49
IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS PADA IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) di TAMBAK BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG (Skripsi) Oleh Nandia Putri Aulia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

  • Upload
    dokhue

  • View
    292

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS PADA

IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) di TAMBAK BALAI BESAR

PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh Nandia Putri Aulia

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

IDENTIFICATION OF Vibrio sp. CAUSES VIBRIOSIS ON WHITE

SNAPPER (Lates calcarifer) IN PONDS BALAI BESAR PERIKANAN

BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

by

Nandia Putri Aulia

ABSTRACT

Vibrio is a group of bacteria that causes biota of water that is cultivated in ponds

death . This research aims to determine the type of bacteria Vibrio sp. which

causes the disease in white snapper fish in the ponds BBPBL Lampung. The

research method is exploration method by isolating Vibrio bacteria from the organ

in white snapper, mud, and water and identifying bacterial isolate characteristics

with biochemical test. Besides, water quality examination of pond to temperature,

pH, salinity, DO, BOD and ammonia and calculation of ALT (Total Plate

Number) Vibrio sp. on the pond. Based on the results of the research, three types

of isolates are suspected as the cause of disease in white snapper fish in Lampung

BBPBL pond, namely Vibrio vulnificus, Vibrio alginolyticus and Vibrio

parahaemolyticus. The three isolates obtained were known to be α-hemolysis. The

results of pond water quality inspection showed the temperature of 29.8 oC, pH

7.8, salinity 33 psu, DO 4.4 mg / L, BOD 2.2 mg / L and ammonia 2.2 mg / L.

Calculation of ALT Bacteria Vibrio sp. shows inlet of pond <25 CFU / ml, pond

water 7.6x104 CFU / ml, and pond water outlet 2.1x10

3 CFU / ml. Levels of

ammonia and calculation of ALT Bacteria Vibrio sp. exceeds pond water quality

standards for fish farming.

Keywords: Identification, Vibriosis and White Snapper

Page 3: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS PADA IKAN

KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) DI TAMBAK BALAI BESAR PERIKANAN

BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG

Oleh

Nandia Putri Aulia

ABSTRAK

Vibrio merupakan golongan bakteri penyebab kematian biota air yang dibudidaya

di tambak. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui jenis bakteri Vibrio

sp. yang menyebabkan penyakit pada ikan kakap putih di tambak BBPBL

Lampung. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksplorasi dengan

mengisolasi bakteri Vibrio dari organ dalam ikan kakap putih, lumpur, dan air

serta mendidentifikasi karakteristik isolate bakteri dengan uji biokimia. Selain itu

dilakukan pemeriksaan kualitas air tambak terhadap suhu, pH, salinitas, DO, BOD

dan ammonia dan dilakukan perhitungan ALT (Angka Lempeng Total) Vibrio sp.

pada tambak. Berdasarkan hasil penelitian diketahui tiga jenis isolat yang diduga

sebagai penyebab penyakit pada ikan kakap putih di tambak BBPBL Lampung,

yaitu Vibrio vulnificus, Vibrio alginolyticus dan Vibrio parahaemolyticus. Ketiga

isolat yang diperoleh diketahui bersifat α-hemolysis. Hasil pemeriksaan kualitas

air tambak menunjukkan suhu 29,8 oC, pH 7,8 , salinitas 33 psu, DO 4,4 mg/L,

BOD 2,2 mg/L dan ammonia 2,2 mg/L. Perhitungan ALT Bakteri Vibrio sp.

menunjukkan air masuk (inlet) tambak <25 CFU/ml, air tambak 7,6x104 CFU/ml,

dan air keluar (outlet) tambak 2,1x103

CFU/ml. Kadar ammonia dan perhitungan

ALT Bakteri Vibrio sp. melebihi baku mutu air tambak untuk budidaya ikan.

Kata kunci: Identifikasi, Vibriosis dan Kakap Putih

Page 4: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS

PADA IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) di TAMBAK

BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL)

LAMPUNG

Oleh

Nandia Putri Aulia

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

Bandar Lampung

2018

Page 5: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan
Page 6: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan
Page 7: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

RIWAYAT HIDUP

Nandia Putri Aulia putri dari pasangan Sunaryo dan

Suaida yang lahir di Kecamatan Kemiling, Kota

Bandar Lampung pada tanggal 16 Maret 1996.

Penulis mengawali pendidikan di SD Negeri 1

Sumberejo pada tahun 2002, kemudian

melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 26 Bandar Lampung pada tahun 2008. Setelah

menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama penulis selanjutnya

meneruskan pendidikan di SMAN 7 Bandar Lampung pada tahun 2011. Lulus

dari Sekolah Menengah Atas penulis kemudian menempuh pendidikan di

Perguruan Tinggi Negeri Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN pada

tahun 2014 di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten Mikrobiologi Umum

dan Fisiologi Mikroba. Penulis juga aktif berorganisasi dan menjadi anggota Biro

Dana dan Usaha di HIMBIO (Himpuan Mahasiswa Biologi). Pada masa

perkuliahan penulis pernah melaksanakan Karya Wisata

Page 8: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

Ilmiah di Desa Sidokaton, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus selama 7

hari. Penulis juga pernah melaksanakan penelitian dalam Program Kreatifitas

Mahasiswa (PKM) dengan judul “Pengaruh Paparan Medan Magnet pada Kefir

Susu Kedelai dalam Upaya Menurunkan Kadar Kolesterol LDL pada Tikus

Sprague dawley” dan “Potensi Bakteri Asam Laktat Asal Tempoyak sebagai

Pengawet Hayati Tahu”. Kuliah Kerja Nyata (KKN) penulis laksanakan pada

tahun 2017 di Desa Kampung Baru, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten

Lampung Tengah selama 40 hari. Penulis juga melaksanakan Kerja Praktik di

Balai Riset dan Standardisai Industri (BARISTAND) Provinsi Lampung pada 17

Juli 2017-25 Agustus 2017 dengan judul “Uji Cemaran Bakteri Escherichia coli

pada Beberapa Bakso Ayam di Balai Riset dan Standardisasi Industri

(BARISTAND) Provinsi Lampung”.

viii

Page 9: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

Motto

Selalu bersyukur

Berdoalah (mintalah) kepada-Ku (Allah SWT), Pastilah aku kabulkan untukmu”

(QS. Al-Mukmin : 60)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahamn : 13)

Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, ketika engkau mau berusaha dan berdo’a

Page 10: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillahirabbila’lamin, atas segala curahan nikmat yang telah Engkau berikan ya Allah

Allahumashalialasyayidina Muhammad, shalawat serta salam semoga tercurah kepada insan paling mulia, suri tauladan kami Baginda Rasulullah SAW

Saya Persembahkan karya ini untuk orang-orang tercinta dalam hidup saya

Kepada Abah dan Mamak Serta Adikku Nabil dan Laili yang selama ini menjadi pendukung setia

dalam doa, semangat, kasih sayang dan nasehat

Bapak-Ibu Dosen atas ilmu pengetahuan dan bimbingannya yang tak ternilai

Saudara dan Sahabat atas dukungan dan semangat luar biasanya

Dan Almamaterku tercinta

Universitas Lampung

Page 11: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

SANWACANA

Alhamdulillahirabbila’lamin, karena berkat rahmat dan karunia Allah SWT

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi Bakteri Vibrio

sp. Penyebab Vibriosis pada Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Tambak

Bala Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung” yang merupakan

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Universitas Lampung.

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek penelitian Bapak Dr. Sumardi, M.Si.

tahun 2018.

Penghargaan dan ucapan terimakasih penulis haturkan kepada semua pihak yang

telah berperan atas dorongan, bantuan, saran, kritik, dan bimbingannya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain kepada:

1. Orang Tua-Ku tercinta terimakasih malaikat-Ku atas cinta, doa, dukungan,

serta segalanya.

2. Adik-ku (Muhammad Nabil Muyassar dan Laili Hisanah) terimakasih atas

pengertian dan keusilannya.

3. Bapak Dr. Sumardi, M.Si. selaku Pembimbing utama terimakasih atas

bimbingan, bantuan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi.

4. Ibu Endang Linirin Widiastuti, Ph.D. selaku Pembimbing kedua terimakasih

atas bimbingan, bantuan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi.

Page 12: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

5. Bapak Ir. Salman Farisi, M.Si. selaku Pembahas terimakasih atas bimbingan,

bantuan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

7. Bapak Prof. Warsito, D.E.A., Ph.D., selaku Dekan FMIPA Universitas

Lampung.

8. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung.

9. Ibu Dra. Eti Ernawati, M.P. selaku Pembimbing Akademik atas nasihat dan

bimbingan selama ini.

10. Mas Rakhmat Hadi Saputra, S.Pi. selaku Pembimbing lapangan terimakasih

atas bimbingan, bantuan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi.

11. Ibu Julinasari, Bu Rini, Bu Agie, Mb Nana, Pak Bono, Pak Febri, Mas

Wahyu, Pak Badi serta seluruh staff BBPBL, terimakasih atas bimbingan,

bantuan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi.

12. Sahabat sejak lahir (Ainun dan Rahman) terimakasih untuk kesabaran kalian.

13. Rizka, Kak Ros, Titin, Komang, Ketut, Mb Diana, Ketut, Agung dan Indri

terimakasih banyak untuk gunjingan dan kebersamaannya.

14. Mba Nindi terimakasih atas kebersamaannya, sudah menjadi kakak dan alarm

selama di asrama kerapu.

15. Mami Muci, Theo, Benny terimakasih untuk obrolan receh dan

kebersamaannya.

16. Kak Rio terimakasih banyak atas dukungan dan waktu yang tersedia.

17. CKPTWB Squad (Rizka, Komeng, Ima, Sumin, Milsa) terimakasih banyak

atas hobi begadang dan rewangannya.

18. Maharani, Rizki, Aini, Retno, Noe, Julpa, Irma, Eceng, AR, Tiara dan Mba

Kadek terimakasih banyak atas bantuannya.

19. Microholic ’14 terimakasih banyak atas kebersamaanya selama ini.

20. Biologi A terimakasih atas kebersamaannya selama ini.

xii

Page 13: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekeliruan dalam penulisan dan

penyusunan skripsi ini, namun terlepas dari itu semua sedikit harapan penulis

skripsi ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Bandar Lampung, Mei 2018

Penulis,

Nandia Putri Aulia

xiii

Page 14: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN………………………………………………………... i

ABSTRACT…………………………………………………….…………. ii

ABSTRAK………………………………………………………………... iii

HALAMAN JUDUL DALAM……………………………………...…… iv

HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………… v

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………. vi

RIWAYAT HIDUP………………………………………………………. vii

MOTTO…………………………………………………………………… ix

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. x

SANWACANA…………………………………………………………….. xi

DAFTAR ISI……………………………………………………………... xiv

DAFTAR TABEL………………………………………………………... xvi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. xvii

I. PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………. 1

B. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 2

C. Manfaat Penelitian………………………………………………... 3

D. Kerangka Pikir……………………………………………………. 3

Page 15: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

II. TINJAUAN PUSTAKA……………...……………………………… 6

A. Ikan Kakap Putih (Lates carcarifer)……………………………… 6

B. Lokasi Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL)

Lampung…………………………………………………………..

7

C. Penyakit Bakterial.……………………………………………….. 8

D. Bakteri Vibrio…………………………………………………….. 9

E. Syarat Kelayakan Perairan Untuk Budidaya Ikan Kakap

Putih……………………………………………………………….

10

F. Peranan Bakteri Vibrio…………………………………………… 12

III. METODE PENELITIAN………….…………………………………. 13

A. Waktu dan Tempat………………………………………………... 13

B. Alat dan Bahan……………………………………………….…… 13

C. Rancangan Penelitian…………………………………………..…. 16

D. Prosedur Penelitian…………………………….…………….…….. 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………….. 26

A. Hasil Pengamatan…………………………………………………. 26

B. Pembahasan………………………………………………..….…... 38

V. KESIMPULAN………………………………………………………… 50

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...……. 51

LAMPIRAN……………………………………….………………………. 56

xv

Page 16: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Baku Mutu Air Laut KepMen LH Nomor 51 Tahun

2004…………………………………………...………………...

11

Tabel 2. Alat-Alat Penelitian…………………………………..…………. 14

Tabel 3. Bahan-Bahan Penelitian………………………………………… 15

Tabel 4. Karakteristik Koloni Bakteri Vibrio sp. ………………………… 28

Tabel 5. Morfologi Sel Bakteri dan Hasil Uji Pathogenitas, Oksidase dan

Katalase…………………………………………………………..

30

Tabel 6. Hasil Pengukuran Kualitas Air Tambak………………………… 33

Tabel 7. Hasil Uji Biokimia Bakteri Vibrio sp. ………………………….. 35

Tabel 8. Gejala Klinis Ikan Kakap Putih yang Terserang Vibriosis……... 58

Tabel 9. Angka Lempeng Total (ALT) Vibrio sp. pada Air Tambak……. 59

Page 17: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Morfologi Ikan Kakap Putih.…………………..…...………… 7

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian…………...…………………………. 25

Gambar 3. Gejala Klinis Ikan Kakap Putih yang Terinfeksi Bakteri ….… 27

Gambar 4. Isolat Vibrio pada Media TCBS………………………..……. 29

Gambar 5. Hasil Uji Hemolysis…………………………………..……… 31

Gambar 6. Pewarnaan Gram Bakteri……...……………………………… 32

Gambar 7. Hasil Uji Katalase dan Oksidase……………………………… 32

Gambar 8. Karakteristik Koloni pada Agar Lempeng…………………… 57

Gambar 9. Hasil Uji Microbact Test Kit Isolat 14……………………….. 62

Gambar 10. Hasil Uji Microbact Test Kit Isolat 16.…………………….. 62

Gambar 11. Hasil Uji Microbact Test Kit Isolat 24.……………………... 63

Gambar 12. Hasil Uji Microbact Test Kit Isolat 25..…………………….. 63

Gambar 13. Hasil Analisis Kualitas Air Tambak………………………… 65

Gambar 14. Hasil Uji Microbact 2000 Isolat 16………………………… 66

Gambar 15. Hasil Uji Microbact 2000 Isolat 25………………………… 67

Gambar 16. Hasil Uji Microbact 2000 Isolat 24………………………… 68

Gambar 17. Hasil Uji Microbact 2000 Isolat 14………………………… 69

Gambar 18. Lokasi Tambak……………………………………………… 78

Page 18: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

Gambar 19. Pengambilan Sampel………………………………………... 78

Gambar 20. Proses Pembedahan Ikan…………………………………… 78

Gambar 21. Proses Isolasi Bakteri……………………………………….. 78

Gambar 22. Proses Uji Hemolysis……………………………………….. 78

Gambar 23. Proses Pewarnaan Gram…………………………………… 78

Gambar 24. Proses Uji Katalase dan Oksidase………………………….. 79

Gambar 25. Proses Pemanenan Bakteri………………………………….. 79

Gambar 26. Proses Identifikasi Bakteri………………………………….. 79

Gambar 27. Proses Penambahan Reagent……………………………….. 79

Gambar 28. Reagent Microbact…………………………………………. 79

Gambar 29. Microbact Test Kit Sebelum Digunakan……………………. 79

Gambar 30. Hasil Uji Microbact Test Kit ……………………………….. 80

xviii

Page 19: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budidaya ikan kakap putih banyak dilakukan di Indonesia karena mempunyai

beberapa keunggulan diantaranya ikan kakap putih (Lates calcarifer )

merupakan ikan yang cukup bernilai jual tinggi baik di dalam maupun di luar

negeri, memiliki kisaran toleransi fisiologis yang cukup luas, fekunditas

tinggi serta pertumbuhan yang cukup cepat (Hidayat dkk., 2014). Namun,

budidaya ikan kakap putih tidak luput dari serangan penyakit yang dapat

mengganggu kegiatan budidaya ikan tersebut.

Timbulnya penyakit pada ikan disebabkan karena interaksi antara inang

(host), jasad penyebab penyakit dan lingkungan. Dalam interaksi ini faktor

lingkungan berperan penting karena dapat menimbulkan pengaruh positif dan

negatif terhadap hubungan antara inang dan patogen (Kabata, 1985).

Banyak hal yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit pada ikan,

diantaranya karena kondisi perairan yang kurang baik, kualitas pakan yang

kurang, maupun kualitas induk yang kurang baik. Selain itu, penggunaan

teknik budidaya yang kurang tepat dan kontaminasi dari alat-alat budidaya

Page 20: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

2

maupun pekerjanya juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit (Chatterjee

dan Haldar, 2012).

Salah satu golongan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada ikan

adalah Vibrio sp. Bakteri pathogen golongan Vibrio dapat menyebabkan

penyakit berupa Vibriosis serta dapat mengakibatkan kematian pada ikan

mencapai lebih dari 80 % pada budidaya ikan di jaring apung (Zafran dkk.,

1998). Penyakit Vibriosis menyerang hampir semua jenis ikan laut yang

dibudidayakan (Krishnika dan Ramasamy, 2014).

Menurut Sukenda dkk (2012) beberapa spesies bakteri seperti Vibrio

alginolyticus, V. parahaemolyticus, V. anguilarum, dan V. marimus

dilaporkan menyebabakan serangan pada ikan. Bakteri ini bersifat sangat

ganas dan berbahaya baik pada budidaya ikan air laut maupun air payau

karena dapat menyebabkan pathogen primer dan sekunder.

Berdasarkan uraian, maka perlu dilakukan penelitian mengenai identifikasi

bakteri Vibrio sp. yang menyebabkan penyakit pada ikan kakap putih di

tambak Balai Besar Budidaya Laut Lampung.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri Vibrio sp. yang

menyerang ikan kakap putih di tambak Balai Besar Budidaya Perikanan

Laut Lampung.

Page 21: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

3

C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari dilakukannya penelitian ini adalah dapat

memberikan informasi ilmiah mengenai jenis bakteri Vibrio sp. yang

dapat menyebabkan penyakit pada ikan kakap putih di tambak Balai Besar

Perikanan Budidaya Laut, Lampung. Selain itu manfaat lain yang dapat

diperoleh adalah sebagai salah satu masukan dalam perancangan

pengelolaan perairan bagi pemerintah setempat sehingga dapat

meningkatkan penghasilan budidaya perikanan khususnya di Balai Besar

Perikanan Budidaya Laut, Lampung.

D. Kerangka Pikir

Negara Indonesia merupakan Negara bahari yang memiliki perairan yang

sangat luas. Hal ini dapat menjadikan Indonesia berpotensi

mengembangkan sumberdaya alam terutama di bidang perikanan untuk

mendukung peningkatan devisa negara. Salah satu komoditas perikanan

yang bernilai jual tinggi adalah ikan kakap putih. Ikan kakap putih cukup

diminati dan bernilai jual tinggi baik di pasaran dalam maupun luar negeri.

Selain itu budidaya ikan kakap putih juga banyak dilakukan di Indonesia

karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi , memiliki kisaran toleransi

fisiologis yang cukup luas, fekunditas tinggi dan pertumbuhan yang cukup

cepat.

Page 22: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

4

Salah satu kendala dalam kegiatan marikultur atau budidaya ini adalah

penyakit pada biota budidaya. Bakteri pathogen golongan Vibrio dapat

menyebabkan penyakit berupa Vibriosis serta dapat mengakibatkan

kematian pada ikan. Penyebab penyakit yang sering menyerang ikan

maupun udang disebabkan oleh mikroorganisme, diantaranya adalah

bakteri, jamur, dan virus. Khususnya serangan penyakit bakterial yang

sering menyerang ikan baik di tingkat pembenihan maupun pembesaran di

tambak yang paling serius dan sering menyebabkan terjadinya kematian

massal pada udang adalah serangan bakteri Vibrio sp.

Isolasi dan identifikasi bakteri Vibrio sp. penyebab penyakit pada ikan

kakap putih di tambak Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung

perlu dilakukan guna mengetahui jenis bakteri yang menjadi penyebab

penyakit pada ikan kakap putih sehingga dapat dilakukan penanggulangan

ataupun pencegahan terhadap penyakit Vibriosis yang dapat menyerang

ikan, terutama ikan kakap putih.

Kondisi perairan juga menjadi faktor penting dalam berhasilnya budidaya

ikan. Kondisi perairan harus selalu dipantau supaya kualitas air yang

menjadi tempat pemelihaan ikan tergaja. Selain pemeriksaan kualitas air

secara kimia maupun fisik diperlukan juga pemeriksaan kualitas air secara

mikrobiologis guna mengetahui bakteri yang berpotensi sebagai penyebab

penyakit pada ikan yang terdapat di tambak. Sehingga dengan

diketahuinya bakteri yang berpotensi sebagai penyebab penyakit dari

Page 23: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

5

perairan di tambak ikan kakap putih dapat dilakukan penanggulangan

ataupun pencegahan terhadap penyakit Vibriosis yang dapat menyerang

ikan, terutama pada ikan kakap putih.

Page 24: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer)

Ikan kakap putih merupakan ikan yang hidupnya beruaya dari air laut ke air

payau (katadromous). Ikan kakap putih memiliki tolerensi yang cukup luas

terhadap kadar salinitas (kadar garam). Ikan kakap memiliki taksonomi

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Percomorphi

Genus : Lates

Spesies : Lates calcarifer

Secara morfologi ikan kakap putih (Lates calcarifer) memiliki bentuk tubuh

yang pipih dengan badan memanjang dan ekor yang melebar. Kakap putih

dapat hidup di habitat yang sangat luas. Kakap putih dapat hidup di daerah

laut yang berlumpur, berpasir, serta di ekosistem mangrove. Kakap putih juga

dapat hidup di air payau. Kakap putih akan menuju daerah habitat aslinya jika

akan memijah yaitu pada salinitas 30-32 ppt. Telur yang menetas akan

Page 25: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

7

beruaya menuju pantai dan larvanya akan hidup di daerah yang bersalinitas

29-30 ppt. Semakin bertambah ukuran larvanya maka ikan kakap putih

tersebut akan beruaya ke air payau (Mayunar,2002).

Gambar 1. Morfologi Ikan Kakap Putih

Provinsi lampung memiliki potensi dalam mengembangkan budidaya ikan air

laut, khususnya ikan kakap putih. Berdasarkan data statistik produksi

budidaya laut di Lampung pada tahun 2011 dan 2012, kakap putih mengalami

peningkatan sebesar 256,5%. Selain itu tata lingkungan pesisir yang baik

dapat menunjang optimalisasi produksi kakap putih di Lampung (Perikanan

Budidaya Lampung, 2012).

B. Lokasi Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung

Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung terletak di Jalan

Yos Sudarso, Desa Hanura, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran

35454. BBPBL terletak ± 12 km dari ibukota Provinsi Lampung, yakni Bandar

Lampung. Balai ini memiliki luas seluas 5,9 Ha. Letak geografisnya berada

pada 105o 12,45-105

o 13 BT-5

o 31,30 – 5

o 33,36 LS. BBPBL sebelah utara

berbatasan dengan Desa Sukajaya, Lempasing, sebelah timur berbatasan

Page 26: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

8

dengan Teluk Hurun, sebelah barat berbatasan dengan Desa Hanura, dan

sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sidodadi.

C. Penyakit Bakterial

Bakteri merupakan mikroorganisme yang banyak dijumpai di lingkungan

akuatik serta memiliki keragaman morfologi, ekologi dan fisiologi yang cukup

tinggi. Sebagian besar bakteri pathogen pada budidaya ikan laut berbentuk

batang pendek dan bersifat gram negatif (Irianto, 2005).

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri menjadi salah satu

permasalahan dalam budidaya ikan karena dapat menyebabkan kematian pada

ikan dalam jumlah besar. Gejala akibat adanya infeksi bakteri dapat terlihat

ketika ikan mengalami perubahan fisiologi. Umumnya infeksi bakteri pada

ikan merupakan bentuk infeksi sekunder, dimana bakteri dapat menginfeksi

ikan melalui infeksi primer seperti luka pada bagian tubuh yang disebabkan

oleh parasit. Beberapa jenis bakteri pathogen penyebab penyakit pada ikan

antara lain Vibrio sp., Pseudomonas sp., Aeromonas sp., Streptococcus sp.,

dan Pasteurella sp. (Brite dan Kurniatuty, 2003).

Pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja,

melainkan melalui hubungan antara tiga faktor yaitu: kondisi lingkungan

(kondisi di dalam air), kondisi inang (ikan), dan organisme penyakit. Interaksi

yang tidak berimbang ini menimbulkan stress pada ikan, sehingga mekanisme

Page 27: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

9

pertahanan diri menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit (Kordi,

2004).

D. Bakteri Vibrio

Menurut Scoendstadt (2013) Vibrio merupakan suatu jenis bakteri gram

negatif yang bersifat fakultatif anaerob, yang artinya dapat bertahan hidup

baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio banyak ditemukan pada tempat

sungai pasang surut dan teluk, oleh karena itu bakteri Vibrio banyak

ditemukan di air laut.

Berikut merupakan klasifikasi Vibrio sp menurut Scoendstadt (2013):

Kingdom : Eubacteria

Divisi : Bacteri

Class : Schiomycetes

Ordo : Eubacteriales

Family : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

PHE (2015) menyatakan bahwa spesies Vibrio berbentuk lurus atau

melengkung membentuk spora batang, memiliki lebar 0.5-0.8 µm dengan

panjang berkisar 1.4-2.6 µm . Bakteri Vibrio tumbuh baik pada kisaran suhu

20-30 oC. Bakteri Vibrio dapat tumbuh pada kisaran pH yang cukup tinggi

yaitu 4-9, namun tumbuh optimal pada kisaran pH 6.5-8.5. Pada media agar

darah, koloni Vibrio menghasilkan koloni berwarna keabu-abuan dan

Page 28: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

10

berbentuk melingkar, dengan diameter 2-3 mm. Sedangkan jika ditumbuhkan

pada media TCBS akan memunculkan warna koloni berwarna kuning atau

hijau. Baumann dan Schubert (1984) menyatakan bahwa spesies Vibrio

menunjukkan positif test untuk uji oxidase dan katalase serta bersifat

fermentatif. Semua jenis anggota Vibrio adalah motil (bergerak) dan

mempunyai kutub flagella dengan sarung pelindung.

Fahri (2008) menggolongkan Vibrio pathogen utama pada ikan dan juga

udang yaitu: Vibrio alginolyticus, V. damsel, V. charcariae, V. anguilarun, V.

ordalli, V. cholera, V. salmonicida, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, V.

harveyi, V. pelagia, V. splendid, dan V. fishceri.

E. Syarat Kelayakan Perairan Untuk Budidaya Ikan Kakap Putih

Keberhasilan kegiatan budidaya ikan kakap putih, salah satunya ditentukan

oleh ketersediaan sumber air laut dan tawar yang digunkan untuk kegitan

budidaya tersebut baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Beberapa parameter kualitas air yang harus diperhatikan dalam pemilihan

suatu lokasi untuk budidaya diantaranya: salinitas, pH (derajat keasaman),

suhu, DO (Dissolved Oxygen), BOD (Biological Oxygen Demand), kecerahan,

kekeruhan, amoniak, nitrit serta logam berat.

Baku mutu kualitas air laut untuk budidaya secara lengkap untuk budidaya

perikanan dapat digunakan sebgai bahan acuan untuk menentukan kualitas

Page 29: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

11

suatu perairan dalam memilih lokasi untuk kegiatan budidaya. Salah satu yang

dapat diajadikan acuan untuk menentukan kualitas suatu perairan adlah

peraturan yang dikeluarkan pemerintah melalui putusan Menteri Kehutanan

dan Lingkungan Hidup No.51 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk

budidaya perikanan, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Baku Mutu Air Laut

Parameter Satuan Baku mutu/kadar maksimal

I FISIKA

Kekeruhan NTU 30

Padatan tersuspensi mg/L 20

Suhu oC Alami ± 2

II KIMIA

pH - 7-8,5

DO mg/L 4 (minimum)

COD mg/L 25

Amonia mg/L 0,4

III MIKROBIOLOGI

Coliform MPN/100 ml 700

Fecal Coli MPN/100 ml 150

Pathogen MPN/100 ml 0

Sumber: Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup No.51 (2004)

Parameter perairan air laut berpengaruh terhadap keberadaan, pertumbuhan,

dan perbanyakan bakteri. Faktor-faktor yang berpengaruh berupa faktor biotik

seperti spesies mikroba lain dan abiotik , seperti suhu, pH, salinitas, Bahan

Organik Terlarut (BOT), dan arus (Ramli, 2017).

Page 30: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

12

F. Peranan Bakteri Vibrio

Bakteri Vibrio memiliki peranan penting dalam siklus nutrisi di

lingkungan perairan melalui pemecahan bahan organik (Thompson dkk.,

2004). Vibrio menyediakan asam lemak tak jenuh esensial bagi rantai

makanan akuatik (Nichols, 2003). Vibrio juga dapat mendegradasi kitin,

sebuah homopolimer N-asetil glukosamin (Rieman dan Azam, 2002).

Bakteri Vibrio telah digunakan untuk biomonitoring lingkungan perairan

karena dapat memproduksi autoinduser berupa N-acyl homoserine lakton

yang dapat mengontrol terjadinya infeksi dan pembentukan biofilm

(Tanaka dkk., 2002). Selain itu, spesies tertentu dari bakteri ini digunakan

untuk produksi vaksin dan probiotik, bakteri ini juga mampu melakukan

bioremidiasi hidrokarbon poliaromatik (Thompson dkk., 2004).

Page 31: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

13

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2018. Pengambilan

sampel dilakukan dari tambak ikan kakap putih yang berada di Balai

Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Adapun tempat

penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi untuk isolasi

dan identifikasi bakteri pathogen dan Laboratorium Kualitas Air untuk

parameter lingkungan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL)

Lampung.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Tabel 2.

Page 32: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

14

Tabel 2. Alat-Alat Penelitian

No. Nama Alat Kegunaan

1. Botol Scott Wadah sampel/menyimpan media

2. Inkubator Untuk inkubasi

3. Cawan petri Untuk membiakkan bakteri

4. Tabung reaksi Untuk membiakkan bakteri

5. Autoclave Untuk sterilisasi

6. Vortex Untuk menghomogenkan larutan

7. Jarum ose Untuk pembiakkan/inokulasikan bakteri

8. Erlenmeyer Untuk wadah media

9. Beker glass Untuk menampung larutan

10. Gelas ukur Untuk mengukur larutan

11. Lampu bunsen Untuk sterilisasi

12. Timbangan analitik Untuk menimbang

13. Hot plate stirer Untuk membuat dan menghomogenkan

larutan

14. Gelas objek Untuk meletakkan objek yang diamati

15. Mikroskop Untuk mengamati objek

16. Thermometer Untuk mengukur suhu

17. pH meter Untuk mengukur pH

18. Refraktometer Untuk mengukur kadar salinitas

19. Mikropipet Untuk pengenceran / pemindahan

inokulasi larutan

20. Korek Untuk menyalakan api

21. Neraca analitik Untuk menimbang bahan

22. Spatula Untuk mengambil media

23. Refrigerator Untuk menyimpan media

24. Mortar Untuk menghaluskan sampel

25. Kapas Untuk penyumbat tabung reaksi

26. Mikroskop Untuk mengamati morfologi bakteri

27. Laminar air flow Pengerjaan aseptic

28. Plastik Membungkus sampel

29. Tissue Untuk membersihkan meja kerja

30. Microbact book Buku catatan hasil identifikasi/uji

31. MicrobatTM

Untuk identifikasi bakteri

32. Spuit 5 cc Untuk mengambil darah

33. Pisau bedah Untuk membedah ikan

34. Pinset Untuk membedah ikan

35. Cool Box Untuk menyimpan sampel

Page 33: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

15

Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut Tabel 3.

Tabel 3. Bahan-Bahan Penelitian

No. Nama Bahan Kegunaan

1. Aquadest Sebagai pelarut

2. Sodium Chloride Sebagai pengencer

3. Alkaline Peptone

Water (APW)

Sebagai media pembiakkan

4. Alkohol 70 % Untuk sterilisasi

5. Thiosulfate Citrateb

Bile Salt Sucrose

(TCBS)

Sebagai media isolasi

6. Tryptic Soy Agar

(TSA)

Sebagai media peremajaan

7. Nutrient Broth (NB) Sebagai media peremajaan/pembiakkan

8. Gram A, Gram B,

Gram C, Gram D

Untuk pengecatan gram

9. Hidrogen peroksida

(H2O2)

Untuk uji katalase

10. Nutrient Agar (NA) Untuk uji hemolysis

11. Darah domba Untuk uji hemolysis

12. Pereaksi kovac Sebagai pereaksi uji indol

13. Pereaksi VP Sebagai pereaksi uji VP

14. Perekasi oksidase Sebagai pereaksi uji OXI

15. Perekasi asam

klorida

Sebagai pereaksi uji TDA

16. Perekasi nitrat Sebagai pereaksi uji GLU

17. Darah domba Untuk uji hemolysis

18. Larutan fenol Untuk uji kadar amoniak

19. Larutan Natrium

nitroprusid

Untuk uji kadar amoniak

20. Larutan oksidator Untuk uji kadar amoniak

21. Dextrose/Glucose Sebagai bahan antikoagulan

22. Sodium Sitrat Sebagai bahan antikoagulan

23. Asam Sitrat Sebagai bahan antikoagulan

Page 34: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

16

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi. Data yang diperoleh

dianalisa secara deskriptif. Pengukuran parameter lingkungan disajikan

dalam bentuk tabel guna menunjang hasil penelitian yang terkait dengan

bakteri.

D. Prosedur Penelitian

1. Pengambilan Sampel

a. Sampel air

Pengambilan sampel air dilakukan dengan memasukkan plastik

volume 250 ml dengan memiringkan 45 derajat ke kolom air pada

kedalaman 10 cm (APHA, 1992 ) di bawah permukaan air tambak.

Setelah terisi air sebanyak 100 ml, sampel ditutup dan diangkat ke

permukaan selanjutnya memasukkan ke dalam cool box berisi es

batu kristal.

b. Organ dalam ikan kakap

Pengambilan sampel organ dalam diambil dari ikan kakap putih

yang menunjukkan gejala terinfeksi penyakit, dilakukan dengan

menggores ose steril pada organ tersebut kemudian ditumbuhkan

pada media TCBS dengan teknik streak, lalu inkubasi pada suhu

30-35 oC selama 24 jam (Nelce dan Setha, 2011). Kemudian koloni

Page 35: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

17

yang tumbuh diamati karakteristiknya seperti bentuk, warna, tepian

dan elevasinya untuk dilanjutkan uji hemolysis dan uji biokimia.

c. Sampel Lumpur

Pengambilan sampel lumpur dilakukan dengan memasukkan

lumpur sebanyak 50 gram dari tambak. Setelah itu sampel ditutup

dan dimasukkan ke dalam cool box berisi es batu kristal.

2. Pengukuran Parameter Kualitas Air

Pengukuran parameter kualitas air yang diamati meliputi pH, suhu,

ammonia, salinitas, DO, dan BOD.

a. pH

Pengukuran pH menggunkan pH meter digital. Sebelum digunakan

pH meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan menggunakan

aquadest, kemudian pengukuran kadar pH dilakukan dengan cara

mencelupkan alat pada kolam-kolam di tambak, kemudian tunggu

beberapa detik hingga angka yang tertera di alat tidak berubah lagi,

lalu dicatat hasilnya (Handayani, 2016).

b. Suhu

Pengukuran suhu menggunakan thermometer digital. Alat terlebih

dahulu dikalibrasi menggunakan aquadest dan dikeringkan

menggunakan tisu. Pengukuran suhu dilakukan dengan cara

Page 36: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

18

mencelupkan alat pada kolam-kolam di tambak, kemudian tunggu

beberapa detik hingga angka yang tertera di alat tidak berubah lagi,

lalu dicatat hasilnya (Handayani, 2016).

c. Salinitas

Pengukuran salinitas menggunakan handrefraktometer dengan cara

mengambil air tambak menggunakan pipet tetes kemudian

diteteskan ke prisma dan melihat hasil salinitas pada biomaterial

serta skala (SNI, 2001).

d. Kadar Amonia

Pengukuran kadar amoniak didasarkan pada SNI 19-6964.3-2003,

dilakukan dengan cara memasukkan sampel air tambak yang sudah

disaring dengan kertas saring (Whatman paper) dengan diameter

pori 0,45 µm sebanyak 25 ml. Kemudian ditambahkan 1 ml larutan

fenol, lalu ditambahkan 1 ml larutan Natrium nitroprusid, lalu

ditambahkan 2,5 ml larutan oksidator. Kemudian kocok sampel

agar homogen dan didiamkan selama 10 menit untuk membentuk

reaksi kompleks. Penentuan konsentrasi dilakukan dengan

menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 640

nm.

Page 37: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

19

e. DO (Dissolved Oxygen)

Penguukuran kadar DO didasarkan pada APHA.2005.4500-O-G,

dilakukan dengan cara memasukkan air tambak kedalam botol

sebanyak 500 ml. Kemudian dimakukkan probe DO meter ke

dalam air. Tunggu sekitar 1 menit. catat hasil angka yang tertera

pada alat.

f. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Pengukuran kadar BOD didasarkan pada SNI 6989.72:2009 yang

dilakukan di Laboratorium Kualitas Air BBPBL .

3. Isolasi Bakteri Pathogen

a. Isolasi bakteri pathogen dari sampel air masuk (inlet)

Isolasi bakteri pathogen dari sampel air dilakukan dengan cara

memasukkan sampel air sebanyak 1 ml pada media APW 9 ml

vortex hingga homogen, kemudian diambil 0,1 ml untuk dituang

pada media Thiosulphate Citrate Bile Sucrose Agar (TCBS)

dengan metode spread (Handayani, 2016) kemudian diinkubasi

pada suhu 30-35 oC selama 24 jam (Osawa, 2008). Kemudian

diamati koloni bakteri yang tumbuh pada cawan petri diamati

karakteristiknya brupa ukuran, warna, dan bentuk koloni yang

tampak, lalu dilanjutkan dengan uji hemolysis dan uji biokimia

(Handayani, 2016).

Page 38: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

20

b. Isolasi bakteri pathogen dari sampel air tambak

Isolasi bakteri pathogen dari sampel air tambak sama dengan

pengerjaan isolasi bakteri pathogen dari sampel air masuk (inlet).

c. Isolasi bakteri pathogen dari sampel air keluar (outlet)

Isolasi bakteri pathogen dari sampel air keluar sama dengan

pengerjaan isolasi bakteri pathogen dari sampel air masuk (inlet).

d. Isolasi dari organ dalam ikan

Isolasi bakteri pathogen dari sampel organ dalam diambil dari ikan

kakap putih yang menunjukkan gejala terinfeksi penyakit,

dilakukan dengan menggores ose steril pada organ tersebut,

kemudian ditumbuhkan pada media TCBS dengan teknik streak,

lalu inkubasi pada suhu 30-35 oC selama 24 jam (Nelce dan Setha,

2011). Kemudian koloni yang tumbuh diamati karakteristiknya

seperti bentuk, warna, tepian dan elevasinya untuk dilanjutkan uji

hemolysis dan biokimia (Handayani, 2016).

e. Isolasi dari lumpur tambak

Isolasi bakteri pathogen dari sampel lumpur dilakukan dengan cara

memasukkan sampel sebanyak 1 gram pada media APW 9 ml

vortex hingga homogen, kemudian diambil 0,1 ml untuk dituang

pada media Thiosulphate Citrate Bile Sucrose Agar (TCBS)

dengan metode spread (Handayani, 2016) kemudian diinkubasi

Page 39: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

21

pada suhu 30-35 oC selama 24 jam (Osawa, 2008). Kemudian

diamati koloni bakteri yang tumbuh pada cawan petri diamati

karakteristiknya brupa ukuran, warna, dan bentuk koloni yang

tampak, lalu dilanjutkan dengan uji hemolysis dan uji biokimia

(Handayani, 2016).

4. Angka Lempeng Total (ALT) Bakteri Vibrio sp.

Perhitungan total bakteri patogen dilakukan dengan cara pengenceran

berseri merajuk pada SNI 01-2332.3-2006 ; Hamsah dan Patadjai

(2013) dengan perbandingan pengenceran 1:10. Sampel air

dimasukkan sebanyak 0,1 ml ke dalam microtube steril yang berisi

larutan NaCl 0,9 % 0,9 ml. Kemudian sampel dihomogenkan

menggunakan vortex hingga homogen. Pengenceran ini dianggap

sebagai pengenceran 10-1

. Kemudian diambil sebanyak 0,1 ml dari

pengenceran 10-1

ke dalam pengenceran 10-2

, kemudia di vortex

hingga homogen. Dari pengenceran 10-2

diambil sebanyak 0,1 ml ke

dalam pengenceran 10-3

, kemudian di vortex hingga homogen.

Pengenceran yang digunakan untuk perhitungan total mikroba adalah

pengenceran 10-1

dan 10-2

yang dituang sebanyak 0,1 ml pada cawan

petri pada media TCBS dengan metode spread, selanjutnya cawan

diinkubasi pada suhu 35 oC selama 24 jam. Kemudian hitung total

jumlah koloni yang tumbuh pada media TCBS.

Page 40: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

22

Catat pengenceran yang digunakan dan hitung total jumlah koloni.

Berdasarkan SNI 01-2332.3-2006 perhitungan Angka Lempeng Total

(ALT) sebagai berikut:

dimana:

N = Jumlah koloni produk (koloni/ml atau koloni/gram)

Ʃc = Jumlah semua koloni pada semua cawan yang dihitung

n1 = Jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung

n2 = Jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung

d = Pengenceran pertama yang dihitung

5. Uji Hemolysis Bakteri Pathogen Secara In Vitro

Uji hemolysiss dilakukan dengan cara menumbuhkan bakteri yang

diduga sebagai bakteri pathogen pada media Blood Agar Plate (BAP).

Media BAP dibuat dengan cara menambahkan 5 %. darah domba dari

keseluruhan volume media yang akan digunakan. Isolat yang tumbuh

pada media TCBS yang telah diamati karakterisasinya diambil

sebanyak 1 ose kemudian ditumbuhkan pada media BAP secara

goresan kemudian diinkubasi pada suhu 30-35 oC selama 24 jam. Jika

mikroorganisme menghasilkan hemolysis, sebuah zona dari hemolysis

akan terlihat di atas media BAP. Biasanya ada 3 tipe hemolysis : β-

hemolysis (tidak ada darah di sekelling koloni), α-hemolysis (beberapa

sel darah ditemukan dalam zona hemolysis atau beberapa perubahan

Page 41: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

23

warna greenish disekeliling koloni dan γ-hemolysis (non hemolysis)

berarti mikroorganismeee tersebut dapat berpotensi sebagai bakteri

patogen. (Sheena, 1985).

6. Karakterisasi Bakteri Patogen

a. Karakteristik Koloni Bakteri

Karakteristik koloni bakteri yang diamati meliputi ukuran, pigmentasi,

bentuk koloni, tepian dan elevasi. Untuk keterangan lebih lanjut dapat

dilihat pada Lampiran 1.

b. Uji Biokimia

Uji biokimia pada penelitian ini menggunakan system Microbact

Gram-negatif test kits 24 E. Sistem ini terdiri 27 uji biokimia secara

lengkap dan praktis untuk digunakan diantaranya uji Oxidase, Motility,

Nitrate, Lysine, Ornithine, H2S, Glucose, Mannitol, Xylose, ONPG,

Indole, Urease, V-P, Citrate, TDA, Gelatin, Malonate, Inositol,

Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Lactose, Arabinose, Adonitol, Raffinose,

Salicin, dan Arginine.

Tahapan pertama yang dilakukan adalah memanen isolat bakteri yang

ada menggunakan larutan garam fisiologi (NaCl) 0,7 %.

Larutan NaCl 0,7 % yang terdapat pada masing-masing tabung isolat

diteteskan ke dalam media uji test kits microbact, dimasukkan sekitar

2-3 tetes ke dalam tiap lubang uji pada microbact test kits. Setelah

Page 42: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

24

semua lubang uji test kits terisi penuh, kemudian test kits diinkubasi

selama 24 jam di dalam inkubator pada suhu 30-35 oC.

Test Kits Microbact yang telah diinkubasi selama 24 jam kemudian

dikeluarkan dari inkubator untuk dibaca dan dianalisis hasilnya

menggunakan buku panduan khusus dari produk test kits microbact itu

sendiri.

Hasil analisis uji biokimia dilihat dari perubahan warna yang terjadi

pada larutan NaCl 0,7 % yang terdapat pada lubang uji microbact test

kits. Bila terdapat perubahan warna setelah dilakukan inkubasi, uji

dinyatakan positif. Kemudian tiap lubang uji memiliki skornya

masing-masing yakni 4,2 dan 1. Skor tersebut akan dijumlahkan lalu

hasilnya akan diinput ke dalam software microbact 2000.

Terkhusus pada uji Indole, TDA, Nitrate, dan VP ditambahkan 2 tetes

reagent khusus agar bisa terlihat perubahan dari larutan pada test kit

microbact.

Data yang ada pada buku panduan test kits microbact diolah

menggunakan software yang disebut Microbact 2000. Dengan

Microbact 2000 tersebut akan menghasilkan jenis dan spesies dari

koloni bakteri yang telah diuji secara praktis dan memiliki ketepatan

99 % dalam penentuan genus dan spesies (Handayani, 2016).

Page 43: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

25

7. Diagram Alir Penelitian

Lingkungan

Tambak:

1. Lumpur

2. Air tambak

Ikan Kakap Putih

1. Hati

2. Ginjal

3. Limfa

4. Luka

Penyakit Bakterial Pada Ikan

Kakap Putih

Penurunan Produksi

Isolasi

Karakterisasi

Uji hemolysis

Identifikasi Bakteri

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Kualitas Air

1. Suhu

2. Salinitas

3. pH

4. Amonia

5. BOD

6. DO

Page 44: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

50

V. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai

berikut: Diperoleh tiga jenis isolat yang diduga sebagai penyebab penyakit pada

ikan kakap putih di tambak Balai Besar Perikanan Buudidaya Laut (BBPBL)

Lampung, yaitu Vibrio vulnificus, Vibrio alginolyticus dan Vibrio

parahaemolyticus yang ketiganya bersifat α-hemolysis.

Page 45: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

51

DAFTAR PUSTAKA

APHA. 1992. Standard Methods 18th

Edition,For The Examination Of Water And

Wastewater. Greenberg, A.E., Clesceri, L.S.,Eaton, A.D. (Edt).

American Public Health Association Washington,DC. Part 9 Hal 38-

39.

Arifin. 2003. Daya Dukung Perairan Danau Tondano Untuk Menunjang Kegiatan

Budidaya Ikan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

UNSRAT Manado.

Austin, B. dan D.A. Austin 2007. Bacterial Fish Pathogens: Disease In Farmed

And Wild Fish, 4th

Edition. New York, USA: Praxis Publishing Ltd.

Austin, B. dan X.H. Zhang. 2006. Under The Microscope Vibrio harveyi: A

Significant Pathogen Of Marine Vertebrates And Invertebrates. Letters

In Applied Microbiology 43(2):119-124.

Bauman, P. dan L.R.H.W. Schubert. 1984. Family II Vibrionacea Veron 1965, PP.

515-550. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology Vol. 1. The

Williams and Wilkins co., Baltimore.

Bintari, N.W.D., R. Kawuri, A.A.G.R. Dalem. 2016. Identifikasi Bakteri Vibrio

Penyebab Vibriosis Pada Larva Udang Galah (Macrobrachium

rosenbergii (de Man)). Jurnal Biologi 20(2): 53-63.

Brite, M., Elywati., Kurniatuty. 2003. Pengendalian Penyakit Ikan. Pengelolaan

Kesehatan Ikan Budidaya laut Seri Budidaya Laut No:10. Proyek

Pengembangan Perekayasaan Teknologi Balai Budidaya Laut

Lampung. Lampung. 107 hlm.

Cappuccino, J.G. dan N. Sherman. 2013. Manual Laboratorium Mikrobiologi

(Edisi 8). Jakarta : EGC. 577 Hlm.

Chatterjee, S. dan S. Haldar. 2012. Vibrio Related Desease in Aquaculture and

Development of Rapid and Accurate Identification Methods. J. Marine

Sci Res Dev. 1-7.

Crosa, J.H., M.A. Walter., S.A. Potter. 1983. The Genetics Of Plasmid Mediated

Virulence In The Marine Fish Pathogen Vibrio anguillarum. In:

Page 46: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

52

Bacterial and Viral Diseases Of Fish. J.H. Crosa (Eds). University of

Washington: 21-30.

Defoirdt, T., N. Boon., P. Bossier., W. Verstraete. 2004. Disruption Of Bacterial

Quorum Sensing: An Unexplored Strategy To Fight Infections In

Aquaculture. Aquaqulture 240:69-88.

Fahri, M. 2008. Bakteri Pathogen pada Budidaya Perikanan Vibrio alginolyticus.

[Tesis] Program Pasca Sarjana Budidaya Perikanan Universitas

Brawijaya: Malang. 66 hal.

Feliatra, F., T. Titania., Nugroho, S. Silalahi., Y. Octavia. 2011. Skrining Bakteri

Vibro sp. Asli Indonesia Sebagai Penyebab Penyakit Udang Berbasis

Teknik 16S Ribosomal DNA. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan

Tropis. Vol. 3(2) Hal. 85-99.

Feliatra., Zainuri., D. Yoswaty. 2014. Pathogenitas Bakteri Vibrio sp. Terhadap

Udang Windu (Penaeus monodon). Jurnal Sungkai .Vol.2 No.1 Hlm.

23-36.

Hamsah dan R.S. Patadjai. 2013. Identifikasi Vibrio sp. yang Diisolasi Dari

Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Yang Terserang Penyakit Ice-Ice.

Agriplus Vol.23 (1) : 50 – 54.

Handayani D.W. 2016. Analisis Koloni Bakteri Vibrio s.p dan Kualitas Air pada

Air Budidaya Juwana Kuda Laut (Hippocampus sp.) [Skripsi].

Inderalaya : Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuana Alam

Universitas Sriwijaya. Hlm 17.

Herfiani., A. Rantetondok., H. Anshary. 2010. Diagnosis Penyakit Bakterial Pada

Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) Pada Keramba Jaring

Apung Boneatiro Di Kabupaten Buton.

Hidayat R., E. Harpeni., Wardiyanto. 2014. Profil Hematologi Kakap Putih (Lates

calcallifer) Yang Distimulasi Dengan Jintan Hitam (Nigela sativa) Dan

Efektifitasnya Terhadap Infeksi Vibrio alginolyticus. Jurnal Perikanan.

Vol 3 (1): 327-334.

Irianto A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Istiqomah I., A. Isnansetyo., Triyanto, K. H. Nitimulyo., M. Murdjani. 2006.

Patogenisitas Vibrio fluvialis 24 SK Terhadap Kerapu Tikus

(Cromileptes altivelis). Jurnal Perikanan VIII (1): 17-24.

Kabata Z. 1985. Parasites and Diseaces Of Fish Cultured In The Tropics. Pasific

Biological Station Nanaimo. British Columbia, Canada, p. 153.

Page 47: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

53

Kordi, M. dan Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka

Cipta dan Bina Adiaksara. Jakarta.

Krishnika, A. dan P. Ramasamy. 2014. Legenidium sp. Infection in the Larval

Stages of the Freshwater Prawn Macrobrachium rosenbergii (de Man).

Indian. J.Fish . 61 (2) : 90-96.

Luturmas, A. dan Y.P. Agapery. 2010. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Vibrio

alginolyticus pada Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) Sebagai

Faktor Virulensi Bakteri Patogen. Proseding Seminar Nasional Basic

Science II. Hal. 36-42.

Mayunar. 2002. Ikan Kakap Putih. Penebar Swadaya. Jakarta.

Melki., D. Soedharma., H. Effendi., A.Z. Mustofa. 2011. Biopotensi Tumbuhan

Mangrove Untuk Pencegahan Penyakit Vibriosis Pada Udang Windu.

Maspari J. 2: 39-47.

Moayeri M. dan R.A. Welch. 1998. Bacterial Exotoxins In: Methods In

Microbiology Bacterial Pathogenesis. P. Williams, J. Ketley, and G.

Salmond (Eds). Academic Press. New York. 27: 287-300.

Moriarty, D. J. W. 1998. Control of Luminous Vibrio Species in Penaeid

Aquaculture Ponds. J. Aquaculture. 164 (1998): 351-358.

Nelce M.N. dan B. Setha. 2011. Karakteristik Patogenitas Vibrio sp. Diisolasi

Dari Lendir Sidat (Anguilla sp.). Jurnal kedokteran dan Kesehatan.

Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Pattimura.Vol. 4, (1):

42-48.

Nichols D.S. 2003. Prokariotes And The Input Of Polysaturated Fatty Acids To

The Marine Food Web. FEMS Microbiol. Left. 219:1-7.

[PHE] Public Health of England. 2015. Uk Standars for Microbiology

Investigation Identification of Vibrio and Aeromonas Spesies.

http://www.gov.uk/goverment/attachment_datfile/433691/10_1913.pdf.

[4 Januari 2018].

Perikanan Budidaya Lampung. 2012. Produksi Ikan Kakap Putih. Balai Besar

Perikanan Budidaya Laut Lampung. Departemen Kelautan dan

Perikanan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 77 hal.

Osawa. 2008. Osawa Sensei’s Vibrio Cholerae Isolation Protocol For

Environmental Samples (Seafood And River Or Melted Ice Water).

Japan. KOBE University.

Page 48: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

54

Osawa, R. dan S. Yamai. 1996. Production Of Thermostable Direct Hemolysin by

Vibrio parahaemolyticus Enhanced by Conjugate Bile Acid. Appl.

Environ. Microbiology. 62: 3023-3025.

Ramli, I.R. 2017. Distribusi Bakteri Vibrio spp Pada Saat Surut Di Perairan Pulau

Barranglompo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Skripsi. Departemen

Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Rieman L. dan F. Azam. 2002. Widespread N-acetyl-D-glucosamine Up-Take

Among Marine Pelagic Bacteria And Its Ecological Implictions. Appl

Environ. Microbiol. 68:5554-5562.

Sarjito, S.B., Prayitno., O.K. Radjasa., S. Hutabarat. 2007. Causative Agent

Vibriosis Pada Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) dari Karimun Jawa

Pathogenisitas Terhadap Ikan Kerapu Macan (Epinephelus

fuscogutattus). Jurnal Ilmu Kelautan 12 : 173-180.

Schoendstadt, A. 2013. Vibrio. http://bacteria.emedtv.com/Vibrio/Vibrio.html [4

Januari 2018].

Sheena, A.Z. 1988. Microbiology A Laboratory Manual For Animal. Health

Students. Lakeland College Vermilion Alberta.

Soemarno. 2000. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta: Akademi

Analisis Kesehatan. Hal. 55.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-2897-2001. Tentang Cara Uji Cemaran

Mikroba. Badan Standarisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6964.3-2003. Pengukuran Kadar Amoniak

pada Sampel Air. Badan Standardisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2332.4-2006. 2006. Cara Uji Mikrobiologi-

Bagian 4 Penentuam Vibrio Cholera Pada Produk Perikanan. Badan

Standar Nasional.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2332.1-2006. 2009. Cara Uji Mikrobiologi-

Bagian 1 Penentuam Coliform Dan Escherichia Coli Pada Produk

Perikanan. Badan Standar Nasional.

Sudheesh, P.S. dan H.S. Xu. 2001. Pathogenicity of Vibrio parahaemolyticus In

Tiger Prawn Penaeus monodon Fabricus: Possible Role of Extracellular

Proteases. Aquaculture 196: 37-46.

Sukenda., Widanarni., E. Haris . 2012. Isolasi dan Karakterisasi Vibrio Pathogen

pada Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus). Jurnal

Akuakultur Indonesia. Vol 11 (1) Hal 28-37.

Page 49: IDENTIFIKASI BAKTERI Vibrio sp. PENYEBAB VIBRIOSIS …digilib.unila.ac.id/32214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui ... perkuliahan

55

Tanaka R., T. Sawabe., M. Yoshimizu., Y. Ezure. 2000. Distribution Of Vibrio

Halioticoli around an Abalone-farming Center in Japan. Microbes and

Environments. 17(1):6-9.

Tatangindatu, F., O. Kalesaran., R. Rompas. 2013. Studi Parameter Fisika Kimia

Air Pada Areal Budidaya Ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan,

Kabupaten Minahasa. Budidaya Perairan Vol.1(2): 8-19.

Thompson, A., W. Ani., H. Retna., S.M. Astuti. 2004. Pengendalian Penyakit

Pada Budidaya Ikan Payau. Direktorat Jenderal Perikanan Balai Besar

Budidaya Air Payau Jepara.

Todar, K.U. 2002. Mechanism of Bacterial Pathogenicity.

www.textbookofbacteriology.net. [8 Februari 2018].

Wang, X.H. dan K.Y. Leung. 2000. Biochemical Characterization of Different

Types of Adherence of Vibrio sp. to Fish Epithel Cell. Microbiology

146: 989-998.

Yanuhar, U., Maftuch., Satuman., Sukoso., Sumarno. 2004. Karakterisasi Molekul

Adhesi Protein Pili Vibrio alginolyticus dan Vibrio parahaemolyticus

Pada Sel Epitel Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis). Prosiding

Pengendalian Penyakit Pada Ikan dan Udang Berbasis Imunisasi dan

Biosecurity dalam Seminar Nasional Penyakit Ikan dan Udang IV

Purwokerto 18-19 Mei 2014. Universitas Soedirman.

Zafran, I., D. Koesharyani., Roza, F. Johnny., K. Yuasa. 1998. Peningkatan

Sintasan Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) Dengan

Penambahan Vitamin Dan Imunostimulan Ke Dalam Pakan Segar.

Seminar Teknologi Perikanan Pantai. Denpasar 6-7 Agustus 1998. 164-

168.