kota,
desa, pantai, pegunungan, atau lingkungan sekitar, dengan asumsi bahwa
kebutuhan atau respon konsumen berbeda menurut wilayah. Variabel
23
geografis merupakan unit dari lingkup negara sampai dengan lingkup
lingkungan tetangga, yang dapat dipertimbangkan dalam mengembangkan
strategi segmentasi pasar. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk
beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografis atau beroperasi di
semua wilayah, tetapi lebih memperhatikan perbedaan kebutuhan dan
keinginan yang di temukan.
b. Segmentasi Demografis
Segmentasi ini membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada
variabel seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan,
pendapatan, status perkawinan, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga dan
status sosial. Faktor-faktor demografis merupakan dasar paling populer
untuk membuat segmen kelompok pelanggan. Hal ini karena kebutuhan
konsumen, keinginan dan tingkat penggunaan sering kali sangat dekat dan
erat dengan variabel demografis dan variabel ini juga lebih mudah diukur
daripada jenis variabel lainnya.
c. Segmentasi Psikografis
Segmentasi psikografis membagi pembeli menjadi kelompok
berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. Psikografis adalah
ilmu untuk menggunakan psikolog dan demografis guna lebih memahami
konsumen. Dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi berbagai
kelompok berdasarkan sifat psikologis/kepribadian, gaya hidup, atau nilai.
Orang-orang di dalam kelompok demografis yang sama bisa memiliki profil
psikografis yang sangat berbeda. Psikografis cukup penting bagi tenaga
24
pemasaran karena tidak seperti demografis dan geografis, faktor ini kadang-
kadang dapat diubah oleh usaha-usaha pemasaran.
d. Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pemasar membagi pembeli menjadi beberapa
kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon
terhadap sebuah produk. Banyak pemasar meyakini variabel perilaku-
kejadian, manfaat, status pengguna, tingkat penggunaan, tahap kesiapan
pembeli, status loyalitas dan sikap adalah titik awal terbaik untuk
membangun segmen pasar. Variabel perilaku merujuk pada cara-cara
konsumen menggunakan produk, manfaat yang mereka harapkan dari
produk itu, alasan mereka membelinya dan kesetiaan mereka terhadap
produk tersebut. Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan beberapa
indikator sebagai berikut:
1) Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan
pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari suatu produk.
Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang
dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap
manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan
dapat menggunakan sgementasi manfaat untuk memperjelas segmen
manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama
yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan
meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut.
25
2) Status pengguna
Pasar dapat disegmentasi menjadi kelompok bukan pengguna, mantan
pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna
reguler dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna reguler
mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda, begitu pula
dengan bukan pengguna, mantan pengguna dan pengguna pertama kali.
3) Tingkat pemakaian
Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna
ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya
persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang
tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua
bagian sama banyak, sebagain pengguna ringan dan sebagian lagi
pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik.
4) Status loyalitas
Pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen.
Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli
dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas
mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli
satu macam merek. Kelompok lain agak loyal, mereka loyal pada dua
merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi
kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan
loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru
setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.
26
2.3 Penetapan Target Pasar (Targeting)
Segmentasi pasar menunjukkan kepada rumah sakit atau organisasi
lainnya mengenai peluang-peluang yang terdapat dalam segmen-segmen
pasar rumah sakit atau organisasi tersebut. Setelah melakukan segmentasi
pasar, tahap selanjutnya adalah penentuan pasar sasaran atau targeting
berdasarkan strategi pemasaran yang hendak dilaksanakan. Targeting
merupakan kegiatan yang menghasilkan sebuah produk yaitu, target
pasar/pasar sasaran (Kasali, 2000). Sedangkan menurut Kertajaya, targeting
merupakan strategi untuk pengalokasian sumber daya secara efektif yang
berkaitan dengan keterbatasan sumber daya (Andriany, 2006). Target pasar
juga merupakan kegiatan penetapan satu atau beberapa segmen yang akan
menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran (Murni, 2002).
Menurut Kotler (2009), untuk melakukan penetapan target pasar perlu
dilakukan evaluasi segmen pasar untuk memutuskan berapa banyak dan
jenis segmen yang akan dilayaninya. Dalam mengevaluasi segmen pasar
yang berbeda, maka segmen harus dilihat dari tiga faktor, yaitu ukuran dan
pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, dan tujuan serta sumber
daya yang ada.
Selanjutnya dilakukan pemilihan segmen pasar sasaran dengan
mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran, sebagai berikut
(Kotler dan Keller, 2009) :
1. Konsentrasi segmen tunggal. Melalui pemilihan segmen tunggal,
pemasaran dilakukan dengan terkonsentrasi sehingga organisasi
27
mendapatkan informasi tentang kebutuhan dan dapat dilakukan dengan
ekonomis melalui spesialisasi produksi, distribusi, dan promosinya. Jika
menjadi pemimpin di segmen tersebut, organisasi dapat menghasilkan
tingkat pengembalian investasi tinggi.
2. Spesialisasi selektif. Organisasi memilih jumlah segmen yang secara
objektif menarik dan tepat. Mungkin terdapat sedikit atau tidak ada sinergi
diantara segmen tersebut, namun masing–masing segmen dapat menjadi
penghasil pendapatan.
3. Spesialisasi produk. Organisasi konsentrasi dalam menghasilkan produk
tertentu yang dijual ke beberapa segmen. Melalui strategi ini
organisasi membangun reputasi yang kuat dibidang produk tertentu.
4. Spesialisasi pasar. Organisasi berkonsentrasi untuk melayani berbagai
kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu. Organisasi
mendapatkan reputasi yang kuat dengan mengkhususkan diri dalam
melayani kelompok pelanggan dan menjadi saluran pemasaran bagi semua
produk baru yang mungkin digunakan oleh kelompok-kelompok tersebut.
5. Cakupan seluruh pasar. Organisasi berusaha melayani seluruh
kelompok pelanggan dengan menyediakan semua kebutuhan yang mereka
butuhkan. Hanya organisasi yang sangat besar yang dapat melaksanakan
strategi cakupan seluruh pasar yaitu dengan cara pemasaran yang tidak
terdiferensiasi dan pemasaran yang terdiferensiasi.
Dalam melakukan upaya penetapan target pasar, harus dapat
28
membedakan jenis-jenis target pasar sebagai berikut (Kasali, 2000):
Target pasar jangka pendek atau pasar yang difokuskan hari ini
yang direncanakan akan di jangkau dalam waktu dekat.
Target pasar masa depan merupakan pasar yang direncanakan
akan di jangkau tiga atau lima tahun dari sekarang.
Sedangkan pasar sasaran primer yaitu sasaran utama organisasi yang
terdiri dari pasar yang sangat penting bagi kelangsungan organisasi.
Lain dengan pasar sekunder yang terdiri dari pasar yang tidak
penting namun memiliki jumlah yang cukup besar.
Dalam pemilihan target pasar, tidak dapat dengan segera menjanjikan
potensi yang optimal. Menurut Kasali (2000), hal ini terkait dengan mata
rantai konsumsi yang disebut proses AIDA (Awareness, Interest, Desired,
Action). Dimana Awareness merupakan keadaan pasar menyadari
keberadaan suatu produk. Interest keadaan pasar memiliki minat terhadap
suatu produk. Desired adalah keadaan pasar merasa membutuhkan suatu
produk. Action yaitu dimana pasar melakukan kegiatan pembelian atau
mengorbankan sesuatu untuk memberi keuntungan suatu organisasi. Dengan
pengetahuan mata rantai ini, maka dapat membantu dalam menyusun
strategi penetapan target pasar.
2.4 Posisi Pasar
Kotler dan Armstrong mendefinisikan posisi produk sebagai cara
29
produk didefinisikan oleh konsumen berdasarkan atribut penting atau tempat
dimana produk tersebut dalam pikiran konsumen dibandingkan dengan
produk pesaing (Kotler dan Armstrong 2008). Ini sejalan dengan definisi
positioning bahwa positioning bukan sesuatu yang dilakukan terhadap
produk, tetapi sesuatu yang dilakukan terhadap otak calon konsumen. Dimana
pada bukunya, Kasali juga menyimpulkan bahwa positioning bukanlah
strategi produk, namun strategi komunikasi. Positioning merupakan
kegiatan membangun persepsi produk di dalam pasar sasaran relatif
terhadap persaingan (Kasali, 2000).
Menurut Kotler dan Armstrong (2008), positioning terdiri dari tiga
tahap yaitu:
1. Mengenali keunggulan yang mungkin ditampilkan dan dibandingkan
dengan pesaing.
2. Memilih keunggulan yang paling kompetitif.
3. Memilih strategi positioning.
Tidak semua keunggulan menjadi indikator yang dapat
ditampilkan ke pasar, namun harus dilakukan seleksi terlebih dahulu.
Keunggulan yang layak ditampilkan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut: penting, berbeda, lebih unggul dibanding pesaing, dapat
dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, terjangkau dan menguntungkan.
Setelah itu, organisasi harus dapat mengkomunikasikan posisi terpilih
kepada pasar secara efektif.
30
2.5 Kerangka Teori
Berdasarkan teori-teori yang terdapat pada tinjauan pustaka ada
beberapa pembagian jenis segmentasi menurut beberapa ahli yaitu
variabel geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. Keempat
variabel tersebut merupakan variabel utama yang digunakan oleh
pemasar untuk melakukan segmentasi pasar. Menurut Kotler & Keller
(2009) dan Griffin & Ebert (2007) keempat variabel tersebut sudah
dapat mewakili keseluruhan variabel segmentasi pasar. Sedangkan
Kasali (2007) membagi variabel segmentasi lebih terperinci pada
variabel perilaku yang dibagi menjadi manfaat, pemakaian produk,
generasi, teknografi, tingkat kesetiaan, dan evolusi keluarga. Namun,
secara umum, variabel-variabel tersebut sudah tercakup dalam variabel
perilaku. Oleh karena itu, pada penelitian ini variabel segmentasi yang
digunakan yaitu merupakan variabel utama yang sudah dapat mewakili
keseluruhan variabel segmentasi menurut beberapa ahli yaitu
segmentasi geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Adapun
kerangka teorinya sebagai berikut:
31
Gambar 2. 1 Kerangka Teori
Geografis
- Wilayah dunia atau negara
- Ukuran kota atau wilayah
- Kepadatan
- Iklim
(Kotler & Keller, 2009;
Griffin & Ebert, 2007;
Kasali, 2007)
Demografis
- Usia
- Jenis kelamin
- Siklus hidup keluarga
- Status pernikahan
- Pendapatan
- Pekerjaan
- Pendidikan
- Agama
- Ras
- Generasi
- Kebangsaan
- Status sosial
(Kotler & Keller, 2009;
Griffin & Ebert, 2007;
Kasali, 2007)
Psikografis - Kelas sosial
- Gaya hidup
- Kepribadian
- (Kotler & Keller, 2009;
Griffin & Ebert, 2007;
Kasali, 2007)
Segmentasi
Pasar
Penetapan
Target
Posisi
Pasar
Perilaku - Manfaat yang dicari
- Status pengguna
- Tingkat
pengguna/pemakaian
- Status loyalitas
- Tahap kesiapan
- Sikap terhadap produk
- (Kotler & Keller, 2009;
Griffin & Ebert, 2007;
Kasali, 2007)
31
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
4.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori diatas, tidak semua variabel segmentasi
diteliti pada penelitian ini. Pada segmentasi geografis, karakteristik iklim dan
kepadatan tidak diteliti karena responden merupakan warga negara Indonesia
sehingga bersifat homogen. Segmentasi demografis, karakteristik agama tidak
peneliti teliti karena responden merupakan agama islam sehingga bersifat
homogen. Ras, kebangsaan, dan generasi tidak diteliti karena responden
merupakan warga negara dan bangsa Indonesia sehingga bersifat homogen
pula. Pada segmentasi psikografis, karakteristik kelas sosial tidak peneliti
teliti karena sudah dapat terjawab pada karakteristik yang ada pada
segmentasi demografis. Sedangkan karakteristik kepribadian tidak peneliti
teliti karena peneliti tidak memiliki kapasitas dalam hal tersebut. Adapun
kerangka konsep yang digunakan peneliti sebagai berikut:
32
Geografis
Tempat tinggal
Jarak tempuh
Waktu tempuh
Gambaran
segmentasi
pasien
Rawat Jalan
di RSMTP
Demografis
Usia
Jenis kelamin
Status pernikahan
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Pengeluaran Biaya Kesehatan
Cara tempuh
Psikografis
Sumber informasi RS dan Poliklinik
RS
Anjuran menggunakan RSMTP
Alasan memilih RSMTP
Penanggungjawab biaya
Cara pembayaran
Perilaku
Kunjungan baru/lama
Frekuensi kunjungan
Tanggapan terhadap tarif
Tanggapan terhadap pelayanan
Tanggapan terhadap fasilitas
Tanggapan terhadap ketersedian
informasi
Kunjungan berikutnya
Alasan tidak melakukan
kunjungan berikutnya
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep Penelitian
33
4.2 Definisi Operasional
Dengan kerangka konsep yang ada, penulis mendefenisikan variabel-variabel dalam kerangka konsep tersebut. Hal ini
dilakukan agar terdapat kesamaan antara variabel yang dimaksud oleh penulis dengan variabel yang dimengerti oleh pembaca.
Adapun variabel-variabel yang di gunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. 1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
A. Geografis Gambaran karakteristik pelanggan/pasien Rawat
Jalan RSMTP berdasarkan wilayah tempat
tinggal atau domisili (dalam satuan kecamatan
dan kabupaten/kota) serta jarak, waktu dan cara
tempuh menuju rumah sakit.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner Informasi aspek geografis
seperti tempat tinggal,
jarak dan waktu tempuh
serta distribusi frekuensi
dari masing-masing
variabel tersebut.
Tempat tinggal Wilayah tempat tinggal responden yang datang
ke Rawat Jalan RSMTP
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner Kecamatan
Kabupaten/Kota
Nominal
34
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Jarak tempuh Jarak tempuh perjalanaan menuju RSMTP Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. ± 0-5 km
2. ± 6-10 km
3. ± 11-15 km
4. > 15 km
Ordinal
Waktu tempuh Lama perjalanan menuju RSMTP Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. < 30 menit
2. 30-60 menit
3. >60 menit
Ordinal
B. Demografis Gambaran karakteristik pasien Rawat Jalan
RSMTP berdasarkan usia, jenis kelamin,
status pernikahan, pekerjaan, pendidikan,
penghasilan, dan pengeluaran biaya kesehatan
perbulan.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner Informasi aspek-aspek
demografi seperti, usia,
jenis kelamin, status
pernikahan,pendidikan,
pekerjaan, pendapatan,
dan pengeluaran biaya
kesehatan perbulan serta
distribusi frekuensi dari
masing-masing variabel
tersebut.
35
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Usia Jumlah tahun responden yang dihitung dari sejak
lahir hingga ulang tahun terakhir.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. 17-25 tahun
2. 26-35 tahun
3. 36-45 tahun
4. 46-55 tahun
5. 56-65 tahun
6. >65 tahun
(Kemenkes, 2013)
Ordinal
Jenis kelamin Jenis kelamin responden Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
Status
pernikahan
Jenis status pernikahan responden Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Menikah
2. Belum menikah
3. Janda/duda
Nominal
36
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Pendidikan
terakhir
Tingkat pendidikan formal responden
berdasarkan ijazah terakhir yang dimiliki
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Tidak Sekolah
2. SD/Sederajat
3. SMP/Sederajat
4. SMA/SMK/Sederajat
5. Akademi/Diploma
6. Perguruan Tinggi (S1-
S3)
Ordinal
Pekerjaan Aktivitas utama yang dilakukan responden atau
tugas yang menghasilkan uang bagi responden.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. PNS
2. Wiraswasta
3. Pegawai swasta
4. Guru
5. Ibu Rumah Tangga
6. Pensiunan
7. Lainnya,
sebutkan......................
....
a.
Nominal
Penghasilan Jumlah uang dalam rupiah yang diterima oleh
suami dan istri perbulannya.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. <Rp2.500.000
2. Rp2.500.000 -
RP5.000.000
3. Rp6.000.000 –
Rp10.000.000
4. >Rp10.000.000
Ordinal
37
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Pengeluaran
biaya kesehatan
Jumlah uang dalam rupiah yang dikeluarkan
oleh responden perbulannya untuk biaya
kesehatan.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. <Rp500.000
2. Rp500.000 –
Rp1.000.000
3. >Rp1.000.000
Ordinal
Cara tempuh Cara menempuh perjalanan menuju rumah sakit. Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Jalan kaki
2. Kendaraan Pribadi
3. Kendaraan Umum
Nominal
C. Psikografis Gambaran karakteristik pelanggan/pasien Rawat
Jalan RSMTP berdasarkan kunjungan baru/lama,
pengetahuan serta informasi dan alasan memilih
RS, penanggungjawab biaya dan cara
pembayaran.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner Informasi aspek-aspek
psikografi seperti
kunjungan baru atau
lama, pengetahuan dan
informasi serta alasan
memilih RS,
penanggungjawab biaya,
dan cara pembayaran
serta distribusi frekuensi
dari masing-masing
variabel tersebut.
38
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Sumber
Informasi
tentang RS
Sumber informasi yang diterima responden
mengenai RSMTP.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Brosur/Spanduk RS
2. Teman/Keluarga
3. Rujukan dokter/bidan
4. Perusahaan/Asuransi
5. Website RS
6. Lainnya, ..............
Nominal
Anjuran
menggunakan
Anjuran yang diterima oleh responden untuk
menggunakan pelayanan kesehatan di RSMTP
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Keinginan/inisiatif
sendiri
2. Keluarga/teman
3. Dianjurkan dokter
4. Lainnya (sebutkan)
Nominal
39
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Alasan memilih Alasan responden memillih RSMTP sebagai
pelayanan kesehatan yang digunakan
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Dekat rumah
2. Tarif terjangkau
3. Dokter terkenal
4. Perawat terampil
5. Fasilitas lengkap
6. Diharuskan oleh
Asuransi/Jaminan
Perusahaan
7. Lain-lain (sebutkan)
Nominal
Penanggung
jawab biaya
Penanggung jawab atas biaya pengobatan pasien Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Pribadi
2. Asuransi
3. Perusahaan
Nominal
Cara
pembayaran
Cara yang digunakan untuk membayar sejumlah
biaya pengobatan.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Tunai
2. Kartu Debit
3. Kartu Kredit
Nominal
40
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
D. Perilaku Gambaran karakteristik pelanggan/pasien
rawat jalan RSMTP berdasarkan tanggapan
serta penilaian pasien menyangkut pelayanan,
fasilitas, tarif, dan loyalitas.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner Informasi aspek-aspek
perilaku mengenai
tanggapan serta penilaian
pasien yang menyangkut
pelayanan, fasilitas, tarif,
dan loyalitas terhadap
RSMTP serta distribusi
frekuensi dari masing-
masing variabel tersebut.
Kunjungan baru
atau lama
Hal yang menunjukkan pasien baru atau pasien
lama. Pasien baru merupakan pasien yang baru
melakukan kunjungan pertama kali, sedangkan
pasien lama adalah pasien yang sudah
melakukan kunjungan lebih dari 1 kali ke
RSMTP
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Pasien Baru
2. Pasien Lama
Nominal
41
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Frekuensi
kunjungan
Frekuensi kunjungan pelanggan/pasien dalam
kurun waktu satu tahun terakhir.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. 1 kali
2. 1-3 kali
3. > 3 kali
Ordinal
Tanggapan
terhadap tarif RS
Tanggapan responden terhadap tarif Rawat Jalan
di RSMTP dibandingkan dengan pelayanan
yang didapatkan.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Mahal
2. Sedang
3. Murah
Nominal
Tanggapan
terhadap
pelayanan
Penilaian responden terhadap pelayanan yang
mereka terima mengenai pelayanan petugas
adminitrasi, dokter, petugas kesehatan serta
pelayanan secara umum (kebersihan,
kenyamanan, dll) di RSMTP.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Sangat Buruk
2. Buruk
3. Baik
4. Sangat Baik
Ordinal
Tanggapan
terhadap
Fasilitas
Penilaian responden terhadap pelayanan yang
mereka terima terhadap fasilitas RSMTP
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Sangat Buruk
2. Buruk
3. Baik
4. Sangat Baik
Ordinal
42
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Tanggapan
terhadap
ketersediaan
informasi
Penilaian responden terhadap ketersediaan
informasi di rawat jalan berupa alur pelayanan
yang ada di Rawat Jalan RSMTP.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Ya
2. Tidak
Nominal
Kunjungan
berikutnya
Motivasi untuk melakukan kunjungan
selanjutnya.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Ya
2. Tidak
Nominal
Alasan tidak
melakukan
kunjungan
berikutnya
Alasan mengapa pelanggan/pasien yang tidak
kembali untuk melakukan kontrol atau
menggunakan pelayanan kesehatan di RSMTP
dan memilih berobat ke tepat lain.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner 1. Lokasi jauh
2. Pelayanan kurang
memuaskan
3. Tarif Pelayanan mahal
4. Fasilitas tidak memadai
5. Lainnya,...
43
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode
cross sectional. Penelitian deskriptif bertujuan mendapatkan suatu
gambaran yang realistis dan obyektif dari suatu kondisi tertentu
(Imron, 2010). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
yang dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pasien Rawat
Jalan di RSMTP yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran
segmentasi pasien berdasarkan karakteristik geografis, demografis,
psikografis, dan perilaku.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Unit Rawat Jalan RSMTP yang
berlokasi di Jalan Gandaria I No.20, RT.7/RW.2, Kramat Pela, Kby.
Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Waktu
pengambilan data dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan
Desember 2016.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan pengguna jasa
Pelayanan Rawat Jalan di RSMTP.
44
4.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah pasien atau pengambil
keputusan untuk menggunakan jasa pelayanan Rawat Jalan di
RSMTP sebagai tempat pengobatan. Untuk pengambilan sampel
penelitian dilakukan berdasarkan perhitungan rumus sampel
minimal Lemeshow (1997). Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
n = jumlah sampel yang dibutuhkan
Zα = derajat kepercayaan 95%, karena menggunakan α = 0,05
sehingga nilai Z = 1,96
p = proporsi pasien rawat jalan 50% (0,5)
q = 1-p (0,5)
d
= derajat ketepatan yang ditentukan sebanyak 10% (0,1)
Sehingga dalam penelitian ini jumlah sampel yang
dibutuhkan adalah:
Berdasarkan rumus diatas diketahui bahwa nilai n= 96. Untuk
n =
Zα2
. p . q
d2
n = 1,96
2. 0,5. 0,5
0,12
= 96,04 ~ 96 orang
45
menghindari kekurangan data sampel, peneliti menambahkan 10%
sampel dari sampel minimal yang dihasilkan setelah perhitungan
diatas. Jadi jumlah sampel penelitian adalah 106 orang.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
quota sampling. Teknik ini menentukan sampel yang bersedia
sebagai responden dari kriteria populasi yang sudah ditentukan
sampai jumlah batas minimal yang sudah ditentukan yaitu 106
orang.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
4.4.1 Sumber Data
1. Data primer
Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner
yang diisi oleh responden sebagai alat untuk melakukan analisis
kuantitatif. Dalam pengumpulan data primer melalui kuesioner,
maka akan memakai enumerator untuk membantu peneliti dalam
melakukan penyebaran kuesioner. Adapun tujuannya yaitu
karena banyaknya jumlah poliklinik yang ada pada rawat jalan di
RSMTP, sehingga untuk menjaga kualitas pengumpulan data
maka dilakukan penyamaan persepsi melalui proses diskusi
dengan enumerator. Diskusi dilakukan sebelum pengumpulan
data dengan menjelaskan mengenai masing-masing variabel
penelitian dan tujuan dari penelitian sehingga enumerator dapat
46
memahami setiap variabel yang ada pada kuesioner. Setelah
enumerator mengerti dan siap, maka selanjutnya pengumpulan
data dapat dilakukan. Responden yang dipilih untuk mengisi
kuesioner dalam penelitian ini adalah pasien atau keluarga yang
mengambil keputusan untuk menggunakan pelayanan Rawat
Jalan di RSMTP.
2. Data sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari penelurusan data yang
diambil dari telaah dokumen seperti profil rumah sakit dan
dokumen terkait di RSMTP.
4.4.2 Instrumen Penelitian
Alat pengumpul data penelitian yang digunakan adalah
kuesioner yang terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup. Hal
ini mencakup identitas responden dan seluruh variabel yang
diperlukan dalam proses segmentasi pasar, dibuat sesuai dengan
tujuan penelitian. Kuesioner ini menjadi sumber data primer
dalam pengumpulan data kuantitatif. Kuesioner yang digunakan
diadaptasi dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
Putri (2015) yang sudah teruji validitas dan realibilitasnya.
Penelitian sebelumnya memiliki karakteristik populasi yang
sama dengan penelitian ini yaitu terhadap pasien rawat jalan
yang memiliki beberapa poliklinik, oleh karena itu uji validitas
dan realibitas tidak dilakukan kembali oleh peneliti.
47
4.5 Pengolahan dan Analisis Data
4.5.1 Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data terdiri dari pengkodean data
(coding), penyuntingan data (editing), dan pemasukan data (entry).
1. Pengkodean Data (Coding)
Tahapan pertama yang dilakukan pada pengolahan data adalah
memberikan kode pada data yang akan dikumpulkan untuk
memudahkan dalam mengelompokkan data dan memasukan data
(entry data) ke dalam komputer. Kode pada setiap variabel penelitian
disesuaikan dengan definisi operasional dan pilihan jawaban pada
kuesioner.
2. Penyuntingan Data (Editing)
Setiap kuesioner diberi nomor, hari dan tanggal. Seluruh kuesioner
yang terkumpul setiap harinya dilakukan pemeriksaan atas
kelengkapan isian daftar pertanyaan, penyuntingan terhadap isian
yang tidak wajar termasuk hubungan keterkaitan (konsistensi)
antara satu jawaban dengan jawaban yang lainnya. Penyuntingan
data dilakukan oleh peneliti di lokasi penelitian sebelum peneliti
meninggalkan lapangan. Penyuntingan ini dilakukan untuk
menghindari adanya data yang hilang atau adanya pertanyaan yang
tidak dijawab oleh responden.
3. Pemasukan Data (Data Entry)
48
Setelah data yang dikumpulkan sudah benar, maka dapat dilakukan
proses pemasukan data. Data dari kuesioner dipindahkan kedalam
program komputer setiap hari dan kemudian setelah semua
kuesioner terkumpul maka akan dilakukan analisis. Dalam
penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan
software atau bantuan perangkat lunak komputer.
4.5.2 Analisis Univariat
Setelah data diolah, selanjutnya dilakukan analisis data dengan
dilakukan perhitungan proporsi karakteristik pasien berdasarkan
variabel yang digunakan sehingga didapatkan gambaran segmentasi
geografis, demografis, psikografis dan perilaku pasien Rawat Jalan
di RSMTP.
49
BAB V
HASIL
5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring
5.1.1 Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring merupakan salah
satu rumah sakit swasta bertipe C yang berada di kawasan Jakarta
Selatan. Sejak disahkannya kepengurusan Persyarikatan
Muhammadiyah Kebayoran Baru oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah
pada tahun 1952 telah terbentuk di dalamnya bagian PKO (Penolong
Kesejahteraan Oemat), dan pada tahun 1962 Djawatan Kesehatan Kota
Jakarta memberikan izin penyelenggaraan Persalinan. Pada tahun 1969
resmilah berdiri Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA)
Muhammadiyah di Kebayoran Baru.
Dikarenakan adanya keterbatasan pada saat itu, antara tahun 1986
hingga 1991 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebayoran Baru yang
dijabat HS. Prodjokusumo mengadakan kerja sama dalam pengelolaan
BKIA ini dengan Yayasan RS Islam Jakarta (dalam hal ini RS Islam
Cempaka Putih). BKIA ini kemudian berubah menjadi Rumah Bersalin
Muhammadiyah (RBM) Taman Puring.
Seiring perkembangan dengan jumlah dan jenis pelayanan yang
semakin meningkat pada tahun 1999 RBM Taman Puring mendapat ijin
50
operasional sebagai Rumah Sakit Bersalin (RSB). Rumah Sakit
Bersalin Muhammadiyah Taman Puring terus mengembangkan diri
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
yang profesional dan Islami, sehingga pada 2005 dengan izin Allah
RSB Muhammadiyah Taman Puring mampu memperluas lahan dan
membangun gedung 4 tingkat beserta basement.
Tekad, ikhtiar dan kerja sama keluarga besar Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Kebayoran Baru dalam berkhidmat kepada ummat
tidak pernah berhenti. Dalam bidang kesehatan, melalui Majelis
Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat PCM Kebayoran Baru terus
mengembangkan Amal Usaha Muhammadiyah RSB ini sehingga
Alhamdulillah melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
Y.M.02.04.3.5.972 tertanggal 12 Februari 2007 RSB Muhammadiyah
bermetamorfosis menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Muhammadiyah
Taman Puring. Lalu pada Oktober 2012, RSIA Muhammadiyah Taman
Puring telah berubah menjadi RSU Muhammadiyah Taman Puring.
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring berdiri diatas tanah seluas
3000 m2 beralamat di Jl. Gandaria I No. 20 Kebayoran Baru Jakarta
Selatan.
51
5.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring
a. Visi
Menjadi rumah sakit yang berkualitas dan terpercaya di Jakarta
dengan unggulan kesehatan reproduksi dan tumbuh kembang anak
tahun 2016.
b. Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan berkualitas
dengan nilai Islam yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
2. Menjadikan Sumber Daya Insani yang berkualitas dan
kompeten sebagai pembaharu dan pencerah pelayanan
kesehatan.
3. Menjadikan sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan
unggulan.
5.1.3 Produk dan Layanan Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring
RSMTP memiliki beberapa produk dan layanan, diantaranya:
a. Pelayanan 24 jam
Terdiri dari pelayanan UGD/ Poli Umum, kamar bersalin,
Ambulance, Kamar Operasi, Laboratorium, dan Farmasi
b. Fasilitas Poliklinik
Terdiri dari Poliklinik Kebidanan dan Kandungan, Poliklinik
Anak, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Jantung, Poliklinik
Saraf, Poliklinik Bedah Umum, Poliklinik Bedah Orthopedi,
52
Poliklinik Fertilitas, Poliklinik Tumbuh Kembang, Poliklinik Mata,
Poliklinik THT, Poliklinik Kulit & Estetika, Poliklinik
Orthodontist, Poliklinik Gigi dan Mulut.
c. Fasilitas Perawatan
Terdiri dari kelas perawatan VIP (Asy Syifa), VIP B (Marwah),
Kelas I (Al Inayah), Kelas II (Ar Rahmah, Ar Rahimah dan Al
Khaeriyah), Kelas III (Maimunah, Al Karimah dan An Nashr),
kamar tindakan (OK, VK), Kelas Paket Kiriman Bidan (Al
Munawaroh), HCU (High Care Unit) dan Perinatologi (Nasiah dan
Nuraini).
d. Fasilitas Penunjang
Terdiri dari fasilitas Fisiotherapi, ILA (Intratechal Labour
Analgesia), konsultasi gizi, konsultasi laktasi, konsultasi psikologi,
senam hamil, senam nifas, senam diabetes, pijat dan spa bayi,
Deteksi Dini Osteoporosis, Konsultasi Keluarga, Bimbingan
Rohani, dan Home Care.
e. Fasilitas Diagnostik
Terdiri dari fasilitas Radiologi, Laboratorium, Patologi
Anatomi EKG, HSG, USG Abdominal, USG 2D,3D, dan Colour
Dopler, USG Transvaginal , Colposcopy, Hidrotubasi dan Patologi
Klinik
f. MCU (Medical Check Up)
53
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP
Berdasarkan Karakteristik Geografis
5.2.1.1 Segmentasi Geografis Berdasarkan Tempat Tinggal
Gambar 5. 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kecamatan dan Kota/Kabupaten
Berdasarkan gambar 5.1 diketahui bahwa distribusi tempat
tinggal responden menurut kecamatan berasal dari berbagai macam
54
kecamatan yang tersebar dibeberapa kabupaten/kota. Mayoritas
responden berasal dari Kebayoran Lama (41%), kemudian
Pesanggrahan (15%), dan Kebayoran Baru (10%). Sedangkan
Kecamatan lainnya seperti Cilandak (6%), Ciledug (5%), Kebun Jeruk
(4%) dan Mampang Prapatan, Pamulang, Pancoran masing-masing
(3%), dan kecamatan lainnya kurang dari 3%.
Sedangkan berdasarkan Kota/Kabupaten, sebagian besar
responden berasal dari daerah Kota Jakarta Selatan (80%), kemudian
diikuti oleh Tangerang (6%), Tangerang Selatan (6%), dan Jakarta
Barat (5%). Sedangkan ketiga kota lainnya yaitu Bogor, Jakarta Pusat
dan Jakarta Timur masing-masing hanya (1%).
Tabel 5. 1 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Kecamatan dan
Kabupaten/Kota
No Kecamatan Kabupaten n Persentase (%)
1 Bogor Utara Bogor 1 7.1
2 Cakung Jakarta Timur 1 7.1
3 Ciputat Tangerang Selatan 1 7.1
4 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 2 14.3
5 Kebayoran Lama Jakarta Selatan 4 28.6
6 Pesanggrahan Jakarta Selatan 2 14.3
7 Pancoran Jakarta Selatan 1 7.1
8 Kebun Jeruk Jakarta Barat 2 14.3
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa distribusi tempat tinggal
pasien baru menurut kecamatan berasal dari berbagai macam
kecamatan yang tersebar dibeberapa kabupaten/kota. Mayoritas pasien
baru berasal dari Kebayoran Lama (28.6%), kemudian diikuti oleh
Kebayoran Baru, Pesanggrahan dan Kebon Jeruk masing-masing
55
(14.3%). Kecamatan lainnya yaitu Ciputat, Bogor Utara, Cakung dan
Pancoran masing-masing hanya 7.1%.
Sedangkan berdasarkan Kota/Kabupaten, sebagian besar pasien
baru berasal dari daerah Kota Jakarta Selatan (64.3%), kemudian diikuti
oleh Jakarta Barat (14.3%). Ketiga kota lainnya yaitu Tangerang
Selatan, Jakarta Timur dan Bogor masing-masing hanya sebanyak
7.1%.
5.2.1.2 Segmentasi Geografis Berdasarkan Lama Perjalanan Menuju
Rumah Sakit
Waktu tempuh perjalanan menuju rumah sakit tidak selalu
sebanding dengan wilayah kabupaten/kota tempat tinggal responden.
Tidak semua responden dari wilayah yang sama mempunyai waktu
tempuh perjalanan yang sama menuju rumah sakit. Hal itu dapat
dipengaruhi oleh aksesibilitas tempat tinggal responden dan waktu
berkunjung ke rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian di Instalasi
Rawat Jalan RSMTP dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 5. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Perjalanan
Menuju Rumah Sakit
No Lama Perjalanan n Persentase (%)
1 <30 menit 61 57
2 30-60 menit 40 38
3 >60 menit 5 5
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa waktu tempuh antara
tempat tinggal responden dengan RSMTP kurang dari 30 menit
56
merupakan yang paling banyak (57%), kemudian diikuti waktu tempuh
antara 30-60 menit (38%) dan terakhir hanya 5% dengan waktu tempuh
lebih dari 60 menit.
Tabel 5. 3 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Lama Perjalanan
Menuju RSMTP
No Lama Perjalanan n Persentase (%)
1 <30 menit 7 50
2 30-60 menit 5 35.7
3 >60 menit 2 14.3
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa waktu tempuh antara
tempat tinggal pasien baru dengan RSMTP kurang dari 30 menit
merupakan yang paling banyak (50%), kemudian diikuti waktu tempuh
antara 30-60 menit (35.7%) dan terakhir hanya 14.3% dengan waktu
tempuh lebih dari 60 menit.
5.2.1.3 Segmentasi Geografis Berdasarkan Jarak Tempuh Menuju
Rumah Sakit
Tabel 5. 4 Distribusi Responden Berdasarkan Jarak Tempuh
Menuju RSMTP
No Jarak Tempuh (Km) n Persentase (%)
1 ± 0-5 km 43 40
2 ± 6-10 km 39 37
3 ± 11-15 km 22 21
4 > 15 km 2 2
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa sebagian besar jarak
tempuh yang dilalui oleh responden dari rumah menuju RSMTP yaitu ±
0-5 km (40%), kemudian diikuti dengan jarak ± 6-10 km sebanyak
57
37%, selanjutnya jarak ± 11-15 km sebanyak 21% dan hanya 2%
dengan jarak >15 km.
Tabel 5. 5 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Jarak Tempuh
Menuju RSMTP
No Jarak Tempuh (Km) n Persentase (%)
1 ± 0-5 km 6 43
2 ± 6-10 km 4 29
3 ± 11-15 km 3 21
4 > 15 km 1 7
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa sebagian besar jarak
tempuh yang dilalui oleh pasien baru dari rumah menuju RSMTP yaitu
± 0-5 km (43%), kemudian diikuti dengan jarak ± 6-10 km (29%),
selanjutnya jarak ± 11-15 km sebanyak 21% dan hanya 7% dengan
jarak >15 km.
5.2.2 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP
Berdasarkan Karakteristik Demografis
5.2.2.1 Segmentasi Demografis Berdasarkan Usia Responden
Usia merupakan jumlah tahun responden yang dihitung dari sejak
lahir hingga ulang tahun terakhir. Pada umumnya, penduduk dibedakan
menurut usia anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Akan tetapi
definisi tersebut masih dianggap terluas luas, sebab setiap range atau
jarak usia memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda.
Dalam hal ini peneliti membedakan usia menjadi beberapa
kelompok sebagai berikut:
58
Tabel 5. 6 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No Usia (Tahun) n Persentase (%)
1 17-25 6 5.6
2 26-35 56 53
3 36-45 35 33
4 46-55 6 5.6
5 56-65 1 0.9
6 ≥66 2 2
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 106 responden
sebagian besar berusia 26-35 tahun (53%), kemudian usia 36-45 tahun
(33%), sedangkan usia 17-25 tahun dan usia 46-55 tahun masing-
masing (5.6%), usia 56-65 hanya 0.9% dan ≥66 sebanyak 2%.
Tabel 5. 7 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Usia
No Usia (Tahun) n Persentase (%)
1 17-25 2 14.3
2 26-35 8 57.2
3 36-45 3 21.4
4 46-55 1 7.1
5 56-65 0 0
6 ≥66 0 0
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa mayoritas usia pasien baru
di RSMTP yaitu berusia 26-35 tahun (57.2%), kemudian diikuti usia
36-45 tahun (21.4%), 17-25 tahun (14.3%) dan hanya 7.1% yang
berusia 46-55 tahun.
5.2.2.2 Segmentasi Demografis Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin merupakan faktor penting dalam penentuan
segmentasi demografi. Dari jenis kelamin dapat berpengaruh terhadap
59
produk dan jasa yang akan dipasarkan oleh rumah sakit. Berdasarkan
hasil penelitian, berikut data yang diperoleh.
Tabel 5. 8 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin n Persentase (%)
1 Laki-laki 7 7
2 Perempuan 99 93
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa responden rawat jalan di
RSMTP yang paling banyak yaitu berjenis kelamin perempuan (93%),
sedangkan berjenis kelamin laki-laki (7%).
Tabel 5. 9 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin n Persentase (%)
1 Laki-laki 1 7
2 Perempuan 13 93
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa pasien baru di rawat jalan
RSMTP yang paling banyak yaitu berjenis kelamin perempuan (93%),
sedangkan berjenis kelamin laki-laki (7%).
5.2.2.3 Segmentasi Demografis Berdasarkan Status Pernikahan
Responden
Status pernikahan merupakan salah satu faktor demografis yang
mempengaruhi keputusan seorang konsumen untuk membeli produk
atau menggunakan suatu pelayanan jasa. Status pernikahan terdiri atas
belum menikah, menikah, cerai (hidup/mati). Berikut hasil penelitian
mengenai status pernikahan pelanggan/pasien rawat jalan di RSMTP.
60
Tabel 5. 10 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pernikahan
No Status Pernikahan n Persentase (%)
1 Belum menikah 4 4
2 Menikah 100 94
3 Duda/Janda 2 2
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa mayoritas responden
menurut status pernikahan yaitu sebagian besar berstatus menikah
(94%), sedangkan belum menikah (4%), dan hanya 2% yang
merupakan duda/janda.
Tabel 5. 11 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Status Pernikahan
No Status Pernikahan n Persentase (%)
1 Belum menikah 0 0
2 Menikah 14 100
3 Duda/Janda 0 0
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa semua pasien baru
menurut status pernikahan yaitu sudah berstatus menikah (100%).
5.2.2.4 Segmentasi Demografis Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Responden
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan tingat
intelektualitas seseorang dalam memilih pelayanan yang diinginkan.
Tingkat pendidikan seseorang berarti pendidikan terakhir yang
tamatkan oleh seseorang hingga saat ini, mulai dari Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas
(SMA) dan sederajat, Akademi, hingga tingkat Universitas. Berikut
61
diperoleh tingkat pendidikan terakhir responden instalasi rawat jalan di
RSMTP.
Tabel 5. 12 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No Tingkat Pendidikan n Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 6 6
3 SMP 3 3
4 SMA/sederajat 40 38
5 Akademi 17 16
6 S1-S3 40 38
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.12 diketahui bahwa dari 106 responden
mayoritas memiliki tingkat pendidikan SMA dan S1-S3 masing-masing
(38%), kemudian diikuti lulusan akademi (16%), lulusan SD (6%),
lulusan SMP (3%) dan tidak ada yang tidak bersekolah.
Tabel 5. 13 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No Tingkat Pendidikan n Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 0 0
3 SMP 2 14.3
4 SMA/sederajat 5 35.7
5 Akademi 0 0
6 S1-S3 7 50
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwa mayoritas pasien baru
memiliki tingkat pendidikan tinggi yaitu S1-S3 (50%), kemudian
diikuti lulusan SMA (35.7%), lulusan SMP (14.3%) dan tidak ada yang
tidak bersekolah, lulusan SD dan Akademi.
62
5.2.2.5 Segmentasi Demografis Berdasarkan Jenis Pekerjaan Responden
Pekerjaan merupakan aktivitas utama yang dilakukan oleh
reponden untuk menghasilkan uang. Jenis pekerjaan dalam segmentasi
demografis erat kaitannya dengan tingkat pendidikan dan jumlah
penghasilan responden. Jenis pekerjaan responden dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok yaitu PNS, pegawai swasta, wiraswasta, tidak
bekerja, dan lainnya.
Tabel 5. 14 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan n Persentase
(%)
1 PNS 5 4.7
2 Wiraswasta 5 4.7
3 Pegawai Swasta 37 34.9
4 Guru 0 0
5 Ibu Rumah Tangga 58 54.7
6 Pensiunan 1 1
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.14 diketahui bahwa jenis pekerjaan
responden yang paling banyak yaitu sebagai ibu rumah tangga (54.7%),
diikuti sebagai pegawai swasta (34.9%), sedangkan PNS dan
wiraswasta masing-masing (4.7%) dan hanya 1% yang merupakan
pensiunan.
63
Tabel 5. 15 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan n Persentase (%)
1 PNS 1 7.1
2 Wiraswasta 0 0
3 Pegawai Swasta 4 26.8
4 Guru 0 0
5 Ibu Rumah Tangga 9 64.3
6 Pensiunan 0 0
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.15 diketahui bahwa jenis pekerjaan pasien
bary yang paling banyak yaitu sebagai ibu rumah tangga (64.3%),
diikuti sebagai pegawai swasta (26.8%), PNS (7.1%) dan tidak ada
yang bekerja sebagai wiraswasta, guru dan pensiunan.
5.2.2.6 Segmentasi Demografis Berdasarkan Jumlah Pendapatan
Keluarga
Salah satu faktor penentu pola konsumsi pelayanan kesehatan
ditentukan oleh jumlah pendapatan atau penghasilannya. Semakin
tinggi jumlah pendapatan seseorang relatif akan membeli pelayanan
kesehatan yang lebih baik pula, begitupun sebaliknya. Berdasarkan data
primer yang diperoleh tingkat penghasilan keluarga (suami dan istri)
responden rawat jalan di RSMTP sebagai berikut:
Tabel 5. 16 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah
Pendapatan Keluarga
No Tingkat Pendapatan n Persentase (%)
1 <Rp2.500.000 9 8
2 Rp2.500.000-Rp5.000.000 42 40
3 Rp6.000.000-Rp10.000.000 40 38
4 >Rp10.000.000 15 14
Total 106 100
64
Berdasarkan tabel 5.16 diketahui bahwa jumlah pendapatan
keluarga responden perbulan sebagian besar memiliki pendapatan
Rp2.500.000-Rp5.000.000 (40%), kemudian diikuti dengan pendapatan
Rp6.000.000-Rp10.000.000 (38%), dan 14% dengan pendapatan
>Rp10.000.000 serta hanya sebanyak 8% yang memiliki pendapatan
<Rp2.500.000.
Tabel 5. 17 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tingkat
Pendapatan
No Tingkat Pendapatan n Persentase (%)
1 <Rp2.500.000 2 14.3
2 Rp2.500.000-Rp5.000.000 8 57.1
3 Rp6.000.000-Rp10.000.000 4 28.6
4 >Rp10.000.000 0 0
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.17 diketahui bahwa jumlah pendapatan
keluarga pasien baru perbulan sebagian besar memiliki pendapatan
Rp2.500.000-Rp5.000.000 (57.1%), kemudian diikuti dengan
pendapatan Rp6.000.000-Rp10.000.000 (28.6%), dan 14.3% dengan
pendapatan <Rp2.500.000 serta tidak ada yang memiliki pendapatan
>Rp10.000.000.
5.2.2.7 Segmentasi Demografis Berdasarkan Jumlah Pengeluaran Biaya
Kesehatan
Pengeluaran biaya kesehatan merupakan jumlah uang dalam
rupiah yang dikeluarkan responden perbulannya untuk biaya kesehatan.
pengeluaran biaya kesehatan sangat erat kaitannya dengan tingkat
65
penghasilan seseorang. Dalam segmentasi demografis, pengeluaran
biaya kesehatan dapat dikaitkan dengan hal total jumlah pendapatan
keluarga responden.
Tabel 5. 18 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah
Pengeluaran Biaya Kesehatan Per Bulan
No Pengeluaran Biaya
Kesehatan
n Persentase (%)
1 <Rp 500.000 35 33
2 Rp 500.000-Rp 1.000.000 54 51
3 >Rp 1.000.000 17 16
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.18 diketahui bahwa responden yang memiliki
pengeluaran biaya kesehatan perbulannya yang paling banyak yaitu
dengan pengeluaran sebesar Rp 500.000-Rp 1.000.000 (51%), diikuti
dengan pengeluaran sebesar <Rp 500.000 (33%) dan terakhir sebesar
>Rp 1.000.000 (10%).
Tabel 5. 19 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Jumlah
Pengeluaran Biaya Kesehatan Per Bulan
No Pengeluaran Biaya
Kesehatan
n Persentase (%)
1 <Rp 500.000 7 50
2 Rp 500.000-Rp 1.000.000 5 35.7
3 >Rp 1.000.000 2 14.3
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.19 diketahui bahwa pasien baru yang
memiliki pengeluaran biaya kesehatan perbulannya yang paling banyak
yaitu dengan pengeluaran sebesar <Rp 500.000 (50%), diikuti dengan
pengeluaran sebesar Rp 500.000-Rp 1.000.000 (35.7%) dan terakhir
sebesar >Rp 1.000.000 (14.3%).
66
5.2.2.8 Segmentasi Demografis Berdasarkan Cara Tempuh Menuju
Rumah Sakit
Tabel 5. 20 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Tempuh
Menuju RSMTP
No Cara Tempuh n Persentase (%)
1 Jalan Kaki 0 0
2 Kendaraan Pribadi 78 74
3 Kendaraan Umum
28 26
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.20 diketahui bahwa distribusi responden
berdasarkan cara tempuh yang digunakan menuju RSMTP yaitu
sebagian besar menggunakan kendaraan pribadi (74%), kemudian
kendaraan umum (26%) dan tidak ada yang datang ke rumah sakit
dengan berjalan kaki.
Tabel 5. 21 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Cara Tempuh
Menuju RSMTP
No Cara Tempuh n Persentase (%)
1 Jalan Kaki 0 0
2 Kendaraan Pribadi 7 50
3 Kendaraan Umum
7 50
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.21 diketahui bahwa distribusi pasien baru
berdasarkan cara tempuh yang digunakan menuju RSMTP yaitu dengan
menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum masing-masing
sebanyak 50%.
67
5.2.3 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP
Berdasarkan Karakteristik Psikografis
5.2.3.1 Segmentasi Psikografis Berdasarkan Poli yang Dituju
Tabel 5. 22 Distribusi Responden Berdasarkan Poli yang Dituju
No Poli yang Dituju Ya Tidak Persentase Poli
yang Dituju (%)
1 Poli Kebidanan 32 74 28
2 Poli Anak 43 63 38
3 Poli Penyakit Dalam 10 96 9
4 Poli Gigi & mulut 8 98 7
5 Poli Umum 3 103 3
6 Poli Lainnya 17 79 15
Berdasarkan tabel 5.22 diketahui bahwa poli terbanyak yang
dikunjungi oleh responden yaitu poli anak (38%), kemudian poli
kebidanan (28%), poli lainnya (15%), poli penyakit dalam (9%), poli
gigi dan mulut (7%) serta poli umum (3%). Poli lainnya sebanyak 15%
diantaranya merupakan poli kulit, THT, mata, laboratorium, syaraf,
orthopedi dan gizi.
Tabel 5. 23 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Poli yang Dituju
No Poli yang Dituju Ya Tidak Persentase Poli
yang Dituju (%)
1 Poli Kebidanan 8 6 57.2
2 Poli Anak 3 11 21.4
3 Poli Penyakit Dalam 1 13 7.1
4 Poli Gigi & mulut 0 14 0
5 Poli Umum 0 14 0
6 Poli Lainnya 2 12 14.3
Berdasarkan tabel 5.23 diketahui bahwa poli terbanyak yang
dikunjungi oleh pasien baru yaitu kebidanan (57.2%), kemudian poli
68
anak (21.4%), poli lainnya (14.3%), poli penyakit dalam (7.1%), dan
tidak ada yang ke poli gigi & mulut dan poli umum. Poli lainnya
sebanyak 14.3% diantaranya merupakan mata dan laboratorium.
5.2.3.2 Segmentasi Psikografis Berdasarkan Informasi Tentang Rumah
Sakit
Salah satu bagian dari segmentasi psikografis adalah dengan
mengetahui asal informasi yang didapatkan oleh pasien mengenai
rumah sakit yang dikunjungi. Informasi tersebut dapat berasal dari
teman, keluarga, dokter, website RS, sapnduk, brosur, dan lain-lain.
Resonden dapat mengetahui informasi mengenai RSMTP melalui
beberapa sumber. Berikut merupakan hasil data responden mengenai
asal informasi mengenai RSMTP.
Tabel 5. 24 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Tentang
Rumah Sakit
No Sumber Informasi Ya Tidak Persentase dari Sumber
Informasi (%)
1 Brosur/spanduk RS 9 97 8
2 Teman/Keluarga 66 40 57
3 Rujukan dokter/bidan 12 94 10
4 Perusahaan/Asuransi 7 99 6
5 Website RS 3 103 3
6 Sumber lain 19 87 16
Berdasarkan tabel 5.24 diketahui bahwa sebagian besar informasi
yang diperoleh responden tentang rumah sakit merupakan dari
teman/keluarga (57%), kemudian dari sumber lain (16%), rujukan
dokter/bidan (10%), brosur/spanduk RS (8%), perusahaan/asuransi
69
(6%) dan hanya 3% yang memperoleh informasi tentang RS dari
website RS. Sumber lain mengenai informasi tentang RS sebanyak 16%
diantaranya merupakan dari puskesmas, dekat dengan rumah dan tahu
sendiri.
Tabel 5. 25 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Sumber Informasi
No Sumber Informasi Ya Tidak Persentase dari Sumber
Informasi (%)
1 Brosur/spanduk RS 1 13 7.1
2 Teman/Keluarga 5 9 35.8
3 Rujukan dokter/bidan 3 11 21.4
4 Perusahaan/Asuransi 1 13 7.1
5 Website RS 2 12 14.3
6 Sumber lain 2 12 14.3
Berdasarkan tabel 5.25 diketahui bahwa sebagian besar informasi
yang diperoleh pasien baru tentang rumah sakit merupakan dari
teman/keluarga (35.8%), kemudian rujukan dokter/bidan (21.4%),
website RS dan sumber lain masing-masing (14.3%), serta yang
memperoleh informasi dari brosur/spanduk RS dan perusahaan/asuransi
masing-masing hanya 7.1%.
5.2.3.3 Segmentasi Psikografis Berdasarkan Anjuran Menggunakan
Pelayanan
Seseorang dalam menggunakan suatu pelayanan kesehatan tidak
selalu atas kemauan sendiri atau inisiatif sendiri, namun bisa juga
dikarenakan faktor lain seperti anjuran orang lain. Berikut hasil data
primer yang diperoleh mengenai anjuran menggunakan pelayanan
rawat jalan RSMTP.
70
Tabel 5. 26 Distribusi Responden Berdasarkan Anjuran
Menggunakan Pelayanan
No Anjuran Ya Tidak Persentase dari
Anjuran (%)
1 Keinginan/inisiatif
sendiri
78 28 67
2 Keluarga/teman 26 80 23
3 Dianjurkan dokter 9 97 8
4 Lainnya 2 104 2
Berdasarkan tabel 5.26 diketahui bahwa responden yang memiliki
keinginan/inisiatif sendiri untuk menggunakan pelayanan rawat jalan di
RSMTP merupakan anjuran yang paling banyak (67%), sedangkan
karena dianjurkan oleh teman/keluarga (23%), karena dianjurkan oleh
dokter (8%) dan hanya 2% yang merupakan anjuran lainnya yaitu
karena dianjurkan oleh asuransi perusahaan dan rujukan bidan.
Tabel 5. 27 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Anjuran
Menggunakan Pelayanan
No Anjuran Ya Tidak Persentase dari
Anjuran (%)
1 Keinginan/inisiatif
sendiri
9 5 60
2 Keluarga/teman 2 12 13.3
3 Dianjurkan dokter 4 10 26.7
4 Lainnya 0 14 0
Berdasarkan tabel 5.27 diketahui bahwa pasien baru yang
memiliki keinginan/inisiatif sendiri untuk menggunakan pelayanan
rawat jalan di RSMTP merupakan anjuran yang paling banyak (60%),
sedangkan karena dianjurkan oleh dokter (26.7%), dan dianjurkan oleh
teman/keluarga (13.3%).
71
5.2.3.4 Segmentasi Psikografis Berdasarkan Alasan Berobat Ke RSMTP
Seorang pasien memilih sebuah pelayanan kesehatan khususnya
rumah sakit dapat disebabkan oleh beberapa alasan. Alasan tersebut
diantaranya dapat dikarenakan faktor jarak dengan kata lain dekat
dengan lokasi, kemajuan teknologi, ketersediaan layanan khusus sesuai
kebutuhan pasien, faktor reputasi/etika rumah sakit di mata masyarakat,
referensi teman/keluarga, alasan dokter, alasan keterjaungkaun tarif,
hingga faktor jaminan. Berdasarkan data yang didapatkan, berikut
alasan pelanggan/pasien memilih berobat ke rawat jalan RSMTP.
Tabel 5. 28 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Berobat
ke RSMTP
No Alasan Berobat Ya Tidak Persentase dari
Alasan (%)
1 Dekat rumah 45 61 30
2 Tarif terjangkau 4 102 3
3 Dokter terkenal 57 49 38
4 Perawat terampil 0 106 0
5 Fasilitas lengkap 17 89 11
6 Diharuskan oleh
asuransi/perusahaan
10 96 7
7 Alasan lain 17 89 11
Berdasarkan tabel 5.28 diketahui bahwa alasan terbanyak
responden memilih untuk berobat ke RSMTP yaitu karena dokter
terkenal (38%), karena dekat rumah (30%), sedangkan alasan fasilitas
yang lengkap (11%), diharuskan oleh asuransi/perusahaan (7%), dan
hanya 3% dengan alasan tarif terjangkau. Alasan lainnya sebanyak 11%
yaitu diantaranya dengan alasan tersedianya dokter kandungan
perempuan, cocok dengan dokternya, lebih nyaman dan sudah terbiasa.
72
Tabel 5. 29 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Alasan Berobat
ke RSMTP
No Alasan Berobat Ya Tidak Persentase dari
Alasan (%)
1 Dekat rumah 5 9 27.8
2 Tarif terjangkau 0 14 0
3 Dokter terkenal 7 7 40
4 Perawat terampil 0 14 0
5 Fasilitas lengkap 3 11 16.7
6 Diharuskan oleh
asuransi/perusahaan
1 13 5.5
7 Alasan lain 2 12 11
Berdasarkan tabel 5.29 diketahui bahwa alasan terbanyak pasien
baru memilih untuk berobat ke RSMTP yaitu karena dokter terkenal
(40%), kemudian diikuti alasan dekat rumah (27.8%), fasilitas yang
lengkap (16.7%), alasan lain (11%) dan diharuskan oleh
asuransi/perusahaan (5.5%). Alasan lainnya sebanyak 11% yaitu karena
anjuran bidan dan ingin mencoba.
5.2.3.5 Segmentasi Psikografis Berdasarkan Penanggungjawab Biaya
Kesehatan
Seiring perkembangan zaman dan tingkat pendidikan
pelanggan/pasien, pengeluaran untuk biaya kesehatan tidak hanya
ditanggung oleh pribadi (out of pocket) tetapi juga dengan jaminan.
Jaminan yang dimaksud adalah jaminan perusahaan tempat responden
bekerja maupun perusahaan asuransi yang membantu responden
mengelola preminya untuk digunakan sebagai biaya kesehatan. Berikut
data responden berdasarkan penanggungjawab biaya kesehatan.
73
Tabel 5. 30 Distribusi Responden Berdasarkan Penanggungjawab
Biaya
No Penanggugjawab Biaya n Persentase (%)
1 Pribadi 69 65
2 Asuransi 30 28
3 Perusahaan 7 7
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.30 diketahui bahwa mayoritas
penanggungjawab biaya pengobatan merupakan biaya pribadi (65%),
kemudian diikuti dengan asuransi (28%) dan hanya 7% yang
merupakan perusahaan sebagai penanggungjawab biaya pengobatan
pasien.
Tabel 5. 31 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Penanggungjawab
Biaya
No Penanggugjawab Biaya n Persentase (%)
1 Pribadi 11 78.6
2 Asuransi 2 14.3
3 Perusahaan 1 7.1
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.31 diketahui bahwa mayoritas
penanggungjawab biaya pengobatan pasien baru merupakan biaya
pribadi (78.6%), kemudian diikuti dengan asuransi (14.3%) dan hanya
7.1% yang merupakan perusahaan sebagai penanggungjawab biaya
pengobatan pasien baru.
5.2.3.6 Segmentasi Psikografis Berdasarkan Cara Pembayaran
Cara pembayaran yaitu cara yang digunakan oleh responden yang
mengeluarkan biaya kesehatan secara pribadi untuk membayar biaya
pengobatannya. Cara pembayaran yang dapat dilakukan di RSMTP
74
yaitu tunai, menggunakan kartu debit maupun kartu kredit. Cara
pembayaran konsumen dapat berpengaruh terhadap gaya hidup
konsumen tersebut. berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh
data sebagai berikut.
Tabel 5. 32 Distribusi Responden Berdasarkan Cara
Pembayaran
B
Berdasarkan tabel 5.32 diketahui bahwa cara pembayaran yang
paling banyak diinginkan oleh responden yaitu dengan pembayaran
tunai (69%), kemudian dengan kartu debit (29%) dan hanya 2% yang
menginginkan cara pembayaran dengan kartu kredit.
Tabel 5. 33 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Cara
Pembayaran
Berdasarkan tabel 5.33 diketahui bahwa cara pembayaran yang
paling banyak diinginkan oleh pasien baru yaitu dengan pembayaran
tunai (71.4%), kemudian dengan kartu debit (21.4%) dan hanya 1 dari
14 pasien baru (7.1%) yang menginginkan cara pembayaran dengan
kartu kredit.
No Cara Pembayaran n Persentase (%)
1 Tunai 48 69
2 Kartu Kredit 1 2
3 Kartu Debit 20 29
Total 69 100
No Cara Pembayaran n Persentase (%)
1 Tunai 10 71.4
2 Kartu Kredit 1 7.1
3 Kartu Debit 3 21.4
Total 14 100
75
5.2.4 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP
Berdasarkan Karakteristik Perilaku
5.2.4.1 Segmentasi Perilaku Berdasarkan Status Pasien
Pasien Instalasi Rawat Jalan RSMTP dibedakan menjadi 2 yaitu
pasien baru dan pasien lama. Pasien baru merupakan pasien yang baru
melakukan kunjungan pertama kali di Rawat Jalan RSMTP. Sedangkan
pasien lama diartikan sebagai pasien yang telah menggunakan
pelayanan kesehatan pada rawat jalan RSMTP lebih dari satu kali.
Berdasarkan hasil penelitian, berikut data jenis pasien rawat jalan
RSMTP.
Tabel 5. 34 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pasien
No Status Pasien n Persentase (%)
1 Pasien Baru 14 13
2 Pasien Lama 92 87
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.34 diketahui bahwa mayoritas responden
rawat jalan di RSMTP merupakan pasien lama (87%), sedangkan
pasien baru (13%).
5.2.4.2 Segmentasi Perilaku Berdasarkan Asal Kunjungan Sebelumnya
Pasien baru merupakan pasien yang baru pertama kali
menggunakan pelayanan pada rawat jalan RSMTP. Sebelumnya pasien
tersebut menggunakan provider pelayanan kesehatan lain untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Provider
kesehatan diantaranya rumah sakit, klinik dokter spesialis, klinik 24
76
jam, puskesmas, hingga praktik dokter perseorangan. Berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 5. 35 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Asal Berobat
Sebelumnya
No Asal Kunjungan
Sebelumnya
n Persentase (%)
1 dr. Praktek perorangan 2 14
2 Klinik umum 24 jam 2 14
3 Puskesmas 2 14
4 Rumah Sakit lain 8 58
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.35 diketahui bahwa pasien yang baru
melakukan kunjungan pertama kali ke RSMTP sebanyak 14 orang,
sebagian besar sebelumnya merupakan pasien dari rumah sakit lain
(58%), sedangkan yang lainnya merupakan pasien dari dr. Praktik
perorangan, klinik umum 24 jam, dan puskesmas masing-masing
(14%).
5.2.4.3 Segmentasi Perilaku Berdasarkan Tanggapan Terhadap Tarif
Tanggapan terhadap tarif dalam segmentasi perilaku diartikan
sebagai tanggapan terhadap tarif di Rawat jalan RSMTP jika
dibandingkan dengan pelayanan yang didapatkan. Tanggapan tersebut
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu mahal, sedang dan murah
jika dibandingkan dengan pelayanan yang didapatkan. Tanggapan
tersebut diperoleh dari responden yang melakukan pembayaran secara
pribadi untuk membayar biaya pengobatan di rawat jalan RSMTP.
77
Tabel 5. 36 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan
Terhadap Tarif
No Tanggapan n Persentase (%)
1 Mahal 19 27
2 Sedang 48 70
3 Murah 2 3
Total 69 100
Berdasarkan tabel 5.36 diketahui bahwa tanggapan responden
terhadap tarif jika dibandingkan dengan pelayanan yang didapatkan
sebagian besar menyatakan sedang (70%), sedangkan yang menyatakan
mahal (27%) dan hanya 3% yang menyatakan murah.
Tabel 5. 37 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tanggapan
Terhadap Tarif
No Tanggapan n Persentase (%)
1 Mahal 3 21.4
2 Sedang 2 14.3
3 Murah 9 64.3
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.37 diketahui bahwa tanggapan pasien baru
terhadap tarif jika dibandingkan dengan pelayanan yang didapatkan
sebagian besar menyatakan murah (64.3%), sedangkan yang
menyatakan mahal (21.4%) dan hanya 14.3% yang menyatakan sedang.
5.2.4.4 Segmentasi Perilaku Berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Mengetahui frekuensi kunjungan pasien dalam satu tahun terakhir
merupakan hal yang penting karena dari hal tersebut dapat dilihat
loyalitas dari pelanggan/pasien. Pasien dengan frekuensi kunjungan 1
kali merupakan pasien baru. Sedangkan pasien lama mempunyai rata-
78
rata kunjungan mulai dari 1-3 kali hingga lebih dari 3 kali kunjungan
dalam waktu satu tahun terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh
berikut frekuensi kunjungan pasien dalam satu tahun terakhir.
Tabel 5. 38 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi
Kunjungan
No Frekuensi Kunjungan n Persentase (%)
1 1 kali 17 16
2 1-3 kali 24 23
3 >3 kali 65 61
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.38 diketahui bahwa dari 106 responden
sebagian besar melakukan kunjungan ke rawat jalan RSMTP selama
satu tahun terakhir >3 kali (61%), kemudian sebanyak 1-3 kali (23%)
dan 1 kali (16%).
5.2.4.5 Segmentasi Perilaku Berdasarkan Ketersediaan Informasi dan
Alur Pelayanan
Tanggapan terhadap ketersediaan informasi di rawat jalan
RSMTP yaitu merupakan tanggapan mengenai penyajian informasi
yang diberikan serta petunjuk-petunjuk pada alur pelayanan rumah
sakit. Berdasarkan hasil yang diperoleh, berikut tanggapan responden
terhadap ketersediaan informasi dan alur pelayan.
Tabel 5. 39 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan
Informasi di RSMTP
No Ketersediaan Informasi n Persentase (%)
1 Tidak Jelas 10 9
2 Jelas 96 91
Total 106 100
79
Berdasarkan tabel 5.39 diketahui bahwa dari 106 responden
sebagian besar memberikan tanggapan terhadap ketersediaan informasi
yang ada di RSMTP sudah jelas (91%) sedangkan yang menyatakan
informasi yang tersedia tidak jelas (9%).
Tabel 5. 40 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Ketersediaan
Informasi di RSMTP
No Ketersediaan Informasi n Persentase (%)
1 Tidak Jelas 4 28.6
2 Jelas 10 71.4
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.40 diketahui bahwa dari sebagian besar
pasien baru memberikan tanggapan terhadap ketersediaan informasi
yang ada di RSMTP sudah jelas (71.4%) sedangkan yang menyatakan
informasi yang tersedia tidak jelas (28.6%).
Tabel 5. 41 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan
Terhadap Alur Pelayanan
No Alur Pelayanan yang
Panjang/Rumit
n Persentase (%)
1 Ya 12 11
2 Tidak 94 89
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.41 diketahui bahwa dari 106 responden
sebagian besar menyatakan alur pelayanan pada rawat jalan di RSMTP
tidak panjang/rumit (89%), sedangkan yang menyatakan alur pelayanan
panjang/rumit (11%).
80
Tabel 5. 42 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tanggapan Terhadap
Alur Pelayanan
No Alur Pelayanan yang
Panjang/Rumit
n Persentase (%)
1 Ya 2 14.3
2 Tidak 12 85.7
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.42 diketahui bahwa sebagian besar pasien
baru menyatakan alur pelayanan pada rawat jalan di RSMTP tidak
panjang/rumit (5.7%), sedangkan yang menyatakan alur pelayanan
panjang/rumit (14.3%).
5.2.4.6 Segmentasi Perilaku Berdasarkan Motivasi Melakukan
Kunjungan Berikutnya
Segmentasi ini dibutuhkan untuk mengetahui apakah pelanggan
atau pasien akan tetap memilih RSMTP sebagai provider pelayan
kesehatan yang dirujuknya. Jawaban yang diperoleh dalam bentuk
akan tetap memilih atau tidak memilih melakukan kunjungan kembali
dan beralih kepada provider pelayanan kesehatan yang lain. Berikut
data responden yang diperoleh dari hasil penelitian.
Tabel 5. 43 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi
Melakukan Kunjungan Berikutnya
No Kunjungan Kembali n Persentase (%)
1 Tetap memilih 104 98
2 Tidak memilih 2 2
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.43 diketahui bahwa mayoritas responden
memiliki motivasi untuk melakukan kunjungan berikutnya (98%) dan
81
sangat sedikit yang menyatakan tidak akan melakukan kunjungan
berikutnya apabila membutuhkan pelayanan kesehatan lagi (2%).
Alasan responden yang memilih tidak melakukan kunjungan berikutnya
yaitu karena lokasi jauh dari rumah dan tarif pengobatan mahal.
Tabel 5. 44 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Motivasi
Melakukan Kunjungan Berikutnya
No Kunjungan Kembali n Persentase (%)
1 Tetap memilih 12 85.7
2 Tidak memilih 2 14.3
Total 106 100
Berdasarkan tabel 5.44 diketahui bahwa mayoritas pasien baru
memiliki motivasi untuk melakukan kunjungan berikutnya (85.7%) dan
hanya 14.3% yang menyatakan tidak akan melakukan kunjungan
berikutnya apabila membutuhkan pelayanan kesehatan lagi. Alasan
responden yang memilih tidak melakukan kunjungan berikutnya yaitu
karena lokasi jauh dari rumah dan tarif pengobatan mahal.
5.2.4.7 Segmentasi Perilaku Berdasarkan Kualitas Pelayanan dan
Fasilitas yang Diperoleh Pasien
Tanggapan terhadap pelayanan yang didapatkan pasien meliputi
pelayanan petugas pendaftaran, pelayanan oleh dokter (cara memeriksa,
komunikasi, dan pengobatan) dan petugas kesehatan lain (keramahan,
ketrampilan, kepedulian) meliputi perawat, petugas laboratorium,
radiologi, dan sebagainya. Sedangkan tanggapan terhadap fasilitas yaitu
tanggapan terhadap kebersihan dan kenyamanan RSMTP, kelengkapan
peralatan medis, serta kemudahan dan ketersediaan tempat parkir bagi
82
pelanggan/pasien yang mebawa kendaraan pribadi. Penilaian tersebut
dimulai dengan tanggapan sangat buruk, tanggapan buruk, tanggapan
baik dan tanggapan sangat baik terhadap pelayanan dan fasilitas yang
didapatkan. Berikut hasil penelitian yang diperoleh:
Gambar 5. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tanggapan
Terhadap Pelayanan dan Fasilitas
Berdasarkan gambar 5.2 diketahui bahwa sebagian besar
responden menyatakan pelayanan petugas pendaftaran sudah baik
(89%), sangat baik (9%), dan menyatakan buruk (2%). Sedangkan
tanggapan terhadap pelayanan dokter sebagian besar juga menyatakan
sudah baik (79%) dan sangat baik (21%). Tanggapan terhadap petugas
kesehatan mayoritas responden juga menyatakan baik (92%) dan sangat
baik (8%). Tanggapan selanjutnya yaitu mengenai fasilitas yang
dimiliki RSMTP sebagian besar menyatakan baik (90%), sangat baik
(6%) dan buruk (4%). Sedangkan tanggapan mengenai kemudahan
parkiran menyatakan baik (74%), sangat baik (3%) dan buruk (23%).
0% 0% 0% 0% 0% 0% 2% 0% 0% 4%
23%
0%
89% 79%
92% 90%
74%
94%
9% 21%
8% 6% 3% 6%
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
100%
Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Baik
83
Tanggapan terakhir yaitu mengenai pelayanan secara umum sebagian
besar menyatakan sudah baik (94%) dan sangat baik (6%).
Gambar 5. 3 Distribusi Pasien Baru Berdasarkan Tanggapan
Terhadap Pelayanan dan Fasilitas
Berdasarkan gambar 5.3 diketahui bahwa semua pasien baru
menyatakan pelayanan petugas pendaftaran, dokter, petugas kesehatan
dan fasilitas/peralatan yang dimiliki RSMTP masing-masing sudah baik
(86%) dan sangat baik (14%). Sedangkan tanggapan terhadap parkir
mayoritas menyatakan sudah baik (79%), kemudian menyatakan buruk
(14%) dan sangat baik (7%). Pelayanan secara umum mayoritas pasien
baru menyatakan sudah baik (79%) dan sangat baik (21%).
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14
0
86 86 86 86 79 79
14 14 14 14 7
21
0102030405060708090
100
Sangat Buruk Buruk Baik Sangat Baik
84
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memiliki beberapa keterbatasan yaitu:
1. Kuesioner pada penelitian ini diadaptasi dari Putri (2015) yang telah
dilakukan uji validitas dan realibilitas sebelumnya, sehingga tidak
dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini. Terdapat
beberapa pertanyaan yang pilihan jawabannya perlu untuk diperbaharui
karena bersifat mutually exclusive atau membingungkan responden dalam
menjawab, sehingga perlu untuk dilakukan uji validitas dan realibilitas
bagi peneliti selanjutnya.
2. Sampel yang diambil yaitu sampel yang kebetulan ada pada saat peneliti
melakukan pengumpulan data dan pengisian kuesioner dibantu oleh
peneliti karena keterbatasan pasien dalam pengisian, sehingga untuk
pertanyaan yang bersifat tertutup beberapa responden ragu-ragu dalam
menjawabnya.
6.2 Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di RSMTP
Segmentasi pasien rawat jalan di RSMTP diperoleh berdasarkan empat
karakteristik yaitu geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Pada
segmentasi geografis berbicara mengenai “where”, yakni dimana sebuah
rumah sakit akan melakukan kegiatan produksinya dengan mempertimbangkan
85
satu atau beberapa wilayah geografis yang dapat dijangkaunya. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas pasien berasal dari wilayah yang
dekat dengan RSMTP yaitu dengan jarak <10 km (77%) dengan waktu tempuh
perjalanan menuju RSMTP <30 menit (57%). Wilayah berdasarkan kecamatan
dan kota/kabupaten dengan jarak dan waktu tempuh tersebut yaitu Kecamatan
Kebayoran Lama (41%), Kebayoran Baru (10%), Pesanggrahan (15%),
Cilandak (6%) dan Mampang Prapatan (3%). Sedangkan untuk pasien baru,
karakteristik geografis tidak terlalu berbeda dengan pasien lama yaitu
mayoritas berasal dari jarak >10 km (72%) dengan waktu tempuh >30 menit
(50%), Kecamatan Kebayoran Lama (28.6%), Pesanggrahan dan Kebayoran
Baru masing-masing (14.3%).
Pada segmentasi demografis, pemasar atau marketer akan memperoleh
gambaran mengenai kepada siapa produk atau jasa harus ditawarkan. Jawaban
atas pertanyaan tersebut dapat diketahui melalui variabel-variabel
kependudukan seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan
terakhir, pekerjaan, pendapatan/penghasilan, pengeluaran biaya kesehatan,
hingga cara tempuh menuju rumah sakit. Melalui variabel-variabel tersebut
maka akan diperoleh jawaban “who” atau siapakah pelanggan rumah sakit.
Menurut Kasali (2007), segmentasi demografis menjadi penting karena
informasi demografis dapat memberikan pandangan terkait trend yang sedang
terjadi saat ini. Selain itu, hasil segmentasi ini juga dapat menjadi dasar analisis
prospek penduduk yang memberikan gambaran tentang perubahan pasar.
86
Berdasarkan hasil penelitian segmentasi demografis diketahui bahwa
mayoritas pasien rawat jalan di RSMTP berusia produktif yaitu 26-35 tahun
(53%) dan 36-45 tahun (33%), berjenis kelamin perempuan (93%) dengan
status menikah (94%) dan memiliki pendidikan tinggi (54%). Karakteristik
demografis selanjutnya yaitu, mayoritas pasien bekerja sebagai ibu rumah
tangga (54.7%) dan pegawai swasta (34.9%) dengan pendapatan keluarga
>Rp.5.000.000 (52%) dan pengeluaran biaya kesehatan per bulan sebesar
Rp.500.000-Rp.1.000.000 (51%) serta mayoritas pasien menggunakan
kendaraan pribadi menuju rumah sakit (74%). Karakteristik demografis pada
pasien baru juga sama dengan pasien lama yaitu mayoritas berusia produktif
(57.2%), perempuan (93%), sudah menikah (100%), berpendidikan tinggi
(50%), bekerja sebagai ibu rumah tangga (64.3%) dan pegawai swasta (26.8%)
dengan pendapatan keluarga Rp2.500.000-Rp5.000.000 (57.1%) dan
>Rp.5.000.000 (28.6%) serta sebanyak 50% menggunakan kendaraan pribadi.
Oleh karena itu, berdasarkan hasil segmentasi demografis pasien rawat jalan di
RSMTP baik pada pasien lama maupun pasien baru merupakan kelas sosial
dan ekonomi menengah keatas.
Segmentasi psikografis membagi konsumen menjadi kelompok
berdasarkan gaya hidup, status sosial, hingga kepribadian. Psikografis adalah
ilmu untuk menggunakan psikologi dan demografis untuk lebih memahami
konsumen. Dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi berbagai
kelompok berdasarkan gaya hidup. Orang-orang di dalam kelompok
demografis yang sama bisa memiliki profil psikologis yang sangat berbeda
87
(Kotler dan Keller, 2009). Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2007) yang
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai perbedaan struktur sosial, gaya
hidup, dan akhirnya memiliki perbedaan pola dalam penggunaan pelayanan
kesehatan. Gaya hidup merupakan pola dalam mengelola waktu dan uang yang
dimiliki sehingga dapat mempengaruhi perilaku yang pada akhirnya dapat
menentukan pola konsumsi seseorang. Gaya hidup pasien dapat tercermin
melalui informasi yang didapatkan sebelum menggunakan pelayanan, anjuran
untuk menggunakan pelayanan di RSMTP, alasan menggunakan pelayanan
kesehatan, penanggungjawab biaya pengobatan, hingga cara pembayaran
pelayanan kesehatan yang diinginkan.
Hasil segmentasi psikografis diketahui bahwa mayoritas pasien rawat jalan
di RSMTP memperoleh informasi tentang RSMTP dari teman/keluarga (57%)
dan memiliki keinginan/inisiatif sendiri untuk menggunakan pelayanan
kesehatan di RSMTP (67%), sedangkan karena anjuran dari teman/keluarga
hanya sebanyak 23%. Alasan pasien berobat yaitu karena dokter terkenal
(38%) dan dekat dengan tempat tinggal (30%). Penanggungjawab biaya
pengobatan mayoritas secara pribadi (65%) dan asuransi maupun perusahaan
hanya sebanyak 35%. Cara pembayaran yang diinginkan oleh pasien yaitu
dengan tunai (69%) dan kartu debit (29%). Hasil tersebut juga tidak terlalu
berbeda dengan pasien baru yaitu, mayoritas sumber informasi dari
teman/keluarga (35.8%) dan rujukan bidan/dokter (21.4%), keinginan/inisiatif
sendiri (60%), alasan berobat karena dokter (40%) dan dekat rumah (27.8%),
penanggungjawab biaya pengobatan secara pribadi (78.6%) dan asuransi
88
maupun perusahaan (21.4%), serta mengingikan pembayaran dengan tunai
(71.4%) dan kartu debit (21.4%).
Karakteristik selanjutnya yaitu segmentasi perilaku, dimana dalam
segmentasi ini pemasar membagi pembeli menjadi beberapa kelompok
berdasarkan sikap, penggunaan, atau respon terhadap sebuah produk. Banyak
pemasar yakin bahwa variabel perilaku merupakan awal paling baik untuk
membentuk segmen pasar. Berdasarkan hasil penelitian, pasien rawat jalan di
RSMTP mayoritas merupakan pasien lama (87%) dan pasien baru hanya 13%.
Dari responden yang merupakan pasien baru tersebut, sebagian besar
merupakan pasien dari rumah sakit lain (58%), diantaranya yaitu RSPP, RS
Gandaria, RS Haji dan RS Sari Asih. Sedangkan sisanya sebanyak 42%
merupakan pasien yang berobat di Klinik 24 jam, paktik dokter perseorangan,
dan puskesmas.
Berdasarkan segmentasi perilaku pasien rawat jalan di RSMTP, pasien
dapat dikategorikan sebagai pasien yang loyal atau setia terhadap RSMTP. Hal
tersebut dikarenakan banyaknya jumlah pasien lama dengan frekuensi
kunjungan dalam satu tahun terakhir >3 kali (61%) dan memiliki motivasi
untuk tetap memilih RSMTP jika membutuhkan pelayanan kesehatan kembali
(98%). Sedangkan tanggapan pasien terhadap tarif pelayanan, mayoritas pasien
menyatakan sedang (70%) dan mahal (27%), sedangkan pasien baru mayoritas
menyatakan murah (64.3%) dan mahal (21.4%). Ketersediaan informasi di
rawat jalan RSMTP, mayoritas menyatakan sudah jelas (91%) dan alur
pelayanan tidak panjang/rumit (89%) serta terdapat 11% pasien yang
menyatakan alur pelayanan panjang/rumit. Pada pasien baru 71.4%
89
menyatakan sudah jelas dan 28.6% tidak jelas, serta 85.7% menyatakan alur
pelayanan tidak panjang/rumit. Karakteristik perilaku selanjutnya yaitu dilihat
berdasarkan tanggapan terhadap pelayanan dan fasilitas di RSMTP yaitu
hampir seluruh pasien, baik pasien lama maupun pasien baru menyatakan
pelayanan petugas administrasi, dokter, tenaga kesehatan lainnya, pelayanan
secara umum serta fasilitas atau peralatan di RSMTP khususnya pada rawat
jalan sudah cukup baik. Adapun persentase masing-masing dari pelayanan
tersebut yaitu 98%, 100%, 100% , 96% dan 100%. Fasilitas parkir mayoritas
menyatakan sudah baik (77%) dan terdapat 23% pasien menyatakan masih
buruk.
6.3 Segmentasi Pasien dan Peluang Pemasaran Potensial Pada Pasien Rawat
Jalan di RSMTP
Berdasarkan hasil segmentasi pasien yang diperoleh, maka terdapat
peluang-peluang potensial bagi pemasaran di RSMTP. Peluang tersebut dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien baru sekaligus
mempertahankan jumlah pasien lama pada rawat jalan di RSMTP. Adapun
peluang-peluang tersebut yaitu sebagai berikut:
6.3.1 Kecamatan Kebayoran Baru Sebagai Target Wilayah Potensial
Faktor geografis menjadi salah satu faktor yang sangat penting
peranannya karena jarak dan akses merupakan faktor yang dipertimbangkan
oleh pasien untuk memilih suatu sarana pelayanan kesehatan. Pada
umumnya, seseorang yang akan menggunakan pelayanan kesehatan
cenderung membutuhkan penanganan segera sehingga akan lebih memilih
90
sarana pelayanan kesehatan yang jarak dan aksesnya lebih mudah dengan
tempat tinggalnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Caroline dan Claire
(1990) dalam Fauzia (2014) yang menyatakan bahwa faktor jarak
merupakan faktor penting dalam pemilihan penggunaan sarana pelayanan
kesehatan oleh penderita. Selain itu, Hartono (2010) juga menyatakan
bahwa lokasi merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam
menentukan pilihannya terhadap suatu pelayanan kesehatan.
Menurut Tjiptono (2007), lokasi pelayanan kesehatan seringkali
menentukan kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan
pasar potensial suatu organisasi. Selain itu, variabel-variabel geografis
seperti ukuran populasi dan kepadatan penduduk dapat juga mempengaruhi
kebutuhan produk ataupun jasa bagi konsumen. Masyarakat disuatu wilayah
memiliki kebutuhan dan perilaku beli yang berbeda dengan mereka yang
berada di wilayah lain (Kotler, 2002). Oleh karena itu, rumah sakit perlu
menentukan wilayah potensial untuk dijadikan target kegiatan pemasaran.
Dengan menentukan target wilayah, maka rumah sakit dapat mempelajari
karakteristik masyarakat serta peluang pasar yang ada pada wilayah
tersebut. Berdasarkan hasil yang diperoleh, mayoritas pasien berasal dari
jarak yang dekat dengan RSMTP menurut kecamatan dan kota/kabupaten
yaitu Kecamatan Kebayoran Lama (41%), Pesanggrahan (15%) dan
Kebayoran Baru (10%) Kota Jakarta Selatan (80%). Hasil ini juga
didukung oleh alasan berobat pasien yaitu karena jarak yang dekat dengan
tempat tinggal.
91
Secara geografis, lokasi RSMTP terletak di Jalan Gandaria I No.20,
RT.7/RW.2, Kramat Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Namun, lokasi tersebut merupakan lokasi bagian barat yang
berbatasan dengan Kecamatan Kebayoran Lama dan Pesanggrahan.
Banyaknya pasien yang berasal dari kedua kecamatan tersebut disebabkan
karena jarak tempat tinggal yang tidak jauh dari rumah sakit. Dari 44 pasien
yang berasal dari Kebayoran Lama terdapat 42 pasien (95,5%) yang
mempunyai alasan berobat karena dekat dengan tempat tinggal. Begitu juga
dengan Kecamatan Pesanggrahan dimana dari 16 pasien terdapat 13 pasien
(81.2%) yang mempunyai alasan dekat dengan tempat tinggal.
Selain itu, banyaknya pasien dari Kebayoran Lama dan Pesanggrahan
membuktikan bahwa RSMTP masih dapat bersaing dengan rumah sakit di
wilayah tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat empat rumah
sakit di Kebayoran Lama dan hanya ada satu rumah sakit di Pesanggrahan
yang merupakan Rumah Sakit Umum Daerah, sehingga untuk Kecamatan
Pesanggrahan RSMTP masih unggul. Selanjutnya, tiga dari empat rumah
sakit di Kebayoran Lama, dari segi jenis pelayanan dan tipe rumah sakit,
RSMTP memang lebih unggul. Namun, ada satu rumah sakit yang jauh
lebih unggul dari RSMTP jika dilihat dari segi jenis pelayanan dan tipe
rumah sakit. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit yang telah
terakreditasi JCI (Joint Commission International) dan memiliki fasilitas
serta tarif pelayanan untuk kalangan menengah ke atas. Berdasarkan hal
tersebut, RSMTP masih dapat dikatakan unggul di Kebayoran Lama dan
Pesanggrahan.
92
Namun, jumlah pasien dari Kebayoran Baru masih sangat sedikit (10%)
jika dibandingkan dengan Kebayoran Lama dan Pesanggrahan, begitu pula
dengan jumlah pasien baru. Sedangkan secara geografis, Kebayoran Baru
merupakan lokasi RSMTP yang artinya dari segi jarak dan akses dekat
dengan rumah sakit. Salah satu faktor penyebab rendahnya jumlah
kunjungan pasien lama maupun pasien baru karena terdapat tujuh rumah
sakit yang ada di Kecamatan Kebayoran Baru. Hal ini membuktikan bahwa
RSMTP belum dapat memenangkan persaingan pasar dengan RS lain di
Kebayoran Baru. Sehingga RSMTP perlu untuk melakukan riset pemasaran
terhadap keunggulan yang dimiliki oleh rumah sakit pesaing yang ada di
Kebayoran Baru dan memanfaatkan karakteristik demografis pasien dan
karakteristik demografis masyarakat yang ada di Kebayoran Baru.
Berdasarkan hasil segmentasi demografis, sasaran potensial untuk
dijadikan target kegiatan pemasaran yaitu masyarakat usia produktif 26-35
tahun (53%), perempuan yang sudah menikah, berpendidikan tinggi,
bekerja sebagai ibu rumah tangga dan pegawai swasta dengan status sosial
dan ekonomi menengah keatas. Informasi tersebut dapat membantu RSMTP
dalam menterjemahkan keinginan dan kebutuhan hidup pelanggannya,
sehingga mengeluarkan produk maupun jasa yang sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan pelanggannya tersebut. Hal ini juga disampaikan oleh Kasali
(2007), dimana segmentasi demografis menjadi penting karena dapat
memberikan pandangan terkait trend yang sedang terjadi saat ini. Selain itu,
hasil segmentasi demografis juga dapat menjadi dasar analisis prospek
93
penduduk yang memberikan gambaran tentang perubahan pasar yang terjadi
saat ini.
Selanjutnya, karakteristik masyarakat di Kebayoran Baru berdasarkan
data BPS Kota Jakarta Selatan (2016), diketahui bahwa, mayoritas berusia
produktif 25-34 tahun yaitu sebanyak 28.827 jiwa dari 143.348 jiwa (20%)
dan 48.2% diantaranya berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk yang
bekerja berdasarkan tingkat pendidikan sebanyak 97% berpendidikan tinggi
yaitu lulusan SMA, akademi dan sarjana. Karakteristik tersebut sesuai
dengan karakteristik pasien rawat jalan di RSMTP saat ini. Sehingga,
Kebayoran Baru merupakan wilayah potensial untuk dijadikan target
kegiatan pemasaran dengan fokus untuk mempelajari keunggulan yang
dimiliki oleh rumah sakit pesaing yang ada di kecamatan tersebut. Dengan
demikian, RSMTP diharapkan dapat memenangkan persaingan dan
meningkatkan jumlah kunjungan dari Kebayoran Baru.
Berdasarkan hal diatas diketahui bahwa, Kecamatan Kebayoran Baru
memiliki peluang yang paling potensial untuk dijadikan target kegiatan
pemasaran dengan tujuan meningkatkan jumah kunjungan. RSMTP sudah
mendapatkan gambaran mengenai karakteristik pasiennya dan karakteristik
masyarakat di Kebayoran Baru, dimana keduanya memiliki karakteristik
yang serupa. Sehingga, RSMTP hanya perlu untuk mempelajari keunggulan
yang dimiliki oleh rumah sakit pesaing yang ada di Kebayoran Baru.
94
6.3.2 Meningkatkan Jumlah Kunjungan Dengan Mempertahankan
Dokter Unggulan
Dokter merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki pengaruh
besar terhadap keberlangsungan suatu rumah sakit. Tenaga dokter
merupakan salah satu tenaga inti dari rumah sakit (core profesional) dan
tentunya diharapkan mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi serta
dedikasi yang tinggi pula. Dengan demikian, rumah sakit akan mempunyai
mutu yang tinggi karena suatu rumah sakit yang core business-nya menjual
jasa kesehatan menjadi unsur yang sangat penting (Adikoesoemo, 2003).
Oleh karena itu, rumah sakit harus mampu menyediakan tenaga dokter yang
berkualitas dan berdedikasi tinggi terhadap rumah sakit serta harus dapat
mempertahankan dokter yang dimiliki.
Berdasarkan hasil penelitian, pasien rawat jalan di RSMTP memiliki
alasan berobat terbanyak yaitu karena dokter terkenal (38%) dan begitu pula
dengan alasan berobat pada pasien baru (40%). Alasan ini menggambarkan
bahwa dokter masih menjadi faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan
pelayanan kesehatan. Beberapa penelitian seperti Khudori (2012) dan
Pelangi (2010) menyebutkan bahwa pelayanan dokter memiliki hubungan
terhadap keputusan pemilihan pelayanan kesehatan. Alasan dokter ini dapat
dimanfaatkan oleh rumah sakit untuk meningkatkan jumlah kunjungan
dengan melibatkan dokter dalam setiap rangkaian kegiatan pemasaran yang
akan dilakukan. Pasien yang sudah merasa cocok dengan satu dokter, akan
enggan untuk menggantinya dengan dokter lain, pasien biasanya akan rela
menunggu jadwal dokter tersebut. Keberadaan dokter sangat berpengaruh
95
pada peningkatan jumlah kunjungan, oleh karena itu rumah sakit harus
dapat mempertahankan dokter yang dimiliki saat ini.
Selain itu, meskipun tanggapan terhadap tarif pelayanan terdapat
sebanyak 27% menyatakan mahal, dan 84% dari pasien tersebut merupakan
pasien lama, namun 100% menyatakan akan tetap memilih RSMTP jika
membutuhkan pelayanan kesehatan kembali. Artinya, Keberadaan dokter
tetap menjadi alasan utama pasien memilih berobat di RSMTP meskipun
mereka menilai tarif pelayanan mahal. Menurut Kasali (2007), seseorang
dengan pendapatan yang tinggi cenderung mempunyai tuntutan dan harapan
akan kualitas sebuah pelayanan kesehatan serta memiliki banyak alternatif
pilihan. Oleh karena itu, pasien rawat jalan di RSMTP yang merupakan
kalangan menengah keatas tidak menjadikan tarif sebagai permasalahan
dalam memilih pelayanan kesehatan dan lebih memperhatikan kualitas
pelayanan itu sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, mengingat pentingnya keberadaan doker
dalam mempertahankan sekaligus meningkatkan jumlah kunjungan, maka
rumah sakit perlu strategi untuk mempertahankan dokter yang ada saat ini.
Dokter yang paling utama untuk dipertahankan yaitu dokter yang menjadi
unggulan pasien rawat jalan di RSMTP. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mempertahankan dokter unggulan yaitu dengan
menjadikan dokter tersebut sebagai pelanggan internal rumah sakit yang
juga harus dipenuhi kebutuhan dan keinginannya. Salah satu cara untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut yaitu dengan menyediakan
96
peralatan atau fasilitas medis yang diinginkan dan dibutuhkan oleh dokter
tersebut. Hal ini dapat dipertimbangkan karena meskipun pasien menilai
tarif mahal, namun mereka akan tetap memilih RSMTP jika membutuhkan
pelayanan kesehatan kembali dengan alasan keberadaan dokter.
6.3.3 Melakukan Evaluasi Terhadap Media Promosi dan Strategi
Promosi Potensial
Promosi merupakan suatu aktivitas yang mengkomunikasikan
keunggulan produk atau jasa dan membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya. Menurut Hartono (2010), salah satu pertimbangan konsumen
memilih pelayanan rumah sakit yaitu dikarenakan banyaknya informasi
yang telah dimilikinya dan kemudahan atau kemungkinan mendapatkan
informasi tersebut. Informasi yang diberikan tentu sudah berdasarkan
survey atas kebutuhan pelanggan. Hartono (2010) mengungkapkan bahwa
media promosi perlu untuk dievaluasi, dan evaluasi pada media promosi ini
dapat dilakukan baik sebelum media promosi digunakan maupun setelah
digunakan. Fungsinya untuk menilai keefektifan dan keberhasilan dari
media promosi tersebut.
Media promosi akan menjadi sumber informasi yang diperoleh pasien
tentang rumah sakit. Sumber informasi menjadi sangat penting karena
secara tidak langsung menjadi penghubung pertama antara calon pelanggan
dengan rumah sakit. Informasi yang diperoleh menjadi satu tahapan pertama
calon pelanggan mengetahui tentang rumah sakit, sehingga memiliki
keinginan untuk menggunakan. Oleh karena itu, pemilihan media promosi
97
yang akan digunakan sangat penting agar dapat menjangkau pelanggan dan
calon pelanggan. Media promosi yang digunakan di RSMTP yaitu brosur,
seminar, media sosial berupa facebook, instagram, twitter serta website RS.
Namun, berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas sumber
informasi yang diperoleh responden yaitu berasal dari keluarga/teman
(57%), begitu pula dengan pasien baru 5 orang dari 14 responden (35.8%)
diantaranya memperoleh informasi tentang RSMTP dari teman/keluarga.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa media promosi yang telah
digunakan oleh RSMTP belum dapat memberikan informasi mengenai
rumah sakit kepada pelanggan maupun calon pelanggannya. Berdasarkan
hasil penelitian Fauzia (2014) menyatakan bahwa media promosi menjadi
salah satu faktor yang berhubungan dengan keputusan memilih pelayanan
kesehatan. Artinya, media promosi dapat mempengaruhi pelanggan dan
calon pelanggan untuk menggunakan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Salah satu penyebab media promosi seperti media sosial belum terlihat
manfaatnya dalam memberikan informasi maupun meningkatkan jumlah
kunjungan disebabkan oleh tampilan atau desain yang kurang menarik, dan
terlalu banyak tulisan yang digunakan dalam memberikan informasi
mengenai pelayanan maupun promosi pelayanan tertentu.
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2016), media
sosial saat ini banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia yang bekerja
sebagai pegawai swasta dan ibu rumah tangga serta berusia produktif 25-44
tahun. Karaketeristik tersebut sesuai dengan karakteristik pasien rawat jalan
98
di RSMTP saat ini, baik pasien baru maupun pasien lama. Oleh karena itu,
media sosial merupakan media yang tepat untuk digunakan dalam
menjangkau pelanggan di RSMTP. Namun, pemanfaatan terhadap media
sosial belum maksimal dan RSMTP perlu melakukan evaluasi terhadap
bahan promosi yang ada pada media sosial agar terlihat lebih menarik dan
tujuan maupun manfaat dari media sosial tersebut dapat tercapai.
Selain itu, banyaknya sumber informasi yang diperoleh pasien dari
teman/keluarga membuktikan bahwa word to mouth masih menjadi media
promosi yang efektif untuk digunakan, baik untuk meningkatkan jumlah
pasien baru maupun mempertahankan jumlah pasien lama. Hasil tersebut
juga didukung oleh tanggapan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas di
RSMTP yang mayoritas menyatakan sudah baik. Tanggapan tersebut
menggambarkan kepuasan pasien terhadap pelayanan RSMTP, dimana
menurut Nursalam (2014) bahwa kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh
pelayanan, terutama pelayanan keramahan petugas rumah sakit.
Kepuasan pasien tersebut harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan
agar tidak menjadi bumerang bagi rumah sakit. RSMTP harus lebih
memperhatikan kualitas pelayanan terutama mengenai mutu pelayanan
sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Sehingga, pelanggan atau pasien yang menggunakan pelayanan kesehatan
di RSMTP tetap merasa puas dan akan terus memilih RSMTP sebagai
tempat pelayanan kesehatannya dan pada akhirnya akan terus
merekomendasikan RSMTP kepada keluarga/temannya. Salah satu cara
99
yang dapat dilakukan dalam menjaga mutu dan meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit yaitu dengan responsive atau cepat tanggap terhadap
setiap keluhan pelanggan, menunjukkan rasa simpati (kepedulian), dan
menerapkan 3S (Senyum, Sapa dan Salam) bagi seluruh staf rumah sakit.
Penanganan keluhan penting untuk segera diselesaikan secara cepat dan
tepat sehingga keluhan yang dirasakan oleh pelanggan tidak disampaikan
kepada keluarga/temannya.
Strategi promosi lainnya yang dapat digunakan oleh RSMTP saat ini
berdasarkan karakteristik pasiennya yaitu dengan menggunakan strategi
couponing. Strategi couponing digunakan untuk menarik para pelanggan
yang melakukan pembayaran dengan full-payment, dimana sebanyak 65%
pasien yang menanggung biaya pengobatan secara pribadi (65%) atau
disebut out of pocket menginginkan pembayaran secara tunai (69%). Pada
strategi ini, pelanggan atau pasien akan lebih tertarik melakukan
pembayaran dengan metode pembayaran penuh dan menggunakan kupon
tersebut untuk berobat kembali di RSMTP. Strategi ini dapat memberikan
keuntungan bagi pasien yang melakukan pembayaran secara pribadi dengan
uang tunai dan sekaligus sebagai strategi untuk mempertahankan jumlah
pasien yang melakukan pembayaran secara pribadi.
Cara pembayaran selanjutnya yang diinginkan oleh pasien rawat jalan
di RSMTP yaitu dengan kartu debit sebanyak 29%. Strategi promosi yang
dapat dilakukan yaitu dengan menjalin kerjasama dengan bank yang pada
umumnya banyak digunakan oleh pelanggan di RSMTP untuk
100
mempermudah transaksi melalui kartu debit. RSMTP perlu melakukan
survey kepada pelanggannya untuk mengetahui jenis bank yang biasa
digunakan oleh pelanggannya secara umum. Hal ini juga disampaikan oleh
beberapa responden yang menginginkan pembayaran menggunakan kartu
debit dan menilai bahwa yang tersedia saat ini masih terbatas karena hanya
ada dua bank yang tersedia. Selain itu, pelanggan di RSMTP mayoritas
merupakan kalangan ekonomi menengah keatas, sehingga pembayaran
menggunakan kartu debit akan memberikan kemudahan bagi mereka saat
melakukan pembayaran.
Perlunya melakukan evaluasi terhadap media promosi ini juga
dikarenakan bahwa masih ada pasien yang tidak mengetahui informasi
mengenai pelayanan pendaftaran rawat jalan melalui telepon dan whatsApp.
Tujuan tersedianya pelayanan tersebut yaitu untuk memudahkan pasien
dalam melakukan pendaftaran dan tidak perlu datang langsung dan
mengantri. Berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat sebanyak 11% yang
menyatakan alur pelayanan panjang/rumit, dan ari 12 orang yang
menyatakan alur pelayanan panjang/rumit sebanyak 10 orang (83%)
merupakan pasien lama. Alur pelayanan dianggap panjang/rumit karena
tempat pendaftaran poliklinik hanya ada satu dan pengambilan obat/apotik
juga hanya satu. Sehingga waktu yang dihabiskan untuk menunggu lebih
panjang daripada alur pelayanan itu sendiri. Menurut Yeni Kristiani dkk
(2015), alur pelayanan menyangkut waktu yang dihabiskan untuk
mendapatkan suatu pelayanan kesehatan, sehingga sangat penting untuk
101
diperhatikan efisiensi waktunya. Oleh karena itu, manfaat dari pelayanan
yang disediakan belum bisa dirasakan dikarenakan ketidaktahuan pasien
dan penyebaran informasi tentang pendaftaran melalui telepon dan
whatsapp belum merata, sehingga masih banyak yang belum
menggunakannya.
Berdasarkan hal diatas diketahui bahwa, perlu dilakukan evaluasi
terhadap media promosi yaitu media sosial yang tampilannya dapat dibuat
lebih menarik dengan menggunakan lebih banyak gambar atau warna
daripada tulisan, serta penyebaran informasi mengenai pelayanan harus
disampaikan kepada pelanggan secara menyeluruh. Selain itu, terdapat
beberapa strategi promosi yang dapat digunakan sesuai dengan karakteristik
pasien rawat jalan di RSMTP saat ini. Adapun strategi promosinya yaitu
word to mouth, dimana untuk mempertahankan strategi ini maka RSMTP
harus meningkatkan mutu pelayanan dengan cara responsive terhadap setiap
keluhan pelanggan, menunjukkan rasa simpati (kepedulian), dan
menerapkan 3S (Senyum, Sapa dan Salam). Strategi promosi lainnya yang
dapat digunakan yaitu dengan strategi couponing dan kerjasama dengan
bank yang pada umumnya banyak digunakan oleh pelanggan yang
pembayaran menggunakan kartu debit.
6.3.4 Melakukan Kerjasama Dengan BPJS Kesehatan
Pasien rawat jalan di RSMTP berdasarkan penanggungjawab biaya
pengobatan diketahui bahwa mayoritas pasien menanggung biaya
pengobatan secara pribadi (65%), kemudian ditanggung oleh asuransi
102
maupun perusahaan sebanyak 35%. Jika dibandingkan dengan pasien baru,
hasil tersebut sama yaitu mayoritas penanggungjawab biaya pengobatan
secara pribadi (78.6%) dan asuransi hanya 14.3%. Berdasarkan data tersebut
diketahui bahwa mayoritas pasien rawat jalan di RSMTP masih melakukan
pembayaran biaya pengobatan dengan out of pocket dan selebihnya
ditanggung oleh pihak ketiga yaitu asuransi dan perusahaan.
Menurut Murni (2002), seseorang yang memiliki jaminan kesehatan
akan memiliki demand yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak
memiliki jaminan kesehatan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan jumlah
kunjungan melalui pasien yang memiliki jaminan kesehatan, maka RSMTP
dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Pada tahun 2019, target
pemerintah yaitu seluruh masyarakat Indonesia sudah menjadi peserta BPJS
Kesehatan. Setiap perusahaan diwajibkan untuk mendaftarkan karyawannya
sebagai peserta BPJS Kesehatan. Sehingga, dengan kerjasama tersebut
diharapkan dapat meningkatkan demand pada pelayanan kesehatan di rawat
jalan RSMTP.
Selain itu, pasien yang menanggung biaya pengobatan secara pribadi,
terdapat sebanyak 27% menyatakan tarif pelayanan di RSMTP tergolong
mahal. Meskipun jumlah pasien yang menyatakan tarif pelayanan mahal
tidak sebanding dengan yang menyatakan sedang (70%), namun hal tersebut
perlu diperhatikan karena hubungan tarif dengan demand terhadap
pelayanan kesehatan adalah negatif. Artinya semakin tinggi tarif maka
demand akan menjadi semakin rendah (Kotler & Amstrong, 2008). Pasien
103
yang menilai tarif pelayanan mahal dapat dipertahankan dengan
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sehingga pasien tersebut memiliki
pilihan paket pelayanan dari BPJS Kesehatan.
Selanjutnya, ditinjau dari jenis pekerjaan, mayoritas pasien bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan pegawai swasta. Namun, dari 37 orang yang
bekerja sebagai pegawai swasta, 22 responden (59%) diantaranya masih
menanggung biaya pengobatan secara pribadi, sedangkan dari 30 orang
yang biaya pengobatannya ditanggung oleh asuransi, 15 responden (26%)
diantaranya merupakan ibu rumah tanggga. Artinya mayoritas pasien yang
ditanggung oleh asuransi adalah ibu rumah tangga bukan pasien yang
bekerja sebagai pegawai swasta. Mayoritas pasien yang membayar secara
pribadi menilai tarif pelayanan di RSMTP adalah sedang, dan pada pasien
baru menilai murah, sehingga RSMTP perlu untuk mempertahankan
pelayanan sesuai dengan keadaan saat ini. Kerjasama dengan BPJS
Kesehatan dilakukan agar pasien yang menilai tarif pelayanan mahal
memiliki pilihan pelayanan yang diinginkan. Sedangkan untuk pasien yang
membayar secara pribadi dan menilai tarif sedang atau murah dapat
dipertahankan dengan pelayanan yang sudah ada saat ini, karena pasien
sudah merasa puas serta tidak memerlukan pelayanan yang ditanggung oleh
BPJS Kesehatan.
Tanggapan pasien baru terhadap tarif pelayanan, mayoritas menyatakan
murah (64.3%) dan hanya 3 orang dari 14 responden (21.4%) yang
menyatakan mahal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pasien
104
baru menilai bahwa tarif pelayanan di RSMTP jika dibandingkan dengan
rumah sakit lain yang sebelumnya menjadi asal kunjungan mereka
tergolong murah, berbeda dengan pasien lama yang mayoritas menyatakan
sedang. Tanggapan pasien baru tersebut memberikan gambaran bahwa tarif
yang ada saat ini sudah dapat bersaing dengan rumah sakit lain. Tarif yang
dianggap murah oleh pasien baru dapat menjadi peluang untuk
mempertahankan pasien baru meskipun alasan berobat bukan karena tarif
melainkan dokter. Namun, tarif yang dianggap murah tersebut dapat
mempengaruhi demand mereka terhadap RSMTP. Hal ini harus didukung
pula oleh kualitas pelayanan sumber daya manusia yang ada di RSMTP.
Berdasarkan hal diatas diketahui bahwa bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dapat mempertahankan dan meningkatkan pasien rawat jalan di
RSMTP yang menilai tarif pelayanan mahal, sekaligus meningkatkan
jumlah kunjungan dari pasien yang memiliki jaminan kesehatan. Dengan
adanya BPJS Kesehatan, maka pasien rawat jalan di RSMTP memiliki
pilihan paket pelayanan yang disediakan oleh BPJS Kesehatan dan pasien
yang sudah puas dengan pelayanan saat ini juga dapat dipertahankan.
6.3.5 Penambahan Fasilitas Lahan Parkir
Lahan parkir merupakan salah satu fasilitas yang dibutuhkan oleh
rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya.
Kebutuhan akan lahan parkir semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya tingkat kepemilikan kendaraan bermotor, khususnya di
wilayah perkotaan (Hirtanto dkk, 2006). Selain itu, interaksi pertama kali
105
keluarga pasien dan pasien serta pengunjung di rumah sakit dimulai dari
pengelolaan parkir rumah sakit. Semakin meningkatnya kebutuhan akan
pelayanan kesehatan di rumah sakit maka permintaan akan fasilitas
penunjang akan semakin besar pula. Oleh karena itu, penambahan lahan
parkir perlu untuk dipertimbangkan oleh RSMTP saat ini.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, mayoritas pasien merupakan
kalangan menengah keatas dan menggunakan kendaraan pribadi (74%)
menuju rumah sakit. Kendaraan tersebut berupa kendaraan roda dua
maupun roda empat. Banyaknya jumlah pasien yang menggunakan
kendaraan pribadi menyebabkan perlunya penambahan lahan parkir di
RSMTP, karena lahan parkir yang tersedia saat ini terlalu kecil. Hal ini juga
dibuktikan dengan tanggapan pasien terhadap lahan parkir, terdapat 23%
pasien menyatakan fasilitas parkir masih buruk. Dengan demikian, RSMTP
dapat mempertimbangkan penambahan lahan parkir ataupun dengan
memanfaatkan lahan yang ada saat ini dengan membuatnya lebih tertata
sehingga dapat menampung lebih banyak kendaraan.
RSMTP memiliki basement pada gedung baru yang saat ini digunakan
sebagai kantor. Idealnya, mengingat lokasi RSMTP yang berada ditengah
pusat kota dengan keterbatasan lahan, maka basement dapat digunakan
sebagai alternatif untuk mengatasi keterbatasan lahan untuk parkiran. Oleh
sebab itu, dikarenakan basement tidak dapat digunakan sebagai fasilitas
parkir, maka untuk mengatasi lahan parkir yang terlalu kecil, RSMTP perlu
pengelolaan parkir rumah sakit yang tepat. Lahan yang kecil dapat
106
dimanfaatkan apabila dikelola dengan baik sehingga dapat menampung
kendaraan lebih banyak.
107
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 106 pasien Rawat
Jalan di RSMTP pada Desember 2016 maka simpulan yang didapatkan
adalah:
a. Segmentasi geografis, mayoritas pasien berasal dari daerah yang dekat
dengan lokasi RSMTP yaitu dengan jarak <10 km (77%) dengan waktu
tempuh perjalanan menuju RSMTP <30 menit (57%). Berdasarkan
kecamatan dan kota/kabupaten mayoritas pasien berasal dari
Kecamatan Kebayoran Lama (41%) dan Pesanggrahan (15%), Kota
Jakarta Selatan (80%), sedangkan Kecamatan Kebayoran Baru hanya
sebanyak 10%.
b. Segmentasi demografis, mayoritas pasien berada pada usia produktif
yakni 26-35 tahun (53%), berjenis kelamin perempuan (93%) dan
sudah menikah (94%), memiliki tingkat pendidikan tinggi (54%),
bekerja sebagai ibu rumah tangga (54.7%) dan pegawai swasta (34.9%),
serta status ekonomi menengah keatas dengan pendapatan keluarga
>Rp5.000.000 (52%) dan menggunakan kendaraan pribadi menuju
rumah sakit (74%).
108
c. Segmentasi psikografis, mayoritas pasien memperoleh informasi
mengenai RSMTP yaitu dari teman/keluarga (57%), akan tetapi anjuran
untuk menggunakan pelayanan di RSMTP karena keinginan/inisiatif
sendiri (67%). Mayoritas alasan berobat yaitu karena dokter terkenal
(38%) dan dekat rumah (30%), dan penanggungjawab biaya
pengobatan merupakan secara pribadi (65%), asuransi dan perusahaan
hanya sebanyak 35%, serta cara pembayaran yang diinginkan secara
tunai (69%) dan debit (29%).
d. Segmentasi perilaku, mayoritas pasien merupakan pasien lama (87%)
dan pasien baru hanya sebanyak 13% yang memiliki kunjungan asal
sebagian besar dari RS lain. Berdasarkan tanggapan terhadap tarif
pelayanan, mayoritas pasien menilai bahwa tarif pelayanan sedang
(70%) dan mahal (27%), serta frekuensi kunjungan dalam satu tahun
terakhir >3 kali (61%). Ketersediaan informasi, mayoritas pasien
menyatakan sudah jelas (91%) dan alur pelayanan tidak panjang/rumit
(89%), dan yang menyatakan panjang/rumit sebanyak 11%. Motivasi
melakukan kunjungan kembali, 98% menyatakan akan tetap memilih
RSMTP jika memerlukan pengobatan kembali. Tanggapan terhadap
pelayanan administrasi, dokter, petugas kesehatan, fasilitas dan
pelayanan secara umum di RSMTP hampir seluruhnya menyatakan
sudah baik dengan persentase masing-masing (98%), (100%), (100%),
(96%), (100%). Sedangkan parkir, mayoritas pasien menyatakan sudah
baik (77%) dan menyatakan masih buruk sebanyak 23%.
109
7.2 Saran
Berdasarkan dari pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti
menyarankan:
7.2.1 Bagi Rumah Sakit
a. Menjadikan Kebayoran Baru sebagai target kegiatan pemasaran dengan
mempelajari keunggulan yang dimiliki oleh RS pesaing yang ada di
Kebayoran Baru dan melalui karakteristik pasien baru serta karakteristik
masyarakat di Kebayoran Baru.
b. Mempertahankan dokter unggulan yang dimiliki saat ini dengan
menjadikannya sebagai pelanggan internal rumah sakit yang harus dipenuhi
kebutuhan dan keinginannya dengan menyediakan peralatan medis yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dokter tersebut.
c. Melakukan evaluasi terhadap media sosial yang digunakan dengan
membuat tampilan atau desain yang lebih menarik dengan menggunakan
lebih banyak gambar dan warna daripada tulisan.
d. Melakukan peningkatan mutu pelayanan dengan responsive terhadap setiap
keluhan pelanggan, menunjukkan rasa simpati (kepedulian), dan
menerapkan 3S (Senyum, Sapa dan Salam).
e. Melakukan promosi dengan strategi couponing kepada pasien yang
menginginkan pembayaran secara tunai dan meningkatkan kerjasama
dengan bank yang pada umumnya banyak digunakan oleh pasien yang
menginginkan pembayaran melalui kartu debit.
110
f. Melakukan penyebaran informasi kepada pelanggan mengenai pendaftaran
melalui telepon dan whatsapp agar semua pasien mengetahui dan tidak
perlu antri untuk melakukan pendaftaran rawat jalan.
g. Melakukan peningkatan jumlah kerjasama dengan perusahaan atau asuransi,
khususnya BPJS Kesehatan.
h. Melakukan penambahan lahan parkir atau memanfaatkan lahan yang ada
dengan membuat lahan parkir yang tersedia lebih tertata dan dapat
menampung kendaraan lebih banyak.
7.2.2 Bagi Peneliti Lain
a. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini sampai pada
menetapkan target pasar dengan melakukan wawancara mendalam
terhadap pihak rumah sakit agar target pasar yang ditetapkan sesuai
dengan kemampuan rumah sakit, dan sampai pada penetapan posisi pasar
rumah sakit untuk dapat merumuskan strategi pemasaran yang sesuai
dengan target dan posisi pasar rumah sakit tersebut.
b. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian ini dengan
memperhatikan keunggulan dari rumah sakit pesaing dengan menambah
pertanyaan pada kuesioner penelitian yang berkaitan dengan tanggapan
terhadap pelayanan di rumah sakit pesaing.
xix
DAFTAR PUSTAKA
Andriany, R. (2006). Analisis Segmentasi dan Penetuan Target Pasar Pelanggan
Poliklinik Kebidanan dan Anak RSIA Tambak Tahun 2006. [Tesis]. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. 2016. Infografis Penetrasi dan
Perilaku Pengguna Internet Indonesia Survey Tahun 2016. Diunduh dari
http://isparmo.web.id/2016/11/21/data-statistik-pengguna-internet-
indonesia-2016/
Assauri, S. (2004). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ayuningtyas, Dumilah. 2000. Analisis Segmen,Target dan Posisi Pasar Pada
Pengembangan Poliklinik Jakarta Medical Centre (JMC) Menjadi Rumah
Sakit Tahun 2000. Jurnal Manajemen
Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan. 2016. Kebayoran Baru
Dalam Angka 2016. Jakarta: BPS Kota Administrasi Jakarta Selatan
Fauzia, Rahmania. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keputusan
Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan dan Kebidanan
Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kemang Medical Care Tahun 2014. Skripsi:
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarifhidayatullah Jakarta.
Griffin, R.W., & Ronald, J.E. 2007. Bussines 8th
ed Jilid 1. (Terj. Sita Wardhani).
Eds. Wibi Hardani, Devri Barnadi dan Roy Priyatna Sitepu. Jakarta:
Erlangga
xx
Hartono, Bambang. (2010). Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta:
Rineka Cipta.
Imron, M. (2010). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta: CV. Sagung
Seto.
Kasali, Rhenald. (2007). Membidik Pasar Indoensia Segmentasi, Targeting, dan
Positioning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kasali, Rhenald. 2000. Manajemen Public Relations. Jakarta : PT. Temprint.
Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kotler, Philip. 2002. Marketing Management, 11th Edition, New Jersey: Prentice
Hall
Kotler, P., & Andreasen. 1987. Strategic Marketing For Nonprofit Organizations.
Prentice Hall: INC
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip - Prinsip Pemasaran (Bob Sabran,
Penerjemah., Edisi 12). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kotler, P., & Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran (Bob Sabran,
Penerjemah., Edisi 13). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lapau, Buchari. 2013. Metode Penelitian Kesehatan (Metode Ilmiah Penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi). Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta.
Lemeshow, Stanley & Levy, P.S. 1997. Sampling of Populations Methods and
Applications.
xxi
Lupiyoadi, R., & Hamdani, A. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat
Mangopo, S.D, Kuntjoro, dan Musyirwan, MS. 2006. Strategi Pemasaran dan
Perbaikan Mutu Berdasarkan Analisis Kepuasan Karyawan Instansi yang
Bekerjasama dengan RS Bethesda Yogyakarta.Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan,Volume 08/Nomor 01 Maret/2005. Pusat Manajemen Pelayanan
Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM: Yogyakarta.
Miles, M.B., & Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis. Sage
Publications: United Kingdom London.
Murni, W. (2002). Analsis Pasar Pelanggan Sebagai Dasar Penentuan
Segmentasi,Target dan Posisi Pasar Pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit
Setia Mitra Jakarta . Tesis: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Putri, R.G. 2015. Analisis Segmentasi Pasar Pada Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Ananda Bekasi Tahun 2015. Skripsi: Fakultas Kesehata Masyarakat
Universitas Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI
xxii
Sari, N.D. 2010. Analisis Segmentasi, Target, dan Posisi Pasar Unit Rawat Jalan
RSU Zahirah Tahun 2010. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
Santrock, John W. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup).
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Shinta, A. (2011). Manajemen Pemasaran. Malang: Universitas Brawijaya Press
(UB Press).
Supriyanto & Ernawaty. 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. C.V Andi
Offset: Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2007. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia.
Trisnantoro. 2004. Aspek Strategis dalam Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Yeni Kristiani, A. S. (2015). Hubungan Waiting Time Dengan Kepuasan Pasien
Prioritas 3 Di Instalasi Gawat Darurat Rs Mulya Sawahan Malang. Jurnal
Care, 33-38.
xxii
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
INFORMED CONSENT
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya, Siti Aisyah Nainggolan mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta semester akhir. Saat
ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Segmentasi
Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring
(RSMTP) tahun 2016”. Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam
penyelesaian studi S1 saya. Penelitian ini tentunya juga akan bermanfaat dalam
meningkatkan pelayanan rumah sakit. Saya berharap Bapak/Ibu/Saudara/i bersedia
meluangkan waktu ± 10 menit untuk menjadi responden dan mengisi angket yang
terkait dengan penelitian. Semua informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan
terjamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian saja.
Bahkan nama Bapak/Ibu/saudara/i tidak akan saya berikan kepada siapapun.
Terima kasih Bapak/Ibu/saudara/i atas kesediaan untuk ikut serta dalam penelitian
ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Desember 2016
Peneliti
xxiii
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah diminta
untuk berperan serta dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul
“Gambaran Segmentasi Pasien Rawat Jalan di Rumah sakit Muhammadiyah
Taman Puring Tahun 2016”.
Saya memahami tujuan dan manfaat penelitian ini, saya menyadari bahwa
penelitian ini tidak akan memberikan dampak negatif kepada saya sebagai
responden.
Maka saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini
Jakarta, Desember 2016
Responden
xxiv
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN SEGMENTASI PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH
SAKIT MUHAMMADIYAH TAMAN PURING TAHUN 2016
No. Responden:
KETERANGAN PENGUMPUL DATA
Nama Pengumpul Data :
Tanggal Pengumpul Data :
PETUNJUK PENGISIAN:
- Isilah (....) dengan jawaban yang sesuai menurut pendapat Anda
- Beri tanda check list (√) atau silang (x) pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai
dengan jawaban Anda.
Nama Responden :
Kode Uraian Pertanyaan Jawaban
(Diisi
oleh
Peneliti)
A. Karakteristik Pasien berdasarkan Variabel Geografis:
A01 Wilayah tempat tinggal
Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/kota :
A02 Lama perjalanan yang ditempuh menuju RSMTP:
1. < 30 menit
2. 30-60 menit
3. > 60 menit
A03 Jarak perjalanan yang ditempuh menuju RSMTP:
1. ± 0-5 km
xxv
2. ± 6-10 km
3. ± 11-15 km
4. > 15 km
B. Karakteristik Pasien berdasarkan Variabel Demografis:
B01 Usia Anda saat ini : ............................
B02 Jenis Kelamin:
1. Laki-laki
2. Perempuan
B03 Status pernikahan:
1. Belum menikah
2. Menikah
3. Duda/Janda
B04 Pendidikan terkahir:
1. Tidak sekolah
2. SD/Sederajat
3. SMP/Sederajat
4. SMA/Sederajat
5. Akademi/Diploma
6. Perguruan Tinggi (S1-S3)
B05 Pekerjaan saat ini:
1. PNS
2. Wiraswasta
3. Pegawai swasta
4. Guru
5. Ibu Rumah Tangga
6. Pensiunan
7. Lainnya, sebutkan..........................
B06 Pendapatan/penghasilan tetap anda (suami & istri) perbulan:
1. <Rp2.500.000
2. Rp2.500.000 - RP5.000.000
3. Rp6.000.000 – Rp10.000.000
4. >Rp10.000.000
B07 Pengeluaran biaya kesehat an perbulan:
1. <Rp500.000
2. Rp500.000 – Rp1.000.000
3. >Rp1.000.000
C. Karakteristik Pasien berdasarkan Variabel Psikografis:
C01 Poli yang saat ini anda kunjungi:
1. Poli Kebidanan
2. Poli Anak
3. Poli Penyakit Dalam
4. Poli Gigi & mulut
xxvi
5. Poli Umum
6. Poli lainnya, sebutkan..............
C02 Dari mana Anda mendapatkan informasi mengenai RS ini? (jawaban boleh >1)
1. Brosur/Spanduk RS
2. Teman/Keluarga
3. Rujukan dokter/bidan
4. Perusahaan/Asuransi
5. Website RS
6. Lain-lain (sebutkan) .........................................
C03 Siapa yang menganjurkan Anda untuk menggunakan pelayanan kesehatan di
RSMTP? (jawaban boleh >1)
1. Keinginan/inisiatif sendiri
2. Keluarga/teman
3. Dianjurkan dokter
4. Lainnya (sebutkan)...............................
C04 Alasan memilih berobat ke RSMTP: (jawaban boleh >1)
1. Dekat rumah
2. Tarif terjangkau
3. Dokter terkenal
4. Perawat terampil
5. Fasilitas lengkap
6. Diharuskan oleh Asuransi/Jaminan Perusahaan
7. Lain-lain (sebutkan).......................................
C05 Siapa yang bertangggungjawab atas biaya pengobatan:
1. Pribadi
2. Asuransi
3. Perusahaan
C06 Cara pembayaran yang Anda inginkan:
1. Tunai
2. Kartu kredit
3. Kartu debit
D. Karakteristik Pasien berdasarkan Variabel Perilaku:
D01 Apakah ini kunjungan pertama anda ke pelayanan rawat jalan di RSMTP?
1. Ya
2. Tidak (lanjut ke pertanyaan No.C03)
D02 Jika ini kunjungan pertama anda, kemana sebelumnya anda berobat?
1. Dr. Praktek perorangan
2. Klinik umum 24
3. Puskesmas
4. Rumah sakit lain, sebutkan.............................
D03 Tanggapan terhadap tarif di Poliklinik RSMTP dibandingkan dengan pelayanan
yang didapatkan?
1. Mahal
2. Sedang
xxvii
3. Murah
D04 Frekuensi kunjungan Anda ke RSMTP dalam satu tahun terakhir:
1. 1 kali
2. 1-3 kali
3. > 3 kali
D05 Apakah Anda merasa kebingungan dengan alur pelayanan di poliklinik RSMTP?
1. Ya, (alasan...................................................................................)
2. Tidak
D06 Apakah Anda merasa alur pelayanan di poliklinik RSMTP panjang dan/atau
rumit?
1. Ya
2. Tidak
D07 Jika perlu berobat kembali, apakah Anda tetap memilih RSMTP?
1. Ya, (Lanjut ke pertanyaan no. D09)
2. Tidak, (Lanjut kepertanyaan no.D08)
D08 Alasan memilih tidak kembali ke RSMTP?
1. Lokasi jauh
2. Pelayanan kurang memuaskan
3. Tarif pengobatan mahal
4. Fasilitas tidak memadai
5. Lainnya, sebutkan.......................................................
No Uraian pertanyaan Sangat
Buruk
Buruk Baik Sangat
Baik
1 2 3 4
D09 Pelayanan petugas pendaftaran 1 2 3 4
D010 Pelayanan dokter (cara memeriksa, pengobatan, dan
komunikasi)
1 2 3 4
D011 Pelayanan petugas kesehatan (keramahan,
keterampilan dan kepedulian)
1 2 3 4
D12 Kelengkapan peralatan/fasilitas 1 2 3 4
D13 Kemudahan parkir 1 2 3 4
D14 Pelayanan secara umum (kebersihan, keamanan,dll) 1 2 3 4
Tuliskan fasilitas atau layanan kesehatan lain yang Anda inginkan dari RSMTP...........
..............................................................................................................................................
.........
xxviii
Saran Anda untuk meningkatkan pelayanan poliklinik RSMTP
...........................................
..............................................................................................................................................
.........
TERIMA KASIH
xxix
Lampiran 2 Output
LAMPIRAN UJI SPSS
A. Segmentasi Geografis
Kecamatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bogor Utara 1 .9 .9 .9
Cakung 1 .9 .9 1.9
Cilandak 7 6.6 6.6 8.5
Ciledug 5 4.7 4.7 13.2
Ciputat 1 .9 .9 14.2
Kebayoran Baru 11 10.4 10.4 24.5
Kebayoran Lama 44 41.5 41.5 66.0
Kebun Jeruk 4 3.8 3.8 69.8
Kembangan 1 .9 .9 70.8
Larangan 2 1.9 1.9 72.6
Mampang Prapatan 3 2.8 2.8 75.5
Pamulang 3 2.8 2.8 78.3
Pancoran 3 2.8 2.8 81.1
Pasar Minggu 1 .9 .9 82.1
Pesanggrahan 16 15.1 15.1 97.2
Pondok Aren 2 1.9 1.9 99.1
Tanah Abang 1 .9 .9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Kecamatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Bogor Utara 1 7.1 7.1 7.1
Cakung 1 7.1 7.1 14.3
Ciputat 1 7.1 7.1 21.4
Kebayoran Baru 2 14.3 14.3 35.7
Kebayoran Lama 4 28.6 28.6 64.3
Kebun Jeruk 2 14.3 14.3 78.6
Pancoran 1 7.1 7.1 85.7
Pesanggrahan 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
xxx
Kabupaten/Kota
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bogor 1 .9 .9 .9
Jakarta Barat 5 4.7 4.7 5.7
Jakarta Pusat 1 .9 .9 6.6
Jakarta Selatan 84 79.2 79.2 85.8
Jakarta Timur 1 .9 .9 86.8
Jakarta Utara 1 .9 .9 87.7
Tangerang 7 6.6 6.6 94.3
Tangerang Selatan 6 5.7 5.7 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Kabupaten/Kota
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Bogor Utara 1 7.1 7.1 7.1
Cakung 1 7.1 7.1 14.3
Ciputat 1 7.1 7.1 21.4
Kebayoran Baru 2 14.3 14.3 35.7
Kebayoran Lama 4 28.6 28.6 64.3
Kebun Jeruk 2 14.3 14.3 78.6
Pancoran 1 7.1 7.1 85.7
Pesanggrahan 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Lama Perjalanan_(Menit)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid >30 menit 61 57.5 57.5 57.5
30-60 menit 40 37.7 37.7 95.3
<60 menit 5 4.7 4.7 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Lama Perjalanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid >30 menit 7 50.0 50.0 50.0
30-60 menit 5 35.7 35.7 85.7
xxxi
<60 menit 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Jarak Perjalanan_(Km)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid ± 0-5 km 43 40.6 40.6 40.6
± 5-10 km 39 36.8 36.8 77.4
± 10-15 km 22 20.8 20.8 98.1
> 15 km 2 1.9 1.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Jarak Perjalanan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ± 0-5 km 6 42.9 42.9 42.9
± 5-10 km 4 28.6 28.6 71.4
± 10-15 km 3 21.4 21.4 92.9
> 15 km 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
B. Segmentasi Demografis
Pasien Baru_Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 20 1 7.1 7.1 7.1
24 1 7.1 7.1 14.3
26 1 7.1 7.1 21.4
27 1 7.1 7.1 28.6
28 1 7.1 7.1 35.7
29 1 7.1 7.1 42.9
30 1 7.1 7.1 50.0
33 1 7.1 7.1 57.1
35 2 14.3 14.3 71.4
37 1 7.1 7.1 78.6
38 1 7.1 7.1 85.7
41 1 7.1 7.1 92.9
47 1 7.1 7.1 100.0
xxxii
Pasien Baru_Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 20 1 7.1 7.1 7.1
24 1 7.1 7.1 14.3
26 1 7.1 7.1 21.4
27 1 7.1 7.1 28.6
28 1 7.1 7.1 35.7
29 1 7.1 7.1 42.9
30 1 7.1 7.1 50.0
33 1 7.1 7.1 57.1
35 2 14.3 14.3 71.4
37 1 7.1 7.1 78.6
38 1 7.1 7.1 85.7
41 1 7.1 7.1 92.9
47 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Jenis_Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 7 6.6 6.6 6.6
Perempuan 99 93.4 93.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki-laki 1 7.1 7.1 7.1
Perempuan 13 92.9 92.9 100.0
Total 14 100.0 100.0
Status_Pernikahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Belum menikah 4 3.8 3.8 3.8
Menikah 100 94.3 94.3 98.1
Duda/Janda 2 1.9 1.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Status Pernikahan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
xxxiii
Pasien Baru_Status Pernikahan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Menikah 14 100.0 100.0 100.0
Pendidikan_Terakhir
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SD/Sederajat 6 5.7 5.7 5.7
SMP/Sederajat 3 2.8 2.8 8.5
SMA/Sederajat 40 37.7 37.7 46.2
Akademi/Diploma 17 16.0 16.0 62.3
Perguruan Tinggi (S1-S3) 40 37.7 37.7 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien baru_Pendidikan
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid SMA/Sederajat 2 14.3 14.3 14.3
Akademi/Dipola 5 35.7 35.7 50.0
Perguruan Tinggi (S1-S3) 7 50.0 50.0 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS 5 4.7 4.7 4.7
Wiraswasta 5 4.7 4.7 9.4
Pegawai swasta 37 34.9 34.9 44.3
Ibu Rumah Tangga 58 54.7 54.7 99.1
Pensiunan 1 .9 .9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid PNS 1 7.1 7.1 7.1
Pegawai Swasta 4 28.6 28.6 35.7
Ibu Rumah Tangga 9 64.3 64.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
xxxiv
Pendapatan/Penghasilan (Per Bulan)
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <Rp2.500.000 9 8.5 8.5 8.5
Rp2.500.000 - RP5.000.000 42 39.6 39.6 48.1
Rp5.000.000 – Rp10.000.000 40 37.7 37.7 85.8
>Rp10.000.000 15 14.2 14.2 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Pendapatan/Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <Rp2.500.000 2 14.3 14.3 14.3
Rp2.500.000 - RP5.000.000 8 57.1 57.1 71.4
Rp5.000.000 – Rp10.000.000 4 28.6 28.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pengeluaran Biaya Kesehatan/Bulan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <Rp500.000 35 33.0 33.0 33.0
Rp500.000 – Rp1.000.000 54 50.9 50.9 84.0
>Rp1.000.000 17 16.0 16.0 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Pengeluaran Biaya Kesehatan/Bulan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <Rp500.000 2 14.3 14.3 14.3
Rp500.000 – Rp1.000.000 8 57.1 57.1 71.4
>Rp1.000.000 4 28.6 28.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
Cara_Tempuh
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Kendaraan Pribadi 78 73.6 73.6 73.6
Kendaraan Umum 28 26.4 26.4 100.0
xxxv
Cara_Tempuh
Frequency Percent
Valid
Percent Cumulative Percent
Valid Kendaraan Pribadi 78 73.6 73.6 73.6
Kendaraan Umum 28 26.4 26.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Cara Tempuh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kendaraan Pribadi 7 50.0 50.0 50.0
Kendaraan Umum 7 50.0 50.0 100.0
Total 14 100.0 100.0
C. Segmentasi Psikografis
Status Pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pasien Baru 14 13.2 13.2 13.2
Pasien Lama 92 86.8 86.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
Asal Berobat_dr.Praktek Perseorangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 104 98.1 98.1 98.1
Ya 2 1.9 1.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Asal Berobat_Klinik Umum 24 Jam
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 104 98.1 98.1 98.1
Ya 2 1.9 1.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Asal Berobat_Puskesmas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 104 98.1 98.1 98.1
xxxvi
Ya 2 1.9 1.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Asal Berobat_Nama Rs lain
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 98 92.5 92.5 92.5
Bidan 1 .9 .9 93.4
RS di Bogor 1 .9 .9 94.3
RS Haji 1 .9 .9 95.3
RS Permata Hijau 1 .9 .9 96.2
RS Premier Bintaro 1 .9 .9 97.2
RS Sari Asih 1 .9 .9 98.1
RS. Gandaria 1 .9 .9 99.1
RSPP 1 .9 .9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Asal Kunjungan Dokter Praktek Perseorangan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 12 85.7 85.7 85.7
Ya 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Asal Kunjungan Klinik Umum 24
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 12 85.7 85.7 85.7
Ya 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Asal Kunjungan Puskesmas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 12 85.7 85.7 85.7
Ya 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Asal Kunjungan RS lain
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 6 42.9 42.9 42.9
xxxvii
Bidan 1 7.1 7.1 50.0
RS di Bogor 1 7.1 7.1 57.1
RS Haji 1 7.1 7.1 64.3
RS Permata Hijau 1 7.1 7.1 71.4
RS Premier Bintaro 1 7.1 7.1 78.6
RS Sari Asih 1 7.1 7.1 85.7
RS. Gandaria 1 7.1 7.1 92.9
RSPP 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Poli Kebidanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 74 69.8 69.8 69.8
Ya 32 30.2 30.2 100.0
Total 106 100.0 100.0
Poli Anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Tidak 63 59.4 59.4 59.4
Ya 43 40.6 40.6 100.0
Total 106 100.0 100.0
Poli Gigi dan Mulut
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 98 92.5 92.5 92.5
Ya 8 7.5 7.5 100.0
Total 106 100.0 100.0
Poli Umum
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 103 97.2 97.2 97.2
Ya 3 2.8 2.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
Poli Lainnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 79 74.5 74.5 74.5
Gizi 1 .9 .9 75.5
Kulit 6 5.7 5.7 81.1
xxxviii
Laboratorium 2 1.9 1.9 83.0
Mata 2 1.9 1.9 84.9
Orthopedi 1 .9 .9 85.8
Penyakit Dalam 10 9.4 9.4 95.3
Syaraf 1 .9 .9 96.2
THT 4 3.8 3.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Poli Kandungan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 6 42.9 42.9 42.9
Ya 8 57.1 57.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Poli Anak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 11 78.6 78.6 78.6
Ya 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Poli Embrio
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 14 100.0 100.0 100.0
Pasien Baru_Poli Gigi&Mulut
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 14 100.0 100.0 100.0
Pasien Baru_Poli Umum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 14 100.0 100.0 100.0
Pasien Baru_Poli Lainnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 12 78.6 78.6 85.7
Laboratorium 1 7.1 7.1 92.8
Mata 1 7.1 7.1 100.0
xxxix
Total 14 100.0 100.0
Sumber Informasi_Brosur/Spanduk RS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 97 91.5 91.5 91.5
Ya 9 8.5 8.5 100.0
Total 106 100.0 100.0
Sumber Informasi_Teman/Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 40 37.7 37.7 37.7
Ya 66 62.3 62.3 100.0
Total 106 100.0 100.0
Sumber Informasi_Rujukan dokter/Bidan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 94 88.7 88.7 88.7
Ya 12 11.3 11.3 100.0
Total 106 100.0 100.0
Sumber Informasi_Perusahaan/Asuransi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 99 93.4 93.4 93.4
Ya 7 6.6 6.6 100.0
Total 106 100.0 100.0
Sumber Informasi_Website RS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 103 97.2 97.2 97.2
Ya 3 2.8 2.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
Sumber Informasi_Lainnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 87 82.1 82.1 82.1
dekat dari rumah 1 .9 .9 83.0
dekat dengan rumah 1 .9 .9 84.0
dekat rumah 1 .9 .9 84.9
xl
Facebook 1 .9 .9 85.8
Puskesmas 1 .9 .9 86.8
tahu sendiri 5 4.7 4.7 91.5
Tahu sendiri 6 5.7 5.7 97.2
Tahu Sendiri 3 2.8 2.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Sumber Informasi Brosur/Spanduk RS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 13 92.9 92.9 92.9
Ya 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Sumber Informasi Teman/Keluarga
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 9 64.3 64.3 64.3
Ya 5 35.7 35.7 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Sumber Informasi Rujukan Bidan/Dokter
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 10 71.4 71.4 71.4
Ya 4 28.6 28.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Sumber Informasi Perusahaan/Asuransi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 13 92.9 92.9 92.9
Ya 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Sumber Informasi Website RS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 12 85.7 85.7 85.7
5 2 14.3 14.3 100.0
xli
Pasien Baru_Sumber Informasi Website RS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 12 85.7 85.7 85.7
5 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Sumber Informasi Lainnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 12 85.7 85.7 85.7
Tahu sendiri 2 14.2 14.2 100.0
Total 14 100.0 100.0
Anjuran_Keinginan/Inisiatif Sendiri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 28 26.4 26.4 26.4
Ya 78 73.6 73.6 100.0
Total 106 100.0 100.0
Anjuran_Keluarga/Teman
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 80 75.5 75.5 75.5
Ya 26 24.5 24.5 100.0
Total 106 100.0 100.0
Anjuran_Dianjurkan Dokter
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 97 91.5 91.5 91.5
Ya 9 8.4 8.4 99.1
100.0
Total 106 100.0 100.0
Anjuran_Lainnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 104 98.1 98.1 98.1
Asuransi perusahaan 1 .9 .9 99.1
Rujukan Bidan 1 .9 .9 100.0
Total 106 100.0 100.0
xlii
Pasien Baru_Anjuran Inisiatif/keinginan Sendiri
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 5 35.7 35.7 35.7
Ya 9 64.3 64.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Anjuran Keluarga/Teman
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 12 85.7 85.7 85.7
Ya 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Anjuran Dianjurkan dokter
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 10 71.4 71.4 71.4
Ya 4 28.6 28.6 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Anjuran Lainnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 14 100.0 100.0 100.0
Alasan_Dekat Rumah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 60 56.6 57.1 57.1
Ya 46 43.4 43.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
Alasan_Tarif Terjangkau
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 102 96.2 96.2 96.2
Ya 4 3.8 3.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
Alasan_Dokter Terkenal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
xliii
Valid Tidak 50 47.2 47.2 47.2
Ya 56 52.8 52.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
Alasan_Perawat Terampil
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 105 99.1 99.1 99.1
Ya 1 .9 .9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Alasan_Fasilitas Lengkap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 89 84.0 84.0 84.0
Ya 17 16.0 16.0 100.0
Total 106 100.0 100.0
Alasan_Diharuskan oleh Perusahaan/Asuransi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 96 90.6 90.6 90.6
Ya 10 9.4 9.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
Alasan_Lainnya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 89 84.0 84.0 84.0
ada dokter kandungan perempuan
1 .9 .9 84.9
Bagus 1 .9 .9 85.8
cocok 5 4.7 4.7 90.6
cocok dengan dokter 1 .9 .9 91.5
dianjurkan bidan 1 .9 .9 92.5
dokter baik 1 .9 .9 93.4
lebih nyaman 1 .9 .9 94.3
obatnya cocok 1 .9 .9 95.3
Pelayanan cepat 1 .9 .9 96.2
pelayanan memuaskan 1 .9 .9 97.2
pengen mencoba 1 .9 .9 98.1
semua anak 1 dokter saja 1 .9 .9 99.1
sudah biasa 1 .9 .9 100.0
Total 106 100.0 100.0
xliv
Pasien Baru_Alasan Berobat Dekat Rumah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 9 64.3 64.3 64.3
Ya 5 35.7 35.7 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Alasan Berobat Tarif Terjangkau
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 14 100.0 100.0 100.0
Pasien Baru_Alasan Berobat Dokter Terkenal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 7 50.0 50.0 50.0
Ya 7 50.0 50.0 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Alasan Berobat Perawat Terampil
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 14 100.0 100.0 100.0
Pasien Baru_Alasan Berobat Fasilitas Lengkap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 11 78.6 78.6 78.6
Ya 3 21.4 21.4 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Alasan Berobat Diharuskan Oleh Asuransi/Perusahaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 13 92.9 92.9 92.9
Ya 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Pasien Baru_Alasan Berobat Lainnya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 12 85.7 85.7 85.7
dianjurkan bidan 1 7.1 7.1 92.9
pengen mencoba 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Penanggungjawab Biaya
xlv
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pribadi 69 65.1 65.1 65.1
Asuransi 30 28.3 28.3 93.4
Perusahaan 7 6.6 6.6 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Penanggungjawab Biaya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pribadi 11 78.6 78.6 78.6
Asuransi 2 14.3 14.3 92.9
Perusahaan 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Cara Pembayaran
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tunai 66 62.3 62.3 62.3
Kartu kredit 3 2.8 2.8 65.1
Kartu debit 37 34.9 34.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Cara Pembayaran
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tunai 3 21.4 21.4 21.4
Kartu kredit 10 71.4 71.4 92.9
Kartu debit 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
D. Segmentasi Perilaku
Tanggapan Tarif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Mahal 28 26.4 26.4 26.4
Sedang 76 71.7 71.7 98.1
Murah 2 1.9 1.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Tanggapan Tarif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Mahal 3 21.4 21.4 21.4
xlvi
Sedang 2 14.3 14.3 35.7
Murah 9 64.3 64.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Frekuensi Kunjungan (1 Tahun Terakhir)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 kali 17 16.0 16.0 16.0
1-3 kali 24 22.6 22.6 38.7
> 3 kali 65 61.3 61.3 100.0
Total 106 100.0 100.0
Tanggapan Terhadap Ketersediaan Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Jelas 10 9.4 9.4 9.4
Jelas 96 90.6 90.6 100.0
Total 106 100.0 100.0
Alasan Informasi Tidak Jelas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 96 90.6 90.6 90.6
arahnya tidak jelas 1 .9 .9 91.5
awal-awal 1 .9 .9 92.5
belum terbiasa 1 .9 .9 93.4
karena pertama jadi bingung 1 .9 .9 94.3
karena pertama, petunjuk
kurang jelas 1 .9 .9 95.3
petunjuk tidak jelas dan kecil 1 .9 .9 96.2
Ribet 1 .9 .9 97.2
rumah sakitnya besar 1 .9 .9 98.1
tempatnya tidak jelas 1 .9 .9 99.1
tidak jelas tempat-tempatnya 1 .9 .9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Tanggapan Terhadap Ketersediaan Informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak Jelas 4 28.6 28.6 28.6
Jelas 10 71.4 71.4 100.0
Total 14 100.0 100.0
xlvii
Pasien Baru_alasan Tidak jelas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 10 71.4 71.4 71.4
arahnya tidak jelas 1 7.1 7.1 78.6
karena pertama jadi bingung 1 7.1 7.1 85.7
rumah sakitnya besar 1 7.1 7.1 92.9
tidak jelas tempat-tempatnya 1 7.1 7.1 100.0
Total 14 100.0 100.0
Tanggapan Terhadap Alur Pelayanan_Panjang/Rumit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 12 11.3 11.3 11.3
Ya 94 88.7 88.7 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Tanggapan Terhadap Alur Pelayanan_Panjang/Rumit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 2 14.3 14.3 14.3
Ya 12 85.7 85.7 100.0
Total 14 100.0 100.0
Kunjungan_Berikutnya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 104 98.1 98.1 98.1
tidak 2 1.9 1.9 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pasien Baru_Kunjungan Berikutnya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Ya 12 85.7 85.7 85.7
Tidak 2 14.3 14.3 100.0
Total 14 100.0 100.0
Tanggapan Pelayanan_Petugas Administrasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 2 1.9 1.9 1.9
Baik 94 88.7 88.7 90.6
xlviii
Sangat Baik 10 9.4 9.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
Tanggapan Pelayanan Dokter
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 84 79.2 79.2 79.2
Sangat Baik 22 20.8 20.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
Tanggapan Pelayanan_Petugas Kesehatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 98 92.5 92.5 92.5
Sangat Baik 8 7.5 7.5 100.0
Total 106 100.0 100.0
Tanggapan_Kelengkapan Fasilitas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 4 3.8 3.8 3.8
Baik 96 90.6 90.6 94.3
Sangat Baik 6 5.7 5.7 100.0
Total 106 100.0 100.0
Tanggapan_Kemudahan Parkir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 24 22.6 22.6 22.6
Baik 79 74.5 74.5 97.2
Sangat Baik 3 2.8 2.8 100.0
Total 106 100.0 100.0
Tanggapan_Pelayanan Secara Umum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Baik 100 94.3 94.3 94.3
Sangat Baik 6 5.7 5.7 100.0
Total 106 100.0 100.0