17
 39 V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Jatinegara Kelurahan Jatinegara merupakan salah satu kelurahan dari tujuh kelurahan yang berada pada Kecamatan Cakung, Kotamadya Jakarta Timur. Secara administratif, Kelurahan Jatinegara berbatasan dengan Kelurahan Rawa Terate di sebelah utara, Kelurahan jatinegara Kaum di sebelah Barat, Kelurahan Klender di sebelah selatan, dan Kelurahan Penggilingan di sebelah timur. Kelurahan Jatinegara memiliki luas kurang lebih sebesar 659,75 ha yang terbagi dalam 13 Rukun Warga (RW) dan 160 Rukun Tetangga (RT). Uniknya, sebagian besar luas dari kelurahan tersebut merupakan Kawasan Industri Pulogadung atau lebih dikenal dengan sebutan  Jakarta Industrial Estate Pulogadung  (JIEP). Penggunaan luas lahan di Kelurahan Jatinegara dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penggunaan Luas Lahan di Kelurahan Jatinegara  No Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%) 1 Kawasan Industri 398 60,35 2 Kawasan Pemukiman 158,65 24,06 3 Kawasan Perdagangan dan Jasa 2,02 0,31 4 Kantor Pemerintahan 27,60 4,18 5 Fasilitas Umum 24,96 3,78 6 Ruang Terbuka Hijau 26,39 4,00 7 Jalan 19,69 2,99 8 Sungai dan Saluran Air 2,19 0,33 Total Luas Kelurahan Jatinegara 659,75 100 Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011) Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Jatinegara (2011), jumlah  penduduk di Kelurahan Jatinegara tahun 2011 berjumlah 85.441 jiwa. Jumlah  penduduk laki-laki tercatat sebanyak 48.501 jiwa, sedangkan jumlah penduduk  perempuan sebanyak 36.940 jiwa. Rekapitulasi jumlah penduduk di Kelurahan Jatinegara menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.

jatinegara

Embed Size (px)

Citation preview

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 1/16

 

39

V. GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Jatinegara

Kelurahan Jatinegara merupakan salah satu kelurahan dari tujuh kelurahan

yang berada pada Kecamatan Cakung, Kotamadya Jakarta Timur. Secara

administratif, Kelurahan Jatinegara berbatasan dengan Kelurahan Rawa Terate di

sebelah utara, Kelurahan jatinegara Kaum di sebelah Barat, Kelurahan Klender di

sebelah selatan, dan Kelurahan Penggilingan di sebelah timur. Kelurahan

Jatinegara memiliki luas kurang lebih sebesar 659,75 ha yang terbagi dalam 13

Rukun Warga (RW) dan 160 Rukun Tetangga (RT). Uniknya, sebagian besar luas

dari kelurahan tersebut merupakan Kawasan Industri Pulogadung atau lebih

dikenal dengan sebutan  Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Penggunaan

luas lahan di Kelurahan Jatinegara dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penggunaan Luas Lahan di Kelurahan JatinegaraNo Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1 Kawasan Industri 398 60,35

2 Kawasan Pemukiman 158,65 24,06

3 Kawasan Perdagangan dan Jasa 2,02 0,31

4 Kantor Pemerintahan 27,60 4,18

5 Fasilitas Umum 24,96 3,78

6 Ruang Terbuka Hijau 26,39 4,00

7 Jalan 19,69 2,99

8 Sungai dan Saluran Air 2,19 0,33

Total Luas Kelurahan Jatinegara 659,75 100Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Jatinegara (2011), jumlah

penduduk di Kelurahan Jatinegara tahun 2011 berjumlah 85.441 jiwa. Jumlah

penduduk laki-laki tercatat sebanyak 48.501 jiwa, sedangkan jumlah penduduk 

perempuan sebanyak 36.940 jiwa. Rekapitulasi jumlah penduduk di Kelurahan

Jatinegara menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 2/16

 

40

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan

Jatinegara Tahun 2011

No Umur

(Tahun)

Jenis kelamin Jumlah

(Jiwa)Laki-Laki Perempuan

1 0 – 4 8970 5225 14195

2 5 – 9 4967 3005 9772

3 10 – 14 2782 2890 5672

4 15 – 19 3013 2317 5330

5 20 – 24 4701 1615 6366

6 25 – 29 4337 2485 6822

7 30 – 34 4158 2335 6493

8 35 – 39 1798 5404 7202

9 40 – 44 3646 1729 5375

10 45 – 49 3402 2411 5813

11 50 – 54 790 1692 248212 55 – 59 2258 1957 4215

13 60 – 64 1201 799 2000

14 65 – 69 1058 884 1942

15 70 – 74 1027 1516 2543

16 ≥ 75 393 676 1069

Jumlah 48501 36940 85441Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (Februari 2011)

Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, di Kelurahan Jatinegara

tersedia berbagai sarana. Sarana-sarana tersebut antara lain sarana pendidikan,

sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perekonomian, sarana olahraga, serta

sarana sosial lainnya. Sarana pendidikan terdapat 42 sekolah yang terdiri atas 20

Sekolah Dasar (SD), 13 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 17 Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan 2 Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak 

Islam (PGTKI). Sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Jatinegara

berjumlah 63 unit termasuk 1 unit rumah sakit dan 2 unit puskesmas (lihat Tabel

5). Sarana perekonomian di Kelurahan Jatinegara didominasi dengan keberadaan

kawasan industri dengan luas 60,35% dari luas lahan di Kelurahan Jatinegara serta

berbagai tempat usaha yang bergerak di bidang perdagangan (lihat Tabel 6).

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 3/16

 

41

Tabel 5. Sarana Kesehatan di Kelurahan Jatinegara

No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit 1

2 Puskesmas 2

3 Bidan Praktek 194 Dokter Praktek 11

5 Pos Kesehatan 10

6 Pos Usaha Perbaikan Gizi Keluarga 6

7 UPGK 2

8 Apotik 3

9 Dukun Beranak 3

10 Klinik Kesehatan 2

11 Klinik KB 4

Jumlah 63Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011)

Tabel 6. Sarana Perkonomian di Kelurahan Jatinegara

No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah

1 Industri Kecil 100

2 Industri Sedang 150

3 Industri Besar 242

4 Pasar Resmi 2

5 Pasar Kaki Lima 4

6 Pasar Swalayan 5

7 Toko Meubel 57

8 Toko Kelontong 319 Toko Material 29

10 Bengkel Mobil dan Motor 18

11 Pangkalan Kayu Jati 45

12 Warung Internet 52

13 Warung 98

14 Pedagang Kaki Lima 275

15 Koperasi 8

16 Warung Serba Ada (Waserba) 1

Jumlah 1117Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011)

Kawasan industri di Kelurahan Jatinegara terdiri dari 100 industri kecil,

150 industri sedang, dan 242 industri besar. Industri yang bergerak di bidang

meubel, bengkel motor dan mobil, pembatikan, kosmetik tradisional, pemotongan

kertas, dan pompa tangan termasuk ke dalam industri kecil. Industri konveksi,

makanan, sepeda, alat suntik, garmen, bahan kimia, kosmetik, farmasi,

percetakan, alat pendidikan, spare part  kendaraan bermotor, plastik, instrument

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 4/16

 

42

musik, alat kantor, alat rumah tangga termasuk ke dalam industri sedang. Industri

logam berat, elektronik, perminyakan, pipa, aluminium, perkayuan, kimia

pertanian, kabel, makanan dan minuman dalam kemasan, sabun, deterjen, dan

komponen kendaraan bermotor termasuk ke dalam industri besar.

5.1.2 Gambaran Umum Situ Rawa Badung

Situ Rawa Badung merupakan salah satu dari 40 situ yang berada di DKI

Jakarta. Situ Rawa Badung berlokasi di RW 008 Kelurahan Jatinegara,

Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Timur. Secara administratif, sebelah utara Situ

Rawa Badung berbatasan dengan pemukiman RW 013 Kelurahan Jatinegara,

sebelah timur berbatasan dengan kawasan industri PT. JIEP, sebelah selatan

berbatasan dengan pemukiman RW 008, dan sebelah barat berbatasan dengan

Jalan Dr. Radjiman Widyodiningrat.

Situ Rawa Badung memiliki kedalaman enam meter. Semula Situ Rawa

Badung memiliki luas mencapai 5 ha akan tetapi saat ini luas situ hanya 3 ha. Hal

ini dikarenakan sebagian luas situ telah diurug dan dijadikan jalan raya dan

pemukiman warga (lihat Gambar 3).

Keterangan:

Luas situ saat ini 3 ha

Lahan yang diurug warga

± 2 ha

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Propinsi DKI Jakarta (2004)

Gambar 3. Luas Situ Rawa Badung

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 5/16

 

43

5.1.3 Kualitas Air Situ Rawa Badung

Tabel 7 merupakan data uji kualitas air Situ Rawa Badung tahun 2010

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Propinsi DKI Jakarta, status

kualitas air situ tersebut tergolong dalam kategori cemar ringan. Pengujian

kualitas air situ menggunakan baku mutu air sungai golongan C yaitu air yang

penggunaannya untuk sektor perikanan dan peternakan sesuai dengan Keputusan

Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995.

Tabel 7. Laporan Hasil Uji Kualitas Air Situ Rawa Badung

No Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu Air

Sungai Gol.CInlet Tengah Outlet

1 Daya Hantar Listrik µhos/cm 545,50 571,00 584,00 750,00

2 Zat padat terlarut mg/L 268,00 283,00 296,00 500,00

3 Zat padat tersuspensi mg/L 179,0 144,0 111,0 100,00

4 Oksigen terlarut mg/L 10,17 9,68 2,48 3,00

5 Kekeruhan NTU 287,00 290,00 344,00 100,006 Suhu oC 33,60 31,20 29,00 suhu air normal

7 Salinitas0 / 00 0,02 0,02 0,02

8 Merkuri mg/L < 0,001 < 0,001  < 0,001  0,002

9 Ammonia (NH3) mg/L 5,87 7,66 10,97 2,0

10 Flourida (F) mg/L * * * 1,50

11 Kadmium (Cd) mg/L < 0,003 < 0,003  < 0,003  0,01012 Chlorida (Cl) mg/L 65,09 65,09 57,85 20,0

13 Klorin bebas mg/L *  *  *  0,003

14 Chromium (total) mg/L *  *  * 

15 Crom Hexavalen (Cr6+) mg/L *  *  *  0,050

16 Nikel (Ni) mg/L < 0,010 < 0,010 < 0,010 0,10

17 Nitrit (NO2) mg/L 0,076 0,037 0,023 1,0018 pH 8,9 8,4 8,1 6,0-8,5

19 Phosphat (PO4) mg/L 0,94 1,02 1,22 0,50

20 Seng (Zn) mg/L 0,061 0,033 0,069 0,050

21 Sulfat (SO4) mg/L 30,32 31,16 34,59 50,0

22 Sulfida (H2S) mg/L 0,52 0,43 0,37 0,002

23 Tembaga (Cu) mg/L < 0,006 < 0,006  < 0,006  0,020

24 Timah Hitam (Pb) mg/L < 0,023 < 0,023  < 0,023  0,03025 Fenol mg/L 0,031 0,032 0,033 0,002

26 Minyak dan lemak mg/L * * *

27 Senyawa Aktif Biru

Metilen

mg/L 0,11 0,11 0,16 0,50

28 Organik (KMnO4) mg/L 188,79 128,14 82,23 25,00

29 BOD (20oC, 5 hari) mg/L 84,00 66,90 38,00 20,00

30 COD (Dichromat) mg/L 247,62 225,24 178,29 30,00

 MIKROBIOLOGI 

31 Bakteri Coli  /100 mL 11 .104

28 . 104

28 . 105 20.000

32 Bakteri Coli Tinja  /100 mL 23 .103 17 . 104 22. 104 4.000

*) tidak terdeteksi

Parameter bercetak tebal telah diakrediatasi oleh KAN

Sumber : BPLHD DKI Jakarta (2010)

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 6/16

 

44

a.  Zat Padat Tersuspensi dan Kekeruhan

Zat padat tersuspensi (TSS) terdiri dari partikel-partikel yang ukuran

maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan

organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya yang menyebabkan

kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS pada inlet ,

tengah maupun outlet  situ tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C.

Artinya, kepekatan warna air atau kekeruhan yang terjadi pada situ tersebut

diindikasikan akibat kelebihan TSS dari baku mutu. Hal ini dibuktikan dengan

tingkat kekeruhan pada inlet , tengah maupun outlet  situ tersebut yang juga

melebihi baku mutu.

b.  Oksigen Terlarut

Kadar oksigen terlarut pada outlet  situ tersebut lebih rendah dari baku

mutu air sungai golongan C. Hal ini disebabkan masukan dari limbah penduduk 

yang mengandung bahan organik sangat tinggi. Proses perombakan senyawa

organik yang merupakan reaksi biokimia memerlukan oksigen yang terlarut dalam

air, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut. Hasil

penguraian bahan organik dapat menghasilkan unsur-unsur hara yang bersifat

menyuburkan perairan, tetapi pada konsentrasi tertentu bisa membahayakan

kehidupan organisme lain. 

c.  Ammonia (NH3)

Ammonia (NH3) merupakan gas tidak berwarna, berbau khas amoniak,

iritan, mudah larut dalam air dan biasanya berasal dari urine, yaitu zat sisa

metabolisme manusia. Kadar zat tersebut pada inlet , tengah maupun outlet  situ

melebihi baku mutu air sungai golongan C. Kandungan zat tersebut pada situ

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 7/16

 

45

berdampak negatif bagi kesehatan karena dapat menyebabkan iritasi terhadap

saluran pernapasan, hidung, tenggorokan dan mata. 

d.  Chlorida (Cl)

Kadar zat Chlorida (Cl) pada inlet , tengah maupun outlet  situ melebihi

baku mutu air sungai golongan C. Toksisitas zat tersebut tergantung pada gugus

zatnya. Tingginya kadar Cl pada air akan menimbulkan rasa asin karena Cl

merupakan zat yang mengandung garam. Untuk beberapa gugus Cl yang memiliki

tiksisitas tinggi berpotensi menyebabkan kanker pada manusia.

e.  Derajat Keasaman (pH)

 Inlet pada situ tersebut memiliki pH yang melebihi baku mutu air sungai

golongan C. Artinya pH pada inlet  situ tersebut adalah basa. Buangan limbah

rumah tangga seperti deterjen merupakan salah satu penyebab kebasaan yang

terjadi pada inlet situ tersebut.

f.  Phosphat (PO4) 

Kadar zat Phosphat (PO4) pada inlet , tengah maupun outlet  pada situ

tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. Buangan rumah tangga yang

mengandung deterjen merupakan salah satu kontributor masuknya unsur fosfat ke

perairan situ. Zat ini berguna untuk pertumbuhan organisme dan merupakan

faktor yang menentukan produktivitas badan air. Tingginya kadar PO4 pada

perairan menyuburkan tanaman air yang selanjutnya mempercepat pendangkalan

pada situ tersebut.

g.  Seng (Zn)

Kadar Seng (Zn) pada inlet dan outlet situ tersebut melebihi baku mutu air

sungai golongan C. Pada dasarnya seng memiliki toksisitas yang rendah. Namun,

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 8/16

 

46

apabila terkontaminasi dengan air dapat menimbulkan rasa kesat, dapat

menimbulkan gejala muntaber. Kandungan zat ini pada situ berasal dari limbah

rumah tangga maupun industri seperti kosmetik, keramik, karet, dan sebagainya.

h.  Sulfida (H2S) 

Kadar zat Sulfida (H2S) pada inlet , tengah maupun outlet  situ tersebut

melebihi baku mutu air sungai golongan C.  Sulfida (H2S) merupakan gas tidak 

berwarna, beracun, dan sangat mudah terbakar, bau seperti bau telur busuk. Gas

ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik 

dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran

pembuangan kotoran. Zat tersebut bersifat iritan paru-paru dan dapat

melumpuhkan saluran pernapasan.

i.  Fenol

Kadar zat fenol pada inlet , tengah maupun outlet  situ tersebut melebihi

baku mutu air sungai golongan C. Fenol dalam perairan dapat berasal dari alam,

limbah industri dan buangan rumah tangga. Pada air buangan rumah tangga, fenol

biasanya banyak terdapat pada desinfektan, antiseptik, insektisida dan zat

pewarna. Air limbah yang mengandung senyawa fenol atau turunannya sangat

berbahaya bagi kesehatan manusia, karena bersifat toksik dan karsinogenik. 

 j.  Organik (KMnO4) 

Zat Organik (KMnO4) pada inlet , tengah maupun outlet  situ tersebut

melebihi baku mutu air sungai golongan C. Zat ini merupakan bahan kimia yang

digunakan untuk water treatment . Namun, apabila kadar zat ini berlebihan akan

memberikan dampak bahaya terhadap kesehatan karena dapat menyebabkan iritasi

mata dan kulit, serta gangguan pada perut usus serta saluran pernapasan. 

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 9/16

 

47

k.  BOD dan COD 

Kadar BOD dan COD pada inlet , tengah maupun outlet  situ tersebut

melebihi baku mutu air sungai golongan C. BOD (  Biological Oxygent Demand )

adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk 

menguraikan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan secara

biologi, sedangkan COD (Chemical Oxygent Demand ) adalah banyaknya oksigen

yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.

Tingginya bahan organik berarti oksigen terlarut yang dibutuhkan semakin

besar dalam proses perombakan. semakin tinggi nilai BOD, maka semakin tinggi

pula zat pencemar organik yang terkandung dalam air tersebut. Semakin tinggi

nilai COD, maka semakin banyak oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi

material-material organik yang terdapat dalam air. Akibatnya oksigen yang

tersedia di dalam air akan berkurang. Apabila kondisi ini berlangsung terus

menerus akan mengganggu self-purification di dalam air yang mempengaruhi

proses kehidupan biota air didalamnya.

l.  Bakteri Coli dan Bakteri Coli Tinja

Kadar bakteri Coli dan bakteri Coli Tinja pada inlet , tengah maupun outlet  

pada situ tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. Hal ini dipengaruhi

 jarak septic tank  warga sekitar, Sistem sanitasi atau pembuangan limbah rumah

tangga penduduk yang tidak memenuhi kriteria sehingga menyebabkan tingginya

kandungan bakteri pada situ tersebut. Bahaya yang ditimbulkan akibat

terkontaminasi bakteri ini antara lain keracunan makanan, diare, penyakit saluran

kemih, pneumonia, bakteremia, meningitis neonatal dan colangitis.

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 10/16

 

48

5.2 Karakteristik Responden

Karekteristik umum responden sekitar lokasi Situ Rawa Badung diperoleh

berdasarkan hasil wawancara kuisioner kepada 96 responden. Responden

merupakan wakil dari setiap rumah tangga yang mewakili warga RW 008 dan RW

013 Kelurahan Jatinegara. Karakteristik umum responden meliputi jenis kelamin,

usia, status pernikahan, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan formal terakhir,

  jenis pekerjaan, total pendapatan per bulan satu rumah tangga, status tempat

tinggal, dan lama tinggal di sekitar lokasi Situ Rawa Badung.

5.2.1 Jenis Kelamin

Jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini

berjumlah 52 responden (54%), sedangkan responden perempuan berjumlah 44

responden (46%). Responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan

responden perempuan. Hal ini sesuai dengan asumsi peneliti bahwa pada

umumnya kepala keluarga yang mengambil keputusan di dalam rumah tangganya

pada umumnya adalah laki-laki. Perbandingan antara jumlah responden laki-laki

dengan perempuan dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

54%

46%

laki-laki

perempuan

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 11/16

 

49

5.2.2 Usia

Tingkat usia responden tergolong bervariasi dengan distribusi usia antara

kurang dari 31 tahun hingga lebih dari 60 tahun. Jumlah responden paling banyak 

terdapat pada selang usia 41-50 tahun, yaitu sebanyak 33 responden (34%).

Sedangkan jumlah responden paling sedikit terdapat pada usia lebih dari 60 tahun,

yaitu sebanyak 3 responden (3%). Perbandingan distribusi tingkat usia responden

dapat dilihat pada Gambar 5.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia

5.2.3 Status Perkawinan

Status perkawinan responden didominasi dengan status menikah. Jumlah

responden yang menikah adalah sebanyak 88 responden (92%), sedangkan jumlah

responden yang belum menikah atau lajang adalah sebanyak 8 responden (8%).

Perbandingan status perkawinan responden dapat dilihat pada Gambar 6.

10%

31%

34%

22%

3%

<31 tahun

31-40 tahun

41-50 tahun

51-60 tahun

>60 tahun

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 12/16

 

50

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

5.2.4 Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan yang dihitung hanya terhadap responden yang status

perkawinannya telah menikah. Dengan demikian, jumlah responden yang dihitung

 jumlah tanggungannya adalah sebanyak 88 orang. Berdasarkan hasil wawancara

kuisioner, jumlah tanggungan responden paling banyak pada selang 3-5 orang

yaitu sebanyak 43 responden (49%). Sedangkan jumlah responden paling sedikit

pada jumlah tanggungan lebih dari 5 orang, yaitu sebanyak 9 responden (10%).

Perbandingan jumlah responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat

pada Gambar 7.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

92%

8%

menikah

belum menikah

41%

49%

10%

<3 orang

3-5 orang

>5 orang

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 13/16

 

51

5.2.5 Pendidikan Formal Terakhir

Mayoritas pendidikan terkahir responden adalah Sekolah Menengah Atas

(SMA) dengan jumlah responden sebanyak 33 responden (35%). Sedangkan

Sekolah Dasar (SD) menjadi pendidikan formal terakhir yang jumlah

respondennya paling sedikit, yaitu sebanyak 13 responden (14%). Perbandingan

 jumlah responden terhadap pendidikan formal terakhir dapat dilihat pada Gambar

8.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal

Terakhir

5.2.6 Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden sangat bervariasi, mulai dari Pegawai Negeri

Sipil (PNS), pegawai swasta (PS), wiraswasta, ibu rumah tangga (IRT), sopir,

hingga buruh. Selain yang telah disebutkan, beberapa jenis pekerjaan lainnya

seperti tukang ojek dan pemulung dikategorikan sebagai jenis pekerjaan lainnya.

Jumlah responden paling banyak pada jenis pekerjaan ibu rumah tangga, yaitu

sebanyak 27 responden (29%). Sedangkan jumlah responden paling sedikit pada

  jenis pekerjaan sopir, dan lainnya yaitu masing-masing sebanyak 6 responden

14%

27%

34%

25%

SD

SMP

SMA

PT

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 14/16

 

52

(6%). Perbandingan jumlah responden terhadap jenis pekerjaan dapat dilihat pada

Gambar 9.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

5.2.7 Total Pendapatan Rumah Tangga

Total pendapatan rumah tangga responden bervariasi mulai dari kurang

dari Rp 1.000.001,- per bulan sampai dengan lebih dari Rp 4.000.000,- per bulan.

Mayoritas responden memiliki total pendapatan rumah tangga per bulan pada

selang Rp 1.000.001,- sampai dengan Rp 2.000.000,- yaitu sebanyak 39

responden (41%). Sedangkan hanya 3 responden (3%) yang memiliki total

pendapatan rumah tangga per bulan lebih dari Rp 4.000.000,-. Perbandingan

tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada Gambar 10.

11

24

14

27

68

6

0

5

10

15

20

25

30

   J   u   m    l   a    h   R   e   s   p   o   n   d   e   n

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 15/16

 

53

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Total Pendapatan

Rumah Tangga per Bulan

5.2.8 Status Tempat Tinggal

Status kepemilikan tempat tinggal mayoritas responden adalah milik 

sendiri yaitu sebanyak 62 responden (65%). Sedangkan 34 responden (35%)

lainnya, status tempat tinggalnya adalah sewa atau kontrak. Perbandingan jumlah

responden terhadap status tempat tinggal dapat dilihat pada Gambar 11.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal

5.2.9 Lama Tinggal

Lama tinggal responden di loasi tersebut bervariasi mulai dari kurang 6

tahun hingga lebih dari 20 tahun. Sebanyak 31 responden (32%) sudah tinggal di

lokasi tersebut selama lebih dari 20 tahun. Sedangkan 10 responden (10%) lainnya

19%

41%

23%

14%

3%

<1000001

1000001-2000000

2000001-3000000

3000001-4000000

>4000000

65%

35%

milik sendiri

sewa atau kontrak

5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 16/16

 

54

telah menetap di lokasi dengan selang lama tinggal antara 11 hingga 15 tahun.

perbandingan jumlah responden terhadap lama tinggal di lokasi tersebut dapat

dilihat pada Gambar 12.

Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)

Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal

24%

21%

10%

13%

32% <6 tahun

6-10 tahun

11-15 tahun

16-20 tahun

>20 tahun