32
HIPOPARATIROIDISME A. PENGERTIAN Hipoparatiroidisme adalah Suatu keadaan dimana terjadi hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar paratiroid. B. ETIOLOGI Penyebab yang paling umum dari hipoparatiroidisme adalah ketidakadekuatan hormon paratiroid setelah terjadinya gangguan suplai darah atau pengangkatan jaringan kelenjar paratiroid selama tiroidektomi, paratiroidektomi atau diseksi leher radikal. Atrofi kelenjar paratiroid dengan etiologi yang tidak diketahui merupakan penyebab yang jarang terjadi. Gejala-gejala yang timbul karena defisiensi parathormon mengakibatkan kenaikan fosfat darah serta penurunan kalsium darah. C. PATOFISIOLOGI Gejala hipoparatiroidisme disebabkan oleh defisiensi parathormon yang mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah (hiperfosfatemia) dan penurunan konsentrasi kalsium darah 1

Hipo Parati Roid is Me

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hipotiroid

Citation preview

Page 1: Hipo Parati Roid is Me

HIPOPARATIROIDISME

A. PENGERTIAN

Hipoparatiroidisme adalah Suatu keadaan dimana terjadi hipofungsi paratiroid atau kehilangan fungsi kelenjar paratiroid.

B. ETIOLOGI

Penyebab yang paling umum dari hipoparatiroidisme adalah ketidakadekuatan hormon paratiroid setelah terjadinya gangguan suplai

darah atau pengangkatan jaringan kelenjar paratiroid selama tiroidektomi, paratiroidektomi atau diseksi leher radikal.

Atrofi kelenjar paratiroid dengan etiologi yang tidak diketahui merupakan penyebab yang jarang terjadi. Gejala-gejala yang timbul karena

defisiensi parathormon mengakibatkan kenaikan fosfat darah serta penurunan kalsium darah.

C. PATOFISIOLOGI

Gejala hipoparatiroidisme disebabkan oleh defisiensi parathormon yang mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah (hiperfosfatemia)

dan penurunan konsentrasi kalsium darah (hipokalsemia). Tanpa adanya parathormon akan terjadi penurunan absorbsi intestinal kalsium dari

makanan dan penurunan resorpsi kalsium dari tulang dan disepanjang tubulus renalis. Penurunan ekskresi fosfat melalui ginjal menyebabkan

hipofosfaturia dan kadar kalsium serum yang rendah mengakibatkan hipokalsuria.

D. MANIFESTASI KLINIK

Hipokalsemia menyebabkan iritabilitas system neuromuskuler dan turut menimbulkan gejala utama hipoparatiroidisme yang berupa

tetanus.

1

Page 2: Hipo Parati Roid is Me

Tetanus merupakan hipertonia otot yang menyeluruh disertai tremor dan kontrasi spasmodic atau tak terkoordinasi yang terjadi dengan atau

tanpa upaya untuk melakukan gerakan volunter. Pada keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan dan kram pada ekstemitas

dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah tangan serta kaki. Pada keadaan tetanus yang nyata (overt), tanda-tanda mencakup

bronkospame karpopedal (fleksi sendi siku serta pergelangan tangan dan ekstensi sensi karpofalangeal), disfagia, fotopobia, aritmia jantung

serta kejang. Gejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas, depresi dan bahkan delirium. Perubahan pada EKG dan hipotensi juga dapat

terjadi.

E. PENATALAKSANAAN

Tujuan terapi adalah untuk menaikkan kadar kalsium serum sampai 9 hingga 10 mg/dl (2,2 hingga 2,5 mmol/L) dan menghilangkan

gejala hipoparatiroidisme serta hipokalsemia. Apabila terjadi hipokalsemia dan tetanus pasca tiroidektomi, terapi yang harus segera dilakukan

adalah pemberian kalsium glukonas intravena. Jika terapi ini tidak segera menurukan iritabilitas neuromuskuler dan serangan kejang, preparat

sedatif seperti pentobarbital dapat diberikan.

Pemberian preparat parathormon paranteral dapat dilakukan untuk mengatasi hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. Namun demikian,

akibat tingginya insidens reaksi alergi pada penyuntikan parathormon, maka penggunaan preparat ini dibatasi hanya pada hipokalsemia akut.

Pasien yang mendapatkan parathormon memerlukan pemantauan akan adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi alergi.

Akibat adanya iritabilitas neuromuskuler, penderita hipokalsemia dan tetanus memerlukan lingkungan yang bebas dari suara bising,

hembusan angin yang tiba-tiba, cahaya yang terang atau gerakan yang mendadak. Trakeostomi atau ventilasi mekanis mungkin dibutuhkan

bersama dengan obat-obat bronkodilator jika pasien mengalami gangguan pernapasan.

2

Page 3: Hipo Parati Roid is Me

Terapi bagi penderita hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah kadar kalsium rendah fosfor diresepkan. Meskipun susu, produk

susu dan kuning telur merupakan makanan yang tinggi kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena kandungan fosfornya tinggi. Bayam

juga perlu dihindari karena mengandung oksalat yang akan membentuk garam kalsium yang tidak larut. Tablet oral garam kalsium, seperti

kalsium glukonat dapat diberikan sebagai suplemen dalam diet. Gel aluminum hidroksida atau aluminium karbonat (gelusil, amphojel)

diberikan sesudah makan untuk mengikat fosfat dan meningkatkan ekskresinya lewat traktus gastrointestinal.

Preparat vitamin D dengan dosis yang bervariasi dihidrotakisterol (AT 10 atau Hytakerol), atau ergokalsiferol (Vitamin D2) atau

kolekalsiferol (vitamin D3) biasanya diperlukan dan akan meningkatkan absorbsi kalsium dari traktus gastrointestinal.

F. PENGKAJIAN

a. Pengkajian fisik dan riwayat penyakit.

Kaji dengan cermat klien yang beresiko untuk mengalami hipoparatiroidisme akut, seperti pada klien pasca tiroidektomi,

terhadap terjadinya hipokalsemia. Tanyakan klien tentang adanya manifestasi bekas atau semutan disekitar mulut atau ujung jari

tangan atau jari kaki. Periksa juga terhadap temuan tanda Chvostek atau Trosseau positif. Yang penting adalah mengkaji manifestasi

distress pernapasan sekunder terhadap laringospasme. Pada klien dengan hipoparatiroidisme akut, perlu dikaji terhadap adanya tanda

perubahan fisik nyata seperti kulit dan rambut kering. Juga kaji terhadap sindrom seperti Parkinson atau adanya katarak. Pengkajian

keperawatan lainnya mencakup :

1. Riwayat penyakit :

3

Page 4: Hipo Parati Roid is Me

Sejak kapan klien menderita penyakit ?

Apakah ada anggota keluarga yang berpenyakit sama ?

Apakah klien pernah mengalami tindakan operasi khususnya pengangkatan kelenjar paratiroid atau kelenjar tiroid ?

Apakah ada riwayat penyinaran daerah leher ?

2. Keluhan utama meliputi :

Kelainan bentuk tulang.

Perdarahan yang sulit berhenti.

Kejang-kejang, kesemutan dan lemah.

3. Pemeriksaan fisik mencakup :

Kelainan bentuk tulang.

Tetani.

Tanda Trosseau dan Chvosteks.

Pernapasan berbunyi (Stridor).

Rambut jarang dan tipis, pertumbuhan kuku buruk, deformitas dan mudah patah, kulit kering dan kasar.

4. Pemeriksaan penunjang :

Pemeriksaan kadar kalsium serum.

Pemeriksaan radiology.

4

Page 5: Hipo Parati Roid is Me

b. Evaluasi Diagnostik.

Tetanus laten ditunjukkan oleh tanda Trosseau atau tanda Chvostek yang positif. Tanda Trosseau dianggap positif apabila

terjadi spasme karpopedal yang ditimbulkan akibat penyumbatan aliran darah ke lengan selama 3 manit dengan manset tensimeter.

Tanda Chvostek menunjukkan hasil positif apabila pengetukan yang dilakukan secara tiba-tiba di daerah nervus fasialis tepat di depan

kelenjar parotis dan di sebelah anterior telinga menyebabkan spasme atau gerakan kedutan pada mulut, hidung dan mata.

Diagnosis sering sulit ditegakkan karena gejala yang tidak jelas, seperti rasa nyeri dan pegal-pegal. Oleh sebab itu,

pemeriksaan laboratorium akan membantu. Tetanus terjadi pada kadar kalsium serum yang berkisar dari 5 hingga 6 mg/dl (1,2 hingga

1,5 mmol/L) atau lebih rendah lagi. Kadar fosfat dalam serum meningkat, dan hasil pemeriksaan sinar-x tulang akan memperlihatkan

peningkatan densitas. Kalsifikasi akan terlihat pada foto rontgen yang dilakukan terhadap jaringan subkutan atau basal ganglia otak.

5

Page 6: Hipo Parati Roid is Me

PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDMHIPOPARATIROIDISME

Genetik, congenital, autoimun, operasi

- Hipofungsi Paratiroid- Kehilangan fungsi kelenjar tiroid

Kurang pengetahuan HipoparatiroidismeTentang regimen diet Dan medikasi

Kadar PTH

Resiko terhadap Penatalaksanaa Clereance fosfat Kadar Ca serum Regimen oleh ginjal Terapeutik

Pe kadar fosfat Hiperkalsemia serum

Hiperfosfatemia

- Kulit bersisik - Kuku rapuh - Fotopobia - Nausea Irritabilitas muskuler

- Rambut tipis - Katarak - Vomitus

6

Page 7: Hipo Parati Roid is Me

Gangguan body Gangguan Penglihatan Tetani Laten Image

- Nyeri Perut

Disfagia Kejang Bronkospasme Spasme Gangguan Mekanisme ADL Neurologis terganggu Jalan napas # efektif (Arutmia Jantung)

Gangguan nutrisi (Nutrisi kurang dari kebutuhan) Ancaman kesehatan CO Koping inefektif

RESIKO TRAUMA

ANSIETAS

7

Page 8: Hipo Parati Roid is Me

DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang sering muncul :

1.Tetani otot berhubungan dengan penurunan kadar kalsium serum

Tujuan : Tetani otot berkurang atau hilang.

Intervensi :

a. Pantau tanda vital dan catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardia (140-120/menit), disritmia, distress pernapasan, sianosis

Rasional : Manipulasi kelenjar selama tiroidektomi sub total

Dapat mengakibatkan peningkatan pengeluaran

hormon yang menyebabkan krisis tiroid.

b. Evaluasi refleks secara periodic. Observasi adanya peka rangsang, misalnya gerakan tersentak, kebas, parastesia, tanda chvostek dan

trosseau positif, adanya kejang.

Rasional : Hipokalsemia dengan tetani merupakan indikasi

hipoparatiroid yang dapat terjadi sebagai akibat dari

trauma yang tidak disengaja pada pengangkatan

parsial atau total kelenjar paratiroid selama

pembedahan.

c. Kolaborasi pemantauan kadar kalsium darah.

Rasional : Pasien dengan kadar kalsium kurang dari 7,5/100ml

8

Page 9: Hipo Parati Roid is Me

secara umum membutuhkan terapi pengganti.

d. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat sesuai indikasi :

Kalsium (Glukonat, laktat)

Rasional : Untuk memperbaiki kekurangan yang biasanya

Sementara tetapi mungkin juga permanen.

Gunakan dengan hati-hati pada pasien pengguna

digitalis karena kalsium meningkatkan sensivitas

terhadap digitalis, yang berpotensi menimbulkan

toksik.

Agen ikatan fosfat.

Rasional : Membantu sepenuhnya dalam menurunkan kadar

Fosfat yang meningkat berhubungan dengan

Hipokalsemia.

Sedatif.

9

Page 10: Hipo Parati Roid is Me

Rasional : Meningkatkan istirahat, menurunkan stimulasi dari

Luar.

Anti konvulsan

Rasional : Mengendalikan kejang sampai terapi yang dilakukan

Memberikan hasil yang memuaskan.

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi pernapasan

Tujuan : Mempertahankan jalan napas yang paten.

Intervensi :

a. Pantau frekuensi pernapasan, kedalaman dan kerja pernapasan.

Rasional : Pernapasan secara normal kadang-kadang cepat, tetapi

berkembangnya distress pada pernapasan merupakan indikasi

kompresi trakea karena edema atau perdarahan.

b. Auskultasi suara napas, catat adanya suara ronki.

Rasional : Ronki merupakan indikasi adanya obstruksi/spasme laringeal

Yang membutuhkan evaluasi dan intervensi yang cepat.

c. Pertahankan posisi tirah baring dengan posisi semi fowler, sokong kedua lengan dengan bantal.

Rasional : Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan dan meningkatkan

10

Page 11: Hipo Parati Roid is Me

Inflamasi paru maksimal.

d. Bantu pasien latihan napas dalam.

Rasional : Napas dalam memudahkan ekspansi paru-paru maksimum.

3. Penurunan kardiak output berhubungan dengan mekanisme neurologis

terganggu : Aritmia.

Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat.

Intervensi :

a. Pantau tanda vital, fungsi jantung, irama jantung dan catat adanya aritmia.

Rasional : Peningkatan fungsi jantung merupakan manifestasi awal

Sebagai kompensasi hipovolemia dan penurunan curah jantung.

b. Pantau suhu tubuh, catat bila ada perubahan yang mencolok tiba-tiba.

Rasional : Hipereksia yang tiba-tiba dapat terjadi yang diikuti oleh hipo-

Termia sebagai akibat dari ketidakseimbangan hormonal, cairan

Dan elektrolit yang mempengaruhi curah jantung.

c. Pantau EKG, catat atau perhatikan kecepatan atau irama jantung dan adanya aritmia.

Rasional : Takikardi (lebih tinggi dari normal berhubungan dengan demam

Atau peningkatan kebutuhan akan sirkulasi) mungkin

11

Page 12: Hipo Parati Roid is Me

Merupakan cerminan langsung stimulasi otot jantung oleh

Hormon tiroid. Aritmia seringkali terjadi dan dapat

Membahayakan fungsi jantung atau curah jantung.

d. Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi lemah, pengisian kapiler lambat, penurunan produksi urine dan

hipotensi.

Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan

Volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung.

e. Tekankan pentingnya menghindari regangan/angkat berat, khususnya selama defekasi.

Rasional : Manuver valsava menyebabkan rangsang vagal, menurunkan

Frekuensi jantung, (bradikardi) yang diikuti oleh takikardi,

Keduanya mungkin mengganggu curah jantung.

4. Resiko trauma berhubungan dengan gangguan sensori motor dan gangguan

penglihatan.

Tujuan : Pengurangan resiko trauma.

Intervensi :

a. Kaji tingkat kesadaran dan kognitif.

Rasional : Membantu memprediksi kemampuan pasien untuk memproteksi

12

Page 13: Hipo Parati Roid is Me

Diri sendiri dan mematuhi semua kegiatan proteksi mandiri.

b. Berikan lingkungan yang aman (rel samping yang berbantalan, meniadakan rintangan, mencegah jatuh).

Rasional :Memperkecil kemungkinan terjatuh dan kecelakaan, mencegah

Kerusakan jika pasien terjatuh.

c. Lakukan pengawasan yang ketat agar pasien berorientasi dan menghindari penggunaan benda-benda yang merintangi.

Rasional : Melindungi pasien terhadap bahaya sambil menstimulasi dan

Mengorientasikan pasien, menghindari penggunaan benda-

Benda yang merintangi yang dapat mengganggu pasien.

d. Ganti benda-benda tajam (alat cukur dan lain-lain) dengan benda-benda yang lebih aman.

Rasional : Menghindari luka teriris yang tidak disengaja.

13

Page 14: Hipo Parati Roid is Me

HIPOPARATIROIDISME

DEFINISI

• Hipoparatiroidisme adalah kurangnya sekresi PTH ditandai oleh gejala-gejala klinis hiperaktivitas neuromuskular dan secara biokimiawi

ditandai oleh hipokalsemia, hiperfosfatemia, dan menurunnya sampai tidak adanta IPTH dalam sirkulasi (Endokrinologi Dasar dan Klinik).

• Hipoparatiroidisme terjadi bila hormon paratiroid tidak mencukupi, atau bila hormon itu tidak dapat berfungsi di tingkat jaringan (Patofisiologi

Untuk Keperawatan).

ETIOLOGI

1. Sekresi hormon paratiroid yang kurang adekuat akibat suplay darah tergenggu atau setelah jaringan kelenjar paratiroid diangkat pada saat

dilakukan tiroidektomi, paratiroidektomi atau diseksi radikal leher.

2. Atrofi kelenjar paratiroid yang etiologinya tidak diketahui merupakan penyebab hipoparatiroidisme yang jarang dijumpai.

3. Tidak ada kelenjar paratiroid (kongenital).

4. Malabsorpsi gastrointestinal.

5. Alkoholisme.

6. Defek selektif absorpsi Mg dalam usus. 

PATOFISIOLOGI

Gejala hipoparatiroidisme disebabkan oleh defisiensi parathormon yang mengakibatkan kenaikan kadar fosfat darah (hiperfosfatemia) dan

penurunan konsentrasi kalsium darah (hipokalsemia). Hipoparatiroidisme fungsional terjadi pada pasien yang telah lama mengalami

14

Page 15: Hipo Parati Roid is Me

hipomagnesia lama. Pasin-pasien ini termasuk mereka-mereka yang dengan defek selektif pada absorpsi Mg dalam usus, malabsorpsi

gastrointestinal atau alkoholisme. Karena Mg dibutuhkan untuk melepaskan PTH dari kelenjar, IPTH serum khas sangat rendah atau tak

terdeteksi. Tanpa adanya parathormon akan terjadi penurunan absorpsi intestinal kasium dari makanan dan penurunan resorpsi kalsium dari

tulang dan di sepanjang tubulus renalis. Penurunan ekskresi fosfat melalui ginjal menyebabkan hifosfaturia, dan kadar kalsium serum yang

rendah mengakibatkan hipokalsiuria. Hipokalsemia dan alkalosis, jika cukup parah menyebabkan eksitabilitas neuromuscular yang menu\ingkat

dengan akibat timbul tetani dan paresthesia.

PATHWAYS

Terlampir 

MANIFESTASI KLINIS

A. Manifestasi Neuromuskular

1. Paresthesia

Rasa kebas dan kesemutan dapat terjadi di sekeliling mulut, ujung-ujung jari, kadang-kadang di kaki.

2. Tetani

Tangan, lengan bawah dan yang lebih jarang kaki berubah bentuk yang khas. Pertama-tama jempol teradduksi dengan kuat diikuti fleksi sendi

metakarpafalangeal, ekstensi sendi interfalangeal (jari-jari bersamaan) dan fleksi sendi pergelangan dan siku.

3. Hiperventilasi

Karena kepanikan akibat tetani, pasien dapat hiperventilasi dan mensekresi jumlah epinefrin yang meningkat.

4. Gejala-gejala Adrenergik

15

Page 16: Hipo Parati Roid is Me

Peningkatan sekresi epinefrin lebih jauh menimbulkan anxietas, takikardi, berkeringat, dan kepucatan perifer dan sirkumoral.

5. Kejang

Pasien-pasien dengan hipoparatiroidisme dapat timbul kejang.

6. Tanda-tanda tetani lain

• Tanda Chvostek, ditimbulkan dengan mengtuk nervus fasialis tepat di sebelah anterior daun telinga, tepat dibawah zigomatikus dan sudut

mulut.

• Tanda Trousseau harus dicari dengan manset sfigmomanometer. Tanda Trousseau adalah tanda tetani laten yang paling dapat dipercaya dan

harus di uji dan dicatat segera pada masa pasca operatif.

7. Tanda-tanda Ekstrapiramidal

Sindroma neorologis ekstrapiramidal, termasuk parkinsonisme klasik terjadi pada hipoparatiroidisme kronis.

B. Manifestasi Klinis Lain

1. Katarak Lensa Posterior

Ini adlah sekuele hipoparatiroidisme paling umum. Katarak ada dan tumbuh untuk waktu 5-10 tahun sebelum terjadi gangguan penglihatan.

2. Manifestasi Jantung

Pemanjangan interval QT pada EKG (yang dikoreksi untuk kecepatannya) dikaitkan dengan hipokalsemia.

3. Manifestasi Gigi

Kelainan pembentukan enamel, tidak adanya atau terlambat erupsi dan terganggunya pembentukan akar gigi adalah tanda petunjuk adanya

hipokalsemia yang ada pada masa kanak-kanak.

16

Page 17: Hipo Parati Roid is Me

4. Sindroma Malabsorpsi

Malabsorpsi intestinal dengan steatorea tidak umum dijumpai pada hipoparatirodisme tapi bisa muncul pada pasien dengan penyakit lama yang

tidak terobati.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Naikkan kadar kalsium serum sampai 9-10 mg/dl.

2. Jika terjadi hipoglikemia dan tetani setelah tiroidektomi, berikan kalsium glukonat IV segera. Sedatif dapat juga diberikan. Parathormon

parenteral juga mungkin diberikan; awasi terhadap reaksi alergi.

3. Kurangi peka rangsang neuromuskular dengan memberikan lingkungan yang bebas bising, perubahan mendadak, lampu yang terang, atau

gerakan mendadak.

4. Lakukan penatalaksanaan kedaruratan dengan trakeostomi atau ventilasi mekanik untuk gawat napas.

KOMPLIKASI

Disamping hiperkalsemia, hipokalsiuria timbul sebagai komplikasi pengobatan yang berhasil adalah disebabkan oleh PTH tidak lagi

mempertahankan absorpsi kalsium tubulus ginjal yang normal. Oleh karena itu, pengukuran yang teliti dari kalsium urin 24 jam merupakan

keharusan, sementara kadar normal kalsium serum didekati selama pengobatan kalsium dan vitamin D untuk menghindari kemungkinan

pembentukan batu ginjal.

Diuretik tiazid, yang menyebabkan peningkatan reabsorpsi kalsium oleh tubulus ginjal bila berguna pada kasus ini dan bisa menambah

keuntungan dari pencapaian eukalsemia parsial. Nyatanya, pengobatan semacam ini telah digunakan dengan berhasil tanpa vitamin D dalam

penanganan hipoparatiroidisme ringan.

17

Page 18: Hipo Parati Roid is Me

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Observasi atau temuan :

1. Neurologis

• Paresthesia : bibir, liah, jari-jari, kaki.

• Kesemutan.

• Tremor.

• Hiperrefleksia.

• Tanda Chvostek dan atau Trousseau positif.

• Papiledema.

• Labilitas emosional.

• Peka rangsang.

• Anxietas.

• Depresi.

• Delirium.

• Delusi.

• Perubahan dalam tingkat kesadaran.

• Tetani.

18

Page 19: Hipo Parati Roid is Me

• Kejang.

2. Muskuloskeletal

• Kekakuan.

• Keletihan.

3. Kardiovaskuler

• Sianosis.

• Palpitasi.

• Disritmia jantung.

• Perubahan dalam gambaran EKG : perpanjangan interval QT, peninggian atau inversi gelombang T, blok jantung.

4. Pernapasan

• Suara serak.

• Edema atau stridor laring.

5. Gastrointestinal

• Mual, muntah.

• Nyeri abdomen.

6. Ginjal : pembentukan kalkuli.

7. Integumen

• Kulit dan kuku keras.

• Pigmentasi kutan.

19

Page 20: Hipo Parati Roid is Me

• Alopesia.

• Kuku rapuh.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi cedera b.d konvulsi menyeluruh.

2. Pola napas tak efektif b.d spasme laring.

3. Intoleransi aktivitas b.d paresthesia, formikasi dan kram otot.

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi cedera b.d konvulsi menyeluruh.

Kriteria Hasil : Pasien akan mendemonstrasikan tak ada cedera dengan komplikasi minimal atau terkontrol.

Intervensi Rasional

Mandiri :

1. Pantau tanda vital dan catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardi (140-200 x/menit), disritmia, distress pernapasan, sianosis

(berkembangnya edema paru atau GJK). 

Manipulasi kelenjar selama tiroidektomi subtotal dapat mengakibatkan peningkatan pengeluaran hormon yang menyebabkan krisis tiroid.

2. Evaluasi reflek secara periodik. Observasi adanya peka rangsang, misalnya gerakan tersentak, kebas, paresthesia, Tanda Chvostek dan

Trousseau positif, adanya kejang. Hipokalsemia dengan tetani (biasanya sementara) dapat terjadi 1-7 hari pasca operasi dan merupakan indikasi

hipoparatiroidisme yang dapat terjadi sebagai akibat dari trauma yang tidak di sengaja pada pengangkatan parsial atau total kelenjar paratiroid

selama pembedahan.

20

Page 21: Hipo Parati Roid is Me

3. Pertahankan penghalang tempat tidur terpasang atau di beri bantalan, tempat tidur pada posisi yang rendah dan jalan napas buatan di dekat

pasien. Hindari penggunaan restrein. Menurunkan kemungkinan adanya trauma jika terjadi kejang.

Kolaborasi :

4. Pantau kadar kalsium darah. 

Pasien dengan kalsium kurang dari 7,5/100ml secara umum membutuhkan terapi pengganti.

5. Berikan obat sesuai indikasi : 

• Kalsium (glukonat, laktat) 

Untuk memperbaiki kekurangan yang biasanya sementara tetapi mungkin juga menjadi permanen. Catatan: gunakan dengan berhati-hati pada

pasien pengguna digitalis karena kalsium meningkatkan sensitivitas terhadap digitalis yang berpotensi menimbulkan toksik.

• Agen-ikatan fosfat Membantu sepenuhnya dalam menurunkan kadar fosfor yang meningkat b.d hipokalsemia.

• Sedatif

• Antikonvulsan Meningkatkan istirahat, menurunkan stimulasi dari luar.

Mengendalikan kejang sampai terapi yang dilakukan memberikan hasil yang memuaskan.

2. Diagnosa Keperawatan : Pola napas tak efektif b.d spasme laring.

Kriteria Hasil : Frekuensi, irama, dan kedalamam pernapasan normal bagi pasien.

Auskultasi paru menunjukan bunyi yang bersih.

21

Page 22: Hipo Parati Roid is Me

Intervensi Rasional

Mandiri : 

1. Kaji upaya pernapasan dan kualitas suara setiap 2 jam.

2. Auskultasi untuk mendengarkan stridor laring tiap 4 jam.

3. Instruksikan pasien untuk mengiformasikan pada perawat atau dokter saat pertama kali terjadi tanda kekakuan pada renggorok atau sesak

napas.

4. Baringkan pasien untuk mengoptimalkan bersihan jalan napas ; pertahankan dalam posisi alamiah.

Pengkajian yang berulang kali sangat penting karena mungkin kondisi pasien berubah secara drastic.

Suara stridor laring dan diam menggambarkan spasme laring parsial sampai total.

Dilakukan agar dapat segera diberikan tindakan yang tepat.

Posisi yang benar akan mendorong ventilasi pada lobus paru bagian bawah.

Kolaborasi : 

22

Page 23: Hipo Parati Roid is Me

5. Laporkan gejala dini pada dokter dan kolaborasi untuk mempertahankan jalan napas tetap terbuka.

6. Berikan atau pertahankan alat Bantu pernapasan (ventilator). 

Dilakukan untuk memaksimalkan oksigen.

Dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Selang endotrakheal mungkin tetap pada tempatnya dan penggunaan mesin Bantu pernapasan

dipertahankan untuk jangka waktu tertentu.

3. Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktivitas b.d paresthesia, formikasi, dan kram otot.

Kriteria hasil : Tingkat aktivitas pasien meningkat tanpa dispnea, takikardi, atau peningkatan TD.

Pasien melakukan AKS tanpa susah payah.

Intervensi Rasional

1. Kaji pola aktifitas yang lalu. Dapat menentukan tingkat kemajuan aktivitas yang dapat dilakukan pasien.

2. Kaji terhadap aktivitas 

• Catat perubahan TD, nadi, dan pernapasan.

• Hentikan aktivitas bila terjadi perubahan.

• Tingkatkan keikutsertaan dalam kegiatan kecil sesuai dengan peningkatan toleransi.

23

Page 24: Hipo Parati Roid is Me

Dilakukan untuk melatih mobilisasi pasien.

• Ajarkan pasien untuk memantau respon terhadap aktiviyas dan untuk mengurangi, menghentikan, atau meminta bantuan ketika terjadi

perubahan.

• Rencakan perawatan bersama pasien untuk menentukan aktivitas yang ingin pasien selesaikan; jadwalakan bantuan dengan orang lain.

• Seimbangkan antara aktivitas dengan waktu istirahat.

• Simpan benda-benda dan barang lainnya dalam jangkauan yang mudah bagi pasien untuk menghemat penggunaan energi. Meningkatkan

pemahaman pasien mengenai penyakitnya dan meminimalkan resiko cedera.

Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan.

Agar tidak terjadi keletihan dan kelemahan otot.

Tehnik penghematan energi menurunkan penggunaan energi sehingga membantu keseimbangan supply dan kebutuhan oksigen.

24