Upload
trannhu
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HALAMAN SAMPULHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU
MAKAN SUMBER ENERGI PADA WANITA PRAKONSEPSI
YANG DILAYANI KUA KECAMATAN PAMULANG
KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2016
SKRIPSI
Oleh:
APRILITA NOOR AMELIA
1112101000095
PEMINATAN GIZI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
HALAMAN JUDULHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU
MAKAN SUMBER ENERGI PADA WANITA PRAKONSEPSI
YANG DILAYANI KUA KECAMATAN PAMULANG
KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh:
APRILITA NOOR AMELIA
1112101000095
PEMINATAN GIZI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
LEMBAR PERNYATAAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATPEMINATAN GIZISkripsi, Juni 2017
Nama : Aprilita Noor Amelia, NIM : 1112101000095
Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang KotaTangerang Selatan Tahun 2016xvi + 137 halaman, 11 tabel, 3 gambar, 8 lampiran
Abstrak
Salah satu masalah kesehatan yang masih sering terjadi pada wanita adalahKekurangan Energi Kronis (KEK). Dampak KEK meliputi status gizi rendah, dancenderung dapat melahirkan BBLR, kelahiran prematur, bahkan kemungkinan bayimeninggal dunia. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana hubunganpengetahuan, sikap dengan perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.
Responden pada penelitian ini berjumlah 148 orang dengan rentang usia (15-49tahun) yang dipilih melalui metode quota sampling. Penelitian ini merupakanpenelitian epidemiologi observasional analitik dengan desain cross sectional.Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner pengetahuan dansikap untuk mengetahui karakteristik responden, dan melakukan wawancara denganmetode Semi Quantitative FFQ untuk melihat konsumsi makanan sumber energi.Kemudian data di analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wanita prakonsepsimemiliki perilaku makan sumber energi kurang (84,5%), pengetahuan gizi rendah(50,7%) dan sikap gizi negatif (65,5%). Berdasarkan hasil uji bivariat dengan tingkatkemaknaan 5% diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi wanitaprakonsepsi dengan perilaku makan sumber energi (p=0,197). Namun, terdapathubungan antara pengetahuan mengenai makanan sumber energi dengan perilakumakan sumber energi (p=0,023). Kemudian tidak ada hubungan signifikan antarasikap gizi wanita prakonsepsi terhadap perilaku makan sumber energi (p=0,784).Namun, terdapat hubungan antara sikap terhadap porsi konsumsi sumber energi yangtepat dan sikap terhadap upaya agar memiliki berat badan ideal dengan perilakumakan sumber energi (p=0,050; p=0,027).
Oleh sebab itu, diharapkan bagi pihak KUA, Puskesmas Pamulang dan DinasKesehatan Kota Tangerang Selatan agar dapat bekerjasama dalam memberikanedukasi kesehatan bagi wanita prakonsepsi, sehingga lebih memahami dan bersikappositif terhadap porsi makanan sumber energi dalam mempertahankan pangan danmenjaga berat badan ideal.
Kata kunci: Prakonsepsi, KEK, KUADaftar bacaan: 64 (2001-2016)
ABSTRACTFACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCEDEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH
NUTRITION CONCENTRATIONUndergraduate Thesis, Juni 2017
Name : Aprilita Noor Amelia, ID Number: 1112101000095
Relationship of Knowledge, Attitudes with Eating Behavior Energy Sources onPreconceptioned Women has Served at KUA Pamulang District SouthTangerang City in 2016
xvi + 137 pages, 11 tables, 3 pictures, 8 attachments
Abstract
One of the most common health problems in women is Chronic EnergyDeficiency. The effects of chronic energy deficiency include low nutritional status,and tend to give birth to LBW, premature, and there is even a possibility at infantdeath. Therefore, researchers want to know how the relationship of knowledge,attitude with eating behavior of energy source in preconception woman who servedat KUA Pamulang District South Tangerang City in 2016.
Respondents of this study amounted to 148 people with age range (15-49 years)were selected through the quota sampling method. This research is an observationalanalytic epidemiological research with cross sectional design. The data werecollected through interviews with knowledge and attitude questionnaires to find outthe characteristics of the respondents, and to interview with Semi Quantitative FFQmethod to see the consumption of food sources of energy. Then the data in univariateand bivariate analysis with chi square test.
The results showed that most pre-conception women had less eating energy(84.5%), low nutritional knowledge (50.7%) and negative nutritional attitude(65.5%). Based on the result of bivariate test with significance level 5% it is knownthat there is no correlation between nutritional knowledge of preconceptional womanwith feeding behavior of energy source (p = 0,197). However, there is a relationshipbetween knowledge of food sources of energy and the eating behavior of energysources (p = 0.023). Then there was no significant correlation between femalepreconception preconception attitude toward feeding behavior of energy source (p =0,784). However, there is a correlation between attitudes toward the portion ofconsumption of proper energy sources and attitudes toward efforts to have idealbody weight with feeding behavior of energy source (p = 0.050; p = 0.027).
Therefore, it is hoped that KUA, Puskesmas Pamulang and South Tangerang CityHealth Office can cooperate in providing health education for preconceptionalwomen, so that they are more understanding and positive towards the food portionof energy source in maintaining food and maintaining ideal body weight.
Keywords : Preconceptions, Chronic Energy Deficiency, KUAReferences : 64 (2001-2016)
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
GUJI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PENULIS
Nama : Aprilita Noor Amelia
Jenis kelamin : Perempuan
TTL : Bukit Selabu, 21 April 1995
Alamat : RT 008 RW 004 Ds. Karya Maju Kec. Keluang Kab. MuBa
No. Telp/HP : 085691475999
Kebangsaan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Email : [email protected]
B. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
2012 – sekarang : Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2009 – 2012 : MA PP. Qodratullah Langkan Banyuasin III SumSel
2006 – 2009 : MTs PP. Qodratullah Langkan Banyuasin III SumSel
2000 - 2006 : SDN 1 Lokajaya Musi Banyuasin SumSel
1999 - 2000 : TK Kuntum Melati Musi Banyuasin SumSel
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Alhamdulillahirabbil ‘alamin,. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Perilaku Makan Sumber
Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang
Kota Tangerang Selatan Tahun 2016” dengan baik. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada suri teladan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat dan pengikutnya. Ucapan terima kasih penulis haturkan dengan
penuh rasa hormat dan suka cita atas terselesaikannya skripsi ini kepada :
1. Orang tua tercinta Bapak Tumidi dan Ibu Marfungawati yang telah berikhtiar,
sabar, serta kepada Kakakku dr. Wika HR, dan Ketiga Adikku Putri Ayu A,
Putra Maulana Z, dan Nisa Nur H yang telah memberi semangat, dukungan serta
doa untuk penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak membantu dan teruslah menjadi bapak kebanggaan kami.
3. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat sekaligus staf dosen yang telah sabar mendidik dan mengajarkan
ilmu pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi masa depan penulis.
4. Ibu Febrianti, S.P, M.Si dan Ibu Mukhlidah Hanun Siregar, MKM selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis. Terima kasih untuk segala masukan dan nasihatnya bu.
5. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, Kepala KUA Kecamatan Pamulang
beserta jajaran staf, terkhusus Bapak Cecep dan Ibu Nurjannah yang telah
memberikan izin serta telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
penelitian.
6. Teman-teman seperjuangan Kesehatan Masyarakat. Peminatan Gizi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2012, terkhusus Kak Arina Khoirina yang telah menjadi
keluarga di perantauan, bersama-sama menuntut ilmu, membantu, berdiskusi,
memberi dukungan serta doa terhadap penelitian ini.
7. Keluarga Besar As-shoff MuBa yang juga telah menjadi keluarga di perantauan,
bersama-sama menuntut ilmu, membantu, berdiskusi, memberi dukungan serta
doa terhadap penelitian ini. Terimakasih kalian.
Semoga ilmu yang diajarkan, bimbingan dan arahan yang disampaikan, serta
doa dan dukungan yang telah diberikan dari berbagai pihak terhadap penulis,
mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari penyusunan
skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mohon maaf
jika terdapat banyak kekeliruan. Dari semua pihak yang membaca juga sangat
diharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan masukan bagi penulis.
Atas kerja samanya penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Jakarta, Juni 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT........................................................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... vii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ............................................................... viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 6
1.3 Pertanyaan Penelitian................................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
1.6 Ruang Lingkup.......................................................................................... 9
BAB II................................................................................................................... 10
2.1 Wanita Prakonsepsi................................................................................. 10
2.1.1 Wanita Usia Subur (WUS) dan Masa Prakonsepsi ............................ 10
2.1.2 Kebutuhan Gizi pada Wanita Prakonsepsi ......................................... 12
2.1.3 Kebutuhan Energi pada Wanita Prakonsepsi ..................................... 20
2.2 Perilaku Makan ....................................................................................... 24
2.2.1 Pengertian Perilaku Makan ................................................................ 24
2.2.2 Dampak Perilaku Makan.................................................................... 27
2.2.3 Metode Penilaian Konsumsi Pangan.................................................. 32
2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku ................................. 36
2.3.1 Pengetahuan (Knowledge).................................................................. 38
2.3.2 Sikap (Attitude) .................................................................................. 41
2.4 Kerangka Teori ....................................................................................... 42
BAB III ................................................................................................................. 45
3.1 Kerangka Konsep.................................................................................... 45
3.2 Definisi Operasional ............................................................................... 47
3.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 49
BAB IV ................................................................................................................. 50
4.1 Desain Penelitian .................................................................................... 50
4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................. 50
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 50
4.4 Metode Pengumpulan Data..................................................................... 52
4.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 54
4.6 Manajemen Data ..................................................................................... 58
4.7 Analisis Data........................................................................................... 61
4.7.1 Analisis Univariat............................................................................... 61
4.7.2 Analisis Bivariat ................................................................................. 61
4.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ............................................................ 62
BAB V............................................................................................................... 64
5.1 Gambaran KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016................................ 64
5.2 Analisis Univariat ..................................................................................... 65
5.2.1 Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yangdilayani KUA Kecamatan Pamulang ................................................. 65
5.2.2 Gambaran Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUAKecamatan Pamulang......................................................................... 66
5.2.3 Gambaran Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA KecamatanPamulang............................................................................................ 67
5.3 Analisis Bivariat ...................................................................................... 70
5.3.1 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang....... 70
5.3.2 Hubungan Sikap Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang....... 72
BAB VI ................................................................................................................. 75
6.1 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 75
6.2 Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi .............................................. 75
6.3 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Makan Sumber Energi ............ 78
6.4 Hubungan Sikap dengan Perilaku Makan Sumber Energi ....................... 81
BAB VII ................................................................................................................ 87
7.1 Simpulan................................................................................................... 87
7.2 Saran ......................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi Wanita Usia Subur (WUS) Umur 15-49 Tahun ........................................................................................................ 15
Tabel 2.2 Makanan Sumber Karbohidrat, Protein dan Lemak ............................. 22
Tabel 4.1 Nilai P (Proporsi) Variabel Dependen dan Variabel Independen ......... 48
Tabel 5.1 Nama-nama Kelurahan di KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016 ... 64
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Makan Sumber Energi pada WanitaPrakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016............ 65
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayaniKUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016....................................................... 64
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi BerdasarkanPertanyaan Kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016 .............. 66
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUAKecamatan Pamulang Tahun 2016 ................................................................ 67
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi BerdasarkanPertanyaan Kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016 .............. 67
Tabel 5.7 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan Perilaku MakanSumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA KecamatanPamulang Tahun 2016 ................................................................................... 69
Tabel 5.8 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Pengetahuan Gizi KonsumsiMakanan Sumber Energi (B1) dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 201669
Tabel 5.9 Analisis Hubungan antara Sikap Gizi dengan Perilaku Makan SumberEnergi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan PamulangTahun 2016 .................................................................................................... 70
Tabel 5.10 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Sikap Gizi Konsumsi Buah danSayur (C2) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016................................ 71
Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Sikap Gizi Terhadap Upaya BBIdeal (C8) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016................................ 72
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS) ....................................................... 14
Gambar 2.2 Kerangka Teori.................................................................................. 44
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan (DinKes)
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Kantor Urusan Agama (KUA)
Lampiran 3 Formulir Persetujuan Responden Penelitian dan Data Diri
Lampiran 4 Kuesioner Pengetahuan Gizi
Lampiran 5 Kuesioner Sikap Gizi
Lampiran 6 Formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire
Lampiran 7 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Lampiran 8 Output Analisis Data Software Komputer
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan status gizi
kurang yang dapat terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) maupun wanita
hamil (Kemenkes, 2013). WUS adalah wanita yang rata-rata berumur 15
hingga 49 tahun baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau
janda. Dapat disimpulkan bahwa WUS adalah wanita prakonsepsi yang siap
menghadapi kehamilan, serta dapat merencanakan kehamilannya sekitar tiga
hingga enam bulan, bahkan setahun sebelum terjadinya pembuahan atau
konsepsi (BKKBN, 2012).
Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum terjadinya pembuahan
atau masa sebelum hamil yang dapat terjadi sekitar tiga hingga enam bulan
sebelum konsepsi (Huliana, 2007). Wanita prakonsepsi merupakan wanita
yang siap menjadi ibu serta dapat memperhatikan kesehatan dirinya (Rhode
Island Department of Health, 2012). Penyebab utama KEK adalah
kekurangan asupan energi dalam waktu lama dan dapat diketahui dengan
cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) melalui ambang batas <23,5
cm bagi WUS dan wanita hamil (Kemenkes, 2013).
2
Dampak yang dapat ditimbulkan dari keadaan ibu yang mengalami
KEK baik sebelum dan selama hamil adalah status gizi rendah atau biasa
dikatakan IMT rendah, dan cenderung dapat melahirkan BBLR, kelahiran
prematur, bahkan kemungkinan bayi meninggal dunia (Devi, 2010; Grieger,
2014; dan Apriadji, 2005 dalam Ervina dkk, 2014).
Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2007 dan tahun 2013,
prevalensi risiko KEK pada wanita hamil umur 15–49 tahun secara nasional
mengalami peningkatan sebesar 13,6% dan 24,2%. Di Provinsi Banten,
prevalensi risiko KEK juga mengalami peningkatan pada tahun 2007
(12,6%) menjadi (27,4%) pada tahun 2013 dengan angka prevalensi risiko
KEK di provinsi Banten lebih tinggi daripada angka prevalensi nasional.
Selain itu, Provinsi Banten juga merupakan salah satu dari 13 provinsi yang
berisiko KEK (Depkes RI, 2008 dan Kemenkes RI, 2013). Sehingga masih
perlu diperhatikan terkait KEK pada ibu hamil di Provinsi Banten.
Berdasarkan Riskesdas Banten tahun 2013, prevalensi tertinggi
ditunjukkan pada Kota Tangerang Selatan sebesar 45,4%. Hal ini
dikarenakan angka prevalensi KEK di Kota Tangerang Selatan lebih tinggi
daripada angka prevalensi nasional dan prevalensi di Provinsi Banten.
Sehingga Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota yang
menyumbang masalah KEK khususnya pada ibu hamil.
Di Kota Tangerang Selatan, KEK merupakan salah satu masalah
kesehatan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pamulang sebanyak
1,34% (Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, 2016). Berdasarkan hasil
laporan profil Puskesmas Pamulang juga menunjukkan bahwa masalah KEK
3
di wilayah kerja Puskesmas Pamulang pada ibu hamil risiko KEK pada
tahun 2014 (0,47%) menjadi (0,49%) pada tahun 2015. Hal ini menandakan
bahwa terjadi peningkatan prevalensi KEK pada ibu hamil risiko KEK
dalam tiga tahun terakhir.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada 30 wanita
prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016,
menunjukkan bahwa 24 wanita prakonsepsi (80%) memiliki perilaku makan
sumber energi kurang. Pada penelitian Ausa dkk (2013), menunjukkan
bahwa ibu hamil KEK dan memiliki asupan energi kurang sebanyak 42%.
Hal ini menandakan bahwa masih adanya masalah terkait asupan energi
dengan risiko KEK pada wanita.
Didukung pula dengan hasil penelitian Nurbaiti (2016) yang juga
menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan energi dengan KEK pada
wanita usia subur di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. Sebanyak 97,4% wanita usia subur memiliki asupan energi
kurang. Dari hasil analisis juga diperoleh nilai korelasi r = 0,792 yang
menunjukan bahwa terdapat korelasi positif antara asupan energi dengan
KEK yang menunjukkan bahwa terdapat kekuatan korelasi yang kuat. Selain
itu, berdasarkan penelitian Irawan dkk (2013) menjelaskan bahwa terdapat
nilai korelasi positif yang menunjukkan ketika semakin besar konsumsi
energi seseorang, maka hal tersebut dapat meningkatkan status BMI dan
LILA seseorang.
Salah satu hal yang harus dihadapi seseorang untuk merencanakan
kehamilan adalah perilaku dalam memilih pangan dan mengonsumsinya
4
sebagai reaksi terhadap adanya pengaruh fisiologis, psikologis, sosial dan
budaya (Suhardjo, 1989 dalam Dewi, 2013). Perilaku makan dalam
penelitian ini merupakan perilaku makan yang dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan anak. Oleh sebab itu, faktor kondisi ibu sebelum dan
selama kehamilan memang perlu diperhatikan. Menurut Cetin dkk (2010),
menjelaskan bahwa setiap perkembangan kehamilan selain dapat
dipengaruhi oleh asupan nutrisi seorang ibu, juga dapat terkait dengan
pengembangan saraf, serta dapat memiliki dampak jangka panjang pada
perkembangan mental bayi.
Hal ini sesuai dengan kebijakan Kemenkes tahun 2014 yang
menegaskan bahwa seorang ibu memang harus menambah jumlah dan jenis
makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan
kebutuhannya. Selain itu, seorang ibu juga harus mengonsumsi makanan
yang beranekaragam baik proporsi maupun jumlahnya. Karena hal yang
harus diketahui adalah janin akan tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi
dari makanan yang dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang
berada di dalam tubuh ibunya. Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan,
sikap dan perilaku pemilihan makanan yang baik dan benar bagi seorang ibu
maupun calon ibu.
Menurut penelitian Irawati dkk (1992) dalam (Iqbal, 2013),
menyatakan bahwa tingkat pengetahuan gizi seseorang dapat berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan. Semakin tinggi
pengetahuan gizi seseorang maka semakin baik pula keadaan gizinya. Hal
ini didukung dengan penelitian Hamid dkk (2014), yang menyatakan bahwa
5
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan KEK
pada wanita prakonsepsi di kota Makassar, dengan responden yang
berpengetahuan gizi rendah memiliki peluang 3,852 kali menderita KEK
dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan gizi baik.
Dalam penelitian Ervina et al (2014), menyimpulkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan sikap gizi seimbang terkait konsumsi
makanan beragam (p = 0,000) pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar
tahun 2014. Responden yang berpengetahuan kurang dan berperilaku buruk
sebanyak 27 orang (65,9%) dengan nilai p = 0,030 (p ≤0,05), dan responden
yang bersikap negatif dan berperilaku buruk sebanyak 33 orang (71,7%)
dengan nilai p = 0,000 (p ≤0,05).
Dari hasil penelitian tersebut didukung juga oleh penelitian Indriani
dkk (2013), yang menyimpulkan bahwa porsi makan nasi, sayur, dan buah-
buahan pada wanita prakonsepsi di Kabupaten Way Kanan merupakan
makanan sumber energi yang masih belum memenuhi anjuran dalam
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Hal tersebut menandakan bahwa
masih adanya masalah kesehatan pada wanita, khususnya masalah KEK.
Sehingga masih perlu diperhatikan dengan baik penyelesain masalahnya
terutama kepada calon ibu.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa perlu adanya
penelitian terkait masalah perilaku makan pada wanita masa prakonsepsi.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku makan sumber energi pada
6
wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan tahun 2016.
1.2 Rumusan Masalah
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan salah satu masalah
perilaku makan sumber energi kurang yang saat ini masih sering terjadi pada
wanita (15-49 tahun) yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang sebesar
84,5%. Dampak yang dapat ditimbulkan dari KEK meliputi status gizi
rendah, dan ibu cenderung dapat melahirkan BBLR, kelahiran prematur,
bahkan kemungkinan bayi meninggal dunia. Oleh sebab itu perlu adanya
pencegahan dan penanggulangan yang harus dilakukan sejak dini bagi
wanita sebagai calon ibu. Sehingga penelitian pada wanita prakonsepsi yang
dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016 ini dilakukan peneliti untuk
mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku
makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA
Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.
1.3 Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyan-pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran perilaku makan sumber energi pada wanita
prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan tahun 2016 ?
7
2. Bagaimana gambaran pengetahuan gizi wanita prakonsepsi yang
dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun
2016 ?
3. Bagaimana gambaran sikap gizi wanita prakonsepsi yang dilayani
KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016 ?
4. Adakah hubungan antara pengetahuan dengan perilaku makan sumber
energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016 ?
5. Adakah hubungan antara sikap dengan perilaku makan sumber energi
pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang
Kota Tangerang Selatan tahun 2016 ?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tujuan umum
Diketahuinya hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku makan
sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.
b. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran perilaku makan sumber energi pada wanita
prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan tahun 2016.
8
2. Diketahuinya gambaran pengetahuan gizi wanita prakonsepsi yang
dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun
2016.
3. Diketahuinya gambaran sikap gizi wanita prakonsepsi yang dilayani
KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.
4. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku
makan sumber energi pada wanita prakonsepsi di KUA Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan tahun 2016.
5. Diketahuinya hubungan antara sikap gizi dengan perilaku makan
sumber energi pada wanita prakonsepsi di KUA Kecamatan Pamulang
Kota Tangerang Selatan tahun 2016.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi KUA, Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
terutama kepada pihak KUA Kecamatan Pamulang, Puskesmas
Pamulang dan Dinkes Kota Tangerang Selatan tentang pengetahuan,
sikap dan perilaku makan wanita prakonsepsi yang juga dapat digunakan
sebagai dasar pertimbangan dalam perencanaan program gizi yang lebih
baik lagi di wilayah kerja Pamulang khususnya program untuk wanita
pranikah atau prakonsepsi.
2. Bagi Peneliti
Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan
ilmu gizi yang dimiliki, khususnya terkait gizi maternal dan kesehatan
9
masyarakat, serta dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian
lanjutan.
1.6 Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Peminatan Gizi Program
Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012
untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku makan
sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2016. Desain studi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi cross sectional dengan
pendekatan analitik kuantitatif. Adapun responden dalam penelitian ini
adalah calon pengantin wanita yang telah mendaftar di KUA, mengikuti
penataran, dan termasuk kedalam sampel penelitian dari bulan Desember
2016- bulan Mei 2017.
Penelitian dilakukan menggunakan data primer yang diperoleh
melalui wawancara kuesioner pengetahuan dan sikap untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap responden, dan wawancara formulir Semi
Quantitative FFQ untuk mengetahui perilaku makan sumber energi pada
responden. Kemudian data yang diperoleh, di analisis menggunakan analisis
univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square.
10
2BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Wanita Prakonsepsi
2.1.1 Wanita Usia Subur (WUS) dan Masa Prakonsepsi
Menurut BKKBN (2011) wanita usia subur adalah wanita yang
rata-rata berumur 15 hingga 49 tahun baik yang berstatus kawin maupun
yang belum kawin atau janda. Selain itu juga keadaan organ reproduksinya
berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.
Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil. Masa saat-saat
sebelum terjadinya pembuahan yang juga dapat terjadi sekitar tiga hingga
enam bulan sebelum konsepsi (Huliana, 2007). Misalnya jika seorang
wanita berencana menikah bahkan dalam waktu enam bulan yang akan
datang, maka mulai saat ini calon ibu sudah harus mempersiapkan diri
terutama dalam memperhatikan pola makan sehat.
Rhode Island Department of Health (2012) menyimpulkan bahwa
wanita prakonsepsi merupakan wanita yang siap menjadi ibu,
merencanakan kehamilan dengan memperhatikan kesehatan diri atau
kesehatan reproduksi, kesehatan lingkungan, serta pekerjaannya. Oleh
sebab itu, masa prakonsepsi ini harus diawali dengan hidup sehat, seperti
memperhatikan makanan yang dimakan oleh calon ibu.
11
Wanita prakonsepsi adalah wanita usia subur yang siap menjadi
seorang ibu, dimana kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa
anak-anak, remaja, ataupun lanjut usia (Puli et al, 2014). Perawatan
prakonsepsi juga merupakan suatu langkah-langkah penilaian dan
intervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi risiko
medis, perilaku, dan sosial kesehatan wanita, serta hasil kehamilannya dari
sebelum konsepsi (Hadar et al, 2015). Hal ini menandakan bahwa faktor
kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan akan sangat menentukan
kondisi bayinya. Adanya kehidupan manusia sejak dalam kandungan,
maka calon ibu perlu memiliki kesehatan dan gizi yang baik. Jika hal
tersebut tidak terwujud, maka dari awal kehidupan hingga kehidupan
selanjutnya akan bermasalah (Devi, 2010).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masalah keselamatan dan
kesehatan janin memiliki keterkaitan dengan kesehatan dan status gizi
remaja perempuan yang akan menjadi ibu, remaja perempuan sebagai
calon pengantin juga harus memperhatikan status gizinya dengan baik,
tidak kurus dan tidak anemia atau kekurangan gizi lainnya. Dalam rangka
menyelamatkan 1000 HPK, perlu adanya kebijakan yang mencegah
menikah di usia muda, sehingga perlu adanya kebijakan sinkronisasi
antara Undang-undang No. 1 tahun 1974 dan Undang-undang No. 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sehingga usia minimal menikah
perempuan dapat ditingkatkan menjadi 18 tahun (Kemenkes RI, 2013).
Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
mengidentifikasi empat tujuan untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi
12
diantaranya yaitu; 1) meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan prakonsepsi. 2) meyakinkan bahwa semua
wanita usia subur bisa menerima pelayanan perawatan prakonsepsi yang
akan memungkinkan mereka dalam kesehatan yang optimal. 3)
mengurangi risiko lahir cacat, dan 4) mengurangi hasil kehamilan yang
merugikan (Rhode Island Department of Health, 2012).
2.1.2 Kebutuhan Gizi pada Wanita Prakonsepsi
Manusia merupakan makhluk hidup yang membutuhkan asupan
makanan untuk memperoleh zat- zat yang sangat berguna bagi tubuh. Oleh
sebab itu, makanan yang dikonsumsi seseorang juga harus mengandung
berbagai zat-zat gizi yang dibutuhkan dengan jumlah dan mutu yang
mencukupi.
Gizi merupakan suatu proses organisme melalui makanan yang
dikonsumsi secara normal dengan tahapan serta proses yang dimulai dari
digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme hingga eksresi
atau pengeluaran zat- zat yang tidak digunakan oleh tubuh, dan berfungsi
dalam mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta yang dapat menghasilkan energi (Supariasa, 2001).
Kata gizi berasal dari bahasa arab yaitu ghidza yang berarti
makanan. Oleh sebab itu, ilmu gizi juga berkaitan dengan tubuh manusia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gizi merupakan suatu proses dimana
semua makhluk hidup memanfaatkan makanan untuk keperluannya dalam
memberi energi, pertumbuhan serta pemelihara fungsi organ tubuh, dan
sebagai pengatur proses tubuh.
13
Berbicara tentang gizi, maka diperlukan adanya susunan pangan
sehari-hari yang mengandung gizi seimbang. Dalam hal ini yaitu Pedoman
Gizi Seimbang yang diyakini mampu mengatasi masalah gizi terutama
dalam hal beban gizi ganda, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.
Pedoman Gizi Seimbang merupakan pedoman untuk konsumsi makan
sehari-hari yang harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah
(porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur,
mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral), serta
dapat dijadikan sebagai pedoman makan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal (Kemenkes, 2014).
Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang perlu
diperhatikan bagi calon pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam
makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi
konsumsi zat gizi makro dan mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral) yang akan digunakan sebagai proses pertumbuhan tubuh yang
cepat, peningkatan volume darah dan peningkatan hemoglobin dalam
darah yang berguna untuk mencegah anemia yang disebabkan karena
kehilangan zat besi selama proses menstruasi (Kemenkes, 2014).
Sesuai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan gizi
yang diperlukan bagi wanita prakonsepsi benar harus mengandung
berbagai zat gizi dan juga harus sesuai dengan anjuran. Berikut anjuran
Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi WUS yang telah ditetapkan
(Kemenkes RI, 2014):
14
Zat GiziAngka Kecukupan Gizi (AKG)
13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun
Energi(kkal)
2125 2125 2250 2150
Protein (g) 69 59 56 57
Folat (mcg) 400 400 400 400
B6 (mg) 1,2 1,2 1,3 1,3
B12 (mcg) 2,4 2,4 2,4 2,4
Besi (mg) 26 26 26 26
Sumber : Kemenkes RI (2014)
Berikut 4 prinsip Gizi Seimbang menurut Kemenkes RI (2014) yang
dapat dijadikan acuan bagi wanita prakonsepsi terkait perilaku makan sehat
terdiri dari; membiasakan makan-makanan yang beranekaragam atau
bervariasi, berperilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan
memantau berat badan ideal. Adapun gambar Tumpeng Gizi Seimbang
(TGS) dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Bagi WUS
Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)
14
Zat GiziAngka Kecukupan Gizi (AKG)
13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun
Energi(kkal)
2125 2125 2250 2150
Protein (g) 69 59 56 57
Folat (mcg) 400 400 400 400
B6 (mg) 1,2 1,2 1,3 1,3
B12 (mcg) 2,4 2,4 2,4 2,4
Besi (mg) 26 26 26 26
Sumber : Kemenkes RI (2014)
Berikut 4 prinsip Gizi Seimbang menurut Kemenkes RI (2014) yang
dapat dijadikan acuan bagi wanita prakonsepsi terkait perilaku makan sehat
terdiri dari; membiasakan makan-makanan yang beranekaragam atau
bervariasi, berperilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan
memantau berat badan ideal. Adapun gambar Tumpeng Gizi Seimbang
(TGS) dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Bagi WUS
Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)
14
Zat GiziAngka Kecukupan Gizi (AKG)
13-15 tahun 16-18 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun
Energi(kkal)
2125 2125 2250 2150
Protein (g) 69 59 56 57
Folat (mcg) 400 400 400 400
B6 (mg) 1,2 1,2 1,3 1,3
B12 (mcg) 2,4 2,4 2,4 2,4
Besi (mg) 26 26 26 26
Sumber : Kemenkes RI (2014)
Berikut 4 prinsip Gizi Seimbang menurut Kemenkes RI (2014) yang
dapat dijadikan acuan bagi wanita prakonsepsi terkait perilaku makan sehat
terdiri dari; membiasakan makan-makanan yang beranekaragam atau
bervariasi, berperilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, dan
memantau berat badan ideal. Adapun gambar Tumpeng Gizi Seimbang
(TGS) dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG) Bagi WUS
Gambar 2.1 Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)
15
Setelah adanya konsep 4 prinsip Gizi Seimbang pada TGS diatas,
Kemenkes RI (2014) juga menetapkan 13 pesan dasar gizi seimbang
sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan yang dikonsumsi
sehari-hari agar tetap seimbang dan aman, khususnya dalam hal ini bagi
wanita sebagai calon ibu, dengan tujuan agar status gizi serta kesehatan
yang optimal dapat tercapai serta dipertahankan.
Adapun 13 pesan dasar Pedoman Umum Gizi Seimbang yang perlu
diketahui adalah sebagai berikut: 1) Makanlah aneka ragam makanan; 2)
Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi; 3) Makanlah
makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi; 4) Batasi
konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi; 5)
Gunakan garam beryodium; 6) Makanlah makanan sumber zat besi; 7)
Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya; 8) Biasakan makan pagi; 9) Minumlah air bersih yang aman
dan cukup jumlahnya; 10) Lakukan aktivitas fisik secara teratur; 11)
Hindari minuman yang beralkohol; 12) Makanlah makanan yang aman
bagi kesehatan; 13) Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Salah satu pesan dasar utama pedoman gizi seimbang diatas yaitu
membiasakan makan-makanan yang bervariasi. Hal tersebut sesuai dengan
Kemenkes (2014) yang menjelaskan bahwa terdapat pesan gizi seimbang
bagi wanita atau calon pengantin dalam memenuhi kebutuhan energi, yaitu
dengan cara mengonsumsi aneka ragam makanan. Karena sumber energi
dapat diperoleh dari berbagai sumber makanan, dan merupakan suatu
16
proses yang digunakan untuk pertumbuhan, peningkatan volume darah dan
peningkatan hemoglobin dalam darah yang sangat diperlukan bagi wanita
atau calon pengantin. Oleh sebab itu, hal ini menandakan bahwa setiap
manusia khususnya wanita atau calon pengantin memang membutuhkan
makanan yang beranekaragam atau bervariasi dalam memenuhi kebutuhan
energinya.
Sejalan dengan penelitian Kurniasih dkk (2010), yang menyatakan
bahwa satu makanan saja tentu tidak akan cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi seseorang, karena satu makanan tidak dapat mencakup
seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, kecuali Air Susu Ibu (ASI).
Oleh sebab itu, ketika semakin bervariasi makanan yang dihidangkan,
maka semakin mudah pula kebutuhan akan berbagai zat gizi untuk
terpenuhi.
Konsumsi anekaragam makanan, seperti perbanyak konsumsi
sayur dan buah juga menjadi syarat bagi wanita atau calon pengantin.
Sesuai dengan teori Departemen Kesehatan (2003) yang menyatakan
bahwa, variasi konsumsi makanan ideal dalam hidangan sehari-hari pada
umumnya ialah jika setiap kali makan hidangan tersebut terdiri dari 4
kelompok makanan yaitu; makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah.
Sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan merupakan
makanan yang bisa menjadi alternatif makanan yang perlu dikonsumsi.
Karena dalam sayuran hijau dan kacang-kacangan banyak mengandung
asam folat yang memang sangat diperlukan pada masa kehamilan. Buah-
buahan berwarna, baik berwarna kuning, merah, merah jingga, orange,
17
biru, ungu seperti semangka, mangga, jeruk, apel, dan sebagainya juga
merupakan sumber vitamin yang baik bagi tubuh, khususnya vitamin A,
dan antioksidan.
Vitamin diperlukan tubuh dalam membentuk proses-proses
metabolisme dalam tubuh, sedangkan antioksidan diperlukan untuk
merusak senyawa-senyawa hasil oksidasi dan radikal bebas yang dapat
berpengaruh buruk bagi kesehatan. Selain buah berwarna, buah yang
berserat juga dapat melancarkan BAB sehingga mengurangi risiko
sembelit atau susah buang air besar (Kemenkes RI, 2014).
Selain makanan yang bervariasi pada zat gizi makro, vitamin dan
mineral, makanan sumber zat gizi mikro juga penting dan dibutuhkan
tubuh, khususnya pada calon pengantin yaitu kandungan zat besi dan asam
folat. Kebutuhan zat besi sangat diperlukan untuk membentuk hemoglobin
yang mengalami peningkatan pada fase ini, serta untuk mencegah
timbulnya anemia yang dapat disebabkan karena kehilangan zat besi
selama periode menstruasi. Selain itu, kebutuhan zat besi juga dapat
menjaga pertumbuhan bayi secara optimal (Kemenkes RI, 2014).
Anemia merupakan suatu keadaan ketika kadar hemoglobin di
dalam darah kurang dari nilai normal atau lebih dikenal dengan Anemia
Gizi Besi (AGB). Hal ini terjadi karena zat besi berperan pada sintesa sel
darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat
besi terus-menerus dapat menyebabkan pembentukan sel darah merah
tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh dan dapat menimbulkan
anemia. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Ronnenberg et al
18
(2004) pada 405 wanita di Cina, yang menyatakan bahwa wanita dengan
anemia moderat sebelum konsepsi, 6 kali lebih mungkin melahirkan bayi
BBLR dan 5 kali lebih mungkin untuk memiliki bayi dengan Fetal Growth
Restriction (FGR).
Sedangkan asam folat digunakan untuk pembentukan sel dan
sistem saraf, termasuk sel darah merah. Karena asam folat berperan
penting pada pembentukan DNA dan metabolisme asam amino dalam
tubuh. Jika kekurangan asam folat, maka dapat mengakibatkan timbulnya
anemia pada wanita prakonsepsi. Hal ini dikarenakan terjadinya gangguan
pada pembentukan DNA yang mengakibatkan gangguan pembelahan sel
darah merah, sehingga jumlah sel darah merah menjadi kurang. Selain itu,
asam folat dengan vitamin B6 dan B12 juga dapat membantu mencegah
timbulnya penyakit jantung.
Namun, berdasarkan penelitian Ronnenberg (2002) yang dilakukan
pada 434 wanita di Cina menggunakan studi case-control pada wanita
umur 21-34 tahun menyatakan bahwa, ketika seorang wanita mengalami
peningkatan homosistein, vitamin B-12 dan B-6, maka dapat
meningkatkan risiko kelahiran prematur. Selain itu juga, diperoleh hasil
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal usia ibu, BMI,
pendidikan, shift kerja, merokok pasif di rumah, penggunaan vitamin, teh,
atau alkohol antara prematur atau BBLR kasus dan kontrol masing-
masing.
Seperti halnya zat besi, asam folat juga banyak terdapat pada
sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Anjuran konsumsi folat
19
pada orang dewasa disarankan sebanyak 1000 gr/hari. Oleh sebab itu,
menurut Kemenkes (2014) wanita yang berencana hamil memang perlu
mempersiapkan kebutuhan gizi agar terpenuhi, seperti konsumsi asam
folat secara cukup, minimal 4 bulan sebelum masa kehamilan atau paling
sedikit 90 pil zat besi selama kehamilannya agar terhindar dari risiko bayi
lahir cacat terutama pada sistem saraf (otak) atau cacat tabung saraf
(Neural Tube Deffect).
Karena kesehatan ibu mencakup kesehatan wanita dalam usia
subur. Maka, status gizi wanita terutama pada masa usia subur merupakan
elemen pokok dalam kesehatan reproduksi. Apabila seorang wanita
kekurangan gizi, maka akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi.
Pada manusia, periode kritis dalam tumbuh kembang janin memang harus
dimulai sejak masa prakonsepsi pada kaum wanita atau ibu yang akan
menikah dan akan merencanakan konsepsi. Selain itu, beberapa hal yang
harus menjadi perhatian serius calon ibu sejak prakonsepsi hingga anak
usia balita adalah aspek gizi, kesehatan, psikologis dan sebagainya.
Berikut sekilas sumber nutrisi penting bagi wanita prakonsepsi
hingga masa kehamilan (MacDougall, 2003):
Sumber Nutrisi Penting
Vitamin AProduk dari susu (susu, mentega, keju, dsb), telur,minyak ikan, sayuran berwarna hijau, dan kuning.
Vitamin B1Semua jenis beras atau gandum, ragi, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran daun-daunan hijau.
Vitamin B2Semua jenis beras atau gandum, sayuran hijau, dantelur.
Vitamin B3Semua jenis beras atau gandum, ragi, minyak ikan,telur, dan susu.
20
Vitamin B5Telur, kacang-kacangan, biji-bijian, semua jenis beras-berasan atau gandum, alpukat.
Vitamin B6 Seluruh tepung, ragi, biji gandum, jamur, kentang.
Vitamin B12 Telur, daging, tiram, susu.
Asam folatSayuran daun-daunan hijau, jeruk, dan kacang-kacangan.
Vitamin C Buah sitrun, stroberi, lada manis, tomat, dan kentang.
Vitamin DSusu asam, minyak ikan (sarden), margarin, kuningtelur, sinar matahari.
Vitamin EMinyak sayur, biji gandum, kacang-kacangan, bijibunga matahari, brokoli.
KalsiumProduk susu, sardin kalengan, salmon termasuktulangnya, sayur dan daun-daunan hijau, kacang-kacangan.
BesiDaging merah, kacang-kacangan, telur, sayuran daun-daunan hijau.
SengBiji gandum, bekatul, seluruh jenis tepung, kacang-kacangan, bawang, tiram.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
gizi wanita prakonsepsi khususnya kebutuhan akan sumber energi memang
sangat diperlukan jauh sebelum masa kehamilan yang kaitannya dengan
adanya risiko KEK pada wanita atau calon pengantin. Oleh sebab itu,
sebenarnya diperlukan adanya perhatian khusus bagi wanita atau calon
pengantin agar memahami serta mematuhi kebutuhan gizi apa saja yang
diperlukan tubuh. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa sumber energi
dapat diperoleh pada berbagai sumber makanan, sehingga diperlukan
perilaku makan menuju lebih baik lagi.
2.1.3 Kebutuhan Energi pada Wanita Prakonsepsi
Energi merupakan salah satu hasil dari suatu proses metabolisme
yang meliputi karbohidrat, protein dan lemak. Energi berfungsi sebagai
21
sumber zat tenaga yang digunakan untuk proses metabolisme, pertumbuhan,
pengaturan suhu dan aktifitas fisik. Jika energi yang dikonsumsi berlebih,
maka kelebihan energi tersebut akan disimpan dalam bentuk glikogen
sebagai cadangan energi jangka pendek, dan akan disimpan dalam bentuk
lemak sebagai cadangan energi jangka panjang (IOM, 2002 dalam
Kemenkes RI, 2014). Untuk jumlah energi yang dibutuhkan dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi (AKG)
bagi Wanita Usia Subur.
Makanan sumber energi telah dijelaskan sebelumnya bahwa
mengandung sumber karbohidrat, protein dan lemak. Berikut dijabarkan
pada tabel 2.2 makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak (Kemenkes
RI, 2014):
Tabel 2.2 Makanan Sumber Karbohidrat, Protein Dan Lemak
Sumber Karbohidrat Sumber Protein Sumber Lemak
Beras, Jagung, Oat,Serealia lainnya, Umbi-Umbian, Tepung.
Daging, Ikan, Telur,Susu dan aneka
produk olahannya.
Lemak atau Gajih danMinyak
Gula, Madu.Buah Alpukat, BijiWijen, Biji BungaMatahari, dan Kemiri.
Buah dengan kadar airrendah (Pisang,Kurma), dan lainnya.
Santan, Cokelat,Kacang-kacangandengan kadar air rendah(Kacang tanah, danKacang kedelai) danlainnya.
22
Karena fokus yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan risiko
KEK terkait perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi. Maka
perlu diketahui terlebih dahulu bahwa kekurangan Energi Kronis (KEK)
merupakan keadaan status gizi kurang yang dapat terjadi pada Wanita Usia
Subur (WUS) maupun wanita hamil. Penyebab utama KEK adalah
kekurangan asupan energi yang terjadi dalam waktu lama, serta dapat
diketahui dengan cara mengukur Lingkar Lengan Atas (LiLA) melalui
ambang batas <23,5 cm bagi WUS dan wanita hamil (Kemenkes, 2013).
Dampak yang dapat ditimbulkan dari keadaan ibu yang mengalami
KEK baik sebelum dan selama hamil adalah status gizi rendah atau biasa
dikatakan Indeks Massa Tubuh (IMT) rendah, dan cenderung dapat
melahirkan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kelahiran prematur, bahkan
kemungkinan bayi bisa meninggal dunia (Devi, 2010; Grieger, 2014; dan
Apriadji, 2005 dalam Ervina dkk, 2014).
Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irawan dkk (2013)
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara KEK dengan jumlah
asupan energi kurang pada wanita prakonsepsional di kota Makassar
sebanyak (57,8%). Wanita KEK dengan asupan energi kurang sebanyak 11
(29,7%) orang, dibandingkan wanita KEK dengan asupan energi cukup 7
(25,9%). Hasil penelitian Hamid dkk (2014) yang dilakukan pada 48 orang
wanita prakonsepsi di kota Makassar, terdiri dari 16 kelompok kasus (KEK)
dan 32 kelompok kontrol (non KEK) juga menunjukkan sebanyak 3 (18,8%)
wanita prakonsepsi memiliki asupan energi kurang, tidak jauh berbeda
dengan wanita prakonsepsi yang memiliki asupan energi cukup 4 (25,0%).
23
Berdasarkan sudut pandang ilmu gizi, Santoso dkk. (2004) dalam
Hidayati (2011) menjelaskan bahwa makanan pokok merupakan makanan
sumber energi dan mengandung banyak karbohidrat. Karbohidrat dikenal
sebagai zat gizi makro dan sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Karena
sebagian besar energi berasal dari karbohidrat, maka makanan sumber
karbohidrat digolongkan sebagai makanan pokok (Kurniasih dkk, 2010).
Makanan pokok adalah jenis pangan bersumber karbohidrat yang paling
sering dikonsumsi pada umumnya. Berikut beberapa contoh jenis pangan
karbohidrat yang meliputi; beras, jagung, singkong, ubi, talas, garut,
sorgum, jewawut, sagu dan produk olahannya (Kemenkes RI, 2014). Oleh
sebab itu, dapat disimpulkan bahwa KEK berarti memiliki hubungan dengan
perilaku makan sumber energi, dalam hal ini yaitu makanan pokok atau
sumber karbohidrat.
Didukung oleh penelitian Hidayati (2011), yang menyatakan bahwa
ibu dengan pola konsumsi makanan pokok tidak sesuai anjuran lebih banyak
(62%) daripada ibu dengan pola konsumsi makanan pokok sesuai anjuran
(46%). Dapat disimpulkan bahwa ibu dengan pola konsumsi makanan
pokok tidak sesuai anjuran dan memiliki risiko KEK berisiko lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang memiliki pola konsumsi makanan pokok
sesuai anjuran. Hal ini juga menandakan bahwa masih adanya masalah
terkait perilaku makan sumber energi pada wanita. Oleh sebab itu masih
perlu adanya perhatian terkait kesehatan calon ibu yang dapat
mempengaruhi masa depan calon anak.
24
2.2 Perilaku Makan
2.2.1 Pengertian Perilaku Makan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perilaku adalah
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.
Proses terbentuknya perilaku juga banyak terjadi dari hasil kebiasaan
seseorang yang sudah berlangsung sejak lama (Warumu, 2010).
Sedangkan makan adalah proses untuk memasukkan makanan ke dalam
tubuh.
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Pada hakikatnya,
perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia seperti
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Jadi, perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia,
baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Dari sisi psikologi, Skinner (1938) dalam
Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa perilaku merupakan suatu
respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Sedangkan makanan merupakan bahan selain obat yang mengandung
zat- zat gizi dan atau unsur-unsur serta ikatan kimia yang dapat diubah
menjadi zat gizi oleh tubuh, sehingga ketika dikonsumsi dapat berguna
bagi tubuh (Almatsier, 2010).
Menurut Suhardjo (1989) dalam Dewi (2013) perilaku makan
merupakan cara individu dalam memilih pangan dan mengonsumsinya
sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, sosial dan
25
budaya. Tan (1970) dalam Purwaningrum (2008) berpendapat bahwa
perilaku makan merupakan suatu istilah untuk menggambarkan perilaku
yang berhubungan dengan tatakrama makan, frekuensi makan, pola
makan, kesukaan makan dan pemilihan makanan. Notoatmodjo (2002)
juga mengatakan bahwa perilaku makan merupakan respon seseorang
terhadap makanan yang diperlukan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan.
Kemenkes RI (2014), juga menjelaskan bahwa perilaku makan
merupakan perilaku paling penting yang dapat memengaruhi keadaan
gizi seseorang. Selain kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang
dikonsumsi, perilaku makan juga dapat memengaruhi tingkat kesehatan
baik individu maupun masyarakat, agar tubuh tetap sehat dan terhindar
dari berbagai penyakit kronis juga diperlukan adanya peningkatan pola
makan ke arah perilaku gizi seimbang.
Perilaku makan seperti halnya perilaku lain pada diri individu,
keluarga atau masyarakat juga dapat dipengaruhi oleh wawasan dan cara
pandang serta bagaimana cara seseorang tersebut menyikapinya dengan
tindakan yang tepat. Oleh sebab itu, apabila tindakannya dipengaruhi
oleh pengalaman masa lalu, maka hal tersebut dapat berkaitan dengan
informasi tentang pengetahuan dari makanan dan gizi yang diterimanya
dari berbagai sumber (Notoatmodjo 2007).
Sebenarnya, jika makanan sehari-hari yang dipilih baik, maka
makanan tersebut akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan
untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, jika makanan tidak dipilih
26
dengan baik, tubuh pun akan mengalami kekurangan zat-zat gizi tertentu.
Hal ini didukung oleh Almatsier (2010), yang menyatakan bahwa
konsumsi makanan juga akan berpengaruh terhadap status gizi
seseorang. Seperti yang juga dikatakan oleh Kartasapotra (2003) dalam
Irawan (2012) yang menyatakan bahwa adanya kekurangan energi secara
terus menerus juga akan menimbulkan gejala seperti daya tahan tubuh
menurun, rentan terhadap penyakit dan dapat menimbulkan efek
terhadap daya kerja yang menurun.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku makan yang
sehat memang tidak lepas dari perilaku diet yang sehat. Corner dkk
(2002) dalam (Sarintohe & Prawitasari, 2006) menyatakan bahwa
perilaku makan sehat berhubungan dengan diet rendah lemak, tinggi
kadar serat, dan tingginya konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.
Menurut Notoatmodjo (2012), pengukuran perilaku dapat
dilakukan secara tidak langsung seperti recall konsumsi makanan yang
telah dikonsumsi responden beberapa hari, minggu bahkan bulan. Sejalan
dengan metode perilaku makan yang digunakan dalam penelitian ini
melalui metode Semi Quantitative FFQ. Metode frekuensi makan
digunakan untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah
bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari,
minggu, bulan atau tahun. Kuesioner frekuensi makan memuat semua
tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan
bahan makanan tersebut. Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada
Metode Semi Quantitative Frekuensi Makan adalah:
27
1) Responden diminta untuk menjawab kuesioner daftar makanan
mengenai frekuensi atau seberapa sering responden mengonsumsi
makanan tersebut dalam hari, minggu, bulan atau tidak pernah
dikonsumsi dalam sebulan terakhir, dan seberapa banyak jumlah
yang dikonsumsi dalam porsi atau URT nya.
2) Peneliti melakukan rekapitulasi pada kuesioner frekuensi konsumsi
makanan.
3) Peneliti mengolah data menggunakan software
2.2.2 Dampak Perilaku Makan
Seperti negara-negara berkembang lainnya, Indonesia saat ini
sedang menghadapi masalah gizi ganda. Keadaan underweight,
overweight, dan obesitas akan berdampak pada peningkatan angka
kesakitan dan kematian di usia dewasa sebagai akibat dari berbagai
penyakit yang ditimbulkan dari masalah status gizi tersebut.
Menurut Simbolon (2013) adanya masalah gizi ganda merupakan
kelanjutan dari masalah gangguan pertumbuhan dan kesehatan sejak
masa janin ke masa anak-anak dan terus berlanjut sampai dewasa.
Beberapa studi juga menjelaskan bahwa faktor-faktor yang berhubungan
dengan masalah gizi, antara lain seperti pada riwayat lahir dan status gizi
sebelumnya yang juga dapat menjadi faktor pendukung adanya masalah
gizi pada seseorang, khusunya pada calon ibu.
Hal ini sesuai dengan jurnal systematic review yang dilakukan
oleh Ramakrishnan et al (2012) yang menyatakan bahwa asupan
makanan wanita masa prakonsepsi dikaitkan dengan penurunan risiko
28
berat lahir rendah atau usia kehamilan kecil, dan prematur. Hasil
penelitian Dean et al (2014) juga menyatakan bahwa berat badan ibu
sebelum masa kehamilan merupakan faktor signifikan dalam periode
prakonsepsi yang berkontribusi dengan risiko underweight 32% lebih
tinggi dari kelahiran prematur
Arisman (2007) juga menjelaskan bahwa wanita yang mengalami
malnutrisi sebelum dan selama awal kehamilan, cenderung dapat
melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang,
serta akan melahirkan bayi BBLR.
Surasih (2005) dalam Irawan (2012) mengungkapkan bahwa
faktor yang mempengaruhi KEK salah satunya adalah konsumsi energi.
Banyaknya dampak perilaku makan juga dijelaskan oleh Hasanah dkk
(2012) yang menyatakan bahwa aspek kebiasaan makan merupakan salah
satu penyebab KEK pada ibu hamil. Semua aspek perilaku kebiasaan
makan seperti kebiasaan tidak makan bersama keluarga, pola makanan
yang kurang beragam dan bersumber energi, frekuensi dan porsi
makanan yang kurang, adanya pantangan makanan, cara
mendistribusikan makanan, dan cara memilih bahan makanan yang juga
merupakan penyebab terjadinya KEK pada ibu hamil.
Didukung oleh hasil penelitian Ausa dkk (2013) didapatkan nilai
signifikansi p=0,05 (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara asupan energi dengan KEK pada ibu hamil. Hasil
penelitian Nurbaiti (2016) juga menyatakan bahwa ada hubungan antara
asupan energi dengan KEK pada wanita usia subur di Desa Candirejo
29
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sebanyak 97,4% wanita usia
subur memiliki asupan energi kurang, dari hasil analisis juga diperoleh
nilai korelasi r = 0,792 yang menunjukan bahwa terdapat korelasi positif
antara asupan energi dengan KEK yang menunjukkan bahwa terdapat
kekuatan korelasi yang kuat.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Simarmata (2008) juga
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola konsumsi makan
berdasarkan jumlah energi dengan nilai signifikan p = 0.037 (p < 0.05)
dengan KEK pada ibu hamil. Berdasarkan penelitian Irawan dkk (2013)
juga menjelaskan bahwa terdapat nilai korelasi positif antara asupan
energi dengan status BMI dan LILA, yaitu ketika semakin besar
konsumsi energi seseorang, maka hal tersebut dapat meningkatkan status
BMI dan LILA seseorang tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masih
adanya masalah terkait asupan energi dengan adanya risiko KEK pada
wanita terutama ibu hamil, sehingga perlu adanya tindak lanjut menuju
lebih baik lagi.
Ketika wanita memiliki berat badan cukup, maka kemungkinan
untuk memiliki dampak buruk terhadap hasil kehamilan juga hanya
memiliki efek minimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Ronnenberg et al (2003) menyatakan bahwa BMI ibu yang rendah bisa
dihasilkan dari kekurangan asupan energi kronis. Oleh sebab itu, jika
kekurangan energi pada ibu hamil bertahan selama 10-30 minggu
pertama kehamilan, maka ketika kebutuhan energi yang diperlukan
semakin meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin pun tidak akan
30
tersedia. Peningkatan yang direkomendasikan untuk asupan energi
selama kehamilan diperkirakan sekitar 200-300 kkal.
Menurut Cetin dkk (2010) asupan nutrisi yang baik bagi seorang
ibu memang sangat dibutuhkan. Nutrisi merupakan dasar untuk
pengembangan saraf serta dapat memiliki dampak jangka panjang pada
perkembangan mental bayi. Oleh sebab itu, wanita sebagai calon ibu
memang perlu memperhatikan kesehatan dan gizi yang baik baginya,
karena faktor kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan akan sangat
menentukan kondisi bayinya.
Menurut Ma’rifah (2012) ibu dengan status gizi buruk atau
mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis) cenderung melahirkan
bayi BBLR. Wanita dengan status gizi rendah atau biasa dikatakan IMT
rendah, memiliki efek negatif pada hasil kehamilan seperti; BBLR dan
kelahiran preterm (Apriadji, 2005 dalam Ervina dkk, 2014).
Ramakrishnan et al (2012) juga melaporkan bahwa indikator ibu
sebelum hamil seperti; tinggi badan rendah, underweight dan kelebihan
berat badan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko prematur dan usia
kehamilan kecil. Hal ini dapat dikaitkan dengan hasil penelitian Irawan
dkk (2013) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan
energi dengan IMT.
Berdasarkan hasil penelitian Ronnenberg et al (2003) pada 575
perempuan pekerja tekstil di Anqing, Cina dengan desain studi kohort
menyatakan bahwa hasil penelitian yang diperoleh masih menunjukkan
adanya masalah terkait ibu dan anak, terutama kaitan antara BMI ibu
31
yang rendah dengan hasil kelahirannya, dari 575 wanita yang dijadikan
sampel, diperoleh hasil bahwa 25% wanita tergolong cukup underweight,
dan 27% sangat kurus, sehingga diperoleh hasil kelahirannya pada 5
orang bayi (0,9%) dengan BB <2000 g, dan 1 bayi (0,2%) lahir pada <32
minggu, sebanyak 42 bayi (7,2%) lahir prematur, 37 bayi (6,4%)
tergolong BBLR, dan 69 (12%) IUGR.
Rasyid dkk (2012) menyatakan bahwa dampak BBLR dapat
berpotensi dalam menimbulkan gangguan perkembangan organ tubuh
pada janin, utamanya pada gangguan perkembangan otak serta dapat
menjadi pemicu terjadinya penurunan Intelligence Quotient (IQ) saat
dilahirkan, kondisi tersebut juga merupakan ancaman terhadap
menurunnya kualitas Sumber Daya Manusia di kemudian hari.
Menurut Simbolon (2013) pengaruh berat lahir bayi selain dapat
memberi dampak panjang pada pertumbuhan bayi, juga dapat memberi
dampak terhadap status gizi balita. Hal ini dapat berlanjut sampai remaja
dan dewasa bahkan berlanjut terus antargenerasi. Sehingga tantangan
yang harus dipersiapkan adalah dengan cara mempersiapkan calon-calon
ibu agar benar-benar siap untuk hamil dan melahirkan, serta selalu
menjaga kebersihan dalam upaya melindungi bayi dari penyakit dan
infeksi (Kemenkes, 2015).
Adanya kemajuan di bidang ekonomi terutama di wilayah
perkotaan juga dapat menyebabkan adanya perubahan pada gaya hidup
seseorang, seperti pola makan yang mengarah pada fast food. Fast food
adalah makanan cepat saji yang dikonsumsi secara instan. Fast food
32
memiliki ciri kandungan gizi yang tidak seimbang, mengandung kalori
tinggi, dan kebanyakan rendah serat, tinggi kandungan lemak (termasuk
kolesterol), gula dan garam. Selain itu, jika fast food disertai dengan
adanya tingkat stress dan kurangnya aktivitas fisik, maka dapat
berdampak pada masalah gizi lebih (obesitas ). Dalam jangka panjang,
obesitas tersebut juga dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
diabetes dan jantung koroner (Hermina, 1997).
Oleh sebab itu, perlunya pemilihan konsumsi makanan yang tepat
sejak dini, terutama bagi wanita usia subur yang akan menjadi calon ibu.
Karena, gizi ibu yang buruk sebelum masa kehamilan maupun pada saat
kehamilan dapat menyebabkan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),
bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan
pertumbuhan dan perkembangan otak pada bayi, serta peningkatan risiko
kesakitan dan kematian. BBLR juga mempunyai dampak buruk terhadap
perkembangan kognitif dan psikomotorik bayi, disamping dampak buruk
pada saat pertumbuhannya (Yongky, 2009).
2.2.3 Metode Penilaian Konsumsi Pangan
Menurut Supariasa (2001) survei konsumsi pangan atau penilaian
konsumsi makanan merupakan suatu metode penentuan status gizi yang
dilakukan secara tidak langsung, untuk melihat jumlah dan zat gizi yang
dikonsumsi seseorang, serta yang dapat memberikan gambaran dalam
penentuan status gizi perorangan maupun kelompok, mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan suatu zat gizi, yang tujuannya yaitu untuk
mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan
33
makanan dan zat gizi seseorang pada tingkat kelompok, rumah tangga,
maupun perorangan, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
konsumsi makannya.
Berdasarkan jenis data, metode untuk mengukur konsumsi
makanan perorangan dapat dijelaskan melalui dua metode; yaitu metode
kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk
mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi, sedangkan metode
kualitatif untuk mengetahui frekuensi makan (Supariasa, 2001).
Berikut penjelasan lebih lanjut metode pengukuran konsumsi
makanan SQ-FFQ yang digunakan dalam penelitian:
1. Metode SQ-FFQ (Semi Quantitative Food Frequency
Questionnaire)
Metode frekuensi makanan adalah metode untuk
memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan
makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari,
minggu, bulan atau tahun (Supariasa, 2001).
Dari beberapa metode yang ada, metode frekuensi makanan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode semi
quantitative food frequency questionnire. Metode SQ-FFQ
merupakan bentuk FFQ yang telah dimodifikasi dengan cara
menambahkan perkiraan jumlah konsumsi makanan atau estimasi
URT dalam gram pada kuesioner. Metode SQ-FFQ juga dapat
memberikan informasi mengenai data asupan gizi secara umum.
34
Pada SQ-FFQ, skor zat gizi yang terdapat di setiap subyek
dihitung dengan cara mengkalikan frekuensi setiap jenis makanan
yang dikonsumsi, yang diperoleh dari data bahan makanan pada
kuesioner. Bahan makanan yang terdapat dalam kuesioner tersebut
merupakan daftar bahan makanan yang sudah diuji terlebih dahulu
sesuai kebiasaan sehari-hari dalam sebulan terakhir. Sehingga,
daftar bahan makanan pada kuesioner merupakan daftar makanan
yang cukup sering dikonsumsi oleh responden. Hal ini sesuai
dengan teori Gibson (2005) yang mengatakan bahwa; bahan
makanan yang ada dalam daftar kuesioner adalah bahan makanan
yang dikonsumsi dalam frekuensi cukup sering oleh responden.
Membahas perbedaan dan kegunaannya, kuesioner SQ-FFQ
dapat digunakan untuk menerangkan ukuran porsi yang
dikonsumsi seseorang dengan hasil yang diperoleh seperti
konsumsi makanan sumber energi dala penelitian ini, dari semua
daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan
bahan makanan juga terdiri dari periode tertentu sepeti; tahun,
bulan, minggu, dan hari, makanan yang dikonsumsi oleh responden
juga dapat dilihat dalam bentuk porsi besar, sedang dan kecil.
Sedangkan metode FFQ tidak terdapat standar ukuran porsi dan
tidak dilakukan estimasi URT dalam gram untuk setiap porsinya.
Jadi, yang digunakan hanya frekuensi seberapa sering responden
mengonsumsi makanan tersebut.
35
Adapun prosedur penggunaan SQ-FFQ menurut Fahmida
(2007) adalah sebagai berikut:
1. Subyek diwawancarai mengenai frekuensi konsumsi jenis
makanan, apakah harian, mingguan, atau bulanan.
2. Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan
porsinya.
3. Pewawancara melakukan estimasi ukuran porsi yang dikonsumsi
subyek ke dalam ukuran berat (gram).
4. Pewawancara melakukan konversi semua frekuensi daftar bahan
makanan perhari (1 hari), minggu (7 hari) dan bulan (30 hari).
Misalnya: Nasi putih dikonsumsi 3x perhari, ekuivalen dengan
3/1= 3
Tahu dikonsumsi 4x perminggu, ekuivalen dengan 4/7
perhari = 0,57
Bayam dikonsumsi 5x perbulan, ekuivalen dengan 5/30
perhari = 0,17
5. Kemudian tugas pewawancara yaitu mengalikan frekuensi
konsumsi dengan ukuran porsi (gram) untuk mendapatkan berat
yang dikonsumsi dalam gram/hari, dan
6. Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi responden
penelitian sesuai dengan form yang telah diisi.
36
7. Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi
dalam gram/hari, maka semua berat item dijumlahkan sehingga
diperoleh total asupan zat gizi dari subyek.
8. Terakhir, cek dan teliti kembali untuk memastikan semua item
bahan makanan telah dihitung dan hasil penjumlahan berat (gram)
bahan makanan agar tidak terjadi kesalahan.
2.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Albert Bandura (1965) dalam Warumu (2010) mengemukakan
bahwa proses pembentukan perilaku dapat ditentukan melalui dua faktor
yaitu; faktor kognitif dan faktor sosial. Glanz et al (2002) menyatakan
bahwa dalam teori pembelajaran sosial, perilaku manusia juga dapat
dijelaskan dalam tiga cara yang dinamis dan timbal balik melalui faktor
personal, pengaruh lingkungan, dan perilaku. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa teori kognitif-sosial merupakan teori yang dapat
memberikan suatu penjelasan tentang bagaimana perilaku bisa dibentuk,
bisa melalui pengamatan pada model-model yang ditampilkan oleh media
massa. Sebagai contoh, adanya efek dari pemodelan ini pun dapat
meningkat melalui pengamatan tentang imbalan dan hukuman yang
dijatuhkan pada model, melalui identifikasi dari khalayak pada model
tersebut, dan melalui sejauh mana khalayak memiliki efikasi diri tentang
perilaku yang dicontohkan di media.
Selain itu juga, dapat disimpulkan bahwa dasar pemikiran dari teori
kognitif sosial ini adalah orang bukan saja belajar dari pengalaman pribadi,
37
tetapi juga melakukan pengamatan terhadap tindakan orang lain dan hasil
dari tindakan tersebut. Berikut enam konsep teori kognitif sosial menurut
Albert Bandura (2001):
1) Reciprocal determinism (Determinisme Timbal Balik)
Reciprocal determinism merupakan perubahan perilaku yang
ditentukan melalui interaksi antara seseorang dan lingkungannya.
Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang. Sebaliknya manusia juga
dapat mempengaruhi lingkungan.
2) Behavioral capability (Kapabilitas Berperilaku)
Konsep behavioral capability didasarkan pada kemampuan
seseorang untuk mengubah suatu perilaku melalui adanya pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan dalam melakukan suatu perilaku yang
diinginkan.
3) Expectation (Harapan)
Expectation merupakan sesuatu yang diharapkan seseorang sebagai
hasil dari perubahan perilaku.
4) Reinforcement (Dorongan)
Reinforcement merupakan tanggapan terhadap perilaku seseorang
yang dapat meningkatkan kesinambungan perilaku, yaitu dorongan positif
yang akan dialami seseorang terhadap cara mereka melihat dan merasakan
atau berupa dorongan yang memotivasi.
38
5) Self-efficacy (Kefektifan Diri)
Self-efficacy berarti keyakinan bahwa kita memiliki kemampuan
untuk bertindak dan bertahan dengan usaha yang kita miliki.
6) Observational learning (pembelajaran observational)
Pembelajaran observational merupakan kemampuan untuk belajar,
dengan cara mengamati orang lain. Dalam melakukannya, seseorang dapat
melihat keberhasilan sekaligus kegagalan dan dampak positif serta negatif
dari hasil-hasil pengamatan.
Dari penjelasan diatas, konsep yang digunakan dalam penelitian ini
adalah konsep reciprocal determinism sesuai dengan teori Glanz et al
(2002), dan dapat disimpulkan bahwa teori bandura (2001) dan Glanz et al
(2002) memiliki satu kesatuan bahwa adanya konsep teori kognitif
(kepribadian atau individu), perilaku (sosial) dan lingkungan memiliki
hubungan timbal balik terhadap seseorang (individu) begitu juga dengan
lingkungannya. Dalam hal ini, dijelaskan bahwa variabel pengetahuan dan
sikap termasuk kedalam faktor kepribadian atau individu. Sedangkan
perilaku disini merupakan perilaku yang sudah mencakup perilaku sosial
seseorang.
2.3.1 Pengetahuan (Knowledge)
Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil
dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan dapat terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu
indra penglihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra perasa, dan
39
indra peraba. Akan tetapi, sebagian besar pengetahuan manusia hanya
diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan
konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Sediaoetama (2000)
menyatakan bahwa pengetahuan gizi seseorang dapat berpengaruh terhadap
sikap dan perilaku dalam memilih makanan yang juga dapat menentukan
mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari
makanan yang dikonsumsi. Sesuai dengan penelitian Hamid dkk (2014)
menyatakan bahwa terdapat hubungan dan besar risiko bermakna antara
pengetahuan gizi dengan KEK pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar.
Anderson dan Krathwohl (2001) menjelaskan bahwa pengetahuan
seseorang memiliki 6 tingkatan atau biasa dikenal dengan Taksonomi
Bloom diantaranya yaitu:
1. Mengingat (Remembering), diartikan sebagai mengingat suatu
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Maksudnya
mengingat kembali (recall) sesuatu yang telah dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (Understanding), diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
40
3. Mengaplikasikan (Applying), diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Menganalisis (Analyzing), diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Mengevaluasi (Evaluating), diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
6. Menciptakan (Creating), diartikan sebagai proses kognitif
untuk membentuk kesatuan dan mengarahkan seseorang untuk
menghasilkan sesuatu yang baru. Menciptakan juga sangat
berkaitan erat dengan pengalaman belajar dan mengarah pada
proses berpikir kreatif.
Menurut penelitian Ervina dkk (2014), menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan gizi seimbang dengan perilaku gizi
seimbang (p= 0,030) pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014.
Diketahui responden yang berpengetahuan kurang dan berperilaku buruk
sebanyak 27 orang (65,9%).
41
2.3.2 Sikap (Attitude)
Effendi dan Makhfudli (2009) menyatakan bahwa sikap adalah suatu
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang kepada suatu objek
atau stimulus. Sikap nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap objek tertentu dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan reaksi
yang dapat bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap juga
merupakan cerminan jiwa seseorang. Sikap adalah cara seseorang
mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain (melalui perilaku).
Menurut Azwar (2011) pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu; pendidikan, pengalaman pribadi, pengaruh dari orang
lain, sumber informasi, pengaruh kebudayaan dan faktor emosional.
Notoatmodjo (2010) juga menyatakan bahwa sikap memiliki beberapa
tingkatan, diantaranya ialah:
1. Menerima: Diartikan bahwa seseorang mau memperhatikan
stimulus yang diberikan.
2. Merespon: Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi
dari sikap.
3. Menghargai: Mau mengajak orang lain untuk berdiskusi suatu
masalah yang merupakan indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab: Bertanggung jawab atas segala yang telah
dipilih dengan resiko, yang merupakan indikasi sikap paling
tinggi.
42
Notoatmodjo (2010) juga menyatakan bahwa faktor psikologis yang
sangat besar pengaruhnya terhadap terjadinya perilaku adalah sikap. Sikap
merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-psikologis,
karena sikap merupakan kecenderungan bertindak dan berpersepsi. Oleh
sebab itu, sikap memang memiliki hubungan dengan adanya pengetahuan
dan perilaku seseorang.
Didukung oleh penelitian Ervina dkk (2014), menyimpulkan bahwa
ada hubungan antara sikap gizi seimbang dengan perilaku gizi seimbang (p=
0,000) pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014. Diketahui
responden yang bersikap negatif dan berperilaku buruk sebanyak 33 orang
(71,7%).
2.4 Kerangka Teori
Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang, baik individu,
kelompok, maupun masyarakat yang juga memiliki kewajiban dan tanggung
jawab atas dirinya sendiri. Adanya kemauan kesehatan merupakan tanggung
jawab seseorang dalam memenuhi hak-hak kesehatan mereka yang harus
terwujud. Dalam hal ini dapat dilihat dalam teori Albert Bandura (2001)
yang menganalisis bahwa faktor perilaku ditentukan melalui dua faktor
yaitu; faktor kognitif dan faktor sosial.
Glanz et al (2002) dan Keith (2016) juga menyatakan bahwa
perilaku manusia dapat dijelaskan dalam tiga cara yang dinamis dan timbal
balik melalui faktor perilaku (sosial), berhubungan timbal balik dengan
faktor personal (kognitif) terdiri dari pengetahuan, sikap, serta karakteristik
43
seseorang (umur dan jenis kelamin), berhubungan timbal balik dengan
faktor lingkungan seperti faktor pendukung dari luar diri atau faktor
eksternal yang terdiri dari keluarga dan teman, dan berhubungan timbal
balik lagi dengan faktor perilaku (sosial).
Sebagai contoh pada faktor perilaku yang memiliki hubungan timbal
balik dengan salah satu faktor personal yaitu pengetahuan. Ketika
pengetahuan yang diperoleh seseorang terkait ibu obesitas akan memiliki
dampak buruk seperti susah melahirkan dan bayi lahir cacat. Maka ibu pun
akan mengubah perilakunya, dalam hal ini yaitu perilaku makan. Namun,
dikarenakan pengetahuan yang diperoleh dari luar diri bukan dari seseorang
yang betul-betul mengetahui terkait kesehatan, maka perilaku makan yang
dikurangi pun akan tidak sesuai anjuran sebenarnya. Seperti mengurangi
karbohidrat dan protein yang seharusnya di diskusikan dengan dokter atapun
ahli gizi terkait kebutuhan bagi ibu hamil.
Selanjutnya berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Bandura
(2001) mengenai hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku, maka
peneliti menyusun kerangka teori pada Gambar 2.3 Kerangka Teori berikut:
44
Sumber: Adopsi Teori Bandura (2001), Glanz et al (2002), dan Keith (2016)
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Perilaku(Sosial)
Faktor Personal
(Kognitif):
- Pengetahuan
- Sikap
- Umur
- Jenis Kelamin
Faktor Lingkungan:
- Keluarga
- Teman
45
3BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori adopsi dari Albert Bandura (2001),
Glanz et al (2002) dan Keith (2016) pada tinjauan pustaka mengenai
hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku. Diketahui bahwa “perilaku”
memiliki hubungan timbal balik terhadap seseorang (individu). Dalam hal
ini, seseorang (individu) termasuk variabel pengetahuan dan sikap. Variabel
yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu variabel
independen (pengetahuan dan sikap) dan variabel dependen (perilaku makan
sumber energi).
Variabel independen yang akan diteliti terdiri atas pengetahuan dan
sikap wanita prakonsepsi untuk melihat hubungannya dengan perilaku
makan sumber energi (variabel dependen). Sedangkan untuk variabel
dependennya yaitu perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi
yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016, dan dapat dilakukan
pengukurannya menggunakan kuesioner.
Variabel yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini, pertama
yaitu faktor personal pada umur dan jenis kelamin, karena umur dan jenis
kelamin dalam penelitian ini sudah jelas yaitu sesuai teori BKKBN (2012)
WUS usia 15-49 tahun dan yang ingin dilihat pada perilaku makan sumber
energi yaitu pada wanita prakonsepsi yang dilayani oleh KUA Kecamatan
46
Pamulang. Selanjutnya faktor yang tidak diteliti berikutnya adalah faktor
lingkungan, dikarenakan variabel lingkungan merupakan variabel pengaruh
dari luar diri individu atau faktor eksternal pada fokus penelitian dan
memiliki cakupan yang luas.
Pada penelitian ini hanya akan berfokus pada faktor dalam diri
terlebih dahulu, apakah individu memiliki kesalahan dalam perilaku makan
sehari-hari atau tidak. Sehingga, pengakuan dari sasaran penelitian lebih
diutamakan terkait faktor internal yang meliputi pengetahuan, sikap dan
perilaku makannya sehari-hari apakah telah sesuai kebutuhan. Selain itu juga
dapat secara langsung diberikan saran kepada target sasaran ketika tidak
memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku makan sumber energi yang baik
dalam hal kebutuhan gizi prakonsepsi.
Karena penelitian ini terfokus untuk melihat gambaran awal apakah
wanita prakonsepsi memiliki masalah terkait perilaku makan yang
berhubungan dengan pengetahuan dan sikapnya. Dari uraian diatas, maka
disusunlah kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Pengetahuan Gizi
Sikap Gizi
Perilaku Makan SumberEnergi pada Wanita
Prakonsepsi yang dilayaniKUA Kecamatan
Pamulang Tahun 2017
47
3.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Dependen
1. Perilaku makan
sumber energi
pada wanita
prakonsepsi
Kebiasaan konsumsi makanan
pada calon pengantin wanita
melalui formulir SQ-FFQ
dengan melihat jumlahnya.
Wawancara Formulir
Semi
Quantitative
FFQ
1. Kurang, jika asupan energi
<2125 pada usia 15-18
tahun; <2250 pada usia 19-
29 tahun; < 2150 pada usia
30-49.
2. Cukup, jika asupan energi
≥ 2125 pada usia 15-18
tahun; ≥2250 pada usia 19-
29 tahun; ≥2150 pada usia
30-49.
(Kemenkes, 2014)
Ordinal
Variabel Independen
48
No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
2. Pengetahuan
gizi wanita
prakonsepsi
Pengetahuan tentang makanan
dan zat gizi, sumber-sumber
zat gizi pada makanan, dan
permasalahan gizi.
Wawancara Kuesioner
No. B1-B10
1. Rendah: Jika skor ≤ 7
2. Tinggi: Jika skor > 8
*tidak berdistribusi normal
Ordinal
3. Sikap gizi
wanita
prakonsepsi
Respon seseorang untuk setuju
atau tidak setuju pada
pernyataan sikap gizi positif
dan sikap gizi negatif.
Wawancara
dengan memilih
jawaban:
S :Setuju
SS : Sangat
Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat
Tidak Setuju
(Skala Likert:
Sugiyono, 2012)
Kuesioner
No. C1-C8
1. Sikap Negatif: Jika tidak
setuju dengan konsumsi
makanan yang baik dengan
skor ≤17
2. Sikap Positif: Jika setuju
dengan konsumsi makanan
yang baik dengan skor >18
*tidak berdistribusi normal
Ordinal
49
49
3.3 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku makan sumber energi
pada wanita prakonsepsi di KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan tahun 2016
2. Ada hubungan antara sikap dengan perilaku makan sumber energi pada
wanita prakonsepsi di KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan tahun 2016
50
4 BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan
kuantitatif, menggunakan desain studi cross sectional, meliputi informasi, data
dan pengukuran variabel dependen dan variabel independen yang diambil
pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2002). Adapun variabel dependen
penelitian ini yaitu perilaku makan sumber energi. Sedangkan variabel
independennya yaitu pengetahuan dan sikap gizi wanita prakonsepsi yang
dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016.
4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di KUA Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan Jl. Siliwangi No 2 Provinsi Banten dari bulan Desember
2016 sampai bulan Mei 2017.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh calon pengantin
wanita yang mendaftar di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016 sebanyak
1246 pasangan. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Adapun
rumus penghitungan jumlah sampel menggunakan rumus uji hipotesis
estimasi beda 2 proporsi adalah sebagai berikut:
51
= 2. (1 − ) + (1 − ) + (1 − )( − )Ket :
n = Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan
Z1-α/2 = Derajat kepercayaan (CI 90%)
Z1-β = Kekuatan uji (80%)
P1 = Proporsi kasus berisiko
P2 =Proporsi kasus tidak berisiko
Ᵽ = Rata-rata proporsi; (P1 + P2)/2
Penelitian terdahulu mengenai hubungan pengetahuan, sikap dengan
perilaku makan sumber energi diperoleh dari nilai P1 dan P2 sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Nilai P1 dan P2 Hubungan Pengetahuan, Sikap denganPerilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi
No VariabelIndependen
P1 P2 n nx2 Sumber
1. Pengetahuan 65,9% 43,1% 74 148Ervina dkk, 2014
2. Sikap 71,7% 34,8% 28 56
Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel diatas, diperoleh besar
sampel minimum yang paling besar melalui rumus uji hipotesis 2 proporsi
dengan CI 90% serta kekuatan uji (1-β) 80% adalah sebesar 74 orang.
Karena uji yang digunakan adalah uji hipotesis dua proporsi, maka jumlah
sampel dikalikan 2 (dua). Sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 148
orang wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang
Tahun 2016.
52
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu wanita
prakonsepsi umur 15-49 tahun yang mendaftar di KUA Kecamatan
Pamulang bulan Desember tahun 2016 sampai dengan bulan Mei tahun
2017, tidak sedang hamil dan bersedia menjadi responden penelitian,
sedangkan kriteria ekslusinya yaitu pernah melahirkan.
Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan secara tidak
acak (non probability sampling) dengan cara quota sampling sampai
jumlah sampel terpenuhi. Cara ini dilakukan dengan memberikan
kuesioner kepada setiap wanita prakonsepsi yang datang mendaftar di
KUA Kecamatan Pamulang dan atau yang menghadiri penataran pranikah
di KUA Kecamatan Pamulang. Penataran pranikah dilakukan seminggu
sekali pada hari kamis pukul 08.30-11.00. Sampel yang terpilih diambil
dari bulan Desember tahun 2016 sampai dengan bulan Mei tahun 2017.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang
diperoleh secara langsung melalui wawancara kuesioner pengetahuan dan
sikap gizi untuk mengetahui karakteristik responden. Dalam pengumpulan
data primer, peneliti dibantu oleh 5 orang enumerator, terdiri dari tiga
mahasiswi kesehatan masyarakat dan dua petugas KUA Kecamatan
Pamulang. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer ini juga
menggunakan wawancara kuesioner SQ-FFQ yang digunakan untuk melihat
frekuensi konsumsi makanan sumber energi dalam satu bulan terakhir pada
wanita prakonsepsi yang menjadi responden pada bulan Mei 2017. Namun
53
terdapat responden yang telah mendaftar di KUA Kecamatan Pamulang dari
bulan Desember tahun 2016 dan baru mengikuti penataran, sehingga
termasuk dalam sampel penelitian. Sedangkan data sekunder digunakan
untuk mengetahui gambaran umum KUA Kecamatan Pamulang serta data
wanita prakonsepsi yang mendaftar di KUA Kecamatan. Berikut penjelasan
lebih lanjut terkait metode wawancara dan SQ-FFQ:
1) Metode Wawancara
Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer dalam
penelitian ini adalah metode wawancara kuesioner terkait daftar-daftar
pernyataan mengenai variabel pengetahuan dan sikap gizi. Kuesioner
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dengan harapan
responden akan memberikan respon atas daftar tersebut. Dalam
penelitian ini, seluruh responden memberikan respon dengan menjawab
seluruh pertanyaan/pernyataan yang diajukan oleh peneliti atau
enumerator sesuai kuesioner.
2) Metode SQ-FFQ
Metode SQ-FFQ digunakan untuk memperoleh data perilaku
makan sumber energi sesuai porsi atau URT dalam gram terkait frekuensi
konsumsi bahan makanan atau makanan jadi selama periode hari,
minggu, dan bulan. Data asupan makanan yang digunakan berupa
makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah-buahan yang juga
menggunakan metode wawancara pada formulir SQ-FFQ.
Untuk mengetahui berapa sumber energi setiap responden, maka
dilakukan analisis menggunakan software Nutrisurvey dengan cara
54
memasukkan semua bahan makanan atau makanan jadi yang dikonsumsi
tiap responden yang diperoleh dari wawancara kuesioner SQ-FFQ.
Kemudian hasil analisis dari total sumber energi disesuaikan dengan
tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi bagi WUS pada setiap kelompok umur
dalam bentuk kkal.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini, instrumen
yang digunakan merupakan kuesioner pengetahuan gizi, sikap gizi dan
perilaku makan sumber energi yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas terlebih dahulu. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait
instrumen penelitian yang digunakan sebagai berikut:
1) Kuesioner penelitian yang berisi lembar persetujuan menjadi responden
penelitian dan identitas responden yang terdapat pada kolom “A nomor
A1-A8” dalam lampiran 2.
2) Pertanyaan mengenai variabel pengetahuan gizi terdapat pada tabel “B
nomor B1-B10” dalam lampiran 3. Untuk mengetahui dua kategori
variabel pengetahuan dikatakan “Rendah” jika jawaban benar ≤ 7.
Sedangkan pengetahuan dikatakan “Tinggi” jika jawaban benar melebihi
median > 8.
3) Pertanyaan mengenai variabel sikap gizi terdapat pada tabel “C nomor
C1-C8” dalam lampiran 4. Untuk mengetahui dua kategori variabel sikap
dikatakan “Negatif” jika jawaban ≤ 17. Sedangkan sikap dikatakan
55
“Positif” jika jawaban melebihi median >18. Variabel sikap gizi juga
diukur menggunakan skala ukur “Likert” (Sugiyono, 2012). Dari setiap
jawaban pertanyaan/pernyataan sikap gizi pada instrumen penelitian ini
memiliki gradasi penilaian dari yang sangat positif sampai dengan yang
sangat negatif. Gradasi pengukuran untuk analisis kuantitatif pada
penelitian ini menggunakan standar yang diberi skor sebagai berikut:
a. Gradasi pertanyaan/pernyataan positif
SS = “Sangat Setuju” diberi skor 4
S = “Setuju” diberi skor 3
TS = “Tidak Setuju” diberi skor 2
STS = “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 1
b. Gradasi pertanyaan/pernyataan Negatif
STS = “Sangat Tidak Setuju” diberi skor 4
TS = “Tidak Setuju” diberi skor 3
S = “Setuju” diberi skor 2
SS = “Sangat Setuju” diberi skor 1
Setelah dilakukan gradasi pertanyaan ketika dianalisis, kemudian
dari seluruh responden akan dilihat kecenderungan sikapnya apakah positif
atau negatif. Karena data yang dianalisis menghasilkan data yang tidak
berdistribusi normal, maka untuk mengetahui dua kategori variabel sikap
gizi yang dikatakan “Sikap Negatif” jika jawaban responden ≤ 17.
Sedangkan sikap gizi dikatakan “Sikap Positif” jika jawaban benar melebihi
median > 18.
56
Selanjutnya untuk melihat kecenderungan pada setiap
pertanyaan/pernyataan, dilakukan analisis lebih lanjut pada setiap
pertanyaan/pernyataan dengan cara menganalisis data interval dan melihat
kecenderungan jawabannya. Sebagai contoh pada pertanyaan negatif C2
pada 148 responden diperoleh hasil:
Jumlah skor untuk 41 orang menjawab SS = 41 x 4 = 164
Jumlah skor untuk 2 orang menjawab S = 2 x 3 = 6
Jumlah skor untuk 48 orang menjawab TS = 48 x 2 = 96
Jumlah skor untuk 57 orang menjawab STS = 57 x 1 = 57
Jumlah total = 323
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh pada salah satu pertanyaan
negatif C2 diatas diperoleh jumlah total sebesar = 323. Selanjutnya, untuk
melihat kecenderungan sikap gizi secara kontinum berdasarkan jumlah total
diatas dapat digambarkan sebagai berikut:
SS S TS STS
148 296 323 444 592
Jadi, berdasarkan data yang diperoleh dari 148 responden pada
pertanyaan negatif C2, rata-rata skor terletak pada daerah setuju dengan
angka kontinum sebesar 323.
57
4) Formulir SQ-FFQ merupakan formulir perilaku makan yang digunakan
untuk mengumpulkan data asupan makanan sumber energi yang terdapat
pada lampiran 4. Responden akan diwawancarai untuk memilih semua
makanan yang sering dikonsumsi, terkait makanan pokok, lauk-pauk,
sayur dan buah melalui wawancara kepada responden yang dilakukan
oleh pengumpul data.
Formulir SQ-FFQ yang digunakan dalam penelitian ini juga
merupakan formulir SQ-FFQ yang telah dimodifikasi dari penelitian
sebelumnya, yaitu pada penelitian Hidayati (2011) dan telah disesuaikan
dengan bahan makanan yang paling sering dikonsumsi oleh responden di
lokasi penelitian. Nama bahan makanan yang diambil telah disesuaikan
dengan teori bahwa terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan
buah yang juga dilakukan melalui wawancara. Selanjutnya dilakukan
eliminasi atau penghapusan daftar bahan makanan yang sama sekali tidak
dikonsumsi oleh 30 responden terpilih, sehingga menghasilkan kuesioner
daftar bahan makanan yang telah siap digunakan.
Untuk pengkategorian variabel perilaku makan sumber energi
dikatakan “Kurang” jika asupan energi <2125 pada usia 15-18 tahun;
<2250 pada usia 19-29 tahun; < 2150 pada usia 30-49. Sedangkan
perilaku makan sumber energi dikatakan “Cukup” jika asupan energi ≥
2125 pada usia 15-18 tahun; ≥2250 pada usia 19-29 tahun; ≥2150 pada
usia 30-49.
58
4.6 Manajemen Data
Setelah kuesioner yang telah dikumpulkan lengkap, kemudian diolah
melalui tahap-tahap sebagai berikut sehingga siap untuk dilakukan analisis:
1. Penyuntingan data (Data editing)
Pada tahap editing ini merupakan tahap penyuntingan data sebelum
dilakukan proses pemasukan data. Proses editing ini dapat meliputi
kegiatan pengecekan jawaban kuesioner di lapangan atau sebelum peneliti
serta pengumpul data meninggalkan lapangan, yaitu untuk mengetahui
apakah jawaban yang ada pada kuesioner sudah lengkap, jelas serta
konsisten. Pengecekan dilakukan dengan tujuan agar data yang sudah
terkumpul diharapkan tidak terdapat kesalahan dan meragukan. Namun,
apabila hanya terdapat beberapa data saja yang masih belum lengkap pada
sebuah kuesioner , peneliti bersama enumerator dapat menelusuri kembali
responden yang bersangkutan atau mengambil data kembali hingga
lengkap.
2. Coding Data
Pada tahap coding ini, dilakukan perubahan data yang berbentuk
huruf menjadi angka. Kegunaan coding ini digunakan untuk
mempermudah analisis data dan mempercepat entri data. Koding juga
dilakukan berdasarkan variabel yang ada. Untuk variabel dependen yaitu
pada kuesioner SQ-FFQ perilaku makan sumber energi pada wanita
prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang, dilakukan koding
berapa kali konsumsi makanan dalam /hari, /minggu, /bulan dalam
59
bentuk angka seperti contoh; 3H, 3M, dan 3B yang dimasukkan ke dalam
program microsoft excel. Kemudian dalam program microsoft excel
dilakukan penghitungan berat bahan makanan per porsi dalam URT
menjadi gram, dan penghitungan frekuensi konsumsinya seberapa sering
seperti 3x perhari yang berarti 3 kali/1 hari= 3 nilai rata-ratanya, 4x
perminggu berarti 4 kali/7 hari= 0,57 nilai rata-ratanya, dan 5x perbulan
berarti 5 kali/30 hari= 0,17 nilai rata-ratanya. Lalu untuk memperoleh
hasil akhir berat (gr), dilakukan penghitungan rata-rata dengan langkah
nilai rata-rata dikalikan dengan berat bahan makanan per porsi dalam
URT.
Setelah diperoleh hasil berat (gr) pada setiap bahan makanan,
kemudian data dimasukkan ke dalam software Nutrisurvey juga pada
setiap bahan makanan dengan hasil akhir berupa jumlah energi (kkal)
perorang. Selanjutnya data diinput dan dianalisis ke dalam software
SPSS dengan melakukan koding data sesuai pedoman Kemenkes (2014)
dinyatakan Kurang, jika asupan energi <2125 pada usia 15-18 tahun;
<2250 pada usia 19-29 tahun; < 2150 pada usia 30-49. Cukup, jika
asupan energi ≥ 2125 pada usia 15-18 tahun; ≥2250 pada usia 19-29
tahun; ≥2150 pada usia 30-49 dengan pengkategorian (1) perilaku makan
kurang dan (2) perilaku makan cukup.
Sedangkan pada variabel independen terdiri dari dua variabel, yaitu
pengetahuan gizi responden dinilai dalam menjawab 10 pernyataan yang
diajukan dalam kuesioner pengetahuan B1-B10, dengan masing-masing
pertanyaan diberi skor (1) jika jawaban tepat atau benar dengan koding 1,
60
dan skor (0) jika jawaban responden tidak tepat atau salah dengan koding
2. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan konsumsi sumber energi,
kebutuhan konsumsi sumber energi dan permasalahan gizi WUS.
Kemudian hasilnya dibagi menjadi dua kategori yaitu; (1) rendah dan (2)
tinggi.
Selanjutnya untuk variabel independen sikap terhadap gizi
responden dinilai dalam menjawab 8 pernyataan yang diajukan dalam
kuesioner C1-C8. Masing-masing pernyataan positif diberi skor (1) jika
jawaban responden STS, skor (2) jika jawaban responden TS, skor (3) jika
jawaban responden S, skor (4) jika jawaban responden SS, begitu
sebaliknya untuk pertanyaan negatif. Jawaban responden dibagi menjadi
dua kategori yaitu (1) sikap negatif dan (2) sikap positif.
3. Pemasukan data (Data Entry)
Entry data merupakan proses melakukan pemasukan data ke
dalam template yang telah dibuat atau setelah data sudah dinyatakan
lengkap dan layak untuk diolah, baru kemudian memasukkan data ke
dalam software komputer. Data yang dimasukkan ke dalam software
disertai kode yang telah dibuat sesuai dengan kategorinya masing-
masing.
4. Pembersihan data (Data Cleaning)
Pada tahapan ini merupakan tahapan akhir yaitu data yang telah
di entri ke dalam software dicek kembali untuk memastikan bahwa data
tersebut bersih dari kesalahan, dengan demikian diharapkan data tersebut
benar-benar siap untuk dianalisis.
61
4.7 Analisis Data
4.7.1 Analisis Univariat
Analisis data univariat ini digunakan untuk mendapatkan gambaran
distribusi atau distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian, pada
variabel dependen dalam penelitian ini yaitu perilaku makan sumber energi
pada wanita periode prakonsepsi dengan dua kategori; (1) Kurang dan (2)
Cukup dan pada variabel independen yaitu pengetahuan gizi dengan dua
kategori; (1) Rendah dan (2) Tinggi dan sikap gizi wanita prakonsepsi
dengan dua kategori; (1) Sikap Negatif dan (2) Sikap Positif.
4.7.2 Analisis Bivariat
Analisis data bivariat ini dilakukan untuk membuktikan hipotesis
dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi dengan
variabel independen pengetahuan dan sikap gizi wanita prakonsepsi.
Adapun uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji
chi-square melalui software. Selanjutnya dikarenakan variabel dependen
dan variabel independen pada penelitian ini berbentuk data kategorik. Maka
untuk menguji kemaknaan digunakan nilai p-value dengan tingkat
kemaknaan 5% dan derajat kepercayaan 90%. Sehingga jika p-value ≤ 0,05
maka menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen dan variabel
independen, sedangkan jika p-value > 0,05 maka menunjukkan tidak ada
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen.
62
4.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Validitas yang dimaksud dalam pengukuran ini merupakan uji
validitas dalam mengukur apakah pertanyaan pada kuesioner sudah dapat
mengukur variabel yang akan diukur atau tidak, atau apakah sudah ada
kesesuaian antara metode yang digunakan dengan alat ukur yang digunakan
dan objek yang diukur. Sedangkan reliabilitas merupakan konsistensi atau
stabilitas suatu pengukuran. Artinya, nilai yang dihasilkan dalam
pengukuran suatu variabel jika dilakukan berulang-ulang, maka akan
mengahasilkan nilai yang sama (Hermawanto, 2010).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini juga termasuk dalam
kategori validitas teoritik atau validity by face dan termasuk dalam aspek
validitas internal untuk melihat keabsahan susunan kalimat atau kata-kata
dalam pertanyaan agar tidak menimbulkan salah tafsir. Validitas tersebut
juga digunakan pada formulir SQ-FFQ untuk mengetahui kebiasaan
konsumsi makanan responden.
Telah dijelaskan bahwa reliabilitas adalah konsistensi suatu alat ukur
yang digunakan dapat terjaga konsistensinya dari pengukuran waktu
pertama hingga pengukuran yang dilakukan berulang-ulang. Oleh karena
itu, uji reliabilitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan cara melihat
nilai r pada kolom “Cronbach’s Alpha”, jika nilai r hitung lebih besar
daripada nilai r tabel (r hitung > r tabel) maka dapat dikatakan instrumen
tersebut reliabel (Hastono, 2001).
Sehingga pada instrumen penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas
kuesioner telah dilakukan di KUA Kecamatan Ciputat Kota Tangerang
63
Selatan yang memiliki karakteristik responden hampir sama dengan
karakteristik subjek pada penelitian ini.
Adapun cara untuk mendapatkan uji validitas dan reliabilitas
kuesioner dilakukan dengan menggunakan software, dan diperoleh hasil uji
validitas pengetahuan gizi dan sikap gizi responden dari nilai r hitung rata-
rata (n:30 ≥ 0,361) pada masing-masing item pertanyaan sehingga dapat
disimpulkan bahwa instrumen valid. Sedangkan uji reliabilitas yang dilihat
pada Cronbach’s Alpha menunjukkan hasil reliabel sebesar 0,858 dan
0,760 pada pengetahuan dan sikap gizi, dimana nilai tersebut termasuk
kategori dengan tingkat realibititas tinggi.
64
BAB V
HASIL
5.1 Gambaran KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016
KUA kecamatan Pamulang merupakan satu-satunya Kantor Urusan
Agama yang berada di wilayah Pamulang, terletak di Jl. Siliwangi No 2
Provinsi Banten, Kota Tangerang Selatan, dan membawahi 8 kelurahan di
wilayah kerja Kecamatan Pamulang pada tahun 2016. Berikut 8 kelurahan
yang berada di wilayah kerja KUA Kecamatan Pamulang dijelaskan dalam
tabel berikut:
Tabel 5.2 Nama-nama Kelurahan di KUA Kecamatan Pamulang Tahun2016
No KelurahanSampel yang
diambil
1 Pamulang Barat 26
2 Pamulang Timur 23
3 Pondok Cabe Ilir 19
4 Pondok Cabe Udik 16
5 Pondok Benda 17
6 Benda Baru 18
7 Bambu Apus 14
8 Kedaung 15
Total 148
Dari tabel 5.1 diatas diketahui bahwa total keseluruhan kelurahan
yang berada di wilayah kerja KUA Kecamatan Pamulang adalah 8
65
kelurahan. Adapun responden yang turut berpartisipasi menjadi sampel
penelitian sebanyak 148 orang yang juga tersebar pada 8 kelurahan tersebut.
5.2 Analisis Univariat
Analisis univariat pada penelitian ini merupakan analisis yang
dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing
variabel yang diteliti, baik variabel dependen (perilaku makan sumber
energi) maupun variabel independen (pengetahuan gizi dan sikap gizi) pada
wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan Tahun 2016.
5.2.1 Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang
Gambaran perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi
yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat diketahui melalui
wawancara kuesioner SQ-FFQ. Wawancara yang dilakukan telah sesuai
dengan konsumsi makanan yang biasa dikonsumsi responden sehari-hari
dalam sebulan terakhir. Berikut hasil gambaran perilaku makan sumber
energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang
disajikan dalam bentuk tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun
2016
Perilaku Makan SumberEnergi
Frekuensi(n)
Persen(%)
Kurang 125 84,5Cukup 23 15,5
TOTAL 148 100
66
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 148 wanita prakonsepsi
yang menjadi responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2017,
sebagian besar wanita prakonsepsi (84,5%) memiliki perilaku makan
sumber energi kurang yaitu perilaku makan < 2125 per hari.
5.2.2 Gambaran Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUAKecamatan Pamulang
Berikut gambaran pengetahuan gizi wanita prakonsepsi yang
menjadi responden dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel 5.3
berikut:
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsiyang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016
PengetahuanGizi
Frekuensi(n)
Persen(%)
Rendah 75 50,7Tinggi 73 49,3
TOTAL 148 100
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa dari 148 wanita prakonsepsi
yang menjadi responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2017,
sebagian besar responden memiliki pengetahuan gizi rendah (50,7%).
Adapun distribusi frekuensi pengetahuan gizi wanita prakonsepsi
berdasarkan pertanyaan kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang adalah
sebagai berikut:
67
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Wanita PrakonsepsiBerdasarkan Pertanyaan Kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang
Tahun 2016
No PertanyaanBenar Salah
n % n %B1 Makanan sumber energi 34 23,0 114 77,0B2 Anekaragam makanan SE 40 27,0 108 73,0B3 Kebutuhan sumber energi 32 21,6 116 78,4B4 Porsi sumber energi 51 34,5 97 65,5B5 Pengetahuan gizi 49 33,1 99 66,9B6 Porsi sumber energi 41 27,7 107 72,3B7 Dampak kelebihan zat gizi 54 36,5 94 63,5B8 Makanan sumber energi 45 30,4 103 69,6B9 Dampak bagi bayi 49 33,1 99 66,9B10 Dampak bagi Ibu 43 29,1 105 70,9
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa distribusi jawaban pertanyaan
pengetahuan gizi dari 148 responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun
2017, sebagian besar responden menjawab salah pada kebutuhan sumber
energi (78,4%), makanan sumber energi (77,0%) dan porsi sumber energi
(72,3%).
5.2.3 Gambaran Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUAKecamatan Pamulang
Berikut gambaran sikap gizi wanita prakonsepsi yang menjadi
responden dalam penelitian ini, disajikan dalam bentuk tabel 5.3 berikut:
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yangdilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016
Sikap Gizi Frekuensi(n)
Persen(%)
Negatif 97 65,5Positif 51 34,5
TOTAL 148 100
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa dari 148 wanita prakonsepsi
yang menjadi responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2017,
sebagian besar responden memiliki sikap gizi negatif (65,5%).
68
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner di KUA KecamatanPamulang Tahun 2016
Berikut gambaran sikap gizi wanita prakonsepsi berdasarkan pertanyaan kuesioner, disajikan dalam bentuk tabel 5.6 berikut:
No Pertanyaan Sikap GiziSTS (x4) TS (x3) S (x2) SS (x1) Total Hasil
KaliKecenderungan
Sikapn % n % n % n % n %Gradasi Pertanyaan Negatif
C2Saya selalu berupaya makan buahminimal 1 porsi dan sayur 1 porsisehari
41 27,7 2 1,4 48 32,4 57 38,5 148 100 323 Setuju
C4 Saya tidak perlu konsumsi sayurdan buah setiap hari
34 23,0 15 10,1 51 34,5 48 32,4 148 100 331 Setuju
C5 Sebaiknya saya menimbang beratbadan setiap hari agar tetap ideal
15 10,1 42 28,4 44 29,7 47 31,8 148 100 321 Setuju
C7 Saya tidak harus mengonsumsinasi 2-3 porsi per hari
16 10,8 5 3,4 55 37,2 72 48,6 148 100 261 Sangat Setuju
No Pertanyaan Sikap GiziSS (x4) S (x3) TS (x2) STS (x1) Total Hasil
KaliKecenderungan
Sikapn % n % n % n % n %Gradasi Pertanyaan Positif
C1Saya akan mengonsumsi nasi,sayur, lauk-pauk dan buah setiaphari
10 6,8 37 25,0 67 45,3 34 23,0 148 100 319 Tidak Setuju
69
C3Perbanyak konsumsi sayuranhijau dan kacang-kacangan untukmenghadapi masa kehamilan
16 10,8 36 24,3 27 18,2 69 46,6 148 100 295 Tidak Setuju
C6 Makanan ideal sehari-hari (nasi,lauk-pauk, sayur dan buah)
4 2,7 26 17,6 51 34,5 67 45,3 148 100 263 Tidak Setuju
C8 Saya akan selalu berupaya agarmemiliki berat badan normal
16 10,8 23 15,5 22 14,9 87 58,8 148 100 351 Setuju
70
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa dari 8 pertanyaan yang terdiri dari
empat pertanyaan negatif dan empat pertanyaan positif dari 148 wanita
prakonsepsi yang menjadi responden di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2017,
sebagian besar responden memiliki kecenderungan sikap setuju pada pertanyaan
negatif C2, C4, dan C5. Sedangkan pada pertanyaan negatif C7 terkait “Konsumsi
nasi 2-3 porsi per hari” 48,6% menjawab sangat setuju, dengan hasil kali skala
likert sebesar 261 memiliki kecenderungan sikap sangat setuju. Kemudian untuk
pertanyaan positif diketahui bahwa responden memiliki kecenderungan sikap
tidak setuju pada pertanyaan positif C1, C3, C6. Sedangkan pada pertanyaan C8
terkait “Upaya untuk memilki BB ideal” diperoleh hasil tertinggi menjawab
pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju sebesar 58,8% dengan hasil kali
skala likert sebesar 351. Namun, kecenderungan sikap menuju ke arah setuju.
5.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan uji chi
square. Variabel yang dianalisis dapat dikatakan berhubungan secara
signifikan jika diperoleh nilai p ≤ 0,05 dan dikatakan tidak berhubungan
secara signifikan jika diperoleh nilai p > 0,05. Adapun hasil bivariat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.3.1 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energipada Wanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang
Hasil analisis bivariat antara pengetahuan gizi dengan perilaku
makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA
Kecamatan Pamulang tahun 2016, dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini.
71
Tabel 5.7 Analisis Hubungan antara Pengetahuan Gizi dengan PerilakuMakan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA
Kecamatan Pamulang Tahun 2016
PengetahuanGizi
Perilaku Makan SumberEnergi Total
p-valueKurang Cukupn (%) n (%) n (%)
Rendah 60 (80,0) 15 (20,0) 75 (100)0,197Tinggi 65 (89,0) 8 (11,0) 73 (100)
Total 125 (93,8) 23 (6,2) 148 (100)
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa responden yang memiliki
pengetahuan gizi rendah dan perilaku makan sumber energi kurang ada 60
dari 75 orang (80,0%). Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan
gizi tinggi dan perilaku makan sumber energi kurang ada 65 dari 73 orang
(89,0%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,197
(p-value > 0,05), artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara
pengetahuan gizi dengan perilaku makan sumber energi pada wanita
prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.
Adapun hasil analisis hubungan antara jawaban semua responden
per pertanyaan pengetahuan gizi dengan pertanyaan perilaku makan
sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang, hanya terdapat hubungan pada pertanyaan B1 sebagai berikut:
Tabel 5.8 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Pengetahuan GiziMakanan Sumber Energi (B1) dengan Perilaku Makan Sumber Energi
pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan PamulangTahun 2016
PertanyaanPengetahuan
Gizi (B1)
Perilaku Makan SumberEnergi Total
p-valueKurang Cukupn (%) n (%) n (%)
Benar 101 (88,6) 13 (11,4) 114 (100)0,023Salah 24 (70,6) 10 (29,4) 34 (100)
Total 125 (84,5) 23 (15,5) 148 (100)
72
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa responden dengan pertanyaan
pengetahuan gizi benar dan perilaku makan sumber energi kurang ada 101
dari 114 orang (88,6%). Sedangkan responden dengan pertanyaan
pengetahuan gizi salah dan perilaku makan sumber energi kurang ada 24
dari 34 orang (70,6%). Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya
sebesar 0,023 (p-value ≤0,05), artinya pada alpha 5% terdapat hubungan
antara pertanyaan pengetahuan gizi B1 dengan perilaku makan sumber
energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang
tahun 2016.
5.3.2 Hubungan Sikap Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi padaWanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA Kecamatan Pamulang
Hasil analisis bivariat antara sikap gizi dengan perilaku makan
sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang tahun 2016, dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini:
Tabel 5.9 Analisis Hubungan antara Sikap Gizi dengan PerilakuMakan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang Dilayani KUA
Kecamatan Pamulang Tahun 2016
Sikap GiziPerilaku Makan Sumber Energi
Totalp-valueKurang Cukup
n (%) n (%) n (%)Negatif 83 (85,6) 14 (14,4) 97 (100)
0,784Positif 42 (82,4) 9 (17,6) 51 (100)Total 125 (84,5) 23 (15,5) 148 (100)
Berdasarkantabel 5.9 diketahui bahwa responden yang memiliki
sikap gizi negatif dan perilaku makan sumber energi kurang ada 83 dari 97
orang (85,6%). Sedangkan responden yang memiliki sikap gizi positif dan
perilaku makan sumber energi kurang ada 42 dari 51 orang (82,4%). Dari
hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,784 (p-value >
0,05), artinya pada alpha 5% tidak terdapat hubungan antara sikap gizi
73
dengan perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang
dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.
Adapun hasil analisis hubungan antara jawaban semua responden
per pertanyaan sikap gizi dengan pertanyaan perilaku makan sumber
energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang,
terdapat hubungan pada pertanyaan C2 sebagai berikut:
Tabel 5.10 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Sikap Gizi KonsumsiBuah dan Sayur (C2) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada
Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun2016
PertanyaanSikap Gizi
(C2)
Perilaku Makan SumberEnergi Total
p-valueKurang Cukupn (%) n (%) n (%)
SS 50 (87,7) 7 (12,3) 57 (100)
0,050S 35 (72,9) 13 (27,1) 48 (100)TS 2 (100) 0 (0) 2 (100)STS 38 (92,7) 3 (7,3) 41 (100)Total 125 (84,5) 23 (15,5) 148 (100)
Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa responden dengan
pertanyaan sikap gizi Sangat Setuju (SS) dan perilaku makan sumber
energi kurang ada 50 dari 57 orang (87,7%). Responden dengan
pertanyaan sikap gizi Setuju (S) dan perilaku makan sumber energi kurang
ada 35 dari 48 orang (72,9%). Responden dengan pertanyaan sikap gizi
Tidak Setuju (TS) dan perilaku makan sumber energi kurang ada 2 dari 2
orang (100%). Responden dengan pertanyaan sikap gizi Sangat Tidak
Setuju (STS) dan perilaku makan sumber energi kurang ada 38 dari 41
orang (92,7%).
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,050
(p-value ≤0,05), artinya pada alpha 5% terdapat hubungan antara
74
pertanyaan sikap gizi C2 dengan perilaku makan sumber energi pada
wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.
Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Pertanyaan Sikap Gizi terhadapUpaya BB Ideal (C8) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada
Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun2016
PertanyaanSikap Gizi
(C8)
Perilaku Makan SumberEnergi Total
p-valueKurang Cukupn (%) n (%) n (%)
SS 15 (93,8) 1 (6,2) 16 (100)
0,027S 16 (69,6) 7 (17,6) 23 (100)TS 22 (100) 0 (0) 22 (100)STS 72 (82,8) 15 (17,2) 87 (100)Total 125 (84,5) 23 (15,5) 148 (100)
Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa responden yang menjawab
pertanyaan sikap gizi Sangat Setuju (SS) dan perilaku makan sumber
energi kurang ada 15 dari 16 orang (93,8%). Responden dengan
pertanyaan sikap gizi Setuju (S) dan perilaku makan sumber energi kurang
ada 16 dari 23 orang (69,6%). Responden dengan pertanyaan sikap gizi
Tidak Setuju (TS) dan perilaku makan sumber energi kurang ada 22 dari
22 orang (100%). Responden dengan pertanyaan sikap gizi Sangat Tidak
Setuju (STS) dan perilaku makan sumber energi kurang ada 72 dari 87
orang (82,8%).
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,027
(p-value ≤0,05), artinya pada alpha 5% terdapat hubungan antara
pertanyaan sikap gizi C8 dengan perilaku makan sumber energi pada
wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.
75
5 BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat kelemahan yang menjadi keterbatasan
penelitian adalah tidak diketahuinya data wanita yang telah menikah di luar
KUA, sehingga tidak terdaftar di KUA, dan tidak termasuk ke dalam sampel
penelitian. Dikarenakan wanita tersebut juga termasuk wanita usia subur
atau wanita pada masa prakonsepsi, dan makanan yang mengandung gula,
garam dan minyak juga termasuk kedalam keterbatasan penelitian ini karena
penelitian ini hanya berfokus pada perilaku makan sumber energi.
6.2 Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi
Perilaku makan merupakan cara seseorang dalam memilih pangan
dan mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap kebutuhan tubuh (Suhardjo,
1989 dalam Dewi, 2013 dan Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian ini,
perilaku makan sumber energi yang dilakukan melalui wawancara kuesioner
Semi Quantitative FFQ telah disesuaikan dengan daftar bahan makanan
yang biasa dikonsumsi oleh responden melalui adanya studi pendahuluan.
Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2012) yang mengatakan bahwa
pengukuran perilaku juga dapat dilakukan secara tidak langsung seperti
76
recall konsumsi makanan yang telah dikonsumsi responden beberapa hari,
minggu bahkan bulan lalu.
Energi merupakan salah satu hasil dari suatu proses metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Makanan sumber energi memang sangat
dibutuhkan bagi wanita sebagai calon ibu. Makanan tersebut banyak
terdapat pada aneka ragam makanan, terdiri dari makanan pokok seperti
nasi; lauk-pauk seperti daging, ikan; sayuran hijau seperti bayam dan
kacang-kacangan; dan buah dengan kadar air rendah seperti pisang, kurma
atau buah yang mengandung sumber lemak baik seperti alpukat (Kemenkes
RI, 2014). Oleh sebab itu perilaku makan yang dimaksud dalam penelitian
ini merupakan perilaku makan yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
perilaku makan wanita prakonsepsi terkait sumber energi yang sudah
meliputi makanan bersumber karbohidrat, protein dan lemak.
Berdasarkan hasil penelitian pada wanita prakonsepsi (15-49 tahun)
yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016 diperoleh bahwa
sebagian besar wanita prakonsepsi memiliki perilaku makan sumber energi
kurang, yaitu sebesar 84,5% (Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Makan
Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang Tahun 2016). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Irawan dkk (2013) dan penelitian Hamid dkk (2014), yang menunjukkan
bahwa asupan energi kurang pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar
terdapat sebanyak 29,7% dan 18,8%. Dari data tersebut dapat diketahui
bahwa perilaku makan sumber energi pada wanita masih tergolong kurang
(< 2125 per hari).
77
Perilaku makan sumber energi merupakan suatu istilah untuk
menggambarkan perilaku yang berhubungan dengan tatakrama makan,
frekuensi makan, pola makan, kesukaan makan dan pemilihan makanan oleh
seseorang (Tan, 1970 dalam Purwaningrum, 2008). Selain harus beraneka
ragam (mengandung berbagai zat gizi; energi, protein, vitamin dan mineral),
makanan sumber energi juga harus sesuai dengan jumlah (porsi) kebutuhan
setiap orang atau kelompok umur. Oleh sebab itu, Kemenkes RI tahun 2014,
juga menjelaskan bahwa perilaku makan merupakan perilaku paling penting
yang dapat memengaruhi keadaan gizi seseorang.
Hal ini didukung oleh Almatsier (2010), yang juga menyatakan
bahwa konsumsi makanan akan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.
Kartasapotra (2003) dalam Irawan (2012) juga menyatakan bahwa adanya
kekurangan energi secara terus menerus akan menimbulkan gejala seperti
daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan dapat
menimbulkan efek terhadap daya kerja menurun. Dampak lainnya yaitu ibu
cenderung dapat melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan
sumsum tulang, serta akan melahirkan bayi BBLR jika ibu mengalami
malnutrisi sebelum dan selama awal kehamilan (Arisman, 2007).
Dari penjelasan diatas, diketahui bahwa perilaku makan sumber
energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang
tahun 2016 dan bahaya dari perilaku makan sumber energi kurang masih
menjadi masalah. Sehingga perlu adanya upaya pencegahan dan
penanggulangan dalam mengatasi masalah tersebut.
78
Upaya pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan dengan
cara diadakan pemeriksaan dan pendataan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
kepada wanita prakonsepsi yang akan menikah atau mendaftar ke KUA.
Selain itu, perlu dibiasakan bagi wanita prakonsepsi agar melakukan pola
makan sehat dan beraneka ragam, memantau berat badan minimal sebulan
sekali dan berolahraga secara teratur. Dari pemeriksaan tersebut juga dapat
diketahui LiLA masing-masing responden baik yang < 23,5 cm maupun
tidak, sehingga dapat diberikan penyuluhan melalui penataran kesehatan
reproduksi di KUA agar wanita prakonsepsi bisa lebih waspada dan
termotivasi dalam memperhatikan kesehatan dirinya, makanan yang
dikonsumsi, dan dapat meminimalisir adanya risiko Kekurangan Energi
Kronis (KEK) pada wanita sebagai calon ibu.
6.3 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Makan Sumber Energi
Pengetahuan merupakan hasil tahu yang dapat diperoleh melalui
mata ataupun telinga. Pengetahuan juga merupakan salah satu faktor penting
yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, dalam hal ini
terkait konsumsi makanan. Seseorang yang memiliki pengetahuan baik
tentang konsumsi makanan, maka cenderung akan mengambil keputusan
yang tepat pula (Notoatmodjo, 2007). Menururt Sediaoetama (2000),
pengetahuan gizi seseorang juga dapat berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku dalam memilih makanan, dan juga dapat menentukan mudah
tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang
dikonsumsi.
79
Dalam penelitian ini, data pengetahuan dikumpulkan melalui
wawancara dengan instrumen kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010),
wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari
responden. Wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi
secara langsung dari responden, menilai kebenaran jawaban responden
melalui mimik wajah serta gaya bicara responden ketika ragu menjawab,
serta dapat mempermudah peneliti ketika menjelaskan pertanyaan yang
tidak dimengerti dan memancing jawaban responden ketika tersendat.
Berdasarkan hasil wawancara kuesioner pengetahuan gizi kepada
responden diperoleh hasil bahwa sebagian besar wanita prakonsepsi
memiliki pengetahuan gizi rendah, yaitu sebesar 50,7%. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Ervina dkk (2014), yang menunjukkan bahwa
pengetahuan kurang pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014
terdapat sebanyak 44,6%.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa gambaran pengetahuan gizi
pada wanita prakonsepsi masih tergolong kategori rendah dan masih
menjadi masalah. Adapun nilai p-value =0,197 (P >0,05) menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi
dengan perilaku makan sumber energi (Tabel 5.7 Analisis Hubungan antara
Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita
Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016). Jika
dilihat dari hasil jawaban responden pada (Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Gizi Wanita Prakonsepsi Berdasarkan Pertanyaan Kuesioner di
80
KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016), sebagian besar responden
menjawab salah pada pertanyaan (B1) makanan sumber energi, (B3)
kebutuhan sumber energi dan (B6) porsi sumber energi. Hal tersebut
mendukung gambaran pengetahuan gizi pada wanita prakonsepsi yang
masih tergolong rendah.
Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian Maharibe (2014)
yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan gizi dengan perilaku gizi seimbang p=0,871. Tidak
ditemukannya hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku makan
sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang ini dikarenakan data variabel pengetahuan gizi relatif homogen.
Seperti yang terlihat pada (Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi
Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016),
bahwa prevalensi pengetahuan gizi rendah tidak jauh berbeda dari
pengetahuan gizi tinggi dengan perilaku makan sumber energi kurang.
Sehingga data yang homogen tersebut dapat mempengaruhi hasil analisis uji
bivariat secara statistik.
Berdasarkan hasil analisis bivariat selanjutnya yang dilakukan pada
setiap pertanyaan pengetahuan gizi dan hubungannya dengan perilaku
makan sumber energi pada (Tabel 5.8 Analisis Hubungan Pertanyaan
Pengetahuan Gizi (B1) dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita
Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016),
diperoleh satu pertanyaan pengetahuan gizi (B1) terkait makanan sumber
energi dengan p-value =0,023 (P ≤0,05) menunjukkan bahwa terdapat
81
hubungan yang signifikan antara pertanyaan pengetahuan gizi B1 dengan
perilaku makan sumber energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA
Kecamatan Pamulang Tahun 2016. Sesuai dengan penelitian Hamid dkk
(2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan gizi
dengan perilaku makan terkait risiko KEK pada wanita prakonsepsi di Kota
Makassar tahun 2014.
Hal ini dikarenakan pertanyaan pengetahuan B1 masih umum dan
yang pasti setiap responden tentu tahu makanan ideal yang seharusnya
dikonsumsi adalah makanan yang terdiri dari nasi, sayur, lauk-pauk dan
buah. Walaupun pada kenyataannya tidak semua responden bersikap sesuai
pengetahuan. Namun, rata-rata responden ternyata menjawab bahwa nasi,
sayur dan buah termasuk makanan sumber energi. Oleh sebab itu, dari hal
tersebut perlu adanya upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan
melalui edukasi kesehatan terkait pengetahuan gizi seimbang bagi wanita
prakonsepsi. Dalam hal ini terkait pengetahuan aneka ragam makanan apa
saja yang bersumber energi baik untuk dikonsumsi, dan anjuran konsumsi
per harinya.
6.4 Hubungan Sikap dengan Perilaku Makan Sumber Energi
Sikap adalah suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang kepada suatu objek atau stimulus (Effendi dan Makhfudli, 2009).
Menurut Azwar (2011) pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu; pendidikan, pengalaman pribadi, pengaruh dari orang lain,
sumber informasi, pengaruh kebudayaan dan faktor emosional. Sikap juga
merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-psikologis,
82
karena sikap merupakan kecenderungan dalam bertindak dan berpersepsi.
Oleh sebab itu, sikap memang memiliki hubungan dengan adanya
pengetahuan dan perilaku seseorang.
Dalam penelitian ini, data sikap gizi juga dikumpulkan melalui
wawancara dengan instrumen kuesioner sama seperti pengetahuan.
Wawancara ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi secara
langsung dari responden, menilai kebenaran jawaban responden melalui
mimik wajah serta gaya bicara responden ketika ragu menjawab, serta dapat
mempermudah peneliti ketika menjelaskan pertanyaan yang tidak
dimengerti dan memancing jawaban responden ketika tersendat.
Berdasarkan hasil wawancara kuesioner sikap gizi kepada responden
diperoleh hasil bahwa sebagian besar wanita prakonsepsi memiliki sikap
gizi negatif, yaitu sebesar 65,5%. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Ervina dkk (2014), yang menunjukkan bahwa sikap negatif pada
wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014 terdapat sebanyak 50,0%.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa gambaran sikap gizi pada
wanita prakonsepsi masih tergolong kategori negatif dan masih menjadi
masalah. Jika dilihat dari hasil jawaban responden pada (Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi Berdasarkan
Pertanyaan Kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016), sebagian
besar responden memiliki kecenderungan sikap gizi setuju pada pertanyaan
sikap gizi negatif C2, C4, dan C5. Sedangkan pertanyaan C7 terkait
“konsumsi nasi 2-3 porsi per hari” sebanyak 48,6% responden menjawab
sangat setuju dengan kecenderungan sikap gizi juga sangat setuju.
83
Kemudian untuk pertanyaan sikap gizi positif, sebagian besar
responden memiliki kecenderungan sikap gizi tidak setuju pada pertanyaan
C1, C3 dan C6. Sedangkan pertanyaan C8 terkait “upaya untuk memiliki
BB ideal” sebanyak 58,8% responden menjawab sangat tidak setuju, namun
kecenderungan sikap gizi menuju arah setuju. Hal tersebut mendukung
gambaran sikap gizi pada wanita prakonsepsi yang termasuk dalam kategori
negatif, hal ini juga dikarenakan pada pertanyaan negatif C2, C4, dan C5
kecenderungan sikap gizi yang juga berarti jawaban responden menyatakan
setuju bahkan sangat setuju pada pertanyaan negatif C7.
Adapun nilai p-value =0,784 (P >0,05) menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara sikap gizi dengan perilaku makan
sumber energi (Tabel 5.9 Analisis Hubungan antara Sikap Gizi dengan
Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani
KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016). Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian Ervina dkk (2014), yang menyimpulkan bahwa ada
hubungan antara sikap gizi seimbang dengan perilaku gizi seimbang (p=
0,000) pada wanita prakonsepsi di Kota Makassar tahun 2014. Diketahui
responden yang bersikap negatif dan berperilaku buruk sebanyak 71,7%.
Berdasarkan analisis bivariat diatas, sebenarnya diperoleh hasil
bahwa wanita prakonsepsi yang memiliki perilaku makan sumber energi
kurang lebih banyak terjadi pada wanita prakonsepsi yang memiliki sikap
gizi negatif (85,6%) daripada wanita prakonsepsi yang sikap gizinya positif
(82,4). Namun, dari hasil uji statistik dinyatakan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap gizi dengan perilaku makan sumber
84
energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang
tahun 2016.
Tidak ditemukannya hubungan antara sikap gizi dengan perilaku
makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA
Kecamatan Pamulang ini kemungkinan dapat disebabkan karena distribusi
data variabel sikap gizi yang kurang heterogen, dimana sikap gizi negatif
jauh lebih banyak jumlahnya (97 responden) dibanding jumlah sikap gizi
positif (51 responden). Seperti yang terlihat pada (Tabel 5.5 Distribusi
Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang Tahun 2016).
Berdasarkan hasil analisis bivariat yang dilakukan pada setiap
pertanyaan sikap gizi dan hubungannya dengan perilaku makan sumber
energi pada (Tabel 5.10 Analisis Hubungan Pertanyaan Sikap Gizi (C2)
dengan Perilaku Makan Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang
dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016), diperoleh dua pertanyaan
pada sikap gizi (C2) pertanyaan sikap gizi negatif terkait”upaya konsumsi
buah minimal 1 porsi dan sayur 1 porsi per hari” dengan p-value =0,050 (P
≤0,05) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pertanyaan sikap gizi C2 dengan perilaku makan sumber energi pada Wanita
Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang Tahun 2016.
Sesuai anjuran Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dalam Kemenkes RI
tahun 2014 menjelaskan bahwa sebenarnya kebutuhan sumber energi pada
wanita usia subur terhadap sayur dan buah adalah sebanyak 2-3 porsi per
hari. Dikarenakan pada pertanyaan sikap gizi C2 merupakan pertanyaan
85
negatif, namun rata-rata responden memiliki kecenderungan sikap setuju.
Hal ini disebabkan karena hasil wawancara sikap gizi kepada responden
terkait rata-rata konsumsi sayur dan buah memang masih tergolong kurang
atau belum memenuhi anjuran sesuai pedoman gizi seimbang. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa responden menjawab pertanyaan yang ditanyakan
oleh pewawancara secara jujur atau sesuai keadaan konsumsi sayur dan
buah responden sehari-hari. Oleh sebab itu, dari hal tersebut perlu adanya
upaya promotif dan preventif yang dapat dilakukan melalui edukasi
kesehatan terkait sikap gizi seimbang bagi wanita prakonsepsi. Dalam hal
ini terkait konsumsi makanan sumber energi pada sayur dan buah yang
sebaiknya dikonsumsi 2-3 porsi per hari.
Berdasarkan hasil analisis bivariat selanjutnya pada (Tabel 5.11
Analisis Hubungan Pertanyaan Sikap Gizi (C8) dengan Perilaku Makan
Sumber Energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang Tahun 2016), terkait ”upaya agar memiliki BB ideal” dengan p-
value =0,027 (P ≤0,05) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pertanyaan sikap gizi C8 dengan perilaku makan sumber
energi pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang
Tahun 2016.
Menurut Kemenkes RI tahun 2014 menjelaskan bahwa empat
prinsip Gizi Seimbang bagi wanita prakonsepsi terkait perilaku makan sehat
salah satunya ialah memantau berat badan ideal. Karena pertanyaan sikap
gizi C8 merupakan pertanyaan positif terkait berat badan ideal, dan dengan
rata-rata responden memiliki kecenderungan sikap setuju. Namun ketika
86
dilihat pada (Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Sikap Gizi Wanita Prakonsepsi
berdasarkan pertanyaan kuesioner di KUA Kecamatan Pamulang Tahun
2016), sebanyak 58,8% responden menjawab sangat tidak setuju, walaupun
berdasarkan hasil analisis bivariat sikap gizi C8 dengan perilaku makan
sumber energi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan.
Dapat disimpulkan bahwa hal ini bisa disebabkan karena distribusi
sebaran jawaban responden tidak sepenuhnya setuju. Dan pada dasarnya
berdasarkan hasil wawancara sikap gizi, responden hanya ingin memiliki
berat badan normal. Namun asupan makanan yang masuk tidak sesuai
dengan pedoman yang seharusnya, bahwa tetap harus mengonsumsi
makanan sesuai Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Sehingga kebanyakan
responden memiliki pengetahuan kurang dan kemudian bersikap tidak
sesuai anjuran bahwa untuk memiliki berat badan normal adalah dengan
mengurangi porsi makanan secara berlebihan.
Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis perilaku makan sumber
energi yang masih banyak tergolong kurang. Oleh sebab itu, sangat
dianjurkan bagi wanita prakonsepsi untuk memantau berat badan normal
minimal sebulan sekali, dan perlu adanya upaya promotif dan preventif juga
melalui edukasi kesehatan terkait sikap gizi seimbang dalam
mempertahankan BB normal. Dalam hal ini terkait konsumsi makanan
sumber energi yang meliputi konsumsi aneka ragam makanan bersumber
karbohidrat, protein dan lemak cukup 2-3 porsi per hari bagi wanita
prakonsepsi.
87
6 BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di KUA Kecamatan
Pamulang terkait hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku makan
sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang tahun 2016, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sebagian besar wanita prakonsepsi (84,5%) yang menjadi respoden
penelitian di KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016 memiliki perilaku
makan sumber energi kurang.
2. Berdasarkan gambaran pengetahuan gizi, sebagian besar wanita
prakonsepsi (50,7%) memiliki pengetahuan gizi rendah. Dengan
persentase sebagian besar responden menjawab salah pada kebutuhan
sumber energi (78,4%). Kemudian sebesar (77,0%) menjawab salah
pada makanan sumber energi, dan sebesar (72,3%) menjawab salah
pada porsi sumber energi.
3. Berdasarkan gambaran sikap gizi, sebagian besar wanita prakonsepsi
(65,5%) memiliki sikap gizi negatif. Dengan persentase sebagian besar
responden memiliki kecenderungan sikap setuju sampai dengan sangat
setuju pada pertanyaan negatif.
4. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku
makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA
88
Kecamatan Pamulang tahun 2016. Namun, terdapat hubungan antara
pertanyaan pengetahuan gizi tentang makanan sumber energi dengan
perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani
KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.
5. Tidak terdapat hubungan antara sikap gizi dengan perilaku makan
sumber energi pada wanita prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan
Pamulang tahun 2016. Namun, terdapat hubungan antara pertanyaan
sikap gizi terhadap upaya konsumsi buah dan sayur minimal 1 porsi per
hari dan pertanyaan sikap gizi terhadap upaya agar memiliki berat
badan ideal dengan perilaku makan sumber energi pada wanita
prakonsepsi yang dilayani KUA Kecamatan Pamulang tahun 2016.
7.2 Saran
Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
A. Bagi KUA, Puskesmas Pamulang dan DinKes Kota Tangerang Selatan
1. Pihak KUA Kecamatan Pamulang diharapkan dapat menetapkan
jadwal penataran seperti terjadwalnya pengisi penataran tidak hanya
di bidang keagamaan saja. Namun, edukasi kesehatan juga
diterapkan untuk menambah pengetahuan gizi serta memotivasi
responden agar bersikap gizi baik dan berperilaku makan sesuai
anjuran Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 2-3 porsi per hari
mencakup konsumsi karbohidrat, protein dan lemak sebagai
makanan sumber energi yang beraneka ragam.
89
2. Pihak Puskesmas Pamulang diharapkan dapat berkontribusi dalam
memberikan edukasi gizi terkait kesehatan reproduksi bagi wanita
sebagai calon ibu yang mendaftar dan mengikuti penataran di KUA
Kecamatan Pamulang. Pihak puskesmas diharapkan dapat
memfasilitasi pelaksanaan penataran yang diadakan setiap seminggu
sekali pada hari kamis di KUA Kecamatan Pamulang melalui
seorang petugas kesehatan yang telah terjadwal setiap minggunya
untuk memberikan materi terkait gizi dan kesehatan reproduksi.
Bisa juga diadakan pre-post test terkait materi pengetahuan gizi,
sikap gizi, dan perilaku makan sumber energi. Dan bisa juga
diadakan pemeriksaan LiLA bagi wanita prakonsepsi sebagai
deteksi dini, dan diberikan surat rujukan agar mengunjungi
puskesmas bagian poli gizi untuk dilakukan pemeriksaan, pendataan
atau diberikan edukasi lebih lanjut jika berisiko KEK.
3. Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan sebaiknya dapat
mendukung adanya penataran edukasi kesehatan reproduksi bagi
wanita prakonsepsi terkait pengetahuan gizi, bagaimana bersikap
terhadap perilaku makan, dan makanan apa saja yang sebaiknya
dikonsumsi bagi wanita dan sangat dibutuhkan pada masa
prakonsepsi ini bisa dengan cara pihak Dinkes menetapkan format
pertanyaan pre-post test. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat
terjadi penurunan risiko KEK pada wanita.
90
B. Bagi Peneliti Lain
1) Diharapkan penelitian selanjutnya dapat membandingkan
perilaku makan sumber energi pada wanita prakonsepsi di KUA
Kecamatan Pamulang dengan KUA lainnya.
2) Diharapkan penelitian selanjutnya juga dapat mengamati
variabel penelitian lain yang belum diteliti dalam penelitian ini,
seperti melihat perilaku makan konsumsi gula, garam dan
minyak pada wanita prakonsepsi.
91
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.
New York: Addison Wesley Longman, Inc.
Ausa, Erma Syarifuddin dkk. 2013. Hubungan Pola Makan dan Status Sosial
Ekonomi dengan KEK pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa Tahun 2013.
Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat. Universitas
Hasanuddin
Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Belajar
Bandura, A. 2001. Social Cognitive Theory: An Agentive Perspective. Annual
Review of Psychology.
BKKBN. 2011. Batasan dan Pengertian MDK. Jakarta: BKKBN.
Cetin I, Berti C, Calabrese S. 2010. Role of micronutrients in the periconceptional
period Human Reproduction. Update, Vol.16, No.1 pp. 80–95. Advanced
Access publication on June 30, 2009 doi:10.1093/humupd/dmp025.
Dean, Sohni V et al. 2014. Preconception Care: Nutritional Risks and
Interventions. Journal Reproductive Health. Biomed Central
Dewi, S. R. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Sikap Terhadap Gizi dan
Pola Konsumsi Siswa Kelas XII Program Keahlian Jasa Boga di SMK
Negeri 6 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan untuk
Petugas). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
92
Departemen Kesehatan RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007)
Laporan Nasional 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Republik Indonesia Desember 2008.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. 2016. Profil Kesehatan Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Effendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori
dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Ervina, Waode Fifin, A. Razak Thaha, Ulfah Najamuddin, 2014. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Gizi Seimbang pada Wanita
Prakonsepsi di Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Fahmida, U. dan Drupadi HS Dillon. 2007. Handbook Nutritional Assessment.
Jakarta: SEAMEO-TROPMED RCCN UI
Gibson, RS. 2005. Principle of Nutritional Assesment. New York: Oxford
University Press
Glanz, K. Rimer, B.K. & Lewis, F.M. 2002. Health Behavior and Health
Education. Theory. Research and Practice. San Fransisco: Wiley & Sons.
Grieger, Jessica A et all. 2014. Preconception Dietary Patterns in Human
Pregnancies are Associated with Preterm Delivery. Journal of Nutrition .
American Society for Nutrition.
Hadar, Eran. Ashwal, Eran and Hod Moshe. 2015. The Preconceptional Period as
an Opportunity for Prediction and Prevention of noncommunicable Disease.
Best Practice &Research Clinical Obstetrics and Gynaecology 29 (2015) 54-
62
Hamid, Fauziah. A. Razak Thaha. Abdul Salam. 2014. Analisis Faktor Risiko
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Wanita Prakonsepsi di Kota
Makassar. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.
Hasanah, Deuis Nurul dkk. 2012. Kebiasaan Makan Menjadi Salah Satu Penyebab
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hanil di Poli Kebidanan RSI&A
93
Lestari Cirendeu Tangernag Selatan. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol, 3 No
3: 91-104Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Hermawanto, Hery. 2010. Biostatistik Dasar. Jakarta:Trans Info Media.
Hidayati, Farida. 2011. Hubungan Antara Pola Konsumsi. Penyakit Infeksi dan
Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu
Hamil di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011. Skripsi.
Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta
Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat cetakan X.
Jakarta: Puspa Swara
Irawan, Andi Muh Asrul. Abdul Razak Thaha. Devinta Virani. 2013. Hubungan
Asupan Energi dan Protein dengan Status IMT dan LILA Ibu
Prakonsepsional di Kecamatan Ujung Tanah dan Biringkaya Kota Makassar.
Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.
Indriani, Yaktiworo. Reni Zuraida dan Rabiatul Adawiyah. 2013. Pola Makan
Dan Tingkat Kecukupan Gizi Wanita Usia Subur Pada Rumah Tangga
Miskin. Seminar Nasional Sains & Teknologi V. Lembaga Penelitian
Universitas Lampung 19-20 November 2013
Iqbal, M. 2013. Hubungan Pengetahuan Gizi terhadap Pola Makan pada
Mahasiswa yang Aktif Berolahraga. Skripsi. Universitas Pendidikan
Indonesia
Keith, E. 2016. Rice's Integrated SocioPsychology: Reciprocal Determinism.
Pearson Education Inc. Graphic copyright
Kemenkes RI. 2010. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
Kemenkes RI. 2013. Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan
1000 HPK)
Kemenkes RI. 2013. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional
94
Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan
(Gerakan 1000 HPK)
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan
KIA
Kemenkes RI. 2015. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019. http://doi.org/351.077 Indr
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Kemenkes RI. 2014. Riskesdas dalam angka Indonesia tahun 2013. Buku 2.
Riskesdas 2013.
Kemenkes RI. 2015. Pentingnya riset etnografi kesehatan. Tersedia. Online:
http://www.litbang.kemkes.go.id/pentingnya-riset-etnografi-kesehatan/
Kurniasih, dkk. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
MacDougall, Jane. 2003. Kehamilan Minggu Demi Minggu. Jakarta: Erlangga.
Maharibe, C. Christian. 2014. Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang dengan
Praktek Gizi Seimbang Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter di
Manado. Jurnal Makanan Seimbang. No 16 (7): 2-9.
Ma'rifah U. 2012. Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Ukuran Lingkar
Lengan Atas dengan Berat Badan Bayi Lahir Di Bps Hj. Tinik Susilowati
Sidoarjo. Skripsi. Surabaya: UM Surabaya.
Mutianingsih, Rosa. 2013. Preeklamsi Berat dengan Kelahiran Preterm di Rumah
Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2013. Skripsi. Universitas
Nahdlatul Wathan Mataram.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta.
95
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurbaiti, Fatma Dyah. 2016. Hubungan Asupan Energi, Protein dan Aktivitas
Fisik dengan Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia 20-35 Tahun
di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Skripsi.
STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Puli, Tenri. Thaha, A. R. Syam, Aminuddin. 2014. Hubungan Sosial Ekonomi
Dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Wanita Prakonsepsi Di
Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanudin, 1-7.
Purwaningrum, Nur Fadjria. 2008. Hubungan Antara Citra Raga Dengan
Perilaku Makan Pada Remaja Putri. Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Rahim, Rahmiyati. Thaha, A. R. dan C. 2013. Pengetahuan dan Sikap Wanita
Prakonsepsi tentang Gizi dan Kesehatan Reproduksi sebelum dan setelah
Suscatin di Kecamatan Ujung Tanah. Skripsi. Universitas Hasanudin, 1–15.
Rahim, Fitri Kurnia. 2014. Faktor Risiko Underweigth Balita Umur 7-59 tahun.
Jurnal Kesehatan Masyarakat 9(2) (2014) 115-121.
Ramakrishnan, Usha et al. 2012. Effect of Women's Nutrition before and during
Early Pregagnancy on Maternal and Infant Outcomes: A Systematic Review.
Journal Paediatric and Perinatal Epidemiology.
Rasyid, Puspita Sukmawaty, Buraerah H. Abd. Hakim dan Saifuddin Sirajuddin.
2012. Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Di RSUD Prof. DR. H Aloei
Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun 2012.
Rhode Island Department of Health. 2012. Preconception Health (2013-2015
Rhode Island Preconception Health Strategic Plan)
Riskesdas. 2007. Laporan Nasional 2007.Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Desember 2008.
Riskesdas. 2013. Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Banten. Buku 1. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI.
96
Ronnenberg, Alayne G. et al. 2002. Preconception Homocysteine and Vitamin B
Status and Birth Outcomes in Chinese Women. The Journal Of Nutrition.
American Society for Nutritional Sciences.
Ronnenberg, Alayne G. et al. 2003. Low Preconception Body Mass Index Is
Associated with Birth Outcome in a Prospective Cohort of Chinese Women.
The Journal Of Nutrition. American Society for Nutritional Sciences.
Ronnenberg, Alayne G. et al. 2004. Preconception Hemoglobin and Ferritin
Concentrations Are Associated with Preganncy Outcome in a Prospective
Cohort of Chinese Women. The Journal Of Nutrition. American Society for
Nutritional Sciences.
Simarmata, Marice. 2008. Hubungan Pola Konsumsi, Ketersedian Pangan,
Pengetahuan Gizi dan Status Kesehatan dengan KEK Pada Ibu Hamil di
Kabupaten Simalungun. Disertasi. Medan: Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status
Gizi. Jakarta: EGC.
Sarintohe, E., & Prawitasari, J. E. 2006. Teori sosial-kognitif dalam menjelaskan
perilaku makan sehat pada anak yang mengalami obesitas. Sosiosains, 19,
345–355.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
I. Jakarta: Dian Rakyat.
Simbolon, Demsa. 2013. Model Prediksi Indeks Massa Tubuh Remaja
Berdasarkan Riwayat Lahir dan Status Gizi Anak. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 1. Artikel Penelitian: Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Bengkulu.
Warumu, Adelise. 2010. Membangun Budaya Berbasis Nilai. Yogyakarta:
Kanisius
97
LAMPIRAN
98
Lampiran 1
SURAT IZIN PENELITIAN DINKES
99
SURAT IZIN PENELITIAN KUA
100
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh...
Dengan hormat,
Perkenalkan nama saya Aprilita Noor Amelia mahasiswi Peminatan Gizi
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya sedang melakukan
penelitian skripsi dengan judul ”Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan
Perilaku Makan Sumber Energi Pada Wanita Prakonsepsi yang dilayani
KUA Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2016”.
Sehubungan dengan hal tersebut, mohon kesediaannya untuk menjadi
responden penelitian ini. Jawaban anda akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya
digunakan untuk penelitian. Apabila bersedia menjadi responden, dimohon untuk
menandatangani lembar persetujuan berikut. Atas perhatian dan kesediaannya
untuk menjadi responden, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh...
Responden
( )
101
Nomor
(diisipeneliti)
A. IDENTITAS RESPONDENDiisi
Peneliti
A1 Nama Lengkap
A2 Umur
A3 Pekerjaan*
(lingkari salah satu)
0. Ya
1. Tidak
............................
A4 Pernah Menikah*
(lingkari salah satu)
0. Ya
1. Tidak
A5 Pernah Hamil*
(lingkari salah satu)
0. Ya
1. Tidak
A6 Pendidikan*
(lingkari salah satu)
0. Tidak sekolah
1. Tamat SD
2. Tamat SMP
3. Tamat SMA
4. Tamat Perguruan Tinggi
A7 No Telp/Hp
A8 Alamat Lengkap:
102
Lampiran 4
Lingkarilah pernyataan di bawah ini yang paling tepat menurut anda.
B. PENGETAHUANDiisi
PenelitiNo Pernyataan Benar Salah
B1Nasi, sayur dan buah termasuk makanan sumberenergi.
B S
B2Konsumsi daging, ikan dan tahu merupakanmakanan sumber energi.
B S
B3Mengonsumsi anekaragam makanan dapatmemenuhi kebutuhan energi.
B S
B4Konsumsi ikan dan tempe mencapai 2-3 porsi perhari.
B S
B5Benarkah singkong, talas, dan sagu termasukmakanan sumber energi.
B S
B6Kebutuhan sumber karbohidrat seperti nasimencapai 2-3 porsi per hari.
B S
B7Konsumsi makanan sumber energi yang melebihikebutuhan secara terus-menerus akanmenyebabkan berat badan berlebih.
B S
B8Buah apel termasuk makanan yang kaya akansumber energi.
B S
B9Ibu yang konsumsi makanan sumber energinyakurang, cenderung dapat melahirkan Berat BayiLahir Rendah (BBLR)
B S
B10Kekurangan konsumsi sumber energi pada ibudapat diukur melalui BB ideal.
B S
103
Lampiran 5
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan teliti. Lingkarilah salahsatu angka pada kolom, jika ada pernyataan yang kurang jelas tanyakanlah.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
C. SIKAPDiisi
PenelitiNo Pernyataan SS S TS STS
C1 Saya akan mengonsumsi nasi, sayur,lauk-pauk dan buah setiap hari.
1 2 3 4
C2Saya selalu berupaya makan buahminimal 1 porsi dan sayur 1 porsisehari.
1 2 3 4
C3Seharusnya saya memperbanyakkonsumsi sayuran hijau dan kacang-kacangan untuk menghadapi masakehamilan.
1 2 3 4
C4 Saya tidak perlu konsumsi sayur danbuah setiap hari.
1 2 3 4
C5 Sebaiknya saya menimbang beratbadan setiap hari agar tetap ideal.
1 2 3 4
C6 Makanan ideal saya sehari-hari terdiridari nasi, lauk-pauk, sayur dan buah.
1 2 3 4
C7 Saya tidak harus mengonsumsi nasi2-3 porsi per hari.
1 2 3 4
C8 Saya akan selalu berupaya agarmemiliki berat badan normal.
1 2 3 4
104
Lampiran 6
Nama :
Alamat :
No Hp :
Formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire
Nama BahanMakanan
Jumlah(Porsi/URT)
Frekuensi Konsumsi TidakPernah
DiisiPenelitix/Hari x/Minggu x/Bulan
Makanan PokokNasi
Mie Kuah
Mie Goreng
Roti
Bubur
Lauk PaukTelur
Ikan
Ayam
Daging Sapi
Tempe
Tahu
SayuranBayam
Kangkung
Daun Ubi
Sawi putih
Sawi hijau
Kacangpanjang
Nama BahanMakanan
Jumlah(Porsi/URT)
Frekuensi Konsumsi TidakPernah
DiisiPenelitix/Hari x/Minggu x/Bulan
Terong
Wortel
Buncis
Tauge
Labu siam
Buah
Apel
Pisang
Pepaya
Jeruk
Semangka
Rambutan
Mangga
Melon
Pir
Lampiran 7
Output Uji Validitas dan Reliabilitas
A. Variabel Pengetahuan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.862 .858 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
B1 11.43 7.495 .374 .732 .863
B2 11.23 6.323 .734 .798 .834
B3 11.47 7.361 .525 .800 .854
B4 11.23 6.875 .485 .627 .857
B5 11.30 6.424 .744 .868 .834
B6 11.47 7.706 .309 .400 .866
B7 11.23 6.116 .834 .840 .824
B8 11.27 6.754 .558 .375 .850
B9 11.17 6.557 .595 .644 .848
B10 11.30 6.838 .545 .673 .851
B. Variabel Sikap
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.755 .760 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
C1 18.90 22.783 .377 .278 .743
C2 19.50 21.500 .366 .284 .750
C3 18.57 20.185 .672 .639 .689
C4 19.20 22.166 .420 .342 .735
C5 19.70 23.528 .314 .258 .753
C6 18.63 21.137 .600 .505 .705
C7 19.43 22.599 .358 .299 .747
C8 18.67 20.713 .557 .579 .709
Lampiran 8
Output Analisis Data Software Komputer
1. Gambaran Perilaku Makan Sumber Energi
Statistics
PM_SumberEnergi
N Valid 148
Missing 0
PM_SumberEnergi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 125 84.5 84.5 84.5
Cukup 23 15.5 15.5 100.0
Total 148 100.0 100.0
2. Gambaran Pengetahuan Gizi
Statistics
Kategori_Pengetahuan
N Valid 148
Missing 0
Kategori_Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 75 50.7 50.7 50.7
Tinggi 73 49.3 49.3 100.0
Total 148 100.0 100.0
3. Gambaran Sikap Gizi
Statistics
Kategori_Sikap
N Valid 148
Missing 0
Kategori_Sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Negatif 97 65.5 65.5 65.5
Positif 51 34.5 34.5 100.0
Total 148 100.0 100.0
4. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi
Kategori_Pengetahuan * PM_SumberEnergi Crosstabulation
PM_SumberEnergi
TotalKurang Cukup
Kategori_Pengetahuan Rendah Count 60 15 75
% within
Kategori_Pengetahuan80.0% 20.0% 100.0%
Tinggi Count 65 8 73
% within
Kategori_Pengetahuan89.0% 11.0% 100.0%
Total Count 125 23 148
% within
Kategori_Pengetahuan84.5% 15.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2.304a 1 .129
Continuity Correctionb 1.666 1 .197
Likelihood Ratio 2.338 1 .126
Fisher's Exact Test .174 .098
Linear-by-Linear
Association2.288 1 .130
N of Valid Casesb 148
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,34.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for
Kategori_Pengetahuan
(Rendah / Tinggi)
.492 .195 1.244
For cohort PM_SumberEnergi
= Kurang.898 .782 1.032
For cohort PM_SumberEnergi
= Cukup1.825 .824 4.042
N of Valid Cases 148
6. Hubungan Sikap Gizi dengan Perilaku Makan Sumber Energi
Kategori_Sikap * PM_SumberEnergi Crosstabulation
PM_SumberEnergi
TotalKurang Cukup
Kategori_Sikap Negatif Count 83 14 97
% within Kategori_Sikap 85.6% 14.4% 100.0%
Positif Count 42 9 51
% within Kategori_Sikap 82.4% 17.6% 100.0%
Total Count 125 23 148
% within Kategori_Sikap 84.5% 15.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .263a 1 .608
Continuity Correctionb .075 1 .784
Likelihood Ratio .259 1 .611
Fisher's Exact Test .638 .386
Linear-by-Linear
Association.261 1 .609
N of Valid Casesb 148
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,93.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori_Sikap
(Negatif / Positif) 1.270 .508 3.175
For cohort PM_SumberEnergi =
Kurang1.039 .893 1.208
For cohort PM_SumberEnergi =
Cukup.818 .380 1.759
N of Valid Cases 148
112
No Nama Umur PekerjaanPernah
MenikahPernahHamil
Pendidikan SkorPengetahuan
KategoriPengetahuan
SkorSikap
KategoriSikap
AsupanEnergi
KategoriUmur
KatPM
SumberEnergi
1 Nt 28.0 0.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 14.0 1.0 1378.0 2.0 1.0
2 Aml 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 3.0 1.0 12.0 1.0 806.0 2.0 1.0
3 Nsy 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 16.0 1.0 720.0 2.0 1.0
4 Msa 34.0 0.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 16.0 1.0 746.0 3.0 1.0
5 Li 26.0 0.0 1.0 1.0 4.0 4.0 1.0 10.0 1.0 2590.0 2.0 2.0
6 Emi 19.0 0.0 1.0 1.0 2.0 10.0 2.0 19.0 2.0 1176.6 2.0 1.0
7 Dw 29.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 12.0 1.0 1176.0 2.0 1.0
8 Rst 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 19.0 2.0 2755.0 2.0 2.0
9 Dwi 25.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 18.0 2.0 2422.0 2.0 2.0
10 Nhy 23.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 21.0 2.0 2380.0 2.0 2.0
11 Ddn 26.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 13.0 1.0 1091.0 2.0 1.0
12 Sep 28.0 0.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 20.0 2.0 1272.0 2.0 1.0
13 Hrn 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 19.0 2.0 811.0 2.0 1.0
14 Nn 29.0 0.0 1.0 1.0 4.0 10.0 2.0 19.0 2.0 697.0 2.0 1.0
15 Agstn 34.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 20.0 2.0 811.0 3.0 1.0
16 Mr 30.0 0.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 22.0 2.0 662.0 3.0 1.0
17 Cr 28.0 0.0 1.0 1.0 4.0 4.0 1.0 15.0 1.0 662.0 2.0 1.0
18 Rs 25.0 0.0 1.0 1.0 4.0 10.0 2.0 18.0 2.0 743.0 2.0 1.0
19 Rh 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 15.0 1.0 2160.0 2.0 1.0
20 Rn 29.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 10.0 1.0 666.0 2.0 1.0
21 Vn 28.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 14.0 1.0 734.0 2.0 1.0
22 Na 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 3.0 1.0 12.0 1.0 1375.0 2.0 1.0
23 Sy 28.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 17.0 1.0 806.0 2.0 1.0
24 En 22.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 17.0 1.0 744.0 2.0 1.0
25 Vm 30.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 10.0 1.0 3530.0 3.0 2.0
26 Rst 22.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 14.0 1.0 2322.0 2.0 2.0
27 Wm 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 14.0 1.0 753.0 2.0 1.0
28 Nd 19.0 0.0 1.0 1.0 2.0 10.0 2.0 17.0 1.0 1378.0 2.0 1.0
29 Ad 22.0 0.0 1.0 1.0 4.0 10.0 2.0 17.0 1.0 2756.0 2.0 2.0
30 Nn 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 12.0 1.0 2400.0 2.0 2.0
31 Nv 29.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 19.0 2.0 1261.0 2.0 1.0
32 Mdn 31.0 1.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 10.0 1.0 1456.0 3.0 1.0
33 Wdn 25.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 13.0 1.0 766.0 2.0 1.0
34 My 24.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 20.0 2.0 921.0 2.0 1.0
35 Ld 26.0 1.0 1.0 1.0 4.0 3.0 1.0 19.0 2.0 1100.0 2.0 1.0
36 Ida 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 16.0 1.0 1439.0 2.0 1.0
37 Rsw 36.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 12.0 1.0 2101.0 3.0 1.0
38 Nan 18.0 0.0 1.0 1.0 2.0 9.0 2.0 18.0 2.0 1564.0 1.0 1.0
39 Ns 28.0 0.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 15.0 1.0 1790.0 2.0 1.0
40 Sari 29.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 15.0 1.0 1036.0 2.0 1.0
41 Nf 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 11.0 1.0 1170.0 2.0 1.0
42 Nrh 20.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 20.0 2.0 1119.0 2.0 1.0
43 Ftr 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 14.0 1.0 764.0 2.0 1.0
44 Sbl 21.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 12.0 1.0 689.0 2.0 1.0
45 Tra 21.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 15.0 1.0 298.0 2.0 1.0
46 Ira 21.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 14.0 1.0 753.0 2.0 1.0
47 Jmf 21.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 753.0 2.0 1.0
48 Psp 23.0 1.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 18.0 2.0 910.0 2.0 1.0
49 Ani 23.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 13.0 1.0 1037.0 2.0 1.0
50 Ay 19.0 0.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 15.0 1.0 982.0 2.0 1.0
51 Sp 21.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 13.0 1.0 810.0 2.0 1.0
52 Ays 37.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 13.0 1.0 830.0 3.0 1.0
53 Mhm 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 17.0 1.0 2080.0 2.0 1.0
54 Ksh 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 11.0 1.0 1249.0 2.0 1.0
55 Pt 25.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 12.0 1.0 1165.0 2.0 1.0
56 Prm 25.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 15.0 1.0 954.0 2.0 1.0
57 Ayu 22.0 1.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 12.0 1.0 547.0 2.0 1.0
58 Rk 22.0 1.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 18.0 2.0 608.0 2.0 1.0
59 Ek 21.0 1.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 15.0 1.0 607.0 2.0 1.0
60 Nr 22.0 1.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 17.0 1.0 783.0 2.0 1.0
61 Kk 21.0 1.0 1.0 1.0 4.0 3.0 1.0 17.0 1.0 612.0 2.0 1.0
62 Yl 21.0 1.0 1.0 1.0 4.0 9.0 2.0 17.0 1.0 321.0 2.0 1.0
63 Via 23.0 1.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 12.0 1.0 305.0 2.0 1.0
64 Nnd 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 16.0 1.0 498.0 2.0 1.0
65 Agi 26.0 0.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 18.0 2.0 467.0 2.0 1.0
66 Mlt 17.0 1.0 1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 14.0 1.0 1334.0 1.0 1.0
67 Rr 25.0 0.0 1.0 1.0 4.0 4.0 1.0 13.0 1.0 908.0 2.0 1.0
68 And 24.0 0.0 1.0 1.0 4.0 8.0 2.0 18.0 2.0 962.0 2.0 1.0
69 Nt 29.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 13.0 1.0 779.0 2.0 1.0
70 Hb 23.0 1.0 1.0 1.0 4.0 7.0 1.0 11.0 1.0 530.0 2.0 1.0
71 Htn 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 821.0 2.0 1.0
72 Nnd 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 16.0 1.0 2080.0 2.0 1.0
73 Nr 29.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 12.0 1.0 1540.0 2.0 1.0
74 Ann 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 15.0 1.0 1165.0 2.0 1.0
75 Dda 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 16.0 1.0 954.0 2.0 1.0
76 Rfk 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 17.0 1.0 967.0 2.0 1.0
77 Nnd 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 17.0 1.0 608.0 2.0 1.0
78 Ars 39.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 19.0 2.0 604.0 3.0 1.0
79 Ich 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 18.0 2.0 597.0 2.0 1.0
80 Nv 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 18.0 2.0 597.0 2.0 1.0
81 Yn 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 19.0 2.0 530.0 2.0 1.0
82 Ftr 28.0 1.0 1.0 1.0 2.0 7.0 1.0 20.0 2.0 976.0 2.0 1.0
83 Ay 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 19.0 2.0 305.0 2.0 1.0
84 Fjr 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 21.0 2.0 533.0 2.0 1.0
85 Lnh 17.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 13.0 1.0 465.0 1.0 1.0
86 Ssc 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 16.0 1.0 1334.0 2.0 1.0
87 Era 24.0 0.0 1.0 1.0 2.0 8.0 2.0 13.0 1.0 914.0 2.0 1.0
88 Slp 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 20.0 2.0 962.0 2.0 1.0
89 St 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 12.0 1.0 808.0 2.0 1.0
90 Nvn 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 18.0 2.0 499.0 2.0 1.0
91 Rrn 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 17.0 1.0 710.0 2.0 1.0
92 Ptr 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 16.0 1.0 1167.0 2.0 1.0
93 Alf 29.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 1.0 12.0 1.0 1178.0 2.0 1.0
94 Agr 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 11.0 1.0 1194.0 2.0 1.0
95 Ind 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 11.0 1.0 1194.0 2.0 1.0
96 Adn 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 1020.0 2.0 1.0
97 Tna 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 18.0 2.0 694.0 2.0 1.0
98 Ssn 39.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 14.0 1.0 1080.0 3.0 1.0
99 Fdt 19.0 0.0 1.0 1.0 3.0 3.0 1.0 17.0 1.0 1080.0 2.0 1.0
100 Sr 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 18.0 2.0 901.0 2.0 1.0
101 Ynh 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 21.0 2.0 1042.0 2.0 1.0
102 Sst 28.0 1.0 1.0 1.0 2.0 9.0 2.0 20.0 2.0 1102.0 2.0 1.0
103 Sht 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 19.0 2.0 870.0 2.0 1.0
104 Rnt 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 6.0 1.0 21.0 2.0 1096.0 2.0 1.0
105 Apl 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 15.0 1.0 1240.0 2.0 1.0
106 Ptw 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 16.0 1.0 1888.0 2.0 1.0
107 Htt 24.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 13.0 1.0 1888.0 2.0 1.0
108 Pni 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 13.0 1.0 1784.0 2.0 1.0
109 Nra 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 4.0 1.0 12.0 1.0 1426.0 2.0 1.0
110 Sr 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 16.0 1.0 1273.0 2.0 1.0
111 Fyt 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 17.0 1.0 698.0 2.0 1.0
112 Ev 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 17.0 1.0 522.0 2.0 1.0
113 Pwt 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 1266.0 2.0 1.0
114 St 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 18.0 2.0 1266.0 2.0 1.0
115 Nr 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 21.0 2.0 1465.0 2.0 1.0
116 Hsn 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 9.0 2.0 20.0 2.0 1499.0 2.0 1.0
117 Mia 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 17.0 1.0 1465.0 2.0 1.0
118 Spn 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 19.0 2.0 1465.0 2.0 1.0
119 Hlm 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 10.0 2.0 18.0 2.0 630.0 2.0 1.0
120 Rn 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 21.0 2.0 757.0 2.0 1.0
121 Ulf 28.0 1.0 1.0 1.0 2.0 8.0 2.0 20.0 2.0 1157.0 2.0 1.0
122 Ra 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 19.0 2.0 823.0 2.0 1.0
123 Ls 27.0 0.0 1.0 1.0 4.0 2.0 1.0 17.0 1.0 617.0 2.0 1.0
124 Aml 19.0 1.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 17.0 1.0 1241.0 2.0 1.0
125 Nn 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 15.0 1.0 1594.0 2.0 1.0
126 Tia 18.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 15.0 1.0 1905.0 1.0 1.0
127 Dt 23.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 17.0 1.0 1940.0 2.0 1.0
128 Llk 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 14.0 1.0 1428.0 2.0 1.0
129 Nsy 17.0 0.0 1.0 1.0 2.0 6.0 1.0 16.0 1.0 2590.0 1.0 2.0
130 Nls 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 17.0 1.0 2755.0 2.0 2.0
131 Ind 26.0 1.0 1.0 1.0 2.0 6.0 1.0 14.0 1.0 2380.0 2.0 2.0
132 Del 21.0 0.0 1.0 1.0 2.0 5.0 1.0 12.0 1.0 2160.0 2.0 1.0
133 Nn 25.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 17.0 1.0 2400.0 2.0 2.0
134 Fnk 23.0 1.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 16.0 1.0 2400.0 2.0 2.0
135 Wnd 28.0 1.0 1.0 1.0 2.0 6.0 1.0 10.0 1.0 2322.0 2.0 2.0
136 Sip 27.0 0.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 19.0 2.0 2756.0 2.0 2.0
137 Ov 31.0 1.0 1.0 1.0 2.0 7.0 1.0 18.0 2.0 3530.0 3.0 2.0
138 Eka 28.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 21.0 2.0 2322.0 2.0 2.0
139 Ran 22.0 1.0 1.0 1.0 3.0 8.0 2.0 15.0 1.0 2756.0 2.0 2.0
140 Dt 29.0 1.0 1.0 1.0 2.0 8.0 2.0 21.0 2.0 2400.0 2.0 2.0
141 Bun 30.0 1.0 1.0 1.0 2.0 7.0 1.0 20.0 2.0 2322.0 3.0 2.0
142 Nik 18.0 0.0 1.0 1.0 2.0 9.0 2.0 19.0 2.0 2755.0 1.0 2.0
143 Rin 20.0 0.0 1.0 1.0 3.0 6.0 1.0 20.0 2.0 1940.0 2.0 1.0
144 Des 26.0 0.0 1.0 1.0 3.0 5.0 1.0 22.0 2.0 2080.0 2.0 1.0
145 Mei 19.0 1.0 1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 15.0 1.0 2590.0 2.0 2.0
146 Hes 28.0 0.0 1.0 1.0 3.0 7.0 1.0 18.0 2.0 2160.0 2.0 1.0
147 Tin 24.0 1.0 1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 15.0 1.0 2590.0 2.0 2.0
148 Ver 23.0 0.0 1.0 1.0 2.0 4.0 1.0 10.0 1.0 2080.0 2.0 1.0