Upload
resty-maiwan-dhira
View
125
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
.
1.1. Latar Belakang
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi
karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat
maka akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi yang kuat. Ibu yang
sehat pula akan menciptakan keluarga sehat dan bahagia.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara
berkembang. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebanyak ±
500.000 jiwa pertahun. Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur kemampuan
pelayanan kesehatan suatu negara.
Hipertensi menyebabkan gangguan sekitar 5 -10 persen dari seluruh kehamilan, dan
dapat menjadi suatu komplikasi yang mematikan, yaitu pendarahan dan infeksi, yang
berkontribusi besar terhadap morbiditas dan angka kematian ibu. Dengan hipertensi, sindrom
preeklampsia, baik sendiri atau yang berasal dari hipertensi kronis, adalah yang paling
berbahaya.WHO meninjau secara sistematis angka kematian ibu di seluruh dunia (Khan dan
rekan, 2006), di negara-negara maju, 16 persen kematian ibu disebabkan karena hipertensi.
Persentase ini lebih besar dari tiga penyebab utama lainnya: perdarahan-13 persen, aborsi-8
persen, dan sepsis-2 persen.
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the National High
Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy
tahun 2000, yang menjelaskan Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum
umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan
(JHPEIGO, 2002). Efek hipertensi kronik pada kehamilan adalah solution plasenta,
preeclampsia, gangguan perinatal hingga kerusakan organ-organ vital tubuh dikarenakan
hipertensinya. Keputusan tentang kapan wanita dengan hipertensi kronik harus melahirkan
dipandang dalam konteks perjalanan klinis, termasuk keparahan penyakit yang mendasari.
Pada kasus-kasus dengan hipertensi yang terkontrol dan nonkomplikasi, persalinan dapat
berjalan normal pervaginam dan menjalani masa nifas yang normal pula. Sedangkan
Kelompok 5
hipertensi kronik yang mempunyai komplikasi, persalinan bertujuan menekan resiko pada ibu
dan janin sekecil-kecilnya.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dibutuhkan tenaga yang terampil,
dengan melakukan asuhan secara komprehensif terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan
asuhan pada bayi baru lahir diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
serta memberikan kontribusi langsung dalam membantu program pemerintah dalam
menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan neonatal.
Home care pada maternitas adalah fasilitas utama kesehatan yang bukan merupakan
bagian dari sebuah rumah sakit, yang yang menyediakan layanan antenatal komprehensif,
intrapartum, dan layanan pascakelahiran untuk wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi.
Fasilitas ini harus ditempatkan berdekatan dan berhubungan dengan rumah sakit yang dapat
mengelola kedaan darurat obstetrik dan neonatal
Berdasarkan latar belakang diatas , penulis ingin menulis makalah tentang home care
yang dilakukan pada ibu yang mengalami hipertensi pada kehamilan.
1.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu :
a. Untuk mengetahui tinjauan teoritis dari home care pada keperawatan maternitas dan
penyakit hipertensi pada kehamilan
b. Untuk mengetahui mekanisme pelayanan home care pada bidang keperawatan
maternitas
c. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dari kasus home care pada maternitas
d. Untuk mengetahui asuhan keperawatan home care pada kasus maternitas
khususnyahipertensi pada kehamilan
1.3 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah ini yaitu :
a. Mahasiswa dapat mengetahui tinjauan teoritis dari home care pada keperawatan
maternitas dan penyakit hipertensi pada kehamilan.
b. Mahasiswa memahami bagaimana mekanisme pelayanan home care pada
keperawatan maternitas
c. Mahasiswa dapat menegakan diagnose keperawatan yang sesuai dengan kasus home
care pada maternitas
Kelompok 5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Home care pada keperawatan maternitas
Pelayanan dirumah pada keperawatan maternitas merupakan program kesehatan
masyarakat berbasis fakta yang ada untuk memberdayakan keluarga dengan penghasilan
rendah,ibu yang pertama kali menjadi orang tua agar menjadi percaya diri dan kuat
melalui kemitraan mereka dengan perawat yang berkunjung kerumah.
Tujuan dari home care maternitas antara lain :
Untuk membantu klien dan keluarga/bayi memiliki kesehatan dan
perkembangan sebaik mungkin.
Untuk membantu klien dan keluarga/bayi menemukan layanan dan sumber
yang dibutuhkan.
Untuk membantu klien dan keluarga/bayi menemukan tujuan kesehatan dan
hidup.
Waktu kunjungan home care :
Saling mengenal antar perawat dan klien (4 minggu kunjungan pertama) :
kunjungan berlansung seminggu sekali..
Kehamilan : kunjungan 1 kali dalam seminggu untuk memperingatkan tentang
kehamilan. Informasi yang diberikan antara lain mengenai childbirth and
parenting education, antenatal care, senam hamil, dan antenatal education
(deteksi kesejahteraan janin), dan lain-lain
Postpartum : kunjungan berlansung sekali seminggu selama 6 minggu pertama
setelah bayi lahir. Pada saat ini perawat memberikan edukasi tentang early
discharge follow up, melakukan maternal assessment, senam nifas, postnatal
education.
Bayi dan Balita: Kunjungan berlangsung setiap minggu sampai bayi berusia
21 bulan. Perawat memberikan edukasi tentang perawatan bayi baru lahir
(memandikan, memberi makan, massage), follow-up-post-operative or post-
hospitalization follow-up, resusitasi neonatus.
Empat bulan terakhir : kunjungan berlansung sekali dalam sebulan.
Kelompok 5
Kewajiban perawat home care :
Mendengarkan kebutuhan,perhatian dan tujuan hidup klien dan keluarga.
Membantu klien dan keluarga dalam menentukan tujuan kesehatan dan hidup.
Memberikan informasi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung
klien,keluarga dan bayi untuk mencapai tujuan
Mekanisme pelayanan home care pada bidang keperawatan maternitas :
1) Penerimaan kasus
Home care menerima pasien dari tiap poliklinik di Puskesmas
Koordinator program Perkesmas menunjuk perawat pelaksana Perkesmas
untuk mengelola kasus
Perawat pelaksana Perkesmas membuat surat perjanjian dan proses
pengelolaan kasus
2) Proses pelayanan home care
a. Persiapan, terdiri dari :
Memastikan identitas pasien
Membawa denah/petunjuk tempat tinggal pasien, lengkap kartu identitas unit
tempat kerja
Memastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
Menyiapkan file asuhan keperawatan, berupa teoritis dari hipertensi pada
kehamilan dan penatalaksanan yang dapat dilakukan selama home care
Menyiapkan alat bantu media untuk pendidikan, seperti leaflet dan lembar
balik yang berisi pendidikan kesehatan mengenai hipertensi dalam kehamilan
b. Pelaksanaan, terdiri dari :
Perkenalan diri dan jelaskan tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan yang
ingin dicapai, baik oleh klien ataupun perawat home care. Tujuan ini ditinjau
bersama dari kedua pihak.
Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
Melengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
- Melakukan pemeriksaan tekanan darah bagi klien, untuk mendeteksi
adanya gejala hipertensi pada kehamilan
Kelompok 5
- Menanyakan kepada klien tentang adanya riwayat hipertensi sebelum
kehamilan atau adanya riwayat hipertensi di dalam keluarga
- Menanyakan kepada klien tentang adanya penyakit yang dapat menjadi
pencetus dari hipertensi dalam kehamilan
- Melakukan pemerikasaan leopold untuk memastikan perkembangan janin
Membuat rencana pelayanan,
Rencana keperawatan yang dibuat disesuaikan dengan hasil pengkajian yang
didapat dari klien. Bila klien pernah melakukan pemeriksaan kesehatan atau
diberikan tindakan medis dari rumah sakit, maka kolaborasikan rencana
tindakan yang akan diberikan dengan orderan dari dokter. Selain itu, perawat
dapat membuat perencanaa diit yang sesuai bagi klien dengan hipertensi pada
kehamilan
Melakukan perawatan langsung
- Melakukan pemeriksaan terinci yang diikuti dengan pemantauan setiap
hari, untuk mencari temuan-temuan klinis, seperti nyeri kepala, gangguan
penglihatan, nyeri epigastrium dan pertambahan berat badan yang pesat.
- Memeriksakan tekanan darah klien secara berkala
- Menerapkan pola hidup sehat bagi klien untuk mengurangi resiko
terjadinya komplikasi yang lebih parah
- Menganjurkan istirahat total bagi klien. Karena istirahat total akan
menyebabkan peningkatan aliran darah renal dan utero placental, sehingga
menyebabkan peningkatan diuresi, menurunkan berat badan dan
mengurangi oedema. Istirahat total dianjurkan bagi kondisi klien yang
memenuhi kriteria
- Memantau dan menganjurkan klien untuk meminum obat yang telah
diberikan oleh dokter.
Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dan tindakan lainnya
Bila kondisi klien tidak lagi memungkinkan untuk dirawat di rumah, seperti
kejang pada eklamsi, maka segera anjurkan klien untuk dirujuk ke rumah sakit.
Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya, seperti dokter, bidan, dan ahli gizi,
dapat dilakukan dalam rangka menunjang kesehatan klien
Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan
Dokumentasikan kegiatan.
Kelompok 5
c. Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal,
kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan, efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan tindakan oleh pelaksana.
d. Proses penghentian pelayanan home visit, dengan kriteria : tercapai sesuai tujuan,
kondisi pasien stabil, program rehabilitasi tercapai secara maksimal, keluarga
sudah mampu melakukan perawatan pasien, pasien di rujuk, pasien menolak
pelayanan lanjutan, pasien meninggal dunia.
3) Pembiayaan home care
a. Prinsip penentuan tarif antara lain pemerintah/masyarakat bertanggung jawab
dalam memelihara kesehatan, disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan
keadaan sosial ekonomi, mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan
rendah/asas gotong royong, pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar
saling membantu, mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional
b. Jenis pelayanan yang kena tarip antara lain jasa pelayanan tenaga kesehatan,
imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien,
dana transportasi untuk kunjungan pasien.
2.2 Tinjauan Teoritis Penyakit
2) Definisi
Pengertian hipertensi secara umum adalah peningkatan tekanan darah yang
diakibatkan dari aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga
menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah.
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu keadaan yang ditemukan sebagai
komplikasi medik pada wanita hamil dan sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas
pada ibu dan janin. Secara umum hipertensi dalam kehamilan dapat didefinisikan
sebagai kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
> 90 mmHg yang diukur paling kurang 6 jam pada saat yang berbeda.
Kelompok 5
3) Klasifikasi Hipertensi pada Kehamilan
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan:
a. Hipertensi kronik
Merupakan hipertensi (tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg yang diukur
setelah beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi duduk) yang telah didiagnosis
sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi yang timbul sebelum mencapai usia
kehamilan 20 minggu. (Robert & Funay, 2009)
b. Hipertensi Preeklampsia
Merupakan peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia kehamilan
mencapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat
akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein
di dalam air seni (proteinuria). Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda
khas tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan
ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga
terjadi pada trimester kedua kehamilan
c. Hipertensi Eklampsia
Eklampsia adalah kejang atau koma pada wanita yang didiagnosa menderita
preeclampsia dengan riwayat patologi aktivitas kejang (Robert & Funai, 2009;
Sibai 2007)
d. Preeklamsia superimposed
Preeclampsia pada hipertensi kronik. Preeklamsia yang terjadi pada perempuan
hamil yang telah menderita hipertensi sebelum hamil. Penyakit ini ditandai
dengan hipertensi sebelum 20 minggu usia kehamilan, munculnya proteinuria,
trombositopenia, peningkatan enzim hati (Mosby, 2010).
e. Hipertensi gestasional
Merupakan peningkatan tekanan darah yang terdeteksi pada umur kehamilan 20
minggu tanpa proteinuria. hipertensi pada kehamilan yang timbul pada trimester
akhir kehamilan, bersifat sementara dan tekanan darah kembali normal setelah
melahirkan (postpartum).
Kelompok 5
4) Etiologi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak/ belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.
Faktor Resiko
Terdapat banyak resiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat
dikelompokkan dalam faktor resiko sebagai berikut:
1. Primigravida, primipaternitas
2. Hiperplasentosis, misalanya molahidatidosa, kehamilan multipel, DM, hidrops
fetalis, bayi besar.
3. Umur yang ekstrim
4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/ eklampsia
5. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6. Obesitas
5) Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain:
2. Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
3. Proteinuria samar sampai +1
4. Peningkatan enzim hati minimal
Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
1. Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih
2. Proteinuria + 2 persisten atau lebih
3. Nyeri kepala
4. Gangguan penglihatan
5. Nyeri abdomen atas
6. Oliguria
7. Kejang
8. Kreatinin meningkat
9. Trombositopenia
10. Peningkatan enzim hati
Kelompok 5
BAB III
APLIKASI KLINIS HOME CARE-HIPERTENSI KRONIK PADA KEHAMILAN
3.1 KASUS
Ny. R berusia 38 tahun datang ke rumah sakit dengan suaminya Tn. S untuk
memeriksakan kandungannya. Kandungan ini adalah calon anak pertama dari Ny. R.
Anak ini merupakan anak yang sudah dinanti oleh Ny. R dan suaminya karena setelah
12 tahun menikah Ny. R baru dikaruniai anak oleh Tuhan. Kandungan Ny. R saat ini
berusia 19 minggu. Ny. R mengatakan ia sering mengalami pusing, kaku kuduk dan
terkadang sesak nafas. Ny. R juga mengatakan bahwa ia adalah penderita hipertensi
yang diturunkan dari ayahnya. Terakhir kali mengukur tekanan darah dilakukan Ny. R
satu bulan yang lalu, dengan hasil tekanan darah 140/90 mmHg.
Setelah dilakukan pengukuran didapati TB Ny. R 158 cm, dan BB mencapai
105 kg. Menurut Ny. R ia sebelum hamil berat badannya 90 kg. Setelah di ukur
tekanan darah Ny. R 160/100 mmHg. Dokter mengatakan kalau Ny. R mengalami
hipertensi kronis dan bila keadaan ini terus berlanjut maka dapat menyebabkan
gangguan pada pertumbuhan janin dan kematian perinatal.
Ny. R dan Tn. S mengaku tidak mengetahui tentang penyakit ini, padahal
mereka sangat menginginkan kehadiran calon bayi tersebut. Setelah mendengar
bahwa rumah sakit tersebut memiliki jasa perawat home care, maka Tn. S dan Ny. R
memutuskan untuk menggunakan jasa tersebut.
Setelah dilakukan prosedur penerimaan home care maka perawat home care
melakukan pengkajian pada Ny. R. Pengkajian meliputi riwayat kesehatan klien,
dengan hasil
Riwayat kesehatan dahulu : klien menderita penyakit hipertensi yang diturunkan dari
ayahnya. Klien mengatakan tekanan darah klien pernah mencapai 180/100 mmHg. Klien
minum obat antihipertensi yang didapatkan dari resep dokter. Setiap kali merasa kepalanya
pusing, dan kaku kuduk maka Ny. R akan mengkonsumsi obat tersebut. Ny. R mengaku
pernah merokok 5 tahun yang lalu, karena stress belum juga dikaruniai anak. Hal ini
berlangsung selama 6 bulan. Sampai saat ini Ny. R mengaku masih mengkonsumsi kopi. Kelompok 5
Riwayat kesehatan keluarga : ayah klien menderita hipertensi dan ibunya menderita
diabetes mellitus. Ny. R pernah periksa gula darah, dan hasilnya dalam keadaan normal.
Namun tekanan darah Ny. R tinggi.
Riwayat kesehatan sekarang : Ny. R mengeluhkan sering pusing, kaku kuduk, dan
terkadang sesak nafas. Ny. R juga mengatakan lebih mudah lelah. Aktivitas olahraga selama
kehamilan tidak ada.
Setelah dilakukan pengkajian kepada Ny. R maka perawat home care
melakukan perawatan. Perawatan ini meliputi mekanisme diet yang baik untuk Ny. R
dimana Ny. R dianjurkan oleh perawat mengurangi jumlah sodium dalam
makanannya. Kepada Tn. S hal ini juga di diskusikan oleh perawat karena Tn. S
adalah orang yang tinggal dengan Ny. R dan kepada pembantu Ny. R yang bertugas
memasak di rumah. Selain diet sodium Ny. R juga dianjurkan untuk mengurangi
jumlah makanan yang dimakan, dan mengganti dengan makanan yang tinggi serat,
nutrisi, cairan, protein. Sehingga makanan yang di konsumsi tidak berlebihan. Ny. R
juga tidak dianjurkan lagi mengkonsumsi kopi dan mengantikannya dengan susu.
Selain masalah diet Ny. R perawat juga mendiskusikan tentang penggunaan
obat antihipertensi yang biasa di konsumsi oleh Ny. R. Perawat menganjurkan Ny. R
untuk mengganti obat antihipertensi yang biasa digunakan oleh Ny. R dengan obat
yang sesuai dengan kondisi Ny. R yang sedang hamil karena dapat mengakibatkan
penurunan aliran darah plasenta bila pemilihan obat salah. Salah satu obat yang dapat
digunakan adalah Methyldopa (aldomet).
Perawat juga menganjurkan olahraga ringan kepada Ny. R seperti berjalan
kaki 10-15 menit. Melakukan aktivitas-aktivitas ringan di rumah seperti
membersihkan peralatan-peralatan rumah, dan beristirahat setelah merasa lelah.
Olahraga tetap harus dilakukan oleh ibu hamil untuk menjaga kebugaran bumil dan
kesehatannya.
Dalam pemberian asuhan keperawatan home care perawat juga harus
melibatkan keluarga yang tinggal bersama klien. Hal ini guna memberikan
dukungan/support kepada klien untuk tetap mematuhi perawatan yang telah diberikan.
Perawat juga perlu mendiskusikan kepada klien dan keluarga kapan harus datang lagi
ke pusat pelayanan kesehatan.
Kelompok 5
DIAGNOSA NANDA NOC NIC
DIAGNOSA (NANDA) KRITERIA HASIL (NOC) INTERVENSI (NIC)
Resiko Gangguan Hubungan Ibu-
Janin
Definisi : Beresiko terhadap
diskontinuitas hubungan simbolik ibu-
janin sebagai akibat kondisi komorbid
atau kondisi terkait kehamilan
Faktor resiko :
Penyulit kehamilan (mis., ketuban
pecah dini, plasenta presvia atau
solution plasenta, asuhan prenatal
lambat, kehamilan kembar)
Gangguan transport oksigen (mis.,
anemia, penyakit jantung, asma,
hipertensi, kejang, persalinan
premature, hemoragi)
Gangguan metabolism glukosa
(mis., diabetes, penggunaan
steroid)
Penganiayaan fisik
Kasih Sayang Antara Orang Tua – Janin
Indikator :
Klien melakukan perilaku kesehatan
yang baik selama kehamilan
Klien melakukan persiapan kelahiran
janin terlebih dahulu
Klien mengatakan perasaan yang positif
mengenai janin
Identifikasi Resiko : Keluarga Childbearing
Aktivitas :
Menentukan umur dari ibu
Menentukan tahap perkembangan dari orang tua
Menentukan status pendidikan dari ibu
Monitor perilaku yang mungkin akan
mengindikasikan masalah
Mereview catatan prenatal dan
mendokumentasikan tanda-tanda sentuhan kasih
sayang selama kehamilan
Mereview riwayat prenatal terhadap faktor yang
menjadi predisposisi untuk terjadinya komplikasi
Mencatat pengobatan yang ibu terima selama
kehamilan
Mereview riwayat kehamilan yang
memungkinkan menjadi stressor yang
mempengaruhi glukosa janin (hipertensi selama
kehamilan)
Mereview riwayat kehamilan yang bergantung
Kelompok 5
Penyalahgunaan zat (mis.,
tembakau, alcohol, obat)
Efek samping terkait terapi (mis.,
medikasi, pembedahan)
pada bahan kimia, termasuk durasi, tipe obat, serta
waktu dan kekuatan dari dosis
Memprioritaskan area untuk mengurangi resiko ,
dalam kolaborasi dengan individu ataupun
keluarga
Merencanakan aktivitas untuk mengurangi resiko,
dalam kolaborasi dengan individu ataupun
keluarga
Persiapan Kelahiran
Aktivitas
Mengajarkan kepada ibu dan rekannya tentang
fisiologi dari labor dan persalinan
Memberikan edukasi kepada ibu dan rekan
tentang tanda-tanda dari labor
Meberikan informasi kepada ibu tentang kapan
datang ke rumah sakit untuk persiapan persalinan
Memberikan informasi kepada ibu mengenai
pilihan cara melahirkan jika terjadi komplikasi
Mengajarkan kepada ibu dan rekan mengenai
teknik pernapasan dan relaksasi selama labor dan
Kelompok 5
persalinan
Mengajarkan kepada rekan tentang cara untuk
menenangkan ibu selama labor (seperti
menggosok punggung, menekan punggung, dan
mengatur posisi)
Menyiapkan rekan untuk membantu ibu selama
persalinan
Membantu orang tua untuk memilih dokter atau
klinik untuk menerima pengawasan kesehatan
anak bagi bayi baru lahir
Edukasi Orang Tua : Bayi
Aktivitas :
Menentukan pengetahuan orang tua dan kesiapan
dan kemampuan untuk mempelajari perawatan
bayi
Monitor kebutuhan untuk belajar dari keluarga
Menganjurkan orang tua untuk menghadiri kelas
Kelompok 5
perenting
Menyediakn dukungan bagi orang tua ketika
mereka mempelajari perawatan bagi bayi
Menyediakan nformasi mengenai karakteristik
perilaku bayi baru lahir
Menginstruksikan kepada orang tua bagaimana
caranya untuk menghubngi profesional kesehatan
Kurang pengetahuan b.d penyakit
Defenisi : tidak adanya atau
kurangnya informasi kognitif
sehubungan dengan topic spesifik.
Batasan karakteristik :
memverbalisasikan adanya masalah,
ketidakakuratan mengikuti instruksi ,
perilaku tidak sesuai.
Pengetahuan : proses penyakit
Indicator :
Klien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit,
kondisi,prognosis,dan program
pengobatan.
Klien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar.
Klien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat
Pengajaran : proses penyakit
Intervensi :
Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan klien tentang proses penyakit
yang spesifik
Jelaskan patofisiologi penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi fisologis dengan cara yang tepat
Gambarkan tanda dan gejala yang muncul
pada penyakit,dengan cara yang tepat
Gambarkan proses penyakit dengan cara yang
tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup yang
Kelompok 5
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan
proses pengontrolan penyakit
Instruksikan klien mengenal tanda dan gejala
untuk melaporkan pada pemberi perawatan
kesehatan dengan cara yang tepat.
Ketidakseimbangan Nutrisi Lebih
Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi : intake nutrisi yang melebihi
kebutuhan metabolisme tubuh
Batasan karakteristik:
Pemusatan Intake nutrisi harian
Disfungsi pola makan (seperti
makan sambil melakukan aktivitas
lain)
Makan sebagai respon terhadap
pengaruh eksternal (seperti situasi
sosial)
Makan sebagai respon terhadap
pengaruh internal (seperti
kecemasan)
1. STATUS NUTRISI: INTAKE
MAKANAN DAN CAIRAN
Definisi: Jumlah makanan dan cairan yang
masuk ke tubuh selama lebih dari 24
jam.
Intake makanan di mulut
Intake di saluran makanan
Intake cairan di mulut
Intake cairan intravena
Intake nutrisi parenteral
2. STATUS NUTRISI: INTAKE
NUTRIEN
Definisi: Kecukupan nutrisi yang masuk ke
MANAJEMEN CAIRAN
Definisi: keseimbangan cairan dan pencegahan
komplikasi akibat tingkat cairan yang abnormal atau
tidak diinginkan.
Aktivitas:
Menimbang cairan harian dan memantaunya
Menghitung cairan
Menjaga asupan akurat dan rekor produksi
Monitor status Hidrasi (misalnya membran
mukosa lembab dan tekanan darah ortostatik)
yang sesuai
Memantau hasil laboratorium yang relevan
dengan retensi cairan (misalnya meningkat
spesifik, grafity, peningkatan BUN,
Kelompok 5
Tingkat aktivitas yang rendah
Skinfold triceps wanita > 25 mm,
laki-laki > 15 mm
BB lebih besar 20% dari BB ideal
Faktor yang berhubungan :
Peningkatan intake yang
berhubungan dengan kebutuhan
metabolism
Peningkatan intake yang
berhubungan dengan aktivitas fisik
(kegunaan kalori)
dalam tubuh.
Intake kalori
Intake ptotein
Intake lemak
Intake karbohidrat
Intake serat
Intake vitamin
Intake mineral
Intake zat besi
Intake kalsium
Intake sodium
penurunan hematokrit, dan peningkatan kadar
osmolalitas urin)
Memonitor status hemodinamik, termasuk
CPV, MAP, PAP, dan PCWP, jika tersedia
Memantau tanda vital
Memantau indikasi kelebihan cairan / retensi
(misalnya crackles, CVP tinggi atau tekanan
kapiler pulmoner, edema, leher vena distensi
dan ascites) yang sesuai
Memantau pasien, perubahan berat badan
AOS sebelum dan sesudah dialisis, jika sesuai
Menilai lokasi dan luasnya edema, jika ada
Memantau makanan / cairan tertelan dan
menghitung asupan kalori harian, sesuai
Mengelola terapi IV, seperti yang ditentukan
Memantau status gizi
Berikan cairan, sesuai
Administer diuretik yang ditentukan, sesuai
Memberikan cairan IV pada suhu kamar
Promosikan asupan oral (misalnya
memberikan sedotan, menawarkan cairan di
Kelompok 5
antara waktu makan, perubahan air es secara
rutin, membuat freezer muncul menggunakan
anak, AOS jus favorit, gunakan cangkir obat
kecil) yang sesuai
Anjurkan pasien menggunakan NGS tube
melalui mulut
Mengadministrasikan pengganti nasogastrik
ditentukan berdasarkan output, sesuai
Bagikan asupan cairan 24 jam, sesuai
Penawaran makanan ringan (misalnya minum
sering dan buah-buahan segar / jus buah)yang
sesuai
Membatasi asupan air bebas hiponatremia,
pengenceran dengan kadar Na serum di
bawah 130 mEq per liter
monitor respon pasien terhadap terapi AOS
elektrolit ditentukan
Konsultasikan dengan dokter jika tanda-tanda
dan gejala kelebihan cairan volume yang
menetap atau memburuk
Mengatur ketersediaan produk darah untuk
Kelompok 5
transfusi, jika perlu
Siapkan untuk pemberian produk darah
(misalnya cek darah dengan identifikasi
pasiendan mempersiapkan pengaturan infus)
yang tepat
Mengatur produk-produk darah (misalnya
trombosit dan plasma beku segar) yang sesuai
MANAJEMEN NUTRISI
Definisi: penyediaan dan mempromosikan asupan
nutrisi yang seimbang
Aktivitas:
Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan gizi
Mengidentifikasi alergi makanan pasien
atau intoleransi
Menentukan prefences makanan pasien
Anjurkan pasien tentang kebutuhan nutrisi
(yaitu, membahas pedoman diet dan dan
piramida makanan)
Membantu pasien dalam menentukan
pedoman atau piramida makanan
Kelompok 5
(misalnya, makanan vegetarian piramida,
makanan panduan piramida dan piramida
makanan untuk senior lebih dari 70) yang
paling cocok dalam memenuhi kebutuhan
gizi dan prefences
Menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan gizi
Memberikan pilihan makanan sambil
menawarkan bimbingan terhadap pilihan
yang lebih sehat, jika perlu
Mengatur pola makan, yang diperlukan
(yaitu, menyediakan makanan berprotein
tinggi, menyarankan menggunakan bumbu
dan rempah-rempah sebagai alternatif
untuk garam menyediakan pengganti gula,
kenaikan atau penurunan kalori, increasor
penurunan vitamin, mineral, atau
suplemen)
Menyediakan lingkungan yang optimal
untuk konsumsi makan (misalnya, bersih,
Kelompok 5
berventilasi baik, santai, dan bebas dari
bau yang kuat)
Melakukan atau membantu pasien dengan
perawatan mulut sebelum makan
Pastikan pasien menggunakan gigi palsu
yang pas, jika sesuai
Mengelola obat sebelum makan (misalnya,
nyeri, antiemetik), jika diperlukan
Dorong pasien untuk duduk dalam posisi
tegak di kursi, jika mungkin
Pastikan foood disajikan dengan cara
arrtactive dan pada suhu yang paling sesuai
untuk konsumsi optimal
Dorong keluarga untuk membawa makanan
favorit pasien selama di rumah sakit atau
fasilitas perawatan, sesuai
Membantu pasien dengan membuka paket,
memotong makanan, dan makan, jika
diperlukan
Instruksikan pasien modifikasi diet yang
diperlukan, yang diperlukan (misalnya,
Kelompok 5
NPO, cairan bening, cairan penuh, lembut,
atau diet sebagai ditoleransi)
Anjurkan pasien tentang persyaratan diet
untuk keadaan penyakit (misalnya, untuk
pasien dengan penyakit ginjal,
restrictsodium, kalium, protein, dan cairan)
Menginstruksikan patienton kebutuhan diet
khusus berdasarkan pengembangan atau
usia (misalnya, peningkatan kalsium,
cairan, dan kalori untuk wanita menyusui,
meningkatkan asupan serat untuk
mencegah sembelit antara orang dewasa
yang lebih tua)
Tawarkan makanan ringan padat gizi
Pastikan bahwa diet termasuk makanan
tinggi kandungan serat untuk mencegah
konstipasi
Memantau kalori dan asupan makanan
Memantau tren kenaikan berat badan
Anjurkan pasien untuk memonitor kalori
dan asupan makanan (misalnya, harian
Kelompok 5
makanan)
Mendorong persiapan makanan yang aman
dan teknik pelestarian
Membantu pasien dalam mengakses
program gizi masyarakat (misalnya,
wanita, bayi, dan anak-anak, kupon
makanan, dan diantar ke rumah makan)
Memberikan rujukan, jika perlu
Kelompok 5
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Pelayanan dirumah pada keperawatan maternitas merupakan program kesehatan
masyarakat berbasis fakta yang ada untuk memberdayakan keluarga dengan
penghasilan rendah,ibu yang pertama kali menjadi orang tua agar menjadi percaya diri
dan kuat melalui kemitraan mereka dengan perawat yang berkunjung kerumah.
Tujuan dari home care maternitas antara lain :
Untuk membantu klien dan keluarga/bayi memiliki kesehatan dan
perkembangan sebaik mungkin.
Untuk membantu klien dan keluarga/bayi menemukan layanan dan sumber
yang dibutuhkan.
Untuk membantu klien dan keluarga/bayi menemukan tujuan kesehatan dan
hidup.
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu keadaan yang ditemukan sebagai
komplikasi medik pada wanita hamil dan sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas
pada ibu dan janin. Secara umum hipertensi dalam kehamilan dapat didefinisikan
sebagai kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
> 90 mmHg yang diukur paling kurang 6 jam pada saat yang berbeda.
Dalam kasus homecare pada maternitas juga harus diperhatikan pelayanan
prosedur pelayanan homecare yang dilakukan
4.2. SARAN
Agar pelayanan home care dapat berkembang lagi di indonesia disarankan
1. Bagi perawat, diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan standar model
pelayanan home care yang digunakan dalam meberikan pelayanan home care
2. Bgi institusi rumah sakit, diharapkan dapat mengembangkan manajemen model home
care sehingga ghome care bisa diaplikasikan dengan lebih baik
Kelompok 5
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M, dkk. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC). United States of America: Mosby
Doenges, Marilyn E dan Mary Frances Moorhouse.2001.Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta: EGC.
Herdman, T. Heather. 2009. NANDA International Nursing Diagnoses : Definition & Classification 2009-2011. United Kingdom : Wiley-Blackwell.
Lowdermilk, dkk. 2010. Maternity Nursing 8th edition. Kanada: Elsevier
Moorhead, Sue, dkk. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC).United States of America: Mosby
Kelompok 5