GEMPA 01

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik gempa

Citation preview

  • MENGENAL DAN MENGAKRABI BENCANA GEMPA BUMIHidup tenang di negeri rawan bencana Dr. M.I. Retno Susilorini Program Studi Teknik SipilFakultas TeknikUniversitas Katolik Soegijapranata

  • People cant stop earthquakes from happening. People can significantly mitigate their effects by identifying hazards, building safer structures, and learning about earthquake safety

    (http//:eartquake.usgs.gov/learning/myth.php)

  • PENDAHULUANIndonesia adalah negara yang rawan bencanaIndonesia terhampar di atas 3 lempeng tektonik (lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik), dilintasi 2 jalur gempa (Circum Pacific Eartquake Belt dan Trans Asiatic Earthquake Belt), dilalui jalur (disebut juga cincin) gunung api dunia, Ring of Fire (Java/Sunda Trench).

  • PELAT TEKTONIK DUNIACINCIN API DUNIAPELAT TEKTONIK INDONESIA

  • MAKSUD DAN TUJUANPemahaman dasar mengenai bencana gempa bumi dan tsunami, desain bangunan tahan gempa, dan antisipasi bencana gempa bumi dan tsunami Mari mengenal dan mengakrabi bencana gempa bumi, agar dapat hidup tenang di negeri yang rawan bencana.

  • GEMPA BUMI & TSUNAMIMITOSMitos-mitos kuno tentang gempa bumi dan letusan gunung berapi sejak jaman Aristoteles hingga Kant pada dasarnya merepresentasikan gejala alam tersebut, yang pada akhirnya diimplementasikan pada teori-teori tentang terjadinya gempa bumi pada abad ke-18 dan ke-19. Ilmu pengetahuan modern tentang seismisitas (kegempaan) yang mulai maju pesat pada abad ke-20 dinilai mampu menjawab berbagai pertanyaan tentang fenomena dan mitigasi gempa bumi.ARISTOTELESST. THOMAS AQUINAS

  • TEORI LEMPENG TEKTONIKKerak bumi saat ini tersusun atas lempeng-lempeng (plates) tektonik, dengan lempeng utama sejumlah 6 buah, yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, Australia, Amerika, Afrika, dan Antartika. Beberapa juta tahun lalu, lempeng-lempeng tektonik tersebut belum terbentuk. Hanya ada satu pulau besar yang disebut Pulau Pangea yang bagian-bagiannya bergerak sepanjang waktu dan dari masa ke masa membentuk konfigurasi lempeng-lempeng tektonik seperti yang ada saat ini. LAPISAN BUMI

  • Pulau Pangaea

  • MEKANISME TERJADINYA GEMPAPeristiwa gempa bumi terjadi akibat adanya pergerakan pada lempeng-lempeng tektonik. Permukaan lempeng-lempeng tersebut tidak licin, sehingga saat bersentuhan akan menimbulkan gaya gesek pada bidang sentuh, disebut juga dengan sesar/patahan, (fault atau fault plane) lempeng-lempeng. Gaya gesek yang terjadi pada bidang sentuh lempeng tektonik menimbulkan akumulasi energi. Bila energi yang terakumulasi melampaui kapasitas gesek bidang sentuh, maka terlepaslah energi tersebut sebagai gelombang (waves), yang merambat ke batuan bumi serta ke permukaan tanah. Perambatan gelombang ini yang disebut sebagai gempa bumi Gerakan-gerakan lempeng tektonik dapat digolongkan menjadi gerakan penunjaman (subduction), pemisahan (extrusion), tumbukan (collision), dan patahan (transcursion). Mekanisme fokus (sumber gempa) pada bidang sentuh lempeng tektonik, atau disebut juga mekanisme kegempaan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yang terdiri dari mekanisme sesar selip-turun (dip-slip), yang terbagi lagi atas sesar selip-normal (normal-slip) dan sesar selip-naik (reverse, thrust slip), mekanisme sesar selip-geser (strike-slip), dan mekanisme sesar selip-miring (oblique-slip).

  • Gelombang gempa yang terjadi dapat dibedakan menjadi gelombang P dan gelombang S Bila energi gempa yang dilepaskan belum habis, maka pelepasan energi gempa dapat terjadi di lokasi lain di dekat situs gempa dan gempa ini disebut gempa susulan (aftershock). Gempa susulan tersebut tidak dapat ditentukan dengan pasti kapan datangnya dan seberapa besarnya.

  • Tsunami menurut asal katanya dalam bahasa Jepang berarti gelombang-pelabuhan (harbour-wave), yang mendeskripsikan gelombang laut yang sangat besar yang timbul akibat gangguan pada dasar laut. Secara teknis, tsunami didefinisikan sebagai rentetan gelombang dalam badan air yang dibangkitkan oleh gangguan impulsif seperti gempa bumi, yang memindahkan kolom air secara vertikal.

  • Elemen-elemen Kegempaanpusat gempa (source, hypocenter)titik refleksi pusat gempa di permukaan bumi (epicenter)situs atau wilayah terjadinya gempa (site)magnitudo (magnitude)intensitas (intensity)atenuasi (attenuation)

  • Magnitudo adalah parameter dari pusat gempa, yang merupakan besarnya energi yang dilepaskan pada pusat gempaIntensitas gempa menggambarkan bagaimana suatu situs dipengaruhi oleh gempa, misalnya pengaruh pada struktur bangunan, yang dinyatakan dalam parameter percepatan permukaan tanahBesarnya intensitas gempa pada suatu lokasi akibat kejadian gempa di daerah pusat gempa dengan magnitudo M dan berjarak R dari sumber gempa tersebut dinyatakan sebagai pola atenuasiMagnitudo gempa biasanya dinyatakan dalam Skala Richter (SR); sedangkan intensitas gempa umumnya dinyatakan dengan Skala MMI, yaitu Modified Mercali Intensity ataupun Skala mw, yaitu seismic moment magnitude scale of Kanamori.

  • Prediksi Gempa BumiPrediksi gempa bumi untuk waktu (tahun, bulan, tanggal, jam, detik) dan besarnya gempa bumi belum dapat ditentukan secara akurat dan tepat karena keterbatasan metode yang adaMetode pendekatan prediksi gempa bumi untuk kisaran jangka waktu yang panjang (long-range forecasting), dalam hal ini kemungkinan lokasi dan akibat gempa bumi merusak, telah dilakukan oleh USGS untuk wilayah San Fransisko Bay dan Southern California. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan prediksi terjadinya gempa bumi untuk 30 tahun ke depan di wilayah San Fransisko Bay adalah sebesar 62% dan 60% di Southern California Djedi S Widarto, meyakini dari hasil risetnya bahwa pertanda (precursor) akan munculnya gempa tektonik dapat diketahui 2-5 hari sebelum kejadian, yang ditunjukkan oleh adanya anomali gelombang elektromagnet di permukaan Bumi. Penyimpangan ini bahkan terpantau di lapisan ionosfer yang berada 300 hingga 400 kilometer di atas permukaan Bumi. Pemantauan anomali elektromagnetik ini dalam 5-10 tahun mendatang dapat digunakan sebagai parameter untuk memprediksi gempa tektonik

  • Prediksi gempa bumi yang masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli dapat dilakukan antara lain dengan pemetaan daerah rawan gempa, analisis data riwayat gempa (earthquake history), dan penyelidikan geologis tanah. Studi tentang riwayat gempa dapat menjadi gambaran bagi prediksi jangka panjang akan potensi timbulnya bahaya gempa bumi (Lampiran 1 dan 2).Prediksi gempa bumi jangka panjang juga digunakan dalam menyusun peraturan-peraturan ketahanan gempa di berbagai negara. Studi percepatan maksimum permukaan tanah untuk wilayah Indonesia dengan periode ulang 500 tahun menjadi salah satu parameter desain struktur bangunan tahan gempa pada SNI-1726-2002.

  • Bijak MenyikapiPrediksi Gempa BumiPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menggiring manusia untuk makin mampu memenuhi kebutuhannya akan prediksi gempa bumiStudi-studi tentang prediksi gempa bumi oleh para ilmuwan mestinya dipandang sebagai salah satu upaya mitigasi bencana yang ilmiahPrediksi gempa bumi jangan dianggap sebagai ramalan pasti yang malah menimbulkan keresahan masyarakatSeperti yang pernah dilansir oleh BMG pasca gempa Pangandaran lalu, ramalan gempa bumi yang tidak bertanggung jawab, yang lebih merupakan desas-desus dan provokasi, sebaiknya tidak ditanggapi

  • Potensi Bencana Gempa Bumi & Tsunami di Semarang dan Jawa TengahMenurut Peta Daerah Rawan Bencana Gempa dan Tsunami, wilayah Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi rawan dan sangat rawan terhadap gempa bumi (di wilayah tengah dan selatan), serta potensi rawan terhadap tsunami di sepanjang pantai selatan Jawa TengahStruktur geologi kota Semarang umumnya berupa sesar normal (normal fault), sesar geser (strike fault) dan sesar naik (reverse fault) Kondisi geologis tersebut di atas kota Semarang menyebabkan daerah ini secara umum rawan gempa dan rawan gerakan tanah.

  • Peta Kerawanan Bencana Gempa Bumi & Tsunami

  • Peta Isoseisma Indonesia menunjukkan bahwa wilayah Jawa Tengah terbagi atas 2 zona isoseisma, yaitu zona isoseisma 3 di bagian utara dan zona isoseisma 4 di bagian selatan Jawa TengahKota Semarang termasuk ke dalam zona 4 isoseisma dengan percepatan permukaan tanah 0.13-0.20 g, yang setara dengan skala VII MMI, dengan magnitudo maksimum sebesar 6-6.9 SRMenurut Sutadi, kota Semarang termasuk ke dalam wilayah dengan percepatan permukaan tanah kurang dari 0.20 gSebagai perbandingan, pada peta Wilayah Gempa Indonesia, secara umum kota Semarang berada pada wilayah 2 dengan percepatan permukaan tanah 0.10 gGempa bumi tektonik yang tercatat oleh Badan Meteorologi dan Geofisika wilayah Jawa Tengah pernah melanda Semarang dan sekitarnya dalam kurun waktu tahun 1931-1978Besarnya gempa bumi yang terjadi memiliki magnitudo 5-6 SR dengan kedalaman pusat gempa 33-238 km di darat dan di lautDengan data riwayat gempa di kota Semarang tersebut, kepedulian dan kewaspadaan terhadap bencana bagi penduduk kota Semarang dan sekitarnya tetap menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar

  • Potret Bencana Gempa Bumi & TsunamiGempa Kobe, atau Hyogoken-Nanbu, 17 Januari 1995, magnitudo 7.2 SR dengan pusat gempa di utara Pulau Awaji. Tahun kesetiakawanan, 1995. Rekonstruksi dan revitalisasi Kobe melalui Kobe 2010 Comprehensive Civic Welfare Bencana gempa bumi yang diikuti tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Gempa bumi dengan magnitudo sebesar 8.9 SR melanda dan meluluhlantakkan pantai barat Nanggroe Aceh Darussalam dan kepulauan Nias, merenggut 310.000 jiwa, dan merambah berbagai negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti India, Sri Lanka, Thailand, Somalia, dan Myanmar.

    Gempa bumi di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya di wilayah Bantul dan Klaten, 5.9 SR. Gempa bumi tersebut menghancurkan lebih dari 200.000 rumah dan merenggut lebih dari 5.000 jiwa Gempa bumi yang disusul tsunami di pantai selatan Jawa, khususnya wilayah pantai Pangandaran, Cilacap, hingga Parang Tritis. Gempa bumi berpusat di Samudra Indonesia dengan magnitudo 7.7 SR

  • Desain dan Aplikasi Struktur Tahan Gempa Hakekat dari desain dan aplikasi struktur bangunan tahan gempa sesungguhnya telah diakomodasi oleh pemerintah dengan ditetapkannya Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung, SNI-1726-1989 lalu yang diperbaharui menjadi SNI-1726-2002Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah gedung-gedung bertingkat di wilayah yang terkena gempa tersebut benar-benar sudah direncanakan menurut kaidah tahan-gempa; atau seakan-akan sudah direncanakan tahan gempa, padahal bila dievaluasi kelayakannya masih menjadi tanda tanya besarBagi gedung-gedung yang sudah berdiri, perlu ditinjau kelayakannya agar sesuai dengan persyaratan ketahanan gempa Esensi dari semua peraturan ketahanan gempa, yang dijumpai hampir di semua negara, meliputi 3 hal penting yaitu: (1) Meminimalkan korban jiwa saat terjadi gempa kuat, (2) Meminimalkan kerusakan struktur dan gedung akibat gempa ringan sampai sedang, dan (3) Menjamin kelangsungan layanan vital dari fungsi gedungPerubahan SNI-1726-1989 menjadu SNI-1726-2002 membawa perubahan mendasar yang berimplikasi bagi kelayakan ketahanan suatu struktur bangunan gedung terhadap gempa bumi

  • Evaluasi & Perbaikan Struktur Pasca GempaEvaluasi struktur bangunan pasca gempa antara lain dapat dilakukan melalui Pushover Analysis dan Decision Support ToolsPerbaikan struktur (repairing, strengthening, dan retrofitting) pada struktur yang mengalami kerusakan akibat gempa antara lain dapat dilakukan dengan perbaikan sambungan balok-kolom, perkuatan terhadap kekuatan dan daktilitas dinding struktur pasangan bata polos, perbaikan kolom beton bertulang dengan metode jacketing dengan tulangan spiral

  • Perubahan Pokok dari SNI-1726-1989 ke SNI-1726-2002 (1) Tipe profil tanah yang didasarkan pada Peta Wilayah Gempa Indonesia yang baru (2) Jenis Sistem Struktur Gedung(3) Daktilitas struktur(4) Beban-beban gempa(5) Faktor kuat lebih(6) Syarat pemodelan(7) Gaya geser nominal(8) Simpangan batas(9) Kompatibilitas deformasi(10) Prosedur analisa dinamis.

  • Peta wilayah gempa Indonesia dengan percepatan batuan dasar, periode ulang 500 tahun, pada SNI 1726-2002

  • Desain Rumah Tradisional Tahan GempaDesain rumah tradional yang tahan gempa sesungguhnya telah dimiliki oleh rumah adat Jawa tipe JogloMenurut Prihatmaji, keempat tiang utama penyangga struktur atap yang dikenal dengan soko guru merupakan sistem struktur vertikal yang memberikan kontribusi stabilitas terhadap beban gempa berfrekuensi tinggi-percepatan rendah serta beban gempa berfrekuensi tinggi-percepatan tinggi. Sistem struktur tersebut juga dikenal dengan nama rong-rongan. Struktur rumah Joglo mampu menahan getaran gempa pada zone 3 bila sistem penyangganya dikelem.Ketahanan struktur rumah Joglo terhadap gempa disebabkan oleh daktilitas tiang penyangga yang terbuat dari kayu, kualitas sambungan (joint), dan proporsi tebal-panjang-tinggi dari rong-rongan. Kearifan lokal yang tercermin pada rumah tradisional tahan gempa dapat terus dikembangkan sehingga menjadi lebih berhasil guna dan berdaya guna untuk masyarakat di daerah rawan bencana

  • Mitigasi Bencana Gempa Bumi & TsunamiMitigasi bencana gempa bumi dan tsunami adalah hal mendesak yang harus segera dilaksanakan di Indonesia tanpa menunda waktu lagi. Sistem Peringatan Dini (Early-Warning System) untuk gempa bumi dilakukan dengan Sistem Pemantau Jaringan Utama BMG dengan pemantauan secara real time yang dipusatkan di Jakarta sebagai Pusat Gempabumi Nasional (National Seismological Center)Pakar riset tsunami di Australia telah mengembangkan pemodelan tsunami dan membentuk Australian Tsunami Alert Service yang bekerjasama dengan The Pacific Tsunami Warning Centre Sebuah konsep sistem peringatan dini tsunami dikedepankan oleh Martin-Neira dan Buck yaitu The Paris Concept (The Passive Reflectometry and Inferometry System) Jejaring Sistem Peringatan Dini Tsunami (Tsunami Early-Warning System, TEWS) untuk tsunami telah dicanangkan pemerintah Indonesia untuk segera dibangun. Sayang keberadaan TEWS tersebut belum lengkap, baru terdiri dari jejaring seismograf dan jaringan GPS saja. Jejaring alat pemantau pasang surut air laut dan jejearing alat pemantau gelombang tsunami belum terbentuk

  • Antisipasi gempa dan tsunami dari berbagai sumber (BMG, 2006e dan f; USGS, 2006a, Purwono, et. al, 2005, serta Kompas, 2006b)

    Sebelum terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami Beritahukan pada setiap anggota keluarga apa yang harus dilakukan bila terjadi gempa bumi dan tsunami hal-hal sebagai berikut:Tentukan tempat pertemuan seluruh anggota keluarga setelah terjadinya gempa bumi dan tsunamiCarilah informasi tentang pembelajaran bencana gempa bumi di sekolah anak-anak kita, di tempat kerja dan di lingkungan sekitar. Mengikuti pelatihan darurat bencana gempa bumi dan tsunamiMengingat transportasi dapat lumpuh, maka perlu dipersiapkan keperluan-keperluan darurat seperti makanan, minuman, air, alas kaki yang nyaman, yang sebaiknya dipersiapkan di rumah maupun di tempat kerjaPelajari cara mematikan aliran gas, listrik maupun air minum bila terjadi gangguan listrik.

  • Cari dan ketahui lokasi dan nomor telepon kantor polisi dan pemadam kebakaran serta fasilitas kesehatan darurat terdekat, serta BMG. Pantau selalu berita perkembangan bencana gempa dan tsunami melalui radioBicara pada tetangga sekitar, bagaimana mereka dapat menolong kita atau bagaimana kita dapat menolong mereka setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunamiPersiapkan diri dengan pengetahuan standar P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dan CPRPersiapkan diri dengan peralatan darurat bencana antara lain: senter, baterai, radio, obat-obatan P3K, sarung tangan, sepatu, obat-obatan dengan resep untuk jangka waktu 1 minggu, kartu kredit, uang tunai, kartu tanda pengenal (KTP), kunci-kunci yang diperlukan, korek api dalam wadah tahan air, peta daerah sekitar, pakaian, selimut, kantorng tidur, peluit, keperluan khusus lainnya (misalnya popok bayi, susu formula, baterai untuk alat bantu pendengaran, kacamata cadangan), persediaan air minum sebanyak kurang lebih 3 galon per jiwa, perkakas sederhana, keperluan sanitasi (misalnya sabun, odol, shampoo, sabun cuci), barang-barang hiburan (misalnya boneka, buku cerita, buku gambar, pensil warna, kartu)Bautkan pada dinding semua lemari, rak buku, furnitur yang tinggi. Pasang angkur pada benda-benda yang berat. Pastikan semua benda tidak akan mencelakai bila terjatuh ke lantai. Letakkan benda-benda yang mudah pecah ke rak yang lebih bawah. Angkur dengan kuat lampu gantung. Bautkan dengan kuat pemanas air dan tangki gas. Carilah akses keluar dari rumah atau tempat kerja untuk mengurangi resiko terluka atau korban jiwa

  • Mintalah panduan dan bimbingan pada insinyur dan orang yang memiliki kompentensi di bidang desain struktur bangunan tahan gempa tentang keselamatan bangunan rumah maupun tempat kerja. Bila perlu uji ulang kelayakan struktur bangunan rumah maupun tempat kerja. Untuk menghindari rumah atau bangunan dihanyutkan gelombang tsunami, sebaiknya bangunan terbuat dengan daktilitas tinggi dan massa berat seperti dengan beton bertulangKantor-kantor, sekolah, tempat umum, dan fasilitas publik lain harus menyediakan alarm tanda bahaya atau sistem peringatan lainnya bila terjadi bencana gempa bumi atau tsunamiBila terjadi air surut di bibir pantai, waspadailah bahwa hal itu akan diikuti oleh bencana tsunami. Segera cari dan berlindung di dataran yang lebih tinggi, bangunan lebih tinggi yang cukup kuata menahan terjangan gelombang, ataupun pohon-pohonan yang cukup tinggi.Bila terdengar dentuman keras seperti bom atau deru pesawat saat berada di tepi pantai, juga dibarengi dengan bau garam laut yang menyengat, waspadai bahwa hal itu merupakan gempa yang diikuti tsunami. Segera kerjakan butir 9 untuk menyelamatkan diri

  • Jangan panik !!! Perhatikan alarm tanda bahaya bencana gempa bumi maupun tsunami. Persiapkan diri dan lakukan langkah-langkah seperti butir-butir berikut.Bila berada di dalam ruangan saat gempa bumi berlangsung, terapkan metode Drop, Cover, Hold. Bertiarap (drop) ke lantai dan berlindung (cover dan hold) di bawah meja yang kuat, atau berdiri di sudut. Lindungi kepala dan wajah. Jauhi pintu tertutup, jendela, kaca, cermin besar, rak, lemari. Bila berada di lantai atas jangan gunakan lift atau elevator, jangan terburu-buru turun, tunggu sampai gempa selesai. Bila berada di tempat umum, jangan berdesakan di pintu keluar, tunggu hingga guncangan usai dan keluar dengan tertibBila sedang mengemudi, keluar dari mobil, matikan mesin, dan tiarap di tempat terbukaBila berada di luar ruangan, jauhi tiang listrik, bangunan, dan pepohonan. Carilah ruang terbuka.Saat terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami

  • Periksa kondisi tubuh kita apakah mengalami luka atau cederaBila keadaan kita baik dan selamat, segera memberikan bantuan P3K pada lingkungan sekitarWaspadai bau gas, segera tutup saluran gas, padamkan aliran listrik dan air. Jangan menyalakan korek api.Waspadai bencana gempa bumi susulan. Jauhi bangunan yang rusak setelah terguncang gempa. Jika dekat dengan laut, carilah tempat yang tinggi (lebih dari 10 meter) yang stabil dan aman dari tsunamiSetelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami

  • Kesimpulan dan SaranIndonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami. Menyikapi hal tersebut, perlu diberikannya wawasan dan pemahaman dasar mengenai bencana gempa bumi dan tsunami, desain bangunan tahan gempa, dan antisipasi bencana gempa bumi dan tsunami, serta pembelajaran dan pelatihan Peduli dan Waspada Gempa bagi masyarakat luas. Perlu dibentuk Tim Pembelajaran dan Pelatihan Peduli dan Waspada Gempa yang beranggotakan orang-orang yang kompeten di bidangnya. Tim Pembelajaran dan Pelatihan Peduli dan Waspada Gempa bertugas memberikan sosialisasi di sekolah-sekolah dasar dan menengah, Perguruan Tinggi, kantor-kantor swasta dan Pemerintah, Kelurahan dan Kecamatan.Dengan mengenal dan mengakrabi bencana gempa bumi, masyarakat dapat lebih tenang hidup di negeri yang rawan bencana.

  • POTRET BENCANA GEMPA BUMIKerusakan rumah tinggal, gedung, dan elemen struktur pada gempa Kobe, 17 Januari 1995(AJI, 1995)

  • Kerusakan rumah tinggal pada gempa dan tsunami Flores-1992, Biak -1996, dan NAD-2004(BMG, 2006)Biak-1996NAD-2004Flores-1992

  • Kerusakan gudang tembakau dan rumah tinggal pada gempa Klaten 27 Mei 2006(Dokumentasi Pribadi)

  • Kerusakan Saphir Square dan Plaza Amarukmo gempa Yogyakarta 27 Mei 2006(Dokumentasi Pribadi)

  • Suasana PengungsianGempa Klaten 27 Mei 2006(Dokumentasi Pribadi)

  • Kerusakan jalan dan gedung sekolah SD PesuTim Kesehatan di Posko Paroki Wedi gempa Klaten 27 Mei 2006(Dokumentasi Pribadi)

  • APA YANG HARUS ANDA KERJAKAN SEBELUM, SAAT DAN SESUDAH TERJADI GEMPABUMI

  • SEBELUM TERJADI GEMPABUMI

  • Kunci Utama Mengenali apa yang disebut gempabumi Memastikan bahwa struktur dan letak rumah anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan gempabumi (longsor, liquefaction dll) Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan anda agar terhindar bahaya gempabumi

  • Kenali lingkungan tempat anda bekerja dan tinggal

    Memperhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempabumi, sudah mengetahuitempat paling aman untuk berlindung. Belajar melakukan P3K Belajar menggunakan Pemadam Kebakaran Mencatat Nomor Telpon Penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi

  • Persiapan Rutin pada tempat anda bekerja dan tinggal

    Perabotan (Lemari, Cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (di paku/ di ikat dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah, agar terhindar dari kebakaran. Selalu mematikan air, gas dan listrik apa bila sedang tidak digunakan

  • Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempa bumi adalah akibat kejatuhan materialAtur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi (mis: lampu dll)

  • Alat yang harus ada disetiap tempat Kotak P3K Senter/lampu Battery Radio Makanan Suplemen dan Air

  • SAAT TERJADI GEMPABUMI

  • Jika anda berada dalam bangunan Lindungi kepala dan badan anda dari reruntuhan bangunan (dengan bersembunyi dibawah meja dll). Mencari tempat yang paling aman dari reruntuhan goncangan. Berlari keluar apabila masih dapat dilakukan.

  • Jika berada diluar bangunan atau area terbukaMenghindari dari bangunan yang ada di sekitar anda (seperti gedung, tiang listrik, pohon dll). Perhatikan tempat anda berpijak hindari apabila terjadi rekahan tanah.

  • Jika anda sedang mengendarai mobilKeluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. Lakukan poin 2.

  • Jika anda tinggal atau berada di pantai Jauhi pantai untuk menghindari terjadinya Tsunami.

  • Jika anda tinggal didaerah pegunungan

    Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

  • SESUDAH TERJADI GEMPABUMI

  • Jika anda berada dalam bangunan Keluar dari bangunan tesebut dengan tertib. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K. Telpon/minta pertolongan apabila terjadi luka parah pada anda atau sekitar anda.

  • Periksa lingkungan sekitar anda Periksa apabila terjadi kebakan. Periksa apabila terjadi kebocoran gas. Periksa apabila terjadi arus pendek. Periksa aliran dan pipa air. Periksa segala hal yang dapat membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll)

  • Jangan masuk kebangunan yang sudah terjadi gempakarena kemungkinan masih terdapat reruntuhan

  • Jangan berjalan disekitar daerah gempa kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada

  • Apabila terjadi gempa susulanMendengarkan informasi mengenai gempa dari radio

  • Mengisi angket yang diberikan oleh Instansi Terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi

  • Apabila terjadi gempa susulanMendengarkan informasi mengenai gempa dari radio

  • Sekian Terima KasihDokumentasi Pribadi

    *************************************************************