25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak merupakan generasi penerus dan menjadi tumpuan serta harapan orang tua. Oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya yang berkualitas. Upaya ini dimulai sejak dalam kandungan melalui pengasuhan yang baik. Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dibanding yang kurang mendapatkan stimulasi. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat (reinforcement). Kognitif adalah proses mengetahui yang melibatkan pengetahuan tentang adanya sesuatu dan penilaian terhadapnya. Perkembangan kognitif meningkat bersamaan dengan usia, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan serta interaksi gen-lingkungan. Makalah ini akan membahas tentang peranan stimulasi terhadap perkembangan kognitif bayi. B. TUJUAN 1. Mahasiswa mengetahui perkembangan otak anak 2. Mahasiswa mengetahui tahap-tahap perkembangan otak anak 3. Mahasiswa mengetahui perkembangan kognitif pada anak 4. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif pada anak

IKA A

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmu kesehatan anak

Citation preview

Page 1: IKA A

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak merupakan generasi penerus dan menjadi tumpuan serta harapan orang tua.

Oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya yang

berkualitas. Upaya ini dimulai sejak dalam kandungan melalui pengasuhan yang baik.

Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak.

Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dibanding yang

kurang mendapatkan stimulasi. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat (reinforcement).

Kognitif adalah proses mengetahui yang melibatkan pengetahuan tentang adanya sesuatu

dan penilaian terhadapnya. Perkembangan kognitif meningkat bersamaan dengan usia,

dipengaruhi faktor genetik, lingkungan serta interaksi gen-lingkungan.

Makalah ini akan membahas tentang peranan stimulasi terhadap perkembangan kognitif

bayi.

B. TUJUAN

1. Mahasiswa mengetahui perkembangan otak anak

2. Mahasiswa mengetahui tahap-tahap perkembangan otak anak

3. Mahasiswa mengetahui perkembangan kognitif pada anak

4. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif

pada anak

5. Mahasiswa mengetahui tahap-tahap perkembangan kognitif pada anak

6. Mahasiswa mengetahui stimulasi untuk perkembangan otak anak

7. Mahasiswa mengetahui perkembangan bahasa pada anak

Page 2: IKA A

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Otak

Perkembangan otak dipengaruhi dua faktor penting yang saling mendukung, yaitu

faktor genetik dan lingkungan. Secara genetik, kecerdasan anak ditentukan sejak anak lahir

ke dunia dengan membawa gen warisan orangtuanya. Gen inilah yang kemudian menjadi

blueprint yang akan menentukan kecerdasan si anak kelak. Faktor genetik ini sendiri tidak

dapat diketahui dan tidak bisa direkayasa. Karena kita tidak bisa merekayasa otak, yang

paling mudah dilakukan mengoptimalkan kemampuan otak anak adalah memanipulasi

lingkungan. Contoh yang bisa menjelaskan bagaimana perkembangan proses fungsi otak

adalah ketika si kecil lahir, akson (perpanjangan sel saraf yang mengantar sinyal dari neuron)

mata kanan dan kirinya masih berhubungan di bagian yang sama yaitu korteks (lapisan luar)

visual otak. Secara bertahap, hanya dengan rangsangan yang didapatkan dari lingkungan,

akson mata akan berhubungan dengan otak sesuai dengan bagiannya.

Periode Awal Perkembangan Otak

Sistem saraf janin dan bayi berbeda dengan orang dewasa, baik struktur maupun

fungsinya. Perkembangan otak janin pada beberapa minggu sampai 6 bulan pertama

kehamilan, sangat pesat karena peningkatan jumlah sel otak yang menyebabkan kenaikan

berat otak. Pada manusia bagian terbesar dari periode perkembangan pesat terjadi pada masa

post-natal (setelah lahir) yang berlanjut sampai anak berusia 3 tahun. Kecepatan

berkembangnya otak pada periode ini dapat diamati dari cepatnya otak bertambah berat yaitu

dari 400 gr waktu lahir, menjadi hampir 3 x lipatnya setelah akhir tahun ketiga.

Perkembangan otak dipengaruhi faktor genetik dan stimulasi lingkungan baik

kwalitas maupun kwantitas, yang hal ini menyebabkan keanekaragaman individual yang

tidak identik. Periode perkembangan cepat dari otak ini merupakan peluang emas yang tidak

boleh dilewatkan.

Page 3: IKA A

Spesialisasi Belahan Otak

Pada bayi fungsi kedua belahan (hemisfer) otak masih sama, hal ini terlihat di mana

bayi masih menggunakan kedua belah tangannya untuk meraih benda. Setelah otak

berkembang secara individual maka fungsi belahan otak kanan dan kiri menjadi berbeda.

Perkembangan ini menyebabkan anak cenderung memakai tangan tertentu (umumnya kanan)

untuk melakukan sesuatu dan anak juga mulai belajar berbicara, berbahasa dan berhitung.

Perkembangan ini menjadi mantap pada usia 6-8 tahun.

Hemisfer kiri disebut dominan karena belahan ini mengatur kemampuan berbicara dan

berbahasa, membaca, menulis dan berhitung. Cara berpikir hemisfer kiri bersifat logis,

analitik, terarah pada satu persoalan, langkah demi langkah dan bertindak rasional. Hemisfer

kiri sangat diperlukan untuk menyelesaikan kemampuan akademik di sekolah formal dan

sangat berkaitan dan berperan dalam kecerdasan anak.

Hemisfer kanan berfungsi dalam gaya bahasa berupa pemberian intonasi, lagu,

penekanan kata, dan kalimat. Fungsi utama hemisfer ini adalah mengatur kewaspadaan,

perhatian dan konsentrasi, pengenalan dimensi ruang dan situasi serta fungsi emosi. Belahan

ini berperan penting untuk mengenali wajah seseorang, apakah dalam keadaan sedih atau

gembira dan menafsirkan kehendak seseorang dari perubahan wajah dan bahasa tubuh.

Berkat fungsi hemisfer kanan seorang pandai di bidang olahraga dan kesenian.

Hemisfer kanan dapat menyebabkan seseorang menjadi produktif dan kreatif dan berperan

dalam sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Pengalaman di luar sekolah berupa bermain

dan rekreasi banyak berperan dalam pengembangan hemisfer kanan.

Proses Lateralisasi

Proses maturasi (kematangan) otak membutuhkan proses lateralisasi. Perkembangan

otak pada anak dimulai dari hemisfer kanan, dimana sewaktu bayi yang dikenal pertama kali

adalah wajah ibunya dan kemudian berkembang dengan melakukan komunikasi verbal lewat

ekspresi wajah (tersenyum) dan bahasa tubuh.

Page 4: IKA A

Hemisfer kanan penting untuk perkembangan bahasa dan emosi anak dan merupakan

dasar perkembangan hemisfer kiri. Proses wicara pada awalnya dikelola oleh hemisfer kanan,

dan sewaktu kurang lebih usia 3 tahun dimana proses wicara berkembang mejadi lebih

kompleks, maka pengelolaan ini berpindah ke hemisfer kiri.

Pada wanita, lateralisasi umumnya lebih mudah dibandingkan laki-laki, sehingga

maturasi lebih cepat. Sampai usia 8 tahun kepandaan verbal akan lebih baik dibandingkan

kepandaian visiospasial. Oleh karena itu wanita lebih pandai berbicara dan berbahasa

sedangkan laki-laki lebih unggul dalam matematika. Hal ini juga berlaku untuk fungsi

perhatian pada anak sampa usia 10 tahun. Keadaan ini menyebabkan anak laki-laki

cenderung mempunyai kelainan perkembangan berupa disfasia (kesulitan mengeja), disleksia

(kesulitan membaca), dan GPP (gangguan pemusatan perhatian).

Masa Kritis

Perkembangan fisiologis manusia terdiri atas tahapan-tahapan yang secara umum

terbagi atas janin, bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Perkembangan pada masa janin dan

bayi ini secara fisiologis diketahui sebagai tahap tumbuh kembang paling rawan yang sering

disebut masa kritis.

Dalam hal pertumbuhan otak, masa kritis dimulai sejak pembentukan neuron (sel

saraf dasar) pada masa janin hingga anak berusia 7 tahun. Sepanjang tujuh tahun pertama ini,

otak berkembang melalui fase-fase rumit. Diawali pembentukan neuron pada masa janin,

kemudian menyebar di bagian-bagian tertentu, melakukan kontak dengan organ-organ itu dan

berkonsolidasi untuk menjalankan fungsinya. Sebab itu, perkembangan otak anak sendiri

harus diperhatikan sejak janin dalam kandungan, dengan mengusahakan kehamilan yang

sehat dan menghindari trauma ketika melahirkan.

B. PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA BAYI

Sejak lama konsep tentang kognitif telah banyak dibicarakan para ilmuwan, mulai

dari Darwin sampai ke zamannya Piaget, dan masih terus banyak dilakukan penelitian

tentang hal tersebut.

Perkembangan tidak hanya ditentukan oleh genetik ataupun lingkungan (pola

pengasuhan), tapi juga ditentukan oleh faktor biopsikososial.

Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan otak dipengaruhi oleh interaksi antara

Page 5: IKA A

genetik dan pola pengasuhan. Otak terdiri dari 100 milyar neuron saat lahir, tiap neuron

berkembang menjadi kira-kira 15.000 sinaps pada umur 3 tahun. Jumlah sinaps tetap

bertahan sampai dekade pertama kehidupan, walaupun jumlah neuron berkurang.

Beberapa sinaps berkembang, sedangkan yang lainnya menghilang. Jaras yang sering

dipakai dipertahankan, yang jarang dipakai dihapus. Pengalaman (nurture) mempunyai

pengaruh langsung terhadap sifat fisik otak (nature). Anak dengan kemampuan dan

temparemen (nature) berbeda juga mendapatkan stimulus berbeda dari lingkungan

(nurture)-nya, dan walaupun masukan (input) lingkungannya sama, masukan tersebut

dapat diartikan berbeda.

Pengalaman pada awal kehidupan sangat penting karena proses belajar lebih efisien bila

melibatkan sepanjang jaras sinaptik. Pengalaman traumatik dapat menimbulkan gangguan

terus menerus pada neurotransmiter dan sistem endokrin sehingga merupakan mediator

respons stres, yang mungkin meningkatkan risiko stres mental pada kehidupan

selanjutnya. Tapi pengalaman, baik atau buruk, jarang menentukan outcome. Pengalaman

menggeser suatu pandangan melalui pengaruhnya terhadap kemampuan anak untuk

berespons adaptif terhadap stimulus berikutnya.

Faktor biologis, psikologis dan sosial mempengaruhi perkembangan secara bersama-

sama, berikut ini akan dijelaskan pengaruh masing-masing secara terpisah.4

Pengaruh Biologis

Pengaruh biologis terhadap perkembangan meliputi faktor-faktor genetik, pajanan

teratogen intra uterin, rasa sakit post partum, pajanan terhadap zat kimia berbahaya, dan

maturasi. Penelitian pada anak kembar menemukan adanya perbedaan besar dalam IQ dan

kepribadian disebabkan faktor-faktor genetik. Pengaruh zat teratogen prenatal seperti

merkuri dan alkohol, dan insult postpartum seperti meningitis dan cedera otak karena

traumatik terhadap perkembangan, sudah banyak diteliti. Beberapa penyakit kronik dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, baik secara langsung maupun melalui

perubahan pengalaman yang didapat dari orang tua atau teman sebaya.

Bayi dengan riwayat kelahiran kecil masa kehamilan juga merupakan faktor risiko

keterlambatan perkembangan kognitif.

Demikian juga dengan pemberian ASI akan memberikan tingkat kognitif yang lebih baik

dibanding yang diberikan susu formula.

Maturasi fisik dan neurologis menyebabkan anak menjadi berkembang. Umur saat anak

dapat berjalan tanpa bantuan rata-rata hampir sama di seluruh dunia, meskipun frekuensi

latihan tiap anak tersebut berbeda. Pencapaian lain (misalnya penguasaan kalimat yang

Page 6: IKA A

kompleks) tidak terlalu terikat dengan proses maturasi. Perubahan maturasi dapat juga

menciptakan suatu kemampuan dalam mengatasi masalah tingkah laku pada waktu yang

akan datang.

Pengaruh Psikologis

Pengaruh lingkungan di sekitar anak sangat mempengaruhi l perkembangan. Tahun

pertama kehidupan sebagai masa dimana “kepercayaan dasar” diperlihatkan melalui

respons ibu terhadap kebutuhan anaknya.

Kasih sayang mengacu pada kecenderungan biologis seorang anak untuk dekat dengan

orang tuanya pada saat mengalami stres. Anak yang terjamin kasih sayangnya dapat

mempergunakan orang tua mereka untuk menumbuhkan kembali pemikiran yang sehat

setelah anak itu mengalami stres. Tidak terjaminnya kasih sayang seorang anak

merupakan suatu tanda dari hubungan yang tidak serasi antara anak dan orang tua,

mungkin mempengaruhi perilakunya serta cara untuk mengatasi berbagai macam

persoalan di masa depan.

Perkembangan anak dibedakan menurut ruang lingkup utama seperti motorik kasar,

motorik halus, sosial, emosional, bahasa, dan kognisi. Tiap katagori ini merupakan garis

atau urutan perubahan perkembangan yang menuju ke suatu pencapaian khusus.

Pada awal perkembangan kognitif, anak berada dalam tahap sensori motorik. Pada tahap

ini keadaan kognitif anak akan memperlihatkan aktifitas-aktifitas motoriknya, yang

merupakan hasil stimulasi sensorik. Teori kognitif dari Jean Piaget membagi tahap

perkembangan sebagai kurun waktu yang berbeda secara kualitatif menjadi

perkembangan emosi dan kognitif.

Tahap Perkembangan

Teori Piaget: Kognitif :

Bayi (0-1 tahun) : Sensorimotor (tahap I-IV)

Toddler(2-3 tahun) : Sensorimotor (tahap V, VII)

Prasekolah (3-6 tahun) : Pre eksploitasi

Usia Sekolah : Eksploitasi kongkrit

Adolesen (12-20 tahun) : Eksploitasi resmi

Piaget identik dengan perkembangan kognitif. Isu sentral dari teori Piaget adalah

bahwa perubahan kognisi terjadi lebih banyak dalam hal kualitas, bukan kuantitas.

Selama tahapan sensorimotor, pikiran seorang bayi terbatas pada sensasi sedang

(moderat) dan kemampuan seorang anak adalah memanipulasi objek. Sebagai contoh,

konsep “masuk” adalah bila anak dapat memasukkan kubus ke dalam cangkir.

Page 7: IKA A

Dengan adanya bahasa, asal pemikiran berubah secara dramatis; simbol-simbol

semakin mengambil tempat objek dan tindakan. Tahap kognitif berhubungan dengan

periode utama masa anak-anak: preeksploitasi (prasekolah); eksploitasi konkrit (usia

sekolah); dan eksploitasi resmi (adolesen). Piaget menggambarkan bagaimana anak

secara aktif membangun pengetahuannnya sendiri melalui proses asimilasi yang

saling terkait (pengalaman mencoba) dan akomodasi (mengadaptasikan pikiran

implisit mereka tentang dunia untuk mendapatkan informasi baru ke dalam

“catatannya”). Pada keadaan ini, anak bertindak sebagai “ilmuwan kecil”, membuat

lebih banyak teori adaptif dan kompleks. Stadium reorganisasi kognitif dapat

dipetakan dengan mengamati anak dan dengan mengajukan pertanyaan terbuka untuk

menerangkan teori implisitnya.

Teori Piaget sangat penting bagi dokter anak berdasarkan tiga alasan:

1. Membantu merasakan perilaku bayi yang membingungkan, seperti adanya masalah

tidur pada umur 9 dan 18 bln.

2. Memberi hasil yang cepat, dengan peralatan sederhana

3. Memberikan pengertian pada anak tentang penyakit dan perawatannya.

Perkembangan Kognitif Usia 0-2 bulan

Pada periode ini rangsangan penglihatan, perabaan, penciuman dan pendengaran

memegang peranan penting dalam perkembangan kognisi. Penelitian kebiasaan dan

pilihan dalam melihat, memberikan pengertian bagaimana bayi memahami

rangsangan tersebut. Bayi mengurangi perhatian pada rangsangan yang berulang dan

menambah perhatian nya saat rangsangan itu berubah. Penelitian dengan merubah

kebiasaan dan perhatian menunjukkan bahwa bayi dapat membedakan pola, warna

dan konsonan. Mereka dapat mengenali ekspresi wajah ( senyum ) sebagai hal yang

sama, walaupun orangnya berbeda.

Bayi dapat merasakan obyek dan kejadian sebagai suatu kesatuan, sehingga mampu

memisahkan rangsangan menjadi bagian yang ada artinya, seperti rangsangan yang

cocok untuk menghisap botol, dot atau jari.

Perkembangan Kognitif Usia 2-6 bulan

Pada usia sekitar 2 bulan dapat tersenyum dengan keinginan sendiri dan

meningkatnya kontak sosial. Pada periode ini perkembangan merupakan perubahan

kualitatif. Usia 4 bulan disebut sebagai “ penetasan” secara sosial, menjadi lebih

tertarik pada dunia yang luas.

Pada usia ini mereka mempelajari tubuh mereka sendiri, seperti mulai memandangi

Page 8: IKA A

tangannya, memegang pipi, telinga. Pengenalan ini memperlihatkan tingkat awal

dalam pemahaman sebab dan pengaruh, seperti gerakan otot dengan kemauan sendiri

menghasilkan rabaan yang dapat diperkirakan dan sensasi penglihatan. Hal ini

memegang peranan dalam munculnya pengertian diri sendiri.

Perkembangan Kognitif Usia 6-12 bulan

Pada periode ini terjadi peningkatan mobilitas dan pengenalan benda mati. Bayi

mampu mengembangkan kemauan dan hasratnya.

Pada tahap awal semuanya masuk mulut, kadang-kadang benda diambil, diperiksa

dipindahkan dari tanganke tangan, dibanting, dijatuhkan dan kemudian dimasukkan

mulut. Setiap aksi memperlihatkan suatu ide non verbal tentang kegunaan benda

tersebut. Kompleksitas bermain bayi merupakan indeks perkembangan kognitif yng

baik pada usia ini. Kesenangan, ketekunan dan energi yang dipakai untuk melakukan

tantangan menggambarkan keberadaan gerak intrinsik atau motivasi penguasaan.

Pada usa 9 bulan terjadi pencapaian tentang kekonstanan benda yaitu pemahaman

bahwa benda terus ada walaupun tidak terlihat. Bayi akan terus mencari, menemukan

benda yang disembunyikan. Hal ini berbeda dengan saat usia 4-7 bulan, dimana bayi

melihat benda yang dijatuhkan tetapi cepat menyerah bila bendanya sudah tidak

terlihat.

Adapun perkembangan kognitif pada tahun pertama dapat dilihat pada tabel berikut :

Perkembangan Kognitif Pada Tahun Pertama

a. Menatap sebentar pada titik kemana obyek menghilang (misal bola yang jatuh ). Rerata

pada umur 2 bulan. Tandanya : Tidak mengingat obyek (hilang dari pandangan hilang dari

pikiran)

b. Menatap tangannya sendiri. Rerata pada umur 4 bulan. Tandanya : Penemuan diri, sebab

dan akibat

c. Membanting 2 kubus. Rerata pada umur 8 bulan. Tandanya : Aktif membandingkan obyek

d. Menemukan mainan (setelah disembunyika). Rerata pada umur 8 bulan. Tandanya :

Mengingat Obyek.

e. Berpura-pura bermain egosentris (misal pura-pura minum dari cangkir ). Rerata pada umur

8 bulan. Tandanya : Mulai berpikir simbolis

TES PERKEMBANGAN

Tes perkembangan kognitf yang sering dipakai pada anak dibawah 1 tahun adalah :

1. Skala Piaget

2. Fagan test of Infant Intelligence (test daya ingat dengan menggunakan memori gambar)

Page 9: IKA A

STIMULASI

Stimulasi adalah perangsangan yang berasal dari lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan

hal yang sangat penting dalam perkembangan kognitif anak. Stimulasi yang terarah akan

mempercepat perkembangan anak dibanding yang kurang mendapatkan stimulasi. Stimulasi

juga dapat berfungsi sebagai penguat (reinforcement).

Waktu

Stimulasi yang dilakukan sejak dini dan berlangsung lama akan memberi manfaat lebih besar

dibanding dengan stumulasi yang terlambat atau dalam waktu yang singkat. Stimulasi yang

dilaksanakan sejak neonatal menujukkan manfaat terbesar pada kemampuan kognitif da pra

akademik. Stimulasi yang dilakukan setiap hari dan dimonitor setiap bulan selama 3 tahun

menunjukkan hasil nyata untuk perkembangan intelektual dan perilaku pada usia 36 bulan.

Jenis Stimulasi

Berbagai parameter stimulasi perlu dipertimbangkan termasuk jumlah, tipe, waktu, pola,

kualitas stimulasi serta faktor risiko yang ada. Bebagai macam stimulasi yang dianjurkan

pada bayi adalah :

1. Stimulasi Visual (gerakan, warna, bentuk)

2. Stimulasi Auditori (menyanyi, musik, suara ibu)

3. Stimulasi Taktil (pijat, posisi, fleksi ekstensi)

4. Stimulasi Pengecapan dan pembauan

Stimulasi Visual

Rangsang visual sebaiknya terdiri dan warna yang mencolok, kontras gelap dan terang (garis-

garis, lingkaran-lingkaran sepusat, bentuk geometrik), obyek yang bergerak dan permukaan

di sekitarnya. Wajah manusia adalah obyek yang paling disukai untuk menarik perhatian,

bentuknya, gerakannya dan suaranya. Tatapan wajah yang sangat dekat dan bersuara

mexnungldnkan stimulasi visual, auditori dan taktil secara bermakna. Perubahan posisi yang

sering (dan telentang ke tengkurap, dan tempat tidur ke gendongan, dan kursi ke ayunan)

memungkinkan bayi mendapatkan berbagai stimulasi penglihatan dan pemandangan yang

berbeda.

Stimulasi pendengaran

Untuk merangsang pendengaran, bersuara (menirukan suara bayi, berbicara, bernyanyi)

adalah sangat penting. Jumlah dan tipe bahasa yang digunakan di rumah selama periode bayi

merupakan faktor penting dalam perkembangan kecerdasan anak. Pemaparan terhadap

berbagai musik, suara harian keluar masuk rumah, membacakan untuk bayi akan membantu

Page 10: IKA A

rangsang pendengaran bayi. Tetapi jangan terlalu berisik dan mengganggu. Bayi yang

dihujani dengan suara yang berisik (suara TV, radio, teriakan, kegaduhan yang konstan)

terlatih menghilangkan gangguan tersebut sehingga kelak sulit untuk membedakan dengan

menggunakan pendengaran dan perhatian.

Stimulasi taktil (perabaan, sentuhan)

Dari semua rangsang sensori, rangsang raba (taktil) adalah yang paling penting untuk

perkembangan yang sehat. Sensasi sentuhan adalah yang paling berkembang pada saat lahir,

dan telah berfungsi sejak sebelum lahir, jauh sebelum fungsi sensasi lainnya berkembang.

Memegang, menimang, mengurut, menepuk, menggoncang dan gerakan adalah sangat

penting, termasuk memijat dan memandikan. Pengasuh dapat melakukan ini selama memberi

makan, mengganti baju dan kegiatan rutin lamanya. lbü yang memberi botol dengan

disangga, atau yang meletakkan bayi di tempat tidur dengan botol berarti merampasnya dan

sensasi kehangatan dan kedekatan, juga merampas dan rangsang pandangan, pendengaran

dan rabaan. Mainan yang mempunyai permukaan yang bervariasi (lembut, licin, fleksibel dan

kaku) juga memungkinkan pengalaman perabaan yang beragam.

Stimulasi pengecapan dan pembauan

Variasi rasa dan tekstur makanan memungkinkan rangsang pengecapan dan pembauan.

Koordinasi visual dan gerak

Koordinasi mata tangan dapat diperkuat dengan mainan di tempat tidur bayi, bermain di

ayunan, mendorong partisipasi selama makan, penempatan mainan di luar jangkauan anak

yang masih memungkinkan bayi menggeser tubuhnya untuk meraihnya, menyediakan obyek

yang dapat dipukulkan, ditumpahkan dan dimasukkan kembali (dumped and filled).

Sebelum usia 3 tahun stimulasi diarahkan untuk mencapai semua aspek perkembangan

(penglihatan, pendengaran, kognitif, personal sosial, motorik halus dan motorik kasar).

Intensitas

Program yang intensif akan memberikan hasil yang lebih baik. Anak dan orang tua yang aktif

dan teratur mengikuti program menunjukkan kemajuan yang lebih besar. Stimulasi yang

berlebihanpun akan memperburuk ketidakstabilan sistem saraf otonom yang dapat

menimbulkan hipoksia, apneu dan bradikardi, terutama pada bayi prematur.

Infant Health and Developmental Program juga melaporkan bahwa tingkat perkembangan

intelektual berkaitan erat dengan tingkat partisipasi orang tua.

Page 11: IKA A

Macam Stimulasi dan cara berinteraksi

1. Penglihatan

• Menarik perhatian bayi, dekatkan wajah ibu

• Pertahankan kontak mata yang lama

• Ubah ekspresi wajah untuk mempertahankan interaksi visual, menggunakan senyuman,

ekspresi kaget, gerakan lidah

• Gerakan kepala, ajak bayi anda untuk mengikuti gerakan kepala

• Gerakan, anggukan dan gelengkan kepala untuk mempertahankan interaksi

• Tirukan ekspresi wajah bayi

• Gerakan benda berwama terang untuk membantu pemfokusan bayi dan mengikutinya

• Pegang bayi posisi tegak sehingga ia dapat melihat melampaui bahu orangtua

• Atur kursi bayi sehingga Ia dapat melihat ke orangtua

2. Pendengaran

• Gunakan suara anda untuk berbagai cara berkomunikasi dengan bayi (bernyanyi,

bergumam, berkotek, memanggil nama, bercakap)

• Berusaha agar bayi menggerakkan matanya dan kepalanya kearah suara anda

• Tim suara bayi

• Gunakan benda untuk menimbulkan suara (kerincingan, bel, musik)

3. Perabaan

• Membungkus, menggendon mengatur posisi

• Sentuhan, tepukan, urut/pijat bayi dengan cara menenangkan dan berirama

• Manfaatkan refleks bayi untuk interaksi (refleks isap, refleks memegang)

• Pegang dan timang bayi

• Ayunkan bayi ketika diam, dan hibur dengan menggoyang ketika rewel

• Bergerak berkeliling dengan bayi tegak di bahu

• Kombinasi gerakan badan dan wajah dengan mencium dan menyundul bayiMembungkus,

menggendon mengatur posisi

• Sentuhan, tepukan, urut/pijat bayi dengan cara menenangkan dan berirama

• Manfaatkan refleks bayi untuk interaksi (refleks isap, refleks memegang)

• Pegang dan timang bayi

• Ayunkan bayi ketika diam, dan hibur dengan menggoyang ketika rewel

• Bergerak berkeliling dengan bayi tegak di bahu

Page 12: IKA A

Stimulasi Berdasarkan Kelompok Umur

Umur 0-3 bulan5

Berikan rasa nyaman, aman, tunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan cara memeluk

menggendong, menyelimuti, memberikan ASI, menghibur, membersihkan badan, mengganti

popok basah, dll.

Rangsanglah penglihatan, perkembangan sosial dan kognitif bayi dengan cara menatap mata

bayi dan jarak sekitar 30 cm, mengajak tersenyum, membalas senyuman, menggantung

mainan yang bisa bergerak, menggerakkan mainan berwarna-warni ke kanan kiri, ke depan-

belakang.

Rangsanglah pendengaran, perkembangan berbahasa, sosial dan kognitif bayi dengan:

mengajak berbicara, menirukan ocehan bayi, menggerakan mainan yang berbunyi,

memperdengarkan musik, dll.

Rangsanglah perkembangan gerak kasar dan keseimbangan dengan melatih bayi mengangkat

kepala, dada, miring, tengkurap.

Rangsanglah perkembangan gerak halus, perabaan dan perkembangan kognitif dengan

memberikan mainan yang dapat diraih, diraba, dipegang, digenggam , diremas.

Umur 3-6 bulan

Lanjutkan perangsangan untuk umur 0-3 bulan tersebut di atas, ditambah dengan rangsang

yang lebih kompleks.

Rangsanglah penglihatan, perkembangan sosial dan kognitif dengan bermain cilukba, bayi

melihat bayangan dirinya di cermin, meraih mainan.

Rangsanglah pendengaran, perkembangan berbahasa dan kognitif dengan mencari sumber

suara, mengulang-ulang beberapa kata.

Rangsanglah gerak kasar dan keseimbangan dengan melatih tengkurap, berguling, telentang,

posisi duduk.

Rangsanglah gerak halus dan koordinasi dengan memegang menggunakan 2 tangan, meraup

benda kecil, meraih benda-benda yang agak jauh, memasukan biskuit ke mulut, dll.

Umur 6-9 bulan

Lanjutkan rangsangan untuk umur 3-6 bulan, ditambah dengan rangsang yang lebih

kompleks.

Rangsanglah pendengaran, perkembangan berbahasa, emosi dan kognitif dengan memanggil

namanya, memangil mama-papa, mengulang-ulang beberapa kata-kata.

Rangsanglah gerak kasar, keseimbangan dan kemandirian dengan latihan duduk, merangkak,

berdiri, melangkah berpegangan.

Page 13: IKA A

Rangsanglah gerak halus, koordinasi visual, kognitif dan kemandirian dengan bersalaman,

bertepuk tangan, melambaikan tangan, menunjuk ke benda-benda yang agak jauh.

Umur 9-12 bulan

Lanjutkan rangsangan untuk umur 6-9 bulan, ditambah dengan rangsang yang lebih

kompleks.

Rangsanglah penglihatan, pendengaran, perkembangan berbahasa, kognitif dan komunikasi

dengan menyebutkan nama-nama orang di dalam keluarga, mengulang kata-kata yang sering

digunakan pada bayi.

Rangsanglah perkembangan gerak halus, koordinasi, kognitif dan kemandirian dan sosial

dengan memasukan benda ke dalam tempat dan mengeluarkannya lagi, minum dari gelas,

menggelindingkan bola ke orang lain.

Rangsanglah gerak kasar dengan berdiri, berjalan berpegangan.

Peran orangtua

Jika orangtua mengembangkan lingkungan yang menarik dan merangsang maka bayi dapat

mempelajari sendiri lingkungannya. Namun menurut Gordon, orangtua adalah guru utama

anak dimulai pada masa bayi. Di samping menyediakan lingkungan belajar, contoh perilaku

orangtua dan keterlibatan dalam bermain adalah penting untuk perkembangan anak.

Lima peran orangtua menurut Gordon ( 5 P) adalah :

1. Penyediaan lingkungan pembelajaran

2. Sikap orangtua dapat diramalkan (predictability)

3. Bermain dengan proses ping-pong

4. Mendorong bayi secara persisten untuk tetap tertarik dan didalam aktivitas

5. Jangan menjadi professor (selalu berbicara, tidak memberi kesempatan pada bayi).

Selain itu orangtua harus merangsang 4 R yaitu:

1) Responsiveness

2) Reasoning

3) Rasionality

4) Reading.

Sedangkan warm (kehangatan, mencintai, perduli) sangat diperlukan agar 5 P dan 4 R

berfungsi baik. Orangtua dapat melakukan stimulasi melalui 2 cara yaitu melalui pengaturan

lingkungan yang merangsang kegiatan sensori motor, atau dengan langsung berinteraksi

Page 14: IKA A

dengan bayinya. Keterpaduan stimulasi gabungan pada bayi dan orang tua diharapkan akan

mendapatkan hasil yang optimal.

C. Perkembangan Bahasa Pada Anak

Perkembangan bahasa sangat berhubungan erat dengan maturasi otak. Secara keseluruhan

terlihat dengan berat kasar otak yang berubah sangat cepat dalam 2 tahun pertama kehidupan.

Hal ini disebabkan  karena mielinisasi atau pembentukan selubung  sistem saraf.  Proses

mielinisasi ini dikontrol oleh hormon seksual, khususnya estrogen. Hal ini menjelaskan

kenapa proses perkembangan bahasa lebih cepat pada anak perempuan.

Pada usia sekitar 2 bulan, korteks motorik di lobus frontal menjadi lebih aktif. Anak

memperoleh lebih banyak kontrol dalam perilaku motor volusional. Korteks visual  menjadi

lebih aktif pada usia 3 bulan, jadi anak menjadi lebih fokus pada benda yang dekat maupun

yang jauh. Selama separuh periode tahun pertama korteks frontal dan hipokampus menjadi

lebih aktif. Hal ini menyebabkan peningkatan kemampuan untuk mengingat stimulasi dan

hubungan awal antara kata dan keseluruhan. Pengalaman dan interaksi bayi akan membantu

anak  mengatur kerangka kerja otak.

Diferensiasi otak fetus dimulai pada minggu ke-16 gestasi. Selanjutnya maturasi otak berbeda

dan terefleksikan pada perilaku bayi saat lahir. Selama masa prenatal batang otak, korteks

primer dan korteks somatosensori bertumbuh dengan cepat. Sesudah lahir serebelum dan

hemisfer serebri juga tumbuh bertambah cepat terutama area reseptor visual. Ini menjelaskan

bahwa maturasi visual terjadi relatif lebih awal dibandingkan auditori. Traktus asosiasi yang

mengatur bicara dan bahasa belum sepenuhnya matur  sampai periode akhir usia pra sekolah.

 Pada neonatus, vokalisasi dikontrol oleh batang otak dan pons. Reduplikasi babbling

menandakan maturasi bagian wajah dan area laring pada korteks motor. Maturasi jalur

asosiasi auditorik seperti fasikulus arkuatum yang menghubungkan area auditori dan area

motor korteks tidak tercapai sampai awal tahun kedua kehidupan sehingga menjadi

keterbatasan dalam intonasi bunyi dan bicara. Pengaruh hormon estrogen pada maturasi otak

akan mempengaruhi kecepatan perkembangan bunyi dan bicara pada anak perempuan.

Page 15: IKA A

Milestones Normal Perkembangan Bicara dan Bahasa pada Anak

Umur Kemampuan Reseptif Kemampuan Ekspresif

Lahir Melirik ke sumber suara  Menangis 

2-4 bulan Tertawa dan mengoceh tanpa artiMemperlihatkan ketertarikan 

terhadap suara-suara

6 bulan Memberi respon jika namanya 

dipanggil                                                              

   

Mengeluarkan suara yang 

merupakan kombinasi huruf

hidup dan huruf mati

9 bulan Mengerti dengan kataMengucapkan “mama”, “dada”

12 bulan  Memahami dan menuruti

perintah sederhana 

Bergumam

mengucapkan satu kata

15 bulan  Menunjuk anggota tubuh Mempelajari kata-kata dengan

perlahan

18-24 bulan Mengerti kalimat                                               

      Menggunakan/merangkai dua 

kata

24 – 36 bulanDapat menjawab pertanyan 

Membentuk 3 (atau lebih) 

Kalimat

36 – 48 bulanMengerti banyak apa yang  diucapkan  Menggunakan lebih dari 4 kata

dalam satu kalimat

48 – 60 bulan Mengerti banyak apa yang dikatakan

Menyusun kalimat dengan 

Baik

6 tahun Pengucapan bahasa lebih jelas

Page 16: IKA A

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas,dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perkembangan otak dipengaruhi faktor genetik dan stimulasi lingkungan baik

kwalitas maupun kwantitas

2. Perkembangan bahasa sangat berhubungan erat dengan maturasi otak.Hal ini

disebabkan  karena mielinisasi atau pembentukan selubung  sistem saraf.

3. Perkembangan tidak hanya ditentukan oleh genetik ataupun lingkungan (pola

pengasuhan), tapi juga ditentukan oleh faktor biopsikososial.

4. Stimulasi sangat berperan untuk meningkatkan perkembangan kognitif

5. Orang tua sangat berperan dalam keberhasilan stimulasi anak.

SARAN

Orang tua sebaiknya memberikan stimulasi yang baik,supaya perkembangan otak

pada anak sesuai dengan tahapannya.Karena perkembangan otak mempengaruhi

seluruh perkembangan anak selanjutnya.