Upload
mei-arum-sari
View
312
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fisika dasar
Citation preview
I. GAYA DAN DAYA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang menuju
negara maju, baik dalam bidang industri mauapun pertanian. Hal ini tak lain karena
perkembangan teknologi dan industri global, kian lama kian menunjukan
kemajuannya. Agar tidak menjadi tertinggal dalam hal mencapai tujuannya mejadi
negara maju dalam industri, khususnya industri pertanian, banyak dilakukan
pembangunan dan perbaikan sarana fisik. Dalam mencapai pembangunan ini, fisika
mempunyai peranan yang cukup penting. Karena untuk merealisasikannya
dibutuhkan pertimbangan dan perhitungan yang matang. Disini, gaya dan daya
yang merupakan bagian dari fisika juga berperan penting. Utuk melakukan
pembangunan dan operasi alat-alat industri pertanian, gaya dan daya perlu
dipertimbangkan. Sehingga hasil yang didapat dalam proses industri akan sesuai
dengan yang diinginkan.
Gaya merupakan besaran vektor dengan pengertian yaitu usaha yang
dilakukan suatu benda untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Gaya berlaku apabila suatu benda memiliki massa dan percepatan. Semua benda
yang bergerak akan memperoleh hambatan yang berupa udara yang
mengelilinginya atau dari roda yang mendapatkan gaya gesek dari bidang
landasannya. Untuk melakukan gerak diperlukan daya. Daya mempunyai
pengertian kumpulan usaha yang dilakukan per satuan waktu (detik). Secara
definitif dapat dikatakan bahwa daya rata-rata adalah resultan gaya yang bekerja
sejauh jarak tertentuselam waktu yang dibutuhkan.
Dalam bidang pertanian, gaya dan daya sangat diperlukan, misalnya pada
alat transportasi, dibutuhkan gaya dan akan terjadi gaya gesek antara roda dengan
permukaan jalan. Pada proses pembajakan sawah, gaya yang terjadi yaitu gaya
gesek dengan lumpur, juga dalam proses pengoprasian alat-alat industri pertanian
nantinya.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara I, Gaya dan Daya ini adalah :
a. Mempelajari gaya gesek (hambatan gelinding) dan koefisiennya
yang timbul pada roda yang menggelinding pada permukaan horisontal.
b. Mempelajari daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah
kendaraan.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara Gaya dan Daya ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
8 Oktober 2009 pada pukul 15.00-17.00 WIB bertempat di laboratorium
Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Menurut Newton, yang dinamakan gaya adalah segala sesuatu yang dapat
mempercepat gerakan dari suatu benda. Dengan makin besarnya gaya yang diberikan
pada benda, maka makin nesar pula nilai kecepatan yang dialami oleh benda. Menurut
hukum Newton III, adanya tekanan pada bidang oleh gaya berat benda, menyebabkan
bidang yang kita sebut gaya normal karena arahnya tegak lurus.
Gesekan adalah suatu gaya yang selalu bereaksi menentang gerak dari suatu
benda yang meluncur. Gaya gesek sangat penting karena gaya ini memungkinkan kita
berjalan menggunakan kendaraan beroda
(Gioncolli, 1997).
Gaya gesek sebuah benda yang bergerak pada awalnya dilukiskan sebagai
koefisien gesekan kinetik kali gaya normal karena kerja gaya hanya dilakukan pada
sebuah benda yang mengalami pergerakan, maka koefisien kinetiklah yang harus selalu
digunakan (Soetomo, 1996).
Koefisien gesek statis bergantung pada kedua permukaan bersangkutan,
kebersihan, kelicinan, dan jumlah kelembaban yang ada dan sejenisnya
(Kane dan Sternheins, 1998).
Pada percobaan Gaya dan Daya, hukum yang berhubungan dengan gaya dan
daya adalah hukum Newton II yang berbunyi : Sebuah benda yang dikenai gaya F dan
pada percepatan a dalam arah F. Maka besar dari a = . Dengan F adalah gaya dan m
sifat intrinsik benda yang dinamakan dengan massa (Cromer, 1994).
Bila suatu gaya menggerakkan sebuah benda, maka daya yang bersangkutan
dapat dinyatakan dalam gaya tersebut dengan cara sebagai berikut :
P = dw/dt P = dw/dt
Dw = F.ds P = F.ds/dt
Jadi F konstan P = F.V
Daya rata-rata = gaya x kecepatan
Disini kecepatan harus diartikan komponen kecepatan benda dalam arah gaya
yang bekerja padanya. Nyata bahwa kita yang dapat mengalikan kecepatan benda
dengan komponen gaya dalam arah kecepatan. Dalam SI satuan daya adalah Watt (W)
yakni 1W = 1 J/s (Bueche, 1999).
A Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1. Alat
a. Sebuah unit kendaraan
b. Landasan kasar dan landasan licin
c. Tali ringan (senar atau benang)
d. Alat ukur; stopwatch, mistar dan timbangan
2. Bahan
b. Beban tambahan ( 0,15 kg, 0,175 kg, dan 0,2 kg)
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan rangkaian percobaan seperti gambar.
Gambar 1.1. Gambar rangkaian percobaan Gaya dan Daya
Keterangan:
Fb : Gaya gesekan belakang K2 : Katrol 2
Fd : Gaya gesekan depan B : Pemberat
Wk : gaya normal Ft : Gaya Tarik
T : Tegangan tali Y : Jarak Lintasan
K1 : Katrol 1
b. Menentukan landasan yang telah ditentukan untuk meluncur kendaraan
percobaan.
c. Menyiapkan alat ukur (stopwatch, timbangan dan meteran) pemberat dan tali
senar.
d. Melakukan percobaan dengan memberikan beban atau pemberat pada katrol
berturut-turut (mb) = 0,150; 0,175; 0,200 kg, sedangkan massa kendaraan
(mk) = 1,5 kg dan 2 kg.
e. Mengulang percobaan, masing-masing sebanyak tiga kali.
bebanK2
K1
Y
T
fbWk
fd
B
f. Mencatat dan menganalisis hasil percobaan
C. Hasil dan Analisis Hasil Percobaan
1. Hasil Percobaan
Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Koefisien Gesek (µ) dan Daya (P) pada landasan kasar.
Landasan Mk (kg)
Mb (kg)
t (s) µ P
Kasar 1,5 0,15 t1= 5,3
t2= 5,6
t3=5,1
µ1=0,088
µ2=0,089
µ3=0,087
0,088 P1=0,045
P2=0,038
P3=0,050
0,044
0,175 t1= 3,4
t2= 3,5
t3=3,7
µ1=0,094
µ2=0,089
µ3=0,092
0,092 P1=0,11
P2=0,15
P3=0,11
0,13
0,2 t1= 3,1
t2= 3,2
t3=3,3
µ1=0,097
µ2=0,099
µ3=0,101
0,099 P1=0,22
P2=0,20
P3=0,18
0,20
=
4,02= 0,093
=0,123
2,0 0,15 t1= 7,3
t2= 6,0
t3=6,0
µ1=0,064
µ2=0,065
µ3=0,065
0,064 P1=0,02
P2=0,04
P3=0,04
0,03
0,175 t1= 4,3
t2= 3,8
t3= 4,1
µ1=0,070
µ2=0,064
µ3=0,068
0,067 P1=0,11
P2=0,16
P3=0,13
0,13
0,2 t1= 3,3
t2= 3,7
t3=3,5
µ1=0,078
µ2=0,075
µ3=0,072
0,075 P1=0,25
P2=0,28
P3=0,20
0,24
=
4,27
= 0,069 =0,133
kasar =
0,081
kasar =
0,128
Sumber : Laporan Sementara
Tabel 1.2 Hasil Perhitungan Koefisien Gesek (µ) dan Daya (P) pada landasan licin.Landasan Mk
(kg)Mb (kg)
t (s) µ P
Licin 1,5 0,15 t1= 2,2
t2= 2,2
µ1=0,03
µ2=0,03
0,03 P1=0,63
P2=0,63
0,63
0,175 t1= 2,2
t2= 2,2
µ1=0,05
µ2=0,05
0,05 P1=0,63
P2=0,63
0,63
0,2 t1= 1,9
t2= 1,8
µ1=0,04
µ2=0,03
0,04 P1=0,99
P2=1,17
1,08
= 0,12
= 0,04
= 2,34
= 0,78
2,0 0,15 t1= 3,1
t2= 2,8
µ1=0,04
µ2=0,03
0,04 P1=0,32
P2=0,40
0,36
0,175 t1= 2,4
t2= 2,5
µ1=0,03
µ2=0,03
0,03 P1=0,65
P2=0,56
0,61
0,2 t1= 2,3
t2= 2,1
µ1=0,04
µ2=0,03
0,04 P1=0,72
P2=1,0
0,86
= 0,11
= 0,03
= 1,83
= 0,61
licin =
0,03
licin =
0,69
Sumber : Laporan Sementara
1. Analisis Percobaan
GAYA
=
Keterangan:
mb: massa benda (kg) t: waktu (s)
g: tetapan gravitasi (m/s2) y: panjang lintasan ( m)
mk: massa kendaraan (kg)
Landasan Kasar
a. mk = 1,5
g = 9,8 m/s2
Diketahui:
mb = 0,15 kg ; y = 1,5 m
1 =
=
=
2 =
=
= 0,089
3 =
=
= 0,087
a rata-rata pada mb 0,15 =
Diketahui:
mb = 0,175 kg; y = 1,5 m, g = 9,8 m/s2
1 =
=
= 0,071
2 =
=
= 0,068
b rata-rata pada mb 0,175 =
Diketahui:
mb = 0,2 ; y = 1,5 m ; g = 9,8 m/s2
1 =
=
= 0,076
2 =
=
= 0,067
c rata-rata pada mb 0,2 =
rata-rata pada mk 1,5 =
b. mk =2,0 kg
Diketahui:
mb = 0,15 g = 9,8 m/s2
1 =
=
= 0,051
2 =
=
= 0,048
rata-rata pada mb 0,15 =
Diketahui:
mb = 0,175 ; g = 9,8 m/s2
1 =
=
= 0,054
2 =
=
= 0,057
rata-rata pada mb 0,175 =
Diketahui:
mb = 0,2 g = 9,8 m/s2
1 =
=
= 0,061
2 =
=
= 0,057
rata-rata pada mb 0,2 =
rata-rata pada mk 2,0 =
rata-rata pada landasan kasar =
Landasan Licin
a. mk = 1,5 kg
Diketahui:
mb = 0,15 g = 9,8 m/s2
1 =
=
= 0,075
2 =
=
= 0,071
a rata-rata pada mb 0,15 =
Diketahui:
mb = 0,175 g = 9,8 m/s2
1 =
=
= 0,076
2 =
=
= 0,079
b rata-rata pada mb 0,175 =
Diketahui:
mb = 0,2 g = 9, 8 m/s2
1 =
=
= 0,078
2 =
=
= 0,055
c rata-rata pada mb 0,2 =
rata-rata pada mk 1,5 =
b. mk = 2
Diketahui: g = 9,8 m/s2
mb = 0,15
1 =
=
= 0,044
2 =
=
= 0,047
a rata-rata pada mb 0,15 =
Diketahui:
mb = 0,175 g = 9,8 m/s2
1 =
=
= 0,042
2 =
=
= 0,048
b rata-rata pada mb 0,175 =
Diketahui:
mb = 0,2 g = 9,8 m/s2
1 =
=
= 0,034
2 =
=
= 0,045
c rata-rata pada mb 0,2 =
rata-rata pada mk 2 =
rata-rata pada landasan licin = = 0,06
DAYALandasan Kasar
a. mk = 1,5
Diketahui:
mb = 0,15 y = 1,5 m
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 1,5 (1,52/3,393) = 2 . 1,5 (1,52/3,443)
= 0,17 W = 0,16 W
pada mb 0,175 = W
Diketahui:
mb = 0,175
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 1,5 (1,52/2,753) = 2 . 1,5 (1,52/2,643)
= 0,32 W = 0,37W
pada mb 0,175 = W
Diketahui:
mb = 0,2
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 1,5 (1,52/2,453) = 2 . 1,5 (1,52/2,303)
= 0,46 W = 0,56 W
P rata-rata pada mb 0,2 = W
Daya rata-rata pada mk 1,5 = W
b. mk = 2,0 kg
Diketahui:
y = 1,5 m
mb = 1,5
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 2 (1,52/3,713) = 2 . 2 (1,52/3,483)
= 0,18 W = 0,21 W
pada mb 0,15 = W
Diketahui:
mb = 0,175
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 2 (1,52/3,143) = 2 . 2 (1,52/3,323)
= 0,29 W = 0,25 W
pada mb 0,175 = W
Diketahui:
mb = 0,2
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 2 (1,52/2,933) = 2 . 2 (1,52/2,83)
= 0,36 W = 0,41 W
pada mb 0,2 = W
Daya rata-rata pada mk 2 kg = W
Daya rata-rata pada permukaan kasar = W
landasan licin
a. mk = 1,5
Diketahui:
mb = 0,15
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 1,5 (1,52/3,73) = 2 . 1,5 (1,52/3,43)
= 0,13 W = 0,17 W
P rata-rata pada mb 0,15 = W
Diketahui:
mb = 0,175
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 1,5 (1,52/2,93) = 2 . 1,5 (1,52/3,03)
= 0,28 W = 0,25 W
P rata-rata pada mb 0,175 = W
Diketahui:
mb = 0,2
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk. y2/t3
= 2. 1,5 (1,52/2,53) = 2. 1,5 (1,52/2,13)
= 0,43 W = 0,73 W
P rata-rata pada mb 0,2 = W
P rata-rata pada mk 1,5 = W
b. mk = 2 kg
Diketahui:
mb = 0,15 y = 1,5 m
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 2 (1,52/3,33) = 2 . 2 (1,52/3,53)
= 0,25 W = 0,21 W
pada mb 0,15 = W
Diketahui:
mb = 0,175 y = 1,5 m
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 2 (1,52/2,73) = 2 . 2 (1,52/2,93)
= 0,47 W = 0,37 W
pada mb 0,175 = W
Diketahui:
mb = 0,2 y = 1,5 m
P1 = 2 mk . y2/t3 P2 = 2 mk . y2/t3
= 2 . 2 (1,52/2,53) = 2 . 2 (1,52/2,83)
= 0,58 W = 0,41 W
pada mb 0,2 = W
Daya rata-rata pada mk 2,0 = = 0,38 W
Daya rata-rata pada landasan licin = = 0,36 W
Gambar 1.2 Grafik Hubungan Antara μ Dengan W Pada Landasan Kasar dan Licin
Gambar 1.3 Grafik Hubungan Antara P Dengan W Pada Landasan Kasar dan Licin
B Pembahasan
Bila kita melakukan gaya pada sebuah benda maka benda tersebut akan
memberikan gaya gesek. Misalnya bila sebuah kendaraan yang membawa beban
bergerak melintasi jalan yang kasar maupun licin maka jalan tersebut akan
memberikan gaya gesek terhadap kendaraan. Gaya gesek arahnya selalu berlawanan
dengan gaya yang kita berikan pada benda tersebut. Faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya gesek antara lain adalah koefisien gesekan, jenis landasan (kasar
atau licin), massa kendaraan, dan beban yang digunakan, roda yang dipakai, dan gaya
gravitasi.
Pada praktikum ini diperoleh koefisien gesekan rata-rata pada landasan kasar
untuk massa kendaraan 1,5 kg adalah sebesar 0,07 dan daya rata-rata sebesar 0,34W
mk = 2,0 kgmk = 1,5 kg
mk = 1,5 kg mk = 2,0 kg
sedangkan untuk massa kendaraan 2,0 kg diperoleh koefisien gesekan rata-rata 0,06
dan daya rata-rata sebesar 0,29W. Koefisien rata-rata total pada landasan kasar
sebesar 0,07 dan daya rata-rata total sebesar 0,32W. Kemudian pada landasan licin
untuk massa kendaraan 1,5 kg diperoleh koefisien gesekan rata-rata sebesar 0,07 dan
daya rata-rata sebesar 0,33W sedangakan untuk massa kendaraan 2,0 kg diperoleh
koefisien gesekan rata-rata sebesar 0,05 dan daya rata-rata sebesar 0,38W. Koefisien
rata-rata total pada landasan licin sebesar 0,06 dan daya rata-rata total sebesar 0,36W.
Pada massa kendaraan yang sama semakin besar massa beban maka semakin
cepat waktu yang diperlukan. Tetapi semakin cepat waktu yang diperlukan belum
tentu koefisien geseknya semakin besar karena koefisien gesekan secara garis besar
yang kaitannya dengan massa beban adalah pengurangan massa beban dengan hasil
bagi antara massa beban dengan kuadrat waktu.
Pada massa kendaraan yang berbeda tetapi pada landasan yang sama massa
kendaraan yang lebih berat waktunya semakin lama, dan koefisien geseknya lebih
kecil karena secara garis besar koefisien gesekan kaitannya dengan massa kendaraan
adalah hasil bagi antara massa kendaraan per satuan kuadrat waktu dengan massa
kendaraan.
Besarnya koefisien gesekan pada landasan kasar lebih besar daripada pada
landasan licin. Hal tersebut disebabkan karena pada landasan licin hambatan
permukaan yang dilewati lebih kecil sehingga gesekannya pun lebih kecil.
Pada landasan yang sama semakin besar massa bebannya maka dayanya
semakin besar pula karena waktu yang digunakan semakin sedikit sedangkan
besarnya daya adalah berbanding terbalik dangan waktu pangkat tiga. Pada landasan
licin daya yang dihasilkan lebih besar daripada landasan kasar karena pada landasan
licin waktu yang diperlukan lebih cepat.Grafik yang terbentuk adalah grafik yang
bersifat fluktuatif karena nilai koefisien gesekan dan daya yang dihasilkan tidak sama
dan berubah-ubah sehingga menyebabkan grafiknya naik turun. Hal tersebut dapat
terjadi karena kurang tepatnya data yang diperoleh pada saat praktikum yang
menyebabkan kurang tepatnya perhitungan sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai
yang diinginkan yaitu nilai koefisiennya tidak konstan.
C Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Besarnya nilai koefisien gesek dipengaruhi oleh jenis kendaraan,
panjang lintasan, massa beban, massa kendaraan, dan waktu.
2. Besarnya koefisien gesekan pada landasan kasar lebih besar
daripada di landasan licin.
3. Daya yang dihasilkan pada landasan licin lebih besar daripada di
landasan kasar.
4. Daya dipengaruhi oleh massa kendaraan, jarak, dan waktu.
5. Daya berbanding terbalik dengan waktu tapi berbanding lurus
dengan jarak dan massa kendaran.
6. Besarnya koefisien gesekan rata-rata pada landasan licin ketika
mk=1,5 kg sebesar 0,046 sedangkan pada landasan kasar 0,075.
7. Besarnya koefisien gesekan rata-rata pada landasan licin ketika
mk=2 kg sebesar 0,037 sedangkan pada landasan kasar 0,064.
8. Besar daya rata - rata