114
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat, oleh karena itu kehamilan yang normal pun mempunyai risiko kehamilan, namun tidak secara langsung meningkatkan risiko kematian ibu (Depkes RI, 2005). Pelayanan kesehatan ibu hamil merupakan kebutuhan vital bagi pembangunan sosial dan pengembangan SDM. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan dasar yang akan terjangkau seluruh masyarakat. Di dalamnya termasuk pelayanan kesehatan ibu yang berupaya agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinannya dengan selamat (Manuaba, 2002). 1

HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN PADA PERSALINAN KALA II DI PUSKESMAS AIKMEL LOMBOK TIMUR

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skripsi Keperawatan,Jurnal,E-book, tutorial,software,hadware,computer,laptop,ktsp,rpp,seo,adsense,video bokep,cerita bokep

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehamilan merupakan proses reproduksi yang

normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar

ibu dan janin dalam keadaan sehat, oleh karena itu

kehamilan yang normal pun mempunyai risiko

kehamilan, namun tidak secara langsung meningkatkan

risiko kematian ibu (Depkes RI, 2005).

Pelayanan kesehatan ibu hamil merupakan

kebutuhan vital bagi pembangunan sosial dan

pengembangan SDM. Pelayanan kesehatan tersebut

dinyatakan sebagai bagian integral dari pelayanan

kesehatan dasar yang akan terjangkau seluruh

masyarakat. Di dalamnya termasuk pelayanan kesehatan

ibu yang berupaya agar setiap ibu hamil dapat

melalui kehamilan dan persalinannya dengan selamat

(Manuaba, 2002).

Angka Kematian ibu melahirkan di Indonesia masih

tergolong tinggi. Berdasarkan penelitian Woman

Research Institute, tahun 2007 angka kematian ibu

melahirkan saat ini sampai tahun 2010 mencapai 307

per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab

1

1

Page 2: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

kematian ibu hamil ketika melahirkan di antaranya

adalah masih minimnya sarana dan prasarana bersalin

termasuk tenaga medis yang memadai. Bila angka

kematian ibu melahirkan tidak menurun, Indonesia

akan gagal mencapai salah satu Tujuan Pembangunan

Milenium. Selain minimnya ketersediaan fasilitas dan

tenaga medis yang memadai, pertolongan persalinan

yang diberikan oleh petugas kesehatan terlatih

terutama bidan yang belum merata, dan ini juga

mempengaruhi meningkatnya angka kematian ibu

melahirkan.

Morbiditas dan mortalitas pada wanita hamil

dan bersalin adalah masalah besar di negara miskin.

Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita

usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan

kehamilan dan persalinan.

Kematian ibu saat melahirkan biasanya menjadi

faktor utama mortalitas wanita pada masa puncak

produktivitasnya. Tahun 2001, WHO memperkirakan

lebih dari 585.000 ibu muda per tahunnya meninggal

saat hamil dan bersalin. Di Asia Selatan, wanita

berkemungkinan 1:18 meninggal akibat

kehamilan /persalinan selama kehidupannya. Lebih

dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya

2

Page 3: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya

relatif murah (Depkes RI, 2005).

Dari data WHO (2006), terdapat 180-200 juta

kehamilan setiap tahunnya dan 585 ribu kematian

wanita hamil berkaitan dengan komplikasi 24.8%

terjadi pendarahan, 6.9% distosia saat persalinan,

112.9% aborsi yang tidak aman, 27% berkaitan dengan

sebab lainnya, salah satunya adalah nyeri berat pada

saat memasuki kala satu fase aktif persalinan.

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2008 mengungkapkan bahwa partus lama merupakan

penyebab kesakitan maternal dan perinatal utama

disusul oleh pendarahan, panas tinggi, dan

eklamspia. Pola morbiditas maternal menggambarkan

pentingnya pertolongan persalinan oleh tenaga

terampil, karena sebagian besar komplikasi terjadi

pada saat persalinan. 24.6% persalinan dengan

komplikasi harus ditolong dengan seksio caesarea,

sebagian besar dari kasus ini disebabkan oleh partus

lama dan pendarahan.

Menurut Harjono, 2003 partus lama merupakan

fase terahir dari suatu partus yang tinggi dan harus

diupayakan mencegah terjadinya partus lama tersebut

(Mochtar, 2002).

3

Page 4: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Faktor terjadinya partus lama dibagi menjadi

dua yaitu faktor penyebab dan faktor resiko, faktor

penyebab antara lain: his (kontraksi uterus), mal

presentasi dan mal posisi, janin besar, panggul

sempit, kelainan serviks dan vagina, disproporsi

fetovelvik, ketuban pecah dini.

Kontraksi yang lemah akan menyebabkan

terjadinya partus lama, dimana partus lama akan

menyebabkan terjadinya asfiksia dan perdarahan.

Asfiksia dapat menyebabkan kematian bayi baru

lahir oleh karena itu his yang berhubungan dengan

asfiksia harus dikontrol menjelang kelahiran bayi.

Terdapat berbagai metode kontraksi uterus

dapat ditingkatkan dengan melancarkan energy vital

pada tubuh ibu hamil. Salah satu cara melancarkan

energy vital adalah dengan menstimulasi energy di

meridian dengan tehnik akupressur, yaitu menekan

titik akupuntur menggunakan telapak tangan atau ibu

jari. ( Taruna, 2004 ).

Efektivitas atau keamanan akupressur belum

pernah dievaluasi secara ilmiah, walaupun tidak

pernah ada dampak berbahayanya telah dilaporkan jika

digunakan secara benar, (Simkin, 2005, Dan Chapman,

2006).

4

Page 5: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Berdasarkan catatan rekamedik puskesmas Aikmel

Lombok Timur terdapat jumlah ibu bersalin dari 6

bulan terahir, yaitu dari bulan Maret 2010 sampai

bulan Agustus 2010 sebanyak 142 orang dengan

diagnosa medis 131 orang persalinan normal, 10 orang

abortus incomplit dan 1 orang letak lintang, dan

persalinan tiap bulan rata-rata sebanyak 40 orang

(rekamedik puskesmas Aikmel).

Studi pendahuluan pada bulan Maret sampai

Agustus 2010 di puskesmas Aikmel Lombok Timur, dari

131 ibu yang partus normal di puskesmas Aikmel

Lombok Timur, terdapat ibu bersalin yang mengalami

kontraksi yang lemah dan partus lama sebanyak 7

orang (4,9%), dan disebabkan oleh his tidak kuat 4

0rang (2,8%), mall posisi janin besar 2 orang

(1,4%), jalan lahir panggul yang terlalu sempit 4

orang (2,8%), dan ketuban pecah dini 6 orang (4,2%).

Pemberian tehnik akupressur belum pernah

dilakukan di Puskesmas Aikmel Lombok Timur, teknik

akupressur ini tekniknya sangat mudah dan sederhana

jika digunakan untuk persalinan.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Pemberian Teknik Akupressur Terhadap

5

Page 6: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Frekuensi Kontraksi Uterus Untuk Kemajuan Persalinan

Pada Persalinan Kala II Di Puskesmas Aikmel Lombok

Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini

adalah “Apakah ada pengaruh pemberian teknik

akupressur terhadap frekuensi kontraksi uterus

untuk kemajuan persalinan pada persalinan kala II

Di Puskesmas Aikmel Lombok Timur ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pemberian teknik akupressur terhadap frekuensi

kontraksi uterus untuk kemajuan persalinan

pada persalinan kala II Di Puskesmas Aikmel

Lombok Timur .

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikas frekuensi kontraksi uterus

untuk kemajuan persalinan pada persalinan kala

II yang diberikan teknik akupressur.

b. mengidentifikasi frekuensi kontraksi uterus

untuk kemajua persalianan pada persalinan kala

II yang tidak diberikan teknik akupressur.

6

Page 7: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

c. Menganalisis pengaruh pemberian teknik

akupressur terhadap frekuensi kontraksi uterus

untuk kemajuan persalinan pada Persalin kala

II di Puskesmas Aikmel Lombok Timur.

D. Manfaat penelitian

1. Peneliti

a. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman dalam melakukan kegiatan

penelitian dan menambah wawasan khususnya

tentang pengaruh pemberian teknik akupressur

terhadap frekuensi kontraksi uterus.

b. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

data dasar untuk melaksanakan dan pengembangan

penelitian selanjutnya.

2. Institusi kesehatan

a. Institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

panduan atau sebagai tambahan referensi di

bidang kesehatan terutama yang berkaitan

langsung dengan masalah pengaruh pemberian

teknik akupressur terhadap frekuensi kotraksi

uterus untuk kemajuan persalinan pada

persalinan kala II.

7

7

Page 8: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

b. Rumah sakit

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam upaya peningkatkan

kemajuan persalinan pada persalinan kala II,

melalui peningkatan frekuensi kntraksi uterus.

c. Bagi masyarakat

Bagi ibu hamil dapat terhindar dari resiko

akibat lemahnya kontraksi uterus.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa sebelumnya pernah dilakukan

oleh Ivana Eko Rusdiatin (2007), dengan judul

”Pengaruh pemberian tehnik akupressur terhadap

tingkat nyeri persalinan kala I di Rumah Sakit

Rajawali Citra Potorono Banguntapan Bantul ”

desain penelitian yang digunakan adalah quasi

eksperimen dengan pendekatan non aquivalen control

group , tehnik sampling yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah acidental sampling.

Diketahui pemberian tehnik akupressur terhadap

tingkat nyeri persalinan kala I berpengaruh

terhadap penurunan tingkat nyeri pada persalinan

kala I.

Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk

melihat ”pengaruh pemberian teknik akupressur

8

Page 9: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

terhadap frekuensi kontraksi uterus Pada

Persalinan Kala II di Puskesmas Aikmel Lombok

Timur ”teknik sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah accidental sampling. Desain

penelitian menggunakan cross sectoinal serta

menggunakan uji kofisien korelasi phi dengan

signifikan 5 %.

9

Page 10: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

10

Page 11: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

11

Page 12: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan

menipisnya serviks. Kelahiran adalah proses

dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui

jalan lahir. (Saifuddin, 2002).

Menurut Bobak dkk(2005) Persalinan adalah

proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan

membran dari dalam rahim melalui jalan lahir.

Persalinan adalah pengeluaran hasil konsepsi

(janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat

hidup dalam kandungan atau melalui jalan lahir,

dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

sendiri). (Manuaba, 1998).

Menurut Wiknjosastro (2007) persalinan

adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang

dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina atau

jalan lahir ke dunia luar.

Dari beberapa pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa persalinan adalah suatu proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

12

10

Page 13: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

sudah cukup bulan dan hampir cukup bulan yang

dapat hidup di luar rahim melalui jalan lahir

atau tanpa melalui jalan lahir (seksio caesaria).

2. Etiologi

Menurut Mochtar (1998), beberapa teori

mengemukakan etiologi dari persalinan adalah :

a. Teori penurunanan hormon.

Pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan

dimulai terjadi penurunan kadar hormon

estrogen dan progesteron. Estrogen bekerja

sabagai penenang otot-otot polos rahim dan

akan menyebabkan kontradiksi pembuluh darah

sehingga timbul konstraksi rahim yang

disebabkan oleh prostaglandin.

b. Teori plasenta menjadi tua.

Dengan semakin tuanya plasenta, akan

menyebabkan turunnya kadar estrogen. Kadar

prostaglandin meningkat sehingga menyebabkan

kontradiksi pembuluh darah, hal ini akan

menimbulkan kontraksi rahim.

c. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang

menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga

mengganggu sirkulasi uteri plasenta.

13

Page 14: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

d. Teori iritasi mekanik

Di belakang serviks terletak ganglion servikal

(fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini

digeser dan ditekan misalnya oleh kepala

janin, akan timbul kontraksi rahim.

3. Fisiologi

Sebab-sebab terjadinya persalinan masih

merupakan teori yang kompleks. Perubahan-

perubahan dalam biokimia dan biofisika telah

banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya

partus antara lain penurunan kadar hormon

estrogen dan progesteron. Menurut kadar hormon

ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar

prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi

myometrium. Keadaan uterus yang membesar dan

menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot

uterus yang mengganggu sirkulasi utero-plasenter

sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada

ganglion servikal dari fleksus frankenhauser di

belakang serviks menyebabkan uterus berkontraksi.

4. Perubahan Fisiologi Dalam Persalinan

Perubahan fisiologi (Manuaba, 1998)

a. Tekanan darah meningkat selama kontraksi.

Sistolik meningkat 10-20 mmHg, diastolik 5-10

14

Page 15: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

mmHg. Antara kontraksi tekanan darah kembali

normal rasa sakit, takut dan cemas akan

meningkatkan tekanan darah.

b. Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob

meningkat secara berangsur karena kecemasan

dan aktivitas otot skeletal, ditandai dengan

meningkatnya suhu tubuh, denyut nadi,

pernafasan dan hilangnya serta meningkatnya

kardiak output.

c. Suhu tubuh meningkat akibat metabolisme,

peningkatan jangan sampai melebihi 0,5-1ºC.

d. Detak jantung meningkat secara dramatis selama

kontraksi.

e. Pernapasan meningkat karena peningkatan

metabolisme.

f. Poliuri terjadi akibat peningkatan kardiak

output, peningkatan filtrasi glomelurus dan

peningkatan aliran plasma ginjal proteinuria

yang sedikit meningkat dianggap normal.

g. Perubahan gastrointestinal yang terjadi yaitu

motilitas usus dan lambung serta absorbsi

makanan padat berkurang. Pengeluaran getah

lambung, gerak lambung lambat, mual dan muntah

15

Page 16: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

biasa terjadi sampai ibu mencapai akhir kala

I.

h. Hemoglobin meningkat 1,2 gram/100 mL selama

persalinan dan akan kembali pada tingkat

seperti sebelum persalinan setelah sehari

pasca persalinan.

5. Psikologis ibu

Tingkat kecemasan wanita selama bersalin

akan meningkat jika tidak memahami apa yang

terjadi pada dirinya atau yang disampaikan

kepadanya. Wanita bersalin biasanya akan

mengutarakan kekhawatirannya jika ditanya.

Perilaku dan penampilan wanita serta pasangan

merupakan petunjuk berharga tentang jenis

dukungan yang diperlukan. Membantu wanita

berpatisipasi sejauh yang diinginkan dalam

melahirkan, memenuhi harapan wanita akan hasil

akhir persalianannya, membantu wanita menghemat

tenaga, mengendalikan rasa nyeri merupakan upaya

dukungan dalam mengurangi kecemasan pasien.

Dukungan psilkologis dari orang-orang terdekat

akan membantu memperlancar proses persalinan.

16

Page 17: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

6. Gejala Persalinan

Menurut Manuaba (1998), persalinan dibagi

dalam IV yaitu:

a. Kala I

Dimulai sejak awal kontraksi dengan

frekuensi, intesitas dan durasi yang cukup

sehingga menyebabkan penipisan dan pembukaan

serviks. Persalinan dimulai dengan kala I

sejak mulai persalinan sampai serviks

mencapai pembukaan lengkap, Frietman (1998),

dalam teorinya tentang persalinan,

menyatakan:“gambaran klinis kontraksi uterus,

yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya tidak

dapat diandalkan sebagai ukuran untuk menilai

kemajuan persalinan juga bukan petunjuk untuk

kenormalannya, kecuali dilatasi serviks dan

penurunan janin, tidak ada gambaran klinis

pasien bersalin yang dapat menjadi ukurun

kemajuan persalinan. Kala pertama persalinan

dapat dibedakan berdasarkan dua fase dilatasi

serviks; fase laten dan fase aktif. Fase

laten sejak awal persalinan dengan kontraksi

uterus teratur sehingga mencapai pembukaan

serviks IV cm. Fase aktif dibagi lebih lanjut

17

Page 18: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

sebagai fase akselerasi, dan fase kelandaian

maksimun, dan fase deselerasi. Lamanya fase

laten lebih variable, dan mudah mengalami

perubahan-perubahan yang sensitif akibat

faktor-faktor luar dan sedasi (pemanjangan

fase laten) dan perangsangan miometrium

(pemendekan masa laten), lamanya fase laten

hanya mempunyai hubungan yang sedikit dengan

perjalanan persalinan berikutnya. Karatekstik

fase akselerasi biasanya dapat meramalkan

hasil akhir suatu persalinan tertentu. Sifat

fase deselerasi lebih mencerminkan hubungan

feto-pelvik. Lengkapnya dilatasi serviks pada

fase aktif persalinan diakhiri dengan

retraksi serviks di sekeliling prosentasi

janin. Setelah dilatasi serviks lengkap,

stadium kedua persalinan dimulai: hanya

penurunan prosentasi janin yang tinggal untuk

menilai kemajuan persalinan.

Pola penurunan prosentasi janin pada

sebagian besar multipara management kepala

janin sudah terjadi sebelum mulai persalinan.

Selebihnya terjadi pada fase II persalinan.

Pada pola penurunan persalinan normal,

18

Page 19: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

terbentuk suatu kurva hiperbola yang tripikal

bila station turunya kepala dipetakan sebagai

fungsi dari lamanya persalinan. Penurunan

aktif biasanya terjadi setelah dilatasi aktif

berjalan selama beberapa waktu. Pada

primipara kecepatan penurunan yang bertambah

cepat biasanya ditemukan pada fase kelandaian

maksimum dilatasi serviks. Pada waktu ini,

kecepatan penurunan meningkat menjadi

maksimum, dan kecepatan maksimal penurunan

ini dipertahankan sampai bagian prosentasi

janin mencapai lantai perineum.

Menurut Manuaba (1998), perjalanan

persalinan dibagi secara fungsional atas

dasar perputaran, pelebaran yang diharapkan,

dan kurva-kurva penurunan janin.

1. Bagian persiapan, yang mencakup fase laten

dan fase Akselerasi : ± 2 jam (4 cm).

2. Bagian dilatasional, yang meliputi fase

kalandaian dilatasi maksimum : ± 2 jam (9

cm) dan

3. Bagian pelviks, yang mencakup mencakup

fase deselerasi : ± 2 jam (10 cm). Rata-

rata lamanya kala I 8-12 jam untuk

19

Page 20: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

primipara dan 6-8 jam untuk multipara.

Pada fase aktif kala I dilatasi serviks

1,2 cm/jam pada primipara dan 1,5 cm/jam

pada multipara. Kemajuan dilatasi serviks

1 cm/jam pada fase aktif persalinan sering

dipakai sebagai batas untuk menentukan

persalinan normal atau abnormal. Namun

validitasnya hanya didasarkan pengalaman.

Karena beberapa persalinan normal didapat

kemajauan yang lebih lambat. Diagnosa

distosia dipertimbangkan bila kemajuan

pembukaan serviks kurang dari 1 cm/jam

pada primipara, sedangkan pada multipara

kurang dari 2 cm/jam. Didefinisikan

sebagai distosia bila dalam 2 jam

pemantauan tidak didapat perubahan pada

dilatasi serviks atau 1 jam pemantuan

tidak didapat penurunan janin.

b. Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)

sampai bayi lahir atau dimulai saat pembukaan

serviks yang lengkap, dan ibu ingin mengejan

dan turunnya prosentasi kepala menandai kala

II persalinan dengan kontraksi uterus

20

Page 21: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

berlansung selama 1 setengah menit dan fase

istirahat miomertium tidak lebih dari satu

menit. Pada kala II persalinan bantu ibu

untuk mengambil posisi yang paling nyaman

baginya, riset menunjukkan bahwa posisi duduk

atau jongkok memberikan banyak keuntungan

(Irham Suhemi, 2005). Pada kala II anjurkan

ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin

meneran atau saat kepala bayi sudah kelihatan

diintroitus vagina atau “crowning” dan pada

penelitian Irham Suhemi (2005), tidak

direkomendasikan untuk meneran sambil menahan

nafas karena terbukti berbahaya. Hindari juga

peregangan pada vagina secara menua dengan

gerakan menyapu atau menariknya kearah luar

(http//obgynundip. com).

Kala II memakan waktu kurang dari 30

menit dan berkaitan dengan mortalitas dan

morbiditas janin, tenaga kesehatan harus

berhati-hati bila lebih dari satu jam. Tetapi

dapat sangat berbeda-beda waktunya pada

primipara dapat 50 menit dan 20 menit pada

multipara. Menurut Fainstein, (2001),

menyatakan, 1 jam pada multipara dan 2 jam

21

Page 22: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

pada primipara. Rata-rata lamanya kala II

persalinan menurut ACOG yaitu 30 menit pada

multipara dan satu jam pada primipara. Dari

beberapara hasil penelitian Irham Suhemi

(2005), menyatakan tidak bermasalah berapa

lamanya kala II persalinan sehingga lamanya

kala II ini tidak dapat menjadi pertimbangan

dalam melakukan intervensi selama kondisi ibu

dan janin baik, lamanya kala II ini dapat

berlanjut hingga lebih dari satu jam. Lamanya

kala II ini berkaitan dengan APGAR skor yang

lebih rendah pada menit pertama setelah

kelahiran, namun tidak berbeda pada menit

kelima dan sepuluh. Perbedaan APGAR

disignifikan pada kala II lebih dari 4 jam,

sedangkan asidosis pada bayi tidak

berhubungan dengan lamanya kala II.

Menurut Fainstein (2001), kala II ini

lamanya berkaitan dengan penurunan APGAR skor

pada menit pertama dan kelima tetapi tidak

signifikan dengan peningkatan mortalitas

perinatal. Kala II yang memanjang berkaitan

dengan kerusakan muskular dan neuromuskular

dasar panggul, inkotenesia alvi, inkotensia

22

Page 23: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

urin, dan meningaktnya resiko pendarahan

postpartum. Berdasarkan univariat analisis

resiko tersebut timbul pada kala II lebih

dari dua jam, dengan pendarahan rata-rata 500

cc dan penurunan hemoglobin 1,8 g/dl serta

meningkatnya resiko terjadinya atonia uteri.

Menurut Wiknjostro (2007), disebut kala

pengeluaran janin, pada kala ini his menjadi

lebih kuat dan cepat, kira-kira 2-3 menit

sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala

janin telah masuk di ruang panggul, yang

secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.

Wanita merasa pula tekanan rektum dan hendak

buang air besar. Kemudian perineum mulai

menonjol dan menjadi lebar dengan anus

membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama

kemudian kepala janin dalam vulva waktu his,

bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi

kepala janin tidak masuk lagi di luar his,

dengan his ini dan kekuatan maksimal kepala

janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah

simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati

perineum. Setelah istirahat sebentar his

mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan

23

Page 24: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

anggota bayi. Pada primigravida kala II

berlangsung rata-rata 1,5 jam.

c. Kala III

Dimulai segera bayi lahir sampai

lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak

lebih dari 30 menit. Pada kala III

persalinan, otot uterus (miometrium)

berkontraksi mengikuti penyusutan volume

rongga uterus setelah lahirnya bayi.

Penyusutan ukuran ini menyebabkan

berkuranganya ukuran tempat perlekatan

plasenta. Tempat plasenta menjadi kecil,

sedangkan ukuran plasenta tidak berkurang

maka plasenta akan terlipat, menebal dan

kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah

lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah

atau ke dalam vagina.

Dilakukan management aktif kala III

untuk menghasilkan kontraksi uterus yang

lebih efektif sehingga mengurangi kehilangan

darah. Namun sebelumnya harus dilakukan

pemeriksaan fundus uteri untuk memastikan

tidak ada kehamilan ganda. Tunggu uterus

24

Page 25: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

berkontraksi, lakukan peregangan tali pusat

terus-menerus sementara tangan kiri menekan

uterus dengan hati-hati kearah punggung ibu

dan kearah atas (Dorsakranial). Ulangi

langkah ini setiap kali ada his. Berhati-

hati, jangan menarik tali pusat berlebihan

atau mendorong fundus karena akan menyebabkan

infersio uteri. Management aktif kala III

yaitu:

1) Pemberian terotonik profilaksi.

2) Melakukan peregangan tali pusat

terkendali.

3) Massase fundus uteri.

Bila plasenta belum lepas setelah

melakukan penatalaksanaan aktif persalinan

kala III dalam waktu 15 menit, ulangi

pemberian oksitosin 10 unit IM, periksa

kandung kemih, lakukan kateterisasi bila

kantong kemih penuh, kala III dilakukan

terus hingga 15 menit berikutnya. Setelah

lahirnya plasenta harus diperiksa

kelengkapannya dan massase uterus

dilakukan untuk merangsang kontraksi

uterus serta periksa perineum dari

25

Page 26: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

pendarahan aktif. Pada prinsipnya

pencegahan pendarahan post partum yaitu

dengan meningkatkan kontraksi uterus dan

mempercepat persalinan kala III ini.

d. Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta

sampai 2 jam pertama post partum dan

observasi pada satu jam pertama setelah

persalinan tiap 15 menit dan 30 menit pada

jam kedua. Perhatikan tekanan darah, nadi

kontraksi uterus serta pendarahan. Harus

diperhatikan bila ada nyeri perineum yang

berat berkaitan dengan terbentuknya

hematoma. Serta distensi kandung kemih

dapat mengakibatkan terganggunya kontraksi

uterus.

Sedangkan menurut Wiknjosastro (2007),

kala IV ini dimulai dari lahirnya plasenta

dan lamanya 1 jam, dalam kala ini diamati

apakah terjadi pendarahan postpartum.

7. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan

Pada setiap persalinan harus diperhatikan

faktor-faktor yang mempengaruhi. Tiga faktor

utama yang menentukan prognosis persalinan

26

Page 27: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

adalah tenaga (power), jalan lahir (passage),

janin (passager), dan ada dua faktor lain yang

juga sangat berpengaruh terhadap kerberhasilan

asuhan persalinan yaitu penolong dan psikologis

ibu (Sumarah. ddk, 2009).

1. Tenaga (power)

Tenaga yaitu kekuatan – kekuatan yang ada

pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan

mengedan.

His adalah kontraksi otot-otot rahim

pada persalinan.

Sifat kotraksi rahim untuk persalinan adalah

a. Kontraksi bersalin simetris

b. Kontraksi paling kuat pada fundus uteri

c. Sesudah itu terjadi relaksasi

Kontraksi Uterus

Selama persalinan, uterus berubah bentuk

menjadi dua bagian yang berbeda. Segmen atas

yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih

tebal ketika persalinan berlangsung. Bagian

bawah relatif pasif dibanding dengan segmen

atas, dan bagian ini berkembang menjadi jalan

lahir yang berdinding jauh lebih tipis. Segmen

bawah uterus analog dengan ismus uterus yang

27

Page 28: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

melebar dan menipis pada perempuan yang tidak

hamin. Segmen bawah secara bertahap terbentuk

ketika kehamilan bertambah tua dan kemudian

menipis sekali pada saat persalinan. Dengan

palpasi abdomen kedua segmen dapat dibedakan

ketika terjadi kontraksi, sekali pun selaput

ketuban belum pecah.

Segmen atas uterus cukup kencang atau keras,

sedangkan konsistensi segmen bawah uterus jauh

kurang kencang. Segmen atas uterus merupakan

bagian uterus yang berkontraksi secara aktif,

segmen bawah adalah bagian yang diregangkan,

normalnya jauh lebih pasif.

Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan

uterus berbentuk ovoid disertai pengurangan

diameter horisontal. Dengan perubahan bentuk

ini, ada efek-efek penting pada proses

persalinan. Pertama, pengurangan diameter

horisontal menimbulkan pelurusan kolumna

vertebralis janin, dengan menekankan kutub

atasnya rapat-rapat terhadap fundus uteri,

sementara kutub bawah didorong lebih jauh ke

bawah dan menuju ke panggul. Pemanjangan janin

berbentuk ovoid yang ditimbulkannya

28

Page 29: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

diperkirakan telah mencapai antara 5 sampai 10

cm; tekanan yang diberikan dengan cara ini

dikenal senagai tekanan sumbu janin.

Kontraksi uterus harus dievaluasi harus

di monitor intensitas, frekuensi, dan dan

durasinya. Kotraksi yang adekuat bila

kontraksi tersebut secara teratur menghasilkan

penipisan dan pembukaan servik bersamaan

dengan penurunan kepala. Satuan pengukuran

kontraksi uterus yaitu Montevideo unit, rata-

rata kekuatan (amplitudo) kontraksi dalam

millimeter merkuri dikalikan dengan frekuensi

kontraksi dalam 10 menit. 200-250 montevideo

unit ditemukan sebagai persalinan yang

adekuat.

8. Intervensi-intervensi yang dapat meningkatkan

karateristik uterus.

1. Dukungan

Kehadiran continue dan dukungan verbal

dari bidan merupakan buffer yang tidak

terlihat terhadap stress. Dapat membantu

ibu melakukan koping pada persalinan dan

terbukti mengurangi lamanya

29

Page 30: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

persalinan(hodnett, 2002) dalam (Chapman,

2006).

2. Mobilitas dan perubahan posisi

Mobilisasi meningkatkan kontraktilitas

uterus, maupun pendekatan persalinan.

Postur tegak menyebabkan perbaikan

kesegarisan tulang pelvis,sehingga

mengoptimalkan kesempatan “Pas” antara

bayi dan pelvis (Sutton, 2002; Gupta dan

Nikodem, 2002) dalam (Chapman, 20006).

3. Sentuhan kenyamanan

Simkin Dan Ancaheta (2005) dalam

(Chapman, 20006) mengatakan bahwa

memijat, menggosok, memegang tangan, dll.

Dapat meningkatkan produksi oksitosin

endogen sehingga menstimulasi kontraksi

uterus.

4. Stimulasi putting susu/rangsangan putting

Susu Ibu atau pasangan dapat menggosok

satu atau kedua putting yang akan

meningkatkan kontraksi uterus dengan

stimulasi oksitosin alamiah

(Simkjn,Ancheta, 2005) Dalam (Chapman,

2006).

30

Page 31: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

5. Hidroterapy

Air memiliki efek dramatis pada

persalinan, kadang memperbaiki kontraksi

(biasanya pada fase aktif) kadang

menyebabkan kontraksi menghilang (kadang

digunakan pada fase laten) (Odent,

1998)dalam(Chapman, 2006).

5. Kompres hangat pada pundus

Simkin Dan Acheta (2005) dalam(Chapman,

2006) melaporkan pada salah satu study

yang menemukan panas yang di berikan

dalam botol air hangat yang diletakkan

dipundus ternyata meningkatkan aktifitas

uterus.

6. Pemecahan ketuban artificial

Pemecahan ketuban artificial

mengakibatkan persalinan lebih pendek

terutama pada ibu multivara, secara

dramiatis sampai 60-120 menit (Rosser dan

Anderson, 2002) dalam (Chapman, 2006).

8. Oksitosin

Meskipun sering di pakai secara luas

untuk persalinan lama, bukti efek

stimulasi oksitosin pada lamanya

31

Page 32: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

persalinan belum jelas (Keirse Et Al,

2000) dalam (Chapman, 2006).

9. Akkupresur

Dapat digunakan untuk merangsang

kontraksi yang lebih sering. Efektifitas

atau keamanan akkupresur belum pernah di

evaluasi secara ilmiah, walaupun tidak

pernah ada dampak beerbahaya telah di

laporkan jika di gunakan secara benar.

(Simkkin Dan Ancheta, 2005)dalam

Chappman, 2006).

Selama persalinan dipandang dapat

memperbiki kontraksi tanpa meningkatkan

rasa nyeri. (Simkin Dan Ancheta, 2005)

Dalam ( Chappman, 2006 ).

1. tekan kuat—kuat dengan menggunakan jari

pada titik-titik tersebut selama 10-60

detik. Kemudian istirahat dalam waktu

yang sama.

2.Ulangi siklus ini sampai sekitar selama

enam siklus. Kontraksi dapat semakin

cepat.

32

Page 33: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

2. jalan lahir (passege)

Jalan lahir terdiri atas jalan lahir bagian

tulang dan jalan lahir bagian lunak . Jalan

lahir baagian tulang terdiri atas tulang-

tulang panggul dan sendi-sendinya,

sedangkan bagian yang lunak terdiri atas

otot-otot, jaringan ligament - ligamen.

Dalam proses persalinan pervaginam,janin

harus melewati jalan lahir.

Jika jalan lahir khususnya bagian tulang

mempunyai bentuk dalam ukuran rata-rata

normalseperti ukuran rata-rata normal, maka

dengan kekuatan yang normal pula persalinan

perpaginam akan berlangsung tanpa

kesulitan.

3. janin (pasangger)

Janin dapat mempengaruhi jalannya persalinan

oleh karena besar dan posisinya dan seluruh

bagian–bagian badan janin , kepala merupakan

bagian terpenting dalam proses persalinan .

4. provider (penolong persalinan)

Peran dari penolong persalinan adalah

mengantisifasi dan menangani komplikasi yang

mungkin terjadi pada dirinya atau atau yang

33

Page 34: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

disampaikan kepadanya. Wanita bersalin

biasanya akan mengutarakan kehawatirannya

jika ditanya. Perilaku dan penampilan wanita

serta pasangannya merupakan petunjuk

berharga tentang jenis dukungan yang akan

diperlukannya. Membantu wanita

berpartisifasi sejauh yang diinginkan dalam

melahirkan, memenuhi harapan wanita akan

hasil ahir persalinannya, membantu wanita

menghemat tenaga, mengendalikan rasa nyeri

merupakan suatu upaya dukungan dalam

mengurangi kecemasan pasien.Dukungan

psikologis dari orang-orang terdekat akan

membantu memperlancar proses persalinan yang

sedang berlangsung.

B. KONSEP AKUPRESSUR

a.Pengertian akupressur

Akupressur adalah proses untuk

mengembalikan aliran energy normal di meridian.

Apapun yang menghambat atau merintangi aliran

energy dalam badan di meridian ini

mengakibatkan terganggunya kesehatan (Doreen

E . Bayli, 2002).

34

Page 35: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Akupressur adalah pijatan yang dilakukan

pada titik akupuntur, tekniknya hampir sama

dengan teknik pengobatan akupuntur hanya saja

kalau akupuntur menggunakan jarum sedangkan

akupressur menggunakan pijatan. Akupresur

disebut juga akupunktur tanpa jarum, atau pijat

akupunktur. Teknik ini menggunakan tenik

penekanan, pemijatan, dan pengurutan sepanjang

meridian tubuh atau garis aliran energi. Teknik

akupresur ini dapat menurunkan nyeri dan

mengefektifkan waktu persalinan.

(htt://pagonanyadona. blog. friendster. Com.

2008).

Akupressur merupakan salah satu sistim

penyembuhan yang paling tua, dan sistim ini

sudah dikenal di india dan asia timur selama

beberapa abad.(Doreen E. Bayli, 2002).

Prinsip dari akupressur ini dikenal

sebagai adanya aliran energi vital di tubuh

(dikenal dengan nama chi atasy Qi ( cina ) dan

ki (jepang ).

Kristal kecil yang berbentuk di ujung

saraf dapat juga mengganggu aliran inpuls

energy yang tepat. Interupsi dalam aliran

35

Page 36: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

energy ini menyebabkan rasa sakit di titik

reflex tertentu di meridian yang bersangkutan.

Ketika tekanan yang diberikan di titik reflex

ini, titik itu terangsang dan perintang aliran

energi dilepaskan. kesembuhan akan dialami

setelah dilakukan normalisasi aliran energi.

Setiap organ dan bagian dari badan

mempunyai titik reflex di tangan dan di kaki.

Penyimpangan dari fungsi normal atau perubahan

dalam struktur dari berbagai organ dalam badan

menimbulkan rasa sakit di titik reflex yang

bersangkutan di tangan dan di kaki.

Menggunakan akupressur di titik-titik

tertentu di kaki dan ditungkai untuk

menyembuhkan penyakit dan sebagainya

refleksiologi kaki. Terapi menggunakan tekanan

ditangan disebut refleksiologi tangan.

Beberapa penyembuhan menggunakan titik-

titik reflex di telinga, wajah, kepala, dan

kulit kepala yang ditumbuhi rambut untuk

mengobati. Sebagian besar titik-titik reflex

yang di gunakan dalam Shiatsu dari Jepang

terletak di punggung, perut, dan anggota badan.

36

Page 37: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Akupressur dapat digunakan untuk

merangsang kontraksi yang lebih sering.

Efektivitas atau keamanaan akupressur belum

pernah dievaluasi secara ilmiah, walaupun tidak

pernah ada dampak berbahaya telah dilaporkan

jika digunakan secara benar. (Simkin Dan

Ancheta, 2005) Dalam Chappman, 2006 ).

Selama persalinan dipandang dapat

memperbiki kontraksi tanpa meningkatkan rasa

nyeri. (Simkin Dan Ancheta, 2005) Dalam

( Chappman, 2006 ).

3. tekan kuat—kuat dengan menggunakan jari

pada titik-titik tersebut selama 10-60

detik. Kemudian istirahat dalam waktu yang

sama.

4. Ulangi siklus ini sampai sekitar selama

enam siklus. Kontraksi dapat semakin

cepat.

Akupressur berlandaskan teori akupuntur,

yang menyatakan bahwa masalah kesehatan yang

spesifik, termasuk kemajuan persalinan yang

kurang memuaskan atau nyeri hebat saat

persalinan, muncul ketika terjadi blokade arus

energi sepanjang meridian tertentu dalam

37

Page 38: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

tubuh. Dengan melepaskan blockade tersebut,

keserasian dan fungsi halus dapat

dikembalikan. Akupressur belum pernah

dibuktikan dengan evaluasi ilmiah, sehingga

efektivitasnya belum bisa dipastikan . Namun

tehniknya sederhana dan ketika digunakan.

Karenanya dapat digunakan jika kontraksi

sangat terasa nyeri dan dan kemajuan

persalinan tidak adekuat.

b.Teknik Akupresur pada Persalinan

Akupresur merupakan ilmu penyembuhan

yang berasal dari Tionghoa sejak lebih dari

500 tahun yang lalu. Akupresur sebagai seni

dan ilmu penyembuhan berlandaskan pada teori

keseimbangan yang bersumber dari ajaran

Taoisme. Taoisme mengajarkan bahwa semua isi

alam raya dan sifat-sifatnya dapat

dikelompokkan kedalam 2 kelompok, yang disebut

kelompok yin dan kelompok yang. Semua benda

yang yang sifatnya mendekati api dikelompokkan

kedalam kelompok yang dan semua benda yang

sifatnya mendekati air dikelompokkan kedalam

kelompok yin. Api dan air digunakan sebagai

38

Page 39: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

patokan dalam keadaan wajar, dan dari sifat

api dan air dirumuskan sifat-sifat penyakit

dan cara penyembuhannya.

Seseorang dikatakan sehat bila hubungan dan

perimbangan yang dan yin relatif seimbang.

Tidak ada keseimbangan mutlak dan statis,

hubungan antara yang dan yin selalu dinamis.

Sakit adalah suatu gejala adanya

ketidakseimbangan antara unsur-unsur yang-yin,

baik antara manusia (yin) dengan alam semesta

(yang), maupun antara manusia satu dengan

lainnya, atau antara unsur-unsur kehidupan di

dalam tubuh sendiri. Istilah dalam kedokteran

tradisional cina, akupresur digunakan agar

tubuh bekerja lebih efisien. Dari model medis,

teknik akupressur dapat menyebabkan pelepasan

endorphine, membelok reseptor nyeri ke otak,

menyebabkan dilatasi serviks dan meningkatkan

efektifitas kontraksi uterus.

Dalam kedokteran tradisional cina, meridian

merupakan saluran yang membawa chi (energi)

pada tubuh. Meridian merupakan bagian dari

sistem syaraf, pembuluh darah, dan saluran

limpa. Meridian terdiri dari 600 titik. Titik

39

Page 40: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

meridian tersebut menyeimbangkan energi tubuh

yang menyebabkan tubuh berfungsi.

Berapa sering tindakan akupresur

dilakukan, tergantung pada kebutuhan individu.

Metode akupresur merupakan tindakan yang mudah

dilakukan,memberi kekuatan pada wanita saat

melahirkan dan mendorong keterlibatan pasangan

lebih dekat dalam proses persalinan dan

pendidikan antenatal.

C. Lokasi Titik Akupresur yang berguna saat

persalinan (Sukanta Putu Oka, 2003 )antara

lain:

Gambar 2.1 : titik cieng cing

Titik ini dapat diketahui dengan

cara menarik garis khayal antara C7 menuju

prosessus acromion, titik cien cing terletak

pada pertengahan garis tersebut. Akupresuris

40

Page 41: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

dapat menemukan titik ini pada tubuh sendiri

dengan mengangkat tangan diagonal melewati

dada dan palpasi sendiri dengan menggunakan

jari telunjuk sepanjang garis khayal

tersebut.

Titik ini berguna pada fase pertama dan

kedua persalinan untuk menstimulasi kontraksi

uterus. Titik ini merupakan titik terbaik

digunakan saat menyusui, membuat rileks otot

pundak dan meningkatkan suplay ASI.

Teknik akupresur :

Lakukan penekanan kebawah pada titik

cien cing tersebut menggunakan ibu jari, atau

siku. Ketika menggunakan ibu jari, berikan

tekanan yang berasal dari lengan bukan

tekanan yang berasal dari sendi ibu jari.

Pada titik ini sebaiknya dilakukan pada kedua

bahunya, namun dapat juga dilakukan sendiri

pada satu bahu.

Tekanan dapat dilakukan pada setiap

permulaan kontraksi atau lakukan penekanan

41

Page 42: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

lembut secara terus-menerus untuk

mengintensifkan kontraksi.

Gambar 2.2 : titik BI 32 (pang kuang su )

Lokasi titik ini kira-kira sepanjang

jari telunjuk wanita diatas lipat pantat

selebar ibu jari disisi tulang belakang.

Saat persalinan mulai, awali teknik

akupresur dengan melakukan penekanan pada

titik ini dengan menggerakkan jari menuruni

tulang belakang (kira-kira selebar ibu jari)

sejalan dengan kemajuan persalinan.

Teknik akupresur :

a) Tempatkan jari pada titik akupresur dan

lakukan tekanan yang lembut. Tekanan

dapat ditingkatkan dengan melakukan

42

Page 43: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

penekanan kearah belakang pada awal

kontraksi.

b) Titik ini lebih banyak digunakan karena

meningbulkan efek ’anestesi’ pada

kontraksi yang kuat, terlihat jelas efek

ini saat penekanan dihentikan.

c) Penekanan pada titik ini akan

menimbulkan rasa hangat, geli, dan agak

sakit. Jika terasa sangat sakit, lakukan

penekanan pada sekitar tulang.

d) Titik ini sering digunakan pada wanita

dengan posisi menunduk atau berlutut

pada lantai, meja, tempat tidur dll.

Teknik ini dapat juga efektif digunakan

dalam air, namun kurang fleksibel pada

sebagian orang.

e) Penekanan kuat pada titik BL32 dapat

dilakukan pada wanita bersalin yang

selalu ingin mengedan sedangkan serviks

belum cukup berdilatasi

43

Page 44: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Gambar 2.3: titik pantat

Titik ini berada pada garis horisontal

dari puncak lipatan pantat. Jika melakukan

tekanan pada sepanjang garis ini akan terasa

lembut kira-kira dua pertiga antara lipat

pantat dann tulang pinggul.

Teknik akupresur

Tempatkan tangan pada pinggul pasien

dan lakukan dorongan kedalam titik ini dengan

menggunakan ibu jari dan bantu ibu untuk

bergerak saat kontraksi.

Dua samapai 3 hari sebelum tanggal

persalinan, BL 32 dan titik pantat dapat

digunakan bersamaan dengan masage pada

sakral, lakukan penekanan kebawah dan

mengelilingi pantat. Tujuannya adalah

memberikan energi pada serviks agar

persalinan berjalan secara optimal.

44

Page 45: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Gambar 2.4 : titik pada tangan

Titik ini terletak sepanjang lipatan

tangan ketika jari-jari menyatu pada telapak

tangan. Titik ini membantu pelepasan

endorphin ke dalam tubuh.

Teknik akupresur :

Pegang sisir kecil dengan kencang.

Pasien dapat menggenggam sisir saat

kontraksi dan anjurkan pada pasien untuk

melakukan tindakan ini bila terasa

bermanfaat. Titik ini sangat membantu untuk

menurunkan nyeri saat kontraksi.

45

Page 46: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Gambar 2.5 :titik KI

Titik ini terletak pada 1/3 bagian atas

telapak kaki, ketika telapak kaki fleksi

(menarik jari kaki kedepan kearah telapak

kaki)

Tehnik akupresur :

Lakukan penekanan yang kuat kedalam dan

kedepan kearah jempol kaki. Titik ini

mempunyai efek relaksasi dan dapat digunakan

kapan saja saat persalinan dan sangat efektif

46

Page 47: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

dilakukan selama fase kedua persalinan.

Penekanan pada titik ini juga dapat berguna

saat pasien panik (misal mempunyai pengalaman

yang tidak menyenangkan pada persalinan

sebelumnya). Titik ini berguna untuk membantu

perineum relaksasi selama fase kedua

persalinan.

Gambar 2.6 : Co4 (he kuk)

Titik ini terletak antara tulang

metakarpal pertama dan kedua (antara ibu jari

dan jari telunjuk) pada bagian distal lipatan

pada kedua tangan.

Teknik akupresur :

Berikan penekanan pada titik ini dengan

menggunakan ibu jari. Penekanan pada titik

ini berguna untuk mengintensifkan kontraksi,

saat kontraksi ireguler.

47

Page 48: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Titik Co4 dapat digunakan selama fase

keduapersalinan. Hal ini bertujuan agar

tubuh berusaha menggerakkan bayi

turunmelewati jalan lahir. Penekanan pada

titik ini sangat berguna terutama pada saat

ibu kelelahan dan mengedan tidak efektif.

48

Page 49: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

B. Kerangka Konsep

Keterangan : : Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.7 : Bagan Kerangka Konsep pengaruh Pemberian Teknik Akupressur terhadap Frekuensi Kontraksi Uterus Untuk Kemajuan Persalinan Pada Persalinan Kala Ii Di Puskesmas Aikmel Lombok Timur.

49

- Power- Passage- Provider- Psikologi

s ibu

Kontraksi uterus

- Kala I

- Kala III- Kala IV

Intervensi-intervensi untuk

kemajuan persalinan

- Rangsangan putting susu

- Dukungan- Mobilisasi

dan perubahan posisi

- Sentuhan kenyamanan

- Hidroterapi- Kompres

hangat pada fundus

- Pemecahan ketuban artificial

- oksitosin

- akupressur

- Kala II

Frekuensi kontraksi

persalinan

Page 50: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

D. Hipotesa

Ha: Ada pengaruh pemberian teknik akupressur

terhadap frekuensi kontraksi uterus untuk

kemajuan persalinan pada persalianan kala II Di

Puskesmas Aikmel Lombok Timur.

50

Page 51: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pqeemecahan

suatu masalah yang pada dasarnya menggunakan metode

ilmiah.

Pada bagian metodologi difokuskan pada

bagaimana penelitian dilaksanakan agar tujuan atau

masalah dapat dijawab. Ada beberapa hal penting yang

harus dibahas pada bagian ini yaitu subyek penelitian,

populasi dan sampel, rancangan penelitian, teknik

pengumpulan data, identifikasi variabel sert definisi

operasional, rencana analisa data, dan kerangka kerja.

A. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek

penelitian adalah ibu yang mengalami persalinan Di

Puskesmas Aikmel Lombok Timur.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu untuk

51

49

Page 52: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2003). Jumlah populasi pada penelitian

ini adalah 45 orang yang akan bersalin di

Puskesmas Aikmel Lombok Timur.

2. Sampel dan Tehnik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi

(Sugiyono, 2003).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini

dengan tehnik aksidental sampling yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa

saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan itu cocok sebagai

sumber data (Sugiono, 2010).

Dari populasi yang ada sampel ditentukan dengan

tehnik :

1. Berdasarkan karateristik sampel, sampel

ditentukan dengantehnik aksidental sampling.

2. Berdasarkan waktu pengambilan sampel, sampel

ditentukan dengan aksidental sampling yaitu

tehnik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan.

52

Page 53: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

3. Berdasarkan jumlah sampel, sampel ditentukan

dengan quota sampling. Dari populasi yang

ada digunakan 30 orang ibu hamil sebagai 15

orang sebagai kelompok control dan 15 orang

ibu hamil menjadi kelompok eksperimen.

Populasi yang digunakan sebagai sampel adalah yang

mewakili kriteria sebagai berikut :

- Ibu dengan persalinan normal dan tanpa induksi

( menggunakan oksitosin dan prostatglandin )

- Ibu yang memasuki kala II

- Ibu primipara

- Ibu dengan janin dalam prosentasi kepala

- Tidak sedang mendapatkan perlakuan relaksasi

selain tehnik yang diterapkan untuk

penelitian.

- Ibu dengan kontraksi awal yang lemah

( frekuensi kurang dari 3 kali per 10 menit )

C. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu rancangan

yang dipergunakan oleh peneliti sebagai petunjuk

dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian untuk

mencapai suatu tujuan atau menjawab pertanyaan

peneliti (Nursalam, 2003).

53

Page 54: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Berdasarkan tujuan penelitian maka desain

penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen

dengan menggunakan pendekatan Non Equivalent Control

Group. Menurut Hidayat (2007) menjelaskan bahwa Non

Equivalent Control Group yaitu sampel dibagi menjadi

dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kontrol,

kemudian diberi pretest pada kedua kelompok

tersebut, dan diikuti intervensi pada kelompok

eksperimen, setelah beberapa waktu dilakukan postest

pada kedua kelompok.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh teknik

akupressur maka perlu dilakukan perbandingan dengan

kelompok kontrol yang tidak mendapatkan teknik

akupressur

D. Tehnik Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

a. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari macam-

macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada

pada responden atau tempat dimana responden

bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-

hari (Nasirin, 2009). Data tertulis yang dimaksud

adalah rekam medik. Dari dokumen ini akan

54

Page 55: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

diperoleh data-data pendukung penelitian, seperti

karakteristik responden yang terdiri dari usia,

jumlah kelahiran, dan waktu pengukuran kontraksi

uterus. Teknik dokumentasi ini juga digunakan

untuk memperoleh foto-foto tentang cara melakukan

teknik akupressur.

b. Lembar Observasi

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

dapat diamati (Sugiyono, 2003).

Dalam penelitian ini instrument yang

digunakan adalah lembar observasi, yang merupakan

alat ukur dengan cara mengamati secara langsung

responden yang diteliti untuk mencari perubahan

atau hal-hal yang diteliti (Nursalam, 2003).

Dalam penelitian ini akan dilakukan observasi

untuk melihat kuat kontraksi dengan mengukur

frekuensi berlangsungnya kontraksi persalinan

kala II yang ditandai dengan pembukaan lengkap,

kepala janin telah memasuki ruang panggul,

perineum menonjol dan kepala janin dalam vulva

waktu his.

2. Langkah-langkah Pengumpulan Data

55

Page 56: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti

membuat informed concent/lembar persetujuan untuk

menjadi responden dengan tujuan agar responden

mengerti maksud dan tujuan peneliti dan

mengetahui pengaruhnya. Informed ini akan

diberikan ke pada ibu, pada saat ibu tidak dalam

keadaan his dan masih dalam kala I persalinan.

Jika responden bersedia maka harus menandatangani

lembar persetujuan tersebut (Alimul A, 2002).

Dalam pengumpulan data sebelum diberi

perlakuan kedua kelompok sampel dihitung jumlah

prekuensi kontraksi uterus dalam 10 menit.

kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan

diobservasi dan dihitung jumlah frekuensi

kontraksi uterusnya dalam 10 menit kemudian

diberikan akupressur sebanyak 6 kali, setiap

perlakuan diberikan selama 1 menit kemudian

istirahat dalam waktu yang sama, dan seterusnya

diulangi sampai 6 kali berturut-turut secara

selang seling antara perlakuan dengan istirahat

(12 menit), kemudian langsung diobservasi setelah

1 menit untuk menghitung jumlah frekuensi

kontraksi uterus dalam 10 menit, sedangkan

kelompok kontrol langsung diobservasi setelah 13

56

Page 57: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

menit dan tidak diberikan perlakuan apapun yang

dapat berpengaruh terhadap kekuatan kontrksi

uterus.(Alimul, 2007).

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel Independent ( variable bebas )

Variabel bebas merupakan variabel yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

terikat (Alimul, 2002). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pemberian akupressure.

2. Variabel Dependent ( terikat terikat )

Variabel terikat adalah variabel yang

diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya

pengaruh dari variabel bebas atau variable yang

dipengaruhi oleh variable bebas. (Nursalam,

2003).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

kontraksi uterus pada persalinan kala II.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi

berdasarkan kerakteristik yang diamati dari suatu

yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang

dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci

difinisi operasional. Dapat diamati artinya

57

Page 58: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau

fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi oleh

orang lain (Nursalam, 2003).

1. Akupressur adalah sebuah tindakan untuk

mengembalikan aliran energi normal di seluruh

tubuh dengan pijatan pada titik akupuntur.

Akupressur diberikan selama 1 menit dan berhenti 1

menit diberikan 6 kali.

2. Kontraksi uterus adalah proses persalinan untuk

merangsang pembukaan mulut rahim. Bersamaan dengan

pembukaan rahim sedikit demi sedikit ini, bayi

akan terdorong turun sedikit demi sedikit.

Sehingga bila kontraksi kurang kuat, dengan

sendirinya proses persalinan menjadi lebih lama

atau bahkan tertunda.

58

Page 59: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan

pembahasan tentang hubungan pemberian teknik akupressur

dengan frekuensi kontraksi uterus untuk kemajuan

persalinan pada persalinan kala II di Puskesmas Aikmel

Lombok Timur. Penelitian ini dilakukan di ruang

bersalin di ruang tindakan.

Dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 19

Agustus sampai tanggal 19 September 2011 diperoleh data

berupa gambaran umum lokasi penelitian, data umum, dan

data khusus. Data umum ini menjelaskan karakteristik

responden berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan.

Data khusus berupa frekuensi kontraksi uterus pada

sampel penelitian sebelum dan sesudah diberikan

akupressur baik pada kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen, data tersebut dianalisis dan ditentukan

hubungan pemberian teknik akupressur dengan frekuensi

kontraksi uterus untuk kemajuan persalinan pada

persalinan kala II di ruang bersalin Puskesmas Aikmel

Lombok Timur.

59

Page 60: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Aikmel Lombok Timur merupakan

Puskesmas milik pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

Puskemas Aikmel berdiri pada tahun 1963 terletak di

jalan Pendidikan no. 02 Aikmel Lombok Timur.

Puskesmas Aikmel Lombok Timur bertekad

memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan misi,

yaitu menyelenggarakan puskesmas yang bermutu sesuai

standar, sebagai pusat pelayanan, menjadi tempat

pendidikan, pelatihan, dan penelitian masalah

kesehatan guna menjaga peningkatan mutu pelayanan,

dan mengutamakan kepuasan pasien serta mengupayakan

kesejahteraan karyawan. Untuk mencapai misinya,

Puskesmas Aikmel Lombok Timur menyiapkan ruang rawat

jalan dan ruang rawat inap. Ruang rawat jalan berupa

poliklinik dan IGD, sedangkan rawat inap terdiri

dari ruang bersalin, dan ruang rawat gabung atau

umum.

Ruang bersalin dibagi menjadi dua bagian, yaitu

ruang nifas dan ruang tindakan. Ruang tindakan

memiliki 3 tempat tidur, 1 ruangan tempat pencucian

alat-alat, 1 kamar mandi, 3 lemari tempat

60

Page 61: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

penyimpanan alat perawatan dan kebidanan, 1 meja

resusitasi, dan ruang jaga terletak di sebelah luar

ruang bersalin.

Gambar 4. 1 Ruang Tindakan

Sumber: hasil dokumentasi lapangan

Gambar di atas menampilkan ruang tindakan yang

digunakan untuk membantu ibu yang bersalin, selain

itu ruangan ini juga digunakan untuk memberikan

tindakan pada wanita yang mengalami gangguan pada

61

Page 62: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

alat reproduksi seperti abortus, perdarahan dan

nyeri pada saat menstruasi. Rata-rata pasien yang

datang bersalin ke ruang Puskesmas Aikmel Lombok

Timur sebanyak kurang lebih 5 orang per hari.

Di ruang bersalin Puskesmas Aikmel Lombok

Timur mempunyai perawat dan karyawan sebanyak 13

orang yang terdiri dari, perawat sebanyak I orang,

bidan 12 orang, dokter umum 3 orang. (Ruang

Bersalin Puskesmas Aikmel Lombok Timur, 2011).

Perawat bertugas memberikan asuhan keperawatan,

bidan bertugas memberikan asuhan kebidanan, dokter

bertugas memberikan pengobatan, dan petugas

administrasi bertugas mengurus surat, mengurus

pembiayaan barang dan jasa serta menyiapkan

perlengkapan yang ada di ruangan.

Perawat, bidan, dokter, maupun tim kesehatan

lainya harus dapat memberikan pelayanan kepada

masyarakat sebaik mungkin sesuai dengan kompetensi

dan kewenangannya masing-masing.

2. Data Umum

Data ini meliputi karateristik dari responden

penelitian yang akan diuraikan berdasarkan usia,

62

Page 63: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

pendidikan, dan pekerjaan. Data yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

a. Usia

Pada distribusi usia akan membahas mengenai

umur responden. Umur merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi frekuensi kontraksi uterus,

hal ini berkaitan dengan fungsi organ-organ

reproduksi yang sempurna atau tidak. Responden

dibedakan menjadi 3 kategori berdasarkan umur, yaitu

umur <20 tahun, 20-30 tahun, dan >35 tahun.

Distribusi jumlah sampel berdasarkan umur dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur

Kelompok Eksperimen

jumlah %

Kelompok Kontrol

jumlah %

< 20 tahun 2 13 4 2720_35 tahun 11 74 9 40> 35 tahun 2 13 2 13Total 15 100 15 100

Sumber: Buku Registrasi Pasien Di Ruang Bersalin

Tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa karateristik

sampel berdasarkan umur pada kelompok sampel

bervariasi. Sebagian besar responden, dalam kategori

umur 20-35 tahun sebanyak 11 orang (74%) untuk

63

Page 64: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

kelompok eksperimen sedangkan untuk kelompok kontrol

9 orang (60%). Responden yang paling sedikit adalah

responden dalam kategori umur > 35 tahun sebanyak 2

orang (13%) masing-masing kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, secara umum karateristik kedua

sampel berdasarkan umur tidak jauh berbeda.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan responden masing-masing

kelompok sampel seperti tersaji pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan PendidikanPendidikan Eksperimen

jumlah %

Control

jumlah %Tidak sekolah 2 13 2 13

SD 6 40 6 60SLTP/SMP 3 20 3 20SLTA/SMA 4 27 4 27Total 15 100 15 100

Sumber: Buku Registrasi Pasien Di Ruang Bersalin

Dari tabel di atas maka dapat kita lihat

bahwa tingkat pendidikan untuk kelompok eksperimen

adalah yang tidak sekolah sebanyak 2 orang (13%),

tingkat SD sebanyak 6 orang (40%), sedangkan tingkat

SMP/SLTP sebanyak 3 orang (20%), dan tingkat

SMA/SLTA sebanyak 4 orang (27%, sedangkan untuk

kelompok kontrol adalah tidak sekolah 2 orang (14%),

64

Page 65: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

tingkat SD sebanyak 6 orang (40%), tingkat SLTP/SMP

sebanyak 3 orang )20%), dan tingkat SMA/SLTA

sebanyak 4 orang (27%). Berdasarkan umur kedua

kelompok sampel sama.

b. Pekerjaan

Adapun pekerjaan responden dapat dilihat

sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

PekerjaanKelompok Eksperimen

jumlah %

Kelompok Kontrol

jumlah %

IRT 3 20 5 33Wiraswasta 5 33 4 27Petani 7 47 6 40Total 15 100 15 100

Sumber: Buku Registrasi Pasien Di Ruang Bersalin

Dari tabel di atas maka dapat kita lihat bahwa

berdasarkan pekerjan untuk kelompok eksperimen

adalah yang pekerjaannya hanya IRT 3 orang (20%),

wiraswasta 5 orang (33%), petani 7 orang (47%),

sedangkan untuk kelompok kontrol adalah irt 5 orang

(33%), wiraswasta 4 orang (27%), peetani 6

orang(40%). Berdasarksn kedua kelompok sampel tidak

jauh berbeda.

3. Data Khusus

65

Page 66: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

a. Frekuensi kontraksi uterus untuk kemajuan persalinan pada persalinan kala II untuk kelompok kontrol

Frekuensi kontraksi uterus merupakan jumlah

frekuensi kontraksi yang diukur dari saat mulainya

kontraksi yang satu hingga dimulainya kontraksi

berikutnya. Frekuensi kontraksi uterus dikategorikan

menjadi 2 yaitu kuat apabila ≥ 3 kali per 10 menit

dan lemah apabila < 3 kali per 10 menit. Menurut

Wiknjosastro (2008), frekuensi kontraksi uterus

dikatakan maju apabila lebih dari atau sama dengan 3

kali per 10 menit pada persalinan kala II.

Tabel 4.4 Frekuensi Kontraksi Uterus Sebelum Diberikan Teknik Akupressur Pada Persalinan Kala II untuk kelompok kontrol

Frekuensi Kontraksi Uterusper 10 menit

Sebelum Setelah Diberikan Diberikan Perubahan Akupressur Akupressur(Awal) (Ahir)

≥ 3 kali (kuat) 12 orang 11 orang 1 orang (80%) (74%) (6,6%)

< 3 kali (lemah)

3 orang 4 orang 1 orang

66

Page 67: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

(20%) (26%) (6,6%)

Rata-rata 15 orang 15 orang 2 orang

Sumber: Tabulasi Data Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel di atas didapatkan bahwa dari 15

responden yang menjadi kelompok kontrol yang

frekuensi kontraksi uterusnya ≥ 3 kali per 10 menit,

sebelum diberikan perlakuan sebanyak 12 orang (80%),

dan < 3 kali per 10 menit sebanyak 3 orang (20%),

dan jumlah yang meningkat frekuensi kontraksi

uterusnya sebanyak 2 orang (13%). Dan setelah

diberikan akupressur yang meningkat frekuensi

kontraksi uterusnya adalah sebanyak 3 orang (20%).

b. Frekuensi Kontraksi Uterus Untuk Untuk Kemajuan Persalinan Pada Persalinan Kala Ii Untuk Kelompok Eksperimen

Tabel 4.5 Frekuensi Kontraksi Uterus Untuk Kemajuan Persalinan Pada Persalinan Kala II Untuk Kelompok Eksperimen

67

Page 68: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Frekuensi Kontraksi UterusPer 10 menit

Sebelum Setelah Diberikan Diberikan Perubahan Akupressur Akupressur(Awal) (Ahir)

≥ 3 kali (kuat) 9 orang 15 orang 6 orang (60%) (100%) (40%)

< 3 kali (lemah)

6 orang 0 6 orang (40%) (40%)

Rata-rata 15 orang 15 orang 12 orang

Sumber: Tabulasi Data Hasil Penelitian, 2011

Dari tabel di atas didapatkan bahwa dari 15

responden yang menjadi kelompok eksperimen sebelum

diberikan akupressur yang frekuensi kotraksi

uterusnya ≥ 3 kali per 10 menit sebanyak 9 orang

(60%), dan < 3 kali per 10 menit sebanyak 6 orang

(40%), dan setelah diberikan akupressur jumlah yang

meningkat frekuensinya adalah sebanyak 12 orang

(80%).

Setelah diberikan akupressur responden mengalami

kemajuan persalinan (frekuensi kontraksi uterus ).

Hal ini menandakan bahwa teknik akupressur mempunyai

peran yang efektif dalam meningkatkan frekuensi

kontraksi uterus.

c. Hubungan pemberian teknik akupressur dengan frekuensi kontraksi uterus untuk kemajuan

68

Page 69: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

persalinan pada persalinan kala II Di Ruang Bersalin Puskesmas Aikmel Lombok Timur

Ibu yang diberikan teknik akupressur banyak yang

merasakan manfaatnya, dimana manfaatnya, yaitu:

meningkatkan kemajuan persalinan (kontraksi uterus).

Hal ini juga bisa dilihat dari hasil statistik

dengan t-tes polled varian.

maka akan ditemukan nilai korelasi phi hitung

frekuensi kontraksi uterus: 0,345> dk=n1+n2-2

=15+15-2=28 dan taraf signifikan 5% adalah r-tabel

0,195. Ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, jadi

ada hubungan signifikan pemberian teknik akupressur

dengan frekuensi kontraksi uterus untuk kemajuan

persalinan psds persalinan kala II Di Puskesmas

Aikmel Lombok Timur.

Manfaat yang dirasakan selain meningkatkan

kemajuan persalinan, yaitu dapat merangsang

kontraksi uterus pada saat kontraksi uterus tidak

teratur atau lemah, dapat mengurangi nyeri punggung

dan meningkatkan kenyamanan pada saat ibu bersalin.

69

Page 70: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

B. PEMBAHASAN

Setelah dilakukan analisis data dan melihat hasil

yang telah diperoleh, ada beberapa hal yang perlu

dibahas adalah:

1. frekuensi kontraksi uterus sebelum diberikan

teknik akupressur pada ibu bersalin kala II Di

Ruang Bersalin Puskesmas Aikmel Lombok Timur.

Berdasarkan tabel 4.4 jumlah responden

sebanyak 15 responden yang menjadi kelompok

eksperimen frekuensi kontraksi uterusnya yang ≥ 3

kali per 10 menit sebayak 9 orang (60%), dan < 3

kali per 10 menit sebanyak 6 orang (40%), sedangkan

dari 15 responden yang menjadi kelompok kontrol yang

frekuensi kontraksi uterusnya ≥ 3 kali per 10 menit

sebanyak 12 orang (80%), dan yang < 3 per 10 menit

sebanyak 3 orang (20%)

Kontraksi uterus adalah proses persalinan untuk

merangsang pembukaan mulut rahim. Bersamaan dengan

pembukaan rahim sedikit demi sedikit ini, bayi akan

terdorong turun sedikit demi sedikit. Sehingga bila

kontraksi kurang kuat, dengan sendirinya proses

persalinan menjadi lebih lama atau bahkan tertunda.

70

Page 71: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Kemajuan persalinan merupakan peningkatan

yang lebih baik pada kontraksi frkuensi dan durasi),

dilatasi serviks, dan densus bagian terbawah janin

pada persalinan. Kemajuan persalina dapat diukur

melalui (1) kontraksi uterus (his) yang diperoleh

dari palpasi abdomen, pemasangan transduser eksterna

atau isersu kateter intra uterin, (2) dilatasi

serviks, diketahui dengan melakukan pemeriksaan (VT)

(vaginal toucher), dan (3) densus bagian terendah

dengan melakukan palpasi abdomen (pemeriksaan

Leopold III dan IV) (Farrer, 1999).

Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)

sampai bayi lahir atau dimulai saat pembukaan

serviks yang lengkap, dan ibu ingin mengejan dan

turunnya prosentasi kepala menandai kala II

persalinan dengan kontraksi uterus berlansung selama

1 setengah menit dan fase istirahat miomertium tidak

lebih dari satu menit.

Kala II memakan waktu kurang dari 30 menit dan

berkaitan dengan mortalitas dan morbiditas janin,

tenaga kesehatan harus berhati-hati bila lebih dari

satu jam. Tetapi dapat sangat berbeda-beda waktunya

pada primipara dapat 50 menit dan 20 menit pada

multipara. Menurut Fainstein, (2001), menyatakan, 1

71

Page 72: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

jam pada multipara dan 2 jam pada primipara. Rata-

rata lamanya kala II persalinan menurut ACOG yaitu

30 menit pada multipara dan satu jam pada primipara.

Lamanya kala II ini berkaitan dengan APGAR skor yang

lebih rendah pada menit pertama setelah kelahiran,

namun tidak berbeda pada menit kelima dan sepuluh.

Perbedaan APGAR disignifikan pada kala II lebih dari

4 jam, sedangkan asidosis pada bayi tidak

berhubungan dengan lamanya kala II.

Menurut Fainstein (2001), kala II ini lamanya

berkaitan dengan penurunan APGAR skor pada menit

pertama dan kelima tetapi tidak signifikan dengan

peningkatan mortalitas perinatal. Kala II yang

memanjang berkaitan dengan kerusakan muskular dan

neuromuskular dasar panggul, inkotenesia alvi,

inkotensia urin, dan meningaktnya resiko pendarahan

postpartum. Berdasarkan univariat analisis resiko

tersebut timbul pada kala II lebih dari dua jam,

dengan pendarahan rata-rata 500 cc dan penurunan

hemoglobin 1,8 g/dl serta meningkatnya resiko

terjadinya atonia uteri.

Menurut Wiknjostro (2007), disebut kala

pengeluaran janin, pada kala ini his menjadi lebih

kuat dan cepat, kira-kira 2-3 menit sekali. Karena

72

Page 73: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

biasanya dalam hal ini kepala janin telah masuk di

ruang panggul, yang secara reflektoris menimbulkan

rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan rektum dan

hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai

menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka.

Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala

janin dalam vulva waktu his, bila dasar panggul

sudah lebih berelaksasi kepala janin tidak masuk

lagi di luar his, dengan his ini dan kekuatan

maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput

di bawah simpisis dan dahi, muka dan dagu melewati

perineum. Setelah istirahat sebentar his mulai lagi

untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada

primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam.

Menurut Chapman (2006) ada beberapa cara yang

dilakukan untuk meningkatkan kemajuan persalinan

diantaranya adalah dengan memberikn dukungan,

mobilisasi dan perubahan posisi, sentuhan

kenyamanan, akupressur, rangsangan putting susu,

hodroterapi, kompres hangat pada fundus, pemecahan

ketuban artifisialdan oksitosin. Sentuhan kenyamanan

yang diberikan adalah akupressur. Hal ini juga dapat

dilihat pada table 4.4 dan 4.5 yang menunjukan bahwa

dari semua responden yang terdapat pada kelompok

73

Page 74: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

eksperimen setelah diberikan teknik akupressur,

terjadi peningkatan frekuensi kontraksi uterus

(frekuensi ≥ 3 kali per 10 menit ) sebanyak 15 orang

(100%), sedangkan pada responden yang tidak

diberikan teknik akupressur, ada dari responden yang

tidak mengalami peningkatan frekuensi kontraksi

uterus (frekuensi < 3 kali per 10 menit) sebanyak 3

orang (20%).

Faktor yang mempengaruhi kemajuan

persalinandibagi menjadi dua yaitu factor resiko dan

factor penyebab. Faktor resiko: analgesic dan

anastesi berlebihan, parietas, usia, wanita

dependen, respon stress, pembatasan mobilitas, dan

puasa ketat, sedangkan fakto penyebab: his, mal

persenasi dan mal posisi, janin besar, panggul

sempit, kelainan serviks dan vagina, disproporsi

fetovelvik, dan ketuban pecah dini, (oxorn, 1996).

Gambar 4.2 cara mengukur kontraksi uterus

Sumber: hasil dokumentasi lapangan

74

Page 75: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Dari gambar di atas menunjukan cara mengukur

kontraksi uterus (frekuensinya) dengan palpasi

abdomen. Frekuensi kontraksi uterus diukur selama 10

menit dengan satuan detik.

Kontraksi uterus (his) merupakan salah satu dari

faktor yang berpengaruh pada persalinan, kontraksi

dan retraksi yang progresif dapat yang dapat membuat

servik tertarik ke atas dan mengalami effakcement.

Kontraksi uterus yang progresif dan mengakibatkan

segmen atas uterus menjadi lebih pendek dan tebal,

segmen bawah menjadi lebih tipis dan mengalami

dilatasi dan serviks terangkat naik untuk menjadi

satu kesatuan dengan segmen bawah uterus.

Timbulnya his merupakan indikasi mulainya

persalinan. His yang sifatnya lemah, pendek, dan

jarang akan mempengaruhi turunnya kepala dan

pembukaan serviks atau yang sering disebut dengan

inkoordinasi kontraksi otot rahim. Inkoordinasi

kontraksi otot rahim ini dapat menyebabkan sulitnya

kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan

pembukaan yang pada ahirnya ibu akan mengalami

partus lama karena tidak adanya kemajuan dalam

persalinan. Praktik prestriksi makanan dan cairan

75

Page 76: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

pada ibu bersalin dapat memberikan efek yang buruk

pada kontraksi karena otot memerlukan suplai energi

yang cukup untuk berkontraksi secara ehektif.

Akupressur salah satu tindakan yang dapat merangsang

kontraksi uterus saat kontraksi uterus ireguler.

2. frekuensi kontraksi uterus setelah diberikan teknik

akupressur untuk kemajuan persalinan pada

persalinan kala II Di Ruang Bersalin Puskesmas

Aikmel Lombok Timur.

Dari tabel 4.5 di atas bahwa setelah diberikan

teknik akupressur responden mengalami peningkatan

kontraksi uterus, dimana frekuensi kontraksi uterus ≥

3 kali per 10 menit sebanyak 15 orang (100%) untuk

kelompok eksperimen, sedangkan untuk kelompok kontrol

ada sebagian yang tidak mengalami peningkatan, dimana

frekuensi kontraksi uterusnya < 3 kali per 10 menit

sebanyak 6 orang (40%).

Akupressur adalah proses untuk mengembalikan

aliran energy normal di meridian. Apapun yang

menghambat atau merintangi aliran energy dalam badn

di meridian ini mengakibatkan terganggunya kesehatan

(Doreen E . Bayli, 2002).

Teknik ini menggunakan tenik penekanan,

pemijatan, dan pengurutan sepanjang meridian tubuh

76

Page 77: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

atau garis aliran energi. Teknik akupresur ini dapat

menurunkan nyeri dan mengefektifkan waktu

persalinan. (htt://pagonanyadona. blog. friendster.

Com. 2008).

Dapat digunakan untuk merangsang kontraksi

yang lebih sering. Efektifitas atau keamanan

akkupresur belum pernah di evaluasi secara ilmiah,

walaupun tidak pernah ada dampak beerbahaya telah di

laporkan jika di gunakan secara benar. (Simkkin Dan

Ancheta, 2005)dalam Chappman, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian pada table 4.4

dan 4.5 ibu bersalin yang diberikan teknik

akupressur sebanyak 15 orang (100%) dan yang tidak

diberikan 15 orang (100%)ini sesuai dengan desain

yang digunakan, yaitu Eksperimen Quasi dengan

menggunakan pendekatan Non Ekuevalen Control Group.

Alasannya adalah untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh akupressur terhadap frekuensi kontraksu

uterus.

Gambar 4.3 cara penekanan akupressur

77

Page 78: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Sumber: hasil dokumentasi lapangan

Gambar di atas menunjukan bagaimana cara

penekanan akupressur. Dalam melakukan akupressur

pasien dalam keadaan tidur, kemudian tangan pasien

ditekan dan tangan yang lainnya ditaruh di depan

panggul untuk membantu menjaga keseimbangan pasien.

Selama persalinan dipandang dapat memperbiki

kontraksi tanpa meningkatkan rasa nyeri.

1. tekan kuat—kuat dengan menggunakan jari pada

titik-titik tersebut selama 10-60 detik.

Kemudian istirahat dalam waktu yang sama.

2. Ulangi siklus ini sampai sekitar selama enam

siklus. Kontraksi dapat semakin cepat.

Prinsip dari akupressur ini dikenal sebagai

adanya aliran energi vital di tubuh (dikenal dengan

nama chi atasy Qi ( cina ) dan ki (jepang ).

78

Page 79: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Istilah dalam kedokteran tradisional cina,

akupresur digunakan agar tubuh bekerja lebih

efisien. Dari model medis, teknik akupressur dapat

menyebabkan pelepasan endorphine, membelok reseptor

nyeri ke otak, menyebabkan dilatasi serviks dan

meningkatkan efektifitas kontraksi uterus..

Berapa tindakan akupressur sering dilakukan,

tergantung pada kebutuhan individu. Metode

akupressur merupakan tindakan yang mudah dilakukan,

memberi kekuatan pada wanita saat melahirkan dan

mendorong keterlibatan pasangan lebih dekat dalam

proses persalinan dan pendidikan antenatal.

3. Analisa hubungan pemberian teknik akupressur dengan

frekuensi kontraksi uterus untuk kemajuan

persalinan pada persalinan kala II Di Ruang

Bersalin Puskesmas Aikmel Lombok Timur.

Penelitian hubungan pemberian teknik

akupressur dengan frekuensi kontraksi uterus untuk

kemajuan persalinan pada persalinan kala II

menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol.

Tujuan dari pembagian kelompok ini adalah

untuk mengetahui sejauh mana hubungan pemberian

teknik akupressur dengan frekuensi kontraksi uterus

79

Page 80: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

untuk kemajuan persalinan pada persalinan kala II.

Hasil dari kelompok ini akan dibandingkan, hal ini

dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5. Dari 15

responden merupakan kelompok eksperimen, mengalami

kemajuan persalinan (frekuensi kontraksi uterus)

sebanyak 15 orang (100%). Sedangkan kelompok

kontrol, dari 15 responden, ada yang tidak

mengalami kemajuan persalinan (frekuensi kontraksi

uterus) <3 kali per 10 menit sebanyak 6 orang (40%)

pada frekuensi kontraksi uterus.

Berdasarkan hasil statistik dengan korelasi

phi diperoleh juga bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara pemberian teknik akupressur dengan

frekuensi kontraksi uterus pada persalinan kala II

Di Ruang Bersalin Puskesmas Aikmel Lombok Timur. Hal

ini bias dilihat darihasil analisa statistik dengan

korelasi phi, dimana nilai korelasi phi hitung untuk

frekuensi kontraksi uterus:0,345 sedangkan nilai r

tabel pada tingkat derajat 5% adalah sebesar 0,195

dengan derajat kebebasan 28, hal ini berarti

hipotesis yang diajukan diterima dimana korelasi phi

hitung lebih besar dari r tabel (0,345 0,195).

80

Page 81: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Semakin banyak ibu yang diberikan teknik

akupressur maka semakin banyak pula ibu bersalin

yang maju persalinanya, sehingga ibu yang mengalami

kesakitan yang lama pada saat persalinan berkurang,

dan ibu yang bersalin akan merasa lebih tenag dan

rileks. Ini mengindikasikan ada pengaruh yang jelas

dan signifikan anatara pemberian teknik akupressur

terhadap frekuensi kontraksi uterus pada persalinan

kala II Di Ruang Bersalin Puskesmas Aikmel Lombok

Timur.

Umur merupakan salah satu factor yang ikut

menyebabkan lambatnya kemajuan persalinan. Hal ini

dapat dulihat pada tabel 4.1 umur ibu yang

melahirkan tertinggi dalam kategori umur 20-35 tahun

sebanya 11 orang (74%) untuk kelompok eksperimen dan

9(60%)untuk kontrol. Data paling sedikit dalam

kategori umur >35 tahun sebanyak 2orang (13%)untuk

kelompok ekperimen dan 2 orang (13%) untuk kontrol.

Menurut moechtar (1998), jika dilihat dari sisi

biologis manusia 20-35 tahun merupakan tahun terbaik

wanita untuk hamil karena selain di usia ini

kematangan organ reproduksi dan hormon telah bekerja

dengan baik.

81

Page 82: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Ibu dengan usia kurang dari 20 tahun merupakan

usia yang masih muda, dimana organ reproduksinya

masih belum begitu sempurna dan fungsi

hormone_hormon yang berhubungan dengan persalinan

juga belum sempurna pula. Sedangkan pada ibu yang

usia lebih dari 35 tahun diketahui kerja organ-organ

reproduksinya sudah mulai lemah, dan tenaga ibu pun

sudah mulai berkurng, hal ini akan membuat kemajuan

persalinan terhambat.

Dengan memberikan teknik akupressur secara cukup

dan aman pada ibu bersalin dapat meningkatkan

kemajuan persalinan an merangsang kontraksi uterus.

Dengan demikian semakin banyak ibu bersalin yang

diberikan teknik akupressur maka semakin banyak ibu

maju persalinannya pada kala II.

Penemuan pada penelitian ini juga sejalan dengan

pendapat dari Chapman (2006) bahwa teknik akupressur

dapat meningkatkan produksi oksitosin endogen

sehingga menstimulasi kontraksi uterus saat

persalinan. Selain itu juga dapat mengurngi nyeri

persalinan dan meningkatkan kenyamanan pada ibu

bersalin.

Berdasarkan pendapat di atas maka pemberian

teknik akupressur merupakan hal yang sangat penting,

82

Page 83: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

karena akupressur merupakan usaha untuk merangsang

kontraksi uterus sehingga dapat meningkatkan

kemajuan persalinan pada persalinan kala II sehingga

harapan ibu untuk menjalani persalinan dengan

lancer, aman, dan bayi yang di lahirkan hidup dan

sehat dapat tercapai.

83

Page 84: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

telah dilaksanakan tentang hubungan pemberian teknik

akupressur dengan frekuensi kontraksi kontraksi

uterus untuk kemajuan persalinan pada persalinan

kala II Di Ruang Bersalin Puskesmas Aikmel Lombok

Timur, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. teknik akupressur diberikan kepada responden 15

orang (100%) responden yang menjadi kelompok

eksperimen dan 15 orang (100%) yang tidak

diberikan teknik akupressur menjadi kelompok

kontrol.

2. sebelum diberikan teknik akupressur 15 responden

yang menjadi kelompok eksperimen dan kontrol

frekuensi kontraksi uterusnya < 3 kali per 10

menit yaitu 2 kali per 10 menit, untuk kelompok

eksperimen sebanyak 6 orang (40%) dan untuk

kelompok kontrol sebanyak 3 orang (20%, sedangkan

sesudah diberikan teknik akupressur 15 responden

yang menjadi kelompok eksperimen semuanya

mengalami peningkatan frekuensi kontraksi uterus ≥

84

Page 85: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

3 kali per 10 menit yaitu sebanyak 15 orang

(100%), Sedangkan pada kelompok kontrol dari 15

(100%) responden, ada yang tidak mengalami

peningkatan kontraksi uterus < 3 kali per 10 menit

yaitu sebanyak 6 orang (40%)yaitu frekuensi

kontraksi uterusnya 2 dan 3 kali per 10 menit.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan bahwa ada hubungan pemberian teknik

akupressur dengan frekuensi kontraksi uterus untuk

kemajuan persalinan pada persalinan kala II Di

Ruang Bersalin Puskesmas Aikmel Lombok Timur.

Dimana hasil analisis di peroleh hasil korelasi

phi hitung sebesar 0,345 dan r-tabel dengan taraf

signifikan 5% sebesar 0,195 atau r-hitung lebih

besar dari r-tabel (0,345>0,195)sehingga HO

ditolak dan Ha diterima.

85

Page 86: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

B. SARAN

1. Bagi pasien

Diharapkan kepada pasien dapat menerapkan

teknik akupressur pada saat bersalin

karena tekniknya sangat sederhana dan bisa

dilakukan oleh semua orang untuk membantu

merangsang kontraksi uterus untuk kemajuan

persalinan.

2. Bagi Puskesmas Aikmel Lombok Timur

Diharapkan kepada puskesmas aikmel lombok

timur khususnya untuk ruang bersalin agar

bidan-bidan yang bekerja di ruang bersalin

dapat menerapkan pemberian teknik akupressur

untuk membabtu menolong kemajuan persalinan.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai sumber bacaan dan

kajian pustaka untuk memperkaya ilmu

keperawatan dan kebidanan khususnya tentang

pemberian teknik akupressur terhadap

peningkatan frekuensi kontraksi uterusuntuk

kemajuan persalinan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu ada peneliti lebih lanjut tentang

peningkatan frekuensi kontraksi uterus

untuk kemajuan persalinan yang ada di

86

Page 87: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

puskesmas maupun di rumah sakit, yang dapat

digunakan sebagai pembanding hasil

penelitian yang sudah dilakukan demi

tercapainya kemajuan persalinan.

87

Page 88: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Tekbik Analisis Data. Salemba Medika : Jakarta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Anomity, 2009. Pedoman Riset Praktis. Jakarta : EGC

Bobak, Lowdermilk, & Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi IV. EGC: Jakarta.

Gordosi. 1999. Lima Macam Posisi Persalinan (http://Obgynundip. Com) pada tanggal 09 Agustus 2010.

Gupta. 2005. Lima Macam Posisi Persalinan (http://Obgynundip. Com) pada tanggal 09 Agustus 2010.

De Jonge. 2004. Lima Macam Posisi Persalinan (http://Obgynundip. Com) pada tanggal 09 Agustus 2010.

Fainstein. 2001. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Kelahiran. EGC: Jakarta.

Frietman. 1998. Mempersiapkan Kehamilan Sehat. Puspa Swara: Jakarta.

Kleini,M. Renfrew,M. & Neilso, J. 1996. Buku Acuan Dan Panduan Asuhan Persalinan Normal Dan Inisiasi Menyusu Dini: Jakarta.

Manuaba, 1998. Buku Ajar Konsep Kebidanan, Edisi Bahasa Indonesia. EGC: Jakarta.

Mocthar, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.

Nurgiyanto, 2004. Pedoman Riset Praktis. EGC: Jakarta.

Nursalam, 2003. Konsep & Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : Media Asculapius.

88

Page 89: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Saifuddin, A.B. 2002. Buku Acuan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal ; Persalinan Normal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

SDKI. 2008. Info Kesehatan Kehamilan Indonesia. (http://Obgynundip. Com) pada tanggal 09 Agustus 2010

Suhemi, I. 2005. Posisi Ibu Melahirkan. (http://Obgynundip. Com) pada tanggal 09 Agustus 2010.

Sumarah, Widiayastuti & Widyati. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Simkin, P. & Ancheta, R. 2005. Buku Saku Persalinan, Edisi Bahasa Indonesia. EGC: Jakarta.

Sugiyono, 2003. Statistik Untuk Penelitian. Jakarta : Alfabeta.

Waldenstrom. 1991. Lima Macam Posisi Persalinan. (http://Obgynundip. Com) pada tanggal 09 Agustus 2010.

Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : FKUI.

WHO. 2006. Kesehatan Ibu Dan Anak. (http://Obgynundip. Com) pada tanggal 15 Agustus 2010.

89

Page 90: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Gambar 3.2. Kerangka kerja pengaruh Pemberian Teknik Akupressur Terhadap Frekuensi Kontraksi Uterus Untuk Kemajuan Persalinan Pada Persalinan Kala Ii Di Puskesmas Aikmel Lombok Timur.

Ibu bersalin

Kala I

Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

Pre-testPre-test

Diberikan perlakuan akupresur

Tabulasi data

Analisa statistik uji kofisien phi

Accidental sampling

Informed consent

Puskesmas Aikmel Lombok timur

Tidak diberikan perlakuan akupressur

Ruang bersalin

Post testPost test

90

61

Laporan hasil

Page 91: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

Table 3.1 difinisi operasional.

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor

Bebas:

Akupressur

Akupressur adalah sebuah

tindakan untuk mengembalikan

aliran energi normal di

seluruh tubuh dengan pijatan

pada titik akupuntur.

Akupressur diberikan selama 1

menit dan berhenti 1 menit

diberikan 6 kali.

Pedoman

pelaksanaan

penekanan

tangan

(acupressur)

Cek List - -

Terikat :

kontraksi

uterus

Kontraksi uterus adalah

proses persalinan untuk

merangsang pembukaan mulut.

kontraksi ini yang merangsang

Frekuensi

kontraksi

uterus dalam

10 menit

Observasia ordinal Kuat

- Frekue

nsi ≥

3x/10

91

Page 92: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

pembukaan mulut rahim.

kontraksi ini yang merangsang

pembukaan mulut rahim.

Bersamaan dengan pembukaan

rahim sedikit demi sedikit

ini, bayi akan terdorong

turun sedikit demi sedikit.

Sehingga bila kontraksi

kurang kuat, dengan

sendirinya proses persalinan

menjadi lebih lama atau

bahkan tertunda.

menit.

lemah

- Frekue

nsi

≤3x/10

menit

92

Page 93: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

93

Page 94: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN

PADA PERSALINAN KALA II DI PUSKESMAS AIKMEL

LOMBOK TIMUR

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana KeperawatanPada Sekolah Tinggi Kesehatan Mataram

OLEH :

BAIQ RANTI WIDIASTUTI06.01.0332

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI KESEHATAN

(STIKES) MATARAM2011

94

Page 95: HUBUNGAN PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESSUR DENGAN FREKUENSI KONTRAKSI UTERUS UNTUK KEMAJUAN PERSALINAN  PADA PERSALINAN KALA II   DI PUSKESMAS AIKMEL  LOMBOK TIMUR

95