98
IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM PENANAMAN IDEOLOGI SANTRI DI PESANTREN TAHFIZUL QUR’AN AS SURKATI SALATIGA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh MUHAMAD DIDIK NUGROHO NIM 111 12 061 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

i

IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR

DALAM PENANAMAN IDEOLOGI SANTRI

DI PESANTREN TAHFIZUL QUR’AN

AS SURKATI SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

MUHAMAD DIDIK NUGROHO

NIM 111 12 061

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTUTUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

Page 2: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

i

Page 3: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

ii

Page 4: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

iii

Page 5: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

iv

MOTTO

“YAKIN USAHA SAMPAI”

PESEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Keluargaku tercinta, yang tanpanya penulis bukanlah apa-apa, Ayahanda

Romdhoni, Ibunda Suprihati yang doa restunya selalu menyertai disetiap

derap langkah perjuangan, sadara yang selalu mendukung dan memotivasi

setiap aktivitas mas Musthofa dan mas Arifin.

Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Salatiga, Senior-senior,

Ulama-ulama, Guru-guru HMI “Kanda Yunda” yang tidak lelah-lelahnya

menuntun, mengajarkan, memotivasi untuk belajar berorganisasi memperkaya

pengalaman dari yang awalnya ragu-ragu untuk bermimpi menjadi berani

berimpi. Teman-teman yang lebih dari saudara Dody Usman Tomagola, Retna

Suanti, Dona Muhamad Syukur, Novia Fajar Masyithoh, Ifah Ulfi Hardiyanti,

Irma, Oktav, Fera, Karimah, Huda, Indra, Siong, Ikhwan, Uceng, MK Ridwan,

Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya menemani

berjuang di pengurus HMI Cabang Salatiga Periode 2016-2017 dan adinda-

adinda kader HMI di lingkup HMI Cabang Salatiga. Teman-teman

seperjuangan Racana Kusuma Dilaga Woro Srikadi kak muhaimin dan kakak-

kakak lainnya seangkatan PLCPP, Abang-abang Jurnalis LPM Dinamika yang

penuh dengan dinamika. dan teman-teman bercanda dilapangan kecil penuh

makna Keluarga Besar “Makibao FC”.

Page 6: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

v

Page 7: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

vi

KATA PENGANTAR

Atas segala rahmat Allah SWT yang tercurahkan kepada seluruh mahluk

yang telah ia ciptakan, sepantasnya kita untuk lebih banyak bersyukur, serta selalu

mengingat akan kuasa Allah yang begitu luas akan segala sesuatu, yang atas

ridhanya, penulis telah dimudahkan segala urusannya untuk dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul Implementasi Fiqih Muyassar Dalam Penanaman

Ideologi Santri Pesantren Tahfizul Quran As Asurkati Salatiga. Selain sebagai

tugas wajib untuk memperoleh gelar sarjana, skripsi ini dibuat dengan tujuan

dapat menjadi ideologi untuk menanamkan ketaqwaan pada santri dalam

beribadah khususnya sholat baik wajib maupun sunnah dengan pedoman fiqih

muyassar.

Rasa hormat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah

membimbing dan membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Bapak Dr. Mittahudin. Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak Rasimin, S.PdI, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu

menjadi teman menyenangkan ketika membimbing penulis menyelesaikan

skripsi ini. Semoga Allah membalas segala kebaikan yang telah membantu

penulis sebaik-baiknya kebaikan, yaitu surga atas mereka.

Page 8: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

vii

Page 9: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

viii

ABSTRAK Nugroho, Muhamad Didik. 2017.Implementasi Fiqih shalat muyassar dalam

Penanaman Ideologi Santri di Pesantren Tahfidzul Al- Quran Tahun

2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.

Kata Kunci: Fiqih shalat muyassar, Ideologi, dan Santri

Penelitian ini berusaha untuk mendiskripsikan implementasi fiqih shalat

muyassar dalam penanaman ideology sntri di salah satu pesantren dikota Salatiga.

Dalam penelitian ini peneliti meneliti di Pesantren Tahfizul Quran As Surkati

Salatiga. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1)

Bagaimana implementasi fiqih shalat muyassar dalam penanaman ideology santri

di Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Salatiga. (2) Bagaimana faktor pendukung

dan penghambat dalam mengimplemntasikan fiqih shalat muyassar dalam

penanaman ideology santri di Pesantren Tahfizul Quran As surkati Salatiga.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan jenis penelitian diskriptif. Lokasi penelitian ini berada di

yayasan pendidikan Islam (YPI) Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Kecamatan

Sidorejo Kota Salatiga. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara

observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Temuan penelitian ini menunjukan bahwa Pesantren Tahfizul Quran As

Surkati Salatiga dalam penanaman ideologi santri menggunakan fiqih shalat

muyassar. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa: Penanaman ideologi fiqih shalat

muyassar kepada santri berimplikasi pada baiknya tingkat ketaqwaan dan

keimannya yang kuat, pengaruh terhadap tingkat kedisplinan, ketertipan, dan

kekhusu’an santri dalam beribadah baik wajib maupun sunnah. Adapun faktor

pendukung dalam mengimplementasikan fiqih shalat muyassar dalam penanaman

ideology santri di Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Salatiga yaitu ustad yang

berkompeten dibidangnya dan juga didukung dengan adanya jadwal yang

terstrukur dari pagi sampai malam, sedangkan faktor penghambat dalam

mengimplementasikan fiqih shalat muyassar dalam penanaman ideologi santri di

Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Salatiga berasal dari internal dan eksternal

santri.

Page 10: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO ............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENEGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN............................................................................ iv

PERNYATAAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6

D. Manfaat Penilitian ......................................................................................... 7

E. Penagasan Istilah ........................................................................................... 7

F. Metode Penelitian.......................................................................................... 8

1. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 8

2. Kehadiran Pneliti ....................................................................................... 9

3. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 10

4. Sumber Data ............................................................................................ 10

5. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 11

6. Analisi data .............................................................................................. 13

7. Pengecekan Keabsahan data .................................................................... 13

8. Tahap-tahap Penelitian ............................................................................ 14

G. Sistematika Penulisan.................................................................................. 15

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 17

A. Ideologi Pendidikan Pesantren .................................................................... 18

1. Pengertian Ideologi Pendidikan Pesantren .............................................. 18

2. Visi/ tujuan Pendidikan ........................................................................... 23

Page 11: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

x

3. Sistem Pendidikan di Pesantren............................................................... 26

4. Sistem Pendidikan di Pesantre................................................................. 23

B. Kurikulum Pendidikan di Pesantren............................................................ 30

C. Tujuan dan Kurikulum Madrasah Aliyah ................................................... 32

1. Tujuan Madrasah Aliyah ......................................................................... 32

2. Karakteristik Madrasah Aliyah................................................................ 32

3. Aspek Struktur Kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah....................... 32

4. Aspek Tuntutan Pendidikan Madrasah Aliyah ........................................ 33

5. Materi Pengajaran .................................................................................... 33

D. Integrasi Kurikulum : Pesantren dan Madrasah Aliyah .............................. 34

E. Fiqih Muyassar ............................................................................................ 39

1. Fiqih Ibadah Shalat .................................................................................. 38

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA ........................................... 51

A. Gambaran Umum Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Salatiga .............. 51

1. Sejarah Singkat Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Salatiga .............. 51

2. Visi Pesantren .......................................................................................... 52

3. Misi Pesantren ......................................................................................... 52

4. Tujuan Pesantren ..................................................................................... 53

B. Temuan Penlitian ........................................................................................ 53

1. Implementasi Fiqih Muyassar di Pesantren Tahfizul Quran As Surkati . 53

2. Metode Pengajaran di Pesantren Tahfidzul Quran As Surkati ................ 66

BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 68

A. Analisis Tentang Implementasi Fiqih Muyassar di Pesantren Tahfidzul Al

Quran Salatiga .................................................................................................... 68

1. Konsep Pendidikan .................................................................................. 68

2. Kurikulum dan Kitab yang dipelajari ...................................................... 68

3. Metode yang dipakai ............................................................................... 70

B. Analisis Tentang Penanaman Ideologi Fiqih Muyassar Terhadap Santri di

Pesantren Tahfidzul Al Quran As Surkati Salatiga ............................................ 71

1. Pelaksanaan Rukun Islam dengan disiplin utamanya shalat. .................. 71

2. Orientasi Ibadah Santri Pada Ibadah Sosial............................................. 71

Page 12: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

xi

3. Kekhusukan Ibadah Santri ....................................................................... 72

4. Amalan-amalan santri .............................................................................. 73

B. Analisis Tentang Hambatan dan Pendukung dalam Penanaman Ideologi

Fiqih Muyassar di Pesantren Tahfidzul Al Quran As Asurkati Salatiga ............ 73

1. Faktor Penghambat. ................................................................................. 73

2. Faktor Pendukung .................................................................................... 73

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 75

A. Kesimpulan ................................................................................................. 75

1. Implementasi Fiqih Muyassar dalam Penanaman Ideologi Santri di

Pesantren Tahfizul Al Quran Salatiga. ........................................................... 75

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengimplementasikan Fiqih

Muyassar dalam Penanaman Ideologi Santri. ................................................. 76

B. Saran ............................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan.Dalam perkembangannya, Istilah pendidikan atau paedagogie

berarti bimbingan atau pertolongan yangt diberikan dengan sengaja oleh orang

dewasa agar ia menjadi dewasa (Hasbullah, 2013:1).

Pendidikan Islam menurut D Marimba merupakan pendidikan yang

berusaha dalam membimbing jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum

agama Islam menuju terbentuknya kepribadian muslim, yaitu kepribadian

yang memiliki nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab dengan nilai-nilai

Islam (Lestari, 2010:77). Hal ini yang membuat pendidikan agama Islam

sangat penting dalam kehidupan karena menjadi ujung tombak pembangunan

peradaban manusia artinya manusia yang mampu meyakini, memahami dan

mengamalkan ajaran – ajaran Islam. Adanya pendidikan agama Islam akan

berimplikasi pada kehidupan amaliyah manusia di dunia.

Pendidikan Islam terus mengalami perkembangan dan tidak terlepas juga

dengan problematika pemikiran dan problematika sosial diantaranya

perkembangannya paham keagamaaan yang monolitikdan intoleran yang

dibangun dari pemikiran dan ideologi tertentu.Dari konteks ini terlihat bahwa

dunia pendidikan Islam beserta institusi-institusi yang ada didalamnya tidak

Page 14: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

2

berkembang dan dibangun di dalam wilayah yang netral.Karena selalu

terbangun konstruksi sosial, mediasi budaya, intervensi politik, dan basis ideologi

tertentu.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang secara historis

pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga

mengandung makna keaslian Indonesia (Dhofier, 1994: 75).Pesantren

merupakan hasil usaha mandiri ulama atau kiai yang dibantu santri dan

masyarakat, sehingga memiliki berbagai bentuk.Selama ini belum pernah

terjadi penyeragamaan pesantren dalam skala nasional.Setiap pesantren

menciptakan budaya atau memiliki ciri khas sendiri-sendiri hal itu dipengaruhi

oleh perbedaan selera kiai atau keadaan sosial budaya maupun geografis

disekelilinya.

Dalam UU Sisdiknas keberadaan pesantren merupakan sistem

pendidikan keagamaan Islam dengan pengertian pesantren sebagai pendidikan

berbasis tafaqquh fiddin, sebagai pusat pendidikan umat Islam, dan

penempatan pesantren sebagai pranata sosial dalam sistem pendidikan

nasional. Pemahaman terhadap visi baru pesantren yang dikemas dalam UU

Sisdiknas 2003 sangat penting bagi semua pihak, baik kalangan pesantren,

maupun departemen agama sebagai modal dasar bagi pembangunan

keagamaan di masa reformasi (Musa, 2003: 21).

Dalam lembaga pendidikan Islam pesantren, tipe dan sistem

pembelajaran yang menjadi ciri khas utamanya.Seiring perkembangan sistem

sosial, pesantren secara bertahap melakukan proses adaptasi melakukan

Page 15: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

3

inovasi melalui pembaharuan-pembaharuan karena tuntutan dan tekanan

sistem di luar pesantren. Perkembangan pesantren yang terus melahirkan

inovasi-inovasi baru dapat dilihat pada integrasi antara kurikulum pesantren

dan kurikulum Madrasa Aliyahyang digabungkan menjadi suatu bagian dalam

proses pembelajaran.

Pesantren Tahfizul Al-Quran As-Surkati Kota Salatiga merupakan

salah satu lembaga pendidikan Islam yang menerapkan integrasi sistem

kurikulum, yakni perpaduan antara kurikulum pasantren dan kurikulum

Madrasa Aliyah.

Proses integrasi yang dilakukan oleh Pesantren Tahfizul Quran As-

Surkati didasari atas upaya untuk menjawab visi-misi lembaga pendidikan

Pesantren Tahfizul Al-Quran As-Surkati, dimana dalam penggambaran visi-

misi tersebut, sangat membutuhkan integrasi sistem kurikulum untuk

mencapai tujuan yang termaktub dalam visi-misi lembaga pendidikan islam

Pesantren Tahfizul Al-Quran As-Surkati. Adapun Visi-Misi Tahfizul Quran

As Surkati Kota Salatiga sebagai berikut:

“Terbentuknya pribadi yang tidak hanya unggul dalam bidang

Tahfizhul Qur’an akan tetapi juga mempunyai wawasan ilmu syari

dan umum yang luas sehingga mampu menjadi generasi Islam yang

compatible di masa yang akan datang”. (Hasil Wawancara dengan

Ustad Abda’ Lail Isra’ pada tanggal 10 Maret 2017).

Berangkat dari gambaran visi-misi Pesantren Tahfizul Al-Quran As-

Surkati Salatiga, maka dapat dilihat terdapat sebuah upaya yang ingin

diwujudkan oleh lembaga pendidikan Islam Pesantren Tahfizul Al-Quran As-

Surkati Salatiga, yakni para santri yang belajar di lembaga tersebut, tidak

Page 16: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

4

hanya dibekali dengan kecakapan dalam bidang agama Islam semata,

melainkan para santri juga memiliki kecakapan terhadap ilmu-ilmu umum.

Hal ini bisa dilihat dari kurikulum yang diajarkan, sistem pembelajaran yang

telah diperbarui, sehingga menyerap ilmu-ilmu yang bersifat “umum”, juga

telah dikembangkan pula paradigma ilmu yang bersifat komparatif antar

berbagai disiplin atau berbagai pendapat (salah satunya madhab), terbukanya

pada dengan perkembangan teknologi dan media informasi

Pada presepsi inilah lembaga pendidikan Islam Pesantren Tahfizul

Al-Quran As-Surkati memutuskan menggunakan integrasi system kurikulum

yang diyakini sebagai langkah tepat dalam menjawab visi-misi lembaga

Pesantren Tahfizul Al-Quran As-Surkati Kota Salatiga.

Salah satu bentuk integrasi system kurikulum yang dilakukan oleh

lembaga pendidikan islam Pesantren Tahfizul Al-Quran As-Surkati adalah

dimasukkanya mata pelajaran ilmu fiqih muyassar kedalam kurikulum

madrasah aliyah, dimana fiqih muyasar merupakan pegangan para santri

dalam proses pembelajaran tentang ilmu fiqih secara umum.

Sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengandung makna

keaslian Indonesia (irgenous) posisi Pesantren sebagai lembaga pendidikan

Islam merupakan sub sistem pendidikan nasional. Karena itu, pendidikan

islammemiliki dasar yang cukup kuat, baik secara ideal, konstitusional

maupun teologis.Landasan ideologis ini menjadi penting bagi pesantren.

Ideologi pendidikan pesantren adalah falsafah negara pancasila, yakni

sila pertama yang berbunyi ketuhanan yang Maha Esa. Hal ini mengandung

Page 17: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

5

pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia percaya kepada Tuhan yang Maha

Esa atau tegasnya harus beragama (Muthohar, 2007:14).

Sesuai dengan penjelasan diatas peneliti terarik karena terdapat

Pondok Pesantren sekaligus Madrasah Aliyah di Kota Salatiga yang sangat

berkembang dengan bercorak fiqh yang berbeda ditengah-tengah mayoritas

Pondok Pesantren di Kota Salatiga menggunakan fiqh Safi’iyah. Konsep

ideologi pendidikan yang diterapkan di Pesantren Tahfizul Quran As Surkati

Kota Salatiga dan implementasinya dalam fiqih Muyassar tentang ibadah

Sholat merupakan hal yang menarik untuk dijadikan objek penelitian. Dari

latar belakang diatas peneliti mengambil judul “IMPLEMENTASI FIQIH

SHALAT MUYASSAR DALAM PENANAMAN IDEOLOGI SANTRI

PESANTREN TAHFIZUL AL-QURAN AS-SURKATI SALATIGA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas masalah yang dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagimanakah implementasi fiqih shalat muyassar dalam penanaman

ideologi santri di Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Salatiga?

2. Bagaimanakah faktor pendukung dan penghambat dalam

mengimplementasikan fiqih muyassar dalam penanaman ideologi santri di

Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Salatiga?

Page 18: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui :

1. Menjelaskan implementasi fiqih muyassar dalam penanaman ideologi santri

di PesantrenTahfizul Quran As Surkati Salatiga.

2. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam

mengimplementasikan fiqih muyassar dalam penanaman ideologi santri di

Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

a. Memberikan kejelasan secara teoritis tentang Ideologi Pendidikan Fiqh

Muyassar di Pesantren.

b. Menambah dan memperkaya khasanah keilmuan dalam dunia

pendidikan untuk hal Ideologi Pendidikan Fiqh Muyassar di Pesantren.

c. Memberi sumbangan data ilmiah di bidang pendidikan bagi Fakultas

Tarbiyah Pendidikan Agama Islam di IAIN Salatiga.

2. Secara Praktis

a. Untuk menambah wawasan bagi peneliti mengenai Ideologi Pendidikan

Fiqh Muyassar di Pesantren.

b. Untuk memberikan saran dan rekomendasi hasil penelitian bagi

Yayasan Pendidikan Islam (YPI) tentang Ideologi Pendidikan Fiqih

Muyassar di Pesantren Tahfizul Al-Quran As-Surkati Salatiga.

Page 19: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

7

E. Penegasan Istilah

1. Ideologi

Ideologi menurut kamus adalah kumpulan konsep bersistem yang

dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk

kelangsungan hidup; paham, teori dan tujuan yang merupakan satu program

(O’niel, 2002:417).

Menurut William F. O’neill dan juga yang dikutip dalam buku Prof.

Abu Achmadi dalam buku ideologi pendidikan Islam “Ideologi adalah

sistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan

untuk kelangsungan hidup, ideologi sifatnya mengarah pada aksi dan dalam

pendidikan ideologi bermakna konsep cita-cita dan nilai-nilai yang secara

eksplisit dirumuskan, dipercaya dan diperuangkan (Achmadi, 2005:9).

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu bimbingan ataup pimpinan secara sadar

oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan ruhani murid menuju

terbentuknya kepribadian yang utama (Rusn, 2009:54).

3. Pesantren

Pesantren adalah suatu pendidikan dan pengajaran yang

menekankan pelajaran agama Islam dan didukung asrama sebagai tempat

tinggal santri dalam menerima pelajaran-pelajaran agama Islam dan

didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen

(Qomar, 2002:2).

Page 20: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

8

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan danJenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu dengan

menyajikan gambaran tentang peran bakat diri dalam peningkatan indeks

prestasi mahasiswa disertai faktor pendorong dan penghambat serta solusi

permasalahan tersebut.

Menurut Moleong (2011:6) penelitian kulitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,dll., secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah. Dalam buku berjudul Melejitkan Kemahiran Menulis

Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa (Maslikhah, 2013: 67) juga disebutkan

bahwa penelitian berjenis kualitatif biasanya memuat tentang jenis

pendekatan penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,

validitas data, dan teknik analisis data.

Penelitian ini adalah field research yang bermaksud untuk

mengetahui data responden secara langsung dari lapangan, yakni suatu

penelitian yang bertujuan mengetahui situasi atau keadaan sebenarnya

tentang bagaimana Konsep dan Implementsi ideologi pendidikan fiqh

muyassar di pondok pesantren.

Page 21: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

9

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pencari informasi

dan pengamat, dimana peneliti mencari informasi kepada ketua yayasan

tentang bagaimana konsep dan impelemntasinya ideologinya pendidikan

fiqh muyassar di pesantren.Sehingga peneliti harus berusaha untuk menggali

atau mencari informasi yang berkaitan denganKonsep dan Implementasi

Fiqih Musayyar di Pondok Pesantren As-Surkati Salatiga tersebut.

3. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Yayasan Pendidikan Islam (YPI)

Pondok Pesantren As-Surkati Kecamatan Sidomukti, Kota

Salatiga.Penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal yaitu dari

Oktober 2016 sampai penulisan laporan penelitian ini selesai.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat

penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang

diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Kami

menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi secara langsung

tentangbagaimana konsep dan implementasi pendidikan fiqih muyassar

yang dilakukan oleh ustad kepada santri-santri Pesantren As-Surkati

Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Adapun sumber data langsung

peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan ustad, kepala yayasan,

serta narasumber terkait lain.

Page 22: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

10

b. Data Sekunder

Yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam

sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi dan dokumen resmi

dari instansi. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat

hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui

wawancara dan pengamatan.

5. Metode Pengumpulan Data

a. Observasi

Metode ini digunakan peneliti dengan mengamati langsung di

lapangan untuk mengetahuikonsep ideologi pendidikan fiqih muyassar

yang diterapkan di Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Pesantren As-

Surkati Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Observasi ini digunakan

untuk mencari data-data yang diperlukan serta mengetahui langsung

keadaan yang terjadi di lapangan.

b. Wawancara

Metode wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011: 186). Sutrisno Hadi yang

dikutip oleh Sugiyono (2013: 138) mengungkapkan bahwa anggapan

yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview

atau wawancara adalah sebagai berikut:

1) Bahwa informan adalah yang paling tahu tentang dirinya sendiri,

Page 23: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

11

2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh informan kepada peneliti adalah

benar dan dapat dipercaya, dan

3) Bahwa interpretasi informan tentang pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang

dimaksudkan oleh peneliti.

Adapun jenis interview yang digunakan peneliti dalam meneliti

ustad, kepala yayasan, dan narasumber terkait di Yayasan Pendidikan

Islam (YPI) Pesantren As-Surkati Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga

adalah model wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur

adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan

(Sugiyono, 2013: 140), dan dalam hal ini adalah masalah tentang

bagaimana konsep dan implementasi ideologi pendidikan fiqih muyassar

yang diterapkan pada santri di Yayasan Pendidikan Islam (YPI)

Pesantren As-Surkati Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

Sedangkan narasumber dalam penelitian ini adalah dengan

kepala yayasan, ustad dan narasumber terkait dengan tujuan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

c. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau

variabel-variabel, baik itu berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

Page 24: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

12

notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 30). Metode ini

digunakan untuk mendapatkan bukti data berupa foto ketua yayasan dan

ustad.

6. AnalisisData

Menurut Moleong (2008:280) analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan

satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang

terdiri dari hasil wawancara dan dokumentasi. Pekerjaan analisis data dalam

hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan

kode, dan mengkategorisasikannya.

Menurut Miles dan Huberman yang dikutip Sugiono (2011:337)

aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan, dengan penjabaran sebagai beriku:.

a. Mereduksi atau merangkum data, memilih hal-hal pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang

yang tidak perlu.

b. Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

dan sejenisnya secara naratif.

c. Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada.

Page 25: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

13

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2008: 324) ada empat kriteria yang digunakan

yaitu:kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability).

Pada penelitian ini, peneliti memakai kriteria kepercayaan

(credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan

penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat

dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi

secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian

peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemerikasaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:

330). Pada teknik ini peneliti melakukan triangulasi dengan teknik yaitu

dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara dan triangulasi dengan sumber yaitu dengan cara

membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait serta

membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.

8. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum

ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap

penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut:

Page 26: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

14

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek

yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian.

b. Tahap Pekerjaan Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan konsep ideologi pendidikan fiqih muyassar di Yayasan

Pendidikan Islam (YPI) Pesantren As-Surkati Kecamatan Sidomukti,

Kota Salatiga.Data ini diperoleh dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

c. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna

data.Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen

pembimbing untuk mendapatkan perbaikan, saran-saran demi

kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan

tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna.

G. SistematikaPembahasan

Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini.Skripsi

ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian

akhir. Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan

Page 27: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

15

pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar lampiran;

adapun bagian inti berisi pendahuluan sampai dengan penutup; dan bagian

akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran, riwayat hidup peneliti.

Adapun sistematik bagian isi adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan: Bab ini berisi tetang Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Teori,

Metode Penelitian (Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Peneliti,

Lokasi dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Analisis Data, Pengecekan

Keabsahan Data, dan Tahap-tahap Penelitian), dan Sitematika Penulisan.

Bab II Kajian Teori: Bab ini berisi tentang landasan teori yang

berhubungan dengan penelitian yang memuat pengertian ideologi, pengertian

pendidikan, pengertian pesantren tentang fiqih muyassar, kurikulum

pesantren, tujuan dan kurikulum madrasah aliyah, inegrasi kurikulum

pesantren dan madrasah aliyah, Fiqih Muyassar.

Bab III Paparan data dan Temuan data: Bab ini berisitentang paparan

data dan temuan peneliti menjelaskan tentang sejarah singkat Pesantren

Tahfizul Quran As Surkati Salatiga, visi, misi dan tujuan Pesantren Tahfizul

Quran As Surkati Salatiga, kurikulum pembelajaran Pesantren Tahfizul Quran

As Surkati Salatiga, Materi secara umum fiqih muyassar tentang ibadah

sholat, Metode pembelajaran di Pesantren Tahfizul AL-Quran As-Surkati

Salatiga

Page 28: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

16

Bab IV Pembahasan: Bab ini berisi tantang pembahasan hasil penelitian

di lapangan yang dipaparkan. Pembahasan dilakukan untuk menjawab

masalah penelitian yang diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang

sudah ada dengan jalan menjelaskan temuan penelitian dalam konteks

khasanah ilmu.

Bab V Penutup: Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan

hasil penelitian dan saran-saran dari penulis sebagai sumbangan pemikiran

berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah diperoleh dan daftar pustaka.

Page 29: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Ideologi Pendidikan Pesantren

1. Pengertian Ideologi Pendidikan Pesantren

Istilah ideologi berasal dari kata “idea” dan “logos”. Kata “idea”

berarti asal raut muka dan perawatan. Dalam filsafat plato (427-347 SM),

idea diartikan sebagai suatu konsep, suatu terapan (persep) dan kenyataan

yang lebih mendalam daripada kesan yang tampak. Filosof Jerman, G.W.F.

Hegel (1770-1833) mengartikan bahwa idea adalah makna dan pencitaan

segala benda yang berkembang menurut logika murni melalui tiga tahap:

obyektif, subyektif dan mutlak. Sedangkan kata “logos’ berarti ilmu

pengetahuan (Shadily, 1983: 1366).

Menurut William F. O’neill yang dikutip dalam buku Prof. Abu

Achmadi dalam buku Ideologi Pendidikan Islam “Ideologi adalah sistem

yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk

kelangsungan hidup, ideologi sifatnya mengarah pada aksi dan dalam

pendidikan ideologi bermakna konsep cita-cita dan nilai-nilai yang secara

eksplisit dirumuskan, dipercaya dan diperuangkan (Achmadi, 2005: 9).

Pendidikan berasal dari kata “didik” kemudian mendapat imbuhan

“pe-an”, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan berarti proses

pengubahan sikap tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam UU

Page 30: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

18

sisdiknas Tahun 2003 yang dimaksud pendidikan ialah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaannya. Namun dalam perkembangannya, istilah

pendidikan natau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

diberikan dengan sengaja oleh oreang dewasa agar ia menjadi dewasa.

Selanjutnya pendidikan yang diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh

seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai

tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental

(Sudirman, 1992: 4).

Sedangkan Pesantren berasal dari kata santri dan imbuhan “pe” di

depan dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal atau asrama santri

(Zamakhsyari, 1984: 18). Sedangkan menurut istilah para ahli, pesantren

adalah: sebuah asrama Islam tradisional di mana para santrinya tinggal

bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang atau guru, yang dikenal

dengan kyai.

Menurut Manfred Ziemek, yang dikutip oleh Wahjoetomo (1997: 70)

menyebutkan bahwa kata pondok berasal dari funduq (Arab) yang berarti

Page 31: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

19

ruang tidur atau wisma sederhana, karena pondok memang merupakan

tempat penampungan sederhana bagi para pelajar yang jauh dari tempat

asalnya. Sedangkan kata pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi

awalan pe- dan akhiran -an yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya

adalah tempat para santri. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata

sant (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata

pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.

Sedangkan menurut Geertz, dalam bukunya Wahjoetomo (1997: 70),

menjelaskan bahwa pengertian pesantren diturunkan dari bahasa India sastri

yang berarti ilmuwan Hindu yang pandai menulis, maksudnya pesantren

adalah tempat bagi orang-orang yang pandai membaca dan menulis. Geertz

menganggap bahwa pesantren dimodifikasi dari pura Hindu.

Kesimpulan dari paparan diatas menunjukan bahwa yang

dimaksudkan dengan ideologi pendidikan pesantren dalam penelitian ini

adalah nilai-nilai yang ditransformasikan oleh ustad kepada santrinya, dalam

hal ini penulis membatasi kajian pada hukum-hukum Islam (fiqih) utamanya

yang menyangkut hukum-hukum ibadah.

Pesantren dapat diteropong dari berbagai perspektif; dari segi

rangkaian kurikulum, tingkat kemajuan dan kemodernan, keterbukaan

terhadap perubahan, dan dari sudut vsistem pendidikannya. Dari segi

kurikulumnya Arifin menggolongkannya menjadi pesantren modern,

pesantren tabassus (tabassus ilmu alat, ilmu Fiqhlusbhul fiqh, ilmu tafsir

Page 32: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

20

hadist, ilmu tasawuf thariqat, dan qiro’at al Quran) dan pesantren

campuran (Mahfud, 1994: 299).

Dhofier memandang dari perspektif keterbukaan terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi, kemudian membagi pesantren menjadi dua kategori

yaitu pesantren salafi dan khalafi. Pesantren salafi tetap mengajarkan kitab-

kitab Islam klasik sebagai inti pendidikannya. Penerapan system madrasah

untuk memudahkan system sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga

pengajian bentuk lama, tanpa mengenalkan pengajaran pengetahuan umum.

Sedangkan pesantren khalafi telah memasukkan pelajaran-pelajaran umum

dalam madrasah-madrasah yang dikembangkan atau membuka tipe-tipe

sekolah umum di dalam lingkungan pesantren (Dhofier, 1984: 41).

Noeng Muhadjir yang dikutip dalam buku modernisasi pesantren

menegaskan bahwa istilah penemuan dapat diterjemahkan menjadi

discovery, invention, ataupun innovation. Discovery biasa diartikan sebagai

penemuan yang sudah ada, tetapi belum dikenal oleh satuan masyarakat,

seperti Columbus sebagai warga masyarakat Eropa menemukan benua

Amerika. Invension biasa diartikan sebagai penemuan sesuatu yang sama

sekali baru bagi warga masyarakat mana pun, seperti Edison menemukan

listrik. Adapun innovation biasanya berkaitan erat dengan upaya-upaya yang

dilakukan untuk memecahkan suatu masalah. Yang disebut terakhir ini

misalnya, tampak ketika konvensional atau tradisional mulai dirasakan

kurang sesuai dengan konteks tertentu maka suatu pemecahan “baru” untuk

suatu penemuan (dalam lingkup term innovation ) sejatinya tidaklah berlaku

Page 33: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

21

disetiap sistem sosial tertentu dan dalam kurun waktu tertentu (Halim, 2013:

48).

Inovasi ditinjau dari substansinya, dapat dibedakan menjadi tiga,

yaitun inovasi dalam wujud wawasan, konsep teori baru, inovasi berupa

produk teknologi baru, dan inovasi berupa struktur serta fungsi baru. Dalam

hal ini penemuan teknologi komputer mendorong berkembangnya konsep

penelitian yang lebih luas dan turut mengubah fungsi para peneliti.

Perubahan struktur politik di Indonesia mendorong berkembangnya

wawasan tentang demokrasi berbagai bidang. Oleh karena itu, pada suatu

masyarakat inovasi yang muncul bisa berupa wawasan, namun pada

masyarakat yang lain mungkin berupa teknologi, dan pada masyarakat yang

lain inovasi yang muncul lebih berupa restrukturalisai dan refungsionalisasi

(Halim, 2013: 49).

Dengan demikian, hal penting yang dapat dipahami dalam paparan di

atas adalah bahwa ketika inovasi diperkenalkan untuk pertama kalinya

dipesantren, pada umumnya orang cenderung akan lebih memperhatikan

hal-hal yang dianggapnya mampu membantu proses penyebaran atau

pelaksanaanya. Oleh karenanya, inovasi tersebut perlu dimodifikasi

sehingga dapat lebih mudah diterima masyarakat.

Fikih dan hukum Islam adalah salah satu disiplin ilmu paling penting

yang dibutuhkan setiap Muslim, di dalamnya terurai tatacara beribadah yang

benar kepada Allah. Kitab-kitab fiqih yang diajarkan di pesantren di

Indonesia salah satunya fiqih muyassar. Para santri memulai pelajarannya

Page 34: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

22

dengan rukun Islam yang lima dan peraturan ibadah dengan teks-teks

panduan fikih yang memiliki khazanah ilmiah lengkap yang memenuhi

kebutuhan untuk beribadah sesuai Syari’at Islam sebagaimana yang

diajarkan oleh Nabi. Semua poin fikih dan hukum dalam fiqih muyassar,

tegak di atas dalil dari al-Qur`an dan as-Sunnah, bahkan semua hadits dan

riwayat ditakhrij serta dikukuhkan dengan hukum-hukum Syaikh al-Albani

(Al Faqihi, 2016: viii).

2. Visi / Tujuan Pendidikan Pesantren

Tujuan pendidikan merupakan bagian terpadu dari faktor-faktor

pendidikan. Tujuan termasuk kunci keberhasilan pendidikan, disamping

faktor-faktor lain yang terkait: pendidik, peserta didik, media pendidikan,

dan lingkungan pendidikan. Keberadaan empat faktor tersebut tidak ada

artinya ketika tidak diarahkan oleh suatu tujuan. Kemudian juga tujuan

menempati posisi yang amat penting dalam proses pendidikan sehingga

materi, metode dan media pengajaran selalu disesuaikan dengan tujuan.

Karena tujuan yang tidak jelas dapat mengaburkan seluruh aspek tersebut.

Tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan

mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat

dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat. Sebagaimana yang ada

pada pribadi Nabi Muhammad yaitu kepribadian Nabi Muhammad

(mengikuti Sunnah Nabi), mampu berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam

kepribadian, dalam menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan

Page 35: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

23

kejayaan umat ditengah-tengah masyarakat (’Izza al-Islam wa al-Muslimin)

dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian manusia

(Mastuhu, 1994: 55).

Dhoifier (1985: 113) menggambarkan bahwa dalam 30 tahun

pertama, tujuan pendidikan Tebuireng ialah untuk mendidik calon ulama.

Sekarang ini, tujuannya sudah diperluas, yaitu mendidik para santri agar

kelak mengembangkan dirinya menjadi “ulama intelektual” (ulama yang

yang menguasai pengetahuan umum) dan “intelektual ulama” ( sarjana

dalam bidang pengetahuan umum yang juga mengetahui pengetahuan

Islam).

Pergeseran tujuan tersebut hanya menyentuh permukaanya,

sedangkan esensi dan substansinya tidak berubah. Ulama yang dipahami

hanya menguasai ilmu-ilmu pengetahuan seperti tafsir, hadist, fiqh, tasawuf,

akhlak, dan sejarah Islam saja mulai digugat. KH A. Wahid Hasyim seorang

putra pendiri Tebuireng dan pernah mengasuh pesantren yang paling

terkenal diIndonesia terutama abad ke-20 bahkan pernah mengusulkan

perubahan tujuan pendidikan secara mendasar, agar mayoritas santri yang

belajar dilembaga-lembaga pesantren tidak bertujuan menjadi ulama

(Dhoifier, 1985: 105). Namun usulan revolusioner tersebut tidak disetujui

ayahnya, Hadratus Syaikh.

Oleh sebab itu, lahirnya ulama tetap menjadi tujuan pesantren sampai

sekarang, namun ulama dengan arti yang lebih luas yakni ulama

yangmenguasai ilmu-ilmu agama sekaligus memahami pengetahuan umum

Page 36: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

24

sehingga tidak terisolasi dalam dunianya sendiri. Jadi secara esensial, tujuan

pesantren masih tetap dan tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk

mengejar kepentingan kekuasan, uang dan keagungan duniawi, tetapi

ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban

dan pengabdian (ibadah) kepada Tuhan. Pesantren yang memiliki

kepentingan mendasar untuk menanamkan tradisi keilmuan Islam untuk

bekal berkehidupan di dunia maupun akhirat.

Dari rumusan tujuan tersebut tampak jelas bahwa pendidikan

pesantren sangat menekankan pentingnya tegaknya Islam di tengah-tengah

kehidupan sebagai sumber utama moral yang merupakan kunci keberhasilan

hidup bermasyarakat. Di samping berfungsi sebagai lembaga pendidikan

dengan tujuan seperti yang telah dirumuskan di atas, pesantren mempunyai

fungsi sebagai tempat penyebaran dan penyiaran agama Islam.

Memahami tujuan pendidikan pesantren haruslah lebih dahulu

memahami tujuan hidup manusia menurut Islam. Tujuan pendidikan

pesantren harus sejalan dengan tujuan hidup manusia menurut Islam. Sebab

pendidikan hanyalah cara yang ditempuh agar tujuan hidup itu dapat

dicapai.

Al-Qur'an menegaskan, bahwa manusia diciptakan di muka bumi

untuk menjadi khalifah yang berusaha melaksanakan ketaqwaan kepada

Allah SWT dan mengambil petunjuk-Nya Allah pun menundukkan apa

yang di langit dan bumi untuk mengabdi kepada kepentingan hidup manusia

dan merealisasikan hidup ini. Jika tujuan hidup manusia yaitu

Page 37: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

25

mengembangkan pikiran dan mengatur tingkah laku serta perasaannya

berdasarkan Islam, maka tujuan pendidikan Islam (pesantren) adalah untuk

merealisasikan ubudiyah kepada Allah di dalam kehidupan manusia tersebut

(Abdul, 1998: 189).

3. Sistem Pembelajaran di Pesantren

Pengertian sistem bisa diberikan terhadap suatu perangkat atau

mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian yang satu dan lainnya saling

berhubungan dan saling memperkuat. Jadi, sistem adalah suatu sarana yang

diperlukan untuk mencapai tujuan. Pengertian lainnya yang umum dipahami

di kalangan awam bahwa sistem itu merupakan suatu cara untuk mencapai

tujuan tersebut.

Dimana dalam sistem pendidikan terutama dalam pengajaran terdapat

pendekatan yang digunakan dalam pengajaran dipondok pesantren. Hal ini

berkaitan dengan cara penyampaian ajaran agama Islam dalam ruang

lingkup yang luas pada pondok pesantren, seperti ilmu muamalah kemudian

ilmu tata cara berkeluarga yang sakinah mantek atau logika dan lain

sebagainya (Djamaluddin, 1998: 114).

Kalangan pesantren tentu merasa bersyukur, bahkan berhak untuk

bangga, karena meningkatnya perhatian masyarakat luas pada dunia

pendidikan dan lembaga pesantren. Dari sebuah lembaga yang hampir-

hampir tidak diakui eksistensi dan peran positifnya, menjadi sebuah

lembaga yang berhak mendapatkan “label”. Maka orang pun mulai

Page 38: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

26

membicarakan kemungkinan pesantren menjadi pola pendidikan nasional

(Madjid, 1997: 87).

Pada lembaga pendidikan yang sedang kita pikirkan bersama saat ini,

yaitu sistem pendekatan dengan metode pengajaran agama Islam di

pesantren, untuk memudahkan segala usaha dalam mencapai tujuan. Suatu

tujuan yang hendak dicapai biasanya timbul dari pandangan hidup seseorang

atau golongan atau masyarakat. Khusus dalam dunia pendidikan Indonesia,

tujuan-tujuan pendidikan yang hendak dicapai dengan sistem atau metode

didasarkan atas kategori-kategori; tujuan pendidikan nasional, tujuan

institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan khusus

(Djamaluddin, 1998: 115).

Pada tahap selanjutnya, pesantren mulai menampakkan eksistensinya

sebagai lembaga pendidikan Islam yang mumpuni, yaitu di dalamnya

didirikan sekolah baik secara formal maupun nonformal. Akhir-akhir ini

pesantren mempunyai kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka

renovasi terhadap sistem yang selama ini dipergunakan, yaitu :

a. Mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern.

b. Semakin berorientasi pada pendidikan yang fungsional, artinya terbuka atas

perkembangan di luar dirinya.

c. Diferivikasi program dan kegiatan makin terbuka, dan ketergantungannyapun

absolut dengan kyai, dan sekaligus dapat membekali para santri dengan

berbagai pengetahuan di luar mata pelajaran agama maupun ketrampilan yang

diperlukan di lapangan kerja.

Page 39: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

27

d. Dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat (Muhaimin, Mujib,

1997: 301).

Karena pondok pesantren merupakan salah satu sub sistem

pendidikan di Indoensia, maka gerak dan usaha serta arah

pengembangannya harusnya berada di dalam ruang lingkup tujuan

pendidikan nasional. Tujuan yang bersifat operasional dan kurikuler pada

pondok pesantren sampai kini belum dirumuskan. Oleh karena itu, tujuan

institusional belum dirumuskan secara konkret dan sistematis.

Pada umumnya pembelajaran di pesantren mengikuti pola tradisional,

yaitu model sorogan dan model bandongan. Kedua model ini kyai aktif dan

santri pasif. Untuk itu perlu adanya metode pembelajaran untuk mencapai

tujuan yang hendak dicapai. Jadi jika dikaitkan dengan istilah mengajar,

dimana mengajar berarti menyajikan atau menyampaikan, sedangkan

metode mengajar sendiri adalah salah satu cara yang harus dilalui untuk

menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran (Ramayulis,

2000: 201).

Selain itu ada juga model-model pembelajaran dalam pesantren, seperti;

metode musyawaroh (bahtsul masa’il), Metode Pengajian Pasaran, Metode Hafalan

(Muhafadzah), Metode Demonstrasi/Praktek Ibadah, Metode Rihlah Ilmiah,

Metode Riyadhah (DEPAG RI, 2001: 92-113).

a. Musyawaroh (Bahtsul Masa’il)

Musyawaroh (Bahtsul Masa’il) merupakan metode pembelajaran yang lebih

mirip dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa orang santri orang santri

dengan jumlah tertentu membentuk halaqah yang dipimpin langsung oleh

Page 40: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

28

seorang Kyai atau ustadz, atau mungkin juga santri senior, untuk membahas

atau mengkaji suatu persoalan yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Metode Pengajian Pasaran

Metode pasaran adalah kegiatan belajar para santri melalui pengkajian

materi (Kitab) tertentu pada seorang ustadz yang dilakukan oleh sekelompok

santri dalam kegiatan yang terus menerus (maraton) selama tenggang waktu

tertentu. Tetapi umumnya pada bulan Ramadlan selama setengah bulan, dua

puluh hari, atau terkadang satu bulan penuh tergantung pada besarnya kitab

yang di kaji.

c. Metode Hafalan (Muhafadzah)

Metode hafalan ini adalah kegiatan belajar santri dengan cara

menghafal suatu teks tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan seorang

ustadz/kyai.

d. Metode Demonstrasi/ Praktek Ibadah

Metode Demonstrasi/ Praktek Ibadah adalah cara pembelajaran yang

dilakukan dengan memperagakan suatu keterampilan dalam hal pelaksanaan

ibadah tertentu yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok dibawah

petunjuk dan bimbingan ustadz.

e. Metode Rihlah Ilmiah

Metode Rihlah Ilmiah (studi tour) ialah kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan melalui kegiatan kunjungan (perjalanan) menuju ke suatu

tempat tertentu dengan tujuan untuk mencari ilmu.

f. Metode Riyadhah

Page 41: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

29

Metode Riyadhah ialah salah satu metode pembelajaran di pesantren

yang menekankan pada olah batin untuk mencapai kesucian hati para santri

dengan berbagai macam cara berdasarkan petunjuk dan bimbingan ustad.

B. Kurikulum Pendidikan Pesantren

Kemudian dari kurikulum pesantren, meskipun materi yang dipelajari

terdiri dari teks tertulis, namun penjelasan dan penyampaian secara lisan dari kiai

juga sangat penting. Baik dari segi lughowi, maknawi dan dalam konteks yang sempit

maupun yang lebih luas.

Secara umum kurikulum pesantren menurut Karel Stenbrink

meliputi : fiqh ibadah, fiqh umum, tata Bahasa Arab, Ushuluddin, Tasawwuf

dan Tafsir. Sedangkan dalam pengamatan Nur Cholish Majid Kurikulum

pesantren itu meliputi; nahwu – shorof, fiqh, aqoid, tasawwuf, tafsir, hadist,

bahasa Arab dan fundamentalis. Menurut Abdurrohman Mas’ud, memandang

dari sudut kurikulumnya, apa yang dipelajari di pesantren dikelompokkan pada

tiga bidang, yaitu :

1. Tekhnis; seperti fiqh, ilmu mustholah hadits, ilmu tafsir, hisab, mawaris, ilmu

falaq.

2. Hafalan; seperti pelajaran Al-Qur'an, ilmu bahasa Arab.

3. Ilmu yang bersifat membina emosi keagamaan; seperti aqidah, tasawuf dan

akhlaq.

Sedangkan menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

beberepa ahli, seperti Karell stenbring, Martin Van Bruinessen, Nur Chalish

Madjid, KH. Sahal Mahfudz dan lain-lain. dapat kita sederhanakan bahwa

Page 42: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

30

pesantren tradisional; dalam bidang akidah berorientasi kepada paham Asy’ari.

Sedangkan dalam soal fiqih bermadzhab syafi’i (dan sedikit menerima dari

madzhab lainnya). Sedangkan bidang akhlak dan tasawwuf menganut ajaran

Imam Al Ghozali. Persoalan inilah yang kemudian sering mendapatkan

kritikan dari modernis, yang tidak mau terikat dengan sistem madzhab bahkan

menyerukan pembukaan pintu ijtihad. Bahkan tradisi kitab kuning adalah

membelenggu kreatifitas ummat.

Sementara dalam tradisi pesantren, karya-karya Al Ghozali

dianggap sebagai prestasi keilmuan dan spiritual tertinggi. Sedangkan

kelompok modern lebih berorientasi kepada Ibnu Taimiyyah.

Hal lain yang mencolok dari tradisi keilmuan pesantren adalah

teks-teks klasik dengan berbahasa arab sebagai referensi. Karena mereka

berkeyakinan bahwa teks klasik inilah yang memiliki orisinilitas dan bobot

kehormatan yang lebih. Bahkan ulama’ tradisional yang mewujudkan karyanya

juga dalam bentuk tulisan arab.

Secara umum pesantren dapat diklasifikan menjadi dua, yakni

pesantren salaf atau tradisional dan pesantren khalaf atau modern. Sebuah

pesantren disebut pesantren salaf jika dalam kegiatan pendidikannya semata-

mata berdasarkan pada pola-pola pengajaran klasik atau lama, yakni berupa

pengajian kitab kuning dengan metode pembelajaran tradisional serta belum

dikombinasikan dengan pola pendidikan modern. Sedangkan pesantren khalaf

atau modern adalah pesantren yang di samping tetap dilestarikannya unsur-

unsur utama pesantren, memasukkan juga ke dalamnya unsur-unsur modern

Page 43: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

31

yang ditandai dengan sistem klasikal atau sekolah dan adanya materi ilmu-ilmu

umum dalam muatan kurikulumnya. Pada pesantren ini sistem sekolah dan

adanya ilmu-ilmu umum digabungkan dengan pola pendidikan pesantren

klasik, Dengan demikian pesantrern modern merupakan pendidikan pesantren

yang diperbaharui atau dimodernisasi pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan

dengan sistem sekolah (Mas'ud, 2003: 76).

C. Tujuan dan Kurikulum Madrasah Aliyah

1. Tujuan Madrasah Aliyah

Penyelenggraan pendidikan madrasah Aliyah (MA) setingkat dengan

pendidikan umum bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia; mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab

dan demokratis; menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi;

memiliki dan etos budaya kerja; dan dapat memasuki dunia kerja atau dapat

mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan kata lain tujuan pendidikan Madrasah

Aliyah (MA) adalah memproduk lulusan yang bisa masuk ke perguruan tinggi

umum dan Agama serta dapat diterima bekerja sesuai dengan kebutuhan pasar.

2. Karakteristik Madrasah Aliyah

Madrasah Aliyah memiliki ciri khas dan karakteristik tersendiri, sehingga

dalam kontek kurikulum perlu menampakan karakteritik tersebut. Oleh karena itu

perumusan dan pengembangan kurikulum madrasah Aliyah menjadi suatu hal

yang sangat penting. Di satu sisi kurikulum madrasah Aliyah tersebut harus

Page 44: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

32

memiliki relevansi dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional, sisi lain madrasah Aliyah harus

mencerminkan jati dirinya sebagai satuan pendidikan yang merupakan bagian

integral dari sistem pendidikan nasional.

3. Aspek struktur kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah

Dilihat dari segi struktur kurikulum, madrasah Aliyah yang diterbitkan

oleh Departemen Agama dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum berbeda

dengan sekolah umum lainnya. Perbedaanya nampak pada pengembangan

pendidikan agama Islam yang terkait dengan mata pelajaran ; al-Qur’an Hadits,

Aqidah Akhlak, Fiqih dan sejarah Islam.

Pada setiap program baik program bersama, program studi ilmu alam,

program studi ilmu social, program studi ilmu agama Islam, program studi bahasa

maupun program keahlian kejurun mata pelajaran tersebut diberikan. Dengan

demikian jumlah jampun di madrasah aliyah ini ada perbedaan dengan tingkat

sekolah menengah umum lainnya.

4. Aspek tuntutan pendidikan Madrasah Aliyah

Kurikulum pendidikan madrasah Aliyah ke depan harus lebih menitik

beratkan pada pencapaian ilmu keagamaan, pengetahuan dan teknologi yang

dijiwai dengan semangat iman dan taqwa. Bentuk kurikulum yang integrirtid

antara agama (iman dan takwa), pengetuhuan dan teknologi merupakan tuntutan

kebutuhan masyarakat dari lulusan pendidikan madarsah aliyah. Oleh karena itu,

pendidikan agama yang sesuai dengan perkembangan peserta didik dan tuntutan

masyarakat, dalam konteks kita sekarang, yang diajarkan tidak hanya

sekadar dogma-dogma ritual yang katakanlah fiqh-oriented, tapi juga wawasan-

Page 45: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

33

wawasan keislaman yang lain, termasuk misalnya wawasan Islam mengenai

kemoderenan, kemajuan ilmu

5. Materi Pengajaran

Mata pelajaran yang diprogramkan di madrasah Aliyah ini meliputi

aspek spiritual (keagamaan), kemasyarakatan, budaya, seni dan teknologi.

mengajarkan ilmu-ilmu Agama, termasuk di dalamnya bahasa Arab sebagai alat

mutlak untuk membaca kitab-kitab pelajarannya. Karena itu, semua pelajaran

Agama dan bahasa Arab menjadi pelajaran pokok. Pendidikan Madarsah Aliyah

termasuk lembaga pendidikan yang sangat erat kaitannya dengan pendidikan

Islam atau pendidikan pesantren. Oleh karena itu pendidikan Islam atau madrasah

adalah integrasi keislaman, keindonesiaan dan kemanusiaan.

Untuk menjawab tuntutan kebutuhan akan pendidikan madarasah

Aliyah ke depan diperlukan perencanaan program kurikulum yang didasarkan

atas prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas hidup anak didik pada tiap jenjang sekolah.

b. Menjadikan kehidupan actual anak kea rah perkembangan dalam suatu

kehidupan yang bulat dan menyeluruh. Ia dapat berkembang kea rah

kehidupan masyarakat yang paling baik.

c. Mengembangkan aspek kreatif kehidupan sebagai suatu uji coba atas

keberhasilan sekolah, sehingga anak didik mampu berkembang dalam

Page 46: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

34

kemampuannya yang actual untuk aktif memikirkan hal-hal baru yang baik

untuk diamalkan.

D. Integrasi Kurikulum : Pasantren dan Madrasa Aliyah

Pendidikan pada dasarnya merupakan aktifitas sistematis dalam

mencerdasakan peserta didik, tanpa cahaya pendidikan dapat dipastikan peradaban

manusia akan tenggelam dalam kebutaan moralitas serta krisis kreatifitas dan

inovasi. Nilai universal yang terkandung dalam pendidikan menjadikan keharusan

dalam setiap kehidupan manusia harus menjadikan pendidikan sebagai salah satu

kebutuhan dasariah (teori pendidikan: http://sinautp.weebly.com/teori-

pendidikan.html pada 12/01/2017:11.48).

Nilai keuniversalan dalam pendidikan yang mempunyai output

mencerdasarkan peserta didik melahirkan konsekuensi metode pendidikan yang

tidak mengesampingkan aspek keuniversalan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka

konsep pendidikan pesantren dan madrasa aliyah merupakan bagian yang

terintegrasikan dalam menopang kualitas peserta didik pada semua lembaga

pendidikan, terkhususnya lembaga pendidikan Islam.

Integrasi kurikulum antara kurikulum system pendidikan pasantren dan

kurikulum madrasa aliyah, dalam kaitanya untuk mehasilkan santri-santri yang

berkualitas adalah pembaharuan-pembaharuan keduan kurikulum (pasantren dan

madrasa aliyah ), menjadi suatu kesatuan yang bulat menciptakan kualitas santri

yang benar-benar siap menjadi intelektual ulama. Intekrasi antara system

pendidikan pasantren.

Page 47: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

35

Berangkat pemahaman tersebut, pesantren sebagai institusi keagamaan

mendapat momentum dalam sistem pendidikan nasional setelah keluarnya Undang-

undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Undang-undang

tersebut menyebutkan bahwa pendidikan keagamaan tidak hanya salah satu jenis

pendidikan, tetapi sudah memiliki berbagi bentuknya seperti pendidikan diniyah,

pesantren dan bentuk lain yang sejenisnya.

(http://www.republika.co.id/2012/12/23/pendidikan-nasional-undang-undang-

pesantren/,diakses 26 Januari 2017 Pukul 12.01 WIB).

Pasantren dalam kaitanya dengan aktifitas pendidikan menpunyai peran

strategis dalam konteks menggodok sumber daya manusia menuju kualitas

paripurna. Mengingat Tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan dan

mengembangkan kepribadian mumslim, yaitu kepribadian yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dengan jalan

menjadi kawula atau abdi masyarakat. (Mastuhu, 1994: 55). Tujuan membentukan

santri-santri yang belajar di pasantren agar menjadi insan-insan pengabdi terhadap

kemaslahatan bersama. Berkaitan dengan hal tersebut sudah tentunya

membutuhkan kualitas santri yang mumpuni. Dalam hal ini tujuan system

pendidikan pasantren tidak hanya pada proses menciptakan peserta santri-santri

yang mumpuni dalam hal spiritual semata, melainkan lebih kepada kecakapan

holistic (pengetahuan-pengetahuan umum) yang juga menjadi indicator penting

dalam menyiapkan insana-insan paripurna.

Integrasi kedua system pendidikan (pasantren dan madrasa aliyah) dapat

diterapkan dikarenakan kedua system pendidikan ini mempunya fleksibilitas dan

kesamaan nilai dalam system pendidikan dari kedua lembaga tersebut, dimana

Page 48: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

36

system pendidikan madrasa aliyah bertujuan untuk Penyelenggraan pendidikan

madrasah Aliyah (MA) setingkat dengan pendidikan umum bertujuan untuk

menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia; mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi anggota

masyarakat yang bertanggung jawab dan demokratis; menguasai dasar-dasar ilmu

pengetahuan dan teknologi; memiliki dan etos budaya kerja; dan dapat memasuki

dunia kerja atau dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan kata lain tujuan

pendidikan Madrasah Aliyah (MA) adalah memproduk lulusan yang bisa masuk ke

perguruan tinggi umum dan Agama serta dapat diterima bekerja sesuai dengan

kebutuhan pasar, sedangkan. tujuan umum dari system pendidikan pasantren

adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi

masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat. Sebagaimana yang

ada pada pribadi Nabi Muhammad yaitu kepribadian Nabi Muhammad (mengikuti

Sunnah Nabi), mampu berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam kepribadian, dalam

menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat ditengah-tengah

masyarakat (’Izza al-Islam wa al-Muslimin) dan mencintai ilmu dalam rangka

mengembangkan kepribadian manusia.

Dengan demikian untuk mengwujudukan kecakapan holistic yang terpatri

dalam setiap diri peserta santri, maka sudah tentunya dituntut fleksibilitas

kurikulum untuk melengkapi kurikulum pasantren yang memiliki kecenderungan

pada aspek peningkatan spritualitas. Kurikulum menurut Nana Sudjana (1996: 21),

apabila kurikulum diurai secara structural, maka akan terdapat paling tidak ada

empat komponen utama yakni tujuan, isi, strategi, dan evaluasi. Keempat

Page 49: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

37

komponen tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainya, sehingga

mencerminkan satu kesatuan utuh sebagai program pendidikan yang komperhensif,

dimana kedua kurikulum tersebut dapat diintegrasikan melalui tiga apek penting

yakni, strategi pengajaran yang berkaitan dengan langkah-langkah dalam proses

melengkapi kekurangan dari masing-masing kedua system pendidikan, sedangkan isi

mengacu kepada konten materi pembelajaran, serta evaluasi dimana pada aspek ini

kedua system pendidikan dengan proses integrasi kurikulum senantiasa dilakukan

aktifitas menilai, mempertimbangkan, dan merekomendari metode-metode yang

relevan dalam mengujudkan kesatuan system pendidikan pasantren dan madrasa

aliyah pada aras integrasi kurikulum kedua lembaga.

E. Fiqih Muyassar

Fiqih Muyassar merupakan kitab panduan praktis fiqih dan hukum Islam

lengkap berdasarkan Al-Quran dan As Sunnah, kitab ini ditulis oleh tim ulama fiqih

dibawah arahan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Asy syaikh. Didalamnya memuat

masalah hukum-hukumfiqih dalam ibadah dan muamalat disertai dengan dalil-dalil

syar’inya dari Al-Quran Al-Karim dan Sunnah Nabi yang shahih. Semua itu diulas

dengan penjelasan yang mudah difahami dan keterangan yang mudah dimengerti,

jauh dari kalimat-kalimat yang sulit dan pemaparannya bertele-tele sehingga banyak

kaum muslim yang tidak mampu mencernanya dan memetik faedah darinya, dan

diulas dengan ringkas sehingga memudahkan dalam memahami hukum agama

tanpa mengurangi dan menjatuhkan bobot materi ilmiyah kitab yang dipilih.

Kemudian al-Mujamma’ demi sebuah ketelitian sebagaimanya pada

setiap kitab yang diterbitkannya, menyerahkan proses penyusunan kitab ini kepada

Page 50: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

38

sebuah tim ahli pilihan yang beranggotakan para profesor diantaranya Prof. Dr.

Abdul Aziz Mabruk Al-Ahmadi, Prof. Dr. Abdul Karim Bin Shunaitan Al-Amri, Prof. Dr.

Abdullah Bin Fahd Asy-Syarif, Prof. Dr. Faihan Bin Syali Al-Muthairi yang mempunyai

spesialisasi di bidang ilmu syar’I, khususnya fiqih. Selanjutnya kitab hasil kerja

mereka dipaparkan kepada tim penasehat khusus untuk mengeditnya sehingga

dapat diberikan ralat susulan pada bagian-bagian yang kurang tepat dan kurang

jelas.

Keunggulan kitab ini adalah akurasi yang maksimal dalam hal

keshahihan hadist dan ayat yang menjadi landasan hukum fiqih disetiap masalah,

cakupan dan dan kandungan yang sangat luas melputi bab-bab fiqih dan masalah-

masalahnya, dimana setiap muslim pasti memerlukan, kalimat yang jelas dan

susunan bahasanya yang mudah (dipahami) sehingga para penuntut ilmu dan orang-

orang yang kemampuannya dibawah mereka dari kalangan muslim yang awan bisa

mengambil manfaat darinya, pembagiannya yang detail dan mudah diambil faedah

dari tema-temanya hal ini dengan cara menjadikannya dalam judul-judul tema yang

yang menunjukan kepadanya dan membantu memahaminya, menyisipkan

peringatan terhadap beberapa penyimpangan syar’i yang boleh jadi banyak kaum

muslimin terjatuh didalamnya karena jahil dan taklid. Semua point fiqih dan hukum

dalam kitab ini, tegak di atas dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah bahkan semua hadist

dan riwayat ditakhrij serta dikukuhkan dengan hukum-hukum Syaikh Al-Albani.

1. Fiqih Ibadah Shalat

a) Pengertian Shalat

Asal makna shalat ( الصلالالا ), secara etimologi berarti do’a, yang

merupakan bentuk mufrod, sedangkan bentuk jamaknya adalah ( صلاواا) atau

Page 51: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

39

dengan memakai wawu yang berarti meningkatkan amal kepada Allah (الصلاوا )

sebagai tanda tunduk, syukur serta memohon perlindungan kepada Allah

(Ma’luf, 434). Menurut terminologi, yang dimaksud dengan shalat adalah

sebagai berikut:

لصلاة أقول وافعال مفتتحه بالتكبير محتتمت بالتسليم بشرائط ا

مخصوصت

Artinya: Shalat adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai

dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat-syarat yang telah

ditentukan” (Husain, 11).

Pengertian di atas menggambarkan bentuk atau rupa shalat secara lahir

saja. Sedangkan ta’rif shalat yang menggambarkan hakekat shalat adalah

sebagai berikut:

و اللالالا ا قلل ولالالاخ ً الينلالالاٌه قلالالا لالالاو ً رًح الصلالالا ال ال ٌخلالالا

الاخ ص لو مع حضٌر ال وخ ف الذكز ًال علء ًالثنلء.

Artinya: “Ruh shalat itu ialah : berharap kepada Allah SWT, dengan

sepenuh jiwa dengan segala khusu’ dihadapan-Nya dan berikhlas bagi-Nya

serta hadir hatinya dalam berdzikir, berdo’a dan memuji”.

Page 52: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

40

Berdasarkan paparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa shalat

tidaklah sekedar melaksanakan perbuatan yang diawali dengan takbir dan

diakhiri dengan salam lebih lanjut yang dimaksud dengan setulus hati (ikhlas)

dan khusu’ sehingga dapat menimbulkan rasa takut, kagum atas kebesaran-

Nya dan keagungan-Nya serta rela menerima segala sesuatu yang datangnya

dari Allah, selanjutnya membawa manusia kepada taqwa dan sabar serta jauh

dari perbuatan keji dan mungkar, sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-

hari, baik kata dan perilaku.

b) Dasar Kewajiban Shalat

Untuk merancang suatu bangunan agar dapat berdiri dengan kuat, tegak

serta kokoh, dibutuhkan suatu fondamen/dasar yang kuat agar tidak cepat

rusak. Begitu juga dengan shalat harus mempunyai dasar pijakan yang mantap

demi tegaknya bangunan shalat. Dasar tersebut bertumpu dari ajaran agama

itu sendiri yaitu al-Qur’an dan hadits. Maka dasar kewajiban untuk

menjalankan shalat bagi setiap mukmin adalah sebagaimana dalam firman-

firman Allah yang berbunyi:

فاقيمااالص إن الصوا كان عوى المؤمنين كتابا ماقاتا.…

Artinya: “…maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu fardhu yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.(Q.S. An-Nisa: 103)

41ااقم الصوا لذكري )طه: …

Artinya: “…dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku”. (Q.S Thaha: 14)

Juga dalam hadits Nabi yang berbunyi:

Page 53: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

41

قن الاس م عو خمس شلايلةا ن لا اللاو لا ا ً ن مدملا

رسلالالاٌ ا ً ا لالالالم الصلالالا ا ًا لالالالء ال كلالالالا ًالدلالالاح ً لالالاٌم

رمضل .

Artinya: “Islam didirikan dari lima sendi: bersaksi bahwasannya tidak ada

Tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad itu rasul Allah,

mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji dan berpuasa di

Bulan Ramadhan”. (HR. Bukhori Muslim).

Berdasarkan ayat dan hadits di atas sudah jelas, bahwa shalat

merupakan suatu kewajiban bagi orang-orang Islam, karena shalat termasuk

salah satu rukun Islam yang lima dan juga termasuk sendinya yang utama. Di

dalam Islam shalat menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh

ibadah atau amalan apapun. Tidak ada perintah ibadah lain yang lebih

ditonjolkan oleh Al-Qur’an melebihi shalat. Di dalam Al-Qur’an terdapat

beberapa kata yang menyatakan bahwa kewajiban menjalankan shalat dengan

menggunakan berbagai gaya bahasa pengungkapan. Kadang dengan ungkapan

yang tegas, kadangkala dengan memberikan pujian kepada orang yang

mengerjakan shalat dan mencela bagi siapa yang meninggalkan shalat.

c) Tujuan Shalat

Manusia adalah hamba Allah yang tidak pernah luput dari kekurangan

atau serba terbatas sehingga menempuh perjalanan hidupnya yang sangat

komplek itu, ia tidak luput dari kesulitan dan problem. Namun dengan hati

Page 54: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

42

yang selalu ingat kepada Allah, seseorang akan mendapatkan kekuatan batin

dalam menghadapi segala problem hidupnya. Ketenangan dan ketentraman

jiwa itu selalu didambakan oleh setiap orang dan akan selalu menemani dalam

hidupnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

لذين أمناا اتطمئن قوابهم بذكرالله الا بذكر الله تطمئن القواب.ا

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram

dengan mengingat kepada Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat

Allah lah hati menjadi tenang”. (Q.S. Ar-Ra’d: 28).

Dengan ditetapkan dan ditentukan shalat lima waktu sehari semalam,

mendidik manusia agar selalu disiplin menghadap Allah. Maka shalat

merupakan pelita dan aturan kedisiplinan dalam hidup, dan juga merupakan

kualitas keimanan seseorang dalam bermasyarakat.

Aturan kedisiplinan dalam Islam yang berupa ibadah shalat dalam rangka

mengingat Allah tidak akan sia-sia manakala dilakukan dengan sungguh-

sungguh (khusyu’ mengikuti aturan yang ditentukan), akan mendapat jaminan

yakni siapapun yang berusaha dan ingat kepada Allah, maka Allah akan

menenuinya seperti firman Allah:

(6ياايهاالانسان إنك كادح إلى ربك كدحا فموقيه )الانسقوق:

Page 55: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

43

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja sungguh-sungguh

menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. (Q.S Al-

Insiqaq: 6)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan dengan disyariatkan shalat

adalah untuk mewujudkan ketentraman dan kebahagiaan hidup, baik didunia

dan akherat.

d) Kedudukan dan Hikmah Shalat

1) Kedudukan Shalat

Dalam ajaran Islam shalat itu merupakan ibadah yang sangat penting,

yang menduduki urutan kedua setelah tertanamnya iman atau aqidah

dalam hati. Ia menjadi salah satu indikator bagi orang yang bertaqwa. Ini

dimaksudkan bahwa shalat sebagai salah satu pembentukan insan yang

bertaqwa. Hal ini berdasarkan pada ayat Al-Qur’an yang berisi tentang

perintah mengerjakan shalat. Perintah ini tidak terbatas pada keadaan-

keadaan tertentu, seperti pada waktu sehat, situasi aman dan lain

sebagainya. Hanya saja dalam keadaan tertentu diberi keringanan dalam

melaksanakannya seperti boleh mengqashar dan menjamak. Bahkan shalat

bukan saja sebagai salah satu unsur agama Islam sebagaimana amalan-

amalan lain. Akan tetapi shalat merupakan amalan yang menduduki seagai

unsur pokok dimana ia berkedudukan sebagai soko guru atau tolak ukur

dari keimanan seseorang. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang

berbunyi:

Page 56: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

44

الص عمادالايمان ا الجهلااد سلانام اللملا ا الةكلاا بلاين ذللاك

)رااه البيهقى(

Artinya: “Shalat itu tiangnya iman, jihad adalah puncaknya amal dan zakat

adalah diantara keduanya”. (HR. Baihaqy).

Karena kedudukannya sebagai soko guru maka shalat menjadi

tempat bertumpu dan bergantung bagi amalan-amalan yang lain, yang

karenanya jika shalat seseorang itu sempurna maka Allah akan menulis

dengan sempurna (pahala) dan ini terjadi pada hari kiamat. Sebagaimana

sabda Rasulullah SAW:

ا ملالاا يحاسلالاب بلالاه اللبلالاد يلالاام القياملالاا صلالا ته فلالاان كلالاان أتمهلالاا أ

رااه احمد بن حمب (…)كتب له تاما

Artinya: “Amal seseorang yang pertma kali dihisab adalah shalatnya,

maka jika shalatnya sempurna maka ditulis sempurna

…”(H.R. Ahmad bin Hambal).

Dengan demikian, inilah salah satu alasan shalat merupakan tiang

agama dan adapula yang menyebutnya ibadah paling utama, maka dalam

shalat itu dapat terkumpul dan tersusun segala sikap jasmani yang ikhlas,

hormat, ta’dzim dan segala bentuk dzikir yang suci seperti takbir, tahmid,

tasbih, do’a dan permohonan segala bentuk konsentrasi kejiwaan yang

sesuai dengan fitrah manusia.

Sayyid Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah menguraikan tentang

kedudukan shalat sebagai berikut:

Page 57: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

45

i. Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tak dapat

ditandingi oleh ibadat manapun juga. Ia merupakan tiang agama

dimana ia tidak dapat tegak kecuali dengan itu.

ii. Ia adalah ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh Allah, di mana

titah itu disampaikan langsung oleh-Nya tanpa perantara, dengan

berdialog dengan rasul-Nya pada malam Mi’raj.

iii. Ia juga merupakan amalan hamba yang mula-mula dihisab.

iv. Ia adalah wasiat terakhir yang diamanatkan oleh rasulullah SAW

kepada umatnya sewaktu hendak berpisah dan meninggal dunia.

v. Ia adalah barang terakhir yang lenyap dari agama, dengan arti bila

ia hilang, maka hilanglah keseluruhannya (Sabiq, 1988: 191-192).

2) Hikmah Shalat

Semua tingkah laku perbuatan yang diperintahkan Allah pasti punya

guna, rahasia serta hikmah yang terkandung dalam ajarannya, begitu juga

dengan shalat mempunyai hikmah tersendiri bagi yang menunaikannya.

Shalat merupakan tanda syukur terhadap Allah SWT dan pengakuan

atas karunianya. Sedangkan ingkar terhadap shalat merupakan

pengingkaran terhadap itu semua (Firdaus, 1992: 101).

Menurut Hasbi Ash Shiddieqy dalam bukunya Pedoman Shalat,

menyebutkan hikmah dan rahasia shalat adalah sebagai berikut:

i. Mengingatkan kita kepada Allah, menghidupkan rasa takut

kepadaNya, menghidupkan khudlu’ dan tunduk kepadanya dan

menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesaran dan ketinggian Allah

SWT, serta meng-Esakan kebesaran kekuasan-Nya.

Page 58: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

46

Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, orang dapat

menghadapi segala kesusahan dengan hati yang tetap tenang.

Menghilangkan tabiat loba, tidak takut akan kemiskinan dan

kepapaan karena banyak mengeluarkan harta dijalan Allah SWT,

menghasilkan ketetapan pendirian, mengekalkan kita dalam

mengerjakan suatu kebajikan dengan memberi kekuatan, kemauan,

menyuruh kita memelihara aturan-aturan, menguatkan disiplin,

berhati-hati dan tidak bergegas-gegas.

ii. Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan

keburukan ( Shiddieqy, 2000: 558-559).

Sedangkan yang dikemukakan oleh Nasruddin Razak adalah sebagai

berikut:

i. Kesucian lahir dan bathin

ii. Keseimbangan dan kesenangan hidup

iii. Disiplin dan kesadaran

iv. Penyegaran kembali aqidah, ibadah dan muamalah.

v. Pembangunan masyarakat islamiyah” (Razak, 1998: 105).

Sebagai seorang muslim shalat adalah suatu kewajiban yang harus

dilaksanakan, di samping itu shalat merupakan tiang dan dasar agama

seseorang. Tanpa shalat iman seseorang tidak dapat sempurna dan bahkan

perlu ditanyakan kalau orang tersebut mengaku sebagai orang muslim.

Shalat merupakan sarana penyelamat manusia di dunia dan akherat. Dan

bila dilaksanakan secara kontinyu dan khusus dan akan dapat mewujudkan

bentuk ubudiyah yang benar-benar hanya karena Allah, ikhlas dan pasrah

Page 59: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

47

dan rendah diri terhadap Dzat yang Maha Suci dan Pencipta yang patut kita

sembah (Zuhaili, 2002: 68).

Di samping itu shalat merupakan sarana terbaik untuk mendidik jiwa

dan memperbarui semangat, penyucian akhlak dan dapat mengendalikan

nafsu. Ia adalah pelipur lara dan penenang dari rasa takut, cemas, juga

memperkuat bagi yang merasa terasing (Mansyur, 1996: 18).

Dengan shalat kita dapat mencurahkan segala uneg-uneg dan

permasalahan yang kita hadapi dalam kehidupan serta sebagai sarana

untuk meminta pertolongan seperti firman Allah yang berbunyi:

لالالال ن يلاللالالاذ نمنلالالاٌا سلالالا نٌا قللصلالالااللهز ً الصلالالاوٌا ا ملالالاع

(351الصلقز . )الالله زال

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat

sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang

sabar”. (Q.S. Al-Baqarah: 153).

Dengan demikian diperoleh sandaran yang kokoh dalam kehidupan,

sehingga merasakan aman dan tenteram, percaya diri dan penuh keyakinan

dan memperoleh perasaan damai, sabar terhadap segala bentuk ujian dan

cobaan serta rela terhadap taqdir yang diberikan Allah kepadanya. Sehingga

apabila ada suatu cobaan yang menimpa pada dirinya dia tetap tabah dan

tidak berkeluh kesah seperti apa yang telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an

yang berbunyi:

Page 60: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

48

الانسل خوق ىوٌعل نذا مسو النز خ ًعل ً ذا مسو اخ لاز

(22-31منٌعل الا المصو . )الم لرجل

Artinya: “Sesungguhnya manusia itu diciptakan dalam keadaan bersifat

keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan

apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir kecuali orang-orang yang

mengerjakan shalat” (Q.S. Al-Ma’arij: 19-22).

Dalam ibadah shalatpun mengandung segi-segi pendidikan, yakni

mendidik jiwa manusia untuk mampu merasakan wujud persatuan dan

kesatuan ummat Islam di seluruh duni, karena semua mengarahkan

mukanya menghadap Baitullah, perasaan yang demikian akan menimbulkan

saling pengertian dan saling melengkapi sesama muslim saat menjalankan

shalat di masjid (Ash-Shiddieqy, 2000: 130).

Di samping shalat sebagai bekal kehidupan rohani/ketentraman jiwa,

shalatpun dapat menjadikan sehat dan jasmaninya, bahkan ditinjau dari

segi kehidupan, setiap gerakan, setiap sikap serta setiap perubahan dalam

gerak dan sikap tubuh pada waktu shalat adalah yang paling sempurna

dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh kita (Saboe, 1987: 26).

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa shalat adalah sebagai sumber

bekal rohani dan sarana pendidikan, karena didalamnya terkandung

berbagai manfaat bagi siapa saja yang menjalankannya.

Page 61: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

49

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN DATA

A. Gambaran Umum Pesantren Tahfidzul Quran As Surkati Salatiga

1. Sejarah Singkat Pesantren Tahfizul Quran As Surkati Salatiga

Pesantren Tahfidzul Quran As Surkati Salatiga adalah salah

satu unit pendidikan yang berada dibawah naungan Yayasan Lembaga

Penelitian Ilmu-Ilmu Agama Islam dan Dakwah ( YLPIA) Pusat

Surakarta. Pesantren ini berlokasi di jalan Diponegoro 115 Salatiga

(satu lokasi dengan SMP dan SMK Sultan Fattah Salatiga).

Bisa dikatakan Pesantren ini merupakan pengembangan dari

Pesantren Islamiyyah As Soorkaty Salatiga yang sudah berdiri sejak

tahun 1988. Pesantren Islamiyah As Soorkaty Salatiga, sejak tahun

2007 jumlah santrinya mengalami penurunan yang sangat drastis,

bahkan pada tahun pelajaran 2009 pesantren ini sudah tidak ada lagi

santrinya. Maka untuk melestarikan eksistensi pesantren di Kota

Salatiga ini, Yayasan LPIA Pusat Surakarta kemudian

mengembangkanya menjadi Pesantren Tahfizhul Qur’an As Surkati.

Pesantren Tahfizhul Qur’an As Surati ini memiliki ciri khusus:

a) Memadukan kurikulum Departemen Agama dan Kurilulum

pesantren secara proporsional.

b) Menggunakan sistem pendidikan boarding school dengan program

unggulan menghafal Al Qur’an 30 juz.

Page 62: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

50

c) Beban belajar seperti yang ditetapkan dalam kurikulum ditempuh

oleh siswa selama 4 tahun, kecuali siswa yang yang memenuhi

syarat untuk mengikuti program percepatan atau asklerasi.

d) Khusus mata pelajaran syar`i dan bahasa arab menggunakan buku

muqorror berbahasa arab.

e) Santri,ustad dan pegawai semuanya laki-laki.

Dengan upaya pengembangan seperti itu, Pesantren di Kota

Salatiga ini dapat eksis hingga sekarang, bahkan dari tahun ke tahun

mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya

minat masyarakat menyekolahkan anak-anaknya di Pesantren

Tahfizhul Qur’an As Surkati Salatiga.

2. Visi Pesantren

Terbentuknya pribadi unggul, hafizh, beraqidah shohihah,

berilmu, berakhlaqul karimah, berjiwa da’I serta peduli dan tretampil

dalam menyelesaikan problematika Umat

3. Misi Pesantren

a) Mendirikan lembaga pendidikan yang islami, professional, berbasis

pondok pesantren Tahfizhul Qur’an

b) Meneyelenggarakan pendidikan formal yang berkualitas dan

bimbingan tahfizhul Qur’an

c) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang produktif, efektif,

efisien, transparan dan akuntabel

Page 63: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

51

d) Meneyelenggarakan pendidikan berkarakter Qur’ani sebagai

penyangga Negara Kesatuan Republik Indonesia, Panacasila dan

UUD 1945

4. Tujuan Pesantren

a) Mencetak pribadi hafizh, beraqidah shohihah, berakhlaqul karimah

serta menguasai ilmu pengetahuan agama dan sains

b) Menyiapkan kader umat dan kader bangsa yang cakap, terampil

dan berdikasi terhadap agama dan bangsa

c) Menyiapkan kader umat dan bangsa yang memiliki kepekaan dan

kepedulian terhadap problematika umat.

B. Temuan Penelitian

1. Implementasi Fiqih Muyassar di Pesantren Tahfidzul Al Quran As

Surkati

a. Adzan Iqamah

Adzan dan iqomat disyariatkan untuk kaum laki-laki untukl

sholat lima waktu dan termasuk fardzu kifayah bila jumlah byang

cukup dari kaum muslimin yang telah melakukan keduanya, mka

gugurlah dosanya atas kaum Muslimin yang lain, karena keduanya

termasuk syariat Islam yang terlihat, sehingga tidak boleh

meninggalkan keduanya.

Page 64: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

52

1) Syarat-syarat sah Adzan dan IqomatIslam

a) Akal

b) Laki-laki

c) Hendaklah adzan dikumandangkan di waktu sholat

d) Hendaklah adzan dengan tertib

e) Adzan dan Iqomat dilantunkan dengan bahasa Arab dan

dengan lafazh-lafazh yang ditetapkan dalam as Sunnah

2) Sifat-sifat yang dianjurkan bagi muadzin

a) Hendaknya muadzin itu orang yang adil(shalih) dan

terpercaya.

b) Hendaknya dewasa dan berakal, namun adzan anak-anak

yang sudah mumayyiz (hukumnya) sah.

c) Hendaknya mengetahui waktu agar bisa meneliti

ketepatannya

d) Hendaknya bersuara lantang

e) Hendaknya suci dari hadast kecil dan besar

f) Hendaknya adzan dengan berdiri dan menghadap kiblat

g) Hendaknya meletakkan dua jarinya pada kedua telinganya

h) Mengumandangkan adzan dengan perlahan, dan

mempercepat dalam beriqomah

b. Syarat-syarat dan Rukun-rukun Sholat

1) Syarat-syarat sah sholat

a) Islam

Page 65: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

53

b) Akal

c) Baligh

d) Thaharah

e) Masuk waktu untuk sholat yang telah ditetapkan

f) Menutup Aurat

g) Menjauhi najis

h) Menghadap kiblat

i) Niat

2) Rukun-rukun Sholat

a) Berdiri tegak dalam sholat fardzu bagi yang mampu

b) Takbiratul ihram di awal sholat

c) Membaca Al-fatihah secara berurutan di setiap rakaat

d) Rukuk disetiap rakaat

e) Bangkit dan I’tidal dari rukuk dalam keadaan berdiri

f) Bangkit dari sujud dan duduk di antara dua sujud

g) Thuma’ninah di semua rukun

h) Tasyahud akhir

i) Duduk untuk tasyahud akhir

j) Salam

k) Tertib dalam melakukan rukun-rukun

Page 66: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

54

3) Wajib-wajib Sholat

a) Semua Takbir selain takbiratul ihram, yaitu yang

disebut dengan takbir intiqal (Takbir perpindahan).

b) Ucapan (سمع ا لم حم ه) “ Allah mendengar orang

yang memujiNya” untuk imam dan mubfarid (yang

sholat sendirian)

c) Ucapan ( رقّنلًلك الدم) “ Wahai Tuhan kami, dan bagi-

Mu segala puji” untuk makmum saja.

d) Ucapan, (subhanrobuolka), “Mahasuci Tuhanku yang

Mahaagung” sekali untuk rukuk.

e) Ucapan, (ساللهدل رقي الأعو ًقدم ه) “Maha suci Tuhanku

yang Maha tinggi”, sekali saat sujud.

f) Ucapan (ربّ اغفز) “Ya Tuhanku, Ampunilah aku”, di

antara dua sujud.

g) Tasyahud pertama bagi selain makmum yang imamnya

bangkit karena lupa, nkarena dalam kondisi ini dia

tidak wajib tasyahud pertama, maka beliau tidak

kembali kepadanya, namun beliau tidak kembali

kepadanya, namun beliau menambahnya dengan sujud

sahwi.

h) Duduk untuk tasyahud awal

Page 67: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

55

4) Sunnah-sunnah Sholat

Sunnah-sunnah sholat terbagi menjadi dua:

sunnahperbuatan dan sunnah perkataan.

a) Sunnah-sunnah perbuatan; Mengangkat kedua tanggan

bersama takbiratul ikhram, saat rukuk, bangkit dari

rukuk, dan letaknya kedua tangan sesudah itu,

meletakkan tangan kiri dan meletakkan keduanya

didada saat berdiri, pandangannya ketempat sujudnya,

merenggangkan kedua kakinya saat berdiri, kedua

tangannya memegang ketua lututnya dengan

merenggangkan jari-jari saat rukuk, menghamparkan

punggung saat rukuk dan menjadikan kepalanya sejajar

dengan punggungnya.

b) Sunnah-sunnah perkataan; Doaistiftah, basmalah,

ta’awwudz, ucapan amin (amin), surat tambahan setelah

al-Fatihah, bacan tasbih lebih dari satu kali sat rukuk

dan sujud, dan doa sesudah tasyahud sebelum salam.

5) Pembatalan-pembatalan Shalat

a) Apa yang membatalkan thaharoh itu membatalkan

shalat.

b) Tertawa dengan sauara, yaitu tertawa terbahak-bahak

c) Berbicara dengan sengajka untuk selain kemaslahatan

shalat.

Page 68: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

56

d) Lewatnya wanita dewasa atau keledai atau anjing hitam

di depan orang yang shalat dalam area tempat sujudnya.

e) Membuka aurat dengan sengaja, berdasarkan

keterangan pada syarat pada syarat sah shalat.

f) Membelakangi kiblat, karena menghadapnya adalah

syarat sahnya shalat.

g) Adanya najis pada diri orang yang shalat, sementara sia

mengetahui dan menyadarinya namun tidak segera

menghilangkannya.

h) Meninggalkan salah satu rukun shalat atau salah satu

syaratnya secara sengaja tanpa udzur.

i) Banyak bergerak yang bukan termasuk perbuatan shalat

untuk selain alasan darurat, seperti makan dan minum

dengan sengaja.

j) Bersandar tanpa alasan, karena berdiri merupakan salah

syarat sahnya shalat.

k) Menambah rukun pertama secara sengaja seperti

menambah rukuk dan sujud, karena dia merasa tatanan

shalat, sehingga ia membatalkannya, merdasarkan

ijma’.

l) Mendahulukan sebagian rukuk atas sebagian yang lain

secara sengaja, karena tertip dalam rukun shalat adalah

rukun sebagaimana yang telah dijelaskan.

Page 69: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

57

m) Salam sebelum waktunya dengan sengaja.

n) Mengubah makna bacaan secara sengaja, yakni bacaan

al-Fatihah, karena ia adalah rukun.

o) Membatalkan niat disebabkan ragu-ragu membatalkan

shalat, dan membulatkan tekad membatalkannya,

karena kelangsungan niat merupakan syarat.

6) Hal-hal yang makruh dalam shalat

a) Membatasi diri hanya membaca al-Fatihah saja pada

dua rakaat pertama.

b) Mengulang-ulang al-Fatihah.

c) Menengok sedikit dalam shalat tanpa alasan.

d) Memejamkan kedua mata dalam shalat.

e) Meletakkan (Menenpelkan) kedua lengan dilantai saat

sujud.

f) Banyak melakukkan perbuatan sia-sia dalam shalat.

g) Bertolak pinggang.

h) Sadl dan menutup mulut dalam shalat.

i) Mendahului imam.

j) Menjalin jari-jemari

k) Menahan dan memegangi rambut dan kain.

l) Shalat dan hidangan makanan sudah siap atau dalam

keadaan menahan dua buang hajat (buang air besar,

dan kecil)

Page 70: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

58

m) Mengangkat pandangan kelangit.

7) Hukum orang yang meninggalkan shalat

Barangsiapa meninggalkan shalat karena

mengingkari kewajibannya, maka dia kafir murtad, karena

mendustakan Allah, RasulNya, dan ijma’ kaum Muslimin.

8) Sunnah-sunnah Shalat

a) Sunnah-sunnah Perbuatan adalah mengangkat kedua

tangan bersama takbiratul ihram, saat rukuk, bangkit dari

rukuk, dan meletakkan kedua tangan sesudah itu.,

Meletakkan tangan kanan pada tangan kiri dan

meletakkan keduanya di dada saat berdiri, pandangannya

ke tempaty sujudnya, merenggangkan kedua kakinya

saat berdiri, kedua tangannya memegang kedua lutunya

dengan merenggangkan jari-jari saat rukuk,

menghambarkan punggung saat rukuk dan menjadikan

kepalanya sajajar dengan punggugnya.

b) Sunnah-sunnah perkataan adalah doa iftiftah, basmalah,

ta’awwudz,ucapanamin, surat tambahan stetlah al-

Fatihah, bacaan tasbih lebih dari satu kali saat rukuk dan

sujud dan doa ssesudah tasyahud sebelum salam.

9) Pembatalan-pembatalan Shalat

a) Apa yang membatalkan thaharah itu membatalkan

sholat ,karenathaharoh adalah syarat sah shalat.

Page 71: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

59

b) Tertawa dengan suara, yaitu tertawa terbahak-bahak.

c) Berbicara dengan sengaja untuk selain kemaslahatan

shalat.

d) Lewatnya wanita biasa atau keledai atau anjing didepan

orang yang sedang shalat dalam area tempat sujudnya.

e) Membuka aurat dengan sengaja.

f) Membelakangi kiblat.

g) Adanya najis pada diri orang yang shalat.

h) Meninggalkan salah satu dari rukun shalat.

i) Banyak bergerak yang bukan termasuk perbuatan

shalatuntuk alasan selain darurat.

j) Bersandar tanpa alasan.

k) Menambahkan rukun perbuatan secara sengaja seperti

menambah rukuk dalam shalat.

l) Mendahulukan sebagian rukuk atas sebagian yang lain

secara sengaja.

m) Salam sebelum waktunya dengan sengaja.

n) Mengubah makna bacanj secara sengaja.

o) Membatalkan niat dikarenakan ragu-ragu membatalkan

shalatnaya, dan membulatkan tekad membatalkannya.

Page 72: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

60

10) Hal-hal yang makruh dalam Shalat

a) Membatasi diri hanya membaca al-Fatihah saja atau

pada dua rakaat pertama.

b) Mengulang-ulang al-Fatihah.

c) Menengok sedikit dalam shalat tanpa alasan.

d) Memjamkan kedua mata dalam shalat.

e) Meletakkan (menempelkan) kedua lengan di lantai saat

sujud.

f) Banyak mel;akukan perbuatan yang sia-sia dalam

shalat.

g) Bertolak pinggang.

h) Sald. Menutup mulud dalam shalat.

i) Mendahului Imam.

j) Menjalin jari-jemari.

k) Menahan dan memegangi rambut dan kain.

p) Shalat saat hidangan makanan sudah siap atau dalam

keadaan menahan dua buang hajat.

q) Mengangkat pandangan kelangit.

11) Hukum orang yang meninggalkan shalat

a) Barang siapa yang meninggalkan shalat karena

mengingkari kewajibannya, maka dia kafir murtad,

karena dia mendustakan Allah, Rasulnya, dan ijma’

kaum muslimin.

Page 73: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

61

b) Barangsiapa meninggalkan shalat karena malas dan

meremehkan, maka pendapat shahih adalah dai juga

kafir bila dia meninggalkan terus-menerus dan

meninggalkan secara keseluruhan, berdasarkan firman

Allah SWT yang mengisahkan orang-orang musryik.

c) Barangsiapa yang kadang-kadang shalat dan kadang-

kadang meninggalkannya, atau melaksanakan satu

shalat fardzu atau dua shalat fardzu saja, maka secara

dzahir dia tidak kafir, sebab dia tidak meninggalkan

secara keseluruhan, sebagaimana teks hadist yang

berbunyi (Arab tarkussalah) “Meninggalkan semua

shalat”. Dan orang ini menjinggalkan sebagian shalat,

bukan semua shalat.

c. Shalat Sunnah

1) Keutamaan dan hikamh persyariatan shalat Sunnah

a) Keutamaan shalat sunnah

Shalat sunnah termasuk saran mendekatkan diri kepada

Allah yang paling utama jihad di jalan Allah dan mencari

ilmu, Karena Nabi SAW selalu mendekatkan diri kepada

Allah melalui shalat-shalat Sunnah.

b) Hikmah dan persyariatan shalat sunnah

Sungguh Allah telah mensyariatkan shalat sunnah

sebagai rahmat bagi hamba-hambaNya. Dia menetapkan

Page 74: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

62

untuk setiap ibadah wajib ibadah sunnah yang sejenis

dengannya, agar seorang mukmin bertambah imannya dan

menaikan drajatnya melalui shalat-shalat sunnah tersebut,

dan agar ibadah wajibnya dapat disempurnakan dan

ditambal pada hari kiamat dengan shalat sunnah tersebut,

karena (pelaksanaan) shalat wajib tidak terlepas dari

kekurangan.

2) Pembagian shalat sunnah

a) Shalat terkait dengan waktu-waktu tertentu, dan dan disebut

dengan shalat sunnahmuqayyad. Di antara shalat-shalat ini

ada yang mengikuti shalat wajib seperti rawatib, dan

diantaranya ada yang tidak mengikuti shalat wajib seperti

shalat witir, dhuha,dan Kusuf (gerhana).

b) Shalat yang terkait dengan waktu-waktu tertentu, dan

disebut dengan shalat sunnah mutlak.

c) Shalat sunnah yang dianjurkan berjamaah; Shalat tarawih,

Istisqa, Kusuf.

d) Jumlah shalat sunnah rawatib

Jumlah shalat rawatib sepuluh rakaat.

e) Hukum shalat witir, keutamaan, dan waktunya

Hukumnya sunnah mu’akkad, Rasulullah mengajak dan

menganjurkan. Waktunya: Antara Shalat Isya dengan shalat

Shubuh berdasarkan ijma’ para ulama.

Page 75: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

63

Shalat witir di akhir malam lebih utama daripada di awal

malam, akan tetapi bagi siapa yang tidak bisa bangun di

awal malam, dan bagi siapa yang bisa bangun di akhir

malam, dianjurkan menyegerakannya di awal malam, bagi

siapa yang bisa bangun di akhir malam dianjurkan

menundanya sampai akhir malam.

f) Sifat shalat witir dan jumlah rakaatnya

i. Shalat witir minimal satu rakaat.

ii. Boleh witir tiga rakaat.

iii. Shalat witir tiga rakaat ini boleh dilakukan dengan dua

salam, berdasarkan perbuatan Abdullah bin Umar.

iv. Boleh juga langsung dengan sekali tasyahhud dan satu

salam.

v. Boleh dengan tujuh atau lima rakaat tanpa duduk

tahiyyat kecuali di rakaat akhir.

g) Waktu-waktu yang dilarang melakukan shalat sunnah

i. Shalat subuh sampai terbit matahari.

ii. Dari terbit matahari sampai meninggi seukuran kadar

tombak menurut pandangan mata, kurang lebih satu

meter.Saat matahari tegak diatas kepala hingga ia

tergelincir kearah barat dan masuk waktu dzuhur.

Dari Shalat Asyar sampai terbenamnya matahari.

iii. Bila matahari menjelang terbenam.

Page 76: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

64

d. Shalat Jamaah

Keutamaan sholat berjamaah dan hukumnya

1) Keutamaan Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah di masjid adalah salah satu syiar Islam yang

agung. Kaum Muslimin telah sepakat bahwa menunaikan shalat

lima waktu di masjid merupakan ketaatan paling besar. Allah

SWT telah mensyariatkan bagi umat ini agar berkumpul di

waktu-waktu yang telah ditentukan. Di antaranya adalah;

Shalat lima waktu, Shalat Jum’at, dua Shalat Id, dan Shalat

kusuf.

2) Hukum Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah liam waktu wajib untuk lima waktu.

Kewajiban ini ditunjukkan oleh al-Quran dan as-Sunnah.

2. Metode Pengajaran di Pesantren Tahfidzul Quran As Surkati Salatiga

Adapun metode pengajaran yang diterapkan di Pesantren

Tahfidzul Al-Quran As Surkati Salatiga secara umum meliputi 5

metode, yaitu:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara

lisan.Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaanya betul-

betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media,

serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.

Page 77: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

65

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat

two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara

guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa

bertanya guru menjawab.

c. Metode Resitasi (tugas belajar)

Tugas atau resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah,

tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah,

sekolah, perpustakaan, dan di tempat lainnya.Tugas dan resitasi

merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual

maupun secara kelompok.

d. Metode Focus Group Discussion (FGD)

Metode Focus Group Discussion (FGD) adalah metode

pembelajaran guru menentukan tema-tema dan study kasus

kemudian dibagi setiap kelompok, setiap kelompok ditugaskan

untuk presentasi dan dialog dengan santri.

e. Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi

kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas

dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersediri ataupun

dibagi atas kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok).

Page 78: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

66

BAB IV

PEMBAHASAN

Analisis Tentang Implementasi Fiqih Muyassar di Pesantren Tahfiszul Al Quran

As Surkati Salatiga

1. Konsep Pendidikan

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada Ustad Abda’ Lail Isra’

tentang konsep pendidikan pesantren yang diterapkan di Pesantren Tahfidzul Al

Quran As Surkati Salatiga , beliau menjawab:

“Dalam menjalankan progam belajar, Pesantren Tahfidzul Al-Quran Assurkati

memadukan kurikulum kementrian Agama dan Kurikulum pesantren secara

proporsional serta menggunakan sistem pendidikan boarding school dengan

program unggulan menghafal Al Qur’an 30 juz”(Wawancara dengan Ustad

abda’ Lail Isra’ pada tanggal 10 Maret 2017)

Peneliti kembali bertanya:

“mengapa memilih sistem pendidikan boarding school dengan program

unggulan menghafal Al Qur’an 30 juz”.

Beliau menjawab:

“Al Qur’an dan Assunnah adalah dasar pijakan penting dalam kehidupan

manusia, sehingga hal tersebut menjadikan pentingnya generasi muslim untuk

membaca memahami dan mengamalkan kandungan-kandungan isi dalam Al-

Qur’an itu sendiri. Dengan demikian kita mengusung progam unggulan tahfizh

Al Qur’an 30 Juz, untuk mewujudkan visi dan misi kami”(Wawancara dengan

Ustadz Abda’ Lail Isra’ pada tanggal 10 Maret 2017).

2. Kurikulum dan Kitab yang dipelajari

Menurut pengamatan peneliti, Pesantren Tahfidzul Al Quran ini berbeda

dengan lembaga-lembaga pendidikan setingkat pada umumnya di Salatiga

karena pesantren ini menggunakan sistem pendidikan boarding school

dengan program unggulan menghafal Al Qur’an 30 juz. Dengan tawaran

perpaduan kurikulum kementrian agama dan pesantren modern sesuai

Page 79: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

67

proposional, hal ini yang menjadi ciri khas dari pesantren sehingga

membuat daya tarik tersendiri dalam pesantren ini. Sifat kesederhanaan

pesantren yang sesuai dengan dorongan berdirinya di mana ustad mengajar

dan santri belajar adalah semata-mata untuk ibadah dan tidak pernah

dikaitkan dengan orientasi tertentu dalam lapangan penghidupan atau

tingkat dan jabatan tertentu dalam hierarki sosial atau birokrasi

kepegawaian.

Sejalan dengan tidak dirumuskannya tujuan pendidikan secara eksplisit,

maka pada sebagian pesantren istilah kurikulum tidak dapat ditemukan, walaupun

essensi materinya ada dalam praktek pengajaran, bimbingan rohani dan latihan

kecakapan dalam kehidupan sehari-hari di pesantren, yang semuanya itu

merupakan kesatuan dalam proses pendidikannya. Di luar pelajaran formal

banyak kegiatan yang bernilai pendidikan dilakukan di sana seperti latihan hidup

sederhana, latihan ketrampilan, ibadah dengan tertib dan lain-lain.

Apabila ditinjau dari segi mata pelajaran yang diberikan secara formal

oleh ustad, maka pelajaran yang dapat dianggap sebagai kurikulum berkisar pada

ilmu pengetahuan agama dan segala faknya. Dalam hal pendidikan santri, bisa

dikatakan memiliki empat tipe: ngaji (menafsirkan), pengalaman (pendidikan

moral), sekolah di luar pondok (pendidikan umum) serta kursus dan ketrampilan.

Dilihat dari kitab yang diajarkan oleh Pesantren Tahfidzul Al Qur’an As

Surkati Salatiga sebagaimana telah diulas di bab III adalah Fiqih Muyassar yang

terdapat pada kurikulum di Pesantren.

3. Metode yang dipakai

Dari hasil obesrvasi ditemukan pada umumnya pembelajaran di Pesantren

Tahfidzul Al Qur’an As Surkati Salatiga mengikuti pola pesantren modern, yaitu

Page 80: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

68

model perpaduan sistem pendidikan nasional dan pondok pesantren dengan Focus

Group Discussion (FGD). Model ini ustad dan santri aktif, untuk itu lebih

menekankan pada dialog, diskusi baik antara ustad dengan santri dan santri

dengan santri, perlu adanya metode pembelajaran sebagaimana merupakan jalan

atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi jika dikaitkan

dengan istilah mengajar, dimana mengajar berarti menyajikan atau

menyampaikan, sedangkan metode mengajar sendiri adalah salah satu cara yang

harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.

Dapat dianalisis bahwa sebenarnya dari penggunaan metode Focus Group

Discussion (FGD) didalamnya terdapat metode-metode pengajaran yaitu: metode

tanya jawab karena ustadz menjelaskan materi kepada santri kemudian ustadz

membuka tanya jawab. Disamping metode tersebut ada lagi metode yang

diterapkan yaitu metode kerja kelompok istilah pondoknya takhassus karena

santri di Pesantren Tahfidzul Al Qur’an As Surkati Salatiga tiap seminggu harus

mempresentasikan bahsul masail yang telah ditugaskan ustadz secara

berkelompok dan disamping itu juga menggunakan metode diskusi karena

pembahasan bahsul masail didiskusikan antar santri dengan dipandu para ustadz,

dalam bahasa pondoknya disebut musyawarah.

Analisis Tentang Penanaman Ideologi Fiqih Muyassar Terhadap Santri di

Pesantren Tahfidzul Al-Qur’an As Surkati Salatiga

Adapun indikator dari pembinaan variabel perilaku ibadah adalah:

1. Pelaksanakan Rukun Islam dengan disiplin utamanya shalat.

Dari hasil observasi selama tiga hari dan wawancara dengan asatidzah

yang mengajar disana memang terbukti bahwa pelaksanaan rukun Islam terutama

shalat, dalam hal ini ibadah shalat para santri benar-benar bagus. Sebelum,

Page 81: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

69

sewaktu dan setelah dikumandangkan adzan oleh salah satu santri di Masjid Abu

Bakar Asshiddiq, para santri berduyun-duyun datang ke masjid untuk

melaksanakan shalat berjamaah.

Progam sholat berjam’ah in bisa terwujud dengan baik, dengan adanya

pengetahuan dan nilai-nilai serta kesadaran para santri yang tinggi. Selain dari

pada itu juga sholat berjama’ah merupakan progam yang dijalankan oleh santri,

yaitu menjadwal dan mengkoordinir petugas Muadzin maupun Imam sholat dari

kalangan santri. .

2. Orientasi ibadah santri pada ibadah sosial dalam bahasa ilmiahnya sudah

mempunyai sense of crisis dengan metode melakukan pendampingan, advokasi

litigasi/non litigasi sosial pada basis masyarakat sekitar Ma’had Tahfidzul Al

Qur’an As Surkati Salatiga.

Sebagai wujud kepedulian santri Ma’had tahfizhul Qur’an Assurkati

terhadap kehidupan beragama, khususnya di sekitar lingkungan ma’had, kami

melakukan pendampingan dengan melaksanakan kegiatan pesantern Al Qur’an

atau sering disebut dengan TPQ, serta juga mengirim beberapa santri untuk

menjadi Imam sholat di masjid ataupun musholla sekitar.

3. Kekhusukan ibadah santri

Dari hasil wawancara tentang kekhusukan ibadah santri dan ketepatan

arti bacaan dan tata caranya,

“salah satu syarat wajibnya sholat adalah khusu’, sehingga untuk meraihnya

perlu ilmu dan latihan pengamalan setiap waktu. Demikian halnya dikalangan

santri ma’had Assurkati, sudah dibekali pemahaman yang cukup terhadap

pengetahuan sholat melalui pembelajaran di kelas maupun melalui kajian-kajian,

ditambah dengan progam-progam ma’had yang menunjang” (Wawancara

dengan Ustad Ahmad Arifin pada tanggal 10 Maret 2017).

Penelitian pada variabel ini memang satu arah atau sumbernya hanya dari

ustadz saja dan seharusnya para santri di sensus untuk pertanyaan ini dengan

Page 82: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

70

menggunakan metode angket. Tapi jawaban dari ustadz tersebut telah

memberikan gambaran pada peneliti bahwa “ilmu Bahasa arab santri di Pesantren

Tahfidzul Al Qur’an As Surkati Salatiga memang bagus-bagus bagi santri yang

tekun belajar dan bagi santri yang belajarnya tidak tekun minimal mereka sudah

terbiasa dengan kitab-kitab yang berbahasa Arab kalau hanya menterjemahkan

bacan-bacaan daam shalat peneliti berpikir santri tidak akan menemui banyak

kesulitan.

4. Amalan-amalan santri (ibadah sunnah).

Dari hasil wawancara tetntang amalan sunnah yang dijalankan oleh

seluruh warga ma’had khususnya santri Pesantren Tahfidzul Al-Quran As Surkati

Salatiga,

Seperti dalam hal sholat sunnah ialah shalat sunnah rawatib, shalat

sunnah malam seperti tahajud, hajar, witr, untuk amalan puasa yang dianjurkan

ialah puasa sunnah senin kamis dan amalan lain ialah muroja’ah Al-Qur’an”

(Wawancara dengan ustad Ayatul yakin pada tanggal 10 Maret 2017).

Analisis Tentang Hambatan dan Pendukung dalam Penanaman Ideologi Fiqih

Muyassar di Pesantren Tahfidzul Al Qur’an As Surkati Salatiga

1. Faktor Penghambat

Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada ustad Ahmad Arifin

tentang faktor penghambat dalam penanaman ideologi fiqih muyassar ,

Beliau menjawab;

“Dalam proses pembelajaran atau penanaman ideologi fiqih muyassar

terdapat dua faktor yang menghambat dari internal dan eksternal, dari

intenal berangkat dari motivasi diri santri dan ekstenal seperti fasilitas

penunjang yang masih kurang seperti buku-buku bancaan selain itu juga

karena lokasi pesantren ini masih satu atap dengan sekolah TK, SMP,

dan SMK Sultan Fattah Salatiga sehingga santri masih terkontaminasi

dengan budaya-budaya sekolah umum”(Wawancara dengan ustad

Ahmad Arifin 10 Maret 2017).

Page 83: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

71

2. Faktor Pendukung

Peneliti bertanya tentang faktor pendukung dalam penanaman ideologi

fiqih muyassar,

Beliau menjawab:

“Faktor yang mendukung dalam pembelajaran atau penanaman ideologi

fiqih muyassar adalah ustad yang berkompenten dibidangnya selain itu

juga didukung dengan adanya jadwal yang tersruktur dari pagi sampai

malam” (Wawancara dengan Ustad Ahmad Arifin pada tanggal 10

Maret 2017).

Peneliti menyimpulkan dan menafsirkan hasil temuan data-data dilapangan

bahwa Implentasi Fiqih Muyassar di Pesantren Tahfidzul Al-Quran As Surkati

Salatiga ialah membentuk santri yang tafaqquh fiddin sebagai bentuk nilai yang

dirumuskan dalam visi pendidikan, yang dipercayai sebagai bentuk ibadah seorang

hamba dan diperjuangkan dalam program-program kegiatan pembelajaran pesantren,

dengan bahasa lain dijabarkan dalam kurikulum pendidikan pesantren.

Hubungan antara implementasi fiqih muyassar dengan perilaku, khususnya

ibadah dapat diterangkan dengan sebuah tesis bahwa implementasi fiqih muyassar

diterjemahkan mampu memberikan pemahaman berdasarkan bahan yang tersruktur,

sehingga memunculkan keyakinan-keyakinan yang kuat. Keyakinan-keyakinan

individu dan perilaku selaras pada taraf tertentu, kepemilikannya atas keyakinan-

keyakinan itu dikuatkan atau dibenarkan dengan corak-corak perilaku yang sesuai

hingga akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa “pemahaman mengarahkan pada

keyakinan”.

Page 84: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Implementasi Fiqih Muyassar dalam Penanaman Ideologi Santri di

Pesantren Tahfidzul Quran As Surkati Salatiga

Peneliti penyimpulkan bahwa dalam penanaman ideologi pendidikan

pesantren tentang fiqih muyassar disini adalah keyakinan yang mendasar dan

menjadi pijakan untuk berperilaku beribadah .Pengaruh ideologi santri terhadap

perilaku ibadahnya, hubungan antara ideologi dengan perilaku, khususnya ibadah

mampu menjadikan keyakinan-keyakinan individu. Keyakinan-keyakinan individu

dan perilaku selaras pada taraf tertentu, kepemilikannya atas keyakinan-keyakinan

itu dikuatkan atau dibenarkan dengan corak-corak perilaku yang sesuai hingga

akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa “keyakinan mengarahkan perilaku”,

berangkat dari hal tersebut melalui proses pendidikan yang dilakukan akan

tercapai sesuai dengan visi madrasah.

Pelaksanaan rukun Islam utamanya shalat di Pesantren Tahidzul Al-

Quran sangat bagus, karena sudah menjadi tradisi sejak berdirinya para santri

diwajibkan shalat lima waktu (maktubah) berjama’ah dan tingkat kesadaran akan

kewajiban shalat sudah melekat pada diri setiap santri ditambah dengan

terprogramnya oleh santri pesantren untuk jadwal muadzin dan imam sehingga

sistematis dan teratur.

Orientasi ibadah santri belum berorientasi pada ibadah sosial

(pemberdayaan masyarakat/melakukan motor perubahan sosial) dengan metode

melakukan pendampingan, advokasi litigasi/non litigasi sosial pada basis

Page 85: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

73

masyarakat sekitar pesantren seperti yang telah dijalankan seperti pesantren Al-

Quran seperti (TPQ) dan menjadi imam di mushola-mushola sekitar ma’had. Hal

ini dikarenakan santri fokus dengan ilmu-ilmu agama hingga ilmu-ilmu sosial

belum tersentuh. Kekhusukan ibadah santri, dalam beribadah diprediksikan santri

sudah benar-benar tahu arti bacaan yang dibaca dan tata caranya, karena sejak

mulai masuk Pesantren Al-Quran As Surkati Salatiga ilmu-ilmu itulah yang

dipelajari santri.

Amalan-amalan santri (ibadah sunnah) seperti yang biasa dilakukan

shalat sunnah rawatib, shalat malam seperti shalat hajat, tahajut, dan witr, untuk

amalan puasa melaksanakan puasa senin kamis.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengimplementasikan Fiqih

Muyassar dalam Penanaman Ideologi Santri

Faktor yang menghambat dari internal dan eksternal, dari intenal

berangkat dari motivasi diri santri dan ekstenal seperti fasilitas penunjang yang

masih kurang seperti buku-buku bancaan selain itu juga karena lokasi pesantren

ini masih satu atap dengan sekolah TK, SMP, dan SMK Sultan Fattah Salatiga

sehingga santri masih terkontaminasi dengan budaya-budaya sekolah umum,

sedangkan faktor pendukung Faktor yang mendukung dalam pembelajaran atau

penanaman ideologi fiqih muyassar adalah ustad yang berkompenten dibidangnya

selain itu juga didukung dengan adanya jadwal yang tersruktur dari pagi sampai

malam.

B. Saran

1. Pimpinan Pesantren

Page 86: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

74

a. Pimpinan pesantren melakukan terobosan dengan menambahkan materi life

skill pada para santri sehingga jika mereka keluar dari pesantren mampu

bersaing di masyarakat dan juga mempunyai keterampilan yang berguna tidak

hanya ilmu-ilmu agama saja.

b. Pimpinan pesantren menambahkan program pengabdian dengan menitik

beratkan pada wilayah yang tradisi pengetahuan keagamaan Islamnya masih

kurang melihat semakin genjarnya gerakan missionaris Nasrani yang terus

ekspansi kewilayah-wilayah tersebut. sehingga mampu menciptakan

perubahan masyarakat yang lebih sejahtera, terpelajar dan Islami.

2. Ustadz

a. Pada proses pembelajaran yang berlangsung ustad tetap berpengang pada

teknik pembelajaran yang benar. Shingga santri lebih mudah memahami

materi.

b. Ustad terus mengembangkan kreatifitas dan inovasinya dalam pembelajaran

dengan seiring berkembangnya zaman.

c. Ustad memperhatikan psikologi santri ketika proses pembelajaran baik dari

kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.

Page 87: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

75

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam (Paradigma Humanisme Teodentris),

Pustaka Pelajar.

Ahmad Qodri Qodri Azizy.2002 Memberdayakan Pesantren Dan Madrasah,

dalam Dinamika Pesantren dan Madrasah, Islamil SM, dkk (ed.).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ali Bin Muhammad Nashir Al-Faqihi.2016. Fiqih Muyassar. Jakarta: Darul Haq,

Departemen Pendidikan Nasional.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Balai Pustaka.

Fuaduddin TM. 2003. Pesantren: Sebuah Keragaman Dalam Kesatuan, Jurnal

Edukasi Vol 1. Jakarta.

Ghazali, Bahri M. 2003. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Prasasti

Ibrahim Musa. 2003. Pesantren Dalam UU Sisdiknas 20/2003: Suatu Tranformasi

Pendidikan Keagamaan Islam, Jurnal Edukasi Vol 1 Desember. Jakarta.

Lexi.J. Moleong. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja

Karya.

Mundzier Suparta dkk (Ed.). 2003. Manajemen Pondok pesantren. Jakarta: Diva

Pustaka.

Nurcholish Madjid. 1997, Bilik-Bilik Pesantren. Jakarta: Paramadina.

Qomar, Mujamil. 2007. Pesantren ( Dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi). Jakarta: Erlangga

Soeparlan Soerya Pratondo. 1976. Kapita Selekta Pondok Pesantren. Jakarta: PN

Karya Bhakti.

Sutrisno Hadi. 1987. Metodologi Research. Yogyakarta: Penerbit Fak. Psikologi

UGM.

Wahjoetomo. 1997. Perguruan Tinggi Pesantren. Jakarta: Gema Insani Press.

Winarno Surakhmad.2000. Dasar-Dasar Tekhnik Research. Bandung: Tarsito.

Yasmadi. 2002 Modernisasi Pesantren. Jakarta: Ciputat Press.

Page 88: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

76

Zamachsyari Dhofier. 1994. Tradisi Pesantren, Studi tentang Pandangan Hidup

Kiyai. Jakarta: LP3ES.

Wiiliam F. O’Neil. 2002. ideologi-ideologi Pendidikan. Jalarta: Pustaka Pelajar.

Page 89: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

77

DOKUMENTASI FOTO

1. Wawancara kepada Ustad Abdul Majid

2. Wawancara kepada Ustad Ahmad Arifin

3. Proses Pembelajaran Fiqih Muyassar di kelas

Page 90: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

78

4 Wudzu Santri

5 . Shalat Sunnah Santri

6. Shalat Berjamah di Masjid Sekolah

1.

Page 91: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

79

7 . Murajaah Hafalan Al Quran

Page 92: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

80

PEDOMAN WAWANCARA

NAMA :

JENIS KELAMIN :

UMUR :

1. Apakah visi ma’had ?

2. Apa program yang disiapkan untuk menunjang terwujudkan visi tersebut?

3. Apakah santri dipersiapkan menjadi ahli ilmu agama?

4. Bagaimana konsep pendidikan pesantren yang diterapkan di Ma’had Tahfidzul Al

Quran As Surkati Salatiga?

5. Apa metode yang dipakai dalam proses pengajaran ?

6. Apa faktor penghambat dalam menerapkan metode pengajaran yang dipakai?

Page 93: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

81

LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA

Untuk item pertanyaan 1 (satu), yaitu tentang konsep pendidikan pesantren

jawaban dari informan sebagai berikut:

No Jawaban Responden

1 Dalam menjalankan progam belajar, Pesantren Tahfidzul Al-Quran

Assurkati memadukan kurikulum kementrian Agama dan Kurikulum

pesantren secara proporsional serta menggunakan sistem pendidikan

boarding school dengan program unggulan menghafal Al Qur’an 30 juz

(AD)

2 Al Qur’an dan Assunnah adalah dasar pijakan penting dalam kehidupan

manusia, sehingga hal tersebut menjadikan pentingnya generasi muslim

untuk membaca memahami dan mengamalkan kandungan-kandungan isi

dalam Al-Qur’an itu sendiri. Dengan demikian kita mengusung progam

unggulan tahfizh Al Qur’an 30 Juz, untuk mewujudkan visi dan misi

kami(AD)

Untuk item pertanyaan 2 (dua), yaitu tentang penanamanan ideologi dan aktifitas

ibadah santri menghasilkan jawaban dari informan sebagai berikut:

N

o

Jawaban Responden

1 Salah satu syarat wajibnya sholat adalah khusu’, sehingga untuk meraihnya

perlu ilmu dan latihan pengamalan setiap waktu. Demikian halnya

dikalangan santri ma’had Assurkati, sudah dibekali pemahaman yang

cukup terhadap pengetahuan sholat melalui pembelajaran di kelas maupun

melalui kajian-kajian, ditambah dengan progam-progam ma’had yang

menunjang(AR)

2 Seperti dalam hal sholat sunnah ialah shalat sunnah rawatib, shalat sunnah

malam seperti tahajud, hajar, witr, untuk amalan puasa yang dianjurkan

Page 94: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

82

ialah puasa sunnah senin kamis dan amalan lain ialah muroja’ah Al-

Qur’an(AR)

Untuk item pertanyaan 3 (tiga), yaitu tentang faktor pendukung dan

penghambat dalam penanaman ideologi fiqih muyassar di Pesantren

Tahfizul Quran As Surkati Salatiga menghasilkan jawaban dari informan

sebagai berikut:

No Jawaban Responden

1 Dalam proses pembelajaran atau penanaman ideologi fiqih muyassar

terdapat dua faktor yang menghambat dari internal dan eksternal, dari

intenal berangkat dari motivasi diri santri dan ekstenal seperti fasilitas

penunjang yang masih kurang seperti buku-buku bancaan selain itu juga

karena lokasi pesantren ini masih satu atap dengan sekolah TK, SMP, dan

SMK Sultan Fattah Salatiga sehingga santri masih terkontaminasi dengan

budaya-budaya sekolah umum (AR)

2 Faktor yang mendukung dalam pembelajaran atau penanaman ideologi

fiqih muyassar adalah ustad yang berkompenten dibidangnya selain itu

juga didukung dengan adanya jadwal yang tersruktur dari pagi sampai

malam (AR)

Page 95: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

83

Page 96: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

84

Page 97: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

85

Page 98: IMPLEMENTASI FIQIH SHALAT MUYASSAR DALAM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1637/1/skripsi jadi didik.pdf · Hikmah, Fajri, Shokif, Uye, Aisyah, Rois, Nyosss yang semuanya

86