13
Haemophilus influenza A. Klasifikasi dan Morfologi Divisi :bakteri Kelas: schizomicetes Ordo : eubacteriales Family : haemophilunaceae Genus: haemophilus Species: haemophilus influenza MORFOLOGI Kokobasil 1,5 miumikron Gram Negatif Tidak menghemolisis darah Variasi kapsul : + bakteri patogen - bakteri flora normal Media kultur biakan : BHI + darah (Brain Heart Infussion) 24 jam : koloni bulat kecil 36-48 jam : koloni lebih besar IsoVitaleX : faktor pertumbuhan yang mengandung faktor V dan faktor X 1

Haemophillus influenza

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Mikrobiologi

Citation preview

Page 1: Haemophillus influenza

Haemophilus influenza

A. Klasifikasi dan Morfologi

Divisi :bakteri

Kelas : schizomicetes

Ordo : eubacteriales

Family : haemophilunaceae

Genus : haemophilus

Species: haemophilus influenza

MORFOLOGI

Kokobasil 1,5 miumikron

Gram Negatif

Tidak menghemolisis darah

Variasi kapsul :

+ bakteri patogen

- bakteri flora normal

Media kultur biakan : BHI + darah (Brain Heart Infussion)

24 jam : koloni bulat kecil

36-48 jam : koloni lebih besar

IsoVitaleX : faktor pertumbuhan yang mengandung faktor V dan faktor X

B. Definisi

Bakteri ini sering ditemukan di selaput mukosa saluran napas atas pada manusia.

Bakteri ini menjadi penyebab meningitis pada anak-anak dan terkadang menyebabkan

infeksi pada orang dewasa. Ciri khas morfologi dari organisme ini adalah terlihat

sebagai kokobasil pendek kira-kira 1,5 μm atau seperti rantai pendek. Pada biakan

1

Page 2: Haemophillus influenza

morfologinya bergantung pada umur dan pembenihan. Setelah kira-kira 6-8 jam

dalam pembenihan diperkaya, bentuk kokobasilnya ditemukan terbanyak. Kemudian

didapatkan batang yang lebih panjang, bakteri mengalami lisis dan berbentuk

pleomorfik.

C. Sifat Patologis

H. influenzae tidak menghasilkan eksotoksin dan peranan antigen somatik toksiknya

pada penyakit alamiah belum jelas. Organisme yang tidak bersimpai termasuk

anggota flora normal saluran pernapasan manusia. Simpai bersifat antifagositik bila

tidak terdapat antibodi antisimpai khusus. H. influenzae yang memiliki simpai

khususnya tipe b menyebabkan infeksi pernapasan supuratif (sinusitis,

laringotrakeitis, epiglotitis, otitis) dan pada anak kecil meningitis. Darah dari orang

dengan umur kira-kira 3-5 tahun memiliki daya bakterisidal kuat terhadap H.

influenzae, dan infeksi klinik lebih jarang terjadi pada orang itu. Namun sekarang

antibodi bakterisidal sudah jarang ditemukan pada 25% orang AS dan infeksi yang

bersifat klinik lebih sering terjadi pada orang dewasa. H. influenzae yang dapat

digolongkan atau tidak bersimpai tipe b umumnya menyebabkan otitis media

(mekanisme patogeniknya belum jelas). Bakteri ini dan pneumonia menjadi penyebab

utama otitis media bacterial dan sinusitis akut. Organisme ini dapat ikut aliran darah

atau terkadang menetap di sendi. Jika menetap di sendi maka bakteri dapat

menyebabkan Artritis Infeksiosa.

D. Identifikasi bakteri

Identifikasi dan isolasi bakteri dlm spesimen klinik dr manusia contohnya urin dan cairan

dahak. Langkah-langkah dlm melakukan identifikasi yaitu:

1. Pemeriksaan Mikroskopik Pemeriksaan spesimen menggunakan instrumen mikroskop

dgn preparat yg telah dilakukan pewarnaan sesuai dgn keperluan. Pewarnaan sediaan yg

sering dilakukan antara lain pewarnaan Gram atau pewarnaan spesifik seperti pewarnaan

BTA (Basil Tahan Asam) menggunakan metode Ziehl Nelsen atau Kinyoun Gabbet.

2. Isolasi / Penanaman Isolasi dikalukan pada media yang sesuai tergantung dari

pemeriksaan mikroskopik yang telah dilakukan. Media yang umum dipakai yaitu Agar

Darah, MSA (Manitol Salt Agar) dll.

3. Uji biokimia dilakukan untuk melihat aktifitas biokimiawi bakteri dalam media-media yg

disediakan. Bakteri akan mensintesis zat-zat kimia tertentu tergantung dgn

2

Page 3: Haemophillus influenza

kemampuannya. Uji biokimia yang digunakan yaitu bontrey pendek, bontrey panjang atau

imvic.

4. Uji Serologi Uji serologi meliputi tes aglutinasi menggunakan plasma koagulasi spesifik,

Uji katalase dengan indikasi pembentukan gas oksigen, dll.

5. Uji Kepekaan / Sensitivity Yaitu tes yang digunakan untuk menguji kepekaan suatu

bakteri terhadap antibiotik. Dengan dilakukannya tes ini akan diketahui efektifitas dari

beberapa antibiotik yg diujikan utk melihat kemampuannya membunuh bakteri.

6. Uji Patogenitas Uji kekuatan bakteri dalam menyebabkan penyakit dgn menggunakan

hewan percobaan. Dalam uji patogenitas juga termasuk uji Toksisitas untuk melihat racun

yang dapat dihasilkan oleh bakteri tertentu.

TES DIAGNOSTIK LABORATORIUM

• Identifikasi :

1. Antiserum spesifik kelinci tipe b untuk mengetahui ada tidaknya simpai atau kapsul

2. Imunofluoresensi

Spesimen : swab nasofaring, darah, nanah, cairan cerebrospinal

3

Pewarnaan gram cairan serebrospinal pasien

meningitis Haemophilus influenza, kokobasil

gram negatif diantara PMN

Pewarnaan gram Haemophillus influenza, tampak kokobasil gram negatif

Page 4: Haemophillus influenza

Isolasi bakteri H. influenzae dilakukan pada pelat agar-agar, untuk menjadi agar-agar

cokelat dengan menambahkan X (hemin) & V (NAD) faktor pada 37 ° C dalam inkubator

CO2-diperkaya. Koloni Haemophillus influenzae muncul sebagai koloni cembung, halus,

pucat, abu-abu atau transparan. Observasi Gram bernoda dan mikroskopis dari spesimen

Haemophillus influenzae akan menunjukkan coccobacilli Gram-negatif,, tanpa pengaturan

khusus. Organisme budidaya dapat lebih dicirikan menggunakan tes katalase dan oksidase,

yang keduanya harus positif. Tes serologis lebih lanjut diperlukan untuk membedakan

polisakarida kapsul dan membedakan antara Haemophillus influenzae dan spesies tidak ada

capsulat. Meskipun sangat spesifik, kultur bakteri Haemophillus influenzae tidak memiliki

sensitivitas. Penggunaan antibiotik sebelum pengumpulan sampel sangat mengurangi tingkat

isolasi dengan membunuh bakteri sebelum identifikasi adalah mungkin.

E. Cara infeksi

Infeksi oleh haemophilus influenzae terjadi setelah mengisap droplet yang berasal dari

penderita baru sembuh, atau carrier, yang biasanya menyebar secara langsung saat

bersin atau batuk. Haemophilus influenzae menyebabkan sejumlah infeksi pada

saluran pernafasan bagian atas seperti faringitis, otitis media, dan sinusitis yang

terutama penting pada penyakit paru kronik. Meningitis karena haemophilus

influenzae jarang terjadi pada bayi berumur kurang dari 3 bulan dan tidak umum

4

Haemophilus influenza pada agar coklat perlufaktor X & faktor V, koloni abu-abu mukoid,

faktor V dilepaskan saat agar dipanaskan

Haemophilus influenza & Haemophilus parainfluenza diinokulasi bersama, Haemophiluspara influenza hanya memerlukan faktor V,

tumbuh disekitar cakram V & X+V

Page 5: Haemophillus influenza

dijumpai pada anak-anak diatas umur 6 tahun. Pada anak-anak, selain meningitis,

haemophilus influenzae tipe b juga menyebabkan penyakit bacterial epiglottitis akut

F. Penyakit yang ditimbulkan dan gejalanya

1. Artritis Infeksiosa

Pada anak anak akan menyebabkan demam dan nyeri (anak cenderung

rewel). Mereka biasanya tidak mau menggerakkan sendi karena akan sangat

nyeri.

Pada remaja sampai dewasa gejalanya dapat terjadi secara tiba-tiba.

Persendian akan memerah dan terasa hangat, jika digerakkkan akan sangat

nyeri. Sendi-sendi yang sering terkena adalah lutut, bahu, pergelangan

tangan, panggul, jari dan sikut.

Sendi akan bengkak karena penumpukan cairan terinfeksi.

Penderita juga bisa mengalami demam dan menggigigil.

Sebagian besar infeksi bakteri, jamur dan mikobakteria, hanya mengenai satu

sendi atau kadang-kadang mengenai beberapa sendi.

2. Meningitis

Selain itu H. influenzae juga menjadi penyebab utama meningitis bakteri pada

anak-anak (usia 5 bulan sampai 5 tahun). Terkadang pada bayi timbul

laringotrakeitis obstruktif yang hebat dengan epiglotis yang membengkak dan

berwarna merah anggur. Keadaan ini memerlukan intubasi segera untuk

menyelamatkan hidup. Pneumonitis dan epiglotis akibat H. influenzae dapat

terjadi setelah saluran pernapasan terinfeksi (pada anak kecil dan orang dewasa).

Selain itu orang dewasa dapat menderita bronkitis atau pneumonia akibat H.

influenzae.

G. Siklus dalam Tubuh

Setelah 6-8 jam bentuk kokobasil ditemukan terbanyak.

H. Imunitas

Bayi dengan umur dibawah 3 bulan memiliki antibodi dalam serum yang diperoleh

dari ibunya. Pada masa ini memang infeksi H. influenzae jarang terjadi, tetapi

kemudian antibodi akan hilang. Anak-anak mendapat infeksi H. influenzae biasanya

5

Page 6: Haemophillus influenza

dalam bentuk asimtomatik tetapi dapat dalam bentuk penyakit pernapasan atau

meningitis. Pada umur 3-5 tahun kebanyakan anak-anak memiliki antibodi yang dapat

membunuh bakteri dengan bantuan komplemen dan fagositosis (antibodi yang

dimaksud adalah antibodi PRP). Imunisasi pada anak-anak menimbulkan antibodi

yang sama.

Ada korelasi antara adanya antibodi bakterisidal dan resistensi terhadap infeksi H.

influenzae tipe b. Namun tidak diketahui apakah antibodi ini saja yang menimbulkan

imunitas. Pneumonia dan artritis masih dapat timbul pada orang dewasa yang

memiliki antibodi ini.

I. Pengobatan

1. Artritis Infeksiosa

Cara pengobatan awal biasanya pemberian antibiotik, walaupun belum

diperoleh hasil laboratorium mengenai kuman penyebabnya. Antibiotik yang

diberikan biasanya yang dapat membunuh semua bakteri. Antibiotik ini

diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) hal ini dimaksudkan agar

tercapai jumlah obat yang cukup sampai ke sendi yang terinfeksi. Walaupun

jarang diberikan antibiotik ada yang disuntikkan langsung ke sendi terinfeksi.

Bila antibiotik yang dipakai tepat maka akan memberi efek setelah 48 jam.

Untuk mencegah terjadinya penggumpalan nanah yang bisa merusak sendi

maka dilakukan pengeluaran nanah dengan jarum, namun bila jarum tidak bisa

mencapai sendi yang dituju maka digunakan sebuah selang untuk mengeluarkan

nanahnya. Bila kedua cara ini tidak bisa dilakukan maka dilakukan pembedahan

atau artroskopi.

Penggunaan bidai sebenarnya dapat membantu meringankan nyeri, namun dapat

memberi efek seperti kekakuan bahkan kehilangan fungsi menetap.

Pengobatan lain antara lain dengan obat anti jamur bila disebabkan oleh jamur,

kombinasi antibiotik bila penyebabnya tuberkulosis. Sedangkan untuk infeksi

karena virus cukup dengan pengobatan demam dan nyerinya karena infeksi oleh

virus ini akan membaik dengan sendirinya. Jika yang diserang adalah sendi

buatan maka setelah pemberian antibiotik harus dilakukan pembedahan untuk

mengganti sendi yang rusak dengan sendi buatan yang baru (pemberian

antibiotik saja biasanya tidak cukup).

2. Meningitis

6

Page 7: Haemophillus influenza

Angka kematain karena meningitis yang tidak diobati mencapai 90%. Banyak

strain H. influenzae tipe b peka terhadap amphisilin, tetapi 25% strain resiten

karena membentuk β-laktamase di bawah kendali plasmid yang dapat

dipindahkan. Kebanyakan semua strain peka terhadap kloramfenikol dan

sefalosporin baru. Pemberian sefotaksim 150-200 mg/kg/hari secara intravena

memberi hasil yang baik. Diagnosis dan pemberian obat antimikroba secara

tepat sangant penting agar sekuele gangguan neurologik dan intelektual dapat

dikurangi. Komplikasi lanjut biasanya terjadi penimbunan cairan subdural yang

memerlukan drainase melalui pembedahan.

 

J. Epidemologi, Pencegahan, dan Pengendalian

H. influenzae tipe b bersimpai penularannya dari orang ke orang melalui jalur

pernapasan. Penyakit akibat H. influenzae tipe b dapat dicegah dengan pemberian

vaksin konjugat Haemophilus b pada anak-anak. Anak-anak dengan usia 2 bulan

atau lebih dapat diimunisasi dengan vaksin konjugat H. influenzae tipe b dengan satu

dari dua pembawa dengan dosis boster yang sesuai anjuran. Anak-anak usia 15 bulan

atau lebih dapat diberi toksoid difteri (yang tidak bersifat imunogenik pada anak-anak

yang lebih muda).

Kontak dengan pasin yang menderita infeksi klinik memberi resiko kecil bagi orang

dewasa saja, karena memberi resiko nyata bagi sudara kandung yang nonimun dan

anak-anak nonimun lain yang berusia di bawah 4 tahun yang brkontak erat. Profilaksis

dan rifampin sangat dianjurkan bagi anak-anak tersebut.

 

K. Tanda dan Gejala Infeksi Haemophilus Influenzae

7

Page 8: Haemophillus influenza

inflamasi supuratif akut

Bronkopneumonia

Epiglotitis, umumnya menyerang permukaan laringeal dan faringeal

Demam tinggi

Tidak enak badan

Edema mukosal dan eksudat kental jika Haemophilus

Influenzae menginfeksi laring, trakea, dan pohon bronchial

Mukosa faringeal yang berwarna merah bisa disertai eksudat berwarna kuning

lembut

L. Uji Diagnostik

Isolasi organisme biasanya dengan kultur darah, memastikan Infeksi

Haemophilus Influenzae

Leukositosis polimorfonuklear (15.000 sampai 30.000/ul) juga memastikan

diagnosis

Meningitis Hib bisa di deteksi dalam kultur cairan serebrospinal

Hasil kultur nasofaringeal positif tidak menentukan diagnosis karena bisa

merupakan temuan normal pada orang sehat

M. Tindakan Penanganan

Rangkaian ampicilin selama 2 minggi merupakan penanganan standar, tetapi

sekitar 30% sampai 50% strain Haemophilus Influenzae resistan

Ceftriaxone, cefotaxime, atau chloramphenicol bisa digunakan bersamaan

sampai identifikasi adanya sensitivitas.

N. Kesimpulan

Haemophilus influenzae bersimpai penularannya dari orang ke orang melalui jalur

pernapasan. Penyakit akibat haemophilus influenzae tipe b dapat dicegah dengan

pemberian vaksin konjugat Haemophilus b pada anak-anak. Anak-anak dengan usia 2

bulan atau lebih dapat diimunisasi dengan vaksin konjugat haemophilus influenzae

tipe b dengan satu dari dua pembawa dengan dosis boster yang sesuai anjuran. Anak-

anak usia 15 bulan atau lebih dapat diberi toksoid difteri (yang tidak bersifat

imunogenik pada anak-anak yang lebih muda). Kontak dengan pasin yang menderita

infeksi klinik memberi resiko kecil bagi orang dewasa saja, karena memberi resiko

8

Page 9: Haemophillus influenza

nyata bagi sudara kandung yang nonimun dan anak-anak nonimun lain yang berusia

di bawah 4 tahun yang brkontak erat. Profilaksis dan rifampin sangat dianjurkan bagi

anak-anak tersebut.

O. Saran

Dari makalah ini harapan penulis semoga pembaca bisa memahami tentang morfologi

haemophilus influenza dan mengetahui beberapa gejala dan penyakit yang bisa di

timbulkan oleh bakteri haemophilus influenzae. Semoga makalah bisa bermanfaat

bagi pembaca.

 

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, Geo. F, dkk. (1995). ‘Mikrobiologi Kedokteran’, Jakarta, Penerbit Buku

Kedokteran, hal. 265-267

http://edysuntoro.blogspot.com/2013/08/haemophilus-influenza.html

http://www.medicastore.com. Senin 5 Februari 2007

http://myundergroundsciense.blogspot.com/2012/03/haemophilus-influenzae.html

http://indobeta.com/haemophilus-influenzae/6649/

http://www.slideshare.net/kikikamila/mikrobiologi-bakteri

9