17
Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan Pembangunan Fisik Lumbung Pangan dan Lantai Jemur Zulfian Azmi #1 , Nurcahyo Budi Nugroho #2 , Rosmalia Harahap #3 #1,2,3 Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma Jl. A.H. Nasution No. 73 F-Medan Email : [email protected] Abstrak Sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan oleh instansi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara untuk proses pemberian bantuan yaitu berupa bantuan pembangunan fisik lumbung pangan ataupun lantai jemur kepada beberapa kelompok tani di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, maka diperlukan kriteria-kriteria dalam menentukan penerima bantuan tersebut. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan kelayakan lokasi pembangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Penelitian bertujuan untuk mencari alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan Metode TOPSIS. Metode ini adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria dengan menggunakan pendekatan pengambilan keputusan dari beberapa pilihan alternatif yang ada. Sistem metode TOPSIS ini adalah didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih adalah alternatif yang terbaik, yang tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Kata Kunci : SPK, Pembangunan Fisik Lumbung Pangan, Topsis Abstract In accordance with regulations prescribed by the Food Security agencies in North Sumatra Province to the process of providing assistance in the form of physical development assistance barns or drying floor to some farmer groups throughout the County / City in the province of North Sumatra, the necessary criteria for determining the recipient such assistance. To assist in determining the feasibility of determining the location of the physical construction of barns and drying floor then takes a decision support system. Research looking for the best alternative based on the criteria that have been determined by using TOPSIS method. This method is one of the multicriteria decision making method using the decision-making approach of some alternative options exist. System TOPSIS method is based on the concept that the alternative chosen is the best alternative, which not only has the shortest distance from the positive ideal solution, but it also has the longest distance from the negative ideal solution. Keywords: SPK, Physical Development Food Barn, TOPSIS ISSN : 1978-6603

Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

  • Upload
    phungtu

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan Pembangunan Fisik Lumbung Pangan dan Lantai Jemur

Zulfian Azmi#1, Nurcahyo Budi Nugroho#2, Rosmalia Harahap#3

#1,2,3Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma Jl. A.H. Nasution No. 73 F-Medan

Email : [email protected]

Abstrak Sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan oleh instansi Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Sumatera Utara untuk proses pemberian bantuan yaitu berupa bantuan pembangunan fisik lumbung pangan ataupun lantai jemur kepada beberapa kelompok tani di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, maka diperlukan kriteria-kriteria dalam menentukan penerima bantuan tersebut. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan kelayakan lokasi pembangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Penelitian bertujuan untuk mencari alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan Metode TOPSIS. Metode ini adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria dengan menggunakan pendekatan pengambilan keputusan dari beberapa pilihan alternatif yang ada. Sistem metode TOPSIS ini adalah didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih adalah alternatif yang terbaik, yang tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif. Kata Kunci : SPK, Pembangunan Fisik Lumbung Pangan, Topsis

Abstract

In accordance with regulations prescribed by the Food Security agencies in North Sumatra Province to the process of providing assistance in the form of physical development assistance barns or drying floor to some farmer groups throughout the County / City in the province of North Sumatra, the necessary criteria for determining the recipient such assistance. To assist in determining the feasibility of determining the location of the physical construction of barns and drying floor then takes a decision support system. Research looking for the best alternative based on the criteria that have been determined by using TOPSIS method. This method is one of the multicriteria decision making method using the decision-making approach of some alternative options exist. System TOPSIS method is based on the concept that the alternative chosen is the best alternative, which not only has the shortest distance from the positive ideal solution, but it also has the longest distance from the negative ideal solution. Keywords: SPK, Physical Development Food Barn, TOPSIS

ISSN : 1978-6603

Page 2: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas
Page 3: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

A. PENDAHULUAN

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sehingga pemenuhannya menjadi salah satu hak asasi yang harus dipenuhi secara bersama-sama oleh negara dan masyarakat. Di Indonesia pengaturan tentang pangan tertuang dalam Undang-undang nomor 7 tahun 1996, yang selanjutnya dijabarkan dalam PP nomor 68 tahun 2003 tentang ketahanan pangan. Dalam rangka mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh penduduk dalam hal ini khususnya di Provinsi Sumatera Utara dan agar setiap rumah tangga mampu mengakses pangan sesuai kebutuhannya, maka disamping usaha peningkatan produksi yang terus menerus, juga diperlukan manajemen cadangan pangan yang efektif dan efisien.

Pengembangan cadangan pangan masyarakat merupakan suatu upaya pemberdayaan yang dilakukan melalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam pengelolaan cadangan pangan, optimalisasi sumber daya yang tersedia dan penguatan kapasitas kelembagaannya. Dengan pemberdayaan tersebut diharapkan dapat dikembangkan cadangan pangan masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan serta dapat berperan secara optimal dalam penyediaan pangan.

Pengembangan cadangan pangan masyarakat bertujuan: pertama, me-ningkatkan volume stok cadangan pangan untuk kebutuhan masyarakat kerena produksi tidak merata sepanjang tahun; kedua, menjamin akses dan kecukupan pangan bagi penduduk miskin dan rawan pangan yang memerlukan perlindungan kecukupan pangan; dan ketiga, sebagai bantuan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada kondisi darurat.

Pengembangan cadangan pangan masyarakat dilakukan melalui pendekatan dari bawah (bottom up approach) dengan memberdayakan kelembagaan yang tumbuh di masyarakat dalam hal ini sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas pembangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur melalui dana bantuan sosial DAK (Dana Alokasi Khusus) dibidang pertanian.

Pembangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur memerlukan suatu mekanisme yang memberikan masukan yang tepat dalam pengambilan keputusan mengenai penentuan kelayakan tempat untuk pembangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur di Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian pembangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur dapat dilaksanakan secara merata pada setiap Kabupaten ataupun Kotamadya yang berada di Provinsi Sumatera Utara.

Dalam menentukan kelayakan tempat pembangunan fisik lumbung pangan dan

lantai jemur terdapat beberapa syarat dan parameter yang harus dipenuhi oleh setiap kelompok tani dalam mengajukan dana bantuan sosial DAK (Dana Alokasi Khusus) bidang pertanian untuk pendirian fisik lumbung pangan dan lantai jemur. Mengingat saat ini administrasi dalam pengelolaan kegiatan tersebut masih di-lakukan secara manual, oleh karena itu diperlukan kiranya suatu sistem pengelolaan data kegiatan yang baik dan dapat membantu memberikan keputusan yang tepat dalam pengambilan keputusan mengenai kegiatan tersebut.

Ada beberapa metode yang dapat menangani masalah kegiatan tersebut, salah satu metode yang digunakan untuk menangani permasalahan ini, adalah Technique for Order Performance by

Page 4: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) yang bertujuan untuk mendapatkan keputusan yang optimal. TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multi-kriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981). TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan jarak terpanjang (terjauh) dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean (jarak antara dua titik) untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Dari uraian tersebut dapat kiranya dibuat suatu rancangan sistem pendukung keputusan yang bertujuan dapat memberi-kan solusi yang optimal guna penentuan kelayakan lokasi pendirian fisik lumbung pangan dan lantai jemur di wilayah Sumatera Utara. B. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem Pendukung Keputusan dengan

Metode TOPSIS ini bertujuan untuk memberikan keputusan yang optimal dalam menentukan pemberian dana bantuan sosial DAK (Dana Alokasi Khusus) berupa pembangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur bagi kelompok tani yang berada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara.

2. Dengan diterapkannya software pendukung keputusan penentuan kelayakan pembangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur di Sumatera Utara dengan menggunakan metode TOPSIS untuk mempermudah pengambilan keputusan pada instansi Badan Ketahanan Pangan untuk penentuan kelompok tani di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera

Utara yang layak menerima bantuan berupa bangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur.

3. Penelitian ini juga merupakan sarana untuk menerapkan, mengembangkan, mengimplementasikan serta mempraktekkan teori rancang bangun.

C. ANALISIS DAN PERANCANGAN

Analisis permasalahan dari spesifikasi sistem yang akan diaplikasikan dalam sistem pendukung keputusan penentuan kelayakan lokasi ini adalah data yang dimasukkan berupa nilai-nilai atau point-point berdasarkan bobot kriteria yang telah diubah pada bilangan fuzzy. Nilai bobot pada masing-masing kriteria tersebut akan dimasukkan kedalam suatu algoritma sistem pendukung keputusan yaitu metode Topsis. Topsis adalah salah satu metode yang bisa membantu proses pengambilan keputusan secara praktis. Dalam metode Topsis ini memerlukan bobot dan kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan pendirian bangunan fisik lumbung pangan dan lantai jemur di Sumatera Utara. Adapun kriteria yang telah ditentukan oleh panitia adalah sebagai berikut: 1. Aktifitas Kegiatan Usaha Kelompok

(C1). 2. Luas Tanah yang dihibahkan a.n

Kelompok (C2). 3. Legalitas Hukum atas Tanah Hibah (C3). 4. Lamanya Kelompok Terbentuk (C4). 5. Berita Acara Pembentukan Kelompok

dan Daftar Susunan Pengurus Kelompok (C5).

6. Memiliki Rekening Kelompok pada Bank Pemerintah/Swasta (C6).

7. Tanah Hibah berada dekat dengan Lokasi Sentra (C7).

8. Kepadatan Penduduk di sekitar Lokasi ( jiwa/km2) (C8).

Page 5: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

9. Jarak dengan Lumbung Pangan atau Lantai Jemur yang sudah ada (C9).

10. Tingkat Kerawanan Pangan sekitar Lokasi (C10).

Dari kriteria tersebut, maka dibuat suatu tingkat kepentingan kiteria berdasarkan nilai bobot yang telah ditentukan ke dalam bilangan fuzzy. Rating

kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria sebagai berikut: Tidak Baik (R) = 0.25 Cukup Baik (C) = 0.5 Baik (T) = 0.75 Sangat Baik (ST) = 1

Untuk mendapat variabel tersebut harus dibuat dalam sebuah grafik supaya lebih jelas seperti pada gambar berikut:

TB CB B SB

0.25 0.5 0.75 1

Gambar 3.1. Grafik Bobot Berdasarkan kriteria dan rating

kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria yang telah ditentukan, selanjutnya penjabaran bobot setiap kriteria yang telah

dikonversikan dengan bilangan fuzzy. Di bawah ini akan ditampilkan tabel pemberian bobot untuk alternatif yang telah ditentukan:

Tabel 3.1. Bobot Kriteria yang Ditentukan

No Kriteria Penilaian Simbol Nilai Bobot

1 Aktifitas Kegiatan Usaha Kelompok

Aktif

Kurang Aktif

Tidak Aktif

0.75 0.5 0.25

0.15

2

Luas Tanah yang dihibahkan a.n Kelompok

> 20 x 20 m

20 x 20 m

0.75 0.5

0.05

3 Legalitas Hukum atas Tanah Hibah

Ada

Tidak

1 0.25

0.05

Page 6: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

4 Lamanya Kelompok Terbentuk

> 1 Tahun

1 Tahun

0.75 0.25

0.05

5 Barita Acara Pembentukan Kelompok dan Daftar Susunan Pengurus Kelompok

Ada

Tidak

1 0.25

0.05

6 Memiliki Rekening Kelompok pada Bank Pemerintah / Swasta

Ada

Tidak

1 0.25

0.05

7 Tanah Hibah berada dekat dengan Lokasi Sentra Produksi

< 10 km

10 km – 20 km

> 20 km

0.25 0.5 0.75

0.15

8 Kepadatan Penduduk di sekitar Lokasi ( jiwa/km2)

> 500

300 – 500

< 300

0.75 0.5 0.25

0.1

Tabel 3.1. Bobot Kriteria yang Ditentukan (Lanjutan...)

No Kriteria Penilaian Simbol Nilai Bobot

9 Jarak dengan Lumbung Pangan atau Lantai Jemur yang sudah ada

< 20 km

20 km – 40 km

> 40 km

0,25 0.5 1

0.15

10 Tingkat Kerawanan Pangan sekitar Lokasi

Rawan Pangan Kronis

Rawan Pangan Transien

Mandiri Pangan

0,25 0.5 1

0.2

3.1 Algoritma Metode TOPSIS Algoritma metode TOPSIS adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan dalam merancang sistem

informasi dengan menggunakan pendekatan dari algoritma-algoritma yang sederhana guna memberikan solusi ideal yang dibutuhkan bagi user. Analisis

Page 7: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

algoritma tersebut akan dirancang untuk mengevaluasi apa yang dibutuhkan dalam membangun proyek dan informasi apa yang akan dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. Nilai dari setiap kriteria yang merupakan hasil proses penginputan data

alternatif yang sudah dikonversikan berdasarkan bobot kriteria yang sudah ditentukan melalui proses perhitungan. Di bawah ini akan ditampilkan tabel data dari 3 (tiga) lokasi yang akan dihitung dengan metode Topsis:

Tabel 3.2. Data Lokasi

No Kriteria Simbol Nama Lokasi

Lokasi A Lokasi B Lokasi C

1 Aktifitas Kegiatan Usaha Kelompok

Aktif Tidak Aktif Aktif

2 Luas Tanah yang dihibahkan a.n Kelompok

> 20 x 20

> 20 x 20

20 x 20

3 Legalitas Hukum atas Tanah Hibah

Ada Ada Tidak

4 Lamanya Kelompok Terbentuk

1 tahun 2 tahun 3 tahun

5 Berita Acara Pembentukan Kelompok dan Daftar Susunan Pengurus Kelompok

Tidak Tidak Ada

6 Memiliki Rekening Kelompok pada Bank Pemerintah/Swasta

Ada Ada Tidak

7 Tanah Hibah berada dekat dengan Lokasi Sentra Produksi

9 21 15

8 Kepadatan Penduduk di sekitar Lokasi ( jiwa/ )

600 400 200

9 Jarak dengan Lumbung Pangan atau Lantai Jemur yang sudah ada

15 30 12

10 Tingkat Kerawanan Pangan sekitar Lokasi

Rawan Pangan Kronis

Rawan Pangan Transien

Mandiri Pangan

Berdasarkan data diatas dapat dibentuk rating kecocokan dari setiap alternative pada setiap kriteria yang telah

dikonversikan dengan bilangan fuzzy seperti pada tabel di bawah ini:

Page 8: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Tabel 3.3. Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria

Alter-natif

Nama Lokasi

Kriteria

Lokasi A 0,75 0,75 1 0,25 0,25 1 0,25 0,75 0,25 0,25

Lokasi B 0,25 0,75 1 0,75 0,25 1 0,75 0,5 0,5 0,5

Lokasi C 0,75 0,5 0,25 0,75 1 0,25 0,5 0,25 0,25 1

Dari tabel diatas dapat diimplementasikan kedalam perhitungan TOPSIS sebagai berikut :

1. Ai = Alternatif Lokasi Kelompok Tani pada Kabupaten/Kota

2. Cj = Kriteria yang menjadi acuan panitia dalam memberikan bantuan yaitu antara lain : Aktifitas Kegiatan Usaha Kelompok, Luas Tanah yang dihibahkan a.n Kelompok, Legalitas Hukum atas Tanah Hibah, Lamanya Kelompok Terbentuk, Barita Acara Pembentukan Kelompok dan Daftar Susunan Pengurus Kelompok, Memiliki

Rekening Kelompok pada Bank Pemerintah / Swasta, Tanah Hibah berada dekat dengan Lokasi Sentra, Kepadatan Penduduk di sekitar Lokasi (jiwa/km2), Jarak dengan Lumbung Pangan atau Lantai Jemur yang sudah ada, Tingkat Kerawanan Pangan sekitar Lokasi.

3. Bobot Preferensi untuk kriteria (

....., adalah : (0.75, 0.75, 1, 0.75, 1, 1, 0.25, 0.75, 0.25, 0.25 )

4. Berdasarkan Tabel rating

kecocokan, dapat dibentuk matriks keputusan X sebagai berikut:

Tabel 3.4 Matriks Keputusan X

0,75 0,75 1 0,25 0,25 1 0,25 0,75 0,25 0,25

0,25 0,75 1 0,75 0,25 1 0,75 0,5 0,5 0,5

0,75 0,5 0,25 0,75 1 0,25 0,5 0,25 0,25 1

Pengambil keputusan memberikan bobot, berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing kriteria yang dibutuhkan sebagai berikut: W [0.75, 0.75, 1, 0.75, 1, 1, 0.25, 0.75, 0.25, 0.25]. Langkah pertama kriteria-kriteria dan matriks keputusaan sudah dilakukan seperti yang ada pada tabel rating kecocokan. Kemudian normalisasi matriks

X untuk menghitung nilai masing-masing kriteria sebagai berikut:

Mencari Aktifitas Kegiatan Usaha Kelompok

| | √

| |

Page 9: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

| |

| |

Luas Tanah yang dihibahkan a.n Kelompok

| | √

| |

| |

| |

Legalitas Hukum atas Tanah Hibah

| | √

| |

| |

| |

Lamanya Kelompok Terbentuk

| | √

| |

| |

| |

Berita Acara Pembentukan Kelompok dan Daftar Susunan Pengurus Kelompok

| | √

| |

| |

| |

Memiliki Rekening Kelompok pada Bank Pemerintah / Swasta

| | √

| |

| |

| |

Tanah Hibah berada dekat dengan Lokasi Sentra

| | √

| |

| |

| |

Kepadatan Penduduk di sekitar Lokasi (jiwa/km2)

| | √

| |

| |

| |

Jarak dengan Lumbung Pangan atau Lantai Jemur yang sudah ada

| | √

Page 10: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

| |

| |

| |

Tingkat Kerawanan Pangan sekitar Lokasi

| | √

| |

| |

| |

Membuat normalisasi matriks R yang diperoleh dari hasil normalisasi matriks X sebagai berikut:

Menentukan matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot dengan mengkalikan

bobot (w) dengan rating kinerja (rij) berdasarkan persamaan: yaitu

didapatkan dari perkalian matriks R dengan bobot preferensi W [0.75, 0.75, 1, 0.75, 1, 1, 0.25, 0.75, 0.25, 0.25] sebagai berikut:

Page 11: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Sehingga diperoleh matriks Y dari perkalian w*rij sebagai berikut:

Menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif berdasarkan rating bobot yang ternormalisasi yij.

Solusi ideal positif (A+) dihitung sebagai berikut:

Solusi ideal negatif (A-) dihitung sebagai berikut:

Page 12: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif sebagai berikut:

( ( (

( ( (

( ( (

(

= 0.820659

( ( (

( ( (

( ( (

(

= 0.818853

( ( (

( ( (

( ( (

(

= 0.864071 Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal negatif :

( ( (

( ( (

( ( (

(

= 0.92204

( ( (

( ( (

( ( (

(

= 0.87228

( ( (

( ( (

( ( (

(

= 0.876417 Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi). Kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dihitung sebagai berikut:

Page 13: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat diurutkan berdasarkan nilai relatif terbesar adalah V1 = 0.529088, V2 = 0.515796 dan diikuti V3 = 0.503547, sehingga dapat disimpulkan bahwa lokasi V1 merupakan alternatif pertama yang menjadi prioritaskan untuk mendapatkan bantuan pembangunan fisik lumbung pangan atau lantai jemur di Provinsi Sumatera Utara. D. IMPLEMENTASI SISTEM Implementasi sistem merupakan hasil implementasi perancangan form ke dalam bahasa pemrograman yang

dirancang yang dalam bahasan ini adalah menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2008. Berikut hasil implementasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Pembangunan Fisik Lumbung Pangan dan Lantai Jemur di Sumatera Utara dengan Menggunakan Metode TOPSIS.

1. Form Login Form login merupakan form tampilan awal untuk masuk ke dalam form me. nu utama, dengan mengisi user name dan password dengan benar maka user dapat masuk ke menu utama. Berikut tampilan dari halaman login:

Gambar 1.1 Form Login

Gambar 1.2 Form Menu Utama

Page 14: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Gambar 1.3 Form Data Lokasi

Gambar 1.4. Form Penilaian Lokasi

Gambar 1.5. Form Data User

Page 15: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Gambar 1.6. Form Data Kriteria

Gambar 1.7.Form Proses TOPSIS

Gambar 1.8. Form Laporan Nilai Keputusan

Page 16: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Gambar 1.9 Form Laporan Data Nilai Lokasi

D. SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Kadir, A. 2003. Konsep dan Aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kusumadewi, Sri., Sri Hartati., Agus

Harjoko., & Retantyo Wardoyo. (2006). Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusrini, M.Kom. 2007. Konsep dan Aplikasi

Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Library Binus Media (LBM). 2005.

Landasan Teori Konsep Sistem Pendukung Keputusan. 1-29.

Lestari, Sri., IBI Darmajaya. 2011. Seleksi

Penerima Calon Karyawan

Menggunakan Metode Topsis. Konferensi Nasional Sistem dan Informasi KNS&I11-027, 170-174.

Oetomo, Budi Sutedjo dharma, 2002.

Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi, Yogyakarta: Penerbit Andi.

Purwaningsih, Yunasti. 2013. Penanganan

Rawan Pangan. Jurnal Badan Ketahanan Pangan Nasional, I (1), 1-28.

Radiant Victor Imbar., Benny Setiadi

Hartanto. 2011. Aplikasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia dengan Fitur DSS Menggunakan Metode Topsis pada PT. X. Jurnal Informatika, 7 (2), 125-144.

Page 17: Implementasi Topsis untuk Menentukankan Kelayakan ... · sasarannya adalah kelompok tani yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara, yaitu dengan memberikan fasilitas

Rochmah Dyah, Nur., Armandira Maulana P. 2009. Sistem Pendukung Keputusan Perencanaan Strategis Kinerja Instansi Pemerintah Menggunakan Metode AHP. Jurnal Informatika, 3 (2), 331-340

Sabiq, Ahmad.2013. Metode Fuzzy AHP

dan Fuzzy Topsis Untuk Pemilihan Distro Linux. Orbith, 9 (2), 78-83.

Surbakti, Irfan. 2002. Sistem Pendukung

Keputusan (Decision Support Sistem). Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya.

Team Work STMIK Triguna Dharma. 2014.

Konsep Analisis dan Perancangan Sistem. Pembekalan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Coaching Clinic. 2-5.

Turban, Efraim., Rainer., Potter. 2005.

Introduction to Information Technology. Prentice Hall, Upper Saddle River.

Uyun, Shofwatul., Imam Riadi. 2010. A

Fuzzy Topsis Multiple-Attribute Decision Making for Scholarship Selection. Telkomnika, 9(1) ISSN: 1693-6930, 37-46.

Wibowo S, Henry., Riska Amalia., Andi

Fadlun M., & Kurnia Arivanty. 2009. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Bank BRI Menggunakan FMADM. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022, 62-67.