5
Gangguan Disosiatif Gangguan disosiatif terkadang sulit dibedakan dengan gangguan amnestic. Namun, pasien dengan gangguan disosiatif lebih cenderung kehilangan orientasi terhadap dirinya dan memiliki hendaya memori yang lebih selektif dibandingkan pasien dengan gangguan amnestic. Sebagai contoh, pasien dengan gangguan disosiatif tidak tahu nama atau alamat rumahnya namun masih mmapu mempelajari informasi baru dan mengingat memori tertentu di masa lalu. Gangguan disosiatif juga sering disebabkan oleh peristiwa hidup yang mengakibatkan stress emosionalyang melibatkan uang, system hokum atau hubungan yang bermasalah. Gangguan Buatan Pasien dengan gangguan buatan yang meniru gangguan amnestic sering menunjukan hasil yang tidak konsisten pada uji memori dan tidak memiliki bukti kausa yang dapat diidentifikasi. Temuan tersebut, disertai bukti adanya manfaat primer atau sekunder untuk pasien dan mengarah ke gangguan buatan. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS Kausa spesifik gangguan amnestic mennetukan perjalanan penyakit dan prognosis bagi seorang pasien. Awitan dapat mendadak atau berangsur-angsur, gejala dapat bersifatsementara atau permanen, dan hasil dapat berupa tidak ada perbaikan bahkan sembuh sempurna. Gangguan amnestic sementara dengan penyembuhan sempurna terjadi pada epilepsy lobus temporalis, ECT, konsumsi obat seperti golongan benzodiazepine dan barbiturate, dan resusitasi henti jantung. Sindrom amnestic permanen terjadi pada trauma kepala, keracunan karbon monoksida, infark serebri, perdarahan subarachnoid, dan ensefalitis herpes simpleks. TERAPI

Gangguan Disosiatif 719

  • Upload
    sely

  • View
    218

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ggggg

Citation preview

Page 1: Gangguan Disosiatif 719

Gangguan Disosiatif

Gangguan disosiatif terkadang sulit dibedakan dengan gangguan amnestic. Namun, pasien dengan gangguan disosiatif lebih cenderung kehilangan orientasi terhadap dirinya dan memiliki hendaya memori yang lebih selektif dibandingkan pasien dengan gangguan amnestic. Sebagai contoh, pasien dengan gangguan disosiatif tidak tahu nama atau alamat rumahnya namun masih mmapu mempelajari informasi baru dan mengingat memori tertentu di masa lalu. Gangguan disosiatif juga sering disebabkan oleh peristiwa hidup yang mengakibatkan stress emosionalyang melibatkan uang, system hokum atau hubungan yang bermasalah.

Gangguan Buatan

Pasien dengan gangguan buatan yang meniru gangguan amnestic sering menunjukan hasil yang tidak konsisten pada uji memori dan tidak memiliki bukti kausa yang dapat diidentifikasi. Temuan tersebut, disertai bukti adanya manfaat primer atau sekunder untuk pasien dan mengarah ke gangguan buatan.

PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Kausa spesifik gangguan amnestic mennetukan perjalanan penyakit dan prognosis bagi seorang pasien. Awitan dapat mendadak atau berangsur-angsur, gejala dapat bersifatsementara atau permanen, dan hasil dapat berupa tidak ada perbaikan bahkan sembuh sempurna. Gangguan amnestic sementara dengan penyembuhan sempurna terjadi pada epilepsy lobus temporalis, ECT, konsumsi obat seperti golongan benzodiazepine dan barbiturate, dan resusitasi henti jantung. Sindrom amnestic permanen terjadi pada trauma kepala, keracunan karbon monoksida, infark serebri, perdarahan subarachnoid, dan ensefalitis herpes simpleks.

TERAPI

Pendekatan primer pengobatan gangguan amnestic dengan mengatasi kausa yang mendasari. Upaya suportif mengenai tanggal, waktu, tempat dapat mengurangi ansietas pasien. Setelah resolusi amnestic psikoterapi jenis tertentu ( kognitif, psikodinamik, suportif) dapat membantu pasien menyatukanpengalaman amnestic dalam kehidupan mereka.

Psikoterapi

Intervensi psikodinamik mumgkin memberikan nilai yang besar untuk gangguan amnestic. Fase pertama penyembuhan, pasien tidak mampu memproses apa yang terjadi karena pertahanan ego. Klinisi harus memberikan suportif kepada pasien mengenai apa yang terjadi dan fungsi ego yang hilang. Pada fase kedua penyembuhan, pasien mungkin akan marah dan merasa menjadi korban akan suatu takdir. pasien mungkin akan melakukan pengerusakan. Saat ini klinisi tidakboleh memberikan hukuman atau balasan. Klinisi dapat membangun dengan pasien secara perlahan

Page 2: Gangguan Disosiatif 719

tentang apa yangterjadi secara internal. Fase ketiga adalah integratif,pasien menerima apayang terjadi, klinisi dapat menghubungkan pengalaman pasien saat ini dan di masa lampau.

Kebanyakan pasien dengan gangguan amnestic menyangkal adanya kerusakan otak. Klinisi harus respek dan berempati mengenai yang terjadi dengan pasien. Konfrontasi dapat menghancurkan terapi karena pasien merasa diserang. Ketika pasien sadar penuh pasien diharpkan dapat memaafkan dan menerima dirinya sehingga ia dapat menjalankan hidupnya kembali.

21.5 neurokognitif dan gangguan lainnya akibat kondisi medis umum

Ilmuan menemukan penyakit mental dikarenakan adanya anomaly seperti tumor otak, kelianan neurotransmitter, atau karena lingkungan. Diagnose banding untuk sindroma mental meliputi adanya kondisi medis umum, zat.

Gangguan mental karena kondisi medis umum dapat memberikan gangguan kognitif, gangguan mood, gangguan tidur, cemas dan psikotik. Pada sesi ini neurokognitif karena kondisi medis umum seperti epilepsy, penyakit autoimun dan AIDS.

GANGGUAN SPESIFIK

Epilepsi

Epilepsi adalah penyakit neurologi kronik yang paling umum pada populasi umum dan memberikan kontribusi 1% di Amerika Serikat. Untuk psikiatris hal yang utama adalah mendiagnosa epilepsy pada pasien psikiatri, percabangan psikososial diagnosis epilepsy pada pasien psikiatri, efek psikologikal dan kognitif akibat penggunaan antikonvulsan. 30-50% pasien epilepsy mengalami kesulitan psikiatri pada suatu waktu selama perjalanan penyakit. Gejala perilaku paling sering pada epilepsy adalah memiliki perubahan kepribadian, psikosis dan kekerasan lebih jarang terjadi.

Definisi

Pasien dikatakan epilepsy jika memiliki riwayat kejang yang rekuren. Gejala iktal merupakan kejang itu sendiri. Sedangkan non ictal meliputi preiktal, postictal dan interictal.

Table 21.5-1

Klasifikasi Internasional kejang epilepsy

1. Kejang partial/sebagian localA. Kejang partial/sebagian tanpa gangguan kesadaran

1. Dengan gejala motoric2. Dengan gejala sensorik3. Gejala autonomy4. Compound forms

Page 3: Gangguan Disosiatif 719

B. Kejang partial/sebagian dengan gangguan kesadaran, lobus temporal, kejang psikomotor1. Dengan gangguan kesadaran2. Dengan gejala kognitif3. Dengan gejala afektif4. Dengan gejala psikosensori5. Automatisasi 6. Compound forms

C. Kejang partial kompleks

II. Kejang umum ( bilateral/simetris dan tanpa onset local)

A. AbsensB. MioklonusC. Spasme infantileD. Kejang klonikE. Kejang tonikF. Kejang tonik-klonikG. Kejang atonikH. Kejang akinetik

III. Kejang Unilateral

IV. Kejang yang tidak terklasifikasi

Klasifikasi

Kejang dibagi menjadi dua kategori utama yaitu kejang parsial dan kejang umum. Kejang parsial melibatkan regio otak secara local.

Kejang umum

Kejang tonik klonik memberikan gejala klasik seperti kehilangan kesadaran, gerakan tonik klonik pada tungkai, lidah, dan inkontinensia. Periode penyembuhan berangsur beberapa menit sampai beberapa jam. Masalah utama psikiatrik yang berhubungan dengan kejang umum adalah membantu pasien dalam gejala kognitif maupun perilaku akibat penggunaan antikonvulsan.

Kejang absens (petitmal)

Epilepsy petitmal biasanya mulai terjadi pada anak usia sekolah antara 5 dan 7 tahun.

Kejang partial

Kejang partial dibagi menjadi kejang partial simple (tanpa gangguan kesadran) dan kompleks ( dengan gangguan kesadaran). Lebih dari setengah pasien memiliki kejang partial kompleks. Terminology lain mengatakan bahwa kejang kompleks adalah kejang lobus temporal, kejang psikomotor dan epilepsy limbik. Epilepsy partial kompleks merupakan yang paling sering terjadi pada dewasa. 30% pasien dengan epilepsy partial kompleks memiliki penyakit mental seperti depresi.

Page 4: Gangguan Disosiatif 719

Gejala

Gejala Praiktal

Kejadian praiktal (aura) pada epilepsy parsial kompleks mencangkup sensasi otonom ( perut kembung, pipi memerah, perubahan nafas), sensasi kognitif ( déjà vu,jamais vu, pikiran yang dibuat-buat, keadaan seperti bermimpi), keadaan afektif ( takut, panic, depresi, dan elasi) dan yang klasik otomatisme (menampar bibir, menggosok-gosok, mengunyah)

Gejala iktal

Perilaku singkat, kacau dan disinhibisi menandai kejadian iktal. Gejala kognitif meliputi amnesia selama serangan dan delirium setelah serangan. Pada epilepsy parsial kompleks focus epilepsy ditemukan 25-50% pada EEG. EEG normal dapat ditemukan pada pasien epilepsy parsial kompleks.

Gejala interiktal

Gangguan kepribadian

Merupakan abnormalitas yang paling sering ditemukan. Dan cenderung pada pasien epilepsy lobus temporal. Gambaran tersering dapat sangat religious, emosi yang meninggi yang disebut viskositas kepribadian dan perubahan perilaku seksual. Sindrom dalam bentuk kompleks relative jarang.

Gambaran sangat religious tidak selalu bermanifestasi dalam peningkatan kegiatan keagamaan namun juga seperti isu moral dan etika. Preokupasi benar dan salah, peningkatan keagamaan seperti gambaran gejala prodromal pada skizofrenia.