Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
MEMAKSIMALKAN KWH JUAL DENGAN MEMINIMALISIR
KETIDAKNORMALAN HILANGNYA ARUS FASA R SISTEM
PENGUKURAN ENERGI DENGAN AUTOMATIC METER
READING (AMR)
PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT
PROYEK AKHIR
DISUSUN OLEH :
Angelly Situmorang
2017-71-075
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI
TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
JAKARTA, 2020
i
LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Akhir dengan Judul
MEMAKSIMALKAN KWH JUAL DENGAN MEMINIMALISIR
KETIDAKNORMALAN HILANGNYA ARUS FASA R SISTEM
PENGUKURAN ENERGI DENGAN AUTOMATIC METER
READING (AMR)
PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT
Disusun Oleh :
ANGELLY SITUMORANG 2017-71-075
Diajukan untuk memenuhi persyaratan pada
Program Studi Diploma III Teknologi Listrik
FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
Jakarta, 21 Juli 2020
Mengetahui, Disetujui, Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Utama Diploma III Teknologi Listrik
(Retno Aita Diantari, ST., MT) (Retno Aita Diantari, ST., MT)
Dosen Pembimbing Kedua
(Rinna Hariyati, ST., MT)
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : Angelly Situmorang
NIM : 2017-71-075
Program Studi : D-III Teknologi Listrik
Judul Tugas Akhir : Memaksimalkan KWh Jual Dengan Meminimalisir
Ketidaknormalan Hilangnya Arus Fasa R Sistem
Pengukuran Energi Dengan (Automatic Meter Reading
(AMR) PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Proyek Akhir pada Program
Diploma – III, Program Studi Teknologi Listrik Institut Teknologi – PLN pada
tanggal
Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan
1. Ketua Penguji
2. Sekretaris
3. Anggota
Mengetahui :
Kepala Program Studi
D – III Teknologi Listrik
(Retno Aita Diantari, ST.,MT )
Suwarno, IR., MT
Tony Koerniawan, ST., MTAlbert Gifson Hutadjulu, ST., MT
7 Agustus 2020
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar– besarnya kepada yang terhormat:
Retno Aita Diantari, ST., MT Selaku Pembimbing I
Rinna Hariyati, ST.,MT Selaku Pembimbing II
Furqon Rosyadi Selaku Pembimbing Lapangan
Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga
laporan kerja magang ini dapat diselesaikan.
Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :
1. Sigit Arimurti selaku manager PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat,
2. Anjar Januriyandhani selaku manager bagian SDM PT.PLN (Persero) UP3
Ciputat,
3. Candra Agung Prasetya selaku manager TE PT.PLN UP3 Ciputat,
4. Roni Hutahuruk selaku supervisor Perencanaan PT.PLN UP3 Ciputat.
Yang telah mengijinkan untuk melakukan percobaan
di PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat
Jakarta, 21 Juli 2020
Angelly Situmorang
(2017-71-075)
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi – PLN, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Angelly Situmorang
NIM : 2017-71-075
Program Studi : D – III Teknologi Listrik
Departemen : Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Jenis Karya : Proyek Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Institut Teknologi – PLN Hak Bebas Royalti Non ekslusif (Non –
exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Memaksimalkan KWh Jual dengan Meminimalisir Ketidaknormalan
Hilangnya Arus Fasa R Sistem Pengukuran Energi dengan Automatic Meter
Reading (AMR) PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat.
Dengan Hak Bebas Royalti Non ekslusif ini Institut Teknologi – PLN berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Juli 2020
(Angelly Situmorang)
vi
MEMAKSIMALKAN KWH JUAL DENGAN MEMINIMALISIR
KETIDAKNORMALAN HILANGNYA ARUS FASA R SISTEM
PENGUKURAN ENERGI DENGAN AUTOMATIC METER
READING (AMR)
PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT
Angelly Situmorang (2017-71-075)
Dibawah bimbingan Retno Aita Diantari, ST., MT dan Rinna Hariyati, ST.,MT
ABSTRAK
Automatic Meter Reading (AMR) merupakan teknologi pengumpulan data konsumsi dari perangkat metering energi (kWh meter) yang terintegrasi dari ruang kontrol melalui media telepon seluler (GSM) atau gelombang radio yang menggunakan software tertentu. Sistem AMR telah diterapkan pada banyak pelanggan, adanya sistem AMR dapat mengurangi ketidaknormalan. Ketidaknormalan akibat hilangnya arus pada fasa R menyebabkan tidak terukurnya beban yang dipakai oleh pelanggan pada fasa R yang terukur di aplikasi AMR selama 13 hari. Untuk meminimalisir ketidaknormalan yang diakibatkan rusak wiring CT pada fasa R maka dilakukannya penggantian pada wiring CT tersebut. Maka dengan adanya sistem AMR, ketidaknormalan dihindari dan tagihan yang seharusnya tertagih dapat ditagihkan sesuai dengan pemakaian yang sebenarnya. Dari aplikasi perekaman dan pengukuran sistem AMR dapat diketahui pula pemakaian beban harian selama 13 hari terjadinya kerusakan sebesar 4.004,6 kWh dan pemakaian beban harian selama 13 hari setelah perbaikan 5.793 kWh, dan didapat pula beban yang tidak terukur sebesar 1788,4 kWh
Kata Kunci : Automatic Meter Reading (AMR), kWh meter, ketidaknormalan
vii
MAXIMIZING SELLING KWH BY MINIMIZING R-PHASE
CURRENT DISRUPTION OF ENERGY MEASUREMENT
SYSTEM WITH AUTOMATIC METER READING (AMR)
PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT
Angelly Situmorang (2017-71-075)
Under the guidance of Retno Aita Diantari, ST., MT dan Rinna Hariyati, ST.,MT
ABSTRACT
Automatic Meter Reading (AMR) is a technology for collecting consumption data from an integrated energy metering device (kWh meter) from the control room via cell phone (GSM) media or radio waves using certain software. The AMR system has been applied to many customers, the AMR system can reduce abnormalities. The abnormality due to the loss of current in the R phase causes the load used by the customer to be unmeasured in the measured R phase in the AMR application for 13 days. To minimize abnormalities caused by damaged CT wiring in phase R, the CT wiring is replaced. So with the AMR system, abnormalities are avoided and bills that should be collected can be billed according to actual usage. From the application of recording and measuring the AMR system, it can also be seen that the daily load usage for 13 days of damage is 4,004.6 kWh and the use of daily loads for 13 days after the repair is 5,793 kWh, and the unmeasured load is 1788.4 kWh.
Keywords: AMR (Automatic Meter Reading), kWh meter, abnormalities
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karna anugerah-Nya
yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya saya dapat
menyelesaikan penulisan proyek akhir dengan judul “MEMAKSIMALKAN KWH
JUAL DENGAN MEMINIMALISIR KETIDAKNORMALAN HILANGNYA ARUS
FASA R SISTEM PENGUKURAN ENERGI DENGAN AUTOMATIC METER
READING (AMR) PT.PLN (PERSERO) UP3 CIPUTAT”.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa proyek akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya
miliki. Untuk itu demi sempurnanya proyek akhir ini, saya sangan membutuhkan
dukungan dan saran yang bersifat membangun. Penyusunan proyek akhir ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, karena itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada : Ibu Retno Aita Diantari, ST.,MT selaku pembimbing
utama dan Ibu Rinna Hariyati, ST., MT selaku pembimbing kedua.
Semoga proyek akhir ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri dan
pembaca. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam proyek akhir ini.
Jakarta, 21 Juli 2020
Angelly Situmorang
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR .................................. iii
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR RUMUS ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Permasalahan Penelitian ............................................................... 2
1.2.1 Identifikasi Masalah ............................................................. 2
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah ...................................................... 3
1.2.3 Rumusan Masalah ............................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................... 3
1.3.1 Tujuan Penelitian ................................................................. 3
1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 6
2.1 Tinjauan Pustaka.......................................................................... 6
2.2 Landasan Teori ............................................................................ 7
2.2.1 Energi Listrik ........................................................................ 7
2.2.2 Pengertian Sistem Automatic Meter Reading (AMR) .......... 8
2.2.3 Kegunaan Sistem Automatic Meter Reading (AMR) ........... 8
x
2.2.4 Jenis-jenis Tarif Dasar Listrik .............................................. 9
2.2.5 Ketentuan Pemasangan AMR .............................................10
2.2.6 Perangkat Keras AMR ........................................................11
2.2.6.1 Meter Elektronik (ME) ..............................................11
2.2.6.2 Server AMR / Pusat Kendali ..................................12
2.2.6.3 Modem ...................................................................12
2.2.7 Perangkat lunak AMR .........................................................13
2.2.7.1 Aplikasi Amicon .......................................................13
2.2.7.2 Commissioning AMR ...............................................14
2.2.7.3 Pengawatan kWh Meter Elektronik .........................15
2.2.7.4 Alat Bantu Meter Elektronik .....................................16
2.2.7.5 Gambaran Umum Sistem AMR ...............................19
2.2.8 Memeriksa Putaran Piringan kWh Meter dan KVarh Meter 20
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................21
3.1 Perancangan Penelitian ...............................................................21
3.2 Teknik Analisis .............................................................................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................26
4.1 Hasil .............................................................................................26
4.2 Pembahasan ................................................................................26
4.3 Implikasi Penelitian .......................................................................35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................36
5.1 Kesimpulan ...................................................................................36
5.2 Saran ...........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................37
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...........................................................................38
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................A1
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Identitas Pelanggan ..................................................................... 26
Tabel 4.2 Laporan Data Instan PT.BC***** .................................................. 27
Tabel 4.3 kWh Pemakaian saat hilangnya arus fasa R ............................... 31
Tabel 4.4 Perbandingan pemakaian kWh ketika kerusakan dan perbaikan. 33
Tabel 4.5 Tagihan Susulan .......................................................................... 34
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 kWh Meter Elektronik Merk Edmi dan Wasion .........................11
Gambar 2.2 Modem Merk Wasion .................................................................12
Gambar 2.3 Aplikasi AMICON ......................................................................14
Gambar 2.4 Commissioning AMR .................................................................14
Gambar 2.5 Wiring Pengukuran Langsung ..................................................15
Gambar 2.6 Wiring Pengukuran Tidak Langsung ..........................................16
Gambar 2.7 Konfigurasi Sistem AMR ..........................................................18
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ..............................................................22
Gambar 4.1(a) Pengukuran Arus Primer menggunakan Tang Ampere ..........27
Gambar 4.1(b) Wiring pemasangan kWh meter dan alat bantu CT ...............27
xiii
DAFTAR RUMUS
Rumus Daya Aktif pada Transformator ........................................................ (3.1)
Rumus Daya Listrik ...................................................................................... (3.2)
Rumus Energi Listrik .................................................................................... (3.3)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran – A Lembar Bimbingan Proyek Akhir Pembimbing I ................. A1-A2
Lampiran – B Lembar Bimbingan Proyek Akhir Pembimbing II ................ B1-B2
Lampiran – C Tarif Daya Tenaga Listrik PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat .. C1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. PLN (Persero) memiliki satu dari sekian banyak permasalahan yang
dihadapi yaitu permasalahan terhadap peningkatan ketidaknormalan pada
pelanggan AMR, dikarenakan kelalaian dari pemasangan serta kerusakan
peralatan. Dengan adanya solusi dari permasalahan ini, maka
ketidaknormalan atau susut (lossess) dapat dihindari dan tagihan yang
seharusnya tertagih dapat ditagihkan sesuai dengan pemakaian yang
sebenarnya. Dari kalkulasi energi listrik maka dapat diketahui besarnya
penggunaan energi listrik yang ditagihkan setiap bulan dengan menghitung
arus, tegangan serta faktor daya.
PT.PLN (Persero) yang merupakan perusahaan penyedia listrik nasional
di tuntut dalam melaksanakan inovasi dan juga pembaruan untuk
meningkatkan layanan energi listrik serta menganalisa pemakaian pelanggan
secara realtime. PT. PLN (Persero) melakukan inovasi yaitu sistem Automatic
Meter Reading (AMR). Sistem AMR adalah sistem yang dapat meringankan
pada saat memonitoring pemakaian listrik pelanggan, dikarenakan sistem
AMR berbasis digital dengan alat pengatur elektronik serta alat pengumpulan
dan pengiriman informasi.
PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat yang meliputi wilayah Ciputat, Pamulang
dan Cinere yang merupakan kawasan berkembang pesat. Konsumsi energi
listrik mencapai 94.130.278 kWh tiap bulannya dengan jumlah pelanggan
AMR 1.725 (Daya 23000 - 10.000.000 VA) Sehingga dengan analisis AMR
(Automatic Meter Reading) ini untuk memastikan pengukuran energi listrik ini
sudah akurat dan sebagai acuan untuk di lakukan perbaikan atau penggantian
guna meminimalisir ketidaknormalan atau rugi-rugi daya serta peningkatan
pelayanan pelanggan.
2
Dengan menggunakan meter elektronik, jika terjadi kerusakan pada
peralatan pendukung seperti Current Transformator (CT) atau Potential
Transformator (PT) pada selang waktu tertentu, maka hasil pengukuran tidak
lagi sesuai dengan pemakaian listrik yang sebenarnya sebagai dasar
perhitugan tagihan rekening listrik pelanggan. Selain kerusakan pada
peralatan-peralatan pendukung tersebut, human error atau pelanggan yang
tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan pengukuran meter elektronik
tidak akurat. Adanya ketidakakuratan menyebabkan berkurangnya hasil
pengukuran energi listrik yang terukur. Dengan adanya meter elektronik dan
sistem AMR pihak PLN memberlakukan tagihan susulan atau koreksi rekening
kepada pelanggan yang mengalami masalah tersebut. Diketahui tagihan
susulan dapat dihitung berdasarkan data pemakaian energi rata – rata
beberapa bulan yang lalu pelanggan bersangkutan (historical pelanggan).
Tetapi pada penggunaan data tersebut kurang menguntungkan kedua belah
pihak, PLN atau pelanggan. Dan hal tersebut dapat dihindari jika pelanggan
telah dipasang meter elektronik sebagai alat transaksi energi.
Meter elektronik memiliki kelebihan dari meter mekanik yaitu dapat
merekam kapan terjadi gangguan atau perubahan data yang terjadi pada
meter dan ketelitian pengukuran energi listrik lebih akurat.
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Identifikasi Masalah
Untuk meningkatkan daya guna dari fungsi meter elektronik, PLN
melakukan integrasi pada kWh meter elektronik menggunakan sistem
Automatic Meter Reading (AMR). Dengan adanya sistem ini, pembacaan
meter dapat dilakukan dengan sistem jarak jauh secara otomatis dan proses
monitoring dan analisis data pelanggan baik yang bermasalah ataupun tidak,
dapat dilakukan dari ruang kontrol dan harus studi lapangan. Pada sistem
Automatic Meter Reading (AMR) terdapat ketidakakuratan dan
ketidaknormalan pada saat pengukuran. Ketidaknormalan pada pengukuran
tersebut dapat disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada peralatan
3
pengukuran (meter dan peralatan pendukungnya), human error bahkan
penyimpangan pemakaian energi listrik oleh oknum-oknum tidak bertanggung
jawab.
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan agar isi dari pembahasan
mengenai proyek akhir menjadi terarah, pembahasan hanya mengenai
peningkatan penjualan kWh meter sistem AMR serta meminimalisir kesalahan
ukur, ketidaknormalan pada sistem AMR.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Berapa besar pemakaian beban pelanggan ketika terjadinya
ketidaknormalan pengukuran energi listrik karena hilang arus pada fasa R
dan setelah perbaikan wiring Current Transformator (CT) pada fasa R ?
2. Berapa besar pemakaian beban pelanggan yang tidak terukur akibat
ketidaknormalan pengukuran energi listrik karena hilang arus pada fasa
R dari tanggal 1 Juni 2020 sampai tanggal 14 Juni 2020 ?
3. Berapa besar kerugian PLN akibat ketidaknormalan pengukuran energi
listrik karena hilang arus pada satu fasa?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini, adapun tujuannya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui besarnya pemakaian beban pelanggan ketika
terjadinya ketidaknormalan pengukuran energi listrik karena hilang
arus pada fasa R dan setelah perbaikan wiring Current Transformator
(CT) pada fasa R pada pelanggan PT.BC****
4
2. Untuk mengetahui besarnya kWh pemakaian pelanggan yang tidak
terukur akibat ketidaknormalan pengukuran energi listrik karena hilang
arus pada fasa R dari tanggal 1 Juni 2020 sampai tanggal 14 Juni
2020 pada pelanggan PT.BC****
3. Untuk mengetahui besarnya kerugian pihak PLN karena adanya kWh
yang tidak tertagih
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, adapun manfaatnya. yaitu :
1. Mengetahui bagaimana cara kerja sistem AMR (Automatic Meter
Reading) di PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat.
2. Mengetahui besarnya kerugian pihak PLN karena adanya kWh yang tak
tertagih yang disebabkan oleh ketidaknormalan pengukuran
3. Mengetahui penyebab ketidaknormalan dari pengukuran energi listrik
pelanggan TR.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk sistematika penulisan, pembahasan menjadi lima bab yaitu :
Pada BAB I merupakan pendahuluan yang membahas latar belakang, ruang
lingkup, tujuan dan manfaat proyek akhir dan sistematika penulisan dari
permasalahan yang diambil. BAB II Landasan Teori yang membahas mengenai
teori umum sistem Automatic Meter Reading (AMR), kegunaan sistem automatic
meter reading (AMR), tarif – tarif dasar daya listrik, ketentuan pemasangan
sistem Automatic Meter Reading (AMR), perangkat lunak dan perangkat keras
sistem AMR . BAB III Metode Penelitian yang membahas mengenai perancangan
penerlitian dan teknik analisis pada pelaksanaan penelitian. BAB IV Hasil dan
Pembahasan yang membahas tentang hasil dari pelaksanaan kegiatan sistem
automatic meter reading (AMR) yang mengalami hilangnya arus pada fasa R.
BAB V merupakan bagian penutup yang membahas tentang kesimpulan dari
kegiatan kegiatan sistem Automatic Meter Reading (AMR) yang mengalami
hilangnya arus pada fasa R yang sudah dilakukan dan saran-saran yang
5
dilakukan pada kegiatan sistem Automatic Meter Reading (AMR) yang
mengalami hilangnya arus pada fasa R.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Untuk membantu pembuatan Proyek Akhir ini, dibutuhkan adanya
beberapa referensi yang dapat menjadi acuan penulis dalam melakukan
penelitian.
1. Nadratul Hasanah. S1 Fisika Universitas Sumatera Utara Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Tahun 2010 dalam skripsinya yang
berjudul “Analisis Gangguan Melalui Sistem Automatic Meter Reading
(AMR) di PT.PLN (Persero) Cabang Pematangsiantar”. Skripsi ini
membahas tentang analisis terjadinya gangguan melalui sistem AMR
berikut dengan pencegahan serta sebab terjadinya gangguan yang mampu
direkam oleh sistem AMR
2. Adi Heriyanto. S1 Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Jember
tahun 2016. Beliau melakukan penelitian mengenai “Studi Kasus Kinerja
Automatic Meter Reading (AMR) Pada Pelanggan Potensial Daya 41.5 KVA
– 200 KVA di PT.PLN (Perseo) Situbondo”. Penelitian bertujuan
mengetahui penyimpangan pemakaian energi listrik pelanggan potensial
dengan menggunakan AMR. Penyimpangan dari kesalahan pengawatan
(wiring) pada kWh meter.
3. Ujang Wiharja, Abdul Kodir Albahar. Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah tahun 2018. Beliau melakukan penelitian tentang “Deteksi
Ketidaknormalan Meter Elektronik dengan Sistem Automatic Meter Reading
(AMR)”. Jurnal ini membahas menganalisa ada atau tidaknya
ketidaknormalan pada pengukuran kWh pelanggan. Diketahui pula polaritas
CT terbalik pada fasa T. Sehingga menyebabkan kerugian pada sisi PLN
selama kurun waktu terjadi polaritas CT terbalik. Setelah dilakukannya
konfigurasi dengan pihak Area Jaringan diketahui bahwa terbaliknya
polaritas CT terjadi setelah adanya proses gangguan didalam gardu oleh
7
petugas gangguan. Yang artinya penyebab terjadi terbaliknya polaritas CT
adalah human error oleh petugas gangguan. Maka petugas gangguan
dilakukan perbaikan pada sisi meter sehingga pengawatan pada CT normal
kembali.
Sehubungan dengan adanya beberapa penelitian diatas maka pada
penelitian ini akan menganalisa kembali deteksi ketidaknormalan pengukuran
energi karena hilangnya arus satu fasa pada sistem AMR akibat terjadi
kerusakan peralatan pendukung yaitu Current Transformator (CT). Dengan
pembacaan Load Profile maka dapat diketahui pengukuran pemakaian
pelanggan yang terjadi sesudah dan sebelum dilakukan perbaikan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Energi Listrik
kWh meter adalah media ukur untuk menghitung besar kWh yang
disuplai kepada konsumen listrik. Kecepatan pada putaran piringan pada
kWh meter manual maupun counter digital pada kWh meter elektronik sesuai
dengan besar kecilnya daya listrik yang sedang mengalir pada saat itu.
Apabila daya yang mengalir besar maka kecepatan piringan atau counter
pada kWh meter akan bergerak cepat, sebaliknya juga apabila daya yang
mengalir kecil maka kecepatannya berkurang.
Besarnya penunjukkan angka pada register pada kWh meter
merupakan besarnya pemakaian energi listrik yang telah di supply ke
konsumen selama periode waktu pengukuran. Diketahui besarnya daya yang
mengalir dan konstan untuk periode tertentu, kemudian nilai energi listriknya
dapat ditaksir dengan mengalikan, namun pekerjaan integrasi harus
dilakukan untuk mengetahui nilai energi yang mengalir tidak saja pada
pembebanan yang konstan melainkan pada pembebanan yang berubah -
berubah. Energi adalah integral daya yang melebihi waktu.
8
2.2.2 Pengertian Sistem Automatic Meter Reading (AMR)
Merupakan teknologi pembacaan kWh meter elektronik secara
otomatis, Biasanya, pembacaan dilakukan dari jarak jauh dengan
menggunakan media komunikasi. Parameter yang dibaca pada umumnya
terdiri dari stand, Max demand (penggunaan tinggi), Instantaneous, Load
Profile dan Event. Parameterparameter tersebut sebelumnya didefinisikan
terlebih dahulu di kWh meter elektronik, agar kWh meter dapat menyimpan
data - data sesuai dengan yang di inginkan.
Data hasil pembacaan tersebut disimpan kedalam database dan
dapat digunakan untuk melakukan analisa, transaksi serta troubleshooting.
Teknologi ini dapat membantu perusahaan penyedia jasa elektrik untuk
menekan biaya operasional, serta menjadi nilai tambah kepada
pelanggannya dalam hal penyediaan, ketepatan dan keakurasian data yang
dibaca, dan tentu saja dapat menguntungkan pengguna jasa tersebut.
Awalnya, pembacaan meter dilakukan dengan menggunakan kabel (wired)
atau direct dialling/reading. Komputer terhubung ke kWh meter dengan
menggunakan kabel komunikasi (RS-232 atau RS-485) atau optical probe,
jika pembacaan dilakukan di lapangan. Namun belakangan ini, banyak
teknologi yang digunakan untuk sistem AMR. Seperti GSM dan media yang
di gunakan di PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat.
Sistem AMR ini dimanfaatkan untuk prosess billing atau
penerbitan rekening, analisa beban pelanggan, perhitungan losses atau
ketidaknormalan, perencanaan pengembangan jaringan listrik, memantau
secara efektif terhadap pelanggaran atau penyalahgunaan energi listrik yang
tidak normal yang terjadi pada konsumen. Dan dalam rangka peningkatan
pelayanan kepada konsumen PLN dengan menyampaikan data yang
transparan dan akurat yang diukur secara real-time.
2.2.3 Kegunaan Sistem Automatic Meter Reading (AMR)
Adapun fungsi dari sistem AMR, yaitu :
9
1. Mengkalibrasi pemakaian energi listrik secara jarak jauh
2. Mendeteksi phasa tegangan dan arus yang dipakai (R S T N).
3. Memahami besaran arus, tegangan serta frekuensi dipelanggan.
4. Menerapkan batas tariff Waktu Beban Puncak (WBP) dan Luar Waktu
Beban Puncak (LWBP)
2.2.4 Jenis-jenis Tarif Dasar Listrik
Penyambungan tenaga listrik ke pelanggan di atur dalam Tarif Dasar
Listrik yang di keluarkan oleh PT.PLN (Persero) dengan ketentuan sebagai
berikut:
Daya 450 VA – 197 kVA = Berlangganan TR, Daya 201 kVA – 30 MVA =
Berlangganan TM dan Daya > 30 MVA =Berlangganan TT
Penjelasan Tarif Diatas:
1. Langganan Tegangan Rendah (TR) Pengukurannya dibagi sebagai
berikut:
a. Daya 450 VA – 41500 VA pengukuran langsung tidak menggunakan
peralatan bantu Current Transformator (CT)
b. Daya 53000 VA – 197000 VA pengukuran tidak langsung dengan
menggunakan alat bantu Current Transformator (CT)
2. Langganan Tegangan Menengah (TM) Pengukurannya di bagi menjadi
a. TM/TM/TM maksudnya adalah Pelanggan TM, diukur TM, dipasok
Tegangan TM
b. TM/TM/TR maksudnya adalah Pelanggan TM, diukur TM, dipasok
Tegangan TR
c. TM/TR/TR maksudnya adalah Pelanggan TM, diukur TR, dipasok
Tegangan TR
3. Langganan Tegangan Tinggi (TT) Pengukurannya di bagi menjadi :
10
a. TT/TT/TT maksudanya adalah Pelanggan TT, diukur TT, dipasok
Tegangan TT
2.2.5 Ketentuan Pemasangan AMR
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemasangan meter
elektronik dan modem sebagai sarana komunikasi sistim AMR, yaitu :
1. Meter elektronik dipasang pada pelanggan dengan daya kontrak
23000 VA - 197000 VA (Pelanggan TR) dan daya kontrak 200 kVA -
30 MVA (Pelanggan TM), dengan tarif ; B2, R3, B3, I3, I4, P2, S3
2. Meter elektronik diprogram oleh Supervisor pasang di Kantor Unit
Induk Distribusi (UID) sesuai dengan wewenang tingkat pengaman
melalui software masing-masing meter.
3. Security level (password) ditetapkan sesuai dengan tingkatannya
yang disetujui oleh Manager Bidang Distribusi.
4. Jadwal pemasangan meter elektronik dipelanggan dilakukan melalui
koordinasi supervisor pasang dengan UP3 Terkait
5. Sebelum dilakukan pemasangan/pengubahan pada kWh meter
pelanggan, petugas melakukan inspeksi untuk memastikan perangkat
kWh meter terpasang tidak terdapat pelanggaran, dan dilakukan
pencatatan pada berita acara (BA) pemeriksaan.
6. Short Current Transformator (CT) / trafo arus di Box APP adalah
wewenang UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan), maka
pengoperasiaannya dilaksanakan oleh pihak UP3 area kerja
setempat, dan pihak (petugas) dari UID membantu pada proses
pelaksanaanya.
7. Apabila memungkinkan sebelum dilakukan penggantian /
pemasangan kWh meter dilakukan pemeriksaan pada rasio CT yang
terpasang (Inject CT) dan disesuaikan dengan Data Induk Langganan
(DIL).
8. Jika terdapat indikasi pelanggaran, maka petugas pasang daru UP3
menyelesaikannya sesuai prosedur, dan proses penggantian dapat
ditunda.
11
9. Proses penggantian dengan kWh meter pelanggan harus dicatat
dalam Berita Acara Penggantian dan disertai pelaksanaan
Comissioning untuk memastikan bahwa meter yang telah terpasang
berfungsi sebagai pengukuran dengan benar.
10. Jika kWh meter sudah tersambung pada modem PSTN atau GSM
sebagai sarana komunikasi pengiriman data agar dicoba di remote
dari ruang kontrol AMR untuk memastikan modem dapat berfungsi
dengan baik dan benar
11. kWh meter yang sudah tersambung pada modem dan dapat di remote
dari ruang kontrol, password manager dapat dirubah sesuai keinginan
manager yang berhubungan.
2.2.6 Perangkat Keras AMR
2.2.6.1 Meter Elektronik (ME)
Meter Elektrronik adalah pengukur besaran-besaran listrik yang
dapat menghitung dan menyajikan serta mendokumentasikan hasilnya
kedalam memori internal yang tersambung dengan modem yang akan
mengumpulkan dan mengirimkan data ke ruang kontrol AMR di kantor PLN .
Adapun jenis meter elektronik yang digunakan pihak PT. PLN (Persero)
seperti Hexing, Wasion dan Edmi.
12
Gambar 2.1. kWh Meter Elektronik Merk Edmi dan Wasion
2.2.6.2 Server AMR / Pusat Kendali
Merupakan bagian-bagian perangkat keras yang berfungsi
mengkaji, mangumpulkan dan menyimpan data-data dari setiap meter
elektronik yang terpasang. Instalasi ini dilengkapi modem yang berfungsi
mengirimkan dan membaca data-data pemakaian listrik sebagai sistem
backup secara replikasi ke database backup yang digunakan untuk
keperluan data billing atau load profile yang ada pada kWh meter yang sudah
saling terkoneksi.
2.2.6.3 Modem
Modem (Modulator Demodulator) merupakan perangkat
komunikasi yang berfungsi untuk menggabungkan dan memisahkan data
dengan gelombang media komunikasi sehingga data dikirim dan diterima.
Gambar 2.2 Modem Merk Wasion
Berdasarkan sistem komunikasinya, modem dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Modem PSTN
Modem yang mengguanakan media komunikasi PSTN (Public Switch
Telephone Network) atau sistem telephone yang menggunakan kabel
tembaga untuk mentransmisikan sinyal analog. Contoh Modem PSTN yang
pernah digunakan dalam sistem AMR : U.S Robotik 56k Faxmode, ZyXELL
U-336s.
2. Modem GSM
Modem yang menggunakan komunikasi GSM (Global System for Mobile
13
Comunication) atau standar komunikasi seluler digital yang bekerja pada
frekuensi 900 Mhz. Saat ini adapun modem yang dipakai pada sistem AMR:
Edmi Ewm 100, Edmi TWM 1000, Ws-18f.
Ada beberapa istrilah pada modem yang berkaitan, sebagai berikut :
1. Baut rate : Laju yang dapat ditransfer melalui interface serial.
Contoh: 2400 bps (bist per second) dan 9600 bps.
2. AT command (Attention Command) : perintah-perintah khusus yang
dipakai untuk men-setting modem.
3. SIM (Subscriber Identy Module / Subscriber Identification Module ) :
merupakan kartu komunikasi yang berisi antara lain, informasi mengenai
nomor telepon dan mamori data lainnya serta layanan yang tercakup dalam
layanan.
4. Operator Komunikasi : penyedia layanan komunikasi. Contoh Opertaor
komunikasi yang ada di PLN yaitu XL dan Telkomsel.
2.2.7 Perangkat lunak AMR
Pada sistem AMR digunakan untuk mengatur komunikasi data.
Data yang di maksud adalah data dari kWh meter di pelanggan, dari
pencatatan data, penyimpanan data, sampai dengan pemrosesan tampilan
data yang di inginkan.
2.2.7.1 Aplikasi AMICON
Sebuah aplikasi yang digunakan di PT.PLN (Persero) secara terpusat,
Pembacaan data kWh meter menggunakan sistem komunikasi AMR dapat
dilakukan dengan menggunakan loader (PC atau Laptop) untuk menjalankan
program penarikan data atau aplikasi pendukung pembacaan kWh meter
elektronik jarak jauh.
Amicon merupakan sistem AMR yang difungsikan sebagai sistem AMR
Terpusat dan diimplementasikan di lingkungan PT.PLN (Persero) UP3
14
Ciputat. Amicon di bangun dan dikelola oleh PT.Icon+ selaku anak
perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pembangunan, operasional,
dan pemeliharaan sistem AMICON. Setiap data yang ada pada dalam sistem
amicon akan melewati tiga tahap yaitu registrasi data asset status stock,
commissioning dan decommissioning
Gambar 2.3 Aplikasi AMICON
2.2.7.2 Commissioning AMR
Commissioning adalah proses pemeriksaan kembali pengawatan atau
wiring kWh meter AMR dan dipastikan sudah sesuai dan siap di operasikan.
Setelah perangkat terpasang, maka dilakukan input data asset yang akan di
gabungkan data asset nya menjadi satu kesatuan per Identitas Pelanggan
sehingga menjadi pelanggan aktif di aplikasi AMICON.
15
Gambar 2.4 Commissioning AMR
2.2.7.3 Pengawatan kWh Meter Elektronik
Pengawatan atau wiring kWh meter ada dua type :
1. Pengawatan Langsung
Digunakan jika arus dan tegangan nominal kWh meter yang akan
sambung masih dalam limit alat ukut standar dan tidak menggunakan alat
bantu Current Transformator (CT)
Gambar 2.5 Wiring Pengukuran Langsung
2. Pengawatan Tidak Langsung
Merupakan pengawatan yang akan kita pasang menggunakan trafo
ukur yaitu Current Transformator (CT) untuk pelanggan tegangan rendah
(TR) atau Potensial Transformator (PT) untuk pelanggan tegangan
menengah (TM).
16
Gambar 2.6 Wiring Pengukuran Tidak Langsung
2.2.7.4 Alat Bantu Meter Elektronik
Dalam pengukuran meter elektronik, memiliki 3 alat bantu seperti :
1. Current Transformer (Trafo Arus)
2. Potential Transformer (Trafo Tegangan)
3. Time Switch
Pada meter elektronik membutuhkan alat bantu, tetapi tidak semua
alat bantu harus dipasang, dikarenakan adanya perbedaan pada
kebutuhan pengukuran meter elektronik (kWh meter). Fungsi dari alat
bantu meter elektronik yaitu mempermudah desain pemuatan meter
maka :
a. Adanya satu jenis meter tertentu maka dapat dipakai pada
pengukuran dari bebrapa macam besarnya daya listrik
b. Agar meter elektronik berfungsi dalam pengukuran energi listrik yang
lebih baik dalam sistem tegangan rendah maupun pada sistem
tegangan menengah, juga pada sistem tegangan tinggi.
c. Agar menyederhanakan pemasangan dan penempatan meter
elektronik Jika alat bantu meter elektronik tidak bekerja dengan baik,
17
dapat mempengaruhi ketelitian hasil pengukuran energi listrik oleh
meter elektronik, sebagai berikut :
a. Kesalahan pengawatan dari alat bantu dapat mengakibatkan
kesalahan pada hasil pengukuran.
b. Kerusakan pada alat bantu mengakibatkan gagalnya pengukuran
c. Menambah nilai kesalahan pengukuran, dikarenakan alat bantu meter
elektronik juga memiliki kesalahan.
d. Kesalahan perhitungan akhir dari hasil pengukuran karena kesalahan
dari rasio trafo arus (CT)
a. Current Transformator / Trafo Arus (CT)
Merupakan alat yang digunakan mengubah besar arus tertentu ke
besaran arus tertentu lainnya dari kopling elektro magnetis. Penggunaan
trafo arus dalam pengukuran listrik yaitu untuk mendapat besaran ukur
pada kWh meter, ampere meter, watt meter. Biasanya, meter Dalam
distribusi tenaga listrik, diketahui bahwa konsumen listrik terdiri atas 3
yaitu :
1. Pelanggan tegangan rendah dengan daya tersambung dibawah
200kVA.
2. Pelanggan tegangan menengah dengan daya tersambung lebih
dari 200kVA.
3. Pelanggan tegangan tinggi dengan daya tersambung lebih dari
300MVA.
Dalam penggunaan trafo arus sebagai alat bantu pengukuran, ada
hal yang perlu diperhatikan :
a. Ratio
Ketentuan nominal arus pada trafo arus dari sisi sekunder
sebesar 5A. Adapun keperluan khusus arus ada juga pabrik yang
membuat 1A. Dan untuk ratio kWh meter biasanya 5A, maka jika
ampere meter yang digunakan dalam pengukuran yang beban
nominalnya 300A, maka diperlukan trafo arus yang memiliki ratio
18
300A/5A. Hal ini diketahui bahwa trafo arus memiliki nominal arus
pada sisi sekunder sebesar 300A dan nominal arus pada sisi
sekunder sebesar 5A
b. Kelas
Dalam pemilihan kelas pada trafo arus yang akan dipasang
untuk pengukuran kWh meter disesuaikan dengan kelas dari kWh
meter yaitu kelas dari trafo arus sama dengan kelas dari kWh
meter. Agar kesalahan hasil dari meter elektronik tidak banyak
dipengaruhi oleh besarny kelas kesalahan pada trafo arus.
c. Polaritas
Pada trafo arus dari pabrik sudah ditetapkan
terminalterminalnya seperti sekunder dan primernya.
d. Daya
Trafo arus haruslah dipasang daya yang lebih besar dari kWh
meter.
b. Voltage Transfomer / Trafo Tegangan
Dalam distribusi tenaga listrik, trafo tegangan merupakan alat untuk
merubah besaran tegangan menengah pada sisi primer menjadi sisi
sekunder yang digunakan sebagai alat bantu pengukuran tegangan.
Dalam pengukuran dengan meter elektronik ke konsumen tegangan
menengah, kumparan arus dari meter elektronik di supply dari sisi
sekunder arus dan kumparan tegangan di supply sisi primer.
Sisi sekunder trado tegangan memiliki rating tegangan 100V, dan untuk
sistem tegangan menengah 20 kV, trafo tegangan yang digunaan
memiliki ratio .
c. Time Switch
Merupakan alat bantu yang berfungsi untuk pengukuran energi
listrik oleh kWh meter tarif ganda adalah sebagai pemberi perintah untuk
kWh meter, kapan kWh meter harus mengukur waktu beban puncak dan
kapan harus mengukur waktu di luar beban puncak. Menurut aturan PLN
pengukuran kWh meter waktu beban puncak adalah 17.00-22.00 dan
19
diluar beban waktu tersebut merupakan pengukuran kWh diluar beban
puncak, dikarenakan time switch terdapat indikator waktu seperti pada
jam. Prinsip kerja dari time switch sama seperti prinsip kerja jam, hanya
saja time switch memiliki kontak-kontak yang bekerja dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan peralatan lain yang memerlukannya.
2.2.7.5 Gambaran Umum Sistem AMR
Konfigurasi sistem AMR untuk kWh meter yang terpasang
dipelanggan di lengkapi dengan perangkat kWh Meter Elektronik, Modem
dan sinyal GSM akan mentrasfer data yang ada di kWh Meter Elektronik
secara otomatis yang kemudian akan disimpan dan diolah di server disajikan
berupa Tegangan, Arus, Frekuensi, Cos phi dan stand kWh untuk keperluan
data billing dan analisa lainnya pada aplikasi AMICON.
Gambar 2.7 Konfigurasi Sistem AMR
20
2.2.8 Memeriksa Putaran Piringan KWh Meter dan KVarh Meter
Pendapatan pengelola listrik diperoleh dari pengukuran energi
melalui kWh meter yang terpasang di pelanggan, untuk ke akuratan dari kWh
meter sebelum dipasang atau setelah dipasang harus di uji terlebih dahulu.
Apakah putaran kWh meter yang terpasang sudah sesuai dengan pemakaian
beban/energi yang diukur.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Perancangan Penelitian
Proyek akhir ini mengenai ketidaknormalan pada pengukuran Energi
Listrik dengan menggunakan sistem AMR, dimana pada penelitian ini
dilakukan perhitungan mengenai energi tak terukur pada kWh meter dan
tagihan susulan pada pelanggan. Pada penelitian ini dengan metode
kuantitatif, dimana penelitian ini dilakukan perhitungan secara langsung
berdasarkan data yang diperoleh dari pengukuran melalui sistem AMR serta
dilakukan analisa mengenai kesalahan pengukuran energi listrik dan hasil
perhitungan berdasarkan data yang diperoleh. Dengan tujuan untuk dapat
mengetahui permasalahan yang terjadi pada sistem pengukuran serta dapat
memperoleh solusi permasalahan penelitian. Perancangan peneliitian ini
merupakan langkah – langkah yang akan dilakukan dalam penyelesaian
masalah yang akan dibahas. Adapun perancangan penelitian yang digunakan,
sebagai berikut :
a. Dengan menggunakan Load Profile ditemukan pelanggan PT. BCA, TBK
mengalami hilanya arus pada fasa R
b. Mencari penyebabkan besarnya pengukuran energi tidak sesuai dan
merugikan pihak PLN
c. Melakukan penormalan kembali dengan cara melakukan perbaikan CT
dan melakukan perhitungan kWh tak tertagih.
22
Dalam melaksanakan metode penelitian ini perlu dilakukan tahap dalam
penyelesaian proyek akhir sebagai berikut :
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Tidak
mulai
selesai
Melakukan monitoring
1. Energi Tidak Terukur
2. Tagihan Susulan
Pengambilan data
1. Pelanggan AMR mengalami
hilang arus
2. Hasil pengukuran pelanggan
AMR
Melakukan perhitungan arus yang
sebenarnya dan menghitung kWh
yang tidak tertagih
Perbaikan
Sistem
Pengukuran
Ya
Hasil dan Pembahasan
23
1. Mulai
Tahap ini merupakan tahap awal dilakukan penelitian
2. Pengambilan Data
Pengambilan data tahap ini yaitu dilakukan pengambilan data mengenai
pelanggan AMR mengalami kehilangan arus dan juga pengambilan data
hasil pengukuran pada pelanggan AMR yang dijadikan objek penelitian
3. Perhitungan
Setelah dilakukannya pengambilan data dan diperoleh hasil pengukuran
pada pelanggan yang dijadikan objek penelitian maka dilanjutkan dengan
perhitungan daya dan energi yang tidak terukur pada salah satu fasa yang
mengalami kehilangan arus, dan juga dilakukan dengan menghitung
rekening kurang tagih yang harus dibayarkan.
4. Perbaikan sistem pengukuran
Setelah diketahui terjadinya kesalahan pengukuran sehingga tidak
terukurnya arus disalah satu fasa dan telah diketahui energi yang tidak
terukur dan tagihan susulan. Seperti pemeriksaan kWh meter maupun
sistem komunikasi serta pengawatan (wiring) sistem pengukuran yang
meliputi pengawatan CT dan pengawatan AMR
5. Hasil Pengukuran
Setelah dilakukannya perbaikan pada sistem pengukuran dan dilakukan
commissioning untuk mengetahui hasil pengukuran AMR, dan apabila
sistem pengukuran pada AMR belum sesuai maka dilakukan penginjauan
kembali mulai dari tahap pengambilan data. dan apabila hasil pengukuran
AMR telah sesuai maka penelitian dianggap selesai.
6. Selesai
Setelah dilakukan analisa dan diperoleh penyelesaian masalah maka
penelitian dianggap selesai.
24
3.2 Teknik Analisis
Sistem pengukuran energi listrik dengan menggunakan sistem AMR
bertujuanuntuk meningkatkan akurasi pengukuran energi listrik serta dapat
meminimalisir kesalahann pengukuran energi listrik. Namun dalam
pengaplikasiannya sistem AMR masih ditemukan permasalahan pengukuran,
seperti kehilangan arus dan kehilangan tegangan sehingga menyebabkan kWh
meter terdapat ketidaknormalan hasil pengukuran energi listrik. sehingga pada
penelitian ini dengan dilakukan perhitungan energi yang tidak terukur pada
pelanggan yang mengalami hilang arus menganalisa kesalahan yang terjadi
baik pada sistem AMR maupun pengawatan pengukuran energi listrik pada
pelanggan serta kualitas komponen pendukung yang terpasang pada
pelanggan
3.2.1 Pengukuran Energi Listrik Konsumen
Secara umum alat ukur energi listrik yang biasa dikenal oleh masyarakat
adalah kWh meter, akan tetapi selain kWh meter ada juga alat ukur energi listrik
seperti kVARh dan kVAh meter tergantung jenis pelanggan dan penggolongan
tarif maka PLN akan menetapkan alat ukur apa saja yang digunakan untuk
mengukur energi listrik pada pelanggan tersebut
Adapun pemilihan dan penggunaan kWh meter yang akan dipasang
untuk mengukur energi tersebut harus sesui dengan :
1. Daya tersambung
2. Tegangan
3. Sistem pengawatan pada kWh meter tersebut
Pada sistem distribusi tenaga listrik berdasarkan tegangan dan daya
tersambung dapat dibedakan atau digolongkan menjadi :
1. Pelanggan tegangan tinggi dengan daya tersambung lebihdari
30MVA
2. Pelanggan tegangan menengah dengan saya tersambung lebih dari
200kVA samoai dengan 30 MVA
3. Pelanggan tegangan rendah dengan daya tersambung dibawah
200kVA
25
Meter elektronik telah dapat dibaca secara otomatis atau remote dibaca
menggunakan software atau aplikasi amicon AMR dan untuk melihat hasil
pembacaan dapat dilihat di data manajemen report.
Pembacaan otomatis dengan amicon AMR dapat di setting atau diatur
sesuai dengan kebutuhan setiap harinya data yang dapat dibaca
menggunakan sistem AMR antara lain :
1. Load Profile
2. Stand Instant
3. Event
4. Stand meter
Load profile dan stand instant dibaca secara otomatis setiap hari,
sedangkan pembacaan event dan stand meter yang telah disetting atau diatur.
Untuk mencari daya aktif pada transformator kita dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
𝑃 = 𝑉 × 𝐼 × 𝑐𝑜𝑠𝜑 ..................................................................... (3.1)
Dimana : P = Daya aktif transformator (W)
I = Arus (A)
V = Tegangan sisi primer transformator (V)
Cos 𝜑 = faktor daya
Rumus energi dapat menggunakan rumus daya listrik yang dinyatakan sebagai
berikut :
𝑃 =𝑊
𝑡 ..................................................................................... (3.2)
Maka rumus energi :
𝑊 = 𝑃 × 𝑡 ................................................................................ (3.3)
Dimana : P = Daya (W)
W = Energi (kWh)
T = Waktu (hours)
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dengan sistem AMR maka dapat mendeteksi hilangnya arus satu fasa
dari sebuah instalasi pengukuran energi listrik di pelanggan. Hilangnya arus
satu fasa ini akan menyebabkan tidak terukurnya pemakaian energi dari fasa
yang hilang tersebut. Sehingga mengakibatkan kerugian pada pihak PLN.
Berikut adalah identitas pelanggan yang mengalami ketidaknormalan
pengukuran energi listrik akibat hilangnya arus pada fasa R. Hilangnya arus
fasa R tersebut berlangsung pada tanggal 1 Juni 2020.
Tabel 4.1 Identitas Pelanggan
NAMA PT. BC*****
ALAMAT Jl. Ruko Pamulang blok CH 15
ID PELANGGAN 54360********
TARIF/DAYA B2/66000
FAKTOR KALI METER 100/5
MERK METER EDMI/MK10E
4.2 Pembahasan
Pada sistem AMR pelanggan tersebut dinyatakan mengalami hilangnya
arus satu fasa yaitu IR sehingga nilai arus fasa R (IR) = 0 tetapi pemakaian
tetap. Hal ini terjadi karena Current Transformator (CT) pada fasa R rusak.
Adapun langkah yang dilakukan pertama kali adalah melakukan assessment
APP AMR untuk melihat besarnya arus dan tegangan disetiap fasanya yaitu
melakukan pengecekan pada Load Profile pada aplikasi AMICON dengan
melakukan pengecekan pada data laporan data instan. Hasil dari assessment
adalah sebagai berikut :
27
Tabel 4.2 Laporan Data Instan PT. BC*****
Item Fasa R Fasa S Fasa T Fasa N Total
Tegangan (V) 227,80 228,60 233,10
Arus (A) 0 0,80 0,10 0,8
Faktor Daya 0 0 0 0 -0,97
Daya Aktif (kW) 0 200,80 20,40 220,60
Daya Reaktif (kVAr) 0 9,30 1,20 12,10
Daya Semu (kVA) 0 203,30 23,30 226,20
Gambar 4.1 (a) Pengukuran Arus Primer menggunakan Tang Ampere (b)
Wiring pemasangan kWh meter dan alat bantu CT
28
Deteksi Awal :
Menunjukkan bahwa beban pada pelanggan PT. BC***** terjadinya kelainan
Arus fasa R = 0 A
Data Pelanggan:
IPEL = 54360********
Tarif / Daya = B2 / 66000 VA
Ratio CT = 100/5
Faktor Kali Meter (Fkm) = 20 Kali
Hasil Pembacaan Data Instan Realtime :
Tegangan:
VR = 227,8 V
VS = 228,6 V
VT = 233,1 V
Arus (Sekunder) :
IR = 0 A
IS = 0,80 A
IT = 0,10 A
Jika arus sekunder dikalikan faktor kali meter :
IR = 0 × 20 = 0 A
IS = 0,80 × 20 = 16 A
IT = 0,10 A × 20 = 2 A
Dari data rata-rata load profile yang didapat :
Vr = 227,8 V ; Ir = 0 A ; Cos Phi = 0,95
Vs = 228,6 V ; Is =16 A ; Cos Phi = 1
Vt = 233,1 V ; It = 2 A ; Cos Phi = 0,95
29
CT = 100/5
Fkm = 20 kali
Harga per kWh = Rp. 1.467,28
Waktu (t) = 13 hari x 24 jam = 312jam
A. Perhitungan Daya dan Energi
1. Perhitungan Daya Aktif (P) yang terukur jika terjadi hilangnya arus :
Pada perhitungan daya aktif maka digunakan pula rumus daya aktif pada
transformator (3.2)
Pr = V x I x Cos Phi
= 227,8 x 0 x 0.95
= 0 Watt
= 0 kW
Ps = V x I x Cos Phi
= 228,6 x 16 x 1
= 3.657,6 Watt
= 3,6576 kW
Pt = V x I x Cos Phi
= 233,1 x 2 x 0.95
= 442,89 Watt
= 0,442 kW
Jadi, total dari setiap fasa daya yaitu :
P total = Pr + Ps + Pt
= 0 + 3,65 + 0,44
= 4,09 kW
Energi yang terukur tanpa beban fasa R selama 13 hari yaitu :
Energi (kWh) = P total x Waktu (t)
= 4,09 x 312
= 1276 kWh
Jika diasumsikan daya yang terukur dengan beban rata-rata 50 A dari arus
primer yang diukur pada kabel sambungan menggunakan tang ampere, arus
30
primer ini merupakan arus yang terukur di kWh meter dari arus sekunder CT
pada fasa R :
Pr = V x I x Cos Phi
= 227,8 x 50 x 0.95
= 10.820 Watt
= 10,82 KW
Dan, energi (kWh) yang terukur selama 13 hari dengan beban rata – rata 50
A pada fasa R :
Energi (kWh) = Daya (PR) x Waktu (t)
= 10,82 x 312
= 3.375,8 kWh
Jadi, Energi (kWh) yg tidak terukur arus fasa R adalah 3.375,8 kWh dalam
periode 13 hari
2. Daya Operasional
Jika diasumsikan daya yang terukur dengan beban rata-rata 50 A dari arus
primer yang diukur pada kabel sambungan menggunakan tang ampere,
arus primer ini merupakan arus yang terukur di kWh meter dari arus
sekunder CT pada fasa R
Pr = V x I x Cos Phi
= 227,8 x 50 x 0.95
= 10.820 Watt
= 10,82 KW
Ps = V x I x Cos Phi
= 228,6 x 16 x 1
= 3.657,6 Watt
= 3,6576 kW
Pt = V x I x Cos Phi
= 233,1 x 2 x 0.95
= 442,89 Watt
31
= 0,442 kW
Jadi, total dari setiap fasa daya yaitu :
P total = Pr + Ps + Pt
= 10,82 + 3,65 + 0,44
= 14,91 kW
Energi yang terukur jika tidak mengalami hilangnya arus pada fasa R selama
13 hari yaitu :
Energi (kWh) = P total x Waktu (t)
= 14,91 x 312
= 4.651,9 kWh
Maka, Energi (kWh) operasional selama 13 hari jika tidak mengalami
hilangnya arus dan arus rata – rata 50 A adalah 4.651,9 kWh
Presentase Error
Presentase error =𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟− 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 × 100%
Presentase error = 4,09 kW−14,91 kW
14,91 kW × 100%
Presentase error = 72,56 %
c. Perhitungan Tagihan Susulan
Berikut tabel perhitungan kWh pemakaian selama arus pada fasa R
hilang. Dengan menghitung energi yang tidak terukur maka dapat diketahui
dan dihitung besarnya rupiah yang tidak tertagih pada pelanggan.
Tabel 4.3 kWh Pemakaian saat hilangnya arus fasa R
No Tanggal Stand kWh kWh Pemakaian /
beban harian (kWh)
1 Senin, 1 Juni 2020 24.327,39 11,69
2 Selasa, 2 Juni 2020 24.339,08 11,38
3 Rabu, 3 Juni 2020 24.350,46 27,7
32
Dari hasil pemakaian kWh per harinya selama 13 hari karena hilangnya
arus, maka total dari pemakaian per harinya yaitu 200,23 kWh. Dikarenakan
pelanggan ini menggunakan CT maka hasil dari total pemakaian kWh perharinya
dikali ratio CT maka kWh pemakaian sebenarnya adalah 200,23 kWh x 20 =
4.004,6 kWh.
4 Kamis, 4 Juni 2020 24.378,16 9,01
5 Jumat, 5 Juni 2020 24.387,17 12,38
6 Sabtu, 6 Juni 2020 24.399,55 9,01
7 Minggu, 7 Juni 2020 24.408,56 19,45
8 Senin, 8 Juni 2020 24.428,01 12,04
9 Selasa, 9 Juni 2020 24.440,05 6,34
10 Rabu, 10 Juni 2020 24.446,39 16,12
11 Kamis, 11 Juni 2020 24.462,51 25,87
12 Jumat, 12 Juni 2020 24.488,38 6,26
13 Sabtu, 13 Juni 2020 24.494,64 7,64
14 Minggu, 14 Juni 2020 24.502,28 25,34
Jumlah 341.852,6 200,23
33
Tabel 4.4 Perbandingan pemakaian kWh beban perharian ketika kerusakan dan
setelah perbaikan
Ketika kerusakan Setelah Perbaikan
Tanggal Stand kWh /
kWh total (kWh)
kWh Pemakaian /
beban harian (kWh)
Tanggal Stand kWh /
kWh total (kWh)
kWh Pemakaian
/ beban harian (kWh)
Senin, 1 Juni
2020
24.327,39 11,69 Senin, 15 Juni 2020
24.527,62 25,45
Selasa, 2
Juni 2020
24.339,08 11,38 Selasa, 16 Juni 2020
24.553,07 10,6
Rabu, 3 Juni
2020
24.350,46 27,7 Rabu,17 Juni 2020
24.563,67 40,04
Kamis, 4 Juni
2020
24.378,16 9,01 Kamis, 18 Juni 2020
24.603,71 7,65
Jumat, 5 Juni
2020
24.387,17 12,38 Jumat, 19 Juni 2020
24.611,36 26,62
Sabtu, 6 Juni
2020
24.399,55 9,01 Sabtu, 20 Juni 2020
24.637,98 17,78
Minggu, 7
Juni 2020
24.408,56 19,45 Minggu, 21 Juni 2020
24.655,76 11,22
Senin, 8 Juni
2020
24.428,01 12,04 Senin, 22 Juni 2020
24.666,98 33,2
Selasa, 9
Juni 2020
24,440,05 6,34 Selasa, 23 Juni 2020
24.700,18 11,29
Rabu, 10
Juni 2020
24.446,39 16,12 Rabu, 24 Juni 2020
24.711,47 23,46
Kamis, 11
Juni 2020
24.462,51 25,87 Kamis, 25 Juni 2020
24.734,93 32,05
Jumat, 12
Juni 2020
24.488,38 6,26 Jumat, 26 Juni 2020
24.766,98 15,49
Sabtu, 13
Juni 2020
24.494,64 7,64 Sabtu, 27 Juni 2020
24.782,47 6,64
34
Minggu, 14
Juni 2020
24.502,28 25,34 Minggu, 28 Juni 2020
24.789,11 28,16
Jumlah 341.852,6 200,23 Jumlah 345.305,3 289,65
Perbandingan dari data selama 13 hari ketika terjadinya hilangnya arus
pada fasa R dan setelah perbaikan wiring CT. Dimana total kWh pemakaian pada
per harinya ketika kehilangan arus fasa dikarenakan wiring CT tidak tersambung
dari tanggal 1 Juni 2020 – 14 Juni 2020 yaitu 200,23 kWh dikali ratio CT maka
kWh sebenarnya adalah 200,23 kWh x 20 = 4.004,6 kWh. Sedangkan setelah
dilakukannya perbaikan pada wiring CT selama 13 hari dari tanggal 15 Juni 2020
– 28 Juni 2020, didapat pula total kWh pemakaian perharinya yaitu 289,65 kWh
dikali ratio CT, maka kWh sebenarnya adalah 289,65 kWh x 20 = 5.793 kWh.
Maka selisih dari kWh pemakaian sebenarnya ketika sudah dilakukannya
perbaikan dan kWh pemakaian sebenarnya ketika terjadi hilangnya arus pada
fasa R karena disebabkan lepasnya wiring CT adalah 5.793 kWh - 4.004,6 kWh,
didapat pula kWh yang tidak terukur sebesar 1788,4 kWh.
Tabel 4.5 Tagihan Susulan
Besarnya Tagihan Susulan (TS) yang harus dibayar oleh PT. BCA, TBK
akibat hilangnya arus pada fasa R karena wiring Current Transformator terlepas
yaitu Rp 2.624.441,23
kWh tidak terukur Tarif Rp/kWh Rp kurang tagih
1788,4 kWh Rp 1.467,48 Rp 2.624.441,23
35
4.3 Implikasi Masalah
Dari hasil pemakaian kWh per harinya selama 1 Juni 2020 -14 Juni 2020
karena hilangnya arus, maka total dari pemakaian per harinya dikali ratio CT
maka kWh pemakaian sebenarnya adalah 4.004,6 kWh. Sedangkan setelah
dilakukannya perbaikan pada wiring CT selama 13 hari dari tanggal 15 Juni 2020
– 28 Juni 2020, didapat pula total kWh pemakaian perharinya dikali ratio CT
adalah 5.793 kWh. Maka selisih dari kWh pemakaian sebenarnya ketika sudah
dilakukannya perbaikan dan kWh pemakaian sebenarnya ketika terjadi hilangnya
arus pada fasa R karena disebabkan lepasnya wiring CT maka diperoleh pula
kWh yang tidak terukur sebesar 1732 kWh.
36
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dibahas, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Besarnya pemakaian beban pelanggan ketika terjadinya ketidaknormalan
pengukuran energi listrik karena hilangnya arus pada fasa R sebesar
4.004,6 kWh dan setelah perbaikan wiring Current Transformator (CT)
pada fasa R maka pemakaian beban pelanggan sebesar 5.793 kWh.
2. Besarnya pemakaian beban pelanggan yang tidak terukur akibat
ketidaknormalan pengukuran energi listrik karena hilangnya arus pada
fasa R dari tanggal 1 Juni 2020 – 14 Juni 2020 yaitu 1732 kWh.
3. Besarnya Tagihan Susulan akibat ketidaknormalan pengukuran energi
yang disebabkan Current Transformator (CT) pada arus fasa R rusak 1
Juni 2020 sampai 14 Juni 2020 yaitu Rp 2.624.441,23
5.2 Saran
1. Dalam melakukan pemasangan atau perbaikan kWh meter elektronik
maka dilakukan pemeriksaan kembali kabel wiring baik dari sisi kWh meter
maupun di Current Transformator (CT) sudah benar-benar tersambung
dengan baik.
2. Untuk sistem AMR semoga kedepannya mempunyai fitur otomatis
memberikan notifikasi kepada user jika terjadi kelainan atau kerusakan
pada pengukuran energi listrik, Sehingga user bisa langsung menganalisa
dan menindaklanjuti tanpa harus memilah pelanggan mana yang
bermasalah atau terjadi kelainan.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Nindiyobudoyo, W.S. (2011). Buku Saku Pelayanan Teknik.Garamond;
Depok.
2. PT.PLN (Persero) Disjaya. 2010. ”Automatic Meter Reading”, Bogor.
3. PT.PLN (Persero) Pusdiklat Bogor. 2010. ”Pengenalan Meter Elektronik
dan sistem AMR”, Bogor.
4. Nadratul Hasanah. 2010. “Analisis Gangguan Melalui Sistem Automatic
Meter Reading di PT.PLN (Persero) Cabang Pematangsiantar”.
5. Heriyanto, Adi. (2016). Studi Kasus Kinerja AMR (Automatic Meter
Reading) Pada Pelanggan Potensial Daya 41.5 KVA – 200 KVA di
PT.PLN(Persero)Situbondo.
http://repository.unmuhjember.ac.id/379/1/ARTIKEL%20JURNAL.pdf
6. Albahar, A.K. Ujang Wiharja. (2018, Oktober 17) .”Deteksi
Ketidaknormalan Meter Elektronik dengan Sistem Automatic Meter
Reading”. http://www.jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek
7. Furqon Rosyadi. 2020. “Analisis Sistem Automatic Meter Reading
(AMR) di PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat”
8. Yuliani Susman. 2017 “Pemanfaatan Pemasangan Automatic Meter
Reading (AMR) Upaya Menekan Susut Energi di PT.PLN (Persero) Area
Cikupa”
9. Haris, M. Husnul. 2018. “Sistem Automatic Meter Reading (AMR) di
PT.PLN (Persero) UP3 Mataram”
10. Fazli Aliq. 2012. “Sistem Automatic Meter Reading (AMR) di PT.PLN
(Persero) Distribusi Jakarta dan Tangerang”.
38
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Data Personal
NIM : 201771075
Nama : Angelly Situmorang
Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 9 November 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Lajang
Program Studi : D-III Teknologi Listrik
Alamat : Jl. Abadi no 27 Medan, 20221
Nomor Telepon : 081298784505
Email : [email protected]
b. Pendidikan
JENJANG NAMA LEMBAGA JURUSAN TAHUN LULUS
SD SD METHODIST 7 - 2011
SMP SMP BUDI MURNI 1 - 2014
SMA SMA SANTO THOMAS 2 IPA 2017
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jakarta, 21 Juli 2020
Mahasiswa Ybs.
Angelly Situmorang
A1
Lampiran – A Lembar Bimbingan Proyek Akhir Pembimbing Pertama
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR
Nama : Angelly Situmorang
NIM : 2017-71-075
Program Studi : Teknologi Listrik
Jenjang : Diploma – III
Pembimbing Utama (Materi) : Retno Aita Diantari, ST.,MT
Judul Tugas Akhir : Memaksimalkan KWh Jual dengan Meminimalisir
Ketidaknormalan Hilangnya Arus Fasa R Sistem
Pengukuran Energi dengan AMR (Automatic
Meter Reading) PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat
Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing
18/03/2020 Pengumpulan Draft Proposal Proyek Akhir mengenai “Memaksimalkan kWh Jual dengan meminimalisir susut pada sistem AMR”
31/03/2020 Revisi Bab 1 mengenai latar belakang dan rumusan masalah penelitian yang berdasarkan data dilapangan yang disarankan lebih spesifik
02/04/2020 Revisi Bab 3 mengenai rancangan penelitian dan diagram alir yang disarankan untuk flowchat harus sesuai dengan aturannya
04/04/2020 Pra-Sidang proposal mengenai isi materi yang akan dijelaskan dalam presentasi dan waktu yang diberikan saat menjelaskan
12/04/2020 Revisi Proposal Proyek Akhir mengenai penggantian judul “Memaksimalkan kWh Jual dengan Meminimalisir Ketidaknormalan Sistem Pengukuran Energi dengan Sistem AMR”
A2
23/04/2020 Pengarahan mengenai Hasil dan Pembahasan yang akan dibahas dalam Proyek Akhir dari segi susunan dan isi dari pembahasan
06/05/2020 Konsultasi mengenai data yang dibutuhkan sesuai dengan judul dan isi dari pembahasan
13/05/2020 Konsultasi mengenai data pada Sistem AMR yang akan dijadikan pembahasan
03/06/2020 Konsultasi mengenai perhitungan dari pengolahan data yang akan di analisa
10/06/2020 Konsultasi mengenai metode analisis dan rumus yang akan digunakan untuk mengolah data
17/06/2020 Konsultasi mengenai hasil dari pengolahan data yang telah didapatkan dalam pengukuran energi yang tidak terukur
29/06/2020 Konsultasi mengenai pembahasan hasil dari
pengukuran energi dan daya serta presentasi
error
07/07/2020 Pengecekkan plagiarisme proyek akhir penelitian
untuk tidak melebihi batas yang ditentukan
13/07/2020 Menjelaskan mengenai isi dari proyek akhir yang
dibahas untuk mengukur pemahaman materi dan
pengolahan data yang akan dibahas
B1
Lampiran – B Lembar Bimbingan Proyek Akhir Pembimbing ke - II
INSTITUT TEKNOLOGI – PLN
LEMBAR BIMBINGAN PROYEK AKHIR
Nama : Angelly Situmorang
NIM : 2017-71-075
Program Studi : Teknologi Listrik
Jenjang : Diploma – III
Pembimbing Utama (Materi) : Rinna Hariyati, ST.,MT
Judul Tugas Akhir : Memaksimalkan KWh Jual dengan Meminimalisir
Ketidaknormalan Hilangnya Arus Fasa R Sistem
Pengukuran Energi dengan AMR (Automatic
Meter Reading) PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat
Tanggal Materi Bimbingan Paraf Pembimbing
18/03/2020 Pengumpulan Draft Proposal Proyek Akhir mengenai “Memaksimalkan kWh Jual dengan meminimalisir susut pada sistem AMR”
22/03/2020 Revisi mengenai format proposal yang belum sesuai dengan pedoman Proposal Proyek Akhir
05/04/2020 Revisi mengenai latar belakang rumusan masalah yang akan dibahas sesuai dengan judul Proposal Proyek Akhir
04/04/2020 Pra-Sidang proposal mengenai isi materi yang akan dijelaskan dalam presentasi dan waktu yang diberikan saat menjelaskan
15/04/2020 Revisi Proposal Proyek Akhir mengenai penggantian judul “Memaksimalkan kWh Jual dengan Meminimalisir Ketidaknormalan Sistem Pengukuran Energi dengan Sistem AMR” dan merevisi latar belakang serta rumusan mengenai ketidaknormalan pengukuran energi pada AMR
B2
20/04/2020 Bimbingan mengenai isi pembahasan yang akan dimuat pada Proyek Akhir
03/05/2020 Konsultasi mengenai Bab II materi materi yang akan dimuat diproyek akhir yang sesuai dengan judul dan pembahasan
18/05/2020 Konsultasi mengenai perancangan penelitian dan teknik analisis beserta rumus yang akan digunakan pada pengolahan data
05/06/2020 Konsultasi mengenai data yang dibutuhkan untuk diangkat dan digunakan pada pembahasan
15/06/2020 Bimbingan mengenai penyelesaian metode dan rumus yang digunakan pada pembahasan
20/06/2020 Bimbingan mengenai penyelesaian dari data yang diolah pada pengukuran energi yang tidak terukur
24/06/2020 Bimbingan mengenai penyelesaian dari data
yang diolah pada pembahasan daya operasional
dan daya yang terukur
07/07/2020 Pengecekkan plagiarisme proyek akhir penelitian
untuk tidak melebihi batas yang ditentukan
17/07/2020 Membahas tentang pembahasan proyek akhir
yang untuk mengetahui pemahaman materi dan
pengolahan data yang akan dibahas
C1
Lampiran – C Tarif Daya Tenaga Listrik PT.PLN (Persero) UP3 Ciputat