27
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAAN I IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK BERDASARKAN KELARUTANNYA OLEH : NAMA : NURFIAH STAMBUK : A1C4 12 044 KELOMPOK : VI (ENAM) ASISTEN PEMBIMBING : INDRA KURNIAWAN LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO

Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

  • Upload
    tillapia

  • View
    6.573

  • Download
    26

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAAN I

IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK

BERDASARKAN KELARUTANNYA

OLEH :

NAMA : NURFIAH

STAMBUK : A1C4 12 044

KELOMPOK : VI (ENAM)

ASISTEN PEMBIMBING : INDRA KURNIAWAN

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2013

Page 2: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

ABSTRAK

Senyawa organik penting untuk di identifikasi karena untuk mengetahui apakah senyawa tersebut termaksud dalam senyawa polar atau nonpolar. Selain itu, juga untuk mengetahui sifatnya termaksud asam atau basa. Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa organik berdasarkan sifat kelarutannya. Pada pengidentifikasian senyawa ini digunakan pelarut aquades, n-heksana, NaOH dan HCl. Berdasarkan percobaan diperoleh data senyawa yang digunakan sebagai senyawa uji yaitu NaCl, Alkohol, metanol, isopropil, urea dan alkohol.

Kata kunci : Identifikasi, senyawa organik, polar dan non polar

Page 3: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata organik merupakan istilah yang digunakan pada awal

perkembangan ilmu kimia yang ditandai dengan adanya pengelompokan

senyawa-senyawa kimia menjadi dua golongan besar, yaitu senyawa organik

dan senyawa anorganik. Senyawa organik yang merupakan satu golongan besar

senyawa yang dikaji secara khusus dalam kimia organik, banyak manfaatnya

dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu senyawa organik adalah hidrokarbon.

Identifikasi struktur senyawa organik merupakan masalah yang sering

dihadapi dalam laboratorium kimia organik. Senyawa organik tersebut dapat

diperoleh dari hasil suatu reaksi maupun isolasi bahan-bahan alam. Dalam

melakukan identifikasi senyawa organik yang belum diketahui perlu dilakukan

pemisahan dan pemurnian komponen-komponen penyusun campuran. Semua

metode pemisahan didasarkan pada perbedaan sifat fisika dari komponen-

komponen penyusun campuran. Teknik pemisahan seperti ekstraksi, yang

didasarkan pada perbedaan kelarutan, destilasi fraksinasi dan destilasi uap,

yang didasarkan pada perbedaan tekanan uap.

Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang

molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.

Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia organik. Banyak di antara

senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, merupakan

komponen penting dalam biokimia.

Page 4: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

Senyawa organik penting untuk di identifikasi karena untuk mengetahui

apakah senyawa tersebut termaksud dalam senyawa polar atau nonpolar. Selain

itu, juga untuk mengetahui sifatnya termaksud asam atau basa. Apabila kita

mengetahui sifat dari senyawa organik tersebut maka kita juga lebih

memahami cara penanggulangan apabila terjadi ketumpahan senyawa organik

tersebut pada organ tubuh kita saat bekerja dilaboratorium.

B. Tujuan Praktikum

Praktium identifikasi senyawa organik ini bertujuan untuk

mengidentifikasi senyawa organik berdasarkan sifat kelarutannya.

C. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip percobaan ini adalah identifikasi senyawa organik

berdasarkan sifat kelrutannya dapat dilakukan dengan melarutkan senyawa

tersebut dalam air, eter, NaOH 10%, dan HCl 10%.

Page 5: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

BAB II

TEORI PENDUKUNG

Langkah pertama dalam menentukan struktur suatu senyawa organik

adalah menentukan rumus molekulnya. Sebelum sampai pada rumus molekul,

terlebih dahulu di tentukan rumus empiris di mana rumus empiris yaitu

perbandingan relatif unsur-unsur penyusunnya. Untuk menentukan banyaknya

karbon dan hydrogen di lakukan dengan mengoksidasi senyawa organik tersebut,

dan kemudian zat hasil oksidasi tersebut di selediki. Alkana yaitu senyawa non

polar sehingga gaya tarik antara molekul lemah. Alkena mudah larut dalam

pelarut zat-zat organic non polar. Misalnya benzene, karbon tetra klorida, eter dan

kloroform tidak larut dalam air dan zat-zat pelarut polar (Respati , 1986).

Metanol dahulu dibuat dari kayu melalui pendinginan dan kadang-kadang

dinamakan alkohol. Umumnya metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan

formaldehida dan bahan baku kimia lain, dan juga digunakan sebagai pelarut anti

beku. Dengan berkurangnya minyak bumi, metanol dapat digunakan sebagai

bahan bakar motor. Keuntungannya adalah rendahnya pencemaran udara yang

diakibatkan oleh hasil pembakarannya (Hart, 1987).

Alkohol memiliki gugus fungsi -OH yang melekat pada rantai alkil.

Alkohol yang paling sederhana adalah metanol dan alkohol yang lebih tinggi lagi

adalah etanol. Baik metanol maupun etanol banyak digunakan sebagai pelarut dan

sebagai zat antara untuk sintesis kimia lebih lanjut. Nama sistematik alkohol

diperoleh dengan mengganti akhiran -ana dari alkana bersangkutan dengan -anol

Page 6: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

dan menggunakan awalan numerik, bila perlu untuk mengidentifikasi atom karbon

yang dilekati oleh gugus -OH (Oxtoby, 1998).

Alkohol merupakan senyawa yang memiliki gugus hidroksil yang terikat

pada atom jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan

alkil, alkil tersubtitusi hidrokarbonsiklik. Alkohol disini tidak memiliki gugus

fenol (gugus hidroksil berikatan dengan aromatik), enol (gugus hidroksil berikatan

dengan karbon vinilik) karena sifat-sifatnya berbeda. Alkohol diklasifikasikan

menjadi 3 kelompok alkohol primer, sekunder dan tersier (Riswayanto, 2009).

Molekul organik non polar seperti hidrokarbon dan halo karbon di tolak

dari air, senyawa tersebut di katakan hidrofob (benci air). Air dan minyak tidak

bercampur, tetapi jika kita campurkan dua cairan non polar, keduanya membentuk

larutan. Zat yang mudah di ingat zat yang melarutkan zat sejenisnya, dengan

prinsip tersebut alkohol yang merupakan turunan dari keduanya mempunyai sifat

yang serupa. Alkohol mempunyai sampai empat karbon yang menyusunnya, larut

dalam air dalam semua perbandingan. Kelarutan alkohol dengan dengan rantai

empat karbon atau lebih menjadi lebih rendah. Rantai karbon bersifat non polar

dan hidrofob, tetapi gugus hiddroksil yang berikatan hidrogen besifat hidrofil

(suka air). Alkohol rantai pendek larut dalam air, sedangkan yang berantai

panjang tidak larut. Beberapa alkohol yang rantai karbonnya tidak terlalu panjang

hanya sedikit larut. Eter lebih larut di banding hidrokarbon dan halokaron, tetapi

kurang larut di banding alkohol. Alasannya oksigen dalam eter adalah penerima

elektron, tetapi eter tidak mempunyai hidrogen hidroksil untuk di sumbangkan

kepada ikatan hidrogen. Rendahnya kelarutan ini di banding alkohol di atas

Page 7: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

apabila lebih dari satu ikatan eter dalam molekul. Dioksan senyawa siklik dengan

dua ikatan eter, larut dalam air pada semua perbandingan, tetapi di etil eter tidak,

sekalipun jumlah karbonnya sama (Antony, 1992).

Page 8: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi senyawa organik

adalah sebagai beriku :

1. Tabung reaksi 12 buah

2. Pipet tetes 4 buah

3. Gelas ukur 25 ml 1 buah

4. Rak tabung 1 buah

5. Botol semprot 1 buah

Bahan yang digunakan dalam praktikum identifikasi senyawa organik

adalah sebagai berikut :

Pelarut :

1. Air

2. n-hexan

3. NaOH 10 %

4. HCl 10 %

Senyawa uji

1. NaCl (Senyawa A)

2. Metanol (Senyawa B)

3. Alkohol (Senyawa C)

4. Isopropil (Senyawa D)

5. Urea (Senyawa E)

Page 9: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

6. kertas lakmus

B. Prosedur Kerja

1. Kelarutan dalam aquades

Senyawa Uji

(Senyawa uji A, B, C, D dan E)

Sampel A

ditambahkan 1 ml aquades

dikocok kuat – kuat

diamati kelarutannya

Larut EmulsiLarut EmulsiLarut

diambil lapisan atasnya

diuji dengan kertas lakmus

lakmus tetap merah

Sampel B Sampel C Sampel D Sampel E

dimasukkan kedalam 5 buah tabung reaksi 0,2 mL

Page 10: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

2. Kelarutan dalam Eter

dimasukkan kedalam 5 buah tabung reaksi 0,2 mL

ditambahkan 1 ml n-hexan

dikocok kuat – kuat

diamati kelarutannya

Senyawa Uji

(Senyawa uji A, B, C, D dan E)

Sampel A Sampel B Sampel C Sampel D Sampel E

Emulsi EmulsiLarut EmulsiEmulsi

diambil lapisan atasnya

ditambahkan 1 ml n-hexan

Emulsi Larut LarutLarut

Page 11: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

3. Kelarutan dalam Larutan NaOH 10%

dimasukkan kedalam 2 buah tabung reaksi 0,2 mL

ditambahkan 1 ml NaOH

dikocok kuat – kuat

diamati kelarutannya

Senyawa Uji

(Senyawa uji C dan E)

Sampel C Sampel E

Larut sebagian

diambil lapisan atasnya

ditambahkan beberapa tetes HCl

Tidak larut dan tidak terdapat endapan

Larut sebagian

Page 12: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

4. Kelarutan dalam HCl 10 %

dimasukkan kedalam 2 buah tabung reaksi 0,2 mL

ditambahkan 1 ml HCl 10 %

Senyawa Uji

(Senyawa uji C dan E)

Sampel C Sampel E

dikocok kuat – kuat

diamati kelarutannya

Larut sebagian

diambil lapisan atasnya

ditambahkan beberapa tetes HCl

Larut sebagian

Larut dan terdapat endapan

Larut sebagian dan terdapat endapan

Page 13: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Data Pengamatan

No. PelarutSenyawa Uji

A B C D E

1. Aquades (+++) (+++) (+--) (+++) (+--)

2. n-hexan (+--) (+++) (+++) (+++) (+++)

3. NaOH 10% - - (+--) - (+--)

4. HCl 10 % - - (+--) - (+--)

Keterangan : (+++) = larut sempurna

(+--) = larut sebagian (Emulsi)

B. Reaksi Lengkap

1.

2.

B. Pembahasan

Senyawa organik dapat di klafikasikan sesuai dengan sifat kelarutannya

dalam sejumlah pelarut dan larutan tertentu. Senyawa dikatakan dapat larut

Page 14: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

apabila 0,1 gram padatan atau 0,2 mL cairan dapat larut dalam 3 mL pelarut.

Secara umum senyawa organik di klasifikasikan berdasarkan kelarutan dalam

pelarut organik adalah senyawa polar larut dalam pelarut polar dan senyawa

non polar larut dalam pelarut non polar. Dalam kelarutannya senyawa organik

dalam suatu larutan dapat memberi informasi tentang klasfikasi larutan yang

bersifat basa. Klasifikasi ini dapat dilakukan dengan menentukan sifat

kelarutannya dalam larutan basa, netral atau larutan asam.

Air merupakan senyawa polar, senyawa-senyawa polar akan larut dalam

air sementara senyawa-senyawa non polar tidak larut dalam air. Senyawa-

senyawa seperti alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat, ester, amida, juga

nitril dapat larut dalam air namun mempunyai batas kelarutan. Senyawa-

senyawa tersebut dengan jumlah atom C sampai dengan empat dapat larut

dalam air, tetapi dengan bertambahnya atom C pada deret homolog tersebut

gugus non polar menjadi semakin besar sehingga kelarutannya dalam air

semakin berkurang.

Pada percobaan identifikasi senyawa organik berdasarkan kelarutannya

digunakan empat pelarut yang berbeda yaitu aquades, n-heksan, NaOH 10%

dan HCl 10%. Pada percobaan kelarutan dalam air, terdapat 3 senyawa yang

larut dalam air yaitu sampel A, B dam D sedangkan untuk sampel C dan E

tidak larut dalam air. Air merupakan pelarut polar, sehingga senyawa yang

larut di dalam air termaksud senyawa polar, sedangkan senyawa non polar

tidak dapat larut dalam air. Hal ini berarti sampel A, B dan D merupakan

senyawa polar dan sampel C dan E merupakan senyawa non polar. Senyawa

Page 15: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

yang dapat larut dalam air meliputi alkohol, aldehid, keton, ester, asam

karboksilat amina, amida dan nitril. Senyawa ionik seperti NaCl dapat larut

dalam air karena bersifat polar, hal ini di sebabkan kelarutan senyawa polar

bergantung pada pengaruh gugus polar yang relatif terhadap gugus non polar.

Apabila gugus polar lebih dominan dari pada gugus non polar maka sifat

polarnya menjadi lebih kuat dan apabila sifat non polarnya lebih dominan dari

pada gugus polar maka sifat non polarnya menjadi lebih kuat. Pada umunya

senyawa dengan satu gugus polar per molekul akan larut dalam eter.

n-heksan merupakan pelarut organik yang non-polar. Senyawa-senyawa

organik yang semi polar dapat larut dalam n-heksan. Pada percobaan dengan

menggunakan n-heksan diperoleh hasil sampel B, C, D dan E dapat larut

dalam n-heksan sedangkan yang tidak dapat larut dalam eter adalah sampel A.

Sampel A merupakan senyawa polar ionik. Hal ini dikarenakan senyawa A

dapat larut dalam air tetapi tidak larut dalam n-heksan, senyawa ini

merupakan NaCl. Sedangkan untuk sampel B dan D yang dapat larut dalam

air dan n-heksan merupakan senyawa polar non ionik, contohnya alkohol dan

metanol.

Pada uji kelarutan dengan menggunakan pelarut NaOH 10% terlihat

senyawa C dan E tidak larut dalam NaOH sama seperti pada pelarut aquades.

Hal ini dikarenakan NaOH bersifat polar sama seperti air, sehingga senyawa

polar akan larut dalam pelarut ini, seperti garam-garam ionik yang pada

umumnya larut dalam air. Pada penambahan beberapa tetes HCl pada sampel

Page 16: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

C dan E tidak terlihat terdapatnya endapan pada kedua sampel larutan ini. Hal

ini berarti tidak terdapat gugus asam pada kedua senyawa organik ini.

Pada uji senyawa dengan menggunakan pelarut HCl 10%, dari hasil

pengamatan terlihat sampel C dan E tidak dapat larut dalam HCl, dikarenakan

HCl bersifat non polar. Pada penambahan NaOH pada lapisan bagian atas

sampel C dan E terlihat adanya endapan pada kedua sampel. Hal ini berarti

sampel C dan E memiliki gugus fungsional basa.

Page 17: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan serangkaian percobaan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa sampel A merupakan senyawa polar ionik (NaCl), sampel

B dan D merupakan senyawa polar non ionik (Alkohol dan metanol), sampel

C dan E merupakan senyawa non polar bersifat basa (Urea dan isopropil).

B. Saran

Saran yang dapat saya berikan pada percobaan kali ini yaitu pada

percobaan selanjutnya agar digunakan juga pelarut eter agar praktikan lebih

paham lagi tentang eter.

Page 18: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

DAFTAR PUSTAKA

Antony, C.W. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung

Hart, Harold. 1987. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Erlangga : Jakarta.

Oxtoby, David.W., dkk. 1998. Kimia Modern Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta

Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik. Jilid I. Aksara Baru. Jakarta.

Riswayanto, 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.

Page 19: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAAN I

IDENTIFIKASI SENYAWA ORGANIK

BERDASARKAN KELARUTANNYA

OLEH :

NAMA : NURFIAH

STAMBUK : A1C4 12 044

KELOMPOK : VI (ENAM)

ASISTEN PEMBIMBING : INDRA KURNIAWAN

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2013

Page 20: Identifikasi senyawa organik (reaksi, m l, teori)

VII. Tugas Setelah Praktikum

Senyawa-senyawa yang dapat di simpulkan sebagai identifikasi terhadap

senyawa-senyawa uji jika senyawa tersebut:

1. larut dalam air dan larut dalam eter?

2. larut dalam air tetapi tidak larut dalam eter?

3. tidak larut dalam air tetapi larut dalam eter ?

4. tidak larut dalam air tetapi larut dalam eter dan larut dalam NaOH 10%

5. tidak larut dalam air tetapi larut dalam eter dan larut dalam HCl 10%

jawab :

1. senyawa polar non ionik

2. senyawa polar ionik

3. senyawa yang bersifat non polar

4. senyawa non polar dan bersifat asam

5. senyawa non polar dan bersifat basa.