7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat jumlahnya dimasa yang akan datang, salah satu diantaranya adalah penyakit Diabetes Mellitus. Diabetes Mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia atau peninggian kadar gula darah akibat gangguan pada pengeluaran (sekresi insulin), kerja insulin atau keduanya, hiperglikemia kronik akan nantinya dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dan gangguan fungsi organ- organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (Karyadi & Elvina, 2002). Diabetes Mellitus diramalkan akan menjadi pendemik di perempat awal abad ini. Tidak kurang dari 300 juta penduduk dunia beresiko menderita Diabetes (Tjokroprawiro, 2003). Survey Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-4 terbesar dalam jumlah penyandang Diabetes Mellitus di dunia. Jumlah penderita yang mencapai 8,6 persen dari total penduduk ini diperkirakan akan terus bertambah bila tidak dilakukan perubahan gaya hidup (Anonim, 2008). Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kecenderungan Diabetes Mellitus berkisar antara 1,4% sampai dengan 1,6%. Tendensi kenaikan kekerapan Diabetes secara global terutama disebabkan oleh peningkatan kemakmuran suatu populasi. Maka dengan demikian dapat dimengerti 1

Jtptunimus Gdl Ahmadsurya 5183 2 Bab1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

    jumlahnya dimasa yang akan datang, salah satu diantaranya adalah penyakit Diabetes

    Mellitus. Diabetes Mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang

    ditandai oleh hiperglikemia atau peninggian kadar gula darah akibat gangguan pada

    pengeluaran (sekresi insulin), kerja insulin atau keduanya, hiperglikemia kronik akan

    nantinya dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang dan gangguan fungsi organ-

    organ terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (Karyadi & Elvina,

    2002).

    Diabetes Mellitus diramalkan akan menjadi pendemik di perempat awal abad

    ini. Tidak kurang dari 300 juta penduduk dunia beresiko menderita Diabetes

    (Tjokroprawiro, 2003). Survey Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa

    Indonesia menduduki peringkat ke-4 terbesar dalam jumlah penyandang Diabetes

    Mellitus di dunia. Jumlah penderita yang mencapai 8,6 persen dari total penduduk ini

    diperkirakan akan terus bertambah bila tidak dilakukan perubahan gaya hidup

    (Anonim, 2008). Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan

    di Indonesia, kecenderungan Diabetes Mellitus berkisar antara 1,4% sampai dengan

    1,6%. Tendensi kenaikan kekerapan Diabetes secara global terutama disebabkan oleh

    peningkatan kemakmuran suatu populasi. Maka dengan demikian dapat dimengerti

    1

  • bila suatu saat atau lebih tepat lagi dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan

    datang kekerapan DM di Indonesia akan meningkat drastis (Suyono, 2006).

    Diantara berbagai propinsi yang ada di Indonesia, Jawa Tengah memiliki

    prevalensi Diabetes Melitus yang cukup tinggi. Berdasarkan laporan program yang

    berasal dari rumah sakit dan puskesmas di Jawa Tengah tahun 2005, kasus DM secara

    keseluruhan sebanyak 209.319. Kasus tersebut di bagi dua yaitu kasus DM yang

    tidak tergantung insulin yaitu sebesar 183.172 dan kasus DM yang tergantung insulin

    sebanyak 26.147. Kasus tertinggi untuk DM tidak tergantung insulin adalah di Kota

    Semarang yaitu sebesar 25.129 kasus (14,66%) dibanding dengan jumlah keseluruhan

    Diabetes Mellitus di Kabupaten / kota lain di Jawa Tengah (Anonim, 2003).

    Angka kejadian DM di Kabupaten Demak juga termasuk tinggi dan dari tahun

    ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan kasus penyakit tidak menular

    di Kabupaten Demak tahun 2005 kasus DM tergantung insulin yaitu sebanyak 823

    dan kasus DM tidak tergantung insulin yaitu sebanyak 2.173. Sedangkan pada tahun

    2008 kasus DM meningkat yaitu pada kasus DM tergantung insulin sebanyak 1.081

    dan kasus DM tidak tergantung insulin sebanyak 4.767 (DKK Demak, 2009).

    Tingginya prevalensi Diabetes Mellitus akan diikuti dengan munculnya

    berbagai masalah pada pasien. Suyono (1999) menyebutkan bahwa Diabetes Mellitus

    merupakan ibu dari berbagai penyakit karena dapat memicu kehadiran berbagai

    penyakit penyerta. Kadar glukosa darah yang tinggi secara terus menerus atau

    berkepanjangan, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yaitu: penyakit jantung,

    stroke, kerusakan pembuluh-pembuluh darah periferal (biasanya bagian badan

    sebelah bawah dan kaki), penyakit mata (retinopati), kerusakan saraf (neuropati).

  • Kerusakan saraf dapat terjadi pada beberapa bagian tubuh kita, termasuk jantung,

    kaki dan juga dapat menyebabkan impotent dan kelumpuhan / paralysis (Waspadji,

    1999).

    Kejadian DM dan komplikasinya tidak bisa dipisahkan dari penyebabnya.

    Ahani (2008) menyebutkan beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit Diabetes

    Mellitus antara lain yaitu : faktor keturunan (genetik), virus / bakteri, bahan toksik

    atau beracun dan nutrisi. Diantara berbagai faktor penyebab tersebut, nutrisi menjadi

    salah satu faktor penyebab yang cukup besar pengaruhnya. Nutrisi yang berlebihan

    (overnutrition) merupakan faktor resiko pertama yang diketahui menyebabkan

    Diabetes Mellitus. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang

    berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit Diabetes Mellitus

    (Ahani, 2008).

    Tingginya prevalensi Diabetes Mellitus berkaitan erat dengan perilaku

    penderita diabetes dalam melakukan tindakan pencegahan. Upaya pencegahan juga

    diharapkan dapat mengurangi terjadinya komplikasi. Upaya modifikasi gaya hidup

    merupakan salah satu tindakan pencegahan. Pola hidup sehat yang diharapkan yaitu

    segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang

    sehat dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan DM.

    Pengaturan pola hidup yang sehat diantaranya dengan mengatur nutrisi

    dengan cara mengurangi masukan kalori atau energi, memodifikasi pola perilaku

    khususnya pola makan, biasakan makan sayuran dan buah-buahan, hindari makanan

    siap saji dan perbanyak gerak fisik (Mita, 2008). Istirahat yang cukup dan teratur,

    melakukan latihan fisik (olahraga) secara teratur dan melakukan pemeriksaan

  • kesehatan secara rutin dan teratur juga termasuk pola hidup sehat untuk mencegah

    DM (Fardian, 2007). Olahraga yang dilaksanakan teratur yang mengikuti program

    dan persyaratan tertentu, bagi penderita Diabetes akan dapat meningkatkan kepekaan

    insulin sehingga kadar gula darah dalam tubuh bisa turun mendekati normal dan

    terkontrol (Asdie, 1999).

    Studi pendahuluan telah dilakukan di Wilayah Desa Mranggen pada tanggal

    22 Desember 2008. Studi pendahuluan menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit

    Diabetes di Wilayah Puskesmas Mranggen I pada tahun 2007 tercatat 848 orang,

    sedangkan pada tahun 2008 angka kejadian tersebut meningkat menjadi 913 orang

    yang menderita penyakit Diabetes tersebut. Data ini menunjukkan angka kejadian

    Diabetes Mellitus di kota Demak khususnya di wilayah Desa Mranggen mengalami

    peningkatan tiap tahunnya (Puskesmas Mranggen I, 2008).

    Studi pendahuluan juga dilakukan dengan wawancara pada sejumlah orang di

    Wilayah Desa Mranggen. Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan

    pada 5 orang penderita Diabetes, dan diketahui pola hidup pada penderita Diabetes

    antara lain senang mengkonsumsi makanan berlemak, berkolesterol tinggi, banyak

    mengandung gula dan sedikit serat serta tidak pernah berolah raga. Hasil observasi

    pada 5 penderita DM juga menunjukkan bahwa 3 orang mengalami obesitas dan pola

    hidup mereka suka mengkonsumsi makanan siap saji serta tidak teratur pola

    makannya. Wawancara juga dilakukan pada orang yang tidak menderita DM. Hasil

    wawancara pada 5 orang yang tidak menderita DM menunjukkan bahwa semua pola

    hidup mereka teratur yaitu menjaga makan dan melakukan olah raga secara teratur.

  • Berdasarkan fenomena studi tersebut, tampak bahwa pola hidup masyarakat

    mempengaruhi terjadinya Diabetes Mellitus. Pola hidup masyarakat yang tidak sehat

    di Wilayah Desa Mranggen terlihat pada penderita Diabetes Mellitus. Banyak penulis

    menyebutkan bahwa pola hidup sehat perlu diterapkan untuk meminimalkan angka

    munculnya penyakit Diabetes. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana

    upaya masyarakat untuk mencegah meluasnya penyakit Diabetes Mellitus ditinjau

    dari aspek pola hidup keseharian masyarakat yang ada di Wilayah Desa Mranggen.

    Penulis belum menjumpai data tentang pola hidup masyarakat terhadap pencegahan

    penyakit Diabetes Mellitus di Wilayah Desa Mranggen. Untuk itu perlu dilakukan

    penelitian tentang bagaimana pola hidup masyarakat terhadap pencegahan penyakit

    Diabetes Mellitus di Wilayah Desa Mranggen.

    B. Rumusan Masalah

    Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

    Bagaimana pola hidup masyarakat terhadap pencegahan penyakit Diabetes Mellitus

    di Kecamatan Mranggen khususnya di Wilayah Desa Mranggen ?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola hidup masyarakat terhadap

    pencegahan penyakit Diabetes Mellitus di Wilayah Desa Mranggen.

    2. Tujuan Khusus

  • a. Mengidentifikasi pola hidup terkait dengan pola nutrisi dalam upaya

    pencegahan penyakit Diabetes Mellitus pada masyarakat di Wilayah Desa

    Mranggen.

    b. Mengidentifikasi pola hidup terkait dengan pola istirahat dalam upaya

    pencegahan penyakit Diabetes Mellitus pada masyarakat di Wilayah Desa

    Mranggen.

    c. Mengidentifikasi pola hidup terkait dengan pola aktivitas dan olahraga dalam

    upaya pencegahan penyakit Diabetes Mellitus pada masyarakat di Wilayah

    Desa Mranggen.

    d. Mengidentifikasi pola hidup terkait dengan kontrol gula darah dalam upaya

    pencegahan penyakit Diabetes Mellitus pada masyarakat di Wilayah Desa

    Mranggen

    D. Manfaat Penelitian

    Setelah diadakan penelitian tentang pola hidup masyarakat terhadap

    pencegahan penyakit Diabetes Mellitus diharapkan dapat bermanfaat bagi :

    1. Bagi masyarakat

    Masyarakat dapat mengetahui secara dini bagaimana upaya untuk mencegah

    penyakit Diabetes Mellitus sehingga mengetahui bagaimana pola hidup yang

    sehat supaya terhindar dari penyakit Diabetes Mellitus ini.

    2. Ilmu keperawatan

    Dapat menjadi sumber data penelitian berikutnya dan bahan pembanding untuk

    melanjutkan penelitian sejenis yang lebih kompleks.

    3. Bagi Peneliti

  • a. Untuk menambah wawasan dan memperoleh pengalaman dalam penelitian di

    bidang keperawatan khususnya pola hidup masyarakat terhadap pencegahan

    penyakit Diabetes Mellitus.

    b. Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa keperawatan yang akan

    melakukan praktik keperawatan komunitas sehingga dapat mengantisipasi

    permasalahan yang timbul.

    4. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

    Dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan terkait untuk

    melaksanakan asuhan keperawatan pada masyarakat terkait pengelolaan pola

    hidup terhadap pencegahan penyakit Diabetes.

    E. Ruang Lingkup Penelitian

    Bidang ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu keperawatan

    komunitas.