Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BUDI UTOMO DAN MUHAMMADIYAH
(Relasi Politik Perjuangan Organisasi Berbasis Nasionalis Dan
Sosial Keagamaan)
1909-1920
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Oleh:
IMAM ROFI’I
11120097
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016
iv
MOTTO
مَنْ جَدَّ وَ جَدَ
“Barang Siapa Bersungguh-Sungguh
Akan Mendapatkanya”
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Almamaterku Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Ayah dan Ibu serta keluarga tercinta.
Temen seperjuangan, Atsmarina Awanis, Itsnawati
Syahputri, Tiofani Rika Devi, Miftahul Huda, Ahmad Mufid,
Muhammad Sholeh, Afdol Faris.
Saudara setempat tinggal, Agus dwi cahyono, Kharis
jarwanto, Akhmad Alwin, Arif Nurwanto, eri, Cakra,
Rokhim.
Teman dekat penulis, Andra Yuni Lestari.
vi
ABSTRAK
Gagasan awal yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini adalah, didasari
oleh sebuah organisasi yang berbasis nasionalis. Organisasi tersebut adalah Budi
Utomo (BU). Organisasi BU mempunyai pandangan netral terhadap keberadaan
agama di nusantara. Hal tersebut berarti organisasi BU tidak ambil bagian dalam
masalah keagamaan. Walaupun mempunyai pandangan netral terhadap agama,
namun organisasi tersebut mendukung berdiri organisasi Islam yaitu
Muhammadiyah. Hal ini menarik untuk dikaji secara mendalam, karen bagaimana
sebuah organisasi yang mempunyai pandangan netral terhadap agama, namun
teryata memberikan dukungan atas berdirinya organisasi Islam yaitu
Muhammadiyah.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
politik. Pengertian politik secara definitif menyangkut kegiatan yang berhubungan
dengan negara dan pemerintah. Fokus perhatian ilmu politik, lebih tertuju pada
perkembangan hukum dan kebijakan-kebijakan sosial yang meliputi beberapa
aspek seperti, partai-partai politik, komunikasi dan pendapat umum. Teori yang
digunakan dalam penelitaian ini yaitu Teori pertukaran sosial. Dalam penelitian
sejarah menurut George Casper Homans yaitu, mengangkat otonomi individu
melalui interaksinya dengan struktur sosial. Ciri terpenting dari teori pertukaran
sosial ini terletak pada analisisnya mengenai hubungan sosial menurut cost and
reward. Teori Homans ini beragkat dari asumsi ekonomi dasar (pilihan rasional),
yaitu individu memberi apa dan mendapatkan apa, apakah menguntugkan ataupun
tidak.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama, heuristik
dengan cara mengumpulkan dokumen. Kedua, verifikasi yaitu mengkritisi sumber
internal dan eksternal. Ketiga, interpretasi yaitu menganalisis sumber yang
kemudian dianalisis dan disintesisikan. Keempat, historiografi adalah pemaparan
hasil penelitian yang dilakukan.
Hasil dari penelitian skripsi ini yaitu, dapat menjelaskan bagaimana
sebuah organisasi BU yang mempunyai pandangan netral terhadap agama, namun
teryata memberikan dukungan atas berdirinya sebuah organisasi Islam yaitu
Muhammadiyah. Ini dilakukan oleh organisasi BU karena ternyata pandangan
netral yang dianut oleh organisasi BU bukan suatu hal yang permanen. Dalam
artian pandangan netral ini dapat berubah menjadi dukungan. Namun, dengan
catatan dukungan yang dilakukan tidak menimbulkan konflik internal di dalam
anggota organisasi BU
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt yang
telah memberikan kemudahan serta kelancaran. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. Dengan perjuangan yang tidak
mudah, akhirnya skripsi yang berjudul “BUDI UTOMO DAN
MUHAMMADIYAH (Relasi Politik perjuangan Organisasi Berbasis
Nasionalis Dan Sosial Keagamaan)1909-1920” telah diselesaikan oleh penulis.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Humaniora (S.Hum) pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Penulis yakin bahwa untuk menyelesaikan skripsi ini tentu tidak lepas dari
bantuan serta bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Zamzam Afandi, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Ilmu
Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Bapak Riswinarno, SS., MM.
4. Dosen pembimbing, Ibu Herawati S. Ag., M. Pd, yang selalu meluangkan
waktu dan selalu memberikan arahan kepada penulis guna kesempurnaan
penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen, seluruh karyawan pada Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
viii
6. Staf perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberikan
pinjaman buku demi terselesaikannya skripsi ini.
7. Pihak perpustakaan Taman Siswo Yogyakarta yang telah memberikan
pinjaman buku demi terselesainya skripsi ini.
8. Ayah dan Ibu serta keluarga besar penulis tercinta yang selalu mendo’akan
dan memotivasi penulis, dan tidak lupa kepada ketiga kakak penulis (M. Ibnu
Abbas, M. Khoiril Anam, Dewi Erlina S. Pd. I), mereka yang selalu
memberikan semangat untuk terus berusaha demi terselesainya skripsi ini.
9. Teman-teman setempat tinggal Agus Dwi Cahyono, Arip Nurwanto, Khares
Jarwanto, Alwin Kamal, Eri, Ebit Rustanta, Muhmmad Sholeh, Afdol Faris,
Cakra, Rokhim, yang telah memberikan dorongan semangat untuk cepat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman SKI 2011, khusus untuk Itsnawati Saputri, Atsmarina Awanis,
Tiofani Rika Devi, Mufit, Miftahul Huda, Imam Rofi’ie, Samsul, Miftahul
Hoiri, yang telah memberikan dorongan semangat untuk cepat menyelesaikan
skripsi ini.
11. Teman dekat penulis Andra Yuni Lestari, yang telah meluagkan waktunya
untuk menemani penulis mencari sumber-sumber yang dibutuhkan, dan telah
memberikan dukungan motivasi demi terselesainya skripsi ini.
Kemudian hanya kepada Allah penulis berdo’a semoga kebaikan dan
keihlasan mereka mendapat balasan yang jauh lebih baik dari Allah swt.
Akhirnya, skripsi ini adalah “buah” berprosesnya penulis yang jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak penulis
ix
harapkan demi kebaikan di masa yang akan datang. Hanya kepada Allah kami
mohon ampun dan kepada-Nya kami mohon petunjuk. Semoga bermanfaat.
Yogyakarta, 15 Maret 2016
Penyusun
Imam Rofi’i
Nim. 11120097
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERYATAAN KEASLIAN ..................................................... ii
HALAMAN NOTTA DINAS ........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv
HALAM PERSEMBAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 5
D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 5
E. Landasan Teori ....................................................................... 7
F. Metode Penelitian ................................................................... 10
G. Sistematika Pembahasan ....................................................... 13
BAB II: LATAR HISTORIS LAHIRNYA MUHAMMADIYAH ........ 15
A. Konteks Sosial Politik............................................................. 15
1. Politik Etis........................................................................... 15
2. Kelahiran BU...................................................................... 19
B. Konteks Sosial Keagamaan ................................................... 24
1. Sinkretisme Masyarakat Islam Yogyakarta .................... 24
2. Misi Kristenisasi Pemerintah Hinida Belanda ................ 26
BAB III: PERKEMBANGAN POLITIK ORGANISASI BUDI
UTOMO ....................................................................................... 30
A. Perkembangan Keorganisasian ............................................ 30
B. Perkembangan Keanggotaan ................................................ 34
BAB IV: KELAHIRAN MUHAMMADIYH DALAM KONTEKS
PERKEMBANGAN BUDI UTOMO ........................................ 38
A. Kedekatan Ahmad Dahlan Dengan Joyomuarto ................ 38
B. Bergabungnya Ahmad Dahlan Dengan BU ......................... 40
C. Dukungan BU Dalam Proses Kelahiran Muhammadiyah . 42
BAB V: PENUTUP .................................................................................... 55
xi
A. Kesimpulan ............................................................................. 55
B. Saran ........................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tanggal 20 Mei 1908 Soetomo dan para mahasiswa STOVIA di
Jakarta membentuk sebuah organisasi yang diberi nama organisasi Budi Utomo
(BU). Organisasi ini bergerak di bidang sosial. Berdirinya organisasi BU tidak
terlepas dari peran Wahidin Sudirohusodo yang telah memberikan saran kepada
Soetomo untuk membentuk sebuah organisasi yang bercorak pergerakan.1
Tujuan dibentuknya organisasi BU adalah untuk memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dari Penjajahan Hindia Belanda. Selain itu, juga untuk
memajukan pendidikan masyarakat Indonesia. Mengingat pada masa itu, tidak
semua lapisan masyarakat bisa menikmati pendidikan dengan mudah. Hanya
kalangan priyayi saja yang bisa menikmati pendidikan milik pemerintah.
Pada awal dibentuknya organisasi BU hanya dimaksudkan sebagai
organisasi kultural, yang terbatas pada masyarakat Jawa, dan Madura saja. Akan
tetapi, pada perkembangannya organisasi tersebut mencakup seluruh masyarakat
Indonesia tanpa memandang etnis, suku, dan agama. Selain itu, organisasi BU
merupakan organisasi bagi masyarakat Jawa pribumi yang pertama dan dibentuk
secara modern, sehingga kongres pertamanya banyak menarik perhatian dari
kalangan pers di seluruh Hindia.2
1Gamal Komandoko, Boedi Oetomo: Awal Bangkitnya Kesadaran Bangsa (Yogyakarta:
Media Pressindo, 2008), hlm. 8. 2Akira Nagazumi, Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918,terj.
(Jakarta: Pustaka Utama Grafitri dan KITLV), hlm. 73.
2
Organisasi BU bukan hanya dikenal sebagai salah satu organisasi nasional
yang pertama di Indonesia, tetapi juga sebagai salah satu organisasi terpanjang
usianya sampai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia.3 Perkembangan
organisasi BU menyebabkan adanya perubahan-perubahan politik hingga
terjadinya integrasi nasional, maka wajar bila pada kelahiran organisasi BU
tanggal 20 Mei disebut sebagai Hari Kebagkitan Nasional.4
Corak baru yang diperkenalkan organisasi BU adalah kesadaran lokal yang
diformulasikan ke dalam wadah organisasi modern. Ini berarti bahwa, organisasi
itu mempunyai pimpinan, idieologi yang jelas, dan anggota yang tercatat dengan
rapi.
Bagian yang sangat menarik pada organisasi BU karena, organisasi ini
diikuti dengan munculnya organisasi lainnya di Indonesia. Dari sini terjadinya
perubahan-perubahan sosial politik dalam lapisan masyarakat.5 Organisasi yang
muncul akibat pengaruh dari perkembangan organisasi BU dan mempunyai corak
agama Islam yaitu organisasi Muhammadiyah. Organisasi yang mempunyai latar
belakang Islam ini berdiri setelah berdirinya organisasi BU.
Selain itu, dalam sejumlah perjuangan menghadapi kebijakan
Pemerintahan Hindia Belanda, organisasi BU telah turut membantu perjuangan
organisasi-organisasi Islam dalam mencapai tujuannya, karena adanya kesamaan
3Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908-
1945 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994),hlm. 32. 4 Ibid., hlm. 32.
5 Ibid., hlm. 30.
3
kepentingan. Misalnya, dalam kasus rekomendasi terhadap pemerintah Hindia
Belanda mengenai pembentukan organisasi Muhammadiyah.6
Beberapa tahun setelah berdirinya organisasi BU, organisasi ini menarik
perhatian dari Ahmad Dahlan yang kemudian menjalin hubungan kerja sama
dengan keanggotaan organisasi BU. Ahmad Dahlan masuk menjadi anggota
organisasi BU pada tahun 1909, dengan maksud hendak mengislamisasikan
anggota-anggotanya. Dengan tujuan tersebut, ia berharap dapat menjalin kontak di
kalangan anggota organisasi BU yang kebanyakan guru sekolah negeri dan
pejabat pemerintahan, yang akan terbuka kemungkinan baginya untuk
memberikan pelajaran tentang gagasan-gagasan pembaharuan keagamaanya di
sekolah-sekolah.7
Tiga tahun setelah bergabung dalam anggota organisasi BU, yaitu tahun
1912 Ahmad Dahlan mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama organisasi
Muhammadiyah. Dari fakta tersebut, organisasi BU secara tidak langsung
mengajarkan kepada Ahmad Dahlan bagaimana membentuk dan mengatur sebuah
organisasi yang secara struktural dan sistem lebih tertata. Dalam hal ini tidak
lepas dari BU yang telah terlebih dahulu menerapkan organisasi modern. Ahmad
Dahlan merupakan satu contoh tentang bagaimana organisasi BU merangkul
berbagai elemen di dalam tubuh organisasi untuk mencapai tujuan bersama.8
Setelah beberapa tahun bergabungnya Ahmad Dahlan dalam keanggotaan
organisas BU, beberapa anggota menyarankan agar Ahmad Dahlan mendirikan
6Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908-
1945, hlm. 67. 7Akira Nagazumi, Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918, hlm.
123. 8Ibid., hlm. 124-125 .
4
sebuah organisasi yang mengelola sekolah sendiri, di antaranya adalah R.
Sosrosoegondo, seorang guru di Yogyakarta. Ia sangat memandang penting agar
pelajaran keagamaan diberikan kepada anak-anak di sekolah. Pada tahun 1912
organisai itu benar-benar berdiri, dan menjadi pusat kegiatan Ahmad Dahlan yang
diberi nama organisasi Muhammadiyah.9
Dari latar belakang ini, peneliti mengangap penting untuk meneliti secara
mendalam bagaimana organisasi BU yang mempunyai pandangan netral terhadap
agama, namun dalam beberapa hal telah mendukung berdirinya organisasi Islam
di Indonesia, karena itu pembahasan ini menarik untuk diteliti secara mendalam.
B. Batasan dan Rumusan Masalah.
Penelitian ini memfokuskan kajian pada peran organisasi BU dalam berdiri
dan berkembangnya organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta, yang kurun
waktunya dibatasi pada tahun 1909-1920. Tahun 1909 dipilih karena merupakan
tahun awal bergabungnya calon pimpinan Muhammadiyah yaitu, Ahmad Dahlan
di dalam organisasi BU. Adapun tahun 1920 dipilih karena, pada tahun tersebut
organisasi Muhammadiyah berhasil memperluas wilayah operasinya yang semula
hanya terbatas pada wilayah Residen Yogyakarta berkembang menjadi Residen
Jawa, dan Madura.
Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka
permasalahan kajian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana konteks politik dan sosial keagamaan kelahiran Muhammadiyah?
2. Apa pengaruh perkembangan BU terhadap kelahiran Muhammandiyah?
9Ibid., hlm. 124.
5
3. Mengapa BU mendukung kelahiran muhammadiyah?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sebuah penelitian tentunya mempunyai sebuah tujuan yang akan dicapai.
Oleh karena itu, sesuai dengan judul skripsi yang diajukan dan rumusan masalah
yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menjelaskan latar belakang berdirinya organisasi BU antara tahun 1908 sampai
dengan 1920.
2. Menjelaskan peran organisasi BU dalam membantu berdiri dan
berkembangnya organisasi Muhammadiyah.
Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu:
1. Menambah referensi sejarah terutama dalam permasalahan organisasi BU, dan
dapat digunakan sebagai sumber acuan terhadap peneliti selanjutnya di bidang
yang sama.
2. Menambah bukti sejarah bahwasanya organisasi BU mendukung berdiri dan
berkembangnya organisasi Muhammadiyah.
3. Dapat digunakan sebagai referensi bagi yang memerlukan terutama bagi
mahasiswa secara umumnya dan khususnya mahasiswa sejarah.
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang organisasi BU di Indonesia memang tidak sedikit. Akan
tetapi, dari sekian banyak penelitian tersebut, hanya mengulas sejarah berdirinya
organisasi BU dan perkembangannya di Indonesia. Meskipun demikian, terdapat
6
beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
penelitian ini, yang di antaranya adalah.
Skripsi yang ditulis oleh Abd. Ghaffar pada tahun 2003, mahasiswa
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang berjudul
“Boedi Oetomo dan Peranannya Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia 1908-
1935”. Isi skripsi ini yaitu membahas tentang peran organisasi BU dalam gerakan
pengajaran agama Islam di Indonesia dan membahas mengenai makna organisasi
BU bagi kelahiran gerakan di Indonesia. Skripsi ini memiliki kesamaan tema
dengan penelitian yang penulis lakukan, yakni sama-sama membahas organisasi
BU. Hanya saja, penelitian yang dilakukan penulis memiliki fokus yang berbeda,
yaitu membahas peran organisas BU dalam perkembangan organisasi Islam
(Muhammadiyah) di Yogyakarta.
Buku yang ditulis oleh Sartono Kartodirjo, yang berjudul, “Pengantar
Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional Dari Kolonialisme Sampai
Nasionalisme”. Karya tersebut membahas dinamika fungsi sosial, politik,
kulturalnya dalam sejarah pergerakan nasional pada umumnya. Persamaan dalam
buku ini dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah sama-sama meneliti
kultralnya saja, atau terbatas pada masyarakat Jawa, dan Madura saja. Kemudian
perbedaan antara buku dan penelitian yang akan dilakukan penulis, yaitu dalam
hal pembahasan peran organisasi BU dalam berkembangnya organisasi
Muhammadiyah di Yogyakarta.
Buku yang ditulis oleh Suhartono berjudul “Sejarah Pergerakan Nasional:
Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi 1908-1945”. Karya tersebut membahas
7
tentang pergerakan nasional bangsa Indonesia yang ditandai dari berdirinya
organisasi BU. Persamaan dalam buku ini dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah sama-sama membahas tentang organisasi BU. Namun, yang
membedakan antara buku ini dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu,
penulis lebih condong membahas peran organisasi BU dalam berdiri dan
berkembangnya organisasi Muhammadiyah. Dengan kata lain penulis lebih
membahas tentang sumbangsih yang dilakukan oleh organisasi BU terhadap
terbentuknya organisasi Muhammadiyah.
Pada karya yang berjudul “Bangkitnya Nasionalisme Indonesia : Budi
Utomo1908-1918”, karya Akira Nagazumi. Pada pembahasannya Akira
Nagazumi menyoroti sejarah berdirinya organisasi BU, mulai pada saat organisasi
BU masih sebagai gerakan kultur yang tarbatas pada masyarakat Jawa dan
Madura saja, sampai keterlibatan organisasi BU dalam bidang politik. Buku ini
menjadi rujukan utama penulis dalam melakukan penelitian ini. Persamaan buku
ini dengan penelitian yang disusun penulis , yaitu dalam hal pembahasan yang
terbatas pada masyarakat Jawa, dan Madura maupun keterlibatan BU dalam hal
politiknya. Adanya perbedaan dalam buku tersebut membahas secara rinci
hubungan organisasi BU dengan organisasi SI, sedangkan dalam penelitian ini
tidak membahas hubungan organisasi BU dengan organisasi SI. Namun, lebih
membahas pada hubungan organisasi BU dengan organisasi Muhammadiyah.
E. Landasan Teori
Organisasi BU telah mengubah rasa nasionalisme serta pola pikir bangsa
Indonesia melalui pendidikan-pendidikan yang diajarkan di sekolah pemerintahan.
8
Dengan berdirinya organisasi BU, masyarakat sedikit mudah untuk mendapatkan
haknya sebagai manusia, yaitu kebebasan untuk mengenyam pendidikan. Pada
penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan politik. Pengertian politik secara
definitif menyangkut kegiatan yang berhubungan dengan negara dan pemerintah.
Fokus perhatian ilmu politik, lebih tertuju pada perkembangan hukum dan
kebijakan-kebijakan sosial yang meliputi beberapa aspek seperti, partai-partai
politik, kelompok-kelompok interest, komunikasi, dan pendapat umum, birokrasi,
dan administrasi.
Bila kita membuka kembali karya-karya sejarah konvensional, dapat
dikatakan bahwa sejarah itu identik dengan politik. Alasanya, karena melalui
karya-karya seperti itu lebih banyak diperoleh pengetahuan tentang jalannya
sejarah yang ditentukan oleh kejadian politik, perang, diplomasi, dan tindakan
tokoh-tokoh politik.10
Berkenaan dengan organisasi BU dan organisasi Muhammadiyah adalah
bagaimana hubungan timbal balik atau syarat yang diberikan oleh organisasi BU
kepada organisasi Muhammadiyah apabila, bantuan pengurusan atau rekomendasi
berdirinya organisasi Muhammadiyah kepada Pemerintah Hindia Belanda telah
berhasil dan disetujui, maka pengurus atau anggota dari organisasi
Muhammadiyah harus bergabung ke dalam keanggotaan organisasi BU.11
Jadi, sebuah peristiwa sejarah selalu berkaitan erat dengan politik, karena
melalui kegiatan politik tersebut banyak diperoleh pengetahuan tentang kejadian
10
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta: Ombak,
2011), hlm. 18. 11
Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah
Dalam Perspektif Perubahan Sosial (Jakarta: BUmi Aksara, 1990), hlm. 20.
9
sejarah. Selain itu, suatu peristiwa sejarah banyak ditentukan jalannya melalui
peristiwa-peristiwa politik.
Dalam buku yang ditulis oleh Peter Burke, konsep patronase merupakan
sistem politik yang berlandaskan pada hubungan pribadi antara pihak-pihak yang
tidak setara., antara pemimpin (patron) dan pengikutnya (klien). Masing-masing
pihak mempunyai sesuatu untuk ditawarkan. Klien menawarkan dukungan politik
dan penghormatan kepada patron, yang ditampilkan dalam berbagai bentuk.
Bentuk peghormatan tersebut di antaranya sikap patuh, hormat, hadiah dan lain
sebagainya. Sedagkan patron menawarkan kebaikan, pekerjaan, dan
perlindungan.12
Konsep patron dan klien tersebut merupakan bagian dari fakta sosial
(realitas sosial), yang dapat dijelaskan dengan teori pertukaran sosial. Teori
pertukaran sosial dalam penelitian sejarah menurut George Casper Homans yaitu,
mengangkat otonomi individu melalui interaksinya dengan struktur sosial. Ciri
terpenting dari teori pertukaran sosial ini terletak pada analisisnya mengenai
hubungan sosial menurut cost and reward.13
Teori Homans ini beragkat dari
asumsi ekonomi dasar (pilihan rasional), yaitu individu memberi apa dan
mendapatkan apa, apakah menguntugkan ataupun tidak.
Dalam penelitian ini organiasi BU diibaratkan sebagai pemimpin (patron),
sedagkan Ahmad Dahlan diibaratkan sebagai (klien). Organiasi BU menawarkan
kebaikan berupa dukungan kepada Ahmad Dahlan untuk mendirikan organisasi
12
Peter Burke, Sejarah dan Teori Sosial (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2001), hlm.
106.. 13
George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2008), hlm. 92.
10
Muhammadiyah. Dukungan tersebut berupa saran untuk mendirikan organisasi,
danjuga ketersediaan organisasi BU mengurus surat perizinan atas berdirinya
organisasi Muhammadiyah kepada Pemerintah Hindia Belanda. Sedagkan Ahmad
Dahlan menawarkan sikap kepatuhan dengan bersedia menerima persyaratan yang
diajukan oleh organisasi BU. Persyaratan terebut berupa pegharusan
bergabungnya para anggota organisasi Muhammadiyah bila nantinya perizinan
atau rekomendasi berdirinya organisasi Muhammadiyah disetujui oleh Pemerintah
Hindia Belanda.
F. Metode Penelitian
Data tentang organisasi BU dan data tentang dukungan terhadap berdirinya
organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta dihimpun melalui sumber kepustakaan.
Data yang berhasil dikumpulkan, selanjutnya diklasifikasikan secara sistematis
untuk kemudian dianalisis dengan cara menginterpretasi data, menghubungkan
satu sama lain, memahami kaitan-kaitannya, sehingga membentuk sebuah
karangan yang terpola secara logis dan sistematis yang mengembangkan kesatuan
pandangan mengenai dukungan organisasi BU terhadap berdirinya organisasi
Muhammadiyah di Yogyakarta.
Mengingat penelitian ini menggunakan sistem yang sistematis, maka
tahap-tahap dari metode sejarah tidak dapat ditukar balik atau mendahulukan
kritik, interpretasa ataupun historiografi. Semua jenis tulisan atau penelitian
tentang sejarah menempatkan sumber sejarah sebagai syarat mutlak yang harus
11
ada. Tanpa sumber sejarah, kisah masa lalu tidak dapat direkonstruksi oleh
sejarawan.14
Penelitian ini menggunakan beberapa tahapan untuk mengulas informasi
sejarah agar penelitian ini dapat tersusun secara sistematis. Adapun tahapan-
tahapan dalam penelitian ini yaitu: heuristik atau pengumpulan data, verifikasi
atau pengujian sumber, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi.
1. Heuristik atau Pengumpulan data.
Heuristik adalah suatu teknik atau seni mencari dan mengumpulkan
sumber-sumber sejarah. Dalam praktiknya, heuristik seringkali merupakan suatu
keterampilan dalam menemukan, dan mencari bibliografi atau mengklasifikasikan
dan merawat catatan-catatan.15
Seperti yang telah dijelaskan di atas, teknik
pengumpulan sumber dan data sejarah dalam penelitian ini menggunakan teknik
library research. Proses pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu mencari
sumber-sumber terkait melaui perpustakaan, baik perpustakaan UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, Perpustakaan kota, perpustakaan Taman Siswa dan Graha
Pustaka. Dari pencarian tersebut penulis memilih beberapa sumber yang dianggap
sesuai dengan pembahasan.
2. Verifikasi atau kritik sumber.
Verifikasi yang diterapkan dalam penelitian ini hanya berupa kritik
interen, yaitu meneliti kebenaran isi sumber atau menyimpulkan kesaksian yang
14Abdurrahman Hamid, Muhammad Sholeh Majid. Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta:
Ombak, 2011) hlm. 43. 15
Dudug Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmiah,
1999), hlm. 55.
12
dapat dipercaya mengenai bahan-bahan autentik.16
Pembatasan kepada kritik
sumber hanya kepada kritik interen adalah sebagai berikut: (1) sebagian besar
yang dipakai dalam kajian ini adalah sumber sekunder, sehingga sebagai
konsekuensinya maka (2) kajian ini lebih bersifat interpretativ daripada bersifat
deskriptif, yakni interpretasi historis tentang dukungan organisasi BU terhadap
berdirinya organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta berdasarkan data sekunder
yang ada.
3. Interpretasi atau Penafsiran
Penelitian ini berusaha memberikan penafsiran atas data yang telah di
seleksi melalui kritik interen, yang disusun melalui fakta sejarah. Untuk
menafsirkan data yang diperoleh, digunakan pendekatan politik dan teori
patronase. Pendekatan politik diterapkan untuk menganalisis kondisi politik pada
masa pembentukan dan perkembangan organisasi BU dan organisasi
Muhammadiyah yang sekaligus memberi bingkai bagi perannya dalam berdiri dan
berkembangnya organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta.17
Kemudian teori
patronase, diterapkan untuk menganalisis substansi dukungan organisasi BU
terhadap berdirinya organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta.18
Beberapa sumber yang telah ditemukan kemudian dilakukan penafsiran
dengan berbagai kesimpulan. Penafsiran yang dilakukan dengan cara
membandingkan beberapa data berbeda yang telah peneliti temukan. Kemudian
dipilih data yang dianggap valid oleh peneliti.
16
Ibid., hlm. 64. 17
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 77. 18
Sanyoto Usman, Studi Sosiologi Gobert Giltbert (Yogyakarta: Jurusan Sosiologi
FISIPOL UGM, 2001), hlm. 11-14.
13
4. Historiografi atau Penulisan Sejarah
Pada tahap ini dilakukan penggabungan data untuk kemudian menyajikan
dalam bentuk tulisan yang memberikan keterangan dan penjelasan yang sesuai
dan mudah dipahami mengenai dinamika sejarah perkembangan organisasi BU
dan perannya dalam berdiri dan berkembangnya organisasi Muhammadiyah di
Yogyakarta.19
G. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab, dan masing-
masing bab dijabarkan dalam beberapa sub bab.
Bab pertama adalah pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah,
rumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,
landasan teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua membahas tentang setting historis sebelum lahirnya organisasi
Muhammadiyah. Dalam bab ini membahas politik etis dan kelahiran organisasi
BU, konteks keagamaan sebelum berdirinya organisasi Muhammadiyah yang
meliputi Islam sinkretis, dan Kristenisasi.
Bab ketiga dalam penelitian ini membahas perkembangan politik
organisasi budi utomo. Aspek yang dibahas dalam bab ini meliputi perkembangan
keorganisasian dan juga perkembangan keanggotaan.
Bab keempat dalam penelitian ini membahas kelahiran Muhammadiyh
dalam konteks perkembangan budi utomo. Dalam bab ini membahas kedekatan
19
K. J. Voeger, Realitas Sosial Refleksi Filsafat Sosial Hubungan Individu Masyarakat
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), hlm. 4.
14
Ahmad Dahlan dengan Joyomuarto, bergabungnya Ahmad Dahlan dengan BU,
kemudian juga mambahas dukungan organisasi BU terhadap kelahiran organisasi
Muhmmadiyah.
Bab kelima merupakan akhir pembahasan dari rangkian peneleitian yang
berisikan kesimpulan dan penutup.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Misi kristenisasi atau penyebaran agama kristen yang disertai dengan sikap
diskriminasi oleh Pemerintah Hindia Beland trhadap umat muslim nuntara,
mendorong Ahmad Dahlan untuk memperjuangkan umat muslim agar tidak
terpengaruh oleh misi kristenisasi Pemerintah Hindia Belanda. Selain misi
kristenisasi Pemerintah Hindia Belanda, kondisi Kegmaan masyarakat nusantara
yang dipandang sudah tidak murni lagi atau yang sering disebut dengan Islam
sinkretis, menggugah Ahmad Dahlan untuk memurnikan kembali ajaran agama
Islam melalui organisasi Muhammadiyah.
Kelahiran organisasi Muhammadiyah terpengaruh dari perkembngan
organisasi BU yang cukup berkembang pesat. Dari perkembangn tersebut
mendorong Ahmad Dahlan untuk belajar berorganisasi secara modern. Hal
tersebut dikarenakan, organisasi BU merupakan organisasi modern pertama yang
ada di nusantar pada maa itu. Wajar bila Ahmad Dahlan beljar berorganisasi
secara moderen kepada organisasi BU. Selain itu, bergabungnya Ahmad Dahlan
ke dalam anggota organisasi BU, memudahkan baginya untuk mendirikn
organisasi Muhammadiyh dikarenakan mendapat dukungan dari organiasi BU.
Organisasi BU sendiri mendukung kelahirn organisasi Muhammadiyh
dikarenakan, adanya maksud tertentu yang diusung oleh organisasi BU. Maksud
dari organisasi BU tersebut adalah, adanya kewajiban bila nantinya organisasi
Muhammadiyah sudah benar-benar berdiri, maka anggota-anggota organiasi
56
Muhammadiyah harus bersedia masuk menjadi anggota organisasi BU. Hal ini
dilakukan agar jumlah anggota BU semakin bertambah. Apalagi orag-orang yang
ada di dalam organisasi Muhammadiyh merupakan orang-orag yang berpengaruh
di nusantara. Tentunya ini akan menguntungkan bagi organisasi BU. Bentuk
dukungan tersebut berupa ketersediaan organisasi BU memberikan surat
rekomendasi atas berdirinya organisasi Muhammadiyah kepada Pemerintah
Hindia Belanda.
B. Saran.
Adapun bebrapa saran yang dianggap penting dengan tuntutan semangat
kebangsaan Indonesia di era yang serba moderen ini adalah Penggunaan idiologi
netral agama dalam tubuh organisasi atau nasionalisme skuler, dipandang kurang
tepat dalam perkembangan zaman seperti sekarang ini. Hal ini dikarenakan,
diperlukannya pemahaman secara mendalam terkait makana “nasionalisme
skuler” itu sendiri. Terlebih lagi bila, organisasi yang tidak ambil bagian dalam
urusan keagamaan, teryata mempunyai andil peran didalam berdiri dan
berkembangnya organisasi Islam. Karena itu, alangkah lebih baik diganti menjadi
nasionalisme netral agama. Karena, dengan demikian memudahkan untuk
dipahami, “nasionalisme netral agama” yang kurang lebih berarti “persatuan tanpa
pandang agama”.
Organisasi Muhammadiyah pada masa alwal berdirinya terbatas pada
Residen Yogyakaerta. Hal ini menimbulkan pergolakan di dalamnya karena hanya
mengatas namakan wilayah kerja Yogyakarta. Dari fakta diatas maka peneliti
57
menyarankan agar pembentukan organisasi atau perkumpulan yang muncul pada
saat ini, terutama dikalangan mahasiswa, tidak hanya mengedepankan
keanggotaannya berdasarkan kedaerahan. Perkumpulan atau organisasi yang
berdasarkan kedaerahan tersebut, tidak seharusnya mengembangkan semangat
kedaerahan belaka. Sebab, hal ini akan menimbulkan fanatisme kedaerahan, yang
jika tidak dapat dikendalikan akan menimbulkan konflik diantara organisasi-
organisasi yang lain.
Penelitian-penelitian lebih lanjut berkenaan dengan peran organisasi netral
agama bagi perkembangan organisasi Islam di Indonesia perlu diperbanyak.
Penelitian tentang subjek tersebut, memiliki makna penting bagi penggembangan
wawasan dan pemahaman tentang sejarah perkembangan organisasi Islam di
Indonesia.
58
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana
Ilmiah, 1999.
, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, Yogyakarta:
Ombak, 2011.
Arifin, M.T., Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah, Jakarta: Pustaka Jaya, 1987.
Anshory, Muhammad Isa, Megkristenkan Jawa: Dukungan Pemerintah Kolonial Belanda
Terhadap Penetrasi Misi Kristen, Karanganyar: Lir Ilir, 2013
Burke, Peter, Sejarah dan Teori Sosial, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor, 2001.
Daliman, Sejarah Indonesia Abad XIX- Awal Abad XX: Sistem Politik Kolonial
dan Administrasi Pemerintahan Hindia Belanda, Yogyakarta: Ombak,
1012.
Djoened Marwati, Pusponegoro, dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993.
Ghaffar, Abd, Boedi Uetomo dan Perananya Dalam Perkembangan Islam di
Indonesia 1908-1935, Skripsi Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2003. Tidak dipublikasiukan.
Hadikusumo, Djarnawi, Aliran Pembaharuan Islam, Yogyakarta: Penerbit
Persatuan, t.t.
Jurdi, Syaifiddin, Muhammadiyah Dalam Dinamika Politik Indonesia 1966-2006,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Karim, Rusli, Muhammadiyah Dalam Kritik dan Komentar, Jakarta: Rajawali,
1986.
Kartodirjo, Sartono, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan
Nasional Dari Kolonialisme Sampai Nasionalisme, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1992.
Kartoditjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Jakarta:
59
Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Komandoko, Gamal, Boedi Oetomo: Awal Bangkitnya Kesadaran Bangsa,
Yogyakarta: Media Pressindo, 2012.
LPI dan Majelis Diktilibang, PP Muhammadiyah, I Abad Muhammadiyah
Gagasan Perubahan Sosial Keagamaan, Jakarta: Buku Kompas, 2010.
Marsudi, Djamal, Yogya Benteng Proklamasi, Jakarta: BADAN
MUSYAWARAH MUSEA D. I. Y., t.t.
Mansur Suryanegera, Ahmad, Api Sejarah, Bandung: Salamadina, 2009.
Mulkhan, Abdul Munir, Marhaenis Muhammadiyah: Ajaran dan Pemikirah K.H.
Ahmad Dahlan, Yogyakarta: Galang Pustaka, 2013.
, Pemikiran Kiyai Haji Ahmad Dahlan dan
Muhammadiyah Dalam Perspektif Perubahan Sosial, Jakarta: Bumi
Kasra, 1990.
Nagazumi, Akira, Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918,
Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti dan KITLV, 1989.
Nasruddin, Anshoriy, HM, Matahari Pembaharuan: Rekam Jejak K.H. Ahmad
Dahlan, Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher, 2010.
Noer, Deliar, Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Terj. Jakarta: PT
Pustaka LP3ES Indonesia, 1973.
Nurhajarini, Dwi Ratna, dkk. Yogyakarta: Dari Hutan Beringin Ke Ibukota
Daerah Istimewa. Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai
Tradisional Yogyakarta, 2012.
Panuji, Redi, Dr. Soetomo Pahlawan Bangsaku, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002.
Ritzer George & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2008.
Sairin, Weinata, Gerakan Pembaruan Muhammadiyah, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1995.
Sardar, Zainudin, Rekayasa Masa Depan Peradaban Muslim, Bandung: Mizan, 1986
Salam, Solichin, Muhammadiyah dan Kebangunan Islam di Indonesia, Jakarta:
NV Mega, 1956.
Shihab, Alwi, Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah Terhadap
Misi Kristen Di Indonesia, Bandung: Mizan, 1998.
60
Soemardjan, Selo, Perubahan Sosial di Yogyakarta, terj, Yogyakarta: Komunitas
Bmbu, 2009.
Sudiyo, Pergerakan Nasional Menggapai dan Mempertahankan Kemerdekaan,
Jakarta: Rinika Cipta, 2002.
Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional Dari Budi Utomo Sampai Proklamasi
1908-1945, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.
Suhartono, Apanage dan Bekel : Perubahan Sosial di Pedesaan Surakarta 1830-
1920, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991.
Subagya, Rahmat, Agama Asli Indonesia, Jakarta: Sinar Harapan, 1981.
Sudiyo, Pergerakan Nasional Menggapai dan Mempertahankan Kemerdekaan,
Jakarta: Rinika Cipta, 2002.
Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik,
Bandung: T aristo, 1994.
Usman, Sanyoto, Studi Sosiologi Gobert Giltbert, Yogyakarta: Jurusan Sosiologi
FIFIPOL UGM, 2001.
Voeger, K.J., Realitas Sosial Refleksi Sosial Hubungan Individu Masyarakat,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.
61
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Imam Rofi’i.
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 10 November 1991.
Nama Ayah : Sirat.
Nama Ibu : Mujiyem.
Alamat Sekolah : SMA N 1 Sunggai Lilin.
Alamat Kos : Sorowajan, Banguntapan, Bantul.
Alamat Rumah : Dusun 03 Rt/Rw. 03/04, Palembang.
E-mail : [email protected]
No. Hp : 087839405633
B. Riwayat Hidup
1. Pendidikan Formal
a. SD Negeri 1 Spc 2 Lulus Tahun 2005
b. SMP Negeri 2 Spc 4 Lulus Tahun 2008
c. SMA Negeri 1 Sunggai lilin Lulus Tahun 2011
C. Pengalaman Organisasi
1. Pramuka tingkat siaga, SD negeri 1 Spc 2, Sunggai Lilin
2. Osis, SMP Negeri 2 Spc 4, Sunggai Lilin
3. PASKIBRAKA SMA Negeri 1 Sunggai Lilin
4. Osis, SMA Negeri 1 Sunggai Lilin