Upload
irene-gabriella-megakurnia
View
218
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
FH UGM 2012
Citation preview
30 Oktober 2014
Hukum dan Teknologi dilihat dari Aspek Hak Kekayaan Intelektual
Yang dibahas dalam Bab ini adalah aspek-aspek hak kekayaan intelektual yang terkait
dengan hukum dan teknologi, khususnya teknologi informasi, teknologi digital, maupun internet.
Nanti juga akan dibahas mengenai prinsip-prinsip kekayaan intelktualnya dan beberapa
pengaturan dalam UU Hak Cipta serta UU ITE.
Ada beberapa tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai setelah mengikuti perkuliahan:
1. Mampu menjelaskan rasio/alasan bahwa pemahaman HKI relevan dan signifikan dalam
mempelajari aspek hukum dan teknologi.
2. Mampu menjelaskan bidang-bidang Hukum HKI yang terkait dengan aktifitas
pengembangan teknologi digital
3. Mampu menjelaskan pelanggaran HKI terkait teknologi digital
4. Kasus-kasus terkait Hukum HKI dan teknologi digital
5. Antisipasi yang ada dalam perlindungan hukum HKI
Bidang-Bidang Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
1. Hak Merk
2. Hak Cipta
3. Hak Paten
4. Perlindungan Varietas Tanaman
5. Perlindungan tata letak sirkuit terpadu (terkait chip komputer)
6. Perlindungan Design industri
7. Perlindungan rahasia dagang
Bidang-bidang HKI semakin berkembang karena mengikuti kebutuhan manusia dan
perkembangan teknologi itu sendiri sehingga memang diperlukan perlindungan-perlindungan
yang lebih spesifik bagi inventor/pembisnis yang menciptakan atau memiliki suatu rahasia,
formula, merk, dll.
HKI ini secara konsep (di Indonesia) diberikan oleh negara berupa hak-hak eksklusif
kepada para pencipta, designer, pemegang hak merk, atau secara umum kepada orang yang
memiliki kekayaan intelektual.
Apa itu kekayaan intelektual? Wujudnya adalah hasil karya dari pemikiran, kreatifitas,
keterampilan, atau pengembangan-pengembangan tersebut yang memiliki fungsi-fungsi/tujuan
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Yang akan kita fokuskan dalam materi Humtek ini
hanya HKI yang dilindungi dengan hak cipta dan yang ada kaitannya dengan hak merk saja.
Kita bisa melihat, teknologi yang dulunya belum ada tapi sekarang ada. Contohnya: dulu
disket sekarang flashdisk atau optical disc, handphone yang memiliki fungsi videocall, gps. Jadi
dulu teknologi itu selalui berkaitan dengan yang sifatnya fisik, tapi sekarang sudah beralih ke
segala sesuatu yang digital (buku ke e-book). Kalau teknologi konvensional misalnya: untuk
memfotocopy sebuah buku, antara buku yang asli dengan buku fotokopian akan terlihat jelas
bedanya, kalau yang hasil fotocopyan hasilnya akan lebih buram. Tapi sekarang di era digital,
misalnya sebuah file, tidak lagi bisa kita bedakan antara yang asli dengan file yang copyan.
Dengan perkembangan teknologi digital ini, perlindungan terhadap pencipta atau karya
cipta itu menjadi semakin sulit dan semakin besar tantangannya. Disatu sisi masih banyak
pencipta yang ingin menlindungi karyanya, tapi disatu sisi juga mau memberikan akses kepada
masyarakat agar bisa melihat karyanya. Jadi bagaimana melindungi karyanya tapi tidak mau
memberikan akses 100% tersebut. Contohnya: ada situs yang bisa dibuka, tapi tidak bisa diprint.
Pada kenyataannya, orang kalau sudah ada internet cenderung merasa dirinya bebas padahal
sebetulnya dia mempunyai konsekuensi yang sama saja seperti ciptaan-ciptaan yang digital. Jadi
sejauh itu masih diinginkan perlindungannya oleh pencipta, maka perlindungan hak cipta itu
harus diberikan.
Teknologi informasi ini sudah menglobal di berbagai sektor untuk memperoleh
komunikasi dan informasi yang paling baru melalui internet. Bahwa internet itu merupakan suatu
jaringan yang terdiiri dari jaringan-jaringan yang lain sehingga pengguna akan dihubungkan
dengan banyak sekali komputer yang masing-masing menyimpan informasi dan pengguna dapat
mengakses informasi tersebut dari komputernya. Jadi tak perlu bertatap muka untuk memperoleh
informasi. Internet ini memang merupakan suatu perkembangan teknologi yang merubah
berbagai aspek hidup manusia, merubah cara manusia berkomunikasi, tetapi tetap ada dampak
negatif darinya.
Bisa saja sebuah website yang terdiri dari homepage dengan isi tergantung dari
kebutuhan pembuatnya, misalnya: Perusahaan rekaman (ada lagu, foto, videoklip, lirik). Intinya
website berisikan karya-karya yang merupakan objek hak cipta. Sebenarnya isi dari website
tersebut sama saja dengan teknologi yang lebih konvensional, misalnya kalau lagu berbentuk CD
dll. Sehingga sebenarnya mereka sama saja hanya berbeda bentuk aksesnya. Hal-hal yang di
upload ke internet juga masih diinginkan perlindungannya oleh pencipta.
Sifat dari teknologi internet berbeda dengan teknologi media yang ada sebelumnya.
Bahwa teknologi digital tidak bisa dibedakan antara bentuk asli dan yang tidak asli dari material
yang tersimpan atau terdistribusi didalamnya. Jadi sekarang teknologi digital, misalnya ebook,
kalau di print akan sudah sangat mirip dengan buku aslinya itu.
Potensi pelanggaran Hak Cipta
1. Seseorang mengunduh isi dari situs dan menyimpannya dalam sebuah harddisk
komputernya.
2. Seseorang mengakses, tidak menyimpan isi, namun mengubah bentuknya dari karya
digital ke bentuk lain. Misalnya: novel dialihwujudkan ke dalam karya cinematography
3. Seseorang yang tanpa izin membuat situs penyanyi terkenal, misalnya: berisi lagu, lirik,
foto, dan lain-lain. Karena yang berhak untuk mengawasi dan mengendalikan ciptaannya
adalah pencipta itu sendiri.
4. Seseorang mengakses situs internet, dan situs tersebut akan mengirimkan informasi yang
tercantum didalamnya kepada klien (yaitu program yang dipakai untuk mengakses
internet) dimana info tersebut disimpan secara sementara dalam RAM. Apabila progtam,
browser, aau komputer dimatikan informasi tersebut akan hilang karena hanya tersimpan
sementara saja.
Point 4 ini masih ada perdebatan, ada yang berpendapat bahwa apabila hanya seperti ini
masih belum bisa dianggap mengcopy. Namun kadang ada user mengcopy informasi itu
kedalam hardisknya, dan didalam hal demikin telah terjadi pelanggaran hak cipta.
Dengan adanya internet, potensi pelanggaran semakin besar dan sulit untuk diantisipasi.
Perkembangan yang ada dalam UU Hak Cipta 2014
Pasal 1
Hak cipta adalah hak ekskusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip
deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Jadi hak cipta itu timbulnya secara otomatis, artinya pendaftaran tidak melahirkan perlindungan
hak cipta. Mau ciptaan itu didaftar atau tidak, tidak akan menjadi masalah, ciptaan tersebut tetap
dilindungi. Tapi kalau kita bicara mengenai hak merk atau hak paten, akan berbeda karena
keduanya butuh pendaftaran. Kalau kita punya ide atau angan-angan, tapi belum ekspresikan
dalam wujud yang nyata maka belum bisa mendapat perlindungan.
Pasal 40
Buku, pamflet, dst sampai program komputer adalah perwujudan dari ide yang sudah
diekspresikan dalam bentuk nyata.
Ini semua bisa di upload di internet, sehingga internet itu hanya sebuah media saja dimana
ciptaan ini diletakkan atau dikomunikasikan kepada publik. Jadi tak ada perbedaan dengan yang
konvensional, malah internet ini membuat perlindungan terhadap hak cipta menjadi sulit
dilakukan.
CARI KASUS PELANGGARAN HAK CIPTA DI INTERNET (ANALISIS / KOMENTAR)
CARI KASUS DOMAIN NAME vs HAK MERK (ANALISIS / KOMENTAR). Nama situs di
Internet yang pendaftarnya bukan pemegang merknya. Contoh: Perusahaan Sony yang
mendaftarkan merknya, lalu ada pihak lain yang bukan pemegang merk mendaftarkan domain
internet namanya www.sony.com
Jadi buat 2 halaman saja!
Didalam UUHC 2014, selain ada perbedaan definisi dengan defisini dalam UU yang lama
(meskipun dalam substasi hampir mirip), ada juga penekanan terhadap definisi ciptaan. Ciptaan
adalah:
Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang
dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian
yang diekspresikan dalam bentuk nyata.
Ada juga definisi Hak Terkait yaitu hak yang yang berkaitan dengan hak cipta yang merupakan
hak ekslusif yang diberikan bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga
penyiaran. Pelaku pertunjukan itu bisa penyanyi, penari, pemain musik yang mana mereka
menampilkan tetapi tidak menciptakan karyanya sendiri. Tapi tentunya pelaku pertunjukan ini
bukan orang sembarangan, mereka yang bisa mengangkat ciptaan tersebut lebih laku, laris dan
populer.Misalnya: Lagu dangdut ciptaan X sudah ada daridulu, tapi ketika dibawakan oleh Trio
Macan lagu tersebut menjadi populer.
Untuk program komputer, dalam UU HC 2002 juga sudah ada tapi dalam UU HC 2014 lebih
detail lagi dijelaskan.
Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran suatu ciptaan dengan menggunakan alat
apapun baik elektronik atau non elektronik atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu
ciptaan dapat dibaca, didengar atau dilihat orang lain. Jadi dengan alat apapun & cara apapun itu
hanya menunjuk pada media nya saja, salah satunya media internet. Tentang pengumuman,
dalam UU HC 2002 juga sudah ada namun dalam UU HC 2014 diperjelas bahwa ciptaan itu bisa
dibaca, didengar atau dilihat orang lain.
Penggandaan adalah proses, pembuatan, atau cara menggandakan suatu salinan ciptaan dan/atau
fonogram atau lebih dengan cara dan dalam bentuk apapun secara permanen atau sementara.
Jadi kalau kita lihat definisi-definisi dalam Bab Ketentuan Umum UU HC 2014, memberikan
suatu pengaturan yang sangat luas dan itu juga mencakup media internet.
Salah satu yang membedakan dengan UU HC 2002 dengan UU HC 2014 adalah kalau di UU
lama walaupun hak cipta lahirnya secara otomatis tetapi ada pasal mengenai pendaftaran ciptaan.
Hal ini membuat rancu, katanya hak cipta lahir secara otomatis tapi kok masih ada pasal
pengenai pendaftaran sehingga masyarakat melihat ini sebagai suatu yang
membingungkan.Maka dala UU HC 2014, istilah pendaftaran diubah ke Pencatatan (jadi cuma
dicatat).
Istilah digital juga diatur dalam UU HC 2014 dalam pasal 46-49, jadi UU ini sudah banyak
menggunakan istilah digital dimana hal tersebut tidak ada dalam UU yang lama.
Masa berlaku Hak Cipta ada perbedaan antara uu lama dan uu baru. Ingat bahwa hak cipta
terdiri dari hak moral dan hak ekonomi. Perlindungan hak moral dijelaskan lebih detail dalam
UU baru.
Hak moral berisi pencantuman nama pada salinan sehubungan dengan pemakaian ciptaannya
untuk umum, menggunakan nama aliasnya atau samarannya, mempertahankan haknya dalam hal
terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan, modifikasi ciptaan atau hal yang bersifat merugikan diri
atau reputasinya. Hak moral juga berlaku bagi pelaku pertunjukan.
Untuk hak ekonomi, dulu perlindungannya paling lama 50 tahun setelah penciptanya meninggal
dunia tapi dengan UU yang baru bisa sampai dengan 70 tahun (tapi tidak semuanya 70 tahun).
Setalah jangka waktunya berakhir, maka menjadi domain publik (semua orang gratis untuk
mengaksesnya).
Tidak semua yang berpotensi pelanggaran itu merupakan pelanggaran. Jadi ada yang dianggap
bukan pelanggaran oleh UU HC. Jadi ada prinsip fair use/fair dealing:
1. Perbanyakan / pengumuman lambang negara, lagu kebangsaan, sesuatu oleh atau atas
nama pemerintah.
2. Pengambilan berita aktual, ciptaan pihak lain untuk pendidikan atau penelitiaan,
pembelaan hukum dengan menyebutkan sumber yang lengkap
3. Pertunjukan gratis sepanjang tidak merugikan pencipta asli, ciptaan dengan huruf braile
kecuali bersifat komersil