18
1 Edisi Juli 2017 Highlight: Classic Time! Berjalan-jalan di tengah kota? Siapa takut! Yang Klasik di Antara Yang Modern: Menikmati bangunan tua di Kota Lama sambil ngopi Buat para pujangga Couplet, Puisi, & Haiku Belajar nyusun skrip radio di

Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

  • Upload
    lytruc

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

1

Edisi Juli 2017

Highlight: Classic Time! Berjalan-jalan di tengah kota? Siapa takut! Yang Klasik di Antara Yang Modern: Menikmati bangunan tua di Kota Lama sambil ngopi

Buat para pujangga

Couplet, Puisi, & Haiku

Belajar nyusun skrip radio di

Page 2: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

2

Ketika kita memperhatikan kehidupan saat

ini, kita tidak akan lepas dari tehnologi, terutama saat

berkomunikasi, melalui pesan singkat misalnya.

Akan tetapi ketika kita menengok ke belakang,

melihat bagaimana orang-orang berkomunikasi melalui

surat-menyurat, banyak hal yang disampaikan dalam

secarik kertas. Okay, mungkin bagi generasi

millennia, surat-menyurat sudah dianggap “tabu”

karena ketidak-praktisannya dalam menyampaikan

pesan. Tapi di sini saya mencoba melihat sisi

berbeda, yaitu packaging surat itu sendiri.

Surat yang ditujukan untuk keluarga, tentu

berbeda dengan surat yang ditujukan untuk, misal

kekasih hati, sahabat, atau rekan kerja. Amplop,

perangko, kertas, sampai tulisan tangan tegak

bersambung ala film ’50-an, adalah sesuatu yang unik

bagi saya. Klasik, dan tersirat kesan elegan di

dalamnya. Perasaan tulus juga tersirat di setiap

goresan pena.

Agak tidak nyambung dengan zine ini

memang.Namun saya hanya ingin menyampaikan

kesan klasik yang saya balut dengan tema dark untuk

zine kali ini. The rest tergantung kepada pembaca.

Semoga terhibur!

Redaktur

Sri Rejeki

C12.2014.00505

089675211346

Daftar Isi

The Greeting

2

About Me! : Je

3

Novel Review: Sherlock Begins, A Study In Scarlet

5

Tas Lusuh & Fortuner Putih

7

Pojok Sastra:

…Katanya

9

Karma Kurma

10

Fenomena Viral

10

Haiku: Sakura

11

Let’s Travel!: Yang Klasik di Antara yang Modern

12

Instant Radio: Skrip Iklan

16

Page 3: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

3

Terlahir dengan nama Sri Rejeki, memiliki panggilan Sri,

Cumik, Jeki, Je, Cilikan, dan Srindut. Untuk sekarang, cukup panggil Je saja. Lahir di

sebuah daerah kecil di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu Kabupaten Blora.

Anak terakhir dari lima bersaudara, dan sekarang adalah satu-satunya anak yang belum

berkeluarga. Sejak kecil memiliki ketertarikan dengan bahasa, asing maupun Bahasa

Indonesia, karena sering mendengar lagu-lagu Scorpion dan Guns ‘n Roses dari kakak

laki-laki saya. Maka dari itu, kakak pertama saya mendaftarkan diri saya ke les Bahasa

Inggris saat kelas lima SD. Dan itu, hanya bertahan selama kira-kira satu bulan, karena

libur panjang dan tidak ada kabar selanjutnya dari guru les.

Guru les Bahasa Inggris ini sangat terkesan bagi saya karena tanpa disangka,

beliau adalah guru Bahasa Inggris di SMP saya. Sedikit canggung awalnya, tapi lama-

lama terbiasa juga. Di sini, minat belajar terhadap bahasa asing meningkat, seiring

dengan masuknya budaya Jepang melalui tayangan anime di televisi. Sedikit demi sedikit

saya belajar membaca huruf hiragana secara otodidak. Bukan hanya itu, karena pengaruh

dari sahabat yang bernama Juli, saya juga sering menggambar dan sesekali membuat

cerpen tanpa pernah diterbitkan. Karena dia juga, saya sempat belajar Bahasa Cina, tapi

hanya sekedar ingin tahu saja. Bisa dibilang, masa-masa SMP inilah saya mulai tahu

“jalan” saya ke depan. Bukan hanya itu, di SMPN 1 Banjarejo ini saya juga menemukan

sahabat yang membuat saya selalu ingat akan perjuangan dari nol untuk meraih mimpi.

Berbekal nilai yang lumayan dari hasil UAN di SMP, saya mendaftar ke salah

satu sekolah favorit sekabupaten yaitu ke SMAN 1 Tunjungan Blora. Di sini saya banyak

belajar tentang kompetisi jika dibanding dengan saat SMP dulu. Saya masih sering

menulis cerpen, tapi tidak sesering dahulu. Kelas dua mungkin selalu menjadi tahun

emas saya, karena di tahun kedua SMA ini saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler

majalah sekolah. Di sana, saya bebas berekspresi melalui tulisan.

Jarang suka selfie tapi alay

Enak diajak curhat, tapi tetap alay

Page 4: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

4

Meski hanya satu tahun keanggotaan, saya cukup bangga karena dalam dua kali

terbit, saya sudah menyumbang beberapa karya, antara lain cerpen dalam Bahasa

Indonesia, puisi Bahasa Inggris, laporan hasil kegiatan lapangan, dan sempat menjadi

editor tulisan.

Menyelami dunia kepenulisan tak semudah yang saya kira sebelumnya.

Mungkin karena belum pernah mencoba menerbitkan karya, jadi saya menganggap

tulisan saya adalah style saya. Setelah mengikuti ekstrakulikuler inilah saya menjadi

sedikit lebih paham mengenai kompetisi dalam berkarya. Karya saya juga sempat ditolak

oleh guru pembimbing karena kurang sesuai dengan tema terbitnya majalah saat itu. Di

situ saya sempat down, tapi saya tidak putus asa begitu saja. Jika karya tidak bisa terbit,

saya bisa saja menjadi “pemantau” karya orang lain. Benar saja, saya diminta oleh guru

pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses

editing, saya juga belajar tentang layout dan pemilihan kata yang lebih cocok bagi orang

pada umumnya.

Awal Januari 2013 sampai pertengahan tahun 2014 saya bekerja di PT Metec

Semarang, perusahaan Jepang yang berlokasi di daerah industri Tanjung Emas. Satu

tahun setengah bekerja di sana, saya kagum dengan cara perusahaan menjalankan

pabriknya. Keteraturannya, kedisplinan waktunya, kebersihannya, dan yang paling

penting adalah keselamatan bagi pekerjanya. Saya merasa bahwa mereka menganggap

pekerja adalah aset paling berharga bagi pabrik karena jika tanpa para pekerja, pabrik

hanyalah sebatas pabrik, tanpa hasil yang dapat dijual. Karena itu, gaji yang diberikan

perusahaan ini bisa saya tabung untuk membayar uang kuliah saya, meski hanya di awal-

awal kuliah.

Kuliah adalah hal yang saya idamkan sejak SMA. Terutama setelah bekerja,

saya sempat ragu apakah akan masuk ke Sastra Jepang atau Sastra Inggris. Saya sendiri

merasa tersihir dengan lingkungan saya bekerja, dan memutuskan untuk mengambil

Sastra Jepang. Keputusan ini tidak salah karena di sini saya belajar banyak, bukan hanya

bahasa dan budaya Jepang, namun juga keorganisasian. Mengikuti dua organisasi

mahasiswa sekaligus, membuat saya menjadi mengerti dua sisi yang berbeda. Arti

tanggung jawab, kebersamaan, manajemen waktu, dan arti profesionalisme. Di bangku

kuliah ini, saya masih berharap suatu saat ada satu karya saya terbit dan dibaca oleh

banyak orang setelah saya gagal mengikuti kompetisi menulis di semester tiga lalu.

Page 5: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

5

Ilmu Deduksi Ala Detektif

Novel Review: Sherlock Begins

A Study In Scarlet

Sherlock Holmes merupakan tokoh fiksi gubahan penulis asal Inggris, Sir

Arthur Conan Doyle. Pada akhir abad ke 19, novel karya Conan Doyle ini laris di

pasaran Inggris berkat sosok detektif jenius nyentrik yang terkenal dengan ilmu

deduksinya. Sherlock Begins: A Study in Scarlet adalah novel pembuka petualangan

panjang Sherlock Holmes yang sudah dialih bahasakan ke banyak bahasa, terutama

Indonesia. Di Indonesia, buku ini bahkan diterbitkan oleh banyak penerbit buku, salah

satunya adalah Penerbit Bukune dan sudah dicetak sebanyak dua kali yaitu pada

tahun 2012 dan 2013. Versi Indonesia dari buku ini diterjemahkan oleh Zia Anshor dan

disunting oleh Resita Wahyu. Sesuai dengan judulnya, sampul buku yang didesain oleh

Gita Mariana ini menonjolkan tuilsan judul dan pengarang berwarna merah “scarlet”,

ditambah siluet sosok Sherlock dari samping berwarna merah pula, dengan

background sampul berwarna putih.

Meski sampulnya terkesan simpel tapi cerita yang disuguhkan sangat tidak

simpel. Pada awal bab diceritakan awal pertemuan Dr. John Watson dengan Sherlock

Holmes. Di dalam novel ini, Conan Doyle menggunakan sudut pandang pertama dari

sisi Dr. Watson. Meski menggunakan sudut pandang orang pertama, alur yang

dituliskan terperinci seperti saat Dr. Watson mengikuti kasus pertamanya bersama

Sherlock Holmes.

Judul Buku: Sherlock Begins; A Study In Scarlet Author: Sir Arthur Conan Doyle Penerbit: Bukune (versi Indonesia) Tahun terbit: 2014 (Indonesia), 1887 (versi asli) Cetakan ke: 2 Halaman: 212 halaman

Page 6: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

6

Sama halnya dengan cerita-cerita detektif zaman modern. Polisi, kematian,

saksi mata, barang bukti, semua ada di novel ini. Di novel ini akan diuraikan kasus

kematian pria tua dengan tidak wajar, sehingga Sherlock dipaksa terseret dalam teka-

teki kematian yang tak meninggalkan barang bukti kecuali satu kata dalam Bahasa

Jerman “Rache”.

Dari sinilah petualangan seru Sherlock bersama partner barunya, Dr. Watson

menguak misteri yang hanya bisa ia pecahkan. Bahkan Lestrade, polisi terkenal di

London, akan datang ke “detektif konsulat” –begitu Sherlock menyebut dirinya.

Akankah detektif yang tidak terendus massa ini berhasil menyelesaikan kasusnya?

Keseluruhan isi novel ini cenderung “berat” Karena cakupan pemikiran

Sherlock yang luas, ditambah dengan istilah serta nama-nama kota di Inggris,

terutama kota London. Tapi bagi penyuka cerita detektif, novel ini sangat cocok dan

sangat direkomendasikan. Banyak hal baru yang akan membuat pembaca merasa

masuk ke dalam dunia penyelidikan.

Page 7: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

7

Tas Ransel Lusuh & Fortuner Putih

iang itu, seperti biasa aku dan Rani makan siang di warteg sebelah kantor.

Seperti biasa pula kulihat pengamen kecil yang biasa mengamen di

sepanjang jalan kios warung makan itu sedang “memanfaatkan” waktu

istirahat untuk mencari pundi-pundi rupiah. Rani yang berasal dari keluarga

menengah – ke atas, tak jarang mengomentari penampilan lusuh pengemis yang terkadang

lewat meminta-minta.

“Don’t jugde a book by the cover,” ucap Rani siang itu.

“Makanya, Ran, biarpun mereka mengemis, mengamen, minta-minta, siapa tahu

mereka justru menyedekahkan sebagian hasil yang mereka dapat, ke yatim piatu misal, atau

ke panti jompo. Iya, ‘kan?” kataku sambil mencari uang kecil dan memberikannya kepada

pengemis wanita paruh baya yang menenteng tas ransel lusuh.

“Justru sebaliknya, Mik,” Rani hanya memandangi pengemis tersebut. “Bisa aja,”

lanjut Rani setelah pengemis tersebut mengucap terimakasih, lalu pergi. “Mereka justru lebih

kaya daripada kamu.”

“Hah?” tentu saja aku kaget sekaligus heran. “Ada-ada saja kamu ini, Ran. Mana

mungkin,” lanjutku dengan senyum ketir, dan Rani masih bersikukuh dengan teori-teori yang

menyangkut pendapatan para pengemis dan pengamen. Aku mendengarkan saja

celotehannya sampai jam istirahat hampir berakhir.

Pukul lima sore, aku merapikan meja kerjaku. Rani yang sudah siap pulang,

menghampiriku dengan membawa kunci mobilnya. Kami mampir di pom bensin, mengisi

tangki bensin Rani sekaligus solat magrib karena jalanan pasti macet di jam-jam seperti ini.

Antrean di pom bensin pun panjang. Ketika aku mencari tulisan “mushola” melalui kaca

jendela, aku melihat mobil Fortuner berwarna putih sedang parkir di depan mushola.

“Mik, Mika!” seru Rani ketika hendak kulepas seatbelt. “Itu, ‘kan…” Rani menunjuk

arah mushola. “Pengemis yang tadi.” Aku tak begitu memperhatikan “pengemis tadi” yang

dimaksud Rani. Setelah kuingat-ingat, ya, itu pengemis yang tadi kami jumpai saat makan

siang.

“Memangnya kenapa?”

“Nggak sih. Udah, sana solat.” Aku pun segera menuju ke kamar kecil samping

mushola. Pengemis itu ternyata juga ke kamar kecil yang hanya ada satu bilik di sana. Aku

terpaksa menunggu di depan pintu kamar kecil, sambil melepas jam tangan, menggulung

lengan tangan, dan mengikat rambut yang sedari tadi kugerai.

Waktu berlalu. Aku sesekali melihat jam tangan yang kusimpan di kantong rokku.

Sudah lebih dari sepuluh menit berlalu sejak pengemis itu masuk ke kamar kecil ini. Mungkin

sedang menata jilbabnya, merapikan bajunya, atau, entahlah, aku terus saja berpikiran positif.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya pintu kamar kecil terbuka. Aku pun memasang senyum

kecil. Senyum kecil yang sudah kupersiapkan perlahan punah ketika aku melihat wanita

bermake-up tebal dengan baju mewah, sepatu hak tinggi, memakai wig mahal, sambil

menjinjing tas ransel yang pernah kulihat siang tadi, keluar dari bilik kamar kecil itu. Tanpa

ragu, wanita itu berjalan dengan angkuhnya menuju mobil Fortuner putih dan segera melaju

menuju jalan raya.

S

Page 8: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

8

“Kok lama sih, Mik?” kulihat Rani tampak sudah bosan menunggu ditemani alunan

musik jazz dari radio mobilnya.

“Iya, lama,” jawabku sambil memasang seatbelt. Di sepanjang jalan, aku melihat

gerombolan pengamen, pengemis, maupun PKL yang terkena razia satpol-pp. Salah satu

yang kulihat adalah pengamen yang biasa mengamen di warteg sebelah kantor. Aku

melayangkan pandangku ke depan. Kulihat Fortuner putih sedang parkir di halaman

Babyface.

“Don’t judge a book by the cover,” lirihku.

“Hah? Apa, Mik?” ucap Rani yang masih menikmati musik jazz favoritnya.

“Eh, enggak.” Di kota ini, di malam yang seharusnya berbintang namun terhalang

oleh gemerlapnya lampu kota dan asap tebal pabrik, membuatku sulit menemukan barang

satu cahaya di langit. Mungkin karena aku yang terbiasa hidup di desa, dengan ditemani

malam bertabur bintang, membuatku merindukan cahaya itu. Namun bagi Rani yang terbiasa

hidup di kota, mungkin akan terasa biasa saja, sekalipun ia bisa dengan mudah

membedakan cahaya bintang dan sorot lampu mercusuar dari kejauhan.

Hai, pembaca Be Creative! zine! Cerpen

berjudul “Tas Ransel Lusuh dan Fortuner

Putih” ini adalah kiriman dari pembaca Be Creative! zine di Surabaya yaitu Elise

Kinanthi. Bagi kalian yang ingin cerpennya

nggak berlumut di folder komputer, kirim karya kalian di rubrik khusus cerpen Be

Creative! zine melalui e-mail

[email protected] dengan melampirkan file berformat .docx & isi

subjek “CERPEN – JUDUL KARYA –

NAMA PENA - KOTA ASAL”. Sertakan

juga identitas diri di badan e-mail, ya! Karya yang terpilih akan kami hubungi & kami

muat di Be Creative! zine setiap edisinya.

Ayo berkarya!

Page 9: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

9

…Katanya

Katanya ingin maju

tapi melangkah tak mau

Katanya ingin laku

tapi menjual pun malu

Katanya sih mau eksis

tapi lagu unduhan gratis

Katanya sih cinta alam

tapi sampahnya kok sekolam

Page 10: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

10

Karma Kurma

Kuingin kau merasakan karma

Karna karma tak semanis kurma

Fenomena Viral

tukang bakso viral

penjual pecel viral

polisi cantik viral

kasir minimarket viral

mungkin menjelang ajal

juga viral

Page 11: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

11

Terjemahan:

Sakura

Mengalir Langit berwarna jingga Di sungai itu

Romaji: Nagareteru Momoiro no sora Soko no kawa

Page 12: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

12

Setelah melewati hari Senin sampai Jumat yang melelahkan, saatnya menyegarkan

pikiran di akhir pekan. Berwisata alam adalah salah satu pilihan tepat agar rasa penat dapat

berkurang. Namun bagaimana kalau Anda tinggal di tengah kota yang sulit mendapatkan

suasana alam? Berwisata kota? Tidak masalah.

Bagi Anda yang tinggal di kota Semarang, pasti sudah tidak asing dengan Kota

Lama. Bagi Anda orang perantauan atau luar Semarang yang penasaran dengan Kota Lama,

tidak perlu khawatir karena jika Anda tersesat dan bertanya tentang Kota Lama kepada

siapa pun yang Anda temui di jalan, pasti semua tahu. Untuk menuju ke Kota Lama sendiri

bisa ditempuh dengan mudah, dengan berbagai cara. Jika Anda berkendara sendiri tentu

lebih mudah. Jika tidak memiliki kendaraan sendiri pun Anda tetap dapat berkunjung ke

Kota Lama karena lokasinya yang strategis. Dari Simpang Lima, Anda bisa naik angkot

jurusan Johar dari Jl. Gajah Mada, turun di Kantor Pos Besar, atau kalau tidak tahan dengan

panasnya Kota Semarang, cukup merogoh kocek Rp.3500,- Anda bisa naik Trans Semarang

dari halte Simpang Lima, naik koridor III jurusan Pelabuhan turun di Halte Kota Lama, atau

koridor IV jurusan Stasiun Tawang, turun di Halte Stasiun Tawang.

Di Kota Lama, ada banyak spot yang membawa Anda seolah kembali ke zaman

kolonial Belanda. Dilihat dari struktur jalannya saja, sepanjang Jl. Letjen Suprapto menuju

ke Kantos Pos Besar dan dari kawasan Mberok sampai Stasiun Tawang, bukan aspal yang

menempel tetapi paving dari zaman sebelum Indonesia merdeka. Paving-paving ini tertata

rapi dan tertempel kuat sebagai pengganti aspal. Keberadaan paving inilah yang

menjadikan Kota Lama menjadi “tua” di tengah semakin modernnya pembangunan kota

Semarang. Bukan hanya paving namun juga bangunan di kawasan Little Netherland ini

masih mempertahankan ciri khasnya yaitu pintu dan jendela yang besar dan bercat putih

menyerupai konsep bangunan Eropa tahun 1700an. Hal inilah yang menjadi daya tarik

wisatawan saat berkunjung.

Page 13: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

13

“Pusat” dari Kota Lama terletak di sepanjang Jl. Letjen Suprapto yang merupakan jalan

satu arah menuju Kantor Pos Besar. Jadi, mari kita kunjungi spot-spot yang menarik di

sepanjang jalan ini. Begitu memasuki jalan ini kita sudah disuguhi dengan distro dan kafe.

Agar tidak mengantuk selama perjalanan nanti, yuk ngopi dulu! Oiya, saran saya, bawalah

payung karena di Semarang cuacanya akan panas kalau siang dan tak jarang turun hujan

saat musimnya.

Kita menuju ke Tekodeko Koffiehuis, kafe yang

terletak di sebelah kanan jalan ini mengusung konsep

retro-modern dengan menu utama kopi pastinya. Di

sana Anda bisa menikmati makanan dan kopi dari

berbagai rasa di Eropa, Amerika, dan Indonesia. Tidak

hanya kopi, ada juga minuman lain seperti frape, coklat,

dan berbagai jus buah yang bisa Anda pesan. Harga

yang dipatok sesuai dengan rasa yang disuguhkan. Di Tekodeko, Anda tidak hanya bisa

menikmati makanan dan minuman tapi bisa juga mengabadikan momen karena interior

kedua lantai yang instagram-able, dan bisa juga membeli souvenir yang ditawarkan di sana.

Terkadang ada turis yang mampir di sana lho.

Lanjut ke Semarang Contemporary Art Gallery. Tempat ini diperuntukkan bagi

Anda pecinta seni, khususnya seni lukis. Dengan

tiket seharga Rp.10,000,- Anda bisa melihat

mahakarya dari pelukis berdarah dingin

dengan karya yang out of the box. Ada banyak

lukisan dari berbagai aliran dan tehnik melukis.

Bangunan yang terdiri dari dua lantai

yang didominasi warna tembok putih dan

lantai kayu ini bisa dibilang surganya lukisan di

Semarang. Saya yang kurang paham betul tentang lukisan saja langsung kagum begitu

masuk ke dalam “surga” ini. Anda mungkin yang

kuliah di jurusan DKV atau seni lukis, sedang mencari

ide, bisa mengunjungi Semarang Contemporary Art

Gallery untuk mencari “wangsit”. Bukan hanya

penikmat seni, tapi banyak juga anak muda yang

sekedar numpang eksis, memilih tempat ini untuk

dijadikan tempat mengambil gambar.

Interior lantai 1 Tekodeko

Pintu masuk Semarang Contemporary Art Gallery

Salah satu pameran lukisan

Page 14: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

14

Puas menikmati lukisan, kita pindah ke Pasar Klitikan. Pasar ini menyediakan

barang-barang antik dan terbagi menjadi dua lokasi,

yang satu di depan Satlantas, yang satu di

sekitaran Taman Srigunting. Tidak ada

perbedaan yang signifikan dari segi barang yang dijual.

Pasar ini ada karena sebagian besar penjual

adalah anggota “Padangrani” yaitu

Paguyuban Pedagang Barang Seni.

Di pasar ini, “Lihat-lihat dulu aja gak apa-apa,” kata penjual tiap kios yang saya

hampiri. Dengan senyum ramah, para penjual ini dengan sabar melayani pengunjung dan

menjawab pertanyaan yang diajukan. Meski cuma sekedar menjawab pertanyaan, para

penjual ini tetap ramah mempersilakan siapa pun mengeksplorasi barang dagagannya yang

cukup unik bagi pecinta barang antik. Barang yang dijual berbagai macam, mulai dari yang

kecil seperti koin jadul dari berbagai belahan dunia dan Indonesia, uang kertas yang sudah

langka, majalah tahun 1950an, lampu petromax, aksesoris jaman dahulu, gelas plus teko

keramik klasik yang mewah, guci, lukisan, asbak, patung dari yang kecil sampai yang

seukuran manusia, radio, jam, kamera polaroid, dan berbagai barang antik lainnya.

Menurut salah seorang penjual, biasanya yang membeli ya kolektor, kalau anak muda

sangat jarang yang berminat membeli. Mungkin Anda tertarik mengoleksi uang koin

bernilai mulai dari 5 sen atau mencari uang kertas Rp.500,-?

Diapit oleh Pasar Klitikan, berdiri kokoh dan mewah bangunan bercat putih bersih

bernama Spiegel. Seperti Tekodeko, tempat ini cocok dijadikan tempat nongkrong bareng

teman atau pacar, namun lebih berkelas. Tentang

harga, jangan ditanya, yang pasti sepadan dengan

menu dan pelayanan yang ditawarkan. Kafe ini

memang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke

atas dan cocok untuk candle light dinner. Tapi anak

muda sekarang juga banyak yang berkunjung dan

mencicipi aneka makanan Eropa di sini. Bagi Anda

yang ingin mencicipi kuliner dengan budget pas-pasan,

di depan Spiegel terdapat kucingan yang buka

mulai sore menjelang magrib dan menjajakan makanan sesuai kantong pelajar. Beralaskan

tikar dan lesehan, Anda bisa mengisi perut sambil menikmati pemandangan malam Kota

Lama dan lampu lalu lalang kendaraan. Apalagi lokasinya berdekatan dengan ikon Kota

Lama yaitu Gereja Blenduk, dan berseberangan dengan gedung Marba sehingga Anda bisa

juga mengambil foto di sana.

Salah satu kios Padangrani

Page 15: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

15

Tak hanya sampai di situ, di sepanjang Jl. Letjen

Suprapto masih ada spot yang instagram-able. Apalagi

kalau bukan Gereja Blenduk. Bernama asli GPIB Immanuel,

gereja yang memiliki ciri khas dengan kubah perunggunya

ini, dari pagi, siang maupun malam, ramai dijadikan spot

foto wisatawan. Jika Anda kepanasan, bisa beristirahat di

Taman Srigunting yang berada tepat di depan gereja ini.

Tak lupa juga terdapat beberapa penjual minuman yang siap mengobati rasa haus

Anda. Di taman ini adalah tempat berkumpulnya pengunjung berbagai usia. Dari anak kecil

yang menangis minta dibelikan es krim orang tuanya, sekumpulan anak sekolah yang

berfoto, pasangan muda-mudi yang duduk berdampingan, sampai kakek-nenek yang

menunggu cucunya membelikan minum. Duduk di taman ini, berbagai cerita kehidupan

bisa kita lihat dari berbagai sudut pandang.

Seharian berkeliling Kota Lama, kurang afdol kalau

tidak mengambil foto di Old City 3D Art Museum. Seperti

namanya, tempat ini menyediakan 108 gambar 3D untuk

dijadikan spot berfoto. Dengan harga masuk Rp.40,000,-

kita bisa mengambil foto sepuas hati, bahkan bisa minta

bantuan pegawai yang ramah. Berbagai tema foto yang

ditawarkan antara lain dari kartun, film, tokoh dunia,

bahkan wisata Semarangan! Kalau Anda sudah berfoto di semua titik tempat ini, datanglah

dua atau tiga bulan lagi karena gambar-gambar ini akan

diganti dalam kurun waktu tersebut. Jadi Anda tidak akan

bosan berkunjung dan berfoto di tempat ini. Setelah berfoto

ria, capek, dan lapar, Anda bisa mengunjungi Ikan Bakar

Cianjur yang terkenal seantero Semarang, tepat di seberang

gedung 3D Art Museum.

Begitu banyak spot yang bisa dikunjungi di

“Outstadt” Kota Lama, bukan hanya di sepanjang Jl. Letjen

Suprapto saja, namun jika kita masuk ke dalam gang atau menelusuri Kota Lama dari arah

Kantor Pos Besar melewati Stasiun Tawang, akan ada banyak sekali bangunan yang tetap

dipertahankan sedemikian rupa dan dipelihara demi mempertahankan ciri khas kawasan

kota ini. Bahkan, bagi Anda yang suka dengan grafiti, tidak jarang akan Anda temukan

grafiti di sepanjang jalan di Kota Lama ini. Saran saya, berkelilinglah dengan berjalan kaki

agar tidak melewatkan setiap titik yang bisa dijadikan spot untuk mengambil gambar. Bagi

saya, Kota Lama ini bukan “Lama” karena usia tapi elegan karena klasiknya. Kalau menurut

Anda?

Gereja Blenduk tampak dari Taman Srigunting

Tampak dari Luar

Salah satu gambar di 3D Art Museum

Page 16: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

16

Instant Radio kembali dengan bahasan yang memang diperuntukkan buat kamu yang sedang belajar atau tertarik di dunia penyiaran radio. Kali ini MD Abigail

bakal ngasih kamu contoh naskah iklan promosi kampus. Simak, yaaa!

guys! Ketemu lagi sama MD Abigail. Jadi, iklan di radio itu singkat-singkat aja, guys. Maksimal satu menit aja lah. Why? Karena kalo lebih dari itu, bakal kena “charge” atau biaya

tambahan produksi dan penyiaran. Untuk format penulisannya sendiri, masing-masing script writer punya gaya tersendiri. Nah, naskah di bawah ini adalah contoh standar dari radio tempat gue kerja.” Bgm: background music Sfx: sound effect (biasanya singkat, durasi kira-kira hanya beberapa detik) Bridging: sfx digunakan biasanya untuk peralihan dari satu suasana ke suasana lain. jarang dipakai, sih. Lebih banyak menggunakan sfx biasa daripada bridging. Fade-in: volume awal pelan, menjadi keras. Biasanya digunakan di awal masuk bgm. Fade-out: Kebalikannya fade-in, guys. :D Bgm gitar akustik(fade-in, durasi kira-kira 5 detik), volume down. Sfx pintu terbuka, pintu tertutup, langkah kaki. Cowok : Ciye, yang udah lulus SMA! Cewek : Ciye yang lagi mikir skripsi. (sfx mengetik) Cowok : Betewe, mau lanjut ke mana, dek? Cewek : Nah, itu, kak. Belum tahu. Cowok : Kok belum tahu? Cewek : Ya mau gimana lagi. Sekarang lulusan S1 aja kalau mau nyari kerja susah. Cowok : Namanya juga persaingan, dek. Eh, kenapa gak daftar ke Sastra Jepang UDINUS aja? Cewek : Sastra Jepang? Cowok : Iya. Gak banyak saingan, lulus udah terjamin mau kerja di mana. Apalagi sekarang baik

Sastra Jepang maupun UDINUS udah dapet akreditasi A. Cewek : Serius? Bgm akustik fade out, sfx bridging, bgm instrumental up-beat Cowok : Iya. Di Sastra Jepang UDINUS, bukan cuma hard skill yang diajari. Tapi soft skill juga diasah

habis-habisan. Kamu bahkan bisa belajar ngurus acara festival gede. Cewek : Jadi kayak EO gitu, kak? Cowok : Yaps, betul banget. Cewek : Waaah, kayaknya menarik tuh. Boleh juga. Siapa tahu bisa bikin acara dangdut pake

Bahasa Jepang gituuu…. Sfx ketawa ringan Cowok : Hahahaha! Ada-ada aja kamu, dek. Sfx bridging Monolog : Karena pemimpin itu gak banyak. Sfx bridging outro. Bgm instrument up-beat volume up, fadeout/end.

“Hai

Page 17: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

17

Terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca Be Creative! zine ini. Kritik dan saran bisa disampaikan melalui email [email protected] dengan subjek “Kritik & Saran BCZ” Semoga Be Creative! zine bisa terus menemani pembaca agar terus berkreasi. AYO BERKARYA!

Arigatou Gozaimasu

Thank You

Terima Kasih

Page 18: Highlight - dinus.ac.iddinus.ac.id/repository/docs/ajar/Sri_Rejeki_ZINE... · pembimbing untuk membantu proses editing tulisan yang akan terbit. Dalam proses editing, saya juga belajar

18