42
HIPERTENSI A. Definisi Hipertensi Menurut The Joint National Commitee of Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of The Blood Pressure (2004) dikatakan hipertensi berlaku jika tekanan darah sistolik yang lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik yang lebih besar atau sama dengan 90mmHg. Umumnya tekanan darah normal seseorang 120 mmHg/80 mmHg. Hasil pemeriksaan tersebut dilakukan 2 kali atau lebih. B. Epidemiologi Hipertensi Hipertensi merupakan masalah kesihatan yang sangat umum terjadi. Data dari National Health and Nutrition Examination (NHANES) menunjukkan bahwa 50 juta atau bahkan lebih penduduk Amerika mengalami tekanan darah tinggi. Angka kejadian hipertensi di seluruh dunia mungkin mencapai 1 bilion orang dan sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap tahunnya (WHO, 2003 dan Chobanian et.al, 2004). Dalam suatu data statistika di Amerika serikat pada populasi penderita dengan risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner, lebih banyak dialami oleh lelaki dari pada wanita ketika muda tetapi pada umur 45 sampai 54 tahun, prevalensi hipertensi menjadi lebih meningkat pada wanita. Secara keseluruhan pada penderita wanita prevalensi hipertensi akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia, hanya sekitar 3%

hipertensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hipertensi

Citation preview

HIPERTENSI

A. Definisi Hipertensi

Menurut The Joint National Commitee of Prevention, Detection,Evaluation and Treatment of The BloodPressure (2004) dikatakan hipertensi berlaku jika tekanan darah sistolik yang lebih besar atau sama dengan 140 mmHg ataupeningkatan tekanan darah diastolik yang lebih besar atau sama dengan 90mmHg. Umumnya tekanan darah normal seseorang 120 mmHg/80 mmHg. Hasilpemeriksaan tersebut dilakukan 2 kali atau lebih.

B. Epidemiologi Hipertensi

Hipertensi merupakan masalah kesihatan yang sangat umum terjadi. Data dari National Health and Nutrition Examination (NHANES) menunjukkan bahwa 50 juta atau bahkan lebih penduduk Amerika mengalami tekanan darah tinggi. Angka kejadian hipertensi di seluruh dunia mungkin mencapai 1 bilion orang dan sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap tahunnya (WHO, 2003 dan Chobanian et.al, 2004).

Dalam suatu data statistika di Amerika serikat pada populasi penderita dengan risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner, lebih banyak dialami olehlelaki dari pada wanita ketika muda tetapi pada umur 45 sampai 54 tahun,prevalensi hipertensi menjadi lebih meningkat pada wanita. Secara keseluruhanpada penderita wanita prevalensi hipertensi akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia, hanya sekitar 3% sampai 4 % wanita pada umur 35 tahun yang menderita hipertensi, sementara >75% wanita menderita hipertensi padaumur 75 tahun.

C. Etiologi Hipertensi

Stres atau perasaan tertekan.

Kegemukan (Obesitas).

Kebiasaan merokok.

Kurang senaman.

Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia).

Pengambilan berlebihan kepada garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi.

Kurang mengambil makanan yang berserat dan diet yang tidak seimbang.

D. Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan Nilai Tekanan Darahnya

Pada tahun 2004, The Joint National Commitee of Prevention, Detection,Evaluation and Treatment of The Blood Pressure (JNC-7) mengeluarkan base linebaru untuk klasifikasi tekanan darah, 160 mmHg

> 100 mmHg

Berdasarkan Etiologinya

Hipertensi berdasarkan etiologi / penyebabnya dibagi menjadi 2 :

Hipertensi Primer atau Esensial

Hipertensi primer atau yang disebut juga hipertensi esensial atau idiopatikadalah hipertensi yang tidak diketahui etiologinya/penyebabnya. Paling sedikit 90% dari semua penyakit hipertensi dinamakan hipertensi primer

Patofisiologi hipertensi primer

Beberapa teori patognesis hipertensi primer meliputi :

Aktivitas yang berlebihan dari sistem saraf simpatik

Aktivitasyang berlebihandari sistemRAA

Retensi Na dan air oleh ginjal

Inhibisi hormonal pada transport Na dan K melewati dinding sel pada ginjal dan pembuluh darah

Interaksi kompleks yang melibatkan resistensi insulin dan fungsi endotel

Sebab sebab yang mendasari hipertensi esensial masih belum diketahui.Namun sebagian besar disebabkan oleh ketidak normalan tertentu pada arteri.Yakni mereka memiliki resistensi yang semakin tinggi (kekakuan atau kekurangan elastisitas) pada arteri arteri yang kecil yang paling jauh dari jantung (arteriperiferal atau arterioles), hal ini seringkali berkaitan dengan faktor-faktor genetic, obesitas, kurang olahraga, asupan garam berlebih, bertambahnya usia, dll. Secara umum faktor-faktor tersebut antara lain:

Factor Genetika (Riwayat keluarga)

Hipertensi merupakan suatu kondisi yang bersifat menurun dalam suatu keluarga. Anak dengan orang tua hipertensi memiliki kemungkinan dua kali lebihbesar untuk menderita hipertensi daripada anak dengan orang tua yang tekanan darahnya normal.

Ras

Orang orang yang hidup di masyarakat barat mengalami hipertensi secara merata yang lebih tinggi dari pada orang berkulit putih. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tubuh mereka mengolah garam secara berbeda.

Usia

Hipertensi lebih umum terjadi berkaitan dengan usia, Khususnya pada masyarakat yang banyak mengkonsumsi garam. Wanita pre menopause cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia yang sama, meskipun perbedaan diantara jenis kelamin kurang tampak setelah usia 50 tahun. Penyebabnya, sebelum menopause, wanita relatif terlindungi dari penyakitjantung oleh hormon estrogen. Kadar estrogen menurun setelah menopause dan wanita mulai menyamai pria dalam hal penyakit jantung

Jenis kelamin

Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dari pada wanita. Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada pria seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan), depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada wanita lebih berhubungan dengan pekerjaan yang mempengaruhi faktor psikiskuat

Stress psikis

Stress meningkatkan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini mempengaruhi meningkatnya tekanan darah secara bertahap. Apabila stressberkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Secara fisiologis apabila seseorang stress maka kelenjer pituitary otak akan menstimulus kelenjer endokrin untuk mengahasilkan hormon adrenalin dan hidrokortison kedalam darah sebagai bagian homeostasis tubuh. Penelitian di AS menemukan enam penyebab utama kematian karena stress adalah PJK, kanker, paru-paru, kecelakan, pengerasan hati dan bunuh diri.

Obesitas

Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untukmemompa darah agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut. Berat badan yang berlebihan menyebabkan bertambahnya volume darah danperluasan sistem sirkulasi. Bila bobot ekstra dihilangkan, TD dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat badan. Mereduksi berat badan hingga 5-10% dari bobot total tubuh dapat menurunkan resiko kardiovaskular secara signifikan.

Asupan garam Na

Ion natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah bertambahdan menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat. Juga memperkuat efekvasokonstriksi noradrenalin. Secara statistika, ternyata bahwa pada kelompokpenduduk yang mengkonsumsi terlalu banyak garam terdapat lebih banyakhipertensi daripada orang-orang yang memakan hanya sedikit garam.

Rokok

Nikotin dalam tembakau adalah penyebab tekanan darah meningkat. Hal ini karena nikotin terserap oleh pembuluh darah yang kecil dalam paru paru dan disebarkan keseluruh aliran darah. Hanya dibutuhkan waktu 10 detik bagi nikotin untuk sampai ke otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberikan sinyal kepada kelenjer adrenal untuk melepaskan efinephrine (adrenalin). Hormon yang sangat kuat ini menyempitkan pembuluh darah, sehingga memaksa jantung untukmemompa lebih keras dibawah tekanan yang lebih tinggi.

Konsumsi alcohol

Alkohol memiliki pengaruh terhadap tekanan darah, dan secara keseluruhan semakin banyak alkohol yang di minum semakin tinggi tekanan darah. Tapi pada orang yang tidak meminum minuman keras memiliki tekanan darah yang agak lebih tinggi dari pada yang meminum dengan jumlah yang sedikit.

Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi sebagai akibat suatupenyakit, kondisi dan kebiasaan. Karena itu umumnya hipertensi ini sudahdiketahui penyebabnya. Terdapat 10% orang menderita apa yang dinamakan hipertensi sekunder. Umumnya penyebab Hipertensi sekunder dapat disembuhkan denganpengobatan kuratif, sehingga penderita dapat terhindar dari pengobatan seumurhidup yang sering kali tidak nyaman dan membutuhkan biaya yang mahal.

Patofisiologi hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder disebabkan oleh suatu proses penyakit sistemik yang meningkatkan tahanan pembuluh darah perifer atau cardiac output, contohnyaadalah renal vaskular atau parenchymal disease, adrenocortical tumor,feokromositoma dan obat-obatan. Bila penyebabnya diketahui dan dapatdisembuhkan sebelum terjadi perubahan struktural yang menetap, tekanan darahdapat kembali normal.

Krisis Hipertensi

Krisis hipertensi didefinisikan sebagai kondisi peningkatan tekanan darah yang disertai kerusakan atau yang mengancam kerusakan terget organ dan memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan atau keparahan targetorgan.

The Fifth Report of the Joint National Comitte on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7, 2004) membagi krisis hipertensi ini menjadi 2 golongan yaitu : Hipertensi emergensi (darurat) dan Hipertensi urgensi (mendesak). Kedua hipertensi ini ditandai nilai tekanan darah yang tinggi yaitu 180 mmHg/120 mmHg dan ada atau tidaknya kerusakan target organ pada hipertensi. Membedakankedua golongan krisis hipertensibukanlah dari tingginya tekanan darah, tapi dari kerusakan organ sasaran. Kenaikan tekanan darah yang sangat pada seorangpenderita dianggap sebagai suatu keadaan emergensi bila terjadi kerusakan secara cepat dan progresif dari sistem syaraf sentral, miokardinal, dan ginjal. Hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi perlu dibedakan karena cara penanggulangan keduanya berbeda.

Hipertensi emergensi (darurat)

Ditandai dengan tekanan darah Diastolik > 120 mmHg, disertai kerusakan berat dari organ sasaran yag disebabkan oleh satu atau lebih penyakit/kondisi akut. Keterlambatan pengobatan akan menyebabkan timbulnya sequele atau kematian. Tekanan darah harus diturunkan sampai batas tertentu dalam satu sampai beberapa jam. Penderita perlu dirawat di ruangan Intensive Care Unitatau (ICU).

Penanggulangan hipertensi emergensi :

Pada umumnya kondisi ini memerlukan terapi obat antihipertensiparenteral. Tujuan terapi hipertensi darurat bukanlah menurunkan tekanan darah 140/90 mmHg, tetapi menurunkan tekanan arteri rerata (MAP) sebanyak 25 % dalam kurun waktu kurang dari 1 jam. Apabila tekanan darah sudah stabil tekanan darah dapat diturunkan sampai 160 mmHg atau 100-110 mmHg dalam waktu 2 6 jamkemudian. Selanjutnyatekanan darah dapat diturunkansampaitekanan darah sasaran (120 mmHg dan dengan tanpa kerusakan/komplikasi minimum dari organ sasaran. Tekanan darah harus diturunkan secara bertahap dalam 24 jam sampai batas yang aman memerlukan terapi oral hipertensi. Penderita dengan hipertensi urgensi tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit. Sebaiknya penderita ditempatkan diruangan yang tenang tidak terang dan tekanan darah diukur kembali dalam 30 menit. Bila tekanan darah tetap masih sangat meningkat, maka dapat dimulai pengobatan. Umumnya digunakan obat obat oral antihipertensi dalam menggulangi hipertensi urgensi ini dan hasilnya cukup memuaskan.

Penanggulangan hipertensi urgensi :

Pada umumnya, penatalaksanaan hipertensi mendesak dilakukan dengan menggunakan atau menambahkan antihipertensi lain atau meningkatkan dosis antihipertensi yangdigunakan,dimanahal iniakan menyebabkanpenurunan tekanan darah secara bertahap. Penurunan tekanan darah yang sangat cepat menuju tekanan darahsasaran(140/90 mmHgatau 130/80 mmHg pada penderita diabetes dan gagalginjal kronik) harusdihindari. Hal inidisebabkan auto regulasi aliran darah pada penderita hipertensi kronik terjadi pada tekanan yang lebih tinggi pada orang dengan tekanan darah normal, sehingga penurunan tekanan darah yang sangat cepat dapat menyebabkan terjadinya cerebrovaskular accident, infark miokard dan gagal ginjal akut.

E. Patofisiologi Hiprtensi

Mekanisme patogenesis hipertensi yaitu Peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan dengan satu penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara faktor genetik, lingkungan dan faktor lainnya. Tekanan darah dirumuskan sebagai perkalian antara curah jantung dan atau tekanan perifer yang akan meningkatkan tekanan darah. Retensi sodium, turunnya filtrasi ginjal, meningkatnya rangsangan sarafsimpatis, meningkatnyaaktifitasrenin angiotensinalosteron, perubahanmembransel, hiperinsulinemia, disfungsi endotel merupakan beberapa faktor yang terlibatdalam mekanisme hipertensi. Mekanisme patofisiologi hipertensi salah satunya dipengaruhi oleh system renin angiotensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti hipertensibekerja dengan mempengaruhi sistem tersebut. Renin angiotensin aldosteron adalah sistem endogen komplek yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin angiotensin aldosteron diatur terutama oleh ginjal. Sistem renin angiotensi aldosteron mengatur keseimbangan cairan,natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan berpengaruh pada aliranpembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta homeostatik regulasi tekanan darah.

F. Diagnosa Hipertensi

Pemeriksaan diagnostik terhadap pengidap tekanan darah tinggi mempunyaibeberapatujuan:

Memastikan bahwa tekanan darahnya memang selalu tinggi

Menilai keseluruhan risiko kardiovaskular

Menilai kerusakan organ yang sudah ada atau penyakit yang menyertainya

Mencari kemungkinan penyebabnya

Diagnosis hipertensi menggunakan tiga metode klasik yaitu:

Pencatatan riwayat penyakit (anamnesis)

Pemeriksaan fisik (sphygomanometer)

Pemeriksaan laboraturium (data darah, urin, kreatinin serum, kolesterol)

Kesulitan utama selama proses diagnosis ialah menentukan sejauh manapemeriksaan harus dilakukan. Dimana pemeriksaan secara dangkal saja tidakcukup dapat diterima karena hipertensi merupakan penyakit seumur hidup dan terapi yang dipilih dapat memberikan implikasi yang serius untuk pasien.

Prosedur dan Kriteria Diagnosis

Cara pemeriksaan tekanan darah, yaitu :

Anamnesis

Sering sakit kepala (meskipun tidak selalu), terutama bagian belakang, sewaktu bangun tidur pagi atau kapan saja terutama sewaktu mengalami ketegangan.

Keluhan sistem kardiovaskular (berdebar, dada terasa berat atau sesakterutama sewaktu melakukan aktivitas isomerik)

Keluhan sistem serebrovaskular (susah berkonsentrasi, susah tidur,migrain, mudah tersinggung, dll)

Tidak jarang tanpa keluhan, diketahuinya secara kebetulan

Lamanya mengidap hipertensi. Obat-obat antihipertensi yang telahdipakai, hasil kerjanya dan apakah ada efek samping yang ditimbulkan

Pemakaian obat-obat lain yang diperkirakan dapat mempermudahterjadinya atau mempengaruhi pengobatan hipertensi (kortikosteroid,analgesik, anti inflamasi, obat flu yang mengandung pseudoefedrinatau kafein, dll), Pemakaian obat kontrasepsi, analeptik,dll

Riwayat hipertensi pada kehamilan, operasi pengangkatan keduaovarium atau menopause

Riwayat keluarga untuk hipertensi

Faktor-faktor resiko penyakit kardiovaskular atau kebiasaan buruk(merokok, diabetes melitus, berat badan, makanan, stress, psikososial, makanan asin dan berlemak)

Pemeriksaan Fisik

Pengukuran tekanan darah pada 2 3 kali kunjungan berhubung variabilitas tekanan darah. Posisi terlentang, duduk atau berdiridilengan kanan dan kiri

Perabaan denyut nadi diarteri karotis dan femoralis

Adanya pembesaran jantung, irama gallop

Pulsasi aorta abdominalis, tumor ginjal,bising abdominal

Denyut nadi diekstremitas, adanya paresis atau paralisis

Penilaian organ target dan faktor-faktor resiko

Funduskopi, untuk mencari adanya retinopati keith wagner i-v

Elektrokardiografi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri,abnormalitas atrium kiri, iskemia atau infark miokard

Foto thoraks, untuk melihat adanya pembesaran jantung dengankonfigurasi hipertensi bendungan atau edema paru

Laboratorium : DL, UL, BUN, kreatin serum, asam urat, gula darah,profil lipid K+ dan Na+ serum

G. Manifestasi Klinikal Hipertensi

Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensibertahun-tahun, dan contohnya

Sakit kepala ketika bangun , kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranium

Penglihatan kabur.

Ayunan langkah yang tidak menentu karena kerosakan susunan sarafpusat

Nokturia kerana peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus

Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapilari darah.

Hipertensi yang diabaikan atau tidakdiubatidapat menyebabkanpelbagai gangguan kardiovaskular, serebrovaskular dan renal. Hipertensi merupakan penyebab tunggal atau hanya merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya gangguan tersebut. Meningkatkan kerosakan organ umumnya berhubungan dengan nilai tekanan darah. Hipertensi dianggap faktor risiko yang paling penting kerana hipertensi adalah faktor yang menyebabkan serangan jantung, heart failure, stroke dan kerosakan ginjal.

Jika hipertensi tidak ditangani dengan baik dan secepat mungkin, hipertensi akan mengakibatkan kerosakan organ dalam tubuh terjadi, diantaranya adalah:

Jantung

Hipertensi menyebabkan komplikasi kepada jantung.Melalui peningkatan perubahan atherosklerotis, atau melalui kesan yang berkaitan dengan tekanan darah. Hipertensi dapat mengakibatkan CVD (Cardio Vascular Disease) dan meningkatan risiko kejadian iskemik dan MI.

Otak

Kerosakan pada otak menyebabkan terjadinya transcient ischamicattacks, stroke iskemik, infark serebral, dan perdarahan otak. Peningkatan tekanan darah sistolik yang berkepanjangan dapat menyebabkan hypertensi veenchephalopathy. Ujian membuktikan, terapi hipertensi dapat menurunkan risiko strok.

Ginjal

GFR (Glomerulus Filtration Rate/Laju Filtrasi Glomerulus) digunakan untuk mengetahui fungsi ginjal. GFR menurun seiring bertambahnya usia, namunpenurunan itu dapat dipercepat oleh hipertensi. Hipertensi berhubungan dengan nephrosclerosis, yang mana menyebabkan peningkatan tekanan intra glomerular.

Mata

Hipertensi dapat menyebabkan retinopati yang berkomplikasi pada kebutaan. Keparahannya diklasifikasikan menjadi empat, yakni:

Tingkat 1: Ditandai dengan menebalnya diameter arteri, yang menyebabkan

vasokonstriksi

Tingkat 2: Ditandai dengan nicking pada arterio venous (AV), yang

menyebabkan atherosclerosis

Tingkat 3: Terjadi jika hipertensi tidak kunjung diobati yangdapat

menyebabkan cotton wool exudates dan flame hemorrhage

Tingkat4: Muncul sebagai akibat dari kasus yang semakin parah, yang

ditandai denganpapill edema

H. Risiko Penyakit (Komplikasi)

Salah satu alasan mengapa kita perlu mengobati tekanan darah tinggi adalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat timbuljika penyakit ini tidak disembuhkan. Beberapa komplikasi hipertensi yang umum terjadi sebagai berikut:

Stroke

Hipertensi adalah faktor resiko yang penting dari stroke dan serangan transient iskemik. Pada penderita hipertensi 80% stroke yang terjadi merupakan stroke iskemik, yangdisebabkankarena trombosis intra-arterialatau embolisasi dari jantung dan arteri besar. Sisanya 20% disebabkan oleh pendarahan (haemorrhage), yang juga berhubungan dengan nilai tekanan darah yang sangat tinggi. Penderita hipertensi yang berusia lanjut cenderung menderita stroke danpada beberapa episode menderita iskemia serebral yang mengakibatkan hilangnya fungsi intelektual secara progresif dan dementia. Studi populasi menunjukanbahwa penurunan tekanan darah sebesar 5 mmHg menurunkan resiko terjadinya strok.

Penyakit jantung koroner

Nilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positif dengan resiko terjadinya penyakit jantung koroner (angina, infark miokard atau kematian mendadak), meskipun kekuatan hubungan ini lebih rendah daripada hubungan antara nilai tekanan darah dan stroke. Kekuatan yang lebih rendah ini menunjukan adanya factor factor resiko lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Meskipun demikian, suatu percobaan klinis yang melibatkan sejumlah besar subyek penelitian (menggunakan -Blocer dan tiazid) menyatakan bahwa terapi hipertensi yang adequate dapat menurunkan resiko terjadinya infarkmiokard sebesar 20%.

Gagal jantung

Bukti dari suatu studi epidemiologik yang bersifat retrospektif menyatakanbahwa penderita dengan riwayat hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besaruntuk menderita gagal jantung dari pada penderita tanpa riwayat hipertensi. Data yang ada menunjukan bahwa pengobatan hipertensi, meskipun tidak dapat secarapasti mencegah terjadinya gagal jantung, namun dapat menunda terjadinya gagaljantung selama beberapa decade.

Hipertrofi ventrikel kiri

Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon kompensasi terhadappeningkatan afterload terhadap jantung yang disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi. Pada akhirnya peningkatan massa otot melebihi suplai oksigen, dan hal inibersamaan dengan penurunan cadangan pembuluh darah koroner yang sering dijumpai pada penderita hipertensi, dapat menyebabkan terjadinya iskemikmiokard. Penderita hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri memilikipeningkatan resiko terjadinya cardiac aritmia (fibrilasi atrial dan aritmia ventrikular) dan penyakit atherosklerosis vaskular (penyakit koroner dan penyakit arteri perifer).

Penyakit vaskular

Penyakit vaskular meliputi abdominal aortic aneurysm dan penyakit vaskular perifer. Kedua penyakit ini menunjukan adanya atherosklerosis yang diperbesar oleh hipertensi. Hipertensi juga meningkatkan terjadinya lesi atherosklerosis pada arteri carotid, dimana lesi atherosklerosis yang berat seringkali merupakan penyebab terjadinya stroke.

Retinopati

Hipertensi dapat menimbulkan perubahan vaskular pada mata yang disebut retinopati hipersensitif. Perubahan tersebut meliputi bilateral retinalfalmshaped haemorrhages, cotton woll spots, hard exudates dan papiloedema. Pada tekanan yang sangat tinggi (diastolic >120 mmHg, kadang-kadang setinggi 180 mmHg atau bahkan lebih) cairan mulai bocor dari arteriol arteriol kedalam retina, sehingga menyebabkan padangan kabur, dan bukti nyatapendarahan otak yang sangat serius, gagal ginjal atau kebutaan permanent karenarusaknya retina.

Kerusakan ginjal

Ginjal merupakan organ penting yang sering rusak akibat hipertensi. Dalam waktu beberapa tahun hipertensi parah dapat menyebabkan insufiensi ginjal, kebanyakan sebagai akibat nekrosis febrinoid insufisiensi arteri ginjal kecil. Pada hipertensi yang tidak parah, kerusakan ginjal akibat arteriosklerosis yang biasanya agak ringan dan berkembang lebih lambat. Perkembangan kerusakan ginjal akibat hipertensi biasanya ditandai oleh proteinuria. Proteinuria merupakan faktor resiko bebas untuk kematian akibat semua penyebab, dan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Proteinuria dapat dikurangi dengan menurunkan tekanan darah secara efektif.

I. Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan pengobatan hipertensi harus secara holistik dengan tujuan menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dengan menurunkan tekanan darah seoptimal mungkin sambil mengontrol factor factor resiko kardiovaskular lainnya, memilih obat yang rasional sesuai dengan indikasi dan mempunyai efek samping yang kecil, untuk ini dianjurkan pemberian obat kombinasi, dan harus disesuaikan dengan kemampuan penderita. Berdasarkan pertimbangan manfaat dan kerugian ini maka JNC VII-2004 menggunakan rekomendasi berikut untuk memulai pengobatan hipertensi pada orang dewasa.

Terapi ubatan

Tujuan terapi ubat anti hipertensi adalah:

Mengurangi morbiditas dan mortalitas kardiovaskular dan renal akibatkomplikasi

Tekanan darah yang disasarkan setelah terapi adalah