13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit sistemik lupus eritmatasus (SLE) tampaknya terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan auto antibodi yang berlebihan, limfadenopati terjadi pada 50% dari seluruh pasien SLE pada waktu tertentu selama perjalanan penyakit tersebut. Sistemik lupus eritematosus (SLE) merupakan salah satu penyakit autoimun yang disebabkan oleh disregulasi sistim imunitas dan secara garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu endokrin-metabolik, lingkungan dan genetik.Gangguan renal juga terdapat pada sekitar 52% penderita SLE. Pada sebagian pasien, gangguan awal pada kulit dapat menjadi prekursor untuk terjadinya gangguan yang bersifat lebih sistemik. B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan memahami konsep dasar tentang penyakit Sistemik Lupus Eritematosus dan juga gambaran asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien.

isi makalah SLE.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: isi makalah SLE.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

 A.    Latar Belakang

Penyakit sistemik lupus eritmatasus (SLE) tampaknya terjadi akibat terganggunya regulasi

kekebalan yang menyebabkan peningkatan auto antibodi yang berlebihan, limfadenopati

terjadi pada 50% dari seluruh pasien SLE pada waktu tertentu selama perjalanan penyakit

tersebut. Sistemik lupus eritematosus (SLE) merupakan salah satu penyakit autoimun yang

disebabkan oleh disregulasi sistim imunitas dan secara garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor

yaitu endokrin-metabolik, lingkungan dan genetik.Gangguan renal juga terdapat pada sekitar

52% penderita SLE. Pada sebagian pasien, gangguan awal pada kulit dapat menjadi prekursor

untuk terjadinya gangguan yang bersifat lebih sistemik.

B.    Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa keperawatan dapat mengetahui dan

memahami konsep dasar tentang penyakit Sistemik Lupus Eritematosus dan juga gambaran

asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien.

Page 2: isi makalah SLE.docx

2

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Definisi

Systemic lupus erytematosus (SLE) atau lupus eritematosus sistemik (LES) adalah penyakit

radang atau inflamasi multisistem yang penyebabnya diduga karena adanya perubahan sistem

imun

SLE merupakan penyakit radang atau inflamasi multisistem yang disebabkan oleh banyak

faktor (Isenberg and Horsfall,1998) dan dikarakterisasi oleh adanya gangguan disregulasi

sistem imun berupa peningkatan sistem imun dan produksi autoantibodi yang berlebihan

(Albar,2003).

SLE termasuk penyakit collagen-vascular yaitu suatu kelompok penyakit yang melibatkan

sistem muskuloskeletal, kulit, dan pembuluh darah yang mempunyai banyak manifestasi

klinik sehingga diperlukan pengobatan yang kompleks. Etiologi dari beberapa penyakit

collagen-vascular sering tidak diketahui tetapi sistem imun terlibat sebagai mediator

terjadinya penyakit tersebut (Delafuente,2002).

B.    Etiologi

Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui. Secara garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor

yaitu endokrin-metabolik, lingkungan dan genetik

 C.    Patofisiologi

Penyakit SLE tampaknya terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan

peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh

kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal dan lingkungan. Obat-obat tertentu

hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat antikonvulsan

disamping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE akibat

senyawa kimia atau obat-obatan.

Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T

supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan

jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya merangsang antibodi

tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.

Page 3: isi makalah SLE.docx

3

 D.    Manifestasi Klinis

Keluhan utama dan pertama SLE adalah artralgia, dapat juga timbul artritis nonerosif pada

dua atau lebih sendi perifer. Pasien mengeluh lemas, lesu dan capek sehingga

menghalanginya beraktivitas. Demam pegal linu seluruh tubuh, nyeri otot dan penurunan BB-

terdapat kelainan kulit spesifik berupa bercak malar menyerupai kupu-kupu dimuka dan

eritema umum yang menonjol. Terdapat kelainan kulit menahun berupa bercak diskoid yang

bermula sebagai eritema papul atau plak bersisik. Dapat pula terjadi kelaian darah berupa

anemia hemoditik, kelainan ginjal, pneumonitis, kelainan jantung, gastrointestinal, gangguan

saraf dan kelainan psikatrik.

 

E.     Penatalaksanaan

Penanganan SLE mencakup penatalaksanaan penyakit akut dan kronik. Penyakit akut

memerlukan intervensi yang ditujukan untuk mengendalikan peningkatan aktivitas penyakit

atau eksaserbasi yang dapat meliputi setiap sistem organ.

Penatalaksanaan keadaan yang lebih kronik meliputi pemantauan periodik dan pengenalan

berbagai perubahan klinis yang bermakna yang memerlukan penyesuian terapi. Preparat

NSAID digunakan untuk mengatasi manifestasi klinis minor dan kerapkali dipakai bersama

kortikosteroid dalam upaya untuk meminimalkan kebutuhan kortikosteroid, kortikosteroid

merupakan satu-satunya obat paling penting yang tersedia untuk pengobatan SLE. Preporat

ini digunakan secara topikal untuk mengobati manifestasi kistaneus. Pemberian bolus IV

dianggap sebagai terapi alternatif yang bisa menggantikan terapi oral dosis tinggi. Obat-obat

antimalaria merupakan preparat yang efektif untuk mengatasi gejala kutaneus muskula

skelatal dan sistemik ringan dari SLE. Preparat imunosupresan digunakan karena efeknya

pada fungsi imun.

 F.     Pemeriksaan Diagnostik

a.      Pemeriksaan Antibodi Antinuklear

Untuk mengetahui akan adanya antibodi yang mampu menghancurkan inti dari sel-sel tubuh

sendiri. Mengevaluasi pola ANA dan antibodi spesifik.

Page 4: isi makalah SLE.docx

4

b.     Laju Endap Darah

Untuk mengukur peradangan dan tidak berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit.

c.      Pemeriksaan Urin

Untuk mengetahui adanya protein, sel darah putih, sel darah merah dan silinder. Uji ini

dilakukan untuk menentukan adanya komplikasi ginjal dan untuk memantau perkembangan

penyakit ini.

d.     Pemeriksaan Serum

Mengungkapkan anemia yang sedang hingga berat, trombositopenia, leukositosis dan

leukopenia.

Page 5: isi makalah SLE.docx

5

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A.     PENGKAJIAN

a.      Inspeksi Kulit.

b.     Pengkajian kardiovaskuler mencakup auskultasi untuk mendengarkan friction rub

perikardium.

c.      Pembengkakan sendi, nyeri tekan, sendi yang terasa hangat, nyeri saat digerakkan dan

kaku semuanya.

d.     Pengkajian neurologik, ditujukan untuk mengenali dan menjelaskan setiap permasalahan

pada sistem saraf pusat.

e.      Tanda-tanda depresi, kejang-kejang.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.      Resiko tinggi terhadap cedera b.d peningkatan kerentanan dermal sekunder terhadap

proses penyakit.

b.     Resiko tinggi inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik b.d kurang pengetahuan

tentang SLE.

c.      Gangguan citra tubuh b.d perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang

diakibatkan oleh penyakit kronis.

C.     INTERVENSI

Diagnosa keperawatan I :

Resiko tinggi terhadap cedera b.d peningkatan kerentanan dermal sekunder terhadap proses

penyakit.

Tujuan:

Page 6: isi makalah SLE.docx

6

Kriteria hasil

o   Klien mampu mengidentifikasi faktor penyebab yang dapat meningkatkan aktivitas.

o   Klien mampu mengidentifikasi tindakan untuk mengurangi kerusakan kulit.

No Intervensi Rasional

1 Jelaskan hubungan pemajanan matahari dan

aktivitas penyakit.

Mendorong klien untuk membatasi

pemajanan matahari.

2 Identifikasi strategi untuk membatasi

pemajanan matahari.

Klien dengan SLE harus membuat

setiap usaha untuk meminimalkan

pemajanan matahari.

Jelaskan pentingnya menghindari

sinar fluoresen.

Sinar matahari, fluoresen

menghasilkan pancaran sinar ultraviolet.

Ajarkan klien untuk menjaga agar

ulkus bersih dan kulit lembab.

Menurunkan bakteri pada kulit

mengurangi resiko infeksi.

3 Ajarkan untuk mengenali tanda dan gejala

vaskulitis.

Inflamasi vaskuler dari pembuluh darah

paling kecil, kapiler dan venula dapat

menyebabkan oklusi.

 

Page 7: isi makalah SLE.docx

7

Diagnosa keperawatan II :

Resiko tinggi inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik b.d kurang pengetahuan tentang

SLE.

Tujuan:

Kriteria Hasil

o   Menyebutkan penggunaan obat-obatan yang tepat.

o   Mengidentifikasi komponen standar program pengobatan.

No Intervensi Rasional

1 Jelaskan SLE menggunakan alat bantu

pengajaran sesuai dengan tingkat pengertian

klien dan rasional.

Pengertian dapat membantu

memperbaiki kepatuhan dan

menurunkan eksaserbasi.

2 Ajarkan klien untuk menggunakan obat-

obatan yang tepat dan melaporkan gejala efek

samping.

Pengetahuan dan kesesuaian yang tepat

pada program pengobatan dapat

membantu menurunkan komplikasi dan

mendeteksi efek samping dini.

3 Ajarkan pentingnya keseimbangan aktivitas

dan istirahat.

Mencegah kelelahan dan

mempertahankan tingkat tertinggi

kemandirian berfungsi.

4 Ajarkan pentingnya perawatan mulut yang

cermat dan berhati-hati.

Vaskulitis dapat meningkatkan resiko

lesi mulut dan cedera.

5 Jelaskan hubungan stress dan gangguan

autoimun.

Menurunkan stress dan keletihan yang

berkaitan dengan konflik yang tak

teratasi.

Diagnosa keperawatan III :

Page 8: isi makalah SLE.docx

8

Gangguan citra tubuh b.d perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang

diakibatkan oleh penyakit kronis.

Tujuan:

Kriteria Hasil

o   Mencapai rekonsiliasi antara konsep diri dan perubahan fisik serta psikologik yang

ditimbulkan oleh SLE.

 

 

No Intervensi Rasional

1 Bantu klien untuk mengenali unsur-unsur

pengendalian gejala penyakit dan penanganannya.

Konsep diri seseorang dapat

diubah oleh penyakit atau

penanganannya.

2 Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan rasa sakit,

membantu menilai situasi sekarang dan mengenali

masalahnya, membantu mengenali mekanisme

koping pada masa lalu, membantu mengenali

mekanisme koping yang efektif.

Strategi koping seseorang

menunjukkan kekuatan konsep

dirinya.

3 Kaji tingkat rasa takut pada pasien dan orang

terdekat, perhatikan tanda pengingkaran depresi dan

penyempitan fokus perhatian.

Membantu menentukan jenis

intervensi yang diperlukan.

4 Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan,

sesuai indikasi.

Keterlibatan meningkatkan

perasaan berbagi menguatkan

perasaan berguna memberikan

kesempatan untuk mengakui

kemampuan individu.

Page 9: isi makalah SLE.docx

9

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Lupus eritematosus sistemik (LES) merupakan salah satu penyakit autoimun yang disebabkan

oleh disregulasi sistim imunitas. SLE dapat menyerang berbagai sistem organ dan

keparahannya berkisar dari sangat ringan sampai berat. Etiologi belum dipastikan, secara

garis besar dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu endokrin-metabolik, lingkungan dan genetik.

Pencetus fungsi imun abnormal mengakibatkan pembentukan antibodi yang ditujukan

terhadap berbagai komponen tubuh. Tidak ada suatu tes laboratorium tunggal yang dapat

memastikan diagnosis SLE. Masalah yang paling sering dirasakan pasien adalah keletihan,

gangguan integritas kulit, gangguan citra tubuh dan kurang pengetahuan untuk mengambil

keputusan mengenai penatalaksanaan mandiri.

B.    Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunanya, besar harapan kami kepada para pembaca

untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi

lebih sempurna.

Page 10: isi makalah SLE.docx

10

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC

Ramali, Ahmad.2003. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan

 www.perdossi.com.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Brunner, Suddarth.2001. Keperawatan Medikal Bedah Vol 3. Jakarta: EGC

Price, Sylvia. A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

http://www.perkuliahan.com/makalah-kesehatan-sistemik-lupus-eritmatasus/#ixzz3ZjhuVtiv

jam 20.30 sumber : edukasionline