13
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: FAUYAN AMININ J 310 100 066 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD …eprints.ums.ac.id/47137/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfKelebihan asupan karbohidrat dapat ... This study used cross-sectional sampling using

  • Upload
    vothien

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST

FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA

DI SMP N 5 KARANGANYAR

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Ilmu

Gizi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

FAUYAN AMININ

J 310 100 066

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

i

ii

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, September 2016

Penulis

FAUYAN AMININ

J 310 100 066

1

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD

DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA

DI SMP N 5 KARANGANYAR

Abstrak

Pendahuluan: Aktivitas fisik memiliki peranan terhadap kejadian

overweight seiring dengan berkembangnya teknologi pada saat ini

yang menjadikan gaya hidup santai karena semua serba mudah

sehingga tubuh sedikit bergerak untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Faktor lainnya ialah konsumsi fast food yang merupakan makanan

yang mengandung tinggi energi dan tinggi lemak namun sedikit akan

kandungan vitamin ataupun mineral. Konsumsi karbohidrat yang

melebihi kebutuhan akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak.

Kelebihan asupan karbohidrat dapat menyebabkan overweight.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan

hubungan antara aktivitas fisik dan frekuensi fast food dengan

kejadian overweight pada remaja.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode cross

sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode

proporsional random sampling dan jumlah sampel 80 responden di

SMP N 5 Karanganyar.. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji

korelasi Chi-square dan Odd Ratio (OR).

Hasil Penelitian: Subjek penelitian pada 40 responden overweight dan

40 responden non overweight didapatkan responden overweight yang

memiliki aktifitas fisik kategori ringan sebanyak 76.2% dan responden

non overweight sebanyak 21.1% sedangkan pada responden non

overweight yang memiliki frekuensi fast food dengan kategori sering

sebanyak 39.2%, dan pada responden overweight yang memiliki

frekuensi fast food dengan kategori sering sebanyak 60.8%. Hasil dari

uji chi-square antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight

menyatakan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian

overweight (p=0,001; r=0,073). Terdapat juga hubungan antara

frekuensi fast food dengan kejadian overweight (p=0,010; r=-3.444).

Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada

hubungn antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada remaja

begitu pula frekuensi fast food memiliki hubungan dengan kejadian

overweight pada remaja.

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Frekuensi Fast Food, Overweight

2

Abstract

Introduction: Physical activity has a role on the incidence of

overweight along with the development of technology at this point

that makes the casual lifestyle for all-round so that the body moves

slightly easier to perform everyday activities. Another factor is the

consumption of fast food is a food that contains high energy and high

in fat but little in vitamin or mineral. Consumption of carbohydrates

that exceed the needs will be stored as glycogen and fat. Excess intake

of carbohydrates can cause overweight.

Objective: This study aimed to find the relationship between physical

activity and frequency of fast food with the incidence of overweight in

adolescents.

Methods: This study used cross-sectional sampling using proportional

random sampling method and sample size of 80 respondents at SMP

N 5 Karanganyar. Statistical analysis was performed using Chi-square

correlation test and Odd Ratio (OR).

Results: The research subjects in 40 respondents overweight and 40

non overweight respondents obtained 40 respondents who have

physical activity as much as 76.2% of mild and non overweight

respondents as mch as 21.1% while non overweight respondents who

have a frequency of fast food by category often as much as 39.2% and

the overweight respondents who have a frequency of fast food by

category often as much as 60.8%. The results of the chi-square test of

physical activity with overweight incident stating that there is a

relationship between physical activity with the incidence of

overweight (p = 0.001; r = 0.073). There is also a relationship between

the frequency of fast food with the incidence of overweight (p =

0.010; r = -3444).

Conclusion: Based on this study it can be concluded that there

relationship physical activity with the incidence of overweight in

adolescents so did the frequency of fast food has a relationship with

the incidence of overweight in adolescents.

Keywords: Physical Activity, Frequency Fast Food, Overweight

1. PENDAHULUAN

Kebiasaan remaja saat ini antara lain tidak mengkonsumsi makanan dengan gizi

seimbang, terbiasa untuk tidak sarapan pagi sebelum berangkat sekolah, sering

jajan di luar rumah, kurang mengkonsumsi buah dan sayur, lebih suka

mengkonsumsi makanan yang tinggi gula ataupun lemak sebagai contohnya fast

food selain itu aktivitas remaja yang cenderung berkurang karena kemajuan

teknologi (Adriani et al, 2012).

Aktivitas fisik memiliki peranan terhadap kejadian overweight seiring dengan

berkembangnya teknologi pada saat ini yang menjadikan gaya hidup santai karena

3

semua serba mudah sehingga tubuh sedikit bergerak untuk melakukan aktivitas

sehari-hari. Overweight dapat terjadi, karena hal tersebut didukung oleh faktor

makanan yang dikonsumsi lebih banyak dibandingkan dengan aktivitas tubuh

yang dilakukan lebih sedikit sehingga makanan tersebut tidak dapat

dimetabolisme di dalam tubuh. Akibatnya makanan yang berlebihan tersebut

disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh yang pada akhirnya membuat ukuran

tubuh menjadi terus bertambah yang disebut overweight (Cakrawati, 2011).

Faktor penyebab overweight pada remaja selain dari aktivitas fisik adalah

konsumsi fast food. Sebagian besar fast food merupakan makanan yang

mengandung tinggi energi dan tinggi lemak namun sedikit akan kandungan

vitamin ataupun mineral. Asupan karbohidrat dan lemak yang dikonsumsi secara

berlebih di dalam tubuh akan disimpan sebagai glikogen untuk kelebihan

karbohidrat, sedangkan lemak akan disimpan sebagai lemak tubuh (Soegih dkk,

2009).

Berdasarkan laporan Riskesdas (2013), prevalensi overweight pada remaja usia

13-15 tahun di Indonesia sebesar 10.8% yang terdiri dari 8.3% remaja overweight

dan 2.5% obesitas. Prevalensi remaja yang memiliki status gizi overweight di

Jawa Tengah sebanyak 7% dan remaja yang obesitas sebesar 1.5% (Riskesdas,

2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya, yang dilakukan pada

bulan Edo, (2015) pada bulan Februari memperoleh hasil prevalensi siswa yang

memiliki status gizi obesitas sebesar 4,5%, overweight 11,11%, kurus 9,3%, dan

sangat kurus 2,1%.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian mengenai kejadian overweight

pada remaja ini adalah penelitian observasi dengan metode pendekatan cross

sectional. Lokasi penelitian dilakukan di SMP N 5 Karanganyar. Waktu penelitian

dilakukan pada bulan Februari 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-

siswi SMP N 5 Karanganyar. Data yang diambil meliputi gambaran umum

sekolah dan jumlah siswi yang diperolah dengan wawancara langsung kepada

pihak sekolah. Data identitas siswi diperoleh dengan wawancara langsung dengan

4

siswa-siswi, data aktivitas fisik diukur dengan cara pengesian form aktivitas fisik

dan menghitung nilai PAL, data frekuensi fast food diukur dengan cara pengisian

from frekuensi fast food selama 1 bulan.

Analisis data menggunakan program SPSS 17.0. Analisis data meliputi analisis

univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat diperoleh dengan menggunakan

distribusi frekuensi dari setiap variabel penelitian, variabel-variabel yang diteliti

yaitu aktivitas fisik, kejadian overweight dan frekuensi fast food. Analisis

bivariat dilakukan untuk menguji hubungan aktivitas fisik dan frekuensi fast food

dengan kejadian overweight pada remaja.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII dan IX di SMP N 5

Karanganyar. Usia subjek pada penelitian ini adalah usia 13-15 tahun. Berdasarkan

distribusi usia subjek sebagian besar berusia ≥13 tahun.

3.2 Gambaran Umum Subjek

3.2.1 Gambaran Kejadian Overweight

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa responden yang mengalami

overweight sebanyak 50%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswi di

SMP N 5 Karanganyar mengalami overweight.

3.2.2 Aktivitas Fisik

Tabel 1. Distribusi Kejadian Overweight Responden

Kejadian overweight Jumlah (n) Prosentase (%)

Normal 40 50

Overweight 40 50

TOTAL 80 100

Tabel 2. Distribusi Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik

Overweight Normal TOTAL

N % N % N %

Ringan 32 76.2 10 23.8 42 100

Sedang 8 21.1 30 78.9 38 100

JUMLAH 40 40 80

5

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yang

memiliki kategori aktivitas fisik ringan lebih tinggi mengalami kejadian

overweight yaitu sebesar 76.2% sedangkan responden dengan aktivitas fisik sedang

yang mengalami overweight sebanyak 21.1%.

Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar

metabolisme untuk bergerak oleh karena itu banyaknya energi yang dibutuhkan

tergantung pada seberapa banyak otot yang bergerak, seberapa lama otot bergerak

dan seberapa berat pekerjaan yang dilakukan (WHO, 2013). Aktivitas fisik tinggi

yang dilakukan oleh tubuh maka banyak juga energi yang dikeluarkan, sebaliknya

jika aktivitas fisik berkurang maka lebih banyak energi yang tersimpan didalam

tubuh (WHO, 2011).

3.2.3 Frekuensi Fast Food

Tabel 3 menunjukkan bahwa responden dengan frekuensi fast food kategori

sering lebih tinggi mengalami overweight yaitu sebesar 60.8% dan pada

responden yang memiliki kategori frekuensi fast food jarang lebih tinggi untuk

memiliki status gizi normal yaitu sebesar 69,0%.

Pola makan remaja sering kali tidak menentu yang merupakan resiko

terjadinya masalah nutrisi. Kebiasaan pola makan remaja saat ini seperti makan

camilan, melewatkan waktu makan terutama sarapan pagi, waktu makan tidak

teratur, sering makan fast food, dan jarang mengkonsumsi sayur ataupun buah.

Hal tersebut dapat mengakibatkan asupan makanan yang tidak sesuai dengan

kebutuhan dan gizi seimbang akibatnya dapat menyebabkan gizi kurang atau gizi

lebih (Irianto, 2014).

Fast food dapat menyebabkan terjadinya overweight karena fast food tersebut

mengandung tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat (Zulfa, 2011). Energi

berlebih akan disimpan dalam bentuk glikogen dalam jaringan otot dan juga

dalam bentuk lemak yang akan disimpan dalam jaringan-jaringan adipose seperti

perut, bagian bawah kulit (Nazari, 2011).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Fast Food

Frekuensi Fast

Food

Overweight Normal TOTAL

N % N % N %

Sering 31 60.8 20 39.2 51 100

Jarang 9 31.0 20 69.0 29 100

JUMLAH 40 40 80

6

3.2.4 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa nilai (p=0.001), yang berarti ada

hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada remaja di SMP N

5 Karanganyar. Hasil nilai Odds Ratio (OR) sebesar 0.073 (0.029-0.239) yang

menunjukkan bahwa responden dengan aktivitas fisik ringan memiliki potensi

menjadi overweight 0.073 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang

memiliki aktivitas fisik sedang.

Ketika orang beraktivitas, otot memerlukan energi di luar metabolisme untuk

bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk

menghantarkan oksigen dan zat-zat gizi keseluruh tubuh serta digunakan untuk

mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama

dan berapa berat dari pekerjaan yang dilakukan akan mempengaruhi jumlah energi

yang dibutuhkan (Almatsier, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kairupan (2012) yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight

pada remaja di SMP Eben Haezar 2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Chrissia, (2012) di SMP Frater Don Bosco Manado, seluruh respondennya

memiliki aktivitas fisik yang tergolong ringan dan sebagian besar responden

memiliki status gizi overweight yaitu sebesar (39%), oleh karena itu ada hubungan

antara aktivitas fisik dengan status gizi (IMT/U) pelajar di SMP Frater Don Bosco

Manado. Hasil penelitian Hanifah et al, (2011) yang dilakukan di SMP Full Day

Surabaya yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik

dengan kejadian overweight.

Tabel 4. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight

Aktivitas

fisik

Overweight Normal TOTAL p* OR

(Cl) N % N % N %

Ringan 32 76.2 10 23.8 42 100 0.001 0.073

Sedang 8 21.1 30 78.9 38 100 (0.029-

0.239)

JUMLAH 40 40 80 *uji Chi – Square

7

3.2.5 Hubungan Antara Frekuensi Fast Food dengan Kejadian Overweight

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa nilai (p=0.010), yang berarti ada

hubungan antara frekuensi fast food dengan kejadian overweight pada remaja di

SMP N 5 Karanganyar. Hasil nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3.444 (1.310-9.058),

hal ini menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi fast food dalam

kategori sering memiliki peluang 3.444 kali lebih tinggi menjadi overweight

dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi fast food dalam kategori

jarang.

Sebagian besar fast food merupakan makanan yang mengandung tinggi

energi dan tinggi lemak namun sedikit akan kandungan vitamin ataupun mineral.

Konsumsi karbohidrat yang melebihi kebutuhan berdampak buruk untuk tubuh.

Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen dan lemak. Glikogen

akan disimpan di hati dan otot. Lemak akan disimpan disekitar perut, ginjal dan

bawah kulit. Kelebihan asupan karbohidrat dapat menyebabkan overweight

(Kharismawati, 2010).

Hasil Penelitian Badjeber, dkk (2009) di Manado memperoleh hasil bahwa

anak yang mengkonsumsi fast food lebih dari 3 kali per minggu memiliki risiko

3,28 kali lebih besar untuk overweight dibandingkan dengan anak yang jarang atau

1-2 kali per minggu mengkonsumsi fast food. Penelitian Suryaputra (2012), yang

dilakukan di Surabaya memperoleh hasil bahwa siswa overweight lebih sering

mengkonsumsi fast food dibandingkan dengan siswa yang normal. Penelitian yang

dilakukan Lilis (2011), di Cirebon menyatakan bahwa siswa yang overweight

memiliki asupan fast food yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang

normal.

4. PENUTUP

Responden yang mengalami overweight di SMP N 5 Karanganyar sebesar 50%.

Ada hubungan aktivitas fisik dan frekuensi fast food dengan kejadian overweight

pada remaja di SMP N 5 Karanganyar.

Tabel 5. Hubungan Antara Frekuensi Fast Food dengan Kejadian Overweight

Frekuensi

Fast Food

Overweight Normal TOTAL p* OR (CI)

N % N % N %

Sering 31 60.8 20 39.2 51 100 0.010 3.444

Jarang 9 31.0 20 69.0 29 100 (1.310-

9.058)

JUMLAH 40 40 80

*uji Chi – Square

8

DAFTAR PUSTAKA

Adriyani, M., Wirjatmadi, B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi Cetakan ke VII. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Badjeber, F., Kapantouw, N.H., Punuh, M. 2009. Konsumsi Fast Food Sebagai

Faktor Risiko Terjadinya Gizi Lebih Pada Siswa SD Negeri 11 Manado.

Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado 11– 14.

Cakrawati, D. 2011. Bahan pangan gizi dan kesehatan. Bandung: Alfabeta

Chrissia, I. 2010. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pelajar

SMP Frater Don Bosco Manado. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi.

Edo. 2015. Hubungan Frekuensi “Ngemil”, Durasi Menonton TV dan Durasi

Bermain Games dengan Kejadian Overweight pada Remaja di SMP Negeri

5 Karanganyar. Sripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan, UMS.

Hanifah, Nurul., Nindya, Triska. 2011. Hubungan Kontribusi Beban Glikemik

Makanan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja

Di Smp Full Day Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga. Diakses

pada tanggal : 15 Desember 2014.

Irianto, K. 2014. Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Reproduksi. 1st ed. Bandung:

Alfabeta.

Kairupan, TS. 2012. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Screen Time dengan

Status Gizi pada Siswa-Siswa SMP Kristen Eben Haezar 2 Manado.

Kharismawati, R., Sunarto. 2010. Hubungan Tingkat Asupan Energi, Protein,

Lemak, Karbohidrat, dan Serat Dengan Status Obesitas Pada Siswa SD.

Diakses pada tanggal 16 Maret 2015.

Lilis, B., Nugraheni., Niken, P. 2011. Risiko Konsumsi Western Fast Food dan

Kebiasaan Tidak Makan Pagi Terhadap Obesitas Remaja Studi di SMAN

1 Cirebon. Volume 45 nomor 2 tahun 2011. Media Medika Indonesiana

Nazari, P.E. 2011. Hubungan Antara Body Image, Asupan Zat Gizi dengan Status

Gizi dan Kejadian Dysmenorrhea Primer Anak Perempuan yang

Mengalami Menarche pada Usia ≤12 Tahun. Thesis. Universitas

Airlangga.

9

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013). Jakarta: Kementerian

Kesehatan.

Soegih, R., Wiramihardja, K. 2009. Obesitas, Permasalahan dan Terapi Praktis.

Jakarta : Sagung Seto.

Suryaputra, K., Nadhiroh, S. 2012. Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik

Antara Remaja Obesitas dengan Non Obesitas. Makara, Kesehatan, Vol.

16, No. 1, Juni 2012: 45-50.

WHO. 2011. Physical activity. Geneva.

WHO. 2013. Health topics: Physical activity. World Health Organization.

Zulfa, F. 2011. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Modern dengan Status

Gizi. Diakses pada : 22 Februari 2016. http://journal.unsil.ac.id.