Upload
mutiara-nurmawati-dewi
View
114
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 1/16
39
V. GAMBARAN UMUM
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Jatinegara
Kelurahan Jatinegara merupakan salah satu kelurahan dari tujuh kelurahan
yang berada pada Kecamatan Cakung, Kotamadya Jakarta Timur. Secara
administratif, Kelurahan Jatinegara berbatasan dengan Kelurahan Rawa Terate di
sebelah utara, Kelurahan jatinegara Kaum di sebelah Barat, Kelurahan Klender di
sebelah selatan, dan Kelurahan Penggilingan di sebelah timur. Kelurahan
Jatinegara memiliki luas kurang lebih sebesar 659,75 ha yang terbagi dalam 13
Rukun Warga (RW) dan 160 Rukun Tetangga (RT). Uniknya, sebagian besar luas
dari kelurahan tersebut merupakan Kawasan Industri Pulogadung atau lebih
dikenal dengan sebutan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Penggunaan
luas lahan di Kelurahan Jatinegara dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penggunaan Luas Lahan di Kelurahan JatinegaraNo Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%)
1 Kawasan Industri 398 60,35
2 Kawasan Pemukiman 158,65 24,06
3 Kawasan Perdagangan dan Jasa 2,02 0,31
4 Kantor Pemerintahan 27,60 4,18
5 Fasilitas Umum 24,96 3,78
6 Ruang Terbuka Hijau 26,39 4,00
7 Jalan 19,69 2,99
8 Sungai dan Saluran Air 2,19 0,33
Total Luas Kelurahan Jatinegara 659,75 100Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011)
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Jatinegara (2011), jumlah
penduduk di Kelurahan Jatinegara tahun 2011 berjumlah 85.441 jiwa. Jumlah
penduduk laki-laki tercatat sebanyak 48.501 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 36.940 jiwa. Rekapitulasi jumlah penduduk di Kelurahan
Jatinegara menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 2/16
40
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan
Jatinegara Tahun 2011
No Umur
(Tahun)
Jenis kelamin Jumlah
(Jiwa)Laki-Laki Perempuan
1 0 – 4 8970 5225 14195
2 5 – 9 4967 3005 9772
3 10 – 14 2782 2890 5672
4 15 – 19 3013 2317 5330
5 20 – 24 4701 1615 6366
6 25 – 29 4337 2485 6822
7 30 – 34 4158 2335 6493
8 35 – 39 1798 5404 7202
9 40 – 44 3646 1729 5375
10 45 – 49 3402 2411 5813
11 50 – 54 790 1692 248212 55 – 59 2258 1957 4215
13 60 – 64 1201 799 2000
14 65 – 69 1058 884 1942
15 70 – 74 1027 1516 2543
16 ≥ 75 393 676 1069
Jumlah 48501 36940 85441Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (Februari 2011)
Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, di Kelurahan Jatinegara
tersedia berbagai sarana. Sarana-sarana tersebut antara lain sarana pendidikan,
sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana perekonomian, sarana olahraga, serta
sarana sosial lainnya. Sarana pendidikan terdapat 42 sekolah yang terdiri atas 20
Sekolah Dasar (SD), 13 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 17 Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), dan 2 Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak
Islam (PGTKI). Sarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Jatinegara
berjumlah 63 unit termasuk 1 unit rumah sakit dan 2 unit puskesmas (lihat Tabel
5). Sarana perekonomian di Kelurahan Jatinegara didominasi dengan keberadaan
kawasan industri dengan luas 60,35% dari luas lahan di Kelurahan Jatinegara serta
berbagai tempat usaha yang bergerak di bidang perdagangan (lihat Tabel 6).
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 3/16
41
Tabel 5. Sarana Kesehatan di Kelurahan Jatinegara
No Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
1 Rumah Sakit 1
2 Puskesmas 2
3 Bidan Praktek 194 Dokter Praktek 11
5 Pos Kesehatan 10
6 Pos Usaha Perbaikan Gizi Keluarga 6
7 UPGK 2
8 Apotik 3
9 Dukun Beranak 3
10 Klinik Kesehatan 2
11 Klinik KB 4
Jumlah 63Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011)
Tabel 6. Sarana Perkonomian di Kelurahan Jatinegara
No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah
1 Industri Kecil 100
2 Industri Sedang 150
3 Industri Besar 242
4 Pasar Resmi 2
5 Pasar Kaki Lima 4
6 Pasar Swalayan 5
7 Toko Meubel 57
8 Toko Kelontong 319 Toko Material 29
10 Bengkel Mobil dan Motor 18
11 Pangkalan Kayu Jati 45
12 Warung Internet 52
13 Warung 98
14 Pedagang Kaki Lima 275
15 Koperasi 8
16 Warung Serba Ada (Waserba) 1
Jumlah 1117Sumber: Profil Kelurahan Jatinegara (2011)
Kawasan industri di Kelurahan Jatinegara terdiri dari 100 industri kecil,
150 industri sedang, dan 242 industri besar. Industri yang bergerak di bidang
meubel, bengkel motor dan mobil, pembatikan, kosmetik tradisional, pemotongan
kertas, dan pompa tangan termasuk ke dalam industri kecil. Industri konveksi,
makanan, sepeda, alat suntik, garmen, bahan kimia, kosmetik, farmasi,
percetakan, alat pendidikan, spare part kendaraan bermotor, plastik, instrument
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 4/16
42
musik, alat kantor, alat rumah tangga termasuk ke dalam industri sedang. Industri
logam berat, elektronik, perminyakan, pipa, aluminium, perkayuan, kimia
pertanian, kabel, makanan dan minuman dalam kemasan, sabun, deterjen, dan
komponen kendaraan bermotor termasuk ke dalam industri besar.
5.1.2 Gambaran Umum Situ Rawa Badung
Situ Rawa Badung merupakan salah satu dari 40 situ yang berada di DKI
Jakarta. Situ Rawa Badung berlokasi di RW 008 Kelurahan Jatinegara,
Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Timur. Secara administratif, sebelah utara Situ
Rawa Badung berbatasan dengan pemukiman RW 013 Kelurahan Jatinegara,
sebelah timur berbatasan dengan kawasan industri PT. JIEP, sebelah selatan
berbatasan dengan pemukiman RW 008, dan sebelah barat berbatasan dengan
Jalan Dr. Radjiman Widyodiningrat.
Situ Rawa Badung memiliki kedalaman enam meter. Semula Situ Rawa
Badung memiliki luas mencapai 5 ha akan tetapi saat ini luas situ hanya 3 ha. Hal
ini dikarenakan sebagian luas situ telah diurug dan dijadikan jalan raya dan
pemukiman warga (lihat Gambar 3).
Keterangan:
Luas situ saat ini 3 ha
Lahan yang diurug warga
± 2 ha
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Pemerintah Propinsi DKI Jakarta (2004)
Gambar 3. Luas Situ Rawa Badung
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 5/16
43
5.1.3 Kualitas Air Situ Rawa Badung
Tabel 7 merupakan data uji kualitas air Situ Rawa Badung tahun 2010
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Propinsi DKI Jakarta, status
kualitas air situ tersebut tergolong dalam kategori cemar ringan. Pengujian
kualitas air situ menggunakan baku mutu air sungai golongan C yaitu air yang
penggunaannya untuk sektor perikanan dan peternakan sesuai dengan Keputusan
Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 582 Tahun 1995.
Tabel 7. Laporan Hasil Uji Kualitas Air Situ Rawa Badung
No Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu Air
Sungai Gol.CInlet Tengah Outlet
1 Daya Hantar Listrik µhos/cm 545,50 571,00 584,00 750,00
2 Zat padat terlarut mg/L 268,00 283,00 296,00 500,00
3 Zat padat tersuspensi mg/L 179,0 144,0 111,0 100,00
4 Oksigen terlarut mg/L 10,17 9,68 2,48 3,00
5 Kekeruhan NTU 287,00 290,00 344,00 100,006 Suhu oC 33,60 31,20 29,00 suhu air normal
7 Salinitas0 / 00 0,02 0,02 0,02
8 Merkuri mg/L < 0,001 < 0,001 < 0,001 0,002
9 Ammonia (NH3) mg/L 5,87 7,66 10,97 2,0
10 Flourida (F) mg/L * * * 1,50
11 Kadmium (Cd) mg/L < 0,003 < 0,003 < 0,003 0,01012 Chlorida (Cl) mg/L 65,09 65,09 57,85 20,0
13 Klorin bebas mg/L * * * 0,003
14 Chromium (total) mg/L * * *
15 Crom Hexavalen (Cr6+) mg/L * * * 0,050
16 Nikel (Ni) mg/L < 0,010 < 0,010 < 0,010 0,10
17 Nitrit (NO2) mg/L 0,076 0,037 0,023 1,0018 pH 8,9 8,4 8,1 6,0-8,5
19 Phosphat (PO4) mg/L 0,94 1,02 1,22 0,50
20 Seng (Zn) mg/L 0,061 0,033 0,069 0,050
21 Sulfat (SO4) mg/L 30,32 31,16 34,59 50,0
22 Sulfida (H2S) mg/L 0,52 0,43 0,37 0,002
23 Tembaga (Cu) mg/L < 0,006 < 0,006 < 0,006 0,020
24 Timah Hitam (Pb) mg/L < 0,023 < 0,023 < 0,023 0,03025 Fenol mg/L 0,031 0,032 0,033 0,002
26 Minyak dan lemak mg/L * * *
27 Senyawa Aktif Biru
Metilen
mg/L 0,11 0,11 0,16 0,50
28 Organik (KMnO4) mg/L 188,79 128,14 82,23 25,00
29 BOD (20oC, 5 hari) mg/L 84,00 66,90 38,00 20,00
30 COD (Dichromat) mg/L 247,62 225,24 178,29 30,00
MIKROBIOLOGI
31 Bakteri Coli /100 mL 11 .104
28 . 104
28 . 105 20.000
32 Bakteri Coli Tinja /100 mL 23 .103 17 . 104 22. 104 4.000
*) tidak terdeteksi
Parameter bercetak tebal telah diakrediatasi oleh KAN
Sumber : BPLHD DKI Jakarta (2010)
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 6/16
44
a. Zat Padat Tersuspensi dan Kekeruhan
Zat padat tersuspensi (TSS) terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan
organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya yang menyebabkan
kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS pada inlet ,
tengah maupun outlet situ tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C.
Artinya, kepekatan warna air atau kekeruhan yang terjadi pada situ tersebut
diindikasikan akibat kelebihan TSS dari baku mutu. Hal ini dibuktikan dengan
tingkat kekeruhan pada inlet , tengah maupun outlet situ tersebut yang juga
melebihi baku mutu.
b. Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut pada outlet situ tersebut lebih rendah dari baku
mutu air sungai golongan C. Hal ini disebabkan masukan dari limbah penduduk
yang mengandung bahan organik sangat tinggi. Proses perombakan senyawa
organik yang merupakan reaksi biokimia memerlukan oksigen yang terlarut dalam
air, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut. Hasil
penguraian bahan organik dapat menghasilkan unsur-unsur hara yang bersifat
menyuburkan perairan, tetapi pada konsentrasi tertentu bisa membahayakan
kehidupan organisme lain.
c. Ammonia (NH3)
Ammonia (NH3) merupakan gas tidak berwarna, berbau khas amoniak,
iritan, mudah larut dalam air dan biasanya berasal dari urine, yaitu zat sisa
metabolisme manusia. Kadar zat tersebut pada inlet , tengah maupun outlet situ
melebihi baku mutu air sungai golongan C. Kandungan zat tersebut pada situ
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 7/16
45
berdampak negatif bagi kesehatan karena dapat menyebabkan iritasi terhadap
saluran pernapasan, hidung, tenggorokan dan mata.
d. Chlorida (Cl)
Kadar zat Chlorida (Cl) pada inlet , tengah maupun outlet situ melebihi
baku mutu air sungai golongan C. Toksisitas zat tersebut tergantung pada gugus
zatnya. Tingginya kadar Cl pada air akan menimbulkan rasa asin karena Cl
merupakan zat yang mengandung garam. Untuk beberapa gugus Cl yang memiliki
tiksisitas tinggi berpotensi menyebabkan kanker pada manusia.
e. Derajat Keasaman (pH)
Inlet pada situ tersebut memiliki pH yang melebihi baku mutu air sungai
golongan C. Artinya pH pada inlet situ tersebut adalah basa. Buangan limbah
rumah tangga seperti deterjen merupakan salah satu penyebab kebasaan yang
terjadi pada inlet situ tersebut.
f. Phosphat (PO4)
Kadar zat Phosphat (PO4) pada inlet , tengah maupun outlet pada situ
tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. Buangan rumah tangga yang
mengandung deterjen merupakan salah satu kontributor masuknya unsur fosfat ke
perairan situ. Zat ini berguna untuk pertumbuhan organisme dan merupakan
faktor yang menentukan produktivitas badan air. Tingginya kadar PO4 pada
perairan menyuburkan tanaman air yang selanjutnya mempercepat pendangkalan
pada situ tersebut.
g. Seng (Zn)
Kadar Seng (Zn) pada inlet dan outlet situ tersebut melebihi baku mutu air
sungai golongan C. Pada dasarnya seng memiliki toksisitas yang rendah. Namun,
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 8/16
46
apabila terkontaminasi dengan air dapat menimbulkan rasa kesat, dapat
menimbulkan gejala muntaber. Kandungan zat ini pada situ berasal dari limbah
rumah tangga maupun industri seperti kosmetik, keramik, karet, dan sebagainya.
h. Sulfida (H2S)
Kadar zat Sulfida (H2S) pada inlet , tengah maupun outlet situ tersebut
melebihi baku mutu air sungai golongan C. Sulfida (H2S) merupakan gas tidak
berwarna, beracun, dan sangat mudah terbakar, bau seperti bau telur busuk. Gas
ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik
dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa, dan saluran
pembuangan kotoran. Zat tersebut bersifat iritan paru-paru dan dapat
melumpuhkan saluran pernapasan.
i. Fenol
Kadar zat fenol pada inlet , tengah maupun outlet situ tersebut melebihi
baku mutu air sungai golongan C. Fenol dalam perairan dapat berasal dari alam,
limbah industri dan buangan rumah tangga. Pada air buangan rumah tangga, fenol
biasanya banyak terdapat pada desinfektan, antiseptik, insektisida dan zat
pewarna. Air limbah yang mengandung senyawa fenol atau turunannya sangat
berbahaya bagi kesehatan manusia, karena bersifat toksik dan karsinogenik.
j. Organik (KMnO4)
Zat Organik (KMnO4) pada inlet , tengah maupun outlet situ tersebut
melebihi baku mutu air sungai golongan C. Zat ini merupakan bahan kimia yang
digunakan untuk water treatment . Namun, apabila kadar zat ini berlebihan akan
memberikan dampak bahaya terhadap kesehatan karena dapat menyebabkan iritasi
mata dan kulit, serta gangguan pada perut usus serta saluran pernapasan.
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 9/16
47
k. BOD dan COD
Kadar BOD dan COD pada inlet , tengah maupun outlet situ tersebut
melebihi baku mutu air sungai golongan C. BOD ( Biological Oxygent Demand )
adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan secara
biologi, sedangkan COD (Chemical Oxygent Demand ) adalah banyaknya oksigen
yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.
Tingginya bahan organik berarti oksigen terlarut yang dibutuhkan semakin
besar dalam proses perombakan. semakin tinggi nilai BOD, maka semakin tinggi
pula zat pencemar organik yang terkandung dalam air tersebut. Semakin tinggi
nilai COD, maka semakin banyak oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi
material-material organik yang terdapat dalam air. Akibatnya oksigen yang
tersedia di dalam air akan berkurang. Apabila kondisi ini berlangsung terus
menerus akan mengganggu self-purification di dalam air yang mempengaruhi
proses kehidupan biota air didalamnya.
l. Bakteri Coli dan Bakteri Coli Tinja
Kadar bakteri Coli dan bakteri Coli Tinja pada inlet , tengah maupun outlet
pada situ tersebut melebihi baku mutu air sungai golongan C. Hal ini dipengaruhi
jarak septic tank warga sekitar, Sistem sanitasi atau pembuangan limbah rumah
tangga penduduk yang tidak memenuhi kriteria sehingga menyebabkan tingginya
kandungan bakteri pada situ tersebut. Bahaya yang ditimbulkan akibat
terkontaminasi bakteri ini antara lain keracunan makanan, diare, penyakit saluran
kemih, pneumonia, bakteremia, meningitis neonatal dan colangitis.
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 10/16
48
5.2 Karakteristik Responden
Karekteristik umum responden sekitar lokasi Situ Rawa Badung diperoleh
berdasarkan hasil wawancara kuisioner kepada 96 responden. Responden
merupakan wakil dari setiap rumah tangga yang mewakili warga RW 008 dan RW
013 Kelurahan Jatinegara. Karakteristik umum responden meliputi jenis kelamin,
usia, status pernikahan, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan formal terakhir,
jenis pekerjaan, total pendapatan per bulan satu rumah tangga, status tempat
tinggal, dan lama tinggal di sekitar lokasi Situ Rawa Badung.
5.2.1 Jenis Kelamin
Jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini
berjumlah 52 responden (54%), sedangkan responden perempuan berjumlah 44
responden (46%). Responden laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
responden perempuan. Hal ini sesuai dengan asumsi peneliti bahwa pada
umumnya kepala keluarga yang mengambil keputusan di dalam rumah tangganya
pada umumnya adalah laki-laki. Perbandingan antara jumlah responden laki-laki
dengan perempuan dapat dilihat pada Gambar 4.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
54%
46%
laki-laki
perempuan
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 11/16
49
5.2.2 Usia
Tingkat usia responden tergolong bervariasi dengan distribusi usia antara
kurang dari 31 tahun hingga lebih dari 60 tahun. Jumlah responden paling banyak
terdapat pada selang usia 41-50 tahun, yaitu sebanyak 33 responden (34%).
Sedangkan jumlah responden paling sedikit terdapat pada usia lebih dari 60 tahun,
yaitu sebanyak 3 responden (3%). Perbandingan distribusi tingkat usia responden
dapat dilihat pada Gambar 5.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia
5.2.3 Status Perkawinan
Status perkawinan responden didominasi dengan status menikah. Jumlah
responden yang menikah adalah sebanyak 88 responden (92%), sedangkan jumlah
responden yang belum menikah atau lajang adalah sebanyak 8 responden (8%).
Perbandingan status perkawinan responden dapat dilihat pada Gambar 6.
10%
31%
34%
22%
3%
<31 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
>60 tahun
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 12/16
50
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
5.2.4 Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan yang dihitung hanya terhadap responden yang status
perkawinannya telah menikah. Dengan demikian, jumlah responden yang dihitung
jumlah tanggungannya adalah sebanyak 88 orang. Berdasarkan hasil wawancara
kuisioner, jumlah tanggungan responden paling banyak pada selang 3-5 orang
yaitu sebanyak 43 responden (49%). Sedangkan jumlah responden paling sedikit
pada jumlah tanggungan lebih dari 5 orang, yaitu sebanyak 9 responden (10%).
Perbandingan jumlah responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat
pada Gambar 7.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan
92%
8%
menikah
belum menikah
41%
49%
10%
<3 orang
3-5 orang
>5 orang
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 13/16
51
5.2.5 Pendidikan Formal Terakhir
Mayoritas pendidikan terkahir responden adalah Sekolah Menengah Atas
(SMA) dengan jumlah responden sebanyak 33 responden (35%). Sedangkan
Sekolah Dasar (SD) menjadi pendidikan formal terakhir yang jumlah
respondennya paling sedikit, yaitu sebanyak 13 responden (14%). Perbandingan
jumlah responden terhadap pendidikan formal terakhir dapat dilihat pada Gambar
8.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Formal
Terakhir
5.2.6 Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan responden sangat bervariasi, mulai dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS), pegawai swasta (PS), wiraswasta, ibu rumah tangga (IRT), sopir,
hingga buruh. Selain yang telah disebutkan, beberapa jenis pekerjaan lainnya
seperti tukang ojek dan pemulung dikategorikan sebagai jenis pekerjaan lainnya.
Jumlah responden paling banyak pada jenis pekerjaan ibu rumah tangga, yaitu
sebanyak 27 responden (29%). Sedangkan jumlah responden paling sedikit pada
jenis pekerjaan sopir, dan lainnya yaitu masing-masing sebanyak 6 responden
14%
27%
34%
25%
SD
SMP
SMA
PT
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 14/16
52
(6%). Perbandingan jumlah responden terhadap jenis pekerjaan dapat dilihat pada
Gambar 9.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Gambar 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
5.2.7 Total Pendapatan Rumah Tangga
Total pendapatan rumah tangga responden bervariasi mulai dari kurang
dari Rp 1.000.001,- per bulan sampai dengan lebih dari Rp 4.000.000,- per bulan.
Mayoritas responden memiliki total pendapatan rumah tangga per bulan pada
selang Rp 1.000.001,- sampai dengan Rp 2.000.000,- yaitu sebanyak 39
responden (41%). Sedangkan hanya 3 responden (3%) yang memiliki total
pendapatan rumah tangga per bulan lebih dari Rp 4.000.000,-. Perbandingan
tingkat pendapatan responden dapat dilihat pada Gambar 10.
11
24
14
27
68
6
0
5
10
15
20
25
30
J u m l a h R e s p o n d e n
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 15/16
53
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Gambar 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Total Pendapatan
Rumah Tangga per Bulan
5.2.8 Status Tempat Tinggal
Status kepemilikan tempat tinggal mayoritas responden adalah milik
sendiri yaitu sebanyak 62 responden (65%). Sedangkan 34 responden (35%)
lainnya, status tempat tinggalnya adalah sewa atau kontrak. Perbandingan jumlah
responden terhadap status tempat tinggal dapat dilihat pada Gambar 11.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Gambar 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal
5.2.9 Lama Tinggal
Lama tinggal responden di loasi tersebut bervariasi mulai dari kurang 6
tahun hingga lebih dari 20 tahun. Sebanyak 31 responden (32%) sudah tinggal di
lokasi tersebut selama lebih dari 20 tahun. Sedangkan 10 responden (10%) lainnya
19%
41%
23%
14%
3%
<1000001
1000001-2000000
2000001-3000000
3000001-4000000
>4000000
65%
35%
milik sendiri
sewa atau kontrak
5/14/2018 jatinegara - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jatinegara 16/16
54
telah menetap di lokasi dengan selang lama tinggal antara 11 hingga 15 tahun.
perbandingan jumlah responden terhadap lama tinggal di lokasi tersebut dapat
dilihat pada Gambar 12.
Sumber: Hasil Analisis Data Primer (2011)
Gambar 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Tinggal
24%
21%
10%
13%
32% <6 tahun
6-10 tahun
11-15 tahun
16-20 tahun
>20 tahun