Upload
vodien
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
IMPLEMENTASI TAKSONOMI BLOOM DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI MI ASYAFI’IYYAH
DESA JATIREJO, SURUH KAB. SEMARANG
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
AINI WAHYUNINGSIH
NIM 115-13-070
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Hidup itu pilihan, setiap pilihan ada resiko, berani memilih, berani ambil resiko.
Allah akan merubah nasib seseorang apabila orang tersebut mau merubah
nasibnya dan Allah akan meninggikan orang yang berilmu beberapa derajat
dibanding orang yang tidak berilmu (QS. Ar-Ra’du 11 : dan QS. Al-Mujadilah:
11) (Muhtar, 2011: 249-542).
vii
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan skripsi ini kepada:
1. Kepada kedua orang tua yang saya cintai, yaitu Bapak Shodiqin dan Ibu Siti
Munjaenah yang senantiasa mendo’akansehingga skripsi bisa terselesaikan,
semoga selalu sehat dan dalam lindungan-Nya.
2. Kepada seluruh Dosen yang telah memberi pengajaran ilmu, serta karyawan
yang telah memberikan pelayanan akademik semoga selalu diberi kesehatan
dan lindungan Allah.
3. Kepada suami dan anak tercinta yang telah rela meluangkan waktunya
menyemangati dan memberi dorongan semangat, semoga selalu sehat dan
dalam lindungan, semoga ini menjadi bingkisan yang indah.
4. Kepada Anik Rahmawati, Khumairoh, dan Eni Sugiarti yang telah menjadi
sahabat terbaik selama ini, selalu memberi semangat saya dalam
menyelesaikan skripsi ini, semoga selalu dimudahkan segala urusannya.
5. Kepada semua teman-teman PGMI Angkatan 2013 yang telah berpartisipasi
membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga selalu diberi rejeki yang
barokhah.
6. Kepada Kakak saya, semoga selalu diberi kesehatan dan semangat serta
lindungan-Nya.
7. Kepada teman kecil saya Naili Nihla yang sudah membantu mencarikan
sumber buku buat menyelesaikan skripsi ini, semoga sehat selalu dan tetap
dalam lindungan-Nya.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi dengan judul “Implementasi Taksonomi Bloom Dalam
Pembelajaran Matematika Di MI Asyafi’iyyahDesa Jatirejo, Suruh Kab.
Semarang Tahun 2017”.
Didalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
4. Ibu Eni Titikusumawati, M, Pd. Selaku Pembimbing Akademik.
5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Segenap Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik, dan
memberikan pencerahan untuk selalu berfikir kritis, edukatif, dan inovatif
selama berada di lingkungan Kampus IAIN Salatiga.
ix
7. Bapak Budiyanto, S.Pd. Kepala sekaligus Guru Kelas MI Asyafi’iyyah
Jatirejo yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan
penelitian.
8. Seluruh guru dan karyawan MI Asyafi’iyyah Jatirejo yang telah membantu
peneliti melaksanakan penelitian.
9. Seluruh siswa Kelas IV MI Asyafi’iyyah Jatirejo, yang telah membantu
peneliti melaksanakan penelitian.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tidak pernah
terlupakan bantuannya yang turut dalam menyelesaikan penelitian.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan
balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian
ini bermanfaat bagi peneliti sendiri pada khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Amin.
Salatiga, 16 Agustus 2017
Peneliti,
x
ABSTRAK
Wahyuningsih, Aini, 2017. Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Pembelajaran
Matematika Di MI Asyafi’iyyah Desa Jatirejo, Suruh
Kab.Semarang Tahun 2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Farikhah,
M.Pd.
Kata Kunci : Taksonomi Bloom, Matematika.
Peneliti ini membahas tentang Implementasi Taksonomi Bloom dalam
Pembelajaran Matematika. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan:
Bagaimana Implementasi Taksonomi Bloom dalam Perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran matematika di MI Asyafi’iyyah Tahun 2017?.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Taksonomi Bloom dalam
Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran matematika di MI
Asyafi’iyyah Tahun 2017.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik
pengumpulan datanya dengan dokumentasi, observasi, dan wawancara. Dengan
menggunakan metode penelitian analisis data secara sistematis yang meliputi
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru telah menerapkan 3 aspek
taksonomi Bloom yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Tahap
pelaksanaan, guru menerapkan aspek kognitif pada tingkatan pengetahuan,
pemahaman, penerapan, dan evaluasi. Aspek afektif dilihat pada tingkatan
penerimaan, partisipasi, pembentukan pola hidup, sedangkan aspek psikomotor
dilihat pada tingkatan gerakan kompleks, dan gerakan biasa. Pada proses evaluasi
pembelajaran matematika ini guru juga menerapkan taksonomi Bloom pada aspek
kognitif ditingkatan pengetahuan. Aspek afektif pada tingkatan penerimaan,
partisipasi, dan pembentukan pola hidup sedangkan psikomotor siswa pada
tingkatan gerakan kompleks.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................i
LEMBAR BERLOGO..........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................iii
PENGESAHAN KELULUSAN..........................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..............................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
PERSEMBAHAN................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B. Fokus Penelitian..........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
D. Kegunaan Penelitian....................................................................................4
E. Penegasan Istilah.........................................................................................5
F. Metode Penelitian........................................................................................7
G. Sistematika Penulisan................................................................................14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Taksonomi Bloom.....................................................................................15
1. Ranah Kognitif....................................................................................17
2. Ranah Afektif......................................................................................20
3. Ranah Psikomotorik.............................................................................23
B. Pembelajaran Matematika
1. Matematika...........................................................................................25
2. Pembelajaran Matematika....................................................................27
xii
3. Tujuan Pembelajaran Matematika........................................................28
4. Fungsi Pembelajaran Matematika........................................................29
5. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika..........................................30
C. Implementasi taksonomi Bloom dalam pembelajaran matematika...........30
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Asyafi’iyyah
1. Profil Madrasah...................................................................................38
2. Visi dan Misi MI Asyafi’iyyah............................................................38
3. Subjek Penelitian..................................................................................39
4. Kondisi Guru........................................................................................41
5. Kondisi Siswa.......................................................................................41
6. Kondisi Sarana Prasarana.....................................................................42
B. Temuan Penelitian
1. ImplementasiTaksonomi Bloom Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika...........................................................................................43
2. ImplementasiTaksonomi Bloom Dalam Evaluasi Pembelajaran
Matematika...........................................................................................52
BAB IV PEMBAHASAN
A. Implementasi Taksonomi Bloom DalamPelaksanaan Pembelajaran
Matematika.................................................................................................54
B. Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Evaluasi Pembelajaran
Matematika.................................................................................................60
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................64
B. Saran-Saran ...............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................67
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi..........................................................................69
Lampiran 2 Hasil Observasi.................................................................................72
Lampiran 3 Pedoman Wawancara.......................................................................78
Lampiran 4 Hasil Wawancara..............................................................................79
Lampiran 5 Silabus ..............................................................................................81
Lampiran 6Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...................................................82
Lampiran 7Lembar soal Evaluasi.........................................................................86
Lampiran 8Hasil Nilai Evaluasi Siswa.................................................................88
Lampiran 9Foto Kegiatan.....................................................................................89
Lampiran 10Surat Penunjuk Pembimbing............................................................90
Lampiran 11Lembar konsultasi.............................................................................91
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian................................93
Lampiran 13SKK...................................................................................................94
Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup.......................................................................97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangat dibutuhkan baik untuk anak-anak dan orang
dewasa. Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi, berencana, dan
berlangsung secara terus menerus sepanjang hayat untuk membina anak
didik menjadi manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya (Susanto, 2013:
85). Sebagian besar masyarakat menyadari pentingnya pendidikan dalam
menata masa depan yang lebih baik. Pendidikan yang bermutu sangat
tergantung pada keberadaan guru yang bermutu. Keberadaan guru yang
bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan
yang bermutu. Sesungguhnya guru dituntut memiliki pengetahuan yang
luas dan pemahaman yang mendalam untuk mencapai pendidikan yang
bermutu.
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu,
perubahan atau pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi
sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
Buchori dalam Khabibah (2006: 1), berpendapat bahwa pendidikan
yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para
peserta didik untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk
2
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari.
Pelaksanaan pendidikan di sekolah, pada hakikatnya belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri
siswa. Melalui belajar siswa diharapkan menjadi manusia yang
sesungguhnya. Proses pembelajaran yang terjadi pada umumnya adalah
siswa lebih banyak dituntut untuk mendengarkan dari pada aktif atau
kreatif, mereka hanya dijadikan obyek dalam belajar, maka tidak heran
apabila siswa tidak siap dengan metode belajar mandiri. Pada dasarnya
proses pendidikan itu berkesinambungan artinya proses pendidikan
sebelumnya akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya, oleh karena itu
student centre (pembelajaran berpusat pada siswa) dalam pembelajaran
harus benar-benar diterapkan oleh para guru karena hal tersebut akan
berpengaruh terhadap cara mereka belajar dijenjang berikutnya. Untuk
mendukung pembelajaran , dalam pendidikan terdapat teori taksonomi
Bloom. Teori taksonomi Bloom ini mengarahkan guru untuk mengolah
siswa dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Aspek kognitif mencakup perkembangan siswa dalam pemahaman,
penerapan, analisis, sehingga siswa dituntut untuk dapat mengingat,
memahami, menganalisis dan menyimpulkan serta menerapkan sebuah
teori dalam permasalahan yang sesungguhnya. Aspek afektif pun dapat
dikuasai pula oleh siswa. Aspek afektif tersebut merupakan sikap siswa,
dimana siswa diharapkan menjadi seorang pembelajar aktif, kritis, sikap,
3
nilai serta minat yang tinggi terhadap proses belajar sehingga mereka
dapat menghargai proses belajar. Berikutnya, aspek psikomotor dimana
siswa dapat mempraktikkan kompetensinya, maka proses belajar harus
didukung oleh seluruh guru, kepala sekolah, teman maupun orang tua.
Mengetahui sampai sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu
tercapai atau mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa, maka
diperlukan adanya evaluasi. Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa
diperhatikan dan dipegangi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah
pemahaman terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan
(aspek kognitif), maupun segi penghayatan (aspek afektif), dan
pengalaman (aspek psikomotor). Ketiga aspek tersebut erat sekali dan
bahkan tidak mungkin dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi
hasil belajar.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “IMPLEMENTASI
TAKSONOMI BLOOM DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DI MI ASYAFI’IYYAH DESA JATIREJO, SURUH
KAB. SEMARANG TAHUN 2017”.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah bagaimana Implementasi Taksonomi
Bloom dalam pelaksanaan dan evaluasi dalam pembelajaran matematika di
MI Asyafi’iyyah Jatirejo Tahun 2017.
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi
Taksonomi Bloom dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
matematika di MI Asyafi’iyyah Tahun 2017.
D. Kegunaan Penelitian
Nilai suatu penelitian ditentukan oleh besarnya kegunaan yang dapat
diambil dari penelitian tersebut. Adapun kegunaan yang diharapkan
penulis dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi bahan kajian lebih
lanjut mengenai implementasi taksonomi Bloom dalam pembelajaran
matematika.
2. Manfaat Praksis
Secara praksis hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
berikut:
a. Bagi Guru
1) Guru dapat melakukan proses pembelajaran secara profesional
pada pembelajaran matematika;
2) Guru dapat membentuk kemampuan kognitif siswa dalam
menerima pembelajaran;
3) Guru dapat menjadikan siswa memahami tentang pembelajaran
matematika yang disampaikan;
5
4) Guru dapat memotivasi siswa untuk mampu mempraktikkan
hasil pembelajaran matematika.
b. Bagi Siswa
1) Siswa mampu menanggapi, menjelaskan materi tentang
pelajaran matematika;
2) Siswa mampu mengaplikasikan hasil dari pembelajaran
matematika;
3) Siswa mampu memahami materi dalam pembelajaran
matematika.
c. Bagi Sekolah
Dapat menciptakan siswa yang unggul dan berprestasi dalam
pembelajaran matematika.
E. Penegasan Istilah
1. Implementasi
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap (Hamalik, 2013:237).
2. Taksonomi Bloom
Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokkan
yang disusun dan diurutkan berdasarkan ciri-ciri suatu bidang tertentu.
Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan
pembelajaran dalam kawasan kognitif, afektif, psikomotorik.
6
(http://taksonomiBloomgibertanaginting.blogspot.c0m/2016/05/makala
-belajar-dan-pembelajaran.html?m) Tanggal Akses : 30 Maret 2017,
Pukul 18.41 WIB.
Ranah kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki
persepsi tentang hasil pengamatan atau suatu objek. Berarti ia
menguasai segala sesuatu yang diketahui,dalam arti pada dirinya
terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara
sistematik untuk menjadi miliknya (Subini, 2012: 26).
Ranah Afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap,
nilai, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial
(Hamzah Uno dan Nurdin Mohamad, 2015: 61).
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berhubungan dengan
aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul, melompat dan sebagainya
(Wulan dan Rusdiana, 2015: 58).
Jadi Implementasi Taksonomi Bloom dalam pembelajaran
merupakan suatu penerapan pembelajaran yang mencakup tiga ranah
yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotori.
3. Pembelajaran Matematika
Susanto (2013:186) berpendapat bahwa, pembelajaran
matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh
guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir siswa yang dapat
7
meningkatkan kemampuan mengonstruksi pengetahuan baru sebagai
upaya peningkatan penguasa yang baik terhadap materi matematika.
Dalam pembelajaran matematika diharapkan siswa dapat terlatih
dalam mengasah kemampuan agar bisa lebih mandiri dalam
menyelesaikan suatu masalah yang terkait dengan pembelajaran
matematika. Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru
maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini,akan mencapai hasil yang
maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran
yang efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh
siswa secara efektif.
F. Metode Penelitian
Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus digunakan
metode yang tepat dan sesuai obyek yang dibahas. Dalam hal ini
dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang berkaitan dengan
penelitian yaitu:
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu dengan
menyajikan gambaran tentang peran bakat diri dalam peningkatan
indeks prestasi mahasiswa disertai faktor pendorong dan penghambat
serta solusi permasalahan tersebut.
8
Menurut Moelong (2011: 6), penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Penelitian ini adalah mengetahui data responden secara langsung
dari lapangan, yakni suatu penelitian yang bertujuan mengetahui situasi
atau keadaan sebenarnya tentang implementasi taksonomi Bloom dalam
pembelajaran matematika di MI Asyafi’iyyah Jatirejo.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian akan
dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di MI
Asyafi’iyyah Jatirejo, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari lapangan atau tempat penelitian (Nasution, 1984: 64).
Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari
lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Data primer
digunakan untuk mendapatkan informasi langsung mengenai MI
Asyafi’iyyah Jtairejo. Dalam penelitian ini yang menjadi informasi
adalah guru kelas IV MI Asyafi’iyyah Jatirejo.
9
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber bacaan
dan berbagai sumber lainnya yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, baik buku-buku maupun dokumen yang
resmi dari berbagai instansi pemerintah. Peneliti menggunakan data
sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi
informasi yang telah dikumpulkan melalui dokumentasi, observasi,
dan wawancara di MI Asyafi’iyyah Jatirejo.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Adapun dalam penyajian skripsi ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasati, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2010: 274).
Metode dokumentasi juga dapat diartikan sebagai metode
pengumpulan data dengan cara mencari data atau informan yang
sudah dicatat dalam beberapa dokumen yang ada seperti buku
induk, buku pribadi dan surat-surat keterangan lainnya.
Teknik ini diarahkan untuk mengumpulkan berbagai
informasi, khususnya untuk melengkapi data dalam menjawab
pertanyaan peneliti mengenai perencanaan dalam proses
10
pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari silabus dan RPP
pegangan guru.
b. Observasi
Metode observasi merupakan pengamatan langsung dan
melihat sendiri obyek yang akan diamati. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini adalah mengamati kegiatan guru dalam mengajar
dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan taksonomi Bloom
dalam pembelajaran matematika. Observasi ini dilakukan secara
langsung saat pembelajaran dengan menggunakan format observasi
yang telah disusun. Observasi ini juga dilaksanakan di dalam kelas
dengan guru MI Asyafi’iyyah Jatirejo.
c. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Metode ini digunakan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya
untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua,
pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu (Arikunto, 2010:
198).
Salah satu cara yang akan ditemuh peneliti adalah melakukan
wawancara secara mendalam dengan guru kelas IV MI Asyafi’iyyah
Jatirejo. Wawancara ini digunakan oleh peneliti sebagai pelengkap
dalam dari 2 metode yang digunakan yaitu dokumentasi dan
observasi.
11
5. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyusunan data sehingga dapat
diinterpretasi. Penyusunan data berarti klasifikasi data dengan pola,
tema, atau kategori tertentu. Analisis data secara sistematis dilakukan
dengan tiga langkah secara bersamaan, yaitu sebagai berikut:
Pertama, reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan, perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan dari
transformasi data besar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Reduksi data berlangsung secara kontinuitas selama kegiatan
yang berorientasi kualitatif berlangsung. Selama pengumpulan data
terjadi reduksi berikutnya yakni sebagai kegiatan membuat ringkasan,
mengode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, dan membuat
partisi memo.
Kedua, penyajian data, yaitu penyajian sekumpulan informasi
sistematis yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian tersebut dapat
berbentuk matriks, grafik, jaringan, dan bagan.
Ketiga, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Langkah verifikasi
dilakukan sejak permulaan, pengumpulan data, pembuatan pola-pola,
penjelasan konfigurasi-konfigurasi yang mungkin dan alur sebab akibat
serta proposisi (Saebani, 2015: 207-208).
12
6. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk melakukan pengecekan keabsahan data, teknik yang
digunakan peneliti dalam hal ini adalah triangulasi. Menurut Moleong
(2009: 330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Menurut Anis Fuad dan
Kandung Sapto Nugroho (2014: 19) triangulasi merupakan bentuk
vaidasi silang. Triangulasi melakukan pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi teknik dalam
mengecek keabsahan data Menurut Anis Fuad dan Kandung Sapto
Nugroho (2014: 20), triangulasi teknik dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan
dokumentasi. data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan adakah
konsistensi, jika berbeda dijadikan catatan dan dilakukan pengecekan
selanjutnya mengapa data bisa berbeda.
Proses triangulasi teknik yang digunakan peneliti meliputi 3 sumber
data yaitu data hasil observasi, data hasil wawancara, dan data hasil
dokumentasi. adapun tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti yakni
langkah pertama membandingkan hasil wawancara dari guru kelas
dengan hasil pengamatan di dalam kelas ketika proses pembelajaran
matematika. Langkah ke dua membandingkan hasil wawancara oleh
guru dengan isi dokumen yang dimiliki oleh MI Asyafi’iyyah Jatirejo
13
misalnya peneliti melihat silabus dan RPP untuk menguji kebenaran
tersebut.
7. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator penerapan
taksonomi Bloom dalam pembelajaran matematika. Indikator dalam
instrumen ini memuat taksonomi Bloom yang meliputi 3 ranah yaitu
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Intrumen ini digunakan pada 2
metode yaitu dokumentasi dan observasi yang akan dilakukan oleh
peneliti.
Ranah kognitif meliputi: pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif meliputi: penerimaan,
partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan
pola hidup. Ranah psikomotor meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, reaksi natural, reaksi yang kompleks, adaptasi, dan
kreativitas.
Taksonomi Bloom tersebut terintregasi dalam pembelajaran
matematika yang meliputi:
a. Perencanaan pembelajaran matematika yang terdapat pada
silabus dan RPP.
b. Pelaksanaan pembelajaran matematika yang terdapat pada
proses pembelajaran matematika yang berlangsung.
c. Evaluasi pembelajaran matematika yang terdapat pada
penilaian.
14
G. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab.
Masing-masing bab membahas persoalan tersendiri, tetapi saling berkaitan
antara bab yang satu dengan bab yang lain, yaitu sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : Kajian Pustaka
Pada bab ini berisi tentang taksonomi Bloom,
pembelajaran matematika, implementasi taksonomi Blom
dalam pembelajaran matematika.
BAB III : Paparan Data dan Temuan Penelitian
Pada bab ini berisi tentang gambaran umum MI
Asyafi’iyyah dan temuan penelitian yang meliputi
dokumentasi, observasi, dan wawancara.
BAB IV : Pembahasan
Pada bab ini berisi tentang analisis serta pembahasan.
BAB V : Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Taksonomi Bloom
Pengertian Taksonomi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah klasifikasi bidang ilmu, kaidah dan prinsip meliputi
pengklasifikasian objek (Poewadarminta, 2006: 925).
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani (Greek) yang
terdiri atas dua kata “taxis” yang berarti pengaturan dan “nomos” yang
berarti ilmu pengetahuan. Kata taxis juga merujuk pada struktur hierarki
yang dibangun dalam suatu klasifikasi. Jadi, taksonomi adalah ilmu yang
mempelajari tentang klasifikasi. Taksonomi pembelajaran adalah
klasifikasi tujuan pembelajaran berdasarkan domain pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diidentifikasi dalam tiga domain: kognitif, afektif,
dan psikomotor (Yaumi, 2013: 88).
Taksonomi Bloom ialah taksonomi yang disusun oleh ahli
pendidikan yang bernama B.S Bloom. Pengembangan taksonomi Bloom
dimulai sejak tahun 1948 oleh Bloom di bawah bimbingan Ralph Tyler,
dan baru diselesaikan dan dipublikasikan resmi tahun 1956. Sejak itu
taksonomi Bloom ini banyak dikembangkan oleh para ahli terutama oleh
Kratwohl dan Anderson, versi terakhir tercatat dikembangkan tahun 2001.
Esensi taksonomi Bloom adalah pengembangan sistem kategori
perencanaan perilaku belajar yang terukur, dapat diamati, untuk membantu
perencanaan dan penilaian hasil belajar. Asalnya taksonomi Bloom ini
16
justru dikembangkan di kalangan akademis di perguruan tinggi serta
pelatihan-pelatihan manajemen, tetapi ternyata relevan juga untuk semua
tingkat pembelajaran.
Menurut Bloom, pendidikan seharusnya berfokus kepada
penguasaan pokok bahasan dan pencapaian hasil berfikir tingkat tinggi
sebagai kritik terhadap pandangan para utilitarian (aliran yang
menekankan kegunaan belajar) yang semata-mata memaksudkan belajar
sebagai sarana untuk mentransfer fakta-fakta. Sebagai hasil dari kajiannya
yang dibantu oleh para ahli yang lain, semula pada tahun1956 diterbitkan
buku Taxonomy of Educational Objective Handbook I The Cognitive
Domain, yang diselesaikannya bersama-sama Engelhart, Furst, Hill, dan
Kratwohl. Sedangkan Handbook II The Affective Domain diselesaikan
oleh Kratwohl, Bloom, Ddan Masia pada tahun 1964. Sementara itu
psikomotor domain dikembangkan oleh tiga ahli dengan versi berbeda
masing-masing oleh R.H. Dave (1967/1970), E.J Simpon (1966/1972), dan
Anita J. Harrow (1972).
Taksonomi sendiri berarti suatu himpunan dari prinsip-prinsip
klasifikasi atau suatu struktur klasifikasi, sedangkan domain bermakna
kategori. Masing-masing kategori secara urut menunjukkan derajat
kesukarannya, dari derajat terendah menuju derajat kesukaran yang tinggi.
Premis utama dalam taksonomi Bloom adalah bahwa setiap kategori harus
dikuasai oleh siswa secara tuntas dulu sebelum menuju kategori
berikutnya.
17
Taksonomi Bloom memusatkan perhatian terhadap pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Hal ini masinng-masing sesuai dengan pengertian
cognitive atau kapabilitas intelektual yang semakna dengan pengetahuan,
mengetahui, berpikir atau intelek. Affective semakna dengan perasaan,
emosi, dan perilaku terkait dengan perilaku menyikapi, bersikap
ataumerasa dan merasakan. Sedangkan psychomotor semakna dengan
aturan dan keterampilan fisik, terampil dan melakukan (Suyono dan
Hariyanto, 2014: 166-167).
Abdul Hamid (2007: 106-117) memberikan penjelasan dari tiga
ranah yaitu afektif, psikomotor dan kognitif menurut para ahli sebagai
berikut:
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan kemampuan yang berisi perilaku-
perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah kognitif terdiri dari enam
level yaitu:
a. Pengetahuan
Menekankan pada proses mental dalam mengingat dan
mengungkapkan kembali informasi yang telah siswa peroleh
secara tepat sesuai dengan yang telah diperoleh sebelumnya,
informasi yang dimaksud berkaitan dengan simbol-simbol
matematika, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta,
keterampilan, dan prinsip-prinsip. Adapun bentuk kata kerja
18
operasional, misalnya: memberikan definisi, menjodohkan,
menyebutkan, dll. Contoh guru menyebutkan macam-macam
lambang bilangan romawi.
b. Pemahaman
Dalam tingkatan ini berhubungan dengan penguasaan atau
mengerti tentang sesuatu. Siswa diharapkan mampu memahami
ide-ide matematika apabila dapat menggunakan beberapa kaidah
yang relevan tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain
dan segala implikasinya. Bentuk kata operasional: menentukan,
memperkirakan, memberikan contoh tentang, mengartikan, dll.
Misalnya guru menjelaskan pengertian dari keliling.
c. Penerapan
Kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu
mendemonstrasikan pemahamannya berkenaan dengan abstraksi
matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka
diminta untuk itu. Bentuk kata kerja operasional: memecahkan
masalah, mendemonstrasikan, menghitung. Misalnya guru dapat
membuktikan hasil dari operasi penjumlahan.
d. Analisis
Kemampuan untuk memilah sebuah informasi dalam
komponen-komponen hingga hierarki dan keterkaitan antara ide
dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. Bentuk kata
kerja operasional: membedakan, menganalisis, membandingkan.
19
Guru mampu membandingkan hasil yang didapat siswa ke dalam
beberapa kategori yang ada.
e. Sintesis
Kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen
untuk membentuk sebuah struktur yang unik dan sistem. Dalam
matematika, sintesis melibatkan pengombinasian dan
pengorganisasian konsep dan prinsip matematika untuk
mengkreasikannya menjadi struktur matematika yang berbeda
dari yang sebelumnya. Bentuk kata kerja operasional: mengatur,
merancang, menyusun, menyimpulkan. Misalnya siswa mampu
menyimpulkan materi yang sudah didapat dengan bahasanya
sendiri.
f. Evaluasi
Kegiatan membuat penilaian berkenaan denggan nilai
sebuah ide, kreasi, cara, atau metode. Evaluasi dapat memandu
seseorang untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman
yang lebih baik, penerapan dan cara baru yang unik dalam
analisis atau sintesis. Bentuk kata kerja operasional: mendukung,
membahas, memilih antara, menguraikan, membedakan, memberi
argumentasi, mengevaluasi, mengkritik, menyimpulkan.
Misalnya guru mampu menilai siswa sesuai dengan kategori yang
ada (Elis, 2015: 56-57).
20
2. Ranah Afektif
Taksonomi afektif yang paling terkenal dikembangkan
Krathwohl, dkk. Pada dasarnya Krathwohl berusaha mengenbangkan
taksonomi ini ke dalam lima tingkat perilaku. Dalam perumusan
tujuan afektif dapat terjadi ketidak jelasan tingkat mana yang
dimaksudkan, sebab pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi batas
perilaku menjadi tidak begitu tegas dan terjadi tumpang tindih.
Krathwohl, Bloom, dan Masia pada tahun 1964 mengembangkan
taksonomi tujuan yang berorientasi kepada perasaan afektif.
Taksonomi ini menggambarkan proses seseorang di dalam mengenali
dang mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi
pedoman baginya dalam bertingkah laku. Krathwohl
mengelompokkan tujuan afektif ke dalam lima kelompok, yaitu:
1) Menerima
2) Merespon
3) Menghargai
4) Mengorganisasi
5) Pengamalan atau bertindak konsisten
Pengelompokkan ini juga bersifat hirarkhis dengan
menerima/pengenalan sebagai tingkat yang paling rendah (sederhana)
dan pengamalan sebagai tingkat paling tinggi. Makin tinggi tingkat
tujuan dalam hirarki semakin besar pula ketertiban dan komitmen
seseorang terhadap tujuan tersebut.
21
a) Menerima/pengenalan
Ranah ini berkaitan dengan keinginan pebelajar untuk
terbuka (peka) pada perangsang atau pesan-pesan yang
berasal dari lingkungannya. Pada tingkat ini muncul
keinginan menerima perangsang atau paling tidak menyadari
bahwa perangsang itu ada. Dalam hal ini pebelajar masih
bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau memperhatikan
saja. Melihat perbedaan penggunaan warna dalam desain
pakaian atau cara pandang seorang terhadap suatu masalah
termasuk dalam tujuan kelompok. Contoh kata kerja
operasional: mendengarkan, mengahadiri, melihat, dan
memperhatikan.
b) Merespon
Pada tingkat ini muncul keinginan untuk melakukan
tindakan sebagai respon pada perangsang. Tindakan-tindakan
ini dapat disertai dengan perasaan puas dan nikmat. Dalam
hal ini pebelajar diharapkan untuk menunjukkan perilaku
yang diminta. Misalnya berpartisipasi, patuh atau
memberikan tanggapan secara sukarela bila diminta.
Kesediaan untuk mendiskusikan perbedaan antara garis
dengan sudut menunjukkan perilaku afektif pemberian
respon. Kata kerja operasionalnya: mengikuti,
mendiskusikan, berlatih, berpartisipasi, mematuhi.
22
c) Menghargai
Perasaan puas dan nikmat ketika melakukan respon pada
perangsang, menyebabkan individu ingin secara konsisten
menampilkan tindakan itu dalam situasi yang serupa. Pada
tahap ini individu dikatakan menerima suatu nilai dan
mengembangkannya serta ingin terlibat lebih jauh ke nilai itu.
Dalam hal ini pebelajar secara konsisten berperilaku sesuai
dengan suatu nilai meskipun tidak ada pihak lain yang
meminta atau mengharuskan.
d) Mengorganisasi
Seorang pebelajar mempunyai anggapan bahwa
pengetahuan tentang IPTEK sangat penting sekali. Dia juga
beranggapan bahwa pengetahuan IPTEK sangat penting
tetapi tidak lebih penting dari pada pengetahuan tentang
kemanusiaan. Sebab seharusnya pengetahuan kemanusiaan
akan memberi pedoman dan kontrol terhadap pengembangan
IPTEK.
e) Pengamalan
Seorang pebelajar yang berpandangan bahwa
keberhasilan studi penting untuk mencapai cita-cita yang
diharapkan, kemungkinan akan belajar sebaik-baiknya dan
tidak mudah menyerah. Dalam hal ini tingkah lakunya
konsisten dengan nilai yang dipercayainya.
23
3. Ranah Psikomotor (Simpon)
Ranah psikomotor merupakan perilaku siswa yang diharapkan
tampak setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang telah ditetapkan (Hamzah Uno dan Nurdin
Mohamad, 2015: 65).
a. Persepsi
Proses munculnya kesadaran tentang adanya objek dan
karakteristik-karakteristiknya melalui indra. Bentuk kata kerja
operasional: memilih, membedakan, mempersiapkan
menunjukkan, dll. Misalnya siswa mampu membedakan angka 6
dan 9 yang ditulis dipapan tulis.
b. Kesiapan
Kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental, fisik,
dan emosi, dalam menghadapi sesuatu. Contoh: melakukan
pekerjaan sesuai urutan, menerima kelebihan dan kekurangan
seseorang. Bentuk kata kerja operasioanl: memulai, mengawali,
mempersiapkan, menanggapi.
c. Reaksi yang diarahkan
Kemampuan untuk memulai ketrampilan yang kompleks
dengan bantuan/ bimbingan dengan meniru dan uji coba.
Contoh: Mengikuti arahan dari instruktur. Bentuk kata kerja
operasionalnya: mempraktekkan, mengikuti, mengerjakan,
membuat, memasang, membongkar, dll.
24
d. Reaksi Natural (mekanisme)
Kemampuan untuk melakukan kegiatan pada tingkat
ketrampilan tahap yang lebih sulit. Melalui tahap ini diharapkan
siswa akan terbiasa melakukan tugas rutinnya. Contoh:
menggunakan computer. Bentuk kata kerja operasionalnya:
mengoperasikan, memperbaiki, menyusun, menggunakan,
mendemonstrasikan, melaksanakan, dll.
e. Reaksi yang kompleks
Kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam
melakukan sesuatu, dimana hal ini terlihat dari kecepatan,
ketepatan, efesiensi dan efektivitasnya. Semua tindakan
dilakukan secara spontan, lancar, cepat, tanpa ragu. Contoh:
Keahlian bermain jarimatika. Bentuk kata kerja operasionalnya:
membangun, memperbaiki, mengatur, dll.
f. Adaptasi
Kemampuan mengembangkan keahlian, dan memodifikasi
pola sesuai dengan yang dibutuhkan, Contoh: Melakukan
perubahan secara cepat dan tepat terhadap kejadian tak terduga
tanpa merusak pola yang ada. Bentuk kata kerja operasional:
mengubah, mengadaptasikan, mengatur kembali, membuat
variasi, menyesuaikan diri.
25
g. Kreativitas
Kemampuan untuk menciptakan pola baru yang sesuai
dengan kondisi/situasi tertentu dan juga kemampuan mengatasi
masalah dengan mengeksplorasi kreativitas diri. Contoh:
membuat formula baru, inovasi, produk baru. Bentuk kata kerja
operasional: merancang, merencanakan, menciptakan, mengatur,
dll (Aunurrahman, 2014:52-53).
Jadi dapat disimpulkan bahwa taksonomi Bloom ialah
taksonomi yang disusun oleh ahli pendidikan yang bernama B.S
Bloom. Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan ke dalam
tiga ranah yaitu ranah kognitif mencakup: pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi. Ranah
afektif mencakup: Penerimaan, Pemberian respon, Penghargaan
terhadap nilai, organisasi, pembentukan pola hidup. Sedangkan
ranah psikomotorik mencakup: persepsi, kesiapan, reaksi yang
diarahkan, reaksi natural, reaksi yang kompleks, adaptasi,
kreativitas.
B. Pembelajaran Matematika
1. Matematika
Kata matematika sudah tidak asing lagi bagi kita, matematika
merupakan ilmu pengetahuan dimana materi matematika diperlukan
disemua jenjang pendidikan yang dipelajari oleh semua orang. Dalam
dunia pendidikan, matematika sangatlah diperlukan. Di sekolah-
26
sekolah mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, bahkan
dalam dunia pendidikan prasekolah, misalnya taman kanak-kanak,
keberadaan matematika selalu diperlukan. Kehadiran matematika
dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari tentu
sangat bermanfaat, karena dapat digunakan untuk berhitung,
mengelola data, berdagang dan dapat membantu bidang studi lainnya
seperti bidang akutansi, perpajakan, dan lain-lain.
Matematika adalah bahasa yang memiliki fungsi praktis untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keuangan.
Selanjutnya, menurut Lerner dalam (Delphie, 2009: 2) matematika
merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia
memikirkan, mencatat, serta mengkomunikasikan ide-ide mengenai
elemen dan kuantitas.
Menurut Ruseffendi dalam (Heruman, 2010: 1) matematika
adalah bahasa symbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak terdefisinikan ke unsur yang
terdefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Jadi dapat disimpulkan bahwa matematika adalah bahasa yang
yang memiliki fungsi praktis yang memungkinkan manusia
memikirkan, mencatat, serta mengkomunikasikan ide-ide mulai dari
unsur yang tidak terdefinisikan sampai unsur yang terdefinisikan, ke
aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
27
2. Pembelajaran Matematika
Matematika mempunyai sifat logis. Oleh karena itu, diperlukan
penalaran pada saat mempelajarinya. Pada saat melakukan
pembelajaran matematika formal hendaknya siswa memahami bentuk,
mengingat hubungan di antaranya memahami hubungan dasar, dan
mampu membuat penggeneralisasian secara sederhana. Konsep
tentang kesiapan belajar sangatlah penting dalam pembelajaran
matematika. Hal yang diperlukan bagi siswa adalah pengetahuan dasar
tentang fakta-fakta dan mampu mengoperasikan penambahan,
pengurangan, perkalian serta pembagian.
Susanto (2013: 186) mengatakan bahwa pembelajaran matematika
adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan
kemampuan mengontruksi pengetahuan baru sebagai upaya
peningkatan penguasa yang baik terhadap materi matematika.
Dalam pembelajaran matematika diharapkan terjadi reinvention
(penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu
cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Tujuan
dari strategi penemuan kembali adalah untuk memperoleh pengetahuan
dengan suatu cara yang dapat melatih berbagai kemampuan intelektual
siswa, merangsang keingintahuan dan memotivasi kemampuan
mereka. Dengan demikian siswa akan terlatih dalam mengasah
kemampuan untuk bisa lebih mandiri dalam menyelesaikan suatu
28
masalah yang terkait dalam pembelajaran matematika (Heruman,
2010: 4).
Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa
bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila
pembelajaran berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah
pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara efektif.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil.
Pertama, dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar peserta didik
terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses
pembelajaran. Kedua, dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif
apabila terjadi perubahan tingkah laku ke arah positif dan tercapainya
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika
Menurut Sodjadi (2000: 43) secara umum tujuan diberikannya
matematika di sekolah adalah untuk membantu siswa mempersiapkan
diri agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan
dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran yang logis, rasional, dan kritis. Serta mempersiapkan
siswa agar dapat menggunakan matematikan dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu
pengetahuan.
29
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar,
sebagaimana yang disajikan oleh Depdikas dalam (Susanto, 2013:
190), sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Fungsi Pembelajaran Matematika
a. Mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur,
menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan,
pengukuran, geometri dan pengolahan data.
b. Mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan
dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, grafik, atau tabel.
30
5. Ruang Lingkup Pembelajaran Matematika SD/MI
Menurut Abdurrahman dalam (Delphie, 2009: 2), mata pelajaran
matematika yang diajarkan di sekolah dasar mencakup tiga cabang
yaitu: aritmatika, aljabar, dan geometri.
Ruang lingkup matematika meliputi pengoperasian penghitungan,
pengukuran, aritmatika, kalkulasi, geometri, dan aljabar.
C. Implementasi taksonomi Bloom dalam pembelajaran matematika
Subini (2012: 244-245) menjelaskan bahawa saat ini sudah banyak
diketahui oleh umum bahwa apa yang dikenal sebagai taksonomi Bloom
sebenarnya merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri
dari B.S. Bloom Editor M.D. Engelhart, E. Furst, W.H. Hill. dan D.R.
Krathwohl, yang kemudian didukung pula oleh Ralp W. Tyler.
Selanjutnya, B.S. Bloom bersama rekan-rekannya yang berpikir
sehaluan, menjadi kelompok pelopor dalam menyumbangkan suatu
klasifikasi tujuan instruksional (educational objectives). Pada tahun 1956
terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objectives, Obyectives,
Affective Domain”. Kelompok pelopor ini tidak berhasil menerbitkan
suatu taksonomi yang menyangkut tujuan instruksional di bidang
psikomotorik (psychomotor domain). Orang lain lah yang
mengembangkan suatu klasifikasi di bidang ini, antara lain E. Simpon
pada tahun 1967 dan A. Harrow pada tahun 1972.
Adapun suatu taksonomi merupakan suatu sistem klasifikasi yang
khusus, yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang
31
digolong-golongkan dalam sistematika. Misalnya klasifikasi atas genus
dan spesies terhadap tumbuh-tumbuhan dan binatang, sebagaimana
dikembangkan dalam ruang lingkup Ilmu Biologi. Taksonomi-taksonomi
di tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang dikembangkan oleh
kelompok pelopor ini dan beberapa orang lain, memang disebut
“taxonomy”, tetapi menurut beberapa ahli psikologi belajar, mungkin tidak
seluruhnya memenuhi tuntutan suatu taksonomi sebagaimana dijelaskan di
atas, khususnya dalam ranah kognitif. Meskipun demikian, nama
taksonomi akan tetap dipertahankan di sini, sesuai dengan sumber-sumber
yang asli kecuali untuk sistematika yang dikembangkan oleh Simpon
dalam ranah psikomotorik yang menggunakan nama/judul “klasifikasi
(classification). Adapun taksonomi atau klasifikasi adalah sebagai berikut:
1. Ranah kognitif menurut Bloom dan kawan-kawan: pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.
2. Ranah afektif menurut taksonomi Kratwohl, Bloom dan kawan-
kawan: Penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi,
pembentukan pola hidup.
3. Ranah psikomotorik menurut klasifikasi Simpon: persepsi, kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola
gerakan.
Implementasi pembelajaran melalui aspek kognitif: pada tingkat
pengetahuan, siswa menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada
tingkat pemahaman siswa dituntut untuk menyatakan masalah dengan
32
kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada
tingkat aplikasi, siswa dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep
dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, siswa diminta untuk
menguraikan informasi ke dalam bagian, menemukan asumsi,
membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab-
akibat. Pada tingkat sintesis, siswa dituntut untuk menghasilkan suatu
cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mengsintesiskan
pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, siswa mengevaluasi informasi
seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya
judgement terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan. Seorang guru
dituntut mendesain program/rencana pembelajaran termasuk di dalamnya
(rencana penilaian 8 tes) diantaranya membuat soal-soal berdasarkan kisi-
kisi soal dan komposisi yang telah ditetapkan. Bentuk tes kognitif
diantaranya:
1. Tes atau pertanyaan lisan di kelas
2. Pilihan ganda
3. Uraian objektif
4. Uraian non objektif atau uraian bebas
5. Jawaban atau isian singkat
6. Menjodohkan
7. Portofolio
8. Performans
33
Implementasi pembelajaran melalui aspek afektif: penilaian pada
aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan angket/kuesioner,
inventori dan pengamatan (observasi). Prosedurnya dimulai dengan
penentuan definisi konseptual kemudian dijabarkan menjadi sejumlah
indikator. Indikator ini menjadi isi pedoman kuesioner, inventori dan
pengamatan.
Kompetensi siswa dalam aspek afektif yang perlu dinilai utamanya
menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara tektis penilaian
ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu laporan diri oleh siswa yang
biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, pengamatan
sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan lembar pengamatan.
Aspek afektif tidak dapat diukur seperti halnya aspek konitif, karena
dalam aspek afektif kemampuan yang diukur adalah: a) menerima
(memperhatikan) meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran,
kerelaan, mengarahkan perhatian, (b) merespon meliputi merespon secara
diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam merespon, mematuhi
peraturan, (c) menghargai meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan
suatu nilai, komitmen terhadap nilai, (d) mengorganisasi meliputi
mengkonseptualisasikan nilai, memahami abstrak, mengorganisasi sistem
suatu nilai.
Implementasi pembelajaran melalui aspek psikomotor berhubungan
dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi
yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Hasil belajar keterampilan dapat
34
diukur melalui pengamatan langsung dan penilian tingkah laku siswa
selama proses pembelajaran praktik berlangsung, sesudah mengikuti
pembelajaran yaitu dengan jalan memberikan tes kepada siswa untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap, beberapa waktu sesudah
pembelajran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Selain itu,
penilian hasil belajar psikomotor mencakup: kemampuan menggunakan
alat dan sikap kerja, kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan
menyusun urut-urutan pengerjaan, kecepatan mengerjakan tugas,
kemampuan membaca gambar dan simbol, keserasian bentuk dengan yang
diharapkan atau ukuran yang telah ditentukan.
Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil
belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses,
dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu
pada waktu siswa melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung
dengan cara mengetes siswa. Penilaian psikomotor dapat dilakukan
dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat
penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau
pun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain,
observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau
psikomotorik. Misalnya, tingkah laku siswa ketika praktik, kegiatan
diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi dan penggunaan alat peraga
ketika belajar (http://googleweblight.com/?lite_url=http://may-
35
alfa.blogspot.com/2012/11/metode-pembelajaran-melalui-
aspek.htm?m%3=7w9ybyupo27hxndD54L05cfiq). Di akses pada tanggal
4 Agustus 2017, pukul 15.00 WIB.
Implementasi taksonomi Bloom dalam pembelajaran matematika,
merupakan proses pembentukan kognitif melalui beberapa kegiatan yang
dilakukan, diantaranya: pengenalan, dalam pengenalan siswa akan
mengetahui apa yang dikenalnya. Misalnya, siswa diminta untuk memilih
satu dari dua atau lebih jawaban. Di samping pengenalan, siswa harus
selalu mengingat apa yang telah diketahui dan paham materi yang
diajarkan sehingga dapat mendemonstrasikan pemahamannya. Selain
mampu mendemostrasikan, siswa mampu menganalisis dan memilah
untuk menentukan pilihan yang tepat sesuai apa yang telah dipahami.
Dalam proses pembentukan afektif, siswa mampu menerima dan
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru, dan siswa mampu
menanggapi serta mampu memberikan penilaian terhadap materi yang
disampaikan oleh guru. Siswa juga dapat berinteraksi bersama teman-
temannya dengan baik saat dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan
dalam proses pembentukan psikomotor siswa mampu memberikan hasil
dari apa yang telah diketahui. Seperti, siswa mampu membuat bangun
ruang sederhana dengan baik, dapat menulis dengan baik mengenai rumus-
rumus aritmatika.
Tiga ranah ini masing-masing memiliki fungsi berbeda untuk
mengetahui sejauh mana kemajuan proses belajar dan kemampuan siswa
36
dalam menyerap materi pembelajaran tertentu, dan juga sejauh mana
efektivitas metode pengajaran yang digunakan. Pembelajaran lama,
pengukuran pencapaian materi pengajaran hanya ditekankan kepada hasil,
dan hanya pada aspek kognitif sehingga kerapkali hasilnya mengabaikan
aspek lainnya. Sehingga kerap kali hasilnya tidak tidak efektif, karena
untuk dapat mencapai tingkat pengetahuan tertentu yang diperlukan justru
sebuah proses dan pengertian tentang konsep yang dapat dicapai dengan
juga memperhatikan aspek afektif dan psikomotor siswa.
Ketiga aspek memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak dapat
dipisahkan. Sebelum sampai kepada aspek psikomotorik, terlebih dulu
siswa akan mengalami tahap kognitif dan afektif. Pada tahap penerimaan,
siswa terlebih dulu perlu memiliki suatu perhatian untuk dapat menerima
materi yang diberikan. Dengan adanya perhatian, maka akan mudah bagi
siswa menerima pengetahuan tersebut dan seterusnya. Dalam setiap aspek
afektif, terbukti memiliki aspek kognitif di dalamnya untuk saling
mendukung. Setelah siswa melalui tahap kognitif dan afektif, maka ia akan
siap untuk melanjutkan kepada tahap psikomotorik berdasarkan apa yang
sudah dipelajarinya di kedua tahap sebelumnya.
Aspek-aspek ini sebagai dasar untuk memberikan pengajaran atau
pembelajaran kepada siswa, hasil tidak saja akan membuat siswa mengerti
tentang konsep pelajaran secara menyeluruh, namun juga akan
mengembangkan kemampuan emosional serta motorik siswa pada saat
yang bersamaan. Aspek-aspek ini membantu para guru untuk mengenali
37
pada tahap mana kemampuan masing-masing siswa berbeda. Hal itu akan
membantu para guru untuk menciptakan instruksi yang mengarah kepada
kemampuan berpikir kritis untuk masing-masing siswa.
Pembelajaran tanpa mengenal konsep dasar atau kemampuan
berpikir kritis akan sulit untuk diterapkan dan pada akhirnya hanya akan
membiasakan siswa untuk mengenali teori tanpa mengerti dasar-dasar dari
pengetahuan yang dimilikinya, dan pada akhirnya akan membuatnya sulit
untuk menerapkan pengetahuannya tersebut dalam berbagai situasi.
Contohnya, memiliki kemampuan berhitung akan sia-sia tanpa
kemampuan untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan apa cara
mengaplikasikan hitungan tersebut dalam dunia nyata. Penerapan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik akan membantu anak mengemabngkan
kemampuan dirinya secara menyeluruh, dan tidak sebagian saja.
38
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Madrasah
Nama Madrasah : Asyafi’iyyah
Alamat : Jl. Sunan Jati No. 02 Kauman
Kecamatan : Suruh
Kabupaten : Semarang
Propinsi : Jawa Tengah
Desa : Jatirejo
Penyelenggara Madrasah : Yayasan
NSM : 111233220054
NPSN : 60712859
Kode Pos : 50776
Status Madrasah : Terakreditasi A
Status Tanah : Milik Sendiri
2. Visi dan Misi MI Asyafi’iyyah
Visi MI Asyafi’iyyah adalah “Terwujudnya pendidikan dasar yang unggul
dalam prestasi,taat beribadah serta berakhlaqul karimah”.
39
Misi MI Asyafi’iyyah adalah:
a. Mewujudkan proses belajar mengajar dan bimbingan secara aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan yang mampu mengembangkan siswa
secara maksimal.
b. Mewujudkan penghayatan, keterampilan dan pengamalan terhadap ajaran
agama islam menuju terbentuknya insan yang beriman dan bertakwa.
c. Mewujudkan pendidikan yang demokratis, berahlakul karimah,
cerdas, sehat, distplin dan bertanggung jawab.
d. Mewujudkan pendidikan yang berkepribadian dinamis, terampil,
menguasai pengetahuan, teknolologi dan seni.
e. Membimbing siswa untuk dapat mengenal lingkungan sehingga memiliki
jiwa sosial yang tinggi.
3. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada guru dan siswa kelas IV di MI Asyafi’iyyah
Jatirejo, Suruh, Semarang. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian ini
berjumlah 23 siswa. Penelitian dilakukan pada semester genap pada tahun
pelajaran 2016/2017. Adapun nama-nama siswa yang menjadi subjek
penelitian ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Data Siswa kelas IV MI Asyafi’iyyah
No. Nama Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1. Rufaid Indra Wahyudi √
2. Reylia Akhiri Do`a √
40
3. Ana Imroatul Mufidah √
4. Ahmad Aazimul Watsiiq √
5. Arifah Minkhatu Zahra √
6. Ahmad Wafa Amrullah √
7. Angga Deka Maulana √
8. Ahmad Hidayatullah √
9. Fahrel Adib Irwansyah √
10. Keisya Zalavi Azzaka √
11. Karisa Amelia Safitri √
12. Irkham Khoirul Mujib √
13. Muhammad Khoirul Rizal √
14. Muhammad Teuku Maulana
Krisna
√
15. Muktaf Najib √
16. Muhammad Rifqi Alfiansyah √
17. Rahma Mariya Ulfa √
18. Syahira Haziqoh √
19. Sasa Salma Salsabila √
20. Wahid Nur Hidayat √
21. Satrio Misbakhul Munir √
22. Atifa Mahatma Hilmi √
23. Intan Nuraini √
41
4. Kondisi Guru
Di sebuah lembaga pendidikan tentu terdapat guru atau tenaga pendidik
yang mau dan mampu mengajar dengan baik. MI Asyafi’iyyah memiliki 16
guru dengan rincian-rincian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jumlah Guru
No. Uraian
PNS
Non-
PNS
Lk. Pr. Lk. Pr.
1. Jumlah Kepala Madrasah 1
2. Jumlah Wakil Kepala Madrasah
3. Jumlah Pendidik (di luar Kepala & Wakil)
1 2 3
4. Jumlah Pendidik Sudah Sertifikasi 1 1 1 3
5. Jumlah Pendidik Berprestasi Tk. Nasional
6. Jumlah Pendidik Sudah Ikut Bimtek K-13 1
2
7. Jumlah Tenaga Kependidikan
5. Kondisi Siswa
Perkembangan jumlah siswa di MI Asyafi’iyyah dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan, sebagian besar siswa yang mendaftar berasal dari
desa jatirejo dan sekitarnya.
Jumlah siswa di MI Asyafi’iyyah tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 133
siswa. Keseluruhan siswa dibagi dalam 6 kelas. Kelas 1 berjumlah 23 siswa,
42
kelas 2 berjumlah 20 siswa, kelas 3 berjumlah 22 siswa, kelas 4 berjumlah 23
siswa, kelas 5 berjumlah 22 siswa, kelas 6 berjumlah 23 siswa.
6. Kondisi Sarana Prasarana
Dari 1054 m2 tanah yang dimiliki, baru 503 m
2 tanah yang digunakan.
Dengan demikian MI Asyafi’iyyah masih dimungkinkan untuk terus
berkembang. Kondisi bangunan yang tersedia dapat dilihat sebagai berikut:
a. 3 ruang kelas dengan kondisi baik.
b. 2 ruang kelas dengan kondisi rusak ringan.
c. 1 ruang kelas dengan kondisi rusak berat.
d. 1 ruang kepala sekolah dengan kondisi baik.
e. 1 ruang guru dengan kondisi baik.
f. 1 ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) dengan kondisi baik.
g. 1 toilet guru dengan kondisi baik.
h. 2 toilet siswa dengan kondisi baik.
i. 1 kantin dengan kondisi baik.
MI Asyafi’iyyah juga memiliki prasarana yang dapat digunakan olehguru
untuk menunjang proses pembelajaran. Prasarana lain tersebut ialah:
a. 1 unit laptop dengan kondisi baik.
b. 1 unit komputer dengan kondisi baik.
c. 1 unit LCD Proyektor beserta layar/screen dengan kondisi baik.
d. 6 meja dan kursi guru di kantor dengan kondisi baik.
e. 1 unit lemari arsip dengan kondisi baik.
f. 1 unit kotak P3K dengan kondisi baik (sumber: MI Asyafi’iyyah).
43
B. Temuan Penelitian
1. Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika
Pelaksanaan taksonomi Bloom dalam pembelajaran matematika pada kelas
IV MI Asyafi’iyyah Jatirejo, peneliti ketahui dengan melihat secara langsung
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan berpegang pada silabus
dan RPP yang telah direncanakan, guru melaksanakan proses pembelajaran di
kelas dengan baik. Adapun silabus dan RPP yang digunakan guru sebagai
berikut:
SILABUS
Nama Sekolah : MI Asyafi’iyyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : IV / Sekolah Dasar
Semester : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 X 30 Menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami Dan Menggunakan Sifta-Sifat Operasi
Hitungan Bilangan Dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok dan
Uraian
Materi
Pengalaman Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokas
i
Waktu
Sumbe
r/
Bahan/
Alat
Jenis
Tagihan
Bentuk
Instrumen
Mengidentifikas
ikan sifat-sifat
operasi hitung
OPERASI
HITUNG
BILANGAN
Mengidentifi
kasi Sifat-Sifat Operasi
Hitung
Memahami peta konsep
tentang sifat-sifat operasi
hitung.
Memahami sifat operasi
komutatif
a + b = b + a
3 + 5 = 5 + 3
8 = 8
Memahami sifat operasi
asosiatif
Memahami sifat operasi
distributif
Melakukan
operasi hitung
dengan sifat pertukaran,
pengelompok
an, dan penyebaran
Menentukan hasil
perkalian
dengan bilangan 0
dan 1
Menentukan
Tugas
Individu
dan Kelom-
pok
Laporan
buku
pekerjaan rumah
6 jp
Sumbe
r:
Buku Alat:
Buku
112 112
)97( 15 62 (50)
62) 35( 15 62 35) (15
44
Menjumlahkan sifat
penjumlahan nol (0)
Menghitung sifat
perkalian dengan
bilangan nol (0)
Menghitung sifat
perkalian dengan
bilangan nol (1)
Menghitung sifat
bilangan satu dalam
pembagian
Menghitung sifat
pembagaian yang lainnya
hasil
pembagian dengan
bilangan 0
dan 1
14 14
)8( )6( (7) 2
4) (2 3) (2 4) (3 2
c) (a b) (a c) (b a
45
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : MI Asyafi’iyyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
A. Standar Kompetensi :
1.Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
C. Indikator
1. Melakukan operasi hitung dengan sifat pertukaran
2. Melakukan operasi hitung dengan sifat pengelompokan
3. Melakukan operasi hitung dengan sifat penyebaran
4. Menentukan hasil perkalian dengan bilangan 0 dan 1
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan operasi hitung dengan sifat pertukaran
2. Siswa dapat melakukan operasi hitung dengan sifat pengelompokan
3. Siswa dapat melakukan operasi hitung dengan sifat penyebaran
4. Siswa dapat menentukan hasil perkalian dengan bilangan 0 dan 1
46
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Rasa hormat dan perhatian
Tekun dan Tanggungjawab
E. Materi Ajar
1. Operasi Hitung Bilangan
2. Penjumlahandanpenguranganbilanganbulat
3. Perkalian Bilangan Bulat
F. Metode Pembelajaran
Ceramah,Tanya Jawab, dan Latihan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-3
1. Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi
- Mendengarkan cerita lucu yang berkaitan dengan penjumlahan dan
perkalian tiga bilangan.
2. KegiatanInti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapatMemahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
47
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Melakukan percobaan, diskusi, tanya jawab dan latihan dengan fasilitas
soal-soal untuk dapat melakukan penjumlahan dan perkalian tiga
bilangan berurutan
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
d. KegiatanPenutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Menyimpulkan materi
2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
3) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
H. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 4,
Buku lain yang relevan
Kegiatan keseharian yang relevan
48
I. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Contoh
Instrumen
o Melakukanoperasihitung
dengan sifat pertukaran,
pengelompokan, dan
penyebaran secara
disiplin
o Menentukan hasil
perkalian dengan
bilangan 0 dan 1
Tugas
Individu
dan
Kelompok
Laporan
buku
pekerjaan
rumah
o Sebutkanlah
operasi hitung
dengan sifat
pertukaran,
pengelompoka
n, dan
penyebaran
o Tentukan hasil
perkalian
dengan
bilangan 0 dan
1
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Suruh, 09 Agustus 2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas
Budiyanto, S.Pd. Budiyanto, S.Pd.
49
NIP. 198110092005011003 NIP.198110092005011003
Pelaksanaan taksonomi Bloom pada pembelajaran matematika, peneliti
mempersiapkan pedoman observasi. Adapun paparannya sebagai berikut:
Tabel 3.3 Pedoman Observasi
No. Aspek yang dinilai Ya Tidak
1. Guru memberikan penjelasan tentang materi
yang akan diajarkan kepada siswa.
2. Guru memberikan apersepsi terhadap siswa.
3. Guru memberikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan materi yang diajarkan.
4. Guru dapat menghitung hasil dari operasi hitung
yang ada dalam pembelajaran matematika.
5. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya.
6. Guru memberikan pemahaman tentang
pembedaan soal kepada siswa.
7. Guru menyimpulkan materi yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
8. Guru mengalokasikan waktu pembelajaran sesuai
dengan tahap-tahap pembelajaran.
9. Guru memberikan evaluasi terhadap siswa.
10. Guru menjawab pertanyaan dari siswa.
11. Guru sering memberikan intermezzokepada
50
siswa dalam proses pembelajaran.
12. Guru memberikan reward untuk siswa yang
mampu menjawab soal dengan benar.
13. Guru mengaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
14. Guru mengelola kondisi kelas dengan baik.
15. Guru terlibat dalam diskusi kelompok siswa.
16. Guru memberikan perhatikan kepada siswa yang
belum menguasai materi.
17. Guru lancar dalam berbicara.
18. Siswa merespon apersepsi yang diberikan guru.
19. Siswa memahami tujuan dan kegiatan
pembelajaran.
20. Siswa mampu menyebutkan hal-hal yang
berkaitan dengan materi.
21. Siswa mampu memberikan penjelasan sesuai
dengan pemahamannya.
22. Siswa mampu memberikan contoh yang
berkaitan dengan materi.
23. Siswa aktif selama proses pembelajaran
berlangsung.
24. Siswa berani bertanya kepada guru tentang hal
yang belum diketahui.
51
25. Siswa mampu mengerjakan latihan soal yang
diberikan oleh guru.
26. Siswa berani mengemukakan pendapat sesuai
dengan hasil yang didapat.
27. Ketepatan waktu siswa dalam mengumpulkan
pekerjaan.
28. Siswa mampu menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama.
29. Siswa ikut serta dalam diskusi.
30. Siswa mampu memperbaiki hasil yang belum
tuntas sesuai waktu yang diberikan oleh guru.
Taksonomi Bloom yang diimplementasikan menekankan pada aspek
kognitif,afektif, dan psikomotor menjadikan guru lebih memperhatikan
perkembangan siswa.Dalam proses pembelajaran, guru menyampaikan materi
operasi hitung bilangan dengan mengajak siswa bermain tebak bilangan. Guru
menjelaskan materi secara detail dan memberikan contoh yang terkait dengan
kehidupan sehari-hari sehingga siswa paham tentang materi yang disampaikan.
Hal ini untuk menekankan pada aspek kognitif siswa.Guru juga mempersilahkan
atau memberikan peluang kepada siswa maju ke depan kelas untuk menjawab soal
latihan agar aspek psikomotor siswa dapat terlatih secara maksimal. Guru
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang belum menguasai materi.
Selain itu, guru juga menggunakan bahasa jawa untuk mempermudah komunikasi
52
terhadap siswa dan melatih sikap percaya diri untuk berani mengungkapkan
jawaban yang sesuai. Guru juga bersikap adil terhadap siswa. Guru memulai
pelajaran dengan fun agar siswa ikut merasakan hal yang sama. Hal ini
menunjukkan guru memperhatikan aspek afektif terhadap siswa. Guru juga sering
memberikan intermezzo agar pembelajaran tidak monoton sehingga siswa tidak
merasa jenuh atau bosan. Guru juga mengalokasikan waktu pembelajaran sesuai
dengan tahap-tahap pembelajaran. Selain itu guru juga memberikan reward
kepada siswa yang bisa menjawab soal agar siswa semangat dalam belajar. Sistem
pembelajaran ini menekankan aspek afektif sebagai implementasi taksonomi
Bloom.
2. Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Evaluasi Pembelajaran Matematika
Evaluasi pelaksanaan taksonomi Bloom dapat dilihat pada latihan soal yang
diberikan oleh guru. Guru memberikan latihan soal yang terdiri dari 2 jenis
instrumen yaitu 5 butir soal lisan yang jawabannya ditulis di papan tulis dan 5
butir soal tertulis yang berbentuk esay mengenai operasi hitung bilangan. Adapun
soal latihan yang diberikan dapat dilihat di lampiran.
Soal yang diberikan dimaksudkan untuk melihat kemampuan pengetahuan
siswa dalam menguasaan materi yang telah diajarkan. Aspek kognitif dapat dilihat
dari hasil kerja siswa terhadap 10 butir soal tersebut, aspek afektif dapat dilihat
dari segi keberanian dan percaya diri siswa saat menjawab soal lisan serta
perhatian siswa terhadap guru saat penjelasan materi, sedangkan aspek
psikomotorik dapat dilihat dari segi keterampilan siswa menjawab soal, dan
ketepatan waktu pengumpulan tugas.
53
Adapun soal yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana siswa menguasai
materi operasi hitung adalah sebagai berikut:
1. 13 + 27 = . . . . + 13
2. 15 + 68 = 68 + . . . .
3. 12 × 14 = . . . . × 12
4. (44 + 334) + 66 = 44 + (334 + . . . .)
5. 10 × (3 + 7) = (10 × . . . .) + (10 × . . . .)
6. 6 + 17 × 3 = . . .
7. 4 × (13 – 9) = . . .
8. 25 + 45 – 20 =. . .
9. 25 + . . .= 138 + 25
10. 6 × (3×2) = (. . .×3)×2
Dari 10 soal yang diberikan merupakan soal yang menekankan aspek
kognitif. Setelah siswa mengerjakan soal dan guru mengevaluasi hasil siswa maka
hasil yang belum sesuai atau belum tuntas dari KKM guru tersebut melihat soal
mana yang kebanyakan siswa itu sendiri belum paham. Kemudian guru
menjelaskan kembali materi yang berkaitan dengan soal-soal yang belum dikuasai
oleh siswa. Setelah siswa diberi penjelasan kembali kemudian guru memberikan
remidi bagi siswa yang nilainya masih kurang dari KKM.
54
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Matematika
Dari hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan pada proses
pembelajaran, guru mengaplikasikan rencana pembelajaran yang berupa
silabus dan RPP dengan baik sesuai dengan taksonomi Bloom. Adapun
silabus dan RPP yang digunakan oleg guru sebagai berikut:
SILABUS
Nama Sekolah : MI Asyafi’iyyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : IV / Sekolah Dasar
Semester : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 X 30 Menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami Dan Menggunakan Sifta-Sifat Operasi
Hitungan Bilangan Dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok dan
Uraian
Materi
Pengalaman Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokas
i
Waktu
Sumbe
r/
Bahan/
Alat
Jenis
Tagihan
Bentuk
Instrumen
Mengidentifikas
ikan sifat-sifat operasi hitung
OPERASI
HITUNG BILANGAN
Mengidentifi
kasi Sifat-
Sifat Operasi Hitung
Memahami peta konsep
tentang sifat-sifat operasi
hitung.
Memahami sifat operasi
komutatif
a + b = b + a
3 + 5 = 5 + 3
8 = 8
Memahami sifat operasi
asosiatif
Memahami sifat operasi
distributif
Melakukan
operasi hitung dengan sifat
pertukaran, pengelompok
an, dan
penyebaran
Menentukan
hasil perkalian
dengan
bilangan 0 dan 1
Menentukan hasil
pembagian
dengan bilangan 0
dan 1
Tugas
Individu dan
Kelom-pok
Laporan
buku pekerjaan
rumah
6 jp
Sumbe
r: Buku
Alat: Buku
112 112
)97( 15 62 (50)
62) 35( 15 62 35) (15
55
Menjumlahkan sifat
penjumlahan nol (0)
Menghitung sifat
perkalian dengan
bilangan nol (0)
Menghitung sifat
perkalian dengan
bilangan nol (1)
Menghitung sifat
bilangan satu dalam
pembagian
Menghitung sifat
pembagaian yang lainnya
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : MI Asyafi’iyyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
J. Standar Kompetensi :
1.Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
K. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
L. Indikator
5. Melakukan operasi hitung dengan sifat pertukaran
6. Melakukan operasi hitung dengan sifat pengelompokan
7. Melakukan operasi hitung dengan sifat penyebaran
14 14
)8( )6( (7) 2
4) (2 3) (2 4) (3 2
c) (a b) (a c) (b a
56
8. Menentukan hasil perkalian dengan bilangan 0 dan 1
M. Tujuan Pembelajaran
5. Siswa dapat melakukan operasi hitung dengan sifat pertukaran
6. Siswa dapat melakukan operasi hitung dengan sifat pengelompokan
7. Siswa dapat melakukan operasi hitung dengan sifat penyebaran
8. Siswa dapat menentukan hasil perkalian dengan bilangan 0 dan 1
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Rasa hormat dan perhatian
Tekun dan Tanggungjawab
N. Materi Ajar
4. Operasi Hitung Bilangan
5. Penjumlahandanpenguranganbilanganbulat
6. Perkalian Bilangan Bulat
O. Metode Pembelajaran
Ceramah,Tanya Jawab, dan Latihan
P. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-3
Kegiatanawal
- Apresepsi/ Motivasi
- Mendengarkan cerita lucu yang berkaitan dengan penjumlahan dan
perkalian tiga bilangan.
57
KegiatanInti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapatMemahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Melakukan percobaan, diskusi, tanya jawab dan latihan dengan fasilitas
soal-soal untuk dapat melakukan penjumlahan dan perkalian tiga
bilangan berurutan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
KegiatanPenutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Menyimpulkan materi
2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
3) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Q. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
BukuPelajaranMatematikauntukSekolahDasarKelas 4,
Buku lain yang relevan
58
Kegiatankeseharian yang relevan
R. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Contoh
Instrumen
o Melakukanoperasihitung
dengan sifat pertukaran,
pengelompokan, dan
penyebaran secara
disiplin
o Menentukan hasil
perkalian dengan
bilangan 0 dan 1
Tugas
Individu
dan
Kelompok
Laporan
buku
pekerjaan
rumah
o Sebutkanlah
operasi hitung
dengan sifat
pertukaran,
pengelompoka
n, dan
penyebaran
o Tentukan hasil
perkalian
dengan
bilangan 0 dan
1
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan
Remedial.
Suruh,09 Agustus 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
Budiyanto, S.Pd. Budiyanto, S.Pd.
NIP. 198110092005011003 NIP.198110092005011003
59
Aspek kognitif pada guru dilihat dari tingkat penguasaan materi yang
akan dijelaskan kepada siswa. Guru tersebut mentransfer ilmu
pengetahuannya kepada siswa. Aspek afektif pada guru dilihat dari sikap
guru yang tidak membeda-bedakan antar siswa, mampu membangkitkan
gairah dalam pembelajaran, guru juga dapat mengelola waktu dengan baik
sehingga kondisi kelas nyaman dan tidak ada kegaduhan. Aspek
psikomotor guru dapat dilihat dari segi keterampilan guru dalam
menyampaikan materi operasi hitung bilangan. Mampu mengatasi masalah
yang dihadapi siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
maju ke depan mengerjakan latihan soal.
Hal ini menunjukkan bahwa implementasi taksonomi Bloom sudah
sesuai dengan teori yang meliputi 3 aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. kesesuain teori taksonomi Bloom dengan pengamatan pada
aspek kognitif seperti pada tingkatan pengetahuan, pemahaman,
penerapan. Aspek afektif seperti penerimaan, partisipasi, penetuan sikap,
organisasi, dan pembentukkan pola hidup. Aspek psikomotor seperti
gerakan terbimbing dan gerakan kompleks. Namun tidak semua masing-
masing dari ketiga aspek pada tingkatan kategori ini diterapkan. Adapun
tingkatan ketiga aspek yang belum dimplementasikan adalah aspek
kognitif pada tingkatan analisis dan sintesis. Aspek psikomotor pada
tingkatan persepsi, kesiapan dan kreativtas. Hal ini menjadikan proses
pembelajaran kurang optimal, sebaiknya guru dalam proses pembelajaran
60
mengimplementasikannya sesuai dengan teori taksonomi Bloom sehingga
proses pembelajaran yang dilakukan hasilnya optimal terhadap siswa.
Dengan mengimplementasikan pelaksanaan proses pembelajaran
yang mengacu pada taksonomi Bloom, guru tersebut dapat membuat siswa
mampu menjelaskan kembali materi yang sudah di sampaikan oleh guru,
siswa mampu menjawab latihan soal, keberanian dan rasa percaya diri
siswa dalam menjawab latihan soal dapat terlihat, siswa dapat
mengerjakan soal tertulis sendiri tanpa menyontek teman sehingga siswa
itu terampil dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru.
B. Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Evaluasi Pembelajaran
Matematika
Evaluasi pada dasarnya digunakan untuk mengulas kembali apa
yang telah dilakukan. Pada proses pembelajaran juga terdapat evaluasi
yang bertujuan untuk mengulas kembali apa yang telah dipelajari.
Dalam implementasi taksonomi Bloom pada siswa kelas IV MI
Asyafi’iyyah memiliki beberapa kekurangan antara lain pada aspek afektif.
Guru yang menggunakan bahasa jawa membuat siswa terlalu berani
menanggapi pertanyaan guru dengan menggunakan bahasa yang kurang
sopan. Misalnya guru yang menggunakan kata “ sopo le iso garap maju no
ngarep etuk hadiah sewu”. Sedangkan siswa menjawab dengan kata “tenan
yo pak janji kudu ditepati”.
Tujuan guru menggunakan bahasa jawa supaya proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Ternyata masih menimbulkan
61
efek negatif pada siswa. Pada evaluasi ini guru memberikan 10 soal latihan
yang terdiri dari 5 soal lisan dan 5 soal esay. Guru memberikan 5 soal esay
ini menunjukkan bahwa guru mengimplementasikan teori taksonomi
Bloom yaitu aspek kogitif. 5 soal esay ditujukan untuk melatih kognitif
siswa setelah pembelajaran berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa
evaluasi yang dilakukan guru kepada siswa sudah sesuai dengan
taksonomi Bloom pada tingkatan penerapan.
Aspek kognitif terlihat dari hasil belajar siswa di kelas IV secara
keseluruhan baik sesuai KKM. Dari 5 soal esay yang diberikan terlihat
siswa yang dapat menjawab benar semua 15 siswa, siswa yang menjawab
salah pada 1 soal berjumlah 3 siswa, siswa yang menjawab salah pada 2
soal ada 2 siswa, dan siswa yang tidak dapat menjawab seluruh soal
berjumlah 3 siswa. Ketika siswa diberi waktu untuk menjawab soal, masih
terdapat 4 siswa yang lambat menjawab soal.
Sedangkan 5 soal lisan ditujukan untuk melihat aspek afektif pada
tingkatan pembentukan pola hidup siswa, siapa yang berani maju ke depan
kelas untuk menjawab pertanyaan, siswa yang memperhatikan guru saat
penjelasan materi ini termasuk pada tingkatan penerimaan. Selain itu, dari
soal lisan juga di tujukan untuk melatih siswa aspek psikomotor pada
tingkatan gerakan kompleks seperti siapa yang terampil menjawab soal di
depan kelas. Pada penelitian ini aspek afektif dan psikomotor penilaiannya
hanya sekilas dengan melihat saat proses pembelajaran namun tidak
dipaparkan ke dalam daftar penilaian yang tertulis. Sehingga evaluasi
62
penilaian yang guru lakukan kurang optimal karena guru hanya fokus pada
penilaian aspek kognitif.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan
judul “Implementasi Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran Matematika
di MI Asyafi’iyyah Tahun 2017” dapat disimpulkan sebagai berikut: Pada
tahap pelaksanaan, peneliti melihat langsung pada proses pembelajaran di
dalam kelas. Guru mengimplementasikan taksonomi Bloom dengan baik.
Hal ini dilihat saat proses pembelajaran berlangsung dimana guru
menerapkan aspek kognitif pada tingkatan pengetahuan, pemahaman,
penerapan, dan evaluasi. Aspek afektif dilihat pada tingkatan penerimaan,
partisipasi, pembentukan pola hidup, sedangkan aspek psikomotor dilihat
pada tingkatan gerakan kompleks, dan gerakan biasa.
Pada proses evaluasi pembelajaran matematika ini guru juga
menerapkan taksonomi Bloom. Hal ini dapat dilihat ketika guru
mengevaluasi siswa melalui latihan soal untuk mengukur kemampuan
kognitifnya. Guru juga mengevaluasi siswa ketika proses pembelajaran
untuk melihat aspek afektif pada tingkatan penerimaan, partisipasi, dan
pembentukan pola hidup sedangkan psikomotor siswa pada tingkatan
gerakan kompleks.
64
B. Saran-saran
1. Bagi Siswa
a. Siswa sebaiknya lebih menambah rasa percaya diri dan
keberaniaan untuk mengemukakan pendapat di depan kelas;
b. Bagi siswa yang belum tuntas sebaiknya lebih meningkatkan
belajar dan mengubah cara belajarnya;
c. Siswa harus selalu aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Pada proses pembelajaran memerlukan waktu yang tidak singkat
maka seorang guru harus benar-benar mempersiapkan segala
sesuatunya yang berkaitan dengan pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan optimal;
b. Guru hendaknya menggunakan metode tidak hanya satu dan
menggunakan media sebagai pembantu dalam proses pembelajaran
sehingga siswa lebih mudah menguasai materi dan pembelajaran
menjadi lebih menarik.
c. Kekreativitas guru dalam pembelajaran ditambah lagi terutama
kreativitas pada implementasian taksonomi Bloom khususnya
ranah afektif dan psikomotor.
3. Bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah berupaya untuk menambah sarana prasarana
seperti media maupun alat peraga guna menunjang kegiatan belajar
siswa serta menambah keahliaan pada guru.
65
4. Bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Bagi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga, dapat membantu menambah
referensi ilmu pengetahuan untuk mahasiswa guna mempersiapkan
calon guru yang profesional.
66
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2013. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia Widiaksara
Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.
Delphie, Bandi. 2009. Matematika Untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Klaten: PT.
Intan Sejati.
Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Cetakan Ke-5.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offeset.
Hamid, Abdul. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pascasarjana
Unimed.
Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bndung: PT.
Remaja Posdakarya.
J. Moelong Lexy, MA. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Nasution, S. 1984. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Jakarta: Bima Aksara.
Ratnawulan, Elis. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia.
Saebani, Beni Ahmad. 2015. Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian. Bandung:
Pustaka Setia.
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Subini, Nini. 2012. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar Edisi
Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
_____________. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah. Jakarta:
Kencana Prenada Group.
Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
67
Uno, Hamzah dan Nurdin Mohammad. 2015. Belajar dengan Pendekatan P-A-I-
L-K-E-M. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
(http://taksonomibloomgibertanaginting.blogspot.c0m/2016/05/makala-belajar-
dan-pembelajaran.html?m) Tanggal Akses : 30 Maret 2017, Pukul 18.41
WIB.
(http://googleweblight.com/?lite_url=http://mayalfa.blogspot.com/2012/11/metod
e-pembelajaran-melalui-
aspek.htm?m%3=7w9ybyupo27hxndD54L05cfiq). Di akses pada tanggal
4 Agustus 2017, pukul 15.00 WIB.
68
Lampiran 1
Pedoman Observasi
Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Pembelajaran Matematika Di MI
Asyafi’iyyah Desa Jatirejo, Suruh Kab. Semarang Tahun 2017
No. Aspek yang dinilai Ya Tidak
1. Guru memberikan penjelasan tentang materi
yang akan diajarkan kepada siswa.
2. Guru memberikan apersepsi terhadap siswa.
3. Guru memberikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan materi yang diajarkan.
4. Guru dapat menghitung hasil dari operasi hitung
yang ada dalam pembelajaran matematika.
5. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya.
6. Guru memberikan pemahaman tentang
pembedaan soal kepada siswa.
7. Guru menyimpulkan materi yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
8. Guru mengalokasikan waktu pembelajaran sesuai
dengan tahap-tahap pembelajaran.
9. Guru memberikan evaluasi terhadap siswa.
Bersambung...
69
Sambungan...
10. Guru menjawab pertanyaan dari siswa.
11. Guru sering memberikan intermezzokepada
siswa dalam proses pembelajaran.
12. Guru memberikan reward untuk siswa yang
mampu menjawab soal dengan benar.
13. Guru mengaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
14. Guru memanage kelas dengan baik.
15. Guru terlibat dalam diskusi kelompok siswa.
16. Guru memberikan perhatikan kepada siswa yang
belum menguasai materi.
17. Guru lancar dalam berbicara.
18. Siswa merespon apersepsi yang diberikan guru.
19. Siswa memahami tujuan dan kegiatan
pembelajaran.
20. Siswa mampu menyebutkan hal-hal yang
berkaitan dengan materi.
21. Siswa mampu memberikan penjelasan sesuai
dengan pemahamannya.
22. Siswa mampu memberikan contoh yang
berkaitan dengan materi.
Bersambung...
70
Sambungan....
23. Siswa aktif selama proses pembelajaran
berlangsung.
24. Siswa berani bertanya kepada guru tentang hal
yang belum diketahui.
25. Siswa mampu mengerjakan latihan soal yang
diberikan oleh guru.
26. Siswa berani mengemukakan pendapat sesuai
dengan hasil yang didapat.
27. Ketepatan waktu siswa dalam mengumpulkan
pekerjaan .
28. Siswa mampu menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama.
29. Siswa ikut serta dalam diskusi.
30. Siswa mampu memperbaiki hasil yang belum
tuntas sesuai waktu yang diberikan oleh guru.
71
Lampiran 2
Hasil Observasi
Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Pembelajaran Matematika Di MI
Asyafi’iyyah Desa Jatirejo, Suruh Kab. SemarangTahun 2017
Hari / Tanggal : Rabu, 09 Agustus 2017
Tempat : MI Asyafi’iyyah
Waktu : 07.00 – 09.30 WIB
Observasi dilakukan pada hari Rabu, 09 Agustus 2017. Peneliti sampai di
Madrasah jam 06.45. Peneliti melihat keadaan di sekeliling Madrasah. Mulai dari
bangunan Madrasah, kondisi ruang guru dan kelas. Jam 07.00 bel masuk kelas
berbunyi. Ketika peneliti melakukan penelitian, ini tepat pada hari Rabu dimana
setiap hari itu ada pembiasaan Rabu sehat. Siswa antusias mengikuti senam
bersama dari kelas 1 sampai kelas 6. Tanpa guru menyuruh, siswa sudah
melakukan pembiasaan tersebut tanpa menunggu guru. Jam 07.15 pembiasaan
selesai dan siswa masuk ke dalam kelas masing-masing.
Peneliti dan guru kelas masuk ke dalam ruang kelas IV. Di dalam kelas
masih ada pembiasaan lagi yaitu dengan membaca asmaul husna dan dilanjut
surat pendek. Ketika siswa membaca surat-surat pendek peneliti sambil melihat
silabus, RPP serta soal latihan yang ada di LKS sebagai dokumentasi.
Jam 07.30 pembelajaran dimulai. Guru membuka salam dan melakukan
absensi. Guru mengulas kembali materi yang lalu karena sudah lama siswa libur
sekolah. Banyak siswa yang sudah lupa dengan materi yang lalu. Kemudian guru
72
menjelaskan lagi materi desimal sampai 3 kali agar siswa paham. Setelah siswa
sudah paham dengan materi yang lalu kemudian guru melanjutkan dengan materi
hari itu yaitu materi operasi hitung bilangan. Sebelum guru menjelaskan, guru
bertanya kepada siswa siapa yang sudah mengerti atau mengenal operasi bilangan.
Ternyata sudah banyak siswa yang mengenal operasi bilangan. Sebagian besar
siswa sudah belajar di rumah dan mempunyai buku sendiri yang bersangkutan
dengan materi. Dengan begitu guru lebih mudah menjelaskan materi operasi
bilangan. Siswa sangat memperhatikan guru saat penjelasan. Setelah penjelasan
dari guru dan siswa menguasai materi, siswa diberi latihan soal di depan kelas.
Siswa banyak yang berebut untuk maju ke depan mengerjakan latihan soal. Soal
yang diberikan ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dan respon
siswa terhadap pelajaran. Disamping itu guru juga memberikan reward kepada
siswa yang bisa mengerjakan dengan benar.
Dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang belum paham mengenai
materi. Kemudian guru sangat sabar memberi penjelasan lebih terhadap siswa
yang belum paham. Dan teman-teman yang sudah bisa juga membantu
memahamkan materi kepada temannya. Di dalam kelas tidak ada siswa yang
gaduh atau bermain sendiri. Siswa sangat memperhatikan guru. Apabila siswa
sudah merasa bosan, guru tersebut memberikan intermezzo agar pembelajaran
tidak monoton dan mempunyai semangat dalam belajar lagi. Siswa diberi latihan
soal yang harus dikerjakan di kelas dan dikoreksi bersama dengan durasi waktu 10
menit. Soal yang harus dikerjakan ada 5 soal. Setelah selesai, guru dan siswa
bersama-sama mengoreksi hasil pekerjaannya. Dari 23 siswa yang benar semua
73
ada 15, salah 1 ada 2 siswa, salah 2 ada 3 siswa, yang sama sekali belum
menguasai ada 3 siswa.
Jadi pembelajaran kali ini dianggap tuntas oleh guru karena dari sebagian
siswa sudah menguasai. Walaupun masih ada 3 siswa yang belum paham. Siswa
yang belum paham sepulang sekolah ada tambahan jam. Pada evaluasi ini guru
tidak membuat daftar penilaian. Guru mengevaluasi siswa dengan cara melihat
hasil yang sudah dikoreksi tadi dan mengevaluasi siswa saat proses pembelajaran
itu memperhatikan atau tidak. Dalam pembelajaran kali ini guru hanya
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan, tidak ada media
yang digunakan saat penjelasan materi.
Kegiatan terakhir yang dilakukan oleh guru setelah evaluasi adalah guru
dan siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan oleh guru dan sebelum
pembelajaran ditutup guru memberikan motivasi kepada siswa agar selalu
semangat dalam belajar. Guru menutup pembelajaran dengan doa’ bersama dan
salam.
74
Hasil Observasi
Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Pembelajaran Matematika Di MI
Asyafi’iyyah Desa Jatirejo, Suruh Kab. SemarangTahun 2017
No. Aspek yang dinilai Ya Tidak
1. Guru memberikan penjelasan tentang materi
yang akan diajarkan kepada siswa.
√
2. Guru memberikan apersepsi terhadap siswa. √
3. Guru memberikan contoh dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan materi yang
diajarkan.
√
4. Guru dapat menghitung hasil dari operasi
hitung yang ada dalam pembelajaran
matematika.
√
5. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya.
√
6. Guru memberikan pemahaman tentang
pembedaan soal kepada siswa.
√
7. Guru menyimpulkan materi yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
√
8. Guru mengalokasikan waktu pembelajaran
sesuai dengan tahap-tahap pembelajaran.
√
9. Guru memberikan evaluasi terhadap siswa. √
75
10. Guru menjawab pertanyaan dari siswa. √
11. Guru sering memberikan intermezzokepada
siswa dalam proses pembelajaran.
√
12. Guru memberikan reward untuk siswa yang
mampu menjawab soal dengan benar.
√
13. Guru mengaitkan materi pelajaran dengan
kehidupan sehari-hari.
√
14. Guru memanage kelas dengan baik. √
15. Guru terlibat dalam diskusi kelompok siswa. √
16. Guru memberikan perhatikan kepada siswa
yang belum menguasai materi.
√
17. Guru lancar dalam berbicara. √
18. Siswa merespon apersepsi yang diberikan
guru.
√
19. Siswa memahami tujuan dan kegiatan
pembelajaran.
√
20. Siswa mampu menyebutkan hal-hal yang
berkaitan dengan materi.
√
21. Siswa mampu memberikan penjelasan sesuai
dengan pemahamannya.
√
22. Siswa mampu memberikan contoh yang
berkaitan dengan materi.
√
23. Siswa aktif selama proses pembelajaran √
76
berlangsung.
24. Siswa berani bertanya kepada guru tentang hal
yang belum diketahui.
√
25. Siswa mampu mengerjakan latihan soal yang
diberikan oleh guru.
√
26. Siswa berani mengemukakan pendapat sesuai
dengan hasil yang didapat.
√
27. Ketepatan waktu siswa dalam mengumpulkan
pekerjaan .
√
28. Siswa mampu menyimpulkan materi yang
telah dipelajari bersama.
√
29. Siswa ikut serta dalam diskusi. √
30. Siswa mampu memperbaiki hasil yang belum
tuntas sesuai waktu yang diberikan oleh guru.
√
77
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Pembelajaran Matematika Di
MI Asyafi’iyyah Desa Jatirejo, Suruh Kab. SemarangTahun 2017
Hari / Tanggal : Jum’at, 12 Mei 2017
Tempat : MI Asyafi’iyyah
Waktu : 09.00 WIB
Narasumber : Bapak Budiyanto, S,Pd.
Pedoman Wawancara
Butir-butir Pertanyaan :
a. Apakah Bapak mengetahui tentang konsep Taksonomi Bloom?
b. Bagaimana cara Bapak merencanakan proses pembelajaran yang sesuai
dengan konsep Taksonomi Bloom khususnya dalam mata pelajaran
matematika?
c. Bagaimana Bapak melaksanakan perencanaan yang telah dibuat dalam
proses pembelajaran matematika?
d. Bagaimana Bapak mengevaluasi siswa dalam pembelajaran
matematika?
e. Bagaimana cara Bapak menyusun soal yang terintegrasi dengan
taksonomi Bloom dalam pembelajaran matematika?
78
Lampiran 4
Hasil Wawancara
Implementasi Taksonomi Bloom Dalam Pembelajaran Matematika Di
MI Asyafi’iyyah Desa Jatirejo, Suruh Kab. SemarangTahun 2017
Hari / Tanggal : Jum’at, 12 Mei 2017
Tempat : MI Asyafi’iyyah
Waktu : 09.00 WIB
Narasumber : Bapak Budiyanto, S,Pd.
Butir-butir Pertanyaan :
1. Apakah Bapak mengetahui tentang konsep Taksonomi Bloom?
Iya, saya mengetahui konsep taksonomi bloom yang meliputi 3 ranah yaitu
ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
2. Bagaimana cara Bapak merencanakan proses pembelajaran yang sesuai
dengan konsep Taksonomi Bloom khususnya dalam mata pelajaran
matematika? Dengan cara melihat silabus dan RPP. Sebelum masuk pada
proses pembelajaran saya melihat RPP terlebih dahulu sebagai pedoman
nanti dalam proses pembelajaran berlangsung. Saya mengikuti materi dan
langkah-langkah dalam RPP di LKS. Apa yang materi saya sampaikan
tidak keluar dari RPP.
3. Bagaimana Bapak melaksanakan perencanaan yang telah dibuat dalam
proses pembelajaran matematika? Dalam proses pembelajaran saya
menerapkan 3 aspek yang ada di dalam Taksonomi Bloom. Saya
menguasai materinya. Apabila ada anak yang gaduh saya tegur. Saya beri
79
kesempatan siswa untuk mengungkapkan apa yang dia pahami mengenai
materi yang bersangkutan. Saya memberikan latihan soal untuk mengukur
kemampuan siswa tentang materi.
4. Bagaimana Bapak mengevaluasi siswa dalam pembelajaran matematika?
Dengan cara melihat saat proses pembelajaran berlangsung. Misal dengan
melihat siswa itu memperhatikan saat guru menjelaskan materi atau tidak.
Mampu menjawab pertanyaan guru atau tidak. Bisa mengerjakan latihan
soal yang diberikan atau tidak.
5. Bagaimana cara Bapak menyusun soal yang terintegrasi dengan taksonomi
Bloom dalam pembelajaran matematika? Siswa diberi latihan soal 10 esay.
1 soal benar diberi nilai 10. 1 soal salah tidak diberi nilai. Soal yang
diberikan dibagi menjadi 3 tahapan yaitu misal dari 10 soal maka 5 soal
mudah 3 soal sedang dan 2 soal sulit.
80
Lampiran 5
SILABUS
Nama Sekolah : MI Asyafi’iyyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Program : IV / Sekolah Dasar
Semester : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 X 30 Menit
Standar Kompetensi : 1. Memahami Dan Menggunakan Sifta-Sifat Operasi
Hitungan Bilangan Dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok dan
Uraian
Materi
Pengalaman Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokas
i
Waktu
Sumbe
r/
Bahan/
Alat
Jenis
Tagihan
Bentuk
Instrumen
Mengidentifikas
ikan sifat-sifat
operasi hitung
OPERASI
HITUNG
BILANGAN
Mengidentifi
kasi Sifat-Sifat Operasi
Hitung
Memahami peta konsep
tentang sifat-sifat operasi
hitung.
Memahami sifat operasi
komutatif
a + b = b + a
3 + 5 = 5 + 3
8 = 8
Memahami sifat operasi
asosiatif
Memahami sifat operasi
distributif
Menjumlahkan sifat
penjumlahan nol (0)
Menghitung sifat
perkalian dengan
bilangan nol (0)
Menghitung sifat
perkalian dengan
bilangan nol (1)
Menghitung sifat
bilangan satu dalam
pembagian
Menghitung sifat
pembagaian yang lainnya
Melakukan
operasi hitung
dengan sifat pertukaran,
pengelompok
an, dan penyebaran
Menentukan hasil
perkalian
dengan bilangan 0
dan 1
Menentukan
hasil
pembagian dengan
bilangan 0
dan 1
Tugas
Individu
dan Kelom-
pok
Laporan
buku
pekerjaan rumah
6 jp
Sumbe
r:
Buku Alat:
Buku
112 112
)97( 15 62 (50)
62) 35( 15 62 35) (15
14 14
)8( )6( (7) 2
4) (2 3) (2 4) (3 2
c) (a b) (a c) (b a
81
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : MI Asyafi’iyyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1x pertemuan)
S. Standar Kompetensi :
1.Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
T. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
U. Indikator
9. Melakukan operasi hitung dengan sifat pertukaran
10. Melakukan operasi hitung dengan sifat pengelompokan
11. Melakukan operasi hitung dengan sifat penyebaran
12. Menentukan hasil perkalian dengan bilangan 0 dan 1
V. Tujuan Pembelajaran
9. Siswa dapat melakukan operasi hitung dengan sifat pertukaran
10. Siswa dapat melakukan operasi hitung dengan sifat pengelompokan
11. Siswa dapat melakukan operasi hitung dengan sifat penyebaran
82
12. Siswa dapat menentukan hasil perkalian dengan bilangan 0 dan 1
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Rasa hormat dan perhatian
Tekun dan Tanggungjawab
W. Materi Ajar
7. Operasi Hitung Bilangan
8. Penjumlahandanpenguranganbilanganbulat
9. Perkalian Bilangan Bulat
X. Metode Pembelajaran
Ceramah,Tanya Jawab, dan Latihan
Y. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-3
Kegiatanawal
- Apresepsi/ Motivasi
- Mendengarkan cerita lucu yang berkaitan dengan penjumlahan dan
perkalian tiga bilangan.
KegiatanInti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Siswa dapatMemahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
83
Melakukan percobaan, diskusi, tanya jawab dan latihan dengan fasilitas
soal-soal untuk dapat melakukan penjumlahan dan perkalian tiga
bilangan berurutan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
KegiatanPenutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1) Menyimpulkan materi
2) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran
3) Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
Z. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 4,
Buku lain yang relevan
Kegiatan keseharian yang relevan
84
85
Lampiran 7
Lembar Soal Evaluasi
Soal uraian
1. 13 + 27 = . . . . + 13
2. 15 + 68 = 68 + . . . .
3. 12 × 14 = . . . . × 12
4. (44 + 334) + 66 = 44 + (334 + . . . .)
5. 10 × (3 + 7) = (10 × . . . .) + (10 × . . . .)
6. 6 + 17 × 3 = . . .
7. 4 × (13 – 9) = . . .
8. 25 + 45 – 20 =. . .
9. 25 + . . .= 138 + 25
10. 6 × (3×2) = (. . .×3)×2
Jawaban
1. 13+27 = 27+13
2. 15+68= 68+15
3. 12 × 14 = 14 × 12
4. (44 + 334) + 66 = 44 + (334 + 66)
5. 10 × (3 + 7) = (10 × 3) + (10 × 7)
86
6. 6 + 17 × 3 = 57
7. 4 × (13 – 9) = 16
8. 25 + 45 – 20 = 50
9. 25 + 138 = 138 + 25
10. 6 × (3×2) = (6×3)×2
87
Lampiran 8
88
Lampiran 9
Foto Kegiatan
Berdo’a bersama Pembiasaan pagi baca Asmaul Husna
sebelum pembelajaran dimulai
Guru menjelaskan materi Siswa memperhatikan penjelasan guru
Antusias siswa dalam proses pembelajaran
89
Lampiran 10
90
Lampiran 11
91
92
Lampiran 12
93
Lampiran 13
DAFTAR NILAI SKK
(SATUAN KREDIT KEGIATAN)
Nama : Aini Wahyuningsih
Fakultas/Jurusan : FTIK/ PGMI
NIM : 115-13-070
Dosen P.A : Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 OPAK STAIN SALATIGA
2013 Dengan
Tema”Rekonstruksi
Paradigma Mahasiswa Yang
Cerdas, Peka dan Peduli”
26-27 Agustus
2013
Peserta
3
2 OPAK TARBIYAH 2013
“Menjunjung Tinggi Nilai-
Nilai Kearifan Lokal Sebagai
Identitas Pendidikan
Indonesia”
29 Agustus
2013
Peserta
3
3 Sertifikat UPT
Perpustakaan”LIBRARY
USER EDUCATION
(Pendidikan Pemakaian
Perpustakaan)”
16 September
2013
Peserta
2
4 Piagam Penghargaan dalam
acara KISMIS “Agar Shalat
Bukan Sekedar Kewajiban,
namun Kebutuhan’’
10 Oktober
2013
Peserta
2
5 Seminar
Nasional”Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha
Mikro Menghadapi Pasar
Bebas ASEAN”
2 Mei 2014
Peserta
8
6 Sertifikat SIBA SIBI Training
UTS Semester Genap Tahun
2014
3 Mei 2014
Peserta
2
7 Tafsir Tematik “ Konsep
Pimpinan Ideal Menurut Al-
Qur’an”
17 Mei 2014 Peserta
2
8 Seminar Nasional LPM
Dinamika “Idealisme
Mahasiswa”
3 Juni 2014
Peserta
8
94
9 Kegiatan Pendidikan dan
Latihan Calon Pramuka
Pandega (PLCPP)XXIV
dengan tema“PLCPP sebagai
Langkah Rekonstruktif
Karakter Pandega dalam
Membangun Racana yang
Loyal dan Bermartabat’’
26-29
September
2014
Peserta
2
10 Seminar Nasional
Entrepreneurship
diselenggarakan oleh Gerakan
Pramuka Racana Kusuma
Dilaga-Woro Srikandhi
STAIN Salatiga
16 November
2014
Peserta
8
11 Seminar Nasional “Mencegah
Generasi Pemuda Islam dari
Pengaruh Radikalisme ISIS”
6 Mei 2015
Peserta
8
12 Peserta Lomba Juara 1
Kegiatan Milad-XIII LDK
Fathir Ar Rasyid IAIN
Salatiga“Aktualisasi Dakwah
dalam Membentuk Generasi
yang Bertaqwa, Berilmu, dan
Berakhlak Mulia”
6 Mei 2015
Peserta
3
13 Gladian Pimpinan Pandega
(GPP)Racana Kusuma
Dilaga-Woro
Srikandhi“Membangun
Karakter Kepemimpinan
dalam Jiwa Pramuka Menuju
Pandega yang Berkualitas”
30-31 Mei
2015
Peserta
2
14 Diskusi Terbuka Degradasi
Nasionalisme Akibat
Pengaruh Hedonisme LPM
Dinamika
20 April 2016
Peserta
2
15 Seminar Nasional “Penguatan
Wawasan Kebangsaan dan
Nasionalisme”
28 April 2016
Peserta
8
16 Seminar Nasional PIK
SAHAJASA “LGBT dalam
Perspektif Psikologi dan
Kesehatan”
26 Mei 2016
Peserta
8
95
96
Lampiran 14