Ikm Fix Simulasi Print

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mnmanxmanxamxbaaaaaxbbbbbbbbbba

Citation preview

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    1/25

    1

    PENENTUAN AREA MASALAH

    Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah

    melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan,

    berdasarkan data yang terdapat di puskesmas serta program program yang ada dan mencari

    prioritas permasalahan berdasarkan data yang ada. Dari hasil observasi di puskesmas di

    temukan beberapa masalah besar yaitu :

    a. Gizi burukb. Pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif pada bayic. Leptospirosisd. Perilaku cuci tangane. Perilaku ibu dalam kunjungan ke posyanduf. Perilaku ibu hamil dalam pelayanan ANC di puskesmasg. Pengetahuan tentang 3Mh. Perilaku ibu dalam mengikuti program KB

    Setelah mendapatkan data dari puskesmas, peneliti berkunjung ke keluarga binaan

    masing masing. setiap peneliti menemukan area masalah pada masing masing keluarga

    binaan. Berikut hasil temuan tiap peneliti pada keluarga binaan masing - masing :

    1. Peneliti Pertama : M. Iqbal Siregar

    a. kesadaran diri akan kesehatan kurangb.perkembangan dan pertumbuhan balita terlambatc. kunjungan ke posyandu tidak teraturd. riwayat imunisasi dasar tidak lengkape. kartu menuju sehat hilangf. balita terlihat lesu

    2. Peneliti kedua :M. Ardyansyaha.pola asuh kurang baik

    b.ibu balita terlalu tuac.pendidikan dalam keluarga kurangd.kurangnya informasi kesehatan dan program posyandu

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    2/25

    2

    e.balita terlihat kurus dan sulit makanf.penghuni rumah terlalu padat

    3. Peneliti ketiga :Cahya Dwi Lestaria.ibu terlalu muda

    b.ibu belum menyadari manfaat posyanduc.riwayat imunisasi dasar tidak lengkapd.anak yang banyak dalam keluargae.ibu sibuk bekerjaf.anak sering sakit

    4. Peneliti keempat :Rizweta Destina.stigma negatif terhadap program posyandu

    b.promosi kesehatan oleh posyandu kurang baik

    c.transportasi kurang memadai menuju posyandud.anak tidak pernah mendapatkan pelayanan posyandu

    e.ibu merasa anak tidak sakitf.kader kurang melakukan pendekatan

    5. Peneliti kelima : Soraya Muchlisa

    a.pola makan kurang baikb.ibu sebagai tulang punggung keluargac.kurang peduli terhadap kesehatan anakd.pertumbuhan balita terganggue.kebersihan balita tidak terjagaf.ibu tidak tahu program posyandu

    6. Peneliti keenam: Sri Fatmawati

    a.dukungan keluarga terhadap kesehatan kurang

    b.ibu tidak puas terhadap pelayanan posyandu

    c.konsumsi jajanan pada balita meningkatd.kunjungan ke posyandu kurang

    e.kartu menuju sehat dibawah garis merahf.obat dari posyandu tidak dimimum

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    3/25

    3

    Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, kami memutuskan untuk

    mengangkat permasalahan perilaku ibu dalam kunjungan ke posyandu di Desa Tanjung

    Pasir. Pemilihan area masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan:

    Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan didapat hampir semua keluargabinaan tidak melakukan kunjungan ke posyandu secara rutin dan berkala.

    Menurut data dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007angka kematian balita (AKBAL) sebesar 44/1000 kelahiran hidup.

    Tingkat pendidikan ibu pada umumnya masih rendah, persentase wanita yang tidakmenamatkan pendidikan dasarnya mencapai 34%. Pada tahun 1985, 15,7 juta penduduk

    usia diatas 10 tahun buta huruf dan 2/3 nya adalah wanita. Keadaan ini akanmempengaruhi pengetahuan dan sikap ibu erhadap perilaku hidup sehat dan

    kemampuan ibu menanggulangi masalah yang dihadapi sehari-hari (Depkes RI, 1999)

    Dalam hal ini kelompok kami menentukan area masalah dengan menggunakan metode

    delphi. Metode delphi adalah suatu metode dimana dalam proses pengambilan keputusan

    melibatkan beberapa pakar. Adapun para pakar tersebut tidak dipertemukan secara langsung

    (tatap muka), dan identitas dari masing-masing pakar disembunyikan sehingga setiap pakar

    tidak mengetahui identitas pakar yang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya

    dominasi pakar lain dan dapat meminimalkan pendapat yang bias. Dalam penelitian ini kami

    melibatkan seluruh anggota kelompok, dokter puskesmas setempat, dan keluarga binaan untuk

    menentukan area masalah. Setiap peneliti menemukan area masalah pada masing-masing

    keluarga binaan. Dengan mempertimbangkan hasil temuan data di puskesmas dan hasil

    penentuan prioritas masalah pada keluaga binaan menurut metode delphi, maka peneliti

    memutuskan memilih area permasalahan yaitu : Perilaku ibu dalam kunjungan ke posyandu

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    4/25

    4

    KERANGKA TEORI

    1. Pengertian PerilakuPerilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan,

    persepsi, minat, keinginan dan sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang

    sebagian terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor internal sebagian lagi

    terletak di luar dirinya atau disebut dengan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan

    (Notoatmodjo, 2003 )

    Menurut Notoadmodjo (2003) seseorang yang menerima atau mengadopsi

    perilaku baru dalam kehidupannya dalam 3 tahap, yaitu : pengetahun, sikap, praktek

    atau tindakan (practice).

    Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perubahan perilaku

    dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :

    a. Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang dikarenakan perubahanpada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan

    beraktifitas.

    b. Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan ini terjadi, karena memangdirencanakan sendiri oleh subjek.

    c. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness to change), ialahperubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru,

    maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan perilaku dan

    sebagian lagi lamban.Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk

    berubah yang berbeda-beda

    Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu

    berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :

    a. Pemikiran dan perasaanBentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan

    lainlain.

    b. Orang penting sebagai referensiApabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan

    cendrung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap kelompok referensi

    seperti : guru, kepala suku dan lain-lain.

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    5/25

    5

    c. Sumber-sumber dayaYang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga kerja,

    ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat

    positif maupun negatif.

    d. KebudayaanPerilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu

    masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang disebut kebudayaan.

    Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya

    kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.

    Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan seseorang berperilaku. Oleh

    sebab itu, perilaku yang sama diantara beberapa orang dapat berbeda-beda

    penyebab atau latar belakangnya

    1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan

    Menurut L.W.Green,di dalam Notoatmodjo ( 2003 ) faktor penyebab masalah

    kesehatan adalah faktor perilaku dan faktor non perilaku. Faktor perilaku khususnya

    perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :

    1. Faktor-faktor Predisposisi(Predisposing Factors)Adalah faktor yang terwujud dalam kepercayaan, kayakinan, niali-nilai dan juga

    variasi demografi, seperti : status ekonomi, umur, jenis kelamin dan susunan

    keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri individu tersebut.

    a. PengetahuanPengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

    melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadimelalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengran, penciuman,

    rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

    telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

    dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    6/25

    6

    Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup proses yang

    berurutan , yaitu:

    1. Awareness (kesadaran)Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu

    terhadap stimulus (objek).

    2. Interest (merasa tertarik)Tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah

    mulai timbul.

    3. Evaluation (menimbang-nimbang)Menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

    Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

    4. TrialDimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai apa yang

    dikehendaki oleh stimulus.

    5. AdoptionDimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran

    dan sikapnya terhadap stimulus

    b. KeyakinanKeyakinan adalah pendirian bahwa suatu fenomena atau objek benar

    atau nyata. Kebenaran adalah kata-kata yang sering digunakan untuk

    mengungkapkan atau menyiratkan keyakinan agar terjadi perubahan perilaku.

    a. Seseorang harus yakin bahwa kesehatannya terancamb. Orang tersebut harus merasakan potensi keseriusan kondisi itu dalam bentuk

    nyeri atau ketidaknyamanan, kehilangan waktu untuk bekerja, kesulitanekonomi.

    c. Dalam mengukur keadaan tersebut, orang yang bersangkutan harus yakinbahwa manfaat yang berasal dari perilaku sehat melebihi pengeluaran yang

    harus dibayarkan dan sangat mungkin dilaksanakan serta berada dalam

    kapasitas jangkauannya.

    d. Harus ada isyarat kunci yang bertindak atau suatu kekuatan pencetus yang membuat orang itu merasa perlu mengambil tindakan.

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    7/25

    7

    c. Sikap ( attitude )Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

    terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi

    adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan

    sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

    Sikapbelum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan

    predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,

    bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap

    merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu

    sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Tingkatan sikap adalah:

    a. Menerima ( memperhatikan ), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala,kerelaan, dan mengarahkan perhatian.

    b. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasapuas dalam merespon, dan mematuhi peraturan.

    c. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai,komitmen terhadap nilai.

    d. Bertanggung jawab, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahamihubungan abstrak, dan mengorganisasi sistem suatu nilai

    (Sunaryo, 2004).

    d. Tindakan ( practice )Suatu sikap pada diri individu belum tentu terwujud dalam suatu

    tindakan. Agar sikap terwujud dalam perilaku nyata diperlukan faktor

    pendukung dan fasilitas. Tingkatan tindakan, seperti halnya pengetahuan dansikap, tindakan jugamemiliki tingkatan- tingkatan, yaitu:

    a. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai dengantindakanyang akan dilakukan.

    b. Respon terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan urutanyang benar sesuai contoh.

    c. Mekanisme, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan benar secaraotomatis atau sudah menjadi kebiasaan.

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    8/25

    8

    d. Adaptasi, yaitu suatu tindakan yang sudah berkembang dan dimodifikasitanpa mengurangi kebenaran.

    1. Faktor-faktor Pemungkin (Enambling Factors)Adalah faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, termasuk di

    dalamnya adalah berbagai macam sarana dan prasarana, misal : dana,

    transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya

    a. Saranaadalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi

    sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam

    rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja.

    b. Prasaranaadalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang dilakukan di

    dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka

    semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang

    diharapkan sesuai dengan rencana.

    1) Dana merupakan bentuk yang paling mudah yang dapt digunakan untukmenyatakan nilai ekonomis dan karena dana atau uang dapat dengan

    segera diubah dalam bentuk barang dan jasa.

    2) Transportasi adalah pemindahan manusia, hewan atau barang dari satutempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang

    digerakkan oleh manusia dan atau mesin. Transportasi digunakan untuk

    memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

    3)

    Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya danmemperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan.

    4) Kebijakan Pemerintah adalah yaitu suatu aturan yang mengaturkehidupan bersama yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh

    warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi sesuai dengan bobot

    pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan

    masyarakat oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi.

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    9/25

    9

    2. Faktor-faktor Pendukung (Rein forcing F actors)Adalah faktor-faktor ini meliputi : faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,

    tokoh agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan, undang-

    undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait

    dengan kesehatan.

    a. Sikapadalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam

    menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi

    merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap

    objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau

    situasi, atau kelompok.

    b. Tokoh Masyarakatadalah orang yang dianggap serba tahu dan mempunyai pengaruh yang besar

    terhadap masyarakat . Sehingga segala tindak-tanduknya merupakan pola aturan

    patut diteladani oleh masyarakat.

    c. Tokoh Agamaadalah panutan yang merepresentasikan kegalauan umatnya dan persoalan yang

    sudah diungkap oleh para tokoh agama menjadi perhatian untuk diselesaikan

    dan dicarikan jalan keluarnya

    d. Petugas Kesehatanmerupakan tenaga profesional, seyogyanya selalu menerapkan etika dalam

    sebagian besar aktifitas sehari-hari. Etika yang merupakan suatu norma perilaku

    ( Notoatmodjo, 2003 )

    1.I.3 Bentuk perilaku2.I.4.1. Perilaku pasif ( respons internal )

    Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan

    tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada

    tindakan yang nyata, contoh: berpikir dan berfantasi.

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    10/25

    10

    2.I.4.2. Perilaku aktif ( respons internal )

    Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat

    diamati secara langsung, berupa tindakan yang nyata, contoh: mengerjakan soal

    dan membaca buku (Sunaryo, 2004).

    2.Konsep Posyandu

    2.1.1 Pengertian Posyandu

    Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada dasarnya merupakan salah satu

    wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat masyarakat dapat

    memperoleh pelayanan KB , kesehatan ibu dan anak (KIA), Gizi, Imunisasi,dan

    penanggulangan diare pada waktu dan tempat yang sama ( Effendy, 1998 )

    Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat

    dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat,

    yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan, yang telah mendapatkan pendidikan dan

    pelatihan dari tim puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar ( Effendy,1998 ).

    2.2.2 Tujuan Posyandu

    Tujuan pembentukan posyandu adalah :

    a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran dalam rangkamempercepat terwujudnya keluarga catur warga.

    b. Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari kegiatan masyarakat3. Sasaran Penyelenggaraan posyandu

    Sasarannya meliputi :

    a. Bayi usia kurang dari 1 tahun

    b. Anak balita usia 15 tahunc. Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas

    d. Wanita Usia Subur

    2.2.4 Kegiatan Posyandu

    Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu ( Effendy,1998)

    a. Kesehatan Ibu dan Anak

    b. Keluarga Berencana

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    11/25

    11

    c. Imunisasi

    d. Peningkatan Gizi

    e. Penanggulangan Diare

    Kegiatan gizi di posyandu sebagai bagian dari UPGK dalam langkah langkah

    kebijaksanaan perbaikan gizi merupakan kegiatan upaya langsung yang meliputi :

    1. Pemantauan pertumbuhan anak balita dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) melaluipenimbangan oleh kader.

    2. Pemberian Makanan Tambahan3. Penyuluhan Gizi.

    Prosedur pelaksanaan posyandu mengikuti system lima meja atau lima langkah

    dasar. Pola pelaksanaan posyandu sistem lima meja dapat dilihat pada Gambar 1.

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    12/25

    12

    2.2.5 Klasifikasi Posyandu

    Klasifikasi posyandu terdiri dari :

    a. Posyandu pratama ( warna merah )Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya

    belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.

    b.Posyandu Madya ( warna kuning )Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali

    pertahun, dengan rata rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi

    cakupan program utamanya ( KB, KIA, Gizi dan Imunisasi ) masih rendah yaitu

    kurang dari 50%.

    c. Posyandu purnama ( warna hijau )Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali

    pertahun, rata rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program

    utamanya ( KB, KIA, Gizi dan Imunisasi ) lebih 50%. Sudah ada program tambahan,

    bahkan mungkin sudah ada dana sehat tetapi masih sederhana.

    d.Posyandu Mandiri ( warna biru )Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur. Cakupan 5

    program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah

    menjangkau lebih dari 50% KK.

    ( DepKes RI, 2001 )

    III. Tingkat Kehadiran Balita di Posyandu

    Tingkat kehadiran balita di posyandu dapat dilihat dari hasil angka D/S. D/S merupakan

    tingkat partisipasi masyarakat yang diperoleh melalui perbandingan jumlah balita yang

    ditimbang dengan jumlah balita yang ada di suatu wilayah. Tingkat kehadiran anak balita diposyandu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

    1. Aktifitas KaderMenurut Slamet Y ( 1980) menyatakan bahwa keaktifan kader sebagai pelaksana kegiatan

    posyandu merupakan kunci keberhasilan posyandu karena kader posyandu merupakan

    penghubung antara program dengan masyarakat serta memerlukan berbagai persyaratan

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    13/25

    13

    tertentu agar keberadaannya diakui dan diterima masyarakat. Kader dalam posyandu adalah

    anggota masyarakat yang bekerja dengan sukarela, mampu melaksanakan UPGK dan

    mampu menggerakkan masyarakat.

    2. Kelengkapan SaranaSarana dalam kegiatan posyandu akan membantu kelancaran kegiatan posyandu. Sarana

    yang lengkap, jelas akan membantu kelancaran kegiaatan posyandu.

    3. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang PosyanduPengetahuan tentang posyandu yang baik pada ibu balita akan memberikan respon yang

    positif yaitu hadir di posyandu untuk menimbangkan balitanya.

    4. Keaktifan Petugas PembinaSalah satu strategi perubahan perilaku menurut WHO adalah dengan pemberian informasi.

    Dengan keaktifan petugas Pembina memberikan informasi-informasi tentang posyandu

    akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang posyandu dan hal ini menyebabkan

    masyarakat mau berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, yaitu hadir

    menimbangkan anak balitanya ke posyandu ( Depkes RI, 2001 )

    5. Tingkat Pendidikan ( Ibu Balita dan kader Posyandu )Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi partisipasi dan peran serta masyarakat dalam

    penyelenggeraan posyandu.

    V. Tingkat Pendidikan IbuPendidikan merupakan usaha memindahkan ilmu pengetahuan kepada orang lain.

    Seseorang yang menerima pendidikan yang lebih baik atau tinggi, biasanya akan lebih

    mampu berpikir secara obyektif dan rasional. Dengan berpikir secara rasional maka

    seseorang akan lebih mudah menerima hal- hal baru yang dianggap menguntungkan bagi

    dirinya. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang berlangsung seumur hidupdalam rangka mengalihkan pengetahuan oleh seseorang kepada orang lain. Tingkat

    pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal. Pendidikan dalam arti formal

    sebenarnya adalah suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan oleh pendidik

    kepada sasaran pendidikan (anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku (tujuan ).

    Karena pendidikan itu adalah suatu proses maka dengan sendirinya mempunyai masukan

    dan keluaran. Masukan proses pendidikan adalah sasaran pendidikan atau anak didik yang

    mempunyai karakteristik. Sedangkan keluaran proses pendidikan adalah tenaga atau

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    14/25

    14

    lulusan yang mempunyai kualifikasi tertentu yang sesuai dengan tujuan pendidikan

    institusi yang bersangkutan.( Notoatmodjo, 1993).

    Tingkat pendidikan ibu adalah lamanya ibu menempuh pendidikan dalam lembaga

    pendidikan formal yang dinyatakan dengan tahun sukses. ( SD = 6 tahun, SMP = 9 tahun,

    SMA = 12 tahun PT > 12 tahun ) ( Depdiknas, 2002 )

    VI. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang PosyanduPenambahan pengetahuan yang paling lazim diberikan adalah melalui ceramah atau

    penerangan, yang merupakan cara penyampaian pesan yang berjalan searah. Untuk itu

    perlu cara yang lebih merangsang panca indera agar kuat bereaksi, misalnya saja dengan

    melihat penjelasan pesan menggunakan alat peragaan akan membantu penerimaan pesan

    yang tepat ( Kardjati,1998).

    Apabila penerimaan perilaku baru / adopsi perilaku melalui proses dimana disadari

    oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut bersifat

    langgeng, sebaliknya apabila prilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran

    akan tidak berlangsung lama. Pengetahuan merupakan tahap awal dimana subyek mulai

    mengenal ide baru serta belajar memahami, yang pada akhirnya dapat merubah

    perilakunya. Dengan semakin baik pengetahuan ibu balita tentang posyandu akan

    meningkatkan kehadiran balita di posyandu.

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    15/25

    15

    Kerangka Teori Menurut Lawrence Green

    Gambar.1. Kerangka Teori

    PERILAKU

    Faktor

    predisposisi

    Faktor

    pendukung

    Pengetahuan

    Internal : jasmani,

    rohani

    Eksternal : pendidikan,

    media masa, hubungan

    sosial, pengalaman,

    ekonomi.

    Kebiasaan

    keyakinan

    Fasilitas kesehatan

    Akses ke pelayanan

    kesehatan

    Faktor

    pendorong

    Petugas kesehatan

    Peran gaya hidup

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    16/25

    16

    KERANGKA KONSEP

    Kerangka konsep dibangun berdasarkan teori Lawrence Green serta berdasarkan rumusan

    masalah tentang perilaku mencuci tangan. Kerangka konsep ini kami buat sebagai panduan

    untuk mempermudah melakukan penelitian. Adapun kerangka konsep yang dibuat adalah

    sebagai berikut :

    Gambar.2. Kerangka Konsep

    VARIABEL

    INDEPENDENT

    1. Pengetahuan

    2. Perilaku

    3. Sikap

    4. Sarana dan prasarana

    5. Peran tenaga kesehatan

    VARIABEL DEPENDENT

    PERILAKU IBU DALAM

    KUNJUNGAN KE

    POSYANDU

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    17/25

    17

    Definisi Operasional

    NO Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala

    1 Pengetahuan

    tentang

    posyandu

    Wawasan

    mengenai segala

    sesuatu yang

    berhubungan

    dengan

    posyandu,

    meliputi kegiatan

    posyandu,tujuan

    posyandu, fungsiposyandu,

    manfaat

    posyandu

    Kuesioner Wawancara Baik: 3

    Buruk: < 3

    Ordinal

    2 Perilaku

    kesehatan

    Suatu respon

    seseorang

    terhadap stimulus

    atau objek yangberkaitan dengan

    sakit dan

    penyakit, sistem

    pelayanan

    kesehatan,

    makanan,

    minuman, dan

    lingkungan.

    Kuesioner Wawancara

    Observasi

    Baik : 2

    Buruk : < 2

    Ordinal

    3 Sikap terhadap

    kunjungan

    posyandu

    Reaksi responden

    terhadap

    permasalahan

    kunjungan ke

    posyandu

    Kuesioner Wawancara Baik:3

    Buruk: < 3

    Ordinal

    4 Sarana dan Semua peralatan Kuesioner Wawancara Baik : 4 Ordinal

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    18/25

    18

    Prasarana dan perlengkapan

    yang digunakan

    dan yang

    menunjang untuk

    kegiatan

    posyandu

    Observasi Buruk : 12 tahun

    ordinal

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    19/25

    19

    PERILAKU MENCUCI TANGAN

    DI DESA TANJUNG PASIR RT 01/RW 01 KEC.TELUK NAGA

    KABUPATEN TANGERANG

    DAFTAR KUESIONER

    I. UMUMIDENTITAS RESPONDEN

    2. Nama :3. Umur :4. Status keluarga :5. Alamat :6. Jenis kelamin :7.

    Pendidikan :8. Pekerjaan :

    9. Suku :10. Penghasilan :

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    20/25

    20

    Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang dianggap benar

    A. pengetahuan tentang posyandu

    1.Apakah ibu mengeahui program posyandu?

    a. Iya

    b. Tidak

    2. apakah ibu mengetahui atau mendapat informasi mengenai manfaat posyandu?

    a. iya

    b. tidak

    3. apakah ibu mengetahui bahwa posyandu merupakan salah satu sarana untuk

    meningkatkan pemantauan tumbuh kembang balita?

    a. Iya

    b. tidak

    B. perilaku kesehatan

    1.apakah ibu setuju untuk pergi membawa anggota keluarga yang sakit untuk berobat ke

    tenaga kesehatan?

    a. iya

    b. tidak

    c. tidak tahu

    2. apakah ibu setuju bahwa kesehatan merupakan hal yang penting?

    a. Iya

    b. tidak

    c. tidak tahu

    C. sikap terhadap kunjungan ke posyandu

    1. apakah ibu tertarik untuk membawa balita ke posyandu?

    a. iya

    b. tidak

    2. apakah ibu pernah membawa balita untuk berkunjung ke posyandu?

    a. iya

    b. tidak

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    21/25

    21

    3. bila jawaban no.1, iya, berapa kali selama 1 tahun?

    a. < 8x/ tahun

    b. > 8x/ tahun

    A. sarana dan prasarana kunjungan ke posyandu1.apakah lokasi posyandu jauh dari lingkungan rumah?

    a. iyab. tidak

    2. apakah ibu mudah menjangkau posyandu dengan alat transposasi yang tersedia?a. iya

    b. tidak

    3. apakah fasilitas di posyandu sudah lengkap?a.iya

    b. tidak

    4. apakah ibu mengetahui apa saja yang dibawa saat berkunjungan ke posyandu?

    a. iya, sebutkan.

    b. tidak

    B. petugas kesehatan1. apakah ibu pernah mendapat informasi mengenai posyandu dari petugas kesehatan?

    a.Iya

    b. tidak

    2. apakah ada kader posyandu yang datang ke lingkungan tempat tinggali untuk melakukan

    pelayanan kesehatan?

    a. iya

    b. tidak

    3. apakah ibu percaya erhadap petugas kesehatan?

    a.iya

    b. tidak

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    22/25

    22

    F. pendidikan ibu

    1. berapa lama ibu menempuh pendidikan formal?

    a.< 6 tahun

    b. 9-12 tahun

    c. > 12 tahun

    SKORING OPTIONAL KUISIONER

    A. pengetahuan tentang posyandu

    1.Apakah ibu mengeahui program posyandu?

    a = 1

    b = 0

    2. apakah ibu mengetahui atau mendapat informasi mengenai manfaat posyandu?

    a = 1

    b = 0

    3. apakah ibu mengetahui bahwa posyandu merupakan salah satu sarana untuk

    meningkatkan pemantauan tumbuh kembang balita?

    a = 1

    b = 0

    B. perilaku kesehatan

    1.apakah ibu setuju untuk pergi membawa anggota keluarga yang sakit untuk berobat ke

    tenaga kesehatan?

    a = 1

    b = 0

    2. apakah ibu setuju bahwa kesehatan merupakan hal yang penting?

    a = 1

    b = 0

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    23/25

    23

    C. sikap terhadap kunjungan ke posyandu

    1. apakah ibu tertarik untuk membawa balita ke posyandu?

    a = 1

    b = 0

    2. apakah ibu pernah membawa balita untuk berkunjung ke posyandu?

    a = 1

    b = 0

    3. bila jawaban no.1, iya, berapa kali selama 1 tahun?

    a = 1

    b = 0

    C. sarana dan prasarana kunjungan ke posyandu1. apakah lokasi posyandu jauh dari lingkungan rumah?

    a = 0

    b = 1

    2. apakah ibu mudah menjangkau posyandu dengan alat transposasi yang tersedia?a = 1

    b = 0

    3. apakah fasilitas di posyandu sudah lengkap?a = 1

    b = 0

    4. apakah ibu mengetahui apa saja yang dibawa saat berkunjungan ke posyandu?

    a = 1

    b = 0

    D. petugas kesehatan1.apakah ibu pernah mendapat informasi mengenai posyandu dari petugas kesehatan?

    a = 1

    b = 0

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    24/25

    24

    2. apakah ada kader posyandu yang datang ke lingkungan tempat tinggali untuk melakukan

    pelayanan kesehatan?

    a = 1

    b = 0

    3. apakah ibu percaya perhadap petugas kesehatan?

    a = 1

    b = 0

    F. pendidikan ibu

    1. berapa lama ibu menempuh pendidikan formal?

    a = rendah

    b = sedang

    c = tinggi

  • 5/24/2018 Ikm Fix Simulasi Print

    25/25

    25

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Notoatmojo S. 2003.Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.2. Sunaryo.2004. Psikologi untuk Keprawatan. Jakarta: EGC3. Efendi, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan, Kesehatan Masyarakat. Jakarta: IEGC,4. Departemen Kesehatan RI. 1996. Buku Pedoman Petugas Lapangan. Jakarta: Komite

    Nasional Posyandu,

    5. Notoatmojo S. 2000. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Edisi 1. Jakarta: PT. RinekaCipta,.