85
IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM PENANGANAN HUTAN DAN LAHAN (ANALISIS TERHADAP FUNGSI DPRD PROVINSI JAMBI) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Syariah Oleh: MUHAMAD SADRAKH PUTRA NIM: SPI 141847 Program Studi Hukum Tata Negara Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 1441 H / 2019 M

IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    28

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

1

IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD

DALAM PENANGANAN HUTAN DAN LAHAN

(ANALISIS TERHADAP FUNGSI DPRD PROVINSI JAMBI)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Guna Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Ilmu Syariah

Oleh:

MUHAMAD SADRAKH PUTRA

NIM: SPI 141847

Program Studi Hukum Tata Negara

Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi

1441 H / 2019 M

Page 2: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

2

Page 3: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

3

Page 4: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

4

Page 5: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

iii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini saya

persembahankan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih,

perhatian, serta motivasi dalam menuntut ilmu

Kedua orang tua tercinta :

Ayahanda Musri Nauli dan ibu Erdewita Wati yang telah mendidikku dengan

penuh kegigihan dan kesabaran, yang tak henti-hentinya menyelipkan namuku

dalam setiap do’a nya, berkat do’a dan dorongan motivasi beliau berdualah saya

dapat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua yang ayah ibu berikan

selama ini, harapan besarku semoga skripsi ini menjadi hadiah indah bagi ayah

ibu.

Kakak dan adik-adikku serta teman-teman ialah orang-orang yang selalu ada

memberikan semangat dan mendo’akan keberhasilanku, serta keluarga besar

“Amin” yang selalu bersamaku, trimakasih banyak. Ucapan trimakasih dan

penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan juga kepada.

Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan, masukan serta motivasi

dalam menyelesaikan skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam

penyelesaian skripsi ini.

Sahabat seperjuangan jurusan hukum tata negara, fakultas syariah UIN STS Jambi

Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.

Page 6: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

iv

Page 7: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

v

MOTTO

( قُلْ بِفَضْل57ِنِينَ )يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِ

58 وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ )اللَّهِ

Artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari

Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam

dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan

itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih

baik dari apa yang mereka kumpulkan"1

1 QS. Yunus Ayat 57-58

Page 8: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

vi

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang Fungsi Legilasi

DPRD provinsi yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal 96 Ayat 1 Huruf a. Di jelaskan lebih

lanjut Fungsi Pembentukan Perda Provinsi dilaksanakan dengan cara membahas

bersama gubernur dan menyetujui atau tidak menyetujui rancangan perda provinsi

,mengajukan usul rancangan perda provinsi dan menyusun program pembentukan

perda bersama gubernur. Program pembentukan perda provinsi memuat daftar

urutan dan prioritas rancangan perda provinsi yang akan dibuat dalam 1 (satu)

tahun anggaran. Dalam menetapkan program pembentukan perda provinsi, dprd

provinsi melakukan koordinasi dengan gubernur. Implementasi Fungsi Legislasi

DPRD Provinsi Jambi Dalam Menangani Kebakaran Hutan Dan Lahan adalah

melalui menetapkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

tingkat kabupaten/kota, mengelola informasi lingkungan hidup tingkat

kabupaten/kota, melakukan penegakkan hukum lingkungan hidup pada tingkat

kabupaten/kota. Terkait permasalahan hutan dan lahan DPRD menerbitkan

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Pengendalian

Kebakaran Hutan dan Lahan dimana Perda tersebut hadir ketika itu kebakaran

asap cukup parah. Tuntutan doktor karena permasalahan kebakaran hutan dan

lahan. Selain itu DPRD melakukan pengwasan dan evaluasi terhadap

implementasi Perda.

Page 9: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula

iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

Muhammad saw.

Skripsi ini diberi judul “IMPLEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD

DALAM PENANGANAN HUTAN DAN LAHAN ( ANALISIS TERHADAP

FUNGSI LEGISLASI DPRD PROVINSI JAMBI )” merupakan suatu kajian

mengenai akuntabilitas dan Transparansi berdasarkan Perpres.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit

hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data

maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu

penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph. D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,

M.HI, dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik

,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang

Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku

Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

5. Bapak Sayuti Una, S.Ag., MH dan Yudi Armansyah, S.Th.I,M.Hum

selaku Pembimbing I dan II skripsi ini.

Page 10: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

viii

Page 11: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................. 9

D. Kerangka Teori ........................................................................... 10

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 20

BAB II : METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 25

B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 25

C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 25

D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 26

E. Unit Analisis ................................................................................ 26

F. Tekhnik Analisis Data ................................................................. 28

G. Sistematika Penulisan ................................................................. 29

Page 12: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

x

BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Provinsi Jambi................................................... 3I

B. Geografis dan Iklim Provinsi Jambi ........................................... 32

C. Pemerintahan ............................................................................... 33

D. Kependudukan dan Ketenagakerjaan .......................................... 35

E. Sosial ........................................................................................... 36

F.Pertanian ....................................................................................... 39

G. Sindustri dan Energi .................................................................... 40

H. Perdagangan ............................................................................... 41

I.Hotel dan Pariwisata ...................................................................... 42

J. Transfortasi dan Komunikasi ....................................................... 42

K. Keuangan Daerah dan Harga ...................................................... 44

L. Gambaran Umum DPRD Provinsi Jambi .................................... 46

BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Fungsi Legislasi DPRD Provinsi Jambi ............…………......... 51

B. Implementasi Fungsi Legislasi DPRD Provinsi Jambi dalam

Menangani Kebakaran Hutan dan Lahan..... ............................... . 58

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 66

B. Saran ............................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman

transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:

u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya

sebagai berikut:

ARAB LATIN

Konsonan Nama Konsonan Keterangan

Tidak dilambangkan (half madd) ا

B B Be ب

T Th Te ت

Ts Th Te dan Ha ث

J J Je ج

Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kh Kh Ka dan Ha خ

D D De د

Dz Dh De dan Ha ذ

R R Er ر

Z Z Zet ز

S Sh Es س

Sy Sh Es dan Ha ش

Sh ṣ Es (dengan titik di bawah) ص

Dl ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Th ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ

Koma terbalik di atas ‘ ‘ ع

Gh Gh Ge dan Ha غ

F F Ef ف

Q Q Qi ق

K K Ka ك

L L El ل

M M Em م

N N En ن

W W We و

H H Ha ه

A ʼ Apostrof ء

Y Y Ye ي

Page 14: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

xii

2. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

antara harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin

dilambangkan dengan huruf sebagai berikut:

a. Vocal rangkap ( ْسَو ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:

al-yawm.

b. Vocal rangkap ( ْسَي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:

al-bayt.

3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan

huruf, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan

tanda macron (coretan horizontal) di atasnya, misalnya ( ْالْفَا تِحَة = al-fātiḥah ),

مالْعُلُوْ ) = al-‘ulūm), dan ( ٌقِيْمة = qīmah).

4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,

transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama

dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun),

( = ṭayyib).

5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah

dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( الْبَيْت = al-bayt),

= السمأء ) al-samā’).

6. Tā’marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya

dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā’ marbūtah

yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya ( هِلالرُؤْيَةُ الْ = ru’yat al-

hilāl ).

7. Tanda apostrof (‘) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang

terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya (ُرُؤْيَة = ru’yah ), ( فُقَهَاء =

fuqahā’)

Page 15: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebakaran tahun 2015 memasuki tahun kelam. Selama tiga bulan di tutupi

asap. Hingga Oktober 2015, berdasarkan citra satelit, terdapat sebaran kebakaran

52.985 hektar di Sumatera dan 138.008 di Kalimantan. Total 191.993 hektar.

Indeks mutu lingkungan hidup kemudian tinggal 27%2. Instrumen untuk

mengukur mutu lingkungan Hidup dilihat dari “daya dukung” dan “daya

tampung”, Instrumen Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, penggunaan

“scientific” dan pengetahuan local masyarakat memandang lingkungan hidup.

Kebakaran kemudian menyebabkan asap pekat. Menghasilkan emisi gas

rumah kaca (GRK) terutama CO2, N2O, dan CH4 yang berkontribusi terhadap

perubahan iklim. NASA memperkirakan 600 juta ton gas rumah kaca telah

dilepas akibat kebakaran hutan di Indonesia tahun ini. Jumlah itu kurang lebih

setara dengan emisi tahunan gas yang dilepas Jerman. 25,6 juta orang terpapar

2 Untuk mengukur status lingkungan hidup dilakukan dengan berbagai instrument.

Instrumen pertama digunakan adalah merujuk kepada UU No. 32 Tahun 2009 Tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU Lingkungan Hidup). Didalam mekanisme

ini digunakan dengan istilah “daya dukung2 dan daya tampung2” lingkungan hidup. Instumen

Kedua adalah membicarakan hak. Dengan mengukur instrument mutu lingkungan hidup

berdasarkan HAM. Didalam pasal 28H ayat (1) UUD 1945 “Setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Ketiga. Mengukur instrument mutu lingkungan hidup

berdasarkan pengetahuan (scientific). Instrument yang digunakan dengna mengggunakan indeks

udara, air dan tanah. Hasil pengukuran dari berbagai peristiwa memberikan penilaian dari

lingkungan hidup dan cara beradaptasi masyarakat (mitigasi) menghadapi perubahan lingkungna

hidup. Keempat. mengukur instrument mutu lingkungan hidup dengan kondisi faktual. Mekanisme

ini digunakan dengan menggali informasi kunci di tengah masyarakat. Baik terhadap penurunan

mutu lingkungan dari kehidupan sehari-hari, hilangnya biodiversity hingga tumbuhan endemik.

Konferensi Pers Hari Lingkungan Hidup, Jambi, 5 Juli 2015

Page 16: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

2

asap dan mengakibatkan 324.152 jiwa yang menderita ISPA dan pernafasan lain

akibat asap3. Indeks standar pencemaran udara (ISPU) melampaui batas

berbahaya. Bahkan hingga enam kali lipat seperti yang terjadi di Kalimantan

Tengah dan Kalimantan Barat. 12 orang anak-anak meninggal dunia akibat asap

dari kebakaran hutan dan lahan.Di Antaranya : 4 balita di Kalteng, 3 orang di

Jambi, 1 orang di Kalbar, 3 di Riau dan 1 orang di Sumsel.

Kualitas udara yang sangat berbahaya juga mengakibatkan anak-anak

terpaksa diliburkan dari sekolah. Di Riau, 1,6 juta anak-anak sekolah diliburkan.

Di Jambi sudah dua bulan diliburkan. Bahkan di Sumsel, pemerintah baru

meliburkan sekolah walaupun status ISPU sudah sangat berbahaya. Penerbangan

terganggu di Kalbar dan Sumsel. Bahkan lumpuh di Riau, Jambi dan Kalteng.

Kebakaran terbesar dan terluas terjadi pada tahun 1982-1983 yang

mencapai 3,2 juta hektare. Kemudian disusul pada 1997 seluas 1,3 juta hektare.

The Singapore Center for Remote Sensing menyebutkan 1,5 juta hektar4.

Kebakaran tahun 1997 diperparah dengan El Nino, gejala kekeringan yang

meliputi 17 Propinsi di Indonesia. Kelima daerah kemudian menyatakan “darurat

asap” sehingga diperlukan upaya Negara untuk memadamkan api selama tiga bula

lebih.

Kebakaran dapat mengakibatkan kerusakan fungsi lingkungan,

menimbulkan kerugian bagi masyarakat, bangsa, dan negara serta polusi asap

akan mengganggu hubungan regional dan internasional. Malaysia sudah

3 Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan warga terserang ISPA. Di Jambi ada 20.471

orang, Kalimantan Tengah 15.138, Sumatera Selatan 28.000, dan Kalimantan Barat 10.010 orang.

Data dari berbagai sumber. Diolah Walhi 4 Walhi, 2015

Page 17: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

3

menyampaikan nota protes kepada Indonesia. Singapura melalui National

Enviroment Agency (NEA) melayangkan gugatan terhadap lima perusahaan

terbakar yang terdaftar di Singapura.

Hasil analisis menunjukkan mayoritas titik api di dalam konsesi

perusahaan. Di HTI 5.669 titik api, perkebunan sawit Kelapa Sawit (Elaeis

guineensis) 9.168 titik api. 5

Walhi, 2015

Berdasarkan data LAPAN periode Januari-September 2015 ada 16.334

titik api, 2014 ada 36.781. Adapun estimasi luas daerah terbakar di Indonesia

ialah Sumatera seluas 832.999 hektar, yang terdiri dari 267.974 hektar lahan

gambut dan 565.025 hektar non-gambut, kemudian Kalimantan dengan luas

806.817 hektar. Jumlah tersebut terdiri dari 319.386 hektar lahan gambut dan

487.431 hektar lahan non-gambut. Untuk Papua, lahan yang terbakar seluas

353.191 hektar. Luas tersebut terdiri dari 31.214 hektar lahan gambut dan 321.977

hektar lahan non-gambut, kemudian Sulawesi seluas 30.912 hektar yang

5 Dokumentasi Walhi Tahun 2015

Page 18: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

4

merupakan lahan non-gambut. Bali dan Nusa Tenggara mencapai 30.162 hektar,

yang terdiri dari lahan non-gambut. Selanjutnya, untuk Pulau Jawa, lahan yang

terbakar seluas 18.768 hektar yang terdiri dari lahan non-gambut. Di Maluku,

lahan terbakar mencapai 17.063 hektar, yang juga terdiri dari lahan non-gambut.

Selain dari data yang diperoleh menggunakan satelit, hasil tersebut juga diperoleh

dengan membandingkan data dari peta lahan gambut Kementerian Pertanian6.

Bandingkan data NASA FIRM 2015 ada 24.086 titik api, dan 2014 ada 2.014

Peta 1. Titik Api tahun 2015 di Propinsi Jambi7

Sumber Walhi Jambi, 2015

Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan warga terserang ISPA. Di Jambi

ada 20.471 orang, Kalteng 15.138, Sumsel 28.000, dan Kalbar 10.010 orang.

6 Lapan: Tahun Ini, Dua Juta Hektar Hutan Hangus Terbakar, Kompas, 30 Oktober 2015 7 Data didapatkan dari NOAAA, LAPAN, situs KLHK kemudian diolah berdasarkan

konsesi perizinan yang berada di Jambi. Kemudian diolah Walhi Jambi tahun 2015.

Page 19: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

5

Dalam laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) yang dikeluarkan hari

Selasa, Bank Dunia menyatakan antara bulan Juni dan Oktober 2015

menyebutkan Kerugian akibat kebakaran 2015 mencapai US$ 16 milyar (Rp221

trilyun) dari 2 juta hektar. Atau setara dengan dengan 1,9% PDB Indonesia atau

dua kali lipat biaya rekonstruksi Aceh pasca tsunami.8

Angka kerugian Rp 221 trilyun masih terlalu kecil. Sekedar gambaran,

didalam putusan PT. Kalista Alam akibat kebakaran seluas 1000 ha, Pengadilan

Negeri Meulaboh kemudian menjatuhkan putusan dengan total biaya yang harus

dikeluarkan oleh PT. Kalista Alam senilai 320 Milyar rupiah9. Dengan demikian,

maka kebakaran di Jambi saja yang mencapai 133 ribu hektar akan menyebabkan

kerugian mencapai 10 bilyun lebih. Atau 5 kali APBN Indonesia.

Padahal negara, kampus dan industri semula berkeyakinan mengelola

gambut dengan berbagai program dan komodity seperti sawit dan akasia. Derita

akibat kebakaran dari gambut kemudian menyadarkan berbagai pihak. Gambut

yang dikategorikan sebagai ekosistem unik dan penting (UU No. 32 Tahun 2009)

harus mendapatkan tempat sebagai ekosistem yang diperlakukan “spesial”.

Kesalahan bahkan “keangkuhan” memperlakukan gambut mengakibatkan gambut

memberikan reaksi yang dahsyat. Kebakaran yang bermula dengan

8 Rp 221 Trilyun kerugian akibat kebakaran hutan, Kompas, 17 Desember 2015 9 Pengaturan tentang biaya kerugian dan biaya pemulihan telah diatur didalam Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2011 (Permen LH). Peraturan ini kemudian menjadi

dasar Pengadilan Negeri Meulaboh, Aceh didalam putusannya Nomor 12 Tahun 2012. Putusan ini

kemudian diperkuat hingga di tingkat kasasi sehingga layak menjadi bahan pertimbangan hakim

terhadap perkara berkaitan kebakaran (yurisprudensi). Permen LH No. 13 Tahun 2011 yang

kemudian diperbaharui dengan Permen LH No. 6 Tahun 2013. Didalam Permen LH disebutkan

kerugian ekologis, Biaya kerusakan ekonomi terdiri dari Hilangnya umur pakai Akibat kegiatan

pembakaran, Kerusakan tidak ternilai (Inmaterial) dan biaya pemulihan. Dengan menentukan

variabel biaya kerugian dan biaya pemulihan, maka kita bisa menentukan besaran angka untuk

menentukan besaran ganti rugi yang menjadi tanggungjawab kebakaran.

Page 20: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

6

“mengeringkan gambut “ dengan cara “membuat kanal” menyebabkan gambut

menjadi kering dan mudah terbakar. Sehingga ketika api menyambar “daun-

daunan” yang kering (berongga seperti spoon) menyebabkan kebakaran sulit

dikendallikan, menghanguskan kubah gambut, merusak hidrologi gambut,

menghancurkan ekosistem gambut dan tidak dapat lagi gambut dikendalikan

ketika terbakar.

Dan “lagi-lagi” korban yang tidak berdosa yang harus menanggung

akibatnya. Sejarah pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian di Indonesia

terbilang cukup panjang. Pemanfaatan gambut untuk pertanian dimulai dari

keberhasilan penduduk asli bercocok tanam di lahan gambut untuk kebutuhan

pangan, buah- buahan dan komoditas lain.

Sejumlah praktik-praktik terbaik di masyarakat tentang bagaimana

mengembangkan budidaya di lahan gambut secara lestari sudah lama dikenal.

Sistem paludikulutur tradisional dimaksudakan agar lahan gambut tetap sesuai

karakter aslinya dengan menanam vegetasi khas rawa gambut/endemic, atau

vegetasi yang tetap produktif pada kondisi lahan basah. Produk-produk

paludikultur dapat menyediakan komoditas yang meliputi pangan, pakan, serat

dan bahan bakar, serta bahan baku industri. Namun demikian, pola budidaya

dengan menerapkan model paludikultur yang mengandalkan masyarakat lokal

(people farming) pada kenyataannya semakin tertinggal oleh model pertanian atau

perkebunan skala besar (corporate farming).

Di Sumsel dikenal sistem “sonor” sebuah metode pengetahuan pengaturan

budidaya padi pada saat gambut mengering dan musim kemarau panjang.

Page 21: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

7

Ketaatan masyarakat menjaga gambut lebih arif dan terbukti handal dibandingkan

dengan arahan Departemen Pertanian yang menganjurkan pada gambut dangkal

(kurang 1 meter)10.

Akibat “salah urus” gambut mengakibatkan kebakaran yang tidak bisa

ditanggulangi. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, lahan

konsesi di areal gambut yang rusak mencapai 1,4 juta hektar.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 16 Tahun 2017

menyebutkan “Ekosistem Gambut dengan fungsi lindung mengalami kerusakan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, apabila melampaui kriteria baku

kerusakan sebagai berikut: terdapat drainase buatan dan tereksposnya sedimen

berpirit dan/atau kwarsa di bawah lapisan Gambut; dan/atau terjadi

pengurangan luas dan/atau volume tutupan lahan. Sedangkan kategori

budidaya gambut disebutkan “Ekosistem Gambut dengan fungsi budidaya

mengalami kerusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, apabila

memenuhi kriteria muka air tanah di lahan Gambut lebih dari 0,4 (nol koma

empat) meter di bawah permukaan Gambut pada titik penaatan dan/atau

tereksposnya sedimen berpirit dan/atau kwarsa di bawah lapisan Gambut..

Berdasarkan sumber dari Dinas Kehutanan Provinsi Jambi per 5

September 2015, ada 46 perusahaan baik perkebunan kelapa sawit maupun Hutan

Tanaman Industri (HTI) yang mengalami kebakaran dilahan konsesinya dengan

10 lahan gambut yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman pangan disarankan pada gambut

dangkal (< 100 cm). Dasar pertimbangannya adalah gambut dangkal memiliki tingkat kesuburan

relatif lebih tinggi dan memiliki risiko lingkungan lebih rendah dibandingkan gambut dalam. BB

Litbang SDLP, 2008).

Page 22: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

8

jumlah titik api mencapai 1700 dan luasan kebakaran mencapai 135.000 hektar.

Data ini kemudian dirilis oleh pihak POLDA Jambi, dalam rangka memberikan

paparan presentasi yang dilakukan diposko Karhutla Provinsi Jambi.11

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang sekaligus dibentuk Peraturan

Gubernur Jambi Nomor 31 Tahun 2016, dipercaya menjadi regulasi yang

mustajab untuk menekan peristiwa Karhutla ditahun-tahun berikutnya.

Di tahun 2017, kebakaran hutan dan lahan kembali terulang. Data yang

dirilis terhadap luasan kebakaran hutan dan lahan 2017 di Provinsi Jambi oleh

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (Irmansyah), mencapai 566 ha.12

DPRD memiliki beberapa kewenangan yaitu melaksanakan standar

pelayanan, memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penghargaan,

memberikan izin lingkungan pada tingkat kabupaten atau kota dan kewenangan

lainnya.13 Salah satu kewenangan dan tugas DPRD dalam pengelolaan lingkungan

hidup yaitu menetapkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup tingkat kabupaten/kota, mengelola informasi lingkungan hidup tingkat

kabupaten/kota, melakukan penegakkan hukum lingkungan hidup pada tingkat

kabupaten/kota. Terkait permasalahan hutan dan lahan DPRD memiiki fungsi dan

kewenangan.

Dari sana penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang kebakaran

hutan dan lahan di Jambi. Yang di mana dampak dari kebakaran hutan dan lahan

11 Penyampaian Presentasi POLDA Jambi 7 Otober 2015 di Posko Satgas Karhutla,

Bandara Sultan Thaha Provinsi Jambi 12 https://www.imcnews.id/read/dishut-sebut-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-jambi-

mencapai-566-hektare 13 UU Nomor 32 tahun 2009.

Page 23: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

9

membuat kualitas udara sangat berbahaya hingga banyak yang menderita ISPA.

Bahwa dari itu ada tugas dan kewenangan DPRD dalam pengelolaan lingkungan

hidup.

B. Rumusan Masalah

Dari Latar belakang masalah maka di rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah fungsi legilasi DPRD provinsi ?

2. Bagaimanakah implementasi fungsi legislasi DPRD provinsi jambi

dalam menangani kebakaran hutan dan lahan ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Peneitian

a. Ingin mengetahui fungsi legislasi DPRD provinsi.

b. Ingin mengetahui implementasi fungsi legislasi DPRD provinsi Jambi

dalam menangani kebakaran hutan dan lahan.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis :

a. Dapat memberikan smbangan pemikiran kepada masyarakat tentang

fungsi, kedudukan dan kewenangan DPRD dalam penanganan

kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Jambi.

b. Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian

2. Secara Praktis

Page 24: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

10

a. Hasil penelitian dapat bermanfaat untuk penanganan kebakaran

hutan

b. Bagi masyarakat dapat mengetahui fungsi, kedudukan dan

kewenangan DPRD dalam penanganan kebarakan hutan di Provinsi

Jambi.

D. Kerangka Teori

a. Pemerintahan Daerah Provinsi

Pengertian Pemerintahan Daerah Secara harfiah istilah pemerintahan atau

dalam bahasa inggris adalah pedanan dari kata government. Jadi, Pemerintahan

adalah lembaga atau badan- badan publik yang mempunyai melakukan upaya

untuk mencapai tujuan negara.14Sedangkan Pemerintahan Daerah menurut

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan

bahwa :

“ Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan dewanperwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 “.

1. Asas Desenrtalisasi

Asas desenrtalisasi adalah asas yang menyatakan penyerahan sejumlah

urusan pemerintahan dari pemerintahan pusat atau dari pemerintahan daerah

14

Page 25: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

11

tingkat yang lebih tinggi kepada daerah tingkat yang lebih rendah sehingga

menjadi urusan rumah tangga daerah itu.

2. Asas Dekonsentrasi

Asas dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari aparat pemerintahan

pusat atau pejabat di atasnya. Jadi, asas dekonsentrasi adalah asas yang

menyatakan pelimpahan wewenang dari pemeritahan pusat, kepala wilayah, atau

kepala instansi vertikal tingkat yang lebih tinggi kepaaa pejabat-pejabatnya di

daerah.

3. Asas Tugas Pembantuan

Asas tugas pembanuan adalah asas yang menyatakan tugas turut serta

dalam pelaksanaan urusan pemerintahan yang ditusaskan kepada pemerintahan

daerah dengan kewajiban mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi

tugas.

Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan menganut asas

desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan

kesempatan dan keleluasan kepada daerah untuk penyelenggaraan otonomi daerah.

Oleh karena itu, pasal 18 undang-undang dasar 1945 antara lain antara lain

menyatakan bahwa pembagian daaerah indonesia atas daerah besar dan kecil

dengan bentuk dan susunan pemerintahannya ditetapkan oleh undang-undang.

Pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh

pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembatuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Page 26: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

12

Daerah indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi dan daerah provinsi

akan dibagi dalam daerah yang kecil. Didaerah-daerah yang bersifat otonom

(streek en locale rechtgemeen schappen) atau yang bersifat belaka, semuanya

menurut aturan yang akan ditetapkan oleh undang-undang.

Provinsi adalah suatu satuan dari teritorial yang dijadikan sebagai nama dari

sebuah wilayah administratif yang berada di bawah wilayah negara atau negara

bagian. Dalam pembagian administratif, Indonesia terdiri atas provinsi, yang

dikepalai oleh seorang Gubernur.

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Daerah Provinsi merupakan

daerah yang mempunyai Pemerintahan Daerah yang di bentuk dengan Undang-

undang.15 Daerah provinsi selain berstatus sebagai Daerah juga merupakan

Wilayah Administratif yang menjadi wilayah kerja bagi gubernur sebagai wakil

Pemerintah Pusat dan wilayah kerja bagi gubernur dalam menyelenggarakan

urusan pemerintahan umum di wilayah Daerah provinsi.

Penyelenggara Pemerintahan Daerah provinsi dan kabupaten/kota terdiri

atas kepala daerah dan DPRD dibantu oleh Perangkat Daerah.

b. Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata wewenang disamakan

dengan kata kewenangan, yang diartikan sebagai hak dan kekuasaan untuk

bertindak, kekuasaan membuat keputusan, memerintah dan melimpahkan

tanggung jawab kepada orang/badan lain.

15 Pasal 3 UU Nomor 23 Tahun 2014

Page 27: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

13

Menurut H.D Stout wewenang adalah pengertian yang berasal dari

hukum organisasi pemerintahan, yang dapat dijelaskan sebagai seluruh aturan-

aturan yang berkenaan dengan perolehan dan penggunaan wewenang-

wewenang pemerintahan oleh subjek hukum publik didalam hubungan hukum

publik.

Menurut Bagir Manan wewenang dalam bahasa hukum tidak sama

dengan kekuasaan. Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk berbuat dan

tidak berbuat.Wewenang sekaligus berarti hak dan kewajiban.

Kewenangan adalah merupakan hak menggunakan wewenang yang

dimiliki seorang pejabat atau institusi menurut ketentuan yang berlaku, dengan

demikiankewenangan juga menyangkut kompetensi tindakan hukum yang

dapat dilakukan menurut kaedah-kaedah formal, jadi kewenangan merupakan

kekuasaan formal yang dimiliki oleh pejabat atau institusi.Kewenangan

memiliki kedudukan yang penting dalam kajian hukum tata negara dan hkum

administrasi negara. Begitu pentingnya kedudukan kewenangan ini, sehingga

F.A.M. Stroink dan J.G. Steenbeek menyebut sebagai konsep inti dalam hukum

tata negara dan hokum administrasi negara.

Menurut Pasal 13 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah, yang menjadi kewenangan dari Pemerintah Daerah tingkat

provinsi adalah sebagai berikut :

1. Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas daerah Kabupaten/kota

2. Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas daerah Kabupaten/kota

3. Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas

Page 28: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

14

daerah Kabupaten/kota

4. Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien

apabila dilakukan oleh daerah provinsi.16

c. Lingkungan Hidup

Secara umum yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala benda,

kondisi atau keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita

tempatidan mempengaruhi hal-hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organisme, meliputi

lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri

atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia, suhu, cahaya,

gravitasi, atmosfer, dan lainnya. Lingkungan hidup biotik (biotik), yaitu

lingkungan di luar organisme yang terdiri atas organisme hidup, seperti

tumbuhan, hewan, dan manusia.

Menjelaskan dan menguraikan tentang dari judul Kedudukan dan

Kewenangan DPRD dalam Lingkungan Hidup Di Jambi.

Pasal 63 ayat 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(PPLH), Tugas dan Wewenang

DPRD Pemerintah Kabupaten/Kota dalam perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup adalah :

1. Menetapkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

tingkat kabupaten/kota.

16 Pasal 13 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah

Page 29: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

15

2. Menetapkan dan melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategi(KLHS)

tingkat kabupaten/kota.

3. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai Rencana Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten/kota.

4. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai Analisis Dampak

Lingkungan (Amdal) dan UKL-UPL.

5. Menyelanggarakan investarisasi sumber daya alam dan emisi gas rumah

kaca pada tingkat kabupaten/kota.

6. Mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan kemitraan.

7. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

8. Memfasiliasi penyelesaian sengketa.

9. Melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha

dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan

perundang-undangan.

10. Melaksanakan standar pelayanan minimal.

11. Melaksanakan kebijakan mengenai tata cara pengakuan keberadaban

masyarakat hukum adat, kearifan lokal, dan hak masyarakat hukum adat

yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada

tingkat kabupaten/kota.

12. Mengelola informasi lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota.

13. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan sistem informasi lingkungan

hidup tingkat kabupaten/kota.

14. Memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan, dan penghargaan.

Page 30: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

16

15. Menerbitkan izin lingkungan pada tingkat kabupaten/kota.

16. Melakukan penegakan hukum lingkungan hidup pada tingkat

kabupaten/kota.

d. Kelestarian lingkungan Hidup

Pelestarian berasal dari kata “lestari” adalah perlindungan dari kemusnahan.

Pengelolahan sumber alam yang menjamin pemanfaatan secara bijaksana dan

membangun kesinambungan persediaan dengan tetap memelihara dan

meningkatkan alam sekitar. Lingkungan diartikan sebagai semua benda, kondisi

dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi

semua hal yang hidup seperti hewan, tumbuhan, ikan, plankton, dan termasuk

kehidupan manusia.

Lingkungan dengan seluruh makhluk hidup erat hubungannya, artinya

lingkungan sangat tergantung atas sesama makhluk hidup lainnya. Bahkan secara

sentral manusia sebagai pemegang peranan dalam sistem ekologi pun sangat

tergantung kepada kebberadaan lingkungannya. Begitupula lingkungan itu akan

tetap memiliki mutu yang baik tidak lepas pula dari tangan manusia.17

Dengan adanya lingkungan yang lestari atau sesuai dengan kodratnya, maka

makna lingkungan akan semakin berasa bermanfaat dan bermakna bagi manusia

sebagai makhluk biotik atau bagian dari lingkungan. Karena bagaimana pun

17 Hipzon, “Pelestarian Lingkungan Dalam Pandangan Islam (Studi Di Desa Pardasuka

Kecamatan Ngaras Kabupaten Pesisir Barat)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung, Tahun 2018, hlm. 23.

Page 31: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

17

lingkungan bagi kehidupan merupakan kebutuhan dasar yang sangat esensial dan

berpotensi bagi kehidupan dan kebutuhan manusia.

Permasalahan lingkungan termasuk salah satu issu aktual dari lima issu

aktual kontemporer modern. Kelima issu aktual modrn itu adalah issu globalisasi,

demokratisasi, hak asasi manusia (HAM), kesetaraan gender dan lingkungan.

Manusia sebagai penduduk bumi adalah individu yang memiliki tanggung jawab

atas keberadaan lingkungan, baik itu lingkungan benda hidup atau lingkungan

benda mati dan makhluk hidup yang tergolong lingkungan sosial yang merupakan

hasil kreasi manusia (man-made environment/artificialenvironment).

e. Penanganan Hutan dan Lahan

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh

pepohonan dan lainnya. Hutan sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia,

karena keanekaragaman sumber daya yang ada di dalamnya seperti tumbuh-

tumbuhan kayu dan non-kayu yang semuanya memiliki manfaatnya masing-

masing.

Kebakaran hutan dibedakan dengan kebakaran lahan. Kebakaran hutan

yaitu kebakaran yang terjadi di dalam kawasan hutan, sedangkan kebakaran lahan

adalah kebakaran yang terjadi di luar kawasan hutan dan keduanya bisa terjadi baik

disengaja maupun tanpa sengaja (Hatta, 2008).

Kebakaran hutan ialah terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau

mendatangkan bencana. Kebakaran dapat terjadi karena pembakaran yang tidak

dikendalikan, karena proses spontan alami, atau karena kesengajaan. Proses alami

sebagai contohnya kilat yang menyambar pohon atau bangunan, letusan gunung api

Page 32: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

18

yang menebarkan bongkahan bara api, dan gesekan antara ranting tumbuhan kering

yang mengandung minyak karena goyangan angin yang menimbulkan panas atau

percikan api (Notohadinegoro, 2006). Kebakaran yang terjadinya akibat

kesengajaan manusia dikarenakan oleh beberapa kegiatan, seperti kegiatan ladang,

perkebunan (PIR), Hutan Tanaman Industri (HTI), penyiapan lahan untuk ternak

sapi, dan sebagainya (Hatta, 2008).

Menurut Darwiati dan Tuheteru (2010) di Indonesia, kebakaran hutan dan

lahan hampir 99% diakibatkan oleh kegiatan manusia baik disengaja maupun tidak

(unsur kelalaian). Diantara angka persentase tersebut, kegiatan konversi lahan

menyumbang 34%, peladangan liar 25%, pertanian 17%, kecemburuan sosial 14%,

proyek transmigrasi 8%; sedangkan hanya 1% yang disebabkan oleh alam. Faktor

lain yang menjadi penyebab semakin hebatnya kebakaran hutan dan lahan sehingga

menjadi pemicu kebakaran adalah iklim yang ekstrim, sumber energi berupa kayu,

deposit batubara dan gambut.

Di Jambi, akibat penebangan liar, hutan-hutan produktif sebagian menjadi

rusak, krang lebih 80.000 Ha yang bila tidak segera dihijaukan kembali akan

menimbulkan bahaya banjir.18 Berdasarkan sumber dari Dinas Kehutanan

Provinsi Jambi per 5 September 2015, ada 46 perusahaan baik perkebunan kelapa

sawit maupun Hutan Tanaman Industri (HTI) yang mengalami kebakaran dilahan

konsesinya dengan jumlah titik api mencapai 1700 dan luasan kebakaran

mencapai 135.000 hektar. Data ini kemudian dirilis oleh pihak POLDA Jambi,

18 Ibid., hlm. 40.

Page 33: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

19

dalam rangka memberikan paparan presentasi yang dilakukan diposko Karhutla

Provinsi Jambi.19

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang sekaligus dibentuk Peraturan

Gubernur Jambi Nomor 31 Tahun 2016, dipercaya menjadi regulasi yang

mustajab untuk menekan peristiwa Karhutla ditahun-tahun berikutnya.

Di tahun 2017 ini, kebakaran hutan dan lahan kembali terulang. Data yang

dirilis terhadap luasan kebakaran hutan dan lahan 2017 di Provinsi Jambi oleh

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (Irmansyah), mencapai 566 ha.20

Dari begitu banyak kebakaran hutan di Jambi, tentunya diharapkan adanya

tindak lanjut atau penanganan oleh pemerintah sendiri. Kebijakan Mengenai

penanganan Kebakaran Hutan di Indonesia dilakukan melalui Berbagai program

kehutanan dalam satu dekade terakhir, seperti sertifikasi ekolabel dan kemudian

disusul dengan sertifikasi kayu legal atau dikenal dengan SVLK (sistem verifikasi

legalitas kayu), pemberantasan illegal logging melalui Inpres No 4/2005 dan UU

No 18/2013 tentang pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan, maupun

programprogram yang terkait dengan REDD+ dan Inpres moratorium izin baru,

belum dapat menjawab persoalan alih fungsi dan kerusakan hutan di Indonesia.

agar strategi tersebut dapat dilakukan optimal maka prasyarat kelembagaan dan

kepemimpinan (leadership) kehutanan menjadi sebuah keharusan.

19 Penyampaian Presentasi POLDA Jambi 7 Otober 2015 di Posko Satgas Karhutla,

Bandara Sultan Thaha Provinsi Jambi 20 https://www.imcnews.id/read/dishut-sebut-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-jambi-

mencapai-566-hektare

Page 34: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

20

Secara teoritis sedikitnya ada tiga, fungsi utama yang harusnya dijalankan

oleh pemrintah tanpa memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayannan

masyarakat (public service function), fungsi pembangunan (development

function), dan fungsi perlindungan (protection function). Kaitannya dengan

bencana kebakaran hutan pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan

perlindungan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat dari dampak paparan

kabut asap kebakaran hutan .

DPRD memiliki beberapa kewenangan yaitu melaksanakan standar

pelayanan, memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penghargaan,

memberikan izin lingkungan pada tingkat kabupaten atau kota dan kewenangan

lainnya.21 Salah satu kewenangan dan tugas DPRD dalam pengelolaan lingkungan

hidup yaitu menetapkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup tingkat kabupaten/kota, mengelola informasi lingkungan hidup tingkat

kabupaten/kota, melakukan penegakkan hukum lingkungan hidup pada tingkat

kabupaten/kota. Terkait permasalahan hutan dan lahan DPRD memiiki fungsi dan

kewenangan.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam pembuatan skripsi ini, Tinjauan Pustaka sangat dibutuhkan dalam

rangka menambah wawasan terhadap masalah yang akan dieliti. Oleh karena itu,

maka sebelum meneliti, peneliti melakukan Tinjauan Pustaka mengenai penelitian-

penelitian sebelumnya terkait dengan judul mengenai Fungsi, Kedudukan dan

Kewenangan DPRD dalam Pengelolaan Lingkungan Di Kota Jambi.

21 UU Nomor 32 tahun 2009.

Page 35: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

21

Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

peneliti lakukan, yaitu;

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Nuri Evirayanti, dengan Judul

Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Kehormatan Sebagai Alat Kelengkapan

DPRD Dalam Menjaga Martabat dan Kehormatan Anggota DPRD Berdasarkan

Kode Etik DPRD (Study pada DPRD Provinsi Jambi). Menyimpulkan bahwa 1.

Tugas dan Wewenang Badan Kehormatan dalam Menjaga Martabat dan

Kehormatan Anggota DPRD. Badan Kehormatan adalah merupakan lembaga baru

di parlemen di Indonesia, awalnya diberi nama “Dewan Kehormatan” yang tidak

bersifat tetap dan hanya dibentuk bila terdapat kasus dan disepakati untuk

memutuskan suatu kasus yang menimpa anggota DPR dan DPRD. Tepat pada

periode 2004-2009, Badan Kehormatan di Indonesia didesain sebagai alat

kelengkapan yang bersifat tetap, artinya Badan Kehormatan merupakan suatu

keharusan untuk segera dibentuk di seluruh parlemen di Indonesia, Argumentasi ini

didapatkan bila kita menafsirkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang

Sususan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD. Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah . DPRD sendiri adalah merupakan

Lembaga legislatif yang para anggotanya tepilih melalui mekanisme Pemilihan

Umum, Sebagai sebuah Institusi, keberadaan sangat penting dan strategis dalam

melaksanakan perannya guna mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih.22

Kendala dan upaya Badan Kehormatan DPRD dalam penyelesaian

pelanggaran Kode Etik pada DPRD Provinsi Jambi bahwa praktek dan kinerja

22

Page 36: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

22

dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Badan Kehormatan tidak hany dengan

norma-normanya yang kurang memperhitungkan real politic. Kritik yang

dilancarkan terhadap kinerja Badan Kehormatan adalah sulitnya memisahkan

politik dan moral. Karena, pemahaman politik tentang politik masih belum didasari

atas refleksi pelaksanaan Kode Etik, sehingga seakan-akan etika politik terletak

pada kemampuannya untuk mengelola kekuatan itu dan mengatur kepentingan-

kepentingan kelompok dengan membangun institusi-institusi politik yang lebih

adil.

Kedua, Penlitian yang dilakukan oleh Hariande L. Bintang dan Ahmad

Jamaan dengan Judul Pengawasan DPRD Terhadap Pelaksanaan PERDA

menyimplkan bahwa secara garis besar pengawasan DPRD Kota Pekanbaru

terhadap peraturan daerah dapat dilakukan oleh seluruh alat kelengkapan yang ada

di DPRD Kota Pekanbaru, baik pimpinan, panitia musyawarah, panitia anggaran,

komisi-komisi, dan fraksi. Namun dalam pelaksanaan pengawasan terhadap Perda

Nomor 10 Tahun 2006 intens dilakukan oleh Komisi IV yang membidangi

pembangunan fisik dan lingkungan hidup sebagai alat kelengkapan teknis DPRD

Kota Pekanbar. Begitu pula setiap komisi akan melakukan pengawasan terhadap

peraturan daerah sesuai dengan ranah tugas masing-masing.23

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Praptomo dengan Judul

Implementasi Fungsi Pengawasab DPRD terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah

dan Peraturan Bupati di Kabupaten Kutai Kartanegara menyimpulkan bahwa 1.

Fungsi pengawasan DPRD sesungguhnya merupakan sistem pengawasan politik

23 Hariande L. Bintang dan Ahmad Jamaan dengan Judul Pengawasan DPRD Terhadap

Pelaksanaan PERDA menyimplkan bahwa secara garis besar pengawasan DPRD Kota Pekanbaru

terhadap peraturan daerah, Skripsi Universitas

Page 37: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

23

yang lebih bersifat strategis dan bukan pengawasan teknis administrasi.

Pengawasan politis sangat terkait dengan kepentingan masyarakat yang ditujukan

untuk memastikan bahwa pemerintah daerah berpihak pada kepentingan

masyarakat Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD sampai saat ini dinilai masih

belum optimal dalam mengawasi jalannya pemerintahan di daerah. Fungsi

pengawasan yang dijalankan DPRD belum/tidak dirasakan efektif dan tidak sesuai

dengan harapan masyarakat.

2. Beberapa kendala fungsi pengawasan DPRD terhadap pelaksanaan

Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati di Kabupaten Kutai Kartanegara yakni: a.

Banyaknya Anggta DPRD kabupaten Kutai Kartanegara yang belum memahami

fungsi pengewasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupat. b.

Banyaknya produk Peraturan Daerah yang dikeluarkan setiap tahun yang tidak

segera diikuti dengan Peraturan Bupati sebagai Peraturn pelaksanaan. c. Peraturan

Bupati dibuat hanya oleh eksekutif tanpa adanya persetujuan dari DPRD

Kabupaten Kutai Kartanegara mengenai isi dari Peraturan tersebut. d. Belum

maksimalnya kemampuan anggota DPRD khususnya Badan Perancangan

Peraturan Daerah dalam memahami Peraturan Daerah. e. Kurangnya sosialisasi

Peraturan Daerah terhadap masyarakat. 3. Berbagai cara dapat dilakukan oleh

DPRD dalam upaya mengoptimalkan pelaksanaan fungsu pengawasan dengan

mengefektifkan penjaringan informasi dari masyrakat, antara lain: mengoptimalkan

layanan pengaduan melalui penydiaan kotak pos, telepon/handphone, media

elektronik, media massa dan penjarinan informasi langsung ke sumbernya melalui

kunjungan secara berkala dan inspeksi mendadak ke masyarakat.

Page 38: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

24

Hal-hal mendasar yang perlu dibenahi dalam upaya mengoptimalkan

fungsu pengawasan DPRD antara lain: a. Merumuskan batasan lingkup kerja dan

prioritas pengawasan. b. Merumuskan standar akuntabilitas yang baku dalam

pengawasan. c. Merumuskan standar atau ukuran yang jelas untuk menentukan

sebuah kebijakan publik dikatakan berhasi, gagal atau menyimpang dari RKPD

yang telah ditetapkan, dan d. Merumuskan rekomendasi serta tindak lanjut dari

hasil pengawasan.

Page 39: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

25

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini tentang Fungsi, Kedudukan dan Kewenangan DPRD dalam

Pengelolaan Lingkungan Hidup di Jambi. Kegiatan penelitian ini di mulai sejak

disahkannya penelitian ini. Penelitian ini berlokasi di Kantor DPRD Jalan, Ahmad

Yani No.02 Telanaipura Jambi.

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis kualitatif yaitu untuk

mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.24Penelitian

yang digunakan adalah Kepustakaan yaitu mengumpulkan data sehingga

memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam rangka

mengetahui Fungsi, Kedudukan dan Kewenangan DPRD dalam lingkungan hidup

di jambi. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, ( sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci”.25

24 Umar,Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011), hlm.22. 25 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm.9.

Page 40: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

26

C. Jenis dan Sumber Data

Secara umum jenis data dapat di kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Data Primer

Data primer atau sumber primer adalah data yang di dapatkan dari studi

lapangan. Dalam penlitian ini, penulis memperoleh data melalui penelitian

langsung pada objek yang akan di teliti di lapangan, yang berkaitan dengan skripsi

penulis mengenai fungsi kedudukan dan kewenangan DPRD dalam lingkungan

hidup di Kota Jambi.

2. Data Sekunder

Data sekunder atau sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data26, misalnya lewat orang lain

atau melalui dokumen.

Sumber data dalam penlitian ini adalah Sumber objek dari mana data itu di

peroleh. Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah data yang di peroleh

dari anggota DPRD, anggota dari LSM seperti WALHI yang di mana terkait

mengenai Fungsi kedudukan dan kewenangan DPRD dalam lingkungan hidup di

Kota Jambi.

26 Ibid., hlm. 18.

Page 41: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

27

D. Tekhnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

melalui observasi.27Metode observasi disebut juga dengan pengamatan kegiatan

pemuatan perhatian semua objek dengan menggunkan seluruh indera.28dalam

penelitian ini metode observasi digunakan untuk melihat situasi langsung

dilapangan tentang fungsi, kedudukan dan kewenangan DPRD dalam penangan

kebakaran hutan di Provinsi Jambi.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari terwawancara.29 Dalam mengumpulkan

informasi peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, interview ini

dilakukan untuk memperoleh data yang maksimal. Dengan cara ini pun peneliti

akan berusaha untuk memperoleh data yang dapat dipercaya dan dipertanggung

jawabkan akan kebenarannya. Wawancara atau interview ini penulis gunakan

untuk mengumpulkan data fungsi, kedudukan, kewenangan DPRD dalam

penanganan kebakaran di Provinsi Jambi. Informan dalam penelitian ini teridiri

dari, Anggota DPRD dan Walhi Jambi berjumlah delapan (8) orang.

27Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung : ALfabeta, 2013), hlm. 226. 28 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), lm. 234. 29Ibid., hlm.236

Page 42: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

28

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data sekunder yang diperoleh dari dokumen

pemerintah, dan dokumen lainnya.30 Sedangkan tujuan dari penggunaan dalam

ilmu sosial terutama ditentukan oleh sifatnya sebagai ilmu yang nomotesis yang

artinya yang melukiskan gambaran umum.31 Dokumentasi penulis gunakan untuk

memperoleh semua data-data berupa bahan-bahan atau arsip yang berhubungan

dengan penelitan. Dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian sebagai

bahan penunjang dalam penganalisisan data yang ada di lapangan. Dokumentasi

ini berasal dari sumber-sumber baik dari media massa maupun dari dokumen-

dokumen di kantor DPRD yang berhubungan dengan penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengen mengorganisasikan data, menjabarkannya

ke dalam unit-unit, melakukan sintesam menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan

kepada orang lain. Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis

data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh

dari wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain.32 Sehingga mudah

dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian antara data yang satu

dengan data yang lain. Fakta atau informasi tersebut kemudian di seleksi dan

30Sayuti Una (ed)), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS

Jambi, 2012), hlm. 41 31Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta. PT.Gramedia. 1985,

hlm. 47 32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.

Page 43: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

29

dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna. Analisis data

merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian. Data yang telah

diperoleh akan dianalisis pada tahan ini sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman. Menurut

Miles and Huberman di dalam buku Sugiyono mengemukakan bahwa “aktivitas

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh,”33.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam

penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

Pembahanasan diawali dengan

BAB I, Pendahuluan. Bab ini pada hakikatnya menjadi pijakan bagi penulis skripsi,

baik mencakup background, pemikiran tentang tema yang dibahas. Bab ini

mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan

dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran, dan Tinjauan

Pustaka.

BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup pendekatan penelitian,

Jenis dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, dan Alat Analisis Data, dan

Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.

BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian.

33 Ibid., hlm.95.

Page 44: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

30

BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

pembahasan dan hasil penelitian.

BAB V merupakan akhir dari penulisan skipsi yaitu BAB V penutup yang terdiri

dari kesimpulan dan saran-saran, kata oenutup serta dilengkapi dengan Daftar

Pustaka, Lampiran dan Currculum Vitae.

Page 45: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

31

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Provinsi Jambi

Pada tanggal 9 Agustus 1957 Presiden RI Ir. Soekarno menandatangani di

Denpasar Bali. UU Darurat No. 19 tahun 1957 tentang Pembentukan Provinsi

Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Dengan UU No. 61 tahun 1958 tanggal 25 Juli

1958 UU Darurat No. 19 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah Sumatera

Tingkat I Sumatera Barat, Djambi dan Riau. (UU tahun 1957 No. 75) sebagai

Undang-undang. Dalam UU No. 61 tahun 1958 disebutkan pada pasal 1 hurup b,

bahwa daerah Swatantra Tingkat I Jambi wilayahnya mencakup wilayah daerah

Swatantra Tingkat II Batanghari, Merangin, dan Kota Praja Jambi serta

Kecamatan-Kecamatan Kerinci Hulu, Tengah dan Hilir.

Kelanjutan UU No. 61 tahun 1958 tersebut pada tanggal 19 Desember

1958 Mendagri Sanoesi Hardjadinata mengangkat dan menetapkan Djamin gr.

Datuk Bagindo Residen Jambi sebagai Dienst Doend DD Gubernur (residen yang

ditugaskan sebagai Gubernur Provinsi Jambi dengan SK Nomor UP/5/8/4).

Pejabat Gubernur pada tanggal 30 Desember 1958 meresmikan berdirinya

Provinsi Jambi atas nama Mendagri di Gedung Nasional Jambi (sekarang gedung

BKOW). Kendati dejure Provinsi Jambi di tetapkan dengan UU Darurat 1957 dan

kemudian UU No. 61 tahun 1958 tetapi dengan pertimbangan sejarah asal-usul

pembentukannya oleh masyarakat Jambi melalui BKRD maka tanggal Keputusan

BKRD 6 Januari 1957 ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Jambi, sebagaimana

Page 46: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

32

tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Djambi Nomor. 1 Tahun 1970 tanggal

7 Juni 1970 tentang Hari Lahir Provinsi Djambi.

6 Januari 1957 BKRD menyatakan Keresidenan Jambi menjadi Propinsi. 8

Februari 1957 peresmian propinsi dan kantor gubernur di kediaman Residen oleh

Ketua Dewan Banteng. Pembentukan propinsi diperkuat oleh Keputusan Dewan

Menteri tanggal 1 Juli 1957, Undang-Undang Nomor 1 /1957 dan Undang-

Undang Darurat Nomor 19/1957 dan mengganti Undang-Undang tersebut dengan

Undang-Undang Nomor 61/1958.34

B. Geografi dan Iklim

Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 00 45’ sampai 20 45’

lintang selatan dan antara 1010 10’ sampai 1040 55’ bujur timur. Sebelah utara

berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, Sebelah Timur dengan

Laut Cina Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan

dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Luas

Wilayah Provinsi Jambi 53.435 Km2 dengan luas daratan 50.160,05 Km2 dan

luas perairan sebesar 3.274,95 Km2 terdiri

dari :

1. Kabupaten Kerinci 3.355,27 Km2 (6,69%)

2. Kabupaten Merangin 7.679 Km2 (15,31%)

3. Kabupaten Sarolangun 6.184 Km 2 (12,33%)

4. Kabupaten Batanghari 5.804 Km2 (11,57%)

5. Kabupaten Muaro Jambi 5.326 Km2 (10,62%)

34http://jambiprov.go.id/v2/profil-sejarah-jambi.html, diakses Pada 20 Maret 2019.

Page 47: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

33

6. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 5.445 Km2 (10,86%)

7. Kabupaten Tanjung Jabung Barat 4.649,85 Km2 (9,27%)

8. Kabupaten Tebo 6.461 Km2 (12,88%)

9. Kabupaten Bungo 4.659 Km2 (9,29%)

10. Kota Jambi 205,43 Km2 (0,41%)

11. Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 (0,78%).35

Luas wilayah terbesar di Provinsi Jambi berada di Kabupaten Merangin

sebesar 7.679 Km2 atau sebesar 15,31 persen dari total luas wilayah Provinsi

Jambi, diikuti oleh Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun masing-masing

sebesar 6.461 Km2 dan 6.184 Km2. Secara administratif, jumlah kecamatan dan

desa/kelurahan di Provinsi Jambi tahun 2016 sebanyak 141 kecamatan dan 1.562

desa/kelurahan, dimana jumlah kecamatan terbanyak berada di Kabupaten

Merangin yaitu 24 kecamatan, sedangkan jumlah desa/kelurahan terbanyak berada

di Kabupaten Kerinci yaitu 285 desa/kelurahan.36

C. Pemerintahan

1. Wilayah Administrasi Provinsi

Jambi terdiri dari 9 kabupaten dan 2 kota. Terdapat 141 kecamatan, 1.399

desa dan 163 kelurahan yang tersebar di kabupaten dan kota dengan rincian

sebagai berikut:

a. Kerinci terdiri dari 16 kecamatan, 285 desa dan 2 kelurahan

b. Merangin terdiri dari 24 kecamatan, 205 desa dan 10 kelurahan

c. Sarolangun terdiri dari 10 kecamatan, 149 desa dan 9 kelurahan

35 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017

36 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017.

Page 48: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

34

d. Batang Hari terdiri dari 8 kecamatan,110 desa dan 14 kelurahan

e. Muaro Jambi terdiri dari 11 kecamatan, 150 desa dan 5 kelurahan

f. Tanjung Jabung Timur terdiri dari 11 kecamatan, 73 desa dan 20

kelurahan

g. Tanjung Jabung Barat terdiri dari 13 kecamatan, 114 desa dan 20

kelurahan

h. Tebo terdiri dari 12 kecamatan, 107 desa dan 5 kelurahan

i. Bungo terdiri dari 17 kecamatan, 141 desa dan 12 kelurahan

j. Kota Jambi terdiri dari 11 kecamatan dan 62 kelurahan

k. Kota Sungai Penuh terdiri dari 8 kecamatan, 65 desa dan 4 kelurahan.37

2. Pegawai Negeri

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah dalam wilayah Kantor Gubernur

Jambi meliputi sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas, badan, kantor, rumah

sakit, sekretariat KPU dan Korpri. Secara keseluruhan berjumlah 12.446 orang

yang terdiri dari 6.294 orang laki-laki (50,57 persen) dan 6.152 orang perempuan

(49,43 persen). Ditinjau dari segi golongan kepangkatan terbagi menjadi;

golongan I sebanyak 82 orang (0,66 persen), golongan II sebanyak 1.549 orang

(12,45 persen), golongan III sebanyak 8.331 orang (66,94 persen), dan golongan

IV 2.484 (19,96 persen).

Secara umum, tingkat pendidikan Pegawai Negeri Sipil terbanyak adalah

Strata 1 (S1) 7.192 orang (57,79 persen), disusul Sekolah Menengah Atas (SMA)

2.410 orang (19,36 persen), Diploma I-IV 1.860 orang (14,94 persen), Pasca

37 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017

Page 49: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

35

Sarjana (S2) 783 orang (6,29 persen), SMP 118 orang (0,95 persen), Sekolah

Dasar (SD) 77 orang (0,62 persen), dan Doktor (S3) 6 orang (0,05 persen).

3. Anggota Dewan

Jumlah Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jambi

sebanyak 55 orang yang terdiri dari 47 orang lakilaki dan 8 perempuan. Partai

Demokrat memiliki wakil terbanyak yaitu 9 orang.

4. Administrasi

Pada tahun 2015 terjadi peningkatan kejadian kecelakaan dari tahun 2014.

Terjadi 843 kejadian pada tahun 2015 atau naik 14,07 % dari tahun sebelumnya.

Kecelakaan tersebut mengakibatkan 1.622 orang luka ringan, 417 luka berat,362

orang meninggal dunia dan kerugian material sekitar 4,93 milyar rupiah.

Tersedia juga data pelayanan pemerintahan seperti jumlah Surat Izin

Mengemudi (SIM), jumlah perkara pidana dan perkara keagamaan yang

masingmasing ditangani oleh Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi Agama, serta

jumlah narapidana yang terdapat di LAPAS.38

D. Kependudukan Dan Ketenagakerjaan

a. Penduduk

Jumlah penduduk Provinsi Jambi tahun 2016 sebanyak 3.458.926 jiwa,

pada tahun 2015 sebanyak 3.402.052. selama kurun waktu tersebut terjadi

pertumbuhan sebesar 1,67 persen. Kepadatan penduduk tahun 2016 menurut

Kabupaten/Kota:

38 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017 .

Page 50: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

36

1. Kabupaten Kerinci 70 orang/km2

2. Kabupaten Merangin 48 orang/km2

3. Kabupaten Sarolangun 45 orang/km2

4. Kabupaten Batanghari 45 orang/km2

5. Kabupaten Muaro Jambi 77 orang/km2

6. Kabupaten Tanjab Timur 39 orang/ km2

7. Kabupaten Tanjab Barat 68 orang/km2

8. Kabupaten Tebo 52 orang/ km2

9. Kabupaten Bungo 75 orang/ km2

10. Kota Jambi 2.840 orang/ km2

11. Kota Sungai Penuh 224 orang/km2.39

b. Tenaga Kerja

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jambi keadaan Agustus tahun 2016

mencapai 1.692.193 orang yang terdiri dari 1.624.522 orang bekerja dan 67.671

orang pencari kerja/pengangguran. Jumlah pencari kerja yang mendaftar di dinas

tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2016

E. Sosial

1. Pendidikan

Salah satu program pokok pembangunan Provinsi Jambi adalah

meningkatkan pembangun-an sektor pendidikan formal, mulai dari tingkat

Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai perguruan tinggi dan pendidikan non

formal, berupa pendidikan dan latihan berbagai bidang pengetahuan ketrampilan

39 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017 .

Page 51: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

37

yang diperlukan untuk pembangunan serta pembinaan generasi muda, serta dalam

bidang olah raga dalam mempersiapkan generasi yang sehat jasmani dan rohani.

Jumlah sekolah negeri dan swasta di Provinsi Jambi tahun 2016:

a. Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 1.246 buah.

b. Sekolah Dasar (SD) sebanyak 2.370 buah.

c. Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 575 buah.

d. Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 219 buah.

e. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 170 buah.

Jumlah murid:

a. TK sebanyak 40.264 siswa.

b. SD sebanyak 390.782 siswa

c. SMP sebanyak 126.589 siswa.

d. SMU sebanyak 73.734 siswa.

e. SMK sebanyak 45.826 siswa.40

Jumlah guru:

a. TK sebanyak 3.641 orang.

b. SD sebanyak 27.993 orang.

c. SMP sebanyak 11.702 orang.

d. SMU sebanyak 5.501 orang.

e. SMK sebanyak 3.906 orang.

2. Kesehatan

40 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017 .

Page 52: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

38

Penyediaan berbagai sarana kesehatan di Provinsi Jambi disajikan pada

Tabel 4.2.1. Pada tahun 2016 jumlah rumah sakit 35 buah, puskesmas 189 buah

dan pustu 613 buah. Di samping penyediaan sarana kesehatan yang berguna untuk

melayani masyarakat dibidang kesehatan sampai ke pelosok desa, juga diperlukan

penyediaan tenaga medis/kesehatan lainnya. Di Provinsi Jambi pada tahun 2016

terdapat 1.085 tenaga medis, dan 10.778 orang tenaga bidan/perawat yang

tersebar disetiap kabupaten/kota. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan yang tercatat pada tahun 2016 sebanyak 66.663, sedangkan jumlah

persalinan yang ditolong oleh dukun bayi adalah

sebanyak 2.819 persalinan.

3. Agama

Sub bab tentang keagamaan meliputi data jumlah penduduk menurut agama

(Islam, Protestan,Katolik, Hindu, Budha dan lainnya) serta tempat ibadah (masjid,

musholla, gereja, vihara, pura). Disamping itu juga menyajikan data jamaah haji

dan tanah wakaf.

4. Sosial Lainnya

Sub bab sosial lainnya meliputi perkembangan perpustakaan, gerakan Pramuka,

anggota Satpol PP, panti sosial, olahraga, perkara pidana/perdata, kecelakaan lalu

lintas, perkara perceraian, dan narapidana.41

41 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017

Page 53: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

39

5. Perumahan dan Lingkungan

Luas kawasan hutan di Provinsi Jambi seluas 1.167.638 hektar, terdiri dari

kawasan hutan produksi seluas 973.920 hektar, kawasan hutan lindung seluas

182.302 hektar, dan hutan dikonversi seluas 11.416 hektar.

F. Pertanian

1. Tanaman Pangan

Luas lahan sawah di Provinsi Jambi pada tahun 2016 seluas 133 868

hektar. Lahan sawah terluas di Provinsi Jambi terdapat di Kabupaten Muaro

Jambi (23.194 hektar), diikuti oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kerinci

masing-masing 22.637 hektar dan 18.915 hektar, sedangkan paling sedikit di Kota

Jambi 1.349 hektar.

2. Perkebunan

Perkebunan daerah Jambi pada umumnya adalah Perkebunan Rakyat.

Produksi perkebunan rakyat yang terbe-sar adalah karet memiliki luas tanaman

663.981 hektar dengan produksi 333.168 ton pada tahun 2016. Komoditas andalan

lainnya yaitu kelapa sawit dalam 1.032.171 ton.

3. Kehutanan

Hasil kehutanan Provinsi Jambi yang terbesar adalah kayu bulat kecil,

produksi tahun 2016 adalah 4.128.818 ton atau meningkat 27,4 persen

dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditi kedua terbesar adalah pulp sebesar

997.778.23 m3 atau mengalami penurunan produksi sebesar 23,7 persen.42

42 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017

Page 54: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

40

4. Peternakan

Tahun 2016, ternak sapi potong masih mendominasi jenis ternak besar

yaitu dengan jumlah populasi sebesar 28.172 ekor dengan jumlah populasi

terbanyak berada di Kabupaten Bungo. Sedangkan ternak kecil terbanyak adalah

hewan kambing sebesar 68.183 ekor dengan populasi terbesar di Kabupaten

Kerinci. Adapun ternak unggas terbesar tahun 2016 adalah ayam kampung

sebesar 15.367.569 ekor.

5.Kelautan dan Perikanan

Potensi kelautan hanya berada di dua kabupaten yaitu Tanjung Jabung

Timur dan Tanjung Jabung Barat dengan masing-masing produksi 23.430 ton dan

22.370 ton. Sedangkan perikanan darat tersebar di semua kabupaten/kota terbagi

menjadi perairan umum dan budidaya.Secara keseluruhan hasil produksi

perikanan darat sebesar 56.374,6 ton dengan konsentrasi terbanyak di Kabupaten

Muaro Jambi. Sedangkan produksi perikanan hasil budidaya sebanyak 48.688,5

ton dimana Kabupaten Muaro Jambi sebagai pemegang andil terbesar budidaya

ikan nila.43

G. Industri, Energi, Dan Air Minum

1. Perindustrian

Jumlah Perusahaan Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) dan

Perusahaan Penanam Modal Asing (PMA) setiap tahunnya mengalami

peningkatan. Pada tahun 2016, jumlah PMDN sebanyak 183 perusahaan dengan

27.310 orang tenaga keja, sedangkan jumlah PMA sebanyak 131 perusahaan

43 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017.

Page 55: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

41

dengan 12.241 orang tenaga keja. Jumlah perusahaan PMDN/PMA menurut

negara asal investor di Provinsi Jambi tahun 2016 terbesar adalah dari Gabungan

Negara sebanyak 40 perusahaan, RRC/China sebanyak 23 perusahaan, Malaysia

16 perusahaan, dan Singapura 14 perusahaan. Dilihat dari statistik perusahaan

yang telah memiliki AMDAL, dari tahun 2012 hingga 2016 terus mengalami

peningkatan, yakni 270 perusahaan di tahun 2016.

2. Pertambangan dan Energi

Pada bab ini disajikan data produksi pertambangan, lifting minyak mentah, dan

perkembangan izin usaha pertambangan.

3. Listrik, Gas dan Air Minum

Jumlah pelanggan dan air yang disalurkan menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Jambi tahun 2016 sebanyak 132.350 pelanggan, dengan jumlah air 26

607 454.6 m³.44

H.Perdagangan

1. Perdagangan Luar Negeri

Volume ekspor Provinsi Muat Jambi bulan Januari s/d Desember 2016

sebesar 2.709.234,36 ton sedangkan volume impornya adalah 269.132,33 ton.

Nilai ekspor Provinsi Jambi tahun 2016 sebesar 973.946.163,60 US $ dan impor

130.312.131 US $.

2. Perdagangan Dalam Negeri

Jumlah pedagang berdasarkan penerbitan SIUP tahun 2016 sebanyak

8.807 izin terdiri dari 7.354 Pedagang Kecil (PK), 799 izin Pedagang Menengah

44 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017 .

Page 56: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

42

(PM) dan 366 izin Pedagang Besar (PB). Jumlah perusahaan dagang nasional

tahun 2016 di Provinsi Jambi adalah 81.452 perusahaan. Sementara perusahaan

asing sebanyak 72 perusahaa

I.Hotel Dan Pariwisata

1. Hotel

Perkembangan jumlah hotel di Provinsi Jambi pada tahun 2016 naik dari

184 hotel pada tahun 2015 menjadi 199 hotel pada tahun 2016 dengan jumlah

kamar naik 7,07 persen dan tempat tidur mengalami peningkatan 1,91 persen.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu domestik berkisar dari 1 hari

hingga 2 hari. Rata-rata tingkat penghunian kamar hotel dan akomodasi lainnya

pada hotel berbintang sebesar 51,13 dan hotel tidak berbintang 30,42. Jumlah

tamu wisatawan mancanegara yang menginap pada hotel berbintang selama tahun

2016 sejumlah 696 orang dan wisatawan domestik 238.701 orang.

2. Pariwisata

Salah satu sarana penunjang kepariwisataan adalah adanya restoran, rumah

makan dan tempatwisata masing-masing berjumlah 77, 553, dan 264 buah.45

J. Transportasi Dan Komunikasi

1. Panjang Jalan

Jalan merupakan prasarana untuk memperlancar kegiatan perekonomian.

Peningkatan pembangunan diiringi dengan peningkatan pembangunan jalan untuk

memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar perdagangan antar daerah.

45 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017 .

Page 57: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

43

Panjang jalan di Provinsi Jambi pada tahun 2016 adalah 2.447,83 km terdiri dari

jalan kondisi baik 1.390,73 km, jalan sedang 643,32 km, rusak 263,78 km dan

rusak berat 150,01 km. Proporsi jalan dapat dilihat pada tabel 9.1.2.

2. Perhubungan Darat

Jumlah kendaraan bermotor menurut jenisnya dari tahun 2010-2013

mengalami kenaikan. Jenis kendaraan terbanyak adalah sepeda motor 1.303.044

buah, mobil penumpang 23.912 buah, mobil barang 61.222 buah dan mobil bus

55.245 buah.

3. Perhubungan Air

Sarana transportasi air salah satu penggunaannya dipergunakan untuk

bongkar muat barang yang dilakukan melalui Pelabuhan Talang Duku Jambi.46

4. Perhubungan Udara

Pada tahun 2016 jumlah kedatangan pesawat ke Jambi sebanyak 7.382 kali

dan jumlah keberangkatan pesawat dari Jambi sebanyak 7.393 kali. Penumpang

yang datang 808.476 orang dan berangkat 827.994 orang. Frekwensi pesawat

yang datang dan berangkat pada tahun 2016 masing-masing mengalami

peningkatan 43,40 persen dan 42,94 persen bila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Data secara rinci dapat dilihat pada tabel 9.4.1.

5. Pos & Telekomunikasi

Jumlah sambungan telepon tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 16,28

persen dibandingkan tahun 2015 sebagaimana tertera pada tabel 9.5.1. Sedangkan

46 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017 .

Page 58: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

44

informasi komunikasi mengenai jumlah pemberitaan/penerangaan, persentase

siaran RRI maupun jenis siaran terdapat dalam tabel selanjutnya.

K. Keuangan Daerah Dan Harga

1. Keuangan Negara

Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi tahun anggaran

2016 mengalami peningkatan sebesar 3,82 persen dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Peningkatan tersebut salah satunya disumbangkan oleh peningkatan

dari bagian lain pendapatan yang sah dari tahun lalu sebesar 31,69 persen.

Realisasi belanja daerah Pemerintah Provinsi Jambi tahun anggaran 2016

dibanding tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 3,82 persen dengan rincian

belanja pegawai naik sebesar 10,02 persen, belanja hibah meningkat sebesar 1,89

persen.

Realisasi penerimaan pajak/ retribusi daerah yang dipungut melalui Dinas

Pendapatan Daerah Provinsi Jambi tahun 2016 menunjukkan peningkatan

dibanding tahun 2015 yaitu sebesar 6,58 persen. Hasil pemungutan PBB menurut

sektornya secara umum mengalami kenaikan. Di samping itu dalam subbab

keuangan ini juga menyediakan data mengenai realisasi penerimaan PBBdan

BPHTB masing-masing kabupaten/kota pada tahun 2016.47

2. Perbankan

Seiring dengan berkembangnya perekonomian Jambi menuntut

perkembangan jasa keuangan khususnya perbankan untuk membuka cabang/unit

di daerah. Sampai dengan tahun 2015 tercatat 369 unit kantor bank, terdiri dari

47 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017.

Page 59: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

45

kantor pusat sebanyak 1 unit, kantor cabang 60 unit, kantor cabang pembantu 243

unit, dan kantor kas sebanyak 65 unit. Jumlah ini turun sebesar 2,64 persen

dibanding tahun sebelumnya. Menurunnya jumlah perbankan diiringi berbanding

terbalik dengan meningkatnya posisi giro maupun posisi pinjaman, serta deposito

rupiah dan valas bank umum.

3. Inflasi dan Harga

Inflasi merupakan salah satu indikator perekonomian. Perhitungan inflasi

Provinsi Jambi hanya dilakukan di Kota Jambi. Laju inflasi harga konsumen

tahun 2016 sebesar 4,54 persen. Perkembangan dan rata-rata harga sembilan

bahan pokok meliputi beras, ikan asin, minyak goreng, gula pasir, garam, minyak

tanah, dan sabun cuci, sedangkan perkembangan harga perdagangan besar barang

industri, daging, barang galian, perkebunan dan kehutanan dan hasil pertanian.

4. Koperasi

Untuk mendukung perekonomian kecil dan menengah masih diperlukan

pemberdayaan perkoperasian. Jumlah koperasi di Provinsi Jambi tahun 2015

sebanyak 3.808 unit. Jumlah tersebut tersebar di seluruh kabupaten/kota, yaitu

Kerinci 221 unit, Merangin 285 unit, Bungo 312 unit, Batang Hari 229 unit,

Tanjung Jabung Barat 368 unit, Tanjung Jabung Timur 302 unit, Muaro Jambi

374 unit, Tebo 349 unit, Sarolangun 279 unit, Kota Jambi 809 unit, Kota Sungai

Penuh 142, dan Primer Provinsi sebanyak 146 unit.48

48 Bps Provinsi Jambi dalam angka 2017

Page 60: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

46

5. Pengeluaran dan Konsumsi

Secara umum tingkat ketersediaan pangan nasional ditinjau dari kecukupan gizi

seperti yang disyaratkan Widyakarya Pangan dan Gizi ke VIII (2004) telah

mencukupi kebutuhan rata-rata penduduk. Angka kecukupan energi (kalori) rata-

rata yang harus dicapai pada tingkat konsumsi sebesar 2.100 kkal/orang/hari.

Sementara angka kecukupan protein rata-rata sebesar 52 gram /orang/hari pada

tingkat konsumsi dengan tingkat ketersediaan sebesar 57 gram/ orang/hari.

Pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut golongan pengeluaran dan

kelompok barang Provinsi Jambi tahun 2016 yang diolah dari hasil Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas) 2016 menunjukkan sebesar Rp. 1.001.508,- terdiri

dari kelompok makanan Rp. 510.671,- dan kelompok bukan makanan Rp.

490.837,-.

L. Gambaran Umum DPRD Provinsi Jambi

PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN

1. Ketua DPRD Provinsi Jambi (Ir.H.Cornelis Buston)

2. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi (Sufardi Nurzain, M.Si)

3. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi (Chumaidi Zaidi, SE)

4. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi (Drs. AR. Syahbandar)

5. Sekretaris DPRD Provinsi Jambi(bukan anggota)Dra. Hj. EMI NOPISAH,

MM).49

49 Dokumen DPRD Provinsi Jambi Tahun 2014-2019.

Page 61: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

47

KETUA DAN ANGGOTA KOMISI I

1. Agus Rama, SH

2. H. Cek Man, SE, ME

3. Hj. Suliyanti, SH

4. H. Parlagutan L, BA

5. H. Djamaluddin H, ST

6. Hj. Nurhayati

7. Hj. Tartinah RH

8. Sri Herlita, A. Md

9. Sainuddin

10. Tadjuddin Hasan

11. Yanti Maria Susanti, SE

12. Melly Hairiya

13. Sri Fatmawati, A.Md.50

KETUA DAN KOMISI II

1. Zainul Arfan, S. TP

2. Drs. H. Hasani Hamid, MM

3. Fahrurrozi, A. Md

4. Hj. Karyani Ahmad, SH

5. H. M. Juber, S.Ag

6. H. Ismet Kahar, SE

7. H. Bustami Yahya, SH

50 Dokumen DPRD Provinsi Jambi Tahun 2014-2019.

Page 62: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

48

8. M. Zaini, S. Pd.I

9. Luhut Silaban, SH

10. Salim Ismail, SE

11. Edmon, S. Pd

12. H. Rudi Wijaya, S. Si. Apt

KETUA DAN KOMISI III

1. Gusrizal, S.Ag

2. Sofyan Ali, SH

3. Elhewi

4. Effendi Hatta, SE

5. H. Zainal Abidin, SE

6. Suharjo, SH

7. H. Wiwid Iswhara, ST

8. Ir. H. Muhammad Isroni

9. Ir. Mesran, MM

10. M. Khairil, ST

11. Supriyanto, SP

12. Syopian

KETUA DAN KOMISI IV

1. H. Nasri Umar, SH, MH

Page 63: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

49

2. H. Syamsul Anwar, SE.51

3. Poprianto, SE

4. Aswan Zahari, S. Pd

5. Epi Suryadi, S. Pd

6. H. Hasim Ayub SH, MH

7. Hj. Eka Marlina, SE, MH

8. H. Mauli, SH

9. Budiyako, S. Kom

10. Muntalia, SH

11. Arrakhmat Eka Putra, SH

12. Kusnindar

TENAGA AHLI KOMISI DPRD PROVINSI JAMBI

1. Dasril Radjab, SH, MH

2. Rio Yusri Maulana, SIP, M, Ipol

3. M. Junaidi, SE

4. Dr. Asmadi

5. Ir. H. Wirya Murad, MM

6. Dr. Ir. Rossyani, M. Si

7. Dr. Syaparuddin, SE, M.Si

8. Jumaidi Putra, S.Pd.I

51 Dokumen DPRD Provinsi Jambi Tahun 2014-2019.

Page 64: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

50

TENAGA AHLI FRAKSI DPRD PROVINSI JAMBI

1. Citra Darminto, S.IP, MM

2. Imam Sabawaihi, S.HI

3. Darmawansyah Putra, SP

4. Hj. Fit Arzuna, S. Ag, MM

5. Drs. Syafaruddin, ME

6. Sayuti, BA, SH, MH

7. Dedi Sanjaya, SH

8. Amir Hamzah Sihombing, SH

9. Drs. Husin.52

TENAGA AHLI BAPEMPERDA DPRD PROVINSI JAMBI

1. Andi Mirdah, SE, MSA, Ak

2. Novita Sari, SE, MM

52 Dokumen DPRD Provinsi Jambi Tahun 2014-2019.

Page 65: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

51

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

A. Fungsi Legilasi DPRD Provinsi

1. Eksistensi DPRD Provinsi

Indonesia adalah negara Demokrasi, dilihat dari Undang-undang Dasar

1945 Pasal 1 Ayat 2 “kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut

undang – undang dasar”. Sebagai bentuk realisasi dari demokrasi di Indonesia

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan wakil rakyat di parlemen

yang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (pemilu) di

daerah. Keberadaan DPRD di daerah sering di sebut sebagai fungsi representatif

karena bertugas menyuarakan aspirasi masyarakat dan bertindak atas nama rakyat

(representatif government) di bidang legislatif. Hal tersebut juga merupakan

penerapan prinsip demokrasi dimana kedaulatan dan aspirasi masyarakat menjadi

hal utama sehingga perlu dibentuk wakil rakyat yang bertugas untuk

melakukannya.

Sejak terjadinya reformasi pada tahun 1998, tonggak sejarah baru dalam

perjalanan ketatanegaraan Indonesia seolah dimulai dari awal. Mulai dari tahun

1999 hingga tahun 2002, UUD 1945 telah mengalami perubahan (amandemen)

sebanyak empat kali. Dalam kerangka amandemen UUD 1945 itu, bangsa kita

telah mengadopsi prinsip-prinsip baru sistem ketatanegaraan, yakni mulai dari

prinsip pemisahan/pembagian kekuasaan, prinsip checks and balances, hingga

prinsip supremasi hukum dalam penyelesaian ‘konflik politik’. Melalui

Page 66: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

52

amandemen UUD 1945 itu, lahirlah sejumlah lembaga-lembaga negara, baik yang

kewenangannya diberikan oleh konstitusi (constitutionally entrusted power)

maupun yang yang kewenangannya diberikan oleh undang-undang (legislatively

entrusted power).

UUD 1945 Hasil Amandemen memuat bab khusus tentang pemerintahan

daerah, yakni Bab VI (Pemerintahan Daerah) yang memiliki 3 (tiga) pasal, yaitu

Pasal 18, Pasal 18A, dan Pasal 18B. Ketiga pasal ini merupakan hasil amandemen

kedua UUD 1945, yang disahkan pada tahun 2000. Ketiga Pasal tersebut

dijadikan landasan yuridis-konstitusional bagi perundang-undangan pemerintahan

daerah dan lembaga legislatif daerah.

Sepanjang sejarah ketatanegaraan Indonesia, perihal lembaga perwakilan

daerah-yang sering disebut DPRD-merupakan salah satu aspek yang diatur di dalam

perundang-undangan yang mengatur pemerintahan daerah. Adapun

perundangundangan dimaksud meliputi:

1. UU No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah

(selanjutnya disebut UU 18/1965),

2. UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah

(selanjutnya disebut UU 5/1974),

3. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (selanjutnya disebut

UU 22/1999),

4. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (selanjutnyadisebut

UU 32/2004),

Page 67: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

53

5. PERPPU No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas UU No.32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah (selanjutnya disebut PERPPU 3/2005),

6. UU No. 8 Tahun 2005 tentang Penetapan sebagai UU atas PERPPU No. 3

Tahun 2005 tentang Perubahan atas UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (selanjutnya disebut UU 8/2005),

7. UU No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah (selanjutnya disebut UU 12/2008).53

8. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, otonomi yang diberikan secara luas berada pada Daerah Kabupaten/Kota.

Hal tersebut dengan maksud asas desentralisasi yang diberikan secara penuh dapat

diterapkan pada Daerah Kabupaten dan Kota, sedangkan Daerah Propinsi

diterapkan secara terbatas (penjelasan umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004). Berdasarkan Bab V Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan, bahwa: Penyelenggara

Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD).

Sebagai legislatif daerah, DPRD mempunyai fungsi sebagaimana tercantum

dalam Penjelasan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa : DPRD memiliki fungsi antara

lain : a. Fungsi legislasi, b. Fungsi pengawasan, dan c. Fungsi anggaran. Untuk

53Asnawi, “Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Dalam Perundangundangan

Pemerintahan Daerah dan Lembaga Legislatif Daerah.” Jurnal Jurnal Cita Hukum, Vol. II No. 1

Juni 2014, hlm. 3.

Page 68: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

54

melaksanakan fungsi tersebut, maka DPRD menurut Pasal 42 Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 dilengkapi dengan tugas, wewenang, kewajiban dan hak.

2. Fungsi dan Wewenang DPRD Provinsi

Indonesia adalah negara kesatuan yang menganut desentralisasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan. Sistem Pemerintahan Daerah di Indonesia,

menurut UUD 1945 yang menjadi dasar penyelenggaraan pemerintahan baik di

pusat maupun di daerah dalam Perubahan Kedua UUD 1945 tentang

Pemerintahan Daerah dalam pasal 18, dinyatakan bahwa Negara Kesatuan

Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah Propinsi itu

atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap propinsi, kabupaten, dan kota itu

mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.

Pemerintah daerah propinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan. Pemerintahan daerah propinsi, kabupaten, dan kota memiliki Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotannya dipilih melalui pemilihan

umum gubernur, bupati, dan walikota masing-masing sebagai kepala

pemerintahan daerah propinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.54

Sistem yang menjadi perhatian dalam ketatanegaraan Indonesia pasca

dilakukannya perubahan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik.

diantaranya adalah menyangkut tentang sistem perwakilan pada esensinya bicara

tentang struktur organisasi yang ada di Badan Perwakilan Rakyat.

54 Budiyono, “Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRDTerhadap Pemerintah Daerah

dalam Rangka Mewujudkan Good Governance, “Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 7 No. 1,

Januari-April 2013, hlm. 2.

Page 69: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

55

Sistem perwakilan di Indonesia setelah perubahan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki badan perwakilan yang terdiri

dari, yaitu Dewan Pewakilan Rakyat (merupakan representasi kepentingan politik)

dan Dewan Perwakilan Daerah (representasi kepentingan daerah), masing-masing

lembaga Negara tersebut dalam pengisian keanggotaanya dipilih oleh rakyat

melalui pemilihan umum, selain itu ada juga Majelis Permusyawaratan Rakyat

yang mempunyai lingkungan jabatan dan wewenang sendiri, keanggotaannya

terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan

Daerah. Jadi di Indonesia di dalam badan perwakilan rakyatnya terdiri dari

Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan

Perwakilan Daerah.55

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, otonomi yang diberikan secara luas berada pada Daerah Kabupaten/Kota.

Hal tersebut dengan maksud asas desentralisasi yang diberikan secara penuh dapat

diterapkan pada Daerah Kabupaten dan Kota, sedangkan Daerah Propinsi

diterapkan secara terbatas (penjelasan umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004). Berdasarkan Bab V Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan, bahwa: Penyelenggara

Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD).

DPRD merupakan lembaga yang oleh undang-undang memiliki posisi

stategis dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap pemerintah kabupaten dan

55 Pratomo, “Implementasi Fungsi Pengawasan DPRD Terhadap Pelaksanaan Peraturan

Daerah dan Peraturan Kabupaten Kutai Kartanegara”, Jurnal, hlm. 3.

Page 70: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

56

kota. Salah satu fungsi dewan yang sentral menjadi perhatian dan pembicaraan

semua kalangan adalah fungsi pengawasan. Dalam ilmu administrasi fungsi

pengawasan mengandung tindakan lembaga yang bersifat preventif dan preventif

yang mengandung makna mengevaluasi dan mengawasi program-program

pemerintah daerah.56

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

mengatur tentang DPRD Provinsi, baik susunan dan kedudukan, fungsi, tugas dan

wewenang, keanggotaan, Hak DPRD Provinsi, fraksi, alat kelengkapan DPRD,

Pelaksanaan Hak DPRD Provinsi, persidangan dan pengambilan keputusan, tata

tertib dan kode etik, larangan dan sanksi, Pemberhentian Antar waktu, serta

penggantian antar waktu, dan pemberhentian sementara.57

DPRD provinsi mempunyai tugas dan wewenang:

a. Membentuk Perda Provinsi bersama gubernur;

b. Membahas dan memberikan persetujuan Rancangan Perda Provinsi

tentang APBD Provinsi yang diajukan oleh gubernur;

c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda Provinsi dan

APBD provinsi;

d. Memilih gubernur;

e. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian gubernur kepada Presiden

melalui Menteri untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan

pemberhentian;

56 Liky Faizal, “Fungsi Pengawasan DPRD di Era Otonomi Daerah, “ Jurnal TAPIs, Vol.

7 No.13, Juli-Desember 2013, hlm. 6.

57 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 71: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

57

f. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah

provinsi terhadap rencana perjanjian internasional di Daerah provinsi;

g. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah provinsi;

h. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi;

i. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan Daerah lain

atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan Daerah

provinsi; dan

j. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan.58

DPRD Provinsi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Pembentukan Perda Provinsi (legislasi)

2. Anggaran; dan

3. Pengawasan.59

Fungsi pembentukan Perda Provinsi dilaksanakan dengan cara:

a. Membahas bersama gubernur dan menyetujui atau tidak menyetujui

rancangan Perda Provinsi;

b. Mengajukan usul rancangan Perda Provinsi; dan

c. Menyusun program pembentukan Perda bersama gubernur.

Program pembentukan Perda provinsi memuat daftar urutan dan prioritas

rancangan Perda Provinsi yang akan dibuat dalam 1 (satu) tahun anggaran. Dalam

58 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

59 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 72: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

58

menetapkan program pembentukan Perda Provinsi, DPRD provinsi melakukan

koordinasi dengan gubernur.

B. Implementasi Fungsi Legislasi DPRD Provinsi Jambi Dalam Menangani

Kebakaran Hutan Dan Lahan

1. Kondisi Permasalahan Hutan di Provinsi Jambi

Kebakaran hutan ialah terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau

mendatangkan bencana. Kebakaran dapat terjadi karena pembakaran yang tidak

dikendalikan, karena proses spontan alami, atau karena kesengajaan. Proses alami

sebagai contohnya kilat yang menyambar pohon atau bangunan, letusan gunung api

yang menebarkan bongkahan bara api, dan gesekan antara ranting tumbuhan kering

yang mengandung minyak karena goyangan angin yang menimbulkan panas atau

percikan api (Notohadinegoro, 2006). Kebakaran yang terjadinya akibat

kesengajaan manusia dikarenakan oleh beberapa kegiatan, seperti kegiatan ladang,

perkebunan (PIR), Hutan Tanaman Industri (HTI), penyiapan lahan untuk ternak

sapi, dan sebagainya (Hatta, 2008).

Kebakaran kemudian menyebabkan asap pekat. Menghasilkan emisi gas

rumah kaca (GRK) terutama CO2, N2O, dan CH4 yang berkontribusi terhadap

perubahan iklim. NASA memperkirakan 600 juta ton gas rumah kaca telah

dilepas akibat kebakaran hutan di Indonesia tahun ini. Jumlah itu kurang lebih

setara dengan emisi tahunan gas yang dilepas Jerman. 25,6 juta orang terpapar

asap dan mengakibatkan 324.152 jiwa yang menderita ISPA dan pernafasan lain

Page 73: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

59

akibat asap60. Indeks standar pencemaran udara (ISPU) melampaui batas

berbahaya. Bahkan hingga enam kali lipat seperti yang terjadi di Kalimantan

Tengah dan Kalimantan Barat. 12 orang anak-anak meninggal dunia akibat asap

dari kebakaran hutan dan lahan.Di Antaranya : 4 balita di Kalteng, 3 orang di

Jambi, 1 orang di Kalbar, 3 di Riau dan 1 orang di Sumsel.

Kualitas udara yang sangat berbahaya juga mengakibatkan anak-anak

terpaksa diliburkan dari sekolah. Di Riau, 1,6 juta anak-anak sekolah diliburkan.

Di Jambi sudah dua bulan diliburkan. Bahkan di Sumsel, pemerintah baru

meliburkan sekolah walaupun status ISPU sudah sangat berbahaya. Penerbangan

terganggu di Kalbar dan Sumsel. Bahkan lumpuh di Riau, Jambi dan Kalteng.

Kebakaran dapat mengakibatkan kerusakan fungsi lingkungan,

menimbulkan kerugian bagi masyarakat, bangsa, dan negara serta polusi asap

akan mengganggu hubungan regional dan internasional. Malaysia sudah

menyampaikan nota protes kepada Indonesia. Singapura melalui National

Enviroment Agency (NEA) melayangkan gugatan terhadap lima perusahaan

terbakar yang terdaftar di Singapura.

Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan warga terserang ISPA. Di Jambi

ada 20.471 orang, Kalteng 15.138, Sumsel 28.000, dan Kalbar 10.010 orang.

Berdasarkan sumber dari Dinas Kehutanan Provinsi Jambi per 5

September 2015, ada 46 perusahaan baik perkebunan kelapa sawit maupun Hutan

Tanaman Industri (HTI) yang mengalami kebakaran dilahan konsesinya dengan

jumlah titik api mencapai 1700 dan luasan kebakaran mencapai 135.000 hektar.

60 Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan warga terserang ISPA. Di Jambi ada 20.471

orang, Kalimantan Tengah 15.138, Sumatera Selatan 28.000, dan Kalimantan Barat 10.010 orang.

Data dari berbagai sumber. Diolah Walhi

Page 74: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

60

Data ini kemudian dirilis oleh pihak POLDA Jambi, dalam rangka memberikan

paparan presentasi yang dilakukan diposko Karhutla Provinsi Jambi.61

Peta 1. Titik Api tahun 2015 di Propinsi Jambi62

Sumber Walhi Jambi, 2015

Di tahun 2017 ini, kebakaran hutan dan lahan kembali terulang. Data yang

dirilis terhadap luasan kebakaran hutan dan lahan 2017 di Provinsi Jambi oleh

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (Irmansyah), mencapai 566 ha.63

Di Jambi, akibat penebangan liar, hutan-hutan produktif sebagian menjadi

rusak, krang lebih 80.000 Ha yang bila tidak segera dihijaukan kembali akan

menimbulkan bahaya banjir.64 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang

61 Penyampaian Presentasi POLDA Jambi 7 Otober 2015 di Posko Satgas Karhutla,

Bandara Sultan Thaha Provinsi Jambi 62 Data didapatkan dari NOAAA, LAPAN, situs KLHK kemudian diolah berdasarkan

konsesi perizinan yang berada di Jambi. Kemudian diolah Walhi Jambi tahun 2015 63 https://www.imcnews.id/read/dishut-sebut-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-jambi-

mencapai-566-hektare

64 Ibid., hlm. 40.

Page 75: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

61

Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang sekaligus

dibentuk Peraturan Gubernur Jambi Nomor 31 Tahun 2016, dipercaya menjadi

regulasi yang mustajab untuk menekan peristiwa Karhutla ditahun-tahun

berikutnya.

2. Pelaksanaan Fungsi DPRD Provinsi Jambi dalam menangani

Kebakaran Hutan dan Lahan

DPRD memiliki beberapa kewenangan yaitu melaksanakan standar

pelayanan, memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan dan penghargaan,

memberikan izin lingkungan pada tingkat kabupaten atau kota dan kewenangan

lainnya.65 Salah satu kewenangan dan tugas DPRD dalam pengelolaan lingkungan

hidup yaitu menetapkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup tingkat kabupaten/kota, mengelola informasi lingkungan hidup tingkat

kabupaten/kota, melakukan penegakkan hukum lingkungan hidup pada tingkat

kabupaten/kota. Terkait permasalahan hutan dan lahan DPRD memiiki fungsi dan

kewenangan.

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan

Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan yang sekaligus dibentuk Peraturan

Gubernur Jambi Nomor 31 Tahun 2016, dipercaya menjadi regulasi yang

mustajab untuk menekan peristiwa Karhutla ditahun-tahun berikutnya.

65 UU Nomor 32 tahun 2009.

Page 76: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

62

Berdasarkan hasil wawancara dengan Doni Hosmand selaku Kasi

Kebakaran Hutan

Dengan perda tersebut kita di beri apresiasi oleh nasional dan dinas

kehutanan satu-satu nya di provinsi yang melarang sama sekali kemudian

apresiasi oleh DPD RI karena DPD RI akan membuat RUU tentang

karhutla karena UU tersebut terinsipirasi dari perda selanjutnya DPRD

Kalimantan tengah mengajukan kadi banding terhadap perda kita dan

terakhir DPRD sumatera selatan. Kesimpulannya perda ini sangat baik dan

di beri apresiasi semua pihak.66

Berdasarkan hasil wawancara dengan Poprianto selaku Anggota DPRD

Provinsi Jambi

Ini perda no 2 2016 tentang pencegahan hutan dan lahan. Asal mula

pembentukan perda ini ketika itu kebakaran asap cukup parah. Tuntutan

doctor karena permasalahan kebakaran hutan dan lahan. Dan di bantu

oleh temen-teman dalam membuat perda ini. Yang membedakan perda

ini dengan perda-perda sebelumnya yaitu perda ini tidak ada toleransi

terhadap kebakaran hutan dan lahan kalah daerah lain masih ada

toleransi terhadap kebakaran hutan dan lahan. Walaupun menimbulkan

pro dan kontra untuk itu kami merasa effektif perda ini. Dari perda itu di

harapkan badan yang melakukan akreditasi untuk kecukupan sarana dan

pra sarana suatu perusahaan untuk proses pencegahan jadi dominan

perda ini pencegahan media pemilik perusahaan wajib memiliki sarana

dan pra sarana. Dan salah satu poin juga satgas pencegahan maupun

satgas penanganan. Kelemahan pemerintah provinsi ini sampai hari ini

badan pengawas itu yang mengatur, padahal amanat perda nya ada tapi

aplikasi nya belum ada. Tapi, kita memiliki satgas untuk penanggulangan

dan pencegahan. Satgas pencegahan ini di ketuai oleh BPBD kalau satgas

penanggulangan itu dominan nya dandrek itu arti nya siapapun dandrek

nya berjalan dan satgas pencegahan ini berjalan sampai hari ini di

buktikan dengan tim itu turun ke perusahaan-perusahaan sarana dan pra

sarana. Sarana dan pra sarana yang di maksud contoh dari perda di

amanatkan setiap pemilik izin berkewajiban memiliki per 500 hektare

satu tower air pemantau agar ketika ada api cepat penanggulangan dimana

perda ini tiap per 500hektare memiliki embung karena pada

sebelumnya jika ada kebakaran kita gak punya sumber air kalau sekarang

di amanatkan.Secara hukum, belum maksimal.67

66 Wawancara dengan Doni Hosmand selaku Kasi Kebakaran Hutan Pada 22 Januari

2019 67 wawancara dengan Poprianto selaku Anggota DPRD Provinsi Jambi Pada 15 Januari

2019

Page 77: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

63

Berdasarkan hasil wawancara dengan Aswan Zahari selaku Anggota

DPRD Provinsi Jambi Komisi IV

Yang mendukung pembuatan perda ini, ini peran banyak pihan ada NGO,

polisi, WALHI, WWF, termasuk UMBP membantu ketika pos public kiri.

karena DPRD provinsi maupun pemerintah provinsi jambi tidak memiliki

kemampuan finansial untuk public kiri. Artinya forum banyak pihak

termasuk forum doctor UNJA. Maupun kawan-kawan SKPD maupun

kawan-kawan kabupaten kota di undang.68

Selain itu menjelaskan dari hasil wawancara Epi Suryadi selaku Anggota

DPRD Provinsi Jambi Komisi IV

Pendanaan, jadi peran DPRD di satgas dalam penyerdiaan dana. Mereka

mengajukan tambahan dana seperti mereka meminta motor trill. Arti nya

dalam pendanaan lumayan. Pendanaan kebarakan hutan provinsi jambi

dominan dana dari pusat. Karena kelemahan kita ini jika baru terjadi baru

cepat bergerak.69

Dalam proses pembuatan maupun implementasi Perda tadi terdapat

beberapa hambatan, berikut beberapa hasil wawancara mengenai hambatan-

hambatan yang di hadapi dalam proses pembuatan Perda maupun implementasi

Perda itu sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Budiyako selaku Anggota DPRD

Provinsi Jambi Komisi IV

Hambatan dalam pembuatan perda ini, kami kurang memiliki kemampuan

teknis dalam legal drafting. Tapi karena, latal belakang berbagai macam.

Jadi mereka minim dalam teknis legal drafting. Dalam proses legal

drafting kita di backup oleh kawan-kawan NGO di samping di bantu

kawan-kawan tenaga ahli DPRD.70

68 wawancara dengan Aswan Zahari selaku Anggota DPRD Provinsi Jambi Komisi IV

Pada 28 Januari 2019. 69 wawancara dengan Epi Suryadi selaku Anggota DPRD Provinsi Jambi Komisi IV Pada

28 Januari 2019. 70 wawancara dengan Budiyako selaku Anggota DPRD Provinsi Jambi Komisi IV Pada

28 Januari 2019.

Page 78: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

64

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bachyuni Deliansyah selaku Kepala

Pelaksana BPBD Provinsi Jambi

Dukungan pemerintah provinsi jambi sangat signifikan terhadap

pelaksanaan perda tersebut. Kelemahannya tapi ketika aplikakasikan di

situ lah titik lemah nya contoh di sekitar kawasan bukit 30 titik api nya

cukup parah arti nya pengawasan kawan-kawan di daerah cukup lemah

termasuk pemegang izin. Pemerintah kurang mensupport dari pendanaan

contoh BPBD yang punya motor 2 unit trill bahkan BPBD juga belum

punya mesin air. Kita masih bergantung kepada pemerintah pusat. Contoh

pada saat sea games itu, pusat menyiapkan 4 helikopter begitu ada titik api

di siram.71

Berdasarkan hasil wawancara dengan Rudiansyah selaku Direkturt

Eksekutif WALHI Jambi

Dukungan dari public lumayan, walaupun ada yang kontra. Karena di

paksakan perda ini ketika kita memberi celah orang membakar mengawasi

orang di lapangan itu siapa yang bisa terus mengawasi. Tapi kami tetap

terbuka akan suara masyarakat. Pengawas dari pihak pemerintah nya

belum mampu mengawasi.

Implementasi perda ini, ada tembakan yang di anggap cukup

berhasil contoh dengan dilarang nya konsep membakar saya melihat hari

ini illegal loging jauh turun karena orang yang membakar khusus nya

masyarakat itu ada tembakan. Arti nya dia membakar hutan untuk

mengambil kayu tersisa semak belukar itu yang di bakar kayu nya di dapat

kemudian dia menanam sawit dari uang dia jual kayu ini yang illegal. Hari

ini konsep membakar itu illegal loging jauh turun berarti ada sisi positif

juga walaupun memang ada beberapa kelompok protes sampai hari ini,

termasuk orang-orang walhi pada hari tani mereka meminta di buka kran.

Karena ini sangat sensitive. Karena hukum, itu tidak bisa pilih kasih.72

Menurut analisis penulis bahwa Implementasi Fungsi Legislasi DPRD

Provinsi Jambi Dalam Menangani Kebakaran Hutan Dan Lahan adalah melalui

menetapkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tingkat

kabupaten/kota, mengelola informasi lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota,

71wawancara dengan Bachyuni Deliansyah selaku Kepala Pelaksana BPBD Provinsi

Jambi pada 28 Januari 2019. 72 wawancara dengan Rudiansyah selaku Direkturt Eksekutif WALHI Jambi pada 28

Januari 2019.

Page 79: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

65

melakukan penegakkan hukum lingkungan hidup pada tingkat kabupaten/kota.

Terkait permasalahan hutan dan lahan DPRD menerbitkan Peraturan Daerah

Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan

dan Lahan dimana Perda tersebut hadir ketika itu kebakaran asap cukup parah.

Tuntutan doctor karena permasalahan kebakaran hutan dan lahan. Selain itu

DPRD melakukan pengwasan dan evaluasi terhadap implementasi Perda.

Page 80: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Fungsi Legilasi DPRD provinsi yang terdapat dalam Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Pasal 96 Ayat 1

Huruf a. Di jelaskan lebih lanjut Fungsi Pembentukan Perda Provinsi

dilaksanakan dengan cara:

a. Membahas bersama gubernur dan menyetujui atau tidak menyetujui

rancangan perda provinsi;

b. Mengajukan usul rancangan perda provinsi; dan

c. Menyusun program pembentukan perda bersama gubernur.

Program pembentukan perda provinsi memuat daftar urutan dan prioritas

rancangan perda provinsi yang akan dibuat dalam 1 (satu) tahun anggaran. Dalam

menetapkan program pembentukan perda provinsi, dprd provinsi melakukan

koordinasi dengan gubernur.

Implementasi Fungsi Legislasi DPRD Provinsi Jambi Dalam Menangani

Kebakaran Hutan Dan Lahan adalah melalui menetapkan kebijakan perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota, mengelola informasi

lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota, melakukan penegakkan hukum

lingkungan hidup pada tingkat kabupaten/kota. Terkait permasalahan hutan dan

lahan DPRD menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang

Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dimana Perda tersebut

Page 81: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

67

hadir ketika itu kebakaran asap cukup parah. Tuntutan doktor karena

permasalahan kebakaran hutan dan lahan. Selain itu DPRD melakukan pengwasan

dan evaluasi terhadap implementasi Perda.

B. Saran

Perlu adanya metode penelitian lebih lanjut agar implementasi dari fungsi

legislasi ini lebih bisa di terima oleh orang-orang yang mempunyai lahan supaya

tidak ada yang merasa bahwa fungsi legislasi DPRD ini tidak memberatkan pihak

petani, karena dalam fungsi DPRD ini juga mencakup segala hal yang bisa

membuat hutan dan lahan itu terbakar.

Page 82: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

68

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:

Alfabeta, 2009.

Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011.

Eka Diah Kartiningrum, Panduan penyusun studi literatur, 2015, Dari Lembaga

Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit

Mojokerto.

Jurnal

Kebakaran hutan dan lahan, Walhi, 2015

Dua Juta Hektar Hutan Hangus Terbakar, LAPAN, 2015

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber daya Air

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam

Hayati dan Ekosistemnya

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan

Page 83: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

69

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Perusakan Hutan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Gambut

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Ekosistem Gambut

Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan

Lindung

Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1995 Tentang Pengembangan Lahan

Gambut untuk Pertanian tanaman Pangan

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 1999 Tentang Pedoman Umum

Perencanaan dan Pengelolaan Kawasan Pengembangan Lahan Gambut

Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 1991 Tentang Pengesahan Convention on

Wetland Of Internasional Importance Especially Waterfowl Habitat

Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Penundaan Pemberian Lahan

Izin baru dan Penyempurnaan tata hutan alam Primer dan Lahan Gambut

Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Percepatan Rehabilitasi dan

Revitalisasi Kawasan Pengembangan Lahan Gambut

Page 84: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

70

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Ganti

Kerugian Akibat Pencemaran Dan/Atau Kerusakan Lingkungan Hidup

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Program

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Peraturan Menteri Lingkungan dan Kehutanan Nomor 16 Tahun 2017 Tentang

Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun Tentang Pedoman Valuasi

Ekonomi Ekosistem Gambut

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18/Permentan/KB.330/5/2016 Tentang

Pedoman Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit

Peraturan Menteri Nomor 14/Permen/OT.140/PL.110/2/2009 Tentang Pedoman

Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Budidaya Kelapa Sawit

KLIPING KORAN

Kompas, 30 Oktober 2015 Data didapatkan dari NOAAA,

Rp 221 Trilyun kerugian akibat kebakaran hutan, Kompas, 17 Desember 2015

Konferensi Pers Hari Lingkungan Hidup, Walhi Jambi, 5 Juli 2015

Page 85: IMPELEMENTASI FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM …

71