Upload
danu-bratakusuma
View
244
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
INTISARI
HETP (Heigh Equivalent of Theoritical Plate) digunakan untuk menghitung tinggi kolom bahan isian dengan terlebih dahulu menentukan jumlah plate teoritisnya. Percobaan HETP dimaksudkan untuk menentukan perbandingan tinggi kolom bahan isian yang ekuivalent dengan satu plate teoritisnya. Dalam percobaan ini, bahan yang digunakan sebagai umpan adalah alkohol dan aquadest, sedangkan alat yang digunakan adalah kolom bahan isian dilengkapi dengan labu leher tiga, pemanas dan pendingin.
Mula-mula campuran alkohol-aquadest dalam labu leher tiga dipanaskan. Setelah suhu konstan, destilat dan residu diambil untuk diamati indeks biasnya. Berdasarkan indeks bias dari grafik indeks bias vs fraksi mol maka mol fraksi destilat dan residu dapat diketahui. Dimana mol fraksi destilat (Xd) dan mol fraksi residu (Xw) tersebut digunakan untuk menghitung jumlah plate sehingga diperoleh HETP. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No.
Umpan (ml)
HETP (cmplate )
Alkohol Aquadest McCabe Thiele Fenske Underwood1.2.3.
200100300
200300100
31.3432835868.85245902
16.40625
23.5758448134.1971323718.13848757
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan perbandingan tinggi kolom bahan isian
yang ekuivalent terhadap satu plate teoritis pada destilat alcohol – aquadest dalam
system batch.
B. LATAR BELAKANG
Dalam industri sering dibutuhkan bahan-bahan yang relatif murni terhadap bahan-
bahan lainnya, baik didalam proses industri maupun hasil industri. Untuk itu
diperlukan metode untuk memisahkannya.
Untuk bahan-bahan yang terdiri dari cairan-cairan, metode destilasi lebih sering
digunakan yaitu dengan menggunakan menara pemisah. Baik yang menggunakan
jenis menara dengan bahan isian ataupun menara dengan plate.
Konsep HETP pada dasarnya untuk mencari tinggi kolom bahan isian yang
equivalent dengan satu plate toeritis. Konsep HETP juga dipergunakan untuk
membandingkan suatu effisiensi menara isian terhadap menara plate. Effisiensi
menara bahan isian, kecepatan dan sifat fluida, keadaan operasi dan umumnya oleh
variasi keadaan dispersi cairan dipermukaan bahan isian.
C. TINJAUAN PUSTAKA
HETP dalam penggunaannya sering digunakan dalam perhitungan menara
destilasi dengan bahan isian. Destilasi adalah suatu cara pemisahan komponen-
komponen dari suatu larutan tergantung dari distribusi bahan-bahan antara fase cair
dan fase gas. Berdasarkan konstruksi, menara destilasi digolongkan :
1. Menggunakan plate dengan bubble cup atau perforated.
2
2. Menggunakan packing dengan menara bahan isian seperti yang dipakai
dalam percobaan HETP.
Adapun jenis bahan isian antara lain :
1. Bahan isian yang tersusun secara acak/random packing, diantaranya
rashing ring, lessing ring.
2. Bahan yang tersusun teratur (regular packing), diantaranya double
spiral ring, wood grid.
3. Pseudo colom, kontak fase terjadi pada plate seperti misalnya hitted
trays, riple trays. ( Trebal, 1986 )
Sedangkan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh bahan isian adalah :
1. Luas permukaan bidang basah (bidang kontak) bahan isian per satuan
volume bahan isian cukup besar.
2. Susunan bahan isian dalam kolom cukup memberikan rongga kosong,
sehingga memudahkan aliran fluida, sedangkan penurunan tekanan
aliran tidak terlalu besar.
3. Permukaan bahan isian mudah menjadi basah.
4. Tahan terhadap suhu dan perubahannya, dan tidak mudah berkarat.
5. Bulk density cukup rendah.
6. Cukup kuat, tidak mudah pecah.
(Foust, 1980)
Didalam distilasi ada beberapa cara untuk menentukan jumlah plate teoritis
sebagai plate minimum, yaitu dengan cara :
1. Metode Mc Cabe Thiele.
Ya =
α ab . Xa1 +( α ab - 1) Xa
Rumus diatas didapat dari :
ab =
Ya/XaYb/Xb
YaXa
=α ab (YbXb )
3
Ya = α ab (Yb
Xb ) Xa
Ya =
α ab .(1-Ya )1 - Xa
Xa
Syarat-syarat metode Mc Cabe Thiele :
a. Apabila sistem campuran yang disuling menghasilkan diagram
komposisi uap jenuh dan cair jenuh adalah lurus dan sejajar atau
garis operasi mendekati garis lurus atau sejajar.
Syarat ini jarang dijumpai bila besaran-besarannya dalam satuan
massa atau jika komposisi dalam satuan fraksi massa dan entalpi
dalam satuan
Btulbm , tetapi lebih mendekati bila satuan dalam mol.
b. Jika persyaratan a) dapat dipenuhi, maka
L nV n+1 pada seksi
rektifikasi dan
LmV m+1 pada seksi striping bernilai tetap. Keadaan
semacam ini dikenal sebagai “Constant molal ever flow and
Vaporation”.
c. Tekanan di seluruh menara dianggap tetap.
d. Panas percampuran (Hs) dapat diabaikan.
e. Panas laten penguapan () rata-rata tetap.
Bila ditinjau dari seksi enriching/rektifikasi :
Neraca bahan :
Vn+1 = Ln + D
Neraca komponen
Vn+1 . Yn+1 = Ln . Xn + D . Xd
Yn+1 =
L nV n+1
. X n+ DV n+1
X d
Lo = L1 = Ln
V1 = V2 = Vn+1
4
Yn+1 =
LV
X n+ DV
Xd
. . . . . . . . . . (1)
V1 = Lo + D
V = L + D
Yn+1 =
LL +D
X n+ DL+D
X d
. . . . . . . . . . (2)
Yn+1 =
L/DL/D + 1
X n+ X dL/D + 1
Yn+1 =
RR + 1
X n+ X dR +1 . . . . . . . . . . (3)
Persamaan 1, 2, dan 3 disebut persamaan garis operasi atas (GOA)
dengan slope :
LV
= LL +D
= RR + 1
dan intercept :
D .X dV
= D .X d
L + D= X d
R + 1
Bila dilihat dari seksi striping :
Lm = Vm+1 + B
Vm+1 = Lm – B
Vm+1 . Ym+1 = Lm . Xm – B . Xb
Ym+1 =
LmV m+1
X m - B . X b
V m+1
Y =
LV
X m - B . X b
V . . . . . . . . . (4)
Persamaan 4) disebut persamaan garis operasi bawah (GOB)
dengan slope :
5
LV
dan intercept :
- B . X b
V
Pada refluks total dimana seluruh uap yang terembunkan dalam
kondensor dikembalikan kedalam kolom sebagai refluks maka
tidak ada hasil distilat (D=0).
Perbandingan refluks ( L oD )
adalah tak terhingga.
2. Metode Fenske Underwood.
d =
Pao
Pbo , pada suhu puncak (td)
w =
Pao
Pbo , pada suhu bawah (tw)
dimana :
Pao = tekanan uap murni komponen a
Pbo = tekanan uap murni komponen b
Untuk campuran ideal, metode ini didasarkan atas volatilitas
relatif ab antara kedua komponen, dengan terlebih dahulu
menetapkan d dan w.
ab =
Ya (1-Xa )Xa (1-Ya )
dimana :
Y = mol fraksi uap
X = mol fraksi cairan
Campuran ideal mematuhi hukum Roult dan volatilitas relatifnya
ialah tekanan uap komponennya.
Pa = Pao . Xa Pa = tekanan partial a
Pb = Pbo . Xb Pb = tekanan partial b
6
Ya =
PaPt Pt = tekanan total
Yb =
PbPt
ab =
Ya/XaYb/Xb
=Pa/XaPb/Xb
=(Pao . Xa ) /Xa
(Pbo . Xb) /Xb
=
Pao
Pbo
(Soetomo Pd., 1981)
Untuk sistem biner
YaYb dan
XaXb dapat diganti dengan :
Ya1 - Ya dan
Xa1 - Xa
sehingga :
ab =
Ya/XaYb/Xb =
YaYb
.XbXa
ab =
Ya1 - Ya
.1 - XaXa
Ya1 - Ya =
α ab Xa1 - Xa
Untuk plate n + 1 :
Y n+1
1 - Y n+1=α ab
X n+1
1 - X n+1
Oleh karena refluks total destilat (D) = 0 dan
LV = 1, Yn+1 = Xn,
sehingga :
X n1 - X n
=α ab X n+1
1 - X n+1
Pada puncak kolom, bila kondensor total Y1 = Xd
7
X d1 - X d =
α ab X 1
1 - X 1 . . . . . . . . . . (1)
Untuk n plate berurutan menghasilkan :
X 1
1 - X 1 = α ab
X 2
1 - X 2 . . . . . . . . . . (2)
Jika persaman (1) dan (2) dikalikan satu sama lain dan suku-suku
tengah saling menghapuskan, maka :
X d1 - X d =
(α ab)n X n1 - X n
Untuk sampai ke hasil bawah yang keluar dari kolom diperlukan
N min plate ditambah satu reboiler.
X d1 - X d =
(α ab)N min + 1.Xb
1 - X b
Untuk mendapatkan N min dengan logaritma menghasilkan :
N min =
log X d
1 - X d.X b
1 - X b
log α ab - 1
Rumus ini telah sesuai dengan menggunakan system destilat yang
menggunakan kondensor total dan reboiler parsial. (Treybal, 1986)
Jika perubahan nilai ab dari dasar kolom tidak terlalu menyolok,
maka untuk ab digunakan rata-ratanya.
d =
Po alkoholPo aquadest
w =
Po alkoholPo aquadest
av = (d . w)½
HETP penggunaannya sering untuk perhitungan menara
destilasi dengan memakai bahan isian. Dengan menggunakan
8
metode diatas, jumlah plate minimum dapat diketahui, maka harga
HETP dapat dihitung :
HETP =
Tinggi packing kolom bahan isianJumlah plate minimum
Manfaat dari HETP adalah untuk menghitung tinggi kolom
bahan isian dengan terlebih dahulu menentukan jumlah plate
teoritis.
9
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
II. 1 BAHAN
Bahan yang digunakan adalah : 1. Alkohol 2. Aquadest
III. 2 ALAT
Alat yang digunakan dalam prcobaan yang sudah dilaksanakan antara lain :
1. Labu leher tiga.
2. Thermometer.
3. Kolom bahan isian.
4. Piknometer.
5. Erlenmeyer.
6. Pemanas listrik.
7. Pipet.
8. Kondensor.
9. Corong.
10. Gelas ukur.
11. Refraktometer.
12. Tabung reaksi.
13. Statif.
10
A. GAMBAR ALAT
B. CARA KERJA
1. Membuat larutan standart alkohol – aquadest untuk membuat grafik standart dari
fraksi mol vs indeks bias.
2. Memeriksa terlebih dahulu rangkaian alat percobaan.
3. Membuat larutan umpan, yaitu campuran alcohol 200 ml dan aquadest 200 ml
4. Memasukkan larutan umpan kedalam labu leher tiga, diusahakan jangan sampai
tumpah.
5. Menghidupkan pendingin balik dan pemanasnya serta mengatur kran pada posisi
refluks total.
11
6. Mencatat secara periodik perubahan suhu residu dan destilat, sehingga dapat
diketahui berapa lama dicapai suhu keduanya tetap.
7. Setelah suhu destilat dan residu konstan, mengambil destilat dengan memutar kran
refluks, kemudian mengamati indeks biasnya. Setelah cukup, kran dikembalikan
ke posisi refluks total.
8. Mematikan pemanas, mengambil residu dan menampungnya seperti pengambilan
destilat. Mengamati indeks biasnya.
9. Menghidupkan pemanas seperti semula.
10. Mengamati indeks bias destilat dan indeks bias residu.
11. Mengulangi percobaan mulai dari langkah ke 6 sampai 11 untuk larutan umpan
100 ml alcohol dan 300 ml aquadest serta 300 ml alcohol dan 100 ml aquadest.
C. ANALISIS
1. Mencari densitas alkohol.
Menera piknometer sebagai berikut :
Berat piknometer kosong : A gram.
Berat piknometer + aquadest : B gram.
Berat aquadest : (B – A) : C gram.
Dari tabel 3-28, p.3-75, Perry, didapat harga densitas aquadest ( aquadest) pada
suhu t tersebut adalah
Cρ aquadest = V ml.
Menentukan densitas alkohol :
Berat piknometer + alkohol : D gram.
Berat alkohol : (D – A) : E gram.
Dengan menganggap volume piknometer = volume alkohol, pada suhu yang sama
t, maka :
Densitas alkohol :
E gramV ml = alkohol
gramml
2. Mencari kadar alkohol (sampel).
Dengan mengetahui densitas alkohol pada suhu t, maka dari Perry’s Chemical
Engineers’ Handbook tabel 3-110, p.3-89 akan didapat kadar alkohol : K%.
12
3. Membuat grafik standart.
Untuk membuat grafik standart antara fraksi mol dengan indeks bias diperlukan
beberapa campuran dengan berbagai perbandingan untuk menghitung fraksi mol
dengan data-data :
Kadar alkohol : K%.
Alkohol : L ml.
Aquadest : M ml.
Densitas alkohol : alkohol.
Densitas aquadest : aquadest.
Maka :
Alkohol =
ρ alkohol x L x K%BM alkohol = S gmol.
Aquadest =
( ρ aquadest x M )+ρ alkohol x L x (100%- K% )BM aquadest = R gmol.
Sehingga fraksi alkohol :
X =
SS +R = Q mol
Sehingga dari harga fraksi mol alkohol tersebut dan indeks bias dapat dibuat grafik
standart.
4. Mencari fraksi mol destilat dan residu sampel.
Dengan mengetahui indeks bias sampel dan dengan menggunakan grafik standart
didapat fraksi mol destilat dan residu.
5. Mencari sifat penguapan rata-rata (av).
Harga d dan w dicari dengan menggunakan rumus :
d =
Po alkoholPo aquadest P pada suhu td
w =
Po alkoholPo aquadest P pada suhu tw
av = (d . w)½
13
Po alkohol dan aquadest dapat dilihat pada fig. 543, p. 583, G.G. Brown, “Unit
Operation”.
6. Menentukan HETP.
Sebelumnya dihitung jumlah plate minimum (Np min). Jumlah Np min pada
percobaan ini diasumsikan kondisi kondensor dan reboiler total, dengan cara :
a. Metode Mc Cabe Thiele
Metode ini menggunakan grafik antara fraksi mol uap (Y) vs fraksi mol cairan
(X). Dalam penggambaran kurvanya digunakan diagram kesetimbangan etanol
– aquadest yang terdapat pada G.G. Brown, “Unit Operation”, p. 582.
b. Metode Fenske Underwood
Dengan rumus :
Np min =
log X d
1 - X d.1 - X b
X blog α av
- 1
Maka harga HETP :
HETP =
Tinggi kolom bahan isianNp min
14
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
III. 1. HASIL PERCOBAAN
Percobaan yang sudah dilakukan menghasilkan data sebagai berikut :
1.
A Hasil Percobaan
Suhu Aquadest = 28.7 ˚C
Berat pikno kosong = 15.822 gramberat piknometer + aquadest= 40.992 gram
berat aquadest= 25.17 gram
berat piknometer + alkohol= 37.54 gram
berat alkohol= 22.259 gram
densitas aquadest=0.996063
7 gram/ml
volume piknometer= 25 ml
densitas alkohol= 0.88086 gram/ml
kadar alkohol (30˚C)= %
Tinggi Bahan isian= 55 cm
15
Tabel 1. Indeks bias dan Fraksi mol larutan standart.
No.
Alkohol (ml)
Aquadest
Indeks Bias (n)
Mol Alkohol
Mol Aquades
Fraksi Mol
1 1 0 1.3614 0.0117 0.0190 0.38212 1 1 1.3513 0.0117 0.0743 0.13633 1 2 1.3442 0.0117 0.1296 0.08304 1 3 1.3431 0.0117 0.1850 0.05965 1 4 1.3393 0.0117 0.2403 0.04656 0 1 1.3345 0.0000 0.0553 0.00007 2 1 1.3559 0.0235 0.0933 0.20108 3 1 1.3587 0.0352 0.1122 0.23879 4 1 1.3592 0.0469 0.1312 0.2634
Dari data diatas menunjukkan bahwa indeks bias sangat berbengaruh terhadap
fraksi mol, yaitu semakin besar indeks bias, semakin besar pula fraksi molnya. Hal ini
disebabkan alkohol mempunyai indeks bias lebih besar daripada aquadest.
Tabel 2. Indeks bias destilat dan residu.
no.umpan(ml) Indeks bias Suhu (˚C)
Alkohol Aquades Destilat residu TR TD1 200 100 1.3632 1.3535 89 842 150 130 1.3622 1.3508 91 83.5
3 180 180 1.3627 1.3485 90.2 83
III. 2. PEMBAHASAN
Apabila kita mencari N min dengan metode Mc Cabe Thiele, berarti N min yang
kita dapatkan sudah termasuk reboiler. Dimana reboiler dianggap satu plate jika telah
terjadi kesetimbangan didalamnya.
16
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang didapat, indeks bias distilat selalu lebih besar
dibanding indeks bias residu,hal ini disebabkan karena hasil distilat merupakan alkohol
murni atau tanpa adanya campuran dari aquades,sedangkan pada batom atau residu masih
terdapat aquades dan fraksi mol destilat lebih besar dibanding residunya, semakin banyak
alkohol yang terdapat dalam larutan maka semakin besar indeks biasnya.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Fenske Underwood diperoleh hasil
sebagai berikut:
no.
umpan (ml) Fraksi molNmin HETP
alkohol aquadest destilat residu1 200 100 0.3138 0.1967 0.8474 64.90552 150 130 0.3018 0.1642 1.0224 53.79383 180 180 0.3078 0.1364 1.3246 41.5231
Dari hasil perhitungan dengan metode Mc Cabe Thiele diperoleh hasil sebagai
berikut:
No.umpan (ml)
Nmin HETPalkohol aquadest
1 200 100 0.8721 63.06412 150 130 1.0291 53.44333 180 180 1.3900 39.5688
Jumlah plate yang digunaan sangat dipengaruhi oleh fraksi mol umpan, yaitu pada
volume tetap dengan fraksi mol umpan yang semakin kecil atau umpan yang semakin
encer, maka jumlah plate minimum yang digunakan akan semakin banyak, sedangkan
HETP-nya semakin kecil, karena harga HETP berbanding terbalik dengan jumlah plate
monimum yang dibutuhkan untuk tinggi kolom bahan isian yang sama.
17
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Alan, S., Foust, and Cecil H. Chilton, 1980, “Principle of Unit Operation”, Mc Graw
Hill, Kogakusha Ltd., Japan.
2. Brown, G.G., 1978, “Unit Operation”, 14th printing, John Willey and Sons, New York.
3. Perry, R.H., 1984, “Chemical Engineers’ Handbook”, 6th edition, Mc Graw Hill Book
Company Inc., New York.
4. Soetomo Poerodiprojo, 1981, “Diktat Operasi Teknik Kimia III”, Pusat Penerbitan
Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta.
5. Treybal, R.E., 1986, “Mass Transfer Operation”, 2nd edition, Mc Graw Hill, New York.
18
BAB VI
PERHITUNGAN
1. Mencari densitas alkohol.
- Mengukur volume piknometer.
Densitas aquadest (30oC) = 0,995647
gramml .
Berat aquadest = 25,2485 gram.
Volume piknometer =
25,2485 gram
0,995647 gramml = 25,3589 ml.
- Menentukan densitas alkohol.
Berat alkohol = 20,9685 gram.
Volume piknometer = 25,3589 ml.
Densitas alkohol =
20,9685 gram25,3589 ml = 0,82687
gramml .
2. Mencari kadar alkohol.
Pada tabel 3-110 p. 3-89 Perry, diperoleh :
Kadar Densitas pada suhu
19
% 30 C92 0.8038493 0.80111
Karena alkohol = 0,82687
gramml , maka dengan cara interpolasi data, akan
diperoleh harga kadar alkohol :
92
x
93
0.80384 0,8015 0,80111
x - 9293-92 =
0,8015 - 0,803840,80111 - 0,80384
x - 921 =
- 0,00234- 0,00273
- 0,00273x + 0,25116 = - 0,00234
- 0,00273x = - 0,2535
x = 92,86
Maka kadar alkohol (K%) adalah 92,86 %.
3. Membuat grafik standart.
Mencari harga fraksi mol untuk larutan standart :
BM alkohol = 46.
BM aquadest = 18.
Kadar alkohol = 92,86%.
Densitas alkohol = 0,8015
gramml .
20
Densitas aquadest = 0,995945
gramml .
Alkohol =
( ρ alkohol )( V alkohol )(K% )BM alkohol = A.
Aquadest =
( ρ alkohol )( V alkohol )(1 - K% )+( V aquadest )( ρ aquadest )BM aquadest =
B
Fraksi mol =
AA +B
Kemudian dimasukkan ke rumus dengan perbandingan alkohol : aquadest = 1 : 1 dan
seterusnya.
Alkohol =
(0,82687 ) (1 )(0,8315)46 = 0,0149
Aquadest =
( 0,82687 )(1 )(1 - 0,8315 )+(1)(0 ,995647 )18 = 0,0631
Fraksi mol =
0,01490,0149 + 0,0631 = 0,1910
Analog dengan cara diatas maka akan diperoleh hasil seperti pada tabel 1, selanjutnya
dibuat grafik standart antara indeks bias (n) dan fraksi mol (X).
4. Mencari sifat penguapan rata-rata.
No
Umpan
(ml)
Suhu
(oC)
Po alkohol
(psia)
Po aquadest
(psia)
21
. Alkohol Aquadest Td Tw
1.
2.
3.
50
100
50
100
50
50
77
-
77
-
77
-
-
87
-
86
-
85
15,0
21,0
15,0
20,0
15,0
19,0
6,0
10,5
6,0
9,75
6,0
9,0
Dari harga tersebut besaran ab dapat dihitung yaitu :
d =
Po alkoholPo aquadest =
15,06,0 = 2,5
w =
Po alkoholPo aquadest =
21,010,5 = 2
ab = √2,5 . 2 = 2,236
No.
Umpan
(ml)
Suhu
(oC) d w ab
Alkohol Aquadest Td Tw
22
1.
2.
3.
50
100
50
100
50
50
77
77
77
87
86
85
2,5
2,5
2,5
2
2,05
2,11
2,236
2,264
2,297
5. Mencari fraksi mol destilat dan residu.
Dengan menggunakan grafik standart dan interpolasi dapat diketahui fraksi mol
destilat dan residu dari larutan umpan yang mempunyai perbandingan volume tertentu.
Misal : Umpan (F1), indeks bias destilat = 1,351, maka fraksi mol dicari dengan
interpolasi atau memplotkan.
x
0,1910
0,1118
1,351 1,3495 1,348
x - 0,11180,1910 - 0,1118 =
1,351 - 1,3481,3495 - 1,348
x - 0,11180,0792 =
0,0030,0015
0,0015x – 1,677.10-4 = 2,376.10-4
x = 0,2711
No.
Umpan
(ml)
Indeks Bias
(n)
Fraksi Mol
(X)
Alkohol Aquadest Destilat Residu Destilat Residu
1. 50 100 1,351 1,333 0,2711 0,3576
23
2.
3.
100
50
50
50
1,3495
1,347
1,339
1,3395
0,1910
0,0732
0,0540
0,0546
6. Mencari jumlah plate minimum.
a. Metode Fenske Underwood.
N min =
log X d (1- Xw )X w (1 - X d )
log α ab - 1
Untuk umpan 1 (F1) :
N min =
log 0,2711 (1- 0,3576 )0,3576 (1 - 0,2711)
log 2,236 - 1
=
log 0,174154640,26065464
log 2,236 - 1
= 1,501
HETP =
421,501 = 27,98
No
.
Fraksi mol N min HETP
Destilat Residu
1.
2.
3.
1,351
1,3495
1,347
1,333
1,339
1,3395
1,501
0,738
0,624
27,98
56,91
67,31
24
b. Metode Mc Cabe Thiele.
Data fraksi mol uap-cairan didapat dengan bantuan X vs Y. Rumus yang
digunakan :
Y =
α ab . X1 +( α ab - 1)X
Umpan 1; ab = 2,236.
X 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Y 0,20 0,36 0,49 0,60 0,69 0,77 0,84 0,90 0,95 1
Umpan 2; ab = 2,264.
X 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Y 0,20 0,36 0,49 0,60 0,69 0,77 0,84 0,90 0,95 1
Umpan 3; ab = 2,297.
X 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Y 0,20 0,36 0,49 0,60 0,69 0,77 0,84 0,90 0,95 1
No
.
Fraksi mol N min HETP
Destilat Residu
1.
2.
3.
1,351
1,3495
1,347
1,333
1,339
1,3395
0,53
1,8
0,5
79,25
23,33
84
25
LAMPIRAN
26
Gambar 1. Hubungan antara Indeks bias (n) dan Fraksi mol (X).
27
Gambar 2. Jumlah plate minimum umpan F1.
28
Gambar 3. Jumlah plate minimum umpan F2.
29
Gambar 4. Jumlah plate minimum umpan F3.
30