Upload
july-berybe
View
498
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
1. Pengertian infus
a. FI III : 12
Infus intavena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas
pirogen dan sedapat mungkin isotonis terhadap darah, disuntikkan
langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak.
b. SDF : 163
Larutan intravena volume besar mengacu pada injeksi untuk pemberian
intravena dan larutan ini dikemas dalam wadah 100 ml atau lebih.
c. Ensiklopedia : 201
Parenteral volume besar (LVP) ditujukan untuk penggunaan i.v dan
sering disebut larutan intravena atau cairan infus. LVP sering digunakan
untuk memperbaiki gangguan elektrolit dan cairan tubuh yang serius dan
menyediakan nutrisi dasar
d. RPS 18th : 1570
Injeksi ini besar ditujukan untuk digunakan dengan infus i.v biasanya
disebut cairan intravena dan digolongkan kedalam kelompok produk
steril yang disediakan sebagai parenteral volume besar. Terdiri dari
injeksi volume tunggal yang mempunyai volume 100 ml atau lebih dan
dalam pewadahan tidak ditambahkan bahan-bahan cairan intravena
dikemas dalam wadah yang mempunyai 100-1000 ml
e. Scoville’s : 193
Injeksi intravena adalah penggunaan dari suatu larutan dari suatu obat
yang dimasukkan langsung kedalam vena. Prosesnya diketahui sebagai
infus phelobodylisis
f. DOM martin : 973
Parenteral vial besar diklasifikasikan sebagai volume besar dari cairan
dalam masing-masing wadah. Volume wadah dapat berkisar 50-2000
ml, ukurannya biasa tersedia adalah 150, 250, 500 dan 1000 ml
g. PDF parenteral : 514
Infus adalah sediaan parenteral ditujukan untuk diinjeksikan kedalam
vena melalui tetesan i.v dikemas dalam wadah plastik atau gelas volume
besar yang sesuai dengan infus set
Kesimpulan : Suatu sediaan steril berupa larutan atau emulsi bebas pirogen
sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah yang
disuntikkan langsung kedalam vena dalam volume relatif
banyak yang dikemas dalam wadah kapasitas 100-1000 ml
yang digunakan untuk memperbaiki gangguan elektrolit
cairan tubuh yang serius yang menyediakan nutrisi dasar dan
digunakan sebagai pembawa untuk bahan-bahan obat
2. Tujuan penggunaan infus
a. Ensiklopedia vol : 201
Injeksi parenteral volume besar sering digunakan dalam memperbaiki
gangguan keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh yang serius dan
menyediakan nutrisi dasar. Pada tahun belakang ini, parenteral volume
besar digunakan sebagai pembawa untuk obat-obat lain dan metode
dalam penyiapan nutrisi parenteral
b. SDF :163
Larutan steril volume besar meliputi obat-obat yang digunakan untuk
irigasi atau untuk dialisis
c. RPS 18 th : 1570
Cairan intravena umumnya digunakan untuk sejumlah kondisi klinik. Ini
meliputi:
Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit
Memperbaiki gangguan dalam cairan
Bahan untuk menyediakan nutrisi dasar
Bahan untuk praktek penyediaan nutrisi parenteral total
Digunakan sebagai pembawa untuk bahan obat lain
d. SDF : 166
Tabel penggunaan larutan volume besar untuk intravena
Injeksi Nama umum %
konsentrasi
pH Penggunaan terapi
Dekstrosa Glukosa 5D/W 2,5
5
10
20
50
3,5-6,5 Hidrasi, kalori
Hidrasi, kalori
Shok insulin, kalori
Shok insulin, kalori
Shok insulin, kalori
Na. klorida Normal saline
N.S.S
½ normal saline
0,9
0,45
3
6
4,5-7,0 Pengganti cairan
Ekstraseluler
Dehidrasi
Hiponatrium
Hiponatrium
Ringer’s
NaCl
KCl
CaCl2
Ringer’s
0,86
0,03
0,033
5,0-7,5
Pengganti cairan &
elektrolit
Ringer’laktat
NaCl
Hartmann’s
0,6
KCl
CaCl2
Na. Laktat
Natrium
Bikarbonat
Amonium
klorida
0,03
0,02
0,5
1,4
5
2,14
6,0-7,5
4,5-6,0
Pengganti cairan &
elektrolit
Asidosis metabolit
Asidosis metabolit
Asidosis metabolit
Hipokloremia
Na. laktat m/6 Na. laktat 6/4 molar 6,0-7,3 Asidosis metabolit
Fruktosa
Fruktosa &
elektrolit
Gula invert
Levalase 10
10
5
3,0-6,0
4
Kalori, pengganti
cairan
Kalori, pengganti
cairan
Protein
hidrolisis
Manitol
Juga dalam
kombinasi
Dgn dekstrosa
a/ NaCl
10
5
5
10
20
5,0-7,0
5,0-7,0
Mempertahankan
nutrisi
Diuresis osmotik
Alkohol
Dgn 5% D/W
Dgn 5% D/W
dalam N.S.S
5
5
4,5 Sedatif analgetik
kalori
Sedatif analgetik
kalori
3. Syarat-syarat parenteral volume besar
a. FI III : 12
Kecuali dinyatakan lain, infus tidak diperboleh kan mengandung
bakterisida dan zat dapar, larutan untuk infus intravena harus jernih dan
bebas partikel
b. RPS 18th : 1570
Cairan intavena adalah larutan steril dari bahan-bahan kimia sederhana
seperti gula, asam amino atau bahan-bahan elektrolit yang mudah di
bawa dalam sistem sirkulasi dan diasimilasikan. Dibuat dengan air untuk
injeksi USP. Larutan bebas pirogen, karena volume besar digunakan
secara i.v ketidak adanya bahan-bahan partikulat mengasumsikan
peranan yang signifikan pada kemungkinan biologis dihasilkan dari
partikel-partikel yang tidak larut. Tidak adanya bahan partikulat atau
kejernihan cairan intravena sangat penting pada waktu digunakan pada
suatu waktu penggunaanya untuk manipulasikan pada rumah sakit
sebagai waktu pembuatan injeksi
c. Ensiklopedia vol. II : 201
Semua sediaan parenteral volume besar disyaratkan yaitu :
Steril
Bebas pirogen
Bebas dari bahan partikulat
Dikemas dalam wadah dosis tunggal
d. SDF : 163
Larutan steril volume besar dikemas dalam wadah yang dirancang untuk
kosomg dengan cepat dan terdiri dari volume lebih dari 100 ml LUP
dikemas dalam unit dosis tunggal dalam wadah gelas dan plastik sebagai
tambahan harus steril, bebas pirogen dan bebas bahan partikulat. Karena
digunakan volume besar, bahan bakteriostatik tidak petnah ditambahkan
untuk mencegah toksisitas yang dapat dihasilkan dari jumlah
bakteriostatik yang digunakan
Penjelasan : Steril. Sediaan parenteral merupakan sediaan yang unik
diantara bentuk obat terbagi karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit
atau membran mukosa kebagian dalam tubuh. Karena sediaan
mengelakkan garis pertahanan pertama dari tubuh yang paling efisien
yakni membran kulit dan mukosa. Sediaan tersebut harus bebas dari
kontaminasi mikroba, dan dari komponen toksis dan harus mempunyai
tingkat kemurnian yang tinggi. (lachman : 639). Bebas dari bahan
partikulat mengacu pada bahan-bahan yang tidak larut yang bergerak
yang hadir pada sediaan parenteral.
Tonisitas . Parenteral volume besar tidak disyaratkan isotonis, walaupun
kebanyakan demikian. Namun, lebih sering hipotonik atau
hipertonikmembutuhkannya untuk efektivitas pengobatan. Range yang
luas dari tekanan osmotik berhubungan dengan volume yang digunakan.
Sementara itu, untuk mencapai efektivitas terapi, beberapa sediaan
parenteral volume besar tidak isotonik (seperti 0,45 % injeksi NaCl dan
10 % injeksi dekstrosa ) (Ensiklopedia vol II : 206)
4. Pirogen
a. Pengertian pirogen
Ensiklopedia Vol.II : 203
Pirogen atau bakteri endotoksin adalah produk metabolit dari
pertumbuhan mikroba. Pirogen larut air, lipopolisakarida tahan
panas dan tidak dapat dihancurkan melalui sterilisasi uap atau filtrasi
Ansel : 339
Pirogen adalah senyawa oganik yang menimbulkan demam, berasal
dari pengotoran mikroba dan merupakan penyebab banyak reaksi-
reaksi fibril yang timbul pada penderita yang menerima suntukan i.v
Scoville’s : 195
Istilah pirogen berarti “memproduksi demam”, pirogen ini dimana
merupakan bahan-bahan yang dibentuk oleh mikroorganisme,
kadang-kadang hadir dalam cairan parenteral dan memproduksi
reaksi demam ketika larutan dinjeksikan pada pasien
RPS 18 th :1590
Pirogen adalah merupakan produk pertumbuhan mikroorganisme.
Bahan pirogenik yang paling berbahaya adalah yang dihasilkan oleh
bakteri gram negatif (endotoksin) tetapi gram positif dan fungi juga
menghasilkan bahan pirogenik yang kurang berbahaya
SDF : 44
Pirogen disefinisikan sebagai produk metabolit dari mikroorganisme
hidup atau mikroorganisme mati yang menyebabkan respon piretik
spesifik setelah penyuntikan
Kesimpulan : Pirogen (bakteri endotoksin) adalah produk metabolit
dari pertumbuhan mikroorganisme yang larut air, bahan
panas, yang menimbulkan demam ketika diinjeksikan
secara i.v pirogen tidak dapat dihancurkan melalui
sterilisasi uap dan filtrasi.
b. Pembagian pirogen (Pirogen : 14)
Pirogen dibagi kedalam dua kelas. Pirogen eksogen yaitu terdapat di luar
tubuh dan menginduksi kenaikan suhu ketika diinjeksikan pada manusia
dan hewan. Kelompok umum dari pirogen eksogen yaitu yaitu mikroba,
mikrofungi dan virus, juga pirogen non mikrobial seperti beberapa
obat,steroid, fraksi plasma dan bahan tambahan suntik muramil
dipeptida. Pirogen endogen dihasilkan secara internal adalah sel inang
pada respon stimulus dari berbagai pirogen eksogen. Inilah mediator
utama dari demam dan didiskusikan pada bagian ini.
Mekanisme demam (pirogen :14)
Demam
+ pemasukan O2 / penyimpanan panas
prostaglandin
Monoamin AMP siklik
Pusat termolegulator
Pirogen endogen
Sintesis protein baru m RNA baru ditranskripsikan
Sel Koppfer Splenik dan Leukosit Fagosit Neurofil
Makrofag alveolas Monosit
Eosinofil
Pirogen eksogen
Virus,bakteri, fungi, produk-produk bakteri, endotoksin
elrocholanolene,Kompleks Ag-Ab, polinukleotida antigen
( melalui limfoken dan limfosil Yang di pekakan)
c. Sumber-sumber pirogen
Scoville’s : 196
Pada prinsipnya sumber pirogen adalah air destilat yang terlalu
terkontaminasi oleh bakteri yang tahan udara yang tumbuh dan
menghasilkan endotoksin. Sebagai tambahan, pirogen dapat dibawa
ke destilat pada proses destilasi. Sumber lain dari pirogen adalah air
yang melekat pada permukaan dalam wadah atau botol labu, yang
dipakai dalam penyiapan larutan. Zat terlarut seperti dekstrosa dan
NaCl juga dapat dapat mengandung pirogen.
RPS 18th : 1550
Pirogen dapat masuk kedalam sediaan melalui beberapa cara berupa
mikroorganisme hidup atau mati. Mungkinsumber potensial terbesar
dari berbagai kontaminasi adalah air yang digunakan dalam proses.
Walaupun destilasi yang tepat akan menyediakan air bebas pirogen,
kondisi penyimpanan harus tidak dapat dimasuki oleh
mikroorganisme dan pertumbuhannya dicegah. Sumber potensial
yang lain dari kontaminasi adalah perlengkapan. Bahan-bahan
pirogen melekat kuat pada gelas dan permukaan lain. Residu larutan
dalam peralatan yang digunakan sering menjadi media kultur bakteri
dengan kontaminasi pirogenik. Walaupun peralatan yang sudah
dicuci dibiarkan basah dan dibiarkan diudara dapat mengandung
nutrisi yang nyata untuk pertumbuhan mikroorganisme karena
pengeringan tidak menghancurkan pirogen, pirogen dapat tinggal
dalam peralatan dalam jangka panjang. Pencucian akan mengurangi
kontaminasi dan pemanasan kering akan mencegah kontaminasi
peralatan yang cocok untuk digunakan. Bahan terlarut dapat menjadi
sumber pirogen. Bahan terlarut dapat mengkristal atau mengendap
dari larutan berair yang mengandung kontaminasi pirogenik. Pada
proses ini, pirogen dapat dihalangi melalui lapisan partikel. Dalam
beberapa kasus, bahan terlarut dapat dimurnikan dengan
rekristalisasi dan pencucian pengendapan atau cara lain untuk
penghilangan pirogen.
SDF : 46
Kebanyakan sumber utama dari pirogen adalah air yang digunakan
untuk membuat larutan. Walaupun air itu sendiri medium kultur
yang buruk, kontaminasi dapat terjadi melalui mikroorganisme yang
membuat udara dan debu. Seperti yang telah didiskusikan, inilah
alasan satu-satunya digunakan dalam sediaan adalah air untuk
injeksi. Jika destilasi digunakan untuk menyiapkan air untuk injeksi,
masih perlu dirancang dan digunakan dengan lebih baik. Pirogen
dipindahkan dari air dengan destilasi, pirogen tidak menguap.
Destilasi bebas pirogen dikumpulkan dalam wadah steril dan bebas
pirogen. Jika wadah tidak bebas pirogen, pirogen dalam wadah akan
dilarutkan dalam air, hal ini yang menyebabkan pirogenik. Jika
wadah tidak steril, mikroorganisme dapat tumbuh dan memproduksi
pirogen, menghasilkan larutan pirogenik. API, ketika dikumpulkan
dalam wadah bebas pirogen dan steril, harus digunakan kurang dari
24 jam untuk sediaan produk parenteral yang disterilakan pada
perode ini. Jika air untuk injeksi disimpan untuk waktu yang lebih
panjang, air untuk injeksi dapat disimpan dalam wadah bebas
pirogen dan steril pada suhu 5o atau 30o, suyhu dimana
mikroorganisme tidak akan tumbuh, kemungkinan menghilangkan
pirogen. Pilihan lain adalah sterilisasi air untuk injeksi, dengan
demikian mempertahankan stabilitas sampai waktu penggunaaan.
d. Cara mencegah pirogen
Scoville’s : 196-197
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah
pemasukan dan peningkatan pirogen dalam cairan parenteral. Hal
paling penting adalah dengan tepat merancang dan pengoperasian
penyulingan, dicocokkan untuk mencegah tetesan dari air mendidih
kedalam destilat. Destilat harus dikumpulkan dalam wadah yang
telah dibilas dengan air destilat segar. Perlakuan untuk
menghilagkan tetesan-tetesan air yang terakumulasi yang dapat
mengandung pirogen atau untuk menghilangkan bahan pirogenik
yang dapat mengering dan melekat pada bagian dalam permukaan
wadah.Usaha perlindungan menghindarkan kontaminasi destilat oleh
bakteri tahan udara harus dilatih. Air destilasi harus terlindung
selama penggumpalan dan harus digunakan sesegera mungkin
setelah didestilasi untuk mencegah perkembangbiakan bakteri yang
mungkin ada. Larutan seharusnya disaring, dikemas, disegel, dan
disterilkan dengan secepat mungkin
Scoville’s : 194
Jauh lebih baik mencegah pembentukan pirogen daripada
mengusahakan pemindahan atau penghancurannya. Namun, pirogen
dapat dihilangkan dengan adsorbsi pada penyaring asbestos aktif
atau pada arang aktif. Kedua metode ini digunakan, khususnya bila
diperkirakan bahwa bahan kimia terkontaminasi dengan pirogen.
Metode penyaring asbes aktif terdiri dari sediaan larutan yang
dilewatkan melalui penyaring asbes kompresi dari serum seitz no 3
pirogen diabsorbsi pada permukaan dari asbes dan oleh karena itu
pirogen dihilangkan dari larutan. Juga telah disebutkan bahwa
pirogen dapat dihilangkan dengan filtrasi melewati alat penyaring
yang lain. Arang aktif juga menghilangkan pirogen dari larutan
dengan absorbsi. Larutan dikocok dengan 0,1 % arang aktif serbuk
halus selama 5-10 menit. Arang dibiarkan mengendap dan cairan
supernatan didekantasiatau arang dapat dihilangkan dengan
penyaringan kertas saring yang keras karena serbuk halus arang sulit
dihilangkan dengan kertas saring. Hudson menyarankan sistem
penyaringan menggunakan kombinasi pasir murni, kertas saring dan
penyaring gelas sinter. Arang yang tergranulasi tidak efektif
menghilangkan pirogen.
e. Cara menghilangkan pirogen
PTM : 139
Pirogen dapat dipindahkan dari suatu larutan melalui destilasi dan ini
merupakan metode paling tua untuk memperoleh air bebas progen,
dasar untuk memperoleh atau memproduksi parenteral volume besar
bebas pirogen dalam skala besar. Ultrafiltrasi sampai 100 KD adalah
alat yang efektif dari penyaringan endotoksin yang mempunyai BM
kira-kira 20 KD tetapi pada kenyataannya ukuran agregat paling
kurang 1000 KD. Osmosa balik juga efektif memindahkan partikel
samapai 1 nm, meliputi endotoksin. Disisi lain, norit aktif, serat
asbes dan polipropilen atau politeffiber atau permukaan, seluruhnya
efektif menyerap pirogen, utamanya melalui interaksi hidrofobik.
Pirogen atau endotoksin yang diadsorbsi dalam permukaan lebih
sulit untuk di pindahkan. Permukaan elestomerik seperti pada segel
dan penutup tidak dapat dipanaskan. Pirogen disini disyaratkan
untuk dipindahkan melalui pembilasan dengan air apirogenik.
Banyak permukaan logam atau gelas dapat diolah secara kimia,
kebanyakan bahan pengoksidasi seperti peroxid atau permanganat
menjadi efektif. Sterilisasi panas kering tidak efektif, tekanan pada
20 psig disyaratkan selama paling kurang 5 jam untuk
menghancurkan kebanyakan endotoksin. Metode depirogenisasi ini
di pilih untuk permukaan adalah panas kering pada suhu sekitar 160-
250oC paling kurang 30 menit kondisi yang baik yang telah diset.
Pengolah ini mengasumsikan bahwa peralatan pada bagian
permukaan dapat dipanaskan, dan tentu saja sangat sedikit produk
yang dapat diolah dengan cara ini. Wdah gelas, setelah pencucian
dengan air untuk injeksi, dikeringkan dan dipanaskan di bawah
kondisi aliran laminar pada oven berkesinambungan suhu 250oC atau
lebih tinggi. Kondisi ini meliputi kombinasi pengeringan, oksidasi
dan pembakaran untuk menghancurkan bahan pirogen.
SDF : 46-47
Pirogen dipindahkan dari air dengan destilasi, pirogen tidak
menguap. Destilasi bebas pirogen dikumpulkan dalam wadah steril
dan bebas pirogen. Air untuk injeksi, ketika dikumpulkan dalam
wadah bebas pirogen dan steril, harus digunakan kurang dari 24 jam
untuk sediaan produk parenteral yang disterilkan pada periode ini.
Jika air untuk injeksi disimpan untuk waktu lebih panjang, air untuk
injeksi dapat disimpan dalam wadah bebas pirogen dan steril pada
suhu 5-80oC suhu dimana mikroorganisme tidak akan tumbuh,
kemungkinan menghilangkan pirogen. Pirogen dapat dihilangkan
dari wadah logam dan gelas melalui panas kering. Ketika metode
tidak praktis untuk ukutan wadah atau bukan metode pilihan untuk
alat-alat pada panas kering, pirogen dapat dihilangkan melalui
pembilasan wadah dengan baik dengan air untuk injeksi bebas
pirogen, pirogen larut air, dipindahkan melalui pembilasan yang
diulang.
RPS 18th : 1850
Pirogen dapat dihancurkan melalui pemanasan pada temperatur
tinggi. Prosedur yang direkombinasikan untuk depirogenasi gelas
dan peralatan adalah pemanasan pada suhu 250oC selama 45 menit.
Telah dilaporkan bahwa 650o selama 1 menit atau selama 4 jam
diharapkan dapat menghancurkan pirogen. Hal itu dipastikan bahwa
pencucian yang teliti dengan deterjen akan menjadikan wadah gelas
bebas pirogen jika dilindungi selama proses produksi dan
penyimpanan dari kontaminasi pirogen berat. Putaran autoklaf biasa
tidak bisa melakukan hal ini. Pemanasan dengan alkali kuat dan atau
larutan oksidasi akan menghancurkan pirogen. Suatu metode yang
digunakan untuk memindahkan pirogen dari larutan adalah adsobsi
dalam bahan adsortif. Namun, karena fenomena adsorbsi juga dapat
menyebabkan pemindahan selektif dari bahan kimia dari larutan dan
filtrat dapat dikontaminasi dengan bahan, metode ini dibatasi
penggunaannya.
Pirogen :203-213
Inaktifasi endotoksin
Hidrolisis asam basa
Oksidasi
Alkilasi
Pemanasan kering pada suhu tinggi (250 selama 30-45 menit
atau 170-180oC, selama 3-4 jam)
Pemanasan basah
Radiasi ionisasi
Polymixin B dan limulus amebasit lysat
Penhilangan endotoksin
Membilas dengan API steril
Destilasi
Ultrafiltrasi
Osmosa balik
Karbon aktif
Daya tarik elektrostatik
Daya tarik hidrofobik
f. Pewadahan (RPS 18th : 1572)
Wadah untuk cairan harus dirancang untuk mempertahankan sterilitas
larutan, kejernihan (bebas dari bahan partikulat) dan tidak mengandung
pirogen dari waktu penyiapan, penyimpanan dan selama pemberian
klinik. Penutup wadah harus dirancang untuk memudahkan pemasukan
(inversi) dari alat pemberian dimana injeksi diberikannya, pada
kecepatan aliran yang diatur, kedalam vena yang cocok. Cairan i.v
dalam wadah gelas dan plastik, yang dibuat dari bahan plastikyang
fleksibel atau semikaku, cairan i.v tersedia dalam ukuran 100 ml, 500 ml
dan 250 ml. Dalam penambahan 250 ml untuk kapasitas wadah yang
dikemas dalam 50 ml atau 100 ml D5/W dari injeksi NaCl untuk
penggunaan piggyback. Cairan i.v dalam wadah gelas dikemas tanpa
udara, dimana harus dikeluarkan untuk digunakan untuk cairan yang
meninggalkan wadah gelas i.v dan mengalir lewat alat pemberian,
beberapa mekanisme diperlukan untuk membiarkan udara yang masuk
kedalam wadah. Sistem plastik tidak perlu fleksibel dari pemasukan
udara. Tekanan atmosfir akan menekan wadah dalam cairan untuk
mengalir. Semua wadah gelas dan plastik dosis tunggal seharusnya
dibuang setelah dibuka jika tidak digunakan. Cairan i.v dikemas dengan
kira-kira 3% kelebihan isi untuk menghilangkan udara dan alat
pemberian dan memperbolehkan volume dilabeli untuk dikeluarkan
pada wadah. Wadah diakhiri dengan kelebihan 20 ml pada skala yang
memungkinkan volume dalam wadah untuk ditentukan dari atas atau
posisi yang diinversi. Wadah gelas mempunyai pembuka atau tali plastik
untuk pemberian i.v sementara wadah plastik mempunyai pembuka
eyelet atau tali plastik.
Tabel sistem cairan
Sumber Wadah Karakteristik
Baxter Gelas Vakum
Tube udara
Baxter (viaflex) Plastik Polivinil klorida
Flexibel
Tidak berlubang
Mc Gaw Gelas Vakum
Tube udara
Mc gaw (Accumed) Plastik Polielefin
Semerigid
Abbot Vakum
Filter udara
Abbot (liferace) Polivinil udara
Flexibel
Tidak berlubang
g. Uji pirogen (FI IV 908-909)
Uji pirogen dimaksudkan untuk membatasi resiko reaksi
demam pada tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada pemberian
sediaan injeksi. Pengujian meliputi pengukuran kenaikan suhu kelinci
setelah penyuntikan larutan uji secara i.v dan ditujukan untuk sediaan
yang perlu penyiapan pendahuluan atau cara pemberiannya perlu kondisi
khusus ikuti petunjuk tambahan yang tertera pada masing-masing
monografi.
Alat dan pengencer. Alat suntik, jarum dan alat kaca dibebas
pirogenkan dengan pemanasan pada suhu 250o selama tidak
kurang dari 30 menit atau dengan cara lain sesuai dengan perlakuan
semua pengencer dan larutan untuk pencuci dan pembilas alat suntik
dengan cara sedemikian rupa yang dapat menjamin alat tersebut steril
dan bebas pirogen. Lakukan uji pirogen terhadap pengencer dan larutan
pencuci dan pembilas secara berkala. Apabila digunakan injeksi NaCl
sebagai pengencer, gunakan injeksi yang mengandung larutan NaCl PO
9 %.
Rekaman suhu. Gunakan alat pengukur suhu yang teliti seperti
termometer klinik atau termistor atau alat sejenis yang telah dikalibrasi
untuk menjamin ketelitian skala kurang lebih 0,1 yang telah diuji bahwa
pembacaan suhu maximum tercapai <5 menit masukkan alat pengukur
suhu kedalam anus kelinci dengan kedalam tidak < 7,5 cm dan sesudah
jangka waktu tudak kurang dari yang telah ditetapkan sebelumnya, tekan
suhu tubuh kelinci.
Hewan uji. Gunakan kelinci dewasa yang sehat. Tempatkan
kelinci satu ekor dalam satu kandang dalam ruang dengan suhu yang
seragam antara 20-23o dan bebas dari gangguan yang menimbulkan
kegelisahan. Beda suhu tidak boleh berbeda kurang lebih 3o dari suhu
yang telah ditetapkan. Untuk kelinci yang belum pernah digunakan
untuk uji pirogen, adaptasikan kelinci tidak boleh lebih dari tujuh hari
dengan uji pendahuluan yang meliputi semua tahap pengujian yang
tertera pada prosedur, kecuali penyuntikan, kelinci tidak boleh
digunakan untuk uji pirogen lebih dari sekali dalam waktu 48 jam atau
sebelum 2 minggu setelah digunakan untuk uji pirogen bila
menunjukkan kenaikan suhu maksimal 0,6o atau lebih.
Prosedur. Lakukan pengujian dalam ruang terpisah yang
khusus untuk uji pirogen dan denagn kondisi lingkungan yang sama
dengan ruang pemeliharaan, bebas dari keributan yang
menyebabkankegelisahan. Kelinci tidak diberi makan selama waktu
pengujian. Minum dibolehkan pada tiap saat, tetapi dibatasi pada saat
pengujian. Apabila pengujian menggunakan termistor, masukkan kelinci
kedalam kotak penyekap sedemikian rupa sehingga kelinci tertahan
dengan letak leher yang longgar sehingga dapat duduk dengan bebas.
Tidak lebih dari 30 menit sebelum penyuntikan larutan uji, tentukan
“suhu awal” masing-masing kelinci yang merupakan dasar untuk
menentukan kenaikan suhu. Beda suhu tiap kelinci dalam satu kelompok
tidak boleh lebih 1o dan suhu awal setiap kelinci tidak boleh lebih dari
39,8o
Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi,
suntikkan 10 ml/kg bb, melalui vena tepi telinga 3 ekor kelinci dan
penyuntikan dilakukan waktu 10 menit. Larutan uji berupa sediaan yang
bila perlu yang dikonstitusi seperti yang tertera pada masing-masing
monografi dan disuntikkan dengan dosis seperti yang tertera. Untuk uji
pirogen alat atau perangkat injeksi, gunakan sebagai larutan uji hasil
cucian atau bilsan dari permukaan alat yang berhubungan langsung
dengan sediaan parenteral, tempat penyuntikan atau jaringan tubuh
pasien. Semua larutan harus bebas dari kontaminasi. Hangatkan larutan
pada suhu 37o + 2o sebelum penyuntikan. Rekam suhu berturut-turut
antara jam ke-1 dan jam ke-3setelah penyuntikan dengan selang waktu.
Penafsiran hasil. Setiap penurunan suhu dengan nol. Sediaan
memenuhi syarat apabila tak seekor kelinci pun menunjukkan kenaikan
suhu 0,5o atau lebih. Jika ada kelinci yang menunjukkan kenaikan suhu
0,5o atau lebih. Lanjutkan pengujian dengan menggunakan lima ekor
kelinci. Jika tidak lebih dari tiga ekor dari 8 ekor kelinci masing-masing
menunjukkan kenaikan suhu 0,5o atau lebih dan jumlah kenaikan suhu
maksimal 8 ekor kelinci tidak lebih dari 3,3o sediaan dinyatakan
memenuhi syarat bebas pirogen.
5. Cara pemberian infus
a. RPS 18th : 1574
Pengaturan berselang antibiotik dan obat lainnya dapat dicapai melalui
tiga metode yaitu injeksi intravena langsung (i.v bolus atau pasti),
penambahan obat untuk penambahan volume larutan sebelumnya dalam
volume kontrol, penggunaan wadah kedua (botol mini kotak mini)
dengan menggantung cairan i.v siap pakai.
Injeksi i.v langsung
Volume kecil (1-50 ml) dari obat disuntikkan kedalam vena dalam
waktu yang singkat (1-5 menit). Suntikan juga dapat diberikan
melalui tempat injeksi karet yang siap tergantung. Metode ini sesuai
untuk jumlah obat yang berbentuk tetapi terlalu berbahaya untuk
kebanyakan obat.
Metode pengontrolan volume
Alat kontrol volume ditujukan untuk infus berselang larutan obat dan
jumlah tepat pada pengontrolan laju aliran alat atau metode ini
meliputi alat kalibrasi plastik, tempat penampungan langsung
dibawah wadah, i.v yang sebelumnya dipasang atau lebih sering
dilekatkan pada penyediaan cairan yang bebas. Pada kasus yang lain,
obat yang diberikan pertama disusun kembali bila obat merupakan
padatan steril dan disuntikkan kedalam tempat penyuntikan karet
dari unit pengontrol volume kemudian dilarutkan dalam 50-150 ml
dengan caiaran pertama atau cairan yang terpisah. Pemberian
seluruh larutan yang mengandung obat 30-60 menit dan
menghasilkan konsentrasi puncak pada darah diikuti oleh penurunan
bila dosis di hentikan. Prosedur untuk pemberian infus berselang
dengan satu alat pengontrol volume sbb :
Menggunakan teknik aseptik, alat penusuk volume kontrol
dimasukkan kedalam cairan i.v utama atau pada wadah cairan
yang terpisah
Udara dihilangkan dari pipa alat pengontrol volume dengan
membuka klem sampai cairan mengalir
Klem dibuka diatas tempat kalibrasi dan chamber kalibrasi diisi
dengan 25-50 ml cairan dari wadah utama atau wadah cairan
yang terpisah
Klem diatas chamber ditutup
Obat disuntikkan melalui tempat karet untuk pengontrol volume
Klem diatas chamber dibuka untuk mencukupkan larutan hingga
volume yang diinginkan (50-150 ml) lalu ditutup
Aliran dimulai jika klem bawah unit volume kontrol dibuka
Metode piggyback
Metode piggyback menunjukkan tetesan berselang i.v dari larutan
kedua, campuran obat melalui tempat penusukan vena dari sistem
intravena yang telah dibuat sebelumnya. Dengan cara ini obat akan
masuk pada vena mulai dari bagian atas cairan intravena yang
pertama. Teknik piggyback tidak hanya mengurangi keperluan untuk
penusukan vena yang lain, tapi juga menghasilkan pengenceran obat
dan konsentrasi puncak dari darah dalam waktu yang relatif singkat
biasanya 30-60 menit. Pengenceran obat membantu mengurangi
iritasi serum yang tinggi sebelumnya merupakan pertimbangan
penting dalam infeksi serius yang memerlukan terapi obat yang
tepat. Keuntungan ini telah mempopulerkan metode piggyback dari
terapi i.v terutama untuk penggunan berselang antibiotik.
b. SDF : 194 – 196
Terapi berkelanjutan
Infus i.v metode umum dari pemberian obat adalah untuk
menambahkan obat secara langsung pada wadah injeksi. Obat
menjadi encer dalam cairan infus dan diteteskan secara perlahan
kedalam vena.
Terapi berselang
Dalam terapi berselang obat diberikan pada internal waktu. Tiga
kemungkinan pemberian terapi intermitten disarankan: (1)
menggunakan botol mini dengan alat pemberian yang telah
tergantung, (2) injeksi dari larutan secara perlahan dengan jarum dan
spoit secara langsung kedalam vena adalah tempat injeksi dari suatu
alat pemberian volume besar yang telah tergantung, atau (3)
penambahan obat untuk suatu volume pnedeterminan dari cairan
pada suatu alat volume kontrol.
6. Wadah (RPS 18th : 1572)
Wadah untuk cairan i.v harus didesain untuk memelihara sterilitas cairan,
kejernihan (bebas dari bahan partikulat) dan non pirogen dari waktu
penyiapan, penyimpanan dan selama pemberian klinik. Penutup wadah
harus dirancang untuk memudahkan pemasukan (insersi) dari alat
pemberian dimana injeksi diberikan, pada kecepatan aliran yang diatur,
kedalam vena yang cocok. Ciran i.v dalam wadah gelas dan plastik, yang
dibuat dari bahan plastik yang fleksibel atau semikaku, cairan i,v tersedia
dalam ukuran 100 ml, 500 ml dan 250 ml dalam penambahan 250 ml untuk
kapasitas wadah yang dikemas dalam 50 ml atau 100 ml Ds/w dari injeksi
NaCl untuk penggunaan piggyback cairan i.v dalam wadah gelas dikemas
tanpa udara, dimana harus dikeluarkan untuk digunakan adalah cairan yang
meninggalkan wadah galas i.v dan mengalir lewat alat pemberian, beberapa
mekanisme diperlukan untuk membiarkan udara yang masuk kedalam
wadah. Sistem plastik tidak perlu fleksibel dari pemasukan udara. Tekanan
atmosfir akan menekan wadah dalam cairan untuk mengalir. Semua wadah
gelas dan plastik adalah dosis tunggal dan harus dibuang setelah dibuka jika
tidak digunakan. Cairan i.v dikemas dengan kira-kira 3% kelebihan isi untuk
menghilangkan udara dari alat pemberian dan memperbolehkan volum pada
label dikeluarkan dari wadah, wadah diakhiri pada kelebihan 20 ml pada
skala yang mengizinkan volum pada wadah untuk ditetapkan salah satunya
dibagian atas atau posisi yang di insersi. Wadah gelas mempunyai pita
aluminium dan plastik untuk pegangan. Sementara wadah plastik
mempunyai pembuka eyelet atau tali plastik untuk pemberian i.v.
7. Kecepatan alir infus (SDF : 204)
Dokter dapat menginginkan infus cepat atau lambat tergantung tujuan
penggunaannya. Dokter dapat menginginkan cairan atau mungkin lebih suka
pemberian elektrolit. Perhatian utamanya dapat pada pemberian obat atau
tidak perlu dengan cairan, kecepatan aliran biasanya atau secara normal dari
larutan isotonik viskositas rendah (5% D/W, garam NaCl, RL) adalah
sekitar 125 ml/jam atau 1 l/8 jam ini sekitar 2 ml/menit. Larutan hipertonik
yang tinggi seperti larutan hyperalimentasi diberikan rata-rata lebih dari 1
L/8 jam atau 3 liter setiap 24 jam. Hanya pada kasus khusus (kehilangan
darah, shock atau pemberian anestesi) dapat diberikan rata-rata 1L setiap 1
½ jam. Jumlah ini sama dengan 11 ml/menit. Tujuan sering ditulis sebagai
kwo dan dalam hal ini kecepatan penggunaan harus lambat. Tujuannya
adalah untuk menjaga cairan intravena mengalir dalam antipasi tetapi lebih
lanjut. Kecepatan alir i.v dibawah 10 ml/jam mengurangi tekanan pada titik
dimana darah akan meregulasi melalui jarum dan tube dan penggumpalan
darah dapat terjadi. Jika terlalu cepat, dapat terjadi shock.
8. Kerugian arang aktif
Arang aktif kadang digunakan untuk penjernihan dan ini memuaskan untuk
banyak larutan seperti dextrosa, NaCl dan pentilentetrazol (metrazol).
Bagaimanapun orang aktif dapat juga mengabsorbsi bahan kimia dari
larutan dan oleh karenanya menurunkan konsentrasinya. Telah ditemukan
bahwa prokalia HCL dihilangkan dari larutan sampai tinggal kira-kira 20%
dari berat arang yang digunakan. Epinetrin HCL juga di adsorbsi oleh arang
hanya sedikit jumlah dextrosa, NaCL dan pentilentetrazol yang diadsorbsi
oleh arang.
9. Ringers’s
a. RPS 18th : 806
Injeksi ringer’s terdiri dari :
147,5 MEQ Na
4,0 MEQ K
4,5 MEQ Ca
156 MEQ Cl
b. MD 30th : 1084
Injeksi ringer’s :
NaCL 8,6 q mengandung 147,5 MEQ perliter Na+
KCL 0,30 q mengandung 4,0 MEQ perliter K+
CaCL2 0,33 q mengandung 4,5 MEQ perliter Ca2+
10. Komposisi cairan elektrolit tubuh normal (Meq/L)
Plasma Interstinal Intraseluler
Na+ 142 146 15
K+ 9 5 150
Ca2+ 9 3 2
Mg2+ 2 1 27
Cl- 103 144 1
HCO3- 27 30 10
HPO42- 2 2 100
SO42- 1 1 20
As.2 organik 5 8 -
Protein 10 0 63
11. Gejala asidosis dilihat dari beberapa penyakit :
a. Ama drug : 912
Urolithiasis
Penggunaan terapi ringer dalam tabel 0-1 penggunaan terapi sebagai
pengganti cairan dan elektrolit.
Diuretik (Ama drugs : 840)
Asidosis tubular ginjal : RTA proksimal disebabkan oleh kurangnya
reabsorbsi dalam tubulus proksimal pada osidosis hiperkloremik.
Tiazid diberikan dalam konjuksi dengan bikarbonat dan K suplemen
untuk mengurangi volume cairan ekstraseluler dan meningkat
reabsorbsi bikarbonat dalam tubulus proksimal.
Gangguan keseimbangan asam (Ama Drug’s : 872)
Asidosis metabolit akut : Asidosis metabolik (kekurangan bikarbonat
dengan pH < 7,2 dalam ekstraseluler, dapat disebabkan oleh
produksi asam laktat adalah ketoasidosis, ginjal kronik, renal tubular
asidosis, diare adalah kelebihan obat atau keracunan (seperti salisilat,
etilenglikol, mentol dan paraidehid.
14. Perbedaan ringer’s dan ringer laktat
a. RPS 18th : 806
Larutan Ringer
Terdiri dari 3 klorida, digunakan sebagai pengganti cairan dan
elektrolit yang menyuplai 3 kation penting dalam cairan ekstrasel.
Bagaimanapun, dalam prakteknya penambahan K dan Ca meningkat
tidak hanya nilai isotonis larutan klorida. Baik K maupun Ca
digunakan untuk difensiensi ion ini. Ketika diberikan dalam volume
besar dapat menghasilkan penyimpangan minimal dari komposisi
kation dalam cairan ekstraseluler. Juga dapat digunakan secara
topikal untuk tujuan irigasi.
Larutan ringer laktat
Penggunaan lihat larutan ringer. Khususnya pada konsentrasi laktat
dan ketidakhadiran bikarbonat, komposisi injeksi ini mirip dengan
cairan ekstraseluler. Ini dapat dibuat sebagai pengganti cairan dan
elektrolit. Laktat khususnya untuk metabolisme bikarbonat dan
kemudian mempunyai efek alkalisasi didalam tubuh. Dalam tubuh
normal aktivitas oksidatif sel dibutuhkan 1-2 jam agar efektif. Ini
juga digunakan dalam pengobatan asidosis laktat. Ketidakhadiran
bikarbonat dari Ca yang kadang ditujukan untuk diendapkan sebagai
Ca karbonat dari pemanasan larutan yang mengandung bikarbonat.
b. Amphar : 217
Penggunaan larutan ringer : larutan ringer adalah larutan garam
fisiologis dan digunakan sebagai pelarut untuk bahan obat dimana
digunakan sebagai topikal untuk jaringan. Juga dibuat sebagai irigasi
pada rongga tubuh, ketika digunakan untuk tujuan ini, harus steril tetapi
tidak bebas pirogen, cairan ini dapat disiapkan.