Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    1/12

    KAJIAN METODE EKSTRAKSI

    ANDALIMAN   Zanthoxylum acanthopodium  DC) TERHADAP

    MIKROBA PATOGEN DAN PERUSAK PANGAN

    Adolf Parhusip

    1

     , Sedarnawati

     Yasn

    i2)

    ,

     Yenni Elisabeth

    3

     .

    Abstract

    Anda liman Zanthoxy lum acanthopodium DC ) is one of wild spices plants,

    which grows in hill areas of Toba  Lake North Sumatera. T he purpose of this

    research is to find most appropriate me thod of extraction in order to save final

    product that is still has antimicrobial activities. Extraction process using

    maceration on methanol-extracted andaliman shows the highest inhibitory

    effect towards Salm onella typhi 12.61 mm /g sam ple) while reflux me thod

    gives final product that

     effectively inhibits

     Esche richia coli

      7.61

     mm /g sample)

    Keywords: extract, maceration, reflux, antimicrobial

    PEND HULU N

    Andaliman merupakan rempah liar yang tumbuh di kawasan Danau Toba

    Propinsi Sumatera Utara. Andaliman banyak digunakan masyarakat suku BatakToba

    sebagai bumbu masakan yang khas, seperti naniarsik, naniura, natinombur. Umumnya

    masakan-masakan khas Sumatera Utara yang menggunakan andaliman memiliki

    daya simpan yang cukup lama. Daya awet andaliman diduga karena adanya daya

    antimikroba yang terkandung didalamnya.

    Senyawa antimikroba adalah jenis bahan tambahan makanan digunakan

    dengan tujuan untuk mencegah kebusukan atau keracunan oleh mikroorganisme

    pada bahan pangan (Brannen dan Davidson, 1993). Efektifitas antimikroba dalam

    mengawetkan bahan makanan terjadi baik dengan cara mengontrol pertumbuhan

    mikroorganisme maupun secara langsung memusnahkan seluruh atau sebagaian

    mikroorganisme.Pengaruh komponen antimikroba terhadap sel mikroba dapat

    menyebabkan kerusakan sel yang berlanjut pada proses kematian. Kerusakan yang

    ditimbulkan komponen antimikroba dapat bersifat bakterisidal yang bersifat tetap,

    atau bakteriostatik yang bersifat dapat pulih kembali.

    1)

     Dosen part time Jurusan Teknologi Pangan UPH,

    2

    > Dosen Jurusan TPG-IPB,

    3

    > Staf PPKS Medan

    Jurnal llmu dan Teknologi Pangan

      Vol1,

     No.1, Oktober200 3

    112

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    2/12

    Pene litian Yasni (2001) me nyatakan bahwa analisis minyak atsii

    andaliman dengan GC-MS diperoleh minimal  komponen dengan 5 komponet

    utama yang terdeteksi oleh  Wiley 229 Library.  Kelima komponen tersebu

    adalah alfa-pinene, limonen, geraniol, citronella dan geranil asetat. Minyal

    atsiri andaliman mampu menghambat

     Bacillus

     cereus

    Staphylococcus aureut

    dan  Pseudomonas.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh polaritas ekstral

    1

    andaliman baik dengan teknik maserasi maupun dengan refluks terhadap

    aktivitas antimikroba pada mikroba patogen dan perusak pangan. Hasi

    penelitian ini diharapakan dapat m enambah informasi ilmiah m engenai potens

    antimikroba andaliman terutama kemungkinan aplikasinya di bidang pangan

    dan pengobatan. Aktivitas antimikroba andaliman dalam penelitian ini diujikan

    terhadap bakter i gram negat i f , bakter i gram posi t i f dan kapang.

    METODOLOGI

    Bahan dan Alat

    Andaliman yang telah dikeringbekukan d iperoleh dari Medan. Andaliman

    tersebut digil ing hingga berbentuk tepung dan selanjutnya tepung tersebut

    digunakan sebagai sampel penelitian. Untuk uji aktivitas antimikroba digunakan

    4 jenis kultur bakteri patogen  E. coli S. thypimurium, B. cereus, dan S.

    aureus), 2  jenis kultur bakteri perusak pangan  Bacillus stearothrmophilus

    dan Pseudomonas

     fluorescens)

     yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi

    Pangan PAL) IPB, serta 3 jenis kapang perusak pangan   Aspe rgillus flavus,

    Fusarium, dan Penicillium) yang diperoleh dari Lembaga llmu Penge tahuan

    Indonesia (LIPI)-Bogor. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan

    heksan,  eti l asetat dan metanol, sedangkan dimeti l sulfoksida (DMSO)

    digunakan sebagai pelarut ekstrak. Media yang digunakan untuk uji difusi

    sumur adalah  Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB) dan Potato Dextrose

    Agar (PDA). Peralatan yang digunakan adalah freeze d rying, shaker, refluks,

    rotavapor, sonikator, autoclave, cawan petri, jangka sorong, inkubator, tabung

    reaksi dan pe ralatan gelas lainnya.

    3

    Jurnal llmu dan

     Teknologi

     Pangan  Vol1, No.

     1

    Oktober 2003

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    3/12

    Metode Penelit ian

    Penguj ian  aktivitas ant imikroba  serbuk andaliman terhadap bakteri dan

    kapang dengan u j i difusi sumur (Garriga et  al., 1993).

    Untuk melakukan pengujian aktivitas antimikroba, kultur uj i harus

    disegarkanterlebih dahulu dengan menginokulasikan satu ose kultur murni

    dari agar miring NA ke dalam 10 ml medium cair NB secara aseptik. Kultur

    uji kem udian diinkubas i selama 24 jam pada suhu 37°C. Medium NA steril

    dipersiapkan dan didinginkan sampai suhu 500C. Kedalam 20 ml NA steril

    tersebut diinokulasikan sebanyak 0.2 kultur segar dari dari media NB yang

    telah berusia 24 jam dengan konsentrasi 107-108 sel/ml. Cam puran media

    dan ku l tu r d i tuangkan ke da lam cawan dan d ib ia rkan membeku.

    Setelah membeku dibuatkan lubang sumur (4 sumur per cawan) dengan

    diameter 6.2 mm dan ke dalam 2 sumur tersebut dimasukkan 60 pi ekstrak

    andaliman , sedangkan 2 sumur lainnya masing-masing dimasukkan 60 pi

    kontrol positif dan 60 p kontrol negatif. Selanjutnya agar cawan diinkubasi

    selama 24 jam pada suhu 37°C. Data yang diperoleh adalah selisih diameter

    penghambatan sampel dengan diameter penghambatan negatif. Diameter

    pengham batan d iperoleh dari selisih diameter areal bening dengan diameter

    sumur. Selanjutnya dilakukan perhitungan diameter penghambatan untuk

    setiap gram ekstrak dan gram bahan.

    Proses ekstraksi serbuk andal iman  (Harbone, 1996)

    Berdasarkan hasil pengujian aktivitas antimikroba serbuk anda liman,

    selanjutnya dilakukan pemisahan ekstrak. Proses ekstraksi dilakukan dengan

    dua cara seperti tertera pada Gambar

      1.

     dan Gambar 2. Pada m asing-masing

    jenis ekstrak yang diperoleh dilakukan analisis aktivitas antimikroba dengan

    menggunakan uji difusi sumur (Garriga et

     al.,

      1993).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    DMSO sebagai pelarut serbuk ataupun ekstrak memiliki gugus polar

    dan non polar yang diharapkan mampu berdifusi pada media pertumbuhan

    NA untuk m embawa komponen antimikroba yang terdapat dalam andaliman.

    Perlakuan dengan DMSO sebagai kontrol negatif m enunjukkan pengaruhnya

    te rh a d a p - m i k ro b a u ji t i d a k a d a , se h in g g a d a p a t d i a b a i k a n .

    Penggunaan amoxycillin sebagai kontrol positif yang dilarutkan dalam pelarut

    Jumal llmu dan Teknologi Pangan

      Vol1,

     No . 1 Oktober 2003

    114

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    4/12

    DMSO dengan konsentrasi 0 . 1 (w/v) bertujuan untuk mem bandingk an

    a k t i v i t a s a n t i m i k r o b a a n d a l i m a n d e n g a n a n t i b i o t i k s i n t e t i s .

    Pengujian Aktivitas Antimikroba Serbuk An daliman

    Serbuk andal iman pada umumnya mampu menghambat

    mikroba uji. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada serbuk andaliman

    mampu menghambat

     Salmonella  typhimuhum, Escherichia

     coli Pseudomonas

    fluorescens  dan  Staphylococcus aureus,  sedang kan kapang tidak dapat

    dih am ba t, seperti disajikan Tabel 1.

    Tabel 1. Aktivitas Antimikroba Serbuk Andaliman

    Jenis Mikroba

    Salmonella typhimurium

    Escherichia coli

    Bacillus cereus

    Pseudomonas fluorescens

    Staphylococcus aureus

    Bacillus stearothermoph ilus

    Aspergillus flavus

    PeniciWum

    Fusarium

    Daya Hambat (mm/g bahan)

    158

    80

    70

    70

    40

    0

    0

    0

    0

    5

    Jumal llmu dan

     Teknologi

     Pangan Vol1, No. 1 Oktober 2003

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    5/12

    diulang

    Sampel andaliman

      50

     gram)

    _^, Diekstrak dengan heksan

    Disonikator 15 men it)

    I

    Dishaker suhu 37°C,

     1

      hari

    r

    Ampas

    diulang

      h

      Diekstrak dengan etil asetat

    Disonikator 15 menit)

    Dishaker suhu 37°C, 1  hari

    f

    Ampas

    diulang   ̂ Diekstrak dengan metanol

    Disonikator 15

    I

    Dishaker suhu 37°C,  1  hari

    Ampas

    Filtrat

    Dipekatkan 45°C)

    Ekstrak heksan

    }

    Filtrat

    I

    Dipekatkan 45°C)

    Ekstrak etil asetat

    }

    Filtrat

    Dipekatkan 45°C)

    Ekstrak metanol

    Gambar

     1.

     Diagram alir proses ekstraksi metode maserasi

    Jumal llmu dan Teknologi Pangan  Vol1, No.1, Oktober2003

    6

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    6/12

    diulang

    diulang

    Sampel andaliman

    . ^ Direfluks dengan heksan

    60°C,3jam

    r

    Ampas

    I

    Direfluks dengan heksan

    60°C,3jam

    Ampas

    }

    Filtrat

    I

    Dipekatkan 45°C)

    I

    Ekstrak heksan

    Filtrat

    I

    Dipekatkan 45°C)

    Ekstrak etil asetat

    Direfluks dengan heksan

    60°C,2jam

    — Ampas

    *

    Filtrat

    Dipekatkan 45°C)

    Ekstrak  mc tanol

    Gambar

     2.

     Diagram alir proses ekstraksi metode refluks

    7

    Jumal llmu dan Teknologi Pangan VoU , No.1, Oktober2003

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    7/12

    Tabel 2. Rendem en ekstraksi andaliman dengan metode m aserasi dan refluks

    Metode

    Ekstraksi

    Maserasi

    Refluks

    Jenis Ekstrak

    Ekstrak heksart

    3.03 (w/w)

    0.87 (w/w)

    Ekstrak etil asetat

    4.02 (w/w)

    3.50 (w/w)

    Ekstrak metanol

    5.13 (w/w)

    6.29 (w/w)

    Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa hasil ekstraksi dengan metanol menggunakan

    metode refluks menghasilkan rendemen tertinggi ekstrak andaliman (6.29 )

    yang diperoleh dibandingkan dengan metode maserasi (5.13 ). Hal ini dapat

    dijelaskan bahwa metode refluks dalam prosesnya menggunakan suhu yang

    relatif lebih tinggi (60°C) dibandingkan dengan metode masera si. D isamping

    itu metode refluks dapat dilakukan hanya 3 jam dibandingkan dengan maserasi

    butuh waktu 1

     hari.

    Suhu 60°C ternyata paling mampu m engekstrak komponen antimikroba

    dari sam pel, artinya ekstraksi relatif lebih sempurna. Namun data penghambatan

    terhadap mikroba uji ternyata metode maserasi lebih efektif menghambat

    dibandingkan dengan metode refluks.

    2.

      Pengaruh Polari tas Ekstrak Terhadap Aktivi tas Antimikroba

    Ekstraksi yang pal ing ef isien di indikasikan dengan kemampuan

    penghambatan tertinggi ekstrak yang diperoleh terhadap mikroba uji. Pengaruh

    tersebut meliputi ekstrak non polar, semipolar dan ekstrak polar. Aktivitas

    antimikroba terhadap mikroba uji menunjukkan bahwa setiap jenis mikroba

    mempunyai kepekaan yang berbeda satu dengan yang lainnya tergantung

    dari jenis mikroba dan jenis ekstrak yang diuj ikan (Rahayu, 1999).

    a. Ekstrak heksan

    Ekstrak non polar diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan

    pelarut heksan baik dengan metode maserasi maupun metode refluks.

    Diharapkan komponen antimikroba yang bersifat non polar terlarut dalam

    pelarut heksan. Senyawa yang terdapat pada ekstrak non polar adalah

    trigliserida, asam lemak dan minyak atsiri (Houghton dan Raman, 1998).

    Pengujian aktivitas antimikroba ekstrak heksan dengan metode m aserasi dan

    metode refluks dapat dilihat pada pada Tabel 3.

    Jumal llmu dan Teknologi Pangan

      Vol1,

     No.1, Oktober 2003

    118

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    8/12

    Tabel 3. Aktivitas antimikroba ekstrak heksan dengan metode maserasi dan

    metode refluks

    Jenis Mikroba

    Salmonella typhimurium

    Escherichia coll

    Bacillus cereus

    Pseudomonas

    fluorescens

    Staphylococcus aureus

    B. stearothermophilus

    Aspergillus flavus

    Penicillium

    Fusarium

    Penghambatan

    maserasi

    (mm/g bahan)

    5.05

    0.00

    2.34

    0.87

    0.00

    2.04

    8.95

    2.49

    3.14

    Penghambatan

    refluks

    (mm/g   bahan)

    1.01

    0.00

    0.84

    0.51

    0.88

    0.88

    1.02

    0.39

    0.00

    Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa ekstrak heksan andaliman metode maserasi

    mampu menghambat mikroba uji kecuali

     Escherichia

     co\\ dan

     Staphylococcus

    aureus,

     sedangkan pada metode refluks juga mampu menghambat mikroba

    uji kecuali

      Escherichia coli

     dan

      Fusarium.

      Namun penghambatan ekstrak

    andal iman dengan metode maserasi lebih t inggi dari metode ref luks.

    Senyawa antimikroba yang diuji dengan metode difusi sumur sebaiknya

    tidak terlalu banyak mengandung hidrofobik, karena akan menggangu

    kemampuan senyawa tersebut untuk berdifusi dalam medium agar. Proses

    difusi yang terganggu atau minimal mengakibatkan daya penghambatannya

    tidak terdeteksi. Komponen ekstrak non polar banyak mengandung gugus

    hidrofobik'sehingga kemampuan untuk berdi fusi d idalam medium agar

    berkurang bila dibandingkan dengan ekstrak semi polar dan ekstrak polar

    (Sikkemaetal. , 1995).

    Selan ju tnya d ikemukakan bahwa senyawa non po lar da lam

    menghambat mikroba diduga karena senyawa non polar dapat menyebabkan

    perubahan kom posisi mem bran sel dan terjadinya pelarutan m em bran sel,

    sehingga mem bran sel mengalami kerusakan. Selain itu komponen non polar

    juga dapat berinteraksi dengan protein membran yang menyebabkan kebocoran

    isi se l.

    119

    Jumal llmu dan Teknologi Pangan Vol1,

     No . 1

    Oktober 2003

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    9/12

    b. Ekstrak etil asetat

    Ekstraksi komponen semi polar di lakukan dengan menggunakan

    pelarut etil asetat dengan kekuatan

     solvent

     4.4 (Houghton dan Ram an, 1998).

    Pengujian aktivitas antimikroba pada ekstrak etil asetat anda liman dengan

    metode maserasi dan metode ref luks dapat d i l ihat pada Tabel 4.

    Tabel 4. Aktivitas antimikroba ekstrak etil asetat dengan metode maserasi

    dan metode refluks

    Jem's Mikroba

    Salmonella typhimurium

    Escherichia

     coli

    Bacillus cereus

    Pseudomonas

    fluorescens

    Staphylococcus aureus

    B. stearothermophilus

    Aspergillus

      flavus

    Penicillium

    Fusariurn

    Penghambatan

    maserasi

    (mm/g bahan)

    5.92

    4.32

    5.09

    7.15

    7.62

    5.81

    4.27

    2.63

    3.76

    Penghambatan

    ref luks

    (mm/g bahan)

    2.48

    0.81

    3.63

    4.15

    2.60

    6.11

    9.05

    2.65

    1.04

    Ekstrak andaliman dengan m etode maserasi maupun metode refluks

    memberikan hasil positif terhadap 9 jenis mikroba

     uji.

     Diameter penghambatan

    terbesar pada metode maserasi adalah terhadap

      Staphylococcus aureus

    (7.62 mm/g bahan), sedangkan pada metode refluks penghambatan terbesar

    terdapat pada mikroba uj i

      Aspergillus flavus

      (9.05 mm/g bahan) .

    Komponen ekstrak semipolar andaliman mampu menghambat m ikroba

    uji.  Kepekaan

      Bacillus cereus

      terhadap aktivitas antimikroba karena pada

    masa germinasi maupun pertumbuhan spora dapat kehilangan daya tahannya

    terhadap pengaruh panas, radiasi, tekanan dan beberapa senyawa kimia,

    sehingga ketahanannya sama dengan sel vegetati fnya (Russel, 1991).

    Jumal llmu dan

     Teknologi

     Pangan  Vol1,

     No .

     1 Oktober 2003

    120

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    10/12

    Hasil penelitian m enunjukkan bahwa ekstrak andaliman mengandung

    senyawa antimikroba yang efektif terhadap bakteri gram positif dan gram

    negatif serta kapang. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak semipolar andaliman

    mempunyai spektrum luas yang mampu menghambat bakteri gram positif,

    negatif dan kapang sehingga dapat digunakan secara efektif sebagai pengawet

    alami bahan pangan.

    c. Ekstrak metanol

    Hasil pengujian aktivitas antimikroba pada ekstrak metanol andaliman

    metode maserasi dan metode refluks memberikan hasil positif terhadap 9

    mikroba u ji, seperti disajikan pada Tabel 5.

    Tabel 5. Aktivitas antimikroba ekstrak metanol dengan metode maserasi dan

    metode refluks

    Jenis Mikroba

    Salmonella typhimurium

    Escherichia coii

    Bacillus cereus

    Pseudomonas

    fluorescens

    Staphylococcus aureus

    B. stearothermophilus

    Aspergillus flavus

    Penicitlium

    Fusarium

    Penghambatan

    maserasi

    (mm/g bahan)

    12.61

    5.62

    3.65

    5.09

    3.86

    3.93

    0.38

    1.40

    2.71

    Penghambatan

    refluks

    (mm/g bahan)

    2.41

    7.61

    5.33

    4.50

    0.00

    6.45

    7.22

    2.58

    1.55

    Untuk ekstrak metanol andaliman metode maserasi dan metode refluks

    mem berikan hasil positif terhadap 9, kecuali pada S. aureus (metode refluks).

    S.  typhimurium  me miliki daya peng ham batan paling besar (12.61 mm /g

    bahan) baik dengan metode maserasi maupun metode refluks. Menurut Mulia

    (2001) ekstrak polar andaliman m emberikan daya penghamba tan yang paling

    efektif terhadap beberapa jenis bakteri dibanding dari ekstrak e til asetat dan

    heksan.

    Akt iv i tas ant imikroba yang opt imum sangat d i tentukan o leh

    keseimbangan hidrofilik-lipofilik. Sifat hidrofilik dibutuhkan agar zat antimikroba

    dapat larut di dalam air yang merupakan tempat tumbuh mikroba, sedangkan

    karakteristik lipofil ik diperlukan agar zat tersebut dapat bereaksi dengan

    membran sel mikroba.

    12

    Jumal llmu dan

     Teknologi

     Pangan VoH, No.1, Oktober2003

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    11/12

    KESIMPULAN

    Andaliman berpotensi dalam menghambat beberapa jenis bakteri

    patogen dan perusak makanan serta kapang perusak makanan sehingga

    potensial sebagai sumber alternatif senyawa antimikroba alami. Rendemen

    tertinggi diperoleh dengan menggunakan pelarut metanol, namun metode

    refluks menghasilkan rendemen tertinggi yaitu 6.29 (w/w) sedangkan metode

    maserasi diperoleh 5.13 (w/w).

    Metode maserasi pada ekst rak metanol menunjukkan daya

    penghambatan tertinggi terhadap

      Salmonella typhimurium

      sebesar 12.61

    mm/g bahan, sedangkan metode refluks pada ekstrak metanol penghambatan

    te r t i ngg i pada

      Escherichia coli

      se b e sa r 7 . 6 1 mm/ g b a h a n .

    DAFTAR PUSTAKA

    Bloom field, S.F. 19 91 . Assess ing Antimicrobial Activity. D i da lam : Denyer,

    S.P., dan Hugo, W.B. (eds). Mechanism of Action of Chem ical Biocides.

    Blackwell Scientific Publicat., Oxford.

    Garriga, M., Hugas. M., Aym erich, T. dan Monfort, J.M. 1993. Bacteriocinogenic

    Activity of

      Lactobacilli

     from Fermentor Sausages. J. Appl. Bacterio.

    75:  142-148.

    Fardiaz, S, 1996. Strategi Riset Bidang Mikrobiologi Untuk Meningkatkan

    Keamanan Pangan di Indonesia. Orasi llmiah Guru BesarTetap llmu

    Mikrobiologi Pangan. Fateta IPB, Bogor.

    Davidson,

     P.M. dan A.L. Brannen. 1993. Antimicrobials in Food. M arcel Dekker

    Inc., New York.

    Harbone, J.B. 1996. Phytochemical methods. Chapman and Hall Ltd. London.

    Houghton, P.J. dan Raman, A. 1998. Laboratory Handbook for the Fractination

    of Natural Extracts. Thomson Science, London.

    Mulia, L. 2000. Kajian Aktivitas Antimikroba Buah Andaliman

      Zanthoxylum

    acanthopodium)

     dan Antarasa

     {Litse cubeba).

     Skripsi. Fakultas Teknologi

    Pertanian IPB, Bogor

    122

    Jumal l lmu dan T eknologi Pangan   Vol1, No . 1 Oktober 2003

  • 8/16/2019 Jitp-01!01!2003-Kajian Metode Ekstraksi Andaliman

    12/12

    Nuraida, L, Andarwulan, N. dan Kristikasari, E. 1999. Aktivitas Antimikroba

    Biji Picung

      Pangium edule

     Reinw.)

     Segar dan Terfermentasi Terhadap

    Bakteri Patogen dan Perusak Makanan. J. Ilmu dan Tek. Pangan 4

    (2):

     18-26.

    Rahayu,

     W.P. 1999. Kajian Aktivitas Antimikroba Ekstrak dan Fraksi Rimpang

    Lengkuas

      {Alpha galanga

     L. Swart) Terhadap Mikroba Patogen dan

    Perusak Makanan. Disertasi. Program Pascasarjana IPB, Bogor.

    Russel, A.D.

     1991.

     Mechanism of Bacterial Resistance to Non-Antibiotic: Food

    Additives and Food Pharmauceutical Preservatives. J . Appl. Bacteriol.

    71:

     191.

    Yasni, S. 20 01 . Pangan Tradisional. Basis Bagi Industri Pangan Fungs ional

    dan Suplemen. Pusat Kaj ian Makanan Tradisional IPB. Bogor.

    123

    Jumal Ilmu dan

     Teknologi

     Pangan  Vol1, No.1, Oktober2003