186
Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009 HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG TAHUN 2009 TESIS Oleh NUR AMANIAH 077012017/IKM PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

  • Upload
    vanlien

  • View
    232

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID

SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG TAHUN 2009

TESIS

Oleh

NUR AMANIAH 077012017/IKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Page 2: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID

SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG TAHUN 2009

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)

dalam Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi Kesehatan dan Kebijakan Kesehatan

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

NUR AMANIAH 077012017/IKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

Page 3: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

PERNYATAAN

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID

SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG TAHUN 2009

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, Agustus 2009 (Nur Amaniah)

077012017/IKM

Page 4: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

Judul Tesis : HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN

CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI DAN MULUT MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG TAHUN 2009

Nama Mahasiswa : Nur Amaniah Nomor Induk Mahasiswa: 077012017 Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM) (dr. Fauzi, SKM) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Dekan,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (dr. Ria Masniari Lubis, MSi) Tanggal lulus: 31 Agustus 2009

Telah diuji pada

Tanggal: 31 Agustus 2009

Page 5: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

PANITIA PENGUJI TESIS:

Ketua : Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM

Anggota : dr. Fauzi, SKM

Prof. Trimurni Abidin, drg., M.Kes., Sp.KG (K)

Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., M.Kes., Sp.Pros (K)

ABSTRAK

Sampai saat ini, karies dan gingivitis merupakan masalah gigi dan mulut yang banyak dijumpai pada anak-anak di negara berkembang termasuk di Indonesia. Program Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan bentuk kegiatan untuk meminimalkan masalah kesehatan gigi dan mulut pada siswa sekolah dasar. Data Profil Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang 2006 menunjukkan bahwa cakupan UKGS dari tahun 2004 sampai 2007 terlihat menurun hampir di seluruh puskesmas. Pada tahun 2004 terlihat bahwa cakupan sekolah yang menjalankan kegiatan UKGS sebesar 44,57%, sedangkan pada tahun 2007 hanya 27,70%.

Penelitian ini dilakukan dengan rancangan studi potong lintang untuk menganalisis hubungan faktor manajemen dan tenaga pelaksana dengan cakupan pelayanan UKGS dan status kesehatan gigi mulut murid sekolah dasar di Kabupaten Aceh Tamiang. Populasi penelitian terdiri atas 2 kelompok yaitu kelompok tenaga kesehatan gigi dan kelompok guru Orkes, murid dan orangtua. Sampel tenaga kesehatan berasal dari 4 puskesmas, 8 guru Orkes dari 8 sekolah dasar, orangtua dan murid, masing-masing 240 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dibantu kuesioner dan angket untuk orangtua murid serta dilakukan pemeriksaan gigi. Analisis data dilakukan dengan uji statistik chi-square dan one-way ANOVA.

Hasil penelitian menunjukkan DMFT 1,50±2,13, sekstan gusi sehat 5,15±1,55, mendekati target pencapaian gigi sehat WHO 2010 yaitu DMFT tidak lebih dari 1 pada usia 12 tahun dan mempunyai >3 sekstan gusi sehat. Rerata OHIS siswa 1,11±0,80 termasuk kategori baik. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sarana/prasarana dan tenaga pelaksana dengan cakupan pelayanan UKGS. Tidak ada hubungan antara sarana/prasarana dengan rerata DMFT, namun ada hubungan dengan rerata status periodontal dan OHIS. Peran tenaga kesehatan dan guru mempunyai hubungan bermakna dengan rerata DMFT dan rerata status periodontal (p<0,05) serta sangat bermakna dengan OHIS (p<0,001). Ada hubungan antara peran orangtua dengan status kesehatan gigi mulut (rerata DMFT, status periodontal dan OHIS) (p<0,05).

Disarankan pihak pengelola program pada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang agar bekerja sama dengan pihak terkait lainnya dalam menyusun Kebijakan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang terintegrasi dengan Usaha Kesehatan

Page 6: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

Sekolah (UKS) dalam upaya pengembangan program peningkatan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada siswa sekolah dasar.

Kata kunci: manajemen, status kesehatan gigi dan mulut

Page 7: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

ABSTRACT

Up to now, dental caries and gingivitis are the most common oral health problem among children in the developing countries including Indonesia. The program of Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) is the activities done to minimize the problem of oral and dental health developing in primary school students. The data that the obtained from the Profile of Aceh Tamiang Disctrict Health Office 2006 showed that the coverage of the UKGS from 2004 to 2007 decreased in almost all health center. In 2004, the coverage of the schools which implemented the UKGS program was 44.57% while in 2007 it was only 27.70%.

The purpose of this study with cross-sectional design is to analyze the relationship between management factors and UKGS officers and UKGS coverage and the dental health status of primary school students in Aceh Tamiang Regency. The population of this study consisted of two groups comprising the group of dental health workers and the group of physical education teachers, primary school students, and parents. The samples for this study were the health workers from 4 health center, 8 physical education teachers from 8 primary schools, 240 parents and 240 primary school students. The data for this study were obtained through interviews using questionaires and anquette distributed in the primary school students’ parents, and the result of dental examination done. The data obtained were analyzed through Chi-squares test and one-way ANOVA.

The results of univariate analysis showed that the DMFT 1.50±2.13, healthy gum sextant 5.15±1.55, approaching the target of healthy teeth achievement set by WHO for 2010 stating that, for the children of 12 years old, the DMFT cannot be more than 1 and haved more than 3 healthy gum sextant. The average OHIS of the primary school children belonged to good category (1.11 ± 0.80). The result of statistical analysis showed that there was relationship between facility/infra structure and the UKGS service covered. There was no relationship between facility/infra structure and the average DMFT, but there was a relationship between average periodontal status and OHIS. The role of dental health workers and teachers had a significant relationship with the average DMFT and the average periodontal status (p<0,05) and a very significant relationship with OHIS (p<0,001). There were relationship between the role of parents and the oral and dental health status (average DMFT, periodontal status and OHIS) (p<0,05).

It is suggested that the program manager of Aceh Tamiang District Health Officer to cooperate with the other related agencies in making the policy for the UKGS which is integrated to Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) in the attempt of the development of oral and dental health care improvement program for the primary school students. Key words: management, oral and dental health status

Page 8: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim,

Dengan mengucap syukur Alhamdullillah atas berkat rahmat dan ridho yang

telah diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan

tesis dengan judul “Hubungan Faktor Manajemen dan Tenaga pelaksana UKGS

Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Murid Sekolah Dasar di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009”.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini selain atas upaya

penulis, juga tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Ria Masniari

Lubis, MSi, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara, Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,

dan juga kepada Prof. Dr. Ida Yustina, MSi selaku Sekretaris Program Studi Magister

Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Lina Natamiharja, drg., SKM,

selaku ketua komisi Pembimbing dan dr. Fauzi, SKM, selaku anggota komisi

pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dan pikiran serta

dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Prof. Trimurni Abidin, drg., M.

Kes., Sp. KG (K) dan Prof. Haslinda Z. Tamin, drg., M.Kes., Sp.Pros (K), selaku

Page 9: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

komisi pembanding yang telah memberikan kritikan dan saran demi kesempurnaan

tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada drg. Ida Sophia, MKes, Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang, keluarga besar puskesmas Karang Baru,

Kuala Simpang, Manyak Payed dan Bendahara, Kepala Sekolah, guru dan murid-

murid SD Muka Sungai Kuruk, SDN Lhok M Ara, SDN Glg Merak, SDN Kuta

Lintang, SDN K. Simpang, SDN KP Pahlawan, SDN Matang Tepah, dan SDN Tugu

Upah dan semua pihak yang telah memberikan dukungan moril kepada penulis.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada orang

tua saya Alm. M. Yusuf Ririmasse dan Alm. Hj. Syafiah sebagai narasumber

kehidupan saya dan kepada suami tercinta Novelly Harahap, yang selalu

mendampingi, memberikan bantuan baik moril maupun materiil serta doanya kepada

penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada anak-anakku M. Habib

Octanial Hrp, Ovie Vellycia Hrp, Sheyna Audrie Hrp, dan M. Hafiz Hrp, atas

dukungan, pengertian dan doa-doanya.

Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala

kekhilafan selama mengikuti pendidikan Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara

ini. Semoga amalan yang telah diberikan kepada penulis dapat diberikan balasan yang

berlipat ganda oleh Allah SWT. Amin ya Robbal Alamin.

Medan, Agusuts 2009

Penulis

Page 10: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

RIWAYAT HIDUP

Nur Amaniah, lahir pada tanggal 28 Oktober 1963 di Medan, anak kedua dari

enam bersaudara dari pasangan ayahanda Alm. H. M. Yusuf Ririmasse dan ibu Alm.

Hj. Syafiah.

Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan di Sekolah Dasar Swasta

Medan Putri di Medan, selesai tahun 1976, Sekolah Menengah Pertama Swasta di

Nasional Khalsa di Medan, selesai tahun 1980, Sekolah Menengah Atas Negeri 4 di

Medan, selesai tahun 1983 dan melanjutkan ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Sumatera Utara Medan, selesai tahun 1994.

Penulis mulai bekerja sebagai dokter gigi Pegawai Tidak Tetap (PTT) tahun

1995-1998 di Puskesmas Kota Datar, Kab. Deli Serdang, Sumut dan tahun 1999-2002

sebagai dokter gigi di Puskesmas Tanjung Langkat, Kab. Langkat, Sumut. Tahun

2003 diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil di Nanggroe Aceh Darussalam,

ditempatkan sebagai staf di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang.

Pada tanggal 1 November 1987 penulis menikah dengan Novelly Harahap,

anak dari Alm. M. Said Harahap dan Nasmi Diana Lubis dan sudah dikaruniai dua

orang putera dan dua orang puteri.

Tahun 2007 penulis mengikuti pendidikan lanjutan S-2 Program Studi

Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Page 11: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................. i ABSTRACT ............................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ................. ................................................................. v DAFTAR ISI .............................................................................................. vi DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................... 1

1.2 Permasalahan ................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................... 6

1.4 Hipotesis ....................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendekatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ................. 9 2.2 Manajemen UKGS ....................................................... 13 2.3 Kinerja Program UKGS ................................................ 15

2.4 Status Kesehatan Gigi dan Mulut ................................. 20

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi ...... 22 2.6 Landasan Teori .............................................................. 26 2.7 Kerangka Konsep Penelitian ......................................... 30

Page 12: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian .............................................................. 31 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 31 3.3 Populasi dan Sampel ..................................................... 31 3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................... 33 3.5 Variabel dan Definisi Operasional ................................ 35 3.6 Metode Pengukuran ....................................................... 39 3.7 Metode Analisis Data .................................................... 42 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................. 44 4.2 Karakteristik Responden ................................................ 44 4.3 Manajemen UKGS ......................................................... 46 4.4 Peran Tenaga Pelaksana UKGS ..................................... 48 4.5 Cakupan Pelayanan UKGS ............................................... 53 4.6 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah Dasar .. 54 4.7 Hubungan Sarana/Prasarana dengan Cakupan Pelayanan UKGS ................................................................................ 56 4.8 Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Cakupan Pelayanan UKGS .............................................................. 57 4.9 Hubungan Faktor Sarana/Prasarana dengan Status Kesehat- an Gigi ................................................................................ 58 4.10Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Status Kesehat- an Gigi ............................................................................... 60 4.11Hubungan Peran Orangtua dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut .......................................................................... 62 BAB 5 PEMBAHASAN

Page 13: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

5.1 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang ............................................ 64 5.2 Hubungan Faktor Sarana/Prasarana dengan Cakupan Pelayanan UKGS .............................................................. 64 5.3 Hubungan Faktor Sarana/Prasarana dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut ................................................ 65 5.4 Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Cakupan Pelayanan UKGS .............................................................. 66 5.5 Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut ................................................ 67 5.6 Hubungan Peran Orangtua dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut ................................................................. 67 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ....................................................................... 69 6.2 Saran ................................................................................. 71 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 74 LAMPIRAN

Page 14: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 2.1. Kriteria Penilaian Indeks Oral Debris ............................................... 19 2.2. Kriteria Pengukuran Indeks Kalkulus ............................................... 20 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009 ................................................................ 45 4.2. Distribusi Responden Orangtua Murid Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009 ........................... 45 4.3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang ................................................................................... 46 4.4. Kategori Ketersediaaan Sarana dan Prasarana UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang ................................................................. 46 4.5. Ketersediaan Biaya Operasional untuk Pelaksanaan UKGS di Pus- kesmas Kabupaten Aceh Tamiang ................................................... 47 4.6. Kategori Ketersediaan Biaya Operasional UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang ................................................................ 47 4.7. Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan Kegiatan UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang .............................................. 49 4.8. Kategori Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan Kegiatan UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang .............................. 50 4.9. Peran Guru Orkes di Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan UKGS

Page 15: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

Di Kabupaten Aceh Tamiang ........................................................... 51 4.10. Kategori Peran Guru Orkes di Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiat- an UKGS di Kabupaten Aceh Tamiang .......................................... 52 4.11. Peran Orangtua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak di Kabupaten Aceh Tamiang ............................................................... 52 4.12. Kategori Peran Orangtua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak di Kabupaten Aceh Tamiang .......................................................... 53 4.13. Kategori Cakupan Pelayanan UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang ........................................................................................... 54 4.14. Rerata DMFT Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang .. 55 4.15. Rerata Status Periodontal Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang ............................................................................................. 55 4.16. Rerata Status Kebersihan Mulut Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang .................................................................................... 56 4.17. Hubungan Sarana/Prasarana dengan Cakupan Pelayanan UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang ............................................... 57 4.18. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Cakupan Pelayanan UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang ............................... 58 4.19. Hubungan Sarana/Prasarana dengan Rerata DMFT Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang ..................................... 59 4.20. Hubungan Sarana/Prasarana dengan Status Periodontal Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang ..................................... 59 4.21. Hubungan Sarana/Prasarana dengan Status Kebersihan Mulut

Page 16: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang .......................... 60 4.22. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Rerata DMFT Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang .................................... 60 4.23. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Status Periodontal Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang ......................... 61 4.24. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Status Kebersihan Mulut Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang .............. 62 4.25. Hubungan Peran Orangtua dengan Rerata DMFT Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang ................................................. 62 4.26. Hubungan Peran Orangtua dengan Status Periodontal Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang ................................... 63 4.27. Hubungan Peran Orangtua dengan Status Kebersihan Mulut Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang ................................... 63

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 1.1. Hubungan 3 Komponen dalam Status Kesehatan Gigi Anak

(Wright, 1987) ................................................................................... 23

1.2. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................. 30

Page 17: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner untuk Petugas Kesehatan Gigi

(Puskesmas yang Ada Dokter Gigi) ...........................................

77

2. Kuesioner Cakupan Pelayanan UKGS ....................................

79

3. Kuesioner untuk Guru Orkes ....................................................

80

4. Angket untuk Orangtua .............................................................

81

5. Kuesioner untuk Murid .............................................................

82

6. Kuesioner untuk Petugas Kesehatan Gigi

(Puskesmas yang Tidak Ada Dokter Gigi) ..................................

84

7. Kuesioner Cakupan Pelayanan UKGS .....................................

86

8. Kuesioner untuk Guru Orkes.....................................................

87

9. Angket untuk Orangtua .............................................................

88

10. Kuesioner untuk Murid ............................................................

89

11. Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas..............................

91

12. Master Data Responden..............................................................

92

Page 18: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

13. Output SPSS (Deksriptif) ........................................................

109

14. Output SPSS (Chi-square dan Anova) .....................................

117

15. Output Uji Validitas dan Reliabilitas ..........................................

128

16. Surat Izin Melakukan Penelitian ...............................................

133

17. Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang ......................................

134

Page 19: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karies dan gingivitis merupakan masalah gigi dan mulut yang banyak

dijumpai pada anak-anak di negara berkembang termasuk di Indonesia, dan cenderung

meningkat pada setiap dasawarsa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 90% anak

mengalami karies dan 80% menderita gingivitis. Angka ini diduga lebih parah di

daerah daripada di kota dan pada anak-anak golongan ekonomi menengah ke bawah.

Kondisi ini tentu saja akan berpengaruh pada derajat kesehatan anak, proses tumbuh

kembang bahkan masa depan mereka (Irmawati & Satiti, 2001, DepKes RI, 2000).

Di Indonesia, berbagai penelitian kesehatan gigi dan mulut menunjukkan

tingginya prevalensi dan keparahan penyakit karies dan penyakit periodontal. Data

penelitian morbiditas dan disabilitas menunjukkan prevalensi pengalaman karies

(DMFT) cenderung meningkat dengan bertambahnya umur yaitu 43,9% umur 12

tahun dengan DMFT 1,1 sampai mencapai 80,1% pada usia 35-44 tahun dengan

DMFT 4,7 (SKRT, 2001). Data SKRT (2004) menyatakan bahwa prevalensi karies

sudah mencapai 90,06%. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 melaporkan

bahwa prevalensi karies aktif pada usia 12 tahun sebesar 29,8% dengan indeks DMFT

0,91 dan mencapai 4,46 pada usia 35-44 tahun (Riskesdas, 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Triapnya (cit. Utoyo) pada anak usia 12

tahun di Denpasar menunjukkan bahwa 82% anak mengalami gingivitis ringan, 12%

mengalami gingivitis sedang dan 6% gingivitis berat. Persentase karies gigi pada anak

Page 20: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

usia 6-14 tahun Panti Karya Pungal di Binjai, Sumatera Utara yang dilakukan oleh

Octiara (2001) dilaporkan sebesar 64,59% dengan DMFT rata-rata 1,6 dan indeks

OHIS 2,37 yang termasuk kriteria sedang. Hal ini mungkin disebabkan karena masih

rendahnya persentase anak-anak menyikat gigi dengan waktu yang tepat yaitu hanya

4,16% yang menyikat gigi sesudah sarapan dan 10,41% yang mempunyai kebiasaan

menyikat gigi sebelum tidur malam.

Organisasi Kesehatan Dunia menetapkan Oral Health Global Indicators for

year 2025, yang salah satunya adalah nilai DMFT pada anak usia 12 tahun tidak boleh

lebih dari 1 (Axelsson, 1999). Ketetapan ini dianut oleh Departemen Kesehatan yang

telah membuat indikator kesehatan gigi dan mulut dengan melihat status kesehatan

gigi anak usia 12 tahun yang disesuaikan dengan target pada tahun 2010 yaitu rerata

DMF = 1, prevalensi karies gigi <50% dan nilai Indeks Performed Treatment (PTI) =

50% (Depkes RI, 1999).

UKGS adalah upaya kesehatan yang sangat relevan dalam pelaksanaan upaya

pencegahan penyakit gigi dan mulut. UKGS ditujukan untuk memelihara,

meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah yang

ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi peserta didik

yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut (DepKes RI, 2004).

Pemerintah juga telah mencanangkan ”Indonesia Sehat 2010” sebagai paradigma

baru, yaitu paradigma sehat melalui pendekatan promotif dan preventif dalam

mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat termasuk kesehatan gigi dan mulut.

Mengingat hakekat upaya kesehatan yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat bagi

setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah

Page 21: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

satu unsur kesejahteraan umum dan tujuan nasional, sudah selayaknya kita sebagai

tenaga kesehatan bertanggung-jawab penuh untuk mewujudkan program UKGS

sebagai salah satu program pemerintah (DepKes RI, 2000; DepKes RI, 2004).

Usaha untuk mengatasi masalah karies dan gingivitis melalui kegiatan UKGS

di puskesmas belum dapat meminimalkan masalah kesehatan gigi di Indonesia, malah

diperkirakan peningkatan kasus karies dan gingivitis akan terus terjadi sejalan dengan

kenaikan konsumsi gula, adanya faktor distribusi penduduk, faktor lingkungan, dan

faktor perilaku kesehatan gigi masyarakat Indonesia. Walaupun tidak menimbulkan

kematian, kerusakan gigi dan jaringan pendukung gigi dapat menurunkan tingkat

produktivitas seseorang, karena dari aspek biologis akan dirasakan sakit atau gigi

goyang, sehingga aktivitas belajar, makan dan tidur terganggu. Selain itu, dari aspek

estetispun dapat menimbulkan masalah psikososial. Apabila tidak segera dilakukan

upaya pencegahan, dengan meningkatnya umur, kerusakan gigi dan jaringan

pendukungnya akan menjadi lebih berat, bahkan dapat mengakibatkan terlepasnya

gigi pada usia muda, sehingga diperlukan biaya perawatan gigi yang semakin mahal

(WHO Oral Health Report 2003).

Menurut Debnath (2002) ada empat faktor yang dapat meningkatkan

keberhasilan program kesehatan gigi yaitu melakukan seleksi orang-orang yang akan

bertanggung jawab dalam pendidikan kesehatan gigi, mengikut-sertakan orangtua

yang dapat memberikan bantuan latihan kesehatan gigi di rumah, mengidentifikasi

dan menggunakan sumber daya kesehatan masyarakat dan mengevaluasi hasil

pelaksanaan program.

Page 22: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

Robinson (cit. Debnath, 2002) mengidentifikasi bahwa orang tua adalah

variabel intervensi yang paling persuasif dalam program kesehatan gigi di sekolah. Ia

juga menyatakan bahwa orangtua mempunyai pengaruh langsung terhadap kebiasaan

berperilaku sehat sehingga harus dilibatkan dalam program tersebut. Perry dkk.(cit.

Debnath, 2002) telah membuktikan efektivitas kerjasama sekolah (dalam hal ini guru),

orang tua dan tenaga kesehatan terhadap perubahan perilaku kesehatan anak.

Salah satu keuntungan sekolah berbasis program kesehatan adalah memberi

kesempatan untuk menjangkau lebih banyak anak selama masa awal perkembangan

yaitu pada saat pola kesehatan masih dapat dirubah atau dimodifikasi. Keadaan

sekolah juga memberikan suasana yang mendukung untuk belajar (learning) dan

menguatkan (reinforcement) sehingga guru dapat menggunakan strategi/metode baru

untuk mengajak anak-anak berpartisipasi dalam tindakan pencegahan penyakit gigi

dan mulut (Debnath, 2002).

Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan termasuk

kegiatan UKGS di mana orang-orang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Tanpa manajemen maka semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai tujuan akan

sia-sia belaka. Dalam pelaksanaannya, program penyelenggaraan UKGS juga harus

didukung oleh manajemen (sarana/prasarana dan biaya operasional) yang memadai

agar rangkaian kegiatan UKGS berjalan secara sistematis untuk menghasilkan output

yang efektif dan efisien (DepKes RI, 2004). UKGS harus didukung oleh

sarana/prasarana yang minimal dapat menunjang pelaksanaan prevensi primer dan

peralatan pemeriksaan gigi untuk screening sedangkan biaya yang dimaksudkan

adalah banyaknya biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan

Page 23: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

atau memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Masalah kesehatan gigi seperti yang diuraikan di atas cenderung relatif merata

di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Kabupaten Aceh Tamiang. Oleh karena itu,

penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Tamiang yang merupakan kabupaten baru

yaitu pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur. Sejak tanggal 2 Juli 2002, Kabupaten

Aceh Tamiang resmi menjadi kabupaten otonom yang terus berbenah dengan segala

sarana dan prasarana yang dimiliki untuk mendukung terlaksananya pemerintahan.

Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang dilaporkan sebanyak 223.904 jiwa terdiri atas 8

kecamatan dengan 10 puskesmas dan sarana penunjang kesehatan, 1 rumah sakit dan

1 buah klinik swasta.

Data Profil Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Aceh Tamiang 2006

menunjukkan bahwa cakupan UKGS dari tahun 2004 sampai 2007 terlihat menurun

hampir di seluruh puskesmas. Pada tahun 2004 terlihat bahwa cakupan sekolah yang

menjalankan kegiatan UKGS sebesar 44,57%, sedangkan pada tahun 2007 hanya

27,70%. Tidak berjalannya kegiatan UKGS secara merata di puskesmas yang ada di

Kabupaten Aceh Tamiang kemungkinan disebabkan karena adanya pengaruh faktor

manajemen (sarana/prasarana dan biaya operasional) dan tenaga pelaksana program

UKS/UKGS yaitu keterlibatan petugas kesehatan, guru dan orang tua.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi pelaksanaan UKGS yaitu manajemen (sarana/prasarana dan

biaya operasional) dan tenaga pelaksana UKGS dalam hubungannya dengan cakupan

pelayanan UKGS. Penilaian cakupan pelayanan UKGS ditentukan oleh status

kesehatan gigi dan mulut peserta didik sehingga penelitian ini juga ditujukan untuk

Page 24: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

melihat hubungannya dengan status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah dasar di

Kabupaten Aceh Tamiang.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan apa yang diuraikan di atas, hal berikut ini menjadi latar belakang

permasalahan yaitu:

1. Apakah ada hubungan faktor manajemen (sarana/prasarana dan biaya) dan

tenaga pelaksana UKGS dengan cakupan pelayanan UKGS?

2. Apakah ada hubungan faktor manajemen (sarana/prasarana dan biaya) dan

tenaga pelaksana UKGS dan orangtua dengan status kesehatan gigi dan

mulut murid sekolah dasar?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis faktor manajemen (sarana/prasarana, biaya) dan peran tenaga

pelaksana UKGS dan orangtua dalam menjalankan program UKGS.

2. Menganalisis cakupan pelayanan UKGS (sekolah yang melaksanakan sikat

gigi masal, siswa terpilih yang mendapat mendapat perawatan dan

frekuensi kunjungan petugas kesehatan ke sekolah) dan status kesehatan

gigi dan mulut murid sekolah dasar (DMFT, status periodontal dan OHIS).

3. Menganalisis hubungan faktor manajemen (sarana/prasarana dan biaya)

dan tenaga pelaksana UKGS dengan cakupan pelayanan UKGS.

Page 25: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

4. Menganalisis hubungan faktor manajemen (sarana/prasarana dan biaya),

tenaga pelaksana UKGS dan orangtua dengan status kesehatan gigi dan

mulut murid sekolah dasar (DMFT, status periodontal dan OHIS).

1.4. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara faktor manajemen (sarana/prasarana dan biaya) dan

tenaga pelaksana dengan cakupan pelayanan UKGS.

2. Ada hubungan antara faktor manajemen (sarana/prasarana dan biaya),

tenaga pelaksana UKGS dan orangtua dengan status kesehatan gigi dan

mulut (DMFT, status periodontal dan OHIS) murid sekolah dasar.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang dalam

mengambil kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan Program

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.

2. Sebagai masukan atau sumber informasi bagi pengelola program dalam

membuat rencana intervensi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi

dan mulut di seluruh puskesmas di wilayah kerjanya.

3. Memperkaya pengembangan konsep di bidang Ilmu Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan, secara khusus dalam pengembangan pola kesehatan.

Page 26: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Gigi dan mulut mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia, walaupun

demikian, masih banyak orang yang tidak tahu bahwa rongga mulut adalah organ

yang berperan penting bagi kesehatan tubuh. Beberapa ahli menyatakan bahwa

kesehatan rongga mulut merupakan bagian integral dari kesehatan umum (Peterson,

2003; Richmond et al., 2007). Rongga mulut dikatakan sehat tidak hanya bila

mempunyai susunan gigi yang cantik, rapi dan teratur saja tetapi juga harus bebas dari

bau mulut, rasa sakit oro-fasial kronis, kanker, lesi oral dan penyakit atau gangguan

lain yang melibatkan gigi, mulut dan sistem stomatognasi. Selain berfungsi untuk

berkomunikasi secara efektif, rongga mulut yang sehat memungkinkan seseorang

menikmati berbagai jenis makanan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi

kualitas hidup seseorang dalam domain yang saling berkaitan meliputi gejala rasa

sakit di rongga mulut, fungsi fisik, psikis dan fungsi sosialnya (Naito, 2006). Namun

sayangnya, masalah kesehatan gigi dan mulut masih menjadi prioritas kedua terutama

bagi masyarakat Indonesia.

Kesehatan gigi dan mulut harus dipelihara sejak dini terutama pada anak-anak.

Karies dan penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang

dilaporkan mempunyai prevalensi yang tinggi pada anak-anak sehingga perlu

mendapat perhatian. Apabila tidak ditangani segera, penyakit ini lama kelamaan dapat

menimbulkan nyeri dan rasa sakit, kehilangan gigi bahkan menjadi pemicu timbulnya

Page 27: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

berbagai penyakit berbahaya. Beberapa studi melaporkan adanya hubungan antara

penyakit gigi dengan penyakit jantung koroner, aterosklerosis, pneumonia, diabetes

dan kelahiran prematur. Hal ini menunjukkan pentingnya tindakan pencegahan dan

perawatan kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat terhindar dari komplikasi penyakit

gigi yang membahayakan (Panjaitan, 1997; DepKes RI, 2000).

Kesehatan gigi anak memegang peranan pada pertumbuhan dan kesehatan

anak. Apabila timbul penyakit gigi dan mulut pada anak, maka proses tumbuh

kembang anak juga berpengaruh. Selain itu, kemampuan belajar juga menurun

sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar (Media Online, 2001).

2.1. Pendekatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

Dalam upaya pembinaan kesehatan dan pengembangan IPTEK bidang

kesehatan menuju ‘Paradigma Sehat 2010’, aspek kesehatan gigi mulut tidak dapat

diabaikan. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah suatu komponen Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) yang merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik dan

ditujukan bagi semua murid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif, promotif-

preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan promotif-preventif paling efektif

dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan kesehatan harus sedini

mungkin dan dilakukan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan. Di samping itu,

kelompok ini juga lebih mudah dibentuk mengingat anak sekolah dasar selalu di

bawah bimbingan dan pengawasan para guru sehingga pada kelompok ini sangat

potensial untuk ditanamkan kebiasaan berperilaku hidup sehat (DepKes RI, 2000).

Dalam SK MenKes RI no. 128/MKes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat

Kesehatan Masyarakat DepKes RI dinyatakan bahwa UKGS merupakan program

Page 28: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

pengembangan yang mana segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan di

sekolah diupayakan melalui Tim Pembina UKS Pusat dan Tim Pembina UKS di

daerah secara berjenjang. Hasil penelitian maupun pengamatan yang dilakukan empat

departemen terkait dalam program UKS (Departemen Pendidikan Nasional,

Departemen Kesehatan, Departemen Agama dan Departemen Dalam Negeri)

menyimpulkan bahwa secara umum prinsip hidup sehat dan derajat kesehatan peserta

didik belum mencapai tingkat yang diharapkan yang salah satunya ditinjau dari aspek

kesehatan gigi (Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah,

2003).

Program UKGS dimulai tahun 1951 dan ditujukan tidak hanya untuk anak usia

sekolah di lingkungan sekolah saja tetapi juga menjangkau mereka yang berada di luar

lingkungan sekolah (tidak sekolah) maupun anak cacat fisik dan mental di usia

tersebut. Pada awalnya, sasaran UKGS di lingkungan sekolah anak sekolah di tingkat

pendidikan dasar (STPD) yaitu dari usia 6-14 tahun, namun sejak Pelita IV diperluas

sampai usia 18 tahun. Untuk pemerataan jangkauan UKGS, penerapan UKGS

disesuaikan dengan paket-paket UKS yaitu: UKGS Tahap I/Paket Minimal UKS

diselenggarakan oleh guru orkes dan guru Pembina UKS, UKGS Tahap II/Paket

Standar UKS diselenggarakan oleh guru dan tenaga kesehatan puskesmas dan UKGS

Tahap III/Paket Optimal UKS yang diselenggarakan oleh guru, tenaga puskesmas dan

tenaga kesehatan gigi (DepKes RI, 2004).

Untuk pemerataan jangkauan UKGS dan adanya target kesehatan gigi dan

mulut tahun 2010 yang harus dicapai, maka diterapkan strategi pentahapan UKGS

yang disesuaikan dengan paket-paket UKS sebagai berikut (DepKes RI, 2004):

Page 29: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

1. UKGS tahap I/Paket Minimal UKS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI yang belum ter-

jangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Tim Pelaksana UKS di SD/MI

melaksanakan kegiatan yaitu:

a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat

gigi masal minimal untuk kelas I, II, dan III dibimbing oleh guru dengan

memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali sebulan.

2. UKGS tahap II/Paket Standar UKS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI sudah terjangkau

oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas. Kegiatannya meliputi:

a. Pelatihan kepada guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan

kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

Orkes/Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut untuk murid SD/MI dengan

melaksanakan kegiatan sikat gigi masal pada kelas I, II dan III dengan

pasta mengandung fluor minimal 1 kali sebulan.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan

pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.

Page 30: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.

g. Rujukan bagi yang memerlukan.

3. UKGS tahap III/Paket Optimal UKS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid yang sudah terjangkau tenaga

dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai. Pada tahap ini digunakan sistem

incremental dan pemeriksaaan ulang status kesehatan gigi setiap 2 tahun sekali untuk

gigi tetap kelas III dan V. Kegiatannya meliputi:

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi

dan mulut secara terintegrasi.

b. Pendidikan dan Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilakukan oleh guru

penjaskes/guru Pembina UKS sesuai kurikulum yang berlaku.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut untuk murid SD/MI dengan

melaksanakan sikat gigi masal kelas I–VI dengan memakai pasta gigi

mengandung fluor minimal 1 kali sebulan.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk murid kelas I diikuti dengan

pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

e. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I-VI (care

on demand).

f. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan untuk

kelas I, III, V dan VI (treatment need).

g. Rujukan bagi yang memerlukan.

Page 31: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

2.2. Manajemen UKGS

Menurut Susilo (cit. Pintauli, 2003), manajemen dibutuhkan oleh semua

organisasi tidak terkecuali puskesmas sebagai suatu kesatuan organisasi yang

fungsional. Tanpa manajemen maka semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai

tujuan akan sia-sia belaka. Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan untuk semua tipe

kegiatan organisasi dimana orang-orang bekerja sama dalam organisasi untuk

mencapai tujuan bersama.

2.2.1. Sarana dan Prasarana

Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu

dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi antara lain

mempunyai pendukung. Menurut Depkes RI (2000), UKGS harus didukung oleh

sarana/prasarana yang minimal dapat menunjang pelaksanaan prevensi primer dan

peralatan pemeriksaan gigi sederhana yang secara bertahap akan ditingkatkan sesuai

dengan mutu pelayanan. Selain itu, harus tersedia alat peraga untuk kegiatan promotif.

Berdasarkan penelitian Lubis (2005), disimpulkan bahwa keterbatasan sumber daya

puskesmas untuk pelayanan kesehatan gigi di puskesmas dan UKGS menyebabkan

kurang berjalannya program UKGS.

2.2.2. Biaya Operasional

Biaya operasional juga diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program

UKGS sehingga dapat meminimalkan kegiatan program. Biaya yang dimaksud adalah

yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan

kesehatan masyarakat yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan

Page 32: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

kesehatan. Dalam pelaksanaan UKGS, biaya dapat diperoleh dari pemerintah dan

sumber lain yang tidak mengikat berupa dana sehat, sistem asuransi atau swadana dari

masyarakat (DepKes RI, 2004).

Untuk dapat melakukan kegiatan pelayanan kesehatan gigi promotif dan

preventif dengan baik melalui kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga

petugas UKGS dengan komite sekolah, ada tahapan yang perlu diperhatikan dan

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan sebagai pelaksana yaitu organisasi, perencanaan

dan persiapan. Banyak pelaku usaha berpandangan bahwa kesuksesan sebuah

organisasi usaha tergantung pada modal dan aset yang dimiliki, namun yang paling

penting adalah sumber daya manusia yang memiliki kemampuan prima dan relevan

dengan bidang dan profesinya (Buletin Pengembangan & Pemberdayaan SDM

Kesehatan, 2004), sedangkan untuk mengembangkan kegiatan pelayanannya, pada

hakekatnya meliputi dua aspek yaitu:

1. Aspek peningkatan mutu

Pola pengembangan pelayanan melalui peningkatan mutu pada dasarnya

adalah melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan UKGS yang meliputi unsur-unsur

kegiatan operasional administratif dan teknis antara lain perbaikan mutu tenaga, alat

dan bahan serta pembiayaan opersional untuk program itu sendiri.

2. Aspek peningkatan cakupan

Untuk memperluas cakupan pelayanan dapat dilakukan dengan cara perbaikan

terhadap hubungan lintas sektor dan lintas program terkait, sehingga pelaksanaan

UKGS di SD/MI dapat dikembangkan ke SMP yang berdekatan. Aspek peningkatan

cakupan terdiri atas pembinaan (administrasi, teknik dan sosial) dan monitoring serta

Page 33: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

evaluasi sebagai kegiatan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus untuk

melihat apakah kegiatan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan apa yang telah

direncanakan. Evaluasi minimal dilakukan pada setiap semester dengan melakukan

analisis monitoring terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk program UKGS

diharapkan adalah sesuai dengan target yang ditetapkan oleh DepKes (1999) yang

meliputi laporan cakupan sikat gigi masal, laporan cakupan SD binaan dan laporan

cakupan siswa selektif yang mendapat perawatan.

Evaluasi merupakan bagian terpenting dari proses manajemen, karena dengan

evaluasi akan diperoleh umpan balik terhadap suatu program dari suatu kegiatan

termasuk program kesehatan gigi. Tanpa adanya evaluasi, sulit diketahui sejauh mana

tujuan-tujuan yang direncanakan telah mencapai tujuan atau belum. Menurut

Notoatmojo, evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh

suatu program dengan tujuan yang direncanakan (Notoatmojo, 1997). Untuk upaya

kesehatan gigi dan mulut digunakan isitlah pemantauan dan evaluasi atau penilaian.

Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran pencapaian tujuan dan target mulai dari

kebijaksanaan dan perencanaan yang hakekatnya merupakan hasil pelaksanaan dari

perencanaan itu sendiri.

2.3. Kinerja Program UKGS

Kinerja program UKGS dapat dianalisis berdasarkan pendekatan cakupan

pelayanan UKGS dan pendekatan status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah

dasar.

Page 34: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

2.3.1 Cakupan Pelayanan UKGS

Cakupan pelayanan UKGS diharapkan sesuai dengan target yang ditetapkan

oleh Depkes (1999) yang meliputi cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS,

cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal, cakupan siswa selektif yang

mendapat perawatan dan cakupan frekuensi pembinan petugas UKGS ke sekolah.

2.3.2 Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat

menyerang semua golongan umur. Apabila tidak dirawat/diobati dapat menjadi

semakin parah karena adanya sifat progresif. SKRT 2001 menginformasikan bahwa

pengalaman karies anak usia 10 tahun sebesar 5,3. Ini berarti bahwa jumlah kerusakan

gigi rata-rata per orang 5 gigi mengalami kerusakan dan akan meningkat sejalan

dengan pertambahan usia. Status kesehatan gigi meliputi pemeriksaan karies dan

kondisi penyakit periodontal oleh karena kedua penyakit ini yang terbanyak dialami

masyarakat di Indonesia (DepKes RI, 2004).

Berdasarkan pemeriksaan klinis dijumpai persentase dan rata-rata gigi

berlubang lebih tinggi dibandingkan dengan gigi yang sudah ditambal (F), persentase

dan rata-rata gigi indikasi cabut (Mi) lebih tinggi dibandingkan dengan gigi yang

sudah dicabut (Me), di samping itu kondisi penyakit periodontal terlihat sekstan sehat

>3 persentasenya masih rendah menurut hasil penelitian Ramola (2006).

1. Indeks DMFT

Untuk mengetahui kinerja program UKGS maka dilakukan pemeriksaan

terhadap murid- murid yang berusia 12 tahun yaitu kelas 6 yang ditentukan sebagai

indikator derajat kesehatan gigi dan mulut tahun 2010 adalah apabila indeks

Page 35: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

DMFT<2. Keadaan klinis dan keparahan penyakit karies gigi dapat ditunjukkan

melalui indeks karies. DMF rata-rata adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi dengan

jumlah orang yang diperiksa.

Index Decayed, Missing dan Filled Teeth (DMFT) terdiri atas:

a. Komponen D (decayed) yang meliputi gigi tetap dengan satu lesi karies

atau lebih yang belum ditambal.

b. Komponen M (missing) terdiri atas Mi (Missing indicated) yaitu gigi

tetap dan lesi karies yang tak dapat ditambal lagi dan harus dicabut, Me

(missing extracted) yaitu gigi tetap dengan lesi karies yang tak dapat

ditambal lagi dan sudah dicabut.

c. Komponen F (filled) yaitu gigi tetap dengan lesi karies dan sudah ditambal

sempurna.

2. Community Periodontal Index of Treatment Needs (CPITN)

Gambaran tingkat kondisi jaringan periodontal, baik macam maupun besarnya

kebutuhan perawatan dapat diketahui melalui indeks CPITN. Ada beberapa prinsip

kerja CPITN yaitu:

a. Indikator

Ada tiga indikator untuk status periodontal yang digunakan untuk penilaian:

1. Ada/tidaknya perdarahan gusi

2. Kalkulus supra atau sub-gingiva

3. Saku periodontal, terbagi atas dangkal (4-5 mm) dan dalam (6 mm atau

lebih)

Page 36: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

Digunakan suatu sonde yang dirancang khusus, ringan dengan ujung

berbentuk bola dengan garis tengah 0,5 mm, yang mempunyai garis hitam terletak

antara 3,5 dan 5,5 mm dari ujung bola disebut WHO periodontal Examining Probe.

b. Sekstan

Terdapat sekstan yang meliputi 6 buah sekstan yaitu:

Sekstan 1: gigi 4,5,6,7 kanan rahang atas

Sekstan 2: gigi 1,2,3 kanan rahang atas dan gigi 1,2,3 kiri rahang atas

Sekstan 3: gigi 4,5,6,7 kiri rahang atas

Sekstan 4; gigi 4,5,6,7 kanan rahang bawah

Sekstan 5: gigi 1,2,3 kanan rahang bawah dan gigi 1,2,3 kiri rahang bawah

Sekstan 6: gigi 4,5,6,7 kiri rahang bawah

Suatu sekstan hanya diperiksa bilamana di sekstan tersebut terdapat dua gigi

atau lebih dan tidak indikasi pencabutan. Bila tinggal sebuah gigi saja pada suatu

sekstan, gigi tersebut dimasukkan ke sekstan di dekatnya.

c. Gigi Indeks

Untuk orang-orang muda sampai dengan 19 tahun hanya enam gigi yang

diperiksa yaitu gigi molar atas kanan (16), insisivus atas kanan (11), molar atas kiri

(26), molar bawah kiri (36), insisivus bawah kiri (31), dan molar bawah kanan (46).

Hal ini untuk mencegah tercatatnya saku gusi palsu (false pocket) sehubungan dengan

erupsi gigi molar kedua. Untuk alasan yang sama bilamana pemeriksaan dilakukan

pada anak-anak usia di bawah 15 tahun, maka tidak dilakukan pencatatan, dalamnya

saku gusi/poket, hanya dilakukan pencatatan atas ada/ tidaknya pendarahan atau

karang gigi saja.

Page 37: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

3. Oral Hygiene Index Simplified (OHIS)

Indeks oral higiene dapat ditentukan dari jumlah gigi yang diperiksa yaitu

hanya 6 buah gigi tertentu dengan permukaan yang diperiksa tertentu pula.

bukal labial bukal

6 1 6

6 1 6

lingual labial lingual

Apabila salah satu gigi tersebut di atas tidak ada, dapat diganti dengan gigi

tetangganya. Indeks oral higiene ini dapat diukur bila paling sedikit ada 2 gigi dari 6

gigi yang ditentukan. Gigi yang diperiksa/diukur adalah gigi-gigi yang sudah erupsi

sempurna.

Indeks oral higiene terdiri atas indeks oral debris dan indeks kalkulus.

a. Indeks Oral Debris

Oral debris adalah lapisan lunak yang terdapat diatas permukaan gigi yang

terdiri atas musin, bakteri dan sisa makanan yang putih kehijau-hijauan dan jingga

(Tabel 2.1).

Tabel 2.1. Kriteria Penilaian Indeks Oral Debris

Skor Kriteria

0 Tidak ada debris atau stain 1 Debris menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi

Ada extrinsik stain tang tidak tergantung pada luas permukaan gigi yang ditutupi walaupun tanpa debris

2 Debris menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi, tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi

3 Debris menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

Page 38: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

b. Indeks Kalkulus

Kalkulus adalah pengendapan dari garam-garam anorganis yang terutama

terdiri atas kalsium karbonat dan kalsium fosfat tercampur dengan sisa-sisa makanan,

bakteri-bakteri dan sel-sel epitel yang telah mati.

Ada dua macam kalkulus :

1. Kalkulus supra gingiva adalah karang gigi yang terdapat disebelah oklusal

dari tepi free gingiva. Biasanya berwarna putih sampai kecoklat-coklatan.

2. Kalkulus subgingiva adalah karang gigi yang terdapat di sebelah lingual

dari tepi gingiva bebas dan biasanya berwarna coklat muda sampai

hitam bercampur dengan darah.

Tabel 2.2. Kriteria Pengukuran Indeks Kalkulus

Skor Kriteria

0 Tak ada karang gigi 1 Karang gigi supra gingiva yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan

gigi 2 Karang gigi supra gingiva yang menutupi lebih dari 1/3 tapi tidak lebih

dari 2/3 permukaan gigi dan/atau adanya bercak karang gigi sub gingiva yang tidak melingkari leher gigi.

3 Karang gigi supra gingiva yang menutupi lebih dari 2/3 dari permukaan gigi dan/atau karang gigi sub gingiva yang dengan tidak putus-putus mengelilingi bagian leher gigi.

2.4. Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat

menyerang semua golongan usia, yang mempunyai sifat progresif bila tidak

Page 39: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

dirawat/diobati akan makin parah. Hasil studi morbiditas SKRT-Susenas 2001

menunjukkan dari prevalensi 10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan

masyarakat, maka penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama (SKRT 2001,

DepKes, 2004).

Hasil studi SKRT 2001 menyatakan 52,3% penduduk usia 10 tahun ke atas

mengalami karies gigi yang belum ditangani. Prevalensi karies umur 10 tahun ke atas

adalah 71,2% dengan catatan bahwa prevalensi karies lebih tinggi pada umur lebih

tinggi, pendidikan lebih rendah, serta status ekonomi lebih rendah. Hal yang

memprihatinkan dalam SKRT 2001 adalah motivasi untuk menambal gigi masih

sangat rendah yaitu 4-5%, sementara besarnya kerusakan yang belum ditangani di

mana memerlukan penambalan dan atau pencabutan mencapai 82,5%. Berdasarkan

SKRT 2001, rata-rata 16 gigi dicabut pada umur 65 tahun ke atas.

Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok 12 tahun merupakan

indikator utama dalam kriteria pengukuran pengalaman karies yang menurut WHO

dinyatakan dengan indeks DMFT. Profil Kesehatan Gigi di Indonesia (2001)

memperlihatkan skor DMFT pada kelompok anak usia 12 tahun adalah 2,69. Selain

DMFT, WHO juga menjadikan indikator status kesehatan gigi di suatu negara dengan

prevalensi penyakit periodontal anak usia 8-14 tahun. Prevalensi penyakit periodontal

di Indonesia berdasarkan penelitian yang dilaksanakan Direktorat Kesehatan Gigi

Departemen Kesehatan Republik Indonesia diperoleh angka 60% pada anak usia 8

tahun dan 90% pada anak usia 14 tahun. Selain itu dilaporkan pada penduduk usia 10

tahun ke atas, 46% mengalami penyakit periodontal, dan prevalensi ini semakin tinggi

pada umur yang lebih tinggi. Kondisi ini dihubungkan dengan perilaku terhadap

Page 40: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

kesehatan gigi yang kurang baik. Apa yang diuraikan di atas mencerminkan minimnya

derajat kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia.

Status kesehatan gigi dan mulut dapat digambarkan dengan indikator sebagai

berikut (WHO, 1997):

1. Indeks pengalaman karies (DMFT) merupakan indikator dari keadaan gigi

yang mengalami kerusakan, hilang atau ditambal akibat adanya karies.

2. Indeks penyakit periodontal merupakan indeks CPITN (WHO) untuk

mengukur kondisi jaringan periodontal serta perkiraan kebutuhan

perawatannya.

3. Indeks kebersihan mulut yang merupakan indikator untuk melihat kebersihan

mulut dengan melihat ada tidaknya debris dan kalkulus.

2.5. Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan Gigi

Menurut Murphy, faktor perilaku merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi status kesehatan seseorang (Health Bulletin, 2004). Perilaku kesehatan

terdiri atas perilaku tertutup seperti pengetahuan dan sikap terhadap kesehatan, dan

perilaku terbuka berupa tindakan atau praktek kesehatan seperti menyikat gigi.

Mengubah perilaku manusia bukanlah usaha yang mudah. Hal ini disebabkan manusia

merupakan individu yang mempunyai sikap, kepribadian dan latar belakang sosial

ekonomi yang berbeda. Untuk itu, diperlukan kesungguhan dari berbagai komponen

masyarakat untuk ikut andil dalam mengubah perilaku (Herijulianti dkk, 2002).

Pernyataan ini mendukung apa yang telah diuraikan oleh Wright (1987) dalam

kaitannya dengan status kesehatan gigi anak dengan terlibatnya 3 komponen yaitu

anak, orangtua/guru dan tenaga kesehatan. Hubungan ini digambarkan dalam bentuk

Page 41: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

segitiga sama sisi yang disebut dengan Paedodontic Treatment Angle.

1. Peran Orangtua

Dalam hubungannya dengan perilaku kesehatan, maka anak-anak mempunyai

hubungan yang dekat dengan orangtua terutama ibunya. Umumnya pemeliharaan

kesehatan anak-anak bergantung pada ibunya. Kedekatan hubungan ibu dengan

anaknya telah dikemukakan oleh Fukuta seperti yang dikutip Budiharto (1998) yang

menyatakan bahwa perilaku ibu mengenai kesehatan gigi dapat digunakan untuk

meramalkan status kesehatan gigi anaknya. Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan

gigi baik, dapat diramalkan bahwa status kesehatan gigi dan gusi anaknya juga baik.

Kebiasaan baik yang ditanamkan oleh ibu kepada anaknya dalam keluarga seperti

menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur malam merupakan contoh yang

dilakukan dalam lingkungan keluarga dan kebiasaan ini akan menjadi perilaku yang

sifatnya menetap pada si anak. Oleh karena itu, dalam komite sekolah sudah

seharusnya keterlibatan orangtua diperhitungkan sehingga perubahan perilaku dapat

Anak

Guru/orang tua Tenaga kesehatan

Gambar 1. Hubungan 3 komponen dalam status kesehatan gigi anak (Wright, 1987)

Page 42: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

menjadi tanggung jawab ketiga komponen sumber daya termasuk tenaga keseahatan

dan guru (Budiharto, 1998).

2. Peran Guru

Sekolah adalah lembaga formal yang di dalamnya terdapat kurikulum, guru,

siswa, metode belajar, media belajar dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan

kegiatan belajar. Diharapkan keterlibatan sekolah dalam pelaksanaan program UKGS

khususnya dalam hal ini keterlibatan kepala sekolah/guru. Sebagaimana diketahui

bahwa selama ini dalam pelaksanaan UKGS hanya dilakukan oleh guru bidang olah

raga. Kepala sekolah/guru merupakan tokoh yang disegani dan panutan di sekolah

sehingga keterlibatannya dalam pelaksanaan UKGS sangat mempengaruhi kesediaan

murid dan para orang tua murid dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut di

rumah, sekolah dan puskesmas (Astoeti, 2006; Herijulianti dkk, 2002). Ciri-ciri

perubahan perilaku yang teridentifikasi dari belajar antara lain (Herijulianti dkk,

2002):

a. Bahwa perubahan itu intensional, yaitu pengalaman atau latihan dilakukan

dengan sengaja dan disadari, bukan secara kebetulan.

b. Bahwa perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan

atau berhasil baik dipandang dari segi siswa maupun guru.

c. Bahwa perubahan itu efektif, artinya membawa pengaruh dan makna

tertentu bagi siswa.

d. Bahwa perubahan itu mempunyai tujuan atau arah sehingga perubahan

tingkah laku yang terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai.

Page 43: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

e. Bahwa perubahan dalam belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku

yaitu perubahan pengetahuan, sikap maupun ketrampilan.

Dalam proses belajar tentu terjadi hubungan timbal balik antara guru dan

siswa. Hubungan yang terjalin sebaiknya tidak kaku, guru dapat menempatkan diri

secara tepat dan bijak, sehingga guru dapat mengetahui sampai sejauh mana

pemahaman materi yang disampaikan serta guru dapat mengetahui kelemahan siswa

sekaligus penyebabnya.

3. Peran Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang dilibatkan dalam UKGS adalah dokter gigi dan

perawat gigi. Peran tenaga kesehatan dalam pendidikan kesehatan gigi juga dapat

merubah perilaku masyarakat dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat.

Dalam menjalankan perannya, tenaga kesehatan harus mampu menyadarkan

masyarakat termasuk kepada anak-anak tentang permasalahan yang terjadi dan

memberi penjelasan mengenai sebab-sebab timbulnya masalah dan cara

mengatasinya. Dalam pelaksanaan UKGS tahap II/paket standar UKS, pelayanan

kesehatan gigi dan mulut murid-murid SD/MI sudah harus terjangkau oleh tenaga

kesehatan. Oleh karena itu, tenaga kesehatan diharapkan dapat melaksanakan

kegiatan:

1. Menyusun rencana kegiatan, menentukan target tahunan serta jadwal

kegiatan bulanan dan memonitoring program kegiatan UKGS.

2. Membina integrasi dengan unit terkait di tingkat kecamatan, lurah, dan

PKK.

Page 44: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

3. Mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid kelas I

4. Pengarahan kepada dokter kecil dan orang tua murid.

5. Perawat gigi melakukan persiapan lokakarya mini untuk guru SD.

6. Pelayanan medik gigi dasar dan rujukan.

2.6. Landasan Teori

Menurut Debnath (2002), keberhasilan program kesehatan gigi ditentukan

dengan melakukan seleksi pada orang-orang yang akan bertanggung jawab dalam

pendidikan kesehatan gigi. Robinson (cit. Debnath, 2002) mengidentifikasi bahwa

orang tua mempunyai pengaruh langsung terhadap kebiasaan berperilaku sehat

sehingga harus dilibatkan dalam program kesehatan gigi di sekolah. Perry dkk.(cit.

Debnath, 2002) telah membuktikan efektivitas kerjasama unit sekolah (dalam hal ini

guru), orang tua dan tenaga kesehatan terhadap perubahan perilaku kesehatan anak.

Pernyataan ini mendukung apa yang telah diuraikan oleh Wright (1987) dalam

kaitannya dengan status kesehatan gigi anak ada 3 peran yang mempengaruhi perilaku

anak yaitu:

1. Peran Orangtua

Apabila perilaku ibu mengenai kesehatan gigi baik, dapat diramalkan bahwa

status kesehatan gigi dan gusi anaknya juga baik. Kebiasaan baik yang ditanamkan

oleh ibu kepada anaknya dalam keluarga seperti menggosok gigi setelah sarapan dan

sebelum tidur malam merupakan contoh yang dilakukan dalam lingkungan keluarga

dan kebiasaan ini akan menjadi perilaku yang sifatnya menetap pada si anak. Oleh

karena itu, dalam unit sekolah sudah seharusnya keterlibatan orang tua diperhitungkan

Page 45: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

sehingga perubahan perilaku dapat menjadi tanggung jawab ketiga komponen sumber

daya termasuk tenaga kesehatan dan guru.

2. Peran Guru.

Dalam proses belajar tentu terjadi hubungan timbal balik antara guru dan

siswa. Hubungan yang terjalin sebaiknya tidak kaku, guru dapat menempatkan diri

secara tepat dan bijak, sehingga guru dapat mengetahui sampai sejauh mana

pemahaman materi yang disampaikan serta guru dapat mengetahui kelemahan siswa

sekaligus penyebabnya.

3. Peran tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan yang dilibatkan dalam UKGS adalah dokter gigi dan

perawat gigi. Peran tenaga kesehatan dalam pendidikan kesehatan gigi juga dapat

merubah perilaku masyarakat dari perilaku yang tidak sehat ke arah perilaku sehat.

Dalam menjalankan perannya, tenaga kesehatan harus mampu menyadarkan

masyarakat termasuk kepada anak-anak tentang permasalahan yang terjadi dan

memberi penjelasan mengenai sebab-sebab timbulnya masalah dan cara

mengatasinya.

Dalam Undang-Undang Kesehatan no. 23 tahun 1992 disebutkan bahwa

penyelenggaraan kesehatan sekolah ditujukan untuk meningkatkan kemampuan hidup

sehat bagi peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang

secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu kegiatan

Page 46: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

pokok puskesmas yang bersifat menyeluruh dan terpadu melalui Program Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah (DepKes RI, 2004).

Pelaksanaan UKGS sangat tergantung pada adanya sumber daya di puskesmas,

yang meliputi tenaga pelaksana, sarana/prasarana dan sumber biaya dan berjalannya

fungsi manajemen puskesmas yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan

dan evaluasi atau penilaian (DepKes RI, 1999). Tenaga pelaksana di puskesmas

meliputi dokter dan perawat gigi atau tenaga kesehatan lain yang telah dilatih

sedangkan tenaga di sekolah meliputi guru Orkes dan dokter kecil yang telah dilatih

tentang kesehatan gigi dan mulut (DepKes RI, 2004).

Biaya operasional yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk

menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang

tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Dalam pelaksanaan

UKGS, biaya dapat diperoleh dari pemerintah dan sumber lain yang tidak

mengikat berupa dana sehat, sistem asuransi atau swadana dari masyarakat (DepKes

RI, 2004).

Pelaksanaan program UKGS dihubungkan dengan kinerja program UKGS

yang terdiri atas pendekatan cakupan pelayanan UKGS serta pendekatan status

kesehatan gigi dan mulut murid SD berdasarkan ada tidaknya dokter gigi di

puskesmas. Dengan menerapkan manajemen kesehatan gigi maka derajat kesehatan

gigi dan mulut dapat tercapai. Penilaian cakupan pelayanan UKGS ditentukan oleh

variabel:

1. Cakupan sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal

2. Cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS

Page 47: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

3. Cakupan siswa jenjang kelas selektif yang mendapat perawatan.

4. Frekuensi kunjungan petugas ke sekolah dasar

Status kesehatan gigi dan mulut menurut Depkes RI (2000), antara lain

ditetapkan berdasarkan indikator status karies gigi, penyakit periodontal dan

kebersihan rongga mulut. Status kesehatan gigi dan mulut murid SD diambil

berdasarkan sekolah dasar yang ada di wilayah puskesmas yang ada dan tidak ada

dokter giginya meliputi pemeriksaan karies gigi dengan indeks DMFT, pemeriksaan

status periodontal dengan indeks CPITN, serta pemeriksaan oral debris dan kalkulus

dengan indeks OHIS.

Page 48: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Nur Amaniah : Hubungan Faktor Manajemen Dan Tenaga Pelaksana Ukgs Dengan Cakupan Pelayanan UKGS Serta Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kab. Aceh Tamiang Tahun 2009, 2009

2.7. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel bebas Variabel terikat

Manajemen UKGS - Sarana/prasarana Kit UKGS Alat peraga Bahan dan obat- obatan - Biaya operasional

Dari pemerintah Sumber lain

Tenaga pelaksana UKGS - Tenaga kesehatan gigi

Kepala puskesmas Petugas UKGS

- Unit sekolah Kepala sekolah Guru Orkes

Cakupan pelayanan UKGS

a. Sekolah yang melaksanakan sikat gigi masal

b. Siswa yang terpilih (selektif) mendapat perawatan

c. Frekuensi kunjungan petugas ke sekolah

Orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di rumah

Status kesehatan gigi dan mulut:

a. DMF-T b. CPITN c. OHIS

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Page 49: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara studi epidemiologi analitik dengan menggunakan

desain cross-sectional atau potong lintang.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah puskesmas dan sekolah dasar yang ada di Kabupaten

Aceh Tamiang. Penelitian ini diperkirakan selama 4 bulan mulai bulan Maret 2009

sampai dengan bulan Juni 2009.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian terdiri atas 2 kelompok, kelompok pertama adalah petugas

kesehatan gigi (dalam hal ini kepala puskesmas dan pelaksana UKGS) sedangkan

kelompok kedua adalah unit sekolah yang meliputi kepala sekolah dan guru Orkes, murid

sekolah dasar dan orangtuanya (ibu).

Pengambilan sampel dilakukan secara 4 tahap:

Tahap I, seluruh puskesmas di Kabupaten Aceh Tamiang diteliti menurut

laporannya berdasarkan ada tidaknya dokter gigi yang melaksanakan kegiatan UKGS.

Tahap II, secara purposif diambil 2 puskesmas yang ada dokter giginya dan 2

puskesmas tidak ada dokter giginya dalam pelaksanaan UKGS, oleh karena itu ada 4

puskesmas yang menjadi sampel.

Page 50: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Tahap III, Pada masing-masing puskesmas yang terpilih diambil masing-masing 2

sekolah dasar yang menjadi sampel sehingga diperoleh 8 sekolah dasar.

Sampel subjek yang menjadi responden adalah sebagai berikut:

a. Responden tenaga kesehatan yaitu pelaksana UKGS dari setiap puskesmas

berjumlah 4 orang

b. Responden dari unit sekolah adalah guru Orkes sehingga jumlah sampel

unit sekolah 8 orang.

c. Responden orangtua/ibu mewakili orangtua murid kelas V sejumlah murid

sekolah yang menjadi sampel.

d. Murid sekolah dasar yaitu murid kelas V

Pemilihan sampel seharusnya dilakukan pada murid kelas V dan VI, Mengingat

bahwa kelas V termasuk salah satu kelas pilihan dalam pelaksanaan UKGS dan jadwal

pelaksanaan penelitian yang bertepatan dengan masa ujian murid kelas VI sehingga agar

tidak mengganggu, dalam penelitian ini sampel yang diambil hanya murid kelas V saja.

Pengambilan sampel murid dilakukan dengan rumus perhitungan besar sampel

sebagai berikut:

P1 x (100-P1) + P2 x (100-P2)

n = --------------------------------------------- x f (α,β) (P2-P1)2

di mana: P1 = persentase prevalensi karies gigi anak umur 12 tahun sebesar 43,90% (SKRT, 2001) yang mendapat pelayanan UKGS P2 = persentase prevalensi karies gigi anak umur 6-14 tahun sebesar 64,59% (Octiara, 2001) yang tidak mendapat pelayanan UKGS α = 0,05 dan β = 0,1

Page 51: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

α = biasanya disebut type I error (kesalahan tipe I) yaitu kemungkinan untuk mendeteksi ada perbedaan yang bermakna (hipotesis nol ditolak) β = biasanya disebut type II error (kesalahan tipe II) yaitu kemungkinan untuk mendeteksi tidak ada perbedaan yang bermakna (hipotesis nol diterima)

(43,9 x 56,1) + (64,59 x 35,41) n = -------------------------------------------- x 10,5 (64,59-43,90)2

2462,79 + 2287,13 n = ---------------------------------- x 10,5 (20,69)2 4749,92 n = ----------------- x 10,5 428,07

n = 11,09 x 10,5 n = 116,44

Sampel minimum yang diperoleh adalah 116 orang, dalam penelitian ini

digunakan sampel sebanyak 120 orang murid pada kelompok puskesmas yang

mempunyai dokter gigi dan 120 orang murid pada kelompok puskesmas yang tidak

mempunyai dokter gigi, jadi jumlah sampel 240 orang. Oleh karena 8 sekolah dasar

terpilih, maka sampel di tiap sekolah diambil sebanyak 240/8 = 30 orang, dengan

demikian sampel orang tua juga sebanyak jumlah sampel murid.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer meliputi potensi sumber daya yaitu pelaksana UKS/UKGS di

Puskesmas, guru Orkes, orang tua murid (ibu) dan murid kelas V. Data primer

dikumpulkan dengan wawancara langsung dengan responden tenaga kesehatan di

Page 52: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

puskesmas menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data tentang manajemen (sarana

dan prasarana serta sumber pembiayaan) dan responden unit sekolah dalam

menyelenggarakan program UKGS. Data status kesehatan gigi dan mulut murid SD

diperoleh dengan cara pemeriksaan gigi secara langsung dalam rongga mulut dibantu

kuesioner yang dilakukan oleh peneliti didampingi pencatat data sedangkan data orang

tua diperoleh dari angket yang diberikan melalui murid.

2. Data sekunder

Data sekunder meliputi profil puskesmas dan profil sekolah diperoleh dari

dokumen yang tersedia di puskesmas, Dinas Kesehatan dan sekolah.

Pengujian validitas dan reabilitas instrumen digunakan untuk mendapatkan

instrumen sebagai alat ukur yang dapat mengukur dengan valid dan realibel dalam arti

kesamaan data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya pada objek yang diteliti.

Untuk melihat validitas, nilai yang dilihat adalah nilai yang ada dalam kolom corrected

item total correlation kemudian dibandingkan dengan r tabel. Dari hasil penelitian

diperoleh nilai r hitung pada semua variabel lebih besar dari nilai r tabel. Sedangkan

untuk melihat reliabilitas, nilai yang dilihat adalah cronbach/s alpha if item deleted

(Situmorang, 2001). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha > 0,60.

Pada penelitian ini, nilai cronbach’s alpha 0,80-0,90.

Page 53: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Bebas

Manajemen UKGS adalah pengelolaan UKGS yang sistematik dengan

sarana/prasarana dan biaya yang cukup.

1. Sarana dan prasarana adalah ketersediaan alat medis maupun non medis yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan program UKGS. Indikator penelitian untuk sarana dan

prasarana meliputi adanya:

a. UKGS Kit berupa seperangkat alat kedokteran gigi (pinset, sonde, kaca mulut,

micromotor, sterilisator, tang, amalgam pistol, burnisher dan stopper) yang

diperlukan untuk pelaksanakan program UKGS.

b. Sarana alat peraga berupa poster, model gigi dan sikat gigi besar.

c. Bahan dan obat-obatan yaitu yang diperlukan dalam pelaksanaan UKGS seperti

bahan tambalan (amalgam dan ART), bahan anastesi (pehacain), obat

penghilang rasa sakit pada gigi dan antibiotika.

2. Biaya operasional adalah sumber dana yang diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan UKGS baik dari pemerintah ataupun sumber lain. Indikator penelitian adalah

ada tidaknya dana yang berasal dari pemerintah untuk biaya operasional dalam

pelaksanaan UKGS, sedangkan sumber lain adalah ada tidaknya dana untuk operasional

selain biaya pemerintah.

3. Tenaga pelaksana UKGS adalah sumber daya manusia yang berperan dalam

pelaksanaan kegiatan UKGS yaitu tenaga kesehatan gigi dan guru Orkes).

a. Tenaga kesehatan gigi adalah sumber daya manusia yang berperan dalam

pelaksanaan kegiatan UKGS di puskesmas yaitu pelaksana program UKGS di

Page 54: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

puskesmas dalam hal:

1) Menyusun rencana kegiatan

2) Membina integrasi dengan unit terkait

3) Mensosialisasikan program UKGS kepada orang tua murid

4) Pengarahan kepada dokter kecil

5) Persiapan lokakarya mini tentang UKGS

6) Pelayanan medik gigi dasar

7) Menerima rujukan

8) Mendapat pelatihan UKGS

b. Unit sekolah adalah sumber daya manusia yang berperan dalam pelaksanaan

kegiatan UKGS di sekolah yaitu guru olah raga kesehatan (Orkes) dalam hal:

1) Membantu tenaga kesehatan gigi dalam penjaringan

2) Memberikan pendidikan kesehatan gigi mulut pada jadwal pelajaran Orkes

3) Pembinaan dokter kecil

4) Membina kerja sama dengan petugas kesehatan (dalam hal sikat gigi

bersama dan memelihara kesehatan lingkungan jajan, warung sekolah)

5) Mengajar cara menggosok gigi

6) Melakukan rujukan

7) Mendapat pelatihan UKS/UKGS

4. Orang tua murid adalah mitra kerja unit sekolah yang berperan dalam pemeliharaan

kesehatan gigi anak di rumah yaitu dalam hal:

1) Mengajar anak menyikat gigi,

2) Mengontrol atau mengawasi anak menyikat gigi

Page 55: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

3) Menyediakan dan mengganti sikat gigi anak,

4) Menyediakan pasta gigi

5) Mengawasi jajanan anak

6) Melakukan pemeriksaan sederhana pada gigi anak

7) Merujuk anak ke dokter gigi bila ada keluhan.

3.5.2. Variabel terikat

Cakupan pelayanan UKGS adalah jumlah SD yang melaksanakan sikat

gigi masal, jumlah murid kelas selektif yang mendapat perawatan dan frekuensi

kunjungan petugas kesehatan ke sekolah.

1. SD yang melakukan sikat gigi masal adalah frekuensi kegiatan sikat gigi masal

dibawah asuhan/bimbingan tenaga pelaksana UKGS.

a. Baik, apabila frekuensi sikat gigi bersama dan kumur-kumur fluor mencapai

9-12 kali dalam setahun

b. Cukup, apabila frekuensi sikat gigi bersama dan kumur-kumur fluor mencapai

7-8 kali dalam setahun

c. Kurang, apabila frekuensi sikat gigi bersama dan kumur-kumur fluor <7 kali

dalam setahun

2. Murid kelas selektif yang mendapat perawatan kesehatan gigi dan mulut adalah

banyaknya murid kelas V dari kelas selektif yang memerlukan perawatan dan mendapat

perawatan melalui penjaringan dan pemeriksaan gigi dan mulut.

a. Baik, apabila >80% murid kelas V yang memerlukan perawatan

mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut.

Page 56: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

b. Cukup, apabila 60%-80% murid kelas V yang memerlukan perawatan

mendapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut

c. Kurang, apabila <60% murid kelas V yang memerlukan perawatan men-

dapatkan perawatan kesehatan gigi dan mulut.

3. Frekuensi kunjungan pelaksana UKGS ke sekolah adalah banyaknya jumlah

kunjungan ke sekolah untuk pemeriksaan gigi.

a. Baik, apabila pelaksana UKGS melakukan kunjungan pemeriksaan gigi ke

SD >2 kali pertahun.

b. Cukup, apabila pelaksana UKGS melakukan kunjungan pemeriksaan gigi ke

SD 2 kali pertahun.

c. Kurang, apabila pelaksana UKGS melakukan kunjungan pemeriksaan gigi ke

SD <2 kali pertahun.

4. Status kesehatan gigi dan mulut siswa adalah kondisi derajat kesehatan gigi dan

mulut yang diukur berdasarkan DMFT, status periodontal dan OHIS dengan menghitung

rata-ratanya.

a. DMFT adalah pengalaman karies siswa yang meliputi decay, missing, dan

filling berdasarkan indeks karies WHO, yang mana:

1) Decay adalah gigi dengan diagnosis lubang, tambalan dengan lubang, tambalan

sementara, warna hitam pada pit dan fisur, dan sonde tersangkut.

2) Missing adalah gigi dengan diagnosis gigi hilang karena karies.

3) Filling adalah gigi dengan diagnosis tambalan tanpa lubang.

b. Indeks CPITN adalah pemeriksaan kondisi jaringan periodontal berdasar-kan

indeks periodontal (WHO) dalam enam sektan dengan memeriksa gigi indeks.

Page 57: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

c. OHIS yaitu indeks oral higiene (Green dan Vermillion) yang merupakan

penjumlahan dari indeks oral debris dan indeks kalkulus.

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Variabel bebas

Aspek pengukuran variabel bebas meliputi manajemen UKGS (sarana/prasarana

dan sumber biaya operasional), peran tenaga pelaksana UKGS di puskesmas dan sekolah,

dan peran orang tua.

No Variabel Kriteria Skala Ukur

Keterangan

1 Sarana/Prasarana: UKGS kit Alat peraga Bahan/Obat2an

Baik (skor 3) Cukup (skor 2) Kurang (skor 1)

Ordinal Baik, bila semua sarana/ prasarana (UKGS kit, alat peraga dan bahan serta obat-obatan) tersedia Cukup, bila salah satu dari UKGS kit, alat peraga, dan bahan serta obat-obatan tidak tersedia. Kurang, bila dua dari sarana/prasarana (UKGS kit, alat peraga, bahan atau obat-obatan) tidak tersedia.

2 Sumber biaya: Dari pemerintah Dari masyarakat

Baik (skor 3) Cukup (skor 2) Kurang (skor 1)

Ordinal Baik, bila ada sumber dana dari pemerintah dan masyarakat Cukup, bila salah satu sumber dana tersedia Kurang, bila tidak ada sumber dana sama sekali

No Variabel Kriteria Skala Ukur

Keterangan

3 Peran tenaga kesehatan (pelaksana UKGS)

Baik (skor 3) Cukup

Ordinal Baik, bila 6-8 item dilaksa-nakan Cukup, bila 4-5 item dilaksa-

Page 58: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

(skor 2) Kurang (skor 1)

nakan Kurang, bila 1-3 item dilaksa-nakan

4 Peran unit sekolah ( guru Orkes)

Baik (skor 3) Cukup (skor 2) Kurang (skor 1)

Ordinal Baik, bila 6-7 item dilaksa-nakan Cukup, bila 4-5 item dilaksa-nakan Kurang, bila 1-3 item dilaksa-nakan

5 Peran orang tua Baik (skor 3) Cukup (skor 2) Kurang (skor 1)

Ordinal

Baik, bila 6-7 item dilaksa-nakan Cukup, bila 4-5 item dilaksa-nakan Kurang, bila 1-3 item dilaksa-nakan

3.6.2. Variabel terikat

1. Pengukuran cakupan pelayanan UKGS menggunakan skala ordinal yang

dikategorikan dalam kategori baik, cukup dan kurang.

No Variabel Kriteria Skala Ukur

Keterangan

6 Cakupan pelayanan UKGS a. Frekuensi SD yang melaksanakan sikat gigi masal

Baik (skor 3) Cukup (skor 2) Kurang (skor 1)

Ordinal

Baik, bila frekuensi SD 9-12 kali per tahun melaksanakan sikat gigi masal Cukup, bila frekuensi SD 7-8 kali per tahun melaksanakan sikat gigi masal Kurang, bila frekuensi SD <7 kali per tahun melaksanakan sikat gigi masal

No Variabel Kriteria Skala

Ukur Keterangan

7 b. Siswa kelas selektif

Baik (skor 3)

Ordinal Baik, bila banyaknya siswa >80% mendapat perawatan

Page 59: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Cukup (skor 2) Kurang (skor 1)

Cukup, bila banyaknya siswa 60-80% mendapat perawatan Kurang, bila banyaknya siswa <60% mendapat perawatan

8 c. Frekuensi kunjung- an pelaksana UKGS ke sekolah untuk pemeriksaan gigi

Baik (skor 3) Cukup (skor 2) Kurang (skor 1)

Ordinal Baik, bila frekuensi kunjungan pemeriksaan gigi ke sekolah >2 kali Cukup, bila frekuensi kunjungan pemeriksaan gigi ke sekolah 2 kali Kurang, bila frekuensi kunjungan pemeriksaan gigi ke sekolah <2 kali

2. Pengukuran status kesehatan gigi dan mulut yaitu menghitung rata-rata DMF-T,

CPITN dan OHIS.

a. Indeks pengukuran DMFT

Pemeriksaan DMFT dilakukan dengan menggunakan sonde dan kaca mulut pada

semua gigi dengan menuliskan kondisi gigi berdasarkan kode:

0 = gigi sehat

D = decayed (lobang)

Mi = gigi indikasi cabut

Me = gigi sudah dicabut karena alasan lain

F = gigi dengan tambalan sempurna/sealant

Fd = gigi dengan tambalan dan ada karies primer/sekunder

X = gigi belum tumbuh

b. Indeks pengukuran status periodontal (WHO)

Page 60: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Pemeriksaan kondisi periodontal dilakukan dengan menggunakan sonde khusus

(periodontal probe) dengan kriteria:

0 = kondisi periodontal sehat

1 = pendarahan, tampak secara langsung atau dengan kaca mulut setelah

perabaan dengan sonde

2 = terdapat karang gigi, diraba dengan sonde terasa adanya karang gigi

Gigi dibagi atas 6 sekstan dan yang diperiksa adalah gigi indeks yaitu:

16 11 26

46 31 36

*untuk anak-anak usia di bawah 19 tahun

c. Indeks pengukuran oral higiene (OHIS, Greene & Vermillion)

Indeks oral higiene adalah kebersihan gigi dan mulut anak yang diukur

dari skor indeks debris dan kalkulus.

3.7. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS v.15 untuk

Windows, sebelumnya dilakukan proses pengolahan data untuk memeriksa kebenaran,

kelengkapan pengisian dan kejelasan jawaban yang meliputi:

a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau

kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi.

b. Coding, pemberian kode dan skoring pada tiap jawaban untuk memu-dahkan

proses entri data.

c. Entry data, pemasukan data ke komputer dengan menggunakan program

Page 61: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

komputer.

d. Cleaning, pengecekan dan perbaikan terhadap data yang sudah masuk.

Analisis data dilakukan untuk melihat distribusi variabel yang diteliti dengan

menggunakan:

1. Analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi dari tiap variabel guna

mendapatkan gambaran umum masing-masing variabel.

2. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan faktor

manajemen dan peran tenaga kesehatan dengan cakupan pelayanan UKGS

menggunakan chi-square test. Untuk menguji ada tidaknya hubungan faktor

manajemen (sarana.prasarana) dan peran tenaga pelaksana (tenaga kesehatan

dan guru), dan orangtua dengan status kesehatan gigi digunakan uji Anova.

Page 62: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Secara garis besar kabupaten Aceh Tamiang merupakan daerah dataran rendah

dan perbukitan yang sangat cocok untuk daerah perkebunan dan persawahan. Hal ini

sesuai dengan jenis pekerjaan mayoritas dari penduduk Aceh Tamiang sebagai petani.

Penduduk Kabupaten Aceh Tamiang (2005) dilaporkan sebanyak 229.209 jiwa dengan

persentase lebih banyak perempuan (50,9%) daripada laki-laki (49,1%). Sebagai

kabupaten baru yaitu pemekaran dari Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tamiang

terdiri atas 8 kecamatan dengan 10 puskesmas dengan sarana penunjang kesehatan, 1

rumah sakit dan 1 buah klinik swasta. Kesepuluh puskesmas tersebut adalah puskesmas

Manyak Payed, Bendahara, Sungai Iyu, Seruway, Karang Baru, Kuala Simpang,

Kejuruan Muda, Rantau, Sapta Jaya dan Tamiang Hulu. Penelitian ini dilakukan di empat

puskesmas terpilih yaitu puskesmas Karang Baru dan Kuala Simpang mewakili

puskesmas yang ada dokter giginya sebagai pelaksana UKGS dan puskesmas Manyak

Payed dan Bendahara mewakili puskesmas yang tidak ada dokter giginya.

4.2. Karakteristik Responden

Responden meliputi tenaga pelaksana UKGS, guru, orangtua dan murid. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa semua responden tenaga pelaksana UKGS di keempat

puskesmas yang ada atau tidak ada dokter gigi adalah perempuan (100%). Responden

Page 63: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

guru Orkes berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari perempuan pada puskesmas tidak

ada dokter gigi (75%) dan (25%), sedangkan pada puskesmas yang ada dokter giginya

responden guru perempuan mempunyai persentase yang sama dengan laki-laki (masing-

masing 50%). Responden murid kelas V lebih banyak laki-laki pada puskesmas tidak ada

dokter gigi yaitu 62,50% sedang pada puskesmas yang ada dokter giginya lebih banyak

perempuan yaitu 57,50% (Tabel 4.1).

Tabel 4.1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Puskesmas

Tidak ada dokter gigi Puskesmas

Ada dokter gigi Responden Laki-

laki (%)

Perempuan (%)

Jlh

(%)

Laki-laki (%)

Perempuan (%)

Jlh

(%)

Total

Tenaga ke-sehatan gigi

- 2 (100)

2 (100)

- 2 (100)

2 (100)

4

Guru Orkes

3 (75)

1 (25)

4 (100)

2 (50)

2 (50)

4 (100)

8

Murid

75 (62,50)

45 (37,50)

120 (100)

51 (42,50)

69 (57,50)

120 (100)

240

Responden orangtua semuanya diwakili ibu dengan latar belakang pendidikan ibu

lebih banyak pada kelompok tamat SD/SLTP baik di puskesmas yang ada atau tidak ada

dokter gigi yaitu masing-masing 56,7% dan 47,5% (Tabel 4.2).

Tabel 4.2. Distribusi Responden Orangtua Murid berdasarkan Pendidikan Terakhir di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Wilayah Puskesmas

Tidak ada dokter gigi Wilayah Puskesmas

Ada dokter gigi

Pendidikan ibu N % N %

Jlh

Tidak tamat SD/ Tidak sekolah 29 24,2 18 15,0 47 Tamat SD/SLTP 68 56,7 57 47,5 125 Tamat SLTA/D1 20 16,7 37 30,8 57 Tamat D3/S1/S2 3 2,5 8 6,7 11 Jumlah 120 100 120 100 240

Page 64: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

4.3. Manajemen UKGS

Manajemen puskesmas meliputi sarana/prasarana yang dimiliki dan pemerolehan

dana operasional untuk pelaksanaan kegiatan UKGS. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ketersediaan sarana/prasarana yang lengkap meliputi KIT, alat peraga (poster,

model gigi, sikat gigi) dan bahan pakai serta obat-obatan dimiliki oleh semua (100%)

puskesmas yang ada dokter giginya sedangkan di puskesmas yang tidak ada dokter gigi

hanya KIT yang dimiliki semua puskesmas (100%) sedangkan 50% masih belum

mempunyai alat peraga dan bahan atau obat-obatan (Tabel 4.3).

Tabel 4.3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Puskesmas Tidak ada dokter gigi

Puskesmas Ada dokter gigi

Total Sarana/ Prasarana

Ada (%)

Tidak ada (%)

Jumlah

Ada (%)

Tidak ada (%)

Jumlah

Ya Tidak

KIT

2 (100)

- 2

2 (100)

- 2

4 (100)

-

Alat peraga

1 (50)

1 (50)

2 2 (100)

- 2

3 (75)

1 (25)

Bahan &obat2an

1 (50)

1 (50)

2

2 (100)

- 2

3 (75)

1 (25)

Bila dikelompokkan dalam kategori, maka 3 puskesmas dikategorikan baik dan 1

puskesmas kategori kurang (Tabel 4.4).

Tabel 4.4. Kategori Ketersediaan Sarana dan Prasarana UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Puskesmas Tidak ada dokter gigi (N=2)

Puskesmas Ada dokter gigi (N=2)

Kategori sarana/prasarana N % N %

Jumlah

%

Baik 1 50 2 100 3 75 Cukup - - - - - - Kurang 1 50 - - 1 25 Jumlah 2 100 2 100 4 100

Page 65: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak satupun baik di puskesmas yang ada

atau tidak ada dokter gigi yang memperoleh dana pelaksanaan kegiatan UKGS dari

pemerintah. Selain itu, mereka juga tidak memperoleh dana operasional dari swasta,

tetapi memperolehnya dari sumber lain seperti Jamkesmas (Tabel 4.5).

Tabel 4.5. Ketersediaan Biaya Operasional untuk Pelaksanaan UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Puskesmas

Tidak ada dokter gigi Puskesmas

Ada dokter gigi Total Biaya

Operasio-nal UKGS Ada

(%) Tidak ada (%)

Jumlah

Ada (%)

Tidak ada (%)

Jumlah

Ada (%)

Tidak Ada (%)

Pemerintah

- 2 (100)

2

- 2 (100)

2

-

4 (100)

Swasta - 2 (100)

2 - 2 (100)

2

- 4 (100)

Sumber Lain: Jamkesmas

2 (100)

-

2

2 (100)

- 2

4 (100)

-

Bila dikategorikan, dana operasional semua puskesmas dikategorikan kurang

(Tabel 4.6).

Tabel 4.6. Kategori Ketersediaan Biaya Operasional UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Puskesmas Tidak ada

dokter gigi (N=2) Puskesmas Ada

dokter gigi (N=2) Kategori biaya operasional N % N %

Jumlah

%

Baik - - - - - - Cukup - - - - - - Kurang 2 100 2 100 4 100 Jumlah 2 100 2 100 4 100

Page 66: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

4.4. Peran Tenaga Pelaksana UKGS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua (100%) responden tenaga kesehatan

gigi baik di puskesmas yang ada atau tidak ada dokter gigi membuat rencana kerja

kegiatan UKGS, 75% menjawab pernah membina integrasi dengan pihak terkait seperti

Poli Umum dan Unit Kesehatan Anak, melakukan pelayanan medik gigi dasar seperti

penambalan gigi, pencabutan gigi susu, pembersihan karang gigi dan trepanasi,

menerima rujukan dari sekolah dan melakukan pembinaan kepada dokter kecil. Untuk

lokakarya mini UKGS, hanya 1 puskesmas yang ada dokter gigi yang melaksanakannya

sedangkan puskesmas yang tidak ada dokter giginya tidak melaksanakannya. Selain itu,

tidak satupun responden tenaga kesehatan gigi yang pernah melakukan sosialisasi kepada

orangtua siswa kelas 1 dan mendapat pelatihan tentang UKGS baik pada puskesmas yang

ada dokter gigi maupun tidak ada dokter giginya (Tabel 4.7).

Tabel 4.7. Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan Kegiatan UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Page 67: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Puskesmas Tidak ada

dokter gigi (N=2) Puskesmas

Ada dokter gigi (N=2) Total

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Peran Tenaga

Kesehatan N % N % N % N % N % N %

Membuat rencana kerja

2 100 - - 2 100 - - 4 100

- -

Membina integrasi dengan unit terkait

2 100 - - 1 50 1 50 3 75 1 25

Menerima rujukan dari sekolah

2 100 - - 1 50 1 50 3 75 1 25

Pembinaan dokter kecil

1 50 1 50 2 100 - - 3 75 1 25

Melakukan pelayanan medik gigi dasar

2 100 - - 1 50 1 50 3 75

1 25

Lokakarya mini puskesmas

- - 2 100 1 50 1 50 1 25

3 75

Sosialisasi kepada orangtua murid kls 1

- - 2 100 - - 2 100 - - 4 100

Pelatihan tentang UKGS

- - 2 100 - - 2 100 - - 4 100

Tenaga kesehatan pada puskesmas yang ada dokter giginya mempunyai peran

baik dan kurang masing-masing 50%, sedangkan pada puskesmas yang tidak ada dokter

giginya, keduanya (100%) pada kategori cukup (Tabel 4.8).

Tabel 4.8. Kategori Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan Kegiatan

Page 68: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Puskemas Tidak ada dokter gigi

Puskesmas Ada dokter gigi

Kategori Peran Tenaga

Kesehatan N % N %

Jumlah

%

Baik - - 1 50 1 25 Cukup 2 100 - - 2 50 Kurang - - 1 50 1 25 Jumlah 2 100 2 100 4 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% responden guru Orkes di puskesmas

yang tidak ada dokter gigi sudah melakukan pendidikan kesehatan gigi, mengajarkan cara

menyikat gigi yang baik, melakukan pembinaan dokter kecil, sikat gigi bersama, rujukan

dan membantu tenaga kesehatan gigi untuk melakukan penjaringan. Di puskesmas yang

ada dokter gigi 50% melakukan pembinaan terhadap dokter kecil dan membuat rujukan

ke puskesmas, 75% sudah membantu melakukan penjaringan, tetapi hanya 25% yang

melakukan sikat gigi bersama. Selain itu, masih ada 50% guru Orkes belum mendapat

pelatihan tentang UKGS, sedangkan di puskesmas yang ada dokter gigi hanya 25%

(Tabel 4.9).

Page 69: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Tabel 4.9. Peran Guru Orkes di Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan UKGS di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Wilayah Puskesmas

Tidak ada dokter gigi (N=4)

Wilayah Puskesmas Ada dokter gigi

(N=4)

Total

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Peran

Guru Orkes

N % N % N % N % N % N % Melakukan pendidikan kesehatan gigi

3 75 1 25 3 75 1 25 6

75 2

25

Melakukan pembinaan dokter kecil

3 75 1 25 2 50 2 50 5

62,5 3

37,5

Kerjasama dengan petugas UKGS (sikat gigi bersama)

3 75 1 25 1 25 3 75 4

50 4

50

Mengajarkan cara menyikat gigi yang baik

3 75 1 25 3 75 1 25 6

75 2

25

Melakukan rujukan

3 75 1 25 2 50 2 50 5

62,5

3

37,5

Membantu melakukan penjaringan

3 75 1 25 3 75 1 25 6

75 2

25

Mendapat pelatihan tentang UKS/UKGS

3 75 1 25 2 50 2 50 5

62,5 3

37,5

Pada puskesmas yang tidak ada dokter gigi, persentase guru Orkes kategori baik

75% dan kurang 25%, sedangkan pada puskesmas yang ada dokter gigi persentase cukup

dan kurang 50% (Tabel 4.10).

Page 70: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Tabel 4.10. Kategori Peran Guru di Sekolah dalam Pelaksanaan Kegiatan UKGS di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Wilayah Puskemas Tidak ada dokter gigi

Wilayah Puskesmas Ada dokter gigi

Kategori Peran Guru

N % N %

Jumlah

%

Baik 3 75 - - 3 37,5 Cukup - - 2 50 2 25 Kurang 1 25 2 50 3 37,5 Jumlah 4 100 4 100 8 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya (97-100%) orangtua sudah

berperan dalam mengajar anak menyikat gigi, menyediakan dan mengganti sikat gigi

yang rusak serta menyediakan pasta gigi untuk keluarga. Dalam hal mengontrol anak

menyikat gigi, memeriksa gigi anak di rumah, membawa ke dokter gigi, dan mengawasi

jajanan, persentase ibu yang menjawab ‘ya’ masih lebih rendah (59-64,6%) (Tabel 4.11).

Tabel 4.11. Peran Orangtua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Pemeliharaan kesehatan gigi (N=240) Peran

orangtua Ya % Tidak %

Mengajar anak menyikat gigi 238 99,1 2 0,9 Mengontrol/ mengawasi anak menyikat gigi

145

60,4 95

39,6

Menyediakan & mengganti sikat gigi yang rusak

236

98,3 4

1,7

Menyediakan pasta gigi untuk keluarga

235

97,9 5

2,1

Mengawasi jajanan anak 142 59,1 98 40,9 Memeriksa gigi anak di rumah

155

64,6 85

35,4

Membawa anak ke dokter gigi

155

64,6 85

35,4

Peran orangtua dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak kategori baik 51,7%,

kategori cukup 35,4% dan 12,9% kategori kurang (Tabel 4.12).

Page 71: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Tabel 4.12. Kategori Peran Orangtua dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Jumlah Kategori

Peran Orangtua N % Baik 124 51,7 Cukup 85 35,4 Kurang 31 12,9 Jumlah 240 100 4.5. Cakupan Pelayanan UKGS

Cakupan pelayanan UKGS meliputi frekuensi sekolah dasar yang melaksanakan

sikat gigi masal, siswa kelas selektif dan frekuensi kunjungan petugas kesehatan ke

sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua puskesmas baik yang ada ataupun

tidak ada dokter gigi termasuk kategori kurang dalam melaksanakan sikat gigi masal yaitu

frekuensinya <6 kali pertahun. Pada sekolah di puskesmas yang ada dokter giginya,

perawatan selektif dengan kategori baik dan kurang masing-masing 50%. Kunjungan

petugas ke sekolah pada puskesmas yang tidak ada dokter gigi semuanya (100%)

termasuk kategori kurang dengan frekuensi <2 kali per tahun. Pada puskesmas yang ada

dokter giginya, frekuensi kunjungan petugas kesehatan ke sekolah kategori cukup dan

kurang masing-masing 50% (Tabel 4.13).

Tabel 4.13. Kategori Cakupan pelayanan UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Puskesmas Tidak ada

dokter gigi (N=2) Puskesmas Ada

dokter gigi (N=2) Cakupan pelayanan UKGS

N % N %

Jumlah (%)

Page 72: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Sikat gigi masal • Baik • Cukup • Kurang

- - 2

- -

100

- - 2

- -

100

- -

4 (100) Siswa selektif yang mendapat perawatan

• Baik • Cukup • Kurang

- 1 1

-

50 50

1 - 1

50 -

50

1 (25) 1 (25) 2 (50)

Kunjungan petugas ke sekolah

• Baik • Cukup • Kurang

- - 2

100

- 1 1

50 50

-

1 (25) 3 (75)

4.6. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah Dasar

Status kesehatan gigi dan mulut murid sekolah dasar diukur dengan menghitung

rerata DMFT, status periodontal dan OHIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata

DMFT pada puskesmas yang tidak ada dokter gigi 1,61, lebih tinggi dibandingkan

puskesmas yang ada dokter gigi yaitu 1,12. Rerata decay karies lebih tinggi dari rerata

missing dan filling. Rerata filling sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali pada

puskesmas yang tidak ada dokter gigi yang berarti bahwa tidak ada gigi yang ditambal

(Tabel 4.14).

Tabel 4.14. Rerata DMFT Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Status DMFT

Puskesmas Tidak ada dokter

Puskesmas Ada dokter

Rerata DMFT

Jumlah murid

Page 73: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

gigi gigi Decay

1,25±1,78 0,55±0,96 0,90±1,47 240

Missing

0,42±1,07 0,56±0,93 0,49±1,00 240

Filling

0 0,01±0,09 0,00±0,06 240

DMFT 1,61±2,45 1,12±1,44

1,50±2,13 240

Tabel 4.15 menunjukkan rerata sekstan sehat murid pada puskesmas yang tidak

ada dokter gigi 4,27, lebih rendah dibandingkan dengan puskesmas yang ada dokter gigi

yaitu 5,68. Sebaliknya, rerata sekstan yang mengalami perdarahan dan kalkulus lebih

rendah pada puskesmas yang ada dokter gigi dibandingkan dengan puskesmas yang tidak

ada dokter giginya (Tabel 4.15).

Tabel 4.15. Rerata Status Periodontal Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Status periodontal

Puskesmas Tidak ada dokter gigi

Puskesmas Ada dokter

gigi

Rerata sekstan

Jumlah murid

Sekstan sehat

4,27±1,31 5,68±0,97 5,15±1,55 240

Sekstan perdarahan

0,19±0,63 0,16±0,77 0,30±0,91 240

Sekstan ada kalkulus

1,52±2,35 0,16±0,63 0,49±1,24 240

Rerata skor debris, kalkulus dan kebersihan mulut (oral higiene) murid pada

puskesmas yang tidak ada dokter gigi lebih tinggi dibandingkan puskesmas yang ada

dokter gigi, yang berarti bahwa kebersihan mulut murid pada sekolah dasar yang tidak

ada dokter giginya lebih buruk (Tabel 4.16).

Tabel 4.16. Rerata Status Kebersihan Mulut Murid Sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Page 74: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Status OHI

Puskesmas Tidak ada dokter

gigi

Puskesmas Ada dokter gigi

Rerata Status OH

Jumlah murid

Skor debris

0,89±0,32 0,66±0,51 0,77±0,44 240

Skor kalkulus

0,41±0,64 0,25±0,43 0,33±0,55 240

OHI

1,30±0,81 0,91±0,84 1,11±0,85 240

4.7. Hubungan Sarana/prasarana dengan Cakupan Pelayanan UKGS

Peran sarana/prasarana baik, cakupan sikat gigi masal tidak ada yang baik dan

cukup, bahkan 75% kurang. Demikian juga dengan cakupan kelas selektif, tidak ada yang

baik, hanya 25% cukup dan 50% kurang, sedangkan cakupan frekuensi kunjungan

petugas kesehatan 75% kurang (Tabel 4.17). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan bermakna antara sarana/prasarana dengan cakupan pelayanan UKGS

yang meliputi pelaksanaan sikat gigi masal, siswa kelas selektif yang mendapat

perawatan maupun frekuensi kunjungan petugas kesehatan ke sekolah (p>0,05).

Tabel 4.17. Hubungan Sarana/prasarana dengan Cakupan Pelayanan UKGS

di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Cakupan pelayanan UKGS Sikat gigi masal Siswa kelas selektif Frekuensi kunjungan

petugas kesehatan

Sarana/ Prasarana Baik

Jlh Cukup

Jlh Kurang

Jlh

p Baik Jlh

Cukup Jlh

Kurang Jlh

p

Baik Jlh

Cukup Jlh

Kurang Jlh

P

Page 75: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

Baik Kurang

-

-

-

-

3

(75) 1

(25)

a

-

1

(25)

1

(25) -

2

(50) -

0,13

-

-

-

1 (25)

3

(75) -

0,25

a No statistics are computed

4.8. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Cakupan Pelayanan UKGS

Peran tenaga kesehatan baik, cakupan sikat gigi masal tidak ada yang baik dan

cukup bahkan kurang yaitu 25%, cakupan siswa selektif kurang 25%, cakupan frekuensi

kunjungan petugas kesehatan 25% kurang. Peran guru baik, cakupan sikat gigi masal

37,5% kurang, cakupan kelas selektif cukup 12,5% dan kurang 25% sedangkan cakupan

frekuensi kunjungan petugas kesehatan 37,5% kurang. Hasil analisis statistik

menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara tenaga pelaksana dengan

cakupan pelayanan UKGS yang meliputi pelaksanaan sikat gigi masal, siswa kelas

selektif yang mendapat perawatan dan frekuensi kunjungan petugas kesehatan ke sekolah

(p>0,05) (Tabel 4.18).

Tabel 4.18. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Cakupan Pelayanan UKGS di Puskesmas Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Cakupan pelayanan UKGS

Sikat gigi masal Siswa kelas selektif Frekuensi kunjungan petugas kesehatan

Page 76: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Peran tenaga pelaksana

Baik Jlh (%)

Cukup Jlh

(%)

Kurang Jlh (%)

p

Baik Jlh (%)

Cukup Jlh (%)

Kurang Jlh (%)

p

Baik Jlh (%)

Cukup Jlh (%)

Kurang Jlh (%)

P

Peran tenaga kesehatan Baik Cukup Kurang

- - -

- - -

1 (25)

2 (50)

1 (25)

a

- -

1 (25)

-

1 (25)

-

1 (25)

1 (25)

-

0,28

- - -

- -

1 (25)

1 (25)

2 (50)

-

0,13

Peran guru Baik Cukup Kurang

- - -

- - -

3

(37,5) 2

(25) 3

(25)

a

-

1 (12,5)

1 (12,5)

1

(12,5) -

1 (12,5)

2

(25) 1

(12,5) 1

(12,5)

0,67

- - -

-

1 (12,5)

1 (12,5)

3

(37,5) 1

(12,5) 2

(25)

0,41

a No statistics are computed

4.9. Hubungan Faktor Sarana/prasarana dengan Status Kesehatan Gigi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana/prasarana di Kabupaten Aceh

Tamiang berada pada kategori baik dan kurang. Sarana/prasarana baik, rerata DMFT

murid SD 1,60, lebih tinggi dibandingkan rerata DMFT pada puskesmas dengan

sarana/prasarana kurang yaitu 1,18. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor

sarana/prasarana dengan DMFT (p>0,05) (Tabek 4.19).

Tabel 4.19. Hubungan Sarana/prasarana dengan DMFT Murid Sekolah di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

DMFT

Sarana/Prasarana

N

X

SD Hasil

Analisis

Page 77: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Statistik Baik Kurang

180 60

1,60 1,18

2,33 1,32

Total 240 1,50 2,13

p= 0,18 F=1,76 df=1

Sarana/prasarana baik, rerata sekstan sehat dan sekstan perdarahan lebih rendah

dibandingkan sarana/prasarana kurang namun sekstan kalkulus lebih tinggi dibandingkan

puskesmas yang sarana/prasarananya kurang. Ada hubungan yang bermakna dengan

status periodontal (p<0,05) (Tabel 4.20).

Tabel 4.20. Hubungan Sarana/prasarana dengan Status Periodontal Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Status periodontal

Sekstan sehat

Sekstan ada perdarahan

Sekstan ada karang gigi

Sarana/ Prasarana

N

X

SD

Analisis statistik

X

SD

Analisis statistik

X

SD

Analisis Statistik

Baik Kurang

180

60

5,01 5,60

1,66 1,06

0,28 0,35

0,89 0,97

0,63 0,05

1,39 0,28

Total 240 5,15 1,55

p=0,01* F=6,60 df=1

0,30 0,91

p= 0,02* F=5,23 df=1

0,49 1,24

p= 0,01* F=10,54

df=1

Sarana/prasarana baik, rerata OH murid SD 1,36, lebih tinggi dibandingkan rerata

OH pada puskesmas dengan sarana/prasarana kurang yaitu 0,35. Ada hubungan yang

bermakna antara sarana/prasarana dengan kebersihan mulut (p<0,05) (Tabel 4.21).

Tabel 4.21. Hubungan Sarana/prasarana dengan Status Kebersihan Mulut Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Status kebersihan mulut (OH) Sarana/Prasarana

N

X

SD Analisis Statistik

Baik

180

1,36

0,80

p= 0,00*

Page 78: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Kurang

60 0,35 0,41

Total 240 1,11 0,85

F=86,85 df=1

4.10. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Peran tenaga kesehatan baik, DMFT murid 1,06 lebih rendah dibandingkan

dengan peran cukup dan kurang. Peran guru baik, rerata DMFT murid 1,23, lebih tinggi

dari peran cukup yaitu 1,16 namun lebih rendah dari peran kurang yaitu 1,98. Hasil

analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara peran guru dan

petugas kesehatan dengan rerata DMFT murid (p<0.05) (Tabel 4.22).

Tabel 4.22. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Rerata DMFT Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

DMFT Peran tenaga pelaksana

Jumlah murid

X

SD

Hasil analisis statistik

Peran tenaga kesehatan • Baik • Cukup • Kurang

60 120 60

1,06 1,87 1,18

1,56 2,60 1,32

Total 240 1,50 2,13

p= 0,02* F=3,84 df= 2

Peran guru • Baik • Cukup • Kurang

90 60 90

1,23 1,16 1,98

1,81 1,47 2,66

Total 240 1,50 2,13

p= 0,02* F=3,89 df=2

Tabel 4.23 menunjukkan peran tenaga kesehatan baik, rerata sekstan sehat murid

lebih rendah dibandingkan dengan peran cukup dan kurang, sedangkan rerata sekstan

kalkulus dan perdarahan lebih tinggi. Secara statistik dijumpai hubungan yang signifikan

Page 79: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

antara peran tenaga kesehatan gigi dengan sekstan sehat murid (p<0,05), namun tidak

dijumpai hubungan peran guru terhadap sekstan sehat murid (p>0.05).

Tabel 4.23. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Status Periodontal Murid SD di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Status periodontal Sekstan sehat Sekstan ada perdarahan Sekstan ada kalkulus

Peran tenaga pelaksana

Jlh mrd

X

SD

Analisis statistik

X

SD

Analisis statistik

X

SD

Analisis Statistik

Peran tenaga kesehatan -Baik -Cukup -Kurang

60 120 60

5,18 4,92 5,60

1,56 1,71 1,06

0,45 0,20 0,35

1,26 0,62 0,97

0,36 0,77 0,05

1,08 1,50 0,28

Total 240 5,15 1,55

p=0,02* F=3,86 df=2

0,30 0,91

p=0,20 F=1,61 df=2

0,49 1,24

p= 0,00* F=7,63 df=2

Peran guru -Baik -Cukup -Kurang

90 60 90

5,06 5,51 5,01

1,54 1,01 1,78

0,22 0,38 0,32

0,59 1,02 1,08

0,58 0,10 0,65

1,31 0,47 1,45

Total 240 5,15 1,55

p=0,11 F=2,17 df=2

0,30 0,91

p=0,55 F=0,59 df=2

0,49 1,24

p= 0,01* F=4,15 df=2

Hasil penelitian menunjukkan peran tenaga kesehatan baik, rerata oral higiene

murid 1,48, lebih tinggi dibandingkan peran cukup 1,30 dan kurang 0,35. Demikian juga

dengan peran guru baik, rerata oral higiene 1,31 lebih tinggi dibandingkan peran cukup

0,88 dan kurang 1,05. Secara statistik ditemukan ada hubungan bermakna antara peran

guru dan tenaga kesehatan gigi dengan skor oral higiene (p<0,05) (Tabel 4.24).

Tabel 4.24. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Status Kebersihan

Mulut Murid SD di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Status kebersihan mulut (OH) Peran tenaga pelaksana

N

X

SD Analisis statistik

Peran tenaga kesehatan • Baik • Cukup

60 120 60

1,48 1,30 0,35

0,77 0,81 0,40

p=0,00* F=44,81

df=2

Page 80: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

4.11. Hubungan Peran Orangtua dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Peran orang tua baik, DMFT anaknya 1,64, lebih tinggi dari peran cukup 1,07

tetapi lebih rendah dari peran kurang 2,09. Secara statistik ditemukan ada hubungan

sangat bermakna antara peran orangtua dengan DMFT (Tabel 4.25).

Tabel 4.25. Hubungan Peran Orangtua dengan Rerata DMFT Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

DMFT

Peran orangtua Jumlah murid

X

SD

Hasil analisis statistik

• Baik • Cukup • Kurang

124 85 31

1,64 1,07 2,09

2,42 1,62 1,97

Total 240 1,50 2,13

p= 0,03* F=3,28 df=2

Pada peran orangtua baik, dijumpai rerata sekstan sehat 5,31 lebih tinggi

dibandingkan dengan peran kurang 3,93 dan secara statistik terlihat ada hubungan antara

peran orangtua dengan status periodontal (Tabel 4.26).

Tabel 4.26. Hubungan Peran Orangtua dengan Status Periodontal Murid Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Status periodontal Sekstan sehat Sekstan ada perdarahan Sekstan ada kalkulus

Peran orangtua

Jlh mrd

X

SD

Analisis statistik

X

SD

Analisis statistik

X

SD

Analisis Statistik

• Baik • Cukup

124 85 31

5,31 5,37 3,93

1,41 1,20 2,27

p=0,00* F=12,06

df=2

0,13 0,31 0,90

0,48 0,96 1,61

p= 0,00* F=9,31 df=2

0,45 0,29 1,16

1,19 0,81 1,98

p=0,00* F=5,86 df=2

• Kurang Total 240 1,11 0,84 Peran guru

• Baik • Cukup • Kurang

90 60 90

1,31 0,88 1,05

0,87 0,82 0,80

Total 240 1,11 0,84

p=0,00* F=5,19 df=2

Page 81: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

• Kurang Total 240 5,15 1,55

0,30 0,91

0,49 1,24

Pada peran orangtua baik, dijumpai rerata OH lebih tinggi 1,14 dibandingkan

dengan peran cukup 0,96 dan secara statistik terlihat ada hubungan antara peran orangtua

dengan status kebersihan mulut (p<0,05) (Tabel 4.26).

Tabel 4.27. Hubungan Peran Orangtua dengan Status Kebersihan Mulut di Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2009

Status kebersihan mulut (OH) Peran orangtua

N

X

SD Analisis statistik

• Baik • Cukup • Kurang

124 85 31

1,14 0,96 1,39

0,81 0,85 0,89

Total 240 1,11 0,84

p= 0,04* F=3,21 df=2

Page 82: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten

Aceh Tamiang

Status kesehatan gigi dan mulut siswa sekolah dasar yaitu rerata DMFT siswa

1,50±2,13, rerata ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Octiara (2001)

pada anak usia 6-14 tahun di Panti Karya Pungal Binjai, Sumatera Utara yaitu 1,6. Bila

dibandingkan dengan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, rerata DMFT 0,91,

menunjukkan DMFT murid sekolah dasar di Kabupaten Aceh Tamiang lebih tinggi

(Riskesdas, 2007). Selain itu, DMFT pada penelitian ini mempunyai rerata mendekati

target pencapaian gigi sehat WHO tahun 2010 yang mana DMFT pada usia 12 tahun tidak

lebih dari 1. Rerata sekstan gusi sehat >3. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Ramola (2006) pada siswa kelas 6 SD di wilayah kerja puskesmas Kota Matsum yang

mana rerata sekstan gusi sehat >3, sama dengan target tahun 2010 WHO yaitu penduduk

mempunyai >3 sekstan gusi sehat. Rerata OHIS adalah 1,11, angka ini termasuk kategori

baik (0,0-1,2) dalam kriteria tingkat kebersihan mulut (DepKes RI, 2004).

5.2. Hubungan Faktor Sarana/prasarana dengan Cakupan Pelayanan UKGS

Hasil penelitian menunjukkan peran sarana/prasarana baik, cakupan sikat gigi

masal, cakupan kelas selektif dan frekuensi kunjungan petugas kesehatan tidak ada yang

Page 83: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

baik. Terlihat bahwa cakupan sikat gigi masal dalam kategori kurang 75%, cakupan kelas

selektif cukup 25% dan kurang 50%, sedangkan cakupan frekuensi kunjungan petugas

kesehatan kurang 75%. Secara statistik tidak ada hubungan antara sarana/prasarana

dengan sikat gigi masal dan siswa kelas selektif kecuali dengan frekuensi kunjungan

petugas kesehatan (Tabel 4.17). Hal ini mungkin disebabkan karena tidak hanya

sarana/prasarana yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu kegiatan pelayanan

UKGS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak satupun puskesmas mendapat dana

dari pemerintah atau swasta untuk membiayai kegiatan UKGS. Semua responden tenaga

kesehatan menyatakan bahwa biaya operasional puskesmas untuk melaksanakan kegiatan

UKGS diperoleh berdasarkan kemampuan masing-masing puskesmas mengalokasikan

sumber dana lain untuk melaksanakannya yang mana sebagian responden menjawab

bahwa sumber dana mereka dari Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) (Tabel

4.5). Seharusnya, dana dapat diperoleh dari pemerintah dan sumber lain yang tidak

mengikat berupa dana sehat, sistem asuransi atau swadana dari masyarakat (DepKes RI,

2004). Dengan demikian, agar cakupan meningkat diperlukan usulan dana oleh kepala

puskesmas kepada dinas kesehatan agar diupayakan menjadi anggaran tahunan.

5.3. Hubungan Faktor Sarana/prasarana dengan Status Kesehatan Gigi

dan Mulut

Sarana/prasarana baik, rerata DMFT murid SD 1,43, lebih tinggi dibandingkan

rerata DMFT pada puskesmas dengan sarana/prasarana kurang yaitu 1,18 dan secara

statistik tidak ada hubungan bermakna (Tabel 4.19). Hal ini mungkin disebabkan masih

adanya puskesmas yang sarana/prasarananya kurang karena alat peraga, bahan dan obat-

Page 84: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

obatan tidak tersedia (25%). Kemungkinan lain adalah tenaga kesehatan belum

melakukan pelayanan medik dasar secara maksimal di puskesmas (75%) (Tabel 4.7) dan

kurangnya kerjasama guru Orkes dengan petugas kesehatan dalam hal merujuk murid

untuk mendapat pelayanan medik (Tabel 4.9). Sarana/prasarana baik, rerata sekstan gusi

sehat murid SD 5,01, lebih rendah dibandingkan sarana/prasarana kurang yaitu 5,60.

Secara statistik ada hubungan bermakna antara rerata sekstan gusi sehat dan rerata OHIS

dengan sarana/prasarana yang baik, hal ini mungkin disebabkan tersedianya

sarana/prasarana KIT 100% dan alat peraga 75% (Tabel 4.3).

5.4. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Cakupan Pelayanan UKGS

Peran tenaga kesehatan baik, cakupan sikat gigi masal tidak ada yang baik dan

cukup bahkan kurang yaitu 25%, cakupan siswa selektif kurang 25%, cakupan frekuensi

kunjungan petugas kesehatan 25% kurang. Peran guru Orkes baik, cakupan sikat gigi

masal kurang 37,5%, cakupan kelas selektif cukup 12,5%, dan kurang 25% sedangkan

cakupan frekuensi kunjungan petugas kesehatan 37,5% kurang. Hasil analisis statistik

menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara tenaga kesehatan gigi dan guru Orkes

dengan cakupan pelayanan UKGS (p>0,05) (Tabel 4.18). Hal ini mungkin disebabkan

75% puskesmas belum pernah melakukan lokakarya mini puskesmas, bahkan tidak

satupun dari petugas kesehatan yang pernah mendapat pelatihan tentang UKGS (Tabel

4.7), yang mungkin disebabkan karena keterbatasan dana. Dari hasil wawancara

diperoleh informasi bahwa tidak pernah diselenggarakan pelatihan UKGS oleh dinas

kesehatan kabupaten dalam beberapa tahun terakhir ini.

5.5. Hubungan Peran Tenaga Pelaksana dengan Status Kesehatan Gigi dan

Mulut

Page 85: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Peran tenaga kesehatan baik, rerata DMFT murid lebih rendah dibandingkan

peran cukup dan kurang, hal yang sama dijumpai peran guru Orkes baik, rerata DMFTnya

juga lebih rendah dibandingkan peran kurang. Analisis statistik menunjukkan ada

hubungan antara peran petugas kesehatan dan guru terhadap status kesehatan gigi dan

mulut murid. Hal ini sudah baik dan perlu ditingkatkan peran petugas kesehatan dalam

melaksanakan perawatan bagi kelas V dan VI dan peran guru Orkes dalam melakukan

rujukan dan penjaringan murid (Tabel 4.9).

Sebaliknya, peran tenaga kesehatan baik rerata sekstan gusi sehat lebih rendah

dari peran kurang, demikian juga peran guru Orkes baik rerata sekstan gusi sehat juga

lebih rendah dari peran cukup. Hal ini menunjukkan peran tenaga kesehatan dan guru

Orkes belum maksimal dan perlu ditingkatkan dalam melakukan pendidikan kesehatan

dan mengajarkan cara menyikat gigi dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor

(Tabel 4.9).

5.6. Hubungan Peran Orangtua dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Peran orang tua baik DMFT anaknya 1,64, lebih tinggi dari peran cukup 1,07

tetapi lebih rendah dari peran kurang 2,09, meskipun secara statistik menunjukkan ada

hubungan (Tabel 4.25). Hal ini menunjukkan bahwa peran sebagian orangtua (59,1%)

belum berjalan dengan baik, yaitu dalam hal mengawasi jajanan anak. Suwelo (1992)

dalam bukunya “Kajian pada anak usia sekolah” menyatakan bahwa tidak hanya cara

membersihkan gigi saja tetapi jenis jajanan yang menguntungkan kesehatan gigi perlu

diperhatikan oleh orangtua sehingga orangtua dapat mengetahui jenis jajanan yang baik

untuk anak mereka. Pada peran orangtua baik, dijumpai rerata sekstan sehat 5,31, lebih

Page 86: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

tinggi dibandingkan dengan peran orangtua kurang 3,93. Hal ini menunjukkan peran

orangtua sudah baik yang mana terlihat bahwa hampir semua orangtua (99,10%) sudah

mengajar anak menyikat gigi, 60,45% sudah mengawasi anak menyikat gigi dan 64,6%

memeriksa gigi anak di rumah (Tabel 4.11). Demikian juga terlihat peran orangtua baik,

rerata OH 1,14 lebih rendah dari peran kurang 1,39 dan ada hubungan bermakna

(p<0,05). Hal ini menunjukkan peran orangtua terhadap status kebersihan mulut sudah

baik. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa 60,4% orangtua sudah mengawasi anak menyikat

gigi.

Page 87: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Faktor Manajemen

a. Puskesmas yang telah memiliki sarana/prasarana lengkap (ada KIT, alat peraga,

bahan dan obat-obatan) 75%, hanya 1 puskesmas (25%) yang tidak memiliki

sarana/prasarana lengkap

b. Dalam melaksanakan kegiatan UKGS, semua puskesmas (100%) tidak

mempunyai biaya dari pemerintah/swasta tetapi memperolehnya dari dana

Jamkesmas.

2. Tenaga Pelaksana UKGS

a. Semua tenaga kesehatan gigi telah berperan dalam membuat rencana kerja. Yang

belum dilaksanakan adalah sosialisasi kepada orangtua murid kelas 1 dan belum

pernah mendapat pelatihan UKGS. Sebagian peran tenaga kesehatan yang sudah

dilaksanakan adalah membuat rencana kerja, membina integrasi dengan unit

terkait, menerima rujukan dari sekolah, melakukan pembinaan dokter kecil,

melaksanakan pelayanan medik gigi dasar dan lokakarya mini puskesmas.

b. Guru Orkes sudah melakukan peran dalam pendidikan kesehatan gigi 75%,

mengajarkan cara menyikat gigi yang baik 75%, dan membantu melakukan

penjaringan 75%. Sedangkan peran yang masih kurang adalah melakukan

Page 88: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

pembinaan dokter kecil 62,5%, bekerjasama dengan petugas UKGS 50%,

melakukan rujukan 62,5%. Hanya 37,5% yang sudah mendapat pelatihan tentang

UKS/UKGS.

c. Orangtua umumnya sudah berperan dalam hal mengajar anak menyikat gigi,

menyediakan dan mengganti sikat gigi yang rusak serta menyediakan pasta gigi,

namun perannya masih kurang dalam mengontrol anak menyikat gigi, memeriksa

gigi anak di rumah, mengawasi jajan anak dan membawa anak ke dokter gigi.

3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi

Cakupan sikat gigi masal 100% masih kurang, murid selektif yang mendapat

perawatan 50%, dan kunjungan petugas kesehatan ke sekolah kategori kurang

75%.

4. Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Status kesehatan gigi mulut murid sekolah dasar di Kabupaten Aceh Tamiang

yaitu rerata decay adalah 0,90 ± 1,47, missing 0,49±1,00, filling 0.00±0,06 dan

DMFT 1,50 ±2,13, rerata sekstan gusi sehat 5,15±1,55, sekstan perdarahan

0,30±0,91 dan sekstan kalkulus 0,49±1,24, sedangkan rerata skor debris

0,77±0,44, skor kalkulus 0,33±0,55 dan OHI adalah 1,11±0,85.

5. Hubungan Faktor Manajemen (Sarana/prasarana dan Biaya) dan Tenaga

Pelaksana UKGS dengan Cakupan Pelayanan UKGS

Tidak ada hubungan bermakna antara sarana/prasarana dengan sikat gigi

masal, siswa kelas selektif yang mendapat perawatan dan kunjungan petugas

kesehatan ke sekolah. Tidak ada hubungan bermakna antara peran tenaga

Page 89: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

kesehatan dan peran guru dengan sikat gigi masal, siswa kelas selektif yang

mendapat perawatan dan frekuensi kunjungan petugas kesehatan ke sekolah.

6. Hubungan Faktor Manajemen (Sarana/prasarana dan Biaya) dan Tenaga

Pelaksana UKGS dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Tidak ada hubungan antara sarana/prasarana dengan DMFT, namun ada hubungan

bermakna dengan sekstan sehat, sekstan perdarahan, sekstan kalkulus dan OHIS.

Ada hubungan bermakna antara peran guru dan tenaga kesehatan dengan DMFT

(p<0,05). Ada hubungan bermakna antara peran tenaga kesehatan dengan sekstan

sehat dan sekstan kalkulus tetapi tidak ada hubungan dengan sekstan perdarahan.

Ada hubungan bermakna antara peran guru dengan sekstan kalkulus tetapi tidak

ada hubungan dengan sekstan sehat dan perdarahan. Ada hubungan sangat

bermakna antara peran tenaga kesehatan dan guru dengan OHIS (p<0,001).

7. Hubungan Orangtua dengan Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Ada hubungan bermakna antara peran orangtua terhadap rerata DMFT, status

periodontal dan OHIS anak (p<0,05).

6.2. Saran

Untuk Dinas Kesehatan

1. Membuat kesepakatan untuk semua puskesmas agar menjalankan program UKGS.

2. Membuat kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan Program Usaha Kesehatan

Gigi Sekolah (UKGS) yang dapat meningkatkan motivasi tenaga pelaksana

UKGS melalui pelatihan, pengembangan program, memfasilitasi kegiatan sektoral

dan melakukan fungsi evaluasi dan monitoring terhadap program UKGS.

Page 90: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

3. Menyediakan dana untuk melaksanakan kegiatan UKGS.

4. Menyediakan alat peraga di puskesmas yang alat peraganya tidak ada dan

menyediakan bahan dan obat-obatan pada puskesmas yang belum tersedia bahan

dan obat-obatan.

5. Melaksanakan pelatihan UKGS untuk tenaga kesehatan gigi dan guru Orkes di

sekolah.

6. Menempatkan tenaga dokter gigi di puskesmas untuk meningkatkan status

kesehatan gigi dan mulut.

Untuk Puskesmas

1. Pihak pengelola program dan tenaga kesehatan gigi diharapkan dapat membuat

rencana intervensi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di seluruh puskesmas

di wilayah kerjanya dengan lebih dititikberatkan pada pencegahan.

2. Mengatasi biaya operasional dengan membuat usulan dana oleh kepala puskesmas

kepada dinas kesehatan agar diupayakan menjadi anggaran tahunan.

3. Meningkatkan pelayanan penambalan dengan ART bila tidak tersedia mikromotor

dan pelayananan pembersihan karang gigi untuk mencegah penyakit periodontal.

Untuk Unit Sekolah

1. Sebagai masukan bagi guru Olahraga kesehatan (Orkes) di sekolah agar

mengajarkan kepada anak cara menyikat gigi yang baik, melakukan rujukan,

membantu penjaringan dan bekerjasama dengan petugas UKGS.

2. Turut melaksanakan program sikat gigi masal di sekolah.

Untuk Orangtua

Page 91: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

1. Melibatkan orangtua dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak di rumah untuk

mengajar dan mengawasi anak menyikat gigi, menyediakan pasta gigi, mengawasi

jajanan anak, memeriksa gigi anak dan membawa anak ke dokter gigi.

Page 92: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Perilaku dan temukan kesehatan Gigi Anak. http://www.rumahku.hut (21

Oktober 2008). Astoeti, Tri Erri., 2006. Total Quality Management dalam Pendidikan Kesehatan Gigi di

Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada: 20-30. Axelsson P., 1999. An Introduction to Risk Prediction and Preventive Dentistry. Chicago:

Quinressence Publishing Co., Inc., 113-114. BPPSDMK., 2007. Program Model Pendayagunaan Dokter Gigi dan Perawat Gigi di

Sekolah. http://www.bppsdmk.depkes.go.id/?show= (16 Oktober 2008). Budiharto, 1998. Kontribusi Umur, Pendidikan, Jumlah Anak, Status Ekonomi Keluarga,

Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Gigi dan Pendidikan Kesehatan Gigi terhadap Perilaku Ibu, JKGUI; 5(2): 92-108.

Debnath T., 2002. Ashok’S Public Health and Preventive Dentistry. 2nd ed., India:

AITBS Publishers & Distributors (Regd.): 8-30. ------------------., 1999. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pelayanan Medik. ------------------., 2000. Pedoman Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Indonesia Sehat

2010. Jakarta. ------------------., 2000. Pedoman Pelaksanaan Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pelayanan Medik. ------------------., 2004. Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.

Jakarta. ------------------., 2005. Survei Kesehatan Nasional. Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) 2004. Vol. 3. Jakarta: Badan Litbangkes: 18-20. ------------------., 2007. Data Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional., 2003. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha

Kesehatan Sekolah. Jakarta.

Page 93: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang., 2003. Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2003. ------------------., 2004. Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2004. ------------------., 2007. Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2007. ------------------., 2007. Data Dasar. Puskesmas Rantau Kecamatan Rantau. Herijulianti, E., Indriani, TS., dan Sri Artini., 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran: 97-115. Irmawati., dan Satiti, K., 2001. Prevalensi Karies pada Anak-Anak yang Tinggal di Tiga

Desa dengan Konsumsi Air Minum yang Berbeda Kadar Fluornya. Majalah Kedokteran Gigi (dental Journal) FKG UNAIR: 147-50.

Lubis, H.D., 2005. Pembentukan Model Jaringan Kerja Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di

Kabupaten Tapanuli Selatan. Medan: Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Murphy, E.M., 2004. Promoting Healthy Behaviour. Health Bulletin. Population

Refrences Bureau: 1-7. Naito, M, dkk., 2006 Oral Health Status and Health-related Quality of Life: A Systematic

review. J Oral Science; 48, 1-7. Notoatmojo, S., 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yokyakarta: Andi Offset. Octiara, E., dan Roesnawati, Y., 2001. Karies Gigi, Oral Higiene dan Kebiasaan

Membersihkan Gigi pada Anak-Anak Panti Karya Pungai di Binjai. J Kedokteran Gigi UI; 6(1): 18-23.

Panjaitan, M., 1997. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Ed ke-1. Medan:

USU Press: 30-53. Paulander, J., Axelsson, P., Lindhe, J., 2003. Association between Level of Education and

Oral Health Status in 35-, 50-, and 75-year olds. J Clinical Periodontology; 30(8): 697.

Peterson, P.E., 2003. The Role of the WHO Global Oral Health Programme. African

Journal of Oral Health: 2-16. Pintauli, S., 2003. Dokter Gigi sebagai Manajer Kesehatan di Puskesmas. Fakultas

Kedokteran Gigi. Universitas Sumatera Utara, USU Digital Library.

Page 94: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Pintauli, S., dan Hamada, T., 2007. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Pencegahan dan Pemeliharaan. Medan: USU Press: 1-20.

Ramola, E., 2006. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Need dan Demand Kesehatan

Gigi Siswa Kelas VI SD dalam Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Gigi di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Matsum tahun 2005. Medan: Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Richmond, S., Chesnutt, I., Shennan, J., Brown, R., 2007. The Relationship of Medical

and Dental Factors to Perceived General and Dental Health. Community Dental Oral Epidemiology: 89-97.

Singarimbun, M., dan Effendi, S., 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Situmorang N., 2001. Penyakit Gigi dan Mulut serta Pengaruhnya terhadap Kualitas

hidup. Dentika Dental Journal; 6(1): 164-8. Soetiarto, F., 2001. Penelitian Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat terhadap

Kesehatan Gigi dan Mulutnya. J Kedokteran Gigi: 6-9. Sutopo U., 2001. Kegiatan Penelitian di Lingkungan Direktorat Kesehatan Gigi.

Departemen Kesehatan. Cermin Dunia Kedokteran 75: 13-5. Suwelo, S.S., 1992. Karies Gigi pada Anak dengan Pelbagai Faktor Etiologi. Kajian pada

anak usia prasekolah. Jakarta: EGC: 3-5. Surat Keputusan MenKes RI no. 128/MKes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat

Kesehatan Masyarakat DepKes RI. Tjokronegoro, A., Sudarsono, S., Eds., 1985. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran.

Jakarta: FK UI, 131-7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992. Tentang Kesehatan, Jakarta World Health Organization., 1997. Oral Health Survey Basic Methods. 4th ed., Geneva World Health Organization., 2003. The World Oral Health Report. Geneva: 1-33. Wright, G., 1998. Non-Pharmacologic Management of Children Behaviours. Dalam: Mc

Donald et al., Dentistry for the Child and Adolescent. 8th ed., Mosby: 35-49. Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia., 2007. Program pelayanan UKGS.

http://www.ykgi.or.id/program.html (17 November 2007).

Page 95: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

KUESIONER UNTUK PETUGAS KESEHATAN GIGI Puskesmas yang ada dokter gigi Nama : A.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki A

2. Perempuan Nama Puskesmas : B. :1. Kepala Puskesmas 2. Dokter gigi B 3. Perawat gigi C.Manajemen Puskesmas

1. Apakah tersedia UKGS kits di puskesmas untuk pelaksanaan kegiatan UKGS a.Ya b. Tidak

2. Apakah tersedia alat peraga (poster, model gigi dan sikat gigi C besar) di puskesmas? a.Ya b. Tidak

3. Apakah tersedia bahan habis pakai dan obat-obatan di puskesmas untuk pelaksanaan kegiatan UKGS? a.Ya b. Tidak

Kriteria: a. Baik (3), bila 3 item tersedia b. Cukup (2), bila 2 dari 3 item tersedia c. Kurang (1), bila hanya 1 item tersedia

D.Biaya operasional 4. Dari mana diperoleh dana operasional untuk pelaksanaan kegiatan UKGS?

a. Pemerintah b. Swasta/masyarakat D c. Tidak ada d. Lain-lain: ............................... (sebutkan)

Kriteria: a. Baik (3), bila dana a & b b. Cukup (2), bila dana a atau b c. Kurang (1), bila tidak ada dana

Lampiran 1

Page 96: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Pertanyaan:

1.Apakah Saudara ada membuat rencana kerja kegiatan UKGS (penentuan sekolah dasar)?

a. Ya b. Tidak 1. 2.Dalam pelaksanaan UKGS, apakah Saudara membina integrasi dengan unit terkait misalnya Poli Umum atau Unit Kesehatan Anak?

a. Ya b. Tidak 2. 3.Apakah Saudara melakukan sosialisasi pelaksanaan UKGS kepada orang tua siswa kelas I? a.Ya b. Tidak 3 4. Apakah Saudara melakukan pembinaan dokter kecil?

a. Ya b. Tidak 4. 5. Apakah ada pertemuan lokakarya mini tentang UKGS?

a. Ya b. Tidak 5. 6. Apakah Saudara melakukan pelayanan medik gigi dasar?

a.Ya b. Tidak 6. 6a.Apabila Saudara menjawab no. 6 ya, bentuk pelayanan apa saja yang dilakukan:

a. penambalan gigi b. pencabutan gigi susu c. pembersihan karang gigi 6a d. dan lain-lain (sebutkan .............................)

7. Apakah Saudara ada menerima rujukan dari guru dan petugas kesehatan? a. Ya b. Tidak 7

8. Apakah Saudara pernah mendapat pelatihan tentang UKGS? a. Ya, pernah b. Tidak pernah 8 9. Kriteria: Kategori:

a. Baik (3) bila 6-8 item terlaksana b. Cukup (2) bila 4-5 item terlaksana 9 c. Kurang (1) bila 1-3 item terlaksana

Page 97: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

E. Cakupan Pelayanan UKGS

Jumlah SD:

Sikat gigi masal Nama-nama SD Jumlah %

Jumlah murid kelas

selektif

Jumlah murid yang diperiksa

Jumlah murid

mendapat perawatan

Jumlah kunjungan

sekolah dasar

1 2 3 4 5 6 7

Kategori: A.Untuk kolom 2 dan 3

1) Baik, apabila frekuensi sikat gigi masal 9-12 kali dalam setahun 2) Cukup, apabila frekuensi sikat gigi masal 7-8 kali dalam setahun 3) Kurang, apabila frekuensi sikat gigi masal <7 kali dalam setahun

B.Untuk kolom 4, 5 dan 6

1) Baik, apabila >80% murid mendapatkan perawatan 2) Cukup, apabila 60%-80% murid mendapatkan perawatan 3) Kurang, apabila <60% murid mendapatkan perawatan

C.Untuk kolom 7 1) Baik, apabila kunjungan pemeriksaan gigi ke SD >2 kali pertahun. 2) Cukup, apabila kunjungan pemeriksaan gigi ke SD 2 kali pertahun. 3) Kurang, apabila kunjungan pemeriksaan gigi ke SD <2 kali pertahun.

Lampiran 2

Page 98: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

No: KUESIONER UNTUK UNIT SEKOLAH (GURU ORKES) Nama : Nama Sekolah :

Lokasi sekolah :

Pertanyaan: 1. Apakah Saudara ada melakukan pendidikan kesehatan gigi (penyuluhan) di sekolah ?

a.Ya b. Tidak 1. 2. Apakah Saudara ada melakukan pembinaan kepada dokter kecil yang terpilih di sekolah

a.Ya b. Tidak 2. 3. Apakah Saudara membuat kerjasama dengan petugas kesehatan UKGS (sikat gigi bersama dan memelihara kesehatan lingkungan jajan)?

a.Ya b. Tidak 3 4. Apakah Saudara mengajarkan cara menyikat gigi pada waktu sikat gigi masal kepada murid-murid sekolah?

a. Ya b. Tidak 4. 5. Apakah ada melakukan rujukan ke puskesmas bila menjumpai masalah gigi pada siswa?

a. Ya b. Tidak 5 6. Apakah Saudara ada membantu tenaga kesehatan gigi pada waktu melakukan penjaringan? a. Ya b. Tidak 6 7. Apakah Saudara pernah mendapat pelatihan tentang UKS/UKGS? a. Ya, pernah b. Tidak pernah 7 8. Kriteria: Kategori:

a. Baik (3) bila 6-7 item terlaksana b. Cukup (2) bila 4-5 item terlaksana 8. c. Kurang (1) bila 1-3 item terlaksana

Lampiran 3

Page 99: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

Puskesmas yang ada dokter gigi ANGKET UNTUK ORANG TUA MURID No:

Nama murid : Nama Ibu : Pendidikan Ibu :

a. Tidak tamat SD/Tidak sekolah b. Tamat SD/SLTP A c. Tamat SLTA/D1 d. Tamat D3/S1/S2

Nama dan lokasi sekolah : Lingkari jawaban yang menurut Saudara benar. Pertanyaan: 1. Apakah Ibu ada mengajari anak menyikat gigi di rumah? a.Ya b. Tidak 1. 2. Apakah Ibu ada mengontrol atau mengawasi anak saudara menyikat gigi di rumah a.Ya b. Tidak 2. 3. Apakah Ibu ada menyediakan dan mengganti sikat gigi anak bila sudah rusak?

a.Ya b. Tidak 3. 4. Apakah Ibu ada menyediakan pasta gigi untuk keluarga di rumah?

a.Ya b. Tidak 4. 5. Apakah Ibu mengawasi jajanan anak?

a.Ya b. Tidak 5. 6. Apakah Ibu melakukan pemeriksaan gigi anak di rumah? a.Ya b. Tidak 6. 7. Apakah Ibu pernah membawa anak ke dokter gigi/ puskesmas bila anak mengalami masalah gigi? a. Ya b. Tidak 7. 8.Kriteria: Kategori:

a. Baik (3) bila 6-7 item terlaksana b. Cukup (2) bila 4-5 item terlaksana 8 c. Kurang (1) bila 1-3 item terlaksana

Lampiran 4

Page 100: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 101: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

Puskesmas yang ada dokter gigi Nama murid:

Jenis Kelamin:

A. DMFT No.

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

Keterangan:

0 = gigi sehat D = decayed (lobang) Mi= gigi indikasi cabut Me= gigi sudah dicabut karena alasan lain F = gigi dengan tambalan sempurna/sealant Fd = gigi dengan tambalan dan ada karies primer /sekunder X = gigi belum tumbuh

A. Status Periodontal

6 1 6 6 1 6

Keterangan: 0 = kondisi peridontal sehat 1 = pendarahan, tampak secara langsung atau dengan kaca mulut

setelah perabaan dengan sonde 2 = terdapat karang gigi, diraba dengan sonde terasa adanya

karang gigi

1. D =

2. M (Mi +Me) =

3. F (F + Fd) =

4. DMFT =

5. Σ Sekstan kode 0 =

6. Σ Sekstan kode 1 =

7. Σ Sekstan kode 2 =

Sekstan Sekstan

Lampiran 5

Page 102: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

C.OHIS

Indeks debris

6 1 6 6 1 6

Kriteria Penilaian Indeks Oral Debris Skor Kriteria

0 Tidak ada debris atau stain 1 Debris <1/3 permukaan gigi

Ada extrinsik stain 2 Debris > 1/3 - < 2/3 permukaan gigi 3 Debris > 2/3 permukaan gigi

Indeks kalkulus

6 1 6 6 1 6

Kriteria Pengukuran Indeks Kalkulus

Skor Kriteria

0 Tak ada karang gigi 1 Karang gigi supra gingiva > 1/3

permukaan gigi 2 Karang gigi supra gingiva > 1/3 -< 2/3

permukaan gigi Ada bercak karang gigi sub gingiva yang tidak melingkari leher gigi.

3 Karang gigi supra gingiva >2/3 dari permukaan gigi dan/atau karang gigi sub gingiva yang dengan tidak putus-putus mengelilingi bagian leher gigi.

8. ID = =

9. IK = =

10. OHI =

Page 103: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

KUESIONER UNTUK PETUGAS KESEHATAN GIGI Puskesmas yang tidak ada dokter gigi Nama : A.Jenis Kelamin : 1. Laki-laki A

2. Perempuan Nama Puskesmas : B. :1. Kepala Puskesmas 2. Dokter gigi B 3. Perawat gigi C.Manajemen Puskesmas

1. Apakah tersedia UKGS kits di puskesmas untuk pelaksanaan kegiatan UKGS a.Ya b. Tidak

2. Apakah tersedia alat peraga (poster, model gigi dan sikat gigi C besar) di puskesmas? a.Ya b. Tidak

3. Apakah tersedia bahan habis pakai dan obat-obatan di puskesmas untuk pelaksanaan kegiatan UKGS? a.Ya b. Tidak

Kriteria: a) Baik (3), bila 3 item tersedia b) Cukup (2), bila 2 dari 3 item tersedia c) Kurang (1), bila hanya 1 item tersedia

D.Biaya operasional 4. Dari mana diperoleh dana operasional untuk pelaksanaan kegiatan UKGS?

1) Pemerintah 2) Swasta/masyarakat D 3) Tidak ada 4) Lain-lain: .............................................. (sebutkan)

Kriteria: a) Baik (3), bila dana a & b b) Cukup (2), bila dana a atau b c) Kurang (1), bila tidak ada dana

Lampiran 6

Page 104: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Pertanyaan:

1.Apakah Saudara ada membuat rencana kerja kegiatan UKGS (penentuan sekolah dasar)? a.Ya b. Tidak 1. 2.Dalam pelaksanaan UKGS, apakah Saudara membina integrasi dengan unit terkait misalnya Poli Umum atau Unit Kesehatan Anak?

a.Ya b. Tidak 2. 3.Apakah Saudara melakukan sosialisasi pelaksanaan UKGS kepada orang tua siswa kelas I?

a.Ya b. Tidak 3 4. Apakah Saudara melakukan pembinaan dokter kecil?

a.Ya b. Tidak 4. 5. Apakah ada pertemuan lokakarya mini tentang UKGS?

a.Ya b. Tidak 5. 6. Apakah Saudara melakukan pelayanan medik gigi dasar?

a.Ya b. Tidak 6. 6a.Apabila Saudara menjawab no. 6 ya, bentuk pelayanan apa saja yang dilakukan:

a. penambalan gigi b. pencabutan gigi susu c. pembersihan karang gigi 6a d. dan lain-lain (sebutkan .............................)

7. Apakah Saudara ada menerima rujukan dari guru dan petugas kesehatan? a. Ya b. Tidak 7

8. Apakah Saudara pernah mendapat pelatihan tentang UKGS? a. Ya, pernah b. Tidak pernah 8 9. Kriteria: Kategori:

a. Baik (3) bila 6-8 item terlaksana b. Cukup (2) bila 4-5 item terlaksana 9 c. Kurang (1) bila 1-3 item terlaksana

Page 105: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

E. Cakupan Pelayanan UKGS Jumlah SD:

Sikat gigi masal Nama-nama SD Jumlah %

Jumlah murid kelas

selektif

Jumlah murid yang diperiksa

Jumlah murid

mendapat perawatan

Jumlah kunjungan

sekolah dasar

1 2 3 4 5 6 7

Kategori: A.Untuk kolom 2 dan 3

1) Baik, apabila frekuensi sikat gigi masal 9-12 kali dalam setahun 2) Cukup, apabila frekuensi sikat gigi masal 7-8 kali dalam setahun 3) Kurang, apabila frekuensi sikat gigi masal <7 kali dalam setahun

B.Untuk kolom 4, 5 dan 6

1) Baik, apabila >80% murid mendapatkan perawatan 2) Cukup, apabila 60%-80% murid mendapatkan perawatan 3) Kurang, apabila <60% murid mendapatkan perawatan

C.Untuk kolom 7 1) Baik, apabila kunjungan pemeriksaan gigi ke SD >2 kali pertahun. 2) Cukup, apabila kunjungan pemeriksaan gigi ke SD 2 kali pertahun. 3) Kurang, apabila kunjungan pemeriksaan gigi ke SD <2 kali pertahun.

Lampiran 7

Page 106: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

Puskesmas yang tidak ada dokter gigi No: KUESIONER UNTUK UNIT SEKOLAH (GURU ORKES) Nama : Nama Sekolah :

Lokasi sekolah :

Pertanyaan: 1.Apakah Saudara ada melakukan pendidikan kesehatan gigi (penyuluhan) di sekolah ?

a.Ya b. Tidak 1. 2. Apakah Saudara ada melakukan pembinaan kepada dokter kecil yang terpilih di sekolah

a.Ya b. Tidak 2. 3. Apakah Saudara membuat kerjasama dengan petugas kesehatan UKGS (sikat gigi bersama dan memelihara kesehatan lingkungan jajan)?

a.Ya b. Tidak 3 4. Apakah Saudara mengajarkan cara menyikat gigi pada waktu sikat gigi masal kepada murid-murid sekolah?

b. Ya b. Tidak 4. 5. Apakah ada melakukan rujukan ke puskesmas bila menjumpai masalah gigi pada siswa?

b. Ya b. Tidak 5 6. Apakah Saudara ada membantu tenaga kesehatan gigi pada waktu melakukan penjaringan? a. Ya b. Tidak 6 7. Apakah Saudara pernah mendapat pelatihan tentang UKS/UKGS? a. Ya, pernah b. Tidak pernah 7 8. Kriteria: Kategori:

a. Baik (3) bila 6-7 item terlaksana b. Cukup (2) bila 4-5 item terlaksana 8. c. Kurang (1) bila 1-3 item terlaksana

Lampiran 8

Page 107: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

Puskesmas yang tidak ada dokter gigi ANGKET UNTUK ORANG TUA MURID No:

Nama murid : Nama Ibu : Pendidikan Ibu :

a. Tidak tamat SD/Tidak sekolah b. Tamat SD/SLTP A c. Tamat SLTA/D1 d. Tamat D3/S1/S2

Nama dan lokasi sekolah : Pertanyaan: 1. Apakah Ibu ada mengajari anak menyikat gigi di rumah? a.Ya b. Tidak 1. 2. Apakah Ibu ada mengontrol atau mengawasi anak saudara menyikat gigi di rumah a.Ya b. Tidak 2. 3. Apakah Ibu ada menyediakan dan mengganti sikat gigi anak bila sudah rusak?

a.Ya b. Tidak 3. 4. Apakah Ibu ada menyediakan pasta gigi untuk keluarga di rumah?

a.Ya b. Tidak 4. 5. Apakah Ibu mengawasi jajanan anak?

a.Ya b. Tidak 5. 6. Apakah Ibu melakukan pemeriksaan gigi anak di rumah? a.Ya b. Tidak 6. 7. Apakah Ibu pernah membawa anak ke dokter gigi/ puskesmas bila anak mengalami masalah gigi? a. Ya b. Tidak 7. 5. Kriteria: Kategori:

a) Baik (3) bila 6-7 item terlaksana b) Cukup (2) bila 4-5 item terlaksana 8 c) Kurang (1) bila 1-3 item terlaksana

Lampiran 9

Page 108: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA UKGS DENGAN CAKUPAN PELAYANAN UKGS SERTA STATUS

KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR DI KAB. ACEH TAMIANG, TAHUN 2009

Puskesmas yang tidak ada dokter gigi Nama murid: Jenis Kelamin:

B. DMFT No.

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7

Keterangan:

0 = gigi sehat D = decayed (lobang) Mi= gigi indikasi cabut Me= gigi sudah dicabut karena alasan lain F = gigi dengan tambalan sempurna/sealant Fd = gigi dengan tambalan dan ada karies primer /sekunder X = gigi belum tumbuh

B. Status Periodontal

6 1 6 6 1 6

Keterangan: 0 = kondisi peridontal sehat 1 = pendarahan, tampak secara langsung atau dengan kaca mulut

setelah perabaan dengan sonde 2 = terdapat karang gigi, diraba dengan sonde terasa adanya

karang gigi

5. D =

6. M (Mi +Me) =

7. F (F + Fd) =

8. DMFT =

5. Σ Sekstan kode 0 =

6. Σ Sekstan kode 1 =

7. Σ Sekstan kode 2 =

Sekstan Sekstan

Lampiran 10

Page 109: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

C.OHIS

Indeks debris

6 1 6 6 1 6

Kriteria Penilaian Indeks Oral Debris Skor Kriteria

0 Tidak ada debris atau stain 1 Debris <1/3 permukaan gigi

Ada extrinsik stain 2 Debris > 1/3 - < 2/3 permukaan gigi 3 Debris > 2/3 permukaan gigi

Indeks kalkulus

6 1 6 6 1 6

Kriteria Pengukuran Indeks Kalkulus

Skor Kriteria

0 Tak ada karang gigi 1 Karang gigi supra gingiva > 1/3

permukaan gigi 2 Karang gigi supra gingiva > 1/3 -< 2/3

permukaan gigi Ada bercak karang gigi sub gingiva yang tidak melingkari leher gigi.

3 Karang gigi supra gingiva >2/3 dari permukaan gigi dan/atau karang gigi sub gingiva yang dengan tidak putus-putus mengelilingi bagian leher gigi.

8. ID = =

9. IK = =

10. OHI =

Page 110: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

Variabel r-tabel r-hitung Alpha Keterangan D 0,361 0,7497 0,8183 Valid dan Reliabel M 0,361 0,8852 0,8018 Valid dan Reliabel F 0,361 0,8143 0,8120 Valid dan Reliabel DMFT 0,361 1,0000 0,8413 Valid dan Reliabel Sekstan 0 0,361 0,7996 0,8995 Valid dan Reliabel Sekstan 1 0,361 0,9242 0,8023 Valid dan Reliabel Sekstan 2 0,361 0,7766 0,9293 Valid dan Reliabel Indeks plak 0,361 0,8387 0,8950 Valid dan Reliabel Indeks kalkulus 0,361 0,8664 0,8388 Valid dan Reliabel Indeks oral hygiene 0,361 0,9997 0,8072 Valid dan Reliabel Manajemen 1 0,632 0,8402 0,8824 Valid dan Reliabel Manajemen 2 0,632 0,7906 0,9000 Valid dan Reliabel Manajemen 3 0,632 0,8402 0,8824 Valid dan Reliabel Operasional 0,632 0,7906 0,9000 Valid dan Reliabel Petugas 1 0,632 0,7003 0,8894 Valid dan Reliabel Petugas 2 0,632 0,6253 0,8959 Valid dan Reliabel Petugas 3 0,632 0,6253 0,8959 Valid dan Reliabel Petugas 4 0,632 0,8882 0,8712 Valid dan Reliabel Petugas 5 0,632 0,6654 0,8926 Valid dan Reliabel Petugas 6 0,632 0,7003 0,8894 Valid dan Reliabel Petugas 7 0,632 0,6654 0,8926 Valid dan Reliabel Petugas 8 0,632 0,6654 0,8926 Valid dan Reliabel Guru 1 0,632 0,8082 0,9097 Valid dan Reliabel Guru 2 0,632 0,7600 0,9147 Valid dan Reliabel Guru 3 0,632 0,7496 0,9160 Valid dan Reliabel Guru 4 0,632 0,7496 0,9160 Valid dan Reliabel Guru 5 0,632 0,7600 0,9147 Valid dan Reliabel Guru 6 0,632 0,8025 0,9102 Valid dan Reliabel Guru 7 0,632 0,7496 0,9160 Valid dan Reliabel Orang tua 1 0,361 0,7058 0,8244 Valid dan Reliabel Orang tua 2 0,361 0,5563 0,8470 Valid dan Reliabel Orang tua 3 0,361 0,7436 0,8256 Valid dan Reliabel Orang tua 4 0,361 0,7236 0,8244 Valid dan Reliabel Orang tua 5 0,361 0,6846 0,8276 Valid dan Reliabel Orang tua 6 0,361 0,5551 0,8470 Valid dan Reliabel Orang tua 7 0,361 0,4566 0,8616 Valid dan Reliabel

Lampiran 11

Page 111: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Lampiran 12

Page 112: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 113: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 114: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 115: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 116: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 117: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 118: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 119: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 120: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 121: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 122: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 123: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 124: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 125: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 126: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 127: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 128: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Lampiran 13

Page 129: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 130: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 131: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 132: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 133: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 134: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 135: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 136: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 137: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 138: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 139: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 140: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 141: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 142: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 143: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 144: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 145: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 146: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 147: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Manajemen Puskesmas ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. M1 .6000 .5164 10.0 2. M2 .8000 .4216 10.0 3. M3 .6000 .5164 10.0 4. OP .8000 .4216 10.0 N of Cases = 10.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 2.8000 2.8444 1.6865 4 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .7000 .6000 .8000 .2000 1.3333 .0133 Item Variances Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .2222 .1778 .2667 .0889 1.5000 .0026 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted M1 2.2000 1.5111 .8402 . .8824 M2 2.0000 1.7778 .7906 . .9000 M3 2.2000 1.5111 .8402 . .8824 OP 2.0000 1.7778 .7906 . .9000 Reliability Coefficients 4 items Alpha = .9167 Standardized item alpha = .9199

Petugas Kesehatan ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. PETUGAS1 .3000 .4830 10.0 2. PETUGAS2 .7000 .4830 10.0 3. PETUGAS3 .7000 .4830 10.0 4. PETUGAS4 .4000 .5164 10.0 5. PETUGAS5 .6000 .5164 10.0 6. PETUGAS6 .3000 .4830 10.0 7. PETUGAS7 .6000 .5164 10.0 8. PETUGAS8 .6000 .5164 10.0 N of Cases = 10.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 4.2000 9.5111 3.0840 8 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .5250 .3000 .7000 .4000 2.3333 .0279 Item Variances Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .2500 .2333 .2667 .0333 1.1429 .0003 Item-total Statistics

Lampiran 15

Page 148: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted PETUGAS1 3.9000 7.4333 .7003 . .8894 PETUGAS2 3.5000 7.6111 .6253 . .8959 PETUGAS3 3.5000 7.6111 .6253 . .8959 PETUGAS4 3.8000 6.8444 .8882 . .8712 PETUGAS5 3.6000 7.3778 .6654 . .8926 PETUGAS6 3.9000 7.4333 .7003 . .8894 PETUGAS7 3.6000 7.3778 .6654 . .8926 PETUGAS8 3.6000 7.3778 .6654 . .8926 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients 8 items Alpha = .9025 Standardized item alpha = .9023

Guru Orkes ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. GURU1 .5000 .5270 10.0 2. GURU2 .4000 .5164 10.0 3. GURU3 .8000 .4216 10.0 4. GURU4 .8000 .4216 10.0 5. GURU5 .4000 .5164 10.0 6. GURU6 .6000 .5164 10.0 7. GURU7 .8000 .4216 10.0 N of Cases = 10.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 4.3000 7.7889 2.7909 7 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .6143 .4000 .8000 .4000 2.0000 .0348 Item Variances Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .2302 .1778 .2778 .1000 1.5625 .0024 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted GURU1 3.8000 5.5111 .8082 . .9097 GURU2 3.9000 5.6556 .7600 . .9147 GURU3 3.5000 6.0556 .7496 . .9160 GURU4 3.5000 6.0556 .7496 . .9160 GURU5 3.9000 5.6556 .7600 . .9147 GURU6 3.7000 5.5667 .8025 . .9102 GURU7 3.5000 6.0556 .7496 . .9160 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients 7 items Alpha = .9253 Standardized item alpha = .9274

Page 149: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

Orang Tua ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. ORTU1 .5667 .5040 30.0 2. ORTU2 .5667 .5040 30.0 3. ORTU3 .8333 .3790 30.0 4. ORTU4 .7667 .4302 30.0 5. ORTU5 .5000 .5085 30.0 6. ORTU6 .6000 .4983 30.0 7. ORTU7 .5333 .5074 30.0 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 4.3667 6.0333 2.4563 7 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .6238 .5000 .8333 .3333 1.6667 .0158 Item Variances Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .2287 .1437 .2586 .1149 1.8000 .0021 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted ORTU1 3.8000 4.3034 .7058 .6848 .8244 ORTU2 3.8000 4.5793 .5563 .7465 .8470 ORTU3 3.5333 4.6713 .7436 .7977 .8256 ORTU4 3.6000 4.5241 .7236 .7906 .8244 ORTU5 3.8667 4.3264 .6846 .6119 .8276 ORTU6 3.7667 4.5989 .5551 .4820 .8470 ORTU7 3.8333 4.7644 .4566 .3822 .8616 Reliability Coefficients 7 items Alpha = .8571 Standardized item alpha = .863

Status Kesehatan Gigi Murid DMFT ***** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. D 1.3000 1.0222 30.0 2. M 1.0667 .8683 30.0 3. F .6667 .9223 30.0 4. DMFT 3.0333 2.4563 30.0 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 6.0667 24.1333 4.9126 4 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance

Page 150: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

1.5167 .6667 3.0333 2.3667 4.5500 1.0907 Item Variances Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance 2.1707 .7540 6.0333 5.2793 8.0015 6.6457 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted D 4.7667 16.8057 .7497 . .8183 M 5.0000 17.0345 .8852 . .8018 F 5.4000 17.0759 .8143 . .8120 DMFT 3.0333 6.0333 1.0000 . .8413 Reliability Coefficients 4 items Alpha = .8536 Standardized item alpha = .9281

Status Periodontal ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. SEKST0 1.6333 .7184 30.0 2. SEKST1 1.7000 .7022 30.0 3. SEKST2 1.8667 .8193 30.0 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 5.2000 4.3034 2.0745 3 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance 1.7333 1.6333 1.8667 .2333 1.1429 .0144 Item Variances Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .5602 .4931 .6713 .1782 1.3613 .0094 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted SEKST0 3.5667 2.1161 .7996 .7593 .8995 SEKST1 3.5000 1.9828 .9242 .8601 .8023 SEKST2 3.3333 1.8851 .7766 .6914 .9293 Reliability Coefficients 3 items Alpha = .9143 Standardized item alpha = .9187

Indeks Oral Higiene ****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. ID 1.1503 .6061 30.0 2. IK .5587 .7135 30.0

Page 151: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA

3. OHI 1.7037 1.2189 30.0 N of Cases = 30.0

N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 3.4127 5.9098 2.4310 3 Item Means Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance 1.1376 .5587 1.7037 1.1450 3.0495 .3279 Item Variances Mean Minimum Maximum Range Max/Min Variance .7874 .3673 1.4858 1.1184 4.0450 .3708 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted ID 2.2623 3.6107 .8387 .9980 .8950 IK 2.8540 3.1917 .8664 .9985 .8388 OHI 1.7090 1.4696 .9997 .9995 .8072 Reliability Coefficients 3 items Alpha = .9004 Standardized item alpha = .9404

Page 152: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 153: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 154: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 155: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 156: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 157: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 158: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 159: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 160: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 161: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 162: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 163: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 164: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 165: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 166: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 167: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 168: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 169: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 170: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 171: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 172: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 173: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 174: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 175: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 176: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 177: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 178: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 179: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 180: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 181: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 182: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 183: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 184: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 185: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA
Page 186: HUBUNGAN FAKTOR MANAJEMEN DAN TENAGA PELAKSANA