77
i HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA, PENDIDIKAN, DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK UMUR 6-23 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATI MAKMUR BINJAI UTARA SIKRIPSI ALWIN DAKHI P01031214063 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA GIV IZI 2018

HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA, PENDIDIKAN, DAN …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA ANAK UMUR 6-23 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS JATI MAKMUR BINJAI UTARA
SIKRIPSI
2018
ii
PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA ANAK UMUR 6-23 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS JATI MAKMUR BINJAI UTARA
Sikripsi ini dianjurkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Studi Diploma IV Gizi Politeknik Kesehatan Medan
ALWIN DAKHI
2018
iii
Kejadian Stunting Pada Anak Umur 6-23
Bulandi Wilayah Kerja PuskesmasJati Makmur
Binjai Utara
Menyetujui :
Penguji I Penguji II
NIP. 196403121987031003
iv
PENDIDIKAN, DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA ANAK UMUR 6-23 BULANDI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS JATI MAKMUR BINJAI UTARA”
(DIBAWAH BIMBINGAN HERTA MASTHALINA, SKM, MPH)
ABSTRAK
(Riskesdas) tahun 2013, terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting.
Diketahui dari jumlah presentase tersebut, 19,2% anak pendekdan 18,0%
sangat pendek. Prevalensi stunting ini mengalami peningkatan
dibandingkan hasil Riskesdastahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ditingkat
Asia pada tahun 2005-2011 indonesia menduduki peringkat kelima
prevalensi stunting tertinggi. Menurut WHO, apabila masalah stunting di
atas 20% maka merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Metode: Penelitian dilakukan dari November 2017 hingga denganJuli
2018yang berlokasi diwilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara
dengan desain analitik observasional dan pendekatan cross sectional.
Sampel adalah sebanyak 127 yang berusia 6- 23 bulan. Pendidikan ibu
,Pengetahuan ibu tentang gizi, dan pendapatan perkapita keluarga
didapat melalui kuesioner, dan status gizi balita dengan indek TB/U
didapat dengan cara pengukuran panjang badan. Data analisa secara
Univariat dan Bivariat menggunakan Uji Chi Square.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendapatan keluarga rendah
sebesar 48,8%, Pendapatan keluarga tinggi sebesar 51,8%, Pendidikan
ibu Tinggi sebesar 52%,pendidikan ibu rendah sebesar 48
%.Pengetahuan ibu tentang gizi kurang sebesar 29,9% dan pengetahuan
ibu tentang gizi baik sebesar 70,1 %,anak yang mengalami stunting
sebesar 34,6 %, dan anak yang tidak mengalami stunting sebesar 65,4 %.
Hasil penelitian menunjukkan Pendapatan keluarga tidak berhubungan
secara signifikan (p=0.134) dengan kejadian stunting,Pendidikan ibu tidak
berhubungan secara signifikan (p=0.891) dengan kejadian stunting,
Pengetahuan ibu tentang gizi berhubungan dengan signifikan (p=0.000)
dengan kejadian stunting,
dengan kejadian stunting.
tentang gizi, Stunting
EDUCATION, AND MOTHER’S KNOWLEDGE ABOUT NUTRITION TO
STUNTING INCIDENCE IN CHILDREN AGED 6-23 MONTHS AT JATI
MAKMUR COMMUNITY HEALTH CARE WORKING AREA OF BINJAI
UTARA"
ABSTRACT
(Riskesdas), there were 37.2% of children under five who experienced
stunting. It is known from the total percentage, 19.2% of children are short
and 18.0% are very short. This stunting prevalence has increased
compared to the results of the 2010 National Health Survey, which
amounted to 35.6%. At the Asian level in 2005-2011 Indonesia was
ranked fifth highest prevalence of stunting. According to WHO, if the
problem of stunting is above 20% it is a public health problem.
Method: The study was conducted from November 2017 until July 2018
which was located in the working area of Jati Makmur community health
care of Binjai Utara with an observational analytic design and cross
sectional approach. Samples were 127 who were 6-23 months old. Family
income, maternal knowledge about nutrition, and maternal education were
obtained through questionnaires, and nutritional status of children with
body height/age index was obtained by measuring body length. Data
analysis was univariate and Bivariate using Chi Square Test.
Results: The results showed that low family income was 48.8%, high
family income was 51.8%, high maternal education was 52%, mother's
education was low by 48%. Mother's knowledge about malnutrition was
29.9% and mothers knowledgeabout good nutrition by 70.1%, children
who experienced stunting by 34.6%, and children who did not experience
stunting by 65.4%. The results showed that family income was not
significantly associated (p = 0.134) with the incidence of stunting, maternal
education was not significantly associated (p = 0.891) with the incidence of
stunting, maternal knowledge about nutrition was significantly associated
(p = 0.000) with the incidence of stunting,
Conclusion: It can be concluded that there was a significant relationship
between maternal knowledge with the incidence of stunting and there was
no significant relationship between maternal education, family income and
the incidence of stunting.
Nutrition, Stunting
melimpahkan berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Sikripsi ini dengan judul“HUBUNGAN
PENDAPATAN KELUARGA, PENDIDIKAN,DAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK UMUR
6-23 BULANDI WILAYAH KERJA PUSKESMASJATI MAKMUR BINJAI
UTARA”
menyampaikan banyak berterimakasih kepada :
Poltekkes Kemenkes RI Medan
2. Herta Masthalina, SKM, MPH selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, saran serta motivasi dalam
penulisan sikripsi ini.
3. Mincu Manalu SST, M.Kes selaku penguji I yang telah banyak
memberikan saran demi kesempurnaan Skripsi ini
4. Rohani Simanjuntak S.Gz, M.Gz selaku penguji II yang telah
banyak memberikan saran demi kesempurnaan Skripsi ini.
5. Orangtua dan keluarga yang selalu member doa, dukungan moral
maupun materi.
6. Seluruh dosen dan pegawai yang bekerja di Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Medan
membantu dan memotivasi dalam penulisan sikripsi ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Sikripsi ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaansikripsi ini..
Penulis
vii
A. Stunting ...................................................................................... 6
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stunting ............................. 10
C. Hubungan Pendapatan keluarga, pendidikan, pengetahuan
ibu Tentang Gizi, dengan stunting ............................................. 12
1. Hubungan pendapatan keluarga dengan stunting ................ 12
2. Hubungan pendidikan ibu dengan kejadian stunting ............ 13
3. Hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan
kejadian stunting .................................................................. 13
B. Hasil penelitian ........................................................................... 27
1. Analisa univariat .................................................................. 27
c. Data Pengetahuan Ibu tentang gizi .................................. 29
d. Data Pendidikan ibu ......................................................... 29
e. Data jumlah anak yang stunting ....................................... 30
2. Analisa Bivariat .................................................................... 31
stunting pada umur anak 6-23 bulan diwilaya kerja
Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara .............................. 31
b. Hubungan Pendidikan Ibu dengan kejadian stunting
pada anak 6-23 umur bulan diwilaya kerja
Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara .............................. 32
c. Hubungan Pengetahuan ibu tentang gizi dengan
kejadian stunting pada anak umur 6-23 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara ........ 33
C. Pembahasan .............................................................................. 34
stunting pada anak umur 6-23 bulan diwilayah kerja
Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara .................................. 34
ix
pada anak umur 6-23 bulan diwilaya kerja Puskesmas
Jati Makmur Binjai Utara ..................................................... 35
3. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang gizi dengan
kejadian stunting pada anak umur 6-23 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara............. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 38
A. Kesimpulan ................................................................................ 38
B. Saran ......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 39
atau TB/U AnakUmur 0-60 Bulan ................................................... 10
2. Defenisi Operasional ...................................................................... 17
3. Distribusi Frekuensi Data Sampel................................................... 28
5. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu ............................................... 29
6. Distribusi Frekuensi Data Pengetahuan ibu tentang gizi ................. 39
7. Distribusi Frekuensi Data jumlah anak stunting .............................. 30
8. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan kejadian stunting
pada umur anak 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati
Makmur, Binjai Utara ...................................................................... 31
Binjai Utara ..................................................................................... 32
Puskesmas Jati Makmur, Binjai Utara ............................................ 33
xi
wawancara kuesioner........................……………………………...……63
3. Distribusi Frekuensi pendapatan ibu .............................................. 48
4. Distribusi Frekuensi Pendidikan ..................................................... 48
5. Disribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang gizi .......................... 48
6. Distribusi Frekuensi anak Stunting ................................................. 49
7. Hasil uji chi square Hubungan pendidikan ibu dengan Kejadian
stunting........................................................................................... 50
8. Hasil uji chi square Hubungan pengetahuan ibu tentang dengan
stunting........................................................................................... 51
stunting........................................................................................... 52
13. Kuesioner ....................................................................................... 56
15. Domuntasi pelaksanaan pengukuran panjang badan dan
wawancara kuesioner…………………………………………………...63
Keadaan gizi yang baik dan sehat pada masa balita merupakan
fondasi penting bagi kesehatan di masa depan. Kekurangan gizi yang
terjadi pada masa tersebut dapat mengakibatkan terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan. Proses tumbuh kembang yang pesat
terutama terjadi pada usia 1-3 tahun (Sutomo B, dan Anggraini DY, 2010).
Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan
umur. Pertumbuhan linier yang tidak sesuai umur dapat merefleksikan
keadaan gizi kurang dalam jangka waktu yang lamaakan mengakibatkan
stunting pada anak (Rosha BC, Hardinsyah, dan Baliwati YF. 2012).
Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik
pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal
kehidupan.Keadaan ini dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan
menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan
standar pertumbuhan menurut WHO (WHO, 2010).
Secara global, pada tahun 2011 terdapat 25 % anak yang berumur
dibawah lima tahun yaitu sekitar 165 juta anak mengalami stunting(WHO
2012). Di Indonesia, berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas)
tahun 2013, terdapat 37,2% balita yang mengalami stunting. Diketahui
dari jumlah presentase tersebut, 19,2% anak pendek dan 18,0% sangat
pendek. Prevalensi stunting ini mengalami peningkatan dibandingkan hasil
Riskesdas tahun 2010 yaitu sebesar 35,6%. Ditingkat Asia pada tahun
2005-2011 Indonesia menduduki peringkat kelima prevalensi stunting
tertinggi.Menurut WHO, apabila masalah stunting di atas 20% maka
merupakan masalah kesehatan masyarakat.
belajar dan psikososial buruk (Achadi 2012).Anak yang mengalami severe
stunting di dua tahun pertama kehidupannya memiliki hubungan sangat
2
masa kanak-kanak memiliki hubungan terhadap perkembangan motorik
lambat dan tingkat intelegensi lebih rendah (Martorell et al. 2010).
Penelitian lain menunjukkan anak (9-24 bulan) yang stunting selain
memiliki tingkat intelegensi lebih rendah, juga memiliki penilaian lebih
rendah pada lokomotor, koordinasi tangan dan mata, pendengaran,
berbicara, maupun kinerja jika dibandingkan dengan anak normal.
(Changet al. 2010) kejadian stunting pada anak banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya adalah faktor social sehingga dapat
berakibat kekurangangizi pada anak balita.
Status sosial ekonomi keluarga seperti pendapatan keluarga,
pendidikan orang tua, pengetahuan ibu tentang gizi, dan jumlah anggota
keluarga secara tidak langsung dapat berhubungan dengan kejadian
stunting. Hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa kejadian stunting
balita banyak dipengaruhi oleh pendapatan dan pendidikan orang tua
yang rendah. Keluarga dengan pendapatan yang tinggi akan lebih mudah
memperoleh akses pendidikan dan kesehatan sehingga status gizi anak
dapat lebih baik (Bishwakarma, 2011).
Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang dalam menerima
informasi. Pendidikan yang lebih baik akan lebih mudah dalam menerima
informasi daripada orang dengan tingkat pendidikan yang kurang.
Informasi tersebut dijadikan sebagai bekal ibu untuk mengasuh balitanya
dalam kehidupan sehari-hari(Ni’mah , 2015). Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Atikah Rahayu, dan Laily Khairiyati 2013 diwilayah
Puskesmas Cempakan Banjarbaru tahun 2013 bahwa Pendidikan Ibu
yang rendah (SMP kebawah) mempengaruhi terjadinya stunting yaitu
84.6% sedangkan pendidikan ibu yang rendah (SMP kebawah) tidak
terjadi stunting yaitu 52.2%. Tingkat pendidikan ibu biasanya
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang gizi balita. Dimana semakakin
3
kesehatan contohnya pengetahuan gizi. (Rahayu, 2014).
Pengetahuan Pola asuh ibu merupakan perilaku ibu dalam
mengasuh balita mereka.Perilaku sendiri berdasarkan Notoatmodjo (2012)
dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuan. Pengetahuan yang baik akan
menciptakan sikap yang baik, yang selanjutnya apabila sikap tersebut
dinilai sesuai, maka akan muncul perilaku yang baik pula. Pengetahuan
sendiri didapatkan dari informasi baik yang didapatkan dari pendidikan
formal maupun dari media (non formal), seperti radio,TV, internet, Koran,
mazalah dan lain-lain. Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa tingkat
pengetahuan ibuyangrendah akan mempengaruhi terjadi stunting (92.3%)
sedangkan pengetahuan ibu yang rendahmempengaruhi tidak terjadi
stunting yaitu (64.0%) (Rahayu, 2014).
Balita yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah
lebih banyak mengalami stunting dibandingkan balita dari keluarga
dengan status ekonomi tinggi.Secara statistik hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status ekonomi keluarga
dengan kejadian stunting pada balita.Balita yang berasal dari keluarga
dengan status ekonomi rendah 1.29 kali berisiko mengalami stunting
dibandingkan dengan balita dari keluarga dengan status ekonomi
tinggi.Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya
yangmenyebutkan ada hubungan antara status ekonomi keluarga dengan
kejadian stunting pada balita.Status ekonomi keluarga memiliki hubungan
yang kuat terhadap kejadian stunting (Hong 2007).Status ekonomi
keluarga yang lebih rendah cenderung memiliki anak stunting (Lee et al.
2010).
Dari hasil penilaian status gizi (PSG 2016) yang dilakukan dikota
binjai masih tinggi balita yang mengalami stunting yaitu 27% hasil tersebut
sudah melebihi rata-rata stunting di sumatera utara yaitu 24 %.Sesuai
dengan hasil penelitian menurut WHO, apabila masalah stunting di atas
20% maka merupakan masalah kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil
PSG kota Binjai diatas peneliti melakukan survei pendahuluan berupa
4
skrining awal di kelurahan Jati Makmur terhadap ibu yang memiliki anak
umur 6-23 bulan. Dalam survei yang kami lakukan dengan banyak 29
anak yang kami ukur terdapat 24,13% anak yang mengalami stunting.
hasil tersebut bahwa sudah menyetarai masalah stunting di seluruh
sumatera utara yaitu 24.4%.
mengetahui hubungan pendidikan, pengetahuan ibu dan pendapatan
perkapita keluarga dengan stunting di Wilayah Puskesma Jati Makmur
Binjai Utara.
dan pendapatankeluarga dengan stunting pada anak umur 6-23 bulan di
wilayah Puskesmas Jati Makmur BinjaiUtara ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
dan pendapatan keluarga dengan terjadinya stunting pada anak umur 6-
23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara.
2. Tujuan khusus
d. Menganalisis hubungan Pendapatan keluarga dengan kejadian
stunting pada anak umur 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Jati Makmur Binjai Utara
pada anak umur 6-23bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati
Makmur Binjai Utara
kejadian stunting pada anak umur 6-23 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
faktor terjadinya stunting.
2. Bagi Pemerintah
masalah dengan kejadian stunting di Binjai.
b. Sebagai informasi untuk Dinas Kesehatan daerah kota binjai bahwa
masih banyak stunting yang terjadi.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
stunting.
6
Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator status gizi kronis
yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi
jangka panjang. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pendek dan sangat pendek
adalah status gizi yang didasarkan pada indeks panjang badan menurut
umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan
padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek).
Zscore untuk kategori pendek adalah -3 SD sampai dengan <-2 SD dan
sangat pendek adalah <-3 SD (Kemenkes 2010).
Kondisi stunting menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka
waktu lama (kronis), yang dimulai sebelum kehamilan, saat kehamilan,
dan kehidupan setelah dilahirkan.Ibu hamil dengan status gizi yang tidak
baik dan asupan gizi yang tidak mencukupi dapat menyebabkan retardasi
pertumbuhan pada masa janin.Berat dan panjang lahir bayi
mencerminkan adanya retardasi pertumbuhan pada masa janin.
Pertumbuhan yang terhambat tersebut dapat terus berlanjut, apabila anak
tidak mendapat asupan gizi yang cukup(Kusharisupeni,2011).
Tingkat kognitif rendah dan gangguan pertumbuhan pada balita
stunting merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kehilangan
produktivitas pada saat dewasa.Orang dewasa stunting memiliki tingkat
produktivitas kerja rendah serta upah kerja lebih rendah bila dibandingkan
dengan orang dewasa yang tidak stunting (Hunt 2005).
Pada umumnya dampak yang ditimbulkan dari stunting tidak hanya
dirasakan oleh individu yang mengalaminya tetapi juga berdampak
terhadap roda perekonomian dan pembangunan bangsa. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa individu yang stunting berkaitan
7
Kategori besaran prevalensi kejadian stunting yang telah ditetapkan
oleh WHO 1995 dikategorikan menjadi 4 bagian yaitu low, medium, high
dan very high prevalence. Berikut ini adalah kategori persen prevalensi
kejadian stunting (World Health Organization, 2010) :
<20% Low prevalence
20-29% Medium prevalence
30-39% high prevalence
Metode penilaian status gizi terdiri dari dua metode yaitu, metode
langsung dan metode tidak langsung.Penilaian status gizi secara
langsung meliputi metode antropometri, biokimia, klinik, dan
biofisik.Sedangkan metode tidak langsung adalah konsumsi makanan,
statistic vital dan faktor-faktor ekologi. Metode penilaian status gizi yang
banyak digunakan yaitu antropometri karena cara kerjanya sederhana,
aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar, alat-alat
antropometri yang digunakan harganya terjangkau, mudah dibwa, dapat
dipesan, dan dibuat didaerah setempat. Antropometri dapat dibakukan,
dapat menggabarkan riwayat gizi masa lalu, dapat mengevaluasi
perubahan status gizi pada waktu tertentu atau antar generasi, serta dapat
digunakan pada suatu golongan yang beresiko malnutrisi (Supariasa,
2016).
artinya tubuh dan metros artinya ukuran.Jadi antropometri adalah ukuran
tuuh. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas, dan tebal lemak dibawah kulit. Antropometri sangat
umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak
seimbangan antara asupan protein dan energi.Gangguan ini biasanya
8
Ukuran antropometri yang sering dipakai antara lain :
b. Umur
WHO telah merekomendasikan untuk menggunakan umur penuh
pada perhitungan umur balita. Umur penuh adalah sisa hari dari hasil
perhitungan tidak diambil/diperhitungkan, misalnya hasil perhitungan
adalah 1 tahun 2 bulan 13 hari, maka umur balita tersebut menjadi satu
tahun 2 bulan (13 hari tidak diperhitungkan). Berikut contoh cara
perhitungan umur anak secara manual adalah (RI & WHO, 2008).
Contoh 1 :
-14 -5 1
Maka umur anak menjadi = 12 bulan + 5 bulan – 1 bulan
= 6 bulan
Contoh 2 :
14 05 1
= 17 bulan
Dari perhitungan diatas dapat diambil kesimpulan yaitu jika selisih
tangal adalah negatif maka dikurangi 1 bulan, dan jika selisih tanggal
adalah positif maka selisih tanggal tersebut diabaikan. Kesalahan
penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah.
Hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak
berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat (supariasa,
20016).
9
Pengukuran panjang badan (PB) digunakan untuk anak umur 0
sampai 24 bulan yang diukur terlentang. Bila anak umur 0 sampai 24
bulan diukur berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan
menambah 0,7 cm. Ukuran tinggi badan (TB) digunakan untuk anak umur
diatas 24 bulan yang diukur berdiri. Bila anak umur diatas 24 bulan diukur
terlentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan
0,7 cm (Kemenkes RI, 2011). Pengukuran tinggi badan anak balita diatas
24 bulan dan sudah dapat berdiri diukur dengan alat pengukur mikrotoa
yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. Untuk bayi atau anak yang belum
dapat berdiri atau masih berumur 0.24 bulan, digunakan alat pengukur
panjang badan bayi lengtboard (Supariasa, 2016).
d. Indeks Antropometri
Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status
gizi adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).Klasifikasi status
gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur adalah sangat pendek,
pendek, normal, dan tinggi (Kemenkes, 2011).
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal.Pada keadaan normal, tinggi badan
tumbuh seiring dengan pertambahan umur.Pertumbuhan tinggi badan
tidak seprti berat badan, relative kurang sensitive terhadap masalah
kekurangan gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap tinggi badan akan Nampak dalam waktu yang relative lama
(Supariasa, 2016).
Antropometri
score)
Tinggi >2 sd
Sumber : Kemenkes, 2011
a. Pendapatan
keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan maka akan meningkat
peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih
baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya
daya beli pangan. Sehingga orang tua yang menghasilkan pendapan
tinggi, akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat
menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang
sekunder. keadaan ekonomi keluarga relative mudah diukur dan
berpengaruh besar pada konsumsi pangan, terutama pada golongan
miskin.Hal inidisebabkan karena penduduk golongan miskin
menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk memenuhi
kebutuhan makan.Dua perubahan ekonomi yang cukup dominan sebagai
determinan konsumsi pangan maupun harga komoditas kebutuhan dasar
(Sulistjiningsih, 2011).
seseorang dalam memilih bahan pangan demi memenuhi kebutuhan
hidupnya. Orang yang memiliki pendidikan tinggi akan cenderung memilih
bahan pangan yang lebih baik dalam kuantitas maupun kualitas
dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah (Sulistjiningsih,
2011).
penglihatan maupun pendengaran terhadap objek tertentu, sehingga
seseorang menghasilkan sesuatu yang diketahui (Notoatmodjo
2012).Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau
tingkat yang bebeda-beda.secara garis besar dibagi atas 6 tingkatan
pengetahuan yaitu :
banyak mengandung vitamin c, jamban tempat membuang air besar,
dan lain-lain.
detailtentang obyek yang diketahui serta dapat menginterpretasikan
suatu materi secara benar.
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
komponen-komponen,yang berkaitan antara satu dengan
12
menggambarkan,membedakan, mengelompokkan dan lain-lain.
formulasi-formulasi yang telah ada.dan menghubungkan di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya, dapat membuat
kesimpulan tentang artikel yang dibaca.
6. Evaluasi (Evaluation)
kriteria-kriteria yang ada.
perawatan dan pemberian makan oleh ibunya. Pengetahuan gizi ibu
sangat penting menentukan komposisi menu makanan sehat yang
diberikan pada (Notodoadmojo, 2012)
tentang gizi dan dengan stunting
1. Hubungan Pendapatan dengan Kejadian Stunting
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak dan status gizi anak, karena orang tua dapat menyediakan
semua kebutuhan anak (Suhendri, 2009). pendapatan keluarga yang
tinnggi dapat memenuhi ketersediaan pangan dalam rumah tangga
sehingga akan tercukupi zat gizi dalam keluarga. Sebaliknya jika
pendapatan yang rendah maka akan mengakibatkan ketersediaan pangan
dalam rumah tanggga tidak tercukupi. Sehingga pemenuhan zat gizi
dalam keluarga tidak efesien dan berdampak pada pertumbuhan anak.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Intje Picauly dan sarci
Magdalena Toy (2013) menunjukkan bahwa keluarga dengan tingkat
13
sebesar 62,128 kali lebih besar dibandingkan keluarga dengan tingkat
pendapatan yang tinggi.
Perubahan sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan yang lebih tinggi maka akan mudah lebih mudah menyerap
informasi (Nursalam dalam buku wawan dan Dewi M 2017) sehingga
dapat mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup
khususnya dalam kesehatan( (Wawan dan Dewi, 2017, sehingga
pendidikan ibu yang tinggi akan menerapkan perilaku hidup sehat dalam
keluarga sehingga status gizi pada anak akan baik. Sebaliknya
pendidikan ibu yang rendah, tidak dapat menerapkan perilaku hidup sehat
dalam keluarga sehingga akan mengakibatkan masalah stus gizi
contohnya stunting pada balita. Pendidikan ibu tampak lebih kuat
hubungannya dengan stunting.
Stunting
dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang semakin mudah
menerima informasi, sehingga makin baik pengetahuannya, akan tetapi
seseorang yang berpendidikan rendah belum tentu berpengetahuan
rendah. Pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal akan
tetapi juga bisa diperoleh melalui pendidikan nonformal, seperti
pengalaman pribadi, media lingkungan dan penyuluhan kesehatan,
Kusmivati, dkk (2014). Maka Pengetahuan ibu yang baik tentang gizi
akan mempengaruhi pola asuh ibu contohnya dalam hal pemberian
makanan.
14
Toy (2013) menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan gizi
kurang/rendah, memiliki peluang anaknya mengalami stunting
dibandingkan dengan pengetahuan gizi baik. Hal ini berarti bahwa jika
pengetahuan gizi ibu kurang maka akan diikuti dengan peningkatan
kejadian stunting sebesar 3,264 kali. Hal ini sesuai dengan penelitian
Fikhar (2003) yang mengatakan ada hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan dengan status gizi buruk dengan nilai OR sebesar
3,428 kali. Pengetahuan seorang ibu dibutuhkan dalam perawatan
anaknya, dalam hal pemberian dan penyediaan makanannya, sehingga
seorang anak tidak menderita kekurangan gizi.
15
Management of Severe Malnutition [WHO ,2000]
Terjadinya masalah gizi pada anak balita menurut WHO 2000,
yang menjadi masalah dasar yaitu krisis ekonomi, politik dan sosial akan
mengakibatkan kemiskinan pendidikan yang rendah, ketersediaan pangan
, dan kesempatan Kerja. dalam hal ini pendidikan ibu yang rendah ,
pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan keluarga yang rendah dari
hasil kerja akan menyebabkan faktor tidak langsung seperti perilaku/
Status Gizi
Kesempatan Kerja
terpenuhi, pengetahuan tentang pelayanan kesehatan dan sanitasi yang
kurang akan mengakibatkan penyebab langsung seperti asuhan gizi balita
yang kurang dan penyakit infeksi. Dengan begitu masalah gizi terhadap
balita akan terjadi seperti masalah gizi stunting.
E. Kerangka Konsep
tentang gizi , dan Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Stunting pada
Anak Umur 6-23 Bulan.
No Variabel DefenisiOperasional Skala Ukur
1. Stunting Stunting adalah keadan dimana panjang badan anak tidak sesuai dengan umur. Panjang badan biasanya diukur dengan menggunakan alat infatometer dengan cara terlentang. Jika panjang anak tidak mau diukur panjang badan dengan terlentang atau anak sudah bisa berdiri, anak tersebut bisa diukur dengan dengan alat microtoa dengan penampahan 0,7 cm. Kategori stunting dikategorikan menjadi 2 yaitu: Stunting : <- 2 standar deviasi (SD) Tidak stunting : ≥ - 2 standar deviasi (SD) Kementerian kesehatan RI 2011
Ordinal
2 Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga adalah hasil yang berupa uang yang diperoleh tiap bulan dan kemudian dibandingkankan dengan Upah Minimum Kota (UMK) . UMK 2016 kota Binjai yaitu 1.700.000. kategori status ekonomi atau pendapatan Perkapita keluarga dikategorikan menjadi 2 yaitu: Rendah : < Rp. 1.700.000 Tinggi : ≥ Rp.. 1.700.000 Sumber, UMK binjai ( Upah minimum Kota) , 2016
Ordinal
2 Pendidikan ibu
Pendidikan ibu adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh responden dan dikategorikan menjadi dua yaitu: Rendah (SMP ke bawah) Tinggi (SMA ke atas ) Sumber, jurnal Rahayu Atikah, dan Laily Khairiyati 2014
Ordinal
3 Pengetahuan ibu tentang gizi
Pengetahuan ibu tentang gizi adalah pengetahuan ibu tentang gizi yang diukur denganinstrument yaitumenggunakan 20 pertanyaan kuesioner yang skor tertingginya tiap jawaban yang benar adalah 3 dan skor jawaban salahnya adalah 0. Pengetahuan ibu yang akan diukur meliputi: pengetahuan ibu tentang keragaman makanan , gizi seimbang, Asi, dan bentuk makanan Balita . Skor tertinggi( jlh Kuesione)r – Skor rendah (jlh Kuesioner) Kategori 3(20) – 0 (20) 2 Hasilnya kemudian dikategorikan menjadi :
Baik : Skor 31-60
Ordinal
18
Binjai Utara
H2= Ada hubungan Pendidikan ibu dengan kejadian stunting pada anak
umur 6-23 bulan Di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai
Utara
stunting pada anak umur 6-23 bulan Di wilayah Puskesmas Jati
Makmur Binjai Utara
Penelitian ini dilakukan pada ibu yang memiliki anak umur 6-23
Bulan yang berlokasi diwilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai
Utara. Penelitian ini dilakukan dari 25 November 2017 sampai dengan 6
Juli 2018.
Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional (potong lintang). Rancangan Penelitian Survei
cross sectional adalah suatu penelitian untuk pendekatan, observasi atau
pengumpulan data secara langsung pada waktu bersamaan.(Notoatmojo,
2010).
Jumlah Populasiseluruh Ibu yang memiliki anak umur 6-23 bulan di
wilayah Puskesmas Jati Makmur Binjai Utarayaitu sesuai hasil survey
yang kami lakukan yang datanya kami mendapatkan dari puskesmas,
Jumlah populasi adalah 831 orang.
2. Sampel
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Penentuan
sampel dilakukan dengan kriteria inklusi anak/sampel dan responden
sebagi berikut :
b. Berdomisili diwilayah Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara
c. Ibunya atau orangtuanya dapat berkomunikasi dengan baik
d. Diasuh oleh ibu sendiri bukan anggota keluarga lain
e. Sampel tidak dalam keadaan sakit
f. Orang tuanya setuju sebagai responden dan anaknya sebagai
subyek dengan menandatangani info consent (IC)
20
Dalam menentukan besar sampel, jumlah populasi (N) dapat
diketahui dari daftar jumlah ibu yang memiliki anak umur 6-23 bulan
diwilayah Puskesmas Jati Makmur.
n= N.Z ².p.q
d²(N-1) + Z².p.q
q : 1-p = 1-0,53 = 0,47
d: beda antara proporsi di sampel dengan di populasi (8%)
Maka, n=N.Z ².p.q
d²(N-1) + Z².p.q
Jadi besar sampel adalah sebesar 127 orang.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik
proportional stratified random sampling. Kemudian dilakukan pengambilan
sampel untukmasing-masing dusun dengan rumus sebagai berikut:
n = n× N1
n = Jumlah ibu balita di masing-masing dusun
N= Jumlah seluruh ibu balita
N1 = Besar sampel yang ditarik dari populasi
Maka , Jati Makmur = n1 = 292 x 127
835
835
835
dari objek penelitian yang dilakukan yaitu:
1) Data Identitas Responden dan balita
a) Responden meliputi : Nama Responden (Ibu Balita), umur
b) Balita meliputi : Nama Balita, jenis kelamin, Umur
2) Data Pendapatan Keluarga
hasil pendapatan perkapita keluarga perbulan.Hasilnya dibandingkan
dengan rata-rata dengan UMK Kota Binjai.
3) Data Pendidikan Ibu
pendidikan ibu. Kemudian hasilnya dikategorikan yaitu:
Rendah ( SMP ke bawah) dan Tinggi (SMA ke atas).
22
Data ini dikumpulkan dengan metode wawancara dengan alat
bantu kuesioner. Pada penelitian ini terdapat 20 pertanyaan yang
berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang gizi. Semua pertanyaan
bersifat tertutup dengan model pilihan ganda.
5) Data Panjang Badan Balita
Data panjang balita diperoleh dengan mengukur panjang
balitadengan menggunakan alat ukur length board atau Infantometer.
Langkah-Langkah mengukur panjang badan:
1. Letakan pengukuran panjang badan pada meja atau tempat yang
rata. Bila tidak ada meja, alat dapat diletakkan diatas tempat yang
datar (misalnya , lantai)
2. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan
panel penggeser di sebelah kanan pengukur. Panel kepala
adalahpengukur. Panel kepala adalah bagian yang tidak bisa di
geser.
3. Tarik geser bagian panel yang dapat sampai diperkirakan cukup
panjang untuk menaruh bayi/anak
dan kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat
digeser.
5. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/anak sampai lurus dan
menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur.tekan telapak kaki
bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian panel
yangdapat digesesr sampai persis menempel padatelapak
kakibayi/anak
6. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang
lebih besar. Misalkan:67,5 cm. jangan lupa untuk mencatat hasil
pengukuran.
23
bulan usia penuh(Completed Month)
Umur : 6 bulan 5 hari , dihitung 6 bulan
9 bulan 27 hari, dihitung 9 bulan
Untuk melengkapi data umur dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
1. Meminta surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang dibuat
oleh orang tuanya.apabila tidak ada, jika memungkinkan cobalah
mmeminta catatan kelahiran pada pamong desa.
2. Jika diketahui kalender lokal seperti bulan arab, atau bulan local
(jawa, sunda, dan lain-lain) cocokan dengan kalender nasional
3. Jika tetap tidak diketahui, catatan kelahiran anak berdasarkan daya
ingat orang tua atau berdasarkan kejadian-kejadian penting, seperti
lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kepala desa atau peristiwa
nasional, seperti pemilu, banjir, gunung meletus dan lain-lain.
4. Cara lain jika memungkinkan dapat dilakukan dengan
membandingkan anak yang diketahui umurnya dengan anak
kerabat/tetangga yang diketahui pasti tanggal lahirnya, misalnya :
beberapa bulan lebih tua atau lebih tua.
5. Jika tanggal lahirnya tidak diketahui dengan tepat. Sedangkan bulan
dan tahunnya diketahui, maka tanggal lahir anak tersebut ditentukan
tanggal 15 bulan yang bersangkutan.
b. Data sekunder
Data yang dikumpulkan meliputi, gambaran lokasi penelitian dan
prevalensi terjadinya stunting pada balita di Kota Binjai yaitu 27 % bahwa
sudah melebihi rata-rata terjadinya stunting di Sumatera Utara yaitu
24,13%.
24
a. Pengolahan data
pertumbuhan menurut WHO (WHO,2010) yaitu :
Stunting : <- 2 standar deviasi (SD)
Tidak stunting : ≥ - 2 standar deviasi (SD)
2) DataPendapatan Keluarga
wawancara kepada responden dengan menanyakan pendapatan
perkapita keluarga yang didapat setiap bulannya. Hasilnya dibandingkan
dengan UMK kota binjai yaitu:
Rp. 1.700.000 dan dikategorikan menjadi 2 yaitu:
Tinggi : <1.700.000
Rendah : ≥ 1.700.000
dimulai secara editing,coding, Entri Data,cleaning kemudian dianalis
dengan alat bantu computer(Notoadmojo,2010)
3) Data Pendindikan Ibu
Rendah ( SMP ke bawah )
Tinggi ( SMA ke atas )
4) Data pendapatan Keluarga
menggunakan wawancara langsung dengan responden melalui 20
pertanyaan kuesioner yang skor jawaban benar adalah 3 (tiga) dan skor
salahn adalah 0 (nol), yang dijumlahkan dari seluruh kuesioner, dengan
menggunakan Penentuan interval dihitung dengan rumus :
25
= 60-0 2 = 30 nilai intervalnya
Berdasarkan kelas interval yang didapatkan maka pengetahuan ibu
tentang gizi dapat dikategorikan menjadi 2 , yaitu :
1) Baik : 31-60dari total skor
2) Kurang : 0-30 dari total skor
a) Editing
formulian atau kuesioner
pengKodeanatau coding , yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya jenis kelamin 1= laki-
laki, 2= perempuan. Pendidikan 1= SMA keatas ( Tinggi), 2 =
SMPkebawah ( Rendah).
dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukan dalam software”
komputer. Software yang sering digunakn untuk entri Data penelitian
adalah program SPSS for window.
d) Cleaning
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
sebagainya
26
setiap variable penelitian (notoatmodjo, 2010).univariat dilakukan untuk
melihat deskriptif atau data proporsi variable independen dan variabel
dependen.Variabel yang dianalis Univariat adalah pendidikan ibu,
pengetahuan ibu, dan penghasilan pendapatan keluarga dideskripsikan
dengan tabel frekuensi dan analisa berdasarkan presentase.
2. Analisa bivariat
pengetahuan ibu tentang gizi, dan hasil pendapatan keluarga dengan
kejadian stunting. Untuk melihat hubungan tersebut menggunakan
program komputerkemudian dilanjutkan dengan menggunakan uji chi
square Test dengan signifikan p<0,05. Jika p<0,05 Ha diterima dan jika
p>0.05 maka Ha ditolak.
Analisis Bivariat Meliputi:
anak umur 6-23 bulan
umur 6-23 bulan
pada anak umur 6-23 bulan
27
Binjai Utara adalah sebuah kecamatan di dalam Kota Binjai,
Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Binjai Utara terdiri atas 9
kelurahan :
Kecamatan Binjai Utara mempunyai luas 23,59 km² dengan jumlah
penduduk 70.713 dan dengan kepadatan 2.997 per km². Binjai Utara
mempunyai 2 Puskesmas (Puskesmas Kebun Lada dan Puskesmas Jati
Makmur) dan 1 Puskesmas Pembantu (Puskesmas Pembantu Jati Karya).
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Data Sampel
Data sampel yang digunakan untuk analisis univariat merupakan
anak balita usia 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur,
Binjai Utara. Data sampel meliputi jenis kelamin dan umur sampel. Jumlah
sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah 127 orang anak usia 6-23
bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur, Binjai Utara.
28
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 127 anak balita usia 6-23
bulan, kelompok jenis kelamin yang tinggi adalah perempuan 56,7%.
Sedangkan kelompok jenis yang rendah adalah laki-laki 43,3%.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Sampel
Jenis Kelamin N %
konsumsi pangan adalah pendapatan Perkapita keluarga dan harga.
Meningkatnya pendapatan maka akan meningkat peluang untuk membeli
pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya
penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli
pangan. Sehingga orang tua yang menghasilkan pendapan tinggi, akan
menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan
semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder.
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi pendapatan perkapita
keluarga dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data Pendapatan Perkapita
Keluarga
rendah sebanyak 62 keluarga (48.8%), dan keluarga yang pendapatan
tinggi sebanyak 65 keluarga (51.2%).
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden menggunakan
alat bantu kuesioner dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan perkapita
keluarga lebih banyak daripada pendapatan perkapita keluarga rendah.
29
konsumsi pangan seseorang dalam memilih bahan pangan demi
memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang yang memiliki pendidikan tinggi
akan cenderung memilih bahan pangan yang lebih baik dalam kuantitas
maupun kualitas dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah.
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi pendidikan ibu yang
dapat dilihat pada tabel 5 berikut :
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data pendidikan ibu
Variabel n %
pendidikan rendah sebanyak 61 orang (48%), dan yang pendidikan tinggi
sebanyak 66 orang (52%).
alat bantu kuesioner dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan ibu lebih
banyak berpendidikan tinggi.
Pengetahuan Pola asuh ibu merupakan perilaku ibu dalam
mengasuh balita mereka.Perilaku sendiri berdasarkan dipengaruhi oleh
sikap dan pengetahuan. Pengetahuan yang baik akan menciptakan sikap
yang baik, yang selanjutnya apabila sikap tersebut dinilai sesuai, maka
akan muncul perilaku yang baik pula.
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi pelaksanaan
pengetahuan seorang ibu tentang gizi yang dapat dilihat pada tabel 6
berikut :
Variabel N %
pengetahuan kurang tentang gizi sebanyak 38 orang (29.9%), dan yang
pengetahuan baik tentang gizi sebanyak 89orang (70.1%).
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden menggunakan
alat bantu kuesioner dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan masih
sangat kurang. Hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner untuk
melihat tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bahwa dari 20 soal yang
paling banyak tidak dapat dijawab yaitu soal nomor 9.
e. Data Jumlah Anak Yang Stunting
Keadaan stunting dapat dilihat dari Standard Deviasi (SD) yang
dihubungkan dengan umur dan tinggi badan anak yang ditetapkan oleh
World Health Organization (WHO).Dikatakan stunting apabila nilai
Standard Deviasi (SD) adalah <-2 SD.
Stunting pada balita sama halnya dengan keadaan kurang gizi akut
bila skor-z TB/U dibawah -2 SD, dan bila skor-z diatas -2 SD dikategorikan
normal. Untuk melihat keadaan stunting dilakukan dengan pengukuran
tinggi badan anak, lalu dibandingkan tinggi badan anak yang seharusnya
sesuai dengan umur anak tersebut.
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi jumlah anak stunting yang
dapat dilihat pada tabel 7 berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data jumlah anak stunting
Variabel N %
Berdasarkan table 7, diketahui bahwa jumlah sampel yang stunting
sebanyak 44 orang (34,6%), dan yang tidak stunting sebanyak 83 orang
(65,4%).
panjang badan dapat diketahui bahwa jumlah anak yang stunting lebih
rendah dibandingkan dengan jumlah anak yang tidak stunting.
31
stunting pada anak 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati
Makmur Binjai Utara.
dengan kejadian stunting pada anak 6-23 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Jati Makmur, Binjai Utara. Hasil analisis bivariat hubungan
Pendapatan Perkapita Keluarga dengan kejadian stunting pada anak 6-
23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur, Binjai Utara disajikan
pada tabel 8.
stunting pada anak 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Jati Makmur, Binjai Utara
rendah mempunyai anak balita stunting dalam penelitian ini sebanyak
41,9%. Untuk keluarga yangPendapatan tinggi mempunyai anak balita
stunting dalam penelitian ini sebanyak 27.7%.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0,134
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan Pendapatan Perkapita
Keluarga dengan kejadian stunting.
Pendidikan Ibu Stunting Tidak
b. Hubungan Pendidikan Ibu dengan kejadian stunting pada anak 6-
23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara.
Pendidikan Ibu pada penelitian ini tidak berhubungan dengan
kejadian stunting pada anak 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati
Makmur, Binjai Utara. Hasil analisis bivariat hubungan Pendidikan dengan
kejadian stunting pada anak 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati
Makmur, Binjai Utara disajikan pada tabel 9
Tabel 9. hubungan Pendidikan Ibu dengan kejadian stuntingpada
anak 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur,
Binjai Utara
pendidikan rendah mempunyai anak balita stunting dalam penelitian ini
sebanyak 36,1%. Untuk responden yang memiliki pendidikan tinggi
mempunyai anak balita stunting dalam penelitian ini sebanyak 33,3%.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0,891
menunjukkan tidakada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu
dengan kejadian stunting.
pada anak 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur
Binjai Utara.
dengan kejadian stunting pada anak 6-23 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Jati Makmur, Binjai Utara. Hasil analisis bivariat hubungan
Pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada anak 6-23 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur, Binjai Utara disajikan pada tabel
10.
stunting pada anak 6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Jati Makmur, Binjai Utara
pengetahuan kurang mempunyai anak balita stunting dalam penelitian ini
sebanyak 97,1%. Untuk responden yang Pengetahuan baik mempunyai
anak balita stunting dalam penelitian ini sebanyak 2,9%. Anak yang
stunting lebih banyak anak yang Pengetahuan Ibu yang rendah.
Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0,000
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Ibu
dengan kejadian stunting.
Pengetahuan tentang Gizi
KejadianStunting Pada Anak 6-23 Bulan di Wilayah Kerja
PuskesmasJatiMakmur, Binjai Utara
anak 6-35 bulan di Kecamatan Tambalang Kota Semarang.dari33 sampel
ada sebanyak 20 keluarga yang Pendapatan Keluarga Diatas UMR kota
Semarang dan sebanyak 10 keluarga yang Pendapatan Perkapita
Keluarga dibawah UMR Kota Semarang.
Hasil penelitian tersebut diatas sesuai dengan penelitian yang saya
lakukan di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara dimana
Pendapatan Perkapita Keluarga yang rendah lebih rendah dari
Pendapata Perkapita Keluarga Tinggi,hal ini memiliki perbedaan yang
tidak terlalu jauh antara Pendapatan Perkapita Keluarga Rendah dengan
Pendapatan Perkapita Tinggi.
sampel, didapatkan hasil persentase Pendapatan Perkapita Keluarga
terendah 48.8% diantaranya 41,9% mengalami stunting. danPendapatan
Perkapita Keluarga tertinggi sebanyak 51,2 %. Dan yang mengalami
stunting sebanyak 27,7%.
Dari hasil uji statistic Chi Square diperoleh tidak adanya hubungan
yang signifikan (p value = 0,13) antara Pendapatan Keluarga dengan
kejadian stunting. hal ini merupakan bukti bahwa Pendapatan Perkapita
Keluarga tidak berkaitan dengan terjadinya stunting.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan di
Kecamatan Tembalang Kota Semarang yang menyatakan bahwa
Pendapatan Perkapita Keluarga bukan merupakan faktor risiko kejadian
stunting. Berdasarkan hasil uji Fisher Exat diperoleh nilai p = 1.000 (p>
35
Pendapatan Perkapita Keluarga dengan stunting (pendek) pada Balita.Hal
ini bisa disebabkan karena Pendapatan yang diterima tidak sepenuhnya
dibelanjakan untuk kebutuhan makanan pokok, tetapi untuk kebutuhan
lainnya. Tingkat pendapatan yang tinggi belum tentu menjamin status gizi
baik pada balita, karena tingkat pendapatan belum tentu teralokasi cukup
untuk keperluan makan (Anindita, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Hadi Riyadi dkk pada tahun 2006,
juga menunjukkan bahwa tingkat pendapatan perkapita keluarga belum
ada pengaruh/hubungan dengan status gizi indikataor TB/U. Hal tersebut
dikarenakan Indikator TB/U merupakan gambaran status gizimasa
lampau, sementara nilai variabel bebas yang dijadikan variabel hanya
menunjukkan rekaman waktu yang lebih singkat.
b. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Anak
6-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jati Makmur, Binjai Utara
Hasil penelitian dapat diperoleh dari 127 sampel, pendidikan Ibu
rendah sebanyak adalah 61 sampel (48,0%). dan Pendidikan ibu yang
tinggi sebanyak 66 sampel (52,0%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anindita (2012), Hubungan
Tingkat pendidikan Ibu dengan stunting pada anak 6-35 bulan di
Kecamatan tambalang Kota Semarang. Dari 33 sampel dapat diketahui
bahwa pendidikan ibu (SMA-PT) sebanyak 23 Responden (69.7%) lebih
banyak dari pada Ibu berpendidikan rendah (ada yang sekolah dasar dan
ada yang tidak sekolah) yaitu sebanyak 10 responden
(30.3%).(Anindita,2012).
pendidikan tinggi sebanyak52,0% diantaranya yang mengalami stunting
sebanyak 33,3%.
Dari hasil uji statistic Chi Square diperoleh tidak ada hubungan
yang signifikan (p value = 0,89) antara Pendidikan Ibu dengan kejadian
stunting.
Tembalang Kota Semarang berdasarkan uji Fisher Exact diperoleh nilai
p=0.646(p>0.05) sehingga dapat dikatakan tidak ada hubungan antara
tingkat pendidikan ibu dengan stunting (pendek) pada balita Hal ini bisa
disebabkan karena indikator TB/U merefleksikan riwayat gizi masa lalu
dan bersifat kurang sensitif terhadap perubahan masukkan zat gizi,
dimana dalam hal ini ibu mempunyai peranan dalam alokasi masukkan zat
gizi. Berbeda dengan berat badan yang dapat naik, tetap atau turun, tinggi
badan hanya hanya bisa naik atau tetap pada suatu kurun waktu tertentu.
Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan
umur (Anindita,2012).
Stunting Pada Anak 6-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jati
Makmur, Binjai Utara
dan pengetahuan Ibu yang baik sebanyak 89 sampel (70.1%).
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Khoirun, dkk 2015, dengan
banyak sampel yaitu 34. Pengetahuan ibu yang kurang yaitu 29.4% dan
pengetahuan ibu yang tinggi yaitu 70.6 % (Khoirun,dkk 2015).
Dari Hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan ibu yang baik lebih banyak dari pada pengetahuan ibu yang
pengetahuan Kurang.
Pengethuan ibu yang baik sebanyak70.1%. Dan yang mengalami stunting
sebanyak 7,9%.
Dari hasil uji statistic Chi Square diperoleh ada hubungan yang
signifikan (p value = 0,00) antara Pengetahuan Ibu dengan kejadian
stunting.
diwilayah kerja puskesmas tanah kali kendinding kota surabaya tahun
2015, diketahui bawa ibu balita mempunyai anak stunting (61.8%) memiliki
pengetahuan rendah dari pada ibu yang memiliki anak normal atau tidak
stunting yaitu 29.4 %Hasil analisa chi-squaremenunjukkanbahwa
pengetahuan gizi ibu merupakan faktor yang berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita dengan (p=0.015) (Khoirun,dkk 2015) .
Dilakukan oleh Round nasikhah dan Ani di Kecamatan Semarang
TImur pada tahun 2012, berdasarkan hasil bivariat ( uji Chi square test),
diperoleh nilai p=0.041, menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang gizi
berhubungan dengan kejadian stunting.Pengetahuan ibu tentang gizi
merupakan faktor resiko kejadian stunting yang bermakna. Pengetahuan
akan menentukan perilaku ibu dalam menyediakan makanan dengan jenis
dan jumlah yang tepat agar anaknya dapat bertumbuh dan berkembang
secara optimal (Round dan Margawati ,2012).
Pengetahuan gizi yang tidak memadai kurangnya pengertian
tentang kebiasaan makan yang baik, serta pengertian tentang konstribusi
gizi dari berbagai jenis makanan akan menimbulkan masalah
gizi(Wulandari dan Indra, 2013).Penyediaan bahan dan menu makanan
yang tepat untuk balita dalam upaya peningkatan status gizi akan dapat
terwujud bila ibu mempunyai tingkat pengetahuan gizi yang
baik..ketidaktahuan mengenai informasi tentang gizi dapat menyebabkan
kurangnya mutu atau kualitas gizi makanan bagi keluarga khususnya bagi
makanan bagi makanan makanan yang dikonsumsi balita
(Sjahmien,2003). Salah satu penyebab gangguan gizi adalah kurangnya
pengetahuan gizi dan kemampuan seorang menerapkan informasi tentang
gizi dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat pengetahuan gizi ibu
mempengaruhi sikap dan perilaku dalam memilih bahan makanan, yang
lebih lanjut akan mempengaruhi keadaan gizi keluarganya (Suhardjo
2003).
38
A. Kesimpulan
1. Tingkat Pendapatan Keluarga rendah pada anak umur 6-23 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara sebanyak 48.8%
dan tingkat Pendapatan Perkapita Keluarga Tinggisebanyak 51.2%.
2. Tingkat Pendidikan Ibu rendah pada anak umur 6-23 bulan sebanyak
48.0% dan Pendidikan Ibu tinggi sebanyak 52.0%.
3. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang gizi kurangpada anak umur 6-23
bulan sebanyak 29.9% dan tingkat Pengetahuan Ibu tentang gizi baik
sebanyak 70.1%.
4. Ada hubungan Pengetahuan Ibu dengan kejadian stunting pada anak
6-23 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara.
5. Tidak ada hubungan Pendidikan Ibu dan Pendapatan Perkapita
Keluarga dengan kejadian stunting pada anak 6-23 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara.
B. Saran
Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan kejadian stunting pada balita
2. Bagi Peneliti Lain
referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai variabel lain dengan
kejadian stunting.
Sebagai masukkan bagi puskesmas Jati Makmur Binjai Utara tentang
jumlah persentase Pendidikan Ibu, Pengetahuan Ibu tentang gizi, dan
Pendapatan Perkapita Keluarga serta sebagai masukan bagi
Puskesmas untuk merencanakan kegiatan terkait variabel penelitian
dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
A Wawan dan Dewi M, 2017, Teoridan Pengukuran Pengetahuan, sikap, Dan Perilaku Manusia .Nuha Medika.yogyakarta
Achadi LA .2012. Seribu Hari Pertama Kehidupan Anak. Disampaikan
pada Seminar Sehari dalam Rangka Hari Gizi Nasional ke 60. FKM UI, Maret 2012 Depok.
Bishwakarma, R. 2011. Spatial Inequality in Children Nutrition in Nepal:
Implications of RegionalContext and Individual/Household Composition. (Disertasi, University of Maryland, College Park, United States). Diakses dari http:// hdl.handle.net/1903/11683
Brinkman HJ, de Pee S, & Sanogo I et al. 2010. High Food Prices and The
Global Financial Crisis Have Reduced Access to Nutritious Food and Worsened Nutritional Status and Health. J. Nut, 140, 153S— 161S.
Buku saku psg,2016.Hasil Laporan Pemantaun Status Gizi Sumatera
Utara. Chang SM, Susan PW, Grantham-McG S, & Christine AP. 2010.Early
childhood stunting and later fine motor abilities. Developmental Medicine and Child Neurology, 52 (9), 831—836.
Fikhar A. 2003. Faktor Determinan KEP pada Anak Usia 6 Bulan-3 Tahun
di Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2003. Program Pascasarjana UI, Jakarta
Hadi riyadi, dkk studi tentang status gizi pada rumah tanggamisikin dan tidak miskin . jurnal Gizi Indonesia 2006, 1
Hunt MJ. 2005. The potential impact of reducing global malnutrition on
poverty reduction and economic development. Asia Pacific Journal Clinical Nutrition 14 (CD Supplement), 10—38.
Hong R. 2007 Effect of economic inequality on chronic childhood under
nutrition in Ghana. Public Health Nutrition, 10 (4), 371—378. Intje Picauly dan Sarci Magdalena Toy, 2013.Analisis Determinan Dan
Pengaruh Stunting Terhadap Prestasi Belajar Anak Sekolah Di Kupang Dan Sumba Timur, NTT. Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana,NTT Keluarga Miskin. Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Airlangga,Surabaya , Indonesia.
40
Irviani A. Ibrahim , Ratih Faramita 2014, Hubungan faktor sosial ekonomi jeluarga dengan kejadian stunting usia 24-59 bulan diwilayah kerja Puskesmas Barombong Kota Makasar .
Kementerian kesehatan RI.2011.. Keputusan menteri kesehatan RI No.
1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Tahun 2013 [internet]: Status Gizi Anak Balita. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2013 [diakses tanggal 18 Mei 2014]. Available from: http://www.depkes.go.id
Khoirun Ni’mah, Siti Rahayu Nandiroh 2014. Faktor yang berhubungan
dengan kejadian stunting pada balita
Kemenkes RI (Ed). 2013. Standar Antropometri Penilaian status gizi anak . Jakarta:Direktorat Bina gizi
Kusharisupeni. Peran status kelahiran terhadap stunting pada bayi:
sebuah studi prospektif. Jurnal Kedokteran Trisakti. 2011;23:73-80. Kusmiyati, Syull Adam, S. P. 2014. Hubungan pengetahuan, pendidikan
Dan Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi Di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado.Journal, 64-70.
Lestariningsih. S.( 2000) Gizi Prima bayi dan balita : seri ayah bunda .
jakarta : Yayasan Aspirasi Pemuda Lee J, Houser RF, Must A, de Fulladolsa PP, & Bermudez OI. 2010.
Disentangling nutritional factors and household characteristics related to child stunting and maternal overweight in Guatemala. Economics and Human Biology, 8(2), 188—196.
Nasikhah, R dan Margawati , A . (2012) Faktor resiko kejadian stunting
pada balita 24-36 bulan di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Nutrition Colegge , 1(1). Diakses dari http ://www.ejournal –s1. Undip.ac.id
Ni’mah Cholifatum, Lailatul Muniroh, 2015,Hubungan Tingkat Pendidikan,
Tingkat pengetahuan Dan Pola Asuh Ibu Dengan Wasting dan Stunting Pada Balita
Notoatmodjo ,Soekidjo. 2012,.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta. Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta
Oktarina R. Hubungan Berat Lahir dan Faktor-faktor lainnya dengan
kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Lampung Tahun 2010 (Analisis Data Riskesdas 2010). Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2010.
Qurnia, Arista Tri. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Kebutuhan Gizi Dalam Status Gizi di Desa Bancong Kecamatan Wonosari Kabupaten Madium .
Putri Anindita , 2012. Hubungan tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan
Perkapita Keluarga, Kecukupan Protein dan Zinc dengan Kejadian Stunting(pendek)pada Balita usia 6-35 bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
Rahayu Atikah, dan Laily Khairiyati 2014, Risiko Pendidikan Ibu Terhadap
Kejadian Stunting Pada Anak 6-23 Bulan (Maternal Education As Risk Factor Sunting Of Child 6-23 Months -Old). Bagian Gizi Prodi Kesehatan Masyarakat, FK Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Banjarmasin
Rosha BC, Hardinsyah, dan Baliwati YF. 2012. Analisis Determinan
Stunting Anak 023 Bulan pada Daerah Miskin di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jurnal Penelitian Gizi Makan. 2012; 35(1): 34- 41.
Suhendri, Ucu. 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan status
Gizi Anak Di Bawah Lima Tahun (Balita) Di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tanggerang. Skripsi.Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Roundhotun Nasikha, Ani Margawati.2012.Faktor resikokejadian
stuntingpada balita usia 24-36 bulan di Kecamatan Semarang Timur.jurnal of Nutrition Colegge
Suhardjo. (2003) . Berbagi cara pendidikan gizi. Jakarta : Bumi Aksara Sulistjiningsih,Hariyani.2011.Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak , Graha
Ilmu Yogyakarta Supariasa I .D. N., Bakri, B., dan Fajar, I. 2016. Penilaian Status Gizi
( Revisi). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
42
Sutomo B, dan Anggraini DY2010..Menu Sehat Alami untuk Balita dan Batita.Jakarta : DeMedika Pustaka;
UMK Binjai(Upah Minimum Kota) , 2016.[ diakses tanggal 8 november
2015,
World Health organization.2010. Nutrition Lansdcape Information System
(NLIS) Country Profile Indicator: Interpretation Guide. WHO Press. Switzerland : Nutrition Lanscape Information System (NLIS) World Health Organization. World Health Statistics 2012 [internet]: Risk
Factors. Geneva: WHO Library Cataloguing in Publication Data; 2012 [diakses tanggal 18 Mei 2014]. Available from: http://www.apps.who.int
Wulandari , Yettik dan Dewi Indra2013.. Prinsip-prinsip Dasar Ahli Gizi.
Jakarta: Dunia Cerdas Wulan Siwi , 2007. Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Menu
Makanan Sehat Pada Balita Pringtulis Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.
Lampiran 1
Master Tabel
No Kode Responden Nama Sampel Umur (bulan) JK PB Sampel (cm) PB/U Kategori PB/U Kategori Pendidikan Kategori Pengetahuan Ibu Kategori Pendapatan
1 001 D.I.H 22 L 77.5 -3.11 Stunting Tinggi Baik Tinggi
2 002 R.S 9 L 64.9 -3.22 Stunting Rendah Baik Rendah
3 003 A.A.E 7 L 76 2.75 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
4 004 K.A.K 13 P 73.2 -1.01 tidak stunting Tinggi baik Tinggi
5 005 Z.S.A 18 L 75.5 -2.66 Stunting Tinggi Baik Tinggi
6 006 M.Y.A 11 L 70 -2.19 Stunting Tinggi Baik Tinggi
7 007 A.D.F 22 P 68 -2.47 Stunting Tinggi Kurang Tinggi
8 008 S.A 11 L 77.8 1.22 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
9 009 A.M 21 L 79.5 -2.24 Stunting Rendah Kurang Rendah
10 010 F.R 6 L 66.5 -0.48 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
11 011 Z.H 9 P 76 2.26 tidak stunting Rendah Baik Rendah
12 012 M.A.Y 7 P 69 0.16 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
13 013 Al 9 P 73 0.77 tidak stunting Tinggi baik Tinggi
14 014 K.K 10 P 74 0.9 tidak stunting Rendah Baik Tinggi
15 015 C.D.Z 21 P 80.5 -1.13 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
16 016 S.S 14 P 75.4 -0.51 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
17 017 R.S. 20 L 69.5 -2.35 Stunting Rendah Kurang Rendah
18 018 M.F 11 P 69.5 -1.71 tidak stunting Rendah baik Rendah
19 019 A.A.M 6 P 67.8 0.74 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
20 020 A.F 22 L 70.7 -2.29 Stunting Rendah Kurang Rendah
21 021 Ad 23 P 78 -2.53 Stunting Tinggi Kurang Tinggi
22 022 R.A 15 L 76 -1.47 tidak stunting Tinggi baik Tinggi
23 023 N.A 13 P 74.3 -0.35 tidak stunting Rendag Baik Tinggi
24 024 G.S 18 L 75 -2.72 stunting Tinggi kurang rendah
44
25 025 D.C.D 6 P 62.5 -1.54 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
26 026 H.N 12 P 81.4 2.51 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
27 027 A.M 8 P 65.5 -1.62 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
28 028 G.Y 17 P 85.9 1.99 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
29 029 J.D.D 15 L 76.8 -1.05 tidak stunting Rendah Baik Tinggi
30 030 R.S 6 P 65.6 -0.58 tidak stunting Rendah Baik Tinggi
31 031 M.R.A 12 L 70.5 -1.79 tidak stunting Rendah Baik Tinggi
32 032 R.A.A 6 L 66.8 -0.89 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
33 033 H.K 7 P 70.5 1.23 tidak stunting Rendah Baik Rendah
34 034 N.A.I 12 L 75.2 0.26 tidak stunting Rendah Baik Tinggi
35 035 S.S 8 P 69.5 0.01 tidak stunting Rendah Baik Rendah
36 036 T.P.A 14 P 74.7 -0.77 tidak stunting Rendah Baik Tinggi
37 037 A.P 7 L 71.3 0.52 stunting Rendah Kurang Tinggi
38 038 Z.A.S 10 P 69 -1.34 tidak stunting Rendah baik Rendah
39 039 S.Z.B 6 P 65.6 -0.11 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
40 040 Z.K 16 P 72.5 -2.26 stunting Rendah Kurang Tinggi
41 041 A.R.S 11 L 71 -1.55 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
42 042 A.R.P 21 L 79.4 -2.22 stunting Tinggi Baik Tinggi
43 043 S.M 22 P 77.8 -2.26 stunting Tinggi Kurang Tinggi
44 044 Alf 22 L 84.7 -0.48 tidak stunting Tinggi baik Tinggi
45 045 R.A 6 L 69 0.32 tidak stunting Tinggi Baik tinggi
46 046 A.A 12 L 74 -0.87 tidak stunting Rendah Baik Rendah
47 047 Y.P.A 10 P 75 1.14 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
48 048 T.H 16 L 80.2 -0.06 tidak stunting Tinggi Baik tinggi
49 049 H.N 8 L 65.3 -2.55 stunting Tinggi Kurang tinggi
50 050 M.A 16 P 69.5 -3.35 stunting Rendah Kurang Rendah
51 051 RI 20 P 76.6 -2.11 stunting Rendah Kurang Rendah
45
52 052 M.R.P 7 L 64.9 -2.28 stunting Rendah kurang Rendah
53 053 KH 13 P 83 2.67 tidak stunting Rendah Baik Rendah
54 054 N.A.Z 20 P 84.5 0.29 tidak stunting Rendah Baik Rendah
55 055 N.S.W.C 8 P 61.7 -3.13 stunting Tinggi Kurang Rendah
56 056 Z.S 13 P 75.4 -0.01 tidak stunting Rendah Baik rendah
57 057 A.K 23 P 84 -0.49 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
58 058 N.Z 13 P 70.1 -2.29 stunting Rendah Kurang Rendah
59 059 A.A 22 P 74.5 -3.33 stunting Rendah Kurang Tinggi
60 060 M.R 23 L 85.6 -0.48 tidak stunting Rendah Baik Rendah
61 061 N.D.P 7 P 66.5 -0.79 tidak stunting Rendah baik Rendah
62 062 N.U.L 23 P 81.5 -1.66 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
63 063 P.N 11 P 67.5 -2.58 stunting Tinggi kurang Tinggi
64 064 A.S.P 11 P 70.5 -1.26 tidak stunting Rendah Baik Rendah
65 065 FE 9 P 73 0.77 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
66 066 U.A 9 L 73 -0.1 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
67 067 A.D 12 L 75 -0.46 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
68 068 A.P.R 8 P 65.2 -1.98 tidak stunting Rendah Baik Rendah
69 069 A.A. 9 P 64.8 -2.51 stunting Tinggi Kurang Tinggi
70 070 F.I 11 L 78.7 1.26 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
71 071 G.P 6 L 69.1 0.02 tidak stunting Rendah Baik Rendah
72 072 AG 11 P 71.5 -0.94 tidak stunting Tinggi Baik tinggi
73 073 K.A 8 P 73 1.36 tidak stunting Rendah Baik Rendah
74 074 AQ 15 P 75.3 -1.14 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
75 075 R.T 19 L 78 -1.91 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
76 076 H.Z 19 P 79.5 -0.76 tidak stunting Rendah Baik Tinggi
77 077 T.W.F.H 13 L 75.1 -0.83 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
78 078 Z.A 10 P 69.1 -1.21 tidak stunting Rendah baik Rendah
46
79 079 Kaaysha 11 P 68 -2.28 stunting Rendah kurang Rendah
80 080 S.R 16 P 70.4 -2.99 stunting Rendah Kurang Renda
81 081 RI 17 L 75.6 -2.28 stunting Tinggi kurang Tinggi
82 082 MO 17 L 70.3 -4.22 stunting Rendah Kurang Rendah
83 083 FA 20 P 76.1 -2.44 stunting Tinggi Kurang Rendah
84 084 AR 19 P 77.1 -1.58 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
85 085 N.S 12 P 73.1 -0.43 tidak stunting Rendah Baik Rendah
86 086 A.K.H 15 L 74 -2.36 stunting Tinggi Kurang Rendah
87 087 R.A 14 L 73.3 -2.19 stunting Tinggi Baik Rendah
88 088 KA 20 P 83.5 0.19 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
89 089 SA 18 P 73 -2.72 stunting Tinggi Kurang Tinggi
90 090 F.A.A 11 P 61.7 -4.69 stunting Tinggi kurang Rendah
91 091 S.A 19 P 78.6 -1.3 tidak stunting Rendah baik Tinggi
92 092 ZI 18 P 73.1 -2.91 stunting Rendah Kurang Rendah
93 093 N.Z 12 P 70.5 -1.43 tidak stunting Rendah baik Tinggi
94 094 AS 8 L 67.2 -1.75 tidak stunting Tinggi baik Tinggi
95 095 AI 16 P 75 -1.5 tidak stunting Rendah Baik Rendah
96 096 SO 11 L 72.5 -0.95 tidak stunting rendah Baik Tinggi
97 097 K.A 9 P 69.5 -0.54 tidak stunting Rendah Baik Rendah
98 098 B.Z 7 P 64.7 -1.55 tidak stunting Rendah Kurang Tinggi
99 099 SY 7 P 67.3 -0.49 tidak stunting Rendah Baik Tinggi
100 100 Z.A.P 6 P 61.3 -2.45 stunting Rendah Kurang Rendah
101 101 Y.S 9 L 65.1 -3.29 stunting Tinggi Kurang Tinggi
102 102 L.N 7 P 67 -0.25 tidak stunting Rendah Baik Tinggi
103 103 M.A 8 L 66.8 -1.83 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
104 104 M.H 11 L 75.3 0.36 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
105 105 M.F 11 L 75.6 0.49 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
47
106 106 H.N 8 L 66.8 -1.87 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
107 107 I.M 19 L 80.3 -1.38 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
108 108 M.S 11 L 73.6 -0.62 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
109 109 A.R 8 L 66.3 -2.13 stunting Rendah Kurang Rendah
110 110 S.H 16 L 75.3 -2.14 stunting Tinggi Baik Rendah
111 111 M.A.A 9 L 65.8 -2.8 stunting Tinggi Kurang tinggi
112 112 AU 13 P 68.7 -2.51 stunting Tinggi Kurang Rendah
113 113 Y.S 21 L 79.5 -2.09 stunting Rendah Kurang Rendah
114 114 M.T.N 10 P 78.2 2.52 tidak stunting Rendah Baik Rendah
115 115 P.K.P 14 P 69.4 -2.61 stunting Rendah Kurang Rendah
116 116 Y.D 11 L 82.1 3.03 tidak stunting Rendah Baik Rendah
117 117 G.D.P 21 L 81.7 -1.32 tidak stunting Rendah Baik Rendah
118 118 Y.P 10 P 68.6 -1.42 tidak stunting Tinggi Baik Rendah
119 119 AL 15 L 76.5 -1.22 tidak stunting Rendah Baik Rendah
120 120 AQ 21 P 82.6 -0.49 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
121 121 KE 18 L 77 -2.18 stunting Rendah Kurang Tinggi
122 122 H.P 17 L 70.7 -4.04 stunting Rendah Kurang Rendah
123 123 A.N 11 P 69.7 -1.54 tidak stunting Rendah Baik Rendah
124 124 V.L 15 P 71.2 -2.36 stunting Rendah Kurang Rendah
125 125 R.A 14 L 82.3 1.58 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
126 126 A.T.R 16 P 74.6 -1.71 tidak stunting Rendah Baik Rendah
127 127 N.A.N 14 P 76 -0.17 tidak stunting Tinggi Baik Tinggi
48
Jenis_kelamin_sampel
perempuan 72 56.7 56.7 100.0
Total 127 100.0 100.0
Kategori_pendapatan
Tinggi 65 51.2 51.2 100.0
Total 127 100.0 100.0
3. Distribusi Pendidikan Ibu
Tinggi 66 52.0 52.0 100.0
Total 127 100.0 100.0
Kategori_pengetahuan
Baik 89 70.1 70.1 100.0
Total 127 100.0 100.0
Total 127 100.0 100.0
kategori_pendapatan * kategori_pb_u Crosstabulation
% within
% within
Likelihood Ratio 2.854 1 .091
Fisher's Exact Test .098 .067
Linear-by-Linear Association 2.821 1 .093
N of Valid Cases b 127
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,48.
b. Computed only for a 2x2 table
51
kategori_pendidikan * kategori_pb_u Crosstabulation
% within kategori_pendidikan 36.1% 63.9% 100.0%
tinggi Count 22 44 66
% within kategori_pendidikan 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 44 83 127
% within kategori_pendidikan 34.6% 65.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df
Likelihood Ratio .104 1 .747
Fisher's Exact Test .852 .445
Linear-by-Linear Association .104 1 .747
N of Valid Cases b 127
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,13.
b. Computed only for a 2x2 table
52
kategori_pengetahuan * kategori_pb_u Crosstabulation
% within
% within
Likelihood Ratio 105.606 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 93.474 1 .000
N of Valid Cases b 127
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,17.
b. Computed only for a 2x2 table
53
No Kegiatan 2017 2018
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags
1
Penentuan
- Transportasi
Rp200.000,-
Rp50.000,-
3 Biaya Enumerator 5 orang x Rp 100.000 Rp500.000
4 Bahan kontak 150 orang x Rp 5.000 Rp750.000
5 Transportasi Pengumpulan Data Rp. 350.000
6 Penggandaan Proposal
Jumlah Rp3.105.500
(INFORMED CONSENT)
Selamat Pagi/Siang/Sore
Alwin Dakhi Mahasiswa Semester VII Program Studi D-IV Jurusan Gizi
Poltekkes Medan, bermaksud melakukan Penelitian mengenai Hubungan
Pendapatan Keluarga, Pendidikan Ibu, dan Pengetahuan Ibu tentang Gizi
Pendapatan Keluarga dengan kejadian Stunting pada anak umur 6-23 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara. Penelitian ini dilakukan
sebagai bagian dari proses pembelajaran dalam penyelesaian studi di Jurusan
Gizi, Poltekkes Kemenkes Medan.
ketempat (home visit) responden yang terkait dengan penelitian dan semua
informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk
penelitian ini.
Nama :…………………………………………………..
mengajukan pengunduran diri.Atas perhatian dan ketersedian ibu menjadi
responden dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Lubuk Pakam,……………2017
IBU TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA
ANAK UMUR 6-23 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS JATI MAKMUR BINJAI UTARA
Hari / tanggal : Desa / Kel : Petunjuk umum : 1. Jawablah pertanyan berikut sesuai dengan petunjuk pengisian. 2. Bila ada pertanyaan / pernyataan yang tidak dimengerti silahkan tanyakan langsung kepada peneliti. 1. DataResponden Petunjuk pengisian : 1. Isilah titik-titik pada tempat yang telah disediakan 2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu nomor yang menjadi pilihan anda. Kode responden : …………….(diisi oleh penulis) Nama Responden : …………….. Tingkat pendidikan :..……………
(1) SD (2) SMP / Sederajat (3) SMA / Sederajat (4) Diploma/Perguruan tinggi (5) ) Tidak Sekolah
Pendapatan Keluarga perbulanan : Rp. ………….
1 Menurut Ibu apa yang dimaksuddengan Asi Eksklusif….?
a) 0-6 bulan hanya asi saja tanpa diberi makan b) 0-5 bulan hanya asi saja dan diberi makan c) Sejak lahir diberi asi dan makan
2 Menurut ibu ASI diberikan sampai anak umur….?
a) 0-24 bulan b) 0-12 bulan c) 0-6 bulan
3 Menurut ibu Apa itu MP-ASI….?
a) Makanan Pendamping ASI b) Makanan pokok ASI c) Makanan pengganti ASI
4 Menurut ibu, sebaiknya anak mulai diberi makan umur…..?
a) > 6 bulan b) 4 bulan c) Sejak lahir
5 Menurut ibu , apa fungsi makanan bagi anak………?
a) Sebagai zat pembangun , zat tenaga, dan zat pengatur b) Sebagai zat tenaga dan menunda rasa lapar c) Memberi rasa kenyang
6 Menurut ibu apa fungsi dari asupan protein…..?
a) Pertumbuhan dan memelihara jaringan tubuh b) Menjaga kesehatan tubuh c) Membuat anak pintar
7 Menurut ibu memberi makan anak seharusnya disesuaikan dengan….?
a) Usia dan kebutuhan gizi anak b) Kesukaan anak c) Kesenangan ibu
58
8 Menurut ibu, bentuk makanan anak sebaiknya…..?
a) Sesuai dengan umur b) Sesuai dengan kebutuhan c) Sesuai dengan kesukaan anak
9 Apakah dirumah ibu sering menghidangkan makanan yang beranekaragam(terdiri dari: makanan pokok, sayur, lauk hewani, lauk nabati, dan buah. …?
a) Sering b) Kadang-kadang c) Tidak pernah
10 Menurut ibu sumber lauk hewani yang baik untuk anak adalah…?
a) Ikan, produk susu, ayam, telur b) Ikan, ayam , telur , tahu c) Telur, hati ayam , tempe
11 Menurut ibu, menu seimbang itu seperti apa?
a) Nasi+ikan+sayur+susu b) Nasi+ikan c) Nasi++buah
12 Kekurangan asupan makanan bergizi terhadap anak akan mengakibatkan…….?
a) Masalah status gizi pada anak b) Sakit c) Lapar
13 Menurut ibu, sayur adalah sumber……? a) Vitamin dan mineral b) Vitamin dan air c) Vitamin dan protein
14 Menurut ibu sumber makanan yang mengandung protein nabati adalah…..?
a) Tahu, tempe, dan kacang-kacangan b) Kacang hijau, tempe, telur c) Ikan, telur, tempe
59
15. asupanmakanan yang baik pada anak akan membuat ….? a) Satatus gizi anak baik b) Anak gendut c) Anak anak kuat
16 Menurut ibu vitamin D sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan ?
a) Tulang dan gigi b) Tulang dan otot c) Gigi dan otot
17
Asam lemak esensial omega-3 yang baik untuk perkembangan otak anak-anak banyak terdapat pada...?
a) minyak ikan, kacang-kacangan dan vitamin B komplek b) sayuran berwarna kuning dan merah c) minyak kelapa, buah-buahan dan vitamin C
18 Bahan pangan di bawah ini yang banyak mengandung vitamin A adalah .....?
a) pepaya, labu kuning dan brokoli b) tahu, tempe kedelai, bakso c) cumi-cumi, udang, ikan
19 Menurut ibu untuk mencegah agar tidak hilangn zat gizi pada bahan makanan sebaiknya pengolahan bahan makanan yaitu…..?
a) di cuci dulu baru dipotong b) dipotong dulu baru dicuci c) dipotong dan tidak dicuci
20 Menurut ibu , pertumbuhan anak seharusnya….. ?
a) Bertambah umur disertai dengan bertambahnya tinggi/panjang badan dan berat badan anak
b) Bertambahnya tinggi anak adan sehat c) Sehat dan pintar
60
Bulan di Wilayah Kerja PuskesmasJati Makmur Binjai Utara
Dosen Pembimbing : Herta Masthalina, SKM, MPH
No Hari / Tanggal Topik Bimbingan TTD
Mahasiswa
TTD
Pembimbing
belakang
4 19/10/2017 Revisi BAB I dan diskusi BAB II
5 24/10.2017 Revisi BAB II dan diskusi BAB
III
Lampiran
14 08/06/2018
16 20/06/2018 Perapian BAB III dan mulai
penulisan BAB IV
Pembaasan
62
penyusunan Lampiran
dariBAB I sampai BAB V
20 203/08/2018 Skripsi selesai dan di setujui
untuk di seminarkan
63
Wawancara Kuesioner
Jumlah Bersaudara : 3 Bersaudara
3. SMA Negeri I Teluk Dalam
Hobby : Main Musik dan Jalan-Jalan
Motto : Semua Indah Pada Waktunya
Judul Skripsi :Hubungan Pendapatan Keluarga, Pendidikan,
danPengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Kejadian
Stunting Pada Anak Umur 6-23 Bulandi Wilayah
Kerja PuskesmasJati Makmur Binjai Utara
65
Nama : Alwin Dakhi
Menyataka bahwa Sikripsi yang saya susun ini adalah bernar saya
kerjakanmulai dari tinjauan pustaka sampai pengolahan data, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila hal
tersebut tidak benar , maka saya bersedia mengikuti ujian ulang (ujian utama
saya dibatalkan