Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI PROGRAM KEAKSARAAN DASAR DALAM
MEMBERANTAS BUTA AKSARA DI PKBM GILANG TIARA DESA
MUKTIJAYA BEKASI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
SITI KARISMA KUSUMA WARDANI
NIM 1112018200067
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRACT
Siti Karisma Kusuma Wardani (NIM. 1112018200067). The Implementation of
Basic Literacy Program in Eradicating Illiteracy in PKBM Gilang Tiara
Muktijaya Village, Bekasi.
The purpose of this study is to determine the implementation of basic literacy
programs in eradicating illiteracy in PKBM Gilang Tiara Muktijaya Village of
Bekasi.
The kind of research used in this study is descriptive research using
qualitative methods. As for the data collection that used is by observing,
interviewing and documenting studies. While in analyzing the data,
researchers used four techniques, that is complete data, data reduction, data
presentation and deduction of conclusions.
The result of this study is showing that in implementation of the basic literacy
program it is held by three stages, that is Planning, Implementation and
Evaluation. with these three stages PKBM Gilang Tiara can sort illiterate
people and provide learning according to the needs of illiterate people.
In addition, PKBM Gilang Tiara plays a role in the implementation of basic
literacy programs because many people are enthusiastic in participating in
learning in each year, but not all learners receive certificates of Literacy
Awakeness (SUKMA). With many people participating in basic literacy
programs, PKBM Gilang Tiara has been able to reduce illiteracy rates. Thus
the implementation of basic literacy programs has been carried out quite well.
Keywords : Implementation, Basic Literacy, Illiteracy.
ii
ABSTRAK
Siti Karisma Kusuma Wardani (NIM. 1112018200067). Implementasi
Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta Aksara di PKBM
Gilang Tiara Desa Muktijaya Bekasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program keaksaraan
dasar dalam memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara Desa Muktijaya
Bekasi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun pengumpulan data
yang digunakan adalah dengan melakukan observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Sementara dalam menganalisis data, peneliti menggunakan
empat teknik yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan program keaksaraan
dasar dilakukan dengan tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian. dengan tiga tahap tersebut PKBM Gilang Tiara dapat menyisir
masyarakat buta aksara dan memberikan pembelajaran sesuai kebutuhan
masyarakat buta aksara. serta PKBM Gilang Tiara berperan dalam
pelaksanaan program keaksaraan dasar karena banyaknya masyarakat antusias
dalam mengikuti pembelajaran disetiap tahunnya walaupun tidak semua warga
belajar mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA). Dengan
demikian pelaksanaan program keaksaraan dasar sudah terlaksana cukup baik
dengan banyaknya masayarakat yang mengikuti program keaksaraan dasar
sehingga PKBM Gilang Tiara dapat mengurangi angka buta aksara.
Kata Kunci : Implementasi, Keaksaraan Dasar, Buta aksara
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT senantiasa penulis ucapkan
karena berkat rahmat, karunia, serta ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd). Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
dan para pembaca.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan umat
manusia yaitu Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat bagi seluruh
alam, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat di dalamnya. Namun berkat dukungan, bimbingan,
serta do’a dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Maka
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan, atas
nasehat, arahan dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
3. Heny Narendrany Hidayati, M.Pd, Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dengan penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.
4. Drs Mua’rif SAM, M.Pd, Dosen Pembimbing II Skripsi yang telah
meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran dengan penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan proses penulisan skripsi ini.
iv
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, mengajar, dan melatih dengan memberikan ilmu dan
pengetahuannya selama perkuliahan.
6. Ihat Sholihat, Ketua PKBM Gilang Tiara beserta keluarga besar Yayasan
Nara Kreatif (Pengurus PKBM, Tutor dan Warga Belajar) yang telah
memberikan izin dan memfasilitasi penulis dalam melakukan penelitian dan
bersedia menjadi narasumber penulis hingga selesai.
7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayah (Drs R. Edi Sukardiana) dan
Ibu (NP Euis Maryarti S.Pd.I) yang tidak pernah lelah mendidik penulis
sampai saat ini, yang senantiasa memberikan do’a, dukungan moril maupun
materil, arahan, nasihat dan bimbingan setiap saat tanpa ada henti-hentinya,
sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan pendidikan hingga perguruan
tinggi.
8. Kakak dan adik-adikku yang terhebat, A Rangga, Gibral, Neng Handa, Faiz
dan Azril yang selalu mengingatkan penulis agar segera menyelesaikan
perkuliahan dan memberikan dukungan sampai terselesaikannya skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat tersayang Fitriana, Alprilia, Uswah, Nada, Azka, Annisa
dan Shinta, yang selalu mendukung setiap saat, walau terkadang sulit
menyatukan waktu untuk sekedar berkumpul bersama. Namun, kalian selalu
menjadi bagian dari cerita kehidupan penulis dari awal perkuliahan hingga
seterusnya, dan pastinya akan selalu dirindukan.
10. Achmad Rifa’i, seseorang yang selalu mengingatkan, menanyakan, serta
memotivasi penulis setiap harinya, meskipun kadang kala sibuk dengan
pekerjaannya namun menyempatkan waktu bagi penulis sampai
terselesaikannya skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan angkatan 2012, kawan
kawan Power Ranger dan MP B yang selalu indah untuk dikenang, selalu
mensupport dan membantu satu sama lain. Kalian adalah bagian indah
dalam hidup yang nantinya sangat dirindukan.
v
12. Keluarga besar HMI Manajemen Pendidikan, adik-adik dan kakak-kakak
yang selalu menanyakan wisuda sehingga menjadi penyemangat dalam
menyelesaikan skripsi.
13. Keluarga besar HIMABO (Himpunan Mahasiswa Bogor) yang selalu
menanyakan wisuda sehingga menjadi penyemangat untuk menyelesaikan
skripsi.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga seluruh
kebaikan, jasa, dan do’anya yang telah diberikan kepada penulis menjadi
pintu datangnya ridho dan kasih sayang oleh Allah SWT di dunia dan
akhirat kelak.
Penyusunan skripsi ini tentunya masih belum sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik yang bersifat konstruktif penulis harapkan. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca sekalian. Aamiin.
Ciputat, Oktober 2018
Hormat saya,
Penulis
Siti Karisma Kusuma Wardani
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
UJI REFERENSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7
C. Pembatasa Masalah ................................................................................. 7
D. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Implementasi Program Keaksaraan Dasar
a. Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta Aksara ....... 9
b. Perencanaan Program Keaksaraan Dasar ......................................... 14
c. Pembelajaran Program Keaksaraan Dasar ....................................... 17
d. Penilaian Program Keaksaraan Dasar .............................................. 20
2. Peran PKBM Melalui Program Keaksaraan Dasar
a. Pengertian Peran PKBM .................................................................. 21
b. Tujuan PKBM .................................................................................. 22
vii
c. Fungsi PKBM ................................................................................... 23
d. Tugas PKBM dalam Pelaksanaan Keaksaraan Dasar ...................... 24
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 26
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 29
B. Metode Penelitian ................................................................................. 29
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 30
D. Teknik Analisis Data............................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi PKBM Gilang Tiara ........................................................... 36
a. Sejarah PKBM Gilang Tiara......................................................... 36
b. Visi, Misi dan Tujuan PKBM Gilang Tiara ................................. 38
c. Program PKBM Gilang Tiara ....................................................... 39
d. Gambaran Program Keaksaraan Dasar ......................................... 41
1. Keadaan Warga Belajar KD ................................................... 42
2. Keadaan Tutor KD .................................................................. 44
B. Deskripsi, Analisis dan Interprestasi Data
1. Pelaksanaan Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta
Aksara
1) Perencanaan Program Keaksaraan Dasar .................................... 46
2) Pembelajaran Keaksaraan Dasar ................................................. 57
3) Evaluasi Pembelajaran Keaksaraan Dasar .................................. 61
2. Peran PKBM Gilang Tiara dalam Pemberantasan Buta Aksara ....... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 73
B. Saran ....................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian.................................................................. 29
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Penyelenggara .................................................. 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Tutor ................................................................. 32
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Warga Belajar .................................................. 32
Tabel 4.1 Data warga belajar berdasarkan tingkat usia....................................... 43
Tabel 4.2 Data warga belajar berdasarkan tingkat pekerjaan ............................. 44
Tabel 4.3 Data Tutor Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara ............. 45
Tabel 4.4 Lembar Penilain Pretest Warga Belajar ............................................. 49
Tabel 4.5 Jadwal pembelajaran keaksaraan dasar .............................................. 57
Tabel 4.6 Nilai hasil belajar warga belajar kelompok 1 ..................................... 62
Tabel 4.7 Persentase Warga Belajar yang mendapatkan SUKMA ................... 63
Tabel 4.8 Sarana dan Prasarana PKBM Gilang Tiara ........................................ 67
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Profil PKBM Gilang Tiara
Lampiran 2 Hasil Wawancara Penyelenggara
Lampiran 3 Hasil Wawancara Penyelenggara
Lampiran 4 Hasil Wawancara Tutor
Lampiran 5 Hasil Wawancara Tutor
Lampiran 6 Hasil Wawancara Tutor
Lampiran 7 Hasil Wawancara Warga Belajar
Lampiran 8 Hasil Wawancara Warga Belajar
Lampiran 9 Hasil Wawancara Warga Belajar
Lampiran 10 Hasil Wawancara Warga Belajar
Lampiran 11 Hasil Observasi Kelompok 1
Lampiran 12 Hasil Observasi Kelompok 2
Lampiran 13 Hasil Observasi Kelompok 3
Lampiran 14 Materi Keaksaraan Dasar
Lampiran 15 Nilai Warga Belajar
Lampiran 16 Data Warga Belajar yang mendapatkan SUKMA
Lampiran 17 Blangko SUKMA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan diperlukan oleh setiap lapisan masyarakat karena merupakan
kebutuhan dasar yang nantinya akan mendukung kebutuhan pengakuan orang
lain terhadap dirinya. Sebagaimana dalam Undang-undang dasar 1945 Pasal 31
ayat 1 yaitu setiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.1 Disebutkan
juga dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 5 (1) “setiap warga
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.(5)
setiap warga belajar berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat”.2
Untuk memperoleh pendidikan bukan hanya melalui pendidikan formal
saja tapi bisa didapatkan melalui pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal
merupakan alternatif dalam upaya memenuhi kebutuhan pendidikan yang
diselenggarakan dalam rangka menampung warga masyarakat yang belum
tertampung dalam sekolah. Belum tertampung dalam sekolah disini diartikan
sebagai orang yang tidak mampu membayar biaya pendidikan dan warga
belajar yang sudah bukan usiasekolah. Pendidikan nonformal tidak hanya
diperlukan dalam mengatasi masalah buta huruf saja tetapi diharapkan
membantu masyarakat menambah pengetahuan, keterampilan dan keahlian
sehingga dapat merebut peluang kerja bahkan membuka lapangan pekerjaan
baru untuk masyarakat lainnya.Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 Pasal 26
bahwa secara tegas dan lugas menyebutkan bahwa “Pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masayarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat”. 3
1 Soeprijanto, dkk. Pendidikan Masyarakat dari Masa ke Masa, (Jakarta : UNJ Press, 2011), h.
155.
2Hasbullah, Dasar-dasar Imu Pendidikan. (Jakarta : Rajawali PERS, 2013), h. 125.
3Republik Indonesia, Undang-undang Dasar 1945Nomor 20 Tahun 2003.
2
Dengan demikian pendidikan menjadi hak bagi setiap masyarakat baik
pendidikan formal ataupun nonformal dan pemerintah berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan bagi setiap warga negara.Namun kondisi dan
karakteristik geografis, ekonomi serta sosial budaya Indonesia sebagai sebuah
Negara kesatuan yang luas dan multikultural merupakan tantangan untuk
terselenggaranya layanan pendidikan yang merata dan bermutu, salah satu
dampaknya adalah terjadi permasalahan buta aksara.Masalah masyarakat buta
aksara merupakan dinamika yang rata-rata terjadi hampir di setiap negara,
terutama negara-negara berkembang dan miskin. Bahkan permasalahan ini
merupakan permasalahan paling krusial, setelah permasalahan kemiskinan.
Karena memang masyarakat buta aksara sangat rentan terjerat kemiskinan,
keterbelakangan dan ketidakberdayaan. Atas dasar itulah kemudian UNESCO,
UNICEF, WHO dan bahkan badan internasional lain terus-menerus
mengkampanyekan pentingnya pemberantasan buta aksara diseluruh dunia.4
WHO menekankan bahwa pendidikan keaksaraan harus menjadi bagian yang
terintegrasi dalam reformasi ekonomi. Masyarakat buta aksara cenderung tidak
mempunyai pengetahuan yang memadai terhadap kebutuhan-kebutuhan
anaknya pada usia dini, sehingga mempengaruhi terhadap perkembangan
kesehatan, emosi, sosial dan intelektualnya anak-anaknya di kemudian hari.
Di Indonesia tepatnya di provinsi jawa barat berdasarkan data pusat
statistik tercatat sekitar 718.107 penduduk yang menyandang buta
aksara.Dengan perincian jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang buta aksara
tercacat 37.949 penduduk, usia 25-44 tahun yang menyandang buta aksara
tercacat 209.893 penduduk, sedangkan pada usia 45 tahun keatas yang masih
buta aksara tercacat 470.265 penduduk.5Angka masyarakat buta aksara dari
tahun ke tahun mengalami penurunan namun karena sedikitnya lembaga
pendidikan nonformal yang konsisten dalam menyelenggarakan program
4Kuswara dkk, Program Melek Aksara dan Budaya Baca di Indonesia, (Bandung : Pusat
Pengembangan Pendidikan Anak Usian Dini Nonformal dan Informal Regional I, 2012), h. 2.
5http://bindikmas.kemdikbud.go.id/buta_aksara/ (Badan Pusat Statistik), diakses pada 21
Januari 2016, pukul 16.30 wib.
3
pemberantasan buta aksara salah satu program keaksaraan dasar
mengakibatkan masyarakat yang melek aksara menjadi buta aksara kembali.
Data Biro Pusat Statistik 2010 menunjukkan, jumlah buta aksara di
kabupaten Bekasi mencapai 9,7 % atau sebanyak 69.779 penduduk. Sementara
usia 15-24 tahun yang buta aksara tercacat 2.200 penduduk, usia 25-44 tahun
yang menyandang buta aksara tercacat 22.582 penduduk, sedangkan usia 45
tahun keatas yang masih buta aksara tercacat 44.997 penduduk.Di kabupaten
Bekasi ada 23 kecamatan dan salah satunya kecamatanyang banyak masyarakat
buta aksara adalahkecamatan setu. Jumlah buta aksara nya mencapai 4.290 atau
6,1 % orang buta aksara dari masyarakat yang buta aksara di kabupaten Bekasi.
Tabel 1.1
Buta Aksara di Kabupaten Bekasi6
No Kecamatan Jumlah
(Orang) No Kecamatan
Jumlah
(Orang)
1 Kec. Tambun Utara 5600 13 Kec Cikarang Timur 2854
2 Kec. Pebayuran 5326 14 Kec. Cikarang Pusat 2641
3 Kec. Sukawangi 4729 15 Kec. Tambun Selatan 2406
4 Kec. Babelan 4600 16 Kec. Cikarang Selatan 2332
5 Kec. Setu 4290 17 Kec. Cikarang Utara 2271
6 Kec. Cikarang
Barat 3594 18 Kec. Sukatani 2212
7 Kec.
Karangbahagia 3591 19 Kec. Muara Gembong 2166
8 Kec. Tarumajaya 3289 20 Kec. Bojongmangu 1667
9 Kec. Serang Baru 3220 21 Kec. Kedung Waringin 1462
10 Kec. Cabangbungin 3212 22 Kec. Cibitung 1.095
11 Kec. Tambelang 3112 23 Kec. Cibarusah 1088
12 Kec. Sukakarya 3022
Kab Bekasi 69.779
6http://bindikmas.kemdikbud.go.id/buta_aksara/ (Badan Pusat Statistik), diakses pada 21
Januari 2016, pukul 17.15 wib.
4
Dari jumlah tersebut sebagian besar tinggal di daerah pedesaan dan
termasuk masyarakat yang tertinggal seperti petani, buruh dan kelompok
masyarakat miskin yaitu buruh berpenghasilan rendah atau penganggur.
Salah satu upaya yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia
untuk menuntaskan permasalahan buta aksara adalah dengan
menyelenggarakan program pendidikan keaksaraan dasar yang bertujuan untuk
melayani penduduk buta aksara supaya memiliki kemampuan membaca,
menulis, berhitung dalam bahasa Indonesia. Saat ini di Indonesia sudah banyak
didirikan macam-macam satuan pendidikan nonformal, salah satunya yaitu
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyelenggarakan
pengembangan dan pembelajaran masyarakat yang didasarkan pada kebutuhan
warga belajar. Warga belajar diberikan kesempatan untuk menyelenggarakan
kegiatan pengembangan mereka sendiri berdasarkan kebutuhan yang telah
diidentifikasi, memecahkan masalah secara efektif dan melakukan pekerjaan
mereka dengan cara yang lebih sesuai, dimana PKBM menyelenggarakan
pendidikan berkelanjutan bagi warga belajar sehingga mereka memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidup dalam
bidang pendidikan, pendapatan, kesehatan, lingkungan, agama, seni dan
budaya.
Menurut sihombing dan gutama tujuan penting dalam mengembangkan
PKBM yaitu :
a) memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya), b)
meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial maupun segi
ekonomi, dan c) meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang
terjadi di lingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan
tersebut.7
Program keaksaraan dasar merupakan salah satu program yang ada di
PKBM dari beberapa program yang ada, yakni pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keakasaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan
7Ais Irmawati, Peran PKBM dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017), vol 2 no1 hal 84.
5
kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.
Salah satu lembaga pendidikan yang fokus kegiatan belajar masyarakat
adalah PKBM Gilang Tiara yang beralamatkan di Kampung Gaok RT 002 RW
001 Desa Muktijaya Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi. Program yang ada di
PKBM Gilang Tiara antara lain program kesetaraan (Kejar Paket A, Kejar
Paket B dan Kejar Paket C), Keaksaraan Fungsional, TBM (Taman Bacaan
Masyarakat), PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan program keterampilan
yaitu keterampilan menjahit, keterampilan membuat kue tradisional dan
membuat boneka. Salah satu program yang ada di PKBM Gilang Tiara adalah
program Keaksaraan Dasar. Pendidikan keaksaraan dasar adalah layanan
pendidikan bagi penduduk buta aksara agar memiliki kemampuan membaca,
menulis, berhitung dalam bahasa Indonesia dan menganalisa sehingga
memberikan peluang untuk aktualisasi potensi diri.8 Program keaksaraan dasar
pada lembaga ini memberikan pelayanan bimbingan pembelajaran baca tulis
hitung secara langsung dengan metode diskusi dan tanya jawab. Materi yang
diajarkan yaitu bimbingan rohani, pengetahuan umum, keterampilan yang
dititik beratkan pada membaca, menulis dan berhitung.Program keaksaraan
dasar bertujuan atas dasar masih terdapat masyarakat yang memerlukan
penanganan khusus dan dapat mengentaskan buta aksara yang berdampak pada
rendahnya mutu sumber daya manusia yang seharusnya memiliki potensi yang
dapat diandalkan pada era globalisasi ini.
Pada umumnya warga belajar keaksaraan dasar Gilang Tiara merupakan
warga masyarakat yang membutuhkan pelayanan pendidikan yang mendasar
yang tidak mengenyam jenjang pendidikan formal karena berbagai faktor
diantaranya keterbelakangan informasi, ekonomi, sosial dan budaya. Warga
belajar yang mengikuti program keaksaraan dasar adalah Warga masyarakat
sekitar PKBM Gilang Tiara, mereka masuk ke program keaksaraan dasar
berdasarkan informasi dan sosialisasi yang dilakukan melalui RT dan tutor-
8Panduan Penyelengaraan dan Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Dasar, (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan, 2015), h. 3.
6
tutor. Keadaan lingkungan warga belajar yang kurang mendukung tak
menjadikan mereka menyerah untuk mendapatkan ilmu dan keterampilan.
Setelah warga belajar tuntas belajar dan selesai mengikuti proses pembelajaran
maka dilakukan penilaian. Penilaian akhir bertujuan untuk mengetahui tingkat
pencapaian warga belajar setelah mengikuti pembelajaran 114 jam pelajaran
dan untuk pengambilan keputusan apakah warga belajar berhak untuk
memperoleh surat keterangan melek aksara (SUKMA). SUKMA adalah
sertifikat yang diberikan kepada warga belajar yang telah mencapai standar
kompetensi lulusan keaksaraan dasar.
Semenjak berdirinya PKBM Gilang Tiara memiliki beberapa prestasi
akademik dan non akademik yaitu diantaranya mendapatkan prestasi juara 2
Keteladanan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tingkat Kabupaten Bekasi
pada tahun 2006, juara 1 tingkat Pemerintah Kabupaten Bekasi Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Sub Dinas Pendidikan Luar Sekolah, juara 2
lomba nasional Gemar Baca Tulis Warga Belajar Paket B pada tahun 2003,
juara 2 lomba keteladanan PLS tingkat Provinsi Ke IV tahun 2001 dan jauara 1
lomba keteladanan PLS Taman Bacaan Masyarakat tahun 2005.Selain itu
PKBM Gilang Tiara sering dijadikan studi banding oleh lembaga-lembaga lain
baik pemerintah maupun swasta salah satunya pernah dikunjungi oleh
Kementerian Timor Leste, hal ini menunjukkan bahwa PKBM Gilang Tiara
diakui keberadaannya oleh berbagai kalangan.
Walaupun memperoleh banyak prestasi namun dalam pelaksanaan
program-program yang dilaksanakan tidak selalu berjalan dengan baik.
Salahsatunya, program keaksaraan dasar tak selalu berjalan baik disebabkan
beragam permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan program
keaksaraan dasar baik pada sumber daya manusia yang terbatas,
pengelolaannya kurang professional, fasilitas yang belum lengkap dan
permasalahan yang timbul dari warga belajarnya itu sendiri yaitu waktu belajar
yang disediakan oleh penyelenggara sering kali tidak dapat dimanfaatkan oleh
warga belajar mengingat warga belajar berasal dari masyarakat yang bekerja
sebagai buruh, petani dan pedagang.
7
Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti akan lebih memfokuskan dan
memperdalam kajian tentang “Implementasi Program Keaksaraan Dasar
dalam Memberantas Buta Aksara di PKBM Gilang Tiara Desa Muktijaya
Bekasi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Kurangnya tenaga pengajar sehingga program keaksaaraan dasar tidak
berjalan secara maksimal.
2. Sarana dan prasarana belum menunjang proses pembelajaran.
3. Kurangnya minat masyarakat untuk mendapatkan pendidikan karena lebih
mementingkan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas diperlukan pembatasan masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan mudah, terarah, tidak meluas,
dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan.Maka untuk
menentukan fokus penelitian, penulis hanya meneliti mengenai Implementasi
Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta Aksara di PKBM
Gilang Tiara Desa Muktijaya Bekasi.
D. Rumusan masalah
Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka
merumuskan penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan program keaksaraan dasar dalam memberantas
buta aksara di PKBM Gilang Tiara?
2. Bagaimana peran PKBM Gilang Tiara dalam pemberantasan buta aksara
melalui program keaksaraan dasar ?
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki
tujuan yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program keaksaraan dasar dalam
memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara.
2. Untuk mengetahui peran PKBM Gilang Tiara dalam memberantas buta
aksara melalui program keaksaraan dasar.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapakan akan memberikan manfaat
baik secara teroritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Untuk khazanah intelektual diharapkan penelitian ini dapat memberikan
kontribusi pengembangan pengetahuan bagi dunia pekerjaan sosial
khususnya yang berfokus pada bidang pendidikan yang menerapkan
pendidikan bagi masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi yayasan, sebagai bahan masukan bagi pihak PKBM Gilang Tiara
dan pihak terkait dalam upaya memberantas buta aksara masyarakat
melalui program keaksaraan dasar.
b. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi mengenai upaya
memberantas buta aksara masyarakat melalui program keaksaraan
dasar.
c. Bagi penulis, memberikan motivasi untuk penulis untuk belajar lebih
banyak serta dapat memperoleh pengalaman langsung dalam upaya
memberantas buta aksara masyarakat melalui program keaksaraan
dasar dan sebagai salah satu persyaratan dalam meraih gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Implementasi Program Keaksaraan Dasar
a. Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta Aksara
Program yang diarahkan untuk membelajarkan masyarakat agar
memiliki pendidikan pertama yang harus dituntaskan oleh Indonesia
adalah pendidikan keaksaraan karena merupakan pendidikan awal untuk
menciptakan budaya membaca pada masyarakat. Pemerintah Indonesia
sangat peduli terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia
terutama pemberantasan buta aksara oleh karenanya sudah banyak
langkah yang diperbuat oleh pemerintah untuk menurunkan tingkat buta
aksara yang ada di Indonesia.
Buta aksara merupakan sebuah masalah dalam dunia pendidikan.
Buta aksara sering melanda masyarakat yang ada di daerah atau di
pinggiran. Orang yang mengalami buta aksara mereka akan sangat sulit
dalam mengikuti perkembangan yang ada di lingkungannya. Menurut
Nur listiawati dkk, “Buta aksara adalah seseorang tidak dapat membaca
dan menulis sebuah kalimat pendek sederhana dan tidak mengerti
maknanya”.9 Selain itu buta aksara juga diartikan Kuswara dkk bahwa:
Keadaan ketika orang tidak mampu membaca dan menulis, padahal
keduanya merupakan jendela untuk melihat dunia. Artinya jika
orang bisa membaca dia bisa melihat dunia baru dan segala
perkembangannya termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) serta teknologi informasi.10
Buta aksara bukan hanya permasalahan yang biasa, yaitu
ketidakmampuan masyarakat dalam membaca, menulis dan
menghitung tetapi permasalahan yang penting terkait dengan
9 Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan
Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007),
h. 5.
10
Kuswara dkk, Program Melek Aksara dan Budaya Baca di Indonesia,( Bandung: Pusat
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Regional 1, 2012), h. 151
10
ketidakmampuan untuk memahami, menganalisis dan memecahkan
permasalahan kehidupannya. Buta aksara adalah ketidak kemampuan
untuk membaca, menulis dan berhitung untuk fungsi efektif dan
pengembangan individu dalam masyarakat.11
Dengan demikian buta
aksara adalah ketidakmampuan seseorang dalam membaca, menulis,
menghitung dan memahami makna kalimat pendek sederhana sehingga
sulit baginya mengikuti dan memanfaatkan berbagai potensi yang ada
dilingkungan sekitar.
Buta aksara disebabkan oleh beberapa hal yaitu tidak pernah
memperoleh pendidikan sama sekali, pernah mengenyam pendidikan
tapi putus sekolah, belum memiliki kecakapan membaca, menulis dan
berhitung dan pernah melek aksara tetapi menjadi buta aksara
kembali.12
Kusnadi (2005:36), Beberapa penyebab buta aksara dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
(a) Kemiskinan pendudukan merupakan ketidakmampuan
seseorang memenuhi kebutuhan sehari-harinya termasuk
pendidikan dan faktor ekonomi keluarga sehingga mereka tidak
mampu sekolah dan banyaklah masyarakat yang buta huruf. (b)
putus sekolah dasar (c) Drop Out program PLS. (d) Konsidi
sosial masyarakat diantaranya: kesehatan gizi masayrakat,
demografis dan geografis, aspek sosiologis dan issu gender. (e)
penyebab structural yaitu: skala makro, skala mikro dan aspek
kebijakan.13
Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabakan
masyarakat buta aksara adalah Pertama Kemiskinan. Kedua, Orang tua
yang buta aksara memiliki kecenderungan tidak menyekolahkan
anaknya, karena orang tua sendiri tidak bisa calistung. Ketiga
11 Ade Sahputra, Peran UNESCO dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia Tahun 2007-
2012, ( Universitas Riau, 2014). Vol 1 No 2 Oktober hal 1.
12
Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan
Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007),
h. 6.
13
Hidayah Quraisy dan Rosleny Babo, Pemberdayaan Masyarakat Desa yang Buta Aksara,
Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi , (Universitas muhammadiyah Makassar, 2016 ). vol III
No. 2 h. 216
11
Masyarakat menganggap bahwa sekolah itu tidak penting dan
menganggap bahwa sekolah adalah perbuatan yang sia-sia.
Salah satu lembaga pendidikan yang masih aktif
menyelenggarakan pendidikan masyarakat adalah Pusat Kegiatan
Belajar Masayrakat (PKBM) sebagai salah satu satuan pendidikan
nonformal memiliki beberapa program yang harus dijalankan agar
keberadaan PKBM dapat membantu pemerintah dalam memberantas
buta aksara dan mewujudkan program wajib belajar 9 tahun demi
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Adapun program-program PKBM yang dapat diselenggarakan
tertuang pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
pasal 26 ayat 3 dan di pertegas pada Peratutan Pemerintah Nomor 17
tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal
105 ayat 2 yakni: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan
Keaksaraan Pendidikan, Pendidikan Pemberdayaan Perempuan,
Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Kepemudaan, Pendidikan
Keterampilan Kerja dan Pendidikan nonformal lain yang diperlukan
masyarakat.14
Dari beberapa program yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan nonformal yakni PKBM akan sangat membantu masyarakat
dalam memperoleh pendidikan, mengasah keterampilan dan
mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat mengembangkan diri
dan berdaya demi meningkatkan hidup menjadi lebih baik. Salah satu
program PKBM yaitu program keaksaraan dasar. Keaksaraan dasar
adalah pengembangan dari program pemberantasan buta aksara, tujuan
dari program ini adalah untuk meningkatkan keaksaraan dasar
masyarakat buta aksara sesuai dengan minat dan kebutuahn hidupnya.15
Dalam pendidikan keaksaraan berlangsung proses pembelajaran yaitu
14 Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010, h 42.
15 Umberto Sihombing. Pendidikan Luar Sekolah Kini dan Masa Depan, (Jakarta : PD
Mahkota, 2001), hal 21.
12
upaya yang direncanakan oleh tutor agar terjadi proses belajar terhadap
masyarakat buta aksara sehingga mereka menjadi melek aksara dan
memiliki keterampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
1) Pengertian Program Keaksaraan Dasar
Pendidikan keaksaraan merupakan suatu pendekatan untuk
mengembangkan kemampuan warga belajar dalam menguasai dan
menggunakan calistung, berfikir, mengamati, mendengar, dan
berbicara yang berorientasi pada kehidupan (sudjana, 2001).16
Pendidikan keaksaraan tidak hanya membelajarkan kemampuan
membaca, menulis dan berhitung (calistung) tetapi pemanfataan
hasil belajar untuk kehidupan.
Menurut Siswantari dkk, “keaksaraan adalah kemampuan untuk
menyusun dan mengkomunikasikan makna dengan menggunakan
berbagai simbol kontekstual secara social”.17
Terdapat tiga kategori
besar tentang definisi keaksaraan yaitu :
“literacy as set of basic skill, abilities or competencies”;“
literacy as the necessary foundation for a higher quality of life” and
“ literacy as a reflection of political and structural realities” hal ini
mengandung arti bahwa keaksaraan merupakan seperangkat
keterampilan dan kemampuan atau kompetensi dasar yang penting
untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.18
Pendidikan keaksaraan dasar merupakan upaya peningkatan
kemampuan keberaksaraan penduduk buta aksara usia 15-59 tahun
agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung,
mendengarkan dan berbicara untuk mengkomunikasikan teks lisan
16 Kamin Sumardi. Pendidikan Dasar Melalui Metode Kombinasi bagi Wanita Miskin dan Tuna
Aksara di Pedesaan Indonesia, ( Universitas Pendidikan Indonesia: 2009), Vol III No I Januari, h.
59.
17Siswantari dkk, Pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara Melalui Kelompok Belajar
Masyarakat, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2006), h. 5.
18
Ibid., h. 5.
13
dan tulis menggunakan aksara dan angka dalam Bahasa Indonesia.19
Selain itu menurut kusnadi bahwa :
Keaksaraan dasar merupakan salah satu bentuk layanan
pendidikan luar sekolah bagi masyarakat yang belum dan ingin
memiliki kemampuan membaca, menulis dan berehitung setelah itu
menggunakannya serta berfungsi bagi kehidupannya. Masyarakat
tidak hanya memiliki kemampuan calistung serta keterampilan
berusaha atau bermata pencaharian saja, tetapi juga dapat bertahan
dalam dunia kehidupan.20
Dapat disimpulkan bahwa program pendidikan keaksaraan
dasar merupakan program pendidikan kepada masyarakat yang
mengalami buta aksara usia 15-59 tahun berupa kemampuan dasar
yang meliputi kemampuan menulis, membaca, dan berhitung agar
bermanfaat pada kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.
2) Tujuan Program Keaksaraan Dasar
Pendidikan keaksaraan merupakan bentuk layanan Pendidikan
NonFormal Informal (PNFI) untuk membelajarkan masyarakat
buta aksara supaya memiliki kemampuan beraksara. Dengan kata
lain setelah warga masyarakat yang masih buta aksara mengikuti
program pendidikan keaksaraan dapat memiliki kemampuan
membaca, menulis, berhitung, mendengarkan dan berbicara dalam
Bahasa Indonesia yang kemudian kemampuan tersebut dapat
digunakan dalam kehidupannya artinya alumni pendidikan
keaksaraan diharapkan tidak hanya beraksara dan bermata
19 Petunjuk Teknis Tata Cara Memperoleh Dana Bantuan Operasional Pengelenggaraan
Kegiatan Pendidikan Keaksaraan Dasar (Jakarta : Kementerian Pendidikan dan kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Direktorat Pembinaan Keaksaraan
dan Kesetaraan, 2015), h. 4.
20
Kamin Sumardi. Pendidikan Dasar Melalui Metode Kombinasi bagi Wanita Miskin dan
Tuna Aksara di Pedesaan Indonesia, ( Universitas Pendidikan Indonesia: 2009), Vol III No I
Januari, h 59.
14
pencaharian saja tetapi juga dapat bertahan dan berkembang dalam
kehidupannya.21
Dapat disimpulkan bahwa tujuan program pendidikan
keaksaraan dasar yaitu memberikan layanan pendidikan kepada
warga masyarakat usia 15-59 tahun yang mengalami buta aksara
berupa kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung dan
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia serta pengetahuan dasar
kepada peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Perencanaan Program Keaksaraan Dasar
Penyelenggaran pendidikan keaksaraan dapat dilaksanakan dengan
baik, apabila penyelenggara mengikuti tiga tahap penyelenggraan
mencakup persiapan, pelaksanaan dan penilaian. Pada tahap persiapan,
penyelenggara melakukan pendataan penduduk buta aksara beserta
kemampuannya, pengidentifikasi calon tutor, penentuan kelompok
belajar dan penyusunan proposal. Pada saat pelaksanaan, penyelenggara
melakukan penentuan kelompok belajar, tutor melakukan penentuan
waktu belajar dan pelaksanaan pembelajaran serta penilik melakukan
pemantauan pelaksanaan tersebut. Penilaian mencakup penilaian hasil
belajar dan penilain akhir pembelajaran disertai dengan penyerahan
SUKMA. Secara ringkas kegiatan pada masing-masing langkah tersebut
adalah sebagai berikut : 22
(a) Tahap Persiapan
1. Pendataan penduduk buta aksara
Pada waktu pendataan penduduk buta aksara penyelenggara
melibatkan Lurah/Kepala Desa, RT/RW dan Tenaga Lapangan
21 Yedi Kusmayadi dan Asep Saefudin, Melek Aksara Meningkatkan Mutu Kehidupan Warga
Belajar, (Bandung : Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional I, 2011),
h. 8.
22
Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan
Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007, h.
26-29.
15
Diknas (TLD) untuk mendapatkan daftar penduduk buta aksara
beserta identitasnya yang mencakup nama, alamat, jenis kelamin,
usia dan kegiatan sehari-hari.
2. Pendataan kemampuan penduduk buta aksara
Pada tahap ini penyelenggara bekerjasama dengan Ketua RT
mendatangi warga dirumahnya berdasarkan daftar dan identitas
penduduk buta aksara. Ini dilakukan untuk mengikuti program
pendidikan keaksaraan. Dari kegiatan ini diperoleh data
kemampuana keaksaraan calon peserta didik.
3. Pengidentifikasian calon tutor
Penyelenggara bekerjasama dengan RT/RW dan Lurah/Kepala
Desa mengidentifikasi calon tutor yang memenuhi syarat antara
lain minimal berpendidikan SMA atau sederajat, memiliki
komitmen untuk pemberantasan buta aksara. Dari kegiatan ini
diperoleh daftar calon tutor.
4. Penentuan kelompok belajar dan tempat belajar
Bekerjasama dengan penilik atau TLD, penyelenggara
menentukkan kelompok belajar dan tempat pembelajaran.
Kelompok belajar ditentukan berdasarkan sasaran program per
lokasi, calon tutor dan tempat tinggal. Tempat belajar dapat
menggunakan balai warga, balai desa, PKBM, gedung sekolah,
rumah penduduk dan tempat-tempat lainnya. Hasil dari kegiatan ini
adalah diperolehnya kelompok belajar sesuai dengan sasaran
program dan tempat belajar sesuai kondisi setempat.
5. Penyusunan proposal
Bagi penyelenggara yang belum memiliki dana penyelenggaran
pendidikan keaksaraan, perlu menyusun proposal untuk mencari
dana. Terdapat berbagai sumber dana pendidikan keaksaraan
seperti perusahaan swasta melalui anggaran pengembangan
masyarakat (community development, CD) atau tanggung jawab
sosial perusahaan (corporate social responsibility, CSR), instansi
16
pemerintah, lembaga luar negeri dan LSM internasional. Apabila
penyelenggara ingin mendapat dana dari Depdiknas atau Pemda
maka proposal diajukan ke Kantor Cabang Dinas (KDC)
pendidikan di kecamatan. Proposal disusun atas dasar kerjasama
penilik atau TLD serta diketahui oleh Lurah/Kepala Desa.
(b) Tahap Pelaksanaan
1. Penetapan kelompok
Penyelenggara bekerjasama dengan penilik atau TLD menetapkan
kelompok belajar berdasarkan lokasi, tutor dan peserta didik.
2. Penetapan kesepakatan pembelajaran
Tutor dan peserta didik menetapkan waktu dan tema pembelajarn
berdasarkan kesepakatan yang disetujui bersama.
3. Pelaksanaan pembelajaran
Pembelajaran program pendidikan keaksaraan dilaksanakan oleh
tutor bekerjasama dengan penyelenggara dalam menyiapakan materi
pemebalajaran (dana dan sarana).
4. Pemantauan pelaksanaan kegiatan
Selama program pendidikan keaksaraan berlangsung, penilik
melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran
dan kegiatan administrasi/penyelenggara program. Dari kegiatan
pemantauan diperoleh laporan hasil kegiatan program pendidikan
keaksaraan.
(c) Tahap Penilaian
1. Penilaian hasil belajar
Tutor melakukan penilaian hasil pembelajaran peserta didik untuk
mengetahui ketercapain kompetensi peserta didik terhadap materi
pembelajaran mebaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi dalam
Bahasa Indonesia. Dalam kegiatan ini turtor bekerjasama dengan
penyelenggara untuk menyiapakan bahan soal dan format penilaian.
2. Penialian akhir
17
Pada akhir proses pembelajaran diadakan test akhir sebagai
prasyarat untuk memperoleh SUKMA. Pelaksanaan tes akhir
dilakukan oleh tutor bekerjasama dengan penilik dan Sudin/Subdin
PLS. Dari kegiatan ini diperoleh laporan akhir hasil belajar peserta
didik.
3. Pernyerahan SUKMA
Sebagai tanda peserta didik melek aksara, kepada mereka diberikan
SUKMA yang dilakukan oleh penyelenggaran bekerjasama dengan
penilik.
Dalam pelaksanaan program keaksaraan dasar tidaklah mudah maka
dengan itu penyelenggara harus memenuhi tahap-tahap persiapan,
pelaksaanan dan penilaian dengan baik sehingga dapat mengurangi
masyarakat yang buta aksara.
c. Pembelajaran Program Keaksaraan Dasar
Pembelajaran merupakan bagian penting dalam program keaksaraan
dasar. Pembelajaran adalah proses interaksi warga belajar dengan tutor
atau sumber belajar pada satuan pendidikan. Dalam proses pembelajaran
keaksaraan dasar kegiatan pembelajaran harus berjalan sesuai dengan
komponen komponen yang ada dalam proses pembelajaran meliputi :
1) Prinsip–prinsip Keaksaraan Dasar
Agar pembelajaran dalam program keaksaraan dapat terlaksana
dengan baik agar memotivasi masyarakat untuk belajar sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan yang ada pada diri warga belajar itu
sendiri, ada 4 prinsip yang harus diperhatikan yaitu:
(1) konteks lokal yaitu mempertimbangkan minat dan kebutuhan
peserta didik, latar belakang sosial budaya, adat istiadat, agama,
kondisi geografis, termasuk juga masalah-masalah kesehatan, mata
pencaharian, pekerjaan dan sebagainya, (2) desain lokal yaitu proses
pembelajaran yang merupakan respon (tanggapan) minat dan
kebutuhan peserta didik yang dirancang sesuai situasi dan kondisi
masing-masing kelompok belajar, (3) proses partisipatif yaitu proses
pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dengan
18
memanfaatkan keterampilan keaksaraan yang sudah mereka miliki,
(4) fungsionalisasi hasil belajar yaitu hasil belajar yang dapat
meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan sikap positif dalam
rangka meningkatkan mutu dan taraf hidup peserta didik. 23
Dalam menyelenggarakan proses pembelajaran keaksaraan
dasar maka prinsip-prinsip ini harus dilaksanakan sehingga proses
pembelajaran sehingga akan berjalan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
2) Sarana Prasarana Pembelajaran Keaksaraan Dasar
Tersedianya sarana belajar yang memadai membantu warga belajar
dalam memperoleh berbagai kemampuan baik pengetahuan, sikap,
dan keterampilan. Penggunaan sarana belajar dapat memberikan
kemudahan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Adapun
sarana dan prasarana yang harus dimiliki sekurang-kurangnya
memenuhi persyaratan teknis baik dari segi jumlah maupun
kualitasnya, adalah:
a) Sarana belajar terdiri atas : materi atau bahan ajar disusun
berdasarkan minat, kebutuhan, pengalaman dan lingkungan
peserta didik. Sebagai penunjang bahan ajar dapat digunakan
buku-buku pelajaran sekolah dasar yang sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik atau buku-buku lain yang ada
dilingkungan peserta didik.
b) Media belajar berupa alat peraga yang digunakan dalam
pembelajaran antara lain kartu huruf dan kartu angka.
c) Sarana adminstratif antara lain berupa buku pedoman tutor, buku
rencana kegiatan pembelajaran, jadwal kegiatan pembelajaran,
daftar hadir peserta didik dan tutor, buku administrasi kelompok
belajar dan buku laporan kemajuan peserta didik. 24
Selain itu diperlukan juga prasarana kegiatan belajar sebagai
pendukung terlaksananya pembelajaran sehingga terwujud suasanan
23 Siswantari dkk, Pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara Melalui Kelompok Belajar
Masyarakat, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2006), h. 7-8.
24
Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan
Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007),
h. 21.
19
yang aman, nyaman, menyenangkan, cukup penerangan dan tempat
pembelajaran mudah dijangkau oleh peserta didik.
3) Kurikulum Keaksaraan Dasar
Kurikulum pendidikan keaksaraan dasar merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta acara
yang harus dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan program
pendidikan keaksaraan di Indonesia. Kurikulum pendidikan keaksaraan
dasar merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi didalamnya
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam hal membaca,
menulis dan berhitung dengan mempergunakan Bahasa Indonesia untuk
aktivitas kehidupan sehari-hari sehingga dapat memberikan dampak
terhadap peningkatan kualitas kehidupan peserta didik program
pendidikan keakasaraan dasar.25
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar dijelaskan bahwa
kurikulum pendidikan keaksaraan dasar memuat:
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yaitu kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik setelah tuntas mengikuti pembelajaran. SKL
pendidikan keakasaraan dasar memuat: Pertama, Pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam membaca dan menulis dalam 3 (tiga)
kalimat sederhana serta berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia
melalui teks personal, teks deskripsi, teks narasi, teks informasi
dalam bentuk poster dab teks petunjuk sederhana. Kedua,
pengetahuan, keterampilan dan sikap berhitung serta penggunaan
satuan pengukuran panjang, berat, isi dan waktu yang biasa
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Kompetensi Inti (KI) merupakan tingkat kemapuan landasan
pengembangan untuk mencapai SKL yang dimiliki peserta didik
pendidikan keaksaraan dasar yang menjadi landasan pengembangan
KD yang mencakup sikap spiritual, sikap social, pengetahuan dan
keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasi program
pembelajaran dalam mencapai SKL.
c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan uraian tingkat kemampuan yang
harus dicapai peserta didik yang terkait dengan muatan pembelajaran
25 Silabus Pendidikan Keaksaraan Dasar, (Jakarta : Kementerian pendidikan dan kebudayaan
Direktorat Jenderal PAUDNI Dierektorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat, 2014), h. 4.
20
dan pengalaman belajar dalam bentuk program pembelajaran yang
mengacu pada KI secara fungsional. 26
Pembelajaran keaksaraan dasar disesuaikan dengan karakteristik
warga belajar tetapi dengan tetap mengacu pada ketuntasan belajar
pendidikan keaksaraan dasar yaitu 114 jam pelajaran 1 jam pelajaran
dengan durasi waktu 60 menit yang terbagi menjadi 80 jam untuk
belajar membaca dan menulis serta 34 jam untuk belajar berhitung.
d) Penilaian Program Keaksaraan Dasar
Penilaian hasil pembelajaran adalah penilaian kemajuan peserta
didik dalam membaca, menulis, berhitung dan berkomunikasi. Penilaian
ini mengacu pada indikator ketercapaian kompetensi untuk masing-
masing kompetensi dasar pada Standar Kompetensi Keaksaraan (SKK).
Ada dua jenis penilaian yaitu:27
(a) Penilaian proses pembelajaran dilakukan oleh tutor untuk
mengetahui kemajuan belajar peserta didik pada setiap tahap
pembelajaran sehingga diketahui apakah peserta didik telah
mencapai indikator kemampuan tertentu. Jika peserta didik belum
mencapai kemampuan yang diharapkan maka mereka perlu
mengikuti program remedial. Program remedial adalah program
perbaikan pembelajaran membaca, menulis, berhitung dan
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia bagi peserta didik yang
belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Program
remedial dapat dilaksanakan selama proses pembelajaran dan akhir
pembelajaran.
(b) Penilain akhir pembelajaran dilakukan untuk mengetahui apakah
peserta didik telah menguasai kompetensi yang telah ditentukan.
Untuk mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA)
adalah sertifikat yang diberikan kepada peserta didik yang telah
mencapai standar kompetensi lulusan keaksaraan dasar. SUKMA
diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten dan ditandatangangi
oleh kepala bidang yang menangani Keaksaraan Dasar atas nama
Kepala Dinas Pendidikan. Nomor SUKMA dikeluarkan oleh
Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat.
26 Ibid., h.4 – 5.
27
Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan
Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007),
h. h. 19.
21
Penilaian akhir dalam keaksaraan dasar bertujuan untuk
mengetahui tingkat pencapaian kompetensi keaksaraan warga
belajar setelah mengikuti pembelajaran selama minimal 114 jam
pelajaran. Setelah dinyatakan lulus makan warga belajar
mendapatkan sertifikat SUKMA.
Prinsip Penilaian keaksaraan dasar tidak berbeda jauh
dengan penilain pendidikan formal, dinama pada pendidikan
formal maupun pendidikan nonformal ada penilaian proses dan
penilaian hasil sebagai penciri penilaian berbasis kelas.
2. Peran PKBM Melalui Program Keaksaraan Dasar
a. Pengertian PKBM
Pusat kegiatan belajar masyarakat atau dikenal dengan sebutan
PKBM.
PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan yang lahir dari
pemikiran tentang kesadaran pentingnya kedudukan masyarakat
dalam proses pembangunan pendidikan nonformal, oleh sebab itu
berdirinya PKBM di tengah-tengah masyarakat diharapkan mampu
menjadi tulang punggung bagi terjadinya proses pembangunan
melalui pemberdayaan potensi-potensi yang ada di masyarakat.28
PKBM merupakan prakarsa pembelajaran masyarakat yang
didirikan dari, oleh dan untuk masyarakat. Selain itu menurut
UNESCO (1998) dalam Kamil berpendapat bahwa :
PKBM adalah sebuah lembaga pendidikan yang
diselenggarakan diluar sistem pendidikan formal diarahkan untuk
masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh
masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka
untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dengan
tujuan mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyrakat
agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya.29
28 Kamil, Mustofa. pendidikan nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar
Mengajar (PKBM) di Indonesia (sebuah pembelajaran dari komunikan jepang), ALFABETA,
Bandung: 2009, h 80
29 Ibid., h 85
22
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah tempat
pembelajaran dan tempat sumber informasi bagi masyarakat yang
dibentuk dan dikelola oleh masyarakat. Wadah ini berisi berbagai
jenis keterampilan yang berorientasi pada pemberdayaan potensi
setempat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan sebuah lembaga yang
diprakarsai dari, oleh dan untuk masyarakat yang dapat digunakan
untuk kegiatan belajar demi meningkatkan pengetahuan, mengasah
keterampilan dan mengembangkan potensi diri demi turut
memcerdaskan masyarakat dan dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan taraf hidup masyarakat agar menjadikan masyarakat
lebih mandiri dan berdaya.
PKBM sebagai salah satu satuan pendidikan nonformal
memiliki beberapa program yang harus dijalankan agar keberadaan
PKBM dapat membantu pemerintah dalam memberantas buta aksara
dan mewujudkan program wajib belajar 9 tahun demi mencerdaskan
kehidupan bangsa salah satu programnya adalah keaksaraan dasar.
b. Tujuan PKBM
Dengan adanya tujuan suatu lembaga untuk mngetahui kegiatan-
kegiatan apa saja yang dibuat yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat, ini sangat penting karena jika tujuan PKBM dapat
diterima oleh masyarakat sekitarnya dan warga belajar khususnya,
maka hal ini menandakan bahwa kegiatan-kegiatan PKBM berkaitan
langsung atau bermakna bagi kehidupan masyarakat, sehingga secara
tidak langsung masyarakat akan berpartisipasi dalam PKBM dan
akhirnya pada masyarakat akan timbul rasa memiliki dan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kelanggengan PKBM.
23
Tujuan Umum PKBM adalah:
a) Melayani masyarakat dengan berbagai program pendidikan
nonformal yang sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat
sekitar.
b) Mendorong masyarakat agar mampu memberdayakan potensi diri
dan lingkungannya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
c) Memberikan fasilitasi bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan
dalam memecahkan masalah kehidupannya.30
Tujuan khusus pendirian PKBM adalah:
a) Memberdayakan masyarakat agar mampu mandiri (berdaya).
b) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat baik dari segi sosial
maupun ekonomi.
c) Meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi
dilingkungannya sehingga mampu memecahkan permasalahan
tersebut.31
Dapat disimpulkan bahwa tujuan PKBM adalah untuk
menggali, menumbuhkan, mengembangkan, memanfaatkan seluruh
potensi yang ada masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat itu
sendiri, dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat.
c. Fungsi PKBM
Peran serta masyarakat dalam pendidikan nonformal dapat
dilakukan melalui PKBM. Melalui pendidikan yang dilakukan di
PKBM, masyarakat diharapkan dapat memberdayakan dirinya. Fasli
(2001) menyebutkan secara tegas fungsi PKBM adalah:
a) tempat pusaran berbagai berbagai potensi yang ada dan berkembang
di masyarakat, b) sebagai sumber informasi yang andal bagi
masyarakat membutuhkan keterampilan fungsional, c) sebagai tempat
30
NSPK. Peningkatan Mutu PKBM Melalui Permagangan Manajemen Bagi Pengelola PKBM,
Kementeria Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan Anak Usia Dini,
Nonformal, dan Informal Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat : 2014, h. 5
31Kamil, Mustofa. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar
Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Komunikan Jepang), ALFABETA,
Bandung: 2009, h. 87
24
tukar-menukar berbagai pengetahuan dan keterampilan fungsional di
antara warga masyarakat (Ditjen PLSP, 2001).32
Berdasar pada peran ideal PKBM teridentifikasi beberapa
fungsi-fungsi tersebut berhubungan satu sama lain secara terpadu.
Dimana fungsi-fungsi tersebut merupakan karakteristik dasar yang
harus menjadi acuan pengembangan kelembagaan PKBM sebagai :
1. Wadah pembelajaran masyarakat (learning society).
2. Tempat masyarakat belajar (learning society).
3. Tempat tukar belajar (learning exchange).
4. Pusat pengetahuan dan informasi atau perpustakaan masyarakat.
5. Sentra pertemuan berbagai lapisan masyarakat Pusat penelitian
masyarakat (community research centre) terutama dalam
pengembangan pendidikan nonformal. 33
Dengan demikian dapatlah dikatakan fungsi dari PKBM dalam
masyarakat adalah sebagai tempat berlangsungnya proses kegiatan belajar
yang bersifat nonformal untuk memudahkan masyarakat memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, sumber informasi, dan sebagai wadah
belajar masyarakat.
d. Tugas PKBM dalam Pelaksanaan Program Keaksaraan Dasar
Agar penyelenggaraan program Keaksaraan dasar dapat berjalan
dengan baik maka PKBM perlu memenunhi tugasnya dalam
menyelenggarakan program KF dasar yaitu:
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan penyelenggara mencari data penduduk buta
aksara meliputi nama, jenis kelamin, usia dan alamat. Kemudian
Menemui penduduk buta aksara yang memenuhi kriteria umur prioritas
dan mendorong untuk ikut pendidikan keaksaraan. Serta
mengidentifikasi calon tutor yang memenuhi syarat dengan cara
mencari data penduduk yang dapat menjadi tutor dan menyeleksi calon
tutor, menentukan kelompok belajar berkaitan dengan sasaran/jumlah
32 Ibid., h 88
33
Ibid., h 89-90
25
peserta didik perlokasi, tutor dan tempat belajar dan terakhir menyusun
proposal dalam rangka pelaksanaan kegiatan keaksraaan fungsional.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan PKBM menyiapkan bahan ajar, alat peraga,
media belajar, instrument dan evaluasi, memberikan/menerbitkan surat
tugas tutor, menguasahan kompensasi bagi tutor dalam pelaksanaan
tugasnya, melaksanakan administrasi kelompok (buku induk peserta
didik, buku identitas tutor, buku agenda mengajar, daftar hadir peserta
didik dan tutor, laporan kemajuan hasil belajar, buku inventaris, buku
kas dan buku tamu), memonitor dan supervise pelaksanaan program
pembelajaran yang dilaksankan tutor (kehadiran peserta didik,
perkembangan jumlah peserta didik, kehadiran tutor, sarana,
perkembangan kelompok belajar, kemajuan hasil belajar dan kendala
yang dihadapi), membina kelompok belajar (memotivasi peserta didik
dan membangun pemecahan permasalahan) dan menyusun laporan
penyelenggaraan kemudian menyampaikan laporan kepada
Sudin/Subdin PLS
3) Tahap Penilaian
Pada tahap penilaian PKBM melaksanakan penilaian kemajuan
pembelajaran, melaksanakan penilaian akhir belajar, memberi
SUKMA kepada peserta didik yang lulus dan pelaporan
penyelenggaran kepada Sudin/Subdin PLS Kabupaten/ Kota.34
Adanya PKBM ini diharapkan akan membantu memberdayakan
seluruh potensi masyarakat dan fasilitas pendidikan sebagai upaya
memberikan pembelajaran kepada masyarakat dalam rangka memberantas
buta aksara demi meningkatkan kualitas hidupnya serta dapat memberikan
layanan pendidikan agar dapat mengatasi masalah-masalah yang ada di
sekitar lingkungan masyarakat itu sendiri.
34 Nur listiawati dkk, Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan Keaksaraan
Terintegrasi Tingkat Dasar, (Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007, h.
32-34.
26
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan studi teratur ditemukan beberapa judul penelitian yang
releven yaitu:
1. Fera Indira Karina ( Institut Pertanian Bogor, 2011). Peran Program
Keaksaraan Fungsional dalam Mempertahankan Kemampuan
Aksara Warga Belajar di PKBM Saraga Lekas Insan Mandiri.35
Penelitian ini membahas tentang menganalisis pengaruh program
keaksaraan fungsional dalam memelihara atau mempertahankan
kemampuan aksara warga belajar. Berbeda dengan penelitian yang
dilakukan penulis. Dalam hal ini membahas tentang peran PKBM
Gilang tiara dalam memberantas buta aksara melalui program
keaksaraan fungsional dasar.
2. Achmad Holili (Universitas Negeri Yogyakarta, 2013). Implementasi
Pendidikan Keaksaraan dalam Pemberdayaan Masyarakat di
Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional Binaan Muslihat
Alhidayat.36
pada penelitian tersebut membahas tentang bagaimana
pelaksaan pembelajaran keaksaraan fungsional berbasis potensi lokal.
Berbeda dengan penelitian tersebut, pada penelitian ini penulis
membahas tentang pelaksanaan program kekasaraan dasar dalam
memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara.
3. Latifah Sulton (Institut Pertanian Bogor, 2008). Keberhasilan
Program Keaksaraan Fungsional ( Kasus: PKBM Mekar,
Kelurahan Sukadami Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor).37
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat keberhasilan program
keaksaraan fungsional dalam mempertahankan kemampuan keaksaraan
35 Fera Indira Karina, “Peran Program Keaksaraan Fungsional dalam Mempertahankan
Kemampuan Aksara Warga Belajar di PKBM Saraga Lekas Insan Mandiri”, Skripsi pada Institut
Pertanian Bogor, 2011.
36
Achmad Holili, “Implementasi Pendidikan Keaksaraan dalam Pemberdayaan Masyarakat di
Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional Binaan Muslihat Alhidayat”, Skripsi pada Universitas
Negeri Yogyakarta, 2013.
37
Latifah Sulton, “Keberhasilan Program Keaksaraan Fungsional ( Kasus: PKBM Mekar,
Kelurahan Sukadami Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor)”, Skripsi Pada Institut Pertanian
Bogor, 2008.
27
warga belajar pasca program berakhir yakni 5 bulan setelah program.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis, dalam hal ini
membahas tentang pelaksanaan program keaksaraan fungsional dasar
dalam memberantas buta aksara masyarakat.
C. Kerangka Berpikir
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki permasalahan
pada pendidikan salah satunya adalah masih banyaknya masyarakat yang
menyandang buta akasara. Angka buta akara di Indonesia masih tinggi, tentu
hal itu menjadi masalah dalam dunia pendidikan maka pemerintah wajib
menuntaskan masyarakat yang buta aksara.
Buta aksara diartikan sebagai ketidakmampuan untuk membaca,
menulis dan menghitung dalam kehidupan sehari-hari. Penyebab buta aksara
adalah karena masyarakat tidak pernah bersekolah sama sekali, kemiskinan
dan masyarakat menganggap bahwa sekolah itu tidak penting.
Upaya yang selama ini dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk
menuntaskan permasalahan buta aksara adalah dengan menyelenggarakan
program pendidikan keaksaraan dasar yang bertujuan untuk melayani
penduduk buta aksara supaya memiliki kemampuan membaca, menulis dan
berhitung dalam Bahasa Indonesia. Program keaksaraan dasar merupakan
salah salah program yang ada di PKBM untuk membelajarkan masyarakat
buta aksara, agar memiliki kemampuan menulis, membaca dan berhitung
untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi
yang ada dilingkungan sekitarnya. Diharapakan Jika program keaksaraan
dasar ini dilaksanakan dengan baik maka akan meminimalisir masyarakat
dari buta aksara.
28
Diagram kerangka berpikir
38
Masalah
Belum optimalnya
pelaksanaan
program keaksaraan
dasar yang
diselenggarakan
PKBM.
Input Proses Output
Kondisi nyata
1. Kurangnya tenaga
pengajar sehingga
program
keaksaaraan dasar
tidak berjalan secara
maksimal.
2. Sarana dan
prasarana belum
menunjang proses
pembelajaran.
3. Kurangnya minat
masyarakat untuk
mendapatkan
pendidikan karena
lebih mementingkan
bekerja untuk
memenuhi
kebutuhan sehari-
hari.
Strategi
1. Memberikan
kesadaran
kepada
masyarakat
pentingnya
pendidikan.
2. Pembelajaran
yang
berorientasi
sesuai dengan
kebutuhan
masyarakat.
3. Pembelajaran
dengan metode
tutor yang
menyenangkan.
Hasil
1.Masyarakat
dapat
membaca,
menulis dan
berhitung.
2.Mendapatkan
surat
keterangan
melek aksara
(SUKMA)
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) Gilang Tiara yang berlokasi di Kampung Gaok RT 002 RW 001
Desa Muktijaya Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi
Peneliti memilih PKBM Gilang Tiara karena PKBM tersebut
merupakan salah satu lembaga non-formal yang aktif dalam
penyelenggaraan pendidikan bagi masyarakat yang buta aksara.
Tabel 3.1
Waktu Kegiatan Penelitian
No. Jenis
Kegiatan
Tahun 2017- 2018
Jan
-Feb Mar Apr Mei
Jun
- Jul
Agu
- Des
Jan -
Feb
Mar
- Jul
Agu
- Sep Okt
1 Observasi
awal
2 Bimbingan
skripsi Bab
1-3
3 Pengumpulan
data
4 Pelaksanaan
penelitian
5 Pengolahan
data
6 Bimbingan
Bab 4-5
7 Uji referensi
8 Munaqosah
B. Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengamati,
dan melihat bagaimana pelaksanaan program keaksaraan dasar dalam
memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara. Dengan demikian
30
penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan
pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman dan
penafsiran yang mendalam mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang
relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk
mendeskripsikan, memahami dan memaknai pelaksanaan program
keaksaraan dasar dalam memberantas buta aksara di PKBM Gilang Tiara.
Metode kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.38
Dengan demikian, dapat dipahami bahawa metode kualitatif
merupakan metode yang digunakan untuk meneliti suatu keadaan yang
alamiah dengan mendeksripsikan kejadian tersebut ke dalam sebuah
deskripsi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menjelaskan teknik apa yang digunakan
untuk menjaring data tentang variable atau fokus penelitian. Dalam
memperoleh data atau informasi yang berkenaan dengan penelitian ini,
maka peniliti menggunakan beberapa macam teknik pengumpulan data
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan informasi yang ingin
dicari. Maka teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah
sebagai berikut:
1. Wawancara
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau
kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
38Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.
9
31
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara.39
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tidak
terstruktur yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh bentuk-
bentuk informasi tertentu. Peneliti mewawancarai pengelola PKBM,
tutor keaksaraan dasar dan warga belajar keaksaraan dasar untuk
memperoleh informasi mengenai pelaksanaan program keaksaraan
dasar dalam memberantas buta aksara masyarakat.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Wawancara Penyelenggara
No Pokok
Pertanyaan
Sub Pokok
Pertanyaan
Aspek yang diungkap No
Butir
1 Bagaimana
pelaksanaan
program
keaksaraan
dasar dalam
memberantas
buta aksara di
PKBM Gilang
Tiara?
Persiapan 1. Pendataan penduduk
buta aksara
2. Sosialisasi program
3. Pendataan kemampuan
masyarakat buta aksara
4. Menemukan calon
tutor
5. Penenetuan kelompok
belajar dan tempat
belajar
1, 2, 3,
4,5
6
Pelaksanaan Pemantauan pelaksanaan
kegiatan
7, 8,
Penilaian Penyerahan SUKMA 9,10,11
2 Bagaimana
peran PKBM
Gilang Tiara
dalam
pemberantasan
buta aksara
melalui
program
keaksaraan
dasar ?
1. Masyarakat belajar
buta aksara
2. Tukar belajar aksara
3. Pusat informasi atau
taman bacaan
masyarakat
4. Pertemuan berbagai
lapisan masyarakat
5. Pusat penelitian
masyarakat.
12
13
14,15
16
17
39
Ibid,.h.198
32
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara Tutor
No Pokok
Pertanyaan
Sub Pokok
Pertanyaan
Aspek yang diungkap No
Butir
1 Bagaimana
pelaksanaan
program
keaksaraan
dasar dalam
memberantas
buta aksara di
PKBM Gilang
Tiara?
Perencanaan 1. Pendataan penduduk
buta aksara
2. Pendataan kemampuan
buta aksara
3. Pelatihan (bintek) tutor
1,2,3,
4
Pelaksanaan 1. Penetapan kelompok
2. Penetapan kesepakatan
belajar
3. Pelaksanaan
pembelajaran
5,6,7,
8
Penilaian 1. Penilaian hasil belajar
2. Penilain akhir
9,10
2 Bagaimana
peran PKBM
Gilang Tiara
dalam
pemberantasan
buta aksara
melalui
program
keaksaraan
dasar ?
1. Masyarakat belajar buta
aksara
2. Tukar belajar aksara
3. Pusat informasi atau
taman bacaan
masyarakat
4. Pertemuan berbagai
lapisan masyarakat
5. Pusat penelitian
masyarakat
11,12,
13
14,15
Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara Warga Belajar
No Pokok
Pertanyaan
Sub Pokok
Pertanyaan
Aspek yang diungkap No
Butir
1 Bagaimana
pelaksanaan
program
keaksaraan dasar
dalam
memberantas
Perencanaan 1. Informasi sosialisasi
PKBM
2. Bentuk semangat
mengikuti PKBM
1
Pelaksanaan 1. Mengikuti proses
pembelajaran
4,8
33
buta aksara di
PKBM Gilang
Tiara?
2. Motivasi untuk belajar
3. Hambatan dalam
belajar
2
7
Penilaian 1. Kepuasan hasil dari
mengikuti PKBM
2. Manfaat dari
mengikuti PKBM
3, 6
5
2 Bagaimana
peran PKBM
Gilang Tiara
dalam
pemberantasan
buta aksara
melalui program
keaksaraan dasar
?
1. Masyarakat belajar
buta aksara
2. Tukar belajar aksara
3. Pusat informasi atau
taman bacaan
masyarakat
4. Pertemuan berbagai
lapisan masyarakat
5. Pusat penelitian
masyarakat
9, 10,11,
12, 13
2. Observasi
Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula
dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.40
Metode
observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak
terstuktur yaitu pengamatan dilakukan tanpa menggunakan pedoman
observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya
berdasarkan perkembangan yang terjadi dilapangan.41
Data informasi
yang diperoleh melalui pengamatan ini selanjutnya dituangkan dalam
tulisan.
Aspek yang di obervasi adalah proses kegiatan mengajar tutor dan
proses kegiatan belajar warga belajar. Peneliti hanya sebagai
pengamat yang tidak mengikuti secara penuh seluruh kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh tutor.
40 Ibid, h. 199
41
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Baru Press, 2014), h. 33
34
3. Studi Dokumen
Studi dokumen merupakn suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen
tertulis gambar maupun elektronik..42
Studi dokumen ini dibutuhkan untuk memperoleh data pendukung
hasil wawancara dan observasi. Adapun dokumen yang dibutuhkan
berupa profil PKBM Gilang Tiara, visi dan misi PKBM, data jumlah
tutor, data jumlah warga belajar, SUKMA, foto kegiatan, dan data
lainnya yang relevan dengan penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi sesuatu yang dapat
dikelola, mencari dan menemukan pola. 43
Dalam buku pedoman skripsi,
Analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian kualitatif adalah
model analisis data mengalir (flow model). Pada model analisis ini terdapat
empat teknik yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.44
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini peneliti membuat catatan yang
dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasiyang merupakan catatan lapangan.45
Pengumpulan data
yang dilakukan oleh penulis dengan wawancara kepada warga belajar,
observasi proses kegiatan belajar mengajar serta mengumpulkan data-
data yang berkaitan dengan masalah penelitian seperti profil PKBM,
data warga belajar, data tutor dan SUKMA.
2. Reduksi Data
42Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 221.
43
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h.
248.
44
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Penulisan
Skripsi, h. 69.
45
Ibid., h. 70.
35
Reduksi data merupakan proses penelaahan seluruh data yaitu
pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Adapun langkahnya dengan
proses menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan data mentah
yang telah diperoleh dari hasil penelitian.46
Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, peneliti sudah
mengetahui data-data apa saja yang dibutuhkan terkait penelitian
tentang pelaksanaan PKBM dalam memberantas buta aksara melalui
program keaksaraan dasar.
3. Penyajian data
Penyajian data yang dilakukan secara umum dalam penelitian kualitatif
adalah teks naratif yang diceritakan secara panjang lebar, tetapi ada teks
naratif tertentu yang dialihkan menjadi bentuk gambar, bagan dan tabel
yang dapat mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian.47
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang terkumpul direduksi dan disajikan, langkah terakhir
dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi,
dengan menggunakan analisis model interaktif dari ketiga komponen
utama. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara dan
pemanfaatan dokumen yang terkait dengan pelaksanaan program
keaksaraan dasar dalam memberantas buta aksara yang sedemikian
banyak di reduksi untuk dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan.
Proses pemilihan data akan difokuskan pada data yang mengarah untuk
pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan atau untuk menjawab
pertanyaan penelitian terkait dengan peran PKBM Gilang Tiara dalam
pemberantasan buta aksara melalui program keaksaraan dasar.48
46 Ibid.
47
Ibid. h. 71.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ( PKBM ) Gilang Tiara
a. Sejarah PKBM Gilang Tiara
PKBM Gilang Tiara didirikan oleh Ibu Ihat Husnul Hotimah,
Beliau adalah salah satu tokoh masyarakat yang peduli terhadap
pendidikan yang ada di sekitar lingkungan rumahnya, tepatnya di Desa
Muktijaya Kecamatan Setu. Melihat daerah sekitar tempat tinggalnya
membuat beliau merasa prihatin dengan pendidikan masayarakat sekitar,
karena sebagian besar masyarakat hanya sempat merasakan pendidikan
dasar sehingga kemampuan masyarakat dalam membaca dan menulis
berada di bawah standar, karena kegelisahan itulah beliau bertekad
memperbaiki pendidikan masayarakat dengan cara mendirikan kelompok
belajar yang yang bernama ITT pada tahun 1995.
Sekitar tahun 1995 Ibu Ihat sudah mengadakan pembelajaran untuk
masyarakat buta aksara atau buta huruf dengan swadaya sendiri dan awal
mula berdiri yayasan sosial ini diberi nama ITT (Ikatan Tetangga) Gilang
Tiara. Alasan pemberian nama ITT dikarenakan hanya tetangga disekitar
rumah beliau saja yang belajar pada saat itu. Semula kegiatan masyarakat
hanya berkumpul dan mengobrol yang tidak bermanfaat, sehingga beliau
berusaha mengalihkan kegiatan tersebut untuk kegiatan yang lebih
bermanfaat yaitu belajar membaca, menulis dan berhitung. Program yang
dibuat disambut baik oleh tetangga sekitar.
Seiring berjalannya waktu, kelompok belajar ini semakin menarik
minat masyarakat yang ingin ikut belajar, akan tetapi karena keterbatasan
tempat akhirnya pada tahun 1997 beliau memindahkan proses belajar di
ruang SDN tempat beliau mengajar, kemudian pada tahun 2001, beliau
membuat surat perizinan PKBM untuk melegalkan pendidikan yang dia
selenggarakan dan untuk mencari donatur yang ingin menyumbang
kegiatan belajar yang diadakan. Akhirnya pada tahun 2001 dengan
37
bantuan dari KEMENDIKBUD provinsi jawa barat, Dinas Pendidikan
Kabupaten Bekasi dan pihak keluarga, menggunakan tanah pribadi beliau
dibangunlah ruang kelas untuk pembelajaran PKBM kemudian pada
tahun selanjutnya didirikan ruangan kelas PAUD.
Berdasarkan observasi letak Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) Gilang Tiara terletak yang di desa Muktijaya, merupakan
sebuah desa yang berada dikecamatan Setu, dengan jarak sekitar 23 km
dari pusat pemerintahan kabupaten Bekasi dan membutuhkan waktu 2
jam perjalanan untuk mencapai desa tersebut dengan sepeda motor, dari
kecamatan setu sekitar 7 km dengan jarak tempuh 20 menit. PKBM
Gilang Tiara berdiri diatas tanah seluas ±1000 m2
yang terbagi menjadi
beberapa area diantaranya: 2 bangunan rumah Pribadi yang mempunyai
luas ± 300 m2
, 2 ruang kelas dan perpustakaan ±150 m2
, 1 ruang kantor
±70 m2
, 1 aula pertemuan ±100 m2
, 1 taman bermain ±30 m2
dan 1
parkiran dan halaman ±300 m2
.
Masyarakat Desa Muktijaya merupakan masyarakat yang
mayoritas pekerjaanya adalah ibu rumah tangga, petani dan buruh
sehingga kondisi perekonomianya mayoritas menengah kebawah. Latar
belakang pendidikan masyarakat Muktijaya kebanyakan masih rendah
walaupun beberapa orang yang melanjutkan pendidikannya sampai
perguruan tinggi. Dengan kondisi desa Muktijaya yang seperti itu,
dimana sebagian besar masyarakatnya masih buta huruf, menjadi sasaran
besar dibentuknya kelompok keaksaraan dasar.
Walaupun masih ada kendala dalam pelaksanaan seperti warga
belajar masih mengaanggap pendidikan itu tidak penting dan minat
masyarakat untuk belajar pun rendah namun kegiatan ini tetap
berlangusng. Sehingga dalam waktu 6 bulan sambutan masyarakat
semakin tinggi. Kondisi inilah yang mendorong beliau membuat program
tambahan seperti program program Kesetaraan (Paket A, Paket B dan
Paket C), PAUD (Pendiidkan Anak Usia Dini), Program keterampilan
dan adanya TBM (Taman Bacaan Masyarakat).
38
Agar program-program yang sudah ada terlaksana dengan baik
maka dicari sumber daya manusia yang berkompeten untuk mengelola
semua program Program-program yang ada di PKBM Gilang Tiara.
Program-program yang lainnya meliputi Pendidikan Kesetaraan (Paket
A, Paket B dan Paket C), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Keterampilan, serta Keaksaraan Fungsional atau Keaksaraan Dasar.
Pendidikan yang diberikan pun bukan hanya untuk masyarakat
buta aksara saja melainkan juga bagi anak-anak yang tidak mampu untuk
menempuh pendidikan formal yaitu dengan program pendidikan
kesetaraan (Paket A, Paket B dan Paket C).
b. Visi, Misi dan Tujuan PKBM Gilang Tiara
a) Visi dan Misi
Visi PKBM Gilang Tiara yaitu Menumbuhkan pribadi yang
seimbang dalam penghayatan imaniyah, penalaran ilmiah dan
memiliki kecakapan amaliyah sehingga tercipta pribadi yang
berakhlaqul karimah.
Adapun misi PKBM Gilang Tiara adalah :
1) Membentuk pribadi yang cerdas, kreatif, inovatif dan
berakhlaqul karimah.
2) Menerapkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dijiwai dengam penghayatan riligius sebagai bekal melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih baik.
3) Memiliki kecakapan hidup dan profesionalisme yang
berdasarkan pada disiplin ilmu yang sesuai dengan
bidangnyasehingga mampu bersaing dalam dunia usaha.48
Misi merupakan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai visi. Misi tersebut diharapkan mampu mendukung
pencapaian visi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk
mencapai visi dan misi tersebut maka PKBM Gilang Tiara harus
melakukan kegiatan yang nyata dan dilaksanakan oleh tutor-tutor
48 Profil PKBM Gilang Tiara, 2017.
39
yang berkompeten pada bidangnya sehingga bermanfaat untuk
masyarakat sekitar.
b) Tujuan
Tujuan merupakan suatu penjabaran dari visi dan misi yang hendak
dicapai. Adapun tujuan PKBM Gilang Tiara adalah :
Ikut serta melaksanakan amanah undang-undang 1945 menyiapakn
calon-calon intelektual muslim yang memiliki basis penguasaan.
Mengauasai IPTEK yang unggul dan penghayatan keagamaan yang
kuat.
Menyiapkan anak didik dengan prestasi akademik yang ungguk
untuk memasuki perguruan tinggi terbaik dengan jurusan yang
prospektif
Mendukung program pemerintah dalam mensukseskan program
wajib belajar 12 tahun.49
c. Program PKBM Gilang Tiara
Untuk meningkatkan pengalaman belajar warga belajar, PKBM
Gilang Tiara memiliki beberapa program pembelajaran antara lain :
1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Salah satu program pendidikan non formal yang dapat dikembangkan
di PKBM adalah pendidikan anak usia dini atau lebih dikenal dengan
sebutan PAUD. Pendidikan anak usia dini merupakn jenjang
pendidikaan sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar. Dengan
adanya PAUD dapat digunakan sebagai upaya dalam membina anak
yang usianya berada di bawah 6 tahun untuk menumbuhkembangkan
potensi yang dimilki sehingga terbentuk perilaku yang baik serta
memilki kesiapan untuk melanjutkan ke jenajng selanjutnya, dengan
memberikan pendidikan sejak dini diharapkan akan sangat membantu
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
2) Pendidikan Keaksaraan
Program ini digunakan bagi masyrakat yang masih mengalami buta
aksara yakni berada pada permasalahan tidak bisa membaca, menulis
dan menghitung. Diharapkan dengan memberikan pendidikan
49 Ibid,.
40
keaksaraan akan membantu masyarakat agar dapat melek aksara atau
dapat menulis, membaca dan menghitung. PKBM sangat memberi
kontribusi terhadap melek aksara demi memberantas kebodohan yang
akan mengakibatkan kemiskinan dan lain-lain. Program ini perlu
dikembangkan pada masa yang akan datang demi meningkatkan
sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing dalam era
globalisasi.
3) Pendidikan Kesetaraan
Program kesetaraan dalam satuan PKBM dianggap sangat penting
karena program ini sangat membantu bagi anak didik yang ingin
mengenyam pendidikan, mengembangkan potensi di bidang akademik
akan tetapi tidak bisa memperolehnya dijalur pendidikan formal.
Untuk itu, pendidikan nonformal akan membantu anak-anak putus
sekolah dan anak-anak lain yang tidak mampu merasakan bangku
sekolah serta dapat menekan angka putus sekolah. Program kesetaraan
meliputi:
a. Paket A (setara Sekolah Dasar (SD/MI), dilaksanakan pada
prioritas sekolah anak yang tidak sekolah atau sekolah SD/MI yang
berada pada usia wajib belajar.
b. Paket B (setara Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs),
pendidikan ini ditujukan bagi masyarakat yang putus SMP/MTs
dengan prioritas pada anak usia wajib belajar yang tidak dapat
melanjutkan karena factor seperti : alasan ekonomi, sosial, jarak
sekolah yang jauh, anak-anak pedalaman dan lain sebagainya.
c. Paket C (setara Sekolah Menengah Keatas (SMA/MA), sasaran
program paket C ini adalah masayrakat lulusan paket B, siswa
lulusan SMP/MTs dan masayrakat yang telah mengikuti
pendidikan informal yang disetarakan. Begitu juga masyarakat
yang putus sekolah, program ini dikembangkan sebagai pendidikan
alternatif atau pilihan masyarakat, karean program paket C
dikembangkan lebih professional dan dipadukan dengan berbagai
41
jenis keterampilan yang menjadi pilihan warga belajar dan
masyarakat.
4) Keterampilan
Pendidikan keterampilan ini diperuntukan bagi masyarakat yang ingin
meningkatkan kualitas hidupnya. Pendidikan ini digunakan untuk
membekali masyarakat dengan wawasan yang luas, mengasah potensi
yang ada dan meningkatkan keterampilamnya.50
Dari beberapa program yang diselenggarakan oleh PKBM sangat
membantu masyarakat dalam memperoleh pendidikan, mengasah
keterampilan dan mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat
mengembangkan diri dan berdaya demi meningkatkan hidup menjadi
lebih baik.
d. Gambaran Program Keaksaraan Dasar
Keaksaraan dasar merupakan salah satu program yang berlangsung
di PKBM Gilang Tiara yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar yang
belum bisa membaca dan biasa dikenal dengan istilah buta aksara. Warga
belajar yang mengikuti program keaksaraan dasar di PKBM Gilang Tiara
ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu Angka melanjutkan
sekolah masih rendah, terutama ketingkat SMP dan SMA, Mayoritas
masyarakat Kecamatan Setu berpenghasilan rendah dan kurangnya
tenaga terampil, khususnya keahlian yang dibutuhkan dunia usaha dan
sudah pernah mengikuti program keaksaraan kemudian tidak dipelajari
secara terus menerus yang akhirnya warga belajar tersebut mengalami
buta aksara kembali.51
Sebelum PKBM Gilang Tiara berdiri sampai sekarang, program
keaksaraan dasar ini sudah jauh direncanakan pada saat masih
50 Siti Aminatun Istianah, “Pendiidkan Nonformal Sebagai Alternatif Pembinaan Anak Jalanan
(Studi Kasus di Yayasan Bina Insan Mandiri Depok”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013, h. 42
51
Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,
19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul
42
menyandang nama ITT (Ikatan Tetangga) Gilang Tiara tepatnya pada
tahun 1995, sampai nama ITT tersebut berubah secara resmi menjadi
PKBM pada tahun 2001. Ketika masa transisi tersebut, program
keaksaraan dasar lebih dikenal dengan nama keaksaran fungsional. Pada
tahun 2005 hingga 2010 pemerintah Indonesia melalui Dinas Pendidikan
Kabupaten Bekasi memiliki Gerakan Nasional Percepatan
Pemberantasan Buta Aksara (GNPBA) melalui program keaksaran
fungsional, dan hal tersebut sejalan dengan visi misi PKBM Gilang
Tiara.
Ketua penyelenggara dan ketua program PKBM Gilang Tiara,
beserta aparat pemerintah setempat (melalui RT dan RW) di tahun 2010
hingga 2012 menyisir masyarakat sekitar untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan terkait dengan masyarakat yang masih mengalami buta
aksara. Hal ini dilakukan karena program keaksaraan fungsional ini tidak
rutin dilakukan setiap tahunnya, ketika pemerintah kabupaten membuka
kuota untuk keaksaraan fungsional bagi PKBM yang terpilih, maka
barulah PKBM tersebut menyisir masyarakat sekitar yang membutuhkan.
Keaksaraan fungsional berubah nama menjadi keaksaraan dasar
pada tahun 2012 sekaligus dimulainya program keaksaraan dasar hingga
tahun 2015. Pada tahun 2016 hingga 2017 PKBM Gilang Tiara tidak
mendapatkan kuota untuk program keaksaraan dasar, dan digantikan
dengan program Keterampilan Usaha Mandiri (KUM) yang mana
program tersebut ditujukan untuk memberikan pelatihan yaitu pelatihan
menjahit bagi warga belajar di PKBM Gilang Tiara. Program keaksaraan
dasar dimulai kembali di PKBM Gilang Tiara pada tahun 2017, yang
mana penyelenggara PKBM beserta aparatur pemerintah setempat
menyisir ulang masyarakat sekitar yang masih mengalami buta aksara.
1) Keadaan Warga Belajar Keaksaraan Dasar
Kondisi warga belajar di PKBM Gilang Tiara saat ini mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara
dengan ketua program keaksaraan dasar, beliau memaparkan
43
bahwasanya pada tahun 2017 terdapat 8 kelompok belajar yang mana
masing-masing kelompok belajar terdiri dari 10 warga belajar.52
Warga belajar di PKBM Gilang Tiara cenderung didominasi oleh
kaum perempuan dengan tingkat usia yang beragam dari mulai usia
20 tahunan hingga 80 tahunan. Di bawah ini merupakan data warga
belajar terkait dengan jenis kelamin dan kisaran usia.
Tabel 4.1
Data warga belajar berdasarkan tingkat usia
No Tingkat Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
1 20 - 30 Tahun 1 3 4
2 30 - 40 Tahun 1 17 18
3 40 – 50 Tahun 2 21 23
4 50 – 60 Tahun 4 22 26
5 60 – 70 Tahun 2 4 6
6 70 – 80 Tahun 1 2 3
Total 11 69 80
Berdasarkan data tersebut kita dapat melihat minat warga belajar
untuk mengikuti keaksaraan dasar cukup tinggi. Hal ini juga disebabkan
karena selain mereka mempelajari keaksaraan dasar, mereka pun
dibekali dengan program keterampilan sehingga memotivasi mereka
untuk selalu hadir di setiap proses pembelajaran.
Warga belajar yang mengikuti keaksaraan dasar di PKBM Gilang
Tiara memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, mulai dari
Ibu Rumah Tangga (IRT) hingga buruh di suatu pabrik. Tapi hal ini
tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengenyam pendidikan,
khususnya bagi mereka yang masih buta aksara. Berikut merupakan
data mengenai warga belajar yang ditinjau berdasarkan tingkat
pekerjaan.
52 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,
pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara
44
Tabel 4.2
Data warga belajar berdasarkan tingkat pekerjaan
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 IRT - 54 54
2 Pedagang 2 10 12
3 Petani 2 10 12
4 Buruh 2 - 2
Total 6 74 80
Dengan adanya program keaksaraan dasar ini, diharapkan dapat
merealisasikan harapan warga belajar agar dapat membaca, menulis,
dan berhitung, serta menguasai keterampilan yang telah diajarkan untuk
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Keadaan Tutor Keaksaraan Dasar
Agar pembelajaran di PKBM Gilang Tiara berlangsung secara
efektif dan terarah, maka dibutuhkan peran serta dari tutor untuk
mengajarkan para warga belajar. Tutor disini merupakan pendidik yang
bertugas mengajarkan dan membimbing warga belajar untuk membaca,
menulis dan berhitung secara benar, sekaligus bertugas untuk
memberikan motivasi warga belajar agar tetap bersemangat mengikuti
program keaksaraan dasar. Selain itu, tutor juga berperan aktif
membimbing dan mengajarkan pendidikan agama bagi warga belajar
yang membutuhkan seperti mengaji, membaca surat-surat pendek dan
bacaan sholat di sela-sela proses pembelajaran.
Tutor pada program keaksaraan dasar ini keseluruhan bertempat
tinggal di sekitar PKBM Gilang Tiara yaitu di Desa Muktijaya. Latar
belakang mereka pun bermacam-macam, ada yang lulusan dari sekolah
tingkat menengah atas (SLTA) ataupun perguruan tinggi (S1). Berikut
data tutor di PKBM Gilang Tiara.
45
Tabel 4.3
Data Tutor Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara
No Nama P/L Umur Pendidikan
Terakhir Alamat
1 Iis Andriani
S.Pd P 49 S1
Kp Gaok RT 01
RW 01 Desa
Muktijaya
2 Yayah
Rohayah P 45 SLTA
Kp Gaok RT 02
RW 01 Desa
Muktijaya
3 Icah
Holisoh P 30 SLTA
Kp Cigelam
Desa Muktijaya
4 Lilis Nina
S.Pd P 45 S1
Kp Gaok RT 01
RW 01 Desa
Muktijaya
5 Misih
Milaswati P 36 SLTA
Kp Cisaat Desa
Muktijaya
6 Firmasnyah
S.H L 33 S1
Kp Gaok RT 02
RW 01 Desa
Muktijaya
7 Rosyati P 44 SLTA Kp Cigelam RT
02 RW 02
8 Fiktori L 34 SLTA Kp Gaok RT 03
RW 01
Para tutor yang tergabung tersebut memiliki tujuan yang sama
yakni memberikan pendidikan kepada masyarakat luas yang mengalami
buta aksara agar mereka dapat memiliki kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung. Dengan adanya keselarasan tujuan antara
PKBM Gilang Tiara dan para tutor untuk memberantas buta aksara,
diharapkan dapat dengan mudah merealisasikan tujuan tersebut
bersama-sama.
46
B. Deskripsi, Analisis dan Interpretasi Data
1. Pelaksanaan Program Keaksaraan Dasar dalam Memberantas Buta
Aksara
1) Perencanaan Program Keaksaraan Dasar
a. Pendataan Masyarakat Buta Aksara
Pendataan warga belajar dilakukan oleh pihak PKBM
bekerja sama dengan instansi pemerintahan setempat, yaitu dengan
kepala desa Muktijaya dan RT/RW. Prosedur yang dilakukan yakni
dengan cara melihat database penduduk yang dimiliki oleh
kelurahan dan RT/RW setempat, selanjutnya pihak PKBM
membagi data penduduk yang di dapatkan dari pihak desa untuk
diklasifikasikan sesuai jenjang pendidikan, kelamin, dan ekonomi.
Kemudian pihak PKBM dan pihak desa memutuskan warga mana
saja yang berhak mendapatkan pembelajaran keaksaraan dasar
masyarakat yang dikategorikan sebagai masyarakat yang
membutuhkan pendidikan buta aksara. Hal ini disampaikan oleh
ketua Penyelenggara sebagai berikut:
Sebelum mendata warga belajar yang memerlukan pendidikan,
kami meminta izin kepada kepala daerah atau lurah untuk
mengadakan program keaksaraan dasar dan memiliki data
masyarakat yang kira-kira sudah berumur namun memerlukan
pendidikan. Setelah itu ibu mengunjungi RW dan RT yang diawali
dengan RW dan RT sekitar lingkungan PKBM Gilang Tiara untuk
berdiskusi mengenai siapa yang saja masyarakat buta aksara. Dan
setelah berdiskusi, kami mendata masayarakat yang buta aksara
dan mengundang masyarakat untuk menghadari sosialisasi tentang
program keaksaraan dasar.53
Seiring berjalannya program keaksaraan dasar, bukan hanya
masyarakat yang dekat dengan lingkungan PKBM Gilang Tiara
yang dapat merasakan program keaksaraan dasar, melainkan
masyarakat luas yang berbeda desa dengan lokasi PKBM Gilang
Tiara pun dapat mengikuti program keaksaraan dasar ini. Setelah
53 Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,
19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul
47
dilakukan pendataan, langkah selanjutnya yaitu pihak PKBM
melakukan sosilisasi terkait dengan program keaksaraan dasar ini.
Salah satu tutor menuturkan tentang pendataan yang
mereka lakukan, dimana mereka harus terjun langsung dan
membujuk masyarakat agar memiliki kesadaran mengikuti
program keaksaran dasar. Mereka juga harus melakukan
pendekatan langsung terhadap masyarakat agar mereka respon
terhadap pelaksanaan program keaksaraan dasar. Berikut penuturan
beliau:
Pendataan dilakukan oleh penilik pendidikan non formal
dan informal dan dibantu oleh RT, tutor dan penyelenggara
program keaksaran dasar dengan terjun langsung ke masyarakat
memberikan sosialisasi tentang program keaksaraan dasar serta
memberikan pemahaman tentang pentingnya program ini. Mereka
memberikan penawaran kepada masyarakat untuk mengikuti
program keaksaraan dasar secara gratis. Mereka juga berusaha
memberi pengertian kepada penyandang buta aksra agar mau
mengikuti program ini.54
Pendataan ini penting dilakukan supaya program yang ada
tepat sasaran kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan
pendidikan. Dari pendataan calon warga belajar periode 2017
terjaring sekitar 150 orang yang membutuhkan pendidikan,
selanjutkan masyarakat ini diajak untuk sosialiasasi tentang
program keaksaraan dasar di PKBM Gilang Tiara.
b. Sosialisasi Program Keaksaran Dasar
Sosialisasi diperlukan untuk mengenalkan program dan
tujuan pembelajaraan yang akan dilakukan oleh lembaga kepada
masyarakat. Sosialiasi keaksaraan dasar diselenggarakan oleh
PKBM Gilang Tiara yang bekerja sama dengan pihak RT/RW.
54 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,
pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara
48
Sosialisasi ini diadakan pada awal program keaksaraan dasar akan
di mulai. Pihak penyelenggara mengajak masyarakat buta aksara
untuk mengikuti sosialisasi program keaksaran dasar. Namun pada
pelaksanaannya bukan hanya masayarakat yang sudah didata oleh
pihak penyelenggara saja yang bisa mengikuti program sosialisasi
tapi diperuntuukan juga bagi masayarakat yang ingin mengikuti
sosialisasi program ini sehingga masayarakat tertarik untuk belajar.
Pernyataan ketua program keaksaraan dasar yaitu :
Sasaran program keaksaraan ini bukan hanya untuk masyarakat
buta aksara yang sudah didata oleh pihak PKBM Gilang Tiara saja,
namun kepada masyarakat yang ingin belajar menulis, membaca
dan berhitung dengan keinginan yang timbul dari diri masyarakat
itu sendiri.55
Dalam sosialisasi ini, pihak PKBM memperkenalkan
program keaksaraan dasar dan mengajak kepada masyarakat untuk
mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar agar masyarakat dapat
mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat yaitu
dengan belajar membaca, menulis, berhitung dan ketrampilan
lainnya.
Tutor pun ikut terlibat dalam mensosialisasikan program
keaksaraan dasar dengan cara mendatangi langsung ke rumah
masyarakat dan mengajak mereka untuk turut ikut serta mengikuti
program keaksaraan dasar. Keterlibatan tutor dilakukan untuk
mengenalkan dengan masyarakat dan untuk menarik minat
masyarakat. Namun terdapat hambatan dalam proses sosialisasi
yaitu sulitnya meyakinkan masyarakat untuk mengikuti program
ini, karena memang masyarakat merasa tidak membutuhkan
pendidikan.
Hasil dalam kegiatan sosialisasi ini berupa data nama-nama
masyarakat yang mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar.
55Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,
pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara
49
Sehingga PKBM dapat membuat pemetaan tentang kebutuhan
masyarakat untuk memberantas buta aksara. Ada sekitar 8
kelompok belajar, yang terdiri di setiap 1 kelompok belajar
tersebut 10 warga belajar dan dibimbing oleh 1 tutor. Lihat
lampiran 6 Data Warga Belajar.
c. Identifikasi Kebutuhan dan Kemampuan Awal Warga Belajar
Buta Aksara
Pendataan kemampuan warga belajar ini bertujuan untuk
mengetahui sebatas mana kemampuan yang dimiliki warga belajar,
khususnya untuk membaca, berhitung dan menulis. Pada
pertemuan pertama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
tutor memberikan pretest yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan yang dimiliki oleh warga belajar. Proses pretest
dilakukan oleh tutor dengan menyiapkan daftar pertanyaan untuk
warga belajar tentang biodata, menilai kemampuan menulis,
menilai kemampuan membaca, menilai kemampuan berhitung.
Dari hasil pretest tersebut tutor dapat menilai dan mengetahui
sejauh mana kemampuan warga belajar tersebut.
Tabel 4.4
Lembar Penilain Pretest Warga Belajar 56
NO Keterampilan
Calistung
Menguasai
/ Tidak
Menguasai
Keterangan
A MENULIS
1
Menuliskan ( sesuai
dengan standar
kompetensi
keaksaraan tingkat
dasar )
a. Tidak dapat
menulis
b. Dapat menulis
huruf menjadi,
tetaapi perlu
bantuan untuk
mengeja huruf
demi huruf
.
2
Mencontoh tulisan
dari kertas lain /
menyalin tulisan.
3 Menulis kalimat
56
Profil PKBM Gilang Tiara, 2017.
50
sendiri
4 Menulis paragraph
sendiri
B MEMBACA
1
Membaca (sesuaikan
dengan standar
kompetensi
keaksaraan dasar )
a. Belum mengenal
huruf sama sekali
atau sebagian
saja
b. Sudah membaca
kata, tetapi
terpata- pata
c. Kenal huruf,
tetapi belum
dapat mebaca
rangkaian huruf
menjadi satu kata
2
Membaca paragraf
pendek dengan
lancar
a. Sudah membaca
dengan benar
b. Memahami
makna setiap
kata yang dibaca
dengan benar.
C BERHITUNG
1
Mengenal angka
satuan, puluhan,
ratusan, ribuan.
2
Berhitung ( sesuai
dengan standar
kompetensi
keaksaraan tingkat
dasar )
3
Menjumlah,
mengurang dan
menuliskannya
dengan
menggunakan
lambing + dan –
4
Menjumlah dan
mengurang di luar
kepala
Dengan adanya test kemampuan ini dapat diketahui
kemampuan awal yang dimiliki warga belajar. Hal tersebut
dilakukan sebagai acuan tutor pribadi (bukan untuk konsumsi
51
warga belajar lainnya) dalam mengajar dan mengklasifikasikan
warga belajar mana yang harus lebih ditekankan dalam pemberian
materi saat KBM berlangsung.
d. Penentuan Kelompok Belajar dan Tempat Belajar
Warga belajar yang mengikuti program keaksaraan dasar
adalah masyarakat desa muktijaya yang sebagian besar ibu rumah
tangga dan berlatar belakang pendidikan dasar bahkan ada yang
tidak pernah sama sekali mengikuti pendidikan formal namun
mereka masih mempunyai semangat tinggi untuk belajar.
Warga belajar yang mengikuti program ini rata-rata berusia
30 - 80 tahun, namun tidak ada pengelompokkan warga belajar
berdasarakn usia. Warga belajar dikelompokan berdasarkan tempat
tinggal, agar memudahkan proses pembelajaran. Pada prinsipnya
mereka melaksanakan pembelajaran dekat dengan tempat tinggal
agar tidak ada kendala dengan jarak.
Penentuan tempat belajar ditentukan oleh pihak
penyelenggara dengan kesepakatan dengan warga belajar
bertujuan untuk membuat warga belajar lebih nyaman dalam
melaksanakan kegiatan belajar, serta memudahkan mereka untuk
akses menuju ke tempat belajar.
Berdasarkan hasil pengamatan saat KBM, warga belajar
dengan berbagai usia mengikuti proses KBM, tingkat kemampuan
mereka pun berbeda-beda. Ada yang sudah bisa mengikuti
instruksi tutor ketika ditugaskan untuk menulis, ada yang masih
kebingungan dengan apa yang ditugaskan oleh tutor dan merasa
sulit untuk menulis karena mereka tidak terbiasa memegang alat
tulis sehingga masih kaku dalam menulis.57
Kondisi tersebut terjadi
karena dalam pengelompokan warga belajar hanya berdasarkan
tempat tinggal, pengelompokkan bukan berdasarkan usia dan
57 Hasil observasi KBM, Rabu 04 Oktober 2017.
52
kemampuan. Pengelompokkan akan lebih efektif sebaiknya
berdasarkan kemampuan warga belajar karena ini akan
memudahkan tutor dalam melakukan pembelajaran.
e. Penentuan Tutor
Peran tutor dalam pembelajaran keaksaraan dasar tidak
hanya menyampaikan materi, namun sebagai orang yang dapat
memberikan pendidikan dengan model pembelajaran untuk orang
dewasa, yang mana warga belajar ini bukanlah peserta didik yang
berada di usia sekolah. Tutor disini bukanlah hanya seseorang yang
berlatar belakang dari lulusan kependidikan saja, melainkan
seseorang yang menguasai model pembelajaran orang dewasa dan
memahami karakteristik pendidikan orang dewasa. Selain dari pada
itu, tutor juga harus memiliki kemampuan pendekatan personal
dengan warga belajar, sebab dengan pendekatan ini tutor dapat
mengetahui kemampuan masing-masing warga belajar. Dengan hal
itu maka penyelenggara mempunyai standarisasi untuk merekrut
seorang tutor. Ada beberapa persyaratan sebagai tutor antara lain:
1. Minimal pendidikan SLTA
2. Memiliki semangat berbagi ilmu
3. Memiliki keterampilan yang dibutuhkan masyarakat
4. Memahami karakteristik warga belajar
5. Siap menjadi tutor sampai program selesai.58
Tutor di PKBM Gilang Tiara ini berdomisili tidak jauh dari
lokasi belajar, yang mana masih dalam desa yang sama yaitu desa
Muktijaya. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari salah satu
tutor PKBM Gilang Tiara, beliau mengatakan bahwa ada sebagian
dari tutor tersebut yang direkrut karena warga dekat dengan ketua
penyelenggara. Namun ada juga tutor yang melalui proses seleksi,
58 Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,
19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul
53
biasanya mereka datang langsung ke PKBM Gilang Tiara dan
diseleksi langsung oleh ketua penyelenggara.
Pernyataan dari ketua program Keaksaraan Dasar yaitu :
Sebagian besar tutor yang mau membantu dalam
pelaksankaaan program keakasraan dasar ini berprofesi sebagai
guru atau mereka yang peduli pada pendidikan, punya jiwa
pengabadian pada masyarakat. Kalau tidak ya yang mau saja
karena memang tugas ini berat, dibutuhkan kesabaran dan
ketelatenan jadi kriteria tidak menjadi syarat mutlak untuk mencari
tutor.59
Pemaparan tersebut menggambarkan bahwa dibutuhkan
keaktifan tutor untuk mensukseskan pelaksanaan program
keaksaraan dasar, hal ini dikarenakan warga belajar tidak
membutuhkan dan tidak merasa rugi walaupun tidak mengikutinya.
Selain itu banyak warga belajar yang memiliki motivasi belajar
yang sangat rendah sehingga tidak menepati jadwal pembelajaran
yang sudah ditetapkan. Banyak warga belajar yang tidak mau
datang kalau tidak dijemput oleh tutornya sendiri. Ada yang malu
untuk ikut kegiatan belajar, ada yang dengan alasan banyak
pekerjaan maka mereka mengurungkan niatnya untuk belajar atau
bahkan ada yang memang malas untuk ikut belajar. Melihat hal ini
maka tutor sangat berperan untuk memberi motivasi para warga
belajar agar memiliki kesadaran penuh untuk mengikuti proses
belajar. Tutor juga memiliki pengaruh yang besar dalam suksesnya
pelaksanaan program keaksaran dasar ini. Dengan demikian
dibutuhkan tutor yang kesabaran dalam mengajak warga belajar
untuk terus belajar.
f. Penentuan Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang
59 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,
pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara
54
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan warga belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Pemilihan
media pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan
kualitas proses belajar warga belajar. Media pembelajaran tidak
harus selalu modern yang terpenting bisa untuk membantu
menjelaskan kepada warga belajar dan juga mampu meningkatkan
motivasi belajar warga belajar. Hal inilah yang juga disampaikan
oleh salah satu tutor PKBM Gilang Tiara yaitu :
Pengajaran akan lebih menarik perhatian warga belajar apabila
disertai dengan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar warga belajar. Selain itu, manfaat
yang diperoleh antara lain pengajaran akan lebih jelas maknanya
dan mudah dipahami oleh warga belajar.60
Dari hasil wawancara oleh beberapa tutor dan diselaraskan
dengan kondisi yang sebenarnya bahwasanya banyak manfaat yang
didapatkan dengan adanya media pembelajaran dalam program
keaksaraan dasar ini, terlebih hal ini memudahkan pembelajaran
bagi warga belajar. Selain untuk memudahkan, media
pembelajaran disini juga dapat menstimulus para warga belajar
untuk lebih aktif dan semangat dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat
KBM, tutor menggunakan media sederhana yang digunakan saat
pembelajaran yaitu alat tulis seperti pensil, buku agenda
pembelajaran, papan tulis dan spidol. Hal tersebut cukup
memudahkan warga belajar dalam mengikuti proses belajar
mengajar. 61
g. Perencanaan Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur seberapa besar
keberhasilan yang telah dicapai oleh warga belajar dalam
60 Hasil wawancara dengan Rosyati, Tutor Keaksaraan Dasar dan Keterampilan pada hari
Kamis, 02 November 2017, pukul 10.00 WIB PKBM Gilang Tiara 61
Hasil observasi KBM, Rabu 04 Oktober 2017.
55
mengikuti kegiatan belajar dan mengukur kinerja para
penyelenggara dan para tutor dalam melaksanakan kewajibannya
masing-masing. Evaluasi juga sebagai langkah untuk mengetahui
seberapa jauh keberhasilan program keaksaraan dasar. Evaluasi
pembelajaran dalam program keaksaraan dasar mencakup 3
tahap yaitu pra- pembelajaran, pembelajaran dan paska
pembelajaran yang mana dilakukan oleh pihak PKBM sendiri
ataupun dari dinas pendidikan terkait, termasuk tutor ikut dalam
evaluasi tersebut. Berikut penuturan ketua program keaksaraan
dasar terkait dengan perencanaan evaluasi, “Evaluasi dilakukan
sebelum, saat, dan sesudah pembelajaran selesai, sehingga dapat
diketahui hasil dari pembelajaran tersebut”.62
Hal itupun sesuai dengan penuturan ketua penyelenggara yaitu :
Pembelajaran keaksaraan ini kita melaksanakan evaluasi tiga
kali, di awal pertama mulai pembelajaran, saat pembelajaran dan
akhir atau paska. Evaluasi menjadi kewenangan tutor, apa yang
bisa di ujikan tetapi selalu di monitoring baik dari PKBM maupun
dari dinas pendidikan dan di akhir setelah lulus mendapatkan ijazah
/ SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara).63
Evaluasi penilaian akhir dilakukan untuk menentukan
seberapa mampu warga belajar untuk melek aksara atau mampu
untuk membaca, menulis dan berhitung. Dengan memberikan soal-
soal yang berkaitan dengan kompetensi menulis, membaca dan
berhitung.
Saat proses KBM telah selesai maka akan diadakan penilain
akhir untuk mengetahui sejauh mana kemampuan warga belajar
setelah mengikuti pembelajaran dengan memberikan tes tulis mau
tes non tulis. Setiap soal dalam intrumen penilaian akhir harus
disertai pedoman penskoran secara rinci, sehingga tidak diperlukan
62 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,
pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB PKBM Gilang Tiara
63 Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,
19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul
56
adanya pembobotan dengan demikian bisa dipergunakan skala 100
dengan rumus :
Membaca = Jumlah skor membaca yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal soal membaca
Menulis = Jumlah skor menulis yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal soal menulis
Berhitung = Jumlah skor berhitung yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal soal berhitung
Kriteria nilai bagi warga belajar yang mengikuti penilaian
akhir pembelajaran keaksaraan dasar dan dijadikan acuan untuk
memformulasikan nilai membaca, menulis dan berhitung dalam
blangko SUKMA adalah sebagai berikut :
Rentang Nilai Klasifikasi Nilai Predikat
86 – 100 A Sangat Baik
70 – 85 B Baik
55 – 69 C Cukup
< 54 D Kurang
Hasil dari penilaian akhir ini yang nanti nya akan
menenentukan warga yang mendapatkan SUKMA, dengan
minimal nilai akhir 55 dengan kriteria cukup dan disiplin selama
mengikuti pembelajaran (80 % kehadiran). Hasil penilaian harus
memberikan informasi yang akurat tentang pencapaian kompetensi
warga belajar. Hal ini dimana nantinya hasil penilian akhir
menentukan apakah warga belajar sudah pantas untuk diberikan
SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara) atau belum. Dengan
demikian keberhasilan pelaksanaan program keaksaraan dasar
dapat ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas dan
warga belajar yang belum mendapatkan SUKMA pada akhir
program bisa mengikuti program keaksaraan dasar ditahun
berikutnya.
Dari evaluasi tersebut akan di ketahui hasil dari proses
pembelajaran dan menentukan seberapa berperannya PKBM
57
Gilang Tiara dalam memberantas buta aksara di desa Muktijaya.
2) Pembelajaran Keaksaraan Dasar
a. Jadwal pembelajaran keaksaraan dasar
Program keakasaraan dasar mempunyai jadwal
pembelajaran yang sudah ditentukan dari awal perencanaan, yang
tentunya sudah disesuaikan dengan waktu yang dimiliki warga
belajar dalam kegiatan sehari-harinya. Program ini diselenggarakan
pada siang hari agar mereka fokus untuk mengikuti pembelajaran
dan tidak menganggu pekerjaan mereka dirumah, serta agar dapat
menyelesaikan kewajiban mereka terlebih dahulu. Proses KBM
diadakan 2 kali pertemuan dalam seminggu yaitu pada hari selasa
dan rabu. Berikut merupakan jadwal pembelajaran untuk program
keaksaraan dasar di PKBM Gilan Tiara.
Tabel 4.5
Jadwal pembelajaran keaksaraan dasar
Nama
Kelompok Tutor Hari
Waktu dan
Tempat
RT 02 Kp
Gaok
(3 Kelompok)
1. Iis
Andriyani
2. Yayah
Rohayah
3. Icah
Holisoh
Selasa
Rabu
12.00 – 14.00 Wib
12.00 – 14.00 Wib
Rumah ibu mandor
RT 03 Kp
Cigelam
(3 Kelompok)
1. Rima
Kharima
2. Misih
Milaswati
3. Firmasnyah
Selasa
Rabu
12.00 – 14.00 Wib
12.00 – 14.00 Wib
Rumah ibu RT
Kp Mangga
Desa
Muktijaya
(2 Kelompok)
1. Rosyati
2. Fiktori
Selasa
Rabu
12.00 – 14.00 Wib
12.00 – 14.00 Wib
Rumah Ibu Hj
Namah
58
Selain proses kegiatan belajar mengajar (KBM) terkait
dengan keaksaraan dasar, warga belajar juga dibekali dengan
kegiatan tambahan lainnya yaitu kegiatan keterampilan yang
diselenggarakan pada hari Senin pukul 13.00 WIB yang berlokasi
di PKBM Gilang Tiara. Warga belajar diberikan kegiatan
keterampilan yang mana dapat bermanfaat bagi kehidupan mereka
sehari-hari dan dapat menambah kemampuan mereka.
Keterampilan yang diberikan di PKBM Gilang Tiara antara lain
keterampilan menjahit dan keterampilan tata boga (pembuatan bolu
kukus dan kue tradisional lainnya).
Hasil dari pengamatan yang dilakukan, apabila warga
belajar sedang memiliki semangat untuk belajar, terkadang
melewati batas waktu belajar yang telah ditentukan. Program
pembelajaran keaksaran dasar tidak harus sesuai dengan ketentuan
waktu yang diberikan, akan tetapi tutor juga dapat memberikan
mereka kesempatan untuk melanjutkan pembelajaran hingga
meraka menyatakan untuk selesai dan bergegas untuk pulang.64
Namun baiknya estimasi waktu tetap diperhitungkan, agar
pembelajaran tetap berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
b. Materi pembelajaran
Materi keaksaraan dasar dibuat sesuai dengan kebutuhan
untuk mengetahui kemampuan warga belajar, sehingga dapat
memicu warga belajar untuk selalu bersemangat mengikuti
pembelajaran. Pembelajaran keaksaraan dasar mengajarkan warga
belajar untuk bisa membaca, menulis dan berhitung. Materi
keaksaraan dasar sendiri dapat dilihat pada lampiran 14.
Dalam pelaksanaan materi pembelajaran tersebut, tutor
tidak diwajibkan untuk menuntaskan keseluruhan isi materi. Hal
64
Hasil Observasi KBM, 24 Oktober 2017.
59
ini dilakukan karena tutor melihat kemampuan warga belajar itu
sendiri, sebab itu tidak dipaksakan untuk menyelesaikan seluruh
materi. Pada proses pembelajaran keaksaraan dasar, selain ilmu
mengenai keaksaraan dasar yang dapat diterapkan secara langsung
oleh tutor kepada warga belajar, isi dari materi tersebut juga
menanamkan sikap positif yang dapat diaplikasikan pada
kehidupan sehari-hari. Selain itu, ada pula penanaman sikap
regilius kepada warga belajar yaitu diberikan pelajaran mengenai
keagamaan antara lain seperti belajar mengaji, hapalan sholat dan
terkadang tutor mengingatkan untuk selalu melaksanakan
kewajiban sebagai umat muslim yaitu mengerjakan shalat lima
waktu. Kegiatan keagaman itu dilakukan disela-sela kegiatan
belajar mengajar (KBM) mereka. Sehingga diharapkan setelah
program ini selesai warga belajar mendapatkan berbagai macam
manfaat, yakni bertambah keilmuan secara akademik serta
memiliki nilai-nilai karakter baik.
c. Metode pembelajaran
Dalam proses pembelajaran keaksaraan dasar, tutor
melakukan kegiatan bimbingan dan pengajaran sesuai dengan
tahapan yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran formal,
yaitu: kegiatan awal pembelajaran (apersepsi dan sebagainya),
kegiatan inti pembelajaran dengan konsep andragogy
(pembelajaran orang dewasa) dan kegiatan akhir (evaluasi dan
refleksi). Disamping itu, dalam proses pembelajaran ini akan selalu
dikondisikan dengan minat dan kebutuhan warga belajar. Dalam
proses pengajaran tutor menyampaikan materi pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah dan praktek langsung agar
warga belajar aktif dalam menanggapi penjelasan dari tutor.
Pembelajaran keaksaraan dasar sendiri tidak hanya
membaca, menulis dan berhitung, tetapi juga menekankan pada
60
kompetensi keterampilan yang diajarkan melalui metode
pengajaran praktek langsung. Kegiatan tersebut dilakukan agar
pada saat program tersebut telah selesai, mereka dapat
menerapkan ilmu yang didapatkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
Hasil pengamatan pembelajaran yang telah dilakukan,
pembelajaran dilalui beberapa tahapan dalam setiap kali
pertemuan yaitu:65
1. Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran di awali dengan tutor membuka
pembelajaran diawali dengan berdoa sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing, kemudian mengabsen warga
belajar setelah itu membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian warga belajar untuk aktif dalam proses pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Tutor memerintah warga belajar untuk menyiapkan buku
agenda dan membuka halaman 13, selanjutnya tutor mulai
menjelaskan materi tentang huruf vokal dan huruf konsonan,
menjelaskan macam-macam huruf vokal dan konsonan dan
menjelaskan cara menggabungkan bacaan huruf vokal dan
konsonan. Setelah itu tutor membimbing warga belajar untuk
melafakan huruf konsonan berulang-ulang kali hingga warga
belajar terbiasa untuk melafalkannya. Serta membimbing
warga belajar dalam menulis kannya karena kebanyakan
warga belajar tidak terbiasa memegang pensil sehingga kaku
untuk menulis. Proses pembelajaran dilakukan dengan metode
ceramah, Tanya jawab dan praktek langsung.
3. Penutup
Pada tahap ini tutor mengakhiri pembelajaran yang dilakukan
dalam bentuk rangkuman atau simpulan dengan memberikan
65
Hasil Observasi, 26 September 2018.
62
pembelajaran, serta kehadiran dan semangat warga belajar dalam
mengikuti pendidikan keaksaraan dasar.
3. Evaluasi setelah pembelajaran atau penilaian akhir
Evaluasi dilakukan oleh penyelenggara dan pihak terkait (Dinas
Pendidikan), serta dilaksanakan di akhir periode dengan
mengujikan seluruh materi yang diajarkan. Aspek yang dinilai
oleh tutor adalah kemampuan warga belajar dalam menyerap
kemampuan pengetahuan dasar khususnya dalam pengetahuan
membaca, menulis dan berhitung.
Tabel 4. 6
Nilai hasil belajar warga belajar kelompok 1
No Nama Membaca Berhitung Menulis Ket
1 Narwi BT
Naman
56 62 60 66 56 62 L
2 Sa’ati 57 63 63 70 60 66 L
3 Ma’ah BT
Badengi
56 62 60 66 63 70 L
4 Wanti BT
Baim
58 64 58 64 56 62 L
5 Oni BT
Saipan
60 66 60 66 60 66 L
6 Suhandi
Bin Saldi
66 73 70 77 70 77 L
7 Bonin Bin
Sain
70 77 71 78 63 70 L
8 Warsih 70 77 72 80 59 65 L
9 Cacih BT
Juman
66 73 63 70 57 63 L
10 Ujang S 63 70 61 67 56 62 TL
Perhitungan Nilai Ibu Narwi BT Naman yaitu :
Membaca = Jumlah skor membaca yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal soal membaca
= 56 x 100 = 62
90
Menulis = Jumlah skor menulis yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal soal menulis
= 60 x 100 = 66
63
90
Berhitung = Jumlah skor berhitung yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal soal berhitung
= 56 x 100 = 62
90
Dari perhitungan diatas nilai yang diperoleh Ibu Narwi BT Naman
rata-rata diatas 55 maka dengan demikian beliau dinyatakan Lulus dan
berhak untuk mendapatkan SUKMA dari PKBM Gilang Tiara.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa warga belajar yang
memperoleh nilai dengan rata-rata 55 dinyatakan lulus dengan disesuaikan
kehadiran warga belajar tersebut dalam mengikuti pembelajaran kemudian
mendapatkan SUKMA dari PKBM Gilang Tiara. Dan warga belajar yang
memperoleh nilai dengan nilai rata-rata kurang dari 55 dinyatakan tidak
lulus dan bisa mengikuti program keaksaraan dasar ditahun berikutnya.
Untuk mendapatkan blangko SUKMA, pihak penyelenggara
mengajukan permohonan kepada dinas pendidikan Kabupaten Bekasi
untuk mendapatkan blangko SUKMA dengan jumlah yang disesuiakan
dengan warga belajar yang mendapatkan SUKMA.
2. Peran PKBM Gilang Tiara dalam Pemberantasan Buta Aksara
a. Tempat Masyarakat Belajar
PKBM merupakan tempat masyarakat memperoleh berbagai ilmu
pengetahuan dan bermacam ragam keterampilan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat dapat memiliki
keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.66
Selain
itu, dengan adanya PKBM Gilang Tiara masyarakat yang buta aksara
bisa mendapatkan pendidikan membaca, menulis dan berhitumg
melalui program pendidikan keaksaraan dasar.
Sejak diselenggarakannya program keaksaraan dasar di PKBM
Gilang Tiara, warga belajar yang memperoleh Surat Keterangan Melek
66
66
Kamil, Mustofa. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar
Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Komunikan Jepang), (ALFABETA,
Bandung: 2009), h. 89.
64
Aksara (SUKMA) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini
menunjukan bahwa program keaksaraan dasar memiliki dampak yang
baik bagi masyarakat sekitar. Selain daripada itu, adanya minat dari
masyarakat sendiri yang sadar akan pentingnya pendidikan. Di bawah
ini merupakan persentase warga belajar yang mengikuti program
keaksaraan dasar dan telah mendapatkan SUKMA.
Tabel 4.7
Persentase Warga Belajar yang mendapatkan SUKMA
No Tahun Jumlah Warga
Belajar
Jumlah yang
mendapatkan
SUKMA
Presentase
1 2012 50 30 60 %
2 2013 60 40 66 %
3 2014 60 43 71 %
4 2015 60 45 75 %
5 2017 80 62 77 %
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui, bahwa setiap tahunnya
terjadi peningkatan warga belajar yang mengikuti program keaksaraan
dasar. Program ini terwujud seperti apa yang mejadi tujuan dari
PKBM Gilang Tiara yaitu untuk memberantas buta aksara di daerah
desa Muktijaya. Kemampuan warga belajar yang dimiliki pun tidak
hanya sebatas membaca saja, melainkan keterampilan menulis dan
berhitung, hingga pada akhirnya warga belajar memperoleh SUKMA
dari Dinas Pendidikan.
Pada tahun 2017 ada 8 kelompok belajar, yang terdiri di setiap
1 kelompok belajar tersebut 10 warga belajar. Namun dari 80 warga
belajar tersebut tidak semuanya memperoleh SUKMA, ini
dikarenakan warga belajar itu sendiri belum memenuhi standar
penilaian yang diberikan oleh tutor dan penyelenggara PKBM.
Pernyataan ketua program keaksaraan dasar yaitu :
Tidak semua warga belajar dapat mendapatkan SUKMA karena
ada penilaian yang harus dipenuhi warga belajar, ketika penilaian itu
tidak memenuhi standar maka warga belajar tidak dapat dinyatakan
65
lulus, namun jika belum lulus kemudian warga belajar masih ingin
belajar calistung maka warga belajar dapat mengikuti program
keaksaraan dasar ditahun berikutnya.67
Walaupun belum dinyatakan lulus untuk mendapatkan SUKMA
oleh penyelenggara PKBM Gilang Tiara, warga belajar masih memiliki
minat yang besar untuk tetap mengikuti pembelajaran keaksaraan dasar
pada tahun berikutnya. Hal ini berdampak positif bagi mereka, sebab ilmu
yang warga belajar dapatkan tidak dilupakan begitu saja. Hal ini dirasakan
oleh salah satu warga belajar yang bernama nemih, beliau menuturkan
bahwa meskipun belum dapat lulus dan mendapatkan SUKMA, namun
dengan mengikuti program keaksaraan ini dapat mengisi waktu luangnya,
serta menambah ilmu pengetahuannya
Program keaksaraan dasar ini diadakan ketika PKBM terpilih
mendapatkan kuota dari pemerintah daerah untuk mengadakan pendidikan
keaksaraan dasar. Tahun 2017 yang lalu, keaksaraan dasar diadakan untuk
menyisir warga belajar yang masih mengalami buta aksara. Penyebab dari
buta kasara itu pun bermacam-macam, ada yang disebabkan karena
memang warga belajar tersebut tidak menempuh pendidikan sama sekali,
atau ada pula yang disebabkan karena Drop Out dari sekolah, atau yang
disebabkan mereka tidak mempelajari kembali materi yang sudah
diberikan sehingga warga belajar tersebut mengalami buta aksara kembali.
b. Tempat Tukar Belajar
PKBM memiliki fungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran berbagai
informasi (pengalaman), ilmu pengetahuan dan keterampilan warga
belajar, sehingga antara warga belajar yang satu dengan yang lainnya bisa
saling mengisi. Setiap warga belajar sangat memungkinkan dapat berperan
sebagai sumber belajar bagi warga belajar lainnya (masyarakat lainnya).68
67 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,
pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara
68
Kamil, Mustofa. op. cit., h 89
66
Dikarenakan fungsinya sebagai tempat belajar, maka fasilitas PKBM
Gilang Tiara pun harus memadai sebagai penunjang proses KBM. Dilihat
dari kondisi yang ada, sarana yang ada di PKBM Gilang Tiara
t e rb i l an g sudah cukup memadai, hal ini ditunjukkan dengan keberadaan
berbagai jenis sarana yang menunjang kelancaran administrasi program
pembelajaran keaksaraan dasar seperti perangkat notebook, meja, kursi,
alat tulis dsb. Keberadaan prasarana di PKBM Gilang Tiara cukup
memadai dengan adanya ruang pembelajaran, kantor beserta gedung
penunjang lain seperti ruang keterampilan dan perpustakaan / Taman
Bacaan Masyarakat (TBM) yang keseluruhannya menjadi daya dukung
dalam berjalannya program-program di PKBM Gilang Tiara.
Kegiatan pembelajaran program keaksaran dasar ini sudah mendapat
dukungan dari pemerintah yaitu berupa penyediaan sarana dan prasaran
bagi warga belajar sehingga para warga belajar tidak dituntut untuk
membayar sedikitpun. Sarana dan prasarana tersebut sangat standar berupa
alat tulis-menulis namun sudah bisa mendukung berjalannya proses
pembelajaran program keaksaraan dasar. Seperti yang diungkap ketua
program keaksaraan dasar.
“peralatan tulis menulis sudah disediakan dana dari pemerintah neng
sehingga warga belajar mengikuti kegaitan pembelajaran ini secara gratis
dan tidak perlu membeli peralatan karena sudah menerima buku, pensil,
penghapus dan pulpen kemudian untuk tempat pembelajaran dapat
digunakan rumah warga. 69
Penuturan dari salah satu warga belajar yakni, “ semua alat tulis, buku
tulis dan agenda sudah disedikan oleh PKBM. Jadi kita tinggal datang aja
ke tempat belajar Sama niat buat belajar aja..
Sarana dan prasarana yang ada di PKBM Gilang Tiara sudah cukup
memadai untuk program keaksaraan dasar. Hal ini dapat terlihat dari
beberapa sarana dan prasarana yang sudah tersedia, sehingga kegiatan
yang dilaksanakan pun berjalan dengan lancar dan efektif. Walaupun
69 Hasil wawancara dengan Lilis Nina, Ketua Program Keaksaraan Dasar PKBM Gilang Tiara,
pada hari Rabu, 25 Oktober 2017 pukul 13.00 WIB Rumah PKBM Gilang Tiara
67
sarana dan prasarana masih bresifat sederhana namun mampu mendukung
proses pembelajaran program keaksaran dasar
Kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di PKBM Gilang
Tiara pun terbilang sudah cukup memadai, hal ini terlihat dari kondisi
sarana prasarana yang ada serta dikorelasikan dengan data yang dimiliki.
Di bawah ini akan disajikan data sarana dan prasarana yang dimiliki
PKBM Gilang Tiara.
Tabel 4.8
Sarana dan Prasarana PKBM Gilang Tiara
No Jenis Sarana dan
Prasarana
Kondisi
bangunan B,
KB, RB
Jumlah
1 Ruang Pembelajaran B 1 Lokal
2 Ruang Perpustakaan /
TBM
B 1 Lokal
3 Ruang keterampilan B 1 Lokal
4 Ruang Kantor B 1 Lokal
5 Papan tulis (white
board)
B 3 set 6 Meja dan Kursi B 30 set 7 Laptop
B 1 set
8 Printer B 1 buah
9 Lemari B 1 buah 10 Rak Buku B 3 buah
11 Alat-alat Keterampilan
B 5 Set
12 Tikar B 5 buah
13 Mesin Jahit
B 3 buah
Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan sarana dan prasaran
yang tersedia sudah dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran
yang ada di PKBM Gilang Tiara. Sarana prasarana yang didapatkan
tersebut berasal dari pengajuan proposal ke Dinas Pendidikan
Kabupaten Bekasi. Pengajuan tersebut diajukan setiap tahunnya .
c. Pusat Informasi atau Taman Bacaan Masyarakat
Setelah membahas mengenai peran PKBM sebagai tempat
masyarakat belajar dan tukar belajar, peran yang tidak kalah pentingnya
yaitu sebagai pusat informasi. PKBM harus mampu berfungsi sebagai
68
bank informasi, artinya PKBM dapat dijadikan tempat menyimpan
berbagai informasi pengetahuan dan keterampilan secara aman dan
kemudian disalurkan kepada seluruh masyarakat atau warga belajar yang
membutuhkan.70
PKBM Gilang Tiara menyediakan perpustakaan atau Taman
Bacaan Masyarakat (TBM). Perpustakaan ini tidak hanya digunakan untuk
masyarakat yang buta aksara namun diperuntukkan untuk seluruh warga
belajar yang ada di PKBM Gilang Tiara yaitu warga belajar kesetaraan
(Paket A, Paket B dan Paket C) dan Anak-anak PAUD. Penjelasan ini
ditegaskan oleh Firmansyah yang berperan sebagai tutor Keaksaraan dasar,
“TBM ini bukan hanya untuk warga belajar keaksaraan dasar saja tapi
untuk seluruh warga belajar yang ada di PKBM Gilang Tiara dan terbuka
untuk umum, masyarakat sekitar pun boleh mengunjungi TBM Gilang
Tiara”.71
Namun yang disayangkan ialah keberadaan dari Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) ini tidak dimaksimalkan oleh masyarakat sekitar,
khususnya warga belajar yang mengikuti proses pembelajaran di PKBM
Gilang Tiara. Minat yang kurang dari warga belajar merupakan salah satu
faktor TBM jarang dikunjungi. Tutor pun kerap kali mengajak dan
menginformasikan manfaat mengunjungi Taman Bacaan Mandiri (TBM)
tersebut. Seperti penuturan ibu Iis selaku tutor keaksaraan dasar,
Dalam proses pembelajaran saya sering memberi tahu kepada warga
belajar bahwa di PKBM Gilang Tiara ada TBM (Taman Bacaan
Masyarakat) dan saya pun menganjurkan mereka untuk mengujungi TBM
tersebut. Agar warga belajar lebih dapat mengenal huruf-huruf pada buku
bacaan tersebut. Saya pun ikut membimbing warga belajar di TBM.72
Cara yang dilakukan oleh Bu Iis tersebut terbilang cukup berhasil
dilakukan, namun tetap saja butuh pendampingan oleh para tutor. Hal ini
diungkapkan oleh tutor lainnya di PKBM Gilang Tiara,
70 Kamil, Mustofa. op. cit., h 89
71
Hasil wawancara dengan Firmansyah, Tutor Keaksaraan Dasar dan Keterampilan pada hari
Kamis, 08 November 2017 pukul 11.00 WIB PKBM Gilang Tiara
72
Hasil wawancara dengan Iis, Tutor Keaksaraan Dasar, pada hari Rabu, 1 November 2017
pukul 16.00WIB Rumah Ibu Iis
69
Bagi warga belajar keaksaraan dasar biasa nya mereka hanya sekedar
melihat buku-buku masak dan biasanyaa setiap kali ada jadwal untuk
kunjungan ke TBM warga belajar didampingi oleh tutor dan kemudian
tutor memberikan bimbingan kepada warga belajar dalam menjelaskan
buku tertentu.73
Dengan adanya Taman Bacaan Mandiri (TBM) sebagai wadah
pusat informasi bagi warga belajar di PKBM Gilang Tiara, nampaknya
perlu cara lain untuk menumbuh kembangkan minat warga belajar agar
tertarik mengunjungi TBM tersebut. Peran aktif dari penyelenggara dan
tutor nampaknya perlu diterapkan, dalam artian mereka tidak hanya
sekedar menginformasikan saja melainkan bersama-sama mengunjungi
Taman Bacaan Mandiri. Buku-buku yang ada di TBM pun nampaknya
perlu diperbaharui dan disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar, hal
ini dilakukan agar TBM memiliki kebermanfaatan bagi warga belajar
sendiri.
d. Sentra Pertemuan Berbagai Lapisan Masyarakat
Tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertemuan antara pengelola
dengan sumber belajar dan warga belajar, akan tetapi PKBM berfungsi
sebagai tempat berkumpulnya seluruh komponen masyarakat (tokoh
masyarakat, organisasi masyarakat, aparat pemerintah daerah, pengusaha,
LSM, dll.) dalam berbagai bidang sesuai dengan kepentingan, masalah dan
kebutuhan masyarakat.74
Peran inilah yang terlihat oleh PKBM Gilang Tiara. Ada beberapa
kegiatan atau kunjungan yang diselenggarakan atau berlokasi di PKBM
Gilang Tiara. Berikut beberapa kegiatan tersebut;
1. Kunjungan Kementerian Pendidikan dari Timor Leste ke PKBM
Gilang Tiara;
73 Hasil wawancara dengan Rosyati, Tutor Keaksaraan Dasar dan Keterampilan pada hari
Kamis, 02 November 2017 pukul 10.00 WIB PKBM Gilang Tiara
74 Kamil, Mustofa. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar
Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Komunikan Jepang), (ALFABETA,
Bandung: 2009), h 90.
70
2. Penyuluhan mengenai Kebersihan, disertai dengan pembelian produk
Wings oleh PT Wings;
3. Demo masak oleh PT Prima;
4. Kunjungan dari PKK Kabupaten Bekasi;
5. Arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(KEMENDIKBUD) terkait program keaksaraan dasar; dan
6. Kunjungan dari Forum PKBM Indonesia.75
Beberapa kegiatan ataupun kunjungan yang telah diselenggarakan
tersebut tidak diagendakan sebelumnya oleh penyelenggara PKBM Gilang
Tiara. Hal inilah yang sangat disayangkan, sebab apabila penyelenggara
aktif untuk mengagendakan beberapa kegiatan tersebut sekaligus dalam
rangka mensosialisasikan PKBM Gilang Tiara pada masyarakat umum,
maka akan menjadi nilai tambah tersendiri. Sebab dengan adanya kegiatan
ini, maka pihak eksternal lebih mengenal PKBM Gilang Tiara dan
beberapa kegiatan internal yang dilaksanakan.
e. Pusat Penelitian Masyarakat
Dalam mengembangkan pendidikan nonformal, PKBM berfungsi
sebagai tempat menggali, mengkaji, menelaah (menganalisa) berbagai
persolaan atau permasalahan dalam bidang pendidikan nonformal dan
keterampilan, baik yang berkaiatan dengan program yang dikembangkan
di PKBM maupun berkaiatan dengan program-program lain yang selaras
dengan azas dan tujuan PKBM.76
Hal yang dilakukan oleh PKBM Gilang
Tiara terkait perannya sebagai pusat penelitian masyarakat ialah dengan
memberikan beberapa keterampilan untuk menambah kemampuan warga
belajar. Selain itu, kegiatan ini diselenggarakan agar warga belajar
75 Hasil wawancara dengan Ihat Husnul, Penyelenggara PKBM Gilang Tiara, pada hari Kamis,
19 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB Rumah Ibu Ihat Husnul
76 Kamil, Mustofa. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar
Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Komunikan Jepang), (ALFABETA,
Bandung: 2009), h. 90.
71
mengalami pengalaman belajar yang bervariasi (tidak monoton hanya
pembelajaran keaksaraan dasar).
Ada dua kegiatan keterampilan yang diselenggarakan oleh PKBM
Gilang Tiara yaitu keterampilan tata boga (Pembuatan kue tradisional, kue
bolu, dsb.) dan membuat boneka. Untuk keterampilan tata boga, warga
belajar diajarkan untuk membuat beberapa jenis kue yang mana nantinya
hasil kue yang telah dibuat oleh warga belajar di jual kepada beberapa
penjual kue kecil. Selain itu, kue tersebut juga dapat dijadikan sebagai
konsumsi warga belajar sendiri. Bahkan apabila ada konsumen yang
tertarik untuk memesan dalam jumlah yang banyak melalui PKBM Gilang
Tiara, maka warga belajar diperbantukan untuk membuat pesanan kue
tersebut dan nantinya keuntungan yang diperoleh seluruhnya diberikan
kepada warga belajar.
Selain keterampilan tata boga, ada pula keterampilan membuat
boneka yanga mana bahan-bahan untuk membuat boneka ini disediakan
oleh PKBM Gilang Tiara. Alat yang dipergunakan untuk membuat boneka
ini biasanya menggunakan mesin jahit, namun karena masih kurangnya
jumlah mesin jahit yang dimiliki maka ada beberapa warga belajar apabila
yang tidak menggunakan mesin jahit mereka menjahit secara manual atau
menggunakan tangan.
Dilihat dari kegiatan keterampilan yang diselenggarakan oleh
PKBM Gilang Tiara membawa dampak positif bagi warga belajar yang
mengikutinya. Hal ini diungkapkan oleh salah satu warga belajar PKBM
Gilang Tiara, “Alhamdulillah dengan mengikuti kegiatan keterampilan ini
saya jadi bisa buat kue tradisonal, kalau misalnya saya ada acara syukuran
jadi bisa bikin sendiri”.77
Diharapkan dengan adanya keterampilan ini, warga belajar
memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan menggali potensi dan
minat mereka. Selain dari pada itu, penyelenggara PKBM juga dapat tetap
77 Hasil wawancara dengan Tasih, Warga Belajar Keaksaraan Dasar, pada hari Rabu, 18
Oktober 2017 pukul 13.00WIB Rumah Ibu Mandor
72
konsisten dengan kegiatan yang sudah diselenggarakan atau dapat
menambahkan beberapa kegiatan yang bervariasi lainnya, agar warga
belajar tidak jenuh dengan kegiatan yang sudah ada.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dapat dikemukan beberapa
temuan yaitu pelaksanaan program keaksaraan dasar yang dilakukan oleh
PKBM Gilang Tiara diselenggarakan dengan beberapa tahap yaitu tahap
perencanaan, pelaksaaan dan penilaian dalam menjalankan programnya.
Selain itu banyaknya masyarakat antusias dalam pelaksanaan pembelajaran
keaksaraan dasar walaupun disetiap tahunnya tidak semua warga belajar
mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA) dan diakui oleh
masyarakat luas dengan banyaknya kunjungan ke PKBM, Sarana dan
prasarana masih bersifat sederhana berupa alat tulis-menulis namun sudah
bisa mendukung berjalannya proses pembelajaran program keaksaraan dasar.
Berdasarkan temuan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan
program keaksaraan dasar sudah terlaksana cukup baik dengan banyaknya
masayarakat yang mengikuti program keaksaraan dasar sehingga PKBM
Gilang Tiara dapat mengurangi angka buta aksara.
B. Saran
Berdasarkan paparan dan kesimpulan tersebut, maka penulis
menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat untuk
kedepannya agar pelaksanaa pembelajaran di PKBM Gilang Tiara berjalan
secara maksimal, antara lain :
1. Warga belajar yang sudah mendapatkan pembelajaran dan keterampilan
diharapkan dapat menerapkan ilmu membaca, menulis dan berhitung dan
keterampilannya dalam kehidupan sehari-hari agar tidak menjadi buta
aksara kembali.
2. Tutor dapat lebih sabar dan telaten membantu warga belajar sehingga
mereka nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran dan menyadari akan
pentingnya pendidikan.
74
3. Pihak penyelenggara diharapkan dapat memaksimalkan program keaksaraan
dasar ini agar terus memberikan pembelajaran kepada masayarakat yang
buta aksara sehingga mengurangi angka masyarakat yang mengalami buta
aksara.
75
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman
Penulisan Skripsi.
Hasbullah. Dasar-dasar Imu Pendidikan. Jakarta : Rajawali PERS, 2013.
http://bindikmas.kemdikbud.go.id/buta_aksara/, Badan Pusat Statistik.
Irmawati, Ais Peran PKBM dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten
Karimun, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, akarta : Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini dan Pendidikan Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan
Kesetaraan. Panduan Penyelengaraan dan Pembelajaran Pendidikan
Keaksaraan Dasar. Jakarta :, 2015
Kuswara dkk. Program Melek Aksara dan Budaya Baca di Indonesia. Bandung :
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usian Dini Nonformal dan Informal
Regional I, 2012.
Kusmayadi, Yedi dan Asep Saefudin. Melek Aksara Meningkatkan Mutu
Kehidupan Warga Belajar, Bandung : Pusat Pengembangan Pendidikan
Nonformal dan Informal Regional I, 2011.
Listiawati, Nur. Pemberdayaan Masyarakat melalui PKBM: Pendidikan
Keaksaraan Terintegrasi Tingkat Dasar. Jakarta : Pusat Penelitian
Kebijakan dan Inovasi Pendidikan, 2007.
Mustofa, Kamil. Pendidikan Nonformal: Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan
Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (sebuah pembelajaran dari
komunikan jepang), ALFABETA, Bandung: 2009.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2011.
NSPK. Peningkatan Mutu PKBM Melalui Permagangan Manajemen Bagi
Pengelola PKBM, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat
Jenderal pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Direktorat
Pembinaan Pendidikan Masyarakat : 2014
76
Republik Indonesia, Undang-undang Dasar 1945 Nomor 20 Tahun 2003.
Soeprijanto. Pendidikan Masyarakat dari Masa ke Masa, Jakarta : UNJ Press,
2011.
Sahputra, Ade. Peran UNESCO dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia
Tahun 2007-2012, Universitas Riau, 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2006.
Sujarweni, Wiratna. Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Baru Press,
2014.
Sumardi, Kamin. Pendidikan Dasar Melalui Metode Kombinasi bagi Wanita
Miskin dan Tuna Aksara di Pedesaan Indonesia, Universitas Pendidikan
Indonesia: 2009.
Siswantari. Pelaksanaan Pemberantasan Buta Aksara Melalui Kelompok Belajar
Masyarakat, Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan,
2006.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode penelitian pendidikan, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2013
Sihombing, Umberto. Pendidikan Luar sekolah Kini dan Masa Depan, Jakarta :
PD Mahkota, 2001.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010.
Silabus Pendidikan Keaksaraan Dasar. Jakarta : Kementerian pendidikan dan
kebudayaan Direktorat Jenderal PAUDNI Dierektorat Pembinaan
Pendidikan Masyarakat, 2014.
Petunjuk teknis tata cara memperoleh dana bantuan operasional
pengelenggaraan kegiatan Pendidikan Keaksaraan Dasar. Jakarta :
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Direktorat Pembinaan Keaksaraan dan
Kesetaraan, 2015.
Quraisy , Hidayah dan Rosleny Babo. Pemberdayaan masyarakat desa yang buta
aksara, jurnal equilibrium pendidikan sosiologi, Universitas
muhammadiyah Makassar, 2016.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 Profil PKBM Gilang Tiara
A. LATAR BELAKANG
PKBM sebagai satuan pendidikan Nonformal merupakan prakarsa
pembelajaran dari, oleh dan untuk masyarakat, perlu dibina secara
berkesinambungan menuju standar yang mapan. Adapun Fungsi dari PKBM
meliputi :
1. Sebagai tempat kegiatan belajar masyarakat.
2. Sebagai tempat bertemunya berbagai potensi yang ada dan berkembang di
masayrakat.
3. Sebagai sumber informasi bagi warga masayrakat yang membutuhkan
keterampilan fungsional.
4. Sebagai ajang tukar menukar berbagai pengetahuan dan keterampilan
fungsional diantara warga.
5. Sebagai tempat berkumpulnya warga masayarakat yang ingin
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
PKBM Gilang Tiara didirikan oleh Ibu Ihat Husnul Hotimah, Beliau
adalah salah satu tokoh masyarakat yang peduli terhadap pendidikan yang ada
di sekitar lingkungan rumahnya, tepatnya di Desa Muktijaya Kecamatan Setu.
Melihat daerah sekitar tempat tinggalnya membuat beliau merasa prihatin
dengan pendidikan masayarakat sekitar, karena sebagian besar masyarakat
hanya sempat merasakan pendidikan dasar sehingga kemampuan masyarakat
dalam membaca dan menulis berada di bawah standar, karena kegelisahan
itulah beliau bertekad memperbaiki pendidikan masayarakat dengan cara
mendirikan kelompok belajar yang yang bernama ITT pada tahun 1995.
Sekitar tahun 1995 Ibu Ihat sudah mengadakan pembelajaran untuk
masyarakat buta aksara atau buta huruf dengan swadaya sendiri dan awal
mula berdiri yayasan sosial ini diberi nama ITT (Ikatan Tetangga) Gilang
Tiara. Alasan pemberian nama ITT dikarenakan hanya tetangga disekitar
rumah beliau saja yang belajar pada saat itu. Semula kegiatan masyarakat
hanya berkumpul dan mengobrol yang tidak bermanfaat, sehingga beliau
berusaha mengalihkan kegiatan tersebut untuk kegiatan yang lebih
bermanfaat yaitu belajar membaca, menulis dan berhitung. Program yang
dibuat disambut baik oleh tetangga sekitar.
Seiring berjalannya waktu, kelompok belajar ini semakin menarik minat
masyarakat yang ingin ikut belajar, akan tetapi karena keterbatasan tempat
akhirnya pada tahun 1997 beliau memindahkan proses belajar di ruang SDN
tempat beliau mengajar, kemudian pada tahun 2001, beliau membuat surat
perizinan PKBM untuk melegalkan pendidikan yang dia selenggarakan dan
untuk mencari donatur yang ingin menyumbang kegiatan belajar yang
diadakan. Akhirnya pada tahun 2001 dengan bantuan dari KEMENDIKBUD
provinsi jawa barat, Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi dan pihak keluarga,
menggunakan tanah pribadi beliau dibangunlah ruang kelas untuk
pembelajaran PKBM kemudian pada tahun selanjutnya didirikan ruangan
kelas PAUD.
B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah NoMOR 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar
Pendidikan Dasar.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaran Pendidikan.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Nonformal.
C. VISI
Visi pembentukan dan penyelenggaran PKBM Gilang Tiara yaitu Visi PKBM
Gilang Tiara yaitu Menumbuhkan pribadi yang seimbang dalam penghayatan
imaniyah, penalaran ilmiah dan memiliki kecakapan amaliyah sehingga
tercipta pribadi yang berakhlaqul karimah.
D. MISI
1. Membentuk pribadi yang cerdas, kreatif, inovatif dan berakhlaqul karimah.
2. Menerapkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai
dengam penghayatan riligius sebagai bekal melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih baik.
3. Memiliki kecakapan hidup dan profesionalisme yang berdasarkan pada
disiplin ilmu yang sesuai dengan bidangnyasehingga mampu bersaing
dalam dunia usaha.
E. TUJUAN
Tujuan merupakan suatu penjabaran dari visi dan misi yang hendak dicapai.
Adapun tujuan PKBM Gilang Tiara adalah :
Ikut serta melaksanakan amanah undang-undang 1945 menyiapakn
calon-calon intelektual muslim yang memiliki basis penguasaan.
Mengauasai IPTEK yang unggul dan penghayatan keagamaan yang kuat.
Menyiapkan anak didik dengan prestasi akademik yang ungguk untuk
memasuki perguruan tinggi terbaik dengan jurusan yang prospektif
Mendukung program pemerintah dalam mensukseskan program wajib
belajar 12 tahun
F. INDENTITAS LEMBAGA
1. Nama Lembaga : PKBM Gilang Tiara
2. Nama Ketua Lembaga : Ihat Khusnul Hotimah S.Pd
3. No. HP : 085695889009
4. Alamat Kantor : Kp Gaok RT 02 RW 01 Desa Muktijaya
5. Kecamatan : Setu
6. Kabupaten/Kota : Bekasi
7. Provinsi : Jawa Barat
8. Kode Pos : 17320
9. No Telp Kantor : -
10. Alamat E-mail : [email protected]
11. Nomor NILEM : 32.1.03.0018.1.0.0001
12. Tahun Mulai Aktivitas :
13. Tahun & No. Ijin Operasional :
14. Status Lembaga : Swasta Negeri
15. No. NPWP : 31.349.042.7.413.000
16. No Rekening a.n Lembaga : 0001364316100
17. Nama Pemegang Rekening : PKBM Gilang Tiara
18. Nama Bank : Bank Jabar Banten
19. Status Kepemilikan Bagunan : Milik Lembaga
G. SARANA DAN PRASARANA
a. Tanah dan Bangunan
PKBM Gilang Tiara berdiri diatas tanah seluas ±1000 m2
yang terbagi
menjadi beberapa area diantaranya : 2 bangunan rumah Pribadi yang
mempunyai luas ± 300 m2
, 2 ruang kelas dan perpustakaan ±150 m2
, 1
ruang kantor ±70 m2
, 1 aula pertemuan (ruang keterampilan ) ±100 m2
, 1
taman bermain ±30 m2
dan 1 parkiran dan halaman ±300 m2
.
b. Keadaan bangunan
1. Tembok, pintu dan jendela
- Tembok : Kondisi 80 % baik
- Pintu : kusen dan pintu 90 % baik
- Jendela : kusen dan jendela, kaca 90 % baik
2. Atap dan ubin
- Karpusan : 90 % baik
- Rangka atap : 90 % baik
- Pelapon : 85 % baik
- Ubin : 80 % baik
3. Sarana penerangan
- Listrik : ada 1300 watt
- Instalasi listrik : ada 90 % baik
c. Keadaan peralatan KBM dan keterampilan
No Jenis Sarana dan
Prasarana
Kondisi bangunan
B, KB, RB Jumlah
1 Papan tulis (white board) B 3 set 2 Meja dan Kursi B 30 set 3
Laptop
B 1 set
4 Printer B 1 buah
5 Lemari B 1 buah 6 Rak Buku B 3 buah
77
Alat-alat Keterampilan
B 5 Set
8 Tikar B 5 buah
9 Mesin Jahit
B 3 buah
H. PROGRAM-PROGRAM PKBM Gilang Tiara
1) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
2) Pendidikan Keaksaraan
3) Pendidikan Kesetaraan
a. Paket A (setara Sekolah Dasar (SD/MI),
b. Paket B (setara Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs),
c. Paket C (setara Sekolah Menengah Keatas (SMA/MA),
4) Keterampilan (Ketrampilan menjahit, membuat boneka dan membuat kue
tradisional)
Program Pendidikan Keaksaraan Dasar
2001 – 2005 ITT ( Ikatan Tetangga) Gilang Tiara
2005 – 2010 GNPPBA (Gerakan Nasional Percepatan Pemberantasan
Buta Aksara)
2010 – 2012 Menyisir Buta Aksara ( Tidak setiap tahun diadakan atau
dapat program
tetapi PBA tetap berlanjut karena ada kursus menjahit)
2012 – 2015 Keaksaraan Dasar
2016 - 2017 Keterampilan Usaha Mandiri
2017 Penyisiran ulang Keaksaraan Dasar di Kabupaten Bekasi
- Buta Aksara karena Tidak sekolah
- Buta aksara karena Droup Out Sekolah
- Buta Aksara setelah belajar buta aksara lagi
Lampiran 2 Hasil Wawancara Penyelenggara
Nama : Ihat Husnul Hotimah S.Pd
Jabatan : Ketua Penyelenggara PKBM Gilang Tiara
Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Oktober 2017
Tempat : Rumah Ibu Ihat
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Perencanaan
Pelaksanaan
Penilaian
1. Bagaimana pengelola mendata warga belajar / masyarakat
yang buta aksara ?
Jawab : Sebelum mendata warga belajar yang memerlukan
pendidikan, ibu meminta izin kepada kepala daerah atau lurah
untuk mengadakan program keaksaraan dasar dan memiliki
data masyarakat yang kira-kira sudah berumur namun
memerlukan pendidikan. Setelah itu ibu mengunjungi RW dan
RT yang diawali dengan RW dan RT sekitar lingkungan
PKBM Gilang Tiara untuk berdiskusi mengenai siapa yang
saja masyarakat buta aksara.
2. Bagaimana pengelola mengetahui kemampuan yang dimiliki
masyarakat ?
Jawab : Untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki
warga belajar, penyelenggara dan tutor mengadakan pre-test
kepada warga belajar.
3. Untuk pembagaian kelompok warga belajarnya berdasarkan
apa?
Jawab : Pembagian kelompok warga belajar dibagi kelompok
berdasarkan tempat tinggal warga belajar, hal ini dilakukan
agar warga belajar dapat dengan mudah menjangkau tempat
pembelajaran.
4. Faktor apa yang menyebabkan masyarakat buta aksara ?
Jawab : Angka melanjutkan sekolah masih rendah, terutama
ketingkat SMP dan SMA, Mayoritas masyarakat Kecamatan
Setu berpenghasilan rendah dan kurangnya tenaga terampil,
khususnya keahlian yang dibutuhkan dunia usaha dan sudah
pernah mengikuti program keaksaraan kemudian tidak
dipelajari secara terus menerus yang akhirnya warga belajar
tersebut mengalami buta aksara kembali.
5. Sosialisasi program peruntukkan untuk siapa ?
Jawab :Sosialiasai sebenaranya tidak hanya masyarakat yang
sudah didata saja yang diundang namun jika masyarakat yang
ingin datang dan mengiikuti program ini, maka dipersilahkan
oleh pihak PKBM Gilang Tiara untuk mengikuti sosialisasi
6. Apa standar / kriteria untuk menjadi tutor program keaksaraan
dasar ?
Jawab : Minimal pendidikan SLTA, Memiliki semangat
berbagi ilmu, Memiliki keterampilan yang dibutuhkan
masyarakat, Memahami karakteristik warga belajar dan Siap
menjadi tutor sampai program selesai
7. Metode apa yang digunakan oleh tutor dalam mengajar warga
belajar keaksaraan dasar ?
Jawab : Ceramah, tanya jawab dan praktek langsung
8. Apakah ada hambatan dalam proses program keaksaraan dasar
yang dirasakan pengelola ?
Jawab : hambatannya sering kali warga belajar merasa malas
untu mengikuti program keaksaraan dasar ini, padahal sarana
dan prasarana sudah disediakan oleh PKBM Gilang Tiara dan
penyelenggara selau berusaha untuk mencari cara untuk
mengundang minat mereka untuk belajar.
9. Apakah pengelola terlibat langsung dalam proses penilaian
kemampuan warga belajar?
Jawab : pengelola terlibal langsung ketika penilaian akhir
untuk menentukkan warga belajar tersebut mendapatkan
SUKMA atau tidak. Untuk penilain awal dan proses hanya
dilakukan oleh tutor masing-masing kelompok.
10. Apa syarat untuk mendapatkan sukma ?
Jawab : minimal mendapatkan nilai akhir 55 dengan kriteria
cukup dan disiplin selama mengikuti pembelajaran (80 %
kehadiran)
11. Bagaimana Proses penilaian program keaksaraan dasar ?
Jawab : Pembelajaran keaksaraan ini kita melaksanakan
evaluasi tiga kali, di awal pertama mulai pembelajaran,
saat pembelajaran dan akhir atau paska. Evaluasi
menjadi kewenangan tutor, apa yang bisa di ujikan tetapi
selalu di monitoring baik dari PKBM maupun dari dinas
pendidikan dan di akhir setelah lulus mendapatkan ijazah /
SUKMA (Surat Keterangan Melek Aksara)
Peran
PKBM
12. Seberapa besar presentase keberhasilan program keaksaraan
dasar terhadap pemberantasan buta aksara ?
Jawab : kalau untuk tahun 2017 ini, kira” 80 % dari 80
orang yang mengikuti program keaksaraan dasar yang di
nyatakan lulus hanya 65 orang.
13. Dalam proses pembelajaran apakah fasilitas yang dimiliki
PKBM Gilang Tiara sudah memadai ?
Jawab : sudah memadai
14. Apakah PKBM Gilang Tiara memiliki Taman Bacaan
Masyarakat ?
Jawab : Iya memiliki TBM, awalnya koleksi buku masih
sedikit, seiring berjalan TBM Gilang Tiara sudah
mempunyai banyak koleksi buku, koleksi buku tersebut
Lampiran 3 Hasil Wawancara Penyelenggara
Nama : Lilis Nina S.Pd
Jabatan : Ketua Program Keaksaraan Dasar
Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Oktober 2017
Tempat : PKBM Gilang Tiara
Variabel Uraian Pertanyaan dan Jawaban
Perencanaan
Pelaksanaan
Penilaian
1. Bagaimana pengelola mendata warga belajar / masyarakat
yang buta aksara ?
Jawab : Pendataan dilakukan oleh penilik pendidikan non
formal dan informal dan dibantu oleh RT, tutor dan
penyelenggara program keaksaran dasar dengan terjun
langusng ke masyarakat memberikan sosialisasi tentang
program keaksaraan dasar serta memberikan pemahaman
tentang pentingnya program ini. Mereka memberikan
penawaran kepada masyarakat untuk mengikuti program
keaksaraan dasar secara gratis. Mereka juga berusaha
memberi pengertian kepada penyandang buta aksra agar mau
mengikuti program ini.
2. Bagaimana pengelola mengetahui kemampuan yang dimiliki
masyarakat ?
Jawab : Untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki
warga belajar, penyelenggara dan tutor mengadakan pre-test
kepada warga belajar, dengan cara menyurh warga belajar
untuk menuliskan nama warga belajar, tempat tinggal dan
nama-nama anggota keluarga warga belajar tersebut, pada
selembar kertas.
3. Untuk pembagaian kelompok warga belajarnya berdasarkan
apa?
Jawab : Pembagian kelompok bukan berdasarkan
kemampuan yang dimiliki oleh warga belajar tetapi
berdasarkan tempat tinggal dengan tempat pembelajaran.
4. Faktor apa yang menyebabkan masyarakat buta aksara ?
Jawab : Angka melanjutkan sekolah masih rendah, mengikuti
program keaksaraan kemudian tidak dipelajari secara terus
menerus yang akhirnya warga belajar tersebut mengalami
buta aksara kembali dan kesadaran untuk mendapatkan
pendidikan masihn rendah.
5. Sosialisasi program peruntukkan untuk siapa ?
Jawab : Sasaran program keaksaraan ini bukan hanya untuk
masyarakat buta aksara yang sudah didata oleh pihak PKBM
Gilang Tiara saja, namun kepada masyarakat yang ingin
belajar menulis, membaca dan berhitung dengan keinginan
yang timbul dari diri masyarakat itu sendiri
6. Apa standar / kriteria untuk menjadi tutor program
keaksaraan dasar ?
Jawab : Minimal pendidikan SLTA, memiliki semangat
berbagi ilmu dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan
masyarakat. Namun pada kenyataan tutor keaksaraan dasar
adalah mereka yang berprofesi sebagai guru atau mereka
yang peduli pada pendidikan, punya jiwa pengabadian pada
masyarakat karena dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan jadi
kriteria tidak menjadi syarat mutlak untuk mencari tutor
7. Metode apa yang digunakan oleh tutor dalam mengajar
warga belajar keaksaraan dasar ?
Jawab : Pembelajaran keaksaraan dasar menggunakan
metode pendidikan orang dewasa yang mempunyai
kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada
pemecahan permasalahan yang dihadapi dan dapat
dimanfaatkan
8. Apakah ada hambatan dalam proses program keaksaraan
dasar yang dirasakan pengelola ?
Jawab : ada, warga belajar sering kali enggan datang untuk
belajar karena merasa malas. Ada warag bealajar yang rajin
datang ke tempat belajar namun pada saat kbm berlangsung
warga belajar tersebut tidak aktif dalam kbm.
9. Apakah pengelola terlibat langsung dalam proses penilaian
kemampuan warga belajar?
Jawab : Untuk penilain awal dan proses dilakukan oleh tutor
masing-masing kelompok. Penyelenggara terlibat langsung
ketika penilaian akhir.
10. Apa syarat untuk mendapatkan sukma ?
Jawab : rajin mengikuti program pembelajaran dan minimal
nilai akhir dengan rata-rata 55.
Peran
PKBM
11. Seberapa besar presentase keberhasilan program keaksaraan
dasar terhadap pemberantasan buta aksara ?
Jawab : Alhamdulillah untuk tahun ini ada 8 kelompok
belajar yang mana masing-masing kelompok belajar terdiri
dari 10 warga belajar dan presentase keberhasilannya
kurang lebih sudah 75 %
12. Bagaimana proses penialian keaksaraan dasar ?
Jawab : Evaluasi dilakukan sebelum, saat, dan sesudah
pembelajaran selesai, sehingga dapat diketahui hasil dari
pembelajaran tersebut
13. Dalam proses pembelajaran apakah fasilitas yang dimiliki
PKBM Gilang Tiara sudah memadai ?
Jawab : sudah memadai, untuk peralatan tulis menulis
sudah disediakan oleh pengelola PKBM sehingga warga
Lampiran 4 Hasil Wawancara Tutor
Nama : Firmasnyah SH
Jabatan : Tutor Keaksaraan Dasar
Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Kamis, 08 November 2017
Tempat : PKBM Gilang Tiara
Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban
Perencanaan
Pelaksanaan
Penilaian
1. Apa anda terlibat langsung dalam pendataan masyarakat yang
buta aksara ?
Jawab : Iya saya terlibat langsung untuk mendata masyarakat
yang buta aksara.
2. Apakah anda ikut terlibat dalam sosialisasi program
keaksaraan dasar ?
Jawab : Saya ikut terlibat dan mengajak masyarakat untuk
mengikuti sosialiasi program.
3. Bagaimana anda mengetahui sampai mana kemampuan yang
dimiliki masyarakat buta aksara di awal program keaksaraan
dasar ?
Jawab : Sebelum program KBM berlangsung saya
mengadakan pre-test kepada warga belajar.
4. Apakah ada pelatihan untuk menjadi tutor keaksaraan dasar ?
Jawab : ada, dari dinas pendidikan.
5. Bagaimana proses pembagian kelompok belajar ?
Jawab : Pembagain kelompok itu berdasarkan tempat tinggal
warga belajar.
6. Metode apa yang anda terapkan untuk memotivasi warga
belajar agar tertarik dan mengikuti pembelajaran dengan
baik?
Jawab : Biasanya saya dalam mengajar menggunakan metode
praktek langsung agar warga belajar tidak mudah bosan.
7. Media apa yang anda digunakan ?
Jawab : buku agenda dan alat tulis
8. Bagaimana proses penilian pembelajaran untuk warga
belajar?
Jawab : ada 3 tahapan penilaian. Pada saat akan memulai
program keaksaraan dasar, saat berlangsungnyaa program
dan setelah program selesai.
9. Apakah standar untuk mendapatkan sukma ?
Jawab : warga belajar rajin mengikuti proses pembelajaran
dan minimal nilai terakhir adalah rata-rata dengan nilai 55.
10. Seberapa besar presentase keberhasilan program keaksaraan
dasar terhadap pemberantasan buta aksara?
Jawab : Sudah 75 % dari jumlah masyarakat yang
Lampiran 5 Hasil Wawancara Tutor
Nama : Iis Andriyani S.Pd
Jabatan : Tutor Keakasaraan Dasar
Pendidikan Terakhir : S1
Hari/Tanggal : Rabu, 1 November 2017
Tempat : Rumah Ibu Iis
Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban
Perencanaan
Pelaksanaan
Penilaian
1. Apa anda terlibat langsung dalam pendataan masyarakat yang
buta aksara ?
Jawab : Iya saya terlibat langsung
2. Apakah anda ikut terlibat dalam sosialisasi program
keaksaraan dasar ?
Jawab : Iya saya terlibat langusng dan mendatangi masyarakat
untuk mengikuti sosialisasi ini
3. Bagaimana anda mengetahui sampai mana kemampuan yang
dimiliki masyarakat buta aksara di awal program keaksaraan
dasar ?
Jawab :Dari kegitan pre-test yang saya lakukan di awal
pembelajaran dan dapat diketahui apakah warga belajar sudah
dapat membaca dengan benar, lancar atau tidak. Selain di test
membaca, saya juga memerintahkan warga belajar untuk
menulis satu kalimat pada selembar kertas.
4. Apakah ada pelatihan untuk menjadi tutor keaksaraan dasar?
Jawab : ada dari dinas pendidikan Kabupaten Bekasi.
5. Bagaimana proses pembagian kelompok belajar ?
Jawab : untuk pengelompokan warga belajar berdasarkan
tempat tinggal warga belajar.
6. Metode apa yang anda terapkan untuk memotivasi warga
belajar agar tertarik dan mengikuti pembelajaran dengan baik ?
Jawab : metode tanya jawab dan praktek langsung.
7. Media apa yang anda digunakan ?
Jawab : Adapun media yang sering saya gunakan dalam
pembelajaran keaksaraan dasar yaitu alat tulis seperti buku
tulis, buku agenda pembelajaran, pulpen sebagai alat pokok
warga belajar, papan tulis dan spidol untuk tutor dalam
menjalakan, kadang saya juga menggunakan kartu huruf
sebagai media untuk lebih memperjelas. Hal tersebut cukup
memudahkan warga belajar dalam mengikuti proses kegiatan
belajar mengajar.
8. Bagaimana proses penilian pembelajaran untuk warga belajar ?
Jawab : Untuk penilaian dilakukan di awal program/awal
pembelajaran selanjutnya dilakukan penilaian lagi di pertengan
Lampiran 6 Hasil Wawancara Tutor
Nama : Rosyati
Jabatan : Tutor Keaksaraan dasar dan keterampilan
Pendidikan Terakhir : SLTA
Hari/Tanggal : Kamis, 02 November 2017
Tempat : Kantor PKBM Gilang Tiara
Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban
Perencanaan
Pelaksanaan
Penilaian
1. Apa anda terlibat langsung dalam pendataan masyarakat yang
buta aksara ?
Jawab : iya saya terlibat langsung.
2. Apakah anda ikut terlibat dalam sosialisasi program
keaksaraan dasar ?
Jawab : saya ikut, dan ikut mengajak masayarakat untuk
mengikuti sosialisasi ini.
3. Bagaimana anda mengetahui sampai mana kemampuan yang
dimiliki masyarakat buta aksara di awal program keaksaraan
dasar ?
Jawab : sebelum melakukan kbm diawal program saya
mengadakan pretest kepada warga belajar. Sehingga saya
dapat mengetahui kemampuan masing-masing warga belajar.
4. Apakah ada pelatihan untuk menjadi tutor keaksaraan dasar ?
Jawab : ada, dari dinas pendidkan Kabupaten Bekasi. Dan
adanya arahan dari ibu ihat kepada tutor terkait cara
pengajaran tutor kepada warag belajar.
5. Bagaimana proses pembagian kelompok belajar ?
Jawab : Pembagian kelompok di PKBM Gilang Tiara
berdasarkan tempat tinggal warga belajar tersebut.
6. Metode apa yang anda terapkan untuk memotivasi warga
belajar agar tertarik dan mengikuti pembelajaran dengan baik
Jawab : Dalam proses pengajaran saya menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi yaitu dalam menyampaikan
materi pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab
dan demontrasi atau praktek langsung.
7. Media apa yang anda digunakan ?
Jawab : Pengajaran akan lebih menarik perhatian warga
belajar apabila disertai dengan media pembelajaran yang
tepat sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar warga
belajar. Media yang digunakan adalah dengan buku agenda
dan alat tulis.
8. Bagaimana proses penilaian pembelajaran untuk warga
belajar?
Jawab : Penilaian dilakuakn 3 kali, diawal program,
dipertengahan dan diakhir program.
Lampiran 7 Hasil Wawancara Warga Belajar
Nama : Ibu Nemih
Usia : 59 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hari/Tanggal : 08 November 2017
Tempat : Rumah Ibu Mandor
Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban
Perencanaan
pelaksanaan
Penilian
1. Darimana ibu mendapatkan informasi tentang program
keaksaraan dasar ?
Jawab : Dari sosialisasi yang di diadakan oleh ibu Ihat
dengan ketua RT
2. Motivasi apa yang mendorong ibu mengikuti keaksaraan
dasar?
Jawab : motivasi ibu ikutan program ini buat bisa baca,
nulis sama berhitung neng.
3. Menurut ibu sebagai warga belajar, apakah keaksaraan
dasar ini sudah sesuai dengan kebutuhan ibu ?
Jawab : kayak udah deh neng. Soalnya dari ikut
pembelajaran ini, ibu jadi bisa baca, nulis sama berhitung.
4. Bagamana metode yang digunakan tutor, menurut ibu
menarik untuk belajar atau tidak?
Jawab : lumayan menarik neng. Karena pas pembelajaran
ibu ngerasa seperti ibu lagi ga belajar
5. Dampak yang seperti apa yang ibu rasakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan mengikuti program
keaksaraan dasar ?
Jawab : yang jelas sih ibu jadi bisa baca neng walaupun
masih di eja sedikit sedikit. Kalau misalnya ada yang
ngasih surat undangan nikahan/khitanan jadi bisa baca isi
udangannya.
6. Kemampuan apa yang sudah ibu miliki setelah mengikut
program keaksaraan dasar?
Jawab :baca, menulis, berhitung sama keterampilan
menjahit.
7. Kendala yang dihadapi dalam mengikuti program
keaksaraan dasar ?
Jawab : ya paling kendala nya neng. Ibu kan punya cucu
yang masih umur 6 tahun biasanya cucu ibu tuh suka
pengen ikut kalau ibu lagi mau belajar. Soalnya orang
tuanya kerja neng
8. Setiap hari apa saja ibu mengikuti program keaksaraan
dasar?
Jawab : Selasa dan Rabu, dari jam 12.00 – 14.00
Lampiran 8 Hasil Wawancara Warga Belajar
Nama : Ibu Rukmini
Usia : 53 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hari/Tanggal : 08 November 2018
Tempat : Rumah Ibu Mandor
Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban
Perencanaan
pelaksanaan
Penilian
1. Darimana ibu mendapatkan informasi tentang program
keaksaraan dasar ?
Jawab : dari tetangga ibu yang tahun sebelumnya ikutan
program keaksaraan dasar juga neng.
2. Motivasi apa yang mendorong ibu mengikuti keaksaraan
dasar?
Jawab : ingin menggunakan waktu luang ibu, buat hal
yang bermanfaat. Disinikan diajarin calistung neng.
3. Menurut ibu sebagai warga belajar, apakah keaksaraan
dasar ini sudah sesuai dengan kebutuhan ibu ?
Jawab : sudah neng. Soalnya ibu merasa sangat terbantu
dengan adanya program keaksaraan dasar ini.
4. Bagamana metode yang digunakan tutor, menurut ibu
menarik untuk belajar atau tidak?
Jawab : ada beberapa yang menarik, tapi terkadang ibu
suka bosen juga neng, soalnyaa suka nulis trus neng.
5. Dampak yang seperti apa yang ibu rasakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan mengikuti program
keaksaraan dasar?
Jawab : ibu jadi bisa membaca tulisan-tulisan yang
sebelumnya ibu anggap nggak penting, seperti membaca
kwitansi pembayaran listrik neng.
6. Kemampuan apa yang sudah ibu miliki setelah mengikut
program keaksaraan dasar ?
Jawab : ibu bisa baca walaupun masih sering di eja dan
pelan-pelan baca nyaa.
7. Kendala yang dihadapi dalam mengikuti program
keaksaraan dasar ?
Jawab : kendalanyaa paling rasa malas neng, kalau udah
males tuh ibu jadi suka ga mau belajar neng.
8. Setiap hari apa saja ibu mengikuti program keaksaraan
dasar?
Jawab : selasa dan rabu neng
9. Menurut ibu sebagai warga belajar seberapa pentingkah
peran PKBM Gilang Tiara dalam program keaksaraan
dasar ini ?
Lampiran 9 Hasil Wawancara Warga Belajar
Nama : Ibu Hj Namah
Usia : 73 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hari/Tanggal : 15 November 2017
Tempat : PKBM Gilang Tiara
Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban
Perencanaan
pelaksanaan
Penilian
1. Darimana ibu mendapatkan informasi tentang program
keaksaraan dasar ?
Jawab : Dari ibu iis neng tutor di PKBM Gilang Tiara
2. Menurut ibu sebagai warga belajar, apakah keaksaraan
dasar ini sudah sesuai dengan kebutuhan ibu ?
Jawab : udah sesuai neng. Dari pembelajaran keaksaraan
dasar ini emak jadi bisa baca, nulis sama ngitung.
3. Bagamana metode yang digunakan tutor, menurut ibu
menarik untuk belajar atau tidak?
Jawab : karean emang seneng udah ikut pembelajaran
keaksaraan dasar ini jadi ya emak mah setiap tutor
ngejelasin dan ngajarin pasti emak selalu menyimak.
4. Dampak yang seperti apa yang ibu rasakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan mengikuti program
keaksaraan dasar ? Jawab : Alhamdulillah neng dengan
adanya kegiatan pembelajaran ini emak jadi bisa baca surat
undangan nikahan kalau di undang oleh tetangga, trus emak
kan seneng tuh baca surat yasin nah skrng emak jadi bisa
baca arti terjemahan dari surat yasin.
5. Kemampuan apa yang sudah ibu miliki setelah mengikut
program keaksaraan dasar?
Jawab : baca, nulis huruf dan angka sama berhitung neng
6. Kendala yang dihadapi dalam mengikuti program
keaksaraan dasar ?
Jawab : alhdulillah engga ada neng, soalnyaa emak emang
niat banget buat belajar di program keaksaraan dasar ini.
Emak dulu nyaa ga sekolah sama sekali, jadinya pas di
ajakin sama ibu iis emak seneng banget neng. Walaupun
emak udah tua tapi emak semangat trus neng buat belajar.
7. Setiap hari apa saja ibu mengikuti program keaksaraan
dasar?
Jawab : selasa sama rabu neng
8. Menurut ibu sebagai warga belajar seberapa pentingkah
peran PKBM Gilang Tiara dalam program keaksaraan dasar
ini ?
Lampiran 10 Hasil Wawancara Warga Belajar
Nama : Ibu Tasih
Usia : 68 Tahun
Pekerjaan : Pedagang
Hari/Tanggal : 15 November 2017
Tempat : PKBM Gilang Tiara
Variabel Uraian pertanyaan dan jawaban
Perencanaan
pelaksanaan
Penilian
1. Darimana ibu mendapatkan informasi tentang program
keaksaraan dasar ?
Jawab : dari temen neng. Yang ngenalin ibu ke bu lilis
2. Motivasi apa yang mendorong ibu mengikuti
keaksaraan dasar?
Jawab : ibu sih ikut program keaksaraan dasar ini buat
biar bisa calistung neng. Dulu ibu pernah sekolah SD
tapi ga sampe tamat neng. Maka nyaa skrg ibu ga bisa
calistung.
3. Menurut ibu sebagai warga belajar, apakah keaksaraan
dasar ini sudah sesuai dengan kebutuhan ibu ?
Jawab : alhmdulillah udah udah neng.
4. Bagamana metode yang digunakan tutor, menurut ibu
menarik untuk belajar atau tidak?
Jawab : selama ini sih Alhamdulillah menarik aja sih
neng soalnya metode belajar nyaa ga Cuma ceramah aja
tapi lagi ke praktek membaca, menulis sama berhitung
neng. Jadi selama pembelajaran ibu sih ga merasa
bosen.
5. Dampak yang seperti apa yang ibu rasakan dalam
kehidupan sehari-hari dengan mengikuti program
keaksaraan dasar ?
Jawab : dampak buat ibu itu neng, semenjak ibu belajar
di keaksaraan dasar ini ibu jadi dagang baju keliling gitu
dikreditin, nah dari situ ibu bisa nulis pesanan orang
yang mau pesen baju.
6. Kemampuan apa yang sudah ibu miliki setelah
mengikut program keaksaraan dasar ?
Jawab : alhamdulillah ibu udah bisa menulis, membaca
sama ngitung neng.
7. Kendala yang dihadapi dalam mengikuti program
keaksaraan dasar ?
Jawab : kendalanya paling ibu suka males neng, soalnya
setiap hari kan ibu dagang baju keliling gitu neng.
8. Setiap hari apa saja ibu mengikuti program keaksaraan
dasar?
Jawab : selasa dan rabu neng, tiap jam 12.00 – 14.00
Lampiran 11 Hasil Observasi Kelompok 1
HASIL OBSERVASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN KEAKSARAAN DASAR
Nama Tutor : Firmansyah
Waktu kegiatan : Rabu 04 Oktober 2017
Materi : Membaca dan menulis
Tempat : Rumah Ibu Mandor
Indikator Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan
Kondisi tempat belajar Tempat belajar tersebut berada diteras rumah salah
satu tokoh masyarakat yaitu rumah ibu mandor,
dengan teras rumah yang lumayan luas untuk
menampung warga belajar, tidak ada alas untuk warga
belajar duduk, mereka duduk hanya diatas lantai. Ada
satu white board, spidol dan penghapus untuk
menunjang proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran di awali dengan tutor
membuka pembelajaran diawali dengan berdoa
kemudian mengabsen warga belajar setelah itu
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
warga bealajar untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Tutor memerintah warga belajar untuk menyiapkan
buku agenda dan membuka halaman 13, selanjutnya
mulai menyampaikan materi yang akan dipelajari.
Dalam proses pengajaran tutor menyampaikan materi
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
dan praktek langsung agar warga belajar aktif dalam
menanggapi penjelasan dari tutor.
Setelah pembelajaran sudah selesai tutor mengakhiri
pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau simpulan. Kegiatan yang dilakukan
tutor memberikan gambaran menyeluruh tentang
apa yang telah dipelajari selama kegiatan
pembelajaran. Selain itu memberikan kesempatan
pada warga belajar untuk mengungkapkan dan
menyimpulkan apa saja yang telah didapat selama
pembelajaran berlangsung.
Kondisi warga belajar warga belajar yang rata-rata berusia 30 –70 tahun
sudah duduk dengan rapih di salah satu rumah tokoh
masyarakat dengan tujuan untuk belajar bersama
tingkat kemampuan mereka pun berbeda-beda. Ada
yang sudah bisa mengikuti instruksi tutor ketika
ditugaskan untuk menulis, ada yang masih
Lampiran 12 Hasil Observasi Kelompok 2
HASIL OBSERVASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN KEAKSARAAN DASAR
Nama Tutor : Iis Andriyani
Waktu kegiatan : Selasa, 26 September 2017
Materi : Calistung
Tempat : Rumah Ibu RT
Indikator
Pengamatan
Deskripsi Hasil Pengamatan
Kondisi kelas Tempat belajar berada diteras rumah salah satu
masyarakat yaitu rumah ibu RT, dengan teras rumah
yang lumayan luas untuk menampung warga belajar,
tidak alas warga belajar untuk duduk dan Walaupun
tempatnya sederhana namun nyaman untuk
digunakan warga belajar dalam proses pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran di awali dengan tutor
membuka pembelajaran diawali dengan berdoa
sesuai agama dan kepercayaan masing-masing,
kemudian mengabsen warga belajar setelah itu
membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian warga belajar untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
Tutor memerintah warga belajar untuk menyiapkan
buku agenda dan membuka halaman 9, selanjutnya
tutor mulai menjelaskan materi tentang huruf vokal
dan huruf konsonan, menjelaskan macam-macam
huruf vokal dan konsonan dan menjelaskan cara
menggabungkan bacaan huruf vokal dan konsonan.
Setelah itu tutor membimbing warga belajar untuk
melafakan huruf konsonan berulang-ulang kali
hingga warga belajar terbiasa untuk melafalkannya.
Serta membimbing warga belajar dalam menulis
kannya karena kebanyakan warga belajar tidak
terbiasa memegang pensil sehingga kaku untuk
menulis.
Proses pembelajaran dilakukan dengan metode
ceramah dan praktek langsung. Setelah pembelajaran
sudah selesai tutor mengakhiri pembelajaran yang
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan
dengan memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari selama
kegiatan pembelajaran
Lampiran 13 Hasil Observasi Kelompok 3
HASIL OBSERVASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN KEAKSARAAN DASAR
Nama Tutor : Rosyati
Waktu kegiatan : Selasa 24 Oktober 2017
Materi : Calistung
Tempat : Rumah Ibu Hj Namah
Indikator Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan
Kondisi kelas Tempat belajar tersebut berada diteras rumah salah
satu tokoh masyarakat yaitu rumah ibu mandor,
dengan teras rumah yang tidak terlalu luas untuk
menampung sekitar 20 orang warga belajar, tidak ada
alas untuk duduk warga belajar.
Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran di awali dengan tutor
membuka pembelajaran diawali dengan berdoa
kemudian mengabsen warga belajar dan menanyakan
kabar masing-masing warga belajar setelah itu
membangkitkan motivasi agar warga belajar tetap
rajin untuk mengikuti pembelajaran.
Tutor memerintah warga belajar untuk menyiapkan
buku agenda serta alat tulis dan membuka halaman
20, selanjutnya mulai menyampaikan materi yang
akan dipelajari. Dalam proses pembelajaran tutor
menyampaikan materi dengan bahasa sehari-hari agar
warga belajar dapat paham dengan penjelasan tutor.
Tutor membimbing warga belajar untuk menulis pada
buku agenda pembelajaran dan membimbing warga
belajar membaca kata per kata. Hingga mereka fasih
melafakan bacaan tersebut. Selain memberikan ilmu
mengenai keaksaraan dasar yang dapat diterapkan
secara langsung oleh tutor kepada warga belajar, isi
dari materi tersebut juga menanamkan sikap positif
yang dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
Selain itu, ada pula penanaman sikap regilius kepada
warga belajar yaitu diberikan pelajaran mengenai
keagamaan antara lain seperti belajar mengaji, hapalan
sholat dan terkadang tutor mengingatkan untuk selalu
melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim yaitu
mengerjakan shalat lima waktu
Setelah pembelajaran sudah selesai tutor mengakhiri
pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk
rangkuman, yang telah dipelajari selama kegiatan
Lampiran 14 Materi Keaksaraan Dasar
Rencana Materi Keaksaraan Dasar
PKBM Gilang Tiara
Bulan Minggu Materi pembelajaran
Juli
1 Pengenalan program pendidikan keaksaraan dasar 2017
2
Menulis abjad dengan benar
Mampu menulis huruf
Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat yang sederhana
Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
Membaca nyaring kalimat dengan lafal yang tepat
3
Mengenal dan menulis dua suku kata yang berhubungan dengan kecakapan hidup
Membaca nyaring suku kata dengan lafal yang tepat
Belajar menghitung penambahan angka satuan
Mengenal dan menulis suku kalimat yang berhubungan dengan kecakapan hidup
Mampu membaca suku kata yang terdiri atas huruf vocal dan konsonan
4
Menulis suku kata
Mengenal dan menulis kata dengan benar
Menulis kata dengan benar
Belajar menceritakan tentang hidup sehat
Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita teman yang didengarnya
Belajar menghitung pengurangan
Agustus 1
Menulis nama dan alamat sendiri
Membaca lancar berbagai kalimat
Melakukan percakapan dengan kalimat dan kosa kata yang sudah dikuasai
Sikap santun dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
Melakukan tanggapan sederhana tentang percakapan teman
2 Menulis kalimat dengan utuh
Membaca kalimat dengan intonasi yang tepat
Belajar menghitung perkalian angka satuan
Sikap juju dalam melakukan perhitungan
Melakukan percakapan sedeerhana dengan menggunnakan kaimat dan kosa akat yang sudah
dikuasai
3
Menulis lambing bilangan
Menjelaskan urutan membuat keterampilan macam-macam kue kering
Belajar menghitung penjumlahan angka puluhan
Sikap jujur dalam melakukan perhitungan
Membaca lambang dan nama bilangan
4 Evaluasi pemantapan materi
September
1
Menulis kalimat sederhana dan variasinya dalam bahasa Indonesia
Membaca lancar berbagai kalimat
Melakukan percakapan dengan kalimat dan kosa kata yang sudah dikuasai
Belajar menghitung penambahan angak puluhan
2
Menyembuhkan objek yang dideskripsikan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Menyebutkan ciri-ciri objek yang dideskripsikan
Menyusun kalimat yang utuh dan bertautan antar paragraph
Menyampaikan rasa suka atau tidak suka tentang suatu hal atau kegiatan dengan alas an
sederhana
3
Melakukan berdasarkan penjelasan secara lisan yang disampaikan tutor
Belajar menghitung pembagian angka puluhan
Membaca tata cara beribadah
Membaca lancar berbagai kalimat
Melakukan percakapan dengan kalimat dan kosa kata yang sudah dikuasai
Menyebutkan lambang nama bilangan 1 – 1000
4 Evaluasi pemantapan materi
Oktober 1 Sikap tata terhadap aturan tertulis di lingkungan
Menyebutkan objek yang dideskripsikan berkaitan denga kehidupan sehari-hari
Menjelaskan ciri-ciri kalimat poster ( singkat, jelas dan bermakna )
Mampu merangkai huruf menjadi suku kata
2
Menyebutkan tema poster yang berkaiatan dengan kehidupan sehari-hari
Menjelaskan/menanggapu isi poster
Belajar menghitung perkalian angka satuan denga angka puluhan
Menulis unsur pendukung identitas (Nomor Induk Kependudukan, alamat, pekerjaan, status
pernikahan) dalam bentik teks personal
3
Menuliskan objek yang dideskripsikan berkaiatan dengan kehidupan sehari-hari
Melakukan perhitungan dan pengurangan bilangan 1 – 1000
Membaca demi kata teks narasi minimal 3 kalimat sederhana dengan lancar
Merangkai huruf menjadi suku kata
4 Evaluasi pemantapan materi
November
1
Menyebutkan tema poster yang berkaiatan dengan kehidupan sehari-hari
Menjelaskan / menanggapi isi poster
Menjelaskan ciri-ciri kalimat poster (singkat, jelas dan bermakna)
Menukar pecahan uang ke berbagai nilai pecahan uang lainnya
Membaca kata yang terdiri atas dua suku kata atau lebih bberkaiatan dengan kehidupan
sehari-hari
2
Membaca kata demi kata teks narasi minimal 3 kalimat sederhana dengan lancar
Merangkai huruf menjadi suku kata
Menuliskan tema poster
Melakuka perhitungan perkalian dan pembagian bilangan 1 – 1000
Penggunaan uang yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan
3
Penggunaan uang yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian
Mampu merangkai kata menjadi kalimat
Membaca kata demi kata teks narasi minimal 3 kalimat sederhana dengan lancar
Membandingkan dan mengurutkan bilanagn dengan menggunakan benda kongkrit
4 Evaluasi pemantapan materi
Desember
1
Mengenal nilai satuan, puluhan, ratusan dan satuan
Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks narasi atau cerita
Menulis teks narasu minimal dalam 3 kalimat yang di dalam nya terdapat kalimat majemuk
berdasarkan gambar tunggal atau gambar dengan tulisan yang jelas dan rapi
Memperkirakan jumalah sekumpulan benda diskeitar serta menghitungnya
Membulatkan bilangan ke dalam satuan dan puluhan terdekat
2
Mengenal nilai satuan, puluhan, ratusan dan ribuan
Menghitung hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan sederhana
dengan cara membulatkan bilangan-bilangan yang dioperasikan
3
Menentukkan penggunaan berbagai alat ikur sehari-hari (penggaris, meteran/rollmeter,
neraca, timbangan, jam)
Mengukur dan menuliskan hasil pengukuran lama berbagai aktivitas sehari-hari dengan
menggunkan satuan detik, menit dan jam.
4 Evaluasi akhir
Lampiran 15 Nilai Warga Belajar
Nilai Akhir Warga Belajar
Keaksaraan Dasar
Tahun 2017
No Nama Membaca Berhitung Menulis Keterangan
1 Narwi BT Naman 56 62 60 66 56 62 Lulus
2 Sa’ati 57 63 63 70 60 66 Lulus
3 Ma’ah BT Badengi 56 62 60 66 63 70 Lulus
4 Wanti BT Baim 58 64 58 64 56 62 Lulus
5 Oni BT Saipan 60 66 60 66 60 66 Lulus
6 Suhandi Bin Saldi 66 73 70 77 70 77 Lulus
7 Bonin Bin Sain 70 77 71 78 63 70 Lulus
8 Warsih 70 77 72 80 59 65 Lulus
9 Cacih BT Juman 66 73 63 70 57 63 Lulus
10 Ujang S 48 53 47 52 46 51 Tidak Lulus
11 Nenti BT Teong 63 70 61 67 56 62 Lulus
12 Tati Hartati 50 55 52 57 53 58 Lulus
13 Saenah 56 62 56 62 56 62 Lulus
14 Rani BT Samad 57 63 58 64 59 65 Lulus
15 Kamah 60 66 61 67 60 66 Lulus
16 Murni 47 52 48 53 45 50 Tidak Lulus
17 Sardi Sadi 57 63 57 63 60 66 Lulus
18 Amih 70 77 71 78 73 81 Lulus
19 Ano Bin Tibi 66 73 67 74 65 72 Lulus
20 Anih 65 72 65 72 66 73 Lulus
21 Dani 49 54 43 47 47 52 Tidak Lulus
22 Nami BT Sanim 50 55 54 60 57 63 Lulus
23 Minah 60 66 63 70 66 73 Lulus
24 Dedeh BT Topa 61 67 60 66 60 66 Lulus
25 Mini BT Sain 60 66 61 67 54 60 Lulus
26 Yati 72 80 69 78 56 62 Lulus
27 Icih BT Anan 66 73 68 76 51 56 Lulus
28 Nenih 61 67 63 70 60 66 Lulus
29 Martini 49 54 48 53 47 52 Tidak Lulus
30 Tasih 60 66 63 70 60 66 Lulus
31 Nibun 70 77 71 78 70 77 Lulus
32 Yani 66 73 66 73 64 71 Lulus
33 Kubil 57 63 57 63 66 73 Lulus
34 Darnih 61 67 63 70 61 67 Lulus
35 Hadijah BT Sahwir 71 78 70 77 63 70 Lulus
36 Dani Bin Inan 60 66 61 67 62 68 Lulus
37 Andi Bin Nasiman 47 52 48 53 60 66 Tidak Lulus
38 Lanih 60 66 60 66 60 66 Lulus
39 Kanih BT Noka 49 54 48 53 48 53 Tidak Lulus
40 Inta BT Manin 51 56 60 66 57 63 Lulus
41 Subur Bin Hasan 46 51 47 52 47 52 Tidak Lulus
42 Nemi 47 52 49 54 46 51 Tidak Lulus
43 Pendi Wijaya 48 53 47 52 48 53 Tidak Lulus
44 Endah BT Inan 46 51 48 53 48 53 Tidak Lulus
45 Linah Lidianti 50 55 57 63 60 66 Lulus
46 Kokom BT Nian 61 67 63 70 60 66 Lulus
47 Ikem BT Kajan 60 66 61 67 60 66 Lulus
48 Mina BT Neman 61 67 64 71 61 67 Lulus
49 Acih 72 80 57 63 63 70 Lulus
50 Rukmini BT Sarta 60 66 58 64 66 73 Lulus
51 Aan Rohanah 48 53 46 51 46 51 Tidak Lulus
52 Diah Wulandari 49 54 49 54 48 53 Tidak Lulus
53 Siti Marsita Dewi 51 56 54 64 52 57 Lulus
54 Nurhayati BT Aman 52 57 51 56 54 60 Lulus
55 Emih BT Epen 46 51 46 51 46 51 Tidak Lulus
56 Suah BT H Harun 49 54 47 52 46 51 Tidak Lulus
57 Saanih 60 66 63 70 66 73 Lulus
58 Siti Saodah 70 77 67 74 61 67 Lulus
59 Mimin Mintarsih 56 62 65 72 61 67 Lulus
60 Rinem BT Iney 57 63 58 64 60 66 Lulus
61 Inah Niman 58 64 59 62 60 66 Lulus
62 Linah 61 67 61 67 63 70 Lulus
63 Sumiyati 49 54 46 51 48 53 Tidak Lulus
64 Nemih 49 54 47 52 47 52 Tidak Lulus
65 Ai Sumiati 48 53 49 54 45 50 Tidak Lulus
66 Hj Namah 60 66 61 67 61 67 Lulus
67 Yayat Nurhayati 59 65 61 67 58 64 Lulus
68 Iis 70 77 69 78 60 66 Lulus
69 Unah Handayani 61 67 68 76 61 67 Lulus
70 Ma'rup 63 70 61 67 61 67 Lulus
71 Onih BT Saeran 48 53 46 51 49 54 Tidak Lulus
72 Osih BT Saniman 61 67 63 70 60 66 Lulus
73 Misa BT Karja 57 63 64 71 60 66 Lulus
74 Ersih BT Esan 61 67 61 67 60 66 Lulus
75 Ani Suryani 61 67 70 77 71 78 Lulus
76 Rindon 58 64 63 70 63 70 Lulus
77 Sami 60 66 61 67 64 71 Lulus
78 Unah BT Sau 58 64 59 65 66 73 Lulus
79 Halimah 61 67 60 66 60 66 Lulus
80 Nasem 63 70 61 67 61 67 Lulus
Mengetahui,
Ketua Penyelenggara PKBM Gilang Tiara
Ihat Husnul Hotimah S.Pd
Lampiran 16 Data Warga Belajar yang mendapatkan SUKMA
Data Warga Belajar Keaksaraan dasar yang mendapatkan SUKMA
PKBM Gilang Tiara
Tahun 2017
No Nama P/L TTL Usia Pekerjaan Alamat
1 Wanti BT Baim P Bekasi, 11-05-1964 54 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
2 Oni BT Saipan P Bekasi, 09-11-1964 54 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya
3 Cacih BT Juman P Bekasi, 15-06-1973 45 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
4 Nenti BT Teong P Bekasi, 07-09-1960 58 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya
5 Tati Hartati P Bekasi, 14-05-1975 43 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
6 Saenah P Bekasi, 07-01-1959 59 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya
7 Rani BT Samad P Bekasi, 06-09-1970 48 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
8 Kamah P Bekasi, 31-12-1970 48 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
9 Amih P Bekasi, 01-07-1975 43 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya
10 Warsih P Bekasi, 03-05-1968 50 Pedagang Kp Cigelam Desa Muktijaya
11 Anih P Bekasi, 25-10-1964 54 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya
12 Nami BT Sanim P Bekasi, 17-04-1954 64 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
13 Minah P Bekasi, 20-01-1961 57 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya
14 Dedeh BT Topa P Bekasi, 14-06-1982 36 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
15 Mini BT Sain P Bekasi, 11-03-1969 49 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
16 Yati P Bekasi, 19-08-1951 67 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya
17 Icih BT Anan P Bekasi, 21-02-1982 36 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
18 Nenih P Bekasi, 05-01-1967 51 Pedagang Kp Cigelam Desa Muktijaya
19 Martini P Bekasi, 01-07-1964 54 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya
20 Tasih P Bekasi, 11-03-1950 68 Pedagang Kp Gaok Desa Muktijaya
21 Nibun P Bekasi, 01-07-1969 49 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
22 Yani P Bekasi, 09-06-1984 34 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
23 Darnih P Bekasi, 07-04-1979 39 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
24 Hadijah BT
Sahwir P Bekasi, 05-05-1965 53 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
25 Lanih P Bekasi, 08-06-1982 36 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
26 Kanih BT Noka P Bekasi, 09-03-1970 48 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
27 Inta BT Manin P Bekasi, 12-05-1876 42 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
28 Pendi Wijaya L Bekasi, 05-12-1994 24 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
29 Endah BT Inan P Bogor, 11-03-1984 34 IRT Kp Rawa Kaso
30 Linah Lidianti P Bekasi, 17-06-1988 30 IRT Kp Cilandak Desa Muktijaya
31 Kokom BT Nian P Bekasi, 05-06-1979 39 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
32 Ikem BT Kajan P Bekasi, 04-01-1959 59 IRT Kp Cigelam Desa Muktijaya
33 Mina BT Neman P Bekasi, 16-03-1974 44 IRT Kp Cisaat Desa Muktijaya
34 Acih P Bekasi, 09-04-1976 42 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
35 Rukmini BT Sarta P Bekasi, 28-03-1965 53 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
36 Aan Rohanah P Bekasi, 16-03-1974 44 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
37 Diah Wulandari P Bekasi, 19-09-1987 31 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
38 Siti Marsita Dewi P Bekasi, 16-07-1987 31 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
39 Nurhayati BT
Aman P Bekasi, 16-06-1970 48 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
40 Emih BT Epen P Bekasi, 05-09-1966 52 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
41 Suah BT H Harun P Bekasi, 05-07-1970 48 IRT Kp Tanggkil Desa Muktijaya
42 Saanih P Bekasi, 05-11-1973 45 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
43 Siti Saodah P Bekasi, 10-10-1981 37 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
44 Mimin Mintarsih P Bekasi, 12-08-1985 33 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
45 Rinem BT Iney P Bekasi, 15-07-1960 58 IRT Kp Gaok Desa Muktijaya
46 Inah Niman P Bekasi, 12-10-1963 55 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
47 Linah P Bekasi, 02-02-1971 47 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
48 Sumiyati P Bekasi, 16-12-1993 25 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
49 Nemih P Bekasi, 10-05-1959 59 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
50 Ai Sumiati P Bekasi, 11-10-1968 50 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
51 Hj Namah P Bekasi, 03-11-1945 73 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
52 Yayat Nurhayati P Bekasi, 10-09-1979 39 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
53 Iis P Bekasi, 17-09-1987 31 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
54 Unah Handayani P Bekasi, 09-09-1979 39 Pedagang Kp Manggah Desa Muktijaya
55 Onih BT Saeran P Bekasi, 12-06-1955 63 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
56 Osih BT Saniman P Bekasi, 17-11-1964 54 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
57 Misa BT Karja P Bekasi, 12-06-1968 50 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
58 Ersih BT Esan P Bekasi, 26-08-1964 54 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
59 Ani Suryani P Bekasi, 17-02-1984 34 Pedagang Kp Manggah Desa Muktijaya
60 Sami P Bekasi, 31-12-1973 45 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
61 Unah BT Sau P Bekasi, 06-08-1962 56 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
62 Halimah P Bekasi, 10-02-1976 42 IRT Kp Manggah Desa Muktijaya
Mengetahui,
Ketua Penyelenggara PKBM Gilang Tiara
Ihat Husnul Hotimah S.Pd
Lampiran 17 Blangko SUKMA