Upload
muhammad-riswan
View
15
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
h
Citation preview
Jenis – jenis alat pengecilan ukuran
Peralatan pemecahan atau pengecilan ukuran zat padat dapat dibedakan
berdasarkan bagaimana tenaga pemecah dilakukan, yaitu sebagai berikut:
· Antara dua permukaan padatan, seperti crushing dan shearing.
· Pada satu permukaan padatan, seperti pukulan (impact).
· Tidak pada permukaan padatan tertentu tetapi sebagai media disekitar padatan,
seperti coloid mill.
· Tidak dengan energi mekanik melainkan menggunakan thermal shock,
explosive shattering, electrohydroulyc.
Berdasarkan ukuran zat padat yang akan dikecilkan (umpan) maka peralatan
pemecah atau pengecil ukuran zat padat dibedakan atas:
· Pemecahan kasar, yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran umpan antara
2 sampai 96 inchi.
· Pemecahan antara (intermediate), yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran
antara 2 sampai 3 inchi
· Pemecah halus, yaitu menghasilkan padatan dengan ukuran 0.25 sampai 0.5
inchi.
Berdasarkan cara kerja dan ukuran produk yang diperoleh, maka peralatan size
reduction dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu:
1. Crusher (mesin pemecah)
2. Grinder (mesin giling)
3. Ultrafine Grinder (mesin giling ultra halus)
4. Cutting machine (mesin pemotong)
Peralatan yang digunakan :
a. Hammer Mill
Hammer mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force). Prinsip kerja
hammer mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu
pemukul di sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang
berputar dan bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya
akan terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan
bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul
dapat juga terjadi sedikit gaya sobek.
Penggiling palu ( Hammer Mill ) merupakan penggiling yang serbaguna,
dapat digunakan untuk bahan kristal padat, bahan berserat dan bahan yang agak
lengket. Pada skala industri penggiling ini digunakan untuk lada dan bumbu lain,
susu kering, gula dan lain-lain (Wiratakusumah, 1992).
Menurut Mc Colly (1955), penggunaan hammer mill mempunyai beberapa
keuntungan antara lain adalah :
1. konstruksinya sederhana
2. dapat digunakan untuk menghasilkan hasil gilingan yang bermacam-macam
ukuran
3. tidak mudah rusak dengan adanya benda asing dalam bahan dan beroperasi
tanpa bahan
4. biaya operasi dan pemeliharaan lebih murah dibandingkan dengan burr mill
Sedangkan beberapa kerugian menggunakan hammer mill antara lain adalah :
1. biasanya tidak dapat menghasilkan gilingan yang seragam
2. biaya pemasangan mula-mula lebih tinggi dari pada menggunakan burr mill
3. untuk gilingan permulaan atau gilingan kasar dibutuhkan tenaga yang relatif
besar sampai
batas-batas tertentu.
Bagian utama dari hammer mill adalah corong pemasukan, pemukul, corong
pengeluaran, motor penggerak, alat transmisi daya, rangka penunjang dan
ayakan :
— Corong pemasukan
Corong pemasukan terbuat dari plat esher 1.5 mm, bagian atas dari corong
pemasukan berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 350 mm x 350 mm dan
bagian bawahnya menyempit sampai 90 mm x 50 mm dengan kemiringan dinding
corong 40o.
— Pemukul
Pemukul terbuat dari stainless steel. Pada bagian ini terdapat lima pasang
pemukul yang juga terbuat dari bahan stainless steel. Ukuran pemukul adalah
antara 100 mm x 25 mm x 5 mm dan pada kedua sisi pemukul dibuat tajam, hal
ini bertujuan agar sisi pemukul yang satu dapat menggantikan sisi pemukul yang
sudah tumpul dengan cara membalik posisi. Pemukul dipasang dengan posisi
horizontal dengan jumlah lima pasang yang disatukan oleh empat buah poros
yang terbuat dari stainless steel dengan berdiameter 10 mm dipasang vertikal.
— Saringan
Saringan yang digunakan pada hammer mill terbuat dari plat baja. Pada hammer
mill saringan memegang peranan penting dalam menentukan besar ukuran butir
biji-bijian, saringan dapat diganti-ganti tergantung dati besar ukuran butir hasil
gilingan yang dikehendaki.
— Corong pengeluaran
Corong pengeluaran terbuat dari plat esher 1.5 mm yang berbentuk kerucut
terpancung pada posisi terbalik. Diameter corong adalah 550 mm dan diameter
bawahnya adalah 120 mm.
— Ayakan
Alat ini berukuran 600 mm x 600 mm yang mana konstruksinya terbuat dari
kayu dengan bentuk seperti trapezium dan kostruksi penyangga terbuat dari plat
siku 25 mm x 25 mm x 2.5 mm dengan ukurannya sama dengan ukuran ayakan.
Posisi ayakan ini adalah miring dengan kemiringan 10oC, ini bertujuan untuk
memudahkan gerak dari transmisi yang menggerakkan ayakan dan mempercepat
proses pengayakan.
— Motor penggerak
Motor penggerak yang digunakan adalah motor listrik dengan daya dan kecepatan
putaran berturut-turut 1 hp dan 148 rpm. Motor tersebut dipasang pada dudukan
yang terbuat dari baja plat 8 mm yang berukuran 250 mm x 147 mm yang
dipasang dengan sebuah engsel. Fungsi engsel adalah jarak antara poros terhadap
motor dengan poros utama dapat diatur untuk memperoleh tegangan sabuk yang
diinginkan.
Menurut Smith (1955), tipe hammer mill dibedakan berdasarkan sifat dari gigi
penggiling yaitu gigi penggiling dapat berayun bebas pada porosnya dan gigi
penggiling tidak dapat berayun bebas pada porosnya (statis). Kedua tipe hammer
mill tersebut dalam operasinya tidak mempunyai banyak perbedaan, yang penting
diperhatikan adalah jumlah ketebalan dari gigi-gigi penggiling.
• HAMMER MILLS
– Prinsip seperti pemecahan menggunakan palu
b. Disk mill
Disc mill merupakan jenis alat pengecil bahan yang dapat menghasilkan
produk dalam ukuran sedang maupun halus, seperti kedelai, jagung kentang dan
lainnya. Alat ini digunakan untuk mengupas kulit ari, pembelah dan penghancur
biji kedelai dalm keadaan kering maupun basah.
Disk mill merupakan alat yang memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang
sama seperti dengan stone mill. Keduanya sama-sama memiliki dua piringan yang
dipasangkan pada sebuah shaft. Terdapat dua macam disk mill yaitu (1) disk mill
yang bergerak pada satu roda dan roda lainnya stasioner dan (2) disk mill dimana
kedua rodanya bergerak. Pada keadaan pertama, satu piringan terpasang permanen
(stasioner) pada badan mesin. Sedangkan pada keadaan kedua, piringan berputar
bersamaan dalam arah putaran yang berlawanan satu dengan lainnya. Bahan yang
akan diproses dimasukkan melalui bagian atas alat (corong pemasukan) yang
mempunyai penampung bahan. Selama proses, bahan akan mengalami gesekan
diantara kedua piringan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan halus (AEL,
1976). Bagian-bagian dari disc mill adalah sebagai berikut :
— Corong pemasukan
Corong ini berfungsi untuk memasukkan biji yang akan dikupas kulit arinya
dan dihancurkan. Bagian ini dilengkapi dengan katup pemasukkan untuk
mengatur jumlah biji yang akan dikupas oleh cakram sehingga pengupasan akan
berjalan lancar.
— Penyemprot air
Penyemprot air berfungsi untuk membantu kelancaran turun dan keluarnya
biji ke ruang pengupasan. Air akan mendorong biji agar jatuh ke ruang
pengupasan. Pada praktikum ini tidak dilakukan penyemprotan air.
· Ruang pengupasan dan penghancuran
Ruang pengupasan berfungsi sebagai tempat mengupas dan menghancurkan
sekaligus sebagai rangka dudukan bagi landasan gesek. Ruangan ini diberi
penutup dan dibuat agak rapat agar kedelai tidak lolos keluar sebelum mengalami
pengupasan dan penghancuran.
· Dinding penutup dan cakram
Dinding penutup dan cakram berfungsi sebagai pengupas dan penghancur biji
karena adanaya gerak putar dari cakram terhadap diniding penutup yang diam.
Biji yang terkupas dan hancur itu merupakan akibat dari efek atrisi dan kompresi
dari cakram.
· Poros penggerak
Poros penggerak berfungsi untuk memutar silinder pengupas yang digerakkan
oleh motor listrik dengan menggunakan puli dan belt sebagai penyalur daya. Pada
poros penggerak terdapat pengunci untuk mengatur jarak antar cakram. Semakin
kecil jarak antar cakram maka ukuran hasil pengolahan akan semakin halus.
· Corong pengeluaran
Corong pengeluaran berfungsi untuk mengeluarkan biji yang telah dikupas
dan dihancurkan yang terletak di bagian bawah silinder pengupas. Biji yang akan
pecah dan keluar dari corong ini masih bercampur dengan kulit arinya.
Gambar Disk Mill
c. Multi mill
Multi mill bekerja dengan impact. Sama seperti hammer mill impact dilakukan
cara menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa besi, sehingga
momentum yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat memecah ikatan
antara padatan bahan. Perbedaan hammer mill dengan multi mill terletak pada besi
yang digunakan untuk menghantam bahan. Pada multi mill besi yang digunakan
mempunyai dua sisi, salah satu sisi berujung runcing dan satu sisi berujung
tumpul. Putaran alat pun dapat dirubah-rubah sesuai dengan ujung besi yang mana
yang akan digunakan. Dengan alat seperti ini maka dapat digunakan untuk
berbagai jenis bahan sehingga disebut multi mill.
Multi mill dapat digunakan untuk berbagai macam bahan. Pada industri multi
mill ini digunakan dalam aplikasi penepungan basah dan kering, serta
pembubukan. Industri yang sering menggunakan alat ini adalah industri farmasi,
kimia, kosmetik, keramik, indsutri serta industri pangan. Multi mill juga
ditemukan pada pembuatan pestisida, pupuk, detergen, insektisida, plastik, dan
industri resin.
Gambar Multi Mill
d. Attrition mills
o Terdiri atas dua plat kasar yang saling berhadapan, satu diam dan satunya lagi
berputar.
o Material diumpankan ke ruang diantara kedua plat, dan diperkecil melalui
pemecahan dan penggeseran.
o Jika material diumpankan secara pelan, maka pengecilan terjadi utama sekali
akibat geseran
o Jika diumpankan dengan cepat maka pengecilan lebih diakibatkan oleh
pemecahan
o Jika terjadi pengumpanan berlebih maka efektivitas alat menurun dan timbul
panas berlebih
o Kecepatan operasi biasanya dibawah 1200 RPM
o Kehalusan output dikendalikan oleh jenis plat dan spacing
Attrition Mills,prinsip seperti pekerjaan mengampelas
e. Jaw Crusher
o Prinsip seperti gigi geraham menghancurkan makanan
Jaw Crusher bekerja mengandalkan kekuatan motor. Melalui roda motor, poros
eksentrik digerakkan oleh sabuk segitiga dan slot wheel untuk membuat jaw plate
bergerak seirama. Oleh karena itu, material dalam rongga penghancuran yang
terdiri dari jaw plate, jaw plate yang bergerak dan side-lee board dapat
dihancurkan dan diberhentikan melalui pembukaan pemakaian.
Jaw Crusher adalah type crusher yang paling umum, dimana sistem kerjanya
memampatkan / menghimpit material hingga hancur, biasa digunakan untuk
menghancurkan batu jenis batu yang keras, seperti batu kali, batu pegunungan,
batu mineral, batu emas, batu mangan, batu besi, dsb. Unjuk kerja dari Jaw
Crusher sangat-sangat ditentukan oleh ukuran Fly wheel ( Roda Gila) nya dan
kekuatan Shaft, karena kedua komponen tersebut berperan vital. Untuk
operasional produksi penambangan Jaw Crusher ini tidak bisa berdiri sendiri,
harus didukung dengan peralatan2 yang lain.
Gambar Jaw Crusher
f. Roller Mills
o Prinsip kerja penggilingan
LINGKUP PENGGUNAAN
Hal ini digunakan untuk menggiling dan menghancurkan gandum di tanaman
sereal pengolahan.
Hal ini dirancang untuk mendapatkan tepung dan semolina dalam tepung dan
pabrik semolina dengan mengolah gandum dibersihkan.
APLIKASI BIDANG
* Pada industri makanan
- Tepung & semolina pabrik,
- Jagung, barley, rye dan tanaman sereal sama pengolahan,
* Pada industri makanan lainnya untuk rolling, menghancurkan dan proses serupa
lainnya.
PRINSIP KERJA
Gulungan bekerja paralel secara otomatis dibuka dan ditutup oleh sistem
pneumatik yang digerakkan oleh sebuah unit kontrol elektronik. Gandum bersih
memasuki pabrik rol dalam cermin suatu cerat dan proses penggilingan dimulai.
Indikator tingkat Capacitive menyesuaikan jumlah butir, yang memasuki pabrik
rol dari inlet, yang mengontrol gulungan makan. Biji-bijian, yang mengalir secara
teratur melalui gulungan, mengalami pengolahan. Sistem penyesuaian, yang
menyediakan pendekatan yang sangat tepat dari gulungan satu sama lain, dapat
dengan mudah diintegrasikan dengan sistem otomatisasi. Udara, yang tersedot
melalui sistem pneumatik melalui saluran udara khusus diciptakan, menyediakan
aliran biasa gabah antara gulungan. Efisiensi dari pabrik rol meningkat karena
fitur tersebut. Produk digiling dibuang ke dalam hopper, yang ditempatkan di
bawah pabrik rol dan kemudian disampaikan melalui suatu sistem pneumatik.
Tujuan dari proses pengayakan ini adalah: [Taggart,1927]
Mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk
beberapa proses berikutnya.
Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna dalam peremukan
(Primary crushing) atau oversize ke dalam proses pengolahan berikutnya,
sehingga dapat dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya
(secondary crushing).
Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai produk akhir.
Mencegah masuknya undersize ke permukaan. Pengayakan biasanya
dilakukan dalam keadaan kering untuk material kasar, dapat optimal
sampai dengan ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam
keadaan basah biasanya untuk material yang halus mulai dari ukuran 20 in
sampai dengan ukuran 35 in.
Permukaan ayakan yang digunakan pada screen bervariasi, yaitu:
[Brown,1950]
Plat yang berlubang (punched plate, bahan dapat berupa baja ataupun karet
keras.
Anyaman kawat (woven wire), bahan dapat berupa baja, nikel, perunggu,
tembaga, atau logam lainnya.
Susunan batangan logam, biasanya digunakan batang baja (pararel rods).
Sistem bukaan dari permukaan ayakan juga bervariasi, seperti bentuk
lingkaran, persegi ataupun persegi panjang. Penggunaan bentuk bukaan ini
tergantung dari ukuran, karakteristik material, dan kecepan gerakan screen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos
ukuran ayakan adalah :
1. Ukuran buhan ayakan
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material yang
lolos.
2. Ukuran relatif partikel
Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan
memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda,
yaitu yang satu melintang dan lainnya membujur.
3. Pantulan dari material
Pada waktu material jatuh ke screen maka material akan membentur kisi-kisi
screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak teratur.
4. Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya sedikit akan
menyumbat screen.
B. Alat Ayakan
Berdasarkan gerak pengayak, alat ayakan dibagi menjadi 2 jenis:
Stationary screen
Dynamic screen.
Beberapa alat ayakan :
1. Stationary
2. Grizzly
3. Vibrating
4. Oscillating
5. Reciprocating
6. Tromel/Revolving
Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan screen:
kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan.
Kisaran ukuran ( size range),
Sifat bahan : densitas, kemudahan mengalir (flowability),
Unsur bahaya bahan : mudah terbakar, berbahaya, debu yang ditimbulkan.
Ayakan kering atau basah.
PREPARASI SAMPEL BATUBARA
Pendahuluan
Pengambilan sampel atau yang disebut sampling adalah suatu proses pengambilan
sampel dengan massa yang kecil dari massa yang besar dan cukup representatif
serta merata. Tujuan dari sampling adalah untuk mendapatkan sejumlah sampel
batubara yang mewakili suatu satuan tertentu, dengan jumlah massa dan ukuran
yang sesuai, yang diperlukan untuk mengetahui kualitas batubara tersebut
berdasarkan sifat kimia dan fisika yang dimilikinya.
Metode sampling yang telah dijadikan standar, antara lain adalah sebagai berikut:
· ASTM D 2234 “Standart Test Methods for Collection of a Gross Sample of
Coal”
· British Standart, BS 1017 Part 1 “Sampling of Coal”
· International Standart, ISO-1988 “ Hard Coal Sampling”
· Australian Standart, AS 2646 “Sampling of Solid Mineral Fuels”
· Japanese International StandarT JISM 8100
· Dan lain-lain
Istilah-Istilah yang digunakan dalam sampling
Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam metode sampling antara lain:
· Bulk Sample
Sample yang diambil secara keseluruhan dari lapisan yang ada tanpa membagi-
bagi dalam sub-bagian
· Play Sample
Sample yang diambil dari lapisan batu-bara berdasarkan perbedaan litotipe,
adanya lapisan pengotor atau ketebalan secara sistematis dari top sampai bottom.
· Composite Sample
Sample yang diambil dari masing-masing ply sample secara representative untuk
selanjutnya dicampur menjadi satu sebelum dilakukan analisi dilaboratorium.
· Run Of Mine (ROM) Coal
Batu-bara yang dihasilkan dari suatu oprasi penambangan sebelum mengalami
proses lebih lanjut.
· Raw (uncleaned) Coal
Batu-bara yang belum mengalami pencucian walaupun mungkin telah mengalami
pengayakan.
· Cleaned Coal
Batu-bara yang telah mengalami proses pencucian baik dengan cara basah
meupun dengan cara kering.
· Large Coal/Lump Coal
Batu-bara yang berukuran lebih besar dari ukuran yang disetujui tanpa batas top
size.
· Graded Coal/Size Coal
Batu-bara yang mempunyai ukuran tertentu setelah mengalami proses
pengayakan.
· Small Coal
Batu-bara dengan ukuran <50 mm dan tidak ada batas under size.
· Fine Coal
Batu-bara halus yang umumnya mempunyai ukuran partikel < 1,5 mm dengan
sangat jarang yang berukuran diatas 3 mm
· Consignment
Sejumlah komoditi btu-bara yang dikirim pada suatu waktu tertentu. Consignment
dapat terdiri dari satu atau lebih batch atau satuan.
· Batch
Sejumlah komoditi batu-bara yang dihasilkan pada satu waktu tertentu dalam
keadaan yang relative seragam.
· Incerement
Sejumlah contoh batu-bara yang terambil oleh satu kali gerakan alat sampling atau
pengaambil sample.
· Gross Sample
Sample yang terbentuk dari suatu gabungan semua increment yang diperoleh dari
sebuah consignment.
· Replicate Sample
Pengambilan increment dari consignment pada selang waktu, berat dan ruang
yang sama. Kemudian increment tersebut ditempatkan kedalam container atau
tempat yang berbeda.
· Duplicate Sample
Pengambilan sample replikat dengan hanya 2 buah sample untuk memperkirakan
presisi rata-rata dari sampling sejumlah consignment.
· Bias
Kesalahan sistematis yang mengakibatkan hasil yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari hasil yang sebenarnya.
· Presisi
Suatu ukuran untuk menilai apakah hasil dari suatu rangkaian pengamatan sesuai
satu dengan yang lain.
· Sistematis Sampling
Sampling yang dilakukan secara sistematis berdasarkan waktu atau posisi dari unit
yang bersangkutan.
· Random Sampling
Sampling yang dilakukan pada waktu dan posisi unit secara sembarang (acak).
Peralatan yang Digunakan
1. Alat Manual
· Laddle
Alat sampling dengan bukaan minimal 2,5 kali ukuran batubara top size. Alat ini
tidak cocok untuk batubara dengan ukuran >80 mm.
· Sekop
Alat sampling yang digunakan untuk batubara yang diam (di tumpukan). Bukaan
sekop minimal 2,5 kali ukuran batubara top size. Tidak cocok untuk batubara
yang sedang bergerak dan ukuran top size >80 mm.
· Sampling Frame
Alat sampling untuk batubara diatas conveyor. Jarak antara sisi frame paling tidak
2,5 kali ukuran batubara top size.tinggi frame lebih besar dari ketebalan batubara
diatas ban.
2. Alat Mekanis
· Breeches Chute
Alat sampling untuk batubara curahan.
· Slotted Arm
Alat sampling pada curahan. Alat ini biasanya tidak digunakan untuk batubara
yang berukuran >20 mm. Lebar slot tidak kurang dari 2,5 kali ukuran batubara top
size.
· Swinging Arm
Alat ini untuk sampling pada curahan di ujung conveyor dan sesuai untuk posisi
dimana tinggi ruangan terbatas.
· Ram Operated Cart
Alat sampling untuk batubara yang sedang dicurahkan.
· Scrapper Arm
Alat sampling di conveyor yang sedang bergerak terutama untuk batubara yang
berukuran sampai 50 mm.
Dasar- Dasar Sampling
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sampling batubara lepas (baik
sebelum maupun sesudah mengalami proses lebih lanjut), yaitu:
· Lokasi sampling (stockpile, conveyor, gerbong KA, kapal laut)
· Jumlah increment yang harus diambil
· Berat setiap increment yang harus diambil
· Replikasi sampling