JURNAL TUGAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENUGASAN IKM

Citation preview

JOURNAL READING

HUBUNGAN ANTARA JENIS KEPRIBADIAN, RIWAYAT DIABETES MELLITUS DAN RIWAYAT PAPARAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN TB PARU DEWASA DI WILAYAH KECAMATAN SEMARANG UTARA TAHUN 2011

Desa Congkrang Kecamatan MuntilanKabupaten Magelang

Disususn Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat kepaniteraan KlinikBagian Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas KedokteranUniversitas Islam Indonesia

Disusun Oleh :Sastika Nurwinda12712156

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA2014CRITICAL APPRAISAL

Jurnal Harm / Faktor ResikoHubungan Antara Jenis Kepribadian, Riwayat Diabetes Mellitus dan Riwayat Paparan Merokok Dengan Kejadian TB Paru Dewasa di Wilayah Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011

Publikasi oleh : Risa Nugraheni Widyasari, M. Arie Wuryanto, Henry Setyawan S Mahasiswa Reguler FKM UNDIP 2008 Staf Pengajar Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropis FKM UNDIP

Validitas

1. Apakah kelompok pasien didefinisikan dengan jelas, serupa untuk semua aspek penting selain dari perlakuan yang diberikan?Ya[ ]Tidak [ ]Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk usia 15 tahun atau lebih yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Semarang Utara minimal satu tahun terakhir yaitu Januari- Desember tahun 2011. Jumlah sampel penelitian di dapat sebanyak 30 orang untuk tiap kelompok yaitu kasus dan kontrol di kecamatan Semarang Utara. Dengan perbandingan 1:1 maka jumlah sampel adalah 60 responden. Kriteria untuk kelompok kasus tercatat sebagai pasien penderita TB Paru BTA (+) berdasarkan data register Puskesmas Bandarharjo dan Puskesmas Bulu Lor Semarang Utara pada periode Januari sampai pada Desember 2011 dan bertempat tinggal di wilayah Semarang Utara. Kriteria untuk kelompok kontrol adalah orang yang bukan penderita TB Paru yang tinggal di sekitar rumah penderita TB Paru dan belum pernah menunjukkan gejala-gejala TB Paru, yaitu batuk dalam jangka waktu lama (>2 minggu) dan batuk dengan dahak bercampur darah.(Halaman 3 bagian materi dan metode paragraf 2)

2. Apakah perlakuan dan outcome klinis diukur dengan cara yang sama pada kedua kelompok?Ya[ ]Tidak [ ]Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian case control dengan teknik pengambilan sampel non random sampling yaitu teknik purposive sampling yang berdasarkan sifat atau ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya, yang mengkaji hubungan antara jenis kepribadian, riwayat diabetes mellitus dan riwayat terpapar. Jumlah sampel penelitian di dapat sebanyak 30 orang untuk tiap kelompok yaitu kasus dan kontrol di kecamatan Semarang Utara. Dengan perbandingan 1:1 maka jumlah sampel adalah 60 responden.(Halaman 3 bagian materi dan metode paragraf 1)

3. Apakah pengamatan terhadap pasien lengkap dan cukup panjang

Ya[ ]Tidak [ ]Penelitian ini dilakukan minimal satu tahun terakhir yaitu Januari - Desember tahun 2011.(Halaman 3 bagian materi dan metode paragraf 2)

4. Apakah hasil penelitian memenuhi kriteria tes diagnostik untuk hubungan sebab akibat?

a. Apakah jelas bahwa pajanan mendahului sebelum timbulnya outcome/efek?Ya[ ]Tidak [ ]Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa Hasil perhitungan uji statistic dengan uji chi square diperoleh nilai p= 0,038; OR= 5,091; 95% Cl= 0,981- 26,430 yang menunjukkan bahwa riwayat penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan kejadian TB Paru dewasa di kecamatan Semarang Utara.(Halaman 5 paragraf 1)

b. Apakah ada hubungan dengan peningkatan dosis?Ya[ ]Tidak [ ]Pada penelitian ini tidak dilakukan penelitian terhadap kriteria tes diagnostik untuk sebab akibat berdasarkan peningkatan dosis pada diagnosis maupun faktor resikonya.

c. Apakah hubungan yang ada konsisten (dari penelitian dengan penelitian yang lain)Ya[ ]Tidak [ ]Penelitian yang dilakukan oleh Wittkower menemukan bahwa meskipun tidak ada tipe kepribadian tertentu berlaku pada pasien TB dari hubungan antara jenis kepribadian dengan penderita TB Paru Dewasa.(Halaman 4 paragraf 2)Pada hubungan antara faktor resiko riwayat DM terhadap penderita TB oleh Jeon CY (2008) Diabetes Mellitus dapat meningkatkan frekuensi maupun tingkat keparahan suatu infeksi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya abnormalitas dalam imunitas yang diperantarai oleh sel dan fungsi fagosit berkaitan dengan hiperglikemia, termasuk berkurangnya vaskularitas.(Halaman 5 paragraf 4)

d. Apakah hubungan yang ada tersebut dapat dijelaskan secara biologis?Ya[ ]Tidak [ ]TB paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang yaitu Mycobacterium tuberculosis. Biasanya yang paling umum terinfeksi adalah paru-paru tetapi dapat mengenai organ tubuh lainnya. Penyakit ini dapat menular dari orang ke orang melalui droplet dari orang yang terinfeksi TB paru.(Halaman 1 paragraf 1)Dan dari Tabel 4.2. distribusi riwayat penyakit diabetes mellitus pada TB Paru dewasa dapat menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara riwayat penyakit diabetes mellitus dengan kejadian TB Paru dewasa di kecamatan Semarang.(Halaman 5 paragraf 1)

Importance

1. Seberapa besar hubungan sebab akibat yang didapat?Hasil perhitungan uji statistic dengan uji chi square diperoleh nilai p= 0,038; OR= 5,091; 95% Cl= 0,981- 26,430 yang menunjukkan bahwa riwayat penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan kejadian TB Paru dewasa di kecamatan Semarang Utara dengan besar risiko 5,091 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes.(Halaman 5 paragraf 1)Meningkatnya risiko TB Pada pasien DM diperkirakan disebabkan oleh defek pada makrofag alveolar atau limfosit T. Wang et all (2009) mengemukakan adanya peningkatan jumlah makrofag alveolar matur pada pasien TB Paru aktif.(20) Kemungkinan penyebab meningkatnya insiden TB Paru pada orang yang menderita DM dapat berupa defek pada fungsi sel-sel imun dan mekanisme pertahanan pejamu.(Halaman 5 paragraf 2)

2. Seberapa presisi perkiraan resiko?

Applicable

1. Apakah pasien kita berbeda dengan pasien pada penelitian sehingga hasil penelitian tidak dapat diterapkan?Ya[ ]

Tidak [ ]Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk usia 15 tahun atau lebih yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Semarang Utara sebagai pasien penderita TB Paru BTA (+) berdasarkan data register Puskesmas Bandarharjo dan Puskesmas Bulu Lor Semarang Utara pada periode Januari sampai pada Desember 2011

2. Apakah hal tersebut merupakan resiko dari pasien kita? Ya[ ]Tidak [ ]ada pengaruh bahwa dari faktor resiko kejadian TB Paru dewasa di kecamatan Semarang Utara memiliki besar risiko 5,091 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat penyakit diabetes.(Halaman 5 paragraf 1)

3. Apakah pilihan dan harapan pasien terhadap ini?Setelah dilakukan pendidikan kesehatan sebagian besar responden selalu menjaga pola makan agar (faktor resiko dengan riwayat diabetes mellitus) agar tidak memperparah infeksi TB Paru.

4. Apakah terapi alternatif tersedia ?Ya[ ]Tidak [ ]Tidak ada di sebutkan dalam jurnal

Level of evidenceLevelCriteria

Studies of diagnosis

Level 1i. Ia. Evidence dari meta-analisis randomized ii. controlled trials.iii. Ib. Evidence dari minimal 1 RCT.

Level 2iv. IIa. Evidence dari minimal 1 studi terkontrolv. tidak dirandomisasi.vi. IIb. Evidence dari minimal 1 studi quasieksperimental.

Level 3vii. III.Evidence dari studi deskriptif noneksperimental,viii. (comparative studies, correlation studies,case studies)

Level 4IV.Evidence dari laporan komite ahli atau opini atau pengalaman klinis para ahli

Level of evidence from studies of etiologiJurnal ini termasuk pada level: 2. IIa.