ifit ani

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

NAMA : FITRIANINIM : 1201160229

UJIAN TENGAH SEMESTER MANAJEMEN PEMASARAN BANK

Dosen pengampu: Devi Noviyanti SE, MM

Laporan Analisis Bank

BAB I JENIS DAN RUANG LINGKUP BPD KALTENG1.1 SEJARAH DAN PROFIL BPD KALTENGPROFILE PERUSAHAANNama Perusahaan:PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah

Nama Panggilan:PT. BANK KALTENG

Kantor Pusat:Jl. RTA Milono No. 12 Palangka Raya,Kantor cabang Kotim (Sampit), Jl. A.Yani No. 7

Telepon:0536-3225602 (Hunting)

Faximile:0536-3221996, 3242470

Email:[email protected]

Didirikan:28 Oktober 1961

Modal Dasar:Rp. 500.000.000.000,00

Pemilik:1.Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

2.Pemerintah Kota Palangka Raya

3.Pemerintah Kabupaten Barito Selatan

4.Pemerintah Kabupaten Barito Utara

5.Pemerintah Kabupaten Barito Timur

6.Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur

7.Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat

8.Pemerintah Kabupaten Kapuas

9.Pemerintah Kabupaten Lamandau

10.Pemerintah Kabupaten Katingan

11.Pemerintah Kabupaten Sukamara

12.Pemerintah Kabupaten Seruyan

13.Pemerintah Kabupaten Gunung Mas

14.Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau

15.Pemerintah Kabupaten Murung Raya

Sejarahnya

Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah(Bank Kalteng) semula berbentuk Perseroan Terbatas (PT), didirikan pada tanggal 28 Oktober 1961 dengan Akta Notaris Njoo Sio Liep Nomor 24 dengan nama PT. BPD Kalimantan Tengah. Dalam akta pendirian tersebut PT. BPD Kalimantan Tengah menjalankan usaha bank di Provinsi Kalimantan Tengah, berkedudukan di Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya. Selanjutnya berdasarkan izin usaha Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-1-3/II/ tanggal 22 Januari 1962 dengan modal dasar ditetapkan 10 juta, jumlah modal setor sebesar Rp. 2.660 ribu terdiri dari Rp. 2500 ribu saham Pemda Tingkat I Kalimantan Tengah dan Rp. 160 ribu saham swasta..

Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 1962 tentang ketentuan-ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah yang menetapkan antara lain bahwa Bank Pembangunan Daerah harus didirikan dengan Peraturan Daerah (Perda), maka Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah menerapkan Peraturan Daerah Nomor 2/DPRD-GR/64, kemudian Peraturan Daerah Nomor 5/DPRD-GR/64 tanggal 3 September 1964 yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Surat Keputusan nomor 9/4/9-18 tanggal 2 Maret 1965 menjadi Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah yang sebagian sahamnya dimiliki swasta.

Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan menyebabkan Peraturan Daerah tersebut perlu disesuaikan kembali, dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1976 jo Nomor 1978 jo Nomor 18 tahun 1981, yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 973.97-42-1277 tanggal 30 September 1982.

Pada tahun 1981 semua saham milik swasta dibeli oleh pemerintah sehingga Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah sepenuhnya menjadi milik Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah. Sesuai perkembangannya berdasarkan Perda Nomor 8 tahun 1992 yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor 584-42-420 tanggal 23 Maret 1993, menetapkan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah sebagai Bank Umum dengan modal dasar Rp. 15 miliar. Perda tersebut kemudian diubah dengan Perda Nomor 1 tahun 1997 yang disahkan Menteri Dalam Negeri dengan Surat Keputusan nomor 584.42-1240 tanggal 21 November 1997 menetapkan bahwa modal dasar Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah ditingkatkan menjadi Rp. 50 miliar.

Selanjutnya dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 1999 tanggal 17 Juli 1999 menetapkan perubahan bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah (PD) Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah dengan sebutan PT. Bank Pembangunan Kalteng dengan modal dasar ditingkatkan menjadi 60 miliar yang merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, yakni dimiliki oleh Pemda Provinsi Kalimantan Tengah dan Pemda Kota dan Kabupaten se-Kalimantan Tengah. Tindak lanjut dari perubahan bentuk Badan Hukum PT. Bank Pembangunan Kalteng tersebut adalah diterbitkannya Akta Notaris Ellys Nathalina, SH Nomor 110 tanggal 22 Mei 2000 tentang Pendirian PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI Nomor:C-17902 HT.01.01-TH 2000 tanggal 15 Agustus 2000 dan diumumkan dalam Berita Negara Nomor 11/2001 tanggal 6 Februari 2001 dan Tambahan Berita Negara Nomor 846/2001. Sedangkan Pengalihan izin usaha dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT) ditetapkan dengan SK Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Nomor: 2/30/KEP.DSG/2000 tanggal 22 Nopember 2000. Perubahan bentuk badan hukum ini telah diumumkan pada tanggal 30 Nopember 2000 dan diberitakan di media massa mulai tanggal 01 Desember 2000.

Sejalan dengan Program Arsitektur Perbankan Indonesia (API) bahwa paling lambat sampai dengan tahun 2010 harus telah memenuhi ketentuan modal minimum yang berlaku bagi seluruh perbakan Indonesia. Agar dapat memenuhi ketentuan tersebut, maka PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah melakukan penambahan Modal Dasar dari Rp. 60 milyar menjadi Rp. 150 milyar. Penambahan modal dasar ini telah disetujui oleh para Pemegang Saham pada RUPS Luar Biasa tanggal 14 Juni 2004 yang dituangkan dalam Akta Notaris Ellys Nathalina, SH Nomor: 4 Tanggal 14 Juni 2004 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan sudah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia RI Nomor: C-03581.HT.01.04.TH.2005 tanggal 14 Februari 2005 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Kalteng.

Sesuai UU No:40 Tahun 2007 yang mencabut UU No. 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas, maka PT. Bank Pembangunan Kalteng telah menyesuaikan Anggaran Dasar (AD) dengan UU PT yang baru ini sekaligus melakukan perubahan Modal Dasar dari Rp. 150 milyar menjadi 500 milyar.

Perubahan Modal Dasar ini merupakan keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 27 Juni 2009 yang dituangkan dalam Akta Notaris Ellys Nathalina, SH, MH Nomor 26 tanggal 27 Juni 2009 tentang Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan sudah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia RI Nomor: AHU-51163.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 22 Oktober 2009 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Kalteng.

Sedangkan penyingkatan sebutan PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah menjadi PT. BANK KALTENG sudah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia RI Nomor: AHU-29875.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 11 Juni 2010.1.2 JENIS BANK Jenis-jenis Bank:I. Dilihat dari segi fungsinya, bank dibedakan berdasarkan luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah operasinya.

Bank Sentral, merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berkaitan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu negara. Disetiap negara hanya ada satu bank sentral yang dibantu oleh cabang-cabangnya.

Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secdara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.II. Dilihat dari segi kepemilikan, bank dibedakan : Bank Milik Pemerintah, merupakan bank yang akta pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

Bank Milik Swasta Nasional, merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Hal ini dapat diketahui dari akta pendiriannya didirikan oleh swasta sepenuhnya, begitu pula dengan pembagian keuntungan swasta pula. Bank Milik Koperasi, merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Bank Milik Asing, merupakan bank yang kepemilikannya 100% oleh pihak asing (luar negeri) di Indonesia. Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Bank Milik Campuran, merupakan bank yang sahamnya dimiliki oleh dua belah pihak, yaitu dalam negeri dan luar negeri. Artinya kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Komposisi kepemilikan saham secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. III. Dilihat dari Segi Status, artinya jenis bank ini dilihat dari segi kemampuannya melayani masyarakat, terutama bank umum. Pembagian jenis ini disebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut: Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Contoh transaksi ke luar negeri adalah transfer ke luar negeri, inkaso ke luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran letter of Credit (L/C), dan transaksi luar negeri lainnya. Bank Nondevisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transfer seperti bank devisa. Jadi bank devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara ( dalam negeri)

IV. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga

Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional (Barat)

Yaitu bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode, yaitu:i. Menetapkan bunga sebagai harga untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuana harga ini dikenal dengan istilah spread based.ii. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional (Barat) menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau presentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.

Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah (Islam)

Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut:i. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

ii. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah)

iii. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

iv. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau

v. Dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

V. Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: Retail Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah- nasabah retail. Pengertian retail di sini adalah nasabah-nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Meskipun dari pengertian kata kecil atau retail(retail) adalah relative, namun biasanya apabila ditinjau dari jasa kredit yang diberikan, nasabah debitur yang dilayani adalah yang memerlukan fasilitas kredit tidak lebih besar dari Rp 20 miliar. Angka tersebut bukan merupakan angka yang standar atau baku, tapi setidaknya dapat memberikan gambaran tentang kelompok nasabah yang dilayani oleh bank jenis ini.

Corporate Bank

Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah- nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala besar ini biasanya berbentuk suatu korporasi, maka bank kelompok ini disebut corporate bank. Meskipun namanya adalah bank korporat tidak berarti seluruh nasabahnya berbentuk suatu perusahaan. Pelayanan dan transaksi yang diberikan kepada suatu perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa pelayanan yang harus diberikan juga kepada karyawan, direksi, dan komisaris dari perusahaan tersebut secara individual. Pelayanan yang diberikan secara perorangan di sini diarahkan untuk menjalin kerjasama yang lebih baik dengan nasabah- nasabah korporasi.

Retail- Corporate Bank

Disamping kedua jenis bank di atas, terdapat juga bank yang tidak memfokuskan pada kedua pilihan jenis nasabah di atas. Benk jenis ini memberikan pelayanan tidak hanya kepada nasabah retail tetapi juga kepada nasabah korporasi. Penyebab munculnya bank jenis ini tidaklah seragam. Ada bank yang sejak awal sudah menentukan untuk menjadi bank yang melayani baik nasabah retail maupun korporasi. Bank jenis ini memandang bahwa potensi baik pasar ritel dan korporasi harus dimanfaatkan untuk mengoptimalkan keuntungan maksimal, meskipun terdapat kemungkinan penurunan efisiensi. Ada juga bank yang semula memfokuskan pada nasabah korporasi, tapi kemudian juga memberikan pelayanan kepada nasabah ritel atau sebaliknya karena berbagai alasan. Hal tersebut bisa terjadi karena manajemen memandang telah terjadi perubahan kondisi pasar atau karena terjadi penggantian manajemen sehingga terjadi perubahan strategi pemasaran. Hal tersebut bisa juga terjadi karena adanya progam pemerintah yang menghendaki agar bank- bank tertentu melaksanakan program pemerintah tertentu.

Analisis Jenis Bank terhadap BPD Kalteng:

a. Jika dilihat dari segi fungsinya, BPD Kalteng merupakan bank umum, karena melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

b. Jika dilihat dari segi kepemilikan, BPD Kalteng merupakan bank milik pemerintah yang akta pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah daerah Kalimantan tengah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

c. Jika dilihat dari segi status, BPD Kalteng merupakan bank nondevisa, karena belum mempunyai izin untuk transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.d. Jika dilihat dari segi cara menentukan harga, BPD Kalteng merupakan bank yang berdasarkan prinsip konvensional, karena menetapkan bunga sebagai harga dalam produk simpanan seperti giro, tabungan, ataupun deposito. Demikian pula harga untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Selain itu juga untuk jasa-jasa bank lainnya BPD Kalteng juga menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu. e. Jika dilihat atas dasar target pasarnya, BPD Kalteng dapat digolongkan sebagai retail bank. Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah- nasabah retail. Pengertian retail di sini adalah nasabah-nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Misalnya dengan adanya produk TAHETA (Tabungan Hari Esok Terencana), SIMPEDA (Simpanan Pembangunan Daerah) yang ditujukan untuk masyarakat umum di Kalimantan Tengah lebih khusus di daerah Kabupaten Kotawaringin Timur.BAB II PERENCANAAN STRATEGIS BPD Kalteng

2.1 VISI DAN MISI BPD Kalteng Pengertian Visi dan Misi secara umumVisi adalah pernyataan tentang pandangan jauh kedepan mengenai usaha atau bisnis yang akan dimulai, apa saja tujuannya dan apa yang akan dicapai kedepannya nanti. Visi tidak ditulis secara detail, hal ini dikarenakan adanya kemungkinan perubahan ilmu dan situasi yang sulit diprediksi dimasa jauh kedepan.

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha untuk mewujudkan Visi. Misi usaha adalah cara mencapai tujuan dan alasan mengapa usaha itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan dalam proses pencapaian tujuan.

Berikut ini adalah visi dan misi bank BPD Kalteng:

Visi :

Kokoh, Terpercaya dan Dinamis

- Kokoh menjadikan PT. Bank Pembangunan Kalteng sehat, kuat dan tahan uji.

- Terpercaya adalah jaminan, saling mempercayai dan dipercaya

- Dinamis adalah tumbuh, maju dan berkembang secara wajar

Misi :

Membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

2.2 RENCANA STRATEGIS BPD KALTENG Pengertian Perencanaan Strategis

Sebuah perusahaan atau organisasi memiliki tujuan untuk menjadi lebih baik dan lebih besar dalam perkembangannya ke depan. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi bergantung pada banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi yaitu perencanaan strategis.

Secara umum, perencanaan strategis dapat diartikan sebagai proses pengambilan keputusan strategis oleh sebuah perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan dari perencanaan yang telah direncanakan. Dalam hal ini, langkah strategis yang diambil dalam sebuah perencanaan strategis mengandalkan segala aspek yang ada diperusahaan atau organisasi tersebut, misalnya pemberdayaan sumber daya(modal dan man power atau SDM).

Berikut ini merupakan rencana Strategis Bank Kalteng:

Program Jangka Panjang (Corporate Plan)

MENJADIKAN BANK KALTENG SEBAGAI BANK TUAN RUMAH DI KALIMANTAN

TENGAH YANG UNGGUL PADA LAYANAN PERBANKAN KONSUMER DAN UMKM

adalah merupakan Rencana Jangka Menengah dan Panjang Bank Kalteng dari tahun 2011-2025. Rencana dalam blue print ini, disusun dan dituangkan arah sasaran dan tahapan pencapaian yang konsisten oleh Bank Kalteng untuk mewujudkan diri menjadi BPD Regional Champion (BRC).

Dasar penyusunan Rencana Jangka Panjang ini telah mengacu kepada tiga Pilar penyangga ideal menjadi Bank terkemuka di Daerah (The Regional Bank Champion) yang meliputi:

Pilar Pertama Memiliki Ketahanan Kelembagaan yang kuat dengan Sasaran

a. Meningkatkan modal Tier 1 secara bertahap sehingga memiliki tingkat permodalan yang sesuai dengan tingkat risiko yang dihadapi.

Pilar Kedua Memiliki kemampuan Tumbuh dan Berkembang dengan sasaran

a. Melaksanakan Strategic Partnership untuk bidang bisnis

b. Melakukan repositioning terhadap Corporate Image.

c. Meningkatkan customer base retail melalui pengembangan produk DPK untuk memperkecil Volatilitas struktur pendanaan.

d. Meningkatkan pertumbuhan kredit sector produktif menjadi minimal 40% dari porto folio kredit

e. Pengembangan channel distribusi dan IT

Pilar Ketiga Menjadi Agent of Regional Development.

a. Meningkatkan kepuasan nasabah terhadap pelayanan agar setara dengan kualitas layanan Bank Umum

b. Mengembangkan manajemen SDM yang bersifat target oriented dan berfokus pada customer satisfaction

c. Memperluas jenis produk dan jasa BPD agar dapat bersaing dengan produk dan jasa Bank Umum lain

d. Meningkatkan kompetensi dan jumlah SDM yang menangani penyaluran kredit produktif

Untuk mencapai Sasaran BPD Regional Champion dipetakan tahapan pencapaian melalui 3 (tiga) tahapan / Milestsone sebagai berikut :

Milestone Pertama tahun 2011 sampai dengan 2015 adalah tahap Konsolidasi yang fokus pada Permodalan, Pemantapan SDM dan Pelayanan

Milestone kedua tahun 2016 sampai dengan 2020 adalah tahapan Pemantapan yang fokus pada Penataan Infrastruktur, Informasi Teknologi dan Pengembangan Produk Dana & Kredit serta Bisnis Komunikasi / partner bisnis

Milestone ketiga tahun 2021 sampai dengan 2025 adalah tahapan Ekspansi yang fokus pada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Kredit serta pengembangan komposisi Kredit Produktip dan Konsumtip serta komposisi Dana Pihak Ketiga untuk menekan volatile yang ekstrim.

Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan) Bank Kalteng tersebut telah disusun dan disahkan dengan Keputusan Bersama Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah dan Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah yaitu Nomor:DIR.01/SK-0036/VII-11 dan Nomor : 004/SK/Dekom/PT.BPKT/VIII/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Corporate Plan PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Periode 2011 2025, yang telah dibuat dalam besaran Action Plan dan akan dijabarkan dalam Rencana Bisnis jangkapendek Bank Kalteng. Hal yang perlu diperhatikan dalam implementasi Blueprint adalah ketepatan waktu sesuai dengan Timeline yang telah dirancang dan/atau lebih cepat akan lebih baik termasuk komitmen dalam melakukan Pengawasan dan Evaluasi Implementasi Blueprint harus dilakukan secara konsisten dan penyesuaian-penyesuaian perlu dilakukan bilamana faktor lingkungan berubah secara significant.

2. Program Jangka Menengah dan Pendek (Bussiness Plan)

Rencana Jangka Menengah dan Pendek (Business Plan) Bank Kalteng selalu disusun setiap tahun berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU). Untuk RBBU Bank Kalteng Periode 2011 2013 (Penyesuaian) sudah mendapat persetujuan Dewan Komisaris dengan nomor surat Nomor : 127/SB/Dekom/PT.BPKT/III-2011 tanggal 11 Maret 2011 perihal Rencana Bisnis Bank Umum Tahun 20112013 (Penyesuaian) Arah Kebijakan Bank yang menjadi batasan formal dalam penyusunan RBBU 20112013 adalah sebagaimana Rencana Jangka Menengah dan Panjang Bank Kalteng tahun 20112025 atau Corporate Plan yang diwujudkan dengan beberapa langkah sebagai berikut :

a. Permodalan yang Kuat

Agar tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang tangguh dan mendapat kepercayaan yang luas dari masyarakat luas, baik didalam maupun diluar negeri, maka Bank Kalteng selalu berusaha agar kebijakan operasional bisnisnya tetap sejalan dengan upaya pemeliharaan tingkat permodalan yang kuat (strong capital), yang dalam hal ini direfleksikan dengan pemenuhan modal setor oleh para Pemegang Saham sehingga tingkat kecukupan modal (capital adequacy ratio) minimal sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dapat terpenuhi.

b. Optimalisasi Penggunaan Teknologi Informasi

Kompleksitas kebutuhan nasabah yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan sosial ekonomi dan bisnis masyarakat modern, menjadikan pelayanan perbankan berbasis teknologi tinggi sebagai salah satu titik sentral persaingan perbankan masa depan. Menyadari hal tersebut maka pengembangan business process yang dilakukan oleh Bank Kalteng akan diarahkan kepada optimalisasi penggunaan teknologi canggih (strong IT) termasuk penggunaan platform IT yang seragam untuk menciptakan efisiensi dan meningkatkan mutu operasi, risk management. Dengan kebijakan ini diharapkan Bank Kalteng mampu menyediakan produk dan layanan yang sejalan dengan perkembangan kebutuhan nasabah, khususnya kebutuhan yang berbasis teknologi (electronic banking). Kebijakan ini juga diharapkan dapat memperkuat efisiensi operasional secara ke seluruhan.

c. Prinsip Kehati-hatian

Sebagai sebuah lembaga yang menjadikan kepercayaan sebagai nilai strategis dari bisnisnya, Bank Kalteng akan selalu berpedoman pada praktek prinsip kehati-hatian (Prudential banking) sebagai kendali manajemen di dalam mengelola dan mengembangkan bisnisnya. Implementasi praktek prinsip kehati-hatian (Prudential banking) dilakukan melalui penerapan Risk Management dan Good Corporate Governance yang menyeluruh di seluruh tingkatan organisasi dan seluruh aspek operasional perusahaan, termasuk pemenuhan terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas moneter (BI), yang antara lain mencakup : penetapan Giro Wajib Minimum (GWM), Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM/CAR=Capital Adequacy Ratio), tingkat Non Performing Loan (NPL), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), Loan to Deposits Ratio (LDR), Tingkat Kesehatan Bank (TKB), BOPO dan lain-lain.

d. Sumber Daya Manusia

Ketiga kebijakan (policy statement) tersebut selanjutnya harus didukung oleh pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) yang komprehensif dan kompetitif. Pengembangan sumber daya manusia merupakan kebijakan umum yang mendasari seluruh aspek pengembangan operasional dan bisnis Bank Kalteng. Keberhasilan dalam aspek pemenuhan permodalan, optimalisasi teknologi tinggi dan penerapan prinsip kehati-hatian tidak dapat terlepas dari ketersediaan sumber daya manusia yang profesional dan berkualitas.BAB IIILINGKUNGAN PEMASARAN BANK

3.1 LINGKUNGAN MIKRO BANK Lingkungan mikro adalah lingkungan yang dekat dengan bank, sehingga memengaruhi kemampuan bank yang bersangkutan dalam melayani para pelanggannya. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen lingkungan mikro tersebut adalah sebagai berikut:

1) Manajemen Bank itu sendiri, maksudnya adalah kemampuan dari masing-masing fungsi manajemen yang ada di dalam bank untuk bekerja sama. Misalnya divisi atau bagian atau departemen keuangan dengan departemen pemasaran atau departemen operasi dan departemen SDM yang ada di bank tersebut. Kerja sama yang baik akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan, demikian pula sebaliknya. Artinya, masing-masing fungsi saling mendukung kegiatan pemasaran yang dijalankan. 2) Pemasok, merupakan perusahaan yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan maupun pesaing untuk menghasilkan barang dan jasa, seperti peralatan kantor, tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, atau listrik.3) Perantara pemasaran, merupakan perusahaan yang membantu perusahaan mempromosikan, menjual, mendistribusikan barang-barang ke pembeli akhir, seperti perusahaan distribusi, biro jasa pemasaran, dan perantara keuangan (pedagang grosiran atau pedagang eceran).

4) Nasabah (pelanggan), merupakan konsumen yang membeli atau menggunakan produk yang dijual atau ditawarkan oleh bank. Jenis-jenis nasabah(pelanggan) terdiri dari:

a) Pasar konsumen, yaitu konsumen rumah tangga dan perorangan yang membeli produk bank untuk konsumsi pribadi, misalnya tabungan perorangan, deposito perorangan, dan lainnya.

b) Pasar industri merupakan organisasi yang membeli produk digunakan dalam proses produksi industri.c) Pasar pemerintah merupakan badan pemerintah seperti departemen atau BUMN yang membeli produk yang ditawarkan bank.

d) Pasar reseller, yaitu organisasi yang membeli barang dan jasa untuk dijualnya kembali dengan mendapatkan laba tertentu.

e) Pasar internasional merupakan pembeli yang berasal dari luar negeri seperti konsumen, produsen, reseller dan pemerintah asing.

5) Pesaing bank, merupakan lawan bank kita yang memproduksi atau menjual barang yang sejenis di wilayah tertentu. Pesaing terdiri dari pesaing yang sama atau sejenis, yaitu bank-bank yang ada baik bank umum, BPR, bank asing, bank swasta, atau bank pemerintah. Pesaing bank juga diklasifikasikan antara pesaing dekat dan pesaing jauh. Kemudian pesaing yang jauh atau pesaing yang menjual produk yang mirip dijual oleh produk bank seperti asuransi, pegadaian, leasing, atau lembaga keuangan lainnya. 6) Publik, merupakan kelompok mana pun yang mempunyai minat nyata atau minat potensial atau dampak terhadap kemampuan sebuah organisasi mencapai sasarannya. Publik terdiri dari:

a) Publik keuangan, merupakan public yang memengaruhi perusahaan untuk memperoleh dana, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.

b) Publik media, merupakan organisasi yang memberikan layanan berupa liputan berita, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, atau media lainnya.

c) Publik pemerintah, merupakan lembaga pemerintah yang memengaruhi dunia perbankan.

d) Publik umum, yaitu masyarakat yang ada di suatu lingkungan tertentu.

e) Publik lokal, merupakan masyarakat yang ada di sekitar lokasi.

f) Publik intern, merupakan karyawan perusahaan yang bersangkutan yang terlibat.

3.2 LINGKUNGAN MAKRO BANK Lingkungan makro merupakan kekuatan yang lebih luas dari lingkungan mikro dan juga memengaruhi pemasaran bank. Sering juga diartikan lingkungan makro merupakan lingkungan jauh dari dunia perbankan. Sama sperti halnya lingkungan mikro, lingkungan makro juga memiliki komponen-komponen sebagai berikut:1) Lingkungan Demografis, merupakan lingkungan yang menyangkut masalah kependudukan, seperti:

Jumlah penduduk di suatu wilayah;

Kepadatan penduduk di suatu wilayah;

Lokasi penduduk;

Usia penduduk;

Jenis kelamin;

Pendidikan; dan

Pergeseran penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain, sperti urbanisasi atau transmigrasi.

2) Lingkungan Ekonomis merupakan factor-faktor yang memengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Daya beli ini dapat diukur dari tingkat pendapatan masyarakat dan perkembangan tingkat harga-harga umum. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan daya beli nasabah adalah peruabahan pendapatan dan perubahan harga-harga produksi dan jasa di pasar.

3) Lingkungan Alam, merupakan sumber daya alam yang dibutuhkan, seperti kebutuhan bahan baku, biaya energi, tingkat polusi. Pengaruhnya adalah kekurangan bahan baku, meningkatnya biaya energi, meningkatnya tingkat polusi, campur tangan pemerintah dalam lingkungan sumber daya alam. 4) Lingkungan Teknologi, merupakan kekuatan-kekuatan yang menciptakan teknologi baru, menciptakan inovasi baru melalui pengembangan produk baru, serta mampu menangkap peluang-peluang yang ada. Lingkungan teknologi juga diukur melalui laju pertumbuhan penelitian dan pengembangan (litbang) dan tingginya anggaran litbang.

5) Lingkungan politik dan Undang-undang, maksudnya adalah lembaga yang mengawasi perusahaan, seperti badan pemerintah, kelompok penekan yang memengaruhi dan membatasi ruang gerak organisasi dan individu dalam suatu masyarakat seperti tumbuhnya lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang ikut mengawasi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung.

6) Lingkungan Kultural, merupakan lembaga-lembaga atau kekuatan lain yang memengaruhi nilai di masyarakat, seperti persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Berikut analisis lingkungan pemasaran pada oleh BPD Kalteng cabang Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit) :

A. Lingkungan Mikro BPD Kalteng cab. Kotim yang meliputi: Manajemen dari BPD Kalteng cab. Kotim itu sendiri, yakni adanya kemampuan dari masing-masing fungsi manajemen yang ada di Bank itu untuk bekerja sama.

Adanya pemasok, yaitu adanya kerja sama dengan beberapa perusahaan yang menyediakan bahan baku seperti kertas untuk keperluan di Kantor bank, maupun adanya peralatan kantor serta penyediaan listrik untuk kelancaran di BPD Kalteng cab. Kotim.

Perantara pemasaran, misalnya promosi oleh biro jasa pemasaran, maupun melalui periklanan di media lokal. Nasabah (pelanggan) di BPD Kalteng cab. Kotim terdiri dari pasar konsumen (menggunakan produk untuk pribadi) serta pasar industri,maupun pasar pemerintah.

Pesaing BPD Kalteng cab. Kotim yaitu BRI, Bank Mandiri, BCA, BII, Bank Mega, Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dll. Selain memproduksi, pesaing tersebut juga menjual produk sejenis di wilayah Kotim. Disamping itu terdapat juga beberapa lembaga lainnya seperti lembaga asuransi, pegadaian, dll. yang menjual produk yang mirip dengan BPD Kalteng cab. Kotim.

Publik yang dimaksud yaitu publik keuangan, publik media, publik pemerintah, publik umum, publik lokal, serta publik intern yang mempunyai minat potensial untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai BPD Kalteng cab. Kotim.B. Lingkungan Makro BPD Kalteng cab. Kotim yang meliputi: Lingkungan demografis atau dari segi kependudukan. Berdasarkan data BPS Kotim, jumlah penduduk Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2012 sebesar 399.069 jiwa atau 103.929 kepala keluarga (KK), sehingga rata-rata ukuran keluarga (size of family) adalah 3.84 jiwa per kepala keluarga (KK). Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah kecamatan Mentawa Baru Ketapang dengan jumlah penduduk 83.648 jiwa dan jumlah KK sebanyak 21.503 KK, Kecamatan Baamang menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar kedua sebanyak 54.512 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Bukit Santuai dengan jumlah penduduk sebanyak 8.524 jiwa dengan 2.477 KK. Lingkungan ekonomis, berdasarkan BPS Kotim Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan gambaran potensi wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur sekaligus kemampuan pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur dalam mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu proses produksi.

Berdasarkan harga konstan PDRB Kabupaten, Kabupaten Kotawaringin Timur mengalami peningkatan dari tahun ketahun, pada tahun 2008 PDRB Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar Rp. 2.4171.355,87 meningkat menjadi 2.633.483,31 ditahun 2009, Rp. 2.800.103,72 ditahun 2010, Rp. 2.990.895,29 tahun 2011 dan menjadi Rp 3.202.285,37 di tahun 2012. Pendapatan Regional per kapita Kabupaten Kotawaringin Timur cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, Berdasarkan Pendapatan Regional perkapita atas dasar harga berlaku dari tahun 2008 sebesar Rp. 7.028.365.00 juta menjadi Rp. 7.329.727.99 pada tahun 2009, selanjutnya menjadi Rp. 7.629.232.29 pada tahun 2010 , Rp. 7.993.306.05 pada tahun 2011 kemudian Rp. 8.417.254.02 pada tahun 2012. Pendapat perkapita ini memang belum memperlihatkan adanya pemerataan distribusi pendapatan (koefesien gini) masyarakat secara detail, namun setidaknya ini menunjukan adanya indikasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara perlahan dan pasti. Lingkungan alam di daerah Kotim, yaitu masih tersedianya bahan baku maupun bahan jadi, biaya energi yang dibutuhkan dalam kelancaran dan kemudahan dalam operasional Bank. Lingkungan teknologi sekarang ini, sangat membantu dalam kelancaran operasional bank serta membantu dalam menciptakan inovasi produk di BPD Kalteng.

Lingkungan politik dan UU, yaitu adanya lembaga yang mengawasi Bank secara langsung maupun tidak langsung, serta adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur secara tegas mengenai operasional BPD Kalteng.

Lingkungan kultural, yaitu lembaga-lembaga yang ikut memengaruhi nilai di masyarakat seperti adanya perilaku konsumsi masyarakat terhadap produk maupun jasa yang ditawarkan oleh BPD Kalteng cab. Kotim.BAB IVSEGMENTATION, TARGETING ,POSITIONING, BANK Pengertian Segmentation, Targeting dan Positioning Bank

1) Segmentasi Pasar (segmentation)Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau ramuan pemasaran tersendiri. Bank dalam menjual produknya ke nasabah membagi pasar menjadi beberapa jenis sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan. Pembagian pasar ini akan memudahkan bank dalam menentukan nasabah atau konsumen sasarannya. Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variabel tertentu, namun pada dasarnya variabel yang digunakan tidak jauh berbeda.

Variabel utama untuk melakukan segmentasi pasar konsumen terdiri dari berbagai sudut pandang seperti:

i. Segmentasi berdasarkan geografik

Segmentasi berdasarkan geografik artinya membagi pasar berdasar wilayah tertentu seperti:

Jenis bangsa;

Provinsi;

Kabupaten;

Kecamatan; atau

Lainnya

ii. Segmentasi berdasarkan demografik

Segmentasi berdasarkan demografik maksudnya membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti:

Golongan umur;

Jenis kelamin;

Ukuran keluarga; Daur hidup keluarga;

Pendapatan;

Pekerjaan;

Pendidikan;

Agama;

Ras;

Kebangsaan;

Tingkat social; atau lainnya.

iii. Segmentasi berdasarkan psikografik

Segmentasi berdasarkan psikografik maksudnya membagi pasar berdasarkan kriteria sebagai berikut: Kelas sosial;

Gaya hidup;

Karakteristik kepribadian; atau

Lainnya

iv. Segmentasi berdasarkan perilaku

Segmentasi berdasarkan perilaku disusun berdasarkan tingkah laku atau kebiasaan masyarakat sebagai berikut: Pengetahuan;

Sikap;

Kegunaan;

Tanggap terhadap suatu produk; atau

Lainnya.

Sedangkan variabel untuk melakukan segmentasi pasar industrial adalah sebagai berikut:

Segmentasi berdasarkan demografik, yaitu: jenis industri, ukuran perusahaan, lokasi perusahaan, atau lainnya.

Karakteristik pengoperasian, yaitu: teknologi yang difokuskan, status pengguna (berat, sedang, atau ringan), gaya hidup, karakteristik kepribadian atau lainnya.

Pendekatan pembeli, yaitu: organisasi berfungsi pembeli, sifat hubungan yang ada, kebijakan pembelian umum, kriteria pembeli, atau lainnya.

Karakteristik personel industry, yaitu: kesamaan pembeli, sikap terhadap risiko, kesetiaan atau lainnya.

Faktor situasional, seperti: urgensi, pengguna khusus, besarnya pesanan, lainnya.

2) Menetapkan Pasar SasaranMenetapkan pasar sasaran artinya mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan. Kegiatan menetapkan pasar sasaran meliputi:

a) Evaluasi segmen pasar yang meliputi: Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap segmen.

Structural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas. Kurang menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif. Perhatikan juga ancaman dari produk pengganti (substitusi) misalnya dari lembaga keuangan lainnya, untuk pinjaman seperti pegadaian, kantor pos dan giro, leasing atau money changer. Sasaran dan sumber daya bank dengan memerhatikan energi yang dimiliki bank, yaitu ketersediaan SDM termasuk keterampilan yang dimilikinya. b) Memilih Segmen yaitu menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan. Kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan segmen dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama yaitu:

Pemasaran serbasama, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen. Biasanya untuk produk massal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan, maupun wilayah. Keuntungannya pemasaran serbasama adalah hemat biaya. Pemasaran serba-aneka, merancang tawaran untuk semua pendapatan, tujuan atau kepribadian. Untuk pasar ini memerlukan biaya yang tinggi.

Kedua, terdapat paling tidak lima alternatif untuk melakukan seleksi Pemasaran terpadu, khusus untuk SDM yang terbatas.

Yang kedua yaitu, terdapat paling tidak lima alternatif untuk melakukan seleksi atau memilih pasar sasaran. Hal ini penting mengingat masing-masing alternatif memiliki kelebihannya sendiri. Karena itu, setiap perusahaan perlu mempertimbangkan kelima alternatif ini jika hendak melakukan pasar sasarannya.Adapun lima alternative tersebut adalah sebagai berikut:

1. Single Segment Concentration, yaitu bank dapat memilih hanya kepada satu segmen saja.

2. Selective Specialiation, merupakan cara untuk memilih sejumlah segmen yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. 3. Market Specialization, merupakan cara perusahaan untuk melakukan segmentasi dengan mengkhususkan diri untuk melayani berbagai kebutuhan dari sekelompok nasabah atau pelanggan tertentu saja.

4. Product Specialiation, merupakan cara perusahaan untuk memfokuskan kepada produk yang kemudian dijual kepada beebagai segmen pasar. 5. Full Market Coverage, yaitu perusahaan melakukan atau melayani semua segmen yang ada dengan semua produk yang mugkin dibutuhkan tanpa adanya batasan tertentu. 3) Menentukan Posisi Pasar (Market Positioning)Penentuan posisi pasar bagi produk ataupun jasa suatu perusahaan sangat penting. Menentukan posisi pasar, yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa diposisikan pada posisi yang diinginkan nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menentukan di mana posisi yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.

Pengertian posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang di definisikan oleh nasabah atau konsumen atas dasar atribut-atributnya, misalnya:

Simpanan giro diposisikan sebagai kantongnya pengusaha.

Simpanan tabungan diposisikan sebagai kantongnya keluarga.

Simpanan deposito diposisikan sebagai kantong sekaligus sebagai tempat investasinya para investor.

Strategi penentuan posisi pasar dapat dilakukan sebagai berikut:

Atas dasar atribut

Kesempatan penggunaan

Menurut pengguna

Langsung menghadapi pesaing

Kelas produk

Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar sebagai berikut:

Identifikasikan keunggulan produk

Memilih keunggulan kompetitif yang tepat

Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang dipilih

Berikut analisis segmentation, targeting dan positioning terhadap suatu produk yang di tawarkan oleh BPD Kalteng cabang Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit) yaitu:

4.1 SEGMENTATION BANK BPD Kalteng membagi suatu pasar menjadi kelompok kelompok. Bank dalam menjual produknya ke nasabah membagi pasar menjadi beberapa jenis sesuai dengan kriteria yang diinginkan . Contohnya : Segmentasi berdasarkan geografik, BPD Kalteng membagi berdasarkan kabupaten dan kecamatan yang ada di Kalimantan Tengah.

Kemudian pada segmentasi berdasarkan demografik, BPD Kalteng membagi pasar berdasarkan kependudukan seperti golongan umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, agama, maupun tingkat sosial masyarakat. Misalnya produk tabungan TAHETA (Tabungan Hari Esok Terencana) ditujukan untuk masyarakat Kalteng secara umumnya, kemudian produk Giro yang ditujukan khususnya bagi kalangan mitra bisnis dan pemerintah. Pada segmentasi berdasarkan psikografik, BPD Kalteng membagi pasar berdasarkan kelas sosial dan gaya hidup masyarakat Kalimantan Tengah. Contohnya saja produk TabunganKu dan TAHETA yang dilengkapi fasilitas-fasilitas seperti ATM, ditujukan untuk nasabah yang mempunyai kebiasaan menabung dan mempermudah transaksi dalam penarikan uang secara tunai melalui ATM. Kemudian produk deposito dan giro, yang ditujukan khususnya bagi nasabah yang mempunyai gaya hidup menginvestasikan dananya dalam jumlah besar kepada bank. Pada segmentasi berdasarkan perilaku (kebiasaan masyarakat), BPD Kalteng menawarkan produk-produk yang menguntungkan bagi nasabah. BPD Kalteng menawarkan produk dalam bentuk tabungan, deposito dan giro serta menetapkan bunga dari masing-masing produk yang tentu saja berguna dan menguntungkan bagi nasabah sesuai keperluannya.

4.2 TARGETING BANK Sasaran utama BPD Kalteng adalah masyarakat Kalteng khususnya saja di wilayah Kotim itu sendiri. BPD Kalteng menawarkan produk berupa tabungan, giro, dan deposito yang pada umumnya produk tersebut memang menjadi produk andalan bank. Contohnya saja untuk produk TabunganKu ditujukan untuk usia SD-SMP, kemudian Tabungan Simpeda dan TAHETA (Tabungan Hari Esok Terencana) untuk usia di atas SMA, kemudian produk giro dan deposito ditujukan untuk kalangan mitra bisnis (perusahaan). Pemasaran produk tersebut juga sesuai dengan ketersediaan SDM yang ada di Bank dengan keterampilan yang dimiliki.

4.3 POSITIONING BANK Dalam hal ini BPD Kalteng, memposisikan produk yang ditawarkannya sehingga produk tersebut mendapat posisi yang pas dalam benak nasabah. Jika dilihat dari produk-produk yang ditawarkan, BPD Kalteng menyesuaikan jenis produk tersebut dengan keinginan nasabah, seperti simpanan tabungan diposisikan untuk kantong keluarga, ssimpanan giro diposisikan sebagai kantongnya pengusaha, serta simpanan deposito sebagai kantong sekaaligus sebagai tempat investasinya para investor. Berikut ini beberapa gambar untuk produk dan logo BPD Kalteng:

Di gambar terlihat bahwa logo BPD kalteng berwarna merah, kuning, hijau. Kemudian ada tertulis Selamat Datang di Bank Kalteng, Bank Oloh Itah, Bank Oloh itah merupakan bahasa daerah Kalimantan Tengah (bahasa Dayak) yang tentu saja akan di mudah oleh nasabah.