Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR STUDIO
(Kode Mata Kuliah ISI 128)
Kampanye Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan
Melalui Media Komunikasi Visual
Di Kabupaten Tabanan
Oleh
I PUTU TONY HARTAWAN
0210205017
JURUSAN DESAIN
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNKASI VISUAL
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
ISTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR
2011
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR STUDIO
(Kode Mata Kuliah ISI 128)
Kampanye Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan
Melalui Media Komunikasi Visual
Di Kabupaten Tabanan
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh Gelar
Sarjana Seni (S1)
Oleh
I PUTU TONY HARTAWAN
0210205017
JURUSAN DESAIN
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNKASI VISUAL
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTIUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR
2011
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pengantar Karya Tugas Akhir dengan judul:
Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan
Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan.
Telah diperbaiki dan disetujui untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh
ujian tingkat akhir guna memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Seni Rupa
dan Desain Institut Seni Indonesia yang diujikan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 8 Juni 2011
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Cok Gd. Rai Padmanaba M.Erg Drs. Cok Gd. Raka Swendra M.Si
NIP: 195912161988031002 NIP: 195805041090031001
ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA
Pengantar Karya Tugas Akhir ini disusun oleh: Nama : I Putu Tony Hartawan
NIM : 0210205017 Jurusan : Desain
Program studi : Desain Komunikasi Visual Judul : KAMPANYE MANFAAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI
SAMPAI DENGAN UMUR 6 BULAN MELALUI MEDIA KOMUNIKASI
VISUAL DI KABUPATEN TABANAN.
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal 8 Juni 2011 sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S1) dan dinyatakan sah.
Dewan Penguji Nama Lengkap NIP TTD
Ketua Sidang: Drs. Cok Gd. Rai Padmanaba M.Erg 197310041999031002 ...…............
Sekretaris: Drs. Cok Gd. Raka Swendra, M.Si 195805041990031001 ...................
Penguji Utama : Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn 196107061990031005 .…..............
Anggota: Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn 196307051990101001…................
Anggota: Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa, M.Kes 196403241990031002 …...............
Mengesahkan Mengetahui
Denpasar, ……………………………. Pj. Ketua Jurusan Desain Pj. Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Fakultas Seni dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar Institut Seni Indonesia Denpasar
Dra. Ni Made Rinu, M.Si Prof. Dr. Drs. I Nym Artayasa, M.Kes
NIP. 195702241986012002 NIP. 1964 03241 99 0031002
iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
Sebagai mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, yang bertanda tangan
di bawah ini, saya:
Nama : I Putu Tony Hartawan, Mahasiswa Institut Seni Indonesia Denpasar
NIM : 0210205017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-
Eksklusif Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul KAMPANYE
MANFAAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI SAMPAI
DENGAN UMUR 6 BULAN MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL
DI KABUPATEN TABANAN, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada),
dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini.
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berhak menyimpan, mengalihkan-
media/format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database)
mendistribusikannya, dan menampilkan/mempublikasikannya di internet/media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, segala bentuk tuntutan hukum yang
diambil atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Denpasar
Pada Tanggal : ........................
Yang menyatakan
( I Putu Tony Hartawan )
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6
Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan. Tugas akhir ini
dibuat untuk memenuhi persyaratan akademis meraih gelar sarjana S1 untuk
program studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut
Seni Indonesia Denpasar.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. DR. I Wayan Rai S, MA selaku Rektor Institur Seni Indonesia
Denpasar, yang mengijinkan mengikuti perkuliahan di Institur Seni
Indonesia Denpasar.
2. Dra. Ni Made Rinu, M.Si selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Denpasar, yang telah memberikan fasilitas selama
kuliah.
3. Bapak Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes selaku Ketua Jurusan Desain
Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar, atas
kebijakan-kebijakan akademis.
4. Bapak Drs. I Nyoman Mantra Fandy, M.Si Selaku Ketua Program Studi
Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Denpasar, atas arahan,
wawasan kurikulum dan program-program akademik.
5. Bapak Drs. Cok Gd. Rai Padmanaba, M.Erg. selaku pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan selama menyusun Tugas Akhir ini.
6. Bapak Drs. Cok Gd. Raka Swendra M.Si selaku pembimbing II atas
bimbingan yang diberikan dalam menyusun Tugas akhir ini.
7. Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, atas attensi dan bantuannya selama
penulis melakukan observasi.
8. Segenap keluarga dan yang selalu memberikan motivasi dan semangat
dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
v
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat kurang dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.
Denpasar, ..........................
Penulis
vi
ABSTRAK
Nama : I Putu Tony Hartawan Judul : Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan
Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan
Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan merupakan sebuah Skripsi Tugas Akhir yang mencoba memaparkan sebuah
proses perancangan media untuk menginformasikan suatu pesan berkenaan dengan upaya kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan. Pemilihan manfaat pemberian ASI eksklusif ini sebagai studi kasus
dalam Tugas Akhir ini didasari atas pertimbangan bahwa rendahnya tingkat keberhasilan pemberian ASI eksklusif dikabupaten tabanan dan menduduki
peringkat keenam di Bali. Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu faktornya. Oleh karena itu dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan membutuhkan bantuan seorang
desainer yang dapat merancang media komunikasi visual untuk kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif dengan harapan masyarakat mendapat informasi
dan pengetahuan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif ini. Untuk memperoleh data dalam tulisan ini digunakan metode observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Setelah data-data tersebut terkumpulkan,
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Kemudian mengenai kriteria yang dijadikan indikator untuk menilai desain adalah:
fungsional, komunikatif, informatif, ergonomis, estetis, simplicity, surprise, dan etis. Adapun konsep dasar yang digunakan untuk perancangan media
komunikasi visual untuk kampanye manfaat pemberian ASI ekskluif ini adalah konsep simplicity. Dari segi ilustrasi, digunakan ilustrasi fotografi yang akan
disempurnakan di media komputer. Dari segi tipografi, jenis font yang digunakan adalah jenis font yang mudah dibaca dan jelas seperti Arial, Bickham Script Pro Semibold, Calibri, Century Gothic, One Stroke Script LET, Trebuchet MS dan
font lainnya sesuai dengan kebutuhan media tersebut. Dan dari segi warna, warna putih dan biru (primer) akan lebih dominan digunakan yang memberikan kesan
hidup sehat yang merupakan unsur dari kesehatan. Adapun beberapa rancangan media yang dibuat untuk kampanye manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan diantaranya adalah : Poster, Spanduk, X- Banner, Flayer,
Brosur, T-Shirt, Paper bag , Stiker, Pin, serta Katalog.
Kata kunci: ASI eksklusif, manfaat dari pemberian, media komunikasi visual.
vii
ABSTRACT
Name : I Putu Tony Hartawan Title : A campaign which promotesthe benefit of breastfeeding babies until 6
months old trough visual communication media in Tabanan.
The aim of the final work ”Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan” was to explain about a media design process to inform a message to the residents of Tabanan Regency in the matter of the efforts of a
campaign about the benefit of the breastfeeding. The subject of the positive effects of the breatsfeeding as a studie case in this final work has been chosen, actually
was based on the consideration of how low the rate of the giving of the breastfeeding in this regency, which earned the sixth rank in Bali. The lack of knowledge in the benefit of giving the breastfeeding to the baby is one of the
issues of the situation. Therefore, Health Department of Tabanan Regency in this case needed an assitent from a designer to be able to visualize the message to the
residents in a visual communication media to support their campaign about how important the breastfeeding is. From this project, they hoped that the recidents could be well informed en educated, so then the babies in this regency could get
more better nutrition to increase their health. There are three reseach methods were used to collect the data to write
this work, such as observation method, interview method and library method. First of all, all the data were gathered. After that, it had been analyzed with descriptive analysis method. Furthermore, over the criterions which were used as
indicators to analyzed the design, namely funtional, communicative, informative, ergonomic, estetic, simplicity, surprise and ethic.
It so happens that the main concept which was used in the design of the visual communication media was the concept of simplicity to campaign the benefit of the giving of breastfeeding. From the illustration aspects, photography
illustration was used, which had completed with computer media. Based on the typography, Arial, Trebuchet MS and other fonts depend on the nesissities of the
works were applied to the media designs in order to make the message clear to the targets. Concerning the aspect of the colours, white and blue (as the dominant colour) were utilized to give the impression of healthy life. There were few media
designs have been created for the campaign in Tabanan Regency concerned to the benefit of giving breastfeeding, just as Poster, Banner, X-Banner, Brochure, T-
shirt, Paper bag, Sticker, Pin and the last one Catalogue.
Key words: breastfeeding, the benefit of giving, visual communication media.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN DAN LEMBAGA............................... ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................... iii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN .......................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
LAMPIRAN DESAIN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.1.1 Faktor Obyektif ................................................................. 2
1.1.2 Faktor Subyektif ................................................................ 4
1.2 Pengertian Judul ................................................................ 6
1.3 Rumusan Masalah ............................................................. 7
1.4 Batasan Masalah ................................................................ 8
1.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan ..................................... 8
1.5.1 Tujuan Perancangan .......................................................... 8
1.5.2 Manfaat Perancangan ........................................................ 8
1.6 Metode Perancangan ......................................................... 9
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ............................................... 9
1.6.2 Metode Analisis Data ........................................................ 11
1.6.3 Indikator serta Model Penilaian Desain ............................ 11
1.7 Sitematika Penulisan ......................................................... 14
BAB II TINJAUAN DAN ANALISA DATA ............................................. 16
2.1 Data Teoritis / Aktual ........................................................ 16
2.1.1 Aspek-aspek Desain Komunikasi Visual .......................... 16
ix
2.1.1.1 Ilustrasi .............................................................................. 16
2.1.1.2 Teks ................................................................................... 20
2.1.1.3 Tipografi ............................................................................ 23
2.1.1.4 Warna ................................................................................ 28
2.1.1.5 Media ................................................................................. 41
2.1.1.6 Tata Letak atau Layout ...................................................... 44
2.1.2 Prinsip Desain Komunikasi Visual.................................... 49
2.1.2.1 Keseimbangan ................................................................... 49
2.1.2.2 Titik Fokus (Centre of Interest)......................................... 52
2.1.2.3 Irama (Rhythm) .................................................................. 53
2.1.2.4 Kesatuan ............................................................................ 54
2.1.2.5 Hirarki Visual .................................................................... 57
2.1.2.7 Proporsi (Proportion) ........................................................ 58
2.1.2.8 Skala (Scale) ...................................................................... 58
2.1.3 Aspek Teknis Perwujudan ................................................. 58
2.1.3.1 Bahan ................................................................................. 59
2.1.3.2 Tehnik Produksi................................................................. 63
2.1.4 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus ............................... 70
2.1.4.1 Teori Semantik .................................................................. 71
2.1.4.2 Teori Pragmatik ................................................................. 71
2.1.4.3 Teori Sintatik ..................................................................... 72
2.2 Data Lapangan / Data Faktual ........................................... 75
2.2.1 Nama Obyek ...................................................................... 75
2.2.2 Penanggung Jawab ........................................................... 75
2.2.3 Lokasi ............................................................................... 75
2.2.4 Sarana Komunikasi Yang Ada .......................................... 76
2.2.5 Potensi kasus ..................................................................... 78
2.3 Analisis dan Sintesis .......................................................... 79
2.3.1 Analisis .............................................................................. 79
2.3.2 Sintesis............................................................................... 82
BAB III KONSEP DESAIN .......................................................................... 85
x
3.1 Konsep Dasar Desain ........................................................ 85
3.2 Pola Pikir ........................................................................... 86
3.3 Skema Proses Perancangan ............................................... 87
3.4 Strategi Media ................................................................... 89
3.4.1 Khalayak Sasaran .............................................................. 90
3.4.1.1 Demografi .......................................................................... 90
3.4.1.2 Geografi ............................................................................. 90
3.4.1.3 Psikografi........................................................................... 90
3.4.1.4 Behaviour .......................................................................... 91
3.4.2 Panduan Media .................................................................. 91
3.4.2.1 Flayer ................................................................................. 91
3.4.2.2 Poster ................................................................................. 91
3.4.2.3 X-Banner ........................................................................... 92
3.4.2.4 Paper bag ........................................................................... 92
3.4.2.5 T-Shirt................................................................................ 92
3.4.2.6 Stiker.................................................................................. 92
3.4.2.7 Pin ...................................................................................... 93
3.4.2.8 Spanduk ............................................................................. 93
3.4.2.9 Katalog Pameran ............................................................... 93
3.5 Program Tayangan Media ................................................. 94
3.6 Strategi Kreatif .................................................................. 96
3.6.1 Isi Pesan ............................................................................. 97
3.6.2 Bentuk Pesan ..................................................................... 97
3.6.3 Strategi Visual ................................................................... 97
3.6.4 Gaya Visual ....................................................................... 97
3.6.5 Material.............................................................................. 97
BAB IV VISUALISASI DESAIN ................................................................. 99
4.1. Flyer................................................................................... 99
4.1.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 99
4.1.2 Kreatif Desain.................................................................... 101
4.1.3 Tampilan Desain................................................................ 101
xi
4.1.4 Biaya Kreatif ..................................................................... 101
4.2 X-Banner ........................................................................... 102
4.2.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 102
4.2.2 Kreatif Desain.................................................................... 104
4.2.4 Biaya Kreatif ..................................................................... 105
4.3 Stiker.................................................................................. 105
4.3.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 105
4.3.2 Kreatif Desain.................................................................... 106
4.3.3 Tampilan Desain................................................................ 107
4.4. Poster ................................................................................. 107
4.4.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 108
4.4.2 Kreatif Desain.................................................................... 109
4.4.3 Tampilan Desain................................................................ 109
4.4.4 Biaya Kreatif ..................................................................... 110
4.5 Pin ...................................................................................... 111
4.5.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 111
4.5.2 Kreatif Desain.................................................................... 112
4.5.3 Tampilan Desain................................................................ 112
4.6 Paperbag ............................................................................ 113
4.6.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 113
4.6.2 Kreatif Desain.................................................................... 114
4.6.3 Tampilan Desain................................................................ 114
4.6.4 Biaya Kreatif ..................................................................... 115
4.7 Spanduk ............................................................................. 116
4.7.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 116
4.7.2 Kreatif Desain.................................................................... 117
4.7.3 Tampilan Desain................................................................ 117
4.8 T-Shirt................................................................................ 118
4.8.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 118
4.8.2 Kreatif Desain.................................................................... 119
4.8.3 Tampilan Desain................................................................ 119
xii
4.9 Brosur ................................................................................ 121
4.9.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 121
4.9.2 Kreatif Desain.................................................................... 122
4.9.3 Tampilan Desain................................................................ 122
4.9.4 Biaya Kreatif ..................................................................... 123
4.10 Katalog .............................................................................. 124
4.10.1 Unsur Visual Desain .......................................................... 124
4.10.2 Tampilan Desain................................................................ 125
4.10.3 Biaya Kreatif ..................................................................... 126
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 118
5.1 Simpulan ............................................................................ 128
5.2 Saran .................................................................................. 129
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 130
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Gambar Tangan ........................................................ 18
Gambar 2.2 Ilustrasi Fotografi ................................................................... 19
Gambar 2.3 Ilustrasi tehnik gabungan ...................................................... 20
Gambar 2.5 Contoh Tipografi Jenis Sans Serif .......................................... 24
Gambar 2.6 Contoh Tipografi Serif ........................................................... 24
Gambar 2.7 Contoh Tipografi Sricpt ......................................................... 25
Gambar 2.8 Contoh Tipografi Decoratif.................................................... 25
Gambar 2.9 Contoh Tipografi Monospace................................................. 25
Gambar 2.10 Contoh Huruf Oldstyle ........................................................... 26
Gambar 2.11 Contoh Huruf Modern ........................................................... 26
Gambar 2.12 Contoh Huruf Slab Serif ......................................................... 27
Gambar 2.13 Contoh huruf kelompok Sans Serif ........................................ 27
Gambar 2.14 Contoh rumpun huruf Universe.............................................. 28
Gambar 2.15 Gambar Lingkaran Warna ...................................................... 29
Gambar 2.16 Warna Primer ......................................................................... 30
Gambar 2.17 Contoh Warna Primer............................................................. 30
Gambar 2.18 Warna Sekunder ..................................................................... 31
Gambar 2.19 Warna Intermediete ................................................................ 32
Gambar 2.20 Warna Tertier ......................................................................... 32
Gambar 2.21 Warna Kuarter........................................................................ 33
Gambar 2.22 Gambar logoteks Fiea Catering .............................................. 34
Gambar 2.23 Gambar logoteks Kosmetik Tje Fuk ...................................... 34
Gambar 2.24 Gambar logo PLN .................................................................. 34
Gambar 2.25 Logo IMS ............................................................................... 35
Gambar 2.26 Logo Fusion Media ................................................................ 35
Gambar 2.27 Logo Visit Indonesia 2008 ..................................................... 36
Gambar 2.28 Logo Altria ............................................................................. 36
Gambar 2.29 contoh gambar media lini atas (iklan majalah) ...................... 42
Gambar 2.30 contoh gambar media lini bawah (stiker) ............................... 43
xiv
Gambar 2.31 Model iklan dengan layout Axial. .......................................... 44
Gambar 2.32 Model iklan dengan layout Group. ........................................ 45
Gambar 2.33 Model iklan dengan layout Band. .......................................... 45
Gambar 2.34 Model iklan dengan layout Path. ........................................... 46
Gambar 2.35 Model iklan dengan layout T.................................................. 46
Gambar 2.36 Model iklan dengan layout Z.................................................. 47
Gambar 2.37 Model iklan dengan layout S. ................................................. 47
Gambar 2.38 Model iklan dengan layout U. ................................................ 48
Gambar 2.39 Model iklan dengan layout Grid/sistem kolom...................... 48
Gambar 2.40 Model iklan dengan layout Checkerboard/Papan Catur. ....... 49
Gambar 2.41 Keseimbangan Simetri ........................................................... 50
Gambar 2.42 gambar Aplikasi Keseimbangan Simetri................................ 50
Gambar 2.43 Keseimbangan Radial ............................................................ 51
Gambar 2.44 gambar Aplikasi Keseimbangan Radial ................................. 51
Gambar 2.45 Keseimbangan Sederajat ........................................................ 51
Gambar 2.46 gambar Aplikasi Keseimbangan Sederajat............................. 51
Gambar 2.47 Keseimbangan Asimetri ......................................................... 52
Gambar 2.48 gambar Aplikasi Keseimbangan Asimetri.............................. 52
Gambar 2.49 Titik Fokus ............................................................................. 53
Gambar 2.50 Irama, lukisan karya Widayat................................................. 54
Gambar 2.51 Kesatuan Melalui Prinsip Hubungan...................................... 55
Gambar 2.52 Kesatuan Melalui Prinsip Grid............................................... 55
Gambar 2.53 Kesatuan Melalui Prinsip Kesejajaran ................................... 56
Gambar 2.54 Kesatuan Melalui Prinsip Aliran ............................................ 56
Gambar 2.55 Hirarki Visual ......................................................................... 57
Gambar 2.56 Kontras Antarelemen.............................................................. 57
Gambar 2.57 Bagan Mesin Letterpress........................................................ 64
Gambar 2.58 Gambar Mesin Flexography ................................................... 65
Gambar 2.59 Mekanisme Cetak Offset Lithografi ....................................... 66
Gambar 2.60 Proses dimesin Offset ............................................................. 66
Gambar 2.61 Mekanisme Proses Cetak Dalam (Gravure)........................... 67
xv
Gambar 2.62 Mekanisme proses cetak Saring ............................................. 68
Gambar 2.63 Proses Mencetak Tehnik Cetak Saring................................... 68
Gambar 2.64 Proses Tehnik Cetak Digital................................................... 69
Gambar 2.65 Denah Lokasi Dinas Kesehatan.............................................. 76
Gambar 2.66 Brosur mengenai ASI ............................................................. 77
Gambar 2.67 Aplikasi unsur-unsur desain komunikasi visual pada Brosur 80
Gambar 3.1 Skema Pola Pikir .................................................................... 86
Gambar 3.2 Skema Proses Perancangan .................................................... 88
Gambar 4.1 Bentuk fisik flyer.................................................................... 100
Gambar 4.2 Media flyer ............................................................................. 101
Gambar 4.3 Bentuk fisik X-Banner ........................................................... 103
Gambar 4.4 Media X-Banner ..................................................................... 104
Gambar 4.5 Bentuk stiker .......................................................................... 106
Gambar 4.6 Media Stiker ........................................................................... 107
Gambar 4.7 Bentuk fisik poster ................................................................. 109
Gambar 4.9 Bentuk pin .............................................................................. 112
Gambar 4.10 Media Pin ............................................................................... 112
Gambar 4.11 Bentuk paperbag .................................................................... 114
Gambar 4.12 Media paperbag ..................................................................... 115
Gambar 4.13 Bentuk spanduk ...................................................................... 117
Gambar 4.14 Media spanduk ....................................................................... 117
Gambar 4.15 Bentuk T-Shirt ........................................................................ 119
Gambar 4.16 Media T-Shirt ......................................................................... 120
Gambar 4.17 Bentuk Mug ............................................................................ 122
Gambar 4.18 Media brosur .......................................................................... 123
Gambar 4.19 Bentuk Katalog....................................................................... 125
Gambar 4.20 Media katalog ......................................................................... 126
xvi
LAMPIRAN DESAIN
Flyer
X-banner
Stiker
Poster
Pin
Paperbag
Spanduk
T-shirt
Brosur
Katalog Karya
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpatisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 4 UU No. 23 tahun
2002, tentang perlindungan anak). Salah satu hak anak yang tercantum di dalam
lima cluster hak anak adalah hak uatuk mendapatkan kesehatan dasar dan
kesejahteraan, dimana bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif. (Brosur Dinas
Kesehatan Propinsi Bali : 2007).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi
yang belum tumbuh gigi-geliginya dan mempunyai nilai biologik yang tinggi.
Kecuali sebagai zat makanan, ASI juga menjadi media untuk hubungan bayi dan
ibunya. Hubungan secara psikologis dan immunologis menghantarkan kasih
sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi
terhadap ibunya sehingga terjalin hubungan yang harmonis.
Dengan memberikan ASI sejak bayi lahir yang diikuti dengan pemberiaan
MP-ASI yang cukup pada 6 bulan berikutnya akan menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan anak secara optimal, termasuk perkembangan otak
serta bayi terlindung dari penyakit infeksi dan alergi.
Pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan
psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan menghantarkan kasih
sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi
terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun
sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih
dini.
2
Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan untuk saat ini (tahun
2010) untuk tingkat keberhasilan mencapai angka 36,88 % menduduki peringkat
keenam dari delapan kabupaten yang ada di provinsi Bali.
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan di berbagai daerah di wilayah
kabupaten Tabanan menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan
meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini dimulai di kota yang
kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa.
Penulis tertarik mengangkat kasus ini karena masyarakat khususnya di Kabupaten
Tabanan banyak yang kurang paham dan kurangnya pengetahuan mengenai
manfaat dari pemberian ASI eksklusif, selain bermanfaat untuk ibu dan bayinya
(bayi lebih kebal terhadap penyakit, tumbuh kembang serta tingkat kecerdasan
yang optimal, ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah terhadap
kanker rahim dan kanker payudara, dll) juga untuk keluarga, biaya lebih hemat
dan murah (Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat)
dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit dan
tidak perlu uang untuk membeli susu formula). Apalagi belakangan ini
masyarakat cukup dibuat resah dan khawatir dengan bahaya dari bakteri sakazaki
yang diduga ada pada beberapa merek susu formula yang ada di pasaran saat ini.
Oleh karena itu sangat diperlukan media komunikasi visual yang tepat dan
efektif, yang dapat menginformasikan tentang manfaat dari pemberian ASI
eksklusif kepada para ibu- ibu khususnya di Kab. Tabanan. Dengan pemberian
ASI eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan maka bayi lebih sehat,
lincah dan mengurangi biaya untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi
khususnya di Kabupaten Tabanan.
1.1.1 Faktor Obyektif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak
diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. Pada tahun 2001 (WHO) World Health
Organization/ Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif
selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian,
3
ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak
berlaku lagi. Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi
daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua
energi dan gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan
berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru,
serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
Bayi yang sehat, lahir dengan membawa cukup cairan di dalam tubuhnya.
Kondisi ini akan tetap terjaga bahkan dalam cuaca panas sekalipun, bila bayi
diberi ASI secara eksklusif (ASI saja) siang dan malam. Namun sayangnya
kebiasaan memberi minuman lain pada bayi selama 6 bulan pertama yaitu periode
pemberian ASI eksklusif masih dilakukan di banyak belahan dunia, yang
berakibat buruk pada gizi dan kesehatan bayi. Kebiasaan memberi air putih dan
minuman lain seperti teh, air manis, dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan
bulan pertama, umum dilakukan di banyak negara. Kebiasaan ini seringkali
dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima,
Peru menunjukkan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan
pertama. Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala
melaporkan bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh.
Alasan untuk memberi tambahan minuman kepada bayi berbeda sesuai nilai
budaya masyarakatnya masing-masing. Alasan yang paling sering dikemukakan
adalah: diperlukan untuk hidup menghilangkan rasa haus menghilangkan rasa
sakit (dari sakit perut atau sakit telinga) mencegah dan mengobati pilek dan
sembelit menenangkan bayi/ membuat bayi tidak rewel.
(http://bayidananak.com/2008/19/asi-eksklusif, diakses 14 Maret 2011)
Nilai budaya dan keyakinan agama juga ikut mempengaruhi pemberian
minuman tambahan untuk bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan
bahwa bayi sebaiknya diberi minuman tambahan. Air dipandang sebagai sumber
kehidupan suatu kebutuhan batin maupun fisik sekaligus. Sejumlah kebudayaan
4
menganggap tindakan memberi air kepada bayi baru lahir sebagai cara
menyambut kehadirannya di dunia.
Berikut manfaat dari pemberian ASI eksklusif untuk ibu dan bayinya
(bayi lebih kebal terhadap penyakit, tumbuh kembang serta tingkat kecerdasan
yang optimal, ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah terhadap
kanker rahim dan kanker payudara, dll) juga untuk keluarga, biaya lebih hemat
dan murah (bila bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit
(hemat) dalam perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan
sakit dan tidak perlu uang untuk membeli susu formula).
1.1.2 Faktor Subyektif
ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru
lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 6 bulan
pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media
untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan
menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat
kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan
erat. Namun sering ibu- ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau menghentikan
menyusui lebih dini.
Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan untuk saat ini (tahun
2010) untuk tingkat keberhasilan mencapai angka 36,88 % menduduki peringkat
keenam dari delapan kabupaten yang ada di provinsi Bali (dikutip dari data yang
ada pada Dinas Kab. Tabanan: 2010). Data tersebut didapatkan melalui
Penggabungan dari data-data pada tiap-tiap puskesmas yang berada di masing-
masing kecamatan yang ada di Kabupaten Tabanan. Teknis penelitiannya dengan
melakukan pendataan/dipantau tiap bulan Februari dan Agustus.
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan di berbagai daerah di wilayah
kabupaten Tabanan menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan
meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini dimulai di kota
terutama pada kelompok ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang
5
kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa.
Banyak hal yang menyebabkan ASI ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-
ibu di Kabupaten Tabanan, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh:
a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga. Hubungan kerabat yang
luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah keluarga pindah ke kota.
Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan orang terpandang
dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mereka
itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam
merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.
b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan Teknologi
pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu
buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan
lain.
c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu
beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI
d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas
sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian
makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.
e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah
satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik dan
mengikuti perkembangan zaman.
f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan
hilang.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena
faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu
merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka- luka pada puting susu yang sering
menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada puting susu dan adanya penyakit tertentu
seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu
menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan
ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan
gizinya baik.
6
Di samping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir
sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat
rendah yang mungkin masih telalu lemah apabila mengisap ASI dari payudara
ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit.
Semua faktor-faktor tersebut diatas yang dianggap sebagai penyebab
semakin berkurangnya kegiatan meminumkan ASI di kalangan para ibu- ibu untuk
saat ini, Khususnya di Kab. Tabanan.
Oleh karena itu sangat diperlukan media komunikasi visual yang tepat dan
efektif namun tetap memperhitungkan biaya yang ada, yang dapat
menginformasikan tentang manfaat dari pemberian ASI eksklusif kepada para ibu-
ibu khususnya di Kab. Tabanan. Dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi
sampai dengan umur 6 bulan maka bayi lebih sehat, lincah dan mengurangi biaya
untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi khususnya di Kabupaten Tabanan.
1.2 Pengertian Judul
Adapun judul yang diangkat dalam tugas akhir (studio) ini antara lain;
“Kampanye Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6
Bulan Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan, Bali”.
Kampanye
Artinya serentak mengadakan suatu gerakan yang biasanya bersifat
mempengaruhi (Poerwadarminta, 1983 : 439).
Manfaat
Artinya guna, faedah; lw mudarat; mengerjakan pekerjaan yang tak ada –nya
sama dengan membuang-buang waktu dengan sia-sia; (badudu, 2001:858)
Pemberian
(:berian) suatu yang diberikan:…( Poerwadarminta, 2003 : 144)
Asi Ekslusif
ASI eksklusif berarti memberikan hanya ASI saja. Ini berarti bayi tidak diberi air
putih, teh, minuman ramuan, cairan lain, maupun MP-ASI lainnya selama 6 bulan
7
pertama usianya. (http;//asuh.wikia.com/index.php,title=definisi ASI_ekslusif,
diakses 22 februari 2011)
Bagi Bayi
Berati untuk anak yang baru lahir
Umur 6 bulan
Berarti lama waktu hidup (sejak dilahirkan): Anak itu-nya enam tahun…
(Poerwadarminta, 2003 : 1338). Usia anak pada waktu 6 bulan
Melalui
Menempuh (jalan, ujian, percobaan, dsb)… (Poerwadarminta, 2003 :653)
Media Komunikasi Visual
Adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publik dengan
menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar/foto.
(Pujirianto, 2005:15)
Kabupaten Tabanan, Bali
Menunjukkan dimana nama tempat/lokasi (salah satu kabupaten di Bali) kasus
yang diangkat.
Maka arti judul secara keseluruhan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Suatu gerakan yang mampu mempengaruhi khalayak ramai (masyarakat)
mengenai kegunaan dari pemberian ASI saja tanpa pemberian cairan lain dan MP-
ASI (makanan pendamping ASI) lainnya selama 6 bulan usia pertamanya melalui
sarana yang dapat menyampaikan pesan atau informasi kepada publik dengan
menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar/foto
mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif di salah satu kabupaten yang ada
di Bali.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ingin disampaikan antara lain, sebagai berikut;
a. Media apa saja yang tepat untuk kampanye manfaat pemberian ASI ekslusif
bagi bayi sampai dengan umur 6 bulan ?
b. Bagaimana merancang media komunikasi visual yang baik, menarik,
komunikatif dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama para
8
ibu- ibu di Tabanan mengenai manfaat yang diperoleh bayi sampai dengan
umur 6 bulan dengan mengkonsumsi ASI eksklusif?
1.4 Batasan Masalah
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka batasan masalahnya
lebih difokuskan mulai dari perumusan masalah sampai dengan perwujudan yang
hanya sebagai contoh/prototype untuk kampanye manfaat pemberian ASI Ekslusif
bagi bayi sampai dengan umur 6 bulan di kabupaten Tabanan yang tepat untuk
masyarakat.
1.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan
Tujuan perancangan adalah suatu pencapaian akhir yang diharapkan dari suatu
perancangan yang telah disusun atau direncanakan sebelumnya dan merupakan
suatu jawaban yang akan dicari sehubungan dengan adanya pertanyaan pada
rumusan masalah perancangan, sedang manfaat adalah suatu guna atau faedah
yang didapatkan dari suatu perancangan baik terhadap penulis maupun
masyarakat.
1.5.1 Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui media komunikasi visual (media promosi/iklan layanan
masyarakat) yang tepat dan efektif untuk menginformasikan kepada
masyarakat di Tabanan mengenai manfaat dari pemberian ASI eksklusif.
b. Untuk mengetahui proses perancangan media komunikasi visual yang baik,
menarik, komunikatif, dan sebagai media informasi yang dapat meningkatkan
kesadaran (mampu mempengaruhi) masyarakat mengenai manfaat dari
pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan.
1.5.2 Manfaat Perancangan
Adapun manfaat yang diharapkan dari karya tugas akhir ini antara lain sebagai
berikut :
a. Bagi Mahasiswa : Dapat melatih mahasiswa (penulis) dalam melihat suatu
permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan tersebut yang tidak lain
9
adalah bagaimana merancang/membuat suatu Media Komunikasi Visual yang
efektif dan tepat guna untuk memberikan informasi yang jelas kepada
masyarakat di Kabupaten Tabanan mengenai pemberian ASI eksklusif, serta
mahasiswa mampu untuk berpikir secara terstruktur/sistematis dalam
mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah didapatkan selama berkuliah yang
nantinya akan diterapkan dilapangan.
b. Bagi Lembaga : Memperkaya khazanah desain dan karya tulis baik yang
bersifat komersil maupun sosial.
c. Bagi Masyarakat : Masyarakat di kabupaten Tabanan memperoleh informasi
lebih jelas mengenai manfaat pemberian ASI Ekslusif bagi bayi sampai
dengan umur 6 bulan.
d. Bagi Pihak Dinas Kesehatan : Akan menjadi referensi atau acuan bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten Tabanan itu sendiri dalam membuat suatu media kepada
masyarakat dengan berdasarkan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual.
1.6 Metode Perancangan
Metode merupakan suatu langkah awal yang digunakan untuk dijadikan
pedoman secara teoritis dan dapat di pertanggung jawabkan secara tertulis
mengenai tugas yang dirancang sebagai karya Tugas Akhir. Adapun metode
perancangan yang digunakan penulis pada karya tugas akhir ini, antara lain
sebagai berikut :
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penyusunan
karya tulis, data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis yang telah
dirumuskan. Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah:
a. Kepustakaan.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis dari
beberapa literatur atau bahan bacaan yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. (Surakhmad, 1787 : 2) misalnya mencari informasi data-data
10
pada buku, artikel, majalah, surat kabar, brosur dan media lainnya yang ada
hubunganya dengan manfaat ASI eksklusif yang akan kami bahas.
b. Observasi.
Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun
langsung atau survei ke lapangan untuk mendapatkan data asli yang ada pada
tempat melakukan survey. Metode observasi juga bisa diartikan sebagai suatu
pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena atau gejala objek
yang sedang diselidiki. (Hadi, 1978 : 28). Tempat melakukan survey yaitu di
Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan.
c. Wawancara.
Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
tanya jawab sepihak / melalui kontak secara langsung kepada nara sumber,
dan dilakukan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian
(Marzuki, 1995 : 62). Wawancara ini dapat dilakukan dengan bertanya
langsung pada orang yang dianggap dapat memberikan informasi secara
mendetail dan sebenarnya. Wawancara kami lakukan pada Ibu I.G.A.A
Witarini Dwipayanti, S.KM. (bidang Promosi Kesehatan) pada tanggal 24
Maret 2011, pukul 11.00 Wita di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan yang
beralamat di Jln. Gunung Agung No. 82, Tabanan-Bali. Dengan No. Telp.
(0361) 811419 dan fax. (0361) 815158
d. Dokumentasi.
Metode pengumpulan data dengan cara mencari data berupa foto-foto dan
gambar yang berhubungan dengan tema kesehatan (Arikunto, 1985 : 72),
metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara merekam suatu
gambar dengan kamera foto serta mengumpulkan arsip-arsip yang
menyangkut pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Kabupaten
Tabanan.
c. Internet.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data baik berupa gambar maupun
teori dengan cara mengunduh atau dengan cara mengopinya, sebaiknya
11
sumber yang diambil dari alamat web yang dapat dipercaya keakuratan
datanya.
1.6.2 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang di gunakan dalam perancangan media komunikasi
visual ini adalah metode analisis deskritif. Metode analisis deskritif adalah suatu
metode dimana dalam melakukan penelitian pada suatu kelompok manusia, suatu
obyek, suatu kondisi, suatu sistem, pemikiran ataupun satu kelas peristiwa pada
masa sekarang melalui analisis tentang hubungan sebab akibat. Kemudian
dilakukan melalui berbagai kajian historis, kajian dokumen, intepretasi peristiwa,
kajian informasi, perekaman suatu kejadian, hingga penafsiran suatu fenomena
sosial yang didapat melalui pencatatan di lapangan yang kemudian ditampilkan
dalam bentuk yang terarah dan terolah secara teoritis. Metode ini bertujuan untuk
membuat deskripsi/gambaran atau lukisan secara jelas, sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diselidiki.
Jadi dalam hal ini penulis menganalisa dan membandingkan data yang
didapat dari Dinas Kesehatan mengenai manfaat ASI eksklusif dengan teori yang
berkaitan dengan kasus yang diangkat, kesimpulannya metode analisis deskritif
adalah menggambarkan fakta-fakta tentang manfaat pemberian ASI ekslusif bagi
bayi sampai dengan umur 6 bulan kemudian dibandingkan dengan teori- teori
yang diperoleh. Dari hasil perbandingan tersebut kemudian dilakukan koreksi atas
selisih yang terjadi sehingga nantinya akan diperoleh suatu pemecahan masalah
yaitu diperoleh suatu desain yang terpilih, sebagai media promosi yang baik dan
menarik serta komunikatif untuk menginformasikan kepada masyarakat di
Kabupaten Tabanan mengenai manfaat pemberian ASI ekslusif bagi bayi sampai
dengan umur 6 bulan.
1.6.3 Indikator serta Model Penilaian Desain
Indikator yang nantinya akan dipakai sebagai acuan didalam menilai desain
ialah ilustrasi, teks, warna, teknik cetak. Dibuat alternatif desain dari media yang
12
dipilih. Desain yang terbaik dipilih dari tiga alternatif desain yang diukur
berdasarkan kriteria desain.
Adapun kriteria desain yang dijadikan indikator yaitu:
a. Komunikatif
Desain harus menggambarkan sesuatu yang tepat dan mudah d imengerti
sehingga mampu mengarahkan konsumen pada misi dan tujuan (Sachari, 1986
: 78).
b. Informatif
Pesan yang disampaikan berisi informasi yang dibutuhkan sangat jelas
(Poerwadarminta, 2000 : 432).
c. Ergonomis
Memiliki sifat sesuai desain, dan nyaman saat d inikmati oleh konsumen, baik
dari segi bentuk, ukuran, bahan dan komposisi (Sachari, 1986 : 3).
d. Artistik
Keindahan adalah sifat dari sesuatu benda yang memberi kita kesenangan
yang tidak berkepentingan yang kita bisa peroleh semata-mata dari
memikirkan atau melihat benda individu itu bagaimana mestinya (Susanto,
2002 : 54).
e. Simplicity
Penyampaian pesan yang tidak terlalu rumit, singkat, padat, dan jelas
(Poerwadarminta, 2000 : 888).
f. Surprise
Desain yang dibuat harus bisa memberikan kejutan bagi komunikan dengan
menampilkan unsur-unsur yang lain sehingga mampu menarik perhatian
(Sachari, 1986 : 89).
g. Etis
Desain tidak melanggar norma-norma yang ada di masyarakat (Sachari, 1986 :
67).
Untuk menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau
penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan skala ordinat (skala yang
13
menunjukkan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan
penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain yang ada. Dari sinilah diperlukan
usaha menentukan tingkatan dan kualitas, kriteria-kriteria tentang apa yang
disebut sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Masing-masing
tingkatan kualitas akan disususun berdasarkan jenjang ilmu dan mulai dari nilai
tertinggi adalah lima 5 dan nilai terendah adalah 1.
a. Nilai 5 = sangat baik
b. Nilai 4 = baik
c. Nilai 3 = cukup
d. Nilai 2 = kurang
e. Nilai 1 = sangat kurang
Untuk menentukan desain terpilih dari alternatif- alternatif desain yang dibuat,
dapat dilakukan melalui pemberian nilai dari masing-masing indikator dan unsur-
unsur desain, dengan menggunakan perhitungan rumus, yaitu:
R = Jumlah rata-rata skor keseluruhan (tiap unsur) x 100%
N
Keterangan : N = Nilai skor tertinggi x jumlah indikator (5 x 8 = 40)
Setelah masing-masing alternatif desain dinilai berdasarkan prinsip dan
kriteria desain akan terlihat satu desain yang menduduki rangking teratas dan
desain inilah yang nantinya sebagai desain terpilih (Nazir, 2000 : 338).
Berikut adalah format penilaian yang digunakan untuk memberikan nilai
pada seluruh alternatif desain yang ada.
14
1.7 Sitematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas, terarah dan terstruktur mengenai
pengantar karya Tugas Akhir maka dalam penulisan pengantar karya ini akan
dibagi dalam 5 bab yang dibuat secara sistematis yang mana antara bab yang satu
dengan bab yang lainnya akan memeiliki hubungan erat yang tidak akan dapat
dipisahkan. Sistematika dari pengantar karya pada masing-masing babnya dapat
dirincikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah yang merupakan
hal dasar diangkatnya suatu masalah yang nantinya dapat digunakan sebagai
acuan untuk perancangan media yang akan dibuat, termasuk di dalamnya terdapat
pengertian judul khasus, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat
perancangan, metode analisis data, dan indikator penilaian desain.
Bab II Tinjauan dan Analisa Data
Pada bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan dari berbagai data-data yang
diperoleh sehingga nantinya akan digunakan sebagai data aktual dan faktual untuk
15
nantinya akan dianalisis kembali menjadi sebuah data sintesa sehingga dapat
dicjadikan acuan dalam perumusan konsep desain.
Bab III Konsep Desain
Pada bab ini akan menguraikan tentang konsep dasar perancangan, pola pikir,
skema proses perancangan, strategi media, program tayangan media, dan strategi
kreatif yang selanjutnya akan dijadikan dasar pada visualisasi desain.
Bab IV Visualisasi Desain
Pada bab ini menguraikan tentang seluruh visualisasi desain yang telah
dibuat dalam bentuk gambar serta uraian/keterangan rinci mengenai masing-
masing desain. Adapun visualisasi desain yang diuraikan, antara lain: Flyer, X-
banner, Stiker, Poster, Pin, Paperbag, Spanduk, T’shirt, Brosur, dan Katalog.
Bab V Penutup
Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari unsur-unsur yang berpengaruh
pada proses perancangan yang telah dibuat sehingga akan diketahui hal yang
menjadi alasan media informasi yang layak untuk diperlihatkan (ditampilkan)
kepada masyarakat. Sedangkan saran merupakan rekomendasi kepada pihak-pihak
terkait. Kemudian tidak lupa bab ini berisi mengenai saran-saran dan rekomendasi
pada pihak-pihak yang terkait.
16
BAB II
TINJAUAN DAN ANALISA DATA
2.1 Data Teoritis / Aktual
Data teoritis atau aktual adalah data yang mengarah (mengacu) pada sumber-
sumber data ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan dan literatur mengenai
teori-teori tentang media desain komunikasi visual yang berhubungan dengan
kasus dan konsep pengerjaan Tugas Akhir ini (data yang bisa dimanfaatkan dalam
perancangan).
2.1.1 Aspek-aspek Desain Komunikasi Visual
Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio,
televisi, film, poster dan spanduk yang terletak di antara dua pihak. (Hasan, 2002 :
726.) Landasan pemikiran dalam pemilihan media adalah kemampuan untuk
menjangkau massa, kapasitas informasi yang dapat diemban media, target
audience (Ananda, 1978 : 10). Jadi dapat disimpulkan Media komunikasi visual
adalah suatu sarana informasi yang dapat dilihat dan dapat menginformasikan
suatu maksud atau pesan (informasi) yang ingin di sampaikan. Media-media yang
dirancang tentu tidak akan terlepas dari unsur-unsur desain yang mendukung
media yang akan dibuat nantinya, antara lain : ilustrasi, teks, huruf/ tipografi,
warna dan media.
2.1.1.1 Ilustrasi
Ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu ilustrare yang berarti menerangkan atau
memperlihatkan sesuatu, ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief, musik yang
tujuannya untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu (Santosa, 2002 :
57).
Ilustrasi adalah gambar untuk membantu memperjelas isi buku, atau karangan
(Hasan, 2002 : 425.). Pengertian ilustrasi menurut Maya Ananda, adalah sesuatu
yang dapat menyemarakkan halaman-halaman buku atau media lainnya sebagai
karya seni yang memiliki nilai estetis. Bentuk gambar ilustrasi dapat berupa : foto,
17
karikatur, kartun, potret manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan. Fungsi dari
ilustrasi adalah untuk menarik perhatian publik guna mendorong dan
mengembangkan gagasan dalam bentuk cerita realistis, dapat menumbuhkan
suasana emosional karena ilustrasi lebih mudah dipersepsi atau diserap daripada
tulisan (Kusmiati, 1999 : 44).
Ilustrasi kalau dilihat dari segi teknisnya dapat digolongkan menjadi beberapa
teknik yaitu:
a. Ilustrasi Gambar Tangan (Hand Drawing)
Yaitu gambar teknik ilustrasi dengan cara mengandalkan keterampilan tangan
sepenuhnya baik itu menggunakan kuas, pensil, pena, air brush dan alat-alat yang
dipakai menggambar lainnya atau gambar tangan dibuat secara keseluruhan
menggunakan tangan, dengan memberikan ekspresi dan karakter tertentu untuk
mendukung media komunikasi grafis (Pujiriyanto, 2005 : 42), ada beberapa tehnik
ilustrasi gambar tangan yaitu :
1. Teknik Arsir: adalah teknik menggambar dengan unsur-unsur garis, digoreskan
secara silang-menyilang untuk mewujudkan gambar yang diinginkan. Garis
tersebut saling menumpang membentuk efek gelap terang, volume dan
plastisitas.
2. Teknik Halftone: adalah teknik yang menggunakan gradasi gelap terang
dengan tinta yang dicairkan untuk memperoleh nuansa, sehingga hasilnya
mendekati foto.
3. Teknik Blok: pada teknik ini pembentukan wujud gambar dengan
memanfaatkan efek kontras antar bagian yang paling terang dengan bagian
yang paling gelap.
4. Teknik Scraper Board: pada teknik ini, cara menggoreskan garis arahnya
mengikuti obyek, garis tidak saling menumpang, tetapi dibuat sejajar satu sama
lain. Pada bagian yang gelap garis arsir dibuat rapat, sedangkan pada bagian
yang terang garis arsir dibuat agak renggang.
5. Teknik Goresan Kering: pada teknik ini, tinta/cat dibuat setengah kering, baru
kemudian ditumpangi goresan lagi dengan tujuan untuk mendapatkan atau
mencapai efek tekstur yang timbul. Untuk goresan pertama dibuat tipis,
18
terutama pada bidang yang terang, pada bagian bidang yang gelap goresan
diulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.
6. Teknik Dots/ Pointilisme (titik-titik): wujud gambar terdiri dari titik-titik,
dimana gelap terang dan plastisitas gambar dicapai dengan menggunakan titik-
titik. Kalau menginginkan bagian yang gelap titik-titiknya dibuat rapat dari
pada bagian yang terang.
Ada beberapa guna dari ilustrasi tangan, yaitu:
1) Sebagai simbolisasi
2) Menggambarkan fantasi
3) Menggambarkan sesuatu yang membangkitkan selera humor
4) Untuk pengganti foto.
Gambar 2.1 Ilustrasi Gambar Tangan
(Sumber: www.google.com, 25-03/2011
a. Ilustrasi Fotografi
Tehnik ilustrasi fotografi yaitu teknik membuat gambar ilustrasi berupa foto
dengan bantuan kamera baik itu manual maupun digital. Biasanya obyek fotografi
menjadi lebih realistis, eksklusif dan persuasif. (Pujiriyanto, 2005: 42).
19
Adapun kelebihan dari menggunakan ilustrasi fotografi adalah gambar yang
dihasilkan nyata/ realistis, waktu pembuatannya relatif singkat dan dapat dibuat
secara spontan. Teknik fotografi dapat dibuat (diproses) berwarna ataupun hitam
putih.
Ilustrasi fotografi memiliki beberapa kegunaan, yaitu:
1. Menggambarkan perbandingan menunjukkan berita
2. Mengabadikan sesuatu
3. Mencitakan suasana hati
4. Menggambarkan sesuatu yang membangkitkan rasa kemanusiaan
(Suyanto, 2004: 89).
Gambar 2.2 Ilustrasi Fotografi
(Sumber: http://media02.hongkiat.com/art-baby-photography.jpg, 13.04.2011)
b. Ilustrasi Tehnik Gabungan
Yaitu ilustrasi bentuk komunikasi dengan struktur visual atau rupa yang terwujud
dari perpaduan antara teknik fotografi/ ilustrasi gambar tangan dengan teknik
drawing di komputer (Pujiriyanto, 2005 : 41). Teknik ini memiliki kelebihan
tersendiri yaitu:
1. Dengan aplikasi penggunaan computer tehnik menggambar tangan dan
fotografi dapat lebih disempurnakan dalam proses desainnya.
2. Hasil desain jauh lebih inofatif dan menarik karena terjadi suatu kombinasi
(tambahan/nilai plus) pada desain yang akan disempurnakan.
20
Gambar 2.3 Ilustrasi tehnik gabungan
(Sumber:http://envoguephoto.files.wordpress.com/baby_art_blog.jpg . 13.04.2011)
Ilustrasi yang akan dipakai dalam perancangan media komunikasi visual untuk
mengkampenyekan manfaat Asi Eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan
di Kabupaten Tabanan tidak lain menggunakan ilustrasi fotografi, karena
dianggap mampu untuk memberikan informasi yang lebih jelas dan lebih mudah
untuk dimengerti.
2.1.1.2 Teks
Adalah sederetan kata atau kalimat yang menjelaskan suatu barang atau jasa untuk
tujuan tertentu. Bahasa yang digunakan untuk penyusunan teks pada iklan
hendaknya sederhana jelas, singkat, dan tepat serta memiliki daya tarik pada
kalimatnya. (Ananda, 1978: 63).
Teks dalam suatu media promosi merupakan alat menjamin komunikasi yang
mempengaruhi sasarannya, seakan terlibat dalam suatu dialog. Adapun fungsi teks
yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Untuk menarik perhatian konsumen tentang pesan dan tujuan yang hendak
disampaikan. Jadi harus permulaan, isi dan penutup sehingga begitu
selesai membaca maksud dan tujuan dari pesan yang disampaikan dapat
dimengerti.
2. Sebagai sarana komunikasi tentang barang atau jasa, mengenai kualitas
atau kegunaan, keuntungan-keuntungan dan keterangan lainnya.
3. Untuk membangkitkan hasrat pembaca agar mengikuti dan melaksanakan
pesan yang disampaikan.
21
4. Untuk menyatakan dan mempertahankan keberadaan suatu perusahaan
atau lembaga kepada masyarakat.
Gambar 2.4 Contoh penggunaan teks pada iklan
(Sumber: Desain Grafis Komputer, Pujiriyanto, 2005: 41)
Teks dibagi menjadi beberapa sistem penamaan yang masing-masing
memiliki fungsi berbeda yaitu:
a. Headline (Baris Utama/ Judul)
Adalah teks yang letaknya paling atas pada sebuah iklan, dengan ukuran huruf
paling besar antara yang lainnya dan biasanya untuk menyampaikan pesan yang
paling penting. (Santosa, 2002 : 54).
Judul hendaknya ekspresif, mempertegas kata-katanya yang singkat dan berfungsi
untuk mengkombinasikan watak sebuah tulisan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mendesain judul, yaitu:
1. Bentuk huruf mendukung judul dan memancarkan watak tulisan.
2. Judul kontras dengan teks lainnya baik dari segi warna, ukuran dan bentuknya.
3. Ditempatkan dalam frame atau bingkai.
4. Kata tidak terlalu panjang dan mudah dibaca.
5. Judul sebaiknya diposisikankan di tengah-tengah.
6. Hindari judul dengan pemakaian huruf kapital semua. (Pujiriyanto, 2005 : 38)
22
Menurut James F. Engle (Riyanto, 2000: 303), Headline dapat diklarifikasikan
menjadi :
1. Identification Headline, yang langsung menyebutkan identitas nama atau
merek dari produk atau jasa yang ditawarkan.
2. Advice or benefit Headline, yang memberikan janji, nasihat, manfaat atau
mengarahkan tentang kelebihan produk secara langsung.
3. Information or News Headline, yang berisi berita atau informasi tentang
suatu produk.
4. Command Headline, isinya bersifat anjuran atau perintah kepada calon
konsumen untuk menggunakan produk yang ditawarkan.
5. Question Headline, yang dikemukakan dengan gaya bertanya.
6. Curlosity or Provocative Headline, untukmembangkitkan kecemasan dan
ketakutan pada diri pemirsanya, serta mengundang keingintahuan pemirsa
terhadap apa yang ingin disampaikan.
7. Boast Headline, sifatnya membesar-besarkan atau melebihkan keunggulan
suatu produk atau jasa.
b. Sub Headline (Sub Judul)
Sub judul berfungsi untuk melengkapi serta memperjelas pengertian headline dan
untuk membagi serta sebagai penyela teks berikutnya. Biasanya ukurannya lebih
kecil daripada judul dengan warna yang berbeda pula. Sub judul dapat juga
disebut sebagai kalimat peralihan yang mengarah pembaca dari judul ke kalimat
pembuka dari naskah (body copy).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain sub judul, yaitu:
1. Sub judul serasi dan saling mendukung dengan judulnya.
2. Hindari penempatan di bawah kolom.
3. Jangan berlebih menggunakan materi visual, sesuaikan jenis huruf dengan
judul dan teks isinya.
4. Gunakan tipe huruf yang kontras, misalnya tipe huruf Sans Serif.
5. Gaya dan ukuran huruf pada artikel dapat dideformasi dengan memiringkan
atau memperbesar 1-3 kali.
6. Sub judul dapat ditulis dengan lekukan atau indent dengan posisi sebelah kiri.
23
7. Gunakan garis bawah atau di atas sub judul untuk kejelasan atau buatkan
frame.
8. Gunakan warna berbeda dengan warna artikel.
9. Tempatkan di kolom terpisah di samping atas, jangan di bawah artikel.
10. Susun unsur-unsur dengan posisi, proporsi, irama, latar belakang, pilihan
tipografi dalam kesatuan yang artistik. (Pujiriyanto, 2005: 38)
c. Body Copy (Teks isi)
Merupakan kalimat yang menerangkan lebih rinci tentang isi pesan yang ingin
disampaikan, berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam mengambil sikap,
berpikir, dan bertindak lebih lanjut (Pujiriyanto, 2005: 39).
d. Logotype (Merek dagang/ usaha)
Merupakan simbol atau nama yang dipakai oleh suatu perusahaan (Nuradi, 1996:
102).
e. Slogan (Semboyan)
Slogan (semboyan) adalah kalimat pendek yang unik dan khas yang dimiliki oleh
sebuah produk untuk lebih meyakinkan dan memperkuat sikap konsumen untuk
memilih produk atau jasa yang ditawarkan.
f. Clossing word (Kata Penutup)
Kata penutup adalah kalimat pendek yang jelas, singkat, jujur dan jernih yang
biasanya bertujuan untuk mengarahkan pembaca untuk membuat keputusan
(Pujiriyanto, 2005: 39).
Teks yang akan digunakan atau dipakai dalam perancangan media komunikasi
visual untuk kampanye manfaat ASI eksklusif d i Kabupaten Tabanan tidak lain
berisikan mengenai manfaat dari ASI eksklusif secara singkat namun jelas.
2.1.1.3 Tipografi
Kata tipografi berasal dari bahasa latin yaitu terdiri dari kata typos dan graphia.
Typos artinya cetakan bentuk dan sejenisnya, sedangkan graphia artinya hal
tentang seni tulisan (Schneder, 1997 : 4).
Secara umum tipografi diartikan seni mencetak dengan menggunakan huruf, seni
menyusun huruf dan cetakan dari huruf atau penyusunan bentuk dengan gaya-
24
gaya huruf. Tipografi sama dengan menata huruf yang merupakan unsur penting
dalam sebuah karya desain komunikasi visual untuk mendukung terciptanya
kesesuaian antara konsep dan komposisi karya (Santosa, 2002: 108). Tipografi
lebih dari sepuluh ribu jenis huruf yang berlaku secara internasiona l dan sudah
dibakukan.
Beberapa jenis huruf mengesankan suasana-suasana tertentu, seperti kesan berat,
ringan, kuat, lembut, jelita dan sebagainya. Masing-masing huruf merupakan
bagian individual dalam alfabet. Bentuk dasar huruf tidak dapat diubah.
Sedangkan variasi bentuknya sangat banyak jumlahnya. Jenis huruf baru selalu
dirancang sebagai hasil teknik produksi yang lebih progresif atau sebagai adaptasi
daripada mode dan gaya. Huruf-huruf secara tersendiri berbeda dalam bentuk,
ukuran, berat, kelebaran dan miringnya (Scheder, 1976: 41). Huruf saat ini dapat
dikelompokkan menjadi lima yaitu:
a. Huruf Tak Berkait (Sans Serif)
Bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan lebih
mudah dibaca dan sifat huruf ini kurang formal. Contoh bentuk huruf ini yang
paling populer yaitu tipe Arial dan Helvetic
Aa Bb Cc Gambar 2.5 Contoh Tipografi Jenis Sans Serif
(Sumber: Tipografi Komputer Untuk desainer Grafis, Adi Kusrianto, 2004: 39)
b. Huruf Berkait (Serif)
Bentuk huruf yang memiliki kait, dengan ketebalan yang kontras. Jenis ini
merupakan huruf formal, sangat anggun dan konservatif. Contoh yang paling
umum yaitu huruf tipe Times New Roman.
Aa Bb Cc Gambar 2.6 Contoh Tipografi Serif
25
(Sumber: Tipografi Komputer Untuk desainer Grafis, Kusrianto, 2004: 32)
c. Huruf Tulis atau Latin (Srcipt)
Jenis ini merupakan dasar dari bentuk huruf yang ditulis dengan tangan, kontras
tebal dan tipisnya sedikit saling berhubungan dan mengalir. Dapat memberikan
kesan keanggunan dan sentuhan pribadi.
Aa Bb Cc Gambar 2.7 Contoh Tipografi Sricpt
(Sumber: Tipografi Komputer Untuk desainer Grafis, Kusrianto, 2004 : 42)
d. Decoratif (Graphic)
Bentuk huruf yang sangat rumit desainnya. Bentuk ini hanya cocok dipakai untuk
headline tidak cocok digunakan sebagai body copy jadi sifatnya sangat terbatas
dalam penggunaannya.
Gambar 2.8 Contoh Tipografi Decoratif
(Sumber: Tipografi Komputer Untuk Desainer Grafis,
Kusrianto, 2004 : 43)
e. Monospace
Setiap huruf yang berjenis monospace mempunyai jarak atau lebar yang sama
setiap hurufnya. Contoh huruf monospace yaitu huruf tipe courier dan huruf yang
ada pada mesin ketik.
Aa Bb Cc Gambar 2.9 Contoh Tipografi Monospace
(Sumber: Tipografi Komputer Untuk desainer Grafis,
Kusrianto, 2004 : 25)
Ada juga teori yang mengelompokan huruf sesuai dengan ciri-ciri
anatominya, yaitu:
a. Oldstyle
26
Huruf yang diciptakan dalam periode tahun 1470 dan periode Oldstyle berakhir di
akhir abad ke-16 dengan munculnya periode transisi berupa karya John
Baskerville yang menjembatani periode berikutnya. (Kusrianto, 2006 : 202)
Ciri-ciri huruf Oldsyle adalah seperti gambar berikut:
Gambar 2.10 Contoh Huruf Oldstyle (Sumber : Pengantar Desain Komunikasi Visual : 202)
b. Modern
Perkembangan huruf ini dimulai pada abad ke-18 ketika Giambastita Bodoni
menciptakan karya-karyanya yang kita kenal hingga sekarang sebagai font Bodoni
dengan anggota keluarganya yang cukup banyak. Periode itu cukup panjang
hingga abad ke-20 dan jumlah karya-karya typeface sudah semakin banyak.
(Kusrianto, 2006 : 203). Ciri-ciri huruf Modern adalah seperti gambar berikut:
Gambar 2.11 Contoh Huruf Modern
(Sumber : Pengantar Desain Komunikasi Visual : 203)
27
c. Slab Serif
Kelompok huruf Slab Serif ditandai dengan bentuk serif yang tebal, bahkan sangat
tebal. Masa kemunculan jenis huruf itu bervariasi dan ikut menandai kemunculan
huruf-huruf yang berfungsi lebih tepat sebagai penarik perhatian (Header).
(Kusriyanto, 2006 : 203)
Gambar 2.12 Contoh Huruf Slab Serif
(Sumber : Pengantar Desain Komunikasi Visual : 204)
d. Sans Serif
Jenis huruf sans serif diciptakan oleh William Caslon IV (keturunan William
Caslon di era Oldstyle) pada tahun 1816. Pada awal kemunculannya, font jenis itu
disebut Grotesque karena pada zaman itu bentuk huruf tanpa serif itu dirasa aneh
dan unik. (Kusrianto, 2005: 204).
Gambar 2.13 Contoh huruf kelompok Sans Serif
(Sumber : Pengantar Desain Komunikasi Visual : 204)
e. Type Family
Pada tahun 1488, Moritz Brandis dari Leipzig Jerman untuk pertama kalinya
membuat font semi bold dari bentuk font yang telah ada untuk melengkapi
typeface itu. Tahun 1980-an, American Type Founder Company, sebuah
perusahaan pembuat huruf menawarkan koleksi huruf yang diproduksinya
28
lengkap dengan hasil modifikasi dari karya-karya klasik yang telah ada sehingga
pilihan huruf-huruf semakin diperluas.
Jadi type Family adalah kumpulan hasil modifikasi dari bentuk font yang telah ada
ke arah:
1. Ketebalannya sehingga kita mengenal huruf Semi Bold, Bold, dan Extra Bold.
2. Proporsi dari bentuk huruf sehingga kita mengenal huruf Condensed atau
penyempitan dan Expanded atau pelebaran.
3. Sudut kemiringan yaitu untuk memeperoleh efek tertentu, sejak awal dikenal
istilah Italic untuk yang bentuknya condong ke kanan.
4. Texture permukaan yang juga merupakan variasi dari tipe family.
5. Desainnya, seperti adanya type family yang memiliki desain yang berbeda.
Salah satu contoh nyata dari family yang berbeda desain adalah ITC
Officiana,dan juga ITC Stone.
Gambar 2.14 Contoh rumpun huruf Universe
(Sumber : Pengantar Desain Komunikasi Visual : 207)
Tipografi yang akan digunakan atau dipakai dalam perancangan media
komunikasi visual untuk kampanye dari manfaat pemberian ASI eksklusif di
Kabupaten Tabanan tidak lain adalah jenis tipografi sans serif, jenis huruf ini
dipilih karena mampu membuat desain terlihat lebih menarik dan lebih mudah
untuk dibaca.
2.1.1.4 Warna
Warna adalah hal yang pertama dilihat oleh seseorang (terutama warna
background). Warna akan membuat kesan atau mood untuk keseluruhan gambar
atau grafis. Warna merupakan unsur penting dalam grafis karena dapat
memberikan dampak psikologis kepada orang yang melihatnya (Pujiriyanto, 2005:
43).
Warna adalah kualitas dari mutu cahaya yang dipantulkan suatu obyek ke mata
manusia. Setiap warna memiliki daya tarik yang berbeda dan dalam
29
penggunaannya diharapkan dapat menciptakan keserasian dan membangkitkan
emosi (Wirya, 1999: 26).
Gambar 2.15 Gambar Lingkaran Warna
(Sumber: Pengenalan Teori Warna, Nugroho, 2008: 10)
Secara umum warna dapat dibagi menjadi tiga, antara lain :
a. Warna Primer
Warna primer disebut warna pertama, atau warna pokok. Disebut warna primer
karena warna tersebut tidak dapat dibentuk dari warna lain dan disebut warna
pokok karena warna tersebut dapat digunakan sebagai pokok percampuran untuk
memperoleh warna-warna yang lain. (Sanyoto, 2009: 28). Nama-nama warna
primer tersebut, adalah:
1. Biru, nama warna sebenarnya adalah sian (cyan), yaitu biru semu hijau.
Warna cyan yang sebenarnya terdapat pada warna bahan tinta cetak.
2. Merah, nama sebenarnya magenta, yaitu merah semu ungu. Warna magenta
yang sebenarnya terdapat pada warna bahan tinta cetak.
3. Kuning, dalam tube cat disebut lemon yellow, dalam tinta cetak disebut
yellow.
30
Gambar 2.16 Warna Primer
(Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 24)
Contoh media;
Gambar 2.17 Contoh Warna Primer
(Sumber : dok. Pribadi Gambar Kartupos Mahasiswa UBINUS 2004)
b. Warna Sekunder
Yaitu merupakan warna hasil pencampuran dari dua warna primer. Contohnya:
Nama-nama warna sekunder adalah:
1. Jingga (orange), adalah hasil percampuran warna merah dan kuning.
2. Ungu (violet), adalah hasil percampuran warna merah dan biru.
31
3. Hijau (green), adalah hasil percampuran warna kuning dan biru. (Sanyoto,
2009: 30)
Gambar 2.18 Warna Sekunder
( Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 24)
c. Warna Intermediate
Warna intermediate adalah warna perantara, yaitu warna yang ada diantara warna
primer dan sekunder pada lingkaran warna. (Sanyoto, 2009: 30). Nama-nama
warna intermediate adalah:
1. Kuning hijau (sejenis moon green), yaitu warna yang ada diantara kuning dan
hijau.
2. Kuning jingga (sejenis deep yellow), yaitu warna yang ada diantara kuning
dan jingga.
3. Merah jingga (red/ vermilion), yaitu warna yang ada diantara merah dan
jingga.
4. Merah ungu (purple), yaitu warna yang ada diantara merah dan ungu/ violet.
5. Biru violet (sejenis blue/ indigo), yaitu warna yang ada diantara biru dan
ungu/ violet.
6. Biru hijau (sejenis sea green), yaitu warna yang ada diantara biru dan hijau.
32
Gambar 2.19 Warna Intermediete ( Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 24)
d. Warna Tertier
Warna tertier, atau warna ke tiga, adalah warna hasil percampuran dari dua warna
skunder atau warna ke dua. (Sanyoto, 2005: 31). Nama-nama warna tersier
adalah:
1. Coklat kuning, disebut juga siena mentah, kuning tersier, yellow ochre, atau
olive, yaitu percampuran warna jingga dan hijau.
2. Coklat merah, disebut juga siena bakar, merah tersier, burnt siena, atau red
brown, yaitu percampuran warna jingga dan ungu.
3. Coklat biru, disebut juga siena sepia, biru tersier, zaitun, atau navy blue, yaitu
percampuran warna hijau dan ungu.
Gambar 2.20 Warna Tertier
(Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 23)
33
e. Warna Kuarter
Warna kuarter, atau warna ke empat, yaitu warna hasil percampuran dari dua
warna tersier atau warna ke tiga. (Sanyoto, 2005: 31). Nama-nama warna kuarter
adalah:
1. Coklat jingga (jingga/ oranye kuarter), atau semacam brown, adalah hasil
percampuran kuning tersier dan merah tersier.
2. Coklat hijau (hijau kuarter), atau semacam moss green, adalah hasil
percampuran biru tersier dan kuning tersier.
3. Coklat ungu (ungu/ violet kuarter), atau semacam deep purple, adalah hasil
percampuran merah tersier dan biru tersier.
Gambar 2.21 Warna Kuarter
(Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain Nirmana : 23)
Jika menginginkan warna yang selaras atau bervariatif maka ada beberapa aplikasi
warna yang dapat dikombinasikan, berikut ulasannya :
1) Monokromatik. Merupakan paduan warna-warna yang sama tetapi berbeda
kemurniannya.
34
Gambar 2.22 Gambar logoteks Fiea Catering
(Sumber : dok. pribadi)
2) Analogis adalah paduan warna-warna yang bersebelahan letaknya dalam
lingkaran warna. Misalnya kuning dengan hijau kekuningan pada logograf
Tje Fuk.
Gambar 2.23 Gambar logoteks Kosmetik Tje Fuk
(Sumber : dok pribadi)
3) Triadik. Merupakan kombinasi warna-warna yang letaknya pada titik
segitiga sama sisi dalam lingkaran warna. Misalnya merah dengan kuning dan
biru.
Gambar 2.24 Gambar logo PLN
(Sumber : www.kaskus.com, 5 April 2011)
35
4) Komplementer adalah kombinasi warna-warna yang saling berseberangan
letaknya dalam lingkaran warna. Misalnya orange dengan biru.
Gambar 2.25 Logo IMS (Sumber : Majalah Digital Art, Vol 01/09: 2005)
5) Split-komplementer merupakan kombinasi warna-warna yang letaknya pada
semua titik yang membentuk huruf Y pada lingkaran warna. Misalnya kuning
dengan ungu kemerahan dan ungu kebiruan yang mengapit ungu.
Gambar 2.26 Logo Fusion Media
(Sumber : Majalah Digital Art, Vol 01/09: 2005)
6) Komplementer Ganda, merupakan sepasang warna yang berdampingan
dengan sepasang komplementernya. Misalnya perpaduan kuning, orange, biru
dan ungu (orange kemerahan komplementer biru muda, sedangkan orange
dengan biru).
36
Gambar 2.27 Logo Visit Indonesia 2008
(Sumber : dok. pribadi)
7) Polikromatik, yaitu menggunakan banyak jenis warna.
Gambar 2.28 Logo Altria
(Sumber : Majalah Digital Art, Vol 01/09: 2005)
Warna Menurut Kejadiannya dapat dibagi menjadi dua, antara lain yaitu:
a. Warna Additive
Adalah warna yang berasal dari cahaya, yang disebut spectrum. Warna pokok
additive ialah Merah (Red), Hijau (Green), dan Biru (Blue) dalam komputer
disebut warna model RGB. (Sanyoto, 2009 : 17). Percampuran warna cahaya
(spectrum), yaitu:
6. Cahaya biru (blue) dipadukan dengan cahaya merah (red) menghasilkan
cahaya magenta.
7. Cahaya merah (red) dipadukan dengan cahaya hijau (green) menghasilkan
cahaya kuning (yellow).
8. Cahaya hijau (green) dipadukan dengan cahaya biru (blue) menghasilkan
cahaya sian (cyan).
37
9. Cahaya biru (blue) dipadukan dengan cahaya merah (red) dan cahaya hijau
(green) menghasilkan cahaya putih jernih/ bening/ cahaya terang siang hari.
Warna-warna lain dapat dibuat dengan cara mencampur-campur warna cahaya
dengan berbagai kemungkinan warna cahaya untuk memperoleh efek tertentu.
Percampuran warna cahaya ini sifatnya sempurna, artinya pekat menyatu.
Warna cahaya sangat cermelang karena betul-betul murni tidak tercampur warna
lainnya. Paduan warna-warna cahaya ini digunakan pada dunia televisi, panggung
dan audio visual lainnya.di dunia televisi, jika kita melihat berbagai gambar
pemandangan alam sebenarnya hanya karena perpaduan tiga warna pokok cahaya
tersebut. (Sanyoto, 2009: 17)
b. Warna Subtractive
Adalah warna yang berasal dari bahan yang disebut pigmen. Warna pokok
subtractive menurut teori adalah Sian (Cyan), Magenta, dan Kuning (Yellow),
dalam komputer disebut warna model CMY. (Sanyoto, 2009 : 18). Percampuran
warna bahan (pigmen), yaitu:
10. Kuning (yellow) dicampur dengan sian (cyan) menghasilkan hijau (green).
11. Magenta dicampur dengan kuning (yellow) menghasilkan jingga merah
(orange).
12. Sian (cyan) dicampur dengan magenta menghasilkan ungu biru (violet).
13. Kuning (yellow) dicampur magenta dicampur sian (cyan) menghasilkan warna
gelap atau hitam.
Warna-warna lain dapat dibuat dengan cara mencampur-campur warna dari hasil
pencampuran-pencampuran warna-warna pokok bahan tersebut di atas untuk
memperoleh warna-warna baru. Percampuran warna bahan sifatnya tidak
sempurna, dimana warna-warna tersebut sesungguhnya tidak bercampur tetapi
pigmennya hanya berdampingan saja. Warna bahan tidak secermelang warna
cahaya karena sifat pigmen selalu ada kandungan unsur kotor atau kandungan
warna lain yang mempengaruhinya, sehingga pada komputer selalu dengan
rumusan CMYK. K adalah prosentase Black (Hitam/ gelap), dimana setiap warna
selalu mengandung unsur warna gelap.
38
Warna bahan (pigmen) yang memiliki warna lengkap adalah tinta cetak, baik
cetak offset maupun tinta printer komputer. Tinta cetak memiliki warna Cyan,
Magenta, Yellow, yang sesungguhnya. Jika kita melihat hasil cetakan foto atau
gambar-gambar pemandangan sebenarnya hanyalah perpaduan 3 warna pokok
ditambah 1 warna gelap, yaitu Cyan, Magenta, Yellow, Black (CMYK). Maka
pada setiap hasil cetakan selalu diberi contoh warna CMYK dibagian tepinya.
Dengan demikian jika kita merancang sesuatu (desain) dengan komputer yang
nantinya akan dicetak, sebaiknya menggunakan warna-warna dengan model
CMYK tersebut agar tepat. (Sanyoto, 2009 : 19)
Karakter dan Simbolisasi Warna
Setiap warna dapat menimbulkan respons psikologis yang berbeda-beda.
(Pujiriyanto, 2005 : 47). Respon psikologis berbeda tersebut disebabkan karena
perbedaan karakter yang dimiliki antara warna yang satu dengan warna yang
lainnya sehingga dapat mempengaruhi mood seseorang.
Untuk lebih jelasnya, uraian mengenai karakter dan simbolisasi warna-warna
dijabarkan sebagai berikut:
Kuning
Karakter yang dimunculkan dari warna kuning yaitu: terang, gembira, ramah,
supel, riang, cerah. Asosiasi warnanya mengarah pada sinar matahari atau bahkan
pada mataharinya sendiri. Simbul/ lambang dari warna kuning, yaitu: kecerahan,
kehidupan, kemenangan, kegembiraan, kemeriahan, dan kecermelangan. Kuning
dan kuning kehijau-hijauan juga mengasiosiasikan pada sakit, penakut, iri,
cemburu bohong, luka. Bendera kuning kadang-kadang juga digunakan pada
kapal karantina, atau rumah sakit. (Sanyoto, 2009 : 54)
Jingga
Karakter yang dimunculkan dari warna jingga yaitu: memberi dorongan, merdeka,
anugrah, dan bahaya. Asosiasi warnanya mengarah pada awan yang terlihat pada
pagi hari sebelum matahari terbit. Simbul/lambang dari warna jingga, yaitu:
kemerdekaan, penganugrahan, kehangatan, dan bahaya. (Sanyoto, 2009 : 55)
39
Merah
Karakter yang dimunculkan dari warna merah yaitu: kuat, enerjik, marah, berani,
bahaya, positif, agresif, merangsang, dan panas. Asosiasi warna merah mengarah
pada darah dan juga api. Simbul/ lambang dari warna merah, yaitu: sifat nafsu
primitif, marah, berani, perselisihan, bahaya, perang, seks, kekejaman, bahaya,
kesadisan. (Sanyoto, 2009 : 56)
Ungu
Ungu sering disamakan dengan violet, tetapi ungu ini lebih tepat disamakan
dengan purple, yaitu warna tersebut cenderung kemerahan. Karakter yang
dimunculkan dari warna ungu yaitu: keangkuhan, kebesaran, dan kekayaan.
Simbul/lambang dari warna ungu, yaitu: kebesaran, kejayaan, keninggratan, dan
kebangsawanan. (Sanyoto, 2009 : 56)
Violet
Violet adalah warna yang lebih dekat dengan biru. Karakter yang dimunculkan
dari warna violet yaitu: dingin, negatif, dan diam. Simbul/lambang dari warna
violet, yaitu: melankolis sampai kesusahan, kesedihan, belasungkawa, bahkan
bencana. (Sanyoto, 2009 : 57)
Biru
Asosiasi warna biru, yaitu pada air, laut, langit, dan es. Karakter yang
dimunculkan dari warna biru yaitu: dingin, pasif, melankolis, sayu, sendu, sedih,
tenang, berkesan jauh tetapi cerah. Simbul/ lambang dari warna biru yaitu:
dihubungkan dengan langit tempat tinggal para dewa/yang maha tinggi/surga/
kahyangan, sehingga biru lambang keagungan, keyakinan, keteguhan imam,
kesetiaan, kebenaran, kemurahan hati, kecerdasan, kesehatan dan pedamaian.
(Sanyoto, 2009 : 57)
Hijau
Asosiasi warna hijau, yaitu pada hijaunya alam, tumbuh-tumbuhan, sesuatu yang
hidup dan berkembang. Karakter yang dimunculkan dari warna hijau yaitu: segar,
muda, hidup, tumbuh, dan beberapa hampir sama dengan warna biru. Dibanding
dengan warna-warna lain, warna hijau relatif lebih netral pengaruh emosinya,
sehingga cocok untuk istirahat, hijau sebagai pusat spektrum menghadirkan
40
keseimbangan yang sempurna dan sebagai sumber kehidupan. Simbul/lambang
dari warna hijau, yaitu: kesuburan, kesetiaan, kebangkitan, kesegaran, kemudaan,
keremajaan, keyakinan, kepercayaan, keimanan, pengharapan, kesanggupan,
keperawanan, dan kementahan/belum pengalaman. (Sanyoto, 2009 : 58)
Putih
Asosiasi warna putih, yaitu di Barat pada salju, di Indonesia pada sinar putih
berkilauan, pada kain kafan sehingga dapat menakutkan pada anak-anak. Karakter
yang dimunculkan dari warna putih yaitu: positif, merangsang, cerah, tegas, dan
mengalah. Simbul/lambang dari warna putih, yaitu: sinar kesucian, kemurnian,
kekanak-kanakan, kejujuran, ketulusan, kedamaian, ketentraman, kebenaran,
kesopanan, keadaan tak bersalah, kehalusan, kelembutan, dan kewanitaan.
(Sanyoto, 2009 : 58)
Hitam
Asosiasi warna hitam, yaitu kegelapan malam, kesengsaraan, bencana,
perkabungan, kebodohan, misteri, ketiadaan, dan keputusasaan. Karakter yang
dimunculkan dari warna hitam yaitu: menekan, tegas, dalam, dan depresive.
Simbul/ lambang dari warna hitam, yaitu: kesedihan, malapetaka, kesuraman,
kemurungan, kegelapan, bahkan kematian, teror, kejahatan, keburukan ilmu sihir,
kedurjanaan, kesalahan,kekejaman, kebusukan, rahasia, dan masih banyak lagi.
Sebagai latar belakang warna, warna hitam mengasosiasikan kuat, tajam, formal,
dan bijaksana. Hitam apabila dipergunakan bersama-sama putih mempunyai
makna kemanusiaan, resolusi, tenang, sopan, keadaan mendalam, dan
kebijaksanaan. (Sanyoto, 2009 : 59)
Abu-abu
Asosiasi warna abu-abu, yaitu suasana suram, mendung, dan kelabu tidak ada
cahaya bersinar. Karakter yang dimunculkan dari warna abu-abu yaitu: antara
hitam dan putih, pengaruh emosinya berkurang dari putih, tetapi terbebas dari
tekanan warna hitam, sehingga wataknya lebih menyenangkan, walaupun masih
membawa watak-watak warna putih dan hitam. Simbul/ lambang dari warna abu-
abu, yaitu: ketenangan, kebijaksanaan, mengalah, kerendahan hati, tetapi simbul
turun tahta, juga suasana kelabu, dan ragu-ragu. (Sanyoto, 2009 : 60)
41
Coklat
Asosiasi warna coklat, yaitu pada tanah atau warna natural. Karakter yang
dimunculkan dari warna coklat yaitu: kedekatan hati, sopan, arif, bijaksanan,
hemat, hormat, tetapi sedikit terasa kurang bersih atau tidak cemerlang karena
warna ini berasal dari percampuran beberapa warna seperti halnya warna tersier.
Simbul/lambang dari warna coklat, yaitu: kesopanan, kearifan, kebijaksanaan, dan
kehormatan. (Sanyoto, 2009 : 60)
Emas
Warna yang memiliki daya pantul paling tinggi dibanding dengan warna lain.
Mengandung/melambangkan nilai yang tinggi seperti emas yaitu kehangatan,
pencerahan, intelektual. Kesan negatif yang ditimbulkan adalah sakit, pengecut
dan penghianat.
Perak
Sebuah warna yang tidak murni berwarna abu-abu natural tetapi lebih bersifat
abu-abu hangat. Warna ini tidak bisa disebut warna solid karena terdapat efek
silau apabila terkena cahaya dan warna ini juga tidak bisa ditampilkan secara
murni dikomputer. Kesan modern dan kemajuan dapat dimunculkan dari warna
silver.
2.1.1.5 Media
Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada
publik dengan menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau
gambar/foto (Pujiriyanto, 2005 : 15).
Didalam periklanan, media penyampaian pesan dapat dibedakan menjadi
dua pengertian yaitu:
a. Media Lini Atas (above the line media)
Adalah kelompok media promosi yang memerlukan luar ruang, artinya
sarana komunikasi massa. Misalnya media cetak, elektronik, serta media luar
ruang (iklan majalah). Dan bisa juga dikatakan kelompok media promosi yang
memerlukan luar ruang, artinya melalui sarana komunikasi massa. Misalnya
media cetak, media elektronik (radio, televisi, film, video, dsb) , serta media luar
42
ruang atau outdoor media. Pada umumnya biro iklan bersangkutan mendapat
komisi karena pemasangan iklan tersebut seperti billboard, painted bulletin, neon
sign, spanduk (Nuradi, 1996 : 3).
Media Lini Atas juga merupakan iklan yang dibebani Agency Commision
Fee (komisi yang dikenakan kepada perusahaan pemasang iklan oleh agency iklan
atas iklan yang dibuatnya) yang telah disepakati dan dan telah ditentukan oleh P3I
(Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia) yaitu sebesar 17, 50% dari netto.
(Santosa, 2009 : 18)
Gambar 2.29 contoh gambar media lini atas (iklan majalah)
(Sumber : https://lh4.googleusercontent.com/Botol-Uang.JPG 13.04 2011)
b. Media Lini Bawah (below the line media)
Adalah kelompok media promosi yang tidak memerlukan media luar
ruang, artinya dalam hal ini tidak melibatkan pemasangan iklan di media massa
dan tidak memberikan komisi kepada perusahaan iklan. Media lini bawah
merupakan media yang terdiri dari media seperti direct mail, exebition (pameran),
kalender, agenda, serta media yang berupa souveneer (Kusmiati, 1999 : 23).
Promo media lini bawah juga mempunyai beberapa kelebihan
(Agusrijanto, 2001 : 131) yaitu:
Efektifitas waktu serta kecepatan penyampaian promosi kepada khalayak
sasaran.
43
Penguatan citra yang relatif tanggap dan mudah diterima dibenak
konsumen.
Nilai finansial yang dikeluarkan jauh lebih ekonomis (tidak makan biaya
dalam promosinya)
Timbal balik dan reaksi khalayak sasaran terhadap kegiatan berpromo
melalui media lini bawah cukup menjanjikan.
Tenggang waktu pemanfaatan media lini bawah sangat fleksibel.
Media juga dapat digolongkan dalam beberapa bentuk antara lain:
Berdasarkan cara pembuatannya dengan alat-alat cetakan seperti:
selembaran, brosur, folder, dll.
Berdasarkan lokasi penempatannya:
- Diluar ruangan (outdoor) seperti: poster, baliho, papan nama, spanduk,
dll.
- Dalam ruangan (indoor) seperti: poster, etalase, dll.
Berdasarkan bentuk media yang digunakan:
- Media langsung seperti: katalog, selembaran, kartu nama, dll.
- Media tak langsung seperti: iklan majalah, surat kabar, televisi, radio
(Ananda, 1978 : 50)
Gambar 2.30 contoh gambar media lini bawah (stiker)
(Sumber : https://lh6.googleusercontent.com/asi-stiker.jpg 13.04 2011)
44
2.1.1.6 Tata Letak atau Layout
Menata layout halaman cetak adalah satu bagian dari kegiatan desain grafis.
Bidang halaman yang ditata tak ubahnya kanvas yang harus diisi dengan elemen-
elemen grafis pengisi halaman itu (Kusrianto, 2007 : 268).
Tantangan yang palik menarik dari desain grafis maupun tata desain layout adalah
”ketiadaan aturan atau hukum yang universal”. Semuanya serba relatif. Sarana
dan teknik dalam suatu karya bisa dipakai secara efektif dan berhasil, tetapi belum
tentu sarana dan teknik tersebut efektif dan cocok untuk karya yang lain.
Sebagai contoh, desain iklan dengan ruang putih yang dominan di pinggir bidang
halaman akan mampu menonjolkan isi pesan serta memberi kesan menarik.
Namun di pihak lain, ruang kosong di pinggir halaman koran bisa membuat teks
terkesan tidak rapi sehingga pembaca akan enggan melihatnya.
Menyusun layout iklan adalah pekerjaan yang sangat menentukan. Sebuah ide,
copywrite, ataupun elemen-elemen iklan yang bagus akan gagal bila disusun dan
disajikan dengan layout yang kurang tepat. Oleh karena itu, kenalilah beberapa
model layout iklan cetak yang masih diikuti hingga sekarang (Kusrianto, 2007 :
307). Beberapa contoh tipikal metode layout iklan adalah sebagai berikut:
a. Axial
Elemen-elemen iklan diletakan berdasarkan sebuah sumbu yang diletakan
pada posisi tertentu di halaman iklan. Pada metode ini akan banyak ditampakan
bidang kosong.
Gambar 2.31 Model iklan dengan layout Axial.
(Sumber: www.huonaqua.com.au/28.04.2011).
45
b. Group
Menggunakan sejumlah elemen berupa foto yang diletakan berke lompok
dalam suatu titik konsentrasi pandang di halaman iklan, Tujuan adalah untuk
memberikan satu pusat perhatian.
Gambar 2.32 Model iklan dengan layout Group. (Sumber: www.eatmedaily.com/28.04.2011).
c. Band
Elemen iklan dipasang membentang seperti sabuk, tetapi letaknya
membujur secara vertikal. Tipikal tersebut memberikan blocking materi setinggi
halaman iklan.
Gambar 2.33 Model iklan dengan layout Band.
(Sumber: www.blog.lib.umn.edu/28.04.2011).
46
d. Path
Model ini menyebabkan materi, baik berupa foto maupun teks secara zig-
zag seluas halaman iklan. Secara estetika, model itu membuat mata pembaca
cepat lelah, tetapi dalam trik tertentu halaman iklan itu mendapatkan perhatian
merata pada pada permukaan halaman.
Gambar 2.34 Model iklan dengan layout Path. (Sumber: www.visitwesthollywood.com/28.04.2011).
e. T
Walaupun ini termasuk model lama yang sudah kuno tetapi ternyata model
itu masih banyak yang menggunakan karena dirasa masih efektif.
Gambar 2.35 Model iklan dengan layout T.
(Sumber: www.calvinscl.wordpress.com/28.04.2011).
47
f. Z
Ide pengguanaan model ini adalah untuk meratakan perhatian di seluas
permukaan halaman. Biasanya model ini digunakan dalam iklan- iklan ber-scrip
latin yang dibaca dari kiri ke kanan.
Gambar 2.36 Model iklan dengan layout Z. (Sumber: www.housewareslive.net/28.04.2011)
g. S
Layout ini merupakan kebalikan dari mode Z, tetapi dipergunakan bagi
pembaca yang menggunakan script non latin dan membacanya dari kanan ke kiri,
misalnya huruf arab.
Gambar 2.37 Model iklan dengan layout S. (Sumber: www.amazon.co.uk/28.04.2011)
48
h. U
Elemen iklan dipasang mengikuti bentuk huruf U.
Gambar 2.38 Model iklan dengan layout U.
(Sumber: www.newsspace.com.au/28.04.2011)
i. Grid/Sistem Kolom
Model ini mirip dengan Axial, tetapi ukuran dan letak elemen lebih
memenuhi bidang iklan sehingga tidak banyak bidang kosong.
Gambar 2.39 Model iklan dengan layout Grid/sistem kolom. (Sumber: www.corey hengen.blogspot.com/28.04.2011)
49
j. Checkerboard/Papan Catur
Model yang memasang elemen-elemen gambar/foto secara rapi
menyerupai kotak-kotak papan catur. Model ini cocok dipergunakan untuk iklan
yang memiliki banyak elemen foto yang serupa.
Gambar 2.40 Model iklan dengan layout Checkerboard/Papan Catur.
(Sumber: www.ba-reps.com/28.04.2011)
layout yang digunakan pada perancangan media komunikasi visual The Caesar
International Restaurant adalah tipe band dan tipe T karena layout ini terlihat
simpel dan menonjolkan satu obyek utama
2.1.2 Prinsip Desain Komunikasi Visual
Prinsip desain digunakan sebagai pedoman dalam mengorganisasikan
elemen-elemen grafis untuk dapat menghasilkan desain yang berkualitas. Prinsip-
prinsip desain tersebut antara lain:
2.1.2.1 Keseimbangan
Keseimbangan atau balance merupakan prinsip komposisi yang menghindari
kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur
rupa. (Kusrianto, 2007: 38)
Suatu keseimbangan bisa terjadi secara fisik maupun secara optis. Keseimbangan
menurut ilmu matematika adalah keadaan yang dialami oleh sesuatu (benda) jika
semua daya yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni/desain sifatnya
perasaan, tetapi pengertiannya hampir sama, yaitu suatu keadaan di mana semua
50
bagian pada karya tidak ada yang lebih terbebani. Jadi dikatakan seimbang
manakala disemua bagian pada karya bebannya sama, sehingga pada gilirannya
akan membawa rasa tenang dan enak dilihat. (Sanyoto, 2009: 259)
Keseimbangan dapat dibagi menjadi yaitu:
a. Keseimbangan Simetri (Symmetrical Balance),
Yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan kanan sama persis atau
setangkup. Karakter yang ditimbulkan dari keseimbangan ini adalah formal/resmi,
tenang, statis/tak bergerak, dan kaku. (Sanyoto, 2009 : 260).
Gambar 2.41 Keseimbangan Simetri
(Sumber : Dasar-Dasar Seni & Desain : 261)
Gambar 2.42 gambar Aplikasi Keseimbangan Simetri
(Sumber : http://kvp2131irul.files.wordpress.com/2010/12/poster2.jpg 13.04.2011)
b. Keseimbangan Memancar (Radial Balance)
Yaitu keseimbangan ruang kiri, kanan, atas, bawah, sama persis, karakternya sama
seperti keseimbangan simetri. (Sanyoto, 2009 : 261)
51
Gambar 2.43 Keseimbangan Radial
(Sumber : Dasar-Dasar Seni & Desain : 262)
Gambar 2.44 gambar Aplikasi Keseimbangan Radial
(Sumber : http://fc04.deviantart.net/Leehyori_by_aznsarang86.jpg 13.04.2011)
c. Keseimbangan Sederajat (Obvius Balance)
Yaitu suatu keseimbangan antara ruang kiri dan sebelah kanan memiliki beban
besaran sederajat (besaran sama tetapi bentuk rautnya berbeda), misalnya
lingkaran dengan segitiga dengan besaran sama. Karakternya: t idak terlalu resmi,
ada sedikit dinamika. (Sanyoto, 2009: 262).
Gambar 2.45 Keseimbangan Sederajat
(Sumber : Dasar-Dasar Seni & Desain (Nirmana) : 263)
Gambar 2.46 gambar Aplikasi Keseimbangan Sederajat
(Sumber : http://fairuzelsaid.files.wordpress.com/communicat ion.gif 13.04.2011)
52
d. Keseimbangan Tersembunyi (Asymmetrical Balance)
Yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan kanan tidak memiliki beban
sama besaran maupun bentuk rautnya tetapi tetap dalam keadaan seimbang.
Karakter yang ditimbulkan dari keseimbangan ini adalah dinamik, hidup, dan
tidak resmi. (Sanyoto, 2009: 263).
Gambar 2.47 Keseimbangan Asimetri
(Dasar-Dasar Seni & Desain (Nirmana) : 263)
Gambar 2.48 gambar Aplikasi Keseimbangan Asimetri
(Sumber : http://images.irwandesigner.multip ly.com/sundanes ekecil.jpg13.04.2011)
2.1.2.2 Titik Fokus (Centre of Interest)
Titik fokus adalah untuk menghindari kesan monoton atau membosankan
sehingga salah satu unsur dapat ditampilkan lebih menonjol dari dari unsur
lainnya. (Riyanto, 1992: 27)
Titik fokus atau pusat perhatian selalu diperlukan dalam suatu komposisi untuk
menunjukkan bagian yang dianggap penting dan diharapkan menjadi perhatian
utama. Penjagaan keharmonisan dalam membuat suatu titik fokus dilakukan
dengan menjadikan segala sesuatu yang berada di sekitar titik fokus mendukung
titik fokus yang telah ditentukan.
53
Gambar 2.49 Titik Fokus
(Sumber : dok. pribadi)
2.1.2.3 Irama (Rhythm)
Irama berasal dari kata wirama (Jawa), wirahma (Sunda), rhutmos (Yunani),
semua berarti gerak berukuran, ukuran perbandingan, berkerabatan dengan kata
rhein yang artinya mengalir. Jadi irama dalam hal ini dapat diartikan sebagai
gerak yang berukuran (teratur) dan mengalir. (Sanyoto, 2005: 121).
Irama atau ritme adalah penyusunan unsur-unsur dengan mengikuti suatu pola
penataan tertentu secara teratur agar didapatkan kesan yang menarik. Penataannya
dapat dilaksanakan dengan mengadakan pengulangan maupun pergantian secara
teratur dapat berupa perubahan intesitas per-ulangan dalam keberkalaan bentuk
(besar-kecil, tinggi- rendah, panjang-pendek), berkalaan warna (panas-dingin, tua-
muda, cemerlang-suram), keberkalaan ruang/ kedudukan (atas-bawah, kanan-kiri,
muka-belakang), keberkalaan arah (vertikal-diagonal-horisontal), dan keberkalaan
gerak (repetisi-transisi-oposisi). Irama berfungsi untuk mengarahkan perhatian
dari suatu tempat atau bidang ke tempat atau bidang yang lain, sehingga tercipta
suatu kesan gerak.
54
Gambar 2.50 Irama, lukisan karya Widayat
(Sumber : Dasar- dasar Seni dan Desain, Sanyoto : 177))
2.1.2.4 Kesatuan
Prinsip kesatuan atau unity (proximity = kedekatan) adalah hubungan antara
elemen-elemen desain yang semula berdiri sendiri-sendiri serta memiliki ciri
sendiri-sendiri yang disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki fungsi
baru yang utuh. (Kusrianto, 2007: 285)
Prinsip kesatuan dalam desain grafis adalah suatu prinsip bagaimana
mengorganisasi seluruh elemen dalam suatu tampilan grafis. (Suyanto, 2004 : 67)
Untuk mencapai kesatuan seorang desainer harus mengerti tentang garis, bentuk,
warna, tekstur, kontras nilai, format, keseimbangan, titik fokus, dan ritme. Dengan
kata lain, seseorang harus mengetahui bagaimana mengorganisasi elemen dan
membangun ikatan atau hubungan diantaranya.
Beberapa prinsip untuk membuat kesatuan, antara lain:
a. Hubungan
Yaitu keseimbangan yang diperoleh dengan cara mengulang suatu elemen,
misalnya: warna, arah, nilai tekstur, atau membangun suatu gaya, misalnya gaya
linier atau membangun hubungan di antara elemen yang ada. (Suyanto, 2004 : 68)
55
Gambar 2.51 Kesatuan Melalui Prinsip Hubungan
(Sumber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 69)
b. Grid
Yaitu keseimbangan yang diperoleh dengan cara membagi subbagian format ke
dalam bagian horizontal dan vertikal secara tetap, kolom, margin, dan ruang yang
membentuk kerangka untuk mengorganisasi ruang, huruf, dan gambar dalam
desain. (Suyanto, 2004 : 68)
Gambar 2.52 Kesatuan Melalui Prinsip Grid
(Sumber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 70)
56
c. Kesejajaran
Yaitu hubungan visual yang dibuat antara eleme-elemen, bentuk, dan objek yang
mempunyai garis poros yang sama. (Suyanto, 2004 : 68)
Gambar 2.53 Kesatuan Melalui Prinsip Kesejajaran
(Sumber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 70
d. Aliran
Yaitu keseimbangan yang diperoleh dengan menggunakan prinsip ritme bergerak
dari elemen satu ke elemen lain (Suyanto, 2004 : 68).
Gambar 2.54 Kesatuan Melalui Prinsip Aliran
(Sumber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 71)
57
2.1.2.5 Hirarki Visual
Prinsip hirarki visual merupakan prinsip yang mengatur elemen-elemen yang
mengikuti perhatian yang berhubungan secara langsung dengan titik fokus. Titik
fokus merupakan perhatian yang pertama, kemudian baru diikuti perhatian yang
lainnya. (Suyanto, 2004 : 64)
Gambar 2.55 Hirarki Visual
(Sumber : Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan : 64)
2.1.2.6 Kontras
Kontras di dalam komposisi diperlukan sebagai vitalitas agar tidak terkesan
monoton. Tentu saja, kontras ditampilkan secukupnya saja karena bila terlalu
berlebihan, akan muncul ketidakteraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan
harmonis. (Kusrianto, 2007: 42)
Gambar 2.56 Kontras Antarelemen (Sumber : Pengantar Desain Komunikasi Visual : 43)
58
2.1.2.7 Proporsi (Proportion)
Proporsi atau perbandingan adalah merupakan perbandingan antara satu bagian
dari suatu objek/komposisi terhadap bagian yang lain atau terhadap keseluruhan
objek. (Kusmiati, 1999 : 13)
Pengertian proporsi ada kemiripan dengan pengertian skala hanya saja unsur
proporsi tidak berdiri sendiri, melainkan selalu dikaitkan dengan ukuran objek lain
yang telah diketahui sebelumnya. Dalam menciptakan karya seni/desain, seniman/
desainer harus dapat menciptakan karya yang memiliki proporsi yang bagus
(proposional), sesuai dengan ukuran-ukuran perbandingan yang dianggap
proposional yang mengacu pada prinsip proporsi, yaitu bagaimana menciptakan
suatu karya yang serasi sehingga dapat terlihat menarik.
2.1.2.8 Skala (Scale)
Skala adalah ukuran relatif dari suatu objek, jika dibandingkan terhadap objek
atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya. Pemakaian skala dimaksud
untuk menciptakan keserasian dan kesatuan objek suatu desain, melalui
kesamaan-kesamaan atau kontras yang dibuat dalam skala. (Kusmiati, 1999 : 14)
Skala biasanya dinyatakan dengan ukuran panjang dan lebar. Elemen-elemen
yang digunakan memiliki hubungan dalam skala secara konsisten.
2.1.3 Aspek Teknis Perwujudan
Untuk perwujudan suatu desain diperlukan adanya suatu proses cetak yang berarti
usaha untuk mereproduksi atau menyalin suatu original dengan menggunakan
suatu alat/ mesin atau secara umum dikatakan “mencetak”. Yang dimaksudkan
ialah mencetak teks atau gambar. Dalam teknis perwujudannya sebuah karya
desain menggunakan bahan, media dan teknik cetak untuk menghasilkan karya
desain yang diinginkan. Aspek teknik desain tersebut meliputi :
59
2.1.3.1 Bahan
Penggunaan bahan harus sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa jenis bahan
yang dugunakan yaitu berupa kertas, kayu, logam, plastik dan sebagainya.
(Scheder, 1976 : 43).
Kertas merupakan bahan yang pada umumnya dipakai dalam mewujudakan
suatu rancangan desain ke media cetak. Nama kertas berasal dari bahasa Yunani
“Papyros”, suatu tanaman air yang telah digunakan oleh orang-orang Mesir kuno
sebagai bahan tulis menulis. Dari kata Papyros ini diturunkan menjadi kata Paper.
Pabrik kertas yang pertama dibangun di Eropa pada pertengahan abad 15.
sobekan kertas merupakan bahan mentah berserat. Satu-satunya alat yang dipakai
menumbuk dan melumatkan serat-serat itu menjadi kertas adalah kincir angin
pada waktu itu. Pada tahun 1799 seorang yang bernama Louis Robert dari Prancis
memperoleh gagasan untuk membuat sebuah mesin yang akan menghasilkan
kertas yang tak putus. Kertas yang panjang dan sudah berupa gulungan itu
dipotong-potong menjadi lembaran dan dikeringkan. Proes tersebut masih berlaku
sampai saat ini.
Pembuatan kertas juga bisa digunakan bubur kertas. Bubur kertas adalah
bahan mentah pokok untuk membuat semua kertas. Ditambah ramuan tambahan
untuk mewarnai, membuat kuat dan tahan lama. Bubur ini hanya memilki serat
pendek dan kertas yang dihasilkan sifatnya mudah robek. Kertas model ini hanya
dipakai pada koran surat selebaran dan kertas buram (coklat). Bubur kertas
kimiawi dibuat dengan memasak serpihan potongan kayu dalam alat pelarut untuk
menyingkirkan getah, minyak dan bahan lainya. Hasil pengolahan model ini
menghasilkan serat yang murni dan panjang yang akan menghasilkan kertas yang
kuat. Selain itu kapas juga bisa digunakan untuk membuat bubur kertas, bubur
kertas yang dihasilkan oleh kapas sangat halus sehingga kertas yang dihasilkan
sangat kuat dan tahan lama.
Setelah kayu, sobekan kertas menjadi bubur kertas dan dibuat menjadi serat
maka bubur atau serat tersebut dibawa ke dalam satu alat penggilas, yaitu wadah
yang didalamnya berisi pisau kecil yang berputar pada suatu tabung. Proses ini
60
akan menjadi serta kertas kasar sehingga akan lebih baik dalam menjalinnya ke
lembaran kertas jadi nantinya.
Untuk kertas yang akan digunakan dalam proses cetak mencetak maka bahan
tersebut dicampur dengan bahan perekat dalam pengolahanya, namun kertas yang
dihasilkan akan tidak lunak dan sedikit kaku. Pemberian tanah liat juga dilakukan
dalam pencampuran ke dalam bubur kertas, ini gunanya agar kertas yang dipakai
untuk kepentingan cetak mencetak tintanya mudah rekat.
Adapun jenis-jenis kertas yaitu :
a. Machine finished printing paper (MF Paper)
Machine finished printing paper (MF Paper) merupaka kertas yang diolah lewat
rol-rol penekanan, pengeringan dan pendinginan dalam mesin pembuat kertas dan
meninggalkan mesin dalam bentuk jadi.
b. Kertas licin (Calendered Paper)
Kertas licin adalah kertas yang halus, bakal kertas harus melewati mesin
tambahan yaitu Calendered (mesin pengepres), bakal kertas disalurkan lewat
suatu sistem putar tekan meliuk yang berbentuk huruf S sistem putar tekan itu
terdiri dari silinder-silinder besi dan kertas.tekanan yang tinggi dan efek gesekan
membuat membuat mencapai gesekan dan kehalusan tetentu.
c. Coated Paper (kertas berlapis)
Kertas berlapis dihasilkan dalam mesin pembuat kertas dalam sekali jalan. Setelah
bakal kertas melewati selinder pengering, kemudian disalurkan kealat pelapis dan
meninggalkan mesin pembuat kertas sebagai kertas kunstdruk ( art paper ) olahan
mesin.
d. Karton
Kertas disebut karton kalau kertas tersebut mempunyai berat berat melampui 170
gsm, untuk percetakan biasanya dipakai empat macam karton diantaranya ;
1) Karton yang tidak diputihkan, diolah mesin atau lewat mesin pengepres.
2) Karton berlapis, satu atau kedua mukanya.
3) Karton lapis (pasteboard) terdiri dari dua atau lebih lapisan yang dilekatkan
bersama, dengan berat sekitar 200 gsm.
61
4) Karton Emboss adalah karton yang diberi permukaan yang khusus, dikerjakan
oleh mesin embos (Embossing Calender), misalnya permukaan kertas linen
atau moyif tekstur lainnya. ( Scheder,1976 : 250)
Berikut adalah beberapa istilah kertas yang dipakai diantaranya :
a. Rim
Rim yaitu kertas yang berisi 500 lembaran kertas, yang biasanya jumlah itu
dibungkus dalam kertas biasa.
b. Potongan kertas ( Piece )
Potongan kertas adalah kertas dengan ukuran penuh yang dikeluarkan dari
bungkusan satu Rim, dipotong menjadi ukuran untuk keperluan cetak atau
pekerjaan lainya.
c. Lembaran kertas
Lembaran Kertas adalah lembaran – lembaran besar dan dapat dipotong – potong
sesuai dengan kebutuan, tetapi setelah mencapai percetakan potongan kertas itu
disebut disebut kembali lembaran.
d. Sisi kempa kertas
Sisi kempa kertas adalah sisi permukaan kertas yang terkena permukaan lembaran
kempa pada mesin pembuat kertas, dimana sisi ini adalah sisi permukaan yang
terbaik pada kertas.
e. Sisi saringan kertas
Sisi saringan kertas adalah permukaan kertas yang terkena jaringan kawat peda
mesin pembuat kertas, pola-pola jaringan dapat dilihat nyata pada beberapa kertas
dengan memegang kertas horisontal ke arah cahaya.
f. Arah serat kertas
Arah serat kertas adalah arah serat yang ditentukan oleh serat-serat bubur kertas
yang membentuk lembaran kertas pada kertas, arah ini biasanya panjang dan
bergaris tipis.
Disamping istilah kertas tersebut diatas ada beberapa ukuran kertas yang dibagi
menurut ukurannya. Berikut adalah beberapa jenis ukuran kertas :
62
1) Format A
- A1 ( 59.4 x 84.1 cm ).
- A2 ( 42.0 x 59.4 cm ).
- A3 ( 29,7 x 42,0 cm ).
- A4 ( 21,0 x 29,7 cm ).
- A5 ( 14,8 x 21,0 cm ).
- A6 (10,5 x 14,8 cm )
- A7 ( 7,4 x 10,5 cm )
2) Format B
- B0 (1000 mm x 1.414 mm)
- B1 (707 mm x 1000 mm)
- B2 (500 mm x 707 mm)
- B3 (353 mm x 500 mm)
- B4 (250 mm x 353 mm)
- B5 (176 mm x 250 mm)
- B7 (88 mm x 125 mm)
3) Plano dengan ukuran 65 cm x 100 cm, 69 cm x 88 cm, dan ukuran 79 cm x 109
cm. (Santosa, 2009 : 80)
Negara-negara yang berbahasa inggris masih menggunakan berbagai macam
ukuran kertas dan juga lebih rumit sistem yang dipakai untuk menentukan berat
kertas. (Scheder, 1976 :255-259 ). Dalam fungsi, ukuran, dan kegunaan kertas
yang berdasarkan atas tingkat kehalusannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian
yaitu :
a. Kertas band ( Coated Paper ), merupakan kertas yang sifatnya mudah
menerima tinta, mudah dihapus, ukuran lembarannya 21.25 x 27.5 cm.
b. Kertas teks ( Teks Paper ), kerupakan kertas tekstur dan memiliki warna
yang menarik dan biasanya digunakan untuk buku kecil dan brosur khusus.
Ukurannya 62,5 x 95 cm
c. Kertas Lapis ( Coated Paper ), kerupakan kertas yang lapisanya halus sekali
dan mengkilap dan digunakan untuk cetak kualitas tinggi. Ukuran dari kertas
ini adalah 62,5 x 95 cm
63
d. Kertas sampul ( Cover Paper ), kertas yang agak tebal dan berat berlapis dan
memilki warna menarik. Ukuran kertas ini adalah 50 x 65 cm
e. Kertas Buku, Kertas yang digunakan untuk buku – buku umum dengan
permukaan yang halus dan harganya lebih murah dari dari kertas teks. Ukuran
dari kertas ini adalah 62,5 x 76,25 cm
f. Kertas kartolik ( Index Paper ), kertas ini kaku dan mudah ditulisi tinta.
Ukuran kertas ini adalah 56,25 x 87,5 cm
g. Kertas Offset ( Offset Paper ), kertas ini serupa dengan kertas buku, berlapis
khusus dibuat untuk kepentingan percetakan litografi offset. Ukuran kertas ini
adalah 62,5 x 76,25 cm.
h. Kertas koran ( News Print Paper ), kertas ini digunakan khusus untuk
kertas koran dengan hisap air yang sangat kuat. Ukuran kertas ini adalah 60 x
90 cm.
i. Kertas etiket ( Taq Paper ), kertas ini ada yang berwarna di salah satu
permukaanya, bisa dipakai dalam segala macam cetakan. (Pujirianto, 2005 :
105)
2.1.3.2 Tehnik Produksi
Produksi adalah apa yang terjadi diantara disetujuinya sebuah gagasan iklan dan
waktu ketika akhirnya tampil di media yang direncanakan. Produksi cetak, siaran,
dan internet semuanya memiliki karakteristik umum yang sama : mereka berawal
pada reset awal, perencanaan, dan penaskahan konsep periklanan dari tim kreatif.
Dalam semua kasus, tim kreatif pada umumnya bekerja pada tim produksi untuk
memastikan bahwa iklan sebagaimana dibayangkan, telah benar-benar diproduksi.
Produksi media cetak merangkul keahlia tersendiri menyangkut tipografi,
repodruksi dan percetakan. (Lee, 1999 : 169).
Proses cetak berarti usaha mereproduksi atau menyalin suatu original dengan
menggunakan suatu alat / mesin atau secara umum dikatakan “mencetak “. Selalu
yang dimaksud adalah mencetak teks atau gambar. (Scheder, 1977 : 160).
Sebelum diuraikan perbedaan proses cetak, berikut sejarah awal ditemukan proses
cetak/percetakan.
64
Proses cetak dibedakan berdasarkan prinsip kerjanya yang berbeda, yaitu:
1. Cetak Tinggi (Relief Printing)
Disebut cetak tinggi karena pada acuan cetaknya permukaan bagian yang
mencetak lebih tinggi dari pada bagian yang tidak mencetak. (Tapran, 2006 : 22).
Cetak tinggi ada dua macam yaitu cetak letterpress dan cetak flekso. Hal yang
membedakan antara cetak yaitu cetak letterpress dan cetak flekso yaitu pada acuan
cetaknya.
a. Letterpress (Boekdruck)
Acuan cetaknya terbuat dari bahan yang keras. Disebut boekdruck yang berarti
cetak buku. Secara historikal pada pertengahan abad ke 15 tepatnya pada tahun
1440, seorang bernama Johannes Gutenberg, memikirkan dan melakukan teknik
cetak ini untuk mencetak buku dengan menyusun huruf-huruf lepas yang terbuat
timah sebagai acuan cetaknya, maka dari itu proses ini dikenal sebagai cetak
boedruck. (idem). Contoh produknya meliputi: formulir, nota dan pekerjaan-
pekerjaan sederhana.
Gambar 2.57 Bagan Mesin Letterpress
(Sumber: Buku Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007 : 135)
Proses cetak ini semakin jarang digunakan, karena biaya pembuatan acuan
cetaknya mahal dan keterbatasan mutu produknya.
b. Cetak Flekso (Fleksografi)
Acuan cetak flekso halus dan elastis menjadikan sifat permukaannya mampu
mengalihkan tinta cetak dengan viskositas yang rendah ke berbagai jenis bahan
yang menyerap tinta maupun yang tidak menyerap tinta. Proses cetaknya
sederhana seperti halnya cetak letterpress. (Tapran, 2006 : 24).
65
Kualitas cetaknya memenuhi tuntutan pasar, maka teknik cetak ini masih terus
berkembang mengimbangi kemajuan teknik cetak lainnya. Produk-produknya
berupa label, kemasan dan sebagainya.
Gambar 2.58 Gambar Mesin Flexography
(Sumber: Buku Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007 : 136)
2. Cetak Datar (Lithografi Offset)
Disebut cetak datar karena pada acuan cetaknya permukaan bagian yang mencetak
sama tinggi dengan bagian yang tidak mencetak. Lithografi artinya gambar pada
batu solnhofen atau limestone, batu ini disebut batu litho dan proses cetak yang
menggunakan batu ini disebut cetak lithografi. (Tapran, 2006: 25). Ada dua jenis
cetak lithografi, yaitu:
a. Lithografi dengan pembasah dimana pada acuan cetaknya bagian yang
mencetak bersifat menyerap minyak (oleophilic) dan menolak air (hydrophobic)
dan bagian yang tidak mencetak smenyerap air (hydrophilic) dan tidak menolak
minyak.
b. Lithografi tanpa pembasah dimana pada acuan cetaknya bagian yang
mencetak menyerap minyak (oleophilic) dan bagian yang tidak mencetak menolak
minyak (oleophobic). Proses cetak lithografi offset adalah proses alih tinta dari
acuan cetak lithografi kepada bahan yang dicetak melalui silinder kain karet
(blanket cylinder) yang disebut silinder offset. Cetak lithografi offset dengan
pembasahan (wet offset) adalah proses cetak yang melibatkan banyak komponen
dengan berbagai macam proses yang saling berkaitan. Setiap komponen dan setiap
66
prosesnya akan mempengaruhi hasil cetaknya. Oleh karena itu proses cetak offset
lithografi dengan pembasahan ini bisa disebut cetak multi parameter.
Acuan cetaknya disebut pelat cetak. Bahan dasar pelat cetak umumnya pelat
aluminium. Ada yang dilapisi dengan bahan peka cahaya ultra violet yaitu pelat
photopolymer dan pelat silver halida. Proses pembuatan pelat cetak offset
lithografi ada dua cara yaitu secara manual menggunakan plate maker dan secara
digital dari komputer ke platesetter yang disebut Computer To Plate (CTP).
(Tapran, 2006 : 25)
Gambar 2.59 Mekanisme Cetak Offset Lithografi (Sumber : Pengantar Desain Komunikasi Visual : 132)
Gambar 2.60 Proses dimesin Offset (Sumber : dok. Pribadi)
3. Cetak Dalam (Gravure Printing)
Cetak dalam adalah teknologi cetak yang permukaan bagian yang mencetak pada
acuan cetaknya lebih rendah dari pada bagian yang tidak dicetak. Dalam bahasa
Indonesia Gravure adalah ukiran ke dalam permukaan logam yang rata. Baik itu
67
berupa teks maupun gambar. Gravure merupakan kebalikan dari relief yang
gambarnya menonjol keluar. (Tapran, 2006 : 26).
Acuan cetak gravure umumnya berupa silinder yang disebut silinder gravure.
Bagian permukaan silinder yang rata adalah bagian yang tidak mencetak dan
ukiran ke dalam menjadi bagian yang mencetak. Cetak gravure populer dengan
sebutan rotogravure dan intaglio. Sedangkan acuan cetak dalam yang datar
disebut klise. Proses cetaknya adalah proses cetak tidak langsung.
Gambar 2.61 Mekanisme Proses Cetak Dalam (Gravure)
(Sumber : Gra fika & Teknologi Cetak Offset Lithography : 27)
4. Cetak Saring/ Sablon (Screen Printing)
Cetak saring yaitu teknik cetak yang acuan cetaknya berupa kasa. Kasa ini
merupakan kombinasi stensil dengan screen. Bagian yang mencetak pada acuan
cetak bersifat tembus tinta dan bagian yang tidak mencetak tidak tembus tinta.
Teknik cetak ini disebut juga cetak tembus atau cetak sablon. (Tapran, 2006 : 28).
Proses cetak sablon relatif sederhana, dapat mencetak dalam jumlah kecil maupun
besar. Teknik cetak ini diaplikasikan pada banyak hal, dari yang bersifat seni
sampai industri. Selain itu juga, teknik cetak ini bisa digunakan untuk mencetak di
atas segala dasar seperti kayu, kertas, tekstil, keramik, logam, plastik dan lain
sebagainya.
Dalam proses cetak sablon terdiri dari empat metode yaitu proses cetak rata ke
rata (flat to flate), rata ke silinder (flat to cylnder), silinder ke silinder (cylinder to
cylinder) dan menurut bentuk (body printing). (Tapran, 2006 : 29)
68
Gambar 2.62 Mekanisme proses cetak Saring
(Sumber : Grafika & Teknologi Cetak Offset Lithography : 29)
Gambar 2.63 Proses Mencetak Teknik Cetak Saring
(Sumber: Buku Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007 : 133)
5. Digital Printing
Merupakan suatu teknologi cetak memiliki high quality langsung dari komputer.
Perbandingan kwalitas antara cetakan offset dan digital printing bukan lagi
menjadi aspek utama karena ada kelebihan dan digital printing yang tidak dapat
dilakukan oleh cetak offset, yaitu kecepatan (speed) dan flexibilitas. Beberapa
kelebihan dari digital printing dibandingkan teknik cetak lainnya, yaitu:
a. Short Run Printing
Yaitu mencetak dengan oplah di bawah 1000, dalam full colour termasuk 3
lembar, 20 lembar, atau 100 lembar.
b. On Demand Printing
Yaitu mencetak sesuai dengan kebutuhan, kapan saja, dimana saja, serta dapat
merubah data pada siap cetak.
c. Personalization
Yaitu memiliki kemampuan mencetak secara personal/ per individu/ per group
dengan data yang bervariasi.
69
d. Distribud Printing
Yaitu data digital dapat langsung dicetak secara bersamaan di tempat lain, segera
setelah data tersebut diterima dimanapun.
Gambar 2.64 Proses Teknik Cetak Dig ital
(Sumber: Buku Grafika dan Teknologi Cetak Offset Lithografy)
Tidak seperti istem cetak offset, untuk mendapatkan hasil cetak harus melewati
tahap pembuatan film separasi warna, motage, platmaking, hingga proses cetak.
Proses tersebut memakan waktu yang cukup lama. Apalagi terdapat perubahan,
maka memerlukan waktu yang lebih lama. (Dameria, 2000 : 36)
Banyak sekali cara memberi efek dalam cetakan yang akan dibuat,
berikut adalah beberapa diantaranya :
a. UV (Varnish)
Yaitu memberikan lapisan tipis diatas permukaan kertas yang berfungsi sebagai
pelindung dan untuk mempercantik penampilan cetakan.
b. Spot UV
Yaitu pemberian lapisan vernis pada bagian tertentu gambar yang akan dicetak
c. Die Cutting
Untuk membuat efek ini digunakan Die atau pisau yang dibentuk sesuai gambar
yang akan dipotong.
70
d. Embosse
Yaitu cetak timbul, dapat memberikan efek kertas benar- benar menyembul, akan
terasa bila diraba.
e. Debose
Merupakan kebalikan dari embosse, dengan memberikan efek cekung pada kertas.
f. Special Color
Mencetak dengan menggunakan warna khusus yang tidak terdapat pada campuran
warna CMYK, misalnya toka atau pantone.
g. Hot Print
Adalah mencetak dengan menggunakan warna emas atau perak, memberi efek
pada huruf agar mengkilat seperti emas atau perak.
h. Line Art
Adalah gambar yang solid, berwarna hitam dan putih, tanpa ada warna abu- abu.
i. Halftones
Adalah gambar yang tercetak seperti sebuah foto hitam putih.
2.1.4 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus
Teori sosial yang akan digunakan dalam mendukung kasus ini adalah teori
semiotika, kata semiotika berasal dari kata Yunani yaitu “semeion”yang berarti
tanda, jadi semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign),
berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi
seseorang berarti sesuatu yang lain, oleh karena itu tanda tidak terbatas pada
benda (Widyatama, 2007 : 11).
Semiotik atau semiology adalah ilmu tentang tanda-tanda atau simbol. Istilah
semiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu Semeion/Sema, yang berarti tanda.
Dengan demikian tentu akan mudah dipahami bahwa untuk menggambarkan suatu
pesan atau informasi secara visual diperlukan suatu gambar, yang akan ditafsirkan
sama oleh semua orang yang menerima pesan tersebut. Oleh karena itu, semiotik
bisa dikatakan sebagai ilmu untuk memahami konteks tanda secara umum yang
berlaku di masyarakat, yang akan menjadi sasaran penerima pesan. Suatu studi
tentang pemaknaan semiotik menyangkut aspek-aspek budaya, adat- istiadat, atau
71
kebiasaan di masyarakat (Kusrianto, 2007 : 58). Semiotik dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu:
2.1.4.1 Teori Semantik
Semantik berasal dari kata Semanien dalam bahasa Yunani yaitu: berarti,
bermaksud, dan meneliti. Sedangkan semantik merupakan semiotika yang
berkenaan dengan makna dan konsep. Dalam dunia Komunikasi Visual, Semantik
berarti :
Meneliti dan menganalisis makna dalam visual tertentu. Visualiasi dari
suatu image merupakan simbol dari suatu makna.
Makna suatu visual dan perkembangannya. Etimologinya adalah
mempelajari perubahan dan perkembangan desain, sejarah seni dan desain,
serta pergerakannya.
Ditinjau berdasarkan makna, konsep, dan arti terdapat 2 aspek dalam visual image
yaitu:
Aspek secara umum yaitu: suatu tanda atau simbol bisa diterima oleh
setiap orang secara luas.
Pada lingkup tertentu, misalnya tanda atau simbol yang dimengerti
maknanya secara kepercayaan turun-temurun atau berdasarkan adat-
istiadat. Contohnya: Hong Shui, Primbon (Jawa), Feng Shui, Numerologi,
dll.
2.1.4.2 Teori Pragmatik
Pragmatik adalah mempelajari hubungan tanda dengan pemakainya (Sachari,
2000 : 53). Jadi pragmatik yaitu hubungan fungsional yang berkenaan dengan
teknis dan praktis, material atau bahan yang dipergunakan, serta efisiensi yang
menyangkut ukuran bahan, warna yang dipergunakan, maupun teknik
memproduksinya, dst (Kusrianto, 2007 : 96).
72
2.1.4.3 Teori Sintatik
Sintatik berasal dari kata Sintaksis (yang berasal dari bahasa Yunani Suntattein)
yang berarti mengatur dan mendisiplinkan. Ketika kita menyadari adanya korelasi,
kita akan mendapatkan apa yang dalam dunia desain disebut dengan kepatutan
atau kepantasan. Dalam hal ini, Sintatik berkenaan dengan perpaduan,
keseragaman, dan kesatuan sistem. Penerapannya sangat penting untuk menjaga
citra yang baik dari sebuah rancangan dalam bentuk apa pun. Usaha itu dilakukan
agar citra yang baik dapat tertanam serta dapat diingat oleh para khalayak. Di
dalam kalangan desainer istilah yang digunakan adalah “benang merah” sebuah
rancangan yang merujuk pada kesatuan rancangan (Kusrianto, 2007 : 89).
Jadi teori semiotika dipakai oleh penulis (desainer) untuk menentukan efisiensitas
pada media yang akan dibuat. Menurut Charles Sanders Pierce (1839-1914) tanda
(semiotika) dibagi menjadi tiga jenis yaitu icon, indeks, simbol. Media yang akan
dibuat setidaknya akan mengandung tiga jenis tanda ini,berikut penjelasan
mengenai jenis tanda yang aka nada pada media yang akan dirancang dan dibuat :
a. Icon
adalah tanda yang menggambarkan kemiripan dengan suatu objek/benda yang
pernah dikenal berdasarkan pengalaman, jadi icon yang ada pada media
komunikasi visual yang akan dibuat adalah ilustrasi fotografi yang ada pada media
tersebut, penulis menggunakan ilustrasi fotografi karena dengan ilustrasi fotografi
diharapkan mampu memperlihatkan ilustrasi secara nyata/jelas kepada
masyarakat.
b. Indeks
adalah tanda yang memiliki hubungan sebab–akibat, indikasi, informasi/petunjuk
antara tanda dengan obyek yang sangat dekat. Indeks yang ada pada media yang
akan dibuat tidak lain berupa keterangan–keterangan (teks) mengenai manfaat dari
pemberian ASI eksklusif itu sendiri, sehingga selain dapat mempertegas ilustrasi
yang ada pada media, keterangan (teks) ini dapat memberikan informasi yang
singkat, padat, dan jelas kepada khalayak sasaran.
73
c. Simbol
adalah tanda yang telah menjadi kesepakatan/terbentuk secara konfensional di
masyarakat, jadi simbol yang ada pada media yang akan dirancang dan dibuat
tidak lain adalah logo dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan itu sendiri,
sehingga dapat memberikan kesan kepada khalayak sasaran (masyarakat) bahwa
Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan peduli terhadap tumbuh kembang anak-anak
yang baik khususnya Kabupaten Tabanan.
Desainer menggunakan teori ini karena dengan teori semiotika desainer dapat
mengetahui bagaimana efek media yang dibuat terhadap masyarakat, apakah
sudah mampu menyampaikan pesan dengan baik ke masyarakat dalam hal ini
menyangkut manfaat dari pemberian ASI eksklusif. Media yang akan dibuat
adalah media yang mampu untuk memberikan informasi dengan tepat sehingga
membuat masyarakat akan lebih tahu mengenai manfaat yang didapatkan dengan
memberikann ASI eksklusif pada bayinya.
Untuk mendukung teori semiotik maka pada proses perancangan media
komunikasi visual dalam upaya untuk menginformasikan kepada masyarakat di
kabupaten Tabanan akan manfaat dari pemberian ASI eksklusif, penulis
mempergunakan data-data yang digunakan dari hasil survey yang telah didapatkan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan mengenai manfaat ASI eksklusif, hal
ini bertujuan agar desain yang akan dibuat dapat memberikan informasi yang jelas
dan mudah dimengerti, serta sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
lingkungan masyarakat (Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan bagian Bidang
Bina Kesehatan Masyarakat).
Dalam proses perancangan media komunikasi visual untuk kampanye manfaat
dari pemberian ASI eksklusif, penulis menggunakan data-data survey yang
didapat sebagai berikut :
a. ASI eksklusif merupakan pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan (aturan 0-4 bulan
sudah tidak berlaku lagi). Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini.
74
b. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti
ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan
perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi (nutrisi) yang
dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif
mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang
umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat
pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
c. Banyak hal yang menyebabkan ASI ekslusif tidak diberikan khususnya bagi
ibu- ibu di Kabupaten Tabanan, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh:
Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang
setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua
dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang,
karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka
dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.
Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan
Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung
makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI
dengan makanan olahan lain.
Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu
beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI
Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-
tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam
pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.
Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai
salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi,
terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya
akan hilang.
75
2.2 Data Lapangan / Data Faktual
Data lapangan/faktual merupakan data yang diperoleh berdasarkan kenyataan
yang ada di lapangan atau berdasarkan keterangan yang ada dilapangan atau
sebenarnya yang nantinya akan digunakan sebagai materi (sample) sebagai data
pendukung saat merancang media nanti.
2.2.1 Nama Obyek
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, nama obyek yang diangkat adalah Kampanye
Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan
Melalui Media Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan. Penulis tertarik
mengangkat kasus ini karena masyarakat khususnya di Kabupaten Tabanan yang
tingkat keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif menduduki peringkat 6
banyak yang kurang paham dan kurangnya pengetahuan mengenai manfaat dari
pemberian ASI eksklusif, selain bermanfaat untuk ibu dan bayinya (bayi lebih
kebal terhadap penyakit, tumbuh kembang serta tingkat kecerdasan yang optimal,
ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah terhadap kanker rahim dan
kanker payudara, dll) juga untuk keluarga, biaya lebih hemat dan murah (Bayi
sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan
kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit dan tidak perlu uang
untuk membeli susu formula). Apalagi belakangan ini masyarakat cukup dibuat
resah dan khawatir dengan bahaya dari bakteri sakazaki yang diduga ada pada
beberapa merek susu formula yang ada di pasaran saat ini.
2.2.2 Penanggung Jawab
Data-data survey mengenai manfaat pemberian asi eksklusif diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Tabanan bagian Pelayanan Kesehatan serta bagian Jibang
Promosi dengan Ibu I.G.A.A. Witarini Dwipayanti, S.KM
2.2.3 Lokasi
Dalam penulisan pengantar Tugas Akhir ini penulis membutuhkan data mengenai
Manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6 bulan di
kabupaten Tabanan, data-data tersebut diambil, dicari dan disurvey di Dinas
76
Kesehatan Kabupaten tabanan yang berlokasi di Jl. Gunung Agung No. 82,
Tabanan-Bali, dengan tlp (0361) 811419, dan fax (0361) 815158. Berikut adalah
denah lokasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan tersebut:
Gambar 2.65 Denah Lokasi Dinas Kesehatan
2.2.4 Sarana Komunikasi Yang Ada
Dinas Kesehatan kabupaten Tabanan belum memiliki media untuk
mengkampanyekan manfaat ASI eksklusif. Ini dikarenakan selain terbentur
masalah biaya, masalah rabies dan flu burung yang menjadi paling diperhatikan
oleh Dinas Kabupaten Tabanan, itu menyebabkan kurang diperhatikannya
masalah pemberian ASI eksklusif di Tabanan. Satu-satunya media kampanye
resmi yang dikeluarkan hanya berupa brosur mengenai pengetahuan ASI secara
menyeluruh yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Provinsi Bali.
1. Aplikasi Unsur-Unsur Desain Komunikasi Visual
Unsur-unsur media komunikasi visual yang digunakan selama ini yaitu:
77
a. Brosur
Gambar 2.66 Brosur mengenai ASI
(Sumber: Foto hasil survey dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan)
Aplikasi unsur-unsur desain komunikasi visual pada brosur:
1) Ilustrasi
Dalam brosur ini menggunakan ilustrasi fotografi berupa foto seorang ibu yang
sedang menyusui bayinya.
2) Warna
Warna yang di gunakan adalah warna primer, sekunder serta warna monokromatik
yaitu biru, hijau serta merah muda.
3) Teks
Teks yang digunakan adalah berupa judul, sub judul, dan Dinas terkait yang
mengeluarkan brosur ini
78
4) Huruf dan Tipografi
Jenis huruf yang di gunakan adalah jenis huruf Sans Serif (tak berkait).
5) Ukuran dan Bahan
Brosur ini berukuran A4 atau 21,0cm x 29,7cm dengan bahan art paper
6) Teknik
Untuk media brosur ini tehnik pencetakannya menggunakan tehnik offset.
2.2.5 Potensi kasus
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang belum
tumbuh gigi-geliginya dan mempunyai nilai biologik yang tinggi. Kecuali sebagai
zat makanan, ASI juga menjadi media untuk hubungan bayi dan ibunya.
Hubungan secara psikologis dan immunologis menghantarkan kasih sayang dan
perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya
sehingga terjalin hubungan yang harmonis.
Manfaat dari pemberian ASI eksklusif untuk ibu dan bayinya (bayi lebih kebal
terhadap penyakit, tumbuh kembang serta tingkat kecerdasan yang optimal, ibu
yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah terhadap kanker rahim dan
kanker payudara, dll) juga untuk keluarga, biaya lebih hemat dan murah (bila bayi
sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan
kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit dan tidak perlu uang
untuk membeli susu formula). Apalagi belakangan ini masyarakat cukup dibuat
resah dan khawatir dengan bahaya dari bakteri sakazaki yang diduga ada pada
beberapa merek susu formula yang ada di pasaran saat ini.
Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan untuk saat ini (tahun 2010) untuk
tingkat keberhasilan mencapai angka 36,88 % menduduki peringkat keenam dari
delapan kabupaten yang ada di provinsi Bali (dikutip dari data yang ada pada
Dinas Kab. Tabanan: 2010).
Untuk itulah alasan penulis mengangkat judul Kampanye Manfaat Pemberian ASI
Eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media Komunikasi
Visual Di Kabupaten Tabanan sebagai usaha untuk membuat suatu media
komunikasi visual yang menarik serta komunikatif yang tentunya tepat sasaran
79
untuk menginformasikan kepada masyarakat di Kabupaten Tabanan mengenai
Manfaat ASI eksklusif.
2.3 Analisis dan Sintesis
Analisis sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang
ada. Sedangkan sintesa adalah suatu perpaduan dari permasalahan yang ada pada
latar belakang masalah yang telah dirangkum dalam analisis.
2.3.1 Analisis
Analisis dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu analisis teori, analisis faktual,
dan analisis wawancara. Adapaun ketiga analisis tersebut yaitu :
a. Analisis data Teori
Analisis data yang dilakukan dengan menganalisis semua pendekatan teori yang
dipakai dalam perencanaan untuk mendapatkan keabsahan yang lebih akurat di
dalam proses perancangan untuk dikaji agar memperoleh positif dan negatifnya.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisa kualitatif komparatif.
Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan data-data aktual dengan data-
data faktual atau dengan memperhatikan hubungan sebab-akibat antara data aktual
dengan faktual, sehingga pada nantinya bisa ditarik kesimpulan mengenai desain
yang tepat digunakan sebagai dasar dalam perancangan media komunikasi visual.
b. Analisis data Faktual
Dalam perancangan Tugas Akhir ini guna mendapatkan data-data yang akurat
penulis menganalisa segala permasalahan yang ada di lapangan yang berkaitan
dengan penulisan. Belum pernah terdapat media kampanye yang dibuat untuk
manfaat ASI eksklusif selama ini oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan,
media yang tersedia hanya brosur mengenai ASI yang dikeluarkan oleh Dinas
Kesehatan provinsi Bali tahun 2007.
80
Gambar 2.67 Aplikasi unsur-unsur desain komunikasi visual pada Brosur
(Sumber: Foto hasil survey dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan)
1) Ilustrasi
Pada Brosur ini menggunakan ilustrasi fotografi berupa gambar foto Ibu yang
sedang menyusui bayinya. Dengan melihat ilustrasi ini saja orang dapat menebak
apa kira- kira isi brosur ini, yang berisi tentang penjelasan mengenai asi dan
lainnya, itu berarti ilustrasi yang digunakan sudah tepat.
2) Warna
Warna yang di gunakan dominan mengunakan warna primer dan sekunder serta
warna monokromatik yaitu wana biru, hijau serta merah muda dengan dasar
putih. Warna biru dan hijau memberikan kesan hidup sehat, sedangkan merah
muda memberikan sedikit kesan suatu peringatan/ajakan.
3) Teks
Teks yang digunakan adalah berupa judul, sub judul, Dinas terkait yang
mengeluarkan brosur ini. kurang lengkap dan informatif untuk memberi tahu
orang mengenai isi brosurnya.
81
4) Huruf dan Tipografi
Pemilihan jenis huruf sudah terlihat baik dengan jenis huruf yang terlihat kokoh,
terkesan kuat dan yang sifatnya sederhana sehingga mudah untuk dibaca, jenis
huruf yang di gunakan adalah jenis huruf Sans Serif agar kata-katanya mudah
untuk dibaca, selain itu jenis huruf ini memiliki jarak yang agak longgar per
hurufnya, sehingga ergonomi bagi mata saat membaca teks di brosur ini.
5) Ukuran dan Bahan
Brosur ini berukuran A4 atau 21,0cm x 29,7cm. Dengan bahan art paper,
merupakan ukuran standar brosur agar tidak banyak terdapat kertas yang terbuang
saat pemotongan sehingga menghemat biaya pencetakan.
6) Material
Untuk brosur menggunakan kertas Art Paper dengan ukuran A4 atau 21 cm x
29,7cm
7) Teknik cetak
Untuk media brosur tehnik pembuatan yang dibuat adalah tehnik offset, karena
jumlah cetakannya cukup banyak, dengan cetak offset hasil cetakan didapat
dengan waktu yang cepat serta harga yang murah.
c. Analisis data wawancara
Analisis wawancara dilakukan dengan cara bertanya pada beberapa staf yang
bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, antara lain; Bapak I Wayan
Sudiarta, M.Kes (selaku seksi di bagian Bina Gizi Masyarakat pada Bidang Bina
Kesehatan Masyarakat), serta Ibu I.G.A.A Witarini Dwipayanti, S.KM di bagian
PROMKES Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, karena dianggap tahu dan
mengerti mengenai permasalahan yang ada di lapangan khususnya yang berkaitan
dengan penulisan ini.
Pertanyaan yang diajukan saat wawancara berupa staf jajaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Tabanan, denah dan lokasi kantornya, sub bidang yang menangani
masalah ASI eksklusif, upaya-upaya yang telah dilakukan untuk
mengkampanyekan manfaat dari pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai
dengan umur 6 bulan di kabupaten Tabanan, serta media apa saja yang sudah
pernah dibuat.
82
Belum ada upaya khusus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan untuk
mengkampanyekan masalah manfaat ASI eksklusif ini, yang ada saat ini hanya
berupa program Posyandu secara umum, belum pernah membuat media yang
secara khusus untuk mengkampanyekan manfaat ASI eksklusif. Maka dari itu
penulis mengambil kesimpulan bahwa memang benar saat ini perlu adanya media
kampanye untuk manfaat pemberian ASI eksklusif untuk menginformasikan
kepada masyarakat Tabanan.
2.3.2 Sintesis
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan maka diketahui bahwa media
komunikasi viaual yang digunakan sebagai sarana informasi masih kurang bahkan
hampir tidak ada , untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan maka akan
dirancang beberapa media komunikasi visual yang nantinya mampu
menginformasikan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif di Kabupaten
Tabanan, adapun unsur media yang akan dirancang yaitu :
1. Media
Media yang akan dirancang untuk menginformasikan manfaat pemberian ASI
eksklusif di Kabupaten Tabanan menggunakan media Media Lini Bawah (below
the line media) saja, sebab semua media hanya digunakan pada saat penyuluhan
saja.
Adalah merupakan kelompok media promosi yang tidak memerlukan media luar
ruang, artinya dalam hal ini tidak melibatkan pemasangan iklan di media massa
dan tidak memberikan komisi kepada perusahaan iklan. Media lini bawah
merupakan media yang terdiri dari media seperti direct mail, exhebition
(pameran), kalender, agenda, serta media yang berupa souveneer (Kusmiati, 1999
: 23).
Media-media yang akan digunakan untuk mengkampanyekan manfaat pemberian
ASI eksklusif adalah media media yang dapat menarik perhatian dan beberapa
diantaranya memiliki fungsi lain yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. dan media yang dirancang adalah Pin, Poster, Stiker, T-Shirt, Brosur, Paper
bag, X- banner, Spanduk, flyer, Katalog karya.
83
2. Ilustrasi
Selain tehnik komputer beberapa ilustrasi yang akan di gunakan menggunakan
tehnik gabungan yaitu ilustrasi tehnik fotografi yang diolah kembali di komputer,
dimana menggunakan foto yang berhubungan dan menggambarkan mengenai
manfaat dari pemberian ASI eksklusif dan dikomposisikan agar menarik dan
komunikatif.
3. Teks
Teks berisi judul (headline), sub judul (sub headline), teks isi (body copy) pada
beberapa media saja, baseline dan logotype dari dinas kesehatan. secara singkat,
jelas, informatif, komunikatif sehingga mudah dipahami dan cepat dimengerti.
Sedangkan untuk head line teks yang digunakan adalah berupa keterangan nama
(judul slogan).
4. Huruf
Menggunakan tipe huruf yang mudah di baca seperti san serif dan decorative
dengan jenis Arial, Bickham Script Pro Semibold, Calibri, Century Gothic, One
Stroke Script LET, Trebuchet MS, Pilihan jenis huruf divariasikan sehingga
terlihat indah namun tetap mudah dibaca dan tidak mengganggu informasi yang
hendak dibawakan.
5. Warna
Warna yang di gunakan ialah warna-warna primer, sekunder, tersier. Dalam
desain yang akan di rancang akan dominan menggunakan biru dan putih sehingga
dapat mewakili dari unsur kesehatan yaitu hidup sehat. Untuk proses cetaknya
nanti akan menggunakan warna CMYK (yellow, magenta, cyan, key).
6. Ukuran dan Bahan
Ukuran memakai satuan panjang cm, dan disesuaikan dengan jenis media agar
memenuhi syarat ergonomis sehingga menarik dan nyaman dipandang. Sedangkan
bahan yang digunakan harus sesuai dengan media promosi yang akan digunakan.
Dan bahan yang di gunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan tahan
lama sehingga pesan yang terkandung di dalam media dapat berfungsi lebih lama.
84
7. Tehnik Cetak
Tehnik yang di gunakan dalam perancangan desain adalah menggunakan
tehnik cetak offset warna (Lithography) untuk media stiker, poster, paper bag,
flyer dan brosur. Sedangkan tehnik digital printing digunakan untuk mencetak pin,
x-banner, dan katalog. Sedangkan untuk media T-Shirt dan menggunakan teknik
cetak saring.
85
BAB III
KONSEP DESAIN
3.1 Konsep Dasar Desain
Konsep dasar perancangan dijadikan sebagai landasan pemikiran untuk
membuat suatu desain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Adapun
konsep simplicity dipilih sebagai konsep dasar perancangan media komunikasi.
Dalam arti kata simplicity diartikan penyampaian pesan yang tidak terlalu rumit,
singkat, padat dan jelas. (Poerwadarminta, 2000 : 888). Sedangkan simple dalam
bahasa Inggris mengandung arti kesederhanaan. Makin sederhana ide yang kita
punya, makin mudah dimengerti dan diterima audience. Sebab iklan hanya
memiliki beberapa detik untuk menyampaikan pesan, sehingga perlu
penyederhanaan isi pesan. Sederhana yang dimaksud dalam hal ini bukan berarti
harus sedikit, tetapi dalam memvisualisasikan desain media yang dibuat tidak
terlalu berlebih dan tidak kurang sehingga mudah untuk dicerna, namun dengan
catatan tidak mengurangi dan keluar dari maksud dan tujuan daripada
perancangan media yang telah ditetapkan sebelumnya.
Desain dari alternatif media komunikasi visual tersebut ditekankan pada
penggunaan warna seperti biru (warna primer) dan putih, yang kembali ke konsep
awal yaitu simplicity agar desain tidak terlihat ramai sehingga isi pesan yang
terkandung di dalamnya lebih cepat dan mudah ditangkap oleh audience. Dalam
visualisasi media, ilustrasi fotografi yang diberikan sedikit efek pada komputer
digunakan untuk memperjelas maksud iklan dan mempermudah orang yang
melihatnya untuk mengerti, seperti ilustrasi foto bayi yang sehat yang
mendapatkan ASI eksklusif dimana si bayi memiliki kekebalan tubuh yang bagus,
cerdas dll . Penyampaian teks dalam hal ini juga tidak terlalu rumit, tetapi singkat,
padat dan jelas agar tidak membosankan untuk dibaca namun tetap dapat
dimengerti, dimana teksnya berupa headline, sub headline, baseline, serta
bodycopy. Huruf yang digunakan adalah jenis huruf tak berkait (Sans Serif) yang
mudah dibaca dan memiliki nilai estetis.
86
3.2 Pola Pikir
Pola pikir merupakan langkah- langkah pemikiran dalam merancang media
komunikasi visual dari komunikator (pihak yang menyampaikan pesan) ke
komunikan (penerima pesan), tujuannya adalah untuk memastikan pesan yang
disampaikan agar sesuai sasarannya. Adapun pola pikir perancangannya yaitu:
Gb. 3.1 Skema Pola Pikir
Dalam hal ini manusia dikatakan sebagai mahkluk sosial sehingga pasti
memiliki suatu permasalahan yang bisa saja berkaitan dengan kebutuhan akan
87
suatu informasi kesehatan. Lalu ada pihak yang berfungsi sebagai penyedia
informasi yaitu komunikator yang dalam kasus ini dimaksud adalah Subdin Gizi
Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. Agar informasi (pesan) yang
hendak disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (masyarakat umum)
dapat menjadi informasi yang komunikatif dan informatif. Desain media yang
dibuat tentunya harus berisikan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan
namun dengan catatan tetap mengacu pada peraturan serta norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Adapun visualisasi media informasi yang akan dirancang
dapat berupa brosur, poster, flyer, x-banner, stiker dan jenis media lainnya yang
dirasa perlu untuk kepentingan penyampaian informasi yang berkaitan dengan
kampanye kesehatan.
3.3 Skema Proses Perancangan
Skema proses perancangan merupakan skema yang menjabarkan bagaimana
proses awal pemilihan tema sampai akhirnya pada perwujudan desain. Adapun
skema pola perancangan dari tema yang diangkat, yaitu:
88
Gb. 3.2 Skema Proses Perancangan
89
Dari bagan skema proses perancangan diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut: Skema proses perancangan merupakan skema yang akan dijadikan
sebagai patokan dalam membuat media rancang grafis atau media desain
komunikasi visual. Tema yang diangkat dalam Tugas Akhir Studio ini adalah
tema sosial (kampanye kesehatan) dengan mengambil judul Kampanye Manfaat
Pemberian ASI eksklusif Bagi Bayi Sampai Dengan Umur 6 Bulan Melalui Media
Komunikasi Visual Di Kabupaten Tabanan, kemudian dilanjutkan dengan
masalah yang dihadapi, dapat ditetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Kemudian tahapan dilanjutkan dengan identifikasi data, baik itu data aktual
maupun data faktual. Setelah data-data tersebut terkumpul, barulah data dianalisis
dan disintesa sehingga diperoleh jawaban media-media komunikasi visual apa saja
yang sesuai dan dirasa efektif sebagai media informasi manfaat dari pemberian asi
eksklusif. Tahapan selanjutnya adalah proses kreatif dengan membuat alternatif
pra desain masing-masing media yang disesuaikan dengan kriteria dan unsur-
unsur desain, kemudian dilakukan analisa pra desain sehingga diperoleh desain
terpilih. Desain terpilih kemudian diwujudkan sesuai dengan teknik cetak, alat dan
bahan yang disesuaikan dengan keperluan masing-masing media. Kemudian
setelah melewati proses perwujudan maka akan diperoleh wujud media yang
akhirnya siap untuk didistribusikan. Tahapan distribusi merupakan tahapan
penyebaran media yang sudah jadi ke masyarakat sasaran.
3.4 Strategi Media
Strategi kreatif memfokuskan pada apa yang harus dikomunikasikan yang
akan memandu pengembangan seluruh pesan yang digunakan dalam kampanye
atau mempromosikan sebuah iklan. Media tersebut adalah berupa Poster,
Spanduk, Flyer, X- Banner, yang akan dipasang ditempat keramaian atau di
rumah sakit dan puskesmas-puskesmas, sedangkan media lainnya berupa Pin,
Stiker, T-Shirt, Paper bag, Brosur digunakan sebagai merchandise atau dibagikan
pada saat penyuluhan ke masyarakat.
90
3.4.1 Khalayak Sasaran
Merupakan sasaran dari tujuan perancangan media komunikasi visual yang
ingin dicapai. Adapaun sasaran/audience ini dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu:
3.4.1.1 Demografi
Masyarakat dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel pendapatan,
jenis kelamin, pendidikan, jumlah pendududk, usia, ukuran, keluarga, siklus hidup
keluarga, pekerjaan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan dan kelas sosial
(Suyanto, 2004 : 3)
Ditinjau dari faktor demografi, media yang dirancang diperuntukkan untuk
seluruh lapisan masyarakat, dan informasi mengenai manfaat dari pemberian ASI
eksklusif.
3.4.1.2 Geografi
Merupakan pembagian Masyarakat menjadi unit-unit geografis yang
berbeda, misalnya wilayah, negara bagian, provinsi kota dan kepulauan. (Suyanto,
2004 : 2).
Segi geografi yang berubah berkenaan dengan daerah, besarnya kota atau
area metropolitan, kepadatan (urban, pinggir kota, pedesaan) dan iklim atau semua
hal yang menyangkut faktor geografi. Berdasarkan geografi maka sasaran yang
diinginkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan adalah seluruh daerah baik
dari pedesaan, perkotaan, maupun pegunungan ataupun masyarakat pesisir di
Kabupaten Tabanan.
3.4.1.3 Psikografi
Mengelompokkan Masyarakat dalam variabel gaya hidup, nilai dan
kepribadian. (Suyanto, 2004 : 4)
Kepribadian berkaitan dengan faktor kejiwaan, maka daripada itu media-
media yang dibuat hendaknya disesuaikan dengan kondisi kejiwaan masyarakat
yang seperti diketahui sebagian besar orang cenderung lebih senang melihat
daripada membaca apabila melihat suatu tampilan media untuk memperoleh
91
informasi. Oleh sebab itu media yang dibuat hendaknya menampilkan unsur
gambar yang lebih dominan dibandingkan unsur teksnya.
3.4.1.4 Behaviour
Dalam strategi media, behaviour dari masyarakat sangat perlu kita
perhatikan karena hal ini akan berpengaruh terhadap media yang digunakan untuk
sosialisasi. Behaviour disini meliputi kesukaan dan kebutuhan masyarakat akan
sesuatu. Jadi dalam media, diharapkan mempunyai suatu daya tarik pesan yang
mampu mempengaruhi (persuasif), mengajak, dan membujuk masyarakat ataupun
dapat menginformasikan kepada masyarakat tentang manfaat dari pemberian Asi
Eksklusif.
3.4.2 Panduan Media
Media yang digunakan sebagai solusi di dalam mempengaruhi/mengajak
masyarakat agar memberikan Asi eksklusif kepada bayi mereka dengan manfaat
yang diperoleh, oleh Dinas Kabupaten Tabanan antara lain:
3.4.2.1 Flyer
Flyer adalah bahan promosi yang dibuat dalam bentuk selebaran.
Merupakan media pengumuman untuk memberitahukan sesuatu pesan kepada
khalayak sasaran dengan cara ditaruh di tempat umum atau dibagi-bagikan.
Berbentuk lembaran kertas dengan media gambar pada 1 atau 2 sisi. (Nuradi dkk,
1996:67).
3.4.2.2 Poster
Poster di tinjau dari segi etimologinya, berasal dari kata to post yang
berarti mengumumkan surat tempelan. Poster dapat pula berarti media grafis yang
memuat unsur teks dan gambar/ilustrasi yang dipasang atau ditempel pada dinding
(Pujirianto,2005:16).
Poster akan menjadi media promosi yang efektif bila didukung oleh unsur-unsur
desain komunikasi visual yang menarik akan langsung bisa menjadi pusat
perhatian dan akan menjadi media yang sangat efektif untuk mengkampanyakan
manfaat dari pemberian ASI eksklusif.
92
.Poster dapat dicetak dalam jumah banyak dengan biaya yang terjangkau guna
menarik perhatian orang agar menerima pesan yang di sampaikan.
3.4.2.3 X-Banner
Merupakan media komunikasi grafis yang dibuat dari kertas dan dipasang
dengan direntangkan dengan plastik yang berbentuk X sebagai penyangga.
(Pujiriyanto, 2005 : 45).
X-Banner ini merupakan media promosi yang efektif bila diletakkan di tempat-
tempat strategis/tempat yang ramai misal pada rumah sakit, puskesmas-puskesmas
dan dibalai desa tempat mengadakan penyuluhan-penyuluhan yang berhubungan
dengan manfaat yang didapatkan dengan memberikan ASI eksklusif.
3.4.2.4 Paper bag
Tas belanjaan berbahan kertas yang yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan benda-benda kecil dan ringan (Sigit Santoso, Advertising Guide
Book, 2002).
3.4.2.5 T-Shirt
Merupakan media komunikasi grafis yang dicetak diatas kain katun atau
TC. Cara mencetaknya adalah menggunakan teknik cetak saring atau sablon.
Bagian yang tercetak biasanya bagian depan dan bagian belakang. Unsur-unsur
yang digunakan meliputi warna, teks, dan ilustrasi. (Pujiriyanto, 2005 : 28).
Fungsi T’Shirt adalah sebagai benda pakai yang dapat digunakan secara berulang-
ulang dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga promosi/informasi yang
terdapat pada media ini juga akan dilakukan secara berulang-ulang juga. Apalagi
ditunjang dengan desain yang unik dan menarik akan menjadi media yang sangat
efektif untuk mengkampanyekan manfaat dari pemberian ASI eksklusif.
3.4.2.6 Stiker
Merupakan lembaran kecil berupa kertas atau plastik yang bisa direkatkan
atau ditempel. (Alwi, 2002:1091). Termasuk media paling efektif karena bisa
direkatkan dimana saja tetapi kekurangan media ini tidak dapat memuat banyak
informasi karena ukurannya yang terbatas. Pesan yang ditampilkan pada stiker
93
sangat beragam. Mulai dari nama produk, organisasi, sampai dengan kalimat
himbauan, ajakan, petunjuk-petunjuk tertentu, dan bahkan ada yang menyertakan
gambar-gambar tertentu. Kendati begitu beragam bentuk dan pesan yang muncul,
setidaknya sebagai media komunikasi visual striker mempunyai fungsi atau
manfaat sebagai berikut:
a. Mengkomunikasikan citra suatu organiasasi (nama, logo atau bahkan
corporate colour) dan biasanya dalam rangka membangun citra.
b. Mengkomunikasikan pesan-pesan tertentu seperti: ajakan, himbauan, perintah,
penolakan, petunjuk-petunjuk atau semboyan.
c. Mengkomunikasikan foto atau image tertentu: tokoh, bayi, buah-buahan,
binatang dan lain- lain.
3.4.2.7 Pin
Merupakan salah satu media promosi yang berbentuk seperti lencana ada
peniti atau semacam jarum penyemat di bagian belakangnya. Pin merupakan suatu
media promosi yang tergolong cukup efektif dalam memberikan informasi kepada
khalayak sasaran mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif karena pin dapat
disematkan dimana-mana baik di baju, tas, dll. Selain untuk media promosi, pin
juga merupakan aksesoris yang cukup menarik.
3.4.2.8 Spanduk
Merupakan media kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita
yang perlu diketahui umum. (Alwi, 2001 : 1086)
Jenis media promosi luar ruang yang pada umumnya diletakkan di tepian
jalan atau perempatan. Bentuknya memanjang dan dapat digunakan sebagai media
komunikasi yang efektif untuk mengkampanyekan manfaat dari pemberian ASI
eksklusif.
3.4.2.9 Katalog Pameran
Katalog merupakan media komunikasi grafis berbentuk buku yang
didalamnya berisi aneka jenis produk, harga, formulasi dan cara penggunaanya.
(Ibid, 2005 : 20)
94
Katalog pameran berisi daftar desain media komunikasi visual yang dibuat oleh
penulis mengenai manfaat asi eksklusif.
3.5 Program Tayangan Media
Program tayangan media yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Tabanan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat akan
manfaat dari pemberian Asi Eksklusif bagi bayi sapai dengan umur 6 bulan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Jenis Media Kapan Dimana Frekuensi
1. Poster
pada saat
melakukan
program
penyuluhan-
penyuluhan.
di Rumah Sakit,
Puskesmas-
puskesmas, dan
Balai Desa di
pemukiman warga
ditempel pada
waktu acara
penyuluhan dan
bisa tetap dipasang
di tempat-tempat
umum semisal
rumah sakit,
puskesmas, dll.
2. Flyer pada saat
melakukan
program
penyuluhan-
penyuluhan.
di Rumah Sakit,
Puskesmas-
puskesmas, dan
Balai Desa di
pemukiman warga
dibagikan pada
waktu acara
penyuluhan dan
bisa disediakan di
tempat-tempat
umum semisal
rumah sakit,
puskesmas, dll.
3. Brosur pada saat
melakukan
program
di Rumah Sakit,
Puskesmas-
puskesmas, dan
dibagikan pada
waktu acara
penyuluhan dan
95
penyuluhan-
penyuluhan.
Balai Desa di
pemukiman warga
bisa disediakan di
tempat-tempat
umum semisal
rumah sakit,
puskesmas, dll.
4. Spanduk pada saat
melakukan
program
penyuluhan-
penyuluhan.
di Rumah Sakit,
Puskesmas-
puskesmas, dan
Balai Desa di
pemukiman warga
dipasang pada
waktu acara
penyuluhan dan
bisa terus dipasang
di tempat-tempat
umum semisal
rumah sakit,
puskesmas, dll.
5. X-Banner pada saat
melakukan
program
penyuluhan-
penyuluhan.
di Rumah Sakit,
Puskesmas-
puskesmas, dan
Balai Desa di
pemukiman warga
digunakan pada
waktu acara
penyuluhan dan
bisa terus
ditempatkan di
tempat-tempat
umum semisal
rumah sakit,
puskesmas, dll.
6. T’Shirt pada saat
melakukan
program
penyuluhan-
penyuluhan.
di Rumah Sakit,
Puskesmas-
puskesmas, dan
Balai Desa di
pemukiman warga
digunakan oleh
petugas pada waktu
acara penyuluhan
dan dapat
dibagikan terbatas
sebagai souvenir
96
7. Pin pada saat
melakukan
program
penyuluhan-
penyuluhan.
di Rumah Sakit,
Puskesmas-
puskesmas, dan
Balai Desa di
pemukiman warga
digunakan oleh
petugas pada waktu
acara penyuluhan
dan dapat dibagi -
bagikan sebagai
souvenir
8. Stiker pada saat
melakukan
program
penyuluhan-
penyuluhan.
di Rumah Sakit,
Puskesmas-
puskesmas, dan
Balai Desa di
pemukiman warga
dibagi - bagikan
sebagai souvenir di
tempat acara
penyuluhan
9. Paperbag dibagi-bagikan
pada saat
melakukan
program
penyuluhan
di Rumah Sakit,
Puskesmas-
puskesmas, dan
Balai Desa di
pemukiman warga
dibagi - bagikan
sebagai souvenir di
tempat acara
penyuluhan
10. Katalog digunakan pada
waktu ujian akhir
TA
disediakan di lokasi
ujian Tugas Akhir
digunakan hanya
pada saat ujian TA
berlangsung
3.6 Strategi Kreatif
Strategi adalah siasat, taktik, langkah- langkah atau kebijakan-kebijakan
yang ditempuh untuk mencapai tujuan dan strategi kreatif adalah kebijakan yang
akan dilakukan terhadap paduan kreatif (creative mix).
97
3.6.1 Isi Pesan
Pesan atau informasi yang akan disampaikan hendaknya memberikan
informasi atau keterangan yang berkaitan dengan manfaat pemberian ASI
eksklusif kepada khalayak sasaran.
3.6.2 Bentuk Pesan
Bentuk pesan yang bersifat informal dan komunikatif agar lebih menarik
dan mudah dimengerti oleh kalayak sasaran dalam kalimat-kalimat sederhana
dengan menggunakan bahasa Indonesia.
3.6.3 Strategi Visual
Ilustrasi yang ditampilkan adalah berupa ilustrasi fotografi bagaimana
manfaat dari Pemberian ASI eksklusif yang diolah dengan bantuan komputer agar
tampilan terlihat lebih menarik dan komunikatif.
3.6.4 Gaya Visual
Guna menarik minat khalayak sasaran untuk memperhatikan is i pesan
yang disampaikan sehingga khalayak yang menjadi sasaran bisa terpengaruh dan
memudahkan di dalam memahami isi pesan, maka gaya visual yang akan
ditampilkan yaitu gaya visual ilustratif, dimana setiap media yang dibuat
mengandung ilustrasi yang berkaitan dengan kampanye manfaat Asi Eksklusif
dan tidak keluar dari konsep dasar yang telah ditentukan yaitu simplicity
(penyampaian pesan yang tidak terlalu rumit, singkat, padat dan jelas) untuk
mendukung keseluruhan unsur dalam media sehingga menciptakan kesatuan
(unity).
3.6.5 Material
Akan diuraikan jenis material yang digunakan dalam perwujudan dari
masing-masing media yang dirancang, yaitu:
1) Paperbag : Artpaper 210 gsm
2) Poster : Art Paper 150 gsm.
3) Flyer : Art Paper 150 gsm.
4) X-Banner : Pvc gliter
98
5) Spanduk : Coley Bright.
6) T-Shirt : Bahan katun combed 20’s
7) Stiker : Stiker Bontax 100 gsm
8) Pin : Plastik
9) Brosur : Art Paper 150 gsm.
10) Katalog : Art Paper 260 gsm.
99
BAB IV
VISUALISASI DESAIN
Pada Bab ini akan dibahas visualisasi media yang dibuat untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya manfaat pemberian ASI eksklusif,
khususnya di Kabupaten Tabanan.
4.1. Flyer
4.1.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang ditampilkan pada media flyer yaitu ilustrasi tehnik gabungan yang
digunakan pada ilustrasi fotografi wajah bayi yang terlihat sehat dan ceria.
Ditampilkannya ilustrasi logotype ASI eksklusif, logotype Bakti Husada dan
Pemkab. Tabanan pada media flyer ini sebagai petunjuk bahwa Dinas Kesehatan
kabupaten Tabanan juga mendukung program kampaye pemberian ASI eksklusif
khususnya di Kabupaten Tabanan.
b. Teks
Teks yang digunakan pada flyer adalah, ”apakah ASI eksklusif?” yang juga
merupakan headline dari flyer ASI eksklusif tersebut, kemudian teks “ASI
eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan…” sebagai
bodycopy yang merupakan pengertian dari ASI eksklusif. Kemudian di bagian
bawah flyer tertera logotype dan informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon
Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan.
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media flyer ini adalah Trebuchet MS
pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga mampu
menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern
namun tetap mudah dibaca.
100
d. Warna
Warna yang digunakan pada media flyer lebih didominasi oleh warna putih.
Sedangkan warna lain yang digunakan adalah warna biru pada warna teks dan
juga logotype dari ASI eksklusif agar terlihat jelas dan mudah dibaca, sebab warna
putih dan biru mampu memberikan kesan yang bersih dan higenis sehingga sangat
cocok sekali untuk kampanye di bidang kesehatan. Sedangkan pada logotype
Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan menggunakan warna hijau yang
intensitasnya tidak terlalu banyak.
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik dari media flyer adalah persegi panjang dengan ukuran 22.5 cm x 10
cm.
Gambar 4.1 Bentuk fisik flyer
f. Bahan
Aplikasi bahan yang digunakan untuk media flyer ini yaitu art paper 150 gsm.
Dengan tekstur glossy dan hasil cetak yang tajam, bahan ini memiliki kualitas
cetak yang baik untuk flyer.
g. Tehnik Cetak
Tehnik Cetak yang digunakan dalam mewujudkan media flyer ini adalah tehnik
cetak offset.
101
4.1.2 Kreatif Desain
Pada proses kreatif flyer dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih
salah satu desain sebagai desain terpilih. Disain flyer ini dipilih karena
komposisinya dianggap paling menarik.
4.1.3 Tampilan Desain
Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.2 Media flyer
Skala 1 : 2
Nama Media : flyer
Ukuran : 22.5 cm x 10 cm
Bahan : Art Paper 150 gsm
Tehnik Cetak : Offset
Media flyer ini dibuat dengan bentuk landscape agar terkesan lebar. Daya tarik
utama yang ditampilkan media ini yaitu pada ilustrasi foto wajah bayi yang
terlihat tampak sehat dan ceria. Sedangkan konsep simplicity dapat dilihat dari
keseluruhan komposisi desain yang tidak terlalu ramai, sederhana dan
penyampaian pesannya tidak rumit sehingga dapat dengan mudah dimengerti dan
diterima audience.
4.1.4 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan flyer dihitung 1.000 lembar untuk diedarkan yaitu:
Kertas artpaper 150 gsm 300 lembar = Rp. 300.000
Film 22.5 x 10 x 35 x 4 pcs = Rp. 44.100
102
Plat Rp. 25.000 x 4 pcs = Rp. 100.000
Ongkos cetak 500-1.000 lembar = Rp. 650.000
Biaya potong kertas = Rp. 25.000
Biaya disain = Rp. 200.000 +
Total Rp. 1.319.100
Dibulatkan menjadi Rp. 1.350.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia)
4.2 X-Banner
4.2.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan pada media x-banner ini menampilkan foto anak yang
sedang berkomunikasi dengan menggunakan handphone dan ilustrasi bayi yang
sedang minum ASI, sebab bayi yang minum ASI eksklusif kepandaiannya lebih
tinggi daripada anak yang minum susu formula. Sedangkan untuk mewakili
konsep “simplicyty” ilustrasi yang digunakan tidak terlalu banyak,
polos/sederhahana sebab yang lebih ditonjolkan ialah pesan yang ingin
disampaikan. Ditampilkannya ilustrasi logotype ASI eksklusif, logotype Bakti
Husada dan Pemkab. Kabupaten Tabanan pada media x-banner ini sebagai
petunjuk bahwa Dinas Kesehatan kabupaten Tabanan juga mendukung program
kampaye pemberian ASI eksklusif khususnya di Kabupaten Tabanan.
b. Teks
Teks yang digunakan pada x-banner adalah, ”manfaat ASI untuk bayi?” yang juga
merupakan headline dari x-banner ASI eksklusif tersebut, kemudian teks “IQ
pada bayi ASI lebih tinggi…” sebagai bodycopy yang yang merupakan manfaat
dari pemberian ASI eksklusif. Kemudian di bagian bawah x-banner tertera
logotype dan informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan
Kabupaten Tabanan.
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media x-banner ini adalah
Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana
103
sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan
kesan modern namun tetap mudah dibaca.
d. Warna
Warna dominan yang digunakan pada media x-banner adalah warna biru
bergradasi ke warna putih, sehingga terkesan simple dan ringan. Sedangkan
logotype dari ASI eksklusif agar terlihat jelas dan mudah dibaca, sedangkan pada
logotype Bakti Husada dan Pemda. Tabanan menggunakan warna hijau yang
intensitasnya tidak terlalu banyak.
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik dari media x-banner adalah berbentu persegi panjang dengan ukuran
160 cm x 60 cm. Posisinya potrait yang mana direntangkan dengan tiang
penyangga yang berbentuk X.
Gambar 4.3 Bentuk fisik X-Banner
f. Bahan
Bahan yang digunakan untuk mewujudkan media x-banner ini adalah bahan pvc
gliter.
g. Tehnik Cetak
karena media x-banner dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, tehnik cetak yang
digunakan adalah tehnik cetak digital printing.
104
4.2.2 Kreatif Desain
Pada proses kreatif desain x-banner dibuat tiga alternatif desain yang kemudian
dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain x-banner ini dipilih karena
komposisinya dianggap lebih menarik jika dibandingkan dengan dua alternatif
lainnya. Ilustrasi yang digunakan dikomposisikan lebih dinamis dibandingkan
alternatif yang lain sehingga menjadi lebih menarik.
4.2.3 Tampilan Desain
Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.4 Media X-Banner
Skala 1 : 10
105
Nama Media : x-banner
Ukuran : 160 cm x 60 cm
Bahan : pvc gliter
Tehnik Cetak : Digital Printing
X-Banner ini dibuat dengan bahan pvc gliter karena lebih ergonomis dalam
pemasangannya yang mana akan direntangkankan kemudian di belakangnya
terdapat tiang penyangga yang berbentuk huruf X. Ilustrasi yang digunakan adalah
ilustrasi yang dibuat dengan tehnik fotografi, penampilan ilustrasi fotografi
digunakan agar media tersebut menarik. Selain itu, juga bersifat sebagai daya tarik
yang informatif yaitu menginformasikan mengenai manfaat dari pemberian ASI
eksklusif.
4.2.4 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan x-banner dengan harga 1 set Rp.125.000
Pembuatan 30 pcs = 30 x Rp. 125.000 = Rp. 3.750.000
Biaya disain = Rp. 300.000 +
Total biaya = Rp. 4.050.000
(harga mengacu pada Niti Mandala digital printing)
4.3 Stiker
4.3.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan pada media stiker ini menampilkan logotype ASI
eksklusif, yang digunakan untuk menampilkan identitas identitas dari ASI
eksklusif tersebut agar terlihat lebih menonjol, dan menggunakan teknik ilustrasi
komputer, berupa ilustrasi ibu yang sedang menyusui bayinya.
b. Teks
Teks yang digunakan pada media stiker berisikan himbauan dan ajakan “berilah
ASI eksklusif kepada bayi anda”, yang mewakili pengertian bahwa mari dengan
memberikan ASI eksklusif akan memberikan banyak manfaat pada bayi.
106
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media stiker ini adalah Trebuchet
MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga
mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan
modern namun tetap mudah dibaca.
d. Warna
Warna yang digunakan pada media stiker adalah perpaduan antara warna biru dan
putih, Sedangkan pada teks digunakan warna putih agar terlihat lebih kontras dan
mudah dibaca.
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik media stiker ini adalah berbentuk persegi panjang dengan ukuran 10
cm x 8 cm.
Gambar 4.5 Bentuk stiker
f. Bahan
Bahan yang digunakan pada media stiker ini adalah stiker bontax.
g. Tehnik Cetak
Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak offset karena teknik cetak ini
lebih cepat dan efisien dimana dalam pembuatannya dibutuhkan dalam jumlah
yang banyak.
4.3.2 Kreatif Desain
Pada proses kreatif desain stiker dibuat tiga alternatif desain yang kemudian
dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain stiker ini dipilih karena
komposisi dan pemakaian intensitas warna yang lebih simpel, Intensitas ilustrasi
107
& teks yang digunakan dinilai tepat sehingga tidak terlalu penuh sehingga dapat
mengurangi nilai artistik desain itu sendiri.
4.3.3 Tampilan Desain
Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.6 Media Stiker Skala 1 : 1
Nama Media : Stiker
Ukuran : 10 cm x 8 cm
Bahan : stiker bontax
Tehnik Cetak : Offset
Stiker ini dibuat dalam bentuk landscape agar logotype berkesan menghadap ke
teks, mengajak untuk memberikan ASI eksklusif.
4.3.4 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan stiker :
Dibutuhkan 200 lembar stiker bontak A3 = Rp. 1.000.000
Biaya cetak 200 lembar = Rp. 800.000
Biaya disain = Rp 200.000 +
Total biaya = Rp. 2.000.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia)
108
4.4. Poster
4.4.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan pada media poster ini menampilkan foto-foto wajah bayi
yang terlihat sehat dan ceria. Selain itu ada juga ilustrasi bayi yang sedang minum
ASI. Ilustrasi logotype diposisikan pada bagian atas poster digunakan untuk
menampilkan identitas masing-masing dari ASI eksklusif, Bakti Husada, dan
Pemda.Kabupaten Tabanan.
b. Teks
Teks yang digunakan pada media poster adalah ”manfaat ASI untuk bayi” yang
merupakan headline dari poster tersebut, kemudian teks “merupakan metode
pemberian makan bayi yang terbaik” sebagai bodycopy yang mewakili pengertian
bahwa ASI mengandung semua zat, gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama. Kemudian berisikan teks
informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan Kabupaten
Tabanan.
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media poster ini adalah Trebuchet
MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga
mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan
modern namun tetap mudah dibaca.
d. Warna
Warna dominan yang digunakan pada media poster adalah biru, warna tersebut
merupakan warna ciri khas dari ASI eksklusif. Sedangkan warna lain yang dipakai
adalah warna putih pada teks dan logotype untuk ASI eksklusif agar terlihat lebih
kontras dan mudah dibaca, sedangkan pada logotype Bakti Husada dan Pemda.
Kabupaten Tabanan menggunakan warna hijau yang intensitasnya tidak terlalu
banyak.
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik dari media promosi poster adalah persegi panjang dengan ukuran
29.7 cm x 45 cm
109
Gambar 4.7 Bentuk fisik poster
f. Bahan
Bahan yang digunakan untuk mewujudkan media poster ini adalah bahan kertas
art paper 150 gsm.
g. Tehnik Cetak
Tehnik cetak yang digunakan untuk mewujudkan media poster ini adalah tehnik
cetak offset karena tehnik cetak ini lebih cepat dan efisien dimana dalam
pembuatannya dibutuhkan dalam jumlah yang banyak.
4.4.2 Kreatif Desain
Pada proses kreatif desain poster dibuat tiga alternatif desain yang kemudian
dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain poster ini dipilih karena
warna yang menarik, komposisi yang tepat dan intensitas ilustrasi & teks yang
digunakan dinilai mampu mewakili informasi yang ingin disampaikan.
4.4.3 Tampilan Desain
Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
110
Gambar 4.8 Media Poster
Skala 1 : 4
Nama Media : Poster
Ukuran : 29.7 cm x 45 cm
Bahan : Art Paper 150 gram
Tehnik Cetak : Offset
Konsep poster ini dibuat dengan gaya yang simpel, agar penyampaian pesan dapat
dengan mudah dimengerti oleh audiens. Ilustrasi yang digunakan adalah ilustrasi
yang dibuat dengan tehnik fotografi, penampilan ilustrasi fotografi digunakan agar
media tersebut menarik. Selain itu, juga bersifat sebagai daya tarik yang
informatif yaitu menginformasikan mengenai manfaat dari pemberian ASI
eksklusif.
4.4.4 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan poster dihitung 500 lembar untuk disebarkan :
65 lembar kertas artpaper 150 gsm ukuran A0 = Rp. 350.000
Film 39.7 x 45 cm x 150 x 4 pcs = Rp. 748.440
Plat Rp. 25.000 x 4 pcs = Rp. 100.000
Ongkos cetak 500-1000 lembar = Rp. 650.000
111
Biaya potong kertas = RP. 25.000
Biaya desain = Rp. 300.000 +
Total biaya Rp.2.173.440
Dibulatkan menjadi Rp.2.200.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia)
4.5 Pin
4.5.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan pada media pin ini menampilkan logotype ASI eksklusif,
yang digunakan untuk menampilkan identitas identitas dari ASI eksklusif tersebut
agar terlihat lebih menonjol, dan menggunakan teknik ilustrasi komputer, berupa
ilustrasi ibu yang sedang menyusui bayinya.
b. Teks
Teks yang digunakan pada media pin berisikan himbauan dan ajakan “berilah ASI
eksklusif kepada bayi anda”, yang mewakili pengertian bahwa mari, dengan
memberikan ASI eksklusif akan memberikan banyak manfaat pada bayi.
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media pin ini adalah Trebuchet MS
pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga mampu
menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan modern
namun tetap mudah dibaca.
d. Warna
Warna yang digunakan pada media pin adalah perpaduan antara warna putih dan
biru, Sedangkan pada teks digunakan warna biru agar terlihat lebih kontras dan
mudah dibaca.
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik media pin ini adalah berbentuk lingkaran dengan ukuran berdiameter
5.5 cm.
112
Gambar 4.9 Bentuk p in
f. Bahan
Bahan yang digunakan pada media pin ini adalah Plastik
g. Tehnik Cetak
Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak offset karena teknik cetak ini
lebih cepat dan efisien dimana dalam pembuatannya dibutuhkan dalam jumlah
yang banyak.
4.5.2 Kreatif Desain
Pada proses kreatif desain pin dibuat tiga alternatif desain yang kemudian dipilih
salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain pin ini dipilih karena komposisi
dan pemakaian intensitas warna yang menarik, Intensitas ilustrasi & teks yang
digunakan dinilai tepat untuk mewakili konsep ”simplycity”.
4.5.3 Tampilan Desain
Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.10 Media Pin Skala 1 : 1
113
Nama Media : Pin
Ukuran : diameter 5.5 cm
Bahan : Plastik
Tehnik Cetak : Offset
Pin ini dibuat dalam bentuk yang sederhana, dengan komposisi ilustrasi yang
dibuat menghadap ke teks, mengajak untuk memberikan ASI eksklusif.
4.5.4 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan pin, dihitung 500 pcs untuk diedarkan:
Harga 1 pcs Rp.4500 x 500 = Rp. 2.250.000
Biaya desain = Rp. 200.000 +
Total biaya Rp. 2.450.000
(harga mengacu pada Niti Mandala digital printing)
4.6 Paperbag
4.6.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan pada media Paperbag ini menampilkan ilustrasi wajah
bayi yang terlihat sehat dan ceria pada bagian depan paperbag logotype ASI
eksklusif juga tertera di bagian depan, sedangkan untuk bagian belakang juga
terdapat ilustrasi fotografi seorang bayi dan logotype ASI eksklusif yang dibuat
transparan ibauat cukup besar sebagai background. Logotype recycle tertera di
bagian samping Paperbag ASI eksklusif tersebut.
b. Teks
Teks yang digunakan pada media Paperbag adalah, ”berilah ASI eksklusif kepada
bayi anda” pada bagian depan, dan di bagian belakang terdapat teks “manfaat ASI
untuk bayi” sebagai headline dan juga terdapat bodycopy. Kemudian berisikan
teks informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan
Kabupaten Tabanan.
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media paperbag ini adalah
Trebuchet MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana
114
sehingga mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan
kesan modern namun tetap mudah dibaca.
d. Warna
Warna yang digunakan pada media paperbag adalah warna putih mengikuti dari
warna media paperbag tersebut, logotype ASI eksklusif dan teks berwarna biru
agar terlihat lebih kontras dan mudah dibaca. sedangkan pada logotype Bakti
Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan yang memang menggunakan warna hijau
dimana intensitasnya tidak terlalu banyak.
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik media ini adalah paperbag dengan ukuran 24 cm x 31 cm 8 cm.
Gambar 4.11 Bentuk paperbag
f. Bahan
Bahan yang digunakan pada media paperbag ini adalah artpaper 260 gsm
g. Tehnik Cetak
Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak offset
4.6.2 Kreatif Desain
Pada proses kreatif desain paperbag, dibuat tiga alternatif desain yang kemudian
dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain paperbag ini dipilih
karena komposisi dan Intensitas ilustrasi yang digunakan dinilai tepat untuk
mewakili konsep ”simplycity” pada media paperbag ini.
4.6.3 Tampilan Desain
Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
115
Gambar 4.12 Media paperbag Skala 1 : 6
Nama Media : paperbag
Ukuran : 24 cm x 31 cm x 8 cm
Bahan : artpaper 260 gsm
Tehnik Cetak : cetak offset
Desain paperbag ini dibuat dalam bentuk yang sederhana, dengan komposisi
ilustrasi yang ditata sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah kesatuan yang
harmonis.
4.6.4 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan paperbag diedarkan 500 biji:
Harga 1 biji paper bag Rp 4.500 x 500 = Rp. 2.250.000
Biaya disain = Rp. 300.000 +
Total biaya Rp. 2.550.000
(harga mengacu pada percetakan Nadhi )
116
4.7 Spanduk
4.7.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang ditampilkan pada media spanduk yaitu ilustrasi tehnik gabungan
yang digunakan pada ilustrasi fotografi wajah bayi yang terlihat sehat dan ceria.
Ditampilkannya ilustrasi logo type ASI eksklusif, logotype Bakti Husada dan
Pemkab. Tabanan pada media spanduk ini sebagai petunjuk bahwa Dinas
Kesehatan kabupaten Tabanan juga mendukung program kampaye pemberian ASI
eksklusif khususnya di Kabupaten Tabanan.
b. Teks
Teks yang digunakan pada spanduk adalah, ”manfaat ASI untuk bayi” yang juga
merupakan headline dari spanduk ASI eksklusif tersebut, kemudian teks “Dokter
sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi”
sebagai bodycopy. Kemudian di bagian bawah spanduk tertera logotype dan
informasi mengenai alamat lokasi, nomor telepon Dinas Kesehatan Kabupaten
Tabanan.
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media spanduk ini adalah Trebuchet
MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga
mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan
modern namun tetap mudah dibaca.
d. Warna
Warna yang digunakan pada media spanduk lebih didominasi oleh warna putih,
sedangkan warna lain yang digunakan adalah warna biru pada warna teks dan juga
logotype dari ASI eksklusif agar terlihat jelas dan mudah dibaca, sedangkan pada
logotype Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan menggunakan warna
hijau yang intensitasnya tidak terlalu banyak dan terdapat persegi panjang yang
bergradasi warna biru keputih pada informasi mengenai lokasi dan no.telpon dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan.
117
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik media spanduk ini adalah berbentuk persegi panjang horisontal
dengan ukuran 300 cm x 100 cm.
Gambar 4.13 Bentuk spanduk
f. Bahan
Bahan yang digunakan pada media spanduk ini adalah coleybrigth.
g. Tehnik Cetak
Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak digital printing
4.7.2 Kreatif Desain
Pada proses kreatif desain spanduk, dibuat tiga alternatif desain yang kemudian
dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain spanduk ini dipilih karena
komposisi dan Intensitas ilustrasi yang digunakan dinilai tepat untuk mewakili
konsep ”simplycity” pada media spsnduk ASI eksklusif ini.
4.7.3 Tampilan Desain
Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
Gambar 4.14 Media spanduk Skala 1 : 20
118
Nama Media : spanduk
Ukuran : 300 cm x 100 cm.
Bahan : coleybrigth.
Tehnik Cetak : digital printing
Media spanduk ini dibuat dengan bentuk landscape agar terkesan lebar. Daya
tarik utama yang ditampilkan media ini yaitu pada ilustrasi foto wajah bayi yang
terlihat tampak sehat dan ceria. Sedangkan konsep simplicity dapat dilihat dari
keseluruhan komposisi desain yang tidak terlalu ramai, sederhana dan
penyampaian pesannya tidak rumit sehingga dapat dengan mudah dimengerti dan
diterima audience.
4.7.4 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan spanduk :
Biaya pembuatan spanduk @ Rp. 60.000 x 50 = Rp. 3.000.000
Biaya disain = Rp. 200.000 +
Total biaya Rp. 3.200.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia)
4.8 T-Shirt
4.8.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan pada media t-shirt ini menampilkan logo ASI eksklusif,
yang ditata sedemikian rupa dari depan hingga belakang t-shirt. yang digunakan
untuk menampilkan identitas dari ASI eksklusif tersebut, dan logotype
ditampilkan pada bagian belakang t-shirt.
b. Teks
Teks yang digunakan pada media t-shirt adalah, ”berilah ASI eksklusif kepada
bayi anda” pada bagian depan, dan di bagian belakang terdapat teks “ASI
eksklusif adalah…”.
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media t-shirt ini adalah Trebuchet
MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga
119
mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan
modern namun tetap mudah dibaca.
d. Warna
Warna yang digunakan pada bahan media t-shirt adalah warna biru dan putih,
kemudian perpaduan warna hitam dan biru untuk teks , agar terlihat lebih kontras
dan mudah dibaca. sedangkan pada logotype Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten
Tabanan menggunakan warna hijau yang intensitasnya tidak terlalu banyak.
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik media ini adalah t-shirt dengan ukuran all size.
Gambar 4.15 Bentuk T-Shirt
f. Bahan
Bahan yang digunakan pada media t-shirt ini adalah katun kombad
g. Tehnik Cetak
Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak sablon.
4.8.2 Kreatif Desain
Pada proses kreatif desain t-shirt, dibuat tiga alternatif desain yang kemudian
dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain t-shirt ini dipilih karena
komposisi dan pemakaian intensitas warna dan Intensitas ilustrasi yang digunakan
dinilai tepat untuk mewakili konsep ”simplycity”.
4.8.3 Tampilan Desain
Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
120
Gambar 4.16 Media T-Shirt
Nama Media : T-Shirt
Ukuran : All size
Bahan : Katun kombat
Tehnik Cetak : Sablon
Desain t-shirt ini dibuat dalam bentuk yang sederhana, dengan komposisi ilustrasi
yang dibuat seimbang, penngan penataan (layout) logotype seperti disain t-shirt
tersebut, sehingga menjadi sebuah disain unik yang dapat menarik perhatian
audiens yang melihatnya.
4.8.4 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan t-shirt :
Harga t-shirt kosong (lengan warna biru) = Rp. 30.000
Biaya sablon = Rp. 10.000
Untuk pembuatan 300 pcs
(Rp.30.000 + Rp.10.000) x 500 pcs = Rp. 12.000.000
Biaya desain = Rp. 300.000 +
Total biaya Rp. 12.300.000
(harga mengacu pada Sidartha Conveksi)
121
4.9 Brosur
4.9.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan pada media brosur ini berupa ilustrasi foto-foto bayi
yang terlihat sehat dan ceria di kedua sisi brosur ASI eksklusif tersebut. Di bagian
tengah brosur logotype ASI eksklusif dibuat transparan digunakan sebagai
background. Di bagian cover dan halaman belakang logotype dari ASI eksklusif,
Bakti Husada dan Pemkab. Kabupaten Tabanan diletakkan pada bagian bawah
dan atas brosur.
b. Teks
Teks yang digunakan pada media brosur adalah pada bagian depan terdapat teks,
”manfaat ASI eksklusif untuk bayi anda”, “berilah ASI eksklusif kepada bayi
anda” dan “apakah ASI eksklusif” juga tertera informasi mengenai alamat lokasi,
nomor telepon Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan. Sedangkan pada bagian
dalam brosur terdapat teks mengenai beberapa manfaat ASI dan bagaimana
mencapai ASI eksklusif.
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media brosur ini adalah Trebuchet
MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga
mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan
modern namun tetap mudah dibaca.
d. Warna
Warna yang digunakan pada media spanduk lebih didominasi oleh warna putih,
sedangkan warna lain yang digunakan adalah warna biru pada warna teks dan juga
logotype dari ASI eksklusif agar terlihat jelas dan mudah dibaca, sedangkan pada
logotype Bakti Husada dan Pemda. Kabupaten Tabanan menggunakan warna
hijau yang intensitasnya tidak terlalu banyak dan terdapat persegi panjang yang
bergradasi warna biru keputih pada informasi mengenai lokasi dan no.telpon dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan.
122
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik media brosur ini adalah persegi panjang dengan ukuran 29.7 cm x 21
cm
Gambar 4.17 Bentuk brosur Skala 1 : 3
f. Bahan
Bahan yang digunakan pada media brosur ini adalah artpaper 150 gsm
g. Tehnik Cetak
Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak offset.
4.9.2 Kreatif Desain
Pada proses kreatif desain brosur, dibuat tiga alternatif desain yang kemudian
dipilih salah satu desain sebagai desain terpilih. Desain mug ini dipilih karena
komposisi dan Intensitas ilustrasi yang digunakan dinilai tepat untuk mewakili
konsep ”simplycity” pada media brosur ASI eksklusif tersebut.
4.9.3 Tampilan Desain
Dari hasil alternatif desain, dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
123
Gambar 4.18 Media brosur Skala 1 : 3
Nama Media : brosur
Ukuran : 29.7cm x tinggi 21 cm
Bahan : artpaper 150 gsm
Tehnik Cetak : cetak offset.
Desain brosur ini dibuat dalam bentuk yang sederhana, dengan komposisi ilustrasi
dengan teks yang dibuat seimbang, sehingga menjadi sebuah kesatuan yang
harmonis.
4.9.4 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan brosur, dihitung 500 lembar untuk diedarkan :
124
Kertas artpaper 150 gsm 150 lembar = Rp. 150.000
Film 21 x 29.7 x 35 x 4 pcs = Rp. 87.318
Plat Rp.25.000 x 4 pcs = Rp. 100.000
Ongkos cetak 500-1000 lembar = Rp. 650.000
Biaya potong kertas = Rp. 25.000 +
Rp. 1.012.308
Biaya desain = Rp. 400.000 +
Total biaya Rp. 1.412.308
Dibulatkan menjadi Rp. 1.450.000
(harga mengacu pada percetakan Multimedia)
4.10 Katalog
4.10.1 Unsur Visual Desain
a. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan pada media katalog ini adalah tampilan keseluruhan
desain yang terpilih sebagai media komunikasi visual ASI eksklusif. Pada cover
depan terdapat ilustrasi ASI eksklusif yang dibuat transparan sebagai latar
belakang, dan logo Institut Seni Indonesia Denpasar. Dan begitu pula pada
halaman belakang.
b. Teks
Teks yang digunakan pada media katalog yaitu menerangkan katalog, judul tugas
akhir, identitas penulis yaitu nama, nim, jurusan, program studi, fakultas, dan
lembaga. Selain itu terdapat prakata, dan selanjutnya keterangan masing-masing
media
c. Tipografi
Jenis huruf/tipografi yang digunakan dalam media katalog ini adalah Trebuchet
MS pada isi pesannya. Penggunaan teks sengaja dibuat sederhana sehingga
mampu menyampaikan informasi dengan cepat dan jelas, memberikan kesan
modern namun tetap mudah dibaca.
125
d. Warna
Warna yang digunakan pada media katalog adalah warna biru putih, kemudian
teks berwarna biru biru agar terlihat lebih kontras dan mudah dibaca.
e. Bentuk Fisik
Bentuk fisik media katalog ini adalah persegi panjang dengan posisi landscape
dengan ukuran 14 cm x tinggi 14.86 cm
Gambar 4.19 Bentuk Katalog
f. Bahan
Bahan yang digunakan pada media katalog ini adalah art paper 260 gsm
g. Tehnik Cetak
Tehnik cetak yang digunakan adalah tehnik cetak digital printing.
4.10.2 Tampilan Desain
Dapat ditampilkan desain terpilih sebagai berikut:
126
Gambar 4.20 Media katalog
Skala 1 : 3
Nama Media : katalog
Ukuran : 14 cm x 14.86 cm
Bahan : art paper 260 gsm
Tehnik Cetak : digital printing.
Media katalog ini dibuat dengan format horisontal dengan penjilidan spiral yang
berfungsi sebagai media yang merangkum semua desain yang sudah dibuat untuk
keperluan Ujian Akhir (studio)
4.10.3 Biaya Kreatif
Biaya produksi pembuatan katalog :
dengan ukuran 14 cm x 14.86 cm seharga @ Rp.27.000,- order sebanyak 5
katalog.
Jadi total biaya pembuatan katalog Rp. 27.000 x 5 biji = Rp. 135.000
(Harga berdasarkan Percetakan Nitimandala)
127
Jadi biaya keseluruhan media komunikasi visual pendukung kampanye manfaat
pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Tabanan:
Flyer = Rp. 1.350.000
X-banner = Rp. 4.050.000
Stiker = Rp. 2.000.000
Poster = Rp. 2.200.000
Pin = Rp. 2.450.000
Paperbag = Rp. 2.550.000
Spanduk = Rp. 3.200.000
T-shirt = Rp. 12.300.000
Brosur = Rp. 1.450.000 +
Total biaya Rp. 31. 550.000
128
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Setelah melewati proses pengamatan dan penelitian pada studi kasus
kampanye manfaat dari pemberian Asi Eksklusif pada bayi sampai dengan umur 6
bulan di Kabupaten Tabanan dapat ditarik beberapa simpulan yaitu:
5.1.1 Adapun jenis media komunikasi visual yang sesuai dalam rangka
kampanye manfaat dari pemberian Asi Eksklusif pada bayi sampai dengan
umur 6 bulan di Kabupaten Tabanan antara lain: Poster, X- Banner, Paper
Bag, T-Shirt, Brosur, Flayer, Stiker, Pin, dan Spanduk. Diharapkan dengan
dilakukannya perancangan media di atas mampu menunjang kegiatan
kampanye yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan
untuk mengajak khususnya masyarakat di Kabupaten Tabanan untuk
memberikan Asi Eksklusif pada bayi-bayi mereka, agar dapat memenuhi
standar WHO mengenai perkembangan anak.
5.1.2 Dalam merancang suatu media komunikasi agar sesuai dengan prinsip
desain seperti fungsional, informatif, komunikatif, etis, ergonomis, estetis,
simplicity, dan surprise, maka diperlukan sebuah konsep perancangan
media yang didasari oleh teori- teori desain. Pada proses perancangan ini,
konsep simplicity dipakai sebagai acuan dalam penyampaian pesan yang
diterapkan disetiap desain media, didukung dengan tampilan ilustrasi yang
berkaitan dengan Asi Eksklusif sehingga mampu menciptakan daya tarik,
didukung dengan pemakaian warna primer (putih dan biru) yang mampu
mewakili kesan bersih dan sehat, sebab ASI eksklusif masuk dalam bidang
kesehatan. Dengan konsep dasar perancangan di atas diharapkan akan dapat
memperoleh suatu media yang efektif sebagai sarana informasi kepada
masyarakat tentang manfaat dari Asi Eksklusif.
129
5.2 Saran
Saran-saran penulis sebagai bahan pertimbangan setelah mengetahui dan
melakukan studi penelitian ini, antara lain:
5.2.1 Untuk mencapai hasil yang maksimal diharapkan dalam proses
perancangan suatu media komunikasi visual dalam usaha menunjang
kegiatan penyuluhan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan
menggunakan jasa atau tenaga seorang desainer agar pesan yang
disampaikan melalui pengadaan media kepada masyarakat dapat diterima
dengan baik dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
5.2.2 Dalam pemilihan media komunikasi visual sebagai media penunjang
kegiatan penyuluhan sebaiknya mengacu pada kebutuhan sasaran terhadap
media dan efektifitas media dalam menjangkau sasaran.
5.2.3 Perlunya peran serta masyarakat untuk ikut terlibat dalam menjaga kwalitas
pengembangan sumber daya manusia (menjaga kwalitas perkembangan
anak agar tumbuh kembangnya sehat dan sempurna), dengan cara
memberikan anak-anak mereka ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
5.2.4 Kepedulian terhadap sesama juga mestinya ditingkatkan karena akan
menjadi dasar seseorang bertindak untuk kepentingan bersama.
130
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. PT (Persero) Penerbitan dan
Percetakan Balai Pustaka: Jakarta.
Ananda, Maya. 1978. Seluk Beluk Reklame Dalam Dunia Perdagangan. Jakarta:
Mutiara.
Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 1983. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Brosur Dinas kesehatan Propinsi Bali. 2007
Dameria, Anne. 2000. Digital Work workflow. Dalam industi Grafka
Hadi Sutrisno. 1987. Metodelogi Research, Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta.
Kusmiati, Artini, Et.al, 1999, Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta ;
Penerbit Djambatan.
Kusmiati, Artini, 1999, Media Promosi dan Periklanan, Bina Cipta, Bandung
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. CV Andi Offset:
Yogyakarta.
Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. CV Andi Offset: Yogyakarta.
Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Poerwadarmintam W.J.S, 1983, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai
Pustaka.
Poerwadarmintam W.J.S, 2000, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai
Pustaka.
Poerwadarmintam W.J.S, 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai
Pustaka.
Pujirianto, 2005, Desain Grafis Komputer (Teori Desain Grafis Komputer), Andi
:Yogjakarta
Sanyoto, Ebdi, Sadjiman, 2005, Dasar-Dasar Tata Rupa Dan Desain: Nirmana,
Yogyakarta; CV. Arti Bumi Intaran.
Sachari, Agus. 1986. Paradigma Desain Indonesia CV Rajawali: Jakarta.
Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide Book. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.
131
Scheder, George. 1977. Perihal Cetak Mencetak , Conisius, Jakarta Nuradi, Dkk.
1996. Kamus Istilah Periklanan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
Suyanto, M. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Andi Offset
2004:Yogyakarta
Tampran, Hidayat, dkk.2006. Grafika & Teknologi Cetak Offset Lhitography.JP
Books.Surabaya
Wirya, Iwan. 1999. Kemasan Yang Menjual. PT Gramedia, Jakarta.
http://asuh.wikia.com/indeks.php,title=devinisi Asi eksklusif 22/2/2011
http://bayidananak.com/2008/19/Asi-eksklusif 14/3/2011
http://images.irwandesaigner.multiplay.com/sundanesosekecil.jpg 13/4/2011
http://fairuzelsaid.files.wordpaper.com/communication.gif 13/4/2011
http://fe04.deviantart.net/leehyori by aznsarang 86.jpg 13/4/2011
http://kup2131irul.files.wordpress.com/2010/12/poster 2.jpg 13/4/2011
http://asuh.wikia.com/indeks.php,title=devinisi Asi eksklusif 13/4/2011
http://lh6.googleusercontent.com/asi-stiker.jpg 13/4/2011
http://lh4.googleusercontent.com/botol-uang.jpg 13/4/2011
http://envoguephoto.files.wordpress.com/baby art blog.jpg 13/4/2011
http://media02.hongkiat.com/art-baby-photograpy.jpg 13/4/2011
www.ba-reps.com 28/4/2011
www.corey.hegen.blogspot.com 13/4/2011
www.google.com 25/3/2011
www.kaskus.com 5/4/2011
www.newspace.com.au 13/4/2011
www.amazon.co.uk 13/4/2011
www.housewareslive.net 13/4/2011
www.calvinsel.wordpress.com 13/4/2011
www.visitwestholiwood.com 13/4/2011
www.blog.lib.umn.edu 13/4/2011
www.eatmedaily.com 13/4/2011
132
www.huonaqua.com.au 13/4/2011