17
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGUNGGAH FOTO SELFIE DI INSTAGRAM (DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA) NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan Oleh: Bunga Nurika F.100120051 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI

REMAJA YANG MENGUNGGAH FOTO SELFIE DI INSTAGRAM

(DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh:

Bunga Nurika

F.100120051

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

i

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

iii

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

1

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI

REMAJA YANG MENGUNGGAH FOTO SELFIE DI INSTAGRAM

(DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA)

Bunga Nurika

Setia Asyanti S.Psi, M.Si

[email protected]

FakultasPsikologiUniversitasMuhammadiyah Surakarta

Abstrak

Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan pada diri seseorang akan kemampuan dirinya, tidak

selalu tergantung kepada orang lain, mampu berpikir positif sehingga individu dapat

mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya serta dapat melihat kenyataan secara obyektif.

Kepercayaan diri dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya konsep diri. Tujuan penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah

foto selfie di instagram dan untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis

kelamin dan usia. Hipotesis pada penelitian ini adalah (a) ada hubungan positif antara konsep diri

dengan kepercayaan diri; (b) ada perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin; (c) ada

perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari usia.Penelitian ini dilakukan di SMPN 04 Tambun

Selatan dan SMAN 3 Bekasi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 04 Tambun Selatan

yang berusia 14-15 tahun yang berjumlah 70 siswa dan siswa SMAN 3 Bekasi yang berusia 16-18

tahun berjumlah 72 siswa. Total subyek dalam penelitian ini berjumlah 142 siswa dan diambil

menggunakan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala

kepercayaan diri dan konsep diri. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi product

momentdan independent sample T-test. Hasil penelitian diperoleh (a) Ada hubungan positif yang

sangat signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri, artinya semakin positif konsep diri

yang dimiliki semakin tinggi kepercayaan dirinya; (b) ada perbedaan yang sangat signifikan

terhadap kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin, artinya jenis kelamin laki-laki lebih tinggi

tingkat kepercayaan dirinya daripada perempuan; (c)ada perbedaan yang sangat signifikan

terhadap kepercayaan diri ditinjau dari usia, artinya usia 16-18 tahun lebih tinggi tingkat

kepercayaan dirinya daripada usia 14-15 tahun; (d) Konsep diri berkontribusi terhadap

kepercayaan diri sebesar r2 = (0,480)

2 = 0,230, SE = 23%. Kedua variabel yakni konsep diri dan

kepercayaan diri tergolong sedang. Hasil penelitian ini mengimplikasikan pentingnya konsep diri

terhadap kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah foto selfie di instagram. Hasil tersebut

akan dibahas dalam naskah publikasi ini.

Kata kunci : Konsep Diri, Kepercayaan Diri, Remaja

Abstract

Self confidence is someone’s reliance about the ability of themselves, not depended to others,

capable of having positive thought so that the individuals can be responsible for what they did and

see the reality through of objective way. Self confidence is influenced by several factors,

including self concept. The purpose of this research is to get to know the relationship between self

concept with self confidence in adolescents whom uploaded their photo selfie in instagram and to

get to know the differences of self confidence reviewed from gender and age. Hypothesis on this

research is that (a) there is a positive relationship between self-concept with self confidence; (b)

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

2

there is a differences of self confidences reviewed by gender; (c) there is a differences of self

confidences reviewed by age.Thisresearchwasconducted atSMPN 04 Tambun Selatan and SMAN

3 Bekasi. The subject of this research is the student of SMPN 04 Tambun Selatan with 70 students

in age of 14-15 years old and students of SMAN 3 Bekasi with 72 students in age of 16-18 years

old. Total subject in this study were 142 students and taken using cluster random sampling

technique. Measuring instrument that was used is a scale self confidence and self concept. Data

analysis techniques using correlation analysis product moment and independent sample T-test. The

results of this research obtained (a) there is a very significant positive relationship between self

concept with self confidence, it means more positive self concept which is have the higher in self

confidence; (b) there is a differences of self confidences reviewed by gender, it means a man has a

higher self confidences than female; (c) there is a differences of self confidences reviewed by age,

it means 16-18 years old has a higher self confidences than 14-15 years old; (d) self concept

contributed to self confidence of r2 = (0,480)

2 = 0,230, SE = 23%. Both variables namely, self

concept and self confidence are being classified by average. The result of this research implies the

importance of self concept of themselves against self confidence in adolescents whom uploaded

their photo selfie in instagram. The results will be discussed in the textofthis publication.

Keywords : Self Concept, Self Confidence, Adolescent

1. PENDAHULUAN

Belakangan ini muncul beberapa media sosial baru yang lebih spesifik

penggunaannya. Seperti contohnya adalah instagram. Instagram sendiri pertama

kali dirilis pada tanggal 6 Oktober tahun 2010 di Amerika yang dikutip dari

(id.m.wikipedia.org tahun 2016). Kemudian instagram mulai masuk ke Indonesia

pada awal tahun 2011.Instagram merupakan media sosial untuk berbagi foto yang

memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan

membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk instagram sendiri.

Menurut wikipedia instagram merupakan media sosial yang khusus untuk

membagikan foto (id.m.wikipedia.org tahun 2016). Instagram saat ini sudah mulai

diminati oleh hampir semua lapisan masyarakat, dari yang tua, muda, anak-anak,

remaja hingga orang dewasa. Secara khusus dilaporkan oleh Pew Research

Center’s Internet dan American Life Project Tracking Surveys, untuk jumlah

pengguna instagram sendiri, perempuan hanya unggul 6 persen saja dibanding

laki-laki (Hadi, 2013).

Dengan munculnya instagram maka berimbas pada makin banyaknya

penghobi foto yang mendadak meledak. Menurut Soelarko (dalam Tanasa, 2015)

semakin banyaknya penikmat dan penggila foto maka mengubah penggunaan foto

itu sendiri, yang dahulu sebagai pelengkap sebuah tulisan atau artikel, saat ini foto

menjadi bagian utama dan tulisan hanya sebagai caption atau penjelasan dari foto

tersebut. Perubahan paradigma tersebut berakibat belakangan ini muncul suatu

fenomena baru yaitu self image atau biasa disebut dengan selfie. Banyak orang

melakukan selfie, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Pelaku

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

3

selfie juga tidak terbatas hanya pada orang biasa, artis, pejabat, menteri, pemuka

agama bahkan presiden pun juga melakukan foto selfie.

Menurut Monks (dalam Suwito, 2013) masa remaja sering disebut adolesensi

yang berasal dari bahasa latin adolescene dan adultus yang berarti menjadi

dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Melakukan foto selfie hingga

mengunggahnya ke instagram biasanya banyak dilakukan remaja-remaja putri,

baik remaja awal maupun remaja akhir. Seperti sebuah studi yang dilakukan CNN

yang dilaporkan dari (health.liputan6.com tahun 2015) dengan tajuk #Being13:

Inside the Secret World Teens melakukan survei tentang penggunaan instagram

pada remaja. Riset ini melibatkan 200 siswa kelas delapan di enam negara bagian

Amerika Serikat. Dan hasilnya sungguh mengagetkan. Remaja perempuan

melakukan selfie sekitar 100-200 kali per hari, sedangkan remaja laki-laki sekitar

10-25 kali per hari.Arnold Putra remaja laki-laki asal Indonesia melakukan foto

selfie sebanyak 28 kali perhari dan langsung mengunggahnya ke instagram

(Tribun News, 2016). Artis remaja Indonesia Olivia Jensen melakukan foto selfie

sebanyak 45 kali perhari dan mengunggahnya ke instagram (Inilah News, 2015).

Remaja yang mengunggah foto selfie ke instagram mengharapkan respon

diberikan “love” dan komentar dari pengguna instagram lainnya (Rahmawati,

2015). Sekelompok peneliti di Georgia Tech dan Yahoo melakukan wawancara

terhadap 15 orang remaja pengguna instagram. Didapati dari penelitian yang

dipublikasikan di AAAI Conference on Web and Social Media, para remaja akan

lebih merasa percaya diri ketika foto selfie yang diunggahnya ke instagram

mendapatkan banyak love dan komentar dari para pengikutnya (dalam Felicia,

2015).Sebuah penelitian yang dilakukan Ridgeway dan Clayton (2016) mencoba

mencari tahu pengaruh “love” foto selfie terhadap rasa percaya diri remaja.

Penelitian dilakukan terhadap 420 remaja pengguna instagram dengan cara

mengisi kuesioner online. Hasilnya adalah para remaja akan lebih percaya diri

ketika foto selfie-nya disukai banyak pengguna instagram lainnya, dan sebaliknya

remaja akan merasa kurang percaya diri saat “love” dalam foto selfie para remaja

rendah.

Kepercayaan diri sendiri merupakan modal utama seseorang, khususnya

remaja untuk mencapai kesuksesan. Lauster (dalam Sahrunanca & Astorini, 2013)

menjelaskan kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin akan

kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas

dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas melakukan hal yang disukainya

dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi

dengan orang lain. Untuk mengukur tingkat kepercayaan diri beberapa ahli

mengemukakan aspek-aspek sebagai berikut: 1) keyakinan dan kemampuan diri,

2) optimis, 3) obyektif, 4) bertanggung jawab, 5) rasional dan realistis (Lauster,

2012). Menurut Daradjat (1990) aspek-aspek kepercayaan diri yaitu, 1) rasa aman,

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

4

2) ambisi normal, 3) mandiri, 4) toleransi.Menurut Hurlock (2003) faktor yang

mempengaruhhi kepercayaan diri yaitu 1) pola asuh, 2) kematangan usia, 3) jenis

kelamin, 4) penampilan fisik. Sedangkan menurut Ghufron dan Risnawita (2011)

faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu 1) harga diri, 2) pengalaman, 3)

pendidikan, 4) konsep diri. Menurut Lauster (2012) ciri-ciri remaja yang percaya

diri yaitu 1) percaya pada kemampuan sendiri, 2) bertindak mandiri dalam

mengambil keputusan, 3) memiliki rasa positif terhadap diri sendir, 4) berani

mengungkapkan pendapat.

Menurut Baron & Byrne (2003) konsep diri adalah identitas diri seseorang

sebagai sebuah skema dasar yang terdiri dari kumpulan keyakinan dan sikap

terhadap diri sendiri yang terorganisasi. Konsep diri merupakan suatu faktor yang

dipelajari oleh seseorang, yang terbentuk dari pengalaman seseorang dalam

berhubungan dengan orang lain. Sumber informasi mengenai konsep diri

seseorang dapat diperoleh melalui interaksinya dengan orang lain, yaitu orang tua,

teman sebaya, dan masyarakat. Berzonsky (2001) mengemukakan bahwa konsep

diri adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri

nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya yang merupakan gabungan

dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial dan moral. Menurut Pambudi & Wijayanti

(2012) konsep diri adalah semua bentuk kepercayaan, perasaan dan penilaian yang

diyakini individu tentang dirinya sendiri dan mempengaruhi proses interaksi

sosial dengan lingkungan sekitar.

Faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Berzonsky (2001) yaitu 1)

usia, 2) tingkat pendidikan, 3) lingkungan. Sedangkan menurut Rini (2008)

faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu 1) pola asuh orang tua, 2)

kegagalan, 3) depresi, 4) kritik internal. Untuk mengukur konsep diri aspek-aspek

yang digunakan menurut Berzonsky (2001) adalah 1) aspek fisik, 2) aspek psikis,

3) aspek sosial, 4) aspek moral.Menurut Hamachek (dalam Rahmat, 2007) ciri-ciri

orang yang mempunyai konsep diri positif yaitu 1) meyakini betul nilai dan

prinsip-prinsip tertentu dan mempertahankannya, 2) mampu bertindak

berdasarkan penilaian yang baik, 3) tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu

untuk mencemaskan apa yang akan terjadi, 4) memiliki keyakinan pada

kemampuannya untuk mengatasi persoalan, 5) merasa sama dengan orang lain, 6)

sanggup menerima dirinya, 7) dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah

hati, 8) cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasikannya, 9)

sanggup mengaku pada orang lain bahwa dia mampu merasakan berbagai

dorongan dan keinginan, 10) mampu menikmati dirinya secara utuh dalam

berbagai keinginan, 11) peka pada kebutuhan orang lain.

Konsep diri dalam kaitannya dengan pengunggahan foto selfie di instagram,

maka apabila remaja mendapat banyak respon “love” dan komentar cantik atau

tampan dari pengguna instagram lainnya, maka itu akan dapat membentuk konsep

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

5

diri yang positif, karena remaja tersebut menjadi yakin bahwa dirinya tampan atau

cantik, terlebih lagi bila mendapat komentar yang berupa pujian, maka konsep diri

remaja menjadi semakin positif. Demikian sebaliknya apabila hanya sedikit atau

tidak sama sekali mendapat respon “love” maka remaja tersebut menjadi merasa

jelek dan konsep dirinya negatif. Konsep diri yang positif penting bagi remaja

karena hal itu akan berpengaruh pada kepercayaan diri yang tinggi pada remaja.

Dari konsep diri yang dimiliki oleh seorang remaja, remaja tersebut

menunjukan dengan cara mengaktualisasikan diri. Hal tersebut juga didukung

oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasad (2015) pada 140 remaja di

Chhatisgarh, India, bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri

dengan kepercayaan diri. Selain dipengaruhi oleh konsep diri, kepercayaan diri

juga dipengaruhi oleh faktor demografi yakni usia dan jenis kelamin, seperti

dikatakan oleh Hurlock (2003) bahwa terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri

menurut jenis kelamin, dan juga dari kematangan usia. Berdasarkan paparan

tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri mempengaruhi kepercayaan diri

pada remaja.

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Bekasi dan SMPN 04 Tambun

Selatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui tingkat kepercayaan diri

pada remaja yang mengunggah foto selfie di instagram, 2) mengetahui konsep diri

remaja yang mengunggah foto selfie di instagram, 3) mengetahui hubungan antara

konsep diri dengan kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah foto selfie di

instagram, 4) untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis

kelamin dan usia.

Hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu 1) ada hubungan positif antara

konsep diri dengan kepercayaan diri pada remaja, semakin positif konsep diri

yang dimiliki maka semakin tinggi kepercayaan diri pada remaja sebaliknya

semakin negatif konsep diri yang dimiliki maka akan semakin rendah kepercayaan

diri pada remaja; 2) ada perbedaan kepercayaan diri remaja ditinjau dari jenis

kelamin, artinya laki-laki memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi,

daripada perempuan; 3) ada perbedaan kepercayaan diri remaja ditinjau dari usia,

artinya remaja dengan usia lebih matang memiliki tingkat kepercayaan diri lebih

tinggi daripada remaja dengan usia yang belum matang.

2. METODE

Penelitian ini terdiri atas 3 variabel bebas yaitu konsep diri, jenis kelamin dan

usia dan variabel tergantung yaitu kepercayaan diri. Populasi penelitian ini adalah

siswa SMPN 04 Tambun Selatan dan SMAN 3 Bekasi. Peneliti mengambil

sampel sebanyak 72 siswa di SMPN 04 Tambun Selatan sebagai remaja awal dan

70 siswa di SMAN 3 Bekasi sebagai remaja akhir. Total keseluruhan sampel dari

2 sekolah yaitu 142 siswa dengan menggunakan teknik cluster random sampling

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

6

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

dengan menggunakan skala. Selain skala, peneliti juga melakukan metode

wawancara sebagai data tambahan. Skala yang digunakan yaitu skala kepercayaan

dirihasil modifikasi dari Octabriani (2014) yang disusun berdasarkan aspek

kepercayaan dirimenurut Lauster (2012). Adapun aspek-aspek kepercayaan

diriyaitu keyakinan dan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab,

rasional dan realistis. Sedangkan skala konsep diri merupakan hasil modifikasi

dari Pontania (2016) yang disusun berdasarkan aspek konsep diri menurut

Berzonsky (2001). Adapun aspek-aspek konsep diri yaitu aspek fisik, aspek

psikis, aspek sosial dan aspek moral.

Skala yang digunakan tersebut telah memenuhi kriteria valid dan reliabel. Uji

validitas skala dilakukan dengan expert judgement kemudian di analisis dengan

formula Aiken’s. Apabila koefisien validitas sama atau lebih besar dari 0,6 (=0,6)

maka aitem tersebut memenuhi kriteria valid dan layak digunakan, begitu pula

sebaliknya. Skala kepercayaan diri memiliki validitas yang bergerak dari 0,75

sampai 0,83 dan skala konsep diri memiliki validitas yang bergerak dari 0,66

sampai 0,83. Reliabilitas skala dihitung dengan teknik Alpha Cronbach untuk

mengetahui koefisien reliabilitas (α). Kedua skala tergolong reliabel dengan nilai

αkepercayaan diri = 0,881 (26 aitem) dan nilai α konsep diri = 0,912 (28 aitem).

Teknik analisis data yang digunakan yaituProduct Moment dari Pearson dan uji T-

test dengan bantuan SPSS (Statistical Program for Social Science) 15.0 for

windows.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data prosentase subyek penelitian

adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Karakteristik subyek

Karakteristik

subyek

Jumlah (∑) Prosentase (%)

Usia 14-15 72 51%

16-18 70 49%

Jenis kelamin Laki-laki 66 46%

Perempuan 76 54%

Frekuensi selfie

perhari

5-10 perhari 20 14%

11-20 perhari 50 35%

>20 perhari 72 51%

Frekuensi unggah

foto perhari

1-5 foto 23 16%

6-10 foto 50 35%

>10 foto 69 49%

Edit foto sebelum Ya 50 35%

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

7

diunggah Tidak 92 65%

Junlah love sedikit Biasa saja 80 56%

Gelisah 62 44%

Alasan mengakses

media sosial

Akademik 15 10%

Hiburan 60 42%

Pekerjaan 5 4%

Komunikasi 62 44%

Berdasarkan skala penelitian didapatkan identitas subyek yaitu setengah

jumlah subyek berusia 16-18 tahun berjumlah 72 subyek (51%). Subyek

penelitian lebih banyak subyek perempuan berjumlah 76 subyek (54%). Setengah

dari total subyek melakukan selfie lebih dari 20 kali perhari sebanyak 72 subyek

(51%). Subyek yang mengunggah foto selfie perhari lebih dari 10 foto sebanyak

69 subyek (49%). Mayoritas subyek tidak mengedit fotonya sebelum diunggah

berjumlah 92 subyek (65%). Subyek yang merasa biasa saja jika jumlah “love”

yang didapatkan sedikit sebanyak 80 subyek (56%). Sebagian besar subyek

mengakses media sosial untuk berkomunikasi sebanyak 62 subyek (44%).

Tabel 2 Karakteristik subyek berdasar jenis kelamin dan usia

Karakterist

ik subyek

Jumlah (∑) Prosentase (%)

L P 16

thn

14

thn

L P 16

thn

14

thn

Frekuensi

selfie perhari

5-10 perhari 10 1

1

11 8 16

%

15

%

15 % 11 %

11-20

perhari

19 2

9

21 30 28

%

38

%

29 % 43 %

>20 perhari 37 3

6

40 32 56

%

47

%

56 % 46 %

Frekuensi

unggah foto

perhari

1-5 foto 8 8 21 2 12

%

10

%

29 % 3 %

6-10 foto 27 2

9

23 22 40

%

38

%

32 % 31 %

>10 foto 30 4

0

28 46 48

%

52

%

39 % 66 %

Edit foto

sebelum

diunggah

Ya 21 4

7

19 38 31

%

62

%

26% 54 %

Tidak 42 3

0

53 31 69

%

38

%

74 % 46 %

Jumlah love

sedikit

Biasa saja 38 4

3

57 24 58

%

57

%

79 % 34 %

Gelisah 28 3

3

15 46 42

%

43

%

21 % 66 %

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

8

Alasan

mengakses

media sosial

Akademik 11 4 11 4 17

%

5 % 15 % 6 %

Hiburan 16 3

9

34 23 24

%

51

%

47 % 33 %

Pekerjaan 1 8 5 2 1 % 11

%

7 % 3 %

Komunikasi 38 2

5

22 41 58

%

33

%

31 % 58 %

Berdasarkan hasil uji normalitas pada variabel kepercayaan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai untuk kepercayaan diri sebesar 1,148

dengan p = 0,143 (p > 0,05), yang berarti data berdistribusi normal, sedangkan

konsep diri uji Kolmogorov-Smirnov memperoleh nilai sebesar 1,248 dengan p =

0,089 (p > 0,05), yang berarti data juga berdistribusi normal. Berdasarkan uji

linieritas diperoleh nilai F sebesar 1,354 dengan p = 0,127 (p > 0,05). Hasil

tersebut menunjukkan variabel bebas (konsep diri) denganvariabel tergantung

(kepercayaan diri) memiliki korelasi yang searah (linier). Berdasarkan uji

homogenitas dengan uji levenes test of equality of variances memperoleh nilai

nilai (p) = 0,609 yang artinya berada di atas p = > 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa sampel dalam penelitian memiliki varian yang sama. Hasil korelasi konsep

diri dengan kepercayaan diri diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,480

dengan p = 0,000 (p < 0,01), hal ini berarti ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri. Hasil uji T-test

kepercayaan diri dengan teknik independent sample t-test diperoleh nilai T

sebesar -0,597 dengan p = 0,552 (p < 0,05) ditinjau dari jenis kelamin, Maka

dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan

kepercayaan diri remaja laki-laki dengan kepercayaan diri remaja perempuan. Dan

diperoleh nilai T sebesar 1,514 dengan p = 0,132 (p < 0,05) ditinjau dari usia.

Maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan

kepercayaan diri remaja usia 16-18 tahun dengan kepercayaan diri remaja usia 14-

15 tahun. Hasil sumbangan efektif variabel konsep diri terhadap kepercayaan diri

sebesar 23% ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,23.

Kecenderungan kepercayaan diri subjek tergolong sedang dengan rerata

empirik (RE) sebesar 66,34 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5. Konsep diri

subjek tergolong sedang dengan rerata empirik (RE) sebesar 81,81 dan rerata

hipotetik (RH) sebesar 80.

3.2 Pembahasan

Dari hasil analisis data uji product moment dapat diketahui bahwa ada

hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan

diri padasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi, dengan

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

9

rxy sebesar 0,480 dengan p <0,01. Artinya bahwa semakin tinggi konsep diri

maka semakin tinggi kepercayaan diri padasiswaSMPN 04 Tambun Selatan,

Bekasi dan SMAN 3 Bekasi, dan sebaliknya semakin rendah konsep diri maka

semakin rendah pula kepercayaan diri padasiswaSMPN 04 Tambun Selatan dan

SMAN 3 Bekasi. Jadi hipotesis yang peneliti ajukan diterima.Hasil diatas

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prasad (2015) yang menyatakan

bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan

kepercayaan diri. Ghufron dan Risnawita (2011) menyatakan bahwa konsep diri

mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri pada individu. Terbentuknya

kepercayaan diri pada diri seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri

dalam diri seseorang. Hellen (2006) menyatakan bahwa konsep diri yang positif

cenderung mendorong seseorang untuk bersikap optimis dan memiliki

kepercayaan diri yang tinggi. Gunawan (2013) menyatakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri. Seseorang yang

memiliki konsep diri positif akan mampu menjadi individu yang optimis,

bertanggung jawab dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Individu yang mempunyaikonsepdiri yang positifataucenderungtinggi secara

kesehatan mental akan lebih baik dalam mempersepsi dirinyasendirisecara

keseluruhan, yang padaakhirnya juga menimbulkankepercayaandiri yang tinggi,

termasuk para siswaSMPN 04 Tambun Selatan dan SMAN 3 Bekasi.Konsep diri

yang dimiliki oleh remaja tersebut ditunjukkan dengan cara mengaktualisasikan

diri. Salah satunya adalah dengan mengunggah foto-foto selfie-nya di instagram.

Rahmawati (2015) menyatakan remaja yang mengunggah foto selfie ke instagram

mengharapkan respon diberikan “love” dan komentar dari pengguna instagram

lainnya. Apabila remaja mendapat respon yang positif, maka itu akan membuat

konsep dirinya positif yang bisa meningkatkan kepercayaan diri remaja.

Berdasarkan uji hipotesis dengan teknik independent sample t-test diperoleh

nilai T sebesar -0,597 dengan p = 0,552 (p < 0,05) ditinjau dari jenis kelamin.

Maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan

kepercayaan diri remaja laki-laki dengan kepercayaan diri remaja perempuan.

Rata-rata kepercayaan diri laki-laki sebesar 66,89 sedangkan pada perempuan

sebesar 65,86. Artinya laki-laki memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih

tinggi dari perempuan. Hasil di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan

oleh Sharma & Sahu (2013) terhadap 25 sekolah yang ada di 5 negara,

menyebutkan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat percaya diri

individu. Secara spesifik penelitian ini menyebutkan bahwa jenis kelamin laki-laki

tingkat kepercayaan dirinya lebih tinggi dibanding perempuan. Temuan di atas

sesuai dengan teori Hurlock (2003) bahwa terdapat perbedaan tingkat kepercayaan

diri menurut jenis kelamin. Dijelaskan lebih lanjut bahwa jenis kelamin terkait

dengan peran yang akan dibawakan, sehingga laki-laki cenderung merasa lebih

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

10

percaya diri karena sejak awal masa kanak-kanak sudah disadarkan bahwa peran

pria memberi martabat yang lebih terhormat daripada peran wanita, sebaliknya

perempuan dianggap lemah dan banyak peraturan yang harus dipatuhi. Seperti

yang diungkapkan oleh Ronggowarsito, ditinjau dari budaya Jawa bahwa

perempuan cenderung memiliki watak wedi, yang berarti perempuan memiliki

sifat pasrah, menyerah, tidak suka mencela ataupun membantah sehingga

perempuan lebih patuh akan aturan yang ada.

Berdasarkan uji hipotesis dengan teknik independent sample t-test diperoleh

nilai T sebesar 1,514 dengan p = 0,132 (p < 0,05) ditinjau dari usia. Maka dapat

disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan kepercayaan

diri remaja usia 16-18 tahun dengan kepercayaan diri remaja usia 14-15 tahun.

Rata-rata kepercayaan diri remaja usia 14-15 tahun sebesar 65,01 sedangkan pada

remaja usia 16-18 tahun sebesar 67,63. Artinya remaja dengan usia yang lebih

matang memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada remaja

dengan usia yang belum matang. Hasil penelitian di atas didukung penelitian yang

dilakukan oleh Goel & Aggarwal (2012) pada 363 pelajar di 1 sekolah menengah

pertama umum dan 1 sekolah menengah atas umum, yang menunjukkan bahwa

perbedaan usia mengakibatkan perbedaan tingkat rasa percaya diri pada siswa,

dimana siswa sekolah menengah atas lebih tinggi tingkat kepercayaan dirinya. Hal

ini sesuai dengan teori Hurlock (2003) yang menyatakan bahwa terdapat

perbedaan tingkat kepercayaan diri dilihat dari kematangan usia. Menurut Hurlock

(2003) masa remaja merupakan masa yang masih rapuh karena pada masa itu

suatu penolakan atau kegagalan akan dirasakan sebagai suatu yang sangat

menyakitkan. Remaja dengan usia yang matang lebih mampu untuk menerima

kegagalan tersebut dengan lebih baik daripada remaja dengan usia yang belum

matang. Sehingga dari hal tersebut dapat dilihat bahwa remaja dengan usia yang

lebih matang tingkat kepercayaan dirinya lebih tinggi.

KonsepdiripadasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3

Bekasitermasuksedang yang ditunjukkandenganrerataempiriksebesar 81,81 yang

lebihbesardarireratahipotetiksebesar 80.Adanyakonsepdiri yang

sedangpadasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi, masa

usia 14 sampai 16 tahunmasihtergolong masa remaja, yang mana

konsepdirinyamasihdalamtahapperkembangan dan

masihdalamtahappencarianidentitasdiri. Menurut Hamacheck (1994) seseorang

yang memiliki konsep diri positif tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu

untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi pada

waktu lalu, dan apa yang sedang terjadi sekarang.

KepercayaandiripadasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3

Bekasi juga termasuksedang yang ditunjukkandenganrerataempiriksebesar 66,34

yang lebihkecildarireratahipotetiksebesar 72,5.Hakim (2002) menyatakan bahwa

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

11

seseorang yang memiliki kepercayaan diri memiliki kemampuan untuk

bersosialisasi dan mampu untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi.Variabel

konsep diri menyumbang cukup relevan terhadap kepercayaan diri dengan

sumbangan efektifnya sebesar 23%, artinya masih terdapat 77% faktor lain selain

konsep diri yang mempengaruhi kepercayaan diri. Menurut Hurlock (2003) faktor

yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu 1) pola asuh, 2) kematangan usia, 3)

jenis kelamin, 4) penampilan fisik.

Kelemahan dalam penelitian ini adalah pemberian instruksi pengisian

skala oleh peneliti kurang maksimal karena instruksi dilakukan sendiri oleh

peneliti yang seharusnya bisa menguasai kelas, namun ternyata suara peneliti

kalah dengan suara gaduh satu kelas sehingga ada beberapa subyek yang kurang

paham cara mengisi skala.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis dan uraian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa: 1) ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep

diri dengan kepercayaan diri; 2) ada perbedaan yang sangat signifikan terhadap

kepercayaan diri remaja ditinjau dari jenis kelamin dan usia; 3) berdasarkan hasil

penelitian diketahui konsep diri pada subyek penelitian tergolong sedang; 4)

berdasarkan hasil penelitian diketahui kepercayaan diri pada subyek penelitian

tergolong sedang juga; 5) sumbangan efektif konsep diri terhadap kepercayaan

diri sebesar 23%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa terdapat faktor- faktor lain

sebesar 77% selain konsep diri yang mempengaruhi kepercayaan diri.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan, maka penulis

memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu : 1)

Bagi sekolah, karena konsep diri di lingkungan sekolah SMPN 04 Tambun

Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi termasuk sedang maka hal itu perlu

dipertahankan dan lebih ditingkatkan misalnya dengan cara lebih menggalakkan

kegiatan pramuka atau PMR (palang merah remaja) yang dapat mempertinggi

konsep diri, yakni agar siswa merasa berharga dan dibutuhkan sehingga dapat

membentuk konsep diri yang lebih positif, yang pada akhirnya juga dapat

meningkatkan kepercayaan diri; 2)Bagi siswa, diharapkan semakin dapat saling

berinteraksi yang saling mendukung sehingga tercipta sikap saling menghargai

dan saling membutuhkan yang akan dapat membentuk konsep diri lebih positif

pada akhirnya juga dapat menciptakan kepercayaan diri yang tinggi pula,

misalnya menengok teman yang sakit; 3) berdasarkan hasil yang didapatkan dari

penelitian ini yakni terdapat perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis

kelamin, dimana laki-laki lebih tinggi kepercayaan dirinya, maka diharapkan bagi

remaja perempuan untuk tidak mempermasalahkan jumlah “love” yang didapat

setelah mengungggah foto, yaitu dengan cara mengurangi intensitas mengecek

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

12

jumlah “love” pada kolom pemberitahuan. Selain itu lebih memaksimalkan

manfaat media sosial misalnya untuk berkomunikasi dengan teman yang lain; 4)

berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari

usia, dimana remaja usia 16-18 tahun lebih percaya diri daripada remaja usia 14-

15 tahun, maka diharapkan bagi remaja usia 14-15 tahun untuk meningkatkan

kepercayaan dirinya misalnya dengan tidak mengedit foto terlebih dahulu untuk

foto yang akan diunggah ke instagram. Selain itu diharapkan para remaja lebih

berani untuk mengungkapkan pendapatnya sehingga akan menimbulkan rasa

percaya diri; 5) bagi peneliti selanjutnya, dengan terbuktinya analisis yang penulis

susun, bagi yang ingin meneliti kembali tentang kepercayaan diri maka dapat

memakai variabel lain yang mempengaruhi kepercayaan diri sebagai variabel

bebas, misalnya pola asuh maupun teman sebaya. Kemudian mengingat

kelemahan penelitian adalah pemberian instruksi yang kurang menguasai kelas

yang menyebabkan penulis kurang maksimal memberikan instruksi pengisian

skala maka diharapkan peneliti selanjutnya bisa mengatasi masalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Instagram. (2015, Desember 25). Dipetik Februari 23, 2016, dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram

Baron, R. A., & Byrne, D. (2003). Social Psychology: Tenth Editiom. Jakarta:

Erlangga.

Berzonsky. (2001). Moral Development Child. USA: The Mac Millan Psychology

References Series.

Daradjat, Z. (1990). Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.

Felicia, N. (2015). Pengaruh Jumlah "Like" Di Instagram Terhadap Kepercayaan

Diri. Jurnal Psikologi Gunadarma 3, 21-30

Ghufron & Risnawita. (2011). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Madia.

Goel, D., & Aggarwal, P. (2012). A Comparative Study of Self Confidence of

Adolescent. International Journal of Research in Social Science, Volume

2, 2249-2496.

Hadi, A. P. (2013). Tren Selfie (Self Portrait) Di Jejaring Sosial (Studi Tentang

Faktor Pendorong, Perubahan Gaya Hidup dan Dampak Foto Selfie di

Jejaring Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN …

13

dan Politik Universitas Lampung). Skripsi (Tidak Diterbitkan). Lampung:

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung

Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Korniawati, Y. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri

Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra. Skripsi (Tidak

Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS

Lauster. (2012). Tes Kepribadian (terjemahan D. H. Gulo). Jakarta: Bumi Aksara.

Prasad, D. (2015). Relationship Between Self Concept And Self Confidence.

Indian Journal Of Applied Research, Volume 3, 1555-1570

Rahmawati, S. (2015). Selfie: Peranan Jenis Komentar Terhadap Hubungan

Antara Kecemasan Sosial Dan Kepercayaan Diri Pelaku Selfie. Jom FISIP

3, 25-37

Ridgeway, J., & Clayton, R. (2016). Instagram Unfiltered: Exploring Association

of Body Image Satisfaction, Instagram #Selfie Posting, and Self

Confidence. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking.

Sahrunanca, R., & Astorini, D. (2013). Hubungan Antara Kepercayaan Diri

Dengan Kreativitas Kelompok Belajar "Sekolah Kami" Di Bekasi. Jurnal

Psycho Idea, 48-55.

Sharma, S., & Sahu, D. (2013). Sffect of Social Networking Sites on Self

Confidence. International Journal of Information and Computation

Technolog, Volume 3, 1211-1216.

Simatupang, F. F. (2015). Fenomena Selfie (Self Portrait) Di Instagram (Studi

Fenomenologi Pada Remaja Di Kelurahan Simpang Pekanbaru). Jom

FISIP Volume 2, 1-15.

Suwito. (2013). Pelayanan Pastoral Gereja Terhadap Remaja Berperilaku

Konsumtif Melalui Program Penanganan Keluarga. JOM FISIP, Volume

2, 30-42

Tanasa, E. J. (2015). Studi Kualitatif Motif Dan Kepuasan Penggunaan Foto

Selfie Dalam Instagram. Jurnal Kommas 3, 25-33