Haruskah Publikasi, Mata Pemerintah Baru Terbuka?

Amima FajrianaEllyana SaraswatiFadila Nur’ainiPungky Yunita

Indiana Polis ala Banten

Demi Bersekolah....

Potret nyata kehidupan di sudut Indonesia tercinta, sekumpulan anak-anak rela

mempertaruhkan nyawa mereka 'demi' sebuah harapan untuk masa depan mereka yang

bernama 'pendidikan'.

Anak-Anak di Banten ini tiap pagi harus menyeberangi 'Jembatan' yang sesungguhnya sudah tak layak lagi disebut sebagai jembatan,

hanya untuk pergi ke sekolah...

Ternyata kondisi jembatan rusak yang terdapat di Lebak, Banten mendapatkan sorotan dari pelakon sepakbola. Salah satunya dari kapten Manchester City, Vincent Kompany yang peduli dengan kondisi jembatan yang memperihatinkan di Indonesia itu. Kompany menyatakan empati di akun twitternya. Dia bertutur “Indonesia, kids risking their lives on disintegrating "bridge" to go to school. #BigRealityCheck dalam akunnya @VincentKompany,” beberapa waktu lalu. 

Kompany menceritakan perjuangan beberapa siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang ada di foto tersebut. Mereka menyebrangi sungai bagaikan seekor laba-laba dengan keadaan merambat di jembatan yang sudah terputus sebagian talinya itu. Sebelumnya, Daily Mail juga menulis tentang perjuangan para siswa yang hendak menyebrangi jembantan gantung tersebut. Jembatan itu merupakan akses warga Desa Sangiang Tanjung dengan Desa Pasir Tanjung, Lebak, Banten. 

Terkadang memang ironis di saat mereka benar-benar butuh bantuan yang nyata, 'Dewan Perwakilan' anak-anak ini malah

ribut-ribut seputar pengajuan renovasi toilet yang dananya selangit itu, alangkah lebih

bergunanya jika sedikit dari dana itu disisihkan untuk menolong mereka.

Dramatis, Pemerintah daerah akhirnya peduli dan mengatakan bahwa Jembatan tersebut akan segera diperbaiki, namun

kapan tepatnya belum diberitahu.

Sebelum publikasi dari berbagai pihak, pemerintah tidak mengambil tindakan apapun untuk memperbaiki jembatan tersebut. Setelah video tentang Indiana Polis ala banten tersebar. Barulah pemerintah daerah mengambil tindakan.

Haruskah Publikasi, Mata Pemerintah Baru Terbuka?