144

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 2: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN

PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA DI SMA

MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG

SKRIPSI

MEGA OKTARIANI

13350094

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2018

Page 3: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN

PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA DI SMA

MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi dalam Ilmu

Psikologi Islam

MEGA OKTARIANI

13350094

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2018

Page 4: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 5: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 6: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 7: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

ABSTRACT

Name : Mega Oktariani

Study Program/ Faculty : Islamic of Psychology/ Psychology

Title : Hubungan Antara Kecerdasan

Emosi dengan Penyesuaian Diri

di SMA Muhammadiyah 6

Palembang.

This research aims to know the relationship between

emotional intelligence with adaptability SMA Muhammadiyah 6

Palembang. The subject of this research as much as 158 people.

Data collection tools using the scale, i.e. emotional intelligence

scale and the scale of the adjustments themselves. Methods of

data analysis used to test the hypothesis of this research is to

use product moment.

This research aims to examine the relationship between

emotional intelligence with adaptability. The sample in this

research is the teen classes X, XI in SMA Muhammadiyah 6

Palembang. Based on the approach of the study, researchers

used a quantitative approach by using design research

korelasional. Results of correlation Pearson product moment

correlation numbers from shows of rxy = 0.663 with ρ = 0000

where this is because p < 0.01 (0.01 < 0.000) thus it can be

stated that the proposed hypothesis is proven or accepted.

Keywords:

Emotional Intelligence, Self Adjustments

Page 8: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

INTISARI

Nama : Mega Oktariani

Program Studi : Psikologi Islam / Psikologi

Judul : Hubungan Antara Kecerdasan

Emosi dengan Penyesuaian Diri

di SMA Muhammadiyah 6

Palembang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri SMA

Muhammadiyah 6 Palembang. Subjek penelitian ini sebanyak

158 orang. Alat pengumpulan data menggunakan skala, yaitu

skala kecerdasan emosi dan skala penyesuaian diri. Metode

analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian

ini menggunakan Product Moment.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara

kecerdasan emosi dengan Penyesuaian diri. Sampel dalam

penelitian ini adalah remaja kelas X, XI di SMA Muhammadiyah 6

Palembang. Berdasarkan pendekatan penelitian, peneliti

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan

rancangan penelitian korelasional. Hasil korelasi product moment

dari Pearson menunjukkan angka korelasi sebesar rxy = 0,663

dengan ρ = 0.000 dimana Hal ini dikarenakan p < 0,01 (0,000 <

0,01) Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis yang

diajukan terbukti atau diterima.

Kata Kunci:

Kecerdasan Emosi, Penyesuaian Diri

Page 9: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

LEMBAR MOTTO

“Dan barang siapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya

itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-

benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta

alam”.

(QS. Al-Ankabuut: 6)

“Perbuatanmu diukur dari niatmu

Maka lakukanlah sesuai apa yang ada dalam hatimu“

Alhamdulillah, berkat izin Allah SWT., saya dapat

menyelesaikan skripsi ini. Karya sederhana ini merupakan hadiah

kecil yang kupersembahkan untuk:

Orang Tua yaitu Ayah (Kartawi) dan Almarhumah Ibu

(Satriana) atas ketulusan cinta dan pengorbanan yang

diberikan untukku. Terima kasih atas segala kasih sayang

dan doa yang telah tercurah untukku.

Saudaraku yaitu Kakak (Ronal Diansyah) dan Adik (Novi

Palwasari) Terima kasih atas dorongan serta dukungan

yang selalu menjadikan penyemangat dalam setiap

langkahku.

Seluruh Keluarga besarku yang telah mendo‟akan dan

memberi dukungan baik berupa materi maupun moril

dalam keberhasilanku.

Tak lupa pula kepada seseorang yang telah memberi

suport atau dorongan dalam mengerjakan skripsi ini,dan

ikut membantu dalam kesuksesan perjalanan ini yaitu

Dede Rian Saputra, S.Psi. Terima kasih atas waktu dan

kebersamaan dalam menemani suka duka setiap proses

perjalanan.

Page 10: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Teman seperjuangan yaitu Mardiansyah, Muhammad

Hasyim, Muhammad Putra Dana, Marta Diana, Meliyani

Anggi Saputri, Maydina Ariningrum, Desmi Wati, dan

Yunia. Terima kasih atas keceriaan serta keakraban yang

tercurah dalam menjadikan motivasi setiap traitmen

langkah ini.

Teman-teman Psikologi Islam Angkatan 2013, Terkhusus

PI 03. Terima kasih atas kebersamaan yang telah kalian

berikan dalam perjalanan ini.

Almamaterku UIN Raden Fatah Palembang.

Page 11: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadlirat Allah,

Shubhanawata‟alah dan shalawat serta salam kepada Rasulullah

Sahallahu‟alaihiwasallam Karena atas berkat rahmat dan

hidayah-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul: “Hubungan Kecerdasan

Emosi dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja di SMA

Muhammadiyah 6 Palembang”. yang dibuat guna memenuhi

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Islam pada Jurusan Psikologi Islam Fakultas Psikologi UIN Raden

Fatah Palembang.

Pada kesempatan yang baik ini Penulis sangat

berterimakasih kepada Bapak Prof. Drs. H. M. Sirozi, M.A., Ph.D

selaku Rektor UIN Raden Fatah Palembang beserta staff dan

pimpinan lainnya, atas kesediaan tempat dalam penulis menimba

ilmu. Terimakasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Ris‟an Rusli, MA.

Selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Ibu Listya Istiningtyas, M.

Psi, Psikolog., selaku Ketua Prodi Psikologi Islam Fakultas

Psikologi, Atas dedikasi yang telah memberikan wadah untuk

penulis dalam belajar di Fakultas Psikologi.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis

sampaikan kepada Bapak H. Moh Isa Anshari Mutaal. Lc, M.Hum

selaku Dosen Pembimbing Utama serta Bapak Dr. Muhammad

Uyun, S.Psi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Kedua, Atas

kesediaan meluangkan waktu, tenaga, memberikan dukungan

dan semangat, serta pikiran untuk membimbing sehingga

selesainya skripsi ini, semoga kebaikan Bapak mendapatkan

balasan Allah SWT.

Selanjutnya terimakasih kepada seluruh Dosen Prodi

Psikologi Islam Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Raden

Page 12: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 13: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 14: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................... iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

ABSTRACT ...................................................................... vi

INTISARI ........................................................................ vii

LEMBAR MOTTO ............................................................. viii

KATA PENGANTAR.......................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................... xii

DAFTAR BAGAN .............................................................. xv

DAFTAR TABEL ............................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................... 10

1.3. Tujuan Penelitian .................................................... 10

1.4. Manfaat Penelitian .................................................. 10

1.5. Keaslian Penelitian .................................................. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................... 13

2.1 Penyesuaian Diri .......................................................... 13

2.1.1 Pengertian Penyesuaian Diri ................................... 13

2.1.2 Aspek-Aspek Penyesuaian Diri ................................ 15

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri ........... 17

2.1.4 Penyesuaian Diri dalam Perspektif Islam ................. 18

2.2 Kecerdasan Emosi ........................................................ 21

2.2.1 Pengertian Kecerdaan Emosi .................................. 21

2.2.2 Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi .............................. 23

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ....... 25

2.2.4 Kecerdasan Emosi dalm Perspektif Islam ................. 28

2.3 Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Penyesuaian Diri ... 30

2.4 Kerangka Konseptual .................................................... 32

Page 15: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

BAB III METODE PENELITIAN ....................................... 33

3.1 Pendekatan Penelitian .................................................. 34

3.2 Identifikasi Variabel Penelitian ....................................... 34

3.3 Definisi Operasional ...................................................... 34

3.4 Populasi dan Sampel .................................................... 35

3.4.1 Populasi ............................................................... 35

3.4.2 Sampel ................................................................. 36

3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................... 37

3.5.1 Skala Kecerdasan Emosi ........................................ 38

3.5.2 Skala Penyesuaian Diri ........................................... 40

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 41

3.6.1 Uji Validitas .......................................................... 41

3.6.2 Uji Reliabilitas ....................................................... 42

3.7 Metode Analisis Data .................................................... 43

3.7.1 Uji Asumsi ............................................................ 43

3.7.2 Uji Hipotesis Penelitian .......................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........... 46

4.1 Orientasi Kancah dan Persiapan .................................... 46

4.2 Persiapan Penelitian ..................................................... 49

4.2.1 Persiapan Administrasi ........................................... 49

4.2.2 Persiapan Alat Ukur ............................................... 49

4.2.3 Uji Coba Alat Ukur ................................................. 50

4.2.4 Hasil Uji Coba Alat Ukur ......................................... 51

4.3 Pelaksanaan Penelitian ................................................. 51

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Seleksi Item Skala

Kecerdasan Emosi ..................................................... 52

4.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Seleksi Item Skala

Penyesuaian Diri ....................................................... 57

4.4 Hasil Penelitian ............................................................ 63

4.4.1 Kategorisasi Variabel Penelitian .......................... 63

4.4.2 Uji Asumsi ........................................................ 66

4.4.3 Uji Hipotesis ..................................................... 68

Page 16: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

4.5 Pembahasan ................................................................ 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................. 79

5.1 Kesimpulan .................................................................. 79

5.2 Saran .......................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... 80

LAMPIRAN................................................................... ... 83

Page 17: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat SK Pembimbing .................................................... 84

2. Surat Pra-Penelitian ....................................................... 85

3. Surat Izin Penelitian ....................................................... 86

4. Surat Balasan Izin Penelitian........................................... 87

5. Lembar Konsultasi ......................................................... 88

6. Daftar Riwayat Hidup ..................................................... 93

Page 18: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

DAFTAR BAGAN

Kerangka Konseptual ......................................................... 32

Page 19: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

DAFTAR TABEL

1. Blue Print Kecerdasan Emosi ........................................... 39

2. Blue Print Penyesuaian Diri ............................................. 40

3. Skor Skala Likert ............................................................ 41

4. Orang yang ikut Adil Mendirikan SMA Muhammadiyah

06 Palembang ............................................................... 46

5. Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2017/2018 ............. 49

6. Blue print Skala Kecerdasan Emosi Uji Coba (Try Out)....... 52

7. Blue print Skala Kecerdasan Emosi Peneltian Penomoran

Baru ................................................................................. 54

8. Blue Print Skala Kecerdasan Emosi Penelitian ................... 55

9. Blueprint Skala Penyesuaian diri Uji coba (Try Out) ........... 58

10. Blue Print Skala Penyesuaian Diri Penomoran Baru .......... 59

11. Blue Print Skala Penyesuaian Diri Penelitian ................... 61

12. Deskripsi Data Penelitian .............................................. 63

13. Kategorisasi Skor Skala Penyesuaian Diri ........................ 64

14. Rumus 3 Kategori ........................................................ 65

15. Katagorisasi Skor Skala Kecerdasan Emosi...................... 66

16. Deskripsi Hasil Uji Normalitas ........................................ 67

17. Deskripsi Hasil Uji Linieritas ........................................... 68

18. Deskripsi Hasil Uji Hipotesis .......................................... 69

Page 20: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat SK Pembimbing ...............................................

2. Surat Pra-Penelitian ..................................................

3. Surat Izin Penelitian .................................................

4. Surat Balasan Izin Penelitian .....................................

5. Lembar Konsultasi ....................................................

6. Daftar Riwayat Hidup ...............................................

Page 21: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika seorang anak beralih dari fase lingkungan

keluarga ke fase lingkungan pendidikan di sekolah, pada

saat itulah pengaruh-pengaruh sekolah dan masyarakat

yang lebih luas mulai efektif berlaku dalam mengembangkan

kepribadiaannya dan membentuk sistemnya yang bersifat

moral maupun sosial. Dengan faktor baru inilah, si anak

melakukan adaptasi. Dari sini mulai keliatan dengan jelas

beda anak per anak dari segi pola pemikiran dan perilaku

mereka, bahwa diantara sesama mereka ada warna

keterpautan tingkat kontroversi dan penyimpangan yang

memerlukan penanganan, dan warna itu akan sampai pada

puncaknya dalam fase remaja (Mahfuzh, 2007: 153-154).

Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi

dari masa anak menuju dewasa (Sobur, 2003: 119). Pada

masa ini remaja mengalami perkembangan mencapai

kematangan fisik, sosial, dan emosional. Umumnya masa ini

berlangsung sekitar umur 13 tahun sampai 18 tahun, yaitu

masa anak duduk di bangku sekolah menengah. Masa ini

biasanya dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja

sendiri maupun bagi keluarga, atau lingkungannya (Ali dan

Asrori, 2015: 67).

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja,

terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap

orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya ,

maupun masyarakat pada umumnya. Menurut Monks, masa

remaja merupakan salah satu tahap dalam perkembangan

manusia, seperti dalam massa perkembangan yang lainnya,

masa ini mempunyai ciri-ciri khusus seperti susah diatur,

mudah terangsang perasaannya dan sebagainya (Lidya

Page 22: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Sayidatun Nisya dan Diah Sofiah, (2012), Religiusitas,

Kecerdasan Emosional, dan Kenakalan Remaja, 7, 565).

Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan

remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan

tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-

orang sesuainya. Adanya perubahan baik di dalam maupun

di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin

meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan

psikologisnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut remaja

memperluas lingkungan sosialnya di luar lingkungan

keluarga, seperti lingkungan teman sebaya dan lingkungan

masyarakat lain (Agustiani, 2006: 28).

Masa remaja harus mempunyai penyesuaian diri yang

baik, karena dalam penyesuaian diri dipengaruhi oleh sifat

atau pribadi yang dimiliki (Rumini dan Sundari, 2004: 67).

Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan

adaptasi padahal adaptasi ini pada umumnya lebih

mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis,

atau biologis (Ali dan Asrori, 2015: 175). Menurut Musthafa

Fahmi (Sobur, 2003: 526) penyesuaian diri adalah suatu

proses dinamika terus menerus yang bertujuan untuk

mengubah kelakuan guna mendapatkan hubungan yang

lebih serasi antara diri dan lingkungan.

Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan

penyesuaian yang yang mencakup konformitas terhadap

suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun

terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai

penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan

bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat

untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari

penyimpangan prilaku, baik secara moral, sosial, maupun

emosional. (Ali dan Asrori, 2015: 175)

Dalam firman Allah SWT, mengatakan bahwa

penyesuaian diri adalah QS. Al-Baqarah : 286 yaitu:

Page 23: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Artinya:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai

dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari

kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa

(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa):

"Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika

Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami,

janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang

berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-

orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau

pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami

memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan

rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka

tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-

Baqarah : 286)

Dalam Tafsir Nurul Qur‟an menjelaskan ayat di atas

bahwa kesanggupan atau kemampuan manusia, bergantung

pada kebaikan atau keburukan apapun yang dilakukan

seseorang akan kembali kepadanya. Menegaskan orang-

orang beriman mengenai tanggung jawab yang mereka

perbuat sendiri. Penyesuaian diri dibutuhkan oleh semua

orang dalam setiap pertumbuhan, dan lebih dibutuhkan

pada usia remaja. Karena pada usia remaja mengalami

Page 24: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

banyak keguncangan dan perubahan dalam dirinya (Syarbini

dan Khusaeri, 2012: 14).

Menurut Fahmi, ada sebagian orang menyesuaikan diri

terhadap lingkungan sosial tempat Ia bisa hidup dengan

sukses, sebagaian lainnya tidak sanggup melakukannya,

boleh jadi, mereka mempunyai kebiasaan yang tidak serasi

untuk berperilaku sedemikian rupa, sehingga menghambat

penyesuaian diri sosial baginya dan kurang menolongnya.

Ternyata kebanyakan mahasiswa dapat meyesuaikan diri

dengan gembira serta mudah bergaul dengan teman-teman

baru mereka, mereka menemukan kecenderungan baru dan

mempelajari macam-macam perilaku, serta sikap baru yang

dapat memenuhi kebutuhan serta dorongan mereka. Akan

tetapi, sebagian dari mereka gagal dalam usaha

penyesuaian diri dengan lingkungan baru, sehingga mereka

menjauhi dan menghindari mahasiswa lain, bahkan mungkin

mempunyai sikap bermusuhan terhadap yang lain, sehingga

mereka selalu dalam keadaan cemas dan tidak tenang

(Sobur, 2003: 524).

Orang akan dikatakan sukses dalam melakukan

penyesuaian diri jika Ia dapat memenuhi kebutuhannya

dengan cara-cara yang wajar atau dapat diterima oleh

lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu orang lain.

Penyesuaian diri yang baik, yang selalu ingin diraih setiap

orang, tidak akan dapat tercapai , kecuali bila kehidupan

orang tersebut benar-benar terhindar dari tekanan,

kegoncangan dan ketegangan jiwa akan akut, dan orang

tersebut mampu menghadapi kesukaran dengan cara

objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, serta Ia

dapat menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang,

merasa senang, dan berpestasi (Fatimah, 2006: 204).

Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penguasaan

diri dan kematangan emosional. Kematangan emosional

berarti memiliki respons emosional yang sehat dan tepat

Page 25: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

pada setiap persoalan dan situasi (Fatimah, 2006: 195).

Menurut Salovey dan Mayer (Khodijah, 2016: 146)

kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali emosi diri

sendiri, mengelola, dan mengekspresikan emosi diri sendiri

dengan tepat, memotiviasi diri sendiri, mengenali orang lain,

dan membina hubungan dengan orang lain. Hal ini

sependapat dengan Goleman, bahwa kecerdasan emosional

adalah faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan seseorang dalam penyesuaian diri dengan

lingkunganya (Novita dan Martina Winarni, (2007),

Penyesuaian Diri Siswa MAN ditinjau dari Kecerdasan

Emosionalnya, 3-32).

Adapun dalam studi pendahuluan yang dilakukan

dengan menggunakan metode observasi menyatakan bahwa

siswa di SMA Muhammadiyah 6 Palembang diwajibkan untuk

melakukan kegiatan rutin sholat dhuzur berjama‟ah setiap

hari pada pukul 12:20 WIB, siswa di suruh untuk pergi ke

masjid dan mengerjakan sholat berjamaah akan tetapi

kenyataannya ada sebagian siswa yang tidak

melaksanakannya dan tidak melakukan tanggung jawab atas

kesadaran dalam etika dan hidup jujur dalam mengerjakan

sholat dzhur berjam‟ah ada bebererapa siswa yang malah

duduk di belakang masjid dan ada sebagian diajak

temannya untuk jajan dan mengobrol pada sholat dzhuhur,

ketika guru piket ingin melihat keadaan siswa di masjid

siswa yang ketahuan tidak melakukan sholat langsung

bergegas untuk mengambil wudhu‟ dan ada yang sebagian

di panggil ke kantor untuk ditanya kenapa siswa tersebut

tidak melaksanakan sholat (Hasil Observasi di SMA

Muhammadiyah 6 Palembang, Pada Hari senin, Tanggal 18

Juli 2017).

Saat saya mewawancarai senin 17 juli 2017 (09:45)

kepada DP yang merupakan siswa di SMA Muhammadiyah

tersebut mengenai melaksanakan sholat berjama‟ah mereka

Page 26: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

sering untuk menunda-menunda sholat bahkan ada sama

sekali yang tidak sholat dikarenakan berbagai alasan,

misalnya lagi datang bulan, dan ada yang ikut-ikutan teman

yang asik ngobrol dan malah memilih untuk nongkrong-

nongkrong dibelakang masjid (Wawancara, 20 juli 2017).

Padahal salah satu faktor yang menyebabkan mereka

mampu memiliki penyesuaian diri yang baik adalah dengan

memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Dengan memiliki

kecerdasan emosional yang tinggi mereka akan memiliki

kemampuan memotivasi diri sendiri. Hal ini sesuai dengan

apa yang di ungkapkan oleh Salovey dan Mayer yang

mengatakan kecerdasan emosional untuk menggambarkan

sejumlah ketermapilan yang berhubungan dengan

keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang

lain, serta kemampuan mengelola perasaan untuk

memotivasi, merencanakan dan meraih tujuan hidup (

Prawira, 2016:160).

Menurut Garlow, Kecerdasan emosi merupakan proses

pribadi yang terus berusaha mencapai tingkatan emosi yang

sehat intrafisik dan intrapersonal. Remaja yang matang

secara emosional terlibat dengan kepentingan dengan orang

lain, mampu mengekspresiakn emosi dengan spontan.

Individu yang cerdas secara emosi dapat menentukan

dengan tepat kapan dan sejauh mana perlu terlibat dalam

masalah sosial, serta dapat turut serta memberikan jalan

keluar atau solusi yang diperlukan. Kecerdasan emosi dapat

mengkondisikan individu merasa bebas mengekpresikan

emosi secara tepat, bertindak lugas, spontan, memiliki rasa

humor, dan mampu mengatasi stress (Jannah, (2013),

Hubungan Antara Self-Efficacy Dan Kecerdasan Emosional

Dengan Kemandirian Pada Remaja, 2, 281).

Menurut Muhydin (Tuloli dan Ismail, 2016: 119)

Kecerdasan emosional adalah kemampuan membangun

Page 27: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

emosi secara baik dalam hubungannya dengan diri sendiri

dan dengan orang lain.

Kecerdasan emosional menghadirkan kemampuan untuk

merasa, menilai, dan mengekspresikan emosi secara akurat

dan adaptif, kemampuan untuk mengenal dan memahami

emosi, kemampuan untuk mengakses perasaan ketika

melakukan aktivitas kognitif dan melakukan penyesuaian,

serta untuk mengatur emosi diri sendiri dan orang lain (Inge

Hutagalung, (2014) Pengaruh Kecerdasan Emosional,

Komunikasi Interpersonal, Komitmen Organisasi terhadap

Manajemen Stres Kerja, 3, 106). Dalam Al-Qur‟an dijelaskan

bahwa sifat sabar berkaitan dengan kecerdasan emosional.

Maka perintah sabar yang tertera dalam kitab suci Al-Qur‟an

merupakan pembelajaran bagi manusia agar mereka dapat

mengembangkan kecerdasan emosionalnya. Allah SWT

berfirman:

Artinya:

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan

Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali

bagi orang-orang yang khusyu', (QS. Al-Baqarah : 45)

Dalam Tafsir Muyassar bahwa bersabarlah dalam

melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya,

karena sabar merupakan salah satu sumber kekuatan jiwa

yang diperlukan untuk menjalani seluruh aturan kehidupan

dan aktivitasnya. Dan hendaklah kamu senantiasa

mengerjakan shalat, karena shalat akan menolong

pelakunya dalam berbagai kesulitan dan melapangkan disaat

kesusahan. Dalam sebuah hadist disebutkan ”Lapangkanlah

kami dengan shalat, Wahai Bilal”. Dan shalat itu merupakan

penyejuk hati dan pelipur jiwa. (Al-Qarni, 2008: 36)

Page 28: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Adapun dalam QS. Al-Baqarah : 153 menjelaskan

bahwa:

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan

shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah

beserta orang-orang yang sabar (QS. Al-Baqarah :153)

Dalam Tafsir Muyassar bahwa Jadilah sabar dan shalat

sebagai penolong kalian untuk menjalankan ketaaatan

kepada Rabb kalian. Dengan begitu, Niscaya segala

kesusahan akan menjadi mudah bagi kalian, karena dengan

kesabaran itu apa yang kalian inginkan dan harapkan akan

terwujud, dengan shalat kalian dapat menolak segala

perbuatan dosa dan kemaksiatan yang tercela.

Kesabaran akan mendorong kalian melakukan segala

bentuk kebaikan dan kebaktian, sedangkan shalat akan

mencegah kalian dari berbagai perbuatan dan mungkar.

Ketahuailah, sesungahnya Allah senantiasa bersama orang

yang sabar. Artinya, orang yang sabar itu akan selalu berada

dalam penjagaan, pemeliharaan, dan bimbingannya.

Padahal, betapa terhormatnya pengawasan, pemeliharaan,

dan bimbingan-Nya itu. (Al-Qarni, 2008: 117)

Orang-orang yang bersabar adalah orang-orang yang

melakoni hidup dan kehidupan dengan jiwa yang sabar,

gembira, yang di cintai Allah, yang pahalanya diberikan-Nya

dengan sempurna tanpa batas. Bersabar pasti lebih

merupakan sikap jiwa, dan bukan merupakan sifat fisik.

Subtansi sabar bukanlah pada ketidaktergesaan dan

kesanggupan menunggu saja, tetapi justru terletak pada

kesanggupan manusia untuk mengendalikan hawa nafsunya.

(Nawawi. 2011: 72-74)

Page 29: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Secara umum, Allah SWT., berpesan kepada kita agar

mengontrol, mengendalikan, dan menguasai emosi kita.

Keimanan kepada Allah SWT., serta merta mengikuti ajaran

yang telah digariskan-Nya dalam Al-Qur‟an dan dijelaskan

oleh Rasulullah SAW., akan membantu kita dengan segala

kesungguhan dan kemauan kuat dalam mengendalikan dan

mengotrol emosi (Najati, 2005: 193).

Remaja diharapkan bisa memahami serta menguasai

emosinya, sehingga mampu mencapai kondisi emosional

yang adaptif. Remaja yang kontrol emosi yang baik

memiliki kapasitas perilaku yang dapat menangani

kemarahannya (Radhitia Paramitasari dan Ilham Nur Alfian,

(2012), Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan

Kecenderungan Memaafkan Pada Remaja Akhir, 1, 2). Pada

masa remaja awal kesempatan untuk bersosialisasi

bertambah luas, dibanding dengan masa masa sebelumnya.

Sosialisasi merupakan proses yang berkesinambungan

terjadi sejak masa kanak kanak hingga dewasa. Menurut

Hurlock untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi, remaja

harus membuat penyesuaian baru. Terpenting dan tersulit

adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh

kelompok sebaya, perubahan dalam pola perilaku sosial,

pengelompokan sosial yang baru dalam seleksi persahabat,

nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial dan nilai

nilai baru dalam seleksi pemimpin (Rita Sinthia, (2011),

Hubungan Antara Penerimaan Sosial Kelompok Kelas

Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa Kelas I SLTP XXX, 14,

37).

Generasi sekarang cenderung mulai banyak yang

mengalami kesulitan emosional, misalnya mudah cemas,

mudah bertindak agresif, kurang menghargai sopan santun

dan sebagainya (Prawira, 2016: 159). Anak-anak yang

mempunyai masalah dalam kecerdasan emosionalnya, akan

mengalami kesulitan belajar, bergaul, dan tidak dapat

Page 30: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah

dapat dilihat sejak usia prasekolah, dan kalau tidak ditangani

akan terbawah sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja

yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi tinggi

akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi

oleh remaja (Zubaedi, 2012: 45).

Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik untuk

menggali lebih dalam tentang masalah-masalah remaja yang

berkaitan mengenai kecerdasan emosi dengan penyesuaian

diri, Maka dari itu peneliti tertarik untuk memilih judul

tentang “Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Penyesuaian

Diri Pada Remaja di SMA Muhammadiyah 6 Palembang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka

penulis dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai

berikut : “Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosi

dengan penyesuaian diri pada remaja di SMA

Muhammadiyah 6 Palembang?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri

pada remaja di SMA Muhammadiyah 6 Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat,

baik secara teoritis maupun praktis, seperti:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

diharapkan penelitian ini dapat memperkaya pengetahuai

dan wacana penelitian dalam kajian ilmu psikologi,

khususnya psikologi perkembangan.

Page 31: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang di rasakan langsung oleh remaja

adalah agar remaja bisa berinteraksi dan dapat

menjadikan dirinya lebih berani dalam menyesuaiakan diri

di lingkungan.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Lidya Sayidatun Nisya dan

Diah Sofiah dengan judul Religiusitas, Kecerdasan

Emosional, Dan Kenakalan Remaja, Hasil penelitian adalah

kolerasi antara variabel Religiusita dan Kecerdasan

Emosional dengan Kenakalan Remaja adalah tidak

signifikan, nilai signifikansinya lebih besar dari ketentuan

yang diperkenankan (0,05). Artinya hipotesis penelitian yang

berbunyi: ada hubungan antara Religiusitan dan kecerdasan

emosional dengan kenakalan remaja tidak dapat diterima

atau ditolak (Lidya Sayidatun Nisya dan Diah Sofiah, (2012),

Religiusitas, Kecerdasan Emosional, Dan Kenakalan Remaja,

7, 583).

Penelitian yang dilakukan oleh Novita dan Martina

Winarni dengan judul Penyesuaian diri siswa MAN ditinjau

dari kecerdasan emosionalnya, Hasil penelitiannya adalah

Korelasi kedua variabel cukup tinggi yaitu r = 0,636 dengan

p < 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan emosi

murid-murid sekolah Islam itu mempengaruhi penyesuaian

diri dengan lingkungannya (Novita dan Martina Winarni,

(2007), Penyesuaian diri siswa MAN ditinjau dari kecerdasan

emosionalnya, 3, 31).

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Wahyu

Indrariyani Artha dan Supriyadi dengan judul hubungan

antara kecerdasan emosi dan Self Efficacy dalam

pemecahan masalah penyesuaian diri remaja awal, Hasil

penelitian adalah hasil analisa regresi ganda diperoleh nilai

koefisien kolerasi R = 0,772, F regresi = 93,211, P = 0,000,

Page 32: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

yang berarti ada hubungan antara kecerdasan emosi dan

self efficacy dalam pemecahan masalah penyesuaian diri

remaja awal (Ni Made Wahyu Indrariyani Artha dan

Supriyadi, (2013), hubungan antara kecerdasan emosi dan

Self Efficacy dalam pemecahan masalah penyesuaian diri

remaja awal, 1, 190).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelum-

sebelumnya adalah bahwa penelitian ini berfokus pada

hubungan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri

pada remaja di SMA Muhammadiyah 6 Palembang, dengan

subjek remaja yang berstatus sebagai pelajar di SMA

Muhammadiyah 6 Palembang.

Page 33: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyesuaian Diri

2.1.1 Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri dalam bahasa inggris adalah

adjusment. (Adjusment) artinya Kemampuan

penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan

merupakan salah satu prasyarat yang penting bagi

terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu (Fatimah,

2006:193).

Makna akhir hasil pendidikan seseorang individu

terletak pada sejauh mana hal telah dipelajari dapat

membantunya dalam menyesuaiakan diri dengan

kebutuhan-kebutuhan hidupnya dan pada tuntutan

masyarakat. Berdasarkan pengalaman yang didapat

disekolah dan di laur sekolah ia memiliki sejumlah

pengetahuan, kecakapan, minat-minat, dan sikap-sikap.

Dengan pengalaman itu ia secara berkesinambungan

dibentuk menjadi seorang pribadi seperti apa yang

dimiliki sekarang dan menjadi seorang pribadi tertentu di

masa datang. Menyesuaiakn diri atau tidak mampu

menyesuaiakan diri. Kodnisi fisik, mental dan emosional

dipengaruhui dan diarahkan oleh faktor-faktor lingkungan

di mana kemungkinan akan berkembang proses

penyesuaian yang baik atau yang salah (Hartinah, 2011:

183).

Penyesuaian diri adalah salah satu aspek penting

dalam usaha manusia untuk menguasai perasaan yang

tidak menyenangkan atau tekanan akibat dorongan

kebutuhan, usaha memelihara keseimbangan antara

pemenuhan kebutuhan dan tuntutan lingkungan dan

usaha menyelaraskan hubungan individu dengan realitas

(Ghufron dan Risnawati, 2016: 49).

Page 34: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Adapun menurut R. Scott dan W. Scoot menunjukan

bahwa penyesuaian diri tidak hanya penyesuaian kepada

seseorang, tetapi juga untuk kondisi menekankan.

Sisestem sosial seperti keluarga, jaringan persahabatan,

kelompok kerja atau sekolah dan dalam berbagai jenis

tradisional kelompok (Japar Danp urwati (2014)

Religiousty, Sprituality And Adolescents‟ Self-Adjusment.

Internatonal Education studies, 8, 67).

Menurut Davidoff (Fatimah, 2006: 194) penyesuaian

diri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu

antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan. Adapun

menurut Satmoko (Ghufron dan Risnawata, 2016: 50)

penyesuaian diri di pahami sebagai interaksi seseorang

yang kontinu dengan dirinya sendiri, orang lain, dan

dunianya.

Seseorang di katakan mempunyai penyesuaian diri

yang berhasil apabila ia dapat mencapai kepuasan dalam

usahanya memenuhui kebutuhan, mengatasi ketegangan,

bebas dari berbagai simptom yang menganggu seperi

kecemasan, depresi, frustasi dan konflik. Banyaknya

hambatan penyesuaian diri mencerminkan kesukaran

seseorang dalam penyesuaian dirinya (Ghufron dan

Risnawati, 2016: 50).

Pendapat di atas juga di dukung oleh Schneiders

bahwa penyesuaian diri mengandung banyak arti antara

lain usaha manusia untuk menguasahi tekanan akibat

dorongan kebutuhan, usaha memelihara keseimbangan

antara pemenuhan kebutuhan dan tuntutan lingkungan,

dan usaha menyelaraskan hubungan individu dengan

realitas (Ghufron dan Risnawati, 2016: 51). Menurut

Ghufron dan Risnawita (2016) bahwa penyesuaian diri

adalah kemampuan individu dalam menghadapi tuntutan-

tuntutan, keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan

dengan tuntutan lingkungan.

Page 35: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Dari beberapa menurut para ahli, peneliti

menyimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah

kemampuan individu untuk berinteraksi dan bisa menjalin

hubungan denga baik dalam menghadapi tuntutan atau

kebutuhan lingkungan.

2.1.2 Aspek-Aspek Penyesuaian Diri

Menurut Fromm dan Gilmore (Desmita, 2009: 195)

penyesuaian diri yang sehat di lihat dari empat aspek

yaitu:

1. Kematangan Emosional

a. kematangan suasana kehidupan emosional.

b. kemantapan suasana kehidupan kebersamaan

dengan orang lain.

c. Kemampuan untuk santai, gembira dan

menyatakan kejengkelan.

d. Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan

kenyataan diri sendiri.

2. Kematangan Intelektual

a. Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri.

b. Kemampuan memahami orang lain dan

keragamanya.

c. Kemampuan mengambil keputusan.

d. Keterbukaan dalam mengenal lingkungan.

3. Kematangan Sosial

a. Keterlibatan dalam partisipan sosial.

b. Kesediaan kerja sama.

c. Kemampuan memimpin.

d. Sikap toleransi.

e. Keakraban dalam pergaulan.

4. Tanggung Jawab

a. Sikap produktif dalam mengembangkan diri.

b. Melakukan perancanaan dan melaksanakannya

secara fleksibel.

Page 36: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

c. Sikap altruisme, empati, bersahabat dalam

hubungan interpersonal.

d. Kesadaran akan etika dan hidup jujur.

e. Melihat prilaku dari segi konsekuensi atas dasar

sistem nilai.

f. Kemampuan bertindak.

Ada juga menurut Fatimah (2006: 207) menyebutkan

penyesuaian diri yaitu:

1. Penyesuaian pribadi

penyesuain pribadi adalah kemampuan seseorang

untuk menerima diri demi tercapainya hubungan yang

harmonis antara di rinya dan lingkungan sekitarnya.

2. Penyesuain sosial

Dalam kehidupan di masyarakat terjadi proses saling

mempengaruhi satu sama lain yang terus-menerus dan

silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola

kebudayaan dan pola tingkah laku yang sesuai dengan

aturan, hukum, adat istiadat, nilai, dan norma sosial

yang berlaku dalam masyarakat.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori di atas

maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teori yang

dikemukakan oleh Fromm dan Gilmore, dan Fatimah di

mana aspek-aspek penyesuaian diri ada empat yaitu,

kematangan emosional, kematangan itelektual,

kematangan sosial, tanggung jawab. Dari teori tersebut

maka didapat di indikatorkan yang meliputi yaitu:

kemantapan suasana kehidupan emosional, kemampuan

mencapai wawasan diri sendiri, keterlibatan dalam

partisipasi sosial, dan sikap produktif dalam

mengembangkan diri.

Page 37: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian

Diri

Menurut Burhanuddin (1999: 55) ada tiga faktor

yang mempengaruhi penyesuaian diri yaitu:

1. Frustasi

Frustasi merupakan pernyataan sikap seseorang akibat

adanya hambatan dalam memenuhi kebutuhan-

kebutuhannya, atau adanya suatu hal yang

menghalangi keinginannya.

2. Konflik

Apabila dalam diri seseorang terdapat dua dorongan

atau lebih yang saling bertentangan dan tidak dapat di

penuhi dalam waktu yang bersamaan dapat

menyebabkan adanya konflik jiwa pada seseorang.

3. Kecemasan

Kecemasan adalah luapan berbagai emosi yang

menjadi satu. Kecemasan ini terjadi ketika seseorang

sedang menghadapi sesuatu yang menekan perasaan

dan menyebabkan pertentangan batin dalam dirinya.

Adapun Menurut Ghufron dan Risnawati (2016: 55-

56) faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

yaitu:

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri

individu yang meliputi kondisi jasmani, psikologis,

kebutuhan, kematangan intelektual, emosional,

mental, dan motivasi.

2. Faktor eksternal yaitu berasal dari lingkungan yang

meliputi lingkungan rumah, keluarga, dan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori di atas

maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teori

yang dikemukakan oleh Burhanuddin dan Ghufron dan

Risnawati di faktor-faktor yang mempengaruhui

Page 38: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

penyesuaian diri yaitu, frustasi, konflik, dan kecemasan.

Dan didukung oleh Ghufron dan Risnawati bahwa faktor-

faktor yang mepengaruhi penyesuaian diri yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

2.1.4 Penyesuaian diri dalam Perspektif Islam

Adapun penyesuaian diri dalam perspektif disiplin ilmu

psikologi adalah suatu proses perubahan dalam diri dan

lingkungan, dimana individu harus dapat mempelajari

tindakan atau sikap baru untuk hidup dan menghadapi

keadaan tersebut sehingga tercapai kepuasan dalam diri,

hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Telaah penyesuaian diri dalam perspektif Islam telah

tertuang dalam Al-Qur‟an surah Al-Hujurat ayat 13.

Firman Allah SWT :

Artinya :

”Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah

menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa

dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha

mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat:

13).

Berdasarkan tafsir Al-Azhar yang dikemukakan oleh

Hamka, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah

menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang

perempuan.” Melalui arti ayat tersebut Hamka

Page 39: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

menafsirkan bahwanya segala manusia sejak dahulu

sampai sekarang ialah terjadi daripada seorang laki-laki

dan seorang perempuan, yaitu ibu. “Dan kami jadikan

kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya

kenal-mengenallah kamu.” Yaitu bahwasanya manusia

pada hakikatnya adalah dari asal keturunan yang satu.

Meskipun telah jauh berpisah, namun di asal-usul adalah

satu. Tidaklah ada perbedaan di antara yang satu dengan

yang lain dan tidaklah ada perlunya membangkit-bangkit

perbedaan, melainkan menginsafi adanya persamaan

keturunan. “Sesungguhnya yang semulia-mulia kamu di

sisi Allah ialah yang setaqwa-taqwa kamu.” Ujung ayat

ini menjelaskan bahwasanya kemuliaan sejati yang

dianggap bernilai oleh Allah lain tidak adalah kemuliaan

hati, kemuliaan budi, kemuliaan perangai, ketaatan

kepada Ilahi. “Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal.” Di ujung ayat ini Allah menyatakan

bahwa Allah Maha Mengetahui, bahwasanya bukan

sedikit kebangsaan menimbulkan ashabiyah jahiliyyah,

pongah dan bangga karena mementingkan bangsa

sendiri sebagai perkataan orang Jerman di kala Hitler

naik, (Jerman di atas dari segala-galanya). Allah

mengetahui bahwa semuanya itu palsu belaka, Allah

mengenal bahwa setiap bangsa ada kelebihan sebanyak

kekurangan, ada pujian sebanyak cacatnya. Islam telah

menentukan langkah yang akan ditempuh dalam hidup;

“Yang semulia-mulia kamu ialah barang siapa yang paling

taqwa kepada Allah.”

Kemudian, berdasarkan tafsir Al-Misbah menurut

Shihab. Qs. Al-hujurat ayat 13, melalui penggalan

pertama ayat “Sesungguhnya Kami menciptakan kamu

dari laki-laki dan seorang perempuan” adalah pengantar

untuk menegaskan bahwa semua manusia derajat

kemanusiaannya sama di sisi Allah, tidak ada perbedaan

Page 40: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

antara satu suku dengan yang lain. Tidak ada juga

perbedaan pada nilai kemanusiaan antara laki-laki dan

perempuan karena semua diciptakan dari seorang laki-

laki dan perempuan. Pengantar tersebut mengantar pada

kesimpulan yang disebut dengan pengantar terakhir ayat

ini yakni, “Sesungguhnya yang paling mulia diantara

kamu disisi Allah ialah yang paling bertaqwa.” Karena itu

berusahalah untuk meningkatkan ketaqwaan agar

menjadi yang termulia disisi Allah. Adapun sebab nuzul-

nya, ayat tersebut menegaskan kesatuan asal usul

manusia dengan menunjukkan kesamaan derajat

kemanusiaan manusia. Tidak wajar manusia berbangga

dan merasa diri lebih tinggi dari yang lain, bukan saja

antar satu bangsa, suku, atau warna kulit dengan

selainnya, tetapi antar jenis kelamin mereka (Shihab,

2005: 260-261).

Melalui kedua tafsir dari Qs. Al-Hujurat ayat 13 di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri sangat

penting untuk semua orang. karena untuk bersatu

dengan orang lain membutuhkan penyesuaian diri, untuk

mengenal orang baru harus dilalui dengan proses

penyesuaian diri. Sikap saling tolong-menolong atau

membantu, saling menjaga hubungan silaturahmi dengan

sesama. Semua itu dapat terjadi karena adanya

kemampuan seseorang dalam melakukan penyesuaian

diri, baik mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan

maupun antar sesama individu. Penyesuaian diri yang

dilakukan dengan baik pada akhirnya akan membuat

kehidupan jadi lebih baik, nyaman, dan kebahagian

dalam diri pun akan terwujud. Semua menusia derajat

kemanusiaannya sama disisi Allah, tidak ada perbedaan

antara satu suku dengan yang lain. Tidak ada juga

perbedaan pada nilai kemanusiaan antara laki-laki dan

perempuan. Namun, berusahalah untuk meningkatkan

Page 41: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

ketaqwaan agar menjadi yang termulia disisi Allah.

Taqwa dalam artian menjalankan perintah Allah dan

menjauhi larangan-Nya.

2.2 Kecerdasan Emosi

2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi merupakan istilah yang

dikemukakan oleh Pater Salovey, ahli psikologi dari

Universitas Harvard dan Mayer dari Universitas

Hampshire pada tahun 1990. Istilah kecerdasan

emosional dipopulerkan oleh Goleman dalam karyanya

emotional intellegence (Mansur, 2016: 75).

Kecerdasan emosi menunjukan kepada suatu

kemampuan untuk memahami perasaan diri masing-

masing dan persaan orang lain, kemampuan untuk

memotivasi dirinya sendiri, dan menata dengan baik

emosi-emosi yang muncul dalam dirinya dan dalam

berhubungan dengan orang lain (Mustaqim, 2004: 154).

Menurut thorndike (Prawira, 2016: 159) istilah

kecerdasan emosi berakar dari konsep social intelligence,

yaitu suatu kemampuan memahami dan mengatur untuk

bertindak secara bijak dalam hubungan antar manusia.

Menggunakan ungkapan Howard Gardner (Wahab, 2015:

152) kecerdasan emosi terdiri dari kecakapan,

dianatranya interpersonal intelligence merupakan

kecakapan mengenali persaan kita sendiri dan

interpersonal intelligence merupakan kecakapan

berhubungan dengan orang lain.

Perkembangan ini semakin banyak kajian yang

menyorot secara kritis pentingnya peran kecerdasan

emosi dalam mewujudkan keberhasilan atau kesuksesan

seseorang. Dalam keadaan ini sangat diperlukan dalam

upaya-upaya konstruktif guru untuk mengembangkan

dimensi-dimensi emosional siswa agar mereka semakin

Page 42: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

mampu menghadapi berbagai persoalan, bertanggung

jawab, mampu menjalin komunikasi secara sehat dengan

individu atau kelompok lain (Aunurrahman, 2013: 84).

Kecerdasan emosi bukan merupakan bakat, tetapi aspek

emosi di dalam diri kita yang bisa dikembangkan dan

dilatih. Tinggal sejauh mana pengembangannya itu

tergantung kemauan kita sendiri. Satu yang pasti

kecerdasan emosional kita akan terbentuk dengan baik

apabila dilatih dan dikembangkan secara intensif dengan

cara metode dan waktu yang tepat (Efendi, 2015: 166).

Istilah kecerdasan emosi pertama kali di lontarkan

pada tahun 1990 oleh Salovey dan Mayer. Menurut

Salovey dan Mayer (Zubaedi, 2011: 47) kecerdasan

emosi merupakan himpunan bagian dari kecerdasan

sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan

dan emosi, baik pada diri sendiri maupun pada orang

lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan

informasi untuk membimbing pikiran dan tindakan serta

menjalin hubungan dengan orang lain.

Menurut Pater Salovey dan Jhon Mayer menerangkan

kualitas emosional yang tampaknya penting bagi

keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali

emosi diri, kepekaan akan rasa indah dan kemampuan

membina hubungan bersosialisasi (Wahab, 2015: 152).

Pendapat di atas juga didukung oleh Golemen

(Zubaedi, 2011: 47) yang menyatakan kecerdasan emosi

diartikan sebuah kemampuan untuk memotivasi diri

sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,

mengendalikan dorongan hati, tidak melebih-lebihkan

kesenangan mengatur suasana hati dan menjaga agar

beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir,

berempati, dan berdoa.

Berbeda pendapat di atas juga didukung oleh Reuvan

Barone (Iskandar, 2009: 63) bahwa kecerdasan emosi

Page 43: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

didefinisikan sebagai mata rantai keahlian,kompentensi,

dan kemampuan non cognitive yang mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam menghadapi tuntutan dan

tekanan lingkungannya. Menurut Slovey dan Mayer

kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang

melibatkan kemampuan untuk memantau perasaan dan

emosi seseorang dan orang lain . (Gift Rupande (2015)

The Impact Of Emotional Intelligence On Student

Learning, 3, 134)

Berdasarkan pengertian kecerdasan emosi yang

telah dijelaskan dari berbagai para ahli di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi berkaitan

dengan pemahaman diri dan orang lain, beradaptasi dan

menghadapi lingkungan sekitar, dan penyesuaian secara

cepat agar lebih berhasil dalam mengatasi tuntutan

lingkungan.

2.2.2 Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi

Menurut Salovey (Zubaedi, 2011: 47-48) ada lima

aspek-aspek kecerdasan emosi yaitu mengenali emosi,

mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali

emosi orang lain dan membina hubungan :

1. Mengenali emosi diri

Kesadaran diri untuk mengenali perasaan itu terjadi

merupakan dasar kecerdasan emosional. Menurut

Mayer kesadaran diri berarti waspada baik pada

suasana hati maupun pikiran kita tentang suasana

hati.

2. Mengelola Emosi

Mengangani perasaan yang dihadapi dapat terungkap

dengan pas dan sesuai menurut situasi serta kadar

yang tepat adalah kecakapan yang bergantungan pada

kesadaran diri.

Page 44: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

3. Memotivasi diri sendiri

Menurut shapiro orang yang termotivasi mempunyai

keinginan dan kemauan untuk menghadapi dan

mengatasi rintangan.

4. Mengenali emosi orang lain (empati)

Kebutuhan yang juga bergantung pada kesadaran diri

emosional merupakan keterampilan bergaul.

5. Membina hubungan

Seni membina hubungan sebagian besar merupakan

keterampilan mengelola keterampilan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan ini akan

suksess dalam bidang apa pun yang mengandalakan

pergaulan yang mulus dengan orang lain.

Adapun pendapat Ari Ginanjar (Mufron, 2013: 76)

bahwa aspek-aspek kecerdasan emosi yaitu:

1. konsistensi

2. kerendahan hati

3. berusaha dan berserah diri

4. ketulusan

5. keseimbangan dan

6. intergritas dan penyempurnaan

Berdasarkan penjelasan dari beberapa teori di atas

maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teori

yang dikemukakan oleh Salovey dan Ari Ginanjar, di

mana aspek-aspek kecerdasan emosi yaitu, mengenali

emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi orang lain dan membina hubungan

dengan orang lain. Dari teori tersebut maka didapat di

indikatorkan yang meliputi yaitu, kesadaran diri,

menangani perasaan yang dihadapi, memotivasi ,

kesadaran dairi emosional, membina hungan dengan

orang lain.

Page 45: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan

Emosi

Menurut Golmen (Zubaedi, 2011: 49-50) Kecerdasan

Emosi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:

1. Faktor Otak

Bagian otak manusia yang disebut sistem limbik

merupakan pusat emosi. Amigdala menjadi bagian

penting dalam mengatur kehidupan yang berkaitan

dengan masalah-masalah emosional. Ini berarti

amigdala dalam struktur otak berfungsi sebagai

tempat ingatan emosi dan makna dari emosi.

2. Faktor Pola Asuh Orang Tua

Menurut Djamarah (2014: 60-67) terdapat pola asuh

orang tua dalam kelurga yaitu:

a. Gaya Otoriter

Tipe pola asuh otoriter adalah pola asuh orang tua

yang memaksakan kehendak. Dengan tipe orang

tua ini cenderung sebagai pengendali atau

pengawas selalu memaksakan kehendak kepada

anak, tidak terbuka terhadap pendapat anak,

sangat sulit menerima saran dan cenderung

memaksakan kehendak dalam perbedaan, terlalu

percaya pada diri sendiri.

b. Gaya Demokrasi

Tipe pola asuh demokratis adalah pola asuh yang

terbaik dari semua tipe pola asuh yang ada hal ini

di sebabkan tipe pola asuh ini selalu mendahulukan

kepentingan bersama di atas kepentingan individu.

c. Gaya Laissez-Faire

Tipe pola asuh orang tua ini tidak berdasarkan

aturan-aturan. Kebebasan memilih terbuka bagi

anak dengan sedikit terkendali.

Page 46: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

d. Gaya Fathernalistik

Fathernalistik (kebapakan) adalah pola asuh

kebapakan, dimana orang tua bertindak sebagai

ayah terhadap anak dalam perwujudan mendidik,

mengasuh, mengajar, memimbing, dan menasehati.

e. Gaya Karismatik

Tipe pola asuh karismatik adalah pola asuh orang

tua yang memiliki kewibawaan yang kuat.

Kewibawaan itu hadir bukan karena kekuasaan atau

ketakutan, tetapi karena adanya relasi kejiwaan

antara orang tua dan anak.

f. Gaya Melebur Diri

Tipe pola asuh melebur diri (affiliate) adalah tipe

kepemimpinan orang tua yang mengendapakan

keharmonisan hubungan dan membangun kerja

sama dengan anak dengan cara menggabungkan

diri.

g. Gaya Pelopor

Tipe pola asuh orang tua yang satu ini biasanya

selalu berada di depan, untuk memberikan contoh

atau suri teladan dalam kebaikan bagi anak dalam

keluarga.

h. Gaya Manipulasi

Tipe pola asuh ini selalu melakukan tipuan, rayuan,

memutar balik kenyataan. Agar apa yang

dikehendak tercapai orang tua menipu dan merayu

anak agar melakukan yang dikehendaki.

i. Gaya Transaksi

Pola asuh orang tua tipe ini selalu melakukan

perjanjian (transaksi), dimana antara orang tua dan

anak membuat kesepakatan dari setiap tindakan

yang diperbuat.

Page 47: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

j. Gaya Biar Lambat Laut Selamat

Pola asuh orang tua tipe ini melakukan segala

sesuatunya sangat berhati-hati . orang tua

berprinsip biar lambat asal selamat.

k. Gaya Alih Peran

Gaya alih peran adalah tipe kepemimpinan orang

tua dengan cara mendelegasikan wewenang dan

tanggung jawab kepada anak.

l. Gaya Pamrih

Tipe polah asuh ini disebut pamrih, karena setiap

hasil kerja yang dilakukan ada nilai material.

m. Gaya Tanpa Pamrih

Tipe pola asuh ini disebut tanpa pamrih, karena

asuhan yang dilaksanakan orang tua kepada anak

mengajarkan keikhlasan dalam perilaku dan

perbuatan.

n. Gaya Konsultan

Tipe polah asuh ini menyediahkan diri sebagai

tempat keluh kesah anak, membuka diri menjadi

pendengar yang baik bagi anak.

o. Gaya Militeristik

Pola asuh militeristik adalah tipe kepemimpinan

orang tua yang suka memerintah. Tanpa dialog

anak harus mematuhi perintahnya.

Khususnya orang tua memegang peranan

penting terhadap perkembangan kecerdasan

emosional. Golmen berpendapat adalah lingkungan

keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak

untuk mempelajari emosi. (Zubaedi, 2011: 50)

3. Faktor Lingkungan Sekolah

Guru memegang peran penting dalam

mengembangkan potensi anak melalui teknik, gaya

Page 48: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

kepemimpinan dan metode mengajarnya sehingga

kecerdasan emosionalnya berkembang secara

maksimal.

Adapun menurut Indiati (Prawira, 2016: 163-164),

ada dua faktor penting yang mempengaruhi

perkembangan emosi seseorang, yaitu:

1. Kematangan Perilaku Emosional

Perkembangan intelektual seseorang nantinya

menghasilkan kemampuan untuk memahami makna

yang sebelumnya tidak dimengerti, memerhatikan

suatu rangsangan dalam jangka waktu lebih lama,

dan memutuskan ketegangan emosi pada satu

objek.

2. Kegiatan Belajar

Faktor belajar dinilai lebih penting karena lebih

mudah dikendalikan dibanding faktor lain. Caranya

adalah mengendalikan positif lingkungan belajarnya

guna menjamin pembinaan emosi si anak.

Dari menurut para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi

adalah faktor otak, faktor pola asuh orang tua, serta

faktor disekolah.

2.3.4 Kecerdasan emosi dalam Perspektif Islam

Istilah “cerdas” lazimnya dinisbahkan pada akal yang

memiliki sifat tersebut, yakni akal yang cerdas ( al-aql

adz-dzakiy). Akan tetapi dalam psikologi islam dikenal

apa yang disebut an-nafs dzakiyyat (jiwa yang cerdas).

Dengan demikian cerdas tidak hanya sebagai sifat bagi

akal, tetapi juga sifat bagi jiwa. (Nawawi, 2011: 107).

Dalam pandangan Al-Qur‟an ditemukan metode

pendidikan yang diangkat dalam bentuk keteladanan.

Untuk meniru hal-hal positif, Al-Qur‟an menunjukan

keteladanan yang dapat dipelajari, apabila seseorang

Page 49: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

mau belajar dan meneladaninya (Nawawi, 2011: 109).

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an yang berkaitan

dengan kata sabar yang berhubungan dengan moral dan

etika. Adapun moral dan etika yang baik adalah ciri dari

kecerdasan emosional. Bunyi ayat Al-Qur‟an tersebut

yaitu:

Artinya:

“Jika kamu bersabar, Sesungguhnya Itulah yang

lebih baik bagi orang-orang yang sabar” (QS. An-

Nahl :126).

Tafsir Al-Mishbah menjelaskan bahwa Allah SWT.,

hanya menuntut dirimu agar engkau mengarah kepada

kesabaran, sekedar mengarah dan membulatkan niat jika

itu telah engkau lakukan, Allah SWT., akan melahirkan

dalam dirimu bisikan-bisakan baik yang membantumu

bersabar, mempermudah bagimu serta menjadikan

engkau rela menerima apa yang engkau hadapi dengan

demikian kesabaranmu menjadi sabar yang indah tanpa

gerutu dan tanpa pembangkang.(Shibab, 2010: 780)

Adapun dalam QS. Al-Baqarah : 157. Yaitu:

Artinya:

“Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang

sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan

mereka Itulah orang-orang yang mendapat

petunjuk”. (QS. Al-Baqarah: 157)

Tafsir Muyassar menjelaskan bahwa orang-orang

yang bersabar tersebut mendapat pujian dan sanjungan

dari yang maha terpuji lagi maha mulia. Disebutkan,

Page 50: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

mereka akan mendapat Rahmat dan Keridhaan dari yang

maha kuasa karena mereka mendapat petunjuk untuk

menyembah Rabb mereka dengan cara bersyukur

terhadap setiap nikmatnya dan bersabar atas setiap

cobaan darinya. (Al-Qarni, 2008: 119) Secara etimologis,

sabar berasal dari bahasa arab Shaabara, yang artinya

dasarnya menahan (al-habs), menahan diri dan

mengendalikan jiwa. (Nawawi, 2011: 72)

2.3 Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Penyesuaian

Diri

Masa remaja merupkan suatu masa perubahan. Pada

masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara

fisik, maupun psikologis (Jahja, 2011: 235). James dan

Lange, menyatakan bahwa emosi itu timbul karena

pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu

(Jahja, 2011: 191). Emosi biasanya dipandang sebagai

cara individu merasakan sesuatu (Khairani, 2011: 143).

Individu yang telah mencapai kematangan emosi ditandai

oleh adanya kemampuan didalam mengontrol emosi,

mampu berpikir realistik, memahami diri sendiri, dan

mampu menampakan emosi disaat dan ditempat yang

tepat (Khairani, 2011: 153).

Kecerdasan emosi merupakan bagian dari aspek

kejiwaan seseorang yang paling mendalam dan merupakan

suatu kekuatan, karena dengan adanya emosi itu manusia

dapat menuntukkan keberadaannya dalam masalah-

masalah manusiawi (Aunurrahman, 2012: 95). Hal ini

sependapat dengan Goleman, bahwa kecerdasan

emosional adalah faktor yang paling besar pengaruhnya

terhadap keberhasilan seseorang dalam penyesuaian diri

dengan lingkunganya (Novita dan Martina Winarni, (2007)

Penyesuaian Diri Siswa MAN ditinjau dari Kecerdasan

Emosionalnya, 3, 32).

Page 51: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Penyesuaian diri adalah salah satu aspek penting

dalam usaha manusia untuk menguasai perasaan yang

tidak menyenangkan atau tekanan akibat dorongan

kebutuhan, usaha memelihara keseimbangan antara

pemenuhan kebutuhan individu dengan realitas (Ghufron

dan Risnawita, 2016: 49). Seseorang dikatakan

mempunyai penyesuian diri yang berhasil apabila Ia dapat

mencapai kepuasan dalam usahanya memenuhi

kebutuhan, mengatasi ketegangan, bebas dari berbagai

psikologis, frustasi, dan konflik (Ghufron dan Risnawita,

2016: 52).

Page 52: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

2.4 Kerangka Konseptual

SMA MUHAMMADIYAH 6 PALEMBANG

Menurut Salovey dan Mayer (Zubaedi, 2011:47) Kecerdasaan Emosi merupakan himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi untuk membimbing pikiran dan tindakan serta menjalin hubungan dengan orang lain.

Menurut Fahmi (Sobur, 2003: 526), Penyesuaian diri adalah suatu proses dinamik terus menerus yang bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara diri dan lingkungan.

Menurut Salovey dan Mayer (Khodijah, 2016: 146),

Kecerdasan emosi adalah kemampuan mengenali emosi diri

sendiri, mengelola, dan mengekspresikan emosi diri sendiri

dengan tepat, memotiviasi diri sendiri, mengenali orang lain,

dan membina hubungan dengan orang lain.

Page 53: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

2.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas maka

hipotesis yang didapat dalam penelitian ini adalah Ada

hubungan antara kecerdasan emosi dengan penyesuaian

diri pada remaja di SMA Muhammadiyah 6 Palembang.

Page 54: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian

yang datanya dinyatakan dalam angka dan di analisis

dengan teknik statistik (Sangadji dan Sopiah, 2010: 26).

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrumen penelitian, analisis data

bersifat kuantitatiif atau statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditentukan (Sugiono, 2016:97).

Penelitian kolerasi bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada

satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi

(Azwar, 2012: 53)

3.2 Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel hanya ada pada penelitian kuantitatif, karena

penelitian kuantitatif berpandangan bahwa, suatu gejala

dapat diklasifikasihkan menjadi variabel-variabel. Kalau ada

pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabannya

berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel

penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersbut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 95).

Ada juga yang mengatakan bahwa Variabel memiliki

dua macam, yaitu variabel independen yang merupakan

variabel yang mempengaruhi, biasa disebut dengan variabel

bebas (X), dan variabel dependen yaitu variabel yang

dipengaruhi, biasa disebut dengan dengan variabel terikat

Page 55: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

(Y) (Sugiyono, 2015:38). Adapun variabel yang diteliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) : Kecerdasaan Emosi

2. Variabel terikat (Y) : Penyesuaian Diri

3.3 Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional adalah variabel penelitian

dimaksudkan untuk memahami arti-arti setiap variabel

penelitian sebelum dilakukan analisis (Sujaweni 2014:87).

1. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi yang dimaksud adalah

kemampuan siswa siswi SMA Muhammadiyah 6

Palembang dalam mengelola, mengendalikan diri atau

mengontrol perasaan dalam berinteraksi pada orang

lain.Variabel kecerdasan emosi di ukur berdasarkan

karakteristik kecerdasan emosi, Salovey mengatakan

yaitu Mengenali emosi, Mengelola emosi, Memotivasi diri

sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina

hubungan (Zubaedi, 2012: 47-48)

2. Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri yang dimaksud adalah kemampuan

yang dimiliki siswa-siswi SMA Muhammadiyah 6

Palembang agar bisa menjalin hubungan dengan baik

pada keluarga, teman sebaya, dan masyarakat. Variabel

penyesuaian diri di ukur berdasarkan karakteristik

penyesuaian diri, Fromm dan Gilmore mengatakan yaitu

kematangan emosi, kematangan intelektual, kematangan

sosial, dan tanggung jawab. (Desmita, 2009: 195)

Page 56: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generilisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2015: 80). Menurut Arikunto (2006: 130)

populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Apabilah seorang ingin meneliti semua elemen yang

ada dalam wilaya penelitian, maka penelitianya

merupakan penelitian populasi.

Berdasarkan definisi tersebut, maka populasi

pada penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas X

dan XI SMA Muhammadiyah 6 palembang yang

berjumlah 286 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang

diambil dari populasi (Sugiyono, 2015:81).

Berdasarkan Populasi di atas yang berjumlah

286 orang di atas, maka diambil menggunakan

probability sampling, probability sampling (Sugiyono,

2015:82) adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah melihat tabel

pengambilan sampel yang dikembangkan oleh Isaac

Page 57: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

dan micheal. Pada taraf kesalahan 5% yaitu 158

orang dari jumlah populasi 286 siswa-siswi di SMA

Muhammadiyah 6 Palembang. Dalam penelitian ini

menggunakan sampel random sampling dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

b. Usia 15-16 tahun

c. Seluruh remaja kelas X dan kelas XI di SMA

Muhammadiyah 6 Pelembang.

Dalam penelitian ini menggunakan Teknik

simple random sampling dikatakan simple atau

sederhana karena pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,

2015:82). dengan sistem undian, yaitu menggunakan

kertas-kertas kecil yang di tuliskan nomor subjek,

satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas

digulung dan diambil beberapa gulungan kertas

sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan

kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor

subjek penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses

pengumpulan data primer dan sekunder dalam suatu

penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang

amat penting, karena data yang dikumpulkan akan

digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti

atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

(Siregar, 2014: 39)

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat ukur

berupa skala.

Page 58: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Skala ini berisi buti-butir yang digolongan menjadi 2 butir

yang bersifat favourable dan unfavourable (Azwar,

2016:98). Pernyataan favourable adalah pernyataan yang

mendukung, sedangkan pernyataan unfavourable adalah

pernyataan yang tidak mendukung (Reza, 2016: 30).

Skala pengukuran adalah alat ukur yang digunakan

untuk mengkuantifikasi informasi yang diberikan oleh

konsumen jika mereka diharuskan menjawab pertanyaan

yang telah dirumuskan dalam koesioner (Noor, 2015:125).

Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk

mengatur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono,

2016:173). Skala yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

3.5.1 Skala Kecerdasan Emosi

Skala kecerdasan emosi ini disusun sendiri oleh

peneliti, mengacu pada aspek - aspek kecerdasan emosi,

Menurut Goleman yaitu mengenali emosi diri, mengelola

emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,

dan membina hubungan (Zubaedi, 2012: 47-48).

Kemudian diukur dengan menggunakan jenis skala likert

untuk objek sikap berupa pernyataan-pernyataan. Pada

skala likert terdapat 4 alternatif jawaban, yaitu SS (Sangat

Setuju), S (Setuju), TS (tidak Setuju), STS (Sangat Tidak

Setuju).

Skala yang terdiri dari 60 item pernyataan

disajikan dalam bentuk kalimat pernyataan Favourable dan

unfavourable. Pada item favourable nilai 4 diberikan untuk

jawaban SS (Sangat Setuju) dan nilai 1 diberikan untuk

jawaban STS (Sangat Tidak Setuju). Sedangkan untuk item

unfavourable nilai 1 diberika untuk jawaban SS (Sangat

Setuju) dan nilai 4 diberikan untuk jawaban STS (Sangat

Page 59: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tidak Setuju). Berikut ini adalah Blue Print skala

kecerdasan emosi.

Tabel. 1

Blue Print Skala Kecerdasan Emosi

Aspek-aspek

Kecerdasa

n emosi

Indikator Perilaku

Sebaran Itam Jumlah

Favourable Unfavourable

Mengenali

Emosi Diri

Mengenal dan

merasakan emosi

sendiri

1,21,41 11,31,51

12

Memahami penyebab

timbulnya perasaan

2,22,42

12,32,52

Mengelola

Emosi

Mampu

mengendalikan

emosi

3,23,43 „;;;13,33,53

12

Mengekpresikan

emosi dengan

tepat

4,24,44

14,34,54

Memotivasi Diri

Sendiri

Lebih bertanggung

jawab

5,25,45

15,35,55

12 Optimis

6,26,46

16,36,56

Mengenali

Emosi

Orang Lain

Lebih peka terhadap

perasaan orang

lain

7,27,47

17,37,57

12

Mampu

mendengarkan

orang lain

8,28,48

18,38,58

Membina

hubungan

dengan

Dapat berkomunikasi 10 9,29,49 1 19,39,59

12

Dapat bekerja sama 10,30,50 20,40,60

Page 60: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

3.5.2 Skala Penyesuaian Diri

Skala penyesuaian diri ini disusun sendiri oleh

peneliti, mengacu pada aspek – aspek penyesuaian diri,

Menurut Cole, dkk yaitu kematangan emosional,

kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung

jawab (Rosdakarya, 2009: 195). Kemudian, diukur dengan

menggunakan jenis skala likert untuk objek sikap berupa

pernyataan-pernyataan. Pada skala likert terdapat 4

alternatif jawaban, yaitu SS (sangat setuju), S (Setuju), TS

(tidak setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

Skala yang terdiri dari 60 item pernyataan disajikan

dalam bentuk kalimat pernyataan Favourable dan

unfavourable. Pada item favourable nilai 4 diberikan untuk

jawaban SS (Sangat Setuju) dan nilai 1 diberikan untuk

jawaban STS (Sangat Tidak Setuju). Sedangkan untuk item

unfavourable nilai 1 diberika untuk jawaban SS (Sangat

Setuju) dan nilai 4 diberikan untuk jawaban STS (Sangat

Tidak Setuju). Berikut ini adalah Blue print penyesuaian

diri.

orang lain

Jumlah 60

Page 61: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tabel. 2

Blue Print Skala Penyesuaian Diri

Aspek-Aspek

Penyesuai

n Diri

Indikator Perilaku

Sebaran Itam

Jumlah Favourable Unfavourable

Kematangan

Emosional

Kemantapan suasana

kehidupan emosional

1,21,41 3,23,43

12 Kemantapan suasana

kehidupan

kebersamaan dengan

orang lain

2 2,22,42 4,24,44

Kematangan

Intelektual

Memahami orang lain 5,25,45 8,28,48

18 Kemampuan mengambil

keputusan

6,26,46 9,29,49

Keterbukaan dalam

mengenal lingkungan

7,27,47 10,30,50

Kematangan

Sosial

Keterlibatan dalam

partisipasi sosial

11,31,51 14,34,54

18 Sikap toleransi 74 12,32,52 15,35,55

Keakraban dalam

pergaulan

13,33,53 16,36,56

Tanggung

Jawab

Kesadaran akan

etika dan hidup jujur

17,37,57 19,39,59

12 Sikap altuarisme, .empati

, bersahabat dalam

hubungan

interpersonal

18,38,58 20,40,60

Jumlah 60

Page 62: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Table. 3

Skor Skala Likert

Jawaban Favourable Unfavourabl

e

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setujuh 2 3

Sangat Tidak

Setuju

1 4

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam melakukan pengujian instrumen ukur.

Terdapat dua tahapan pengujian data yaitu uji validitas dan

reabilitas.

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Imam Setyawan validitas adalah sejauh

mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin

diukur. Selanjutnya Menurut Dali Gulo menyatakan validitas

adalah tingkat keabsahan dari sebuah tes. Sedangkan

Menurut Suharsimi Arikunto menyataka bahwa validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau keaslihan suatu instrumen. Sesuatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. (Reza, 2016: 68).

Untuk menentukan apakah instrumen pengumpulan

data tersebut layak atau tidak digunakan, maka dapat

melakukan dengan uji korelasi product moment signifikansi

koefesien korelasi pada taraf 0,05 artinya suatu item

dianggap valid jika item tersebut berkorelasi signifikan

terhadap skor total item (Alhamdu, 2016: 45) pengujian

Page 63: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

validitas item (instrumen pengumpulan data) dengan

menggunakan program Statistical Programme for Social

Science (SPSS) versi 22.00 for windows.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu

dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan

senantiasa menunjukan hasil yang sama. Jadai alat yang

reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama

(Nasution, 2016: 77). Menurut Sudjana (Mustafidah, 2014:

43) bahwa reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau

keajekan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya

artinya kapanpun alat penilaian tersebut akan digunakan

akan memberikan hasil yang relatif sama.

Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

tendensius mngarahkan responden untuk memilih jawaban-

jawaban tertentu. Instrumen yang sudah sapat dipercaya

yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya

juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan

kenyataannya maka berapa kalipun diambil, tetap akan

sama reliabilitas menunjukan pada tingkat keterandalan

sesuatu reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat

diandalkan. Pengertian umum menyatakan bahwa instrumen

penelitian harus reliabel (Arikunto, 2006: 178-179).

Koefisien reliabilitas pada variabel kecerdasan emosi

dengan penyesuaian diri pada penelitian ini juga dianalisis

dengan teknik koefisien alpha cronbach. Penggunaan teknik

ini karena dipandang lebih sederhana dari teknik

pengukuran yang lain namun memiliki tingkat ketelitian yang

cukup tinggi. Sebagaiman Menurut Azwar (2015: 112)

Koefisien reliabilitas (rxx) berada dalam rentang angka dari 0

Page 64: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

sampai dengan 1,00. Sekalipun bila koefisien relliabilitas

semakin tinggi mendekati angka 1,00 berarti pengukuran

semakin reliable, namun dalam kenyataan pengukuran

psikologi koefisien sempurna yang mencankum angka rxx-

1,00 belum pernah dijumpai. Pengujian reliabilitas

instrument dikerjakan dengan menggunakan program

komputer SPSS (Statistical Program for Social Science) versi

22 for windows.

3.7 Metode Analisis Data

Dalam penelitian kauntitaf, metode analisis data

memiliki metode tersendiri yang membedahkannya dengan

jenis penelitian kualitatif. adapun dalam penelitian ini

metode analisis data penelitian kuantitatif berdasarkan jenis

penelitiannya. Dimulai dari uji asumsi dalam penelitian

kuantitatiff dan dilanjutkan uji hipotesis penelitian.

3.7.1 Uji Asumsi

Uji asumsi atau uji prasyarat adalah rangkaian

pengujian analisis dalam penelitian kuantitatif. Dalam

melaksanakan uji asumsi dapat menggunakan aplikasi SPSS

(Statistical Package For The Social Sciences). Langkah

pengujian uji asumsi memiliki tahapan-tahapan sesuai

dengan uji analisis statistik yang digunakan masing-masing

dalam penelitian kuantitatif yaitu :

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang diambil berasal dari populasi yang distribusi normal

atau tidak (Noor, 2011: 174). Adapun Menurut Hadi,

(Reza, 2016: 67) kaidah yang digunakan untuk

menentukan apakah data penelitian berdistribusi normal

atau tidak jika nilai ρ >0,05 maka dikatakan data

berdistribusi normal. Sebaliknya,jika nilai ρ ≤ 0,05 maka

data dinyatakan tidak normal.

Page 65: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah

variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan

linier. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat dikatakan linier jika tidak ditemukan

penyimpangan yang berarti. Kaidah uji yang digunakan

adalah jika p ≤ 0,05, maka hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat dinyatakan linier. Sebaliknya

jika p ≥ 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan

terikat dinyatakan tidak linier.

3.7.2 Uji Hipotesis Penelitian

Setelah terpenuhinya ujinormalitas dan linieritas,

kemudian dilakukan uji hipotesis. Perhitungan ang

digunakan dalam penelitian ini memakai analisis korelasi

Pearson Product Moment. Adapun analisis ini menggunkan

bantuan menggunakan program komputer SPSS (Statistical

Program for Social Science) versi 22 for windows. Adapun

kaidah yang digunakan dalam uji hipotesis adalah jika nilai

signifikan > 0.05 maka Ho diterima, jika nilai signifikansi <

0.05 maka Ho ditolak, berarti kedua variabel tersebut

berkorelasi secara signifika. Selain kriteria tersebut kita juga

dapat mengetahui tingkat korelasi berdasarkan tanda *

(bintang) yang dikeluarkan melalui output program SPSS.

Bila ada tanda* maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel

tersebut berkorelasi signifikansi pada level 0.05. sedangkan

bila tanda ** berarti kedua variabel berkorelasi signifikan

pada level 0.01 (Alhamdu, 2016: 122).

Page 66: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Orientasi Kancah dan Persiapan

4.1.1 Sejarah Berdirinya SMA Muhammadiyah 6

Palembang

Berkenaan dengan itu, Pimpinan Pusat

Muhammadiyah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

dengan ini menyatakan bahwa :

SMA Muhammadiyah 12 Palembang berkedudukan di

Jalan Jenderal Sudirman km.4,5 Palembang adalah milik

Persyarikatan Muhammadiyah yang dibina oleh

Muhammadiyah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

PDM Kota Palembang Wilayah Sumatera Selatan,

didirikan tanggal 1 Juli 1988 dan telah terdaftar pada

Muhammadiyah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

Pusat No. 4340 / II-12 / Sm. S-88.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia No. 270 / I.11.4 / F4e/1988, menetapkan /

menyetujui Yayasan Muhammadiyah Km.4,5 Palembang

mulai Tahun Pelajaran 1988 / 1989 untuk membuka

sekolah SMA Swasta Muhammadiyah 12 alamat jalan

Jenderal Sudirman Km.4,5 Palembang.

Tabel. 4

Orang yang ikut adil mendirikan SMA Muhammadiyah 12

Palembang

No Nama Tugas

1 Dra. Sri Sumarti Kepala SPG Muhammadiyah II Plg

2 Zainal Imron. BA Wakasek Kesiswaan

3 Hanafiah, BA Wakasek Kurikulum

4 Susanto Tata Usaha

Page 67: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tempat belajar SMA Muhammadiyah 12 Palembang,

Gedung SPG Muhammadiyah II Palembang yang didirikan

15 Januari 1976 yang telah ditutup/dihapus izin

operasionalnya oleh Pemerintah (alih fungsi) pada tahun

pelajaran 1985/1986 yang beralamat di Jalan Jenderal

Sudirman Km.4,5 Palembang. Baik Gedung, Sarana dan

Prasarana Penunjang Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru

dan Pegawai dialih fungsikan ke SMA Muhammadiyah 12

Palembang, kecuali untuk siswa.

Perubahan sekolah :

a. Berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah tanggal 31

Desember 1991 Nomor : 476 / C / Kep / I / 1991.

SMA Muhammadiyah 12 Palembang NDS.

G.09024022 alamat jalan Jenderal Sudirman Km. 4,5

Palembang di Wilayah Kecamatan Ilir Timur I

Kotamadya Palembang Provinsi Sumatera Selatan.

Penyelenggara Sekolah / yayasan MPK

Muhammadiyah Sumatera Selatan. Jenjang

Akreditasi ( Status Diakui ) ini berlaku untuk jangka

waktu 5 ( lima ) tahun terhitung sejak awal tahun

pelajaran 1991 / 1992.

b. Berdasar Keputusan Dirjen Dikdasmen tanggal 6

Maret 1997 Nomor : 16 / C.C7 / Kep / MW / 1997.

dalam akreditasi ulang SMA Muhammadiyah 12

Palembang ditetapkan berstatus DIAKUI dan berlaku

untuk jangka waktu 5 ( lima ) tahun terhitung sejak

awal tahun pelajaran 1996 / 1997.

c. Berdasar Keputusan Badan Akreditasi Sekolah ( BAS

) Propinsi Sumatera Selatan pada tanggal 12

Desember 2007 dalam akreditasi tersebut SMA

Muhammadiyah 6 Palembang ditetapkan berstatus

TERAKREDITASI B dan berlaku untuk jangka waktu

Page 68: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

4 ( empat ) tahun terhitung sejak tanggal 12

Desember 2007.

d. Berdasar Keputusan Badan Akreditasi Nasional

Sekolah.Madrasah ( BAN-S/M ) Propinsi Sumatera

Selatan pada tanggal 9 November 2011 dalam

akreditasi tersebut SMA Muhammadiyah 6

Palembang ditetapkan berstatus TERAKREDITASI

“B” dan berlaku sampai dengan Tahun Pelajaran

2015 / 2016, terhitung sejak tanggal 9 November

2011.

e. Berdasar Keputusan Badan Akreditasi Nasional

Sekolah. Madrasah ( BAN-S/M ) Propinsi Sumatera

Selatan pada tanggal 16 Oktober 2015 dalam

akreditasi tersebut SMA Muhammadiyah 6

Palembang ditetapkan berstatus TERAKREDITASI

“A” dan berlaku sampai dengan Tanggal 16 Oktober,

terhitung sejak tanggal 16 Oktober 2015.

4.1.2 Keadaan Siswa di SMA Muhammadiyah 6

Palembang

Siswa yang masuk SMA Muhammadiyah 6 Palembang,

kebanyakan dari daerah dan dari golongan keluarga yang

kurang mampu, dan dari saudara, famili, keluarga dekat

alumni SMA Muhammadiyah 6 Palembang. Sebagian

siswa mengontrak/menyewa, jauh dari orang tua.

Dampaknya bayaran sekolah sering terlambat. Menyikapi

hal tersebut, pihak sekolah sering memberi peringatan

dan sangsi agar siswa membayar kewajibannya.

Walaupun demikian minat orang tua untuk memasukkan

anaknya ke SMA Muhammadiyah 6 Palembang masih

tetap tinggi terbukti dari :

Page 69: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tabel. 5

Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2017/2018

Kelas

Jumlah

Jumlah

Laki-laki Perempuan

X 81 84 165

XI 59 62 121

XII-IPA 10 40 50

XII-IPS 24 36 60

Jumlah 207 359 566

4.2 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan tahap awal yang harus

peneliti siapkan sebelum mengadakan suatu penelitian di

lapangan. Langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah:

1) Persiapan administrasi dan 2) Persiapan alat ukur.

4.2.1 Persiapan administrasi

Persiapan administrasi telah peneliti lakukan dalam

penelitian ini dengan pengurusan surat izin peneliti (riset)

yang di keluarkan dari fakultas atas nama Dekan Fakultas

Psikologi UIN Raden Fatah Palembang. Surat izin

penelitian ini di keluarkan pada tanggal 08 November

2017 dengan nomor: B-1976/Un.09/IX/PP.09/11/2017

yang ditujukan kepada Kepala SMA Muhammadiyah 6

Palembang. Kemudian surat ini mendapat surat balasan

dari SMA Muhammadiyah 6 Palembang, pada tanggal 22

Desember 2017 dengan nomor: 002.b/III.4.AU/KET/F.7/2

017.

Page 70: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

4.2.2 Persiapan Alat Ukur

Persiapan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh

data mengenai variabel kecerdasan emosi dengan skala

penyesuaian diri yang disusun oleh peneliti berdasarkan

teori salovey (seperti yang telah di tulis di BAB II) yaitu

aspek-aspek Skala kecerdasan emosi menurut Salovey,

mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri

sendiri, menegnali emosi orang lain, dan membina

hubungan orang lain. Dari kelima bentuk tersebut telah

peneliti kembangkan menjadi 60 item yang terdiri dari 30

item favourable dan 30 item unfavourable.

Selanjutnya peneliti membuat sendiri alat ukur

penyesuaian diri menurut Fromm dan Gilmore diambil

dari aspek-aspek penyesuaian diri (seperti yang telah di

tuliskan di BAB II) yang meliputi Kematangan Emosional,

Kematangan Intelektual , Kematangan Sosial, Tanggung

Jawab. disusunlah 60 pernyataan yang terdiri dari 30

pernyataan favourable dan 30 unfavourable.

4.2.3 Uji Coba Alat Ukur

Setelah disusun instrumen penelitian, langkah selanjutnya

adalah mengadakan uji coba (Try Out). Pengukuran

validitas ini dengan menggunakan pernyataan, yang

sebelumnya sudah dibuat untuk disebarkan pada sampel,

terlebih dahulu di uji cobakan pada subjek sebanyak 119

subjek yang merupakan siswa-siswi SMA Muhammadiyah

6 Palembang pada tanggal 13 November 2017 dengan

kelas dengan kelas X IPA B berjumlah 34 Siswa, X IPS A

berjumlah 31 Siswa, XI IPA A berjumlah 26 Siswa, XI IPA C berjumlah 28 Siswa.

Pengambilan data dilakukan secara klasikal pada

masing-masing kelas dimana subjek berada. Pengambilan

data di kelas X IPAB, X IPSA, XI IPAA, XI IPAC berlangsung

pada pelajaran 1-2. Pada proses pengambilan data (try

Page 71: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

out), peneliti dibantu oleh empat orang teman untuk

membantu dalam membagikan skala dan mengambil

kembali skala yang telah di isi oleh subjek. Masing-

masing subjek mendapatkan satu eksemplar skala

penelitian yang berisi dua alat ukur yaitu skala

kecerdasan emosi dan skala penyesuaian diri. Proses

pengambilan data diawali pembukaan, pembacaan

petunjuk pengisian, kemudian membagikan skala kepada

subjek. Setelah uji coba selesai, peneliti mulai

memeriksa tiap-tiap item valid dalam pernyataan, yang

akan diberikan pada sampel penelitian. Uji coba dilakukan

agar hasil yang tadinya muncul tidak menyimpang dari

gambaran tentang variabel yang dimaksud dalam

penelitian.

4.2.4 Hasil Uji Coba Alat Ukur

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahap uji coba

alat ukur, selanjutnya akan dilakukan uji validitas dan

reliabilitas terhadap kedua skala dengan menggunakan

SPSS (Statistical Program for Social Science) versi 22.00

for windows. Analisis item uji coba dalam penelitian ini

menggunakan parameter indeks daya beda item yang

diperoleh dari korelasi antar masing-masing skor item

dengan skor total item. Kemudian dapat ditentukan item

yang layak dan tidak layak dimasukkan dalam skala

penelitian. Item yang tidak mencapai 0,05 maka item

tersebut akan dikeluarkan dari skala penelitian atau

dianggap gugur.

Koefisien reliabiltas skala kecerdasan emosi try

out bergerak dari rentang 0,020 samapi 0,481 dan

koefisien reliabilitas skala penyesuaian diri bergerak dari

rentang 0.058 sampai 0.559.

Page 72: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

4.3 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan selama 1 hari, yaitu pada hari

Senin tanggal 23 desember 2017. Pada pengambilan

data peneliti menggunakan subjek penelitian sebanyak

158 subjek yang merupakan siswa-siswi kelas X,XI SMA

Muhammadiyah 6 Palembang.

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas seleksi Item skala

Kecerdasan Emosi

a. Validitas Skala Kecerdasan emosi

Setelah dilakukan uji validitas terhadap skala

kecerdasan emosi dengan menggunakan product

moment (korelasi) maka didapatkan 42 item valid,

item yang valid bergerak dari rentang 0.118 sampai

0.481. Sedangkan pada kriteria item peneliti

mengambil batas kritis sebesar 0,05 Selanjutnya item

yang berada di atas 0,05 diuji kembali. Di bawah ini

adalah tabel yang di dalamnya terdapat item yang

telah di klasifikasikan menjadi item valid dan item

gugur.

Page 73: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tabel. 6

Blue print Skala Kecerdasan Emosi

Uji Coba (Try Out)

Keterangan : item yang ada tanda * adalah item yang gugur

Aspek-aspek

Kecerdasan

emosi

Indikator Perilaku

Sebaran Itam Jumlah

Favourable Unfavourable

Mengenali

Emosi Diri

Mengenal dan

merasakan emosi

sendiri

1,21*,41* 11,31*,51

12

Memahami penyebab

timbulnya perasaan

2,22,42*

12,32*,52

Mengelola Emosi

Mampu mengendalikan

emosi

3,23,43 13,33*,53

12 Mengekpresikan emosi

dengan tepat

4*,24*,44

14*,34,54

Memotivasi Diri

Sendiri

Lebih bertanggung

jawab

5*,25,45

15,35,55

12 Optimis

6,26,46

16,36*,56

Mengenali

Emosi Orang

Lain

Lebih peka terhadap

perasaan orang lain

7*,27*,47

17,37,57

12

Mampu mendengarkan

orang lain

8,28,48*

18*,38,58

Membina

hubungan

dengan

orang lain

Dapat berkomunikasi 9,29,49* 19,39,59

12

Dapat bekerja sama 10*,30,50

20,40,60*

Jumlah 30 30 60

Page 74: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Maka item yang di atas 0,05 sebanyak 42 item,

sedangkan untuk item yang di bawah 0,05 sebanyak 18

item. Rentang di bawah 0,05 yang didapatkan bergerak

dari angka 0.020 sampai 0.179. Setelah item-item yang

gugur tersebut dikeluarkan, maka distribusi sebaran item

pada skala kecerdasdan emosi berubah menjadi seperti

yang tampak pada tabel beriku ini.

Tabel.7

Blueprint Skala Kecerdasan Emosi Peneltian Penomoran

Baru

Aspek-aspek

Kecerdasan

emosi

Indikator Perilaku

Sebaran Itam

Jumlah Favourable Unfavourable

Mengenali

Emosi Diri

Mengenal dan

merasakan

emosi sendiri

1, 11(7),31(34)

7 Memahami penye

bab timbulnya

perasaan

2(2),22(15)

12(8),52(35)

Mengelola Emosi

Mampu

mengendalikan

emosi

3(3),23(16),43(

28) 13(9),53(36)

8 Mengekpresikan

emosi dengan

tepat

44(29)

34(22),54(37)

Memotivasi Diri

Sendiri

Lebih

bertanggung

jawab

25(17),45(30)

15(10),35(23),5

5(38)

10

Optimis

6(4),26(18),46(

31)

16(11),56(39)

Mengenali Lebih peka 47(32) 17(12),37(24),5

Page 75: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Keterangan: dalam ( ) adalah nomor urut item baru setelah uji

coba

Emosi Orang

Lain

terhadap

perasaan

orang lain

7(40)

8

Mampu

mendengarkan

orang lain

8(5),28(19,)

38(25),58(41)

Membina

hubungan

dengan

orang lain

Dapat

berkomunikasi

9(6),29(20)

19(13),39(26),5

9(42)

9

Dapat bekerja

sama

30(21),50(33)

20(14),40(27)

Jumlah 21 21 42

Page 76: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tabel. 8

Blue Print Skala Kecerdasan Emosi Penelitian

Aspek-aspek

Kecerdasan

emosi

Indikator Perilaku

Sebaran Itam

Jumlah Favourable Unfavourable

Mengenali

Emosi Diri

Mengenal dan

merasakan emosi

sendiri

1, 7,34

7 Memahami penyebab

timbulnya

perasaan

2,15

8,35

Mengelola

Emosi

Mampu

mengendalikan

emosi

3,16,28 9,36

8 Mengekpresikan

emosi dengan

tepat

29

22,37

Memotivasi Diri

Sendiri

Lebih bertanggung

jawab

17,30

10,23,38

10 Optimis

4,18,31

11,39

Mengenali

Emosi Orang

Lain

Lebih peka terhadap

perasaan orang

lain

32

12,24,40

8 Mampu

mendengarkan

orang lain

5,19

25,41

Page 77: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

b. Reliabilitas Skala Kecerdasan emosi

Adapun hasil uji reliabilitas yang diperoleh dari uji

coba skala kecerdasan emosi menunjukkan Alpha

Cronbach sebesar 0,743 sebelum item dikeluarkan,

namun setelah item dikeluarkan maka Alpha Cronbach

berubah menjadi 0,790 Maka dengan demikian skala

kecerdasan emosi dapat dikatakan reliabilitas.

4.3.2 Uji Validitas dan Reliabilitas seleksi Item skala

penyesuaian diri

a. Validitas Skala Penyesuaian Diri

Setelah dilakukan uji validitas terhadap skala

penyesuaian dengan menggunakan product moment

(korelasi) maka didapatkan 58 item valid, item yang

valid bergerak dari rentang -0,281 sampai 0.584.

Sedangkan pada kriteria item peneliti mengambil batas

kritis sebesar 0,05 Selanjutnya item yang berada di

atas 0,05 diuji kembali. Di bawah ini adalah tabel yang

di dalamnya terdapat item yang telah di klasifikasikan

menjadi item valid dan item gugur.

Membina

hubungan

dengan

orang lain

Dapat berkomunikasi

6,20

13,26,42

9

Dapat bekerja sama

21,33

14,27

Jumlah 19 23 42

Page 78: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tabel. 9

Blueprint Skala Penyesuaian diri Uji coba (Try Out)

Aspek-Aspek

Penyesuai

n Diri

Indikator Perilaku

Sebaran Item

Jumlah Favourable Unfavourable

Kematangan

Emosional

Kemantapan suasana

kehidupan

emosional

1*,21,41 3,23,43*

12 Kemantapan suasana

kehidupan

kebersamaan

dengan orang lain

2,22,42 4,24,44

Kematangan

Intelektual

Memahami orang lain 5,25,45 8,28,48

18 Kemampuan

mengambil

keputusan

6,26,46 9,29,49

Keterbukaan dalam

mengenal lingkungan

7,27,47 10,30,50

Kematangan

Sosial

Keterlibatan dalam

partisipasi sosial

11,31,51 14,34,54

18 Sikap toleransi 12,32,52 15,35,55

Keakraban dalam

pergaulan

13,33,53 16,36,56

Tanggung

Jawab

Kesadaran akan

etika dan hidup

jujur

17,37,57 19,39,59

12 Sikap altuarisme,

empati ,

bersahabat dalam

hubungan

18,38,58 20,40,60

Page 79: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Maka item yang di atas 0,05 sebanyak 58 item

sedangkan untuk item yang di bawah 0,05 sebanyak 2 item.

Rentang yang di bawah 0,05 didapatkan bergerak dari

angka -0,058 sampai -0,162. Setelah item-item yang gugur

tersebut dikeluarkan, maka distribusi sebaran item pada

skala penyesuaian diri berubah menjadi seperti yang

tampak pada tabel berikut:

Tabel. 10

Blue Print Skala Penyesuaian Diri penomoran baru

Aspek-Aspek

Penyesuain

Diri

Indikator

Perilaku

Sebaran Itam

Jumlah Favourable Unfavourable

Kematangan

Emosional

Kemantapan

suasana

kehidupan

emosional

21,41 3(2),23(22),

10 Kemantapan

suasana

kehidupan

kebersamaa

n dengan

orang lain

2(1),22(21),

42(41)

4(3),24(23),44(4

2)

Kematangan

Intelektual

Memahami

orang lain

5(4),25(2

4),45(43

)

8(7),28(27)

,48(46)

18

Kemampuan

mengambil

6(5),26(25),

46(44)

9(8),29(28),49

(47)

interpersonal

Jumlah 30 30 60

Page 80: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

keputusan

Keterbukaan

dalam

mengenal

lingkungan

7(6),27(26),

47(45)

10(9),30(29),5

0(48)

Kematangan

Sosial

Keterlibatan

dalam

partisipasi

sosial

11(10),31(3

0),51(49

)

14(13),34(33),

54(52)

18 Sikap toleransi

12(11),32(3

1),52(50

)

15(14),35(34),

55(53)

Keakraban

dalam

pergaulan

13(12),33(3

2),53(51

)

16(15),36(35),

56(54)

Tanggung

Jawab

Kesadaran

akan etika

dan hidup

jujur

17(16),37(3

6),57(55

)

19(18),39(38),

59(57)

12

Sikap

altuarisme,

empati ,

bersahabat

dalam

hubungan

interperson

al

18(17),38(3

7),58(56

)

20(19),40(39),

60(58)

Jumlah 29 29 58

Keterangan: dalam ( ) adalah nomor urut item baru setelah uji

coba

Page 81: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tabel.11

Blue Print Skala Penyesuaian Diri Penelitian

Aspek-Aspek

Penyesuain

Diri

Indikator Perilaku

Sebaran Itam

Jumlah Favourable Unfavourable

Kematangan

Emosional

Kemantapan suasana

kehidupan

emosional

20,40 2, 22

10 Kemantapan suasana

kehidupan

kebersamaan

dengan orang lain

1,21,41 3,23,42

Kematangan

Intelektual

Memahami orang lain 4,24,43 7,27,46

18 Kemampuan

mengambil

keputusan

5,25,44 8,28,47

Keterbukaan dalam

mengenal lingkungan

6,26,45 9,29,48

Kematangan

Sosial

Keterlibatan dalam

partisipasi sosial

10,30,49 13,33,52

18 Sikap toleransi 11,31,50 14,34,53

Keakraban dalam

pergaulan

12,32,51 15,35,54

Tanggung

Jawab

Kesadaran akan

etika dan hidup jujur

16,36,55 18,38,57

12 Sikap altuarisme,

empati , bersahabat

dalam hubungan

interpersonal

17,37,56 19,39,58

Jumlah 29 29 58

Page 82: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

b. Reliabilitas Penyesuaian Diri

Adapun hasil uji reliabilitas yang diperoleh dari

uji coba skala penyesuian diri menunjukkan Alpha

Cronbach sebesar 0,870 sebelum item dikeluarkan,

namun setelah item dikeluarkan maka Alpha

Cronbach berubah menjadi 0,878. Maka dengan

demikian skala penyesuaian diri dapat dikatakan

reliabel.

4.4 Hasil Penelitian

4.4.1 Kategorisasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari

variabel kecerdasan emosi dengan penyesuaian diri.

variabel ini dapat diuraikan setelah penyajian tabel

deskripsi data penelitian. Dalam tabel deskripsi data

penelitian tersebut akan diketahui skor X yang diperoleh

empirik melalui skor X maksimal, X minimal, mean dan

standar deviasi.

Skor X yang diperoleh empirik didapat dari tabel

deskriptif statistik dengan bantuan program SPSS

(Statistical Product for Service Solution) versi 20 for

windows dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Page 83: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tabel. 12

Deskripsi Data Penelitian

Variabel

Skor X (empirik)

X

Mak

X

Min

Mean SD

Kecerdasan Emosi 152 98 129,34 11,361

Penyesuain diri 216 113 178,80 17,861

Keterangan :

SD : Standar Deviasi

ME : Mean Empirik

Selanjutnya, setelah mengetahui skor empirik skala

penyesuaian diri maka akan dilakukan penggolongan

dalam tiga kategorisasi tingkat pada penyesuaian diri

siswa SMA Muhammadiyah 6 Palembang. Pada skala

penyesuaian diri kategorisasi tinggi, sedang, dan rendah

dengan ketentuan bahwa skor 196,661 sebagai nilai

untuk kategorisasi tinggi dan skor di bawah 160,939

sebagai nilai untuk kategorisasi rendah sementara untuk

skor kategorisassi sedang, nilai berada di atas atau sama

dengan 196,661 dan kurang 160,939. Berikut ini,

disajikan deskripsi kategorisasi skala penyesuaian diri

yang digunakan untuk mengetahui kategorisasi

penyesuaian diri pada siswa SMA Muhammadiyah 6

Palembang.

Page 84: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tabel. 13

Kategorisasi Skor Skala Penyesuaian Diri

Skor Kategori N %

X> 196,661 Tinggi 18 11,4%

196,661≤ x

≤160,939

Sedang 111 70,3%

x< 160,939 Rendah 29 18,4%

Total 158 100%

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa

dari 158 siswa SMA Muhammadiyah 6 Palembang yang

dijadikan sebagai sampel penelitian, terdapat 18 atau

11,4% orang yang memiliki penyesuaian diri tinggi, 111

atau 70,3% orang yang memiliki penyesuaian diri yang

sedang, dan 29 atau 18,4% orang yang memiliki

penyesuain diri yang rendah.

Dari ketiga kategorisasi tersebut dapat

disimpulkan yang menduduki kategorisasi dengan jumlah

terbanyak yakni pada kategori sedang yang berjumlah

111 atau 70,3% orang, seseorang yang memiliki

penyesuaian diri dalam kategori sedang dapat dikatakan

cukup, yang artinya masih tergolong dalam penyesuaian

diri yang cukup baik Adapun rumus statistik yang

digunakan untuk mengetahui nilai dari masing-masing

kategorisasi yaitu :

Tabel. 14

Rumus 3 Kategori

Kategori

X ≥ (µ+1,0 σ) Tinggi

(µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ+1,0 σ) Sedang

X < (µ - 1,0 σ) Rendah

Page 85: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Keterangan :

σ = deviasi

µ = Mean teoritik

Sedangkan untuk penggolongan dalam tiga

kategorisasi kecerdasan emosi pada siswa SMA

Muhammadiyah 6 Palembang, terdapat kategorisasi

tinggi, sedang, dan rendah dengan ketentuan bahwa skor

140,701 sebagai nilai untuk kategorisari tinggi dan skor di

bawah 117,979 sebagai nilai untuk kategorisasi rendah.

Sementara untuk skor kategorisasi sedang, nilai berada di

atas atau sama dengan 140,701 dan kurang dari 117,979

Berikut ini disajikan deskripsi kategorisasi skala

kecerdasan emosi yang digunakan untuk mengetahui

masing-masing nilai kategorisasi kecerdasan emosi pada

siswa SMA Muhammadiyah 6 Palembang.

Tabel. 15

Katagorisasi Skor Skala Kecerdasan Emosi

Skor Kategori N %

X> 140,701 Tinggi 28 17,7%

140,701≤ x

≤117,979

Sedang 103

65,2

%

x< 117,979 Rendah 27 17,1%

Total 158 100%

Berdasarkan tabel di atas, maka diketahui bahwa

dari 158 siswa SMA Muhammadiyah 6 Palembang yang

dijadikan sebagai sampel penelitian, terdapat 28 atau

17,7% orang yang memiliki penyesuaian diri tinggi, 103

atau 65,2% orang yang memiliki penyesuaian diri yang

Page 86: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

sedang, dan 27 atau 17,1% orang yang memiliki

penyesuain diri yang rendah.

Dari ketiga kategorisasi tersebut dapat disimpulkan

yang menduduki kategorisasi dengan jumlah terbanyak

yakni pada kategori sedang yang berjumlah 103 atau

65,2% orang, seseorang yang memiliki kecerdasan emosi

dalam kategori sedang dapat dikatakan cukup, yang

artinya seseorang dapat menentukan mana yang bagus

dan yang tidak.

4.4.2 Uji Asumsi

Uji normalitas dan uji linieritas merupakan syarat

sebelum melakukan uji analisis product moment dengan

maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang

dari kebenaran yang seharusnya didapatkan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas

sebaran data penelitian, yaitu jika taraf signifikan lebih

dari 0,05 (p > 0,05) berarti data berdistribusi normal.

Sebaliknya, jika taraf signifikan kurang dari 0,05 (p <

0,05), maka data berdistribusikan tidak normal. Hasil uji

normalitas terhadap variabel kecerdasan emosi dan

penyesuaian diri dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 16

Deskripsi Hasil Uji Normalitas

Variabel K-S Z Sig. Keterangan

Kecerdasan emosi 0,650 0,792 Normal

Penyusuaian diri 0,882 0,418 Normal

*Lampiran

Page 87: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Berdasarkan tabel deskripsi hasil uji normalitas di

atas, maka dapat dipahami bahwa:

a. Hasil uji normalitas terhadap variabel kecerdasan

emosi diperoleh nilai K-SZ sebesar 0,650 dan memiliki

nilai Signifikan = 0,792. Berdasarkan data tersebut,

maka dapat dikatakan bahwa p = 0,792 > 0,05,

sehingga dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi

normal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa

data keceerdasan emosi berdistribusi normal

b. Hasil uji normalitas terhadap variabel penyesuaian diri

diperoleh nilai K-SZ sebesar 0,882 dan memiliki nilai

Signifikan = 0,418. Berdasarkan data tersebut, maka

dapat dikatakan bahwa p = 0,418 > 0,05, sehingga

dapat dinyatakan bahwa data variabel penyesuaian diri

berdistribusi normal.

b. Uji linieritas

Uji linieritas ini dilakukan pada kedua variabel

dengan menggunakan korelasi bivariate person, yaitu

untuk melihat hubungan antara dua variabel dengan jenis

skala interval/ratio (scale) dan data terdistribusi normal.

Variabel yang hendak diuji yaitu variable kecerdasan

emosi dan penyesuaian diri. Kaidah uji yang digunakan

adalah “jika p < 0,05, maka hubungan antara variabel

bebas (X) dan variabel tergantung (Y) dinyatakan linier.

Sebaliknya, jika p > 0,05, maka hubungan antara

variabel bebas (X) dan variabel tergantung (Y)

dinyatakan tidak linier”. Hasil uji linieritas antara kedua

variabel tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Page 88: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Tabel. 17

Deskripsi Hasil Uji Linieritas

Variabel r

Square Sig. Keterangan

KE>< PD 0.440 0.000 Linier

Berdasarkan tabel deskripsi hasil uji linieritas

antara variabel kecerdasan emosi dengan penyesuaian

diri 0.000, dapat dilihat bahwa nilai signifikan yang

diperoleh adalah sebesar 0.000 dan R square sebesar

0.440. Hal ini berarti bahwa ρ > 0.05 dan dapat

dikatakan bahwa hubungan kedua variabel linier. Dengan

demikian asumsi linieritas terpenuhi.

4.4.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis tipe penelitian ini dimaksudkan untuk

menguji ada tidaknya hubungan variabel X (kecerdasan

emosi) terhadap variabel Y (penyesuaian diri).

Perhitungan statistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis product moment dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 22 for windows.

Hasil uji hipotesis antara kedua variabel tersebut

dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel. 18

Deskripsi Hasil Uji Hipotesis Product Moment

Variabel r Sig. (ρ) Keterangan

KE<=>PD 0.663 0.000 Signifikan

Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh bahwa

besarnya koefisien korelasi antara variabel kecerdasan

emosi dan penyesuaian diri adalah 0,663 dengan

Page 89: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

signifikansi hubungan kedua variabel sebesar 0,000.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini dikarenakan p < 0,01 (0,000 < 0,01)

maka hal ini berarti kecerdasan emosi memiliki korelasi

yang signifikan terhadap penyesuaian diri pada remaja

siswa SMA Muhammadiyah 6 Palembang.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kecerdsan emosi memiliki korelasi

yang signifikan terhadap penyesuain diri pada siswa

remaja SMA Muhammadiyah 6 Palembang. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa hipotesis yang

diajukan terbukti atau diterima.

4.5 Pembahasan

Setelah dilakukan analisis product moment yang

digunakan untuk menentukan hubungan antara dua

variabel penelitian yaitu kecerdasan emosi dengan

penyesuaian diri pada remaja di SMA Muhammadiyah 6

Palembang. Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang

telah dilakukan menunjukkan bahwa kecerdasan emosi

memiliki hubungan signifikan, dengan penyesuaian diri

pada remaja di SMA Muhammadiyah 6 Palembang. Hasil

penelitian ini dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi

yang menunjukkan angka 0,663 dengan nilai sig. 0,000

dimana p < 0,01, maka dari hasil ini dapat diketahui

bahwa ada hubungan yang sangat signifikan kecerdasan

emosi dengan penyesuaian diri pada remaja di SMA

Muhammadiyah 6 Palembang.

Di lihat dari kategorisasi pada persentase tingkat

kecerdasan emosi sebagian besar remaja memiliki tingkat

kecerdsan emosi tinggi sebanyak 17,7% (28 orang),

seseorang yang mempunyai kecerdsan emosi yang tinggi

dapat diartikan sebagai kecerdasan emosi yang baik, dan

untuk kategori sedang yaitu sebanyak 65,2 % (103

Page 90: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

orang), seseorang yang memiliki kecerdasan emosi dalam

kategori sedang dapat dikatakan cukup. Selanjutnya,

sebagian lagi berada pada kategori rendah 17,1 % (27

orang) dapat diinterpretasikan bahwa tingkat kecerdasan

emosi yang rendah dapat diartikan kurang.

Berdasarkan katagorisasi pada persentasi skala

penyesuaian diri, sebanyak sebanyak 11,4% (18 orang),

seseorang yang memiliki penyesuaian diri yang tinggi

dapat diartikan sebagai penyesuaian diri yang baik, dan

untuk kategori sedang yaitu sebanyak 70,3% (111 orang),

seseorang yang memiliki penyesuaian diri dalam kategori

sedang dapat dikatakan cukup. Selanjutnya, sebagian lagi

berada pada kategori rendah 18,4% (29 orang) dapat

diinterpretasikan bahwa tingkat penyesuaian diri yang

rendah dapat diartikan kurang.

Berdasarkan uraian di atas, hal ini menunjukkan

bahwa Masa remaja identik dengan lingkungan sosial

dimana mereka berinteraksi, maka remaja juga dituntut

pandai dan mampu menyesuaikan diri secara efektif untuk

menekan pengaruh buruk yang ada disekitarnya. Untuk

menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya

dan orang lain, remaja hendaknya membentengi diri

dengan keagamaan yang tinggi serta memahami dan

memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. (Lidya

Sayidatun Nisya dan Diah Sofiah, Religiusitas, Kecerdasan

Emosional, dan Kenakalan Remaja, 2012, Jurnal Psikologi,

Volume 7 No. 2, hlm 574)

Masa remaja adalah masa peralihan atau masa

transisi dari masa anak menuju dewasa (Sobur, 2003:

119). Pada masa ini remaja mengalami perkembangan

mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosional.

Umumnya masa ini berlangsung sekitar umur 13 tahun

sampai 18 tahun, yaitu masa anak duduk di bangku

sekolah menengah. Masa ini biasanya dirasakan sebagai

Page 91: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

masa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga,

atau lingkungannya (Ali dan Asrori, 2015: 67).

Secara histatory istilah ” penyesuaian diri” adalah

mengalami banyak perubahan. Karena kuatnya pengaruh

pemikiran evolusi pada psikologi, maka penyesuaian diri

disamakan dengan adapatasi, yaitu suatu proses di mana

organisme yang agak sederhana mematuhi tuntutan-

tuntutan lingkungan (Semuin, 2006: 34).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian

diri, Menurut Burhanuddin (1999: 55) ada tiga faktor yang

mempengaruhi penyesuaian diri yaitu, Frustasi merupakan

pernyataan sikap seseorang akibat adanya hambatan

dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, atau adanya

suatu hal yang menghalangi keinginannya. Konflik, Apabila

dalam diri seseorang terdapat dua dorongan atau lebih

yang saling bertentangan dan tidak dapat di penuhi dalam

waktu yang bersamaan dapat menyebabkan adanya konflik

jiwa pada seseorang. Kecemasan adalah luapan berbagai

emosi yang menjadi satu. Kecemasan ini terjadi ketika

seseorang sedang menghadapi sesuatu yang menekan

perasaan dan menyebabkan pertentangan batin dalam

dirinya.

Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan

penyesuaian yang yang mencakup konformitas terhadap

suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun

terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai

penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan

bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan

kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari

penyimpangan prilaku, baik secara moral, sosial, maupun

emosional. (Ali dan Asrori, 2015: 175)

Salah satu ayat Al-qur‟an yang mengemukakan

tentang suri tauladan yang baik untuk dijadikan sebagai

Page 92: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

contoh dalam penyesuaian diri, yaitu dalam Qs. Al-Ahzab

ayat 21. Firman Allah SWT :

Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu

suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang

yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS.

Al-Ahzab: 21) (Departemen Agama RI, 2004: 595)

Berdasarkan tafsir Al-Misbah menurut Shihab,

bahwasanya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan

bagi kalian, yang dapat dibaca iswatun dan uswatun (yang

baik) untuk diikuti dalam hal berperang dan keteguhan

serta kesabarannya, yang masing-masing diterapkan pada

tempat-tempatnya (bagi orang) lafal ayat ini berkedudukan

menjadi badal dari lafal lakum (yang mengharap rahmat

Allah), yakni takut kepada Allah dan hari kiamat, serta dia

banyak menyebut Allah. Berbeda halnya dengan orang-

orang yang selain mereka (Shihab, 2005: 21)

Jadi, berdasarkan penjelasan tafsir diatas dapat

disimpulkan bahwa untuk melakukan penyesuaian diri yang

baik maka kita dapat mencontoh sikap dan perilaku yang

dibawakan oleh Rasulullah semasa hidupnya di dunia.

Setiap individu harus memiliki keteguhan serta kesabaran

dimanapun ia berada. Karena untuk mengharap rahmat

Allah kita sebagai manusia harus banyak mengingat Allah

serta menjalankan segala perintah Allah sebagaimana yang

telah dicontohkan oleh Rasulullah.

Adapun kajian islam mengenai penyesuaian diri.

Dalam Al-qur‟an surah An-Nisa‟ ayat 1, Allah berfirman:

Page 93: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Artinya: “Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri) nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (Qs.An-Nisaa‟:1). Dalam Tafsir Nurul Qur‟an menjelaskan ayat di atas

bahwa kesanggupan atau kemampuan manusia,

bergantung pada kebaikan atau keburukan apapun yang

dilakukan seseorang akan kembali kepadanya. Menegaskan

orang-orang beriman mengenai tanggung jawab yang

mereka perbuat sendiri. (Allamah Kamal Faqih Imani,

Tafsir Nurul Qur‟an, Jakarta: Al-Huda, 2003: 90)

Telah dijelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk

bertaqwa dan menjaga hubungan silaturahmi. Bertaqwa

dalam artian melakukan perbuatan baik, mentaati perintah

Allah SWT dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang-

Nya. Perbuatan baik tersebut bisa dilakukan kepada diri

sendiri, sesama manusia maupun terhadap lingkungan.

Berbuat baik kepada diri sendiri, yakni dengan menjaga

kesehatan tubuh, mengatur pola makan, memberikan

waktu pada diri untuk beristirahat dan lain sebagainya.

Berbuat baik terhadap sesama manusia, misalkan saling

tolong-menolong, saling kasih mengasihi, saling

Page 94: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

memperdulikan keadaan orang lain, dan masih banyak

lagi. Berbuat baik terhadap lingkungan, misalkan menjaga

kebersihan lingkungan.

Untuk melakukan perbuatan baik tersebut, seseorang

harus mampu melakukan suatu proses, yakni penyesuaian

diri. Seseorang yang mampu melakukan penyesuaian diri

dengan baik akan menciptakan hubungan yang baik

kepada sesama manusia maupun hubungan yang baik

terhadap lingkungan dimana orang itu berada. Dengan

mampu melakukan penyesuaian diri yang baik tadi, maka

akan mewujudkan hubungan silaturahmi yang baik antar

sesama manusia. Baik laki-laki maupun perempuan yang

dapat menyesuaikan diri dengan baik, maka akan baik pula

kehidupannya. Dalam surah An-Nisa‟ ayat 1 ini juga

menjelaskan bahwa dengan menjalin persatuan dan

menjaga ikatan kekeluargaan (silaturahmi) adalah dasar

ketaqwaan yang dapat mengantarkan manusia ke tingkat

kesempurnaan. (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an,

Tafsir Ringkas Al-Qur‟an Al-Karim, Jakarta, Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2016: 212)

Masa remaja identik dengan lingkungan sosial

dimana mereka berinteraksi, maka remaja juga dituntut

pandai dan mampu menyesuaikan diri secara efektif untuk

menekan pengaruh buruk yang ada disekitarnya. Untuk

menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya

dan orang lain, remaja hendaknya membentengi diri

dengan keagamaan yang tinggi serta memahami dan

memiliki kecerdasan emosional yang tinggi (Lidya

Sayidatun Nisya dan Diah Sofiah, (2012), Religiusitas,

Kecerdasan Emosional, dan Kenakalan Remaja, 7, 574).

Menurut Garlow, Kecerdasan emosi merupakan

proses pribadi yang terus berusaha mencapai tingkatan

emosi yang sehat intrafisik dan intrapersonal. Remaja yang

matang secara emosional terlibat dengan kepentingan

Page 95: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

dengan orang lain, mampu mengekspresiakn emosi

dengan spontan. Individu yang cerdas secara emosi dapat

menentukan dengan tepat kapan dan sejauh mana perlu

terlibat dalam masalah sosial, serta dapat turut serta

memberikan jalan keluar atau solusi yang diperlukan.

Kecerdasan emosi dapat mengkondisikan individu merasa

bebas mengekpresikan emosi secara tepat, bertindak

lugas, spontan, memiliki rasa humor, dan mampu

mengatasi stress (Jannah, (2013), Hubungan Antara Self-

Efficacy Dan kecerdasan emosional dengan kemandirian

pada remaja, 2, 281).

Menurut Muhydin (Tuloli dan Ismail, 2016: 119)

Kecerdasan emosional adalah kemampuan membangun

emosi secara baik dalam hubungannya dengan diri sendiri

dan dengan orang lain. Kecerdasan emosional

menghadirkan kemampuan untuk merasa, menilai, dan

mengekspresikan emosi secara akurat dan adaptif,

kemampuan untuk mengenal dan memahami emosi,

kemampuan untuk mengakses perasaan ketika melakukan

aktivitas kognitif dan melakukan penyesuaian, serta untuk

mengatur emosi diri sendiri dan orang lain (Inge

Hutagalung, (2014) Pengaruh Kecerdasan Emosional,

Komunikasi Interpersonal, Komitmen Organisasi terhadap

Manajemen Stres Kerja, 3, 106). Al-Quran juga

menjelaskan bentuk kecerdasan emosi di dalam Al-Qur‟an

yaitu Q.S Al-Hadid ayat 22-23 yang berbunyi:

Page 96: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Artinya:

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan

(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah

tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakannya.

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi

Allah. (kami jelaskan yang demikian itu) supaya

kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput

dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira

terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan

Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi

membanggakan diri,” (QS. Al-Hadid : 22-23).

Secara umum, Allah SWT., berpesan kepada kita

agar mengontrol, mengendalikan, dan menguasai emosi

kita. Keimanan kepada Allah SWT., serta merta mengikuti

ajaran yang telah digariskan-Nya dalam Al-Qur‟an dan

dijelaskan oleh Rasulullah SAW., akan membantu kita

dengan segala kesungguhan dan kemauan kuat dalam

mengendalikan dan mengotrol emosi (Najati, 2005: 193).

Kecerdasan emosi menunjukan kepada suatu kemampuan

untuk memahami perasaan diri masing-masing dan

persaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi dirinya

sendiri, dan menata dengan baik emosi-emosi yang

muncul dalam dirinya dan dalam berhubungan dengan

orang lain (Mustaqim, 2004: 154).

Adapun faktor yang mempengaruhi kecerdasan

emosi , Faktor otak Bagian otak manusia yang disebut

sistem limbik merupakan pusat emosi. Faktor pola asuh

orang tua, Terdapat tiga bentuk pola asuh orang tua

terhadap anaknya, yaitu otoriter, permisif, dan

otoriteritatif. Khususnya orang tua memegang peran

penting terhadap perkembangan kecerdasan emosional.

Faktor lingkungan sekolah, Guru memegang peran penting

dalam mengembangkan potensi anak melalui teknik, gaya

Page 97: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

kepemimpinan dan metode mengajarnya sehingga

kecerdasan emosionalnya berkembang maksimal.

Generasi sekarang cenderung mulai banyak yang

mengalami kesulitan emosional, misalnya mudah cemas,

mudah bertindak agresif, kurang menghargai sopan santun

dan sebagainya (Prawira, 2016: 159). Anak-anak yang

mempunyai masalah dalam kecerdasan emosionalnya,

akan mengalami kesulitan belajar, bergaul, dan tidak dapat

mengontrol emosinya. Anak-anak yang bermasalah ini

sudah dapat dilihat sejak usia prasekolah, dan kalau tidak

ditangani akan terbawah sampai usia dewasa. Sebaliknya

para remaja yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan

emosi tinggi akan terhindar dari masalah-masalah umum

yang dihadapi oleh remaja (Zubaedi, 2012: 45).

4.6 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian

Dalam penelitian ini yang berjudul “Kecerdasan Emosi

Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Di SMA

Muhammadiyah 6 terdapat beberapa keterbatasan dan

kelemahan, yaitu, beberapa siswa dalam mengerjakan

pengisian angket ada yang dibarengi mengerjakan

kegiatan lain, seperti mengerjakan tugas sekolah sehingga

siswa tersebut tidak terlalu focus, ketidakefisienan waktu

yang diberikan sekolah untuk peneliti dalam melakukan

penelitian di kelas yaitu pada saat jam terakhir memasuki

saat jam istirahat sehingga membuat siswa cenderung

tidak fokus dan bermain – main dalam pengisian angket,

peneliti juga meihat langsung saat beberapa siswa

cenderung mengisi dikarenakan melihat teman dan

berdiskusi dalam menentukan jawaban, serta terdapat

beberapa guru dan siswa yang tertutup sehingga informasi

yang diberikan tidak mendalam.

Page 98: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan hasil

analisis yang telah di lakukan menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan

penyesuaian diri pada remaja di SMA Muhammadiyah 6

Palembang.

B. Saran

Adapun saran yang di ajukan oleh peneliti dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah SMA Muhammadiyah 6 Palembang

Bagi sekolah, Agar dapat menjadikan wadah untuk siswa-

siswi dalam menyalurkan potensi dirinya menjadi suatu

pengetahuan yang dapat di aplikasikan ke dalam

lingkungan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat

mempertimbangkan tingkat kelemahan yang ada dalam

penelitian ini agar bisa menjadikan suatu karya yang

benar-benar dibutuhkan dalam suatu lingkungan.

Page 99: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendriati. 2006. Psikologi Perkembangan.

Bandung: Refika Aditama.

Alhamdu. 2016. Analisis Statistik Dengan Program SPSS.

Palembang: NoerFikri.

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2015. Psikologi

Remaja. Jakarta: Bumi Aksara

Al-Qarni, „Aidh. 2008. Tafsir Muyassar. Jakarta Timur:

Qisthi Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Azwar, Saifuddin. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Burhanuddin, Yusak. 1999. Kesehatan Mental. Bandung:

Pustaka Setia.

Departemen Kementerian Agama RI. 2013. Al-Qur‟an Dan

Terjemahan, Bandung: Al-Qur‟an Cordoba.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Orang Tua dan

Komunikasi dalam Keluarga. Jakarta: Rineka

Cipta.

Efendi, Nur. 2015. Islamic Eduational Leadrship.

Yogyakarta: Kalimedia.

Ema Uzlifatul Jannah. 2013. Hubungan Antara Self-Efficacy

Dan Kecerdasan Emosional Dengan Kemandirian

Pada Remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 2,

No. 3.

Page 100: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung:

Pustaka Setia.

Ghufron, Nur dan Rini Risnawati. 2016. Teori-Teori

Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia.

Gift Rupande. 2015. The Impact Of Emotional Intelligence

On Student Learning. Volume 3.

Hartinah, Siti. 2011. Pengembangan Peserta didik.

Bandung: Refika Aditama.

Imani, Allamah Kamal Faqih. 2003. Tafsir Nurul Qur‟an.

Jakarta: Al-Huda.

Inge Hutagalung. 2014. Pengaruh Kecerdasan Emosional,

Komunikasi Interpersonal, Komitmen Organisasi

terhadap Manajemen Stres Kerja. Jurnal

Interaksi, Vol 3 No 2.

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Ciputat: Gaung

Persada Press.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta:

KENCANA.

Japar dan Purwati. 2014. Religiousty, Sprituality And

Adolescents‟ Self-Adjusment. Internatonal

Education studies. Volume 8.

Khairani, Makmun. 2011. Psikologi Umum. Yogyakarta:

Asswaja Pressindo.

Khodijah, Nyanyu. 2016. Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Grafindo Persada.

Lidya Sayidatun Nisya dan Diah Sofiah. 2012. Religiusitas,

Kecerdasan Emosional, dan Kenakalan Remaja.

Jurnal Psikologi, Volume 7 No. 2.

Mahfuzh, Syaikh M. Jamaluddin. 2007. Psikologi Anak dan

Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Page 101: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Mansur, Ahmad. 2016. Pendidikan karakter. Jakarta: Gaung

Persada.

Mufron, Ali. 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Aura

Pustaka.

Mustafidah, Tukiran Taniredja Hidayati. 2014. Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Mustaqim. 2004. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Najati, Muhammad Utsman. 2005. Psikologi dalam Al-

Qur‟an. Bandung: Pustaka Setia.

Nasution. 2016. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, Rif‟at Syauqi. 2011. Kepribadian Qur‟ani. Jakarta:

Amzah.

Ni Made Wahyu Indrariyani Artha dan Supriyadi. 2013.

Hubungan antara kecerdasan emosi dan Self

Efficacy dalam pemecahan masalah penyesuaian

diri remaja awal. Jurnal Psikologi Udayana, Vol.

1 No. 1.

Noor, Juliansyah. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta:

KENCANA.

Novita dan Martina Winarni. 2007. Penyesuaian Diri Siswa

MAN ditinjau dari Kecerdasan Emosionalnya.

Jurnal Psikologi, Vol 3.

Prawira, Purwa Atmaja. 2016. Psikologi Pendidikan dalam

Perspektif Baru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Radhitia Paramitasari dan Ilham Nur Alfian. 2012.

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan

Kecenderungan Memaafkan Pada Remaja Akhir.

Volume 1 No 2.

Reza, Iredho fani. 2016. Penyusunan Skala Psikologi.

Palembang: Neofikri.

Page 102: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Rita Sinthia. 2011. Hubungan Antara Penerimaan Sosial

Kelompok Kelas Dengan Kepercayaan Diri Pada

Siswa Kelas I SLTP XXX. Volume 14 No 1.

Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak &

Remaja, Jakarta: Rineka Cipta.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi

Penelitian. Yogyakarta: ANDI.

Semuin, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta:

kanisus.

Shihab, M. Quraish. 2005. Tafsir Al-Misbah. Jakarta:

Lentera Hati.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka

Setia.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D, Bandung: Alfabeta.

________. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung:

Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Syarbini, Amirullah dan Akhmad Khusaeri. 2012. Kiat-kiat

Islami Mendidik Akhlak Remaja. Jakarta: Elex

Media Komputindo.

Tuloli, Jassin dan Dian Ekawaty Ismail. 2016. Pendidikan

Karakter. Yogyakarta: UII Press.

Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. Depok:

RajaGrafindo.

Zubaedi. 2012. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta:

Kencana.

Page 103: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

LAMPIRAN A

1. Skala Kecerdasan Emosi (Try Out)

2. Skala Penyesuaian Diri (Try Out)

3. Skala Kecerdasaan Emosi Penelitian

4. Skala Penyesuaian Diri Penelitian

Page 104: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

IDENTITAS PENELITI

Assalamu’alaikum Wr.Wb Saya Mega Oktariani (13350094) Mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Angkatan 2013 Fakultas Psikologi UIN Raden Fatah Palembang. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi untuk menyandang gelar sarjana strata satu (S1). Saya mohon bantuan dan ketersediaan Adik-adik untuk dapat mengisi kuesioner (angket) dengan baik sesuai keinginan Adik-adik. Data pribadi yang Adik-adik berikan akan dijamin kerahasiannya. Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terimahkasih. Semoga kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/i dibalas oleh Allah SWT., Aamiin Wa’alaikumsalam Wr.Wb

Page 105: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Nama : Usia : Jenis kelamin : Tanggal/hari : PETUNJUK PENGISIAN :

1. Isi biodata terlebih dahulu TIDAK perlu mencantumkan NAMA cukup Inisial saja

2. Berilah tanda conteng (√) pada salah satu pilihan

jawaban yang sesuai dengan keadaan anda

NO Pernyataan Responden

SS S TS STS

1 Saya lebih senang bermain sendiri √

3. Arti kode jawaban :

SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat Tidak Setuju

4. Tidak ada istilah BENAR dan SALAH pada jawaban anda, seluruh jawaban akan dianggap benar.

“Selamat Mengerjakan dan Terimakasih”

Page 106: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Skala Kecerdasan Emosi

No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya menahan diri untuk tidak

marah saat diejek teman

2 Perasaan malu untuk bertanya dapat membuat saya kesulitan

belajar

3 Saya berusaha menyingkirkan pemikiran negative ketika sedang

marah

4 Mengucap hamdala setiap

mendapat hasil memuaskan

5 Saya menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu

6 Yakin dengan hasil ujian 7 Saya sedih saat ada teman yang

tertimpah musibah

8 Memberi nasihat tepat waktu ketika

teman ada masalah

9 Aktif ketika ada kegiatan keagamaan di sekolah

10 Suka belajar kelompok 11 Saya merasa sulit untuk memahami

diri sendiri

12 Saya gugup dalam mengerjakan

soal ujian meskipun saya sudah belajar

13 Saya merasa perlu membalas ejekan

teman

14 Menggaruk kepala jika ada

matapelajaran yang tidak mengerti

15 Saya tidak mempunyai target dalam belajar

16 Pasra mendapat nilai buruk 12 Membiarkan teman yang jatuh 13 Saya selalu dikucilkan oleh teman-

teman dikelas

14 Lebih suka belajar dirumah 15 Saya tahu hal-hal yang membuat

timbulnya rasa malas untukbelajar

16 Saya berusaha menenangkan diri

Page 107: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

pada saat marah

17 Membiarkan teman yang jatuh 18 Bukan pendengar yang baik 18 Yakin bisa lulus dengan nilai terbaik 19 Saya selalu dikucilkan oleh teman-

teman dikelas

20 Lebih suka belajar dirumah 21 Saya sedih ketika dimarahi guru 22 Saya tahu hal-hal yang membuat

timbulnya rasa malas untukbelajar

23 Saya berusaha menenangkan diri pada saat marah

24 Sholat tepat waktu dan berdoa 25 Saya ikut serta dalam

menyelesaikan tugas kelompok

26 Yakin bisa lulus dengan nilai terbaik 27 Mendengarkan cerita ketika teman

mempunyai masalah

28 Saya suka dijadikan tempat curhat

ketika ada teman yang sedih

29 Meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan teman-teman

30 Mengkiuti berbgai organisasi 31 Saya memahami perasaan diri saya

saat ini

32 Banyak yang mengatakan sayah

mudah tersinggung

33 Saya tidak mampu mengendalikan

diri ketika marah

34 Bolos sekolah jika tidak suka salah satu pelajaran

35 Terkadang saya lupa ketika ada

teman menitipkan barang

36 Merasa sedih tidak bisa masuk

sekolah unggulan

37 Senang ketika melihat teman susah 38 Saya kesal saat teman berkeluh

kesah

39 Saya suka berkata sesuka hati

kepada orang lain

40 Tidak suka mengikuti organisasi

Page 108: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

41 Saya merasan akhir-akhir ini mudah

tersinggung

42 Perasaan malu untuk bertanya dapat membuat saya kesulitan

dalam belajar

43 Saya berusaha sabar ketika guru

memarahi saya

44 Mengucapakan inalilahi ketika teman mendapatkan musibah

45 Saya selalu mematuhi peraturan

disekolah

46 Saya percaya bahwa dengan

membaca membuat saya lebih

banyak ilmu

47 Memberi selamat kepada teman

yang mendapatkan prestasi

48 Saya senang mendengarkan pendapat orang lain

49 Memiliki teman yang baik 50 Aktif pada kegiatan ekstralikuler 51 Menonton televisi walaupun besok

ujian semester

52 Saya bersikap santai meskipun tidak

belajar untuk mengikuti ujian

53 Berteriak-teriak saat marah 54 Saya kurang percaya diri saat disuru

maju kedapan kelas

55 Saya suka menonton tv

dibandingkan mengerjakan PR

56 Saya takut memikirkan masa depan 57 Makan didepan teman yang

berpuasa

58 Bukan pendengar yang baik 59 Memilih teman yang sederajat 60 Lebih suka mengikuti les dirumah

Page 109: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Skala Penyesuaian Diri

NO

Pernyataan

SS S TS STS

1 Saya senang ketika mendapatkan teman baru di sekolah

2 Dengan sikap kepercayaan diri saya mudah menjalin hubungan dengan siapa saja

3 Saya cemas ketika berhadapan dengan orang yang baru kenal

4 Ketika berada di suatu kelompok saya lebih banyak diam

5 Saya senang berteman bersama siapa saja

6 saya selalu berfikir dengan matang untuk memecahkan masalah yang saya hadapi

7 saya mengikuti esktralikuler yang merupakan pilihan saya disekolah

8 Saya tidak peduli ketika ada teman yang curhat

9 Saya lebih memilih tidak sekolah jika PR belum diselesaikan

10 Ketika ada masalah dikelas saya tidak ingin ikut campur

11 Saya aktif mengikuti organisasi disekolah

12 Saya menghargai teman yang berbedah agama untuk beribadah

13 Saya selalu berbagi cerita dengan teman dekat saya

14 Ketika saya mengalami kesulitan dalam berdiskusi saya memilih untuk diam

15 Ketika guru menjelaskan pelajaran saya lebih memilih

Page 110: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

bermaian sama teman sebangku

16 Saya sering terlambat ke sekolah

17 Saya selalu menaati tata tertib yang ada di sekolah

18 Saya selalu bersedia membatu teman dalam keadaan susah

19 Saya merusak barang di sekolah

20 Saya senang membantu, untuk menutupi kesalahan saya

21 Saya senang dalam mengikuti pelajaran yang diberikan bapak/ibu guru

22 Saya menyapa staf atau karyawan sekolah setiap kali bertemu

23 Saya gemetaran ketika berbicara di depan kelas

24 Ketika teman mengajak berbicara saya lebih baik memilih memainkan HP

25 Saya memiliki teman yang berbeda budaya

26 Saya biasanya mempertimbangkan akibat-akibat dari keputusan saya

27 Saya memanfaatkan fasilitas yang di sediakan di sekolah

28 Jika ada teman kesusahan saya akan bertingkah laku biasa saja

29 Bila ada kesulitan dalam belajar saya akan menghindarinya

30 Ketika teman menyapa, saya tidak menanggapinya

31 Saya aktif mengikuti kegiatan yang diselenggarahkan oleh osis

32 Saya dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri saya

33 Saya memiliki teman yang sangat akrab di sekolah

Page 111: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

34 Ketika ada tugas kelompok saya kurang yakin dengan hasil kerja mereka

35 Mengobrol dengan teman sebangku pada saat guru menjelaskan

36 Saya merasa rendah diri dihadapan teman-teman karena status sosial yang berbeda

37 Saya merasa bersalah ketika saya melanggar peraturan sekolah

38 Saya ikut perihatin ketika melihat teman dalam kesusahan

39 ketika saya mendapat tugas dari guru saya akan memberikan tugas itu kepada teman yang lain

40 Saya mengucapkan kata-kata yang mengajak permusuhan

41 Saya yakin dengan kemampuan saya ketika mengerjakan tugas

42 Saya mau berbagi cerita kepada teman ketika saya menghadapi masalah

43 Ketika guru memberikan soal saya memberanikan diri maju ke depan

44 Ketika teman mengajak berbicara saya suka menundukan kepala

45 Saya memiliki teman yang berbeda agama

46 Saya mengingkuti pertandingan sesuai dengan peraturan

47 Saya menjaga fasilitas yang telah disediakan

48 Ketika ada teman yang sakit saya akan bersikap biasa-biasa saja

49 Saya tergesa-gesa dalam

Page 112: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

melakukan sesuatu

50 Bersikap biasa saja ketika melihat orang kesusahan

51 Saya Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah

52 Saya mengumpulkan tugas tepat pada waktunya

53 Ketika ada teman yang sakit saya menjenguknya

54 Saya Menghindari mengikuti kegiatan ekstralikuler

55 Saya merasa malas ketika mengikuti pelajaran disekolah

56 Ketika ada teman yang ribut saya mendukungnya

57 Saya sering terlambat datang kesekolah

58 Jika teman bertanya mengenai tugas saya akan memberitahu

59 Saya sering mengabaiakan tugas yang diberikan oleh guru karena malas

60 Saya akan menghindari teman ketika lagi sedih

Page 113: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

IDENTITAS PENELITI

Assalamu’alaikum Wr.Wb Saya Mega Oktariani (13350094) Mahasiswa Jurusan Psikologi Islam Angkatan 2013 Fakultas Psikologi UIN Raden Fatah Palembang. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi untuk menyandang gelar sarjana strata satu (S1). Saya mohon bantuan dan ketersediaan Adik-adik untuk dapat mengisi kuesioner (angket) dengan baik sesuai keinginan Adik-adik. Data pribadi yang Adik-adik berikan akan dijamin kerahasiannya. Atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terimahkasih. Semoga kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/i dibalas oleh Allah SWT., Aamiin Wa’alaikumsalam Wr.Wb

Page 114: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Nama : Usia : Jenis kelamin : Tanggal/hari : PETUNJUK PENGISIAN :

1. Isi biodata terlebih dahulu TIDAK perlu mencantumkan NAMA cukup Inisial saja

2. Berilah tanda conteng (√) pada salah satu pilihan

jawaban yang sesuai dengan keadaan anda

NO Pernyataan Responden

SS S TS STS

1 Saya lebih senang bermain sendiri √

3. Arti kode jawaban :

SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat Tidak Setuju

4. Tidak ada istilah BENAR dan SALAH pada jawaban anda, seluruh jawaban akan dianggap benar.

“Selamat Mengerjakan dan Terimakasih”

Page 115: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

Skala I

No Pernyataan SS S TS STS 1 Saya menahan diri untuk tidak

marah saat diejek teman

2 Perasaan malu untuk bertanya dapat membuat saya kesulitan

belajar

3 Saya berusaha menyingkirkan pemikiran negative ketika sedang

marah

4 Yakin dengan hasil ujian 5 Memberi nasihat tepat waktu ketika

teman ada masalah

6 Aktif ketika ada kegiatan keagamaan di sekolah

7 Saya merasa sulit untuk memahami

diri sendiri

8 Saya gugup dalam mengerjakan

soal ujian meskipun saya sudah belajar

9 Saya merasa perlu membalas

ejekan teman

10 Saya tidak mempunyai target dalam belajar

11 Pasra mendapat nilai buruk 12 Membiarkan teman yang jatuh 13 Saya selalu dikucilkan oleh teman-

teman dikelas

14 Lebih suka belajar dirumah 15 Saya tahu hal-hal yang membuat

timbulnya rasa malas untukbelajar

16 Saya berusaha menenangkan diri

pada saat marah

17 Saya ikut serta dalam

menyelesaikan tugas kelompok

18 Yakin bisa lulus dengan nilai terbaik 19 Saya suka dijadikan tempat curhat

ketika ada teman yang sedih

20 Meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan teman-teman

21 Mengikuti berbagai organisasi

Page 116: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

22 Saya tahu hal-hal yang membuat

timbulnya rasa malas untukbelajar

23 Terkadang saya lupa ketika ada teman menitipkan barang

24 Senang ketika melihat teman susah 25 Saya kesal saat teman berkeluh

kesah

26 Saya suka berkata sesuka hati

kepada orang lain

27 Tidak suka mengikuti organisasi 28 Saya berusaha sabar ketika guru

memarahi saya

29 Mengucap inalilahi ketika mendapat

musibah

30 Saya selalu mematuhi praturan sekolah

31 Saya percaya bahwa dengan

membaca membuat saya lebih banyak ilmu

32 Memberi selamat kepada teman

yang mendapatkan prestasi

33 Aktif pada kegiatan ekstrakurikuler 34 Menonton televisi walaupun besok

ujian semseter

35 Saya bersikap santai meskipun tidak belajar untuk mengikuti ujian

36 Berteriak-teriak saat marah 37 Saya kurang percaya diri saat disuru

maju kedepan kelas

38 Saya suka menonton tv

dibandingkan mengerjakan PR

39 Saya takut memikirkan masa depan 40 Makan didepan teman yang

berpuasa

41 Bukan pendengar yang baik 42 Memilih teman yang sederajat

Page 117: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

2.Skala II

NO

Pernyataan

SS S TS STS

1 Dengan sikap kepercayaan diri saya mudah menjalin hubungan dengan siapa saja

2 Saya cemas ketika berhadapan dengan orang yang baru kenal

3 Ketika berada di suatu kelompok saya lebih banyak diam

4 Saya senang berteman bersama siapa saja

5 saya selalu berfikir dengan matang untuk memecahkan masalah yang saya hadapi

6 saya mengikuti esktralikuler yang merupakan pilihan saya disekolah

7 Saya tidak peduli ketika ada teman yang curhat

8 Saya lebih memilih tidak sekolah jika PR belum diselesaikan

9 Ketika ada masalah dikelas saya tidak ingin ikut campur

10 Saya aktif mengikuti organisasi disekolah

11 Saya menghargai teman yang berbedah agama untuk beribadah

12 Saya selalu berbagi cerita dengan teman dekat saya

13 Ketika saya mengalami kesulitan dalam berdiskusi saya memilih untuk diam

14 Ketika guru menjelaskan pelajaran saya lebih memilih bermaian sama teman sebangku

15 Saya sering terlambat ke sekolah

Page 118: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

16 Saya selalu menaati tata tertib yang ada di sekolah

17 Saya selalu bersedia membatu teman dalam keadaan susah

18 Saya merusak barang di sekolah

19 Saya senang membantu, untuk menutupi kesalahan saya

20 Saya senang dalam mengikuti pelajaran yang diberikan bapak/ibu guru

21 Saya menyapa staf atau karyawan sekolah setiap kali bertemu

22 Saya gemetaran ketika berbicara di depan kelas

23 Ketika teman mengajak berbicara saya lebih baik memilih memainkan HP

24 Saya memiliki teman yang berbeda budaya

25 Saya biasanya mempertimbangkan akibat-akibat dari keputusan saya

26 Saya memanfaatkan fasilitas yang di sediakan di sekolah

27 Jika ada teman kesusahan saya akan bertingkah laku biasa saja

28 Bila ada kesulitan dalam belajar saya akan menghindarinya

29 Ketika teman menyapa, saya tidak menanggapinya

30 Saya aktif mengikuti kegiatan yang diselenggarahkan oleh osis

31 Saya dapat menerima kelebihan dan kekurangan diri saya

32 Saya memiliki teman yang sangat akrab di sekolah

33 Ketika ada tugas kelompok saya kurang yakin dengan hasil kerja

Page 119: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

mereka

34 Mengobrol dengan teman sebangku pada saat guru menjelaskan

35 Saya merasa rendah diri dihadapan teman-teman karena status sosial yang berbeda

36 Saya merasa bersalah ketika saya melanggar peraturan sekolah

37 Saya ikut perihatin ketika melihat teman dalam kesusahan

38 ketika saya mendapat tugas dari guru saya akan memberikan tugas itu kepada teman yang lain

39 Saya mengucapkan kata-kata yang mengajak permusuhan

40 Saya yakin dengan kemampuan saya ketika mengerjakan tugas

41 Saya mau berbagi cerita kepada teman ketika saya menghadapi masalah

42

Ketika teman mengajak berbicara saya suka menundukan kepala

43 Saya memiliki teman yang berbeda agama

44 Saya mengingkuti pertandingan sesuai dengan peraturan

45 Saya menjaga fasilitas yang telah disediakan

46 Ketika ada teman yang sakit saya akan bersikap biasa-biasa saja

47 Saya tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu

48 Bersikap biasa saja ketika melihat orang kesusahan

49 Saya Ikut berpartisipasi dalam kegiatan sekolah

Page 120: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

50 Saya mengumpulkan tugas tepat pada waktunya

51 Ketika ada teman yang sakit saya menjenguknya

52 Saya Menghindari mengikuti kegiatan ekstralikuler

53 Saya merasa malas ketika mengikuti pelajaran disekolah

54 Ketika ada teman yang ribut saya mendukungnya

55 Saya sering terlambat datang kesekolah

56 Jika teman bertanya mengenai tugas saya akan memberitahu

57 Saya sering mengabaiakan tugas yang diberikan oleh guru karena malas

58 Saya akan menghindari teman ketika lagi sedih

Page 121: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

LAMPIRAN B 1. Data Mentah Skala Kecerdasan Emosi Uji Coba

(Try Out)

2. Data Mentah Skala Penyesuaian Diri Uji Coba

(Try Out)

3. Data Mentah Skala Kecerdasan Emosi Setelah

Uji Coba (Penelitian)

4. Data Mentah Skala Penyesuaian Diri Setelah

Uji Coba (Penelitian)

Page 122: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 123: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 124: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 125: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 126: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 127: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 128: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 129: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 130: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

LAMPIRAN C

1. Analisis Frekuensi

2. Uji Prasyat

a. Uji Normalitas

b. Uji Linieritas

3.Uji Hipotesis

Page 131: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

1. Analisi Frekuensi

Statistics

skalakecerdas

anemosi

skalapenyesu

aiandiri

N Valid 158 158

Missing 0 0

Mean 129,34 179,85

Median 130,00 181,50

Std. Deviation 11,361 16,418

Minimum 98 141

Maximum 152 216

Percentiles 25 122,75 168,00

50 130,00 181,50

75 138,00 192,00

2. Uji Prasyarat

a. UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kecerdasanemosi

penyesuai

andiri

N 158 158

Normal Parametersa,b

Mean 129,34 178,80

Std.

Deviation 11,361 17,861

Most Extreme Differences Absolute ,052 ,070

Positive ,032 ,037

Negative -,052 -,070

Test Statistic ,052 ,070

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

,055c

Page 132: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

B. UJI LINIERITAS

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: kecerdasanemosi

Equatio

n

Model Summary

Parameter

Estimates

R

Square F df1 df2 Sig.

Constan

t b1

Linear ,440 122,513 1 156 ,000 53,909 ,422

The independent variable is penyesuaiandiri.

Page 133: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

3. UJI HIPOTESIS

Correlations

kecerdasanem

osi

penyesuaiandi

ri

kecerdasanemosi Pearson Correlation 1 ,663**

Sig. (2-tailed) ,000

N 158 158

Penyesuaiandiri Pearson Correlation ,663** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 158 158

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 134: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

LAMPIRAN

1. SK PEMBIMBING

2. SURAT IZIN PENELITIAN

3. SURAT PRA PENELITIAN

4. SURAT BALASAN PENELITIAN

5. LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN

6. LEMBAR REVISI SKRIPSI

7. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 135: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 136: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 137: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 138: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 139: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 140: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 141: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 142: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 143: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …
Page 144: HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mega Oktariani

Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 11 Oktober 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : SMA

Alamat : Jln. Prumnas Talang Kelapa, kec

Alang-alang Lebar

Telepon : 085366589660

Email : [email protected]

Orang Tua

Nama Ayah : Kartawi

Nama Ibu : Satriana (Almarhum)

Pekerjaan Ayah : Buruh Swasta

Pekerjaan Ibu : PNS

Riwayat Pendidikan :

No Pendidikan Jurusan Tahun

1 SD Negri 296 Palembang - 2001-2006

2 SMP Negri 54 Palembang - 2006-2009

3 SMA Muhammadiyah 6 PLG IPS 2010-2012

4 UIN Raden Fatah Psikologi

Islam

2013

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-

benarnya dan dapat dipertanggung jawabkan

Palembang, 15 Maret 2018

Mega Oktariani

13350094