Upload
selvi-leasa
View
217
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan kasus
Citation preview
KEPANITERAAN KLINIKSTATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN SMF ILMU JIWARUMAH SAKIT JIWA
IDENTITAS PASIENNama (Inisial) : Tn. W
Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 18 April 1987
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 28 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Kelas 2 SMA (Tidak lulus)
Suku bangsa : Sunda
Alamat : Kp. Rancakalong RT 04/RW 04
Kel/Desa Cibeunyi, Kec. Cimenyan
Kab. Bandung
Status perkawinan : Menikah, cerai
Pekerjaan : buruh bangunan
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis : 1 April 2015, pukul 14.00 WIB
2 April 2015, pukul 13.30 WIB
6 April 2015, pukul 14.40 WIB
A. KELUHAN UTAMA
merusak rumah orang lain, bicara dan tertawa sendiri.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
Pasien merupakan pasien lama, terakhir dirawat bulan April 2014. Satu bulan SMRS,
pasien tidak datang kontrol sehingga tidak minum obat. Satu bulan belakangan, pasien mulai
marah-marah (agresivitas verbal), merusak rumah orang lain (agresivitas motorik) tertawa
dan berbicara sendiri (autistik), tampak gelisah dan sering bingung. Saat dilakukan
autoanamnesis, pasien mengaku merasa curiga terhadap tetangganya, yang menurutnya dia
disantet oleh tetangganya (waham curiga), dan merasa dirinya mempunyai indera keenam
1
yang diturunkan dari kakeknya (waham kebesaran), sehingga bisa merasakan bahwa dirinya
disantet. Menurut pasien, dia mendengar suara-suara yang mengatakan “bunuh Wahidin,
bunuh Wahidin” (halusinasi auditorik). Suara tersebut tidak dikenali oleh pasien. Sehingga
pasien hanya bisa sabar dengan keadaan tersebut. Riwayat melihat sesuatu yang lain
disangkal. Menurutnya kadang dia marah karena emosional tanpa penyebab yang jelas.
Pasien sudah sering berobat jalan dan mendapatkan pengobatan rutin.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA
1. Gangguan psikiatrik
Pasien mengalami gangguan sejak tahun 2003, belum pernah dirawat, kontrol
rutin rawat jalan ke salah satu RS di Bandung, jalan Riau 11 dan Cisarua. Untuk
riwayat pengobatan di RS tersebut tidak diketahui.
Pada April 2013, pasien dirawat di RSJ karena gelisah, meresahkan
lingkungan, merusak masjid (agresivitas motorik), merasa binatang berbicara
dengannya, merasa dibicarakan oleh orang lain, merasa sedih karena tidak bisa
bertemu anak, merasa tidak punya teman curhat di rumah.
Pada Juni 2013, pasien dirawat di RSJ karena sudah 1 minggu SMRS pasien
marah-marah, tidak mau minum obat, merusak barang, merasa curiga, kurang tidur,
bicara sendiri.
Pada April 2014, pasien dirawat di RSJ karena 1 hari SMRS, pasien mengejar
orang dengan pacul, mengamuk, marah-marah, merasa curiga, keluyuran, mondar-
mandir.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien pernah mengalami benturan kepala pada tahun 1996, patah tulang disangkal,
riwayat kejang disangkal
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Riwayat penggunaan zat psikoaktif (-)
Riwayat merokok (+) pasien menghabiskan rokok 2 bungkus per hari, Riwayat
konsumsi alkohol (-).
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
2
2003 2013 2014 2015
D.RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Perkembangan Fisik
Pasien lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh paraji, tidak ada trauma lahir maupun
cacat lahir, lahir langsung menangis.
Riwayat Perkembangan Kepribadian
a. Masa kanak-kanak (0-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur.
b. Masa Remaja (12-17 tahun)
Setelah tamat SD, pasien melanjutkan pendidikannya ke bangku SMP dan SMA.
Pasien suka bergaul dengan lingkungan sekitar. Pasien tidak pernah tinggal kelas.
Tetapi saat SMA kelas 2, pasien mengalami kesedihan karena kakak sepupunya
pindah sekolah, pasien menjadi susah tidur, banyak pikiran, depresi, sehingga
pasien menjadi tidak fokus saat belajar di kelas maupun di rumah, dan pasien
akhirnya tidak melanjutkan pendidikannya hingga lulus SMA.
c. Masa dewasa(>18 tahun)
Pasien lebih senang sendiri, jarang bergaul dengan lingkungan sekitarnya, tidak
memiliki teman akrab, lebih sering marah-marah dan mudah tersinggung.
2. Riwayat Pendidikan
SMA kelas 2 (Tidak lulus)
3. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai buruh, memiliki penghasilan rata-rata per hari Rp 50.000,- jam
kerja hari Senin sampai Sabtu.
4. Kehidupan Beragama
Pasien menganut agama Islam, menjalankan sholat 5 waktu dan kadang mengikuti
kegiatan pengajian.
5. Riwayat Kehidupan Sosial dan Perkawinan
3
Pasien sudah pernah menikah 1 kali dan sudah bercerai sejak 2013. Pasien dipaksa
menikah dari orang tua perempuan karena sudah hamil di luar nikah. Setelah itu
orang tua dari pihak istri menyuruh istri dan anaknya untuk kembali ke Jawa
Tengah, akan tetapi pasien tidak mau menurutinya, sehingga akhirnya pisah cerai
dengan istri dan anaknya.
E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah dan ibu masih hidup.
Keterangan :
= Laki-laki = Perempuan = Pasien = Meninggal
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
Pasien tinggal di Kp. Rancakalong bersama ayah, ibu, adik perempuan beserta suami dan
anaknya. Pasien mengatakan lebih senang sendiri, jarang berkumpul dengan teman-
temannya.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien, berusia 28 tahun terlihat sesuai usianya, warna kulit sawo matang, rambut
pendek berwarna hitam, berkumis dan berjenggot tipis . Pada saat dilakukan
4
wawancara pasien menggunakan pakaian berwarna hitam tampak terawat dan sandal
yang tampak kurang terawat.
2. Kesadaran
a. Kesadaran sensorium / neurologik : Compos mentis
b. Kesadaran psikiatrik : Tidak tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
a. Sebelum wawancara
Pasien sedang duduk di kamarnya.
b. Selama wawancara
Pasien mempunyai kontak yang baik dengan pemeriksa. Selama wawancara, pasien
sesekali memalingkan kepalanya ke kiri maupun ke kanan tanpa arah tujuan
(stereotipi).
c. Sesudah wawancara
Pasien kembali ke kamarnya dan tidur.
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pada saat diwawancara, pasien kooperatif dan menjawab sejumlah pertanyaan dengan
baik.
5. Pembicaraan :
a. Cara berbicara : lancar, agak cepat.
b. Gangguan berbicara : tidak ada.
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
1. Suasana perasaan (mood) : Eutimik
a. Afek : luas
b. Arus : cepat
c. Stabilisasi : stabil
d. Kedalaman : dangkal
e. Skala diferensiasi : luas
f. Keserasian : tidak serasi
g. Pengendalian impuls : baik
h. Dramatisasi : tidak ada
5
i. Empati : tidak dapat berempati
C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : halusinasi auditorik
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
1. Taraf pendidikan : SMA kelas 2 (Tidak lulus)
2. Pengetahuan umum : baik (pasien tahu nama Presiden Indonesia sekarang)
3. Kecerdasan : tidak diketahui karena tidak dilakukan tes IQ
4. Konsentrasi : kurang konsentrasi
5. Orientasi
a. Waktu : Baik (pasien mengetahui pada saat wawancara adalah sore hari)
b. Tempat : Baik (pasien mengetahui keberadaannya di RS, di ruang Merak)
c. Orang : Baik (pasien mengetahui seang berbicara dengan siapa saat
diwawancara)
d. Situasi : Baik (pasien tahu bahwa dia sedang di wawancara oleh dokter muda
untuk dicatat informasi tentang dirinya)
6. Daya ingat
a. Tingkat :
Jangka panjang : baik (pasien dapat mengingat kegiatan masa kecilnya,
yakni suka bersepeda)
Jangka pendek : baik (pasien mengingat siapa yang menghantarnya ke
RS)
Segera : baik (pasien dapat menyebutkan menu makan
sebelumnya)
b. Gangguan: tidak ada
6
7. Pikiran abstraktif : baik (pasien dapat mengartikan peribahasa “padi semakin
berisi semakin merunduk”)
8. Visuospatial : baik (pasien dapat menggambar jam sesuai permintaan)
9. Bakat kreatif : memainkan gitar
10. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik (pasien dapat makan dan mandi, ganti
pakaian sendiri)
E. PROSES PIKIR
1. Bentuk pikir : autistik
o Produktifitas : flight of idea
o Kontinuitas : relevan, assosiasi longgar
o Hendaya bahasa : koheren
2. Isi pikir
o Preokupasi dalam pikiran : kangen anak
o Waham :
Waham curiga (merasa tetangganya tidak suka dengannya dan ingin
menyantetnya)
Waham kebesaran (merasa bahwa dirinya memiliki kekuatan indera
keenam sehingga dapat mengetahui tetangga yang ingin menyantetnya)
o Obsesi : Tidak ada
o Fobia : Tidak ada
o Gagasan rujukan : tidak ada
o Gagasan pengaruh : Tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS
Baik (selama wawancara pasien tidak menunjukkan agresivitas motorik maupun verbal)
G. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Baik (pasien dapat menjawab bahwa memukul orang itu
tindakan yang salah)
7
2. Uji daya nilai : Baik (pasien menjawab ketika diberi pertanyaan apabila ada
dompet seseorang, maka ia akan mengembalikannya )
3. Daya nilai realitas : tidak terganggu (pasien dapat memberikan persamaan dan
perbedaan antara jeruk dengan bola)
H. TILIKAN
Derajat 4 (pasien menyadari penyakitnya dan butuh bantuan namun tidak memahami
penyebab sakitnya)
I. RELIABILITAS
Buruk
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : tampak sakit ringan
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tensi : 120/80mmHg
4. Nadi : 78 x/ menit
5. Frekuensi Pernafasan : 18 x/ menit
6. Suhu tubuh : 36, 60C
7. Sistem kardiovaskular : Auskultasi : BJ I- II murni reguler,
Murmur (-), gallop (-)
8. Sistem respiratorius : Auskultasi : suara napas vesikuler,
ronkhi -/-, wheezing -/-
9. Sistem gastrointestinal : abdomen rata, auskultasi : Bising usus
normal
10. Sistem muskuloskeletal : deformitas (-), simetris, tonus baik,
eutrofi
11. Sistem urogenital : tidak dilakukan pemeriksaan
B. STATUS NEUROLOGIK
Tidak dilakukan pemeriksaan
8
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang dianjurkan
- Darah rutin
- Fungsi hati (SGOT, SGPT)
- Fungsi Ginjal (ureum, kreatinin)
- EKG
- Foto rongen thorax
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki berusia 28 tahun, datang ke RSJ karena memperlihatkan gejala marah-
marah (agresivitas verbal), merusak rumah orang lain (agresivitas motorik) tertawa dan
berbicara sendiri (autistik), tampak gelisah dan sering bingung. Pasien merasa curiga
terhadap tetangganya, yang menurutnya dia disantet oleh tetangganya (waham curiga), dan
merasa dirinya mempunyai indera keenam yang diturunkan dari kakeknya (waham
kebesaran). Menurut pasien, dia mendengar suara-suara yang mengatakan “bunuh Wahidin,
bunuh Wahidin” (halusinasi auditorik). Pasien sudah tidak minum obat selama 1 bulan.
Pasien pernah dirawat di RSJ sebanyak 3 kali, yakni April dan Juni 2013, April 2014 dengan
gejala yang hampir sama. Pasien juga pernah mengalami trauma kepala. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan: Keadaan umum: tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis, TD: 120/80
mmHg, nadi: 78 kali/menit, frekuensi napas: 18 kali/menit, suhu 36,60C, sistem
kardiovaskular, respiratorius, gastrointestinal dan muskuloskeletal dalam batas normal.
VII. FORMULA DIAGNOSTIK
Aksis I :
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Gangguan jiwa, karena adanya gangguan pada pikiran, perasaan dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan (distress) dan menyebabkan gangguan pada kehidupan
sehari-hari (hendaya).
2. Gangguan jiwa ini termasuk GMNO, karena:
Tidak terdapat gangguan kesadaran neurologik
9
Tidak ditemukan penyakit organik yang diduga berkaitan dengan gangguan
jiwanya.
Tidak terdapat gangguan orientasi
Tidak terdapat gangguan memori.
3. Gangguan jiwa ini bukan Gangguan Mental dan Perilaku akibat Zat F1 karena: tidak
ada riwayat penggunaan obat-obatan dan zat psikoaktif lainnya
4. GMNO ini termasuk golongan skizofrenia karena terdapat:
Halusinasi auditorik
Waham kebesaran
Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (exscitement)
Menarik diri dari pergaulan sosial.
Gejala sudah berlangsung selama 1 bulan
5. GMNO ini adalah Skizofrenia Hebefrenik karena memenuhi Kriteria Diagnostik F
20.1:
Adanya perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat
diramalkan; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri.
Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inapropriate); senyum
sendiri.
Terdapat dorongan kehendak yang memperlihatkan ciri khas, yakni
perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose)
Terdapat halusinasi auditorik dan waham curiga serta waham
kebesaran namun tidak menonjol.
Aksis II
Tidak ada gangguan kepribadian maupun retardasi mental
Aksis III
Tidak ada gangguan kondisi medik.
Aksis IV
Tidak ada masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V
Skala GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
10
Aksis I : WD : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
DD F 20.0 Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : tidak ada (none)
Aksis IV : tidak ada
Aksis V : GAF 60-51
IX. PROGNOSIS
Faktor yang memperingan :
Taraf pendidikan sedang
Fungsi kognitif baik
Keinginan untuk tetap bekerja
Keinginan untuk sembuh
Faktor yang memberatkan :
Menikah dan sudah cerai
Awitan pertama kali pada usia muda (17 tahun)
Quo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
X. DAFTAR PROBLEM
a. Organobiologik : tidak ada
b. Psikologis : skizofrenia hebefrenik (waham menetap lainnya dan waham
curiga, halusinasi auditorik)
c. Sosial/Keluarga : tidak ada
XI. TERAPI
PSIKOFARMAKA:
1. Haloperidol 3 x 5mg
Efek terapi : Antipsikotik tipikal yang digunakan untuk mengatasi gejala positif
pada pasien seperti waham, halusinasi auditorik. Menyebabkan efek samping
ekstrapiramidal.
2. Triheksilfenidil 3 x 2 mg
11
Efek terapi : Obat golongan anti-muskarinik. Mengurangi efek samping
extrapiramidal (akatisia, distonia, parkinsonisme) yang diakibatkan pemakaian
obat antipsikotik.
3. Clozapine 1x 100 mg
Efek terapi : anti psikosis,diberikan pada malam hari
PSIKOTERAPI :
a. Individu
Terapi secara individual dengan memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
mengenai penyakitnya serta pentingnya minum obat dan kontrol secara teratur.
b. Keluarga
Terapi ini sangat berguna mengingat pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam
keadaan remisi parsial. Topik penting yang dibahas dalam terapi keluarga adalah proses
pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Selain itu diberikan informasi dan
edukasi kepada keluarga mengenai terapi yang diberikan kepada pasien dan pentingnya
untuk dipantau kontrol dan minum obat secara teratur. Sejumlah penelitian menemukan
bahwa terapi keluarga adalah efektif untuk menurunkan angka kekambuhan.
c. Sosioterapi (Terapi kelompok)
Dilakukan dengan menyarankan pasien untuk mengikuti setiap kegiatan di RSJ bersama
dengan rekan lainnya untuk menjalin hubungan sosialisasi yang baik.
XII. FOLLOW UP
1. 2 April 2015
S : pusing kepala, mulut terasa kering, sudah tidak mendengar suara-suara yang
berbisik.
O : agresivitas verbal (-), agresivitas motorik (-), kooperatif (+), sudah mulai realistik,
koheren (+), waham (-), halusinasi auditorik (-).
A : Skizofrenia Hebefrenik
P : Haloperidol 3 x 5 mg
Triheksifenidil 3 x 2 mg
Clozapin 1 x 100 mg (0-0-1)
2. 6 April 2015
12
S : mulut terasa kering, susah BAB, sulit tidur semalam, sudah tidak mendengar
suara-suara yang berbisik.
O : tenang (+), agresivitas (-), kooperatif (+), realistik, koheren (+), waham (-),
halusinasi auditorik (-).
A : Skizofrenia Hebefrenik
P : Haloperidol 3 x 5 mg
Triheksifenidil 3 x 2 mg
XIII. LAMPIRAN
Kutipan wawancara tanggal 1 April 2015.
D (Dokter), P (Pasien)
D : Selamat siang, Pak, boleh ngobrol sebentar?
P : oh, iya boleh *senyum*
D : oke pak. Sebelumnya perkenalkan saya dokter muda Selvi ingin menanyakan beberapa
hal kepada bapak. Bapak namanya siapa?
P : Nama saya Wahidin.
D : Umurnya berapa tahun?
P : 28 tahun.
D : Pak Wahidin udah berapa lama disini?
P : udah 2 hari, masuknya dari tanggal 31 Maret kemarin.
D : Bapak tahu gak, alasan bapak dibawa disini?
P : oh, saya disuruh dokter untuk datang kesini, karena takut orang lain jahatin di rumah,
saya mah udah biasa dijahatin begitu, dan saya selalu sabar aja, udah biasa ngerasain
kayak gitu. *sambil ngelus dadanya*
D : oh begitu yah pak, memangnya darimana bapak tahu ada yang mau jahatin bapak?
P : saya kayak bisa merasakan gitu, Dok. Tapi ga tahu pasti yah, saya merasa punya
kekuatan spiritual berupa indera keenam gitu yang bisa ngerasain ada yang mau nyantet
saya. Kekuatan itu diturunkan langsung oleh kakek saya, dia sampai dapat penghargaan
dari Presiden, banyak tuh penghargaan di rumah.
D : Lalu bapak pernah mendapat penghargaan dari presiden?
P : Saya mah ga pernah dapet penghargaan apa-apa dari presiden, cuman kakek saya yang
mendapat penghargaan itu. *sesekali tersenyum dan memalingkan wajah ke kiri maupun
ke kanan*
D : bapak, kalau ngerasain disantet gitu sampe marah-marah ke orangnya ga?
13
P : hmmm.. kalo itu saya suka marah-marah tapi ga tau kenapa yah, saya orangnya suka
emosional.
D : bapak marah-marah sampai pernah mukulin orang ga?
P : saya ga pernah mukulin orang, saya baik kok dengan orang-orang, yang ngejahatin saya
pun udah saya maafin, saya udah silahturami di rumahnya.
D : bapak sering nggak kayak mendengar sesuatu gitu ga?
P : oh iya, sering kok.
D : bapak kenal ga suara itu, trus dia bilang apa ke bapak?
P : hmmm.. saya ga kenal suara itu. Kadang suara cowok, kadang suara cewek ngga tentu,
bilangnya bunuh Wahidin, bunuh Wahidin. Saya teh mah sabar aja.
D : selama bapak dirawat disini kedengaran ga suara itu?
P : saya disini ga pernah dengar suara itu, tapi kalo di rumah kok lebih sering dengar yah. Itu
semacam halusinasi gitu yah, soalnya cuman saya yang dengar,, yang lain ga dengar.
D : selain itu bapak bisa melihat sesuatu gitu gak?
P : saya ga pernah ngelihat yang aneh-aneh, tapi saya punya indera keenam
D : bapak tahu ga, awalnya sakit bapak kayak bagaimana?
P : dulu waktu saya SMA kelas 2, saya depresi, karena ditinggal kakak sepupu saya, Teh
Sinta, dia pindah sekolah. Saat itu saya jadi banyak pikiran, ga bisa fokus pelajaran,
pokoknya depresi gitu laah.
D : banyak pikiran yah pak. Apa aja yang dipikirin?
P : yah ga tahu juga, kayak banyak pikiran gitu, akhirnya saya ga bisa fokus ama pelajaran.
*senyum*
D : Lalu sejak itu dibawa ke dokter ga ?
P : iya, saya ke RS di Bandung, saya lupa namanya, pokoknya di jalan Riau 11, tapi ga
pernah dirawat, terus ada yang bilang katanya di Cisarua ada RS yang bagus, makanya
saya kesini dan bisa dirawat disini.
D : bapak udah pernah dirawat disini berapa kali?
P : kalo ga salah udah 3 kali gitu, *senyum, sambil memalingkan wajah ke kanan dan ke
kiri* mudah-mudahan ini yang terakhir gitu yah, disini bagus yah, di Riau ga pernah tuh
saya dirawat.
D : saat dikontol dikasih obat apa aja pak?
P : dikasih haloperidol itu yang warna putih gede, trus obat warna orange saya lupa
namanya, dan putih kecil.
D : bapak pernah jatuh atau kecelakaan gitu gak?
14
P : iya nih, biasa waktu itu kan masih nakal jadi maen lari-larian trus ketubruk sama teman
saya. Kepala saya berdarah.
D : lalu dibawa ke rumah sakit ga pak?
P : iya, ke rumah sakit, saya lupa nama rumah sakitnya. Oh iya, nanti minta obat untuk
mukosa mulut yah, agak kering mulut saya, jadinya kurang mantap gitu kalau saya
senyum. Ada kan yah obatnya.
D : oh iya pak, itu salah satu efek dari obatnya, jadi bapak bisa banyak minum air putih yah.
Bapak merokok atau minum alkohol gitu ga?
P : saya mah suka ngerokok dan minum kopi. Kalau ga minum kopi ga bisa tidur saya,
minum akhohol ga pernah, narkoba pun ga pernah. Udah ga guna lagi coba-coba
begituan, saya lebih senang di kamar,dengar lagu-lagu rohani sambil pendewasaan diri.
D : bapak kerjanya apa?
P : kerja bangunan, sering tuh ditawarin rokok selain dapat gaji.
D : bapak sudah menikah?
P : iya saya sudah menikah, tapi udah pisah, istri dan anak ke Jawa Tengah, saya kangen
sama anak saya udah 3 tahun masih lucu-lucunya. Cantik anak saya. Pengen kesana tapi
mahal, perlu duit banyak kesana
D : kenapa pisah pak?
P : itu bapaknya pengen saya ikut ke Jawa sana, tapi saya yang ga mau kesana.
D : hal itu yang buat bapak stres?
P : ga juga. *senyum*
D : sekarang tinggal sama siapa aja di rumah?
P : tinggal sama bapak, ibu, teh rinrin sama suami dan anaknya.
D : bagaimana dengan kehidupan beragama pak?
P : saya masih sholat 5 waktu, ga pernah lupa saya.
D : oke pak, sekarang saya ingin menanyakan bapak tentang pengetahuan umum. nama
presiden yang sekarang siapa yah pak?
P : *sambil pikir dan kira-kira hampir seperempat menit baru menjawab* Jokowi *sambil
senyum dan kembali memalingkan kepala ke kanan dan kiri*
D : bapak liat apa disana, kok kepalanya ke kanan kiri sambil senyum?
P : oh, ga ada apa-apa. Oh iyya saya kurang fokus jadinya. Oke sekarang saya fokus aja kali
yah.
D : oke, kita lanjutin yah pak, ngobrolnya yah. bapak masih ingat, waktu kecil sukanya main
apa?
15
P : saya suka main sepeda sama teman-teman.
D : tadi makannya apa, masih ingat ga pak, lauknya?
P : nasi, sayur, daging, buah.
D : bapak tahu tentang peribahasa? Padi semakin berisi semakin merunduk.
P : iya, saya tahu artinya. Orang semakin berilmu, semakin rendah hati.
D : bapak hobinya apa?
P : saya senangnya main gitar, bisa saya nyiptain lagu, saya senangnya dengar lagu-lagu
rohani gitu, lagu Opick, supaya hati lebih tenang, untuk pendewasaan diri.
D : bapak ada takut sesuatu gitu atau fobia?
P : ga ada
D : bapak kalau tindakan memukul orang menurut bapak itu benar atau salah?
P : itu salah. Ga pernah saya mukulin otang, ga tega saya.
D : kalau bapak menemukan dompet di jalan apa yang akan bapak lakukan?
P : saya mah ngebalikin dompetnya lah.
D : apa persamaan dan perbedaan jeruk dan bola?
P : keduanya sama-sama bulat, trus jeruk bisa dimakan, bola ga bisa dimakan hanya
ditendang.
D : trus bapak harapannya apa ke depan?
P : saya pengen sembuh, biar bisa bahagiakan orang tua saya, dan juga pengen nikah lagi,
soalnya kata teman saya yang juga dia sakit sama dengan saya, pas dianya nikah dia bisa
sembuh, udah ada sih calon saya, mau dikenalin sama mas Agus. tapi gimana yah saya
kangen banget sama anak saya.
D : oh, begitu yang pak. Amin.. mudah-mudahan dapat diwujudkan harapannya pak. Kalau
bapak udah keluar dari sini, mau ngelanjutin kerja ga?
P : oh iya, tentu, ingin kerja lagi saya.
D : oke pak, sudah sekian ngobrolnya hari ini, jangan lupa minum obat dan istirahat yah pak.
Makasih banyak untuk waktunya yah pak.
P : oh iya teh, sama-sama.
*pasien kembali ke kamar dan tidur.
16