31
GIZI DAN KANKER Disampaikan oleh: Siti Masyitah SKM MKes Mesjid Al-Muhajirin 1

Gizi Dan Kanker B2.2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

artikel bahan ajar gizi

Citation preview

Page 1: Gizi Dan Kanker B2.2

GIZI DAN KANKER

Disampaikan oleh:Siti Masyitah SKM MKes

Mesjid Al-Muhajirin Komplek Chandra Lama

Jatirahayu-Pondok MelatiKota Bekasi

1

Page 2: Gizi Dan Kanker B2.2

PENDAHULUAN

Penyakit kanker adalah penyakit yang masih mematikan di dunia ini. Penyakit ini adalah penyakit yang selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya manusia tidak akan sadar akan menderita penyakit ini bergerak di stadium yang sudah parah.Penyakit ini juga termasuk salah satu penyakit degeneratif yang memang akan memerosotkan kehidupan manusia. Namun itu bukan berarti kanker hanya terjadi pada orang sudah dewasa dan beranjak tua saja, karena pola hidup dan gaya hidup modern sekarang ini, semuanya bisa saja terkena kanker. Apalagi macam-macam kanker sudah mengarah pada setiap sendi tubuh. Karena itu kanker inipun tidak hanya monopoli orang tua saja.

Karena itulah kesadaran akan pentingnya memahami apa dan bagaimana penyakit kanker tersebut sangat penting. Karena pengenalan dan pemahaman sejak dini akan mampu mendeteksi setiap gejala penyakit ini, sehingga penyakit kanker ini bisa bisa ditangani sejak dini. Karena jika sudah terdeteksi sejak dini, penanganannya pun akan efektif dan efisien, sehingga tidak terlalu membahayakan dan bahkan bisa ditangani secara tuntas.

Kanker sebenarnya adalah penyakit yang diakibatkan oleh pola hidup dan pola makan manusia itu sendiri. karena itu kankerpun akan selalu menghantui kehidupan manusia yang berpola hidup dan berpola makan tidak sehat. Pada awalnya mereka tidak akan pernah tahu bahwa tubuhnya tengah mengidap kanker atau tidak akan pernah menduga bahwa dia tengah mengandung benih kanker, maka sel-sel kanker pun terus memperbanyak diri atau bermetastase ke seluruh organ tubuh. Karena tanpa sadar inilah kemudian kanker baru diketahui setelah stadium lanjut, dan itu artinya harapan untuk bisa menyembuhkan kanker itupun akan semakin menipis. Karena kanker yang sudah mencapai stadium lanjut biasanya sudah menyebar tidak hanya di kelenjar getah bening saja, namun juga ke seluruh organ tubuh. Apalagi jika sampai kepada tulang belakang, maka harapan hidup sang penderita akan semakin pendek saja. Hanya tindakan paliatif saja yang bisa diberikan, dan selebihnya adalah di tangan kekuasaan Tuhan.

2

Page 3: Gizi Dan Kanker B2.2

A. Pengertian kanker

Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal ( yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak berirama) yang dapat menyusup ke jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh.

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali.

Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat.

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.

Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.

Kanker bisa terjadi dari berbagai jaringan dalam berbagai organ, seperti kulit, sel hati, sel darah, sel otak, sel lambung, sel usus, sel paru, sel saluran kencing, dan berbagai macam sel tubuh manusia.

Perbedaan kanker dengan tumor

Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti oleh banyak orang sehingga ada baiknya kita mencegah kanker daripada mengobatinya.

B. Penyebab terjadinya kanker

Kanker terjadi karena kerusakan struktur genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol. Sedangkan beberapa penyebab kerusakan gen adalah :

1. Kelainan genetik / bawaan ( + 5 %)2. Karsinogen ( zat penyebab kanker )

Karsinogen ( zat penyebab kanker ) yaitu yang merupakan sebagian besar penyebab dan bisa juga dari jenis seperti virus ( misal Human papilloma virus yang menjadi penyebab kanker mulut rahim ), zat kimia ( misal asap rokok

3

Page 4: Gizi Dan Kanker B2.2

yang menyebabkan kanker paru ), sinar radiasi ( radiasi sinar ultraviolet pada saat terik dapat menyebabkan kanker kulit.

3. Pengaruh lingkungan hidupSejumlah faktor lingkungan dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker,

salah satunya yang paling penting adalah rokok. Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru paru, mulut, laring ( pita suara ), dan juga kandung kemih.Faktor lingkungan lain adalah pemaparan yang berlebihan dari sinar ultraviolet, terutama dari sinar matahari yang bisa menyebabkan kanker kulit.Selain itu radiasi ionisasi ( yang merupakan karsinogenik ) yang digunakan dalam sinar x, dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh, dan juga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker.

4. Makanan yang bisa menjadi faktor resiko kankerMakanan adalah faktor resiko penting lainnya untuk kanker, terutama

kanker pada saluran pencernaan. Misalnya makanan yang banyak mengandung makanan yang diasap dan diasamkan ( dalam bentuk acar ) dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Peminum alkohol juga memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya kanker kerongkongan.

Bila seseorang makan makanan yang tinggi serat, maka dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kanker usus besar. Mengurangi lemak sampai kurang dari 30% dari kalori total, akan mengurangi resiko terjadinya kenker usus besar, payudara dan prostat.

5. Bahan kimia yang bisa menjadi faktor resiko kanker.Banyak bahan kimia yang diketahui menyebabkan kanker dan banyak

pula lainnya yang dicurigai sebagai penyebab kanker. Pemaparan terhadap bahan kimia tertentu dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker setelah beberapa tahun kemudian, misalnya pemaparan asbes bisa menyebabkan kanker paru – paru dan mesotelioma ( kanker pleura ), dan kanker kulit banyak ditemukan pada pekerja cat dan pekerja yang membersihkan cerobong asap karena adanya kandungan senyawa hidrokarbon.

6. Cemaran karsinogenikJenis cemaran mutagen dalam makanan diantaranya aflatoksin. Aflatoksin

adalah senyawa mutagen akibat makanan tercemar oleh sejenis jamur aspergillus flavus dan Aspergillus paraciticus, serta asam lemak bebas sebagai hasil oksidasi lemak maupun karena tercampur oleh jamur tertentu. Bau tengik pada jagung, kacang tanah, keju, bumbu pecel serta selai kacang merupakan indikasi makanan itu jangan dikonsumsi.Beberapa jenis jamur juga menghasilkan racun yang karsinogenik, sehingga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan berjamur. Penggunaan beberapa bahan tambahan makanan kimia yang sembarangan dalam industri makanan

4

Page 5: Gizi Dan Kanker B2.2

seperti pewarna tekstil, pemanis buatan yang berlebihan, juga merupakan bentuk pencemaran senyawa karsinogen dalam makanan.

TAHAP - TAHAP TERJADINYA KANKER

1. CARA BEKERJANYA SEL KANKER

Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu masa dari jaringan ganas yang menyusup ke jaringan didekatnya ( invasif ) dan bisa menyebar ( metastasis ) ke seluruh tubuh. Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

Pada tahap inisiasi, terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memanmcing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi ( penyinaran ) , atau sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel ataubahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan ( gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen ).

Pada saat sebuah sel jadi ganas, sistem kekebalan tubuh sering dapat merusaknya sebuah sela ganas tersebut berlipat ganda dan menjadi suatu kanker. Namun, maka tubuh cenderung rentan terhadap resiko kanker, seperti yang terjadi pada penderita AIDS, orang - orang yang menggunakan obat penekan kekebalan, dan pada penyakit autoimun tertentu. Tetapai , sistem kekebalan tubuhpun tidak selalu efektif, sehingga kanker kadangkala masih dapat menembus perlindungan ini meskipun sistem kekebalan berfungsi secara normal.

2. PROSES PENYEBARAN KANKER

Metastasis atau penyebaran terjadi jika sel – sel kanker berpindah melalui aliran darah atau pembuluh getah bening ke bagian-bagian lain dari tubuh dan mulai tumbuh serta pada tingkat jaringan yang normal. Setiap kanker berbeda dari yang lain. Ada beberapa jenis pada berbagai tahhap perkembangannya. Oleh karena itu, masing-masing kanker memerlukan pengobatan yang berbeda.

5

Page 6: Gizi Dan Kanker B2.2

Pada hampir semua jenis kanker, angkan keberhasilan terapi sangat berkaitan dengan stadium saat diagnosa dan pengobatan. Semakin tinggi stadium saat diagnosa, keberhasilan terapi akan semakin menurun dengan modalitas pengobatan yang semakin agresif. Karena itu, deteksi dini menjadi sangat penting artinya bagi penanganan penyakit kanker ini selanjutnya.

3. TAHAP TERJADINYA KANKER

Tahap terjadinya kanker bisa digambarkan sebagai berikut:a. Induksi, yakni ada perubahan sel ( displasia )b. Kanker In situ, yakni pertumbuhan kanker terbatas pada jaringan tempat

asalnya tumbuh.c. Kanker Invasif, Sel kanker telah menembus membran basal dan masuk ke

jaringan atau organ sekitar yang berdekatan.d. Metastasis, penyebaran kanker ke kelenjar getah bening dan atau organ

lain yang letaknya jauh (misal kanker usus besar menyebar ke hati). Penyebaran ini dapat mellalui aliran darah, aliran getah bening, atau langsung dari tumor.

Faktor-faktor penyebab lain.

Faktor risiko

Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:

1. Faktor reproduksi

Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

2. Penggunaan hormon

Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi

6

Page 7: Gizi Dan Kanker B2.2

estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas[3].

3. Penyakit fibrokistik

Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

4. Obesitas

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

5. Konsumsi lemak

Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.

6. Radiasi

Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

7. Riwayat keluarga dan faktor genetik

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia

7

Page 8: Gizi Dan Kanker B2.2

sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.

PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN

Kanker memang membahayakan. Selain menghindari beragam faktor resiko yang ada, konsumsi bahan makanan berantioksidan tinggi perlu agar tubuh tetap tahan atas serangan radikal bebas penyebab kanker.

Malnutrisi atau keadaan kurang gizi kerap ditemukan pada penderita kanker. Bahkan acap kali dipandang sebagai salah satu tanda penting. Bila seseorang mengalami malnutrisi juga mengalami menurunnya berat badan begitu mencolok, kita perlu waspadai jangan-jangan dia terkena kanker.

Meski perlu penelitian lebih lanjut, banyak bukti menunjukkan adanya korelasi sitokin dan penurunan berat badan pada penderita kanker. “Defisiensi gizi yang paling sering ditemukan pada penderita kanker adalah defisiensi protein dan kalori dengan manifestasi mengecilnya massa otot,” jelas Dr. A Harryanto Reksodiputro, Sp.KHOM.

Selain menjadi penanda, keadaan malnutrisi ini pula yang juga disorot oleh badan dunia sebagai penyebab terjadinya beberapa penyakit membahayakan, salah satunya kanker.

Tahun 2002 lalu, WHO pernah menyebutkan setidaknya sekitar 80 kematian terjadi akibat penyakit jantung. Sementara 90 persen akibat penyakit diabetes mellitus dan 35 persen akibat kanker.

“Selain kegiatan fisik dan berhenti merokok, WHO menyatakan bahwa ketiga penyakit berbahaya ini dapat dihindari dengan asupan nutrisi yang memadai,” jelas Dr. Gentiarno Saputro, ND, spesialis natural healing (naturopathy) lulusan Universitas Phoenix, Amerika Serikat.

Jadi kurang gizi bisa menandai adanya kanker, tetapi dengan gizi pula kanker bisa dicegah.

Sayur dan Buah

Nutrisi yang kita butuhkan berupa vitamin dan mineral. Untuk kanker, ada vitamin dan mineral khusus yang sangat dibutuhkan untuk melindungi tubuh agar sel tidak rusak. Inilah yang disebut dengan antioksidan.

Penelitian besar pertama dengan metode acak ganda tersamar atas antioksidan dan resiko kanker dimuat dalam jurnal Chinese Cancer Prevention Study tahun 1993. Penelitian ini menyelidiki efek kombinasi beta karoten, vitamin E, dan selenium atas

8

Page 9: Gizi Dan Kanker B2.2

kanker pada pria dan wanita Cina yang beresiko tinggi mengalami kanker saluran cerna. Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi bahan-bahan antioksidan ini secara berarti menurunkan insiden kejadian kanker saluran cerna.

Di tahun 1994, sebuah penelitian berjudul Alpha-Tocopherol (vitmain E)/Beta-Carotene Cancer Prevention Study (ATBC) memperlihatkan bahwa para pria perokok warga Finlandia resiko terkena kanker paru menurun secara berarti akibat beta karoten dibanding vitamin E.

Sementara penelitian lain berjudul The Selenium and Vitamin E Cancer Prevention Trial (SELECT) telah dilakukan di Amerika Serikat, Puerto Rico, dan Kanada. Penelitian ini mencari tahu apakah selenium dan atau vitamin E mampu mencegah kejadian kanker prostat pada pria usia 50 tahun dan lebih. Penelitian ini mencapai hasilnya dan dihentikan rekrutmennya pada bulan Mei 2006.

Lalu, bagaimanakah sebenarnya antioksidan ini bekerja? Para ahli menyebutkan bahwa antioksidan bekerja dengan cara menetralkan radikal bebas.

Radikal bebas merupakan molekul-molekul yang memiliki elektron tidak komplit sehingga mereka menjadi reaktif dibanding dengan elektron yang sudah komplit.

Radikal bebas terekspos ke tubuh kita akibat situasi lingkungan yang tidak sehat akibat asap rokok, kendaraan bermotor, bahan kimia, juga olahraga serta konsumsi makanan yang berlebih.

Elektron liar ini menyerang DNA dan molekul normal sehingga rusak. Kerusakan inilah yang menyebabkan terjadinya kanker. Karena itu, sebelum elektron liar menghancurkan sel-sel normal, antioksidan menghadangnya dahulu dengan menetralkan hingga kemampuan perusaknya menjadi lumpuh.

Antioksidan yang Dibutuhkan

Dr. Genti menyebutkan, sebagian besar vitamin dan  mineral yang kita butuhkan terdapat pada sayur dan buah-buahan. Tubuh tidak bisa memproduksinya sendiri. Setidaknya ada 50 nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh.

Konsumsi ini tentu saja harus setiap hari. “Karena setiap tiga hari, regenerasi sel dalam tubuh terjadi,” jelas Dr. Genti. Dari lima puluh, setidaknya hanya ada beberapa vitamin dan mineral antioksidan yang dibutuhkan.

Antioksidan yang terkait dengan pencegahan kanker antara lain Beta-carotene. Unsur ini bisa kita temukan pada bahan makanan berwarna oranye semisal ubi merah, wortel, semangka, labu, ketela, gambas, aprikot, mangga. Beberapa sayuran berwarna hijau seperti bayam. Kangkung juga dikatakan kaya dengan beta-carotene.

9

Page 10: Gizi Dan Kanker B2.2

Lutein

Unsur ini dikenal sebagai bahan yang menyehatkan mata. Ditemukan pada sayuran (daun-daunan) berwarna hijau seperti bayam dan kangkung.

Lycopene

Merupakan antioksidan poten yang ditemukan di tomat, semangka, jambu biji, pepaya, aprikot, buah anggur, jeruk besar berwarna merah muda, jeruk merah. Diperkirakan sekitar 85 persen orang Amerika mengonsumsi lycopene dari tomat dan produk tomat lain.

Selenium

Merupakan mineral dan bukan nutrisi antioksidan. Meski begitu, unsur ini merupakan komponen enzim antioksidan. Bahan makanan seperti beras dan gandum merupakan sumber diet selenium yang dikonsumsi di sebagian besar negara-negara di dunia. Kacang brazil juga memiliki kandungan selenium yang tinggi.

Jumlah selenium di tanah, dimana setiap daerah memiliki kandungan yang berbeda, menentukan juga besar kandungan selenium dalam bahan makanan yang ditanam di atasnya. Hewan-hewan yang makan tanaman kaya selenium biasanya kandungan selenium di ototnya juga cukup tinggi.

Diet Penderita Kanker

Berikut ini rekomendasi diet untuk penderita kanker :

Pilih diet yang kaya variasi

Konsumsi makanan yang banyak mengandung sayur dan buah

Pertahankan berat badan ideal dan aktifitas fisik

Hindari alkohol

Pilih makanan yang rendah lemak

Siapkan dan simpan makanan dengan aman

Ingat! Jangan merokok

10

Page 11: Gizi Dan Kanker B2.2

Cara Pilih Terapi Suplemen

Berikut ini saran yang layak diperhatikan bila Anda hendak memilih terapi suplemen sebagai penunjang bagi meningkatnya kesehatan Anda :

Yakin pilihan tersebut cocok dengan keadaan kesehatan dan sesuai dengan

tujuan memilih suplemen

Lihat kualitas pabrik yang memproduksinya. Minimal Anda tahu distributornya,

ada standar kualitas, ada rekomendasi dari profesional tentang kualitas produk

Selidiki tentang klaim dari produk tersebut untuk pencegahan atau terapi

Perhatikan harga dan komposisi bahannya

Gunakan label untuk mengetahui informasi penting seperti :

o nama suplemen tersebuto bagian dari zat atau tanaman yang digunakano dosis per hari yang diperlukano lama penggunaano daftar isi zat yang digunakano tanggal kadaluwarsao nomor telepon untuk menghubungi distributor atau pabrik

Susu Menurunkan Resiko Kanker Payudara

Manfaat susu sudah tidak diragukan lagi. Hampir semua zat gizi yang terdapat dalam susu bermutu baik. Protein dan lemak susu memiliki sifat ketecernaan yang tinggi. Kandungan vitamin dan mineral susu juga relatif lengkap.

Susu dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk. Ada yang segar atau ada yang dalam bentuk terolah, seperti susu bubuk atau susu kental manis. Manusia juga mengonsumsi susu dari produk pangan yang mengandung susu, seperti keju, es krim, dan yogurt.

Namun, masih ada perbedaan pendapat tentang konsumsi susu ini. Ada kelompok yang menyatakan bahwa mengkonsumsi susu setiap hari tidak baik bagi kesehatan, terutama penyakit vaskular seperti penyempitan pembuluh darah. Argumennya adalah, susu meningkatkan kadar kolesterol darah yang menjadi faktor risiko penyakit jantung. Kedua, adanya hubungan positif antara produksi susu rata-rata per kapita dengan kematian akibat penyakit jantung di sejumlah negara.

11

Page 12: Gizi Dan Kanker B2.2

Kelompok lain mendukung peran susu pada penurunan risiko berbagai penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, hipertensi, dan kanker. Penelitian terbaru di Norwegia mendukung hal itu.

Hjartäker bersama koleganya dari Institute of Community Medicine, Universitas Tromso, Norwegia, melalui publikasinya pada International Journal of Cancer, membuktikan bahwa mengkonsumsi tiga gelas atau lebih susu setiap hari dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara pada wanita pramenopause.

Melalui penelitian kohort the Norwegian Women and Cancer Study, mereka meneliti 48.844 wanita selama enam tahun dua bulan. Konsumsi susu diukur dengan mengirimkan formulir riwayat konsumsi pangan kepada responden. Selama kurun waktu tersebut, tim Hjartäker menemukan 317 kasus penderita kanker payudara.

Ternyata konsumsi susu sejak masa kanak-kanak berkaitan negatif dengan kejadian kanker payudara pada saat mereka berumur 34-39 tahun (pramenopause). Itu berarti bahwa mengonsumsi susu sejak masa kanak-kanak dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.

Konsumsi susu pada masa dewasa juga menurunkan risiko kanker payudara setelah dikoreksi menurut faktor hormonal, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol. Wanita yang tidak mengonsumsi susu menghadapi risiko terkena kanker payudara 2 kali lebih besar daripada wanita yang mengonsumsi susu 3 gelas atau lebih susu setiap hari.

5 Petunjuk Gizi Mengurangi Risiko Kanker

Makanan bisa mengandung penyebab (promoters) dan pencegah (inhibitors) kanker sekaligus. Sejauh mana tercapai keseimbangan antara dua komponen tersebut, akan sangat menentukan apakah kita berisiko terkena kanker atau tidak.Namun, lima petunjuk gizi dari The Committee on Diet, Nutrition, and Cancer USA berikut ini dapat dipraktekkan untuk mengurangi risiko tersebut:

1. Kurangi mengkonsumsi (intake) lemak dari 40persen menjadi 30 persen.2. Tingkatkan konsumsi sayuran dan buah3. Kurangi makanan awetan (salt curing/pickling) dan makanan yang diasap.4. Kurangi merokok.5. Hindari minuman beralkohol.

Alkohol berperan sebagai penyebab kanker melalui berbagai jalur. Pertama, alkohol secara langsung dapat merupakan racun bagi sel tubuh. Kedua, alkohol dapat menjadi wahana untuk ditumpangi ko-karsinogen. Ketiga, alkohol menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh. Alkohol sebagai penyebab langsung munculnya kanker masih diragukan bukti ilmiahnya. Namun tampaknya tak diragukan lagi bahwa alkohol ini dapat menjadi promoter terjadinya tumorigenesis.

12

Page 13: Gizi Dan Kanker B2.2

Penyebab langsung kanker tampaknya tetap sulit dideteksi. Hal ini mengingat kemunculan kanker yang memerlukan waktu relatif lama, setelah pola makan tertentu diterapkan. .

Namun, dengan adanya bukti-bukti epidemiologis yang mengaitkan kebiasaan makan (food habits) suatu kelompok masyarakat dengan kejadian kanker, maka dapat ditarik pelajaran tentang perlunya memperhatikan asupan gizi yang berasal dari pangan alami, dengan pemrosesan yang aman, dan dikonsumsi secukupnya sesuai kebutuhan tubuh.

Makan Ikan Mencegah Kanker

Mengonsumsi ikan ternyata tidak hanya akan membuat jantung sehat, tapi juga dijauhkan dari penyakit kanker. Seberapa banyak ikan perlu dikonsumsi? Bagaimana cara pengolahan yang terbaik agar manfaatnya optimal?

Tak berlebihan jika orang sekarang mengatakan makan ikan itu dirasa semakin perlu. Sebab, selain sebagai sumber makanan yang kaya protein dan bermanfaat untuk kebutuhan gizi manusia setiap hari, ikan memiliki zat-zat lain yang bisa mencegah penyakit yang masih sulit untuk diobati, yakni kanker. Selama ini dilaporkan bahwa makanan yang berperan dalam mencegah kanker adalah sayuran dan buah-buahan. Sementara kelompok ikan berperan dalam mencegah aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi ikan ternyata juga berperan dalam mencegah munculnya beberapa jenis kanker. Hal itu antara lain tampak dalam hasil penelitian Esteve Fernandez et.al (1999) dari Institut Universetari de Salut Publica de Catalunya, L’Hospitalet (Barcelona), Catalonia di Spanyol (Italia).

Penelitian tersebut melibatkan sekitar 10.149 sampel penderita kanker dan sekitar 7.990 orang sebagai kelompok kontrol. Para sampel dan kontrol tersebut diambil dari berbagai penelitian case-control terpadu di berbagai rumah sakit di Italia.

Salah satu kunci pertanyaan kepada responden adalah tentang berapa porsi ikan yang dikonsumsi per minggu setahun yang lalu, sebelum kanker mereka mengganas. Selain itu, ditanyakan pula tentang aspek sosiodemografik, ciri-ciri umum, dan kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kopi.

Responden kemudian dikelompokkan menjadi tiga, yaitu yang tidak mengonsumsi atau kurang dari satu porsi (<1 porsi/minggu), satu porsi, dan dua porsi atau lebih per minggu (e2 ).

Hasil Penelitian Ada beberapa hasil yang menarik dari penelitian tersebut. Pertama, konsumsi ikan menunjukkan efek perlindungan terhadap beberapa jenis kanker saluran pencernaan seperti kanker rongga mulut, pharynx, kerongkongan, lambung, usus besar, bagian rektum, indung telur, dan kanker pankreas.

13

Page 14: Gizi Dan Kanker B2.2

Kedua, terdapat hubungan yang terbalik secara signifikan antara banyaknya porsi ikan yang dikonsumsi per minggu, dengan kecenderungan munculnya kanker larynx, endometrial, kanker multiple myeloma.Ketiga, ada kecenderungan yang tidak signifikan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker empedu, prostat, ginjal, dan kanker limfoma (Hodgkin dan Non-Hodgkin). Keempat, tidak ada pola atau hubungan antara konsumsi ikan dengan kejadian kanker payudara, hati, kantung kemih, dan kanker kelenjar gondok.Lebih Dua Porsi

Hasil penelitian Fernandez menunjukkan juga bahwa jumlah ikan yang dikonsumsi baru bermanfaat mencegah kanker adalah dua porsi atau lebih dalam seminggu.

Sementara itu, konsumsi ikan satu porsi per minggu efeknya hampir sama dengan tidak mengonsumsi ikan.

Hasil penelitian tersebut memberikan nilai tambah pada konsumsi ikan. Pertama, selain melindungi dari penyakit jantung dan pembuluh darah, konsumsi ikan juga akan mencegah munculnya beberapa jenis kanker, terutama yang menyerang saluran pencernaan. Kedua, orang yang sedikit atau jarang mengonsumsi ikan, berisiko tinggi menderita penyakit jantung, sekaligus juga kanker. Efek perlindungan tersebut tentu saja berasal dari kandungan berbagai zat gizi yang terdapat dalam ikan. Antara lain kadar karbohidratnya rendah, kadar lemaknya berefek positif pada kesehatan jantung dan pembuluh darah, nilai proteinnya bermutu tinggi dan termasuk komplet karena daya cernanya tinggi dan kadar asam amino esensialnya lengkap.

Vitamin pada ikan pun beragam dan kandungan mineralnya tinggi serta mudah diserap oleh tubuh. Dilaporkan bahwa mineral seng (Zn), selenium, dan lainnya diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh dalam melawan berbagai penyakit, termasuk kanker.

Manfaatnya Tergantung Pengolahan

Bermanfaat atau tidaknya berbagai zat gizi yang terkandung dalam ikan yang kita konsumsi, ternyata sangat tergantung pada cara pemilihan dan proses pengolahan. Pilihlah ikan yang segar dan kalau bisa masih hidup.Ikan yang masih segar tampak pada dagingnya yang kenyal kalau ditekan, sisiknya yang tidak mudah lepas, dan tak berbau amis. Matanya masih bening, tidak pucat dan cekung.

Ikan laut punya kadar omega-3, vitamin, dan mineral yang tinggi. Sebaliknya, ikan air tawar terutama tinggi karbohidrat dan asam lemak omega-6. Kedua jenis ikan tersebut merupakan sumber zat gizi yang bermutu. Usahakan secara bergantian mengonsumsi kedua jenis ikan tersebut agar saling melengkapi kekurangan zat gizi lainnya.

14

Page 15: Gizi Dan Kanker B2.2

Ikan segar yang sudah dipilih tersebut, segera bersihkan dan diberi bumbu untuk dimasak sesuai selera. Apakah akan dibakar, dipepes, dibuat sup, atau bumbu kuah.

Pemasakan dengan cara digoreng atau dibakar dengan olesan mentega akan meningkatkan kadar lemak, sehingga tidak disarankan untuk terlalu sering dikonsumsi. Demikian pula terhadap ikan kalengan dan yang diawetkan seperti ikan asin. Ikan yang diawetkan umumnya telah diolah sedemikian rupa, dengan penambahan zat aditif dan pengawet yang dapat merusak nilai gizi dan kesehatan konsumennya. Oleh karena itu, batasi konsumsi ikan-ikan kalengan dan olahan tersebut.

Tentu saja untuk mendapatkan kesehatan tubuh yang prima, tidak hanya dari aspek konsumsi ikan. Harus pula didukung konsumsi beragam sayuran, buah-buahan, serealia, minuman, dan melaksanakan gaya hidup sehat: olahraga sesuai, teratur, dan terukur, selalu berpikiran positif (positive thinking), tidak merokok, minum alkohol, serta mengonsumsi obat psikotropika.

Wallohu a’lam bishowab

15

Page 16: Gizi Dan Kanker B2.2

16

Page 17: Gizi Dan Kanker B2.2

Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:

Pendarahan pada puting susu. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar,

sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema)

pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); adanya nodul satelit pada kulit payudara; kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; terdapat model parasternal; terdapat nodul supraklavikula; adanya edema lengan; adanya metastase jauh; serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema

kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

(Mohamad Harli, Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB)

Pengobatan kanker

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:

MastektomiMastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi

(Hirshaut & Pressman, 1992):

17

Page 18: Gizi Dan Kanker B2.2

Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

Radiasi

Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

Strategi pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor resiko terkena kanker payudara ini

Pencegahan sekunder

18

Page 19: Gizi Dan Kanker B2.2

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.

Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Patofisiologi

Transformasi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

Fase inisiasi

Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh

19

Page 20: Gizi Dan Kanker B2.2

suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Fase promosi

Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

KlasifikasiBerdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Non-invasif karsinoma o Non-invasif duktal karsinomao Lobular karsinoma in situ

2. Invasif karsinoma o Invasif duktal karsinoma

Papilobular karsinoma Solid-tubular karsinoma Scirrhous karsinoma Special types Mucinous karsinoma Medulare karsinoma

o Invasif lobular karsinoma Adenoid cystic karsinoma karsinoma sel squamos karsinoma sel spindel Apocrin karsinoma Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia Tubular karsinoma Sekretori karsinoma Lainnya

3. Paget's Disease

Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah

20

Page 21: Gizi Dan Kanker B2.2

tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).

21

Page 22: Gizi Dan Kanker B2.2

BAB IIIKESIMPULAN

Kanker merupakan pertumbuhan sel yang tidak normal, kemudian sel – sel ini membelah menjadi tidak terkendali dan menyusup ke jaringan-jaringan lain disekitarnya. Kalau pada sel normal terjadinya pembelahan sel karena pertumbuhan badan atau mengganti sel-sel yang rusak. Sementara pada sel kanker pembelahan sel terjadi terus-menerus dan tidak terkendali sehingga ada penumpukan sel dan menekan sel-sel disekitarnya. Kasus penyakit kanker 70% - 90% disebsbkan oleh karsinogen.

Ada dua istilah yang juga perlu dibedakan pengertiannya. Pertama yaitu tumor ganas dan kedua yaitu tumor jinak. Tumor ganas itulah yang biasa dinamakan kanker. Kalau tumor jinak hanya berupa sel-sel yang tumbuh berbentuk kista yang terlindungi oleh selaput dan tidak menyatu dengan jaringan sekitar. Jadi sel kanker menyatu dengan jaringan sel sekitar, tetapi sel tumor jinak tidak.

Dengan pembedahan yang tidak terlalu rumit tumor jinak akan mudah diangkat sehingga bisa langsung sembuh, tetapi kanker membutuhjan prosedur yang lebih rumit karena mempunyai sifat menyebar ke jaringan lain. Pembelahan sel yang tidak normal ini bisa terjadi dibanyak jaringan tubuh, misalnya kulit, tenggorokan, payudara, darah (leukemia), dan lain-lain.

Ada beberapa makanan yang perlu dihindari untuk mencegah terjadinya kanker karena makanan tersebut diduga memicu terjadinya kanker yaitu antara lain :

1. Makanan yang mengandung lemak dan protein yang tinggi2. Daging bakar atau daging asap, karena makanan yang gosong membentuk

polisiklik hidrokarbon yang bersifat karsinogenik.3. Makanan yang digoreng apalagi menggunakan kinyak jelantah banyak

mengandung radikal bebas yang dapat memicu kanker.4. Daging kaleng, karena reaksi antara nitrat untuk pengawet ikan atau daging

dengan gugus amina dalam daging atau ikan membentuk membentuk nitrosamina yang karsinogenik.

5. Makanan yang tercemar baik mikroba, racun atau pestisida maupun zat kimia. Misalnya makanan yang tercemar toksin Aspergillus flavus dalam lacang-kacangan yang disimpan dalam tempat lembab.

6. Umbi-umbian yang sudah bertugas karena kandungan glikoalkaloidnya yang karsinogenik.

7. Bahan tambahan makanan (food aditives) baik yang berupa pewarna, pengawet, pemanis, penyedap dan yang lainnya karena memicu terjadinya mutasi sel yang beresiko memicu kanker.

22

Page 23: Gizi Dan Kanker B2.2

8. Makanan atau minuman yang beralkohol, mengandung kafein termasuk rokok.

Sayuran dan buah-buahan banyak mengandung zat-zat antikanker yang diadaptasikan. American Cancer Society merekomendasikan untuk mengonsumsi sayuran dari famili Crucifirae (kobis, kol, sawi, brokoli) setiap hari, karena sayuran tersebut mampu merangsang terjadinya perombakan racun dalam tubuh, dan menghilangkan zat kimia yang bersifat karsinogenik. Langkah bijaksana untuk memperkecil resiko terkena penyakit tersebut adalah dengan pola makan yang sehat.

23

Page 24: Gizi Dan Kanker B2.2

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

Rama Diananda, Panduan Lengkap Mengenal Kanker, Mitra Media Pustaka,

2009.

M. Isnaeni, Pengobatan Berbagai Penyakit Dengan Memanfaatkan Sayuran di Sekitar kita, Kreasi Wacana, 2009.

24