Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
REMAJA YANG MENGUNGGAH FOTO SELFIE DI INSTAGRAM
(DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk
Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh:
Bunga Nurika
F.100120051
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
1
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
REMAJA YANG MENGUNGGAH FOTO SELFIE DI INSTAGRAM
(DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN USIA)
Bunga Nurika
Setia Asyanti S.Psi, M.Si
FakultasPsikologiUniversitasMuhammadiyah Surakarta
Abstrak
Kepercayaan diri adalah suatu keyakinan pada diri seseorang akan kemampuan dirinya, tidak
selalu tergantung kepada orang lain, mampu berpikir positif sehingga individu dapat
mempertanggung jawabkan apa yang dilakukannya serta dapat melihat kenyataan secara obyektif.
Kepercayaan diri dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya konsep diri. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah
foto selfie di instagram dan untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis
kelamin dan usia. Hipotesis pada penelitian ini adalah (a) ada hubungan positif antara konsep diri
dengan kepercayaan diri; (b) ada perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin; (c) ada
perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari usia.Penelitian ini dilakukan di SMPN 04 Tambun
Selatan dan SMAN 3 Bekasi. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 04 Tambun Selatan
yang berusia 14-15 tahun yang berjumlah 70 siswa dan siswa SMAN 3 Bekasi yang berusia 16-18
tahun berjumlah 72 siswa. Total subyek dalam penelitian ini berjumlah 142 siswa dan diambil
menggunakan teknik cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala
kepercayaan diri dan konsep diri. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi product
momentdan independent sample T-test. Hasil penelitian diperoleh (a) Ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri, artinya semakin positif konsep diri
yang dimiliki semakin tinggi kepercayaan dirinya; (b) ada perbedaan yang sangat signifikan
terhadap kepercayaan diri ditinjau dari jenis kelamin, artinya jenis kelamin laki-laki lebih tinggi
tingkat kepercayaan dirinya daripada perempuan; (c)ada perbedaan yang sangat signifikan
terhadap kepercayaan diri ditinjau dari usia, artinya usia 16-18 tahun lebih tinggi tingkat
kepercayaan dirinya daripada usia 14-15 tahun; (d) Konsep diri berkontribusi terhadap
kepercayaan diri sebesar r2 = (0,480)
2 = 0,230, SE = 23%. Kedua variabel yakni konsep diri dan
kepercayaan diri tergolong sedang. Hasil penelitian ini mengimplikasikan pentingnya konsep diri
terhadap kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah foto selfie di instagram. Hasil tersebut
akan dibahas dalam naskah publikasi ini.
Kata kunci : Konsep Diri, Kepercayaan Diri, Remaja
Abstract
Self confidence is someone’s reliance about the ability of themselves, not depended to others,
capable of having positive thought so that the individuals can be responsible for what they did and
see the reality through of objective way. Self confidence is influenced by several factors,
including self concept. The purpose of this research is to get to know the relationship between self
concept with self confidence in adolescents whom uploaded their photo selfie in instagram and to
get to know the differences of self confidence reviewed from gender and age. Hypothesis on this
research is that (a) there is a positive relationship between self-concept with self confidence; (b)
2
there is a differences of self confidences reviewed by gender; (c) there is a differences of self
confidences reviewed by age.Thisresearchwasconducted atSMPN 04 Tambun Selatan and SMAN
3 Bekasi. The subject of this research is the student of SMPN 04 Tambun Selatan with 70 students
in age of 14-15 years old and students of SMAN 3 Bekasi with 72 students in age of 16-18 years
old. Total subject in this study were 142 students and taken using cluster random sampling
technique. Measuring instrument that was used is a scale self confidence and self concept. Data
analysis techniques using correlation analysis product moment and independent sample T-test. The
results of this research obtained (a) there is a very significant positive relationship between self
concept with self confidence, it means more positive self concept which is have the higher in self
confidence; (b) there is a differences of self confidences reviewed by gender, it means a man has a
higher self confidences than female; (c) there is a differences of self confidences reviewed by age,
it means 16-18 years old has a higher self confidences than 14-15 years old; (d) self concept
contributed to self confidence of r2 = (0,480)
2 = 0,230, SE = 23%. Both variables namely, self
concept and self confidence are being classified by average. The result of this research implies the
importance of self concept of themselves against self confidence in adolescents whom uploaded
their photo selfie in instagram. The results will be discussed in the textofthis publication.
Keywords : Self Concept, Self Confidence, Adolescent
1. PENDAHULUAN
Belakangan ini muncul beberapa media sosial baru yang lebih spesifik
penggunaannya. Seperti contohnya adalah instagram. Instagram sendiri pertama
kali dirilis pada tanggal 6 Oktober tahun 2010 di Amerika yang dikutip dari
(id.m.wikipedia.org tahun 2016). Kemudian instagram mulai masuk ke Indonesia
pada awal tahun 2011.Instagram merupakan media sosial untuk berbagi foto yang
memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk instagram sendiri.
Menurut wikipedia instagram merupakan media sosial yang khusus untuk
membagikan foto (id.m.wikipedia.org tahun 2016). Instagram saat ini sudah mulai
diminati oleh hampir semua lapisan masyarakat, dari yang tua, muda, anak-anak,
remaja hingga orang dewasa. Secara khusus dilaporkan oleh Pew Research
Center’s Internet dan American Life Project Tracking Surveys, untuk jumlah
pengguna instagram sendiri, perempuan hanya unggul 6 persen saja dibanding
laki-laki (Hadi, 2013).
Dengan munculnya instagram maka berimbas pada makin banyaknya
penghobi foto yang mendadak meledak. Menurut Soelarko (dalam Tanasa, 2015)
semakin banyaknya penikmat dan penggila foto maka mengubah penggunaan foto
itu sendiri, yang dahulu sebagai pelengkap sebuah tulisan atau artikel, saat ini foto
menjadi bagian utama dan tulisan hanya sebagai caption atau penjelasan dari foto
tersebut. Perubahan paradigma tersebut berakibat belakangan ini muncul suatu
fenomena baru yaitu self image atau biasa disebut dengan selfie. Banyak orang
melakukan selfie, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Pelaku
3
selfie juga tidak terbatas hanya pada orang biasa, artis, pejabat, menteri, pemuka
agama bahkan presiden pun juga melakukan foto selfie.
Menurut Monks (dalam Suwito, 2013) masa remaja sering disebut adolesensi
yang berasal dari bahasa latin adolescene dan adultus yang berarti menjadi
dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa. Melakukan foto selfie hingga
mengunggahnya ke instagram biasanya banyak dilakukan remaja-remaja putri,
baik remaja awal maupun remaja akhir. Seperti sebuah studi yang dilakukan CNN
yang dilaporkan dari (health.liputan6.com tahun 2015) dengan tajuk #Being13:
Inside the Secret World Teens melakukan survei tentang penggunaan instagram
pada remaja. Riset ini melibatkan 200 siswa kelas delapan di enam negara bagian
Amerika Serikat. Dan hasilnya sungguh mengagetkan. Remaja perempuan
melakukan selfie sekitar 100-200 kali per hari, sedangkan remaja laki-laki sekitar
10-25 kali per hari.Arnold Putra remaja laki-laki asal Indonesia melakukan foto
selfie sebanyak 28 kali perhari dan langsung mengunggahnya ke instagram
(Tribun News, 2016). Artis remaja Indonesia Olivia Jensen melakukan foto selfie
sebanyak 45 kali perhari dan mengunggahnya ke instagram (Inilah News, 2015).
Remaja yang mengunggah foto selfie ke instagram mengharapkan respon
diberikan “love” dan komentar dari pengguna instagram lainnya (Rahmawati,
2015). Sekelompok peneliti di Georgia Tech dan Yahoo melakukan wawancara
terhadap 15 orang remaja pengguna instagram. Didapati dari penelitian yang
dipublikasikan di AAAI Conference on Web and Social Media, para remaja akan
lebih merasa percaya diri ketika foto selfie yang diunggahnya ke instagram
mendapatkan banyak love dan komentar dari para pengikutnya (dalam Felicia,
2015).Sebuah penelitian yang dilakukan Ridgeway dan Clayton (2016) mencoba
mencari tahu pengaruh “love” foto selfie terhadap rasa percaya diri remaja.
Penelitian dilakukan terhadap 420 remaja pengguna instagram dengan cara
mengisi kuesioner online. Hasilnya adalah para remaja akan lebih percaya diri
ketika foto selfie-nya disukai banyak pengguna instagram lainnya, dan sebaliknya
remaja akan merasa kurang percaya diri saat “love” dalam foto selfie para remaja
rendah.
Kepercayaan diri sendiri merupakan modal utama seseorang, khususnya
remaja untuk mencapai kesuksesan. Lauster (dalam Sahrunanca & Astorini, 2013)
menjelaskan kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin akan
kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas
dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas melakukan hal yang disukainya
dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi
dengan orang lain. Untuk mengukur tingkat kepercayaan diri beberapa ahli
mengemukakan aspek-aspek sebagai berikut: 1) keyakinan dan kemampuan diri,
2) optimis, 3) obyektif, 4) bertanggung jawab, 5) rasional dan realistis (Lauster,
2012). Menurut Daradjat (1990) aspek-aspek kepercayaan diri yaitu, 1) rasa aman,
4
2) ambisi normal, 3) mandiri, 4) toleransi.Menurut Hurlock (2003) faktor yang
mempengaruhhi kepercayaan diri yaitu 1) pola asuh, 2) kematangan usia, 3) jenis
kelamin, 4) penampilan fisik. Sedangkan menurut Ghufron dan Risnawita (2011)
faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu 1) harga diri, 2) pengalaman, 3)
pendidikan, 4) konsep diri. Menurut Lauster (2012) ciri-ciri remaja yang percaya
diri yaitu 1) percaya pada kemampuan sendiri, 2) bertindak mandiri dalam
mengambil keputusan, 3) memiliki rasa positif terhadap diri sendir, 4) berani
mengungkapkan pendapat.
Menurut Baron & Byrne (2003) konsep diri adalah identitas diri seseorang
sebagai sebuah skema dasar yang terdiri dari kumpulan keyakinan dan sikap
terhadap diri sendiri yang terorganisasi. Konsep diri merupakan suatu faktor yang
dipelajari oleh seseorang, yang terbentuk dari pengalaman seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain. Sumber informasi mengenai konsep diri
seseorang dapat diperoleh melalui interaksinya dengan orang lain, yaitu orang tua,
teman sebaya, dan masyarakat. Berzonsky (2001) mengemukakan bahwa konsep
diri adalah gambaran mengenai diri seseorang, baik persepsi terhadap diri
nyatanya maupun penilaian berdasarkan harapannya yang merupakan gabungan
dari aspek-aspek fisik, psikis, sosial dan moral. Menurut Pambudi & Wijayanti
(2012) konsep diri adalah semua bentuk kepercayaan, perasaan dan penilaian yang
diyakini individu tentang dirinya sendiri dan mempengaruhi proses interaksi
sosial dengan lingkungan sekitar.
Faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Berzonsky (2001) yaitu 1)
usia, 2) tingkat pendidikan, 3) lingkungan. Sedangkan menurut Rini (2008)
faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu 1) pola asuh orang tua, 2)
kegagalan, 3) depresi, 4) kritik internal. Untuk mengukur konsep diri aspek-aspek
yang digunakan menurut Berzonsky (2001) adalah 1) aspek fisik, 2) aspek psikis,
3) aspek sosial, 4) aspek moral.Menurut Hamachek (dalam Rahmat, 2007) ciri-ciri
orang yang mempunyai konsep diri positif yaitu 1) meyakini betul nilai dan
prinsip-prinsip tertentu dan mempertahankannya, 2) mampu bertindak
berdasarkan penilaian yang baik, 3) tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu
untuk mencemaskan apa yang akan terjadi, 4) memiliki keyakinan pada
kemampuannya untuk mengatasi persoalan, 5) merasa sama dengan orang lain, 6)
sanggup menerima dirinya, 7) dapat menerima pujian tanpa berpura-pura rendah
hati, 8) cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasikannya, 9)
sanggup mengaku pada orang lain bahwa dia mampu merasakan berbagai
dorongan dan keinginan, 10) mampu menikmati dirinya secara utuh dalam
berbagai keinginan, 11) peka pada kebutuhan orang lain.
Konsep diri dalam kaitannya dengan pengunggahan foto selfie di instagram,
maka apabila remaja mendapat banyak respon “love” dan komentar cantik atau
tampan dari pengguna instagram lainnya, maka itu akan dapat membentuk konsep
5
diri yang positif, karena remaja tersebut menjadi yakin bahwa dirinya tampan atau
cantik, terlebih lagi bila mendapat komentar yang berupa pujian, maka konsep diri
remaja menjadi semakin positif. Demikian sebaliknya apabila hanya sedikit atau
tidak sama sekali mendapat respon “love” maka remaja tersebut menjadi merasa
jelek dan konsep dirinya negatif. Konsep diri yang positif penting bagi remaja
karena hal itu akan berpengaruh pada kepercayaan diri yang tinggi pada remaja.
Dari konsep diri yang dimiliki oleh seorang remaja, remaja tersebut
menunjukan dengan cara mengaktualisasikan diri. Hal tersebut juga didukung
oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasad (2015) pada 140 remaja di
Chhatisgarh, India, bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri
dengan kepercayaan diri. Selain dipengaruhi oleh konsep diri, kepercayaan diri
juga dipengaruhi oleh faktor demografi yakni usia dan jenis kelamin, seperti
dikatakan oleh Hurlock (2003) bahwa terdapat perbedaan tingkat kepercayaan diri
menurut jenis kelamin, dan juga dari kematangan usia. Berdasarkan paparan
tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep diri mempengaruhi kepercayaan diri
pada remaja.
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Bekasi dan SMPN 04 Tambun
Selatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui tingkat kepercayaan diri
pada remaja yang mengunggah foto selfie di instagram, 2) mengetahui konsep diri
remaja yang mengunggah foto selfie di instagram, 3) mengetahui hubungan antara
konsep diri dengan kepercayaan diri pada remaja yang mengunggah foto selfie di
instagram, 4) untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis
kelamin dan usia.
Hipotesis yang diajukan oleh peneliti yaitu 1) ada hubungan positif antara
konsep diri dengan kepercayaan diri pada remaja, semakin positif konsep diri
yang dimiliki maka semakin tinggi kepercayaan diri pada remaja sebaliknya
semakin negatif konsep diri yang dimiliki maka akan semakin rendah kepercayaan
diri pada remaja; 2) ada perbedaan kepercayaan diri remaja ditinjau dari jenis
kelamin, artinya laki-laki memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi,
daripada perempuan; 3) ada perbedaan kepercayaan diri remaja ditinjau dari usia,
artinya remaja dengan usia lebih matang memiliki tingkat kepercayaan diri lebih
tinggi daripada remaja dengan usia yang belum matang.
2. METODE
Penelitian ini terdiri atas 3 variabel bebas yaitu konsep diri, jenis kelamin dan
usia dan variabel tergantung yaitu kepercayaan diri. Populasi penelitian ini adalah
siswa SMPN 04 Tambun Selatan dan SMAN 3 Bekasi. Peneliti mengambil
sampel sebanyak 72 siswa di SMPN 04 Tambun Selatan sebagai remaja awal dan
70 siswa di SMAN 3 Bekasi sebagai remaja akhir. Total keseluruhan sampel dari
2 sekolah yaitu 142 siswa dengan menggunakan teknik cluster random sampling
6
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan menggunakan skala. Selain skala, peneliti juga melakukan metode
wawancara sebagai data tambahan. Skala yang digunakan yaitu skala kepercayaan
dirihasil modifikasi dari Octabriani (2014) yang disusun berdasarkan aspek
kepercayaan dirimenurut Lauster (2012). Adapun aspek-aspek kepercayaan
diriyaitu keyakinan dan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggung jawab,
rasional dan realistis. Sedangkan skala konsep diri merupakan hasil modifikasi
dari Pontania (2016) yang disusun berdasarkan aspek konsep diri menurut
Berzonsky (2001). Adapun aspek-aspek konsep diri yaitu aspek fisik, aspek
psikis, aspek sosial dan aspek moral.
Skala yang digunakan tersebut telah memenuhi kriteria valid dan reliabel. Uji
validitas skala dilakukan dengan expert judgement kemudian di analisis dengan
formula Aiken’s. Apabila koefisien validitas sama atau lebih besar dari 0,6 (=0,6)
maka aitem tersebut memenuhi kriteria valid dan layak digunakan, begitu pula
sebaliknya. Skala kepercayaan diri memiliki validitas yang bergerak dari 0,75
sampai 0,83 dan skala konsep diri memiliki validitas yang bergerak dari 0,66
sampai 0,83. Reliabilitas skala dihitung dengan teknik Alpha Cronbach untuk
mengetahui koefisien reliabilitas (α). Kedua skala tergolong reliabel dengan nilai
αkepercayaan diri = 0,881 (26 aitem) dan nilai α konsep diri = 0,912 (28 aitem).
Teknik analisis data yang digunakan yaituProduct Moment dari Pearson dan uji T-
test dengan bantuan SPSS (Statistical Program for Social Science) 15.0 for
windows.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data prosentase subyek penelitian
adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Karakteristik subyek
Karakteristik
subyek
Jumlah (∑) Prosentase (%)
Usia 14-15 72 51%
16-18 70 49%
Jenis kelamin Laki-laki 66 46%
Perempuan 76 54%
Frekuensi selfie
perhari
5-10 perhari 20 14%
11-20 perhari 50 35%
>20 perhari 72 51%
Frekuensi unggah
foto perhari
1-5 foto 23 16%
6-10 foto 50 35%
>10 foto 69 49%
Edit foto sebelum Ya 50 35%
7
diunggah Tidak 92 65%
Junlah love sedikit Biasa saja 80 56%
Gelisah 62 44%
Alasan mengakses
media sosial
Akademik 15 10%
Hiburan 60 42%
Pekerjaan 5 4%
Komunikasi 62 44%
Berdasarkan skala penelitian didapatkan identitas subyek yaitu setengah
jumlah subyek berusia 16-18 tahun berjumlah 72 subyek (51%). Subyek
penelitian lebih banyak subyek perempuan berjumlah 76 subyek (54%). Setengah
dari total subyek melakukan selfie lebih dari 20 kali perhari sebanyak 72 subyek
(51%). Subyek yang mengunggah foto selfie perhari lebih dari 10 foto sebanyak
69 subyek (49%). Mayoritas subyek tidak mengedit fotonya sebelum diunggah
berjumlah 92 subyek (65%). Subyek yang merasa biasa saja jika jumlah “love”
yang didapatkan sedikit sebanyak 80 subyek (56%). Sebagian besar subyek
mengakses media sosial untuk berkomunikasi sebanyak 62 subyek (44%).
Tabel 2 Karakteristik subyek berdasar jenis kelamin dan usia
Karakterist
ik subyek
Jumlah (∑) Prosentase (%)
L P 16
thn
14
thn
L P 16
thn
14
thn
Frekuensi
selfie perhari
5-10 perhari 10 1
1
11 8 16
%
15
%
15 % 11 %
11-20
perhari
19 2
9
21 30 28
%
38
%
29 % 43 %
>20 perhari 37 3
6
40 32 56
%
47
%
56 % 46 %
Frekuensi
unggah foto
perhari
1-5 foto 8 8 21 2 12
%
10
%
29 % 3 %
6-10 foto 27 2
9
23 22 40
%
38
%
32 % 31 %
>10 foto 30 4
0
28 46 48
%
52
%
39 % 66 %
Edit foto
sebelum
diunggah
Ya 21 4
7
19 38 31
%
62
%
26% 54 %
Tidak 42 3
0
53 31 69
%
38
%
74 % 46 %
Jumlah love
sedikit
Biasa saja 38 4
3
57 24 58
%
57
%
79 % 34 %
Gelisah 28 3
3
15 46 42
%
43
%
21 % 66 %
8
Alasan
mengakses
media sosial
Akademik 11 4 11 4 17
%
5 % 15 % 6 %
Hiburan 16 3
9
34 23 24
%
51
%
47 % 33 %
Pekerjaan 1 8 5 2 1 % 11
%
7 % 3 %
Komunikasi 38 2
5
22 41 58
%
33
%
31 % 58 %
Berdasarkan hasil uji normalitas pada variabel kepercayaan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai untuk kepercayaan diri sebesar 1,148
dengan p = 0,143 (p > 0,05), yang berarti data berdistribusi normal, sedangkan
konsep diri uji Kolmogorov-Smirnov memperoleh nilai sebesar 1,248 dengan p =
0,089 (p > 0,05), yang berarti data juga berdistribusi normal. Berdasarkan uji
linieritas diperoleh nilai F sebesar 1,354 dengan p = 0,127 (p > 0,05). Hasil
tersebut menunjukkan variabel bebas (konsep diri) denganvariabel tergantung
(kepercayaan diri) memiliki korelasi yang searah (linier). Berdasarkan uji
homogenitas dengan uji levenes test of equality of variances memperoleh nilai
nilai (p) = 0,609 yang artinya berada di atas p = > 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa sampel dalam penelitian memiliki varian yang sama. Hasil korelasi konsep
diri dengan kepercayaan diri diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,480
dengan p = 0,000 (p < 0,01), hal ini berarti ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri. Hasil uji T-test
kepercayaan diri dengan teknik independent sample t-test diperoleh nilai T
sebesar -0,597 dengan p = 0,552 (p < 0,05) ditinjau dari jenis kelamin, Maka
dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan
kepercayaan diri remaja laki-laki dengan kepercayaan diri remaja perempuan. Dan
diperoleh nilai T sebesar 1,514 dengan p = 0,132 (p < 0,05) ditinjau dari usia.
Maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan
kepercayaan diri remaja usia 16-18 tahun dengan kepercayaan diri remaja usia 14-
15 tahun. Hasil sumbangan efektif variabel konsep diri terhadap kepercayaan diri
sebesar 23% ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,23.
Kecenderungan kepercayaan diri subjek tergolong sedang dengan rerata
empirik (RE) sebesar 66,34 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5. Konsep diri
subjek tergolong sedang dengan rerata empirik (RE) sebesar 81,81 dan rerata
hipotetik (RH) sebesar 80.
3.2 Pembahasan
Dari hasil analisis data uji product moment dapat diketahui bahwa ada
hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan
diri padasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi, dengan
9
rxy sebesar 0,480 dengan p <0,01. Artinya bahwa semakin tinggi konsep diri
maka semakin tinggi kepercayaan diri padasiswaSMPN 04 Tambun Selatan,
Bekasi dan SMAN 3 Bekasi, dan sebaliknya semakin rendah konsep diri maka
semakin rendah pula kepercayaan diri padasiswaSMPN 04 Tambun Selatan dan
SMAN 3 Bekasi. Jadi hipotesis yang peneliti ajukan diterima.Hasil diatas
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Prasad (2015) yang menyatakan
bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan
kepercayaan diri. Ghufron dan Risnawita (2011) menyatakan bahwa konsep diri
mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri pada individu. Terbentuknya
kepercayaan diri pada diri seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri
dalam diri seseorang. Hellen (2006) menyatakan bahwa konsep diri yang positif
cenderung mendorong seseorang untuk bersikap optimis dan memiliki
kepercayaan diri yang tinggi. Gunawan (2013) menyatakan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara konsep diri dengan kepercayaan diri. Seseorang yang
memiliki konsep diri positif akan mampu menjadi individu yang optimis,
bertanggung jawab dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Individu yang mempunyaikonsepdiri yang positifataucenderungtinggi secara
kesehatan mental akan lebih baik dalam mempersepsi dirinyasendirisecara
keseluruhan, yang padaakhirnya juga menimbulkankepercayaandiri yang tinggi,
termasuk para siswaSMPN 04 Tambun Selatan dan SMAN 3 Bekasi.Konsep diri
yang dimiliki oleh remaja tersebut ditunjukkan dengan cara mengaktualisasikan
diri. Salah satunya adalah dengan mengunggah foto-foto selfie-nya di instagram.
Rahmawati (2015) menyatakan remaja yang mengunggah foto selfie ke instagram
mengharapkan respon diberikan “love” dan komentar dari pengguna instagram
lainnya. Apabila remaja mendapat respon yang positif, maka itu akan membuat
konsep dirinya positif yang bisa meningkatkan kepercayaan diri remaja.
Berdasarkan uji hipotesis dengan teknik independent sample t-test diperoleh
nilai T sebesar -0,597 dengan p = 0,552 (p < 0,05) ditinjau dari jenis kelamin.
Maka dapat disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan
kepercayaan diri remaja laki-laki dengan kepercayaan diri remaja perempuan.
Rata-rata kepercayaan diri laki-laki sebesar 66,89 sedangkan pada perempuan
sebesar 65,86. Artinya laki-laki memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih
tinggi dari perempuan. Hasil di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Sharma & Sahu (2013) terhadap 25 sekolah yang ada di 5 negara,
menyebutkan bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat percaya diri
individu. Secara spesifik penelitian ini menyebutkan bahwa jenis kelamin laki-laki
tingkat kepercayaan dirinya lebih tinggi dibanding perempuan. Temuan di atas
sesuai dengan teori Hurlock (2003) bahwa terdapat perbedaan tingkat kepercayaan
diri menurut jenis kelamin. Dijelaskan lebih lanjut bahwa jenis kelamin terkait
dengan peran yang akan dibawakan, sehingga laki-laki cenderung merasa lebih
10
percaya diri karena sejak awal masa kanak-kanak sudah disadarkan bahwa peran
pria memberi martabat yang lebih terhormat daripada peran wanita, sebaliknya
perempuan dianggap lemah dan banyak peraturan yang harus dipatuhi. Seperti
yang diungkapkan oleh Ronggowarsito, ditinjau dari budaya Jawa bahwa
perempuan cenderung memiliki watak wedi, yang berarti perempuan memiliki
sifat pasrah, menyerah, tidak suka mencela ataupun membantah sehingga
perempuan lebih patuh akan aturan yang ada.
Berdasarkan uji hipotesis dengan teknik independent sample t-test diperoleh
nilai T sebesar 1,514 dengan p = 0,132 (p < 0,05) ditinjau dari usia. Maka dapat
disimpulkan Ho ditolak Ha diterima, yang artinya terdapat perbedaan kepercayaan
diri remaja usia 16-18 tahun dengan kepercayaan diri remaja usia 14-15 tahun.
Rata-rata kepercayaan diri remaja usia 14-15 tahun sebesar 65,01 sedangkan pada
remaja usia 16-18 tahun sebesar 67,63. Artinya remaja dengan usia yang lebih
matang memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi daripada remaja
dengan usia yang belum matang. Hasil penelitian di atas didukung penelitian yang
dilakukan oleh Goel & Aggarwal (2012) pada 363 pelajar di 1 sekolah menengah
pertama umum dan 1 sekolah menengah atas umum, yang menunjukkan bahwa
perbedaan usia mengakibatkan perbedaan tingkat rasa percaya diri pada siswa,
dimana siswa sekolah menengah atas lebih tinggi tingkat kepercayaan dirinya. Hal
ini sesuai dengan teori Hurlock (2003) yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan tingkat kepercayaan diri dilihat dari kematangan usia. Menurut Hurlock
(2003) masa remaja merupakan masa yang masih rapuh karena pada masa itu
suatu penolakan atau kegagalan akan dirasakan sebagai suatu yang sangat
menyakitkan. Remaja dengan usia yang matang lebih mampu untuk menerima
kegagalan tersebut dengan lebih baik daripada remaja dengan usia yang belum
matang. Sehingga dari hal tersebut dapat dilihat bahwa remaja dengan usia yang
lebih matang tingkat kepercayaan dirinya lebih tinggi.
KonsepdiripadasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3
Bekasitermasuksedang yang ditunjukkandenganrerataempiriksebesar 81,81 yang
lebihbesardarireratahipotetiksebesar 80.Adanyakonsepdiri yang
sedangpadasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi, masa
usia 14 sampai 16 tahunmasihtergolong masa remaja, yang mana
konsepdirinyamasihdalamtahapperkembangan dan
masihdalamtahappencarianidentitasdiri. Menurut Hamacheck (1994) seseorang
yang memiliki konsep diri positif tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu
untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok, apa yang telah terjadi pada
waktu lalu, dan apa yang sedang terjadi sekarang.
KepercayaandiripadasiswaSMPN 04 Tambun Selatan, Bekasi dan SMAN 3
Bekasi juga termasuksedang yang ditunjukkandenganrerataempiriksebesar 66,34
yang lebihkecildarireratahipotetiksebesar 72,5.Hakim (2002) menyatakan bahwa
11
seseorang yang memiliki kepercayaan diri memiliki kemampuan untuk
bersosialisasi dan mampu untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi.Variabel
konsep diri menyumbang cukup relevan terhadap kepercayaan diri dengan
sumbangan efektifnya sebesar 23%, artinya masih terdapat 77% faktor lain selain
konsep diri yang mempengaruhi kepercayaan diri. Menurut Hurlock (2003) faktor
yang mempengaruhi kepercayaan diri yaitu 1) pola asuh, 2) kematangan usia, 3)
jenis kelamin, 4) penampilan fisik.
Kelemahan dalam penelitian ini adalah pemberian instruksi pengisian
skala oleh peneliti kurang maksimal karena instruksi dilakukan sendiri oleh
peneliti yang seharusnya bisa menguasai kelas, namun ternyata suara peneliti
kalah dengan suara gaduh satu kelas sehingga ada beberapa subyek yang kurang
paham cara mengisi skala.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisis dan uraian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa: 1) ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep
diri dengan kepercayaan diri; 2) ada perbedaan yang sangat signifikan terhadap
kepercayaan diri remaja ditinjau dari jenis kelamin dan usia; 3) berdasarkan hasil
penelitian diketahui konsep diri pada subyek penelitian tergolong sedang; 4)
berdasarkan hasil penelitian diketahui kepercayaan diri pada subyek penelitian
tergolong sedang juga; 5) sumbangan efektif konsep diri terhadap kepercayaan
diri sebesar 23%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa terdapat faktor- faktor lain
sebesar 77% selain konsep diri yang mempengaruhi kepercayaan diri.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan, maka penulis
memberikan sumbangan saran yang diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu : 1)
Bagi sekolah, karena konsep diri di lingkungan sekolah SMPN 04 Tambun
Selatan, Bekasi dan SMAN 3 Bekasi termasuk sedang maka hal itu perlu
dipertahankan dan lebih ditingkatkan misalnya dengan cara lebih menggalakkan
kegiatan pramuka atau PMR (palang merah remaja) yang dapat mempertinggi
konsep diri, yakni agar siswa merasa berharga dan dibutuhkan sehingga dapat
membentuk konsep diri yang lebih positif, yang pada akhirnya juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri; 2)Bagi siswa, diharapkan semakin dapat saling
berinteraksi yang saling mendukung sehingga tercipta sikap saling menghargai
dan saling membutuhkan yang akan dapat membentuk konsep diri lebih positif
pada akhirnya juga dapat menciptakan kepercayaan diri yang tinggi pula,
misalnya menengok teman yang sakit; 3) berdasarkan hasil yang didapatkan dari
penelitian ini yakni terdapat perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari jenis
kelamin, dimana laki-laki lebih tinggi kepercayaan dirinya, maka diharapkan bagi
remaja perempuan untuk tidak mempermasalahkan jumlah “love” yang didapat
setelah mengungggah foto, yaitu dengan cara mengurangi intensitas mengecek
12
jumlah “love” pada kolom pemberitahuan. Selain itu lebih memaksimalkan
manfaat media sosial misalnya untuk berkomunikasi dengan teman yang lain; 4)
berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari
usia, dimana remaja usia 16-18 tahun lebih percaya diri daripada remaja usia 14-
15 tahun, maka diharapkan bagi remaja usia 14-15 tahun untuk meningkatkan
kepercayaan dirinya misalnya dengan tidak mengedit foto terlebih dahulu untuk
foto yang akan diunggah ke instagram. Selain itu diharapkan para remaja lebih
berani untuk mengungkapkan pendapatnya sehingga akan menimbulkan rasa
percaya diri; 5) bagi peneliti selanjutnya, dengan terbuktinya analisis yang penulis
susun, bagi yang ingin meneliti kembali tentang kepercayaan diri maka dapat
memakai variabel lain yang mempengaruhi kepercayaan diri sebagai variabel
bebas, misalnya pola asuh maupun teman sebaya. Kemudian mengingat
kelemahan penelitian adalah pemberian instruksi yang kurang menguasai kelas
yang menyebabkan penulis kurang maksimal memberikan instruksi pengisian
skala maka diharapkan peneliti selanjutnya bisa mengatasi masalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Instagram. (2015, Desember 25). Dipetik Februari 23, 2016, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram
Baron, R. A., & Byrne, D. (2003). Social Psychology: Tenth Editiom. Jakarta:
Erlangga.
Berzonsky. (2001). Moral Development Child. USA: The Mac Millan Psychology
References Series.
Daradjat, Z. (1990). Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.
Felicia, N. (2015). Pengaruh Jumlah "Like" Di Instagram Terhadap Kepercayaan
Diri. Jurnal Psikologi Gunadarma 3, 21-30
Ghufron & Risnawita. (2011). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Madia.
Goel, D., & Aggarwal, P. (2012). A Comparative Study of Self Confidence of
Adolescent. International Journal of Research in Social Science, Volume
2, 2249-2496.
Hadi, A. P. (2013). Tren Selfie (Self Portrait) Di Jejaring Sosial (Studi Tentang
Faktor Pendorong, Perubahan Gaya Hidup dan Dampak Foto Selfie di
Jejaring Sosial Pada Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial
13
dan Politik Universitas Lampung). Skripsi (Tidak Diterbitkan). Lampung:
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung
Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Korniawati, Y. (2013). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri
Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra. Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS
Lauster. (2012). Tes Kepribadian (terjemahan D. H. Gulo). Jakarta: Bumi Aksara.
Prasad, D. (2015). Relationship Between Self Concept And Self Confidence.
Indian Journal Of Applied Research, Volume 3, 1555-1570
Rahmawati, S. (2015). Selfie: Peranan Jenis Komentar Terhadap Hubungan
Antara Kecemasan Sosial Dan Kepercayaan Diri Pelaku Selfie. Jom FISIP
3, 25-37
Ridgeway, J., & Clayton, R. (2016). Instagram Unfiltered: Exploring Association
of Body Image Satisfaction, Instagram #Selfie Posting, and Self
Confidence. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking.
Sahrunanca, R., & Astorini, D. (2013). Hubungan Antara Kepercayaan Diri
Dengan Kreativitas Kelompok Belajar "Sekolah Kami" Di Bekasi. Jurnal
Psycho Idea, 48-55.
Sharma, S., & Sahu, D. (2013). Sffect of Social Networking Sites on Self
Confidence. International Journal of Information and Computation
Technolog, Volume 3, 1211-1216.
Simatupang, F. F. (2015). Fenomena Selfie (Self Portrait) Di Instagram (Studi
Fenomenologi Pada Remaja Di Kelurahan Simpang Pekanbaru). Jom
FISIP Volume 2, 1-15.
Suwito. (2013). Pelayanan Pastoral Gereja Terhadap Remaja Berperilaku
Konsumtif Melalui Program Penanganan Keluarga. JOM FISIP, Volume
2, 30-42
Tanasa, E. J. (2015). Studi Kualitatif Motif Dan Kepuasan Penggunaan Foto
Selfie Dalam Instagram. Jurnal Kommas 3, 25-33