Upload
vudang
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Volume 36, Nomor 2, Juni 2012lssN 2088-4265
sjrll
I
-i! &pm&,ffiK
Model-model Penrberdavaan Masvarakat Berbasis Nilai Kearifan Lokal danSumbanosihnva Baoi Peimbanounan Nasional ( Models of CommunitvEmpowe"rment Basdd on LocafWisdom and lts'Contribution to NatiofialDe1elopment )oleh ls{iana H6rmawati
Action Research Pemberdavaan Ekonomi Peremouan Nelavan SaotosariGununqkidul DIY ( Figherwomen Ecanomic Empawerment irt Sapto'sariD i st ri c G u n u n q k i d'u l, D I Y)oleh Nahiyah Jaidi Farazi
Faktor-faktor Yanq Beroenoaruh Terhadao Keberhasilan dan KeoaoalanKelompok UsahaBersama"(Kube) Dalani Penoentasan Keluaro5 M ist<in(The_Enflueece Factprs of Succes and Failurebf SmallBusrndss GroupIKUBEI on Paveriv Elimination)btefr frlni Hardiati'
Human Trafficking dan Kelalaian Neqara (Human Trafficking AndNeoliqence Of Sf"afe)oleh Syamsuddin dah Gunadr Setyo Utomo
fvaluasi Program Jaminan $osiai l=anjut Usia (Evaluation on AgedSocla/ lnsurafrce\oieh Setvo Sumdrno
proqrur Penqubahan Ferilaku Aqresif Remaia Genq Motor XTC MelaluiKelomook Terbpi (Therapeutic Glaup\ di Deba Dav6uhkolot. KabuoatenBanduho.(Chanqiiq Aqq'ressive Attitutte Prooram Taward lvlotor Gdno XTCT h ro qg li T h e ra p"e u{i c GTa u p I n D a y e u h t .a t a t V i I ! a g e Ba n d u n g Reg e n iy)oleh Eko Wahyu Wilayantc
Perilaku Seksual Pada Remaia Eeroacaran Diliniau DariKetidakharmonisan Dalam Keiluarqa ( Sexua/ Behaviour ln Bav Or GirtFriend Enqaqemenf SeeFFrom Fhrcily Disharrnony Aspect) 'oleh lkawdtiDan Sri Wahyuni "
Peran Karanq Taruna "Brrna Purra" Dalam Fenanqanan PernrasalahanGenerasi Mu-da (The Role Af Yauth Arganization."Karang Taruna BimaP.utra. ln Handlinq Yauth Probbrns)oleh Umi HidayaYi
1.
2.
Daftar lsi
Editorial iv
Model-model Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Nilai Kearifan Lokal dan
Sumbangsihnya Bagi Pembangunan Nasional ( Models of Community
Empowerment Based on Local Wisdom and lts Contribution to National
Development)oleh lstiana Hermawati.... 147 - 172
Action Research Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Nelayan Saptosari
Gunungkidul DIY ( Fr.sherwo men Economic Empowerment in saptosai Distric
Gunungkidul, DIY)oleh Nahiyah Jaidi FaraziFaktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan dan Kegagalan
Kelompok Usaha Bersama (Kube) Dalam Pengentasan Keluarga Miskin (IheEnfluence Factors of Succes and Failure of Small Business Group (KUBE)
on Poverty Elimi n ation )oleh Enni Hardiati ..'..... .....'........ 187 - 200
Human Trafficking dan Kelalaian Negara (Human Trafficking AndNegligence Of Sfafe)oleh Syamsuddin dan Gunadi Setyo Utomo 201 - 218
Evaluasi Program Jaminan Sosial Lanjut Usia (EvaluationonAged Social lnsurance)oleh Setyo Sumarno. 219 - 236
Program Pengubahan Perilaku Agresif Remaja Geng MotorXTC Melalui
Kelompok Tera pi (Therapeutic Group) di Desa Dayeuhkolot, Kabupaten
Bandung.(Cha nging Aggressive Aftitude Program Toward Motor Gang XtcThrough Therapeutic Group In DayeuhkolotVillage Bandung Regency)
oleh Eko Wahyu Wijayanto 237 - 260
Perilaku Seksual Pada Remaja Berpacaran Ditinjau Dari KetidakharmonisanDalam Keluarga ( Sexual Behaviour ln Boy Or Girl Friend EngagementSeen From Family Disharmony Aspect )oleh lkawati Dan Sri Wahyuni 261 - 28O
Peran KarangTaruna "Bima Putra" Dalam Penanganan Permasalahan
Generasi Muda (Ihe Role Of Youth Organization, Karang Taruna
Bima Putra ln Handling Youth Problems)oleh UmiHidayati 281-292
ISSN :20884265
ACTION RESEARCH PEMBERDAYAAN EKONOMIPEREMPUAN NELAYAN SAPTOSARI GUNUNGKIDUL DIY
( Fisherwomen Economic Empowermentin Saptosari Distric Gunungkidul, DIY)
oleh Nahiyah Jaidi FarazFakultas Ekonomi Universitas Negeri yogyakarta.
Jl. Karangmalang, Yogyakarta 5528{e-mail. [email protected]
Tanggal masuk naskah : 9-3-2012, tanggal disetujui : 1O-4-2012
AbstractThis research aims at getting descriptions about the potential and
problems which are faced by the women who do economic activity in Saptosari,Gunungkidul Regency, and conducting training and assistance. An ActionResearch using quantitative approach is used to gain the aims. Thepopulation of this research is female fishers in saptosari, GunungkidulRegency. The samples of this research are 45 female fishers in Saptosariwhich are taken by purposive sampling. The data analysis of this research isdone by using descriptive and tendency analysis techniques (trend). Theresults of this research are, most female fishers's education levels areElementary schoo. Training as the main activity conducted in this actionresearch is given to female fishers in Saptosari by using gender equality andjustice, entrepreneurship, business management, and marketing.Meanwhile, the method to gather the data used questionnaires and expositoryby using question-answer technique. Process evaluation to the training givento female fishers in saptosari shows a good result, they agreed witn tnematerials given and the method used. Moreover, they stated that the trainingwas useful for developing their business. The business of the female fishersbefore the training still used traditional tools and the tools did not fulfill thesterile and hygiene requirements. The assistance activity directs the femalefishers do the process of production which is sterile and hygiene and developthe business such as fish diversification and enlarge the product markeilngand socialize the necessary of gender quality and justice in a family foreducating children.
Keywords: Action Research- Economic Empowerment-Femate Fishers
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang potensiyang dimiliki, masalah yang dihadapi oleh perempuan yang melakukankegiatan ekonomi di saptosari Kabupaten Gunungkidul, dan melaksanakankegiatan pelatihan, serta pendampingan. Untuk mencapai tujuan tersebutdilakukan penelitian dengan pendekatan kuantitatif menggunakan Action
173
Media lnfo. Litkesos. Vol. 36 No. 2, Juni 2012, 173 - 186
Research. Populasi penelitian ini adalah perempuan nelayan di KecamatanSaptosari, Kabupaten Gunungkidul. Sampel penelitian ini yakni perempuannelayan di Saptosari yang berjumlah 45 orang ditentukan dengan teknikpurposive sampling. Analisis data penelitian tindakan ini dilakukan deskriptifsecara teknik analisis kecenderungan (frend). Hasil penelitian menunjukkan,tingkat pendidikan yang ditamatkan para perempuan nelayan sebagian besarlulusan sekolah dasar. Pelatihan sebagai kegiatan utama dalam ActionResearch ini diberikan kepada para perempuan nelayan Saptosari ldenganmateri yakni kesetaraan dan keadilan gender, kewirausahaan, manajemenusaha serta pemasaran. Sedangkan metode yang digunakan yakni curahpendapat dan ekspository dengan teknik tanya-jawab. Evaluasi prosesterhadap kegiatan pelatihan dari para perempuan nelayan menunjukan hasilyang menggembirakan, mereka sangat setuju dengan materi pelatihan danmetode yang digunakan. Selain itu mereka menyatakan bahwa pelatihansangat bermanfaat untuk pengembangan usahanya. Kegiatan usahaperempuan nelayan, sebelum pelatihan dan kecenderungannya masihmenggunakan peralatan yang sederhana dan belum memenuhi syarathygienis dan steril. Pemasaran juga maslh mengalami kendala yang utamaselain modal usaha. Kegiatan pendampingan mengarahkan perempuannelayan untuk melakukan proses produksi yang hygienis, steril sertamelakukan pengembangan usaha seperti diversifikasi ikan dan memperluaspemasaran produk serta mensosialisasikan perlunya kesetaraan dankeadilan gender dalam keluarga terutama dalam pendidikan anak.
Kata Kunci: Action Research, Pemberdayaan Ekonomi-Perempuan Nelayan.
A. PendahuluanSebagai individu, perempuanmemiliki harapan-harapan, ke-
butuhan-kebutuhan, minat-minat danpotensinya sendiri. Merujuk padakonsep psikologi humanistik, pe-rempuan juga membutuhkan aktua-lisasi diri yang seoptimal mungkin demipengembangan dirinya, sesuatu yangpada akhimya juga membawa dampakpositif pada pengembangan masya-rakat dan bangsanya.
174
Persoalannya harapan, kebutuhan danpotensi yang dimiliki perempuan padaumumnya kurang dapat teraktualisasidengan baik. Faktor sosial budayaseringkali menjadi penghambat.Budaya patriarki yang mengatakanbahwa kepala rumah tangga danpencari nafkah adalah laki-laki,sehingga kerja produktif perempuanselalu dipandang masyarakat dankadang-kadang oleh perempuan itusendiri sebagai kerja sampingan.
ACTION RESEARCHPEMBERDAYAAN EKONOMT ....... ( Nahiyah Jaidi Farazl
Budaya patriarki itu juga berimplikasipada sempitnya peluang bekerja bagiperempuan.
Dalam rangka mewujudkanharapan, kebutuhan dan potensi diri,kaum perempuan seringkali harusmencari pekerjaan yang bisa dilaku-kan tanpa mengurangi atau meng-abaikan aktivitas reproduksinya di-sektor domestik. Aktualisasi diri kaumperempuan di bidang ekonomi, kare-nanya cenderung dilakukan secaramandiri, seperti menjadi pedagang kecilatau memproduksi bahan makananatau kerajinan lainnya dalam skalakecil.
Permasalahannya adalah de-ngan keterbatasan yang ada, sepertikeahlian dalam meningkatkan kualitasproduk, membuat kemasan yang baik,pemasaran yang lebih luas, danterbatasnya modal usaha, aktualisasiperempuan di bidang ekonomiseolahjalan ditempat atau menjadi aktivitasyang kurang memberikan kontribusiyang berarti. Karena itu proses pem-berdayaan buat mereka menjadirelevan terutama dalam rangka untuktetap eksis dalam proses adaptasi.
Tenaga kerja perempuan memi-liki posisi sangat penting dalamkehidupan ekonomi keluarga. Terse-dianya lapangan kerja bagi perem-puan akan sangat membantu bagikehidupan ekonomi keluarga. Se-baliknya, kelangkaan lapangan kerjayang dapat dimasuki oleh tenaga kerjaperempuan akan berpengaruh burukterhadap kehidupan ekonomi keluarga.
Salah satu solusiyang dilakukanpara perempuan Gunungkidul untukmengatasi persoalan kesulitan dalamusaha mencari nafkah tambahan bagikeluarga adalah membuka usahagorengan ikan. Apa yang dilakukanpara perempuan Saptosari Gunungkidul inisangat relevan dengan upayapembangunan industri kecil yangmerupakan kebijakan pemerintahpusat.
Pembangunan industri kecilmempunyai implikasi yang luas bagipembangunan ekonomi, karena iaakan menjadi sumber kehidupanrakyat banyak. Kegiatan tersebut me-miliki peran strategis dalam rangkapengembangan wilayah dan peme-rataan perkembangan daerah, karenaindustri kecil tersebar ke pelosok-pelosok tanah air. Alasan ketiga,bahwa industri kecil pada umumnyapadat karya, sehingga kondusif bagiupaya pengentasan kemiskinan.Terakhir, bahwa industri kecil itu padaumumnya merupakan wadah kegia-tan ekonomi yang menjadi sumberpenghidupan sebagian besar perem-puan.Sementara itu, kelemahan indus-tri kecil itu sendiri antara lain: kurangcakap dalam pengelolaan; iemahdalam hal keuangan; tidak mampudalam menghadapi per saingan; danmanajemen pemasaran yang lemah(Cahyono dan Adi, 1983:14).
Yang terjadi dengan parapengrajin makanan ikan goreng diSaptosari Gunungkidul menunjukanhal yang sama. Proses pembuatanproduk, peralatan yang dipergunakan,
175
Media lnfo. Litkesos. Vol. 36 No. 2, Juni 2012, 173 - 186
pengemasan, pemasaran dan seba-gainya, masih sangat sederhana. Halini merupakan keprihatinan sekaligustantangan khususnya untuk peme-rintah Kabupaten Gunungkidul dalamrangka meningkatkan industri kecil diwilayahnya yang sekaligus untukmeningkatkan taraf kesejahteraanmasyarakatnya.
2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di
atas ada beberapa masalah yangdapat diajukan dalam kegiatan ini,sebagaiberikut:a. Bagaimana potensi yang dimiliki
para perempuan nelayan dalammelakukan kegiatan ekonomi?
b. Bagaimana masalah-masalahyang dihadapi perempuan nelayandalam melakukan kegiatan eko-nomi?
c. Materi-materi relevan apa sajayang diperlukan para perempuannelayan dalam melakukan ke-giatan ekonomi melalui pelatihandan pendampingan?
3. Tujuana. Memperoleh gambaran tentang
potensi yang dimiliki perempuannelayan yang melakukan kegiatanekonomi di Saptosari KabupatenGunungkidul.
b. Mengetahui masalah-masalahyang dihadapi perempuan nelayanyang melakukan kegiatan eko-nomi.
c. Melaksanakankegiatanpelatihandan pendampingan langsung ke-
176
pada kelompok perempuan nela-yan untuk meningkatkan keber-dayaan perempuan dari sisi ke-mampuan usaha ekonomis pro-duktif, organisasi, manajemenusaha dan pemasaran.
d. Merumuskan rekomendasi bagipenyempurnaan kegiatan pem-berdayaan perempuan nelayan.
4, ManfaatManfaat dari Kajian Action Re-
search Pemberdayaan Perempuan diKabupaten Gunungkidul ini bagipemerintah daerah adalah sebagaibahan pertimbangan pengambilankebijakan dan keputusan dalam rang-ka perbaikan dan penyempurnaanperencanaan dan penganggaran pro-gram pembangunan pemberdayaanperempuan bidang ekonomi.
B. Kajian Pustaka1. PemberdayaanPerempuan
Proses pemberdayaan perem-puan merupakan kunci persoalan,dalam rangka meningkatkan par-tisipasi perempuan dalam prosespembangunan di segala bidang.Pemberdayaan perempuan (womenempowerment) yang dilakukanlndonesia maupun masyarakat dunialainnya, berpijak pada kondisi obyek-tif di masyarakat dimana peran dankedudukan perempuan umumnyatertinggal jika dibandingkan denganlaki-laki. Hal ini tidak hanya dise-babkan oleh kemampuan yang dimi-liki perempuan itu sendiri, tetapiterutama yang sangat menonjolada-
AcrloN RESEARGHPEMBERDAYAAN EKoNoMl ....... ( Nahiyah Jaidi Farazl
lah disebabkan sistem budayamasyarakat yang tampaknya ingintetap mem pertahankan konseppatriarki.
Perempuan Gunungkidul jugamengalami hal yang tidak terlaluberbeda, mereka bekerja di luar rumahsebagai buruh tani atau berjualan untukmencukupi kebutuhan keluarganya.Karena itu pemberdayaan terhadapmereka perlu dilakukan, setidaknyaada dua alasan. Pertama, pekerjaanitu merupakan warisan turun menurunkeluarga yang sulit ditinggal. Kedua,mereka tidak mempunyai peluangpekerjaan lain karena tidak punyakeahlian lain ataupun tidak punyamodal untuk usaha lain. Padahalsebesar apapun peran dan partisipa-si mereka sangat membantu danmenunjang dalam proses pemba-ngunan kabupaten Gunungkidul.Pelaksanaan program pemberdayaanperempuan di lndonesia senantiasadidasarkan pada hambatan yangdihadapi, teridentifi kasrnya tantanganuntuk pemberdayaan yang harusdijawab, tersedianya peluang dankesempatan dan terpahaminya arahkecenderungan global tentang ke-setaraan dan keadilan gender.
2. Beberapa HambatanSalah satu faktor yang dapat di-
katakan menghambat peran perem-puan lndonesia adalah produk hukum.Di lndonesia terdapat banyak produkhukum dan perundang-undangan yangdiskriminatif, tidak setara dan tidakadil gender. Selain itu, perempuan,
masyarakat dan para penegakanhukum juga belum memiliki perspektifgender, karena masih kentalnyabudaya patriarki.
Bidang sosial-budaya, masihterdapat nilaidan norma budaya yangbelum kondusif terhadap pember-dayaan perempuan di berbagai bidangdan aspek kehidupan. Misalnya masihrendahnya kesadaran dan pemaha-man masyarakat dan perempuantentang kesehatan reproduksi, ke-luarga berencana dan gizi. Masihrendahnya perempuan yang menda-pat kesempatan mengikuti pendidikandari tingkat dasar sampai tingkatperguruan tinggi.
Di bidang ekonomi dan ketena-gakerjaan, permasalahan yangdihadapi adalah terbatasnya aksesperempuan pengusaha kecil danmenengah dalam program kredit,informasi pasar atau bisnis, mana-jemen dan pengembangan usaha,terbatasnya ketrampilan dan pendi-dikan perempuan untuk memperolehpeluang dan kesempatan kerja yanglebih baik, serta rendahnya perlin-oungan dan jaminan sosial bagiperempuan pekerja, khususnya di-sektor informal. Rendahnya pendidi-kan perempuan serta kecilnya aksesperempuan terhadap sumber-sumberekonomi, menyebabkan perempuankurang cepat tanggap terhadap per-kembangan teknologi yang terjadidibandingkan dengan iaki-taki.
Pemberdayaan perempuanadalah pembangunan masyarakatyang berarti juga upaya untuk
177
Media lnfo. Litkesos. Vol. 36 No. 2, Juni 2012, 173 - 186
mewujudkan pemerataan hasil-hasilpembangunan. Karena itu Peran danpartisipasi yang dapat dilakukanperempuan dalam proses Pemba-ngunan setidaknya daPat mencakuPdua kategori pertama dari maknapartisipasi di atas. Makna partisipasidari kategori ketiga, Pembuatankeputusan, memang seringkali sulituntuk dilakukan kaum perempuan. Di
sinilah pentingnya sosialisasi gender,agar laki-laki dan perempuan sadarbetul akan pentingnya arti keber-samaan dalam pembangunan, khu-susnya dalam proses-proses Peng-ambilan keputusan. Partisipasi pe-rempuan dalam pembangunan daerah,sepatutnya juga dilakukan pada tingkatpengambilan keputusan.
3. PeningkatanPartisipasiPerem-puanApa yang harus dilakukan dalam
peningkatan partisipasi perempuandalam pembangunan, salah satunYaadalah peningkatan kualitas Pe-rempuan itu sendiri. Llntuk me-ningkatkan partisipasi dan kualitasperempuan dalam pembangunan,pertama sekali bahwa langkahpartisipasi harus didasari olehsernangat "mental kneasi" bukan"mental partisipasi". APa bedanYa?Orang yang bermental "partisipasi"selalu sa.ia menunggu langkah oranglain. Jadi sifatnya imitasi.
Fartisipasi yang dilakukan tanPa
kreasi pastilah hasiinya tidak akanmemuaskan. "Mental partisipasi"sebenarnya merupakan Pendekatan
178
yang dilakukan masyarakat primitifkarena ketidak-tahuannya akanberbagai gejala alam. Mereka taklukdan turut pada alam (paham de-terminisme) serta tidak mamPumengelola alam sehingga langkahmereka menunggu tanda-tanda alam.Kalau kita ingin berpartisipasi se-yogyanya jangan sekadar ikut arus,tetapi juga sekali-sekali sebagai pe-ngendali arus. Kedua, perlu dipertegasdahulu pada tingkat mana partisipasidimaksud? Sudah saatnya kaumperempuan terlibat dalam tingkatperencanaan pembangunan daerah.Upaya seperti ini juga merupakancermin dari kualitas partisipasi itusendiri. Hati nurani siapapun mestinyamengatakan bahwa desain peren-canaan pembangunan daerah dimanadi dalamnya terdapat (peremPuan)lebih dari separo penduduknya,seyogyanya juga dihadiri ataumelibatkan perempuan.Ketiga, yang perlu dalam peningkatanpartisipasi perempuan adalah harusmulai digalakkannya gagasan pem-bangunan "modal sosial". Modal sosiairnerupakan jaringan kerjasama di-antara warga masyarakat yangmemfasilitasi pencarian solusi daripermasalahan yang dihadapi. fuleialui
rnodal sosialjuga dibangun suatu rasasaling percaya, saling pengertian dankesamaan nilai dan perilaku yangmemungkinkan untuk meiakukan ker-jasama serta menciptakan sinergi.
ACITONRESEARCHPEMBERDAYAAN EKONOMT ....... ( Nahiyah Jaidi Faraz)
4. Upaya Pemerintah dalam Pem-berdayaan PerempuanPemerintah telah melakukan
langkah all out untuk setiap prosespemberdayaan perempuan, dian-taranya yang terkini adalah melaluipenerapan program pengarusutamaangender. Untuk memastikan harapanitu, pemerintah melakukan langkah-langkah kongkrit antara lain: Pem-bentukan perangkat hukum untukmenguatkan pelaksanaan programpemberdayaan perempuan di lapa-ngan, yakni berupa lnstruksi PresidenNo. 9 Tahun 2000 tentang Penga-rus-utamaan Gender (PUG) yang didalamnya menginstruksikan kepadaseluruh Menteri atau Kepala Lernbagairlegara Non Departemen, Gubernur,Bupati dan Walikota agar melakukanpengarusutamaan gender dalam:perencanaan, pelaksanaan, pe-mantauan, dan evaluasi dari seluruhkebijakan dan program pembangunan.Selain dalam lnpres, isu pengarusutamaan gender juga akan kitatemukan dalam Peraturan PresidenNo. 7 Tahun 2005 tentang RencanaPembangunan Jangka MenengahNasional Tahun 2004 - 2009. Ada tigaprogram utama dalam propenasmengenai perempuan. Pertama,program peningkatan kualitas hidupperempuan. Kedua, program pengem-tiangan dan keserasian kebijakanpemberdayaan perempuan, danKetiga, program peningkatan peranmasyarakat dan pemampuan kelem-bagaan pengarusutamaan gender.
Kondisi seperti ini, menunjukanperlunya kajian terhadap setiapkebijakan pembangunan yang me-nyangkut perempuan. Untuk menge-tahui sudah sejauhmana tingkatresponsivitas gender dari kebijakanpembangunan perempuan, khususnyabidang pendidikan, yang dilakukanpemerintah daerah, rnaka diperlukansuatu kajian khusus yang rnendalam.
C. MetodologiPeneitian.1. Desain Penelitian
Acti o n Re se a rch Pern berdayaanPerempuan di kabupaten Gunung-kidul, yang mencakup kecamatanSaptosari ini termasuk penelitiandeskriptif dengan pendekaan kuan-titatif. Pendekatan kuantitatif nne-rupakan semua informasi atau datayang diwujudkan dalam bentukkuantitatif atau angka dan dianalisisberdasarkan angka dengan meng-gunakan analisis statistik (Sudarsono,19BB:4). Selain itu juga dilakukandeskripsi dengan pendekatan kuali-tatif sebagai rancangan bantu agarpenelitan tindakan dapat mendes-r.ripsikan objek secara lengkap. Adapun treatmenf penelitian tindakan iniadalah pelatihan dan pendampingan
2" Fopulasidan SampelFopulasi penelitian ini adalah
Kecamatan Saptosari yang terpilih di-kabupaten Gunungkidul yang ter-kategori banyak perempuan yangmelakukan kegiatan ekonomi, khu-susnya perempuan nelayan. Ba-nyaknya sampel 45 orang. Pengam
Media lnfo. Litkesos. Vol. 36 No. 2, Juni 2012, 173 - 186
bilan sampel dengan teknik purposivesampling.
3. lnstrumen Penelitian Tindakanlnstrumen yang digunakan dalam
Action Research berupa pedomanwawancara yang berisi tentang: iden-titas responden, masalah-masalahyang dihadapidalam kegiatan usahatersebut.
4. Langkah Penelitian TindakanKegiatan penelitian tindakan
diawali dengan observasi serta curahpendapat, sedang kegiatan utamaadalah pelatihan kelompok perem-puan yang melakukan kegiatanekonomi di kecamatan Saptosari,serta pen dampingan, visualisasi danfoto-foto kegiatan di lapangan. Sebe-lum pendampingan dan pelatihan di-laksanakan, dilakukan seleksi bagikelompok perempuan di kecamatantersebut. Syarat minimal yang dipilihadalah kelompok perempuan yangdapat menulis dan membaca.
Kemudian menyusun rnater!pelatihan yang berupa fModul Praktisdengan topik-topik sebagai berikut: (1).
Kesetaraan dan Keadilan Gender; (2).Kewirausahaan; (3). Manajemen Usa-ha; ( ). Pernasaran. Sedangkanmetode peiatihan yang digunakanekspositori dengan teknik tanya jawabdan metode problem solving.
5" Analisis DataAnalisis data peneiitian tindakan
ini dilakukan dengan rnengguna-
kan analisis deskriptif dengan teknikanalisis kecenderun gan (tre nd).
D. HasilPenelitian dan Diskusi1. Kondisi Lokasi Penelitian
Luas wilayah Kecamatan Sap-tosari ini kurang lebih 87,83 Km2. Dariluas initerbagi menjadi tanah sawahtidak ada. Tanah Kering sebesar 6.950Ha. Berupa bangunan sebesar 832 Ha.
Hutan rakyat seluas 755 Ha. Digu-nakan untuk lainnya sebesar 245Ha.Produksi padi dari Saptosari tahun2004 berjumlah 9.216,70 ton. Selainpadi, kecamatan Saptosari jugamenghasilkan Jagung sebanyak7.292,98 ton. Kemudian ubi kayusebanyak 50.699,09 ton. Ubi jalarsebanyak 110,82 ton. Kemudiankacang tanah sebanyak 3.290, 86 ton,kedelai sebanyak 800,79 ton dankacang hijau sebanyak 26,50 ton.
Jumlah penduduk Saptosaripertengahan tahun 2008 ada 38.058jiwa, masing-masing penduduk laki-laki sebesar 18.738 jiwa dan pendu-duk perempuan sebesar 19.320 jiwa.Junrlah rumah tanEga di Sapiosarisebanyak 9,276 unit. Dilihat dari usiajumlah penduduk dewasa sebesar27.1 80 jiwa dan penduduk anak-anaksebesar 10.B7B1iwa.
Menurut tahapan keluarga, pen-duduk Saptosari yang masuk dalamkategori Pra KS sebanyak 4.759 jiwa(43,42%), yang masuk kategori KS-lsebanyak 4.075 jiwa (37 ,18%) dan KS-ll sebanyak 1.562 jiwa {14,25%).Jumlah orang miskin di SaptosariKabupaten Gunungkidul tahun 2008
180
ACTION RESEARCHPEMBERDAYAAN EKONOMT ....... ( Nahiyah Jaidi Farazl
menyebutkan ada 3.389 jiwa yangterkategori miskin.
2. Sasaran KegiatanSasaran kegiatan adalah para
perempuan nelayan penjual ikanbasah, kering di Ngrenehan, Saptosari,Gunungkidul, Daerah lstimewaYogyakarta.Umur sasaran (respon-den) antara 3't -40 tahun. Namun dataini tidak otomatis mengasumsikanbahwa umumnya mereka sudah be-kerja lama didunia perikanan. lnimenarik untuk digali lebih dalammisalnya mengapa mereka bekerjadiperikanan, apakah faktor keturunanatau sempitnya peluang kerja didunialain. Atau memang mereka mempe-roleh peng hasilan yang cukup denganbergelut didunia perikanan?
Berdasarkan tingkat pendidikanperempuan nelayan, mungkin untuksementara dapat dijawab peluangmereka untuk bersaing dalam duniakerja dibidang lainnya cukup sulitkarena pendidikan mereka umumnyalulusan sekolah dasar (SD) dan hanyasatu orang yang lulusan SMP. Me-nariknya pada waktu tidak musimpanen ikan mereka bekerja bercocoktanam seperti jagung, palawija, selainpunya lahan juga buruh.
3. Pelaksanaan Teknisa. Melaksanakan kegiatan obser
vasi, diperoleh informasi jumlahperempuan nelayan di Ngrenehanberjumlah kurang lebih 50 orangyang tergabung dalam dua ke-lompok. Status mereka penjualikan mentah, ikan goring dan
sebagian kecil melakukan peng-olahan ikan sepertiikan asin, abondan kerupuk.Menyeleksi dan menentukan paraperempuan nelayan sebagai sa-saran yang layak 45 orang di-dampingi daridua kelompok yangada yaitu kelompok MinoAsih dankelompok Manunggal Karya diNgrenehan, Saptosari, Gunung-kidulPengarahan dan penjelasan ke-pada para perempuan nelayan diNgrenehan, Saptosari, Gunung-kidul. Curah pendapat dalamrangka mengidentifikasi kebutu-han perempuan nelayanPelaksanaan pelatihan bagi paraperempuan nelayan.Wawacara dalam rangka meme-cahkan masalah yang dihadapiperempuan nelayan.Pelaksanaan evaluasi proses padakegiatan pelatihanPemberian bantuan peralatan danbahan produksi sebagai pe-ngembangan usaha sepertikompor minyak agar api stabildapat diatur besar kecilnya dalammemasak abon, serta tidak bausangit (bila kayu bakar); wajanstainless agar hygienis; perekatplastic agar benar-benar rapatsehingga tahan lama dan aman(tidak pakai stapless).Pelaksanaan pendampingandalam proses pemecahan ma-salah dan pengembangan usahayakni deversifikasi ikan.
b.
d.
f.
g.
h.
181
Media lnfo. Litkesos. Vol. 36 No. 2, Juni 2012, 173 - 1ffi
4. Kegiatan UsahaKegiatan usaha perempuan
nelayan sebelum pelatihan dan pen-dampingan, kecenderungannya ada-lah sebagaibelikut:a. Produksi terdiri dari ikan basah
yang langsung dijualdan ikan yangdiolah seperti : ikan goreng, ikanasin, abon, kerupuk ikan dankerupuk rumput laut.
b. Proses produksi ikan denganperalatan yang masih sederhanasehingga kurang efisien, dankurang memperhatikan kebersi-han serta kerapihan atau penam-pilan. Peralatan yang digunakanseperti untuk menggoreng ikandan membuatabon dengan wajanyang tidak steinless dan kayubakar, produk ditempatkan dipiringyang terbuka (untuk ikan goreng)dan untuk abon dikemas dalamplastik mika tanpa dimasukkankantong plastik terdahulu. Se-dangkan proses produksi k:rupukikan dan kerupuk rumput lautmenggunakan waskom untukmerendam rumput laut, tempatadonan, pengukus/dandang danpisau biasa untuk memotongadonan kerupuk ikan maupunrumput laut yang sudah dikukus(hasil potongan tipis tebal) danblender untuk menghancurkanrumput laut, yang selanjutnyamenjadikerupuk.
c. Pemasaran masih sangat terba-tas hanya dijual ditempat (pele-langan) baik untuk ikan basahyang tidak diolah maupun ikan
182
goreng. SeOan$an kenrpuk ikanmaupun ikan ash, dan abon pe-masarannya dibantu oleh UPKKecarnatan dan bdum pesat se-hingga rnasft brbatas ditempat.Untuk kemasan seperti ikanbasah, ikan goreng, ikan asindibungkus dengan kresek, se-dang abon dfterna dalam plastikmika dan di stepples sehinggatidak raS muddr rusak dan tidakada SP serta hbrmasi kadalu-warsa-Selain kegiatan produksi dandagang ikan basah juga mela-kukan usaha simpan pinjamanggota tetompok dengan modalsebesar Rp. 1 0-(m.m0,- (sepuluhjuta rupiah) dari UPK (Unit Pe-ngelola Keuangan) ProgramPengembarpan Kecamatan, de-ngan angsrrilr 10 hrlan (10 kali)dan bunga 1,7%- Bunga yangharus dibayar anggota yangmeminjam sebesar 2% yakniuntuk UPK 1,7% dan 0,3% untukkas kelompok. Hal ini sudahdilakukan selama 40 bulansehingga uang kas kelompokberiumbh Rp- 12-m0-0O0,- (duabelaslubrq**r)Para perernpr.ran nelayan dalammelaksanakan kegiatan usahamenghadapi beberapa kendalaselain pemasaran yang utamajuga rnasalah perrnodalan sepertipinjam modal UPK misalnyahanya untuk sirnpan pinjam tidakdigunakan urntuk pengembanganusaha karena jiwa wiraswasta
d.
A
ACT,ON RESEARCHPEMBERDAYAAN EKONOMT ....... ( Nahiyah Jaidi Farazl
yang rendah sehingga banyakanggota kelompok tidak maumelakukan deversifikasi produk(ikan). Selain pemasaran dan per-modalan, peralatan yang dimilikidan dipakai masih sederhanabelum memenuhi standar yanghygieniss serta steril
5. Kegiatan Pelatihana. Pelaksanaan kegiatan pelatihan
bagi perempuan nelayan langsungmasuk pada materi utama meng-ingat motif berprestasi merekarelatif baik, yaitu : Kesetaraan dankeadilan gender, Kewirausahaan,Manajemen usaha Pemasaran danpengemasan.
b. Materi pelatihan ditulis dalambentuk modul praktis
c. Sedang metode yang digunakanyaitu curah pendapat dan ekspo-sitori dengan teknik tanya jawab.
d. Evaluasi kegiatan pelatihanmenunjukkan hasil yang meng-gembirakan yakni mereka sangatsetuju (58%) dan setuju (40Yo)dengan materi pelatihan yang di-berikan juga metode yang di-gunakan dalam pelatihan dan ber-manfaat bagi pengetahuan sertausaha mereka. Hasil pelatihanakan dilaksanakan demi pengem-bangan usaha mereka. Dengandemikian 99% perempuan nelayansangat setuju dan setuju terhadappelatihan dan hanya 1% dari mere-ka yang kurang setuju (Bila pelatihan ini dilaksanakan untuk anggo-ta kelompok lain, dan materikewi-
rausahaan serta manajemenusaha kurang jelas).
Kegiatan PendampinganMengarahkan untuk melakukandeversifikasi produk ikan, anggotakelompok tidak hanya jual ikanbasah saja (sebagian besar ang-gota kelompok), karena hanyaempat orang anggota kelompokyang membuat ikan asin, abon,kerupuk ikan dan kerupuk darirumput laut (melakukan dever-sifikasi ikan)Mengarahkan proses produksiikan yang hygienis, bersih danefisien seperti:1) Menggunakan peralatan kom-
por minyak untuk menggo-reng abon, selain agar efisienjuga tidak gosong (pahit) tapihygienis
2) Menggunakan alat perekatplastik baik untuk abon, ikanasin, kerupuk ikan maupunkerupuk rumput laut, yangrapat sehingga tahan lama.Untuk abon selain denganplastik maka perlu diberikantong plastik dulu yangrapat tidak di stepples. Se-dangkan untuk ikan asin,kerupuk ikan dan kerupukrumput laut dimasukkan kan-tong plastik ditimbang per Ya
kg dan 1 kg (kerupuk mentahdan ikan asin), ditimbang(kerupuk matang) yang se-belumnya hanya dimasukkankresek plastik tanpa ditimbang
6.a.
b.
183
Media lnfo. Litkesos. Vol. 36 No. 2, Juni 2012, 173 - 186
c.
baik untuk ikan asin, keruPukikan dan keruiPuk rumPut laut.
3) Untuk memproduksi abon,diarahkan agar tidak berbauamis sewaktu mengukus ikanperlu diberi daun salam se-hingga sedaP baunYa, dansebelum dikukus ikan harusbenar-benar bersih mencucinya. Selain menghilangkanbau amis disarankan meng-gunakan bumbu Yang standarperlu diukur agar tidak terlalumanis dan kadang terlalu asin'
4) Diarahkan untuk memProduk-si abon sebaiknYa menggu-nakan ikan tongkol (tuna)bukan ikan Pari karena akanlebih enak.
Mengarahkan untuk memPerluaspemasaran produksi abon, ikanasin dan keruPuk ikan mauPunkerupuk rumput laut, denganmembuat jaringan melalui kenalan,
teman maupun saudara anggotakelompok baikyang di DIY mauPun
luar DlY.Menyarankan dana kas kelomPokyang cukup besar tidak hanYauntuk simpan Pinjam saja tetaPidigunakan sebagian atau secu-kupnya untuk Pengembanganusaha kelomPok. Jadi selainusaha per individu anggota adausaha kelomPok Yang telah dise-pakati sebagai usaha kelomPokyaitu: Produksiabon dan ikan asin.
D. Kesimpulan dan Rekomendasi.1. Kesimpulan
Tingkat pendidikan Yang di-tamatkan para PeremPuan nelaYanumumnya lulusan sekolah dasarsehingga memenuhi kriteria untukdidampingi.a. Pelatihan sebagai kegiatan utama
dalam Action Research ini dibe-rikan bagi Para Perempuan ne-layan SaPtosari langsung materiutama yakni kesetaraan dankeadilan gender, kewirausahaan,manajemen usaha serta Pema-saran. Sedangkan metode Yangdigunakan yaitu curah PendaPatdan ekspositorY dengan tekniktanya-jawab.
b. Evaluasiprosesterhadapkegiatanpelatihan dari Para Perempuannelayan menunjukan hasil Yangmenggembirakan, dimana merekasangat setuju dengan materipelatihan yang diberikan begitujuga metodenya. Selain itu merekamenyatakan bahwa Pelatihan juga
sangat bermanfaat untuk Pengem-bangan usahanya.
c. Kegiatan usaha PeremPuan nela-yan, sebelum pelatihan dan Pen-dampingan, kecenderungannyamasih menggunakan Peralatanyang sederhana dan belum me-menuhi syarat hygienis atau steril.
Pemasaran juga masih mengalamikendala yang utama selain modalusaha.
d. Kegiatan pendamPingan menga-rahkan perempuan nelaYan untukmelakukan proses Produksi Yang
d.
184
ACITOTVRESEARCHPEMBERDAYAAN EKONOMT ....... ( Nahiyah Jaidi Farazl
hygienis, steril serta melakukanpengembangan usaha sepertidiversifikasi ikan dan memperluaspemasaran produk serta men-sosialisasikan perlunya keseta-raan dan keadilan gender dalamkeluarga terutama dalam pen-didikan anak.
2. Rekomendasia. Para pengambil kebijakan hen-
daknya berorientasi pada lnpresNo 9 Tahun 2000 tentang Penga-rusutamaan Gender {PUG) bagi,dalam rangka mengintegrasikangender dalam kebijakan dan pro-gram pembangunan pemberda-yaan perempuan di KabupatenGunungkidul.
b. Model pelatihan pemberdayaanperempuan yang tepat diharapkandi Kabupaten Gunungkidul adalahdengan metode curah pendapatdan ekspositori dengan tekniktanya jawab serta berbentuk in-formal dan materidiberikan dalammodul praktis (Dapat direfieksi).
f.
Kegiatan pendampingan di Keca-matan Saptosari dilakukan denganmetode pemecahan masalah baikmasalah produk yang hygienis,sterill serta pengembangan usaha,masalah pemasaran dan modal.Pada akhirnya, pelatihan, padakalian Action Research ini perludievaluasi, di masa yang akan da-tang agar dapat diketahui ke-majuan dari kegiatan dampingandi Kecamatan Saptosari.Ngrenehan, Kecamatan Saptosarisangat potensial alamnya selainikan juga rumput lautnya sehinggadapat dilakukan pengembanganusaha seperti diversifikasi ikanatau rumput laut.Perlu ada reward atau penghar-gaan kepada UMKM yang tidakmelakukan diskriminasi terhadapburuh dalam halsepertiupah yangberbeda antara perempuan danlaki-laki dalam melaksanakanpekerjaan yang sama.
*)Nahiyah Jaidi Faraz, adalah Lektor Kepala pada Fakultas Ekonomi Universitas NegeriYogyakarta, Yogyakarta.
c.
e.
185