Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    1/20

    1

    BAB 1

    Pendahuluan

    1.1.

    Sejarah

    Pohon Kelapa Sawit terdiri daripada dua spesies Arecaceae atau familipalma yang digunakan

    untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit. Pohon Kelapa Sawit

    Afrika, Elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia, manakala

    Pohon Kelapa Sawit Amerika, Elaeis oleifera, berasal dari Amerika Tengah dan Amerika

    Selatan. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga

    dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak,

    berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandungi

    minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin.

    Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan

    pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

    Urutan dari turunan Kelapa Sawit:

    1.2. Ciri

    Ciri Fisiologi Kelapa Sawit

    A. Daun

    Daunnya merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit

    lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang

    tidak terlalu keras dan tajam.

    B. Batang

    Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun

    pelapah yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.C. Akar

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    2/20

    2

    Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat

    beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan

    aerasi.

    D. Bunga

    Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat

    jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang

    sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

    E. Buah

    Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit

    yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Buah terdiri

    dari tiga lapisan:

    a) Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

    b) Mesoskarp, serabut buah

    c) Endoskarp, cangkang pelindung inti

    Inti sawit merupakan endosperm dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas

    tinggi.

    1.3.

    Perkembangbiakan Kelapa Sawit

    Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi

    tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar

    (radikula). Kelapa sawit memiliki banyak jenis, berdasarkan ketebalan cangkangnya kelapa

    sawit dibagi menjadi Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura merupakan sawit yang buahnya

    memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun

    biasanya tandan buahnya besarbesar dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18%.

    Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangatjarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini

    dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing masing induk dengan sifat

    cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase

    daging perbuahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya dapat

    mencapai 28%.

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    3/20

    3

    BAB II

    Proses Produksi

    2.1. Hasil Kelapa Sawit

    Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah

    menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng.

    Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki

    kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak

    inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Buah diproses dengan

    membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90C. Daging yang telah melunak

    dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder

    berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing.

    Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah

    lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan

    ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

    2.2. Perkembangan Industri Kelapa Sawit

    Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit merupakan salah satu

    primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non migas bagi

    Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak

    nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal

    perkebunan kelapa sawit. Berkembangnya subsektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia

    tidak lepas dari adanya kebijakan pemerintah yang memberikan berbagai insentif, terutama

    kemudahan dalam hal perijinan dan bantuan subsidi investasi untuk pembangunanperkebunan rakyat dengan pola PIRBun dan dalam pembukaan wilayah baru untuk areal

    perkebunan besar swasta.

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    4/20

    4

    2.3. Ketersediaan Lahan Produksi Kelapa Sawit

    Gambar 1. Peta Wilayah Penyebaran

    Sumber : BPKM

    Gambar 2. Peta Persebaran Luas Lahan Dan Produksi Kelapa Sawit

    Sumber : Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    5/20

    5

    Gambar 3. Pohon Industri Kelapa Sawit

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    6/20

    6

    2.4. Minyak Kelapa Sawit

    Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek

    pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran.

    Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk.

    Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty

    Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit

    mengandung tidak lebih dari 5 % FFA. Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan

    menghasilkan rendemen minyak 22,1 % 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7

    % 2,1 % (terendah).

    2.5. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit

    Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar benar murni

    dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat

    ditentukan dengan menilai sifatsifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka

    penyabunan dan bilangan yodium. Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam

    hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi

    kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan.

    Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan

    dan non pangan masingmasing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran,

    maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit

    sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktorfaktor tersebut dapat langsung dari sifat induk

    pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.

    Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil

    dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini :

    a). Crude Palm Oil

    b). Crude Palm Stearin

    c). RBD Palm Oil

    d). RBD Olein

    e). RBD Stearin

    f). Palm Kernel Oil

    g). Palm Kernel Fatty Acid

    h). Palm Kernel

    i). Palm Kernel Expeller (PKE)

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    7/20

    7

    j). Palm Cooking Oil

    k). Refined Palm Oil (RPO)

    l). Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)

    m). Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)

    n). Palm Kernel Pellet

    o). Palm Kernel Shell Charcoal

    Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut:

    a). Kadar minyak minimum (%): 48; cara pengujian SPSMP131975

    b). Kadar air maksimum (%):8,5 ; cara pengujian SPSMP71975

    c). Kontaminasi maksimum (%):4,0; cara pengujian SPSMP

    31

    19975

    d). Kadar inti pecah maksimum (%):15; cara pengujian SPSMP311975

    2.6. Komposisi Kimia Minyak Kelapa Sawit

    Minyak kelapa sawit dan inti minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids,

    esterified, serta glycerol yang masih banyak lemaknya. Didalam keduanya tinggi sertapenuh

    akan fatty acids, antara 50% dan 80% dari masingmasingnya. Minyak kelapa sawit

    mempunyai 16 nama carbon yang penuh asam lemak palmitic acid berdasarkandalam minyak

    kelapa minyak kelapa sawit sebagian besar berisikan lauric acid. Minyak kelapa sawit

    sebagian besarnya tumbuh berasal alamiah untuk tocotrienol, bagian darivitamin E. Minyak

    kelapa sawit didalamnya banyak mengandung vitamin K dan magnesium.Napalm namanya

    berasal dari naphthenic acid, palmitic acid dan pyrotechnics atauhanya dari cara pemakaian

    nafta dan minyak kelapa sawit.

    Ukuran dari asam lemak (Fas) dalam minyak kelapa sawit sebagai acuan:

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    8/20

    8

    Tabel 1. Kadar Asam Lemak Dalam Minyak sawit

    2.7. Kegiatan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit

    Tandan buah segar (TBS) yang telah di panen di kebun diangkut ke lokasi pabrik minyak

    sawit dengan sebuah truk. Sebelum dimasukan kedalam loading Ramp, tandan buah segar

    tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (Weighing Brigae).

    Perlu diketahui bahwa kualitas hasil minyak CPO yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh

    kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam pabrik

    hanya berfugsi menekan kehilangan dibidang pengolahannya, sehingga kualitas hasil tidak

    semata-mata tergantung dari TBS yang masuk kedalam pabrik. Secara garis besar diagram alir

    dari proses pengolahan kepala sawit disajikan pada gambar 1 dan 2.

    2.7.1. Perebusan

    Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam lori rebusan yang

    terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan ke dalam

    sterilizer yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2

    sampai 3.0 Kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim

    yang dapat menurunkan kualitas minyak.

    Disamping itu, juga dimaksudkan agar buah mudah lepas dari tandannya dan memudahkan

    pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Proses ini biasanya

    berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang berkekuatan antara 280

    sampai 290 Kg/ton TBS. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung

    0.5% minyak ikutan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke

    dalam Flat Pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan ke dalam Threser dengan

    menggunakanHoisting Crane.

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    9/20

    9

    2.7.2. Perontokan Buah Dari Tandan

    Pada tahap ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan

    menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian di tampung dan

    dibawa oleh Fit Conveyor ke digester. Tujjuannya untuk memisahkan brondolan (fruilet)

    dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotari

    drum thresher). Hasil stripping tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang

    melekat pada tangkai tandan, hal ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk

    mengatasi hal ini, maka dipakai sistem Double Treshing sistem ini bekerja dengan cara

    janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari thresher pertama,

    tidak langsung, tetapi masuk ke threser kedua yang selanjutnya EFB dibawa ketempat

    pembakaran (incierator) dan dimanfaatkan sebagai produk samping.

    2.7.3. Pengolahan minyak dari daging buah

    Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan ke dalam

    Digester atau peralatan pengaduk. Didalam alat ini dimaksudkan supaya buah terlepas dari

    biji. Dalam proses pengadukan (Digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu

    dijaga agar stabil antara 800-900C. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai

    kemudian dimasukkan kedalam alat pengepresan (Scew Press) agar minyak keluar dari biji

    Gambar 4. Diagram Alir Proses Pengolahan Kelapa Sawit

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    10/20

    10

    dan fibre. Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas sekitar 10% s/d 15%

    terhadap kapasitas pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar

    dan ampas serta biji.

    Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, harus dilakukan

    pemisahan kandungan pasirnya pada Sand Trap yang kemudian dilakukan penyaringan

    (Vibrating Screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil

    sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (Depericarper).

    Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu ditambahkan air panas untuk

    melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar (Crude Oil) kemudian

    dipompakan ke dalam Decenter guna memisahkan Solid danLiquid. Pada fase cair yang

    berupa minyak, air dan masa janis ringan ditampung pada Countnuous Settling Tank,

    minyak dialirkan ke oil tank dan fase berat (sludge) yang terdiri dari air dan padatan

    terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator

    untuk memisahkan minyaknya.

    2.7.4. Proses Pemurnian Minyak

    Minyak dari oil tank kemmudian dialirkan ke dalam Oil Purifer untuk memisahkan

    kotoran /solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya dialirkan ke Vacuum Drier untuk

    memisahkan air sampai pada batas standard. Kemudian melalui Sarvo Balance, maka

    minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil Storege Tank).

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    11/20

    11

    2.7.5. Proses Pengolahan Inti Sawit

    Ampas kempa yang terdiri dari biji dan serabut dimasukkan ke dalamDepericaper melalui

    Cake Brake Conveyoryang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat

    diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan memudahkan proses pemisahan. Pada

    Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaan

    berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas

    antara 60-800C selama 18-24 jam agar kadar air turun dari sekitar 21 % menjadi 4%.

    Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut Grading

    Drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya bij yang disesuaikan dengan fraksi

    yang telah ditentukan.Nut kemudian dialirkan keNut Craker sebagai alat pemecah. Masa

    biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator (Proses pemisahan debu dan cangkang halus)

    untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang

    bercampur inti dialirkan masuk kedalam Hydro Cyclone untuk memisahkan antara inti

    dengan cangkang. Inti dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan

    sampai kadar airnya masuk ke dalamKernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar

    airnya mencapai 7% dengan tingakt pengeringan 500C, 600 dan C700C dalam waktu 14-

    Gambar 5. Neraca Massa Proses Pengolahan Minyak Sawit

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    12/20

    12

    16 jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Winnowing Kernel

    (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pempproses berikutnya.

    Untuk mendapatkan mutu minyak CPO yang baik, maka mutu tandan yang diolah harus

    berdasarkan kriteria kematangan yang optimal. Pad kondisi kandungan minyak dalam TBS

    relatif tinggi dengan kadar garam asam lemak bebas (FFA) yang rendah. Pada tandan buah

    yang masih mentah kandungan minyak CPO sangat rendah, sedang bila TBS terlalu

    matang maka kualitas minyak menjadi rendah karena kadar asam lemak bebasnya tinggi.

    Untuk mendapatkan jumlah dan kualitas minyak CPO yang baik, maka dibutuhkan

    koordinasi yang baik antara permanen, pengawasan lapangan, bagian fraksi dan staf

    pabrik. Tandan buah segar yang telah dipanen harus segera ditangani dan diusahakan

    secepatnya diproses dalam pabrik.

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    13/20

    13

    Tabel 2. Jenis, Potensi Dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit

    BAB III

    Limbah Kelapa Sawit

    3.1. Jenis Dan Potensi Limbah Kelapa Sawit

    Jenis limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat yang terdiri dari Tandan

    Kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain.

    Sedangkan limbah cair yang terjadi pada in house keeping. Limbah padat dan limbah cair

    pada generasi berikutnya dapat dilihat pada gambar 6. Pada gambar tersebut terlihat bahwa

    limbah yang terjadi pada generasi pertama dapat dimanfaatkan dan terjadi limbah berikutnya.

    Pada gambar 7 tabel 2 terlihat potensi limbah yang dapat dimanfaatkan sehingga mempunyai

    nilai ekonomi yang tidak sedikit. Salah satunya adalah potensi limbah dapat dimanfaatkan

    sebagai sumber unsur hara yang mampu menggantikan pupuk sintetis (Ure, TPS dan lain-lain)

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    14/20

    14

    Limbah padat tandan kosong (TKS) merupakan limbah padat yang jumlahnya cukup besar

    yaitu sekitar 6 juta ton yang tercatat pada tahun 2004, namun pemanfaatannya masih terbatas.

    Limbah tersebut selama ini dibakar dan sebagian ditebarkan di lapangan sebagai mulsa.

    Gambar 6. Pohon Industri Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit

    Gambar 7.Fraksionasi Hasil Pengolahan Tandan Buah Segar

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    15/20

    15

    Persentase tankos terhadap TBS sekitar 20% dan setiap ton Tankos mengandung unsur hara

    N, P, K, dan Mg berturut-turut setara dengan 3 Kg urea: 0,6 Kg CIRP; 12 Kg MOP; dan 2 Kg

    kieserit. Dengan demikian dari satu unit PKS kapasitas olah 30 ton TBS/jam atau 600 ton

    TBS/hari akan menghasilkan pupuk N, P, K, dan Mg berturut-turut setara dengan 360 Kg

    Urea, 72 Kg CIRP; 1.440 Kg MOP; dan 240 Kg kiserit (Lubis dan Tobing, 1989). Potensi dan

    pemanfaatan TKS dari limbah PKS sebagai hara dalam suatu luasan areal tertentu dapat kita

    lihat pada tabel 2 di bawah ini :

    Sedangkan limbah padat seperti cangkang dan serat sebesar 1,73 juta ton dan 3,74 juta ton.

    Dari hasil perhitungan untuk setiap hektar tanaman memberikan gambaran dan informasi

    untuk menentukan kelayakan daur ulang limbah sawit sebagai pupuk tanaman. Pada tabel 4

    dibawah ini disajikan potensi limbah padat kelapa sawit sebagai hara.

    Tabel 3. Potensi dan Pemanfaatan TKS dari Limbah PKS Sebagai

    Hara dalam Suatau Luasan

    Tabel 4. Potensi Limbah Padat Kelapa Sebagai Hara

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    16/20

    16

    Satu hektar tanaman kelapa sawit menghasilkan pelepah daun dengan bobot kering 14,47 ton

    sekali dalam 30 tahun (peremajaan) dan 10,40 ton dari pangkasan setahun. Produksi TBS

    setahun sekitar 20,08 ton dengan bobot kering 10,59 ton dan tandan kosong 22% dari jumlah

    TBS yaitu 4,42 ton dengan bobot kering 1,55 ton.

    Dalam upaya pemanfaatan limbah kelapa sawit secara optimal untuk setiap kasus, perlu dikaji

    beberapa aspek teknis, ekonomis, sosial dan lingkungan seperti berikut :

    Jumlah, waktu pengadaan dan lokasi limbah maupun fluktuasinya sepanjang tahun

    atau musim.

    Pemanfaatan dilapangan, jumlah biomasa, kebutuhan tenaga kerja, peralatan, kondisi

    jalan bahaya, resiko kerusakan atau pelapukan.

    Transportasi, volime limbah, jarak sampai di tujuan, kondisi jalan.

    Struktur fisik dan komposisi kimia maupun kandungan energi (nilai kalor bakar)

    bahan limbah.

    Berbagai alternatif pemanfaatan limbah, teknologi yang tersedia, biaya dan nilai

    produk yang dihasilkan.

    Tingkat pencernaan lingkungan dan teknologi penanganan untuk kelestarian

    lingkungan hidup.

    Dengan mempertimbangan hal-hal tersebut di atas, maka pemanfaatan limbah dapat

    dilakukan secara optimal.

    3.2 . Karakteristik Limbah Kelapa Sawit

    Hampir seluruh air buangan PKS mengandung bahan organik yang dapat mengalami

    degradasi. Oleh karenanya dalam pengelolaan limbah perlu diketahui karakteristik limbah

    tersebut, antara lain yaitu :

    Dari balance sheet minyak kelapa sawit diketahui bahwa jumlah air limbah yang dihasilkan

    dari 1 ton CPO yang di produksi adalah 2,50 ton disajikan pada tabel 5.

    Tabel 5. Komposisi Jumlah Air Limbah dari 1 Ton CPO

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    17/20

    17

    Efisiensi pabrik kelapa sawit dapat ditingkatkan dengan pemakaian decanter yang hanya

    menghasilkan limbah cair sekitar 0,3 - 0,4 ton untuk setiap 1 ton TBS yang diolah, sehingga

    limbah cair yang dihasilkan dapat ditekan hanya 24 ton/jam atau 1,667 m3 per 1 ton CPO

    yang dihasilkan. Limbah cair yang akan dihasilkan dari seluruh proses produksi minyak

    kelapa sawit diperkirakan maksimal 60 % dari seluruh tandan buah segar diolah.

    Berdasarkan hasil penelitian terhadap beberapa PKS milik PTP (dianggap mewakili PKS pada

    umumnya) oleh bank dunia diketahui bahwa kualitas limbah cair (inlet) yang dihasilkan

    berpotensi mencemari badan air penerima limbah adalah seperti yang disajikan pada tabel 6

    berikut.

    Kandungan hara spesifik dari limbah kelapa sawit secara keseluruhan dapat kita lihat

    pada tabel 7 dibawah ini.

    Kandungan hara dalam abu hasil pembakaran tandan kosong dan serat serta cangkang

    dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :

    Tabel 6. Kualitas Limbah Cair ( Inlet ) Pabrik Kelapa Sawit

    Tabel 7. Kandungan Hara Limbah Kelapa Sawit

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    18/20

    18

    Dengan teknologi terkini, kayu sawit yang memiliki sifat dasar atau kualitas

    penggunaannya yang rendah dibandingkan dengan kayu bisa ternyata dapat menjadi

    bahan baku mebel yang potensial. Kepala badan litbang hutan pun mengatakan bahwa

    produk tersebut selama ini banyak dicari pembeli dari luar negri, karena salain corak

    kayunya unik juga memiliki kekuatan yang cukup bagus. Sehingga batang kelapa

    sawit ini layak disejajarkan dengan kayu komersial lain yang harganya lebih mahal.

    Beliau juga mengatakan bahwa penggunaan resin dalam pengolahan batang kayu

    kelapa sawit sangat murah dan mudah digunakan dibandingkan dengan bahan impor

    yang umum digunakan dalam modifikasi kayu

    Diketahui dari uji panjang serat dan diameter serat metode franklin dan sifat fisik dan

    morfologi serat, serat janjang kosong termasuk serat pendek < 1 mm. Kadar selulos

    45,19 % menunjukkan bahwa janjang kosong cukup baik untuk dibuat pulp.

    Rendemen 45% derajat putih 82%, derajat giling 33-430SR dengan kondisi optimum,

    indeks retak, tarik, cukup tinggi, indeks sobek masih dalam batas yang diijinkan.

    Tabel 8. Kandungan Tandan Kosong, Serat dan Cangkang

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    19/20

    19

    BAB IV

    Kesimpulan

    4.1. Kesimpulan

    Industri minyak kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis, karena berhubungan

    dengan sektor pertanian (agrobased industry) yang banyak berkembang di negaranegara

    tropis seperti Indonesia, Malaysia dan Thailand. Hasil industri minyak kelapa sawit bukan

    hanya minyak goreng saja, tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan dasar industri lainnya

    seperti industri makanan, kosmetika dan industri sabun. Prospek perkembangan industri

    minyak kelapa sawit saat ini sangat pesat, dimana terjadi peningkatan jumlah produksi kelapa

    sawit seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat.

    Dengan besarnya produksi yang mampu dihasilkan, tentunya hal ini berdampak positif bagi

    perekenomian Indonesia, selain dampak positif tentunya menghasilkan dampak negative yaitu

    banyak nya limbah yang dihasilkan yang harus sangat di perhatikan.

    Limbah yang di hasilkan dari proses pengolahan kelapa sawit tersebut antara lain, limbah

    padat yang terdiri dari Tandan Kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain sedangkan limbah

    cair yang dihasilkan tersebut berasal dari proses perebusan, klarifikasi dan hidrosiklon.

  • 8/10/2019 Identifikasi Limbah Pengolahan Kelapa Sawit

    20/20

    20

    DAFTAR PUSTAKA

    Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, 2006, Pedoman Pengolahan Limbah Industri Kelapa

    Sawit, Jakarta.

    Departemen Perindustrian, 2007, Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit,

    Sekertariat Jendral.

    Nasution Yunus, Darwin, 2004, Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang Berasal

    Dari Kolam Akhir (Final Pond) Dengan proses Koagulasi Melalui Elektrolisis,

    Universitas Sumatra Utara.