Upload
vifitriyani
View
30
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
imunisasi pada anak
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan penyakit
melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi yang paling efektif dan jauh
lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah
sakit. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit infeksi berbahaya, maka mereka
memiliki kesempatan beraktifitas, bermain, belajar tanpa terganggu masalah kesehatan. Namun
demikian, sampai saat ini masih terdapat masalah-masalah dalam pemberian imunisasi, antara
lain pemahaman orang tua yang masih kurang pada sebagian masyarakat, mitos salah tentang
imunisasi, sampai jadwal imunisasi yang terlambat.
Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari penyakit-penyakit menular yang
bahkan bisa membahayakan jiwa. Kegiatan imunisasi di Indonesia di mulai di Pulau Jawa
dengan vaksin cacar pada tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi
penyakit cacar. Pada tahun 1974, Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO, yang
selanjutnya dikembangkan vaksinasi lainnya. Pada tahun 1972 juga dilakukan studi pencegahan
terhadap Tetanus Neonatorum dengan memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT) pada wanita
dewasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga pada tahun 1975 vaksinasi TT sudah dapat
dilaksanakan di seluruh Indonesia. (Depkes RI, 2005).
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Imunisasi?
2. Bagaimana konsep dari imunitas?
1
3. Bagaimana sistem imun yg diperoleh dari vaksin bekerja?
4. Apa saja jenis imunisasi?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Imunisasi.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dari imunitas.
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem imun yg diperoleh dari vaksin bekerja.
4. Untuk mengetahui apa saja jenis imunisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Imunisasi
1. Pengertian
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif thd suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan menimbulkan sakit atau hanya menimbulkan sakit ringan.
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk merangsang
pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG,
DPT dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio). (Hidayat, 2008, p54).
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di berikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu penyakit tapi belum kebal
terhadap penyakit yang lain. (Notoatmodjo, 2003)
2. Tujuan
Tujuan imunisasis adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar.
Secara umun tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010, p5)
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita.
3
II.2 Konsep Imunitas
1. Sistem Imunitas Tubuh
Yang dimaksudkan dengan ” sistem imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh
untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat
ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup”. Berbagai bahan organik dan anorganik,
baik yang hidup maupun yang mati asal hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasit,
berbagai debu dalam polusi, uap, asap dan lain-lain iritan, ditemukan dalam lingkungan hidup
sehingga setiap saat bahan-bahan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan
berbagai penyakit bahkan kerusakan jaringan. Selain itu, sel tubuh yang menjadi tua dan sel yang
bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diingini dan perlu disingkirkan.
Kemampuan tubuh untuk menyingkirkan bahan asing yang masuk ke dalam tubuh
tergantung dari kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen
yang terdapat pada permukaan bahan asing tersebut dan kemampuan untuk melakukan reaksi
yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen
sistem imun yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh tubuh,
misalnya di dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus, sistem saluran nafas, saluran
cerna dan organ-organ lain. Sel-sel yang terdapat dalam jaringan ini berasal dari sel induk dalam
sumsum tulang yang berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, kemudian beredar dalam tubuh
melalui darah, sistem limfatik, serta organ limfoid yang terdiri dari timus dan sumsum tulang
(organ limfoid primer ), dan limpa, kelenjar limfe dan mukosa ( organ limfoid sekunder ), dan
dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsi masing-
masing.
2. Pembagian Sistem Imun
Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik yang mempunyai
kerja sama yang erat dan yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain, sistem imun ini
semuanya terdiri dari bermacam-macam sel leukosit ( sel darah putih ).
a. Sistem imun nonspesifik, disebut demikian karena telah ada dan berfungsi sejak lahir dan
merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai
4
mikroorganisme, serta dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Sel-selnya
terdiri dari sel makrofag, sel NK ( Natural Killer ) dan sel mediator.
b. Sistem imun spesifik, membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu
sebelum dapat memberikan responnya atau dengan kata lain sistem ini dapat menghancurkan
benda asing yang berbahaya bagi tubuh yang sudah dikenal sebelumnya ( spesifik ). Sel-
selnya terdiri dari sel-sel limfosit T dan B.
Sistem imun spesifik terdiri dari sel limfosit , merupakan kunci pengontrol sistem imun.
Sebetulnya sistem ini dapat bekerja sendiri tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Terdapat 2
macam yaitu: sistem imun spesifik humoral ( sel B ), menghasilkan antibodi yang berfungsi
sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler virus dan bakteri, sedangkan sistem imun
spesifik seluler ( sel T ) untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur,
parasit dan keganasan.
II.3 Vaksin
Bakteri, virus dan kuman penyakit mengancam tubuh setiap harinya. Tetapi bila penyakit
yang disebabkan mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh, maka tubuh kita akan
membentuk suatu sistem kekebalan, membuat protein yang disebut antibodi untuik melawan
mikroorganisme tersebut. Tujuan dari sistem kekebalan tubuh adalah mencegah penyakit dengan
menghancurkan serbuan dari luar atau membuatnya menjadi tidak berbahaya. Vaksin
merangsang sistem kekebalan tubuh. Untuk memahami bagaimana vaksin bekerja, maka perlu
diketahui juga bagaimana tubuh kita mendapatkan kekebalan.
Tubuh kita bisa kebal terhadap bakteri, virus dan kuman dengan dua cara:
a. Dengan mendapat penyakit (kekebalan alami).
b. Dengan vaksin (kekebalan yang disebabkan oleh vaksin).
5
Baik itu kekebalan alami atau dari vaksinasi, sekali anda mendapat kekebalan terhadap
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, anda akan lebih terlindungi dari penyakit
tersebut.
a. Kekebalan Alami
Kekebalan alami berkembang setelah terekspos oleh organisme tertentu. Sistem
kekebalan anda akan bekerja sebagai pertahanan terhadap penyakit yang sama dari virus atau
bakteri tertentu. Paparan terhadap penyerbu ini akan merangsang pembentukan sel darah putih
tertentu dalam tubuh yang disebut sel B. Sel B memproduksi plasma sel, yang kemudian
memproduksi antibodi yang didesain spesifik untuk melawan kuman. Antibodi ini disirkulasi ke
cairan tubuh. Bila ada kuman yang sama masuk dalam tubuh di lain waktu, antibodi itu akan
mengenali dan akan menghancurkannya. Sekali tubuh kita memproduksi antibodi tertentu, maka
antibodi tersebut akan diproduksi bila diperlukan.
Disamping kerja B sel, sel darah putih lain singgah macrophages menghadapi dan
memusnahkan penyerbu asing. Jika tubuh bertemu dengan kuman yang belum pernah terekspos
sebelumnya, informasi mengenai kuman disampaikan ke sel darah putih yang disebut sel T
pembantu. Sel ini membantu produksi sel yang berjuang melawan infeksi lain.
Satu kali terekspos oleh virus atau bakteri tertentu, waktu berikutnya terekspos, antibodi
dan sel T akan bekerja. Mereka dengan segera bereaksi terhadap organisme, menyerangnya
sebelum penyakit berkembang. Sistem kekebalan bisa mengenali dan secara efektif bertempur
melawan organisme yang berbeda.
b. Kekebalan karena Vaksin
6
Selama vaksinasi, vaksin yang mengandung virus, bakteri atau organisme lain yang telah
mati atau dilemahkan disuntikkan ke dalam tubuh. Vaksin kemudian merangsang sistem
kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi untuk melawan organisme tersebut. Lain waktu
saat organisme tersebut kembali menyerang tubuh, antibodi dari sistem kekebalan akan
menyerang dan akan menghentikan infeksi.
Hasil kekebalan yang disebabkan oleh vaksin didapat setelah menerima vaksin. Vaksin
memicu kemampuan sistem kekebalan berjuang melawan infeksi dengan tanpa kontak langsung
dengan kuman yang menghasilkan penyakit. Vaksin berisi kuman yang telah dimatikan atau
dilemahkan atau derivatifnya. Kalau diberikan kepada orang sehat, vaksin memicu respon
kekebalan tubuh. Vaksin memaksa tubuh berpikir bahwa sedang diserang oleh organisme
spesifik, dan sistem kekebalan bekerja untuk memusnahkan penyerbu dan mencegahnya
menginfeksi lagi. Jika terekspos terhadap penyakit saat telah divaksin, kuman yang menyerbu
akan menghadapi antibodi. Kekebalan anda berkembang mengikuti vaksinasi mirip kekebalan
yang diperoleh dari infeksi alami.
Beberapa dosis vaksin mungkin diperlukan untuk jawaban kebal yang penuh. Beberapa
orang gagal mendapatkan kekebalan penuh saat dosis pertama vaksin tetapi memberi hasil pada
dosis lanjutan. Sebagai tambahan, kekebalan yang didapatkan dari beberapa vaksin, seperti
tetanus dan pertussis, tidak untuk seumur hidup. Karena respon kekebalan mungkin berkurang
dengan berjalannya waktu, mungkin perlu dosis vaksin tambahan untuk memulihkan atau
menambah kekebalan.
7
Tipe-tipe vaksin
Vaksin disiapkan dengan beberapa cara yang berbeda. Untuk tiap tipe, tujuannya adalah sama,
yaitu merangsang sistem kekebalan tanpa menyebabkan penyakit.
* Vaksin dilemahkan. Beberapa vaksin, seperti campak, cacar dan cacar air (variscella),
menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan. Vaksin tipe ini menghasilkan respon antibodi
yang kuat, seringkali hanya perlu satu kali pemakaian diperlukan untuk kekebalan seumur hidup.
* Vaksin inaktifasi. Vaksin lain dibuat dengan cara menggunakan bakteri atau virus yang sudah
di inaktifasi. Vaksin polio dibuat dengan cara ini. Vaksin ini umumnya lebih aman dari vaksin
hidup karena organisme penyebab penyakit tidak dapat bermutasi kembali menyebabkan
penyakit setelah organisme tersebut dimatikan.
* Vaksin toksoid. Beberapa tipe bakteria menyebabkan penyakit dengan memproduksi toksin
yang menyerang pembuluh darah. Vaksin toksoid, seperti pada difteri dan tetanus,
* Vaksin aselular dan subunit. Vaksin aselular dan subunit dibuat dengan menggunakan bagian-
bagian dari virus atau bakteri. Vaksin hepatitis dan Haemophilus influenzae tipe b dibuat dengan
cara ini.
II.4 Jenis Imunisasi
Macam - macam imunisasi yang masuk dalam Program Pengambangan Imunisasi (PPI) :
1. BCG -- diberikan pada bayi yang baru lahir untuk mencegah penyakit TBC. Pengulangan
tidak diprlukan untuk vaksin jenis ini, karena booster nya pun masih diragukan untuk
keberhasilan menghasilkan antibodi.
2. Polio -- diberikan untuk mencegah penyakit polio. Vaksin ini dapat diberikan secara oral
(OPV) ataupun secara intramuskular (IPV). Vaksin polio 0 diberikan pada bayi baru lahir, polio I
8
pada bulan ke 2, olio 2 pada bulan ke 4, polio 3 pada bulan ke 6. Selain itu, pengulangan juga
diberikan saat usia 4-6 tahun.
3. DPT, singkatan dari dipteri, pertusis dan tetanus. Vaksin ini diberikan pada bulan ke 2 setelah
kelahiran. Pemberian ke 2 diberikan pada bulan ke 4, bulan ke 6.
4. Hepatitis B – diberikan minimal 3 x. Pemberian pertama diberikan ketika anak baru lahir.
Jarak antara pemerian pertama dengan kedua adalah 2 bulan, dan pemberian ke dua dan ketiga
adalah 5 bulan.
5. Campak – pemberian vaksin ini diberikan setelah anak berumur 9 tahun karena dalam pada sat
baru lahir, bayi masih mendapatkan kekebalan maternal terhadap penyakit campak yang
diperoleh dari ibunya. Untuk pengulangan atau booster penyakit ini dilakukan pada saat anak
menginjak usia sekolah.
Selain imunisasi di atas, ada beberapa imunisasi lain yang dianjurkan atau imunisasi yang
tidak masuk dalam program pengembangan imunisasi (PPI), macam imunisasi itu antara lain
adalah :
1. Hepatitis A, untuk mencegah oenyakit hepatitis
2. Hib (hemophilus influenza B), untuk mencegah meningitis
3. Pneumococus, untuk mencegah penyakit pneumonia
4. MMR, measles, mumps, dan rubellah, untuk mencegah penyait campak, gondong, dan rubella
5. Rotavirus, dapat menyebabkan diare berat
6. Varicella, mencegah dari penyakit cacar air
7. Tifoid, untuk mencegah penyakit tifoid
Untuk penyimpanan vaksin, biasanya ditempatkan pada chold chain pada temperatur 2-8
derajat celcius dan tidak membeku.
Pemberian suntikan
9
Teknik dasar & ukuran jarum :
Tiap jenis suntikan harus menggunakan tabung dan jarum suntik yang berbeda
Tabung dan jarum dibuang ditempat yang tertutup
Ukuran jarum suntik yang digunakan 23 dengan panjang 25 mm (sesuai umur dan
ketebalan kulit)
Tempat suntikan yang dianjurkan :
Paha anterolateral (bayi 0-12 bulan)
Regio deltoid (lengan atas) : untuk bayi yang bisa berjalan, dan dewasa
Penyuntikan sub kutan :
Arah jarum 45 terhadap kulit
Cubit tebal untuk suntikan sub kutan
Aspirasi semprit seblum vaksin diberikan
Suntikan multiple diberikan pada ekstrimitas yang berbeda
Penyuntikan intra muskular :
Jarum yang digunakan cukup panjang
Suntik dengan arah 80-90 dengan cepat
Tekan kulit tempat suntik dengan ibu jari dan telunjuk
Aspirasi semprit sebelum disuntik
Apabila berdarah harus dibuang &ulangi suntikan
Adapun risiko atau kejadian ikutan pasca imunisasi yang dapat timbul antara lain adalah :
BCG : 2 mggu pasca imunisasi timbul bisul di bekas tempat suntikan mngalami ulserasi
2-4 bulan
10
Hepatitis B : langsung timbul demam yang tidak tinggi, tempat penyuntikan timbul
bengkak, nyeri endi dan mual
DTP : demam tinggi & rewel, tempat suntik kemerahan, nyeri & bengkak selama 2 hari
DT : bekas suntikan kemerahan, bengkak dan nyeri
Polio oral : jarang menimbulkan reaksi
Campak & MMR : 12 hari pasca suntik demam tidak tinggi, erupsi kemerahan tidak
menular, pilek
Jadwal Imunisasi
UMUR VAKSIN KETERANGAN
Saat lahir Hepatitis B-1 Hrs diberikan dlm waktu 12 jam stlh lahir.
1 bulan Hepatitis B-2 Interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan
0-2 bulan BCG Dpt diberikan sejak lahir. Apabila diberikan > 3 bln
sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan
BCG diberikan bila uji tuberkulin (-)
2 bulan DTP-1
Hib -1
Polio-1
Diberikan pd umur > 6 minggu, dpt dipergunakan
DTwP atau DTaP atau diberikan secara kombinasi dgn
Hib
Dpt diberikan secara terpisah atau kombinasi dgn DTP
Dpt diberikan bersamaan dgn DTP-1
11
4 bulan DTP-2
Hib -2
Polio-2
Pemberian DTP-2 dan Hib-2 dapat terpisah atau
dikombinasikan
Dpt diberikan bersamaan dgn DTP-2
6 bulan DTP-3
Hib -3
Polio-3
Hepatitis B-3
Pemberian DTP-3 dan Hib-3 dapat terpisah atau
dikombinasikan
Apabila menggunakan Hib-OPM, Hib-3 pd umur 6 bln
tdk perlu diberikan
Dpt diberikan bersamaan dgn DTP-3
Diberikan pd umur 3-6 bln. Interval HB_2 dan HB-3 min
2 bln, terbaik 5 bln
9 bulan campak Campak-1 diberikan pd umur 9 bln, campak-2 sd
kelas1/umur 6 thn. Apabila tlh mndptkan MMR pada
umur 15 bln, campak-2 tdk diperlukan
UMUR VAKSIN KETERANGAN
15-18 bulan MMR
Hib -4
Apabila sampai umur 12 bln blm dpt campak, MMR dpt
diberikan umur 12 bln.
Hib diberikan umur 15 bln
18 bulan DTP-4
Polio-4
DTP-4 diberikan 1 thn stlh DTP-3
Diberikan bersamaan dgn DTP-4
2 tahun Hepatitis A Diberikan pada umur > 12 bln, 2 kali dgn interval 6-12
bln
2-3 tahun tifoid Imunisasi perlu diulang setiap 3 tahun
5 tahun DTP-5
12
Polio-5
6 tahun MMR Diberikan utk catch up immunization pd anak yg belum
dpt MMR-1
10 tahun dT/TT
varisela
Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5 diberikan utk
mendapat imunitas selama 25 thn
Keberhasilan dari imunisasi ini bergantung terhadap:
1. Status Imun Penjamu,
• Bayi yang baru lahir dari ibu yang pernah menderita campak tidak diberikan vaksin
campak
• Pemberian ASI yang mengandung IgA terhadap polio mngurangi efektivitas vaksin
• Pemberian obat imunosupresan, penyakit devisiensi imun
• Gizi buruk
2. genetic, penyakit alergi yang dapat diturunkan.
3. kualitas vaksin di antaranya : Cara pemberian vaksin, Dosis vaksin terlalu rendah/ tinggi,
Frekwensi pemberian , Jenis vaksin (hidup/mati)
Dasar : Kep. MenKes RI No. 1611/ MENKES/SK/XI/2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi
Pelaksanaan Program Imunisasi terdiri dari :
Persiapan petugas, Persiapan Masyarakat, Pemberian pelayanan imunisasi, Pengelolaan
rantai vaksin, Penanganan limbah, Standar tenaga & pelatihan teknis , Pencatatan dan
pelaporan, Supervisi & bimbingan teknis, Penelitian & pengembangan program dan
Pelaksanaan Program Imunisasi.
13
14
BAB III
KESIMPULAN
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif thd suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan menimbulkan sakit atau hanya menimbulkan sakit ringan.
Tujuan imunisasis adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar.
Imunisasi yang termasuk PPI:
1. BCG (Bacillus Calmette Guerin ) : Memberi kekebalan aktif thd TB
2. DPT (Difteri, Pertusis, tetanus) : memberi kekebalan secara simultan thd DPT
3. Polio : memberi kekebalan aktif thd penyakit poliomyelitis
4. Campak : memberi kekebalan aktif thd penyakit campak
5. Hepatitis B : memberi kekebalan aktif thd infeksi virus hepatitis B
15
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-rokhaelisy-6023-2-babii.pdf
http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi
http://bidanku.com/jadwal-pemberian-imunisasi-bayi
http://risbellamybnges.blogspot.com/
http://medicastore.com/artikel/145/Bagaimana_kerja_vaksin.html
16