15
Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang Disusun untuk memenuhi mata kuliah dasar riset keperawatan Dosen Pembimbing : Ibu Sarah Ulliya, S.Kp., M.Kes Disusun Oleh : Destini Puji Lestari 22020111130032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Pada Bayi di Kecamatan Banyumanik

Kota Semarang

Disusun untuk memenuhi mata kuliah dasar riset keperawatan

Dosen Pembimbing : Ibu Sarah Ulliya, S.Kp., M.Kes

Disusun Oleh :

Destini Puji Lestari

22020111130032

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

2012

Page 2: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Penelitian : Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Nama : Destini Puji Lestari

NIM : 22020111130032

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Fakultas : Kedokteran

Mengesahkan :

Pembimbing

Tanggal 26 April 2012

Sarah Ulliya, S.Kp. M.Kes

NIP. 19701262001122001

Page 3: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Agus Santoso, S.Kp, M.Kep

NIP. 197208211999031002

Page 4: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

Daftar Isi

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan

4. Manfaat

Bab II

1. Tinjauan Pustaka

2. Kerangka Teori

3. Hipotesis

Bab III

Metodologi Penelitian

1. Kerangka konsep

2. Desain penelitian

3. Populasi dan sampel

4. Instrumen penelitian

5. Analisis

Bab IV

Penutup

Daftar Pustaka

Page 5: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi terhadap pertumbuhan bayi usia 0-24 bulan

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kebiasaan perilaku masyarakat.

Ketidaktahuan ibu tentang cara pemberian makanan untuk anak dan bayi dapat menjadi

penyebab langsung dan tidak langsung kekurangan gizi terhadap bayi, terutama usia di

bawah dua tahun (baduta).Ketidaktahuan ini bisa dipengaruhi dari tingkat pendidikan ibu dan

wawasan yang dimiliki.

Semakin bertambahnya usia bayi, maka semakin bertambah pula kebutuhan gizinya.

Kebutuhan gizi tersebut dapat di pengaruhi oleh asupan makanan sehari-hari dan juga

kualitas makanan pendamping. Sejak bayi memasuki usia 6 bulan kebutuhan karbohidrat,

vitamin, protein dan mineral semakin bertambah. Kebutuhan nutrisi itu bisa diperoleh dengan

pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI). Dalam pemberian MP-ASI diperlukan

beberapa pertimbangan seperti kualitas MP-ASI, frekuensi pemberian, dan porsi.

Beberapa permasalahan pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) antara lain ;

pemberian makanan pralaktat sebelum ASI keluar, kolostrum dibuang, pemberian MP ASI

terlalu dini atau terlambat, MP ASI yang diberikan tidak cukup, pemberian MP-ASI sebelum

ASI, frekuensi pemberian MP-ASI kurang, pemberian ASI terhenti karena ibu kembali

bekerja, kebersihan kurang, prioritas gizi yang salah pada keluarga.

Pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini menjadi masalah yang sering dihadapi

oleh kebanyakan ibu menyusui di Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh

Departemen Kesehatan, Anies Irawati pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini bisa

menyebabkan bayi mudah terserang batuk pilek, diare dan panas dibandingkan dengan bayi

yang diberikan ASI Eksklusif 6 bulan penuh. Pengaruh negative MP-ASI ini bisa berlanjut

seiring bayi bertambah usia.

Salah satu faktor pemberian MP-ASI terlalu dini adalah kesibukan ibu. Saat ini banyak

ibu yang ikut mencari nafkah untuk keluarga. Kegiatan ini mengakibatkan ibu memiliki

Page 6: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

peran ganda antara mengasuh anak atau membantu finansial keluarga. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut banyak ibu memilih mempekerjakan pembantu rumah tangga atau

babby sitter untuk mengasuh anak mereka. Masalah inilah yang menarik peneliti untuk

melihat apakah ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu terhadap pemberian

ASI eksklusif terhadap bayi.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu terhadap pemberian

ASI eksklusif pada bayi?

C. Tujuan

1. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status

pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi.

2. Tujuan Umum

a. Mengetahui jenis pekerjaan ibu yang beresiko terhadap pemberian ASI eksklusif

b. Mengetahui hubungan pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif

Page 7: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

BAB II

A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

a. Pengertian ASI

Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling baik karena mengandung zat gizi

yang paling sesuai dengan kebutuhan gizi bayi yang sedang dalam tahap percepatan

tubuh kembang (Sanyoto, Eveline 2008).

Pemberian ASI eksklusif kepada bayi adalah memberikan ASI tidak dengan makanan

tambahan lainnya baik dalam bentuk cairan maupun padat. Makanan tambahan dalam

bentuk cair dapat berupa air putih, susu formula, madu atau air jeruk. Sedangkan contoh

makanan padat yang sering diberikan kepada bayi adalah pisang, pepaya, bubur susu,

bulan, selain ASI sebelum usia 6 bulan ( Roesli, 2005).

b. Manfaat ASI

ASI ternyata memiliki manfaat tidak hanya untuk bayi namun bermanfaat juga untuk ibu

yang menyusui. Menurut Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, dr.

Budiharja, DTM&H, MPH, manfaat menyusui bagi ibu adalah dapat merekatkan

hubungan emosional antara ibu dengan bayinya, mengurangi perdarahan setelah

melahirkan, mempercepat pemulihan pasca melahirkan, menunda kehamilan, dan

mengurangi resiko terkena kanker payudara.Manfaat pemberian ASI pada bayi adalah

dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit dan alergi. Bayi yang diberi

ASI lebih kebal terhadap penyakit daripada bayi yang tidak diberi ASI. ASI merupakan

makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat mempercepat

penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan

mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi

7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ).

c. Nilai Gizi ASI

ASI sebagai makanan yang paling baik bagi bayi berusia 4-6 bulan mengandung

nilai gizi yang tinggi. Gizi yang terkandung di dalam ASI yaitu :

1. Laktosa

Page 8: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Merupakan jenis karbohidrat utama pada ASI yang berperan penting sebagai sumber

energy utama untuk bayi. Laktosa akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa yang

berperan besar untuk pertumbuhan system saraf.

2. Lemak

Merupakan sumber karbohidrat kedua yang berfungsi untuk pemenuhan energy pada bayi

dan juga untuk mengatur suhu tubuh bayi. Lemak ini mengandung asam lemak essensial

yaitu asam linoleat dan asam alda linoeat pertumbuhan kecerdasan bayi.

3. Oligosakarida

Merupakan komponen bioaktif yang mengandung prebiotik yang berfungsi untuk

memproduksi bakteri sehat untuk melindungi pencernaan bayi.

4. Protein

Bentuk dasar dari protein adalah asam amino yang berfungsi sebagai pembentuk struktur

otak. Beberapa jenis asam amino seperti taurin, triptofan dan fenilalalin yang bermanfaat

untuk proses mengingat.

5. Kolostrum

Adalah ASI yang keluar pertama kali. Kolostrum berwarna kuning dan kental. Cairan ini

banyak mengandung antibody penghambat pertumbuhan virus dan bakteri, protein, dan

vitamin A sehingga sangat penting diberikan kepada bayi yang baru lahir.

Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan tambahan sampai usia 6 bulan.

Tetapi terdapat pengecualian terhadap bayi dengan resiko berat badan kurang atau tidak ada

perkembangan yang signifikan setelah bayi diberi ASI. Bayi dengan kedua faktor tersebut boleh

mendapatkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) baik berupa cairan maupun padat. Seiring

bertambahnya usia bayi, maka bertambah pula kebutuhan gizinya. Menurut Arisman (2004),

pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, dari mulai bentuk bubur cair

kebentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya

makanan padat. Pemberian pertama cukup 2 kali sehari, satu atau dua sendok teh penuh.

Page 9: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Makanan pendamping yang baik adalah mengandung makanan pokok sayur mayor, buah-

buahan, protein dan lemak (Arisman, 2004).

Pemberian MP-ASI terlalu dini bisa mengganggu pemberian ASI eksklusif dan menambah

resiko penyakit terhadap bayi. Selain itu tidak ada data yang mendukung memberi MP-ASI pada

bayi berusia di bawah 6 bulan bisa bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi (Roesli,2005).

2. Konsep Pekerjaan Ibu

Kerja adalah aktivitas, gawai, kegiatan, operasi. Sedangkan yang dimaksud dengan pekerjaan

adalah operasi, order, proyek, kewajiban, tugas, aktivitas, kegiatan, kesibukan, urusan, karier,

profesi , pencaharian seseorang. (Tesaurus Bahasa Indonesia)

Merawat bayi, mulai dari menyusui, memberi makan, memandikan dan lain sebagainya

adalah pekerjaan seorang ibu. Bergesernya zaman menuntut wanita untuk memiliki peran ganda,

selain menjadi ibu, banyak wanita zaman sekarang yang ikut mencari nafkah untuk membantu

perekonomian keluarga. Pekerjaan yang digeluti bermacam-macam, mulai dari pegawai kantor,

pengajar, tenaga kesehatan atau wiraswasta. Seringnya pekerjaan mengambil waktu para ibu

dalam mengurus anak. Akibat dari kesibukan tersebut membuat waktu mengurus anak menjadi

terpotong. Solusi yang paling mudah adalah dengan mempekerjakan pengasuh bayi atau baby

sitter.

Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kebutuhan fisik, mental dan

perkembangan emosinya. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan berarti

membuat anak menjadi sibuk sementara orangtuanya mengerjakan pekerjaannya sendiri. Anak

harus mempunyai cukup waktu untuk bermain. Untuk bermain diperlukan alat permainan yang

sesuai dengan umur dan taraf perkembangannya (Soetjiningsih, 1995).

Page 10: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

B. Kerangka Teori

C. HipotesisH0 : Tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi.Ha : Ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi.

Ibu yang Bekerja Pemberian ASI eksklusif pada bayi

1. Jenis Pekerjaan2. Lamanya waktu

bekerja3. Kedudukan dalam

pekerjaan

Lamanya ASI diberikan

Page 11: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

Bab III

Metodologi Penelitian

A. Kerangka Konsep

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan dan menguji kesahihan

hipotesis (Notoatmojo, 193: 141). Pada penelitian ini menggunaka desain penelitian

Cross Sectinal yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar faktor-faktor

resiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus

pada suatu saat (point time approach) artinya objek penelitian hanya di observasi sekali

saja.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah para ibu yang tinggal di kelurahan Sumurbroto,

Banyumanik, Semarang.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti (Arikunto,2006). Teknik

sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu mengambil sample sesuai

dengan kriteria penelitian. Jumlah sample 20 orang. Kriteria sampel yang akan diteliti

adalah wanita yang berstatus ibu yang memiliki anak usia di bawah 7 bulan , memiliki

pekerjaan selain menjadi ibu rumah tangga dan tinggal di kelurahan Sumurbroto,

kecamatan Banyumanik, Semarang.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Status Pekerjaan Ibu Pemberian ASI eksklusif pada bayi

1. Kesehatan ibu2. Kesehatan bayi

Page 12: Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif

D. Instrumen

Instrumen atau alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah : 1) pemberian

kuisioner tentang pekerjaan yang sedang dilakukan oleh ibu, 2) pemberian kuisioner

tentang pemberian ASI eksklusif kepada bayi yang dilakukan oleh ibu tersebut.

E. Analisis