Upload
amille-rossalina
View
15
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ilmu kesehatan anak
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak merupakan generasi penerus dan menjadi tumpuan serta harapan orang tua.
Oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya yang
berkualitas. Upaya ini dimulai sejak dalam kandungan melalui pengasuhan yang baik.
Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak.
Anak yang banyak mendapatkan stimulasi akan lebih cepat berkembang dibanding yang
kurang mendapatkan stimulasi. Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat (reinforcement).
Kognitif adalah proses mengetahui yang melibatkan pengetahuan tentang adanya sesuatu
dan penilaian terhadapnya. Perkembangan kognitif meningkat bersamaan dengan usia,
dipengaruhi faktor genetik, lingkungan serta interaksi gen-lingkungan.
Makalah ini akan membahas tentang peranan stimulasi terhadap perkembangan kognitif
bayi.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui perkembangan otak anak
2. Mahasiswa mengetahui tahap-tahap perkembangan otak anak
3. Mahasiswa mengetahui perkembangan kognitif pada anak
4. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
pada anak
5. Mahasiswa mengetahui tahap-tahap perkembangan kognitif pada anak
6. Mahasiswa mengetahui stimulasi untuk perkembangan otak anak
7. Mahasiswa mengetahui perkembangan bahasa pada anak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Otak
Perkembangan otak dipengaruhi dua faktor penting yang saling mendukung, yaitu
faktor genetik dan lingkungan. Secara genetik, kecerdasan anak ditentukan sejak anak lahir
ke dunia dengan membawa gen warisan orangtuanya. Gen inilah yang kemudian menjadi
blueprint yang akan menentukan kecerdasan si anak kelak. Faktor genetik ini sendiri tidak
dapat diketahui dan tidak bisa direkayasa. Karena kita tidak bisa merekayasa otak, yang
paling mudah dilakukan mengoptimalkan kemampuan otak anak adalah memanipulasi
lingkungan. Contoh yang bisa menjelaskan bagaimana perkembangan proses fungsi otak
adalah ketika si kecil lahir, akson (perpanjangan sel saraf yang mengantar sinyal dari neuron)
mata kanan dan kirinya masih berhubungan di bagian yang sama yaitu korteks (lapisan luar)
visual otak. Secara bertahap, hanya dengan rangsangan yang didapatkan dari lingkungan,
akson mata akan berhubungan dengan otak sesuai dengan bagiannya.
Periode Awal Perkembangan Otak
Sistem saraf janin dan bayi berbeda dengan orang dewasa, baik struktur maupun
fungsinya. Perkembangan otak janin pada beberapa minggu sampai 6 bulan pertama
kehamilan, sangat pesat karena peningkatan jumlah sel otak yang menyebabkan kenaikan
berat otak. Pada manusia bagian terbesar dari periode perkembangan pesat terjadi pada masa
post-natal (setelah lahir) yang berlanjut sampai anak berusia 3 tahun. Kecepatan
berkembangnya otak pada periode ini dapat diamati dari cepatnya otak bertambah berat yaitu
dari 400 gr waktu lahir, menjadi hampir 3 x lipatnya setelah akhir tahun ketiga.
Perkembangan otak dipengaruhi faktor genetik dan stimulasi lingkungan baik
kwalitas maupun kwantitas, yang hal ini menyebabkan keanekaragaman individual yang
tidak identik. Periode perkembangan cepat dari otak ini merupakan peluang emas yang tidak
boleh dilewatkan.
Spesialisasi Belahan Otak
Pada bayi fungsi kedua belahan (hemisfer) otak masih sama, hal ini terlihat di mana
bayi masih menggunakan kedua belah tangannya untuk meraih benda. Setelah otak
berkembang secara individual maka fungsi belahan otak kanan dan kiri menjadi berbeda.
Perkembangan ini menyebabkan anak cenderung memakai tangan tertentu (umumnya kanan)
untuk melakukan sesuatu dan anak juga mulai belajar berbicara, berbahasa dan berhitung.
Perkembangan ini menjadi mantap pada usia 6-8 tahun.
Hemisfer kiri disebut dominan karena belahan ini mengatur kemampuan berbicara dan
berbahasa, membaca, menulis dan berhitung. Cara berpikir hemisfer kiri bersifat logis,
analitik, terarah pada satu persoalan, langkah demi langkah dan bertindak rasional. Hemisfer
kiri sangat diperlukan untuk menyelesaikan kemampuan akademik di sekolah formal dan
sangat berkaitan dan berperan dalam kecerdasan anak.
Hemisfer kanan berfungsi dalam gaya bahasa berupa pemberian intonasi, lagu,
penekanan kata, dan kalimat. Fungsi utama hemisfer ini adalah mengatur kewaspadaan,
perhatian dan konsentrasi, pengenalan dimensi ruang dan situasi serta fungsi emosi. Belahan
ini berperan penting untuk mengenali wajah seseorang, apakah dalam keadaan sedih atau
gembira dan menafsirkan kehendak seseorang dari perubahan wajah dan bahasa tubuh.
Berkat fungsi hemisfer kanan seorang pandai di bidang olahraga dan kesenian.
Hemisfer kanan dapat menyebabkan seseorang menjadi produktif dan kreatif dan berperan
dalam sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Pengalaman di luar sekolah berupa bermain
dan rekreasi banyak berperan dalam pengembangan hemisfer kanan.
Proses Lateralisasi
Proses maturasi (kematangan) otak membutuhkan proses lateralisasi. Perkembangan
otak pada anak dimulai dari hemisfer kanan, dimana sewaktu bayi yang dikenal pertama kali
adalah wajah ibunya dan kemudian berkembang dengan melakukan komunikasi verbal lewat
ekspresi wajah (tersenyum) dan bahasa tubuh.
Hemisfer kanan penting untuk perkembangan bahasa dan emosi anak dan merupakan
dasar perkembangan hemisfer kiri. Proses wicara pada awalnya dikelola oleh hemisfer kanan,
dan sewaktu kurang lebih usia 3 tahun dimana proses wicara berkembang mejadi lebih
kompleks, maka pengelolaan ini berpindah ke hemisfer kiri.
Pada wanita, lateralisasi umumnya lebih mudah dibandingkan laki-laki, sehingga
maturasi lebih cepat. Sampai usia 8 tahun kepandaan verbal akan lebih baik dibandingkan
kepandaian visiospasial. Oleh karena itu wanita lebih pandai berbicara dan berbahasa
sedangkan laki-laki lebih unggul dalam matematika. Hal ini juga berlaku untuk fungsi
perhatian pada anak sampa usia 10 tahun. Keadaan ini menyebabkan anak laki-laki
cenderung mempunyai kelainan perkembangan berupa disfasia (kesulitan mengeja), disleksia
(kesulitan membaca), dan GPP (gangguan pemusatan perhatian).
Masa Kritis
Perkembangan fisiologis manusia terdiri atas tahapan-tahapan yang secara umum
terbagi atas janin, bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Perkembangan pada masa janin dan
bayi ini secara fisiologis diketahui sebagai tahap tumbuh kembang paling rawan yang sering
disebut masa kritis.
Dalam hal pertumbuhan otak, masa kritis dimulai sejak pembentukan neuron (sel
saraf dasar) pada masa janin hingga anak berusia 7 tahun. Sepanjang tujuh tahun pertama ini,
otak berkembang melalui fase-fase rumit. Diawali pembentukan neuron pada masa janin,
kemudian menyebar di bagian-bagian tertentu, melakukan kontak dengan organ-organ itu dan
berkonsolidasi untuk menjalankan fungsinya. Sebab itu, perkembangan otak anak sendiri
harus diperhatikan sejak janin dalam kandungan, dengan mengusahakan kehamilan yang
sehat dan menghindari trauma ketika melahirkan.
B. PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA BAYI
Sejak lama konsep tentang kognitif telah banyak dibicarakan para ilmuwan, mulai
dari Darwin sampai ke zamannya Piaget, dan masih terus banyak dilakukan penelitian
tentang hal tersebut.
Perkembangan tidak hanya ditentukan oleh genetik ataupun lingkungan (pola
pengasuhan), tapi juga ditentukan oleh faktor biopsikososial.
Penelitian menunjukkan bahwa perkembangan otak dipengaruhi oleh interaksi antara
genetik dan pola pengasuhan. Otak terdiri dari 100 milyar neuron saat lahir, tiap neuron
berkembang menjadi kira-kira 15.000 sinaps pada umur 3 tahun. Jumlah sinaps tetap
bertahan sampai dekade pertama kehidupan, walaupun jumlah neuron berkurang.
Beberapa sinaps berkembang, sedangkan yang lainnya menghilang. Jaras yang sering
dipakai dipertahankan, yang jarang dipakai dihapus. Pengalaman (nurture) mempunyai
pengaruh langsung terhadap sifat fisik otak (nature). Anak dengan kemampuan dan
temparemen (nature) berbeda juga mendapatkan stimulus berbeda dari lingkungan
(nurture)-nya, dan walaupun masukan (input) lingkungannya sama, masukan tersebut
dapat diartikan berbeda.
Pengalaman pada awal kehidupan sangat penting karena proses belajar lebih efisien bila
melibatkan sepanjang jaras sinaptik. Pengalaman traumatik dapat menimbulkan gangguan
terus menerus pada neurotransmiter dan sistem endokrin sehingga merupakan mediator
respons stres, yang mungkin meningkatkan risiko stres mental pada kehidupan
selanjutnya. Tapi pengalaman, baik atau buruk, jarang menentukan outcome. Pengalaman
menggeser suatu pandangan melalui pengaruhnya terhadap kemampuan anak untuk
berespons adaptif terhadap stimulus berikutnya.
Faktor biologis, psikologis dan sosial mempengaruhi perkembangan secara bersama-
sama, berikut ini akan dijelaskan pengaruh masing-masing secara terpisah.4
Pengaruh Biologis
Pengaruh biologis terhadap perkembangan meliputi faktor-faktor genetik, pajanan
teratogen intra uterin, rasa sakit post partum, pajanan terhadap zat kimia berbahaya, dan
maturasi. Penelitian pada anak kembar menemukan adanya perbedaan besar dalam IQ dan
kepribadian disebabkan faktor-faktor genetik. Pengaruh zat teratogen prenatal seperti
merkuri dan alkohol, dan insult postpartum seperti meningitis dan cedera otak karena
traumatik terhadap perkembangan, sudah banyak diteliti. Beberapa penyakit kronik dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, baik secara langsung maupun melalui
perubahan pengalaman yang didapat dari orang tua atau teman sebaya.
Bayi dengan riwayat kelahiran kecil masa kehamilan juga merupakan faktor risiko
keterlambatan perkembangan kognitif.
Demikian juga dengan pemberian ASI akan memberikan tingkat kognitif yang lebih baik
dibanding yang diberikan susu formula.
Maturasi fisik dan neurologis menyebabkan anak menjadi berkembang. Umur saat anak
dapat berjalan tanpa bantuan rata-rata hampir sama di seluruh dunia, meskipun frekuensi
latihan tiap anak tersebut berbeda. Pencapaian lain (misalnya penguasaan kalimat yang
kompleks) tidak terlalu terikat dengan proses maturasi. Perubahan maturasi dapat juga
menciptakan suatu kemampuan dalam mengatasi masalah tingkah laku pada waktu yang
akan datang.
Pengaruh Psikologis
Pengaruh lingkungan di sekitar anak sangat mempengaruhi l perkembangan. Tahun
pertama kehidupan sebagai masa dimana “kepercayaan dasar” diperlihatkan melalui
respons ibu terhadap kebutuhan anaknya.
Kasih sayang mengacu pada kecenderungan biologis seorang anak untuk dekat dengan
orang tuanya pada saat mengalami stres. Anak yang terjamin kasih sayangnya dapat
mempergunakan orang tua mereka untuk menumbuhkan kembali pemikiran yang sehat
setelah anak itu mengalami stres. Tidak terjaminnya kasih sayang seorang anak
merupakan suatu tanda dari hubungan yang tidak serasi antara anak dan orang tua,
mungkin mempengaruhi perilakunya serta cara untuk mengatasi berbagai macam
persoalan di masa depan.
Perkembangan anak dibedakan menurut ruang lingkup utama seperti motorik kasar,
motorik halus, sosial, emosional, bahasa, dan kognisi. Tiap katagori ini merupakan garis
atau urutan perubahan perkembangan yang menuju ke suatu pencapaian khusus.
Pada awal perkembangan kognitif, anak berada dalam tahap sensori motorik. Pada tahap
ini keadaan kognitif anak akan memperlihatkan aktifitas-aktifitas motoriknya, yang
merupakan hasil stimulasi sensorik. Teori kognitif dari Jean Piaget membagi tahap
perkembangan sebagai kurun waktu yang berbeda secara kualitatif menjadi
perkembangan emosi dan kognitif.
Tahap Perkembangan
Teori Piaget: Kognitif :
Bayi (0-1 tahun) : Sensorimotor (tahap I-IV)
Toddler(2-3 tahun) : Sensorimotor (tahap V, VII)
Prasekolah (3-6 tahun) : Pre eksploitasi
Usia Sekolah : Eksploitasi kongkrit
Adolesen (12-20 tahun) : Eksploitasi resmi
Piaget identik dengan perkembangan kognitif. Isu sentral dari teori Piaget adalah
bahwa perubahan kognisi terjadi lebih banyak dalam hal kualitas, bukan kuantitas.
Selama tahapan sensorimotor, pikiran seorang bayi terbatas pada sensasi sedang
(moderat) dan kemampuan seorang anak adalah memanipulasi objek. Sebagai contoh,
konsep “masuk” adalah bila anak dapat memasukkan kubus ke dalam cangkir.
Dengan adanya bahasa, asal pemikiran berubah secara dramatis; simbol-simbol
semakin mengambil tempat objek dan tindakan. Tahap kognitif berhubungan dengan
periode utama masa anak-anak: preeksploitasi (prasekolah); eksploitasi konkrit (usia
sekolah); dan eksploitasi resmi (adolesen). Piaget menggambarkan bagaimana anak
secara aktif membangun pengetahuannnya sendiri melalui proses asimilasi yang
saling terkait (pengalaman mencoba) dan akomodasi (mengadaptasikan pikiran
implisit mereka tentang dunia untuk mendapatkan informasi baru ke dalam
“catatannya”). Pada keadaan ini, anak bertindak sebagai “ilmuwan kecil”, membuat
lebih banyak teori adaptif dan kompleks. Stadium reorganisasi kognitif dapat
dipetakan dengan mengamati anak dan dengan mengajukan pertanyaan terbuka untuk
menerangkan teori implisitnya.
Teori Piaget sangat penting bagi dokter anak berdasarkan tiga alasan:
1. Membantu merasakan perilaku bayi yang membingungkan, seperti adanya masalah
tidur pada umur 9 dan 18 bln.
2. Memberi hasil yang cepat, dengan peralatan sederhana
3. Memberikan pengertian pada anak tentang penyakit dan perawatannya.
Perkembangan Kognitif Usia 0-2 bulan
Pada periode ini rangsangan penglihatan, perabaan, penciuman dan pendengaran
memegang peranan penting dalam perkembangan kognisi. Penelitian kebiasaan dan
pilihan dalam melihat, memberikan pengertian bagaimana bayi memahami
rangsangan tersebut. Bayi mengurangi perhatian pada rangsangan yang berulang dan
menambah perhatian nya saat rangsangan itu berubah. Penelitian dengan merubah
kebiasaan dan perhatian menunjukkan bahwa bayi dapat membedakan pola, warna
dan konsonan. Mereka dapat mengenali ekspresi wajah ( senyum ) sebagai hal yang
sama, walaupun orangnya berbeda.
Bayi dapat merasakan obyek dan kejadian sebagai suatu kesatuan, sehingga mampu
memisahkan rangsangan menjadi bagian yang ada artinya, seperti rangsangan yang
cocok untuk menghisap botol, dot atau jari.
Perkembangan Kognitif Usia 2-6 bulan
Pada usia sekitar 2 bulan dapat tersenyum dengan keinginan sendiri dan
meningkatnya kontak sosial. Pada periode ini perkembangan merupakan perubahan
kualitatif. Usia 4 bulan disebut sebagai “ penetasan” secara sosial, menjadi lebih
tertarik pada dunia yang luas.
Pada usia ini mereka mempelajari tubuh mereka sendiri, seperti mulai memandangi
tangannya, memegang pipi, telinga. Pengenalan ini memperlihatkan tingkat awal
dalam pemahaman sebab dan pengaruh, seperti gerakan otot dengan kemauan sendiri
menghasilkan rabaan yang dapat diperkirakan dan sensasi penglihatan. Hal ini
memegang peranan dalam munculnya pengertian diri sendiri.
Perkembangan Kognitif Usia 6-12 bulan
Pada periode ini terjadi peningkatan mobilitas dan pengenalan benda mati. Bayi
mampu mengembangkan kemauan dan hasratnya.
Pada tahap awal semuanya masuk mulut, kadang-kadang benda diambil, diperiksa
dipindahkan dari tanganke tangan, dibanting, dijatuhkan dan kemudian dimasukkan
mulut. Setiap aksi memperlihatkan suatu ide non verbal tentang kegunaan benda
tersebut. Kompleksitas bermain bayi merupakan indeks perkembangan kognitif yng
baik pada usia ini. Kesenangan, ketekunan dan energi yang dipakai untuk melakukan
tantangan menggambarkan keberadaan gerak intrinsik atau motivasi penguasaan.
Pada usa 9 bulan terjadi pencapaian tentang kekonstanan benda yaitu pemahaman
bahwa benda terus ada walaupun tidak terlihat. Bayi akan terus mencari, menemukan
benda yang disembunyikan. Hal ini berbeda dengan saat usia 4-7 bulan, dimana bayi
melihat benda yang dijatuhkan tetapi cepat menyerah bila bendanya sudah tidak
terlihat.
Adapun perkembangan kognitif pada tahun pertama dapat dilihat pada tabel berikut :
Perkembangan Kognitif Pada Tahun Pertama
a. Menatap sebentar pada titik kemana obyek menghilang (misal bola yang jatuh ). Rerata
pada umur 2 bulan. Tandanya : Tidak mengingat obyek (hilang dari pandangan hilang dari
pikiran)
b. Menatap tangannya sendiri. Rerata pada umur 4 bulan. Tandanya : Penemuan diri, sebab
dan akibat
c. Membanting 2 kubus. Rerata pada umur 8 bulan. Tandanya : Aktif membandingkan obyek
d. Menemukan mainan (setelah disembunyika). Rerata pada umur 8 bulan. Tandanya :
Mengingat Obyek.
e. Berpura-pura bermain egosentris (misal pura-pura minum dari cangkir ). Rerata pada umur
8 bulan. Tandanya : Mulai berpikir simbolis
TES PERKEMBANGAN
Tes perkembangan kognitf yang sering dipakai pada anak dibawah 1 tahun adalah :
1. Skala Piaget
2. Fagan test of Infant Intelligence (test daya ingat dengan menggunakan memori gambar)
STIMULASI
Stimulasi adalah perangsangan yang berasal dari lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan
hal yang sangat penting dalam perkembangan kognitif anak. Stimulasi yang terarah akan
mempercepat perkembangan anak dibanding yang kurang mendapatkan stimulasi. Stimulasi
juga dapat berfungsi sebagai penguat (reinforcement).
Waktu
Stimulasi yang dilakukan sejak dini dan berlangsung lama akan memberi manfaat lebih besar
dibanding dengan stumulasi yang terlambat atau dalam waktu yang singkat. Stimulasi yang
dilaksanakan sejak neonatal menujukkan manfaat terbesar pada kemampuan kognitif da pra
akademik. Stimulasi yang dilakukan setiap hari dan dimonitor setiap bulan selama 3 tahun
menunjukkan hasil nyata untuk perkembangan intelektual dan perilaku pada usia 36 bulan.
Jenis Stimulasi
Berbagai parameter stimulasi perlu dipertimbangkan termasuk jumlah, tipe, waktu, pola,
kualitas stimulasi serta faktor risiko yang ada. Bebagai macam stimulasi yang dianjurkan
pada bayi adalah :
1. Stimulasi Visual (gerakan, warna, bentuk)
2. Stimulasi Auditori (menyanyi, musik, suara ibu)
3. Stimulasi Taktil (pijat, posisi, fleksi ekstensi)
4. Stimulasi Pengecapan dan pembauan
Stimulasi Visual
Rangsang visual sebaiknya terdiri dan warna yang mencolok, kontras gelap dan terang (garis-
garis, lingkaran-lingkaran sepusat, bentuk geometrik), obyek yang bergerak dan permukaan
di sekitarnya. Wajah manusia adalah obyek yang paling disukai untuk menarik perhatian,
bentuknya, gerakannya dan suaranya. Tatapan wajah yang sangat dekat dan bersuara
mexnungldnkan stimulasi visual, auditori dan taktil secara bermakna. Perubahan posisi yang
sering (dan telentang ke tengkurap, dan tempat tidur ke gendongan, dan kursi ke ayunan)
memungkinkan bayi mendapatkan berbagai stimulasi penglihatan dan pemandangan yang
berbeda.
Stimulasi pendengaran
Untuk merangsang pendengaran, bersuara (menirukan suara bayi, berbicara, bernyanyi)
adalah sangat penting. Jumlah dan tipe bahasa yang digunakan di rumah selama periode bayi
merupakan faktor penting dalam perkembangan kecerdasan anak. Pemaparan terhadap
berbagai musik, suara harian keluar masuk rumah, membacakan untuk bayi akan membantu
rangsang pendengaran bayi. Tetapi jangan terlalu berisik dan mengganggu. Bayi yang
dihujani dengan suara yang berisik (suara TV, radio, teriakan, kegaduhan yang konstan)
terlatih menghilangkan gangguan tersebut sehingga kelak sulit untuk membedakan dengan
menggunakan pendengaran dan perhatian.
Stimulasi taktil (perabaan, sentuhan)
Dari semua rangsang sensori, rangsang raba (taktil) adalah yang paling penting untuk
perkembangan yang sehat. Sensasi sentuhan adalah yang paling berkembang pada saat lahir,
dan telah berfungsi sejak sebelum lahir, jauh sebelum fungsi sensasi lainnya berkembang.
Memegang, menimang, mengurut, menepuk, menggoncang dan gerakan adalah sangat
penting, termasuk memijat dan memandikan. Pengasuh dapat melakukan ini selama memberi
makan, mengganti baju dan kegiatan rutin lamanya. lbü yang memberi botol dengan
disangga, atau yang meletakkan bayi di tempat tidur dengan botol berarti merampasnya dan
sensasi kehangatan dan kedekatan, juga merampas dan rangsang pandangan, pendengaran
dan rabaan. Mainan yang mempunyai permukaan yang bervariasi (lembut, licin, fleksibel dan
kaku) juga memungkinkan pengalaman perabaan yang beragam.
Stimulasi pengecapan dan pembauan
Variasi rasa dan tekstur makanan memungkinkan rangsang pengecapan dan pembauan.
Koordinasi visual dan gerak
Koordinasi mata tangan dapat diperkuat dengan mainan di tempat tidur bayi, bermain di
ayunan, mendorong partisipasi selama makan, penempatan mainan di luar jangkauan anak
yang masih memungkinkan bayi menggeser tubuhnya untuk meraihnya, menyediakan obyek
yang dapat dipukulkan, ditumpahkan dan dimasukkan kembali (dumped and filled).
Sebelum usia 3 tahun stimulasi diarahkan untuk mencapai semua aspek perkembangan
(penglihatan, pendengaran, kognitif, personal sosial, motorik halus dan motorik kasar).
Intensitas
Program yang intensif akan memberikan hasil yang lebih baik. Anak dan orang tua yang aktif
dan teratur mengikuti program menunjukkan kemajuan yang lebih besar. Stimulasi yang
berlebihanpun akan memperburuk ketidakstabilan sistem saraf otonom yang dapat
menimbulkan hipoksia, apneu dan bradikardi, terutama pada bayi prematur.
Infant Health and Developmental Program juga melaporkan bahwa tingkat perkembangan
intelektual berkaitan erat dengan tingkat partisipasi orang tua.
Macam Stimulasi dan cara berinteraksi
1. Penglihatan
• Menarik perhatian bayi, dekatkan wajah ibu
• Pertahankan kontak mata yang lama
• Ubah ekspresi wajah untuk mempertahankan interaksi visual, menggunakan senyuman,
ekspresi kaget, gerakan lidah
• Gerakan kepala, ajak bayi anda untuk mengikuti gerakan kepala
• Gerakan, anggukan dan gelengkan kepala untuk mempertahankan interaksi
• Tirukan ekspresi wajah bayi
• Gerakan benda berwama terang untuk membantu pemfokusan bayi dan mengikutinya
• Pegang bayi posisi tegak sehingga ia dapat melihat melampaui bahu orangtua
• Atur kursi bayi sehingga Ia dapat melihat ke orangtua
2. Pendengaran
• Gunakan suara anda untuk berbagai cara berkomunikasi dengan bayi (bernyanyi,
bergumam, berkotek, memanggil nama, bercakap)
• Berusaha agar bayi menggerakkan matanya dan kepalanya kearah suara anda
• Tim suara bayi
• Gunakan benda untuk menimbulkan suara (kerincingan, bel, musik)
3. Perabaan
• Membungkus, menggendon mengatur posisi
• Sentuhan, tepukan, urut/pijat bayi dengan cara menenangkan dan berirama
• Manfaatkan refleks bayi untuk interaksi (refleks isap, refleks memegang)
• Pegang dan timang bayi
• Ayunkan bayi ketika diam, dan hibur dengan menggoyang ketika rewel
• Bergerak berkeliling dengan bayi tegak di bahu
• Kombinasi gerakan badan dan wajah dengan mencium dan menyundul bayiMembungkus,
menggendon mengatur posisi
• Sentuhan, tepukan, urut/pijat bayi dengan cara menenangkan dan berirama
• Manfaatkan refleks bayi untuk interaksi (refleks isap, refleks memegang)
• Pegang dan timang bayi
• Ayunkan bayi ketika diam, dan hibur dengan menggoyang ketika rewel
• Bergerak berkeliling dengan bayi tegak di bahu
Stimulasi Berdasarkan Kelompok Umur
Umur 0-3 bulan5
Berikan rasa nyaman, aman, tunjukkan perhatian dan kasih sayang dengan cara memeluk
menggendong, menyelimuti, memberikan ASI, menghibur, membersihkan badan, mengganti
popok basah, dll.
Rangsanglah penglihatan, perkembangan sosial dan kognitif bayi dengan cara menatap mata
bayi dan jarak sekitar 30 cm, mengajak tersenyum, membalas senyuman, menggantung
mainan yang bisa bergerak, menggerakkan mainan berwarna-warni ke kanan kiri, ke depan-
belakang.
Rangsanglah pendengaran, perkembangan berbahasa, sosial dan kognitif bayi dengan:
mengajak berbicara, menirukan ocehan bayi, menggerakan mainan yang berbunyi,
memperdengarkan musik, dll.
Rangsanglah perkembangan gerak kasar dan keseimbangan dengan melatih bayi mengangkat
kepala, dada, miring, tengkurap.
Rangsanglah perkembangan gerak halus, perabaan dan perkembangan kognitif dengan
memberikan mainan yang dapat diraih, diraba, dipegang, digenggam , diremas.
Umur 3-6 bulan
Lanjutkan perangsangan untuk umur 0-3 bulan tersebut di atas, ditambah dengan rangsang
yang lebih kompleks.
Rangsanglah penglihatan, perkembangan sosial dan kognitif dengan bermain cilukba, bayi
melihat bayangan dirinya di cermin, meraih mainan.
Rangsanglah pendengaran, perkembangan berbahasa dan kognitif dengan mencari sumber
suara, mengulang-ulang beberapa kata.
Rangsanglah gerak kasar dan keseimbangan dengan melatih tengkurap, berguling, telentang,
posisi duduk.
Rangsanglah gerak halus dan koordinasi dengan memegang menggunakan 2 tangan, meraup
benda kecil, meraih benda-benda yang agak jauh, memasukan biskuit ke mulut, dll.
Umur 6-9 bulan
Lanjutkan rangsangan untuk umur 3-6 bulan, ditambah dengan rangsang yang lebih
kompleks.
Rangsanglah pendengaran, perkembangan berbahasa, emosi dan kognitif dengan memanggil
namanya, memangil mama-papa, mengulang-ulang beberapa kata-kata.
Rangsanglah gerak kasar, keseimbangan dan kemandirian dengan latihan duduk, merangkak,
berdiri, melangkah berpegangan.
Rangsanglah gerak halus, koordinasi visual, kognitif dan kemandirian dengan bersalaman,
bertepuk tangan, melambaikan tangan, menunjuk ke benda-benda yang agak jauh.
Umur 9-12 bulan
Lanjutkan rangsangan untuk umur 6-9 bulan, ditambah dengan rangsang yang lebih
kompleks.
Rangsanglah penglihatan, pendengaran, perkembangan berbahasa, kognitif dan komunikasi
dengan menyebutkan nama-nama orang di dalam keluarga, mengulang kata-kata yang sering
digunakan pada bayi.
Rangsanglah perkembangan gerak halus, koordinasi, kognitif dan kemandirian dan sosial
dengan memasukan benda ke dalam tempat dan mengeluarkannya lagi, minum dari gelas,
menggelindingkan bola ke orang lain.
Rangsanglah gerak kasar dengan berdiri, berjalan berpegangan.
Peran orangtua
Jika orangtua mengembangkan lingkungan yang menarik dan merangsang maka bayi dapat
mempelajari sendiri lingkungannya. Namun menurut Gordon, orangtua adalah guru utama
anak dimulai pada masa bayi. Di samping menyediakan lingkungan belajar, contoh perilaku
orangtua dan keterlibatan dalam bermain adalah penting untuk perkembangan anak.
Lima peran orangtua menurut Gordon ( 5 P) adalah :
1. Penyediaan lingkungan pembelajaran
2. Sikap orangtua dapat diramalkan (predictability)
3. Bermain dengan proses ping-pong
4. Mendorong bayi secara persisten untuk tetap tertarik dan didalam aktivitas
5. Jangan menjadi professor (selalu berbicara, tidak memberi kesempatan pada bayi).
Selain itu orangtua harus merangsang 4 R yaitu:
1) Responsiveness
2) Reasoning
3) Rasionality
4) Reading.
Sedangkan warm (kehangatan, mencintai, perduli) sangat diperlukan agar 5 P dan 4 R
berfungsi baik. Orangtua dapat melakukan stimulasi melalui 2 cara yaitu melalui pengaturan
lingkungan yang merangsang kegiatan sensori motor, atau dengan langsung berinteraksi
dengan bayinya. Keterpaduan stimulasi gabungan pada bayi dan orang tua diharapkan akan
mendapatkan hasil yang optimal.
C. Perkembangan Bahasa Pada Anak
Perkembangan bahasa sangat berhubungan erat dengan maturasi otak. Secara keseluruhan
terlihat dengan berat kasar otak yang berubah sangat cepat dalam 2 tahun pertama kehidupan.
Hal ini disebabkan karena mielinisasi atau pembentukan selubung sistem saraf. Proses
mielinisasi ini dikontrol oleh hormon seksual, khususnya estrogen. Hal ini menjelaskan
kenapa proses perkembangan bahasa lebih cepat pada anak perempuan.
Pada usia sekitar 2 bulan, korteks motorik di lobus frontal menjadi lebih aktif. Anak
memperoleh lebih banyak kontrol dalam perilaku motor volusional. Korteks visual menjadi
lebih aktif pada usia 3 bulan, jadi anak menjadi lebih fokus pada benda yang dekat maupun
yang jauh. Selama separuh periode tahun pertama korteks frontal dan hipokampus menjadi
lebih aktif. Hal ini menyebabkan peningkatan kemampuan untuk mengingat stimulasi dan
hubungan awal antara kata dan keseluruhan. Pengalaman dan interaksi bayi akan membantu
anak mengatur kerangka kerja otak.
Diferensiasi otak fetus dimulai pada minggu ke-16 gestasi. Selanjutnya maturasi otak berbeda
dan terefleksikan pada perilaku bayi saat lahir. Selama masa prenatal batang otak, korteks
primer dan korteks somatosensori bertumbuh dengan cepat. Sesudah lahir serebelum dan
hemisfer serebri juga tumbuh bertambah cepat terutama area reseptor visual. Ini menjelaskan
bahwa maturasi visual terjadi relatif lebih awal dibandingkan auditori. Traktus asosiasi yang
mengatur bicara dan bahasa belum sepenuhnya matur sampai periode akhir usia pra sekolah.
Pada neonatus, vokalisasi dikontrol oleh batang otak dan pons. Reduplikasi babbling
menandakan maturasi bagian wajah dan area laring pada korteks motor. Maturasi jalur
asosiasi auditorik seperti fasikulus arkuatum yang menghubungkan area auditori dan area
motor korteks tidak tercapai sampai awal tahun kedua kehidupan sehingga menjadi
keterbatasan dalam intonasi bunyi dan bicara. Pengaruh hormon estrogen pada maturasi otak
akan mempengaruhi kecepatan perkembangan bunyi dan bicara pada anak perempuan.
Milestones Normal Perkembangan Bicara dan Bahasa pada Anak
Umur Kemampuan Reseptif Kemampuan Ekspresif
Lahir Melirik ke sumber suara Menangis
2-4 bulan Tertawa dan mengoceh tanpa artiMemperlihatkan ketertarikan
terhadap suara-suara
6 bulan Memberi respon jika namanya
dipanggil
Mengeluarkan suara yang
merupakan kombinasi huruf
hidup dan huruf mati
9 bulan Mengerti dengan kataMengucapkan “mama”, “dada”
12 bulan Memahami dan menuruti
perintah sederhana
Bergumam
mengucapkan satu kata
15 bulan Menunjuk anggota tubuh Mempelajari kata-kata dengan
perlahan
18-24 bulan Mengerti kalimat
Menggunakan/merangkai dua
kata
24 – 36 bulanDapat menjawab pertanyan
Membentuk 3 (atau lebih)
Kalimat
36 – 48 bulanMengerti banyak apa yang diucapkan Menggunakan lebih dari 4 kata
dalam satu kalimat
48 – 60 bulan Mengerti banyak apa yang dikatakan
Menyusun kalimat dengan
Baik
6 tahun Pengucapan bahasa lebih jelas
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas,dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan otak dipengaruhi faktor genetik dan stimulasi lingkungan baik
kwalitas maupun kwantitas
2. Perkembangan bahasa sangat berhubungan erat dengan maturasi otak.Hal ini
disebabkan karena mielinisasi atau pembentukan selubung sistem saraf.
3. Perkembangan tidak hanya ditentukan oleh genetik ataupun lingkungan (pola
pengasuhan), tapi juga ditentukan oleh faktor biopsikososial.
4. Stimulasi sangat berperan untuk meningkatkan perkembangan kognitif
5. Orang tua sangat berperan dalam keberhasilan stimulasi anak.
SARAN
Orang tua sebaiknya memberikan stimulasi yang baik,supaya perkembangan otak
pada anak sesuai dengan tahapannya.Karena perkembangan otak mempengaruhi
seluruh perkembangan anak selanjutnya.