67
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN PEMILIKAN TIPE PERUMAHAN ( Studi kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar ) A STUDY ON THE RELATIONSHIP BETWEEN CONSUMER CHARACTERISTICS AND THE HOUSING TYPE BELONGING (A Case Study On The Property Customer In Regency Karanganyar) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: ENI SETYANINGSIH NIM I.1105014 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN …/Kajian...konsumen dengan pemilikan tipe perumahan ( studi kasus konsumen perumahan kabupaten karanganyar) a study on the relationship

Embed Size (px)

Citation preview

KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN PEMILIKAN TIPE PERUMAHAN

( Studi kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar )

A STUDY ON THE RELATIONSHIP BETWEEN CONSUMER CHARACTERISTICS AND THE HOUSING TYPE BELONGING (A Case Study On The Property Customer In Regency Karanganyar)

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun oleh:

ENI SETYANINGSIH

NIM I.1105014

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

PERSETUJUAN SKRIPSI

KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN PEMILIKAN TIPE PERUMAHAN

( Studi kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar )

A STUDY ON THE RELATIONSHIP BETWEEN CONSUMER CHARACTERISTICS AND THE HOUSING TYPE BELONGING (A Case Study On The Property Customer In Regency Karanganyar)

Disusun Oleh :

ENI SETYANINGSIH NIM I.1105014

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II Fajar Sri Handayani,ST,MT Ir. Delan Soeharto, MT NIP.19750922 199903 2 001 NIP.19481210 198702 1 001

PENGESAHAN SKRIPSI

KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN PEMILIKAN TIPE PERUMAHAN

( Studi kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar )

A STUDY ON THE RELATIONSHIP BETWEEN CONSUMER CHARACTERISTICS AND THE HOUSING TYPE BELONGING (A Case Study On The Property Customer In Regency Karanganyar)

Disusun Oleh :

ENI SETYANINGSIH NIM I.1105014

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Pada : Kamis, 16 Juli 2009

Tim Penguji : 1. Fajar Sri Handayani, ST, MT ………………........... NIP. 19750922 199903 2 001 2. Ir. Delan Soeharto, MT …………………....... NIP. 19481210 198702 1 001 3. Endah Safitri, ST, MT ……………………… NIP. 19701212 200003 2 001 4. Ir. Siti Qomariyah, MSc ……………………… NIP. 19580615 198501 2 001

Mengetahui, Disahkan oleh, Disahkan oleh, a.n. Dekan Fakultas Teknik UNS Ketua Jurusan Teknik Sipil Ketua Program S1 Pembantu Dekan I, Fakultas Teknik UNS, Non Reguler Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Bambang Santosa, MT Ir. Agus Sumarsono, MT NIP.19561112 198403 2 007 NIP.19590823 198601 1 001 NIP.19570814 198601 1 001

MOTTO

Tidak ada kata menyerah untuk orang-orang yang tegar walaupun dalam keadaan jatuh.

Sesungguhnya, dimana ada kesulitan disitu ada kemudahan. Sesungguhnya disamping

kesempatan ada kelonggaran karena itu bila engkau telah selesai dari satu pekerjaan, garap

pula urusan yang lain dengan tekun (QS AL-INSYIRAH)

Satu – satunya cara untuk hidup adalah menerima setiap menit sebagai suatu keajaiban yang

tidak biasa diulang dan seperti itulah hidup “ SEBUAH KEAJAIBAN YANG TIDAK

BISA DIULANG “

Saudaraku, engkau tidak akan memperoleh ilmu melainkan dengan enam perkara yaitu:

1.Kecerdasan, 2.Perhatian, 3.Kesungguhan, 4.Kecukupan, 5.Didampingi guru, 6. Menenpuh

waktu yang lama.

Sesungguhnya Sholatku, ibadahku, hidupku dan MATIKU hanyalah untuk ALLAH SWT,

TUHAN semesta Alam (QS AL-AN”AM :162)

Jangan sepelekan hal-hal yang kecil, karena dari kecillah kita dapat menjadi BESAR

WAKTU AKAN TERUS BERJALAN WALAUPUN KITA HANYA DIAM, MAKA

BERJALANLAH SEIRING WAKTU, KARENA DIAM HANYA AKAN MEMBUAT

PENUNDAAN (PENULIS)

PERSEMBAHAN

“ Serangkai Budi Penghargaan” Dibalik tabir pembuatan episode Tugas Akhir

Alhamdulillah puji syukur tiada terkira kupanjatkan kehadirat Illahi Robbi, pencipta alam semesta yang telah

memberikan rahmat, hidayah serta anugerah yang tak terhingga.

Untukmu ya Rosulullah Saw, dikau bintang cemerlang, penyuluh

semesta dengan wahyu dan sabda.Tanpamu Rosulullah SAW sirnalah indah, seramlah sepi.

Ribuan terima kasih untuk Bapak dan Ibu yang tak henti-

hentinya mendoakan, mendidikku tak pernah jemu dan menaburkan pengorbanan dengan kasih sayang. Tanpa maaf dan

restumu hidupku tak menentu.

Kakak dan Adik_ku , yang selalu memberi keceriaan

Catur Pamungkas, terima kasih telah menerima keberadaanku.

Totas , yang selalu memberi warna dalam hidupku, Thank’s for all u’re support

Rekan-rekan Sipil khususnya angkatan 2005

Temen2 , terima kasih tuk kebersamaan & kekompakannya slama

ini, sukses selalu tuk kalian semua.

ABSTRACT ENI SETYANINGSIH, 2009: A Study on the Relationship of Consumer’s characteristics and the Housing Type Choice (A Case Study on the Property Customer in Regency Karanganyar), Thesis, Civil Engineering of Engineering Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. Indonesian population density results from the high natality rate and urbanization flow, particularly in big cities. The population density leads to some problems such as the fulfillment of basic needs, in this case, residence (settlement), for that reason, the government, through the relevant institution, cooperates with the private party (property developer) participates in coping with such problems. The bad economic transformation and society’s decreased purchasing power renders many property companies shut down gradually; this condition forces every developer to capture precisely and thoroughly what the consumers actually need in buying the property. For that reason, the research on property marketing is needed; it can be done by identifying the characteristics of property consumers and by linking the relationship between such characteristics and the type of housing chosen by the property buyer. In this study, the data collected included primary data (questionnaire and interview with the respondents of property in Regency Karanganyar in four villages: Ngringo, Jaten, Jati and Papahan with 70 samples) and the secondary data from developer by using the frequency data analysis with cross table correlation, chi-square independency test, test of the closeness of relationship between two variables. Analysis on data processing was done using SPSS (Statistical Product and Service Solution) computer program version 15. Following the independency test and the test of the closeness of relationship between two variables, it is obtained the information that there is a relationshop between the original domicile and the housing type choice of simple housing class, housing type and the type of occupation (in the simple housing class), housing type and the lot width (in the medium housing class), the housing type and the reason of displacement to the housing (in the medium housing class). Keywords: Characteristics of consumer, housing type, independency

ABSTRAK

ENI SETYANINGSIH, 2009 : Kajian Hubungan Antara Karakteristik Konsumen dengan Pemilikan Tipe Perumahan (Studi Kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar), Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kepadatan penduduk Indonesia diakibatkan dari tingginya angka kelahiran dan arus urbanisasi terutama di kota-kota besar. Kepadatan penduduk yang padat tersebut menimbulkan banyak masalah yang salah satunya adalah masalah pemenuhan kebutuhan pokok dalam hal ini adalah tempat tinggal (perumahan), untuk itu Pemerintah melalui instansi terkait yang bekerja sama dengan pihak swasta (pengembangan perumahan atau developer) senantiasa ambil bagian menangani masalah tersebut. Perubahan perekonomian yang buruk dan daya beli masyarakat yang merosot membuat banyak perusahaan properti (perumahan) mati berlahan-lahan, kondisi ini mau tidak mau memaksa setiap developer untuk menangkap dengan jeli dan mengerti dengan tepat apa yang sungguh-sungguh konsumen butuhkan dalam membeli properti (perumahan). Untuk itu diperlukan adanya riset pemasaran properti salah satu bagian dari riset tersebut adalah dengan cara mengetahui karakteristik-karakteristik konsumen perumahan dan menghubungkan keterkaitan karakteristik tersebut dengan tipe perumahan yang dipilih para pembeli properti (perumahan) Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah data primer (kuesioner dan wawancara dari responden perumahan di Kabupaten Karanganyar di empat Kelurahan Ngringo, Jaten, Jati dan Papahan dengan jumlah sampel 70) dan data sekunder dari developer. Menggunakan analisis data frekuensi dengan korelasi tabel silang, Uji indepedensi Chi kuadrat, Uji kekuatan atau ke-eratan atau kekuatan hubungan antara dua variabel. Analisa pengolahan data menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 13 (Statical Product and Service Solution) Setelah pengujian indepedensi dan pengujian kekuatan hubungan antara dua variabel maka didapatkan informasi bahwa terdapat hubungan antara domisili asal dengan pemilihan tipe perumahan pada kelas perumahan sederhana, tipe perumahan dengan jenis pekerjaan (dalam kelas perumahan sederhana), tipe perumahan dengan luas kaveling (dalam kelas perumahan menengah), tipe perumahan dengan alasan pindah ke perumahan (dalam kelas perumahan menengah). Kata kunci: Karakteristik konsumen, tipe perumahan, independensi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,

skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar kesarjanaan S-1 pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan penyusunan skripsi ini diharapkan

dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman baik bagi peneliti

sendiri maupun bagi pembaca.

Banyak hambatan dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan dari

berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu,

segala bentuk bantuannya peneliti menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya

kepada Fajar Sri Handayani, ST,MT selaku Dosen Pembimbing Skripsi I, Ir Delan

Soeharto selaku Dosen Pembimbing Skripsi II, petugas Perpustakaan Fakultas

Teknik dan Perpustakaan Pusat UNS, untuk semua referensi yang berhubungan

dengan skripsi ini, Responden Perumahan yang berada di Kabupaten Karanganyar

khususnya dikelurahan Ngringo, Jaten, Jati dan Papahan untuk semua data yang

berhubungan dengan Tugas Akhir ini dan semua pihak yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, Juli 2009

Peneliti

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

MOTTO............................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

ABSTRAK....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................viii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 2

1.3. Batasan Masalah............................................................................ 3

1.4. Tujuan Penelitian........................................................................... 3

1.5. Manfaat Penelitian........................................................................ 4

1.6 Kerangka Pikir.............................................................................. 4

BAB 2 LANDASAN TEORI........................................................................... 6

2.1. Tinjauan Pustaka........................................................................... 6

2.1.1. Konsep Pemasaran............................................................... 7

2.1.2. Bauran Pemasaran................................................................ 8

2.1.3. Pasar Konsumen dan Perilaku Konsumen............................ 9

2.2. Dasar Teori....................................................................................13

2.2.1. Karakteristik Konsumen.......................................................16

2.2.1.1. Segmen Geografis....................................................17

2.2.1.2. Segmen Demografis.................................................17

2.2.1.3. Segmen Psikografis..................................................17

2.2.1.4. Segmen karakteristik................................................17

2.3. Teknik Analisa Data...................................................................... 18

2.3.1. Pengukuran modus, mean dan atandar deviasi..................... 18

2.3.2. Penentuan Skala Pengukuran................................................ 19

2.1.3. Analisa Data Frekuensi......................................................... 20

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 24

3.1. Metode Penentuan sampel..............................................................24

3.2. Metode Pengumpulan Data.............................................................24

3.3. Daftar Pertanyaan........................................................................... 26

3.3.1. Data pribadi responden..........................................................27

3.3.2. Data keluarga.........................................................................27

3.3.3. Data lain-lain......................................................................... 27

3.3.3. Data mengenai alasan tinggal diperumahan..........................28

3.4. Teknik pengukuran data................................................................. 28

3.5. Teknik pengukuran data................................................................. 28

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN..................................................... 29

4.1. Tinjauan umum............................................................................. 29

4.2. Deskripsi geografis tempat........................................................... 29

4.3. Deskripsi responden..................................................................... 29

4.3.1. Data pribadi responden....................................................... 30

4.3.1.1. Umur....................................................................... 30

4.3.1.2. Domisili asal............................................................. 31

4.3.1.3. Jenis kelamin........................................................... 32

4.3.1.4. Status perkawinan.................................................... 32

4.3.1.5. Pendidikan terakhir................................................... 33

4.3.1.6. Profesi atau pekerjaan utama.................................... 34

4.3.1.7. Penghasilan tiap bulan.............................................. 36

4.3.2. Data keluarga........................................................................ 37

4.3.2.1. Jumlah anak.............................................................. 37

4.3.2.2. Jumlah penghuni dalam satu rumah......................... 38

4.3.2.3. Penghuni yang berkarir atau bekerja selain

responden................................................................. 39

4.3.2.4. Lama tinggal di perumahan.................................... 40

4.3.3. Data lain-lain........................................................................ 41

4.3.3.1. Tipe perumahan........................................................ 41

4.3.3.2. Luas kaveling........................................................... 42

4.3.3.3. Alasan pindah ke perumahan................................... 45

4.3.3.4. Sistem pembayaran.................................................. 47

4.3.3.5. Rencana pembelian properti..................................... 47

4.3.3.6. Harga rumah............................................................. 49

4.3.4. Data mengenai alasan yang menjadi dasar dalam

pembelian perumahan......................................................... 49

4.3.5. Hubungan antara dua karakteristik konsumen perumahan... 59

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 56

5.1. Kesimpulan....................................................................................56

5.2. Saran..............................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................xiv

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kepadatan penduduk Indonesia diakibatkan dari tingginya angka kelahiran dan

arus urbanisasi terutama di kota-kota besar. Kepadatan penduduk yang padat

tersebut menimbulkan banyak masalah yang salah satunya adalah masalah

pemenuhan kebutuhan pokok dalam hal ini adalah tempat tinggal (perumahan),

perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting

dan harus dipenuhi baik melalui usaha sendiri ataupun bantuan orang lain. Selain

itu perumahan harus memenuhi persyaratan yang layak dengan harga yang

terjangkau oleh sekelompok masyarakat, memenuhi persyaratan kepemilikan,

struktur bangunan, infrastruktur, kesehatan, keamanan dan kenyamanan.

Pemerintah melalui instansi terkait yang bekerja sama dengan pihak swasta

(pengembangan perumahan atau developer) senantiasa ambil bagian menangani

masalah tersebut.

Gelombang krisis ekonomi yang melanda negara ini membuat banyak perusahaan

properti (perumahan) runtuh, atau mati berlahan-lahan setelah melakukan

berbagai upaya. Faktor utamanya jelas : daya beli masyarakat merosot drastis

seiring dengan merosotnya nilai tukar rupiah. Masyarakat menjadi sangat penuh

pertimbangan ketika hendak membeli properti (perumahan). Kondisi ini mau tidak

mau memaksa setiap developer untuk menangkap dengan jeli dan mengerti

dengan tepat apa yang sungguh-sungguh konsumen butuhkan dalam membeli

properti (perumahan). Developer harus pandai menangkap peluang pasar dan

menjaga kualitas produk yang di hasilkanya. Cara terbaik untuk mempertahankan

usaha yang sudah ada yaitu dengan jalan menjaganya agar tetap selalu berada di

puncak pasarnya. Cara terbaik ini menuntut kualitas proses keputusan yang akan

diambil menjadi market based yang berarti semua keputusan harus didasarkan

atas pasar. Informasi mengenai pasar properti (perumahan) yang akurat

menduduki tempat yang mendasar dalam proses pengambilan keputusan dalam

pengembangan properti.

Perubahan situasi perekonomian yang buruk memberikan dampak perubahan

begitu besar terhadap perkembangan pasar properti (perumahan) yaitu menjadi

porak- porandanya pasar properti yang diakibatkan antara lain oleh: persaingan

para developer yang begitu ketat, menurunya tingkat permintaan pasar (akan

tetapi jumlah developer makin bertambah banyak), perubahan dari dalam

developer itu sendiri dan lain sebagainya.Pasar properti yang porak-poranda

menjadikan informasi pasar sangat kabur, untuk menjadi informasi tersebut

menjadi jelas, akurat dan up to date diperlukan adanya riset pemasaran properti.

Salah satu bagian dari riset pemasaran properti tersebut adalah dengan cara

mengetahui karakteristik-karakteristik konsumen perumahan dan

menghubungkan keterkaitan karakteristik tersebut dengan tipe perumahan yang di

pilih para pembeli properti (perumahan), riset ini sangat di butuhkan, mengingat

pesatnya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada abad ini. Dengan

mengetahui Karakteristi-karakteristik konsumen yang tinggal di perumahan akan

membantu para developer (pengembang perumahan) dalam mengembangkan

usaha dan memberikan solusi yang efektif dan efisien sehingga developer terus

berkembang karena mampu menjawab kebutuhan dan harapan konsumen

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Karakteristik-karakteristik apa saja yang melekat pada penghuni perumahan di

Karanganyar.

2. Alasan apa saja yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian

perumahan.

3. Adakah hubungan karakteristik konsumen dengan pemilihan tipe perumahan.

. Batasan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan maka digunakan batasan masalah sebagai

berikut:

1.Penelitian dilakukan di perumahan Di empat Kelurahan di Kabupaten

Karanganyar yaitu: Kelurahan Jati, Jaten, Ngringo dan Papahan.

2. Data primer didapat dari hasil wawancara dan kuesioner dari penghuni

perumahan.

3. Data Sekunder, berupa data yang mengacu dari penelitian yang pernah

dilakukan literature, majalah, surat kabar dan berbagai sumber relevan, sumber

disini yang dimaksud adalah pihak developer (pengembang perumahan)

4. Batasan harga merupakan batasan utama yang dipakai penulis untuk membagi

kelas perumahan menjadi perumahan kelas sederhana dengan harga (60-100

juta), menengah (101-200 juta) dan mewah (lebih dari 200 juta).

Analisa pengolahan data menggunakan bantuan program komputer SPSS versi

13.00 ( Statistical Product and Service Solution)

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan data yang jelas dan akurat mengenai karakteristi-karakteristik

penghuni yang menempati perumanan tersebut.

2. Mendapatkan alasan-alasan terpenting yang menjadi dasar pertimbangan

dalam pembelian perumahan di Karanganyar.

3. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan karakteristik konsumen dengan

pemilihan tipe perumahan.

1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini adalah:

A. Manfaat teoritis

Memperkaya kajian pengembangan ilmu Teknik Sipil.

B. Manfaat praktis

1. Bagi pembaca

a. Penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan terkait dengan

hubungan pemilihan tipe perumahanan dengan karakteristik konsumen

khususnya di Kabupaten Karanganyar.

b. Menambah informasi dan pengetahuan sebagai perbandingan bagi peneliti

selanjutnya, segala kesalahan dan kelemahan serta kekurangan yang ada

dalam penelitian ini dapat diperbaiki dan disempurnakan.

c. Menambah pembendaharaan skripsi tentang perumahan.

2. Bagi masyarakat

a. Sebagai bahan pertimbangan saat memilih perumahan.

3. Bagi developer

a. Memberikan informasi mendasar kepada developer dalam pengambilan

keputusan dalam pengembangan properti ( perumahan di Karanganyar) yang

akan datang.

1.6. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini diawali dengan mencari data yang berhubungan dengan karakteristik

konsumen perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan sebagai berikut:

JUDUL

LATAR BELAKANG MASALAH Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dan harus dipenuhi. Developer harus jeli menangkap peluang pasar dengan cara melakukan Riset pemasaran properti (mengetahui karakteristik-karakteristik konsumen perumahan dan menghubungkan keterkaitan karakteristik tersebut dengan tipe perumahan yang di pilih para pembeli properti (perumahan) di Karanganyar)

Gambar 1.1 Diagram alir kerangka pemikiran

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

LANDASAN TEORI Keputusan membeli produk (perumahan) dipengaruhi karakteristik pribadi, anggota keluarga, serta berhubungan dengan produk yang di belinya serta alasan-alasan membeli sebuah pruduk

RUMUSAN MASALAH - Karakteristik-karakteristik apa saja yang melekat pada penghuni perumahan di

karanganyar - Alasan apa saja yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan. - Adakah hubungan karakteristik konsumen dengan pemilihan tipe perumahan

ANALISA DATA - Pengukuran modus, mean dan standar devíasi - Penentuan skala pengukuran - Analisis Data Frekuensi

Korelasi Tabel silang, Uji independen chi-kuadrat, Uji kekuatan atau keeratan dua variabel

KESIMPULAN

PENGUMPULAN DATA 1. Data primer = kuesioner dan wawancara dari responden perumahan 2. Data sekunder = Developer (pengembang perumahan)

Dalam undang-undang No.4 tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman

dinyatakan bahwa Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan

prasarana dan sarana lingkungan.

Dalam peraturan Direktorat Jendral Perumahan dan Pemukiman dan Prasarana

Wilayah (2002) dinyatakan bahwa kebutuhan rumah baru rata-rata sebesar 1,2 juta

unit per tahun, belum termasuk 1,3 juta unit untuk mengganti yang rusak.

Pembelian perumahan perkotaan sebesar 80 % atau 384.000 unit. Pasar efektif

perumahan nasional bersubsidi dan non subsidi selama 1998-2001 rata-rata

berkisar 67,5 % = 970.000-800.000 unit rumah.

Gerakan Nasional pengembangan sejuta rumah (GN-PSR) bahwa kondisi

perumahan dan pemukiman Indonesia sebagai berikut:

1. Kebutuhan perumahan di Indonesia setiap tahunya rata-rata sebesar 800.000

unit rumah baru per-tahun.

2. Backlog (kesenjangan jumlah yang belum terpenuhi sebelumnya) yang pada

akhirnya tahun 2003 masih mencapai sekitar 5,93 juta unit.

3. Rata-rata setiap tahun terdapat 1,15 juta unit yang perlu difasilitasi sampai

dengan tahun 2020.

Di dalam pengembangan perumahan, seorang developer harus mengetahui medan

penting perihal manajemen pemasaran untuk memuaskan, bahkan menyenangkan

konsumen sasaran. Developer harus mempelajari konsep-konsep secara

mendalam, konsep ini antara lain:

2.1.1.Konsep Pemasaran

Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas

mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk atau jasa. Pemasaran yang

ahli bukan merupakan seni menjual apa yang diproduk oleh perusahaan, tetapi

mengetahui apa yang akan diproduk. Dengan demikian artinya pemasaran adalah

suatu seni mengidentifikasi dan memahami kebutuhan atau keinginan pelanggan

serta menciptakan pemecahan yang mengarah pada pemberian kepuasan kepada

pelanggan atau konsumen, dan memberikan keuntungan pada produsen. Sesuai

konsep yang dikemukakan oleh Kotler : Pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai,

menurut Kotler (1994:4).

Beberapa ahli memberikan bermacam-macam definisi tentang pemasaran, antara

lain Staton (1995). Ia mengatakan bahwa pemasaran meliputi keseluruhan sistem

yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan

merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan

barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik aktual

maupun potensial.

Definisi (manajemen) pemasaran yang disahkan pada tahun 1985 oleh Asosiasi

Pemasaran Amerika (Amarican Marketing Association): (manajemen) pemasaran

adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi

dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang

memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi. Definisi ini memandang

manajemen pemasaran sebagai suatu proses yang meliputi analisis, perencanaan,

implementasi dan pengendalian; bahwa ia mencakup gagasan, barang dan jasa ;

bahwa manajemen pemasaran dilandasi oleh gagasan pertukaran; dan bahwa

tujuanya adalah menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.

2.1.2.Bauran Pemasaran

Istilah bauran pemasaran yaitu memacu pada strategi terpadu uang memadukan

produk, harga, promosi dan distribusi. Masing-masing unsur dari bauran tersebut

memerlukan masukan-masukan dari penelitian terhadap konsumen.

a)Penetapan produk

Bagaimana perusahaan menempatkan posisi produknya sehingga mendapatkan

tempat yang cocok untuk mewakili hasrat dan keinginan dari konsumen. Dengan

menampilkan produk-produk baru untuk menggantikan produk lama, sehingga

perusahaan dapat memperoleh laba tambahan dengan merangsang dan

meningkatkan volume penjualan, serta lebih memperhatikan apa yang lebih

disenangi oleh konsumen saat ini.

b)Keputusan penetapan harga

Penetapan harga adalah suatu unsur pokok dalam perumusan strategi pemasaran

dan apabila situasi persaingan berubah dengan berbagai tahapan dalam siklus

kehidupan produk, maka kebebasan penetapan harga oleh manajemen perusahan

relatif juga akan berubah. Para pemasar berusaha mencapai sasaran-sasaran

penetapan harga jangka panjang melalui kebijakan-kebijakan harga dan strategi-

strategi penetapan harga.

c) Strategi promosi

Sebagian besar strategi-strategi promosi menggunakan berbagai kombinasi, tipe

dan jumlah dari berbagai bentuk promosi. Biasanya suatu kombinasi dipakai,

karena kebanyakan dari bentuk promosi secara tunggal yang digunakan jarang

memperoleh keefektifan dan keefesienan.

d) Saluran distribusi

Konsumen lebih suka memilih dan membeli apa yang ditawarkan oleh perusahaan

adalah suatu hal yang menjadi kunci dalam distribusi.

2.1.3 Pasar Konsumen dan Perilaku Konsumen.

a. Model Perilaku Konsumen.

Sebuah perusahaan yang memahami bagaimana pelanggan atau konsumen akan

bereaksi terhadap berbagai bentuk produk, harga, iklan, maka perusahaan tersebut

akan lebih baik dari perusahan-perusahaan yang menjadi pesaingnya.Untuk

memahami reaksi konsumen, menurut Kotler (1994:230) dapat dipakai model

“ransangan-tanggapan” .

RANGSANGAN DARI LUAR

Gambar 2.1 Model perilaku konsumen

Dari model perilaku konsumen diatas, maka tugas dari para pemasar adalah

bagaimana memahami dan menganalisa hal-hal yang terjadi pada kotak hitam

pembeli yaitu antara ransangan luar dan keputusan pembelian dari konsumen.

Ransangan pada kotak dari luar yang terdiri dari dua komponen yaitu pemasaran

dan lingkungan. Ransangan pemasaran meliputi, produk, harga, tempat dan

promosi, sedangkan rangsangan lingkungan meliputi, ekonomi, teknologi, politik,

dan kebudayaan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.

Menurut Kotler (1994:231), faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen

adalah : kebudayaan, sosial, perseorangan dan psikologi. bahwa perilaku

konsumen dipengaruhi oleh :

a) Faktor kebudayaan

faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku

konsumen

-Kebudayaan , ini merupakan faktor penentu yang sangat dasar dari perilaku

konsumen. Sebagian besar tingkah laku manusia tumbuh dan berkembang

dalam suatu masyarakat, misal seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar,

PEMASARAN Produk, harga, tempat dan promosi

LINGKUNGAN Ekonomik, Teknologis, Politik, Budaya

KOTAK HITAM PEMBELI 1. Karakteristik pembeli 2. Proses keputusan pembeli

TANGGAPAN PEMBELI Pilihan produk, merek, penjualan, waktu pembelian, jumlah

persepsi keinginan dan tingkah laku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting

yang lain. Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai suatu kebudayaan dan

pengaruh kebudayaan pada tingkah laku pembelian yang amat bervariasi.

- Sub budaya, setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub-budaya yang

lebih kecil, yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk

perilaku anggotanya. Kita dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu kelompok

kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis.

- Kelas sosial, yaitu kelompok yang relatif homogen serta bertahan lama dalam

sebuah masyarakat yang telah tersusun secara hirarkhi dan anggota-anggotanya

memiliki perilaku, minat, dan motivasi yang hampir sama atau serupa.

Sebenarnya, semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial.

Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana

para anggotanya kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak

dapat mengubah keanggotaan kastanya.

b) Faktor sosial yang terdiri dari

- Kelompok reperensi, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh baik langsung

maupun tidak langsung terhadap sikap maupun perilaku konsumen. Kelompok

yang memberikan pengaruh langsung kepada seseorang disebut kelompok

keanggotaan, yakni kelompok di mana seseorang menjadi anggota dan saling

berinteraksi. Beberapa kelompok adalah kelompok primer di mana terdapat

interaksi yang agak berkesinambungan, seperti keluarga, sahabat karib,

tetangga, dan rekan kerja. Kelompok primer ini cenderung bersifat informal.

Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi

dan kurang terjadi interaksi yang berkesinambungan : kelompok ini termasuk

organisasi keagamaan, himpunan profesi, dan serikat buruh.

- Keluarga, ini akan membentuk sebuah referensi yang sangat berpengaruh

terhadap perilaku konsumen . Peran suami dan istri dalam penelitian sangat

bervariasi sesuai kategori produk atau jasa yang dibeli. Suatu pengaruh yang

lebih langsung terhadap perilaku membeli sehari-hari adalah keluarga yakni

pasangan suami-istri beserta anak-anak.

- Peran dan status, ini akan menentukan posisi seseorang dalam suatu kelompok.

Setiap peranan membawa status yang mencerminkan harga diri menurut

masyarakat sekitarnya. Disamping itu orang cenderung memilih produk yang

mengkomunikasikan peran dalam masyarakat.

c) Faktor pribadi yang terdiri dari:

- Umur dan tahapan dalam siklus hidup, ini akan menentukan selera seseorang

terhadap produk atau jasa. Orang selalu mengubah pilihanya terhadap barang

atau jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera barang atau jasa ini

sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga di bentuk oleh tahap daur

hidup keluarga. Tahap-tahap yang mungkin dilalui keluarga sesuai dengan

kedewasaanya. Pemasar sering kali menentukan pasar sasaran dalam bentuk

daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran

untuk setiap tahap, seperti pasangan yang tidak menikah, pasangan yang

menikah di kemudian hari, pasangan tanpa anak, orang tua tunggal, orang tua

dengan anak dewasa.

- Pekerjaan, hal ini akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Pemasar

berusaha mengenali kelompok-kelompok yang mempunyai minat di atas rata-

rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah developer (pengembang perumahan)

bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut

kelompok-kelompok pekerjaan tertentu.

-Keadaan ekonomi, yaitu terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan

(tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya, kemampuan

untuk meminjam. Situasi ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk yang

akan di beli. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat

mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali

dan mengubah harga produknya.

- Gaya hidup yaitu pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat,

dan pendapat seseorang. Gaya hidup ini menggambarkan seseorang secara

keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan, disamping itu juga dapat

mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang, misalnya kepribadian.

- Kepribadian dan konsep diri, kepribadian ini adalah karakteristik psikologis

yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap

lingkungan yang relatif konsisten.

d) Faktor psikologis yang terdiri dari:

- Motivasi, yaitu suatu dorongan yang menekan seseorang sehingga mengarahkan

seseorang untuk bertindak.

- Persepsi, orang yang sudah mempunyai motivasi untuk bertindak akan

dipengaruhi persepsinya pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.

Persepsi itu sendiri memiliki arti yaitu suatu proses dimana seseorang memilih,

mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan sesuatu

gambaran yang berarti.

- Proses belajar, yaitu perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman.

- Kepercayaan dan sikap, kepercayaan ini akan membentuk citra produk dan

merek, serta orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut. Sedangkan sikap

akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang relatif konsisten terhadap

objek-objek yang sama.

c. Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Membeli

Seseorang apabila akan membeli suatu produk, tentunya bukan merupakan suatu

hal yang kebetulan. Hal ini melalui proses yang panjang dan mempunyai beberapa

tahapan. Antara tahapan satu dengan yang lain saling berkaitan dan berpengaruh.

Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Kotler (1994), bahwa proses keputusan

membeli melalui lima tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan membeli dan tahap akhir perilaku setelah membeli.

Model tahapan proses membeli diatas digunakan, apabila produk yang akan dibeli

oleh konsumen adalah baru atau sesuatu barang yang memerlukan pertimbangan

tinggi dan lama dalam pembeliannya, misalnya mobil, rumah, komputer.

Seseorang akan membeli sebuah rumah tertentu apabila sudah ada pertimbangan

yang matang dan persiapan yang baik pula. Tetapi seperti barang keperluan

sehari-hari misalnya sabun mandi, pasta gigi, ini tidak perlu melewati lima tahap

diatas, bahkan apabila merek barang tersebut sudah menjadi barang kebiasaan.

Devisi pemasaran harus paham bagaimana tingkah laku konsumen di dalam

proses pembelian dipengaruhi oleh karakteristik tertentu dan proses pengambilan

keputusan (Kotler,1994)

2.2. Dasar Teori

Memperhatikan model perilaku pembeli oleh Philip Kotler diketahui bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen terdiri dari unsur pada

bauran pemasaran (marketing mix) dan ciri-ciri pembeli. Unsur pada bauran

pemasaran terdiri dari: produk, harga, promosi, tempat, dan fasilitas. Sedangkan

ciri-ciri pembeli terdiri dari: budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Produk

perumahan merupakan kebutuhan bagi setiap orang yang mempunyai arti dan

fungsi yang sangat penting bagi keberadaan kehidupannya. Kriteria dalam

pemilihan rumah terletak pada kekuatan atau kualitas bahan bangunan, model

bangunan, dan luas tanah tempat didirikannya rumah. Model bangunan terdiri dari

penataan ruangan dan tampak depan.

Pada teori permintaan dinyatakan bahwa harga merupakan salah satu kondisi yang

mempengaruhi kuantitas barang yang dibeli oleh konsumen. Secara umum harga

yang murah akan menarik konsumen tetapi perlu juga dipertimbangkan bahwa

harga yang murah dapat memberikan kesan yang negatif atau mutu yang rendah

pada suatu barang. Dengan demikian harga juga merupakan salah satu faktor yang

dipertimbangkan seseorang dalam pembelian rumah. Disini penulis menggunakan

batasan harga untuk membagi kelas perumahan menjadi kelas sederhana,

menengah dan mewah. Menurut heri properti bahwa pasar rumah sederhana

adalah produk perumahan dengan harga antara 60-100 juta, sedang kelas

menengah antara 101-200 juta, sedang untuk kelas mewah adalah produk

perumahan di atas 200 juta.

Disamping itu biasanya konsumen membandingkan harga rumah disuatu lokasi

dengan lokasi lain, sehingga besarnya harga perlu dipertimbangkan dengan harga

perumahan di tempat-tempat lain. Harga ini dapat diidentifikasi dari harga jual

rumah, besarnya suku bunga bank, besarnya diskon, serta jangka waktu dalam

pelunasan uang muka.

Lokasi perumahan mempengaruhi kenyamanan seseorang dirumah. Lokasi rumah

yang strategis memudahkan penghuninya pergi ke tempat kerja, ke tempat

hiburan, ke pusat pendidikan, maupun ke pusat pembelanjaan. Secara umum

konsumen menyukai lokasi perumahan yang strategis dan nyaman.

Informasi tentang perumahan yang menarik dapat mempengaruhi konsumen untuk

membeli. Biasanya konsumen tertarik pada perumahan pada saat di pameran,

keterangan-keterangan yang ditampilkan pada brosur (brosur yang menarik),

maupun di masmedia lain. Namun sedikit sekali konsumen yang tertarik pada

perumahan apabila ia mendapatkan informasi dari keluarga atau teman.

Seseorang membeli rumah biasanya tidak hanya tertarik dari produk rumah itu

sendiri melainkan lebih menekankan pada fasilitas yang ada pada perumahan.

Rumah dengan fasilitas yang memadai lebih disukai oleh konsumen. Fasilitas ini

meliputi ketersediaan air bersih, listrik, jalan yang memadai, pusat pertokoan,

jaringan telepon, tempat beribadah, tempat olah raga, tempat pendidikan,

keamanan, maupun taman.

Faktor psikologis yang terdiri dari motivasi dan presepsi seseorang akan

mempengaruhi keputusan pembelian rumah. Motivasi pembelian rumah terdiri

dari untuk tempat tinggal, sekedar tempat refresing atau istirahat, sebagai rumah

yang pertama, dan sebagai rumah yang kedua atau ketiga. Dengan motivasi yang

berbeda dapat mengakibatkan keputusan yang berbeda, misalnya lokasi rumah

sebagai tempat tinggal akan berbeda dengan rumah sebagai tempat refresing.

Presepsi seseorang terhadap produk, harga, promosi dan fasilitas rumah juga akan

mempengaruhi keputusan pembelian rumah. Apabila presepsi ini sesuai dengan

keinginan dan kebutuhannya maka akan mendorong keputusan untuk membeli

rumah.

Faktor budaya yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah budaya yang

diwujudkan dalam kelas sosial. Kelas sosial dapat terbentuk dari pekerjaan,

pendapatan, dan pendidikan. Kelas sosial ini dapat mempengaruhi keputusan

pembelian rumah.

Faktor Sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga, dan status. Rumah

merupakan kebutuhan bagi setiap orang serta mempunyai fungsi yang sangat

penting bagi kehidupan, maka dalam penelitian ini pengaruh dipertimbangkan dari

kelompok referensi yang terdiri dari keluarga, tetangga, dan teman kerja.

Pembelian rumah biasanya merupakan pertimbangan dari semua anggota

keluarga, maka pengaruh keluarga tidak diidentifikasi dari masing-masing

anggota keluarga.

Faktor pribadi yang terdiri dari umur, pekerjaan, pendidikan, dan tingkat

pendapatan seseorang mempengaruhi keputusan pembelian rumah. Secara umum

dengan semakin tingginya usia, dan tingginya tingkat ekonomi atau pendapatan

seseorang maka semakin selektif dan banyak pertimbangan dalam pembelian

rumah. Jenis pekerjaan juga akan mempengaruhi seseorang dalam pembelian

rumah.

2.2.1. Karakteristik konsumen

Segmentasi pasar menyingkap peluang pasar yang di hadapi developer

(pengembang perumahan). Developer sekarang harus mengevaluasi bermacam-

macam segmen dan memutuskan berapa banyak serta segmen mana yang akan

dijadikan sasaran. Proses mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan pasar

biasanya menghasilkan banyak gagasan-gagasan baru. Sering kali tugas nyata

suatu developer adalah untuk memilih gagasan terbaik di antara gagasan-gagasan

yang baik yaitu yang sesuai dengan sasaran dan sumber daya developer.

Luasnya pasar tergantug pada jumlah pembeli yang mungkin terdapat pada suatu

tawaran pasar tertentu. Jadi pasar akan mempunyai tiga karakteristik yaitu minat

(interest), pendapatan (income) dan jangkauan (access). Tidak adanya suatu cara

tunggal untuk men-segmentasikan suatu pasar, maka penulis disini mencoba

membedakan variabel utama segmentasi yang meliputi geografis, demografis,

psikografis dan karakteristik atau perilaku.

2.2.1.1.Segmen geografis

Segmen geografis menghendaki pembagian pasar dalam unit-unit geografis

seperti bangsa, wilayah propinsi, kabupaten dan lain-lain. Di dalam segmentasi

geografis ini penulis membagi segmen tersebut dalam tinjauan batasan lokasi

penelitian yaitu pada Daerah Karanganyar. Hal ini didasarkan akan alasan kondisi

keamanan yang relatif stabil, keragaman dan kepadatan penduduk karanganyar

yang besar dan perkembangan Karanganyar khusus dalam pemanfaatan lahan

tanah yang selalu meningkat.

2.2.1.2 Segmen Demografis

Segmen jenis ini memisahkan pasar ke dalam kelompok-kelompok yang

didasarkan kepada variabel demografis seperti umur, jenis kelamin, besarnya

keluarga, siklus hidup keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras

dan kebangsaan. Variabel demografis ini merupakan dasar-dasar yang paling

sering di gunakan pada waktu mengelompokkan konsumen.

2.2.1.3. Segmen Psikografis

Pada jenis segmentasi psikografis ini, pra konsumen dibagi kedalam kelompok-

kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup dan berbagai ciri

kepribadian. Kelas sosial mempunyai pengaruh kuat terhadap preferensi

konsumen dalam memilih suatu produk perumahan. Perumahan yang dirancang

developer biasanya dirancang untuk di pasarkan untuk kelas sosial tertentu. Minat

konsumen di dalam memilih produk perumahan dipengaruhi oleh gaya hidupnya

dan pada kenyataanya produk perumahan yang mereka tempati (beli)

mengekspresikan gaya hidupnya.

2.2.1.4. Segmen Karakteristik

Segmen karakteristik terdiri dari pembagian pasar kedalam kelompok atas dasar

variabel kependudukan seperti usia, jenis kelamin, banyaknya anggota keluarga,

pendapatan, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain.

Menetapkan variabel karakteristik dengan alasan bahwa keinginan, kebiasaan

ataupun karakteristik seringkali berhubungan dengan variabel kependudukan.

Developer didalam memasarkan produk perumahan biasanya mengkombinasikan

dua atau lebih variabel yang melekat pada konsumen yang dapat di gunakan untuk

membedakan atau mengelompokkan konsumen yang satu dengan yang lain dan

hal ini biasanya kita sebut dengan karakter konsumen arti karakteristik itu sendiri

adalah : Suatu kualitas khusus dari seseorang yang mudah diketahui atau suatu

kualitas dari barang yang mudah diketahui atau bagian dari seseorang yang

membuat dirinya berbeda dengan orang lain

2.3. Teknik Analisa Data 2.3..1. Pengukuran modus, mean dan standar deviasi

a. Modus

Modus memberikan informasi tentang kelompok data yang paling sering

muncul.

b. Mean

Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam

kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada

kelompok tersebut. Hal ini dapat dirumuskan seperti berikut:

Me = nX i

Dimana :

Me = Mean (rata-rata)

∑ = Epsilon (jumlah)

Xi = Nilai X ke I sampai ke n

n = Jumlah individu

c. Standar deviasi

Secara matematik standar deviasi dibagi sebagai “akar dari jumlah deviasi

kuadrat dibagi banyaknya individu” dalam distribusi. Untuk mencari standar

deviasi kita harus mencari mean. Rumus standar deviasi adalah:

SD = nX 2

Dimana:

SD = standar deviasi

∑X2 = jumlah deviasi kuadrat

n = jumlah individu atau kejadian dalam distribusi

2.3.2. Penentuan skala pengukuran

Akurasi hasil analisa data dengan alat bantu statistik dalam membuat kesimpulan

pada suatu penelitian, sangat ditentukan oleh jenis skala pengukuran variabelnya

serta jumlah variabel yang akan dianalisisnya.

a. Skala nominal

Pengukuran ini merupakan tipologi paling sederhana karena tidak ada asumsi

yang dibuat tentang hubungan antar valuenya. Masaing-masing value kategori

hanyalah sekedar nama yang mendefinisikan perbedaan dari kategori-kategori

tersebut. Skala yang digunakan untuk mengkatagorikan data atas dasar kritiria

yang jelas dan tegas dan bersifat diskrit (data hasil menghitung dan membilang

bukan mengukur). Data penelitian dapat dikategorikan menjadi dua atau lebih,

tergantung pada karakteristik itu sendiri. Skala nominal tidak diberi konotasi

perbedaan harga, dengan kata lain, kategori yang satu tidak lebih tinggi dari

kategori yang lain. Pengukuran skala ini hanya dapat dilakukan dengan

menghitung jumlah frekuensinya saja dan angka hasil penjumlahan inilah

merupakan data berskala nominal yang selanjutnya akan dianalisa dengan

menggunakan statistik. Model data yang dapat di ukur dengan skala ini,

misalnya data jenis kelamin, yang terdiri dari laki-laki dan wanita. Masing-

masing data ini dapat diberikan kode dengan angka 1 untuk laki laki dan 2 untuk

wanita. Tetapi angka 1 dan 2 tersebut tidak menunjukkan tingkatan tertentu,

tidak berarti 2 lebih besar dari 1.

b. Skala ordinal

Selain nama yang membedakan, bila kategori-kategori suatu variabel tersebut

juga dapat diuraikan atau dirangking berdasarkan kriteria tertentu, maka variabel

dapat dikatakan mempunyai tingkat pengukuran ordinal. Skala ordinal dapat

digunakan untuk menunjukkan status atau tingkat kedudukan individu yang satu

terhadap yang lainya dalam karakteristik tertentu. Kendatipun dalam skala ini

dapat menentukan kedudukan individu dalam kelompok, namun tidak dapat

mengetahui perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Jarak antara 1 dan 2

dapat berbeda jauh dibanding jarak antara 5 dan 6. penggolongan data ini

mempunyai sifat berkelanjutan (kontinu), dimana masing-masing golongan

mempunyai besaran sendiri-sendiri. Kesimpulan dari ini hanya dapat ditarik

bahwa, salah satu individu lebih besar (kecil) dibandingkan dengan yang

lainnya.

c. Skala interval

Selain nama dan urutan, dalam pengukuran interval yang juga harus

diperhatikan adalah selisih antara item dan bukan proporsi skalanya. Skala

interval adalah skala yang digunakan untuk data yang menunjukkan adanya

penggolongan yang mempunyai besaran yang sama, data ini mempunyai ciri

yang berkelanjutan (kontinu) sehingga dapat diukur. Oleh sebab itu harga atau

nilai yang dimiliki setiap isi intervalnya sama misalnya isi interval 1-2 akan

memiliki harga atau nilai sama dengan interval isi interval 8-9. satu hal yang

perlu diingat adalah bahwa pada skala data ini tidak mutlak memiliki harga 0

mutlak. Angka 0 yang dimiliki disini adalah angka 0 relatif, sebab walaupun

suatu variabel mendapat nilai 0, ini tidak berarti bahwa individu tersebut nilai

variabelnya kosong sama sekali.

2.3.3. Analisis Data Frekuensi

Analisa data yang berbentuk frukuensi banyak dilakukan dalam penelitian

pemasaran, misalnya dalam penelitian perilaku konsumen yang datanya di dapat

dari wawancara dan kuesioner yang lebih banyak berskala nominal dan ordinal,

tumpukan kuesioner yang telah di isi data oleh responden pada tahapan

selanjutnya harus di proses untuk menghasilkan informasi-informasi yang

bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Penjumlahan nilai individu yang

disebut data dalam bentuk frekuensi.

a. Korelasi Tabel silang disajikan dalam bentuk Tabel Kontingensi (Crosstab),

yang menunjukkan suatu distribusi bersama, deskripsi statistik bivariat dan

pengujian terhadap 2 variabel atau lebih, terutama sekali variabel dalam bentuk

kategori. Dua variabel yang diselidiki saling ketergantungan. Korelasi berguna

untuk menampilkan koofisien korelasi pearson yang (yang menghitung ukuran

linier 2 variabel ) dan juga korelasi spearman.

b. Uji independen chi-kuadrat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

hubungan kedua variabel independen antara yang satu dengan yang lainya. Uji

yang dipakai adalah uji pearson karena jenis datanya nominal dan ordinal, untuk

uji Likelihood ratio digunakan sebagai uji pendukung terhadap uji pearson. Untuk

uji linear-by-linear Assosiation tidak digunakan. Probabilitas dikenal sebagai taraf

signifikansi pengamatan, jika probabilitas (taraf signifikansi) yang dihasilkan

cukup kecil dari 0.05, maka hipotesa yang mengatakan kedua variabel ditolak.

Data dalam pengujian ketergantungan (hubungan) variabel dan beberapa proporsi

disajikan dalam bentuk Tabel Kontingensi (Crosstab). Bentuk umum Tabel

Kontingensi → berukuran r baris x k kolom, total observasi, ( total baris ke i )

(total kolom ke j )

frekuensi harapan sel ke ij = (total baris ke i) x (total kolom) total observasi

X2 =

kr

ij ji

jiji

ee,

1

2)0(

r : banyak baris

k : banyak kolom

oi j , : frekuensi observasi baris ke-i, kolom ke-j

ei j , : frekuensi ekspektasi baris ke-i, kolom ke-j

Derajat Bebas (df) = (r – 1) x ((k-1)

Cara pembuktian hipotesanya:

a. Rumusan hipotesa

-Ho : tidak ada hubungan antar 2 variabel

-H1 : terdapat hubungan antar 2 variabel

b. Ketentuan

-Jika x2 hitung < x2 tabel (df ), Ho; Diterima,berarti tidak ada hubunganya

-Jika x2 hitung > x2 tabel (df ), H1; Diterima, (Ho ditolak).

- Probabilitas (taraf signifikansi) hitung > 0.05, maka Ho diterima

- Probabilitas (taraf signifikansi) hitung < 0.05, maka Ho ditolak

c. Uji kekuatan atau ke-eratan hubungan dua variabel

Untuk mengetahui ke-eratan atau kekuatan hubungan antara dua variabel setelah

hipotesa (Ho ditolak). Untuk data ordinal dengan nominal digunakan uji

pearson’s R, sedangkan untuk uji Spearman Correlation digunakan untuk data

ordinal dengan data ordinal. Ukuran yang biasa digunakan untuk untuk mengukur

kekuatan asosiasi pearson yang dinotasikan dengan huruf r. Koefisien ini

didefinisikan oleh:

r = yx

ii

SSNYYXX

)1())((

Dimana N adalah banyaknya case, Sx dan Sy adalah deviasi standar dari kedua

variabel ( X dan Y )

Harga absolut dari r menunjukkan kekuatan hubungan linear. Harga absolut

terbesar yang mungkin adalah 1, yang terjadi bilamana titik-titik pengamatan tepat

pada garis lurus. Bila kemiringan garis positif maka harga r positif. Bila

kemiringan garis negatif maka harga r negatif. Kemiringan garis yang positif

menunjukkan bahwa kenaikan harga-harga dari suatu variabel yang lainya.

Demikian juga sebaliknya. Kemiringan garis yang negatif menunjukkan bahwa

kenaikan harga-harga dari suatu variabel akan diikuti dengan menurunya harga-

harga variabel yang lainya.

Bila r harga 0, maka hal ini menunjukkan tidak ada hubungan linear. Bisa saja dua

variabel mempunyai asosiasi yang sangat kuat, akan tetapi bila hubunganya tidak

linear maka koefisienya akan kecil sekali. Koefisien korelasi pearson hanya

digunakan untuk data yang diukur dalam tingkat interval ataupun rasio

(Wahana1997)

Penarikan kesimpulan tentang hubungan antara dua variabel. Kedua variabel yang

independen atau hipotesa diterima. Maka penulis akan menarik kesimpulan tanpa

memperhatikan langkah pada sub-sub b. Uji kekuatan atau ke-eratan hubungan

dua variabel. Sedangkan untuk kedua variabel yang independensinya ditolak atau

kedua variabel dependen atau hipotesa ditolak, maka penulis akan menarik

kesimpulan setelah melakukan langkah tersebut.

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Sampel

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan yang dilaksanakan di empat

kelurahan di Kabupaten Karanganyar yaitu Kelurahan Jati, Jaten, Ngringo dan

Papahan. Objek yang menjadi penelitian ini adalah para penghuni properti (rumah

tinggal baik itu perumahan sederhana, perumahah menengah maupun perumahan

mewah) yang dikembangkan para developer di Daerah Karanganyar. Intrumen

penelitian yang dipakai berupa daftar pertanyaan atau kuesioner yang akan

diberikan pada responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif analitis.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan

kuesioner tertulis angket, yaitu kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis

kepada responden, dan cara menjawabnya juga dilakukan dengan tertulis.

Keunggulan teknik kuesioner ialah peneliti dapat memperoleh informasi yang

akurat secara langsung dari orang-orang yang akan dimintai informasi,

kelemahanya ialah peneliti akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan

informasi yang mendalam dan jumlah yang besar karena keterbatasan waktu.

Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998) kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk informasi dan responden

dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner

dapat di bedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Dipandang dari cara menjawab

a.Kuesioner terbuka yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang memberikan

kesempatan pada responden untuk menjawab dalam kalimatnya sendiri.

b.Kuesioner tertutub, yaitu sejumlah pertanyaan tetulis yang sudah disediakan

jawabanya sehingga responden tinggal memilih.

2. Dipandang dari jawaban yang diberikan

a. Kuesioner langsung yaitu jika daftar pertanyaan disertakan pada responden

agar menjawab tentang dirinya.

b. Kuesioner tak langsung yaitu daftar pertanyaan diserahkan kepada responden

agar menjawab tentang orang lain.

3. Dipandang dari bentuknya.

a. Kuesioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuesioner tertutup, responden

tinggal memilih jawaban yang tersedia.

b.Kuesioner isian yaitu sama dengan kuesioner tebuka, responde diberi

kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

c.Check list yaitu sebuah daftar pertanyaan dimana responden tinggal

membutuhkan tanda chek (X) pada kolom yang sesuai.

d.Rating Scale yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang

menunjukkan tingkatan, misalnya mulai sangat penting sampai sangat tidak

penting.

Pengumpulkan data, pada proses pengumpulan data ini umumnya paling sering

terjadi kesalahan. Selanjutnya setelah data diperoleh lalu di tabulasikan dan

membentuk distribusi satu arah dan dua arah untuk menganalisa informasi yang

ada, kemudian setelah proses menganalisa informasi, menyajikan hasil penemuan.

Data yang dikumpulkan berupa:

a. Data primer, berupa data yang berasal langsung dari objek penelitian yang akan

dilakukan dengan cara :

- Kuesioner adalah instrumen yang paling sering dipakai, penelitian ini

menggunakan kuesioner langsung tertutub, bentuk rating scale, yaitu responden

tinggal memilih jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pendapat masing-

masing. Pertanyaan pada kuesioner umumnya terdiri dari dua hal utama yaitu :

pertama adalah bagian yang menanyakan profil responden dan bagian kedua

berisi berisi pertanyaan pokok menyangkut tema dan masalah yang diteliti.

- Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada responden. Wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mencari penjelasan dan

memusatkan perhatian pada kelompok untuk memperoleh pandangan terhadap

motivasi konsumen, sikap dan perilaku.

Setelah seluruh data primer dari masing-masing responden terkumpul, data primer

tersebut kemudian disusun dalam tabel dan dikelompokkan menurut masing-

masing kriteria-kriteria yang akan diteliti sehingga dapat dilihat informasi secara

kasar mengenai keadaan pasar properti (rumah tinggal) di Karanganyar khususnya

di empat Kelurahan yaitu Kelurahan Jati, Jaten, Ngringo dan Papahan.

b. Data Sekunder, berupa data yang mengacu dari penelitian yang pernah

dilakukan literature, majalah, surat kabar dan berbagai sumber relevan. Data

sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan

mengumpulkan, data sekunder dapat kita peroleh dengan mudah dan cepat

seperti di perpustakaan, perusahaan-perusahaan seperti developer, organisasi-

organisasi perdagangan, biro pusat statistik dan kantor-kantor pemerintah.

3.3. Daftar Pertanyaan

Secara garis besar daftar pertanyaan atau kuesioner dibagi menjadi 3 bagian yaitu

data pribadi responden, keluarga dan lain-lain dan mengenai alasan tinggal di

perumahan.

3.3.1. Data pribadi responden

Keputusan membeli juga dipengaruhi karakteristik pribadi seperti umur, tahap

daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep

diri pembeli (Kloter1994)

Pada bagian ini data yang ingin dikumpulkan adalah data pribadi mengenai

keadaan responden secara keseluruhan. Data tersebut meliputi: alamat (nama

perumahan), umur, domisili asal, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan

terakhir, profesi atau pekerjaan utama dan penghasilan tiap bulan.

Setelah daftar pertanyaan disusun dengan lengkap, daftar pertanyaan tersebut bisa

mulai langsung digunakan untuk mendapatkan keterangan dari penghuni

perumahan yang menjadi objek penelitian (responden). Untuk menghendaki

jawaban-jawaban yang tepat dan dikendaki, sebelum daftar pertanyaan benar-

benar digunakan dalam penelitian, dilakukan uji coba daftar pertanyaan kepada

responden, dalam penelian ini dengan lokasi perumahan RC Ngringo Jaten

Karanganyar. Maksud uji coba ini untuk mengetahui apakah tiap-tiap pertanyaan

di dalam daftar pertanyaan mudah dipahami oleh responden dengan tepat dan

dapat ditangkap maksudnya secara benar.

3.3.2. Data Keluarga

Anggota keluarga dapat amat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga

adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan

harus diteliti secara mendalam. untuk meneliti peran dan pengaruh suami, istri dan

anak-anak pada pembelian perumahan. Data tersebut meliputi: jumlah anak,

jumlah penghuni dalam satu rumah, penyokong dana lain selain responden dan

lama tinggal atau penempatan dalam perumahan.

3.3.3. Data lain-lain

Data lain-lain yang dimaksud disini adalah mengenai data lain yang berhubungan

dengan responden selain data pribadi dan data keluarga serta masih berhubungan

dengan keberadaan responden dan perumahan yang ditempatinya. Data tersebut

meliputi tipe rumah, luas kaveling, alasan kepindahan, sistem pembayaran,

rencana pembelian perumahan dan harga rumah.

3.3.4. Data mengenai alasan tinggal diperumahan

Data mengenai alasan mengenai tinggal diperumahan merupakan data pendukung

dalam penelitian mengenai kajian karakteristik konsumen perumahan di empat

Kelurahan yang ada di Karanganyar yaitu Kelurahan Jati, Jaten, Ngringo dan

Papahan.

3.4. Teknik Pengukuran Data

Setelah seluruh data primer dari masing-masing responden terkumpul, data primer

tersebut kemudian disusun dalam tabel dan dikelompokkan menurut masing-

masing kriteria-kriteria yang diteliti sehingga dapat diteliti gambaran secara kasar

mengenai karakteristik-karakteristik konsumen perumahan Karanganyar.

3.5. Metode Uji independensi Chi-Kuadrat Merupakan uji statistik deskriptif untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

independensi antara yang satu dengan yang lainya..

Gambar 3.1. diagram alir tahap analisis BAB 4

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Tinjauan umum

Mulai

Input Data Tabulasi ke SPSS Uji independensi Chi-Kuadrat Chi-Kuadrat hitung > Chi-Kuadrat tabel (=0.05) =Ho ditolak Chi-Kuadrat hitung < Chi-Kuadrat tabel (=0.05) = Ho diterima Nilai signifikansi < (=0.05) = Ho ditolak Nilai signifikansi > (=0.05) = Ho diterima

Kesimpulan

Dan bab ini akan disajikan gambaran umum objek penelitian serta hasil yang

diperoleh serta interpelasi data. Analisis ini merupakan bagian terpenting dari

penyusunan skripsi karena dalam analisis ini diperoleh kesimpulan yang

merupakan gambaran jawaban dari masalah yang disajikan dan penyajian

terhadap hipotesis yang dikemukakan pada bab sebelumnya, setelah diperoleh

data primer dan data sekunder yang dibutuhkan, kemudian dilanjutkan dengan

analisis data dan pembahasan untuk mendapatkan jawaban dari rumusan yang ada.

Analisis data yang digunakan faktor pengerjaanya dengan bantuan komputer paket

program SPSS dan hasil out put program dianalisis sesuai prosedur uji statistik

yang terdapat dalam analisa faktor.

4.2. Deskripsi geografis Tempat

Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini di lakukan diperumahan di

Karanganyar di empat Kelurahan yaitu: Ngringo, Jaten , Jati, dan Papahan.

Perbatasan Karanganyar adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara di batasi oleh : Kabupaten Sragen

b. Sebelah Timur di batasi oleh : Propinsi Jawa Timur

c. Sebelah Selatan di batasi oleh : Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo

d. Sebelah Barat di batasi oleh : Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali

4.3. Deskripsi responden

Objek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para penghuni properti

yang dikembangkan para developer di daerah Karanganyar yang berjumlah 70

responden dari 4 Kelurahan yaitu Ngringo, Jaten , Jati, dan Papahan. Instrument

penelitian yang di pakai berupa daftar pertanyaan atau kuesioner yang secara garis

besar daftar pertanyaan atau kuesioner di bagi menjadi 4 bagian yaitu: data pribadi

responden, data keluarga, data lain-lain dan mengenai alasan tinggal di

perumahan.

4.3.1. Data pribadi responden

Pada bagian ini data dikumpulkan adalah data pribadi mengenai keberadaan

responden secara keseluruhan. Data tersebut meliputi umur, domisili asal, jenis

kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, profesi atau pekerjaan utama dan

penghasilan tetap.

4.3.1.1. Umur

Orang selalu mengubah pilihanya terhadap barang dan jasa yang mereka beli

selama masa hidupnya. Selera akan barang dan jasa ini sering kali berhubungan

dengan umur.

Tabel 4.1. Rata-rata umur serta standar deviasi umur

Kelas rumah (harga rumah) Jumlah Rata-rata umur S.Deviasi Modus

Rumah sederhana (60juta s/d 100 juta) 30 37,27 8,452 36

Rumah menengah (101juta s/d 200juta) 30 40,40 11,527 28

Rumah mewah (lebih dari 200 juta) 10 42,20 10,304 53

Total 70 39,314 10,162 36

4.3.1.2. Domisili asal

Pembahasan mengenai domisili asal diperlukan untuk menentukan segment

geografis (DIY, Jawa timur, Jawa tengah, Jawa barat, DKI Jakarta dan luar jawa)

di dalam menjangkau pemasaran perumahan berikutnya.

Tabel 4.2. Prosentase Domisili asal Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Domisili Asal DIY Jumlah 1 1 0 2 % Terhadap Domisili Asal 50,0% 50,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% 3,3% ,0% 2,9% % Total 1,4% 1,4% ,0% 2,9%

Jawa Timur Jumlah 1 4 0 5 % Terhadap Domisili Asal 20,0% 80,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% 13,3% ,0% 7,1% % Total 1,4% 5,7% ,0% 7,1% Jawa Tengah Jumlah 23 23 7 53 % Terhadap Domisili Asal 43,4% 43,4% 13,2% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 76,7% 76,7% 70,0% 75,7% % Total 32,9% 32,9% 10,0% 75,7% Jawa Barat Jumlah 2 1 0 3 % Terhadap Domisili Asal 66,7% 33,3% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 6,7% 3,3% ,0% 4,3% % Total 2,9% 1,4% ,0% 4,3% DKI Jakarta Jumlah 2 0 1 3 % Terhadap Domisili Asal 66,7% ,0% 33,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 6,7% ,0% 10,0% 4,3% % Total 2,9% ,0% 1,4% 4,3% Luar Jawa Jumlah 1 1 2 4 % Terhadap Domisili Asal 25,0% 25,0% 50,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% 3,3% 20,0% 5,7% % Total 1,4% 1,4% 2,9% 5,7% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Domisili Asal 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.1.3. Jenis Kelamin

Pembahasan mengenai jenis kelamin responden dimaksudkan agar dapat diketahui

mengenai jenis kelamin yang paling dominan dari responden pengambilan

keputusan dalam keluarga.

Tabel 4.3. Prosentase jenis kelamin responden

Kelas Perumahan Total Sederhana Menengah Mewah

Jenis Kelamin Pria Jumlah 13 14 7 34 % Terhadap Jenis Kelamin 38,2% 41,2% 20,6% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 43,3% 46,7% 70,0% 48,6% %Total 18,6% 20,0% 10,0% 48,6% Wanita Jumlah 17 16 3 36 % Terhadap Jenis Kelamin 47,2% 44,4% 8,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 56,7% 53,3% 30,0% 51,4%

% Total 24,3% 22,9% 4,3% 51,4% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Jenis Kelamin 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.1.4. Status Perkawinan

Peneliti mengenai keberadaan responden dalam hal status perkawinan yang sering

dilalui pada tahapan daur hidup keluarga tradisional meliputi bujangan. Pasangan

muda dengan anak dan lain sebagainya. Variabel status perkawinan juga sangat

penting ditampilkan dalam bab ini dikarenakan, keputusan dalam keluarga banyak

ditentukan oleh keputusan bersama antara suami dan istri.

Tabel 4.4. Prosentase status perkawinan responden Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Status Perkawinan

Belum Jumlah 1 3 2 6

% Terhadap Status Perkawinan 16,7% 50,0% 33,3% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 3,3% 10,0% 20,0% 8,6%

%Total 1,4% 4,3% 2,9% 8,6% Menikah Jumlah 29 25 8 62 % Terhadap Status

Perkawinan 46,8% 40,3% 12,9% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 96,7% 83,3% 80,0% 88,6%

%Total 41,4% 35,7% 11,4% 88,6% Lain-lain Jumlah 0 2 0 2 % Terhadap Status

Perkawinan ,0% 100,0% ,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan ,0% 6,7% ,0% 2,9%

%Total ,0% 2,9% ,0% 2,9% Total Jumlah 30 30 10 70

% Terhadap Status Perkawinan 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.1.5. Pendidikan

Variabel ini ditampilkan dalam penelitian ini dengan maksud agar dapat diketahui

mayoritas pendidikan terakhir dari responden. informasi mengenai pendidikan

terakhir ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh penangkapan serta

pengertian akan informasi pendidikan dengan pemilihan tipe rumah.

Tabel 4.5. Prosentase Pendidikan terakhir responden Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Pendidikan Terakhir

SMA Jumlah 15 9 1 25

% Terhadap Pendidikan Terakhir 60,0% 36,0% 4,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 50,0% 30,0% 10,0% 35,7% % Total 21,4% 12,9% 1,4% 35,7% D3 Jumlah 5 10 2 17 % Terhadap Pendidikan Terakhir 29,4% 58,8% 11,8% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 16,7% 33,3% 20,0% 24,3% % Total 7,1% 14,3% 2,9% 24,3% S1 Jumlah 10 10 4 24 % Terhadap Pendidikan Terakhir 41,7% 41,7% 16,7% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 33,3% 33,3% 40,0% 34,3% % Total 14,3% 14,3% 5,7% 34,3% S2 Jumlah 0 1 3 4 % Terhadap Pendidikan Terakhir ,0% 25,0% 75,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% 30,0% 5,7% % Total ,0% 1,4% 4,3% 5,7% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Pendidikan Terakhir 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.1.6. Profesi atau pekerjaan utama

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Sebuah

developer (pengembang perumahan) bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam

memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu. Tabel 4.6. diharapkan

memberikan data yang jelas dan akurat mengenai profesi atau pekerjaan utama

dari responden.

Tabel 4.6. Prosentase jenis pekerjaan Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Pekerjaan Wiraswasta Jumlah 6 11 4 21 % Terhadap

Terhadap Pekerjaan 28,6% 52,4% 19,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 20,0% 36,7% 40,0% 30,0%

%Total 8,6% 15,7% 5,7% 30,0% Pegawai Negri Sipil Jumlah 10 1 2 13 % Terhadap

Pekerjaan 76,9% 7,7% 15,4% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 33,3% 3,3% 20,0% 18,6%

%Total 14,3% 1,4% 2,9% 18,6% Pegawai Swasta Jumlah 12 14 4 30 % Terhadap

Pekerjaan 40,0% 46,7% 13,3% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 40,0% 46,7% 40,0% 42,9%

% Total 17,1% 20,0% 5,7% 42,9% TNI dan Kepolisian Jumlah 1 0 0 1 % Terhadap

Pekerjaan 100,0% ,0% ,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 3,3% ,0% ,0% 1,4%

% Total 1,4% ,0% ,0% 1,4% Lain-lain Jumlah 1 4 0 5

% Terhadap Pekerjaan 20,0% 80,0% ,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 3,3% 13,3% ,0% 7,1%

% Total 1,4% 5,7% ,0% 7,1% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Pekerjaan 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.1.7. Penghasilan tiap bulan

Penghasilan merupakan variabel yang penting untuk diperhatikan karena hampir

semua konsumen mendasarkan pada proses pembelian yang salah satunya adalah

didasarkan pada faktor penghasilan. Tabel 4.7. merupakan data yang diperoleh

dari hasil penelitian dilapangan dengan responden yang tidak memberikan

jawaban 2 orang.

Tabel 4.7. Prosentase penghasilan tiap bulan Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Penghasilan < 1 Juta Jumlah 2 2 0 4 % Terhadap Penghasilan 50,0% 50,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 7,1% 6,7% ,0% 5,9% % Total 2,9% 2,9% ,0% 5,9% 1-2.5 Juta Jumlah 13 8 0 21 % Terhadap Penghasilan 61,9% 38,1% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 46,4% 26,7% ,0% 30,9% % Total 19,1% 11,8% ,0% 30,9% 2.6-4.1 Juta Jumlah 8 12 1 21 % Terhadap Penghasilan 38,1% 57,1% 4,8% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 28,6% 40,0% 10,0% 30,9% % Total 11,8% 17,6% 1,5% 30,9% 4.2-5.8 Juta Jumlah 3 3 4 10 % Terhadap Penghasilan 30,0% 30,0% 40,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 10,7% 10,0% 40,0% 14,7% % Total 4,4% 4,4% 5,9% 14,7% >5.9 Juta Jumlah 2 5 5 12

% Terhadap Penghasilan 16,7% 41,7% 41,7% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 7,1% 16,7% 50,0% 17,6% % Total 2,9% 7,4% 7,4% 17,6% Total Jumlah 28 30 10 68 % Terhadap Penghasilan 41,2% 44,1% 14,7% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 41,2% 44,1% 14,7% 100,0%

4.3.2. Data Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam

masyarakat dan harus diteliti secara mendalam. Data tersebut meliputi : jumlah

anak, jumlah penghuni dalam satu keluarga, penyokong dana lain selain

responden dan lama tinggal penempatan dalam perumahan.

4.3.2.1. Jumlah anak.

Variabel ini ditampilkan dengan maksud untuk memberikan gambaran secara

kasar mengenai jumlah tanggungan yang harus diperhitungkan sebelum konsumen

memutuskan untuk proses pembelian properti. Responden yang tidak memberikan

jawaban sebanyak 6 orang, hal ini disebabkan karena belum menikah. Data

mengenai belum punya anak tidak ditampilkan karena tidak ada responden yang

mengisinya.

Tabel 4.8. Prosentase jumlah anak responden Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Jumlah Anak 1-2 Jumlah 25 16 5 46 % Terhadap Jumlah Anak 54,3% 34,8% 10,9% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 86,2% 59,3% 62,5% 71,9% % Total 39,1% 25,0% 7,8% 71,9% 3-4 Jumlah 3 10 3 16 % Terhadap Jumlah Anak 18,8% 62,5% 18,8% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 10,3% 37,0% 37,5% 25,0% % Total 4,7% 15,6% 4,7% 25,0% >4 Jumlah 1 1 0 2

% Terhadap Terhadap Jumlah Anak 50,0% 50,0% ,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 3,4% 3,7% ,0% 3,1% % Total 1,6% 1,6% ,0% 3,1% Total Jumlah 29 27 8 64 % Terhadap Jumlah Anak 45,3% 42,2% 12,5% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 45,3% 42,2% 12,5% 100,0%

4.3.2.2. Jumlah penghuni yang tinggal dalam satu rumah

Variabel ini ditampilkan dengan maksud untuk memberikan gambaran secara

kasar mengenai jumlah tanggungan yang harus diperhitungkan sebelum konsumen

memutuskan untuk proses pembelian properti dan mengenai kepadatan hunian

dalam satu rumah. Penelitian mengenai jumlah penghuni yang tinggal dalam satu

rumah ini, menghasilkan data seperti yang ditampilkan dalam Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Prosentase penghuni yang tinggal dalam satu rumah. Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Jumlah Penghuni

1 Jumlah 0 1 0 1

% Terhadap Jumlah Penghuni ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4% % Total ,0% 1,4% ,0% 1,4% 2-3 Jumlah 14 13 4 31 % Terhadap Jumlah Penghuni 45,2% 41,9% 12,9% 100,0% % Terhadap Terhadap Kelas

Perumahan 46,7% 43,3% 40,0% 44,3%

% Total 20,0% 18,6% 5,7% 44,3% 4-5 Jumlah 13 15 4 32 % Terhadap Jumlah Penghuni 40,6% 46,9% 12,5% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 43,3% 50,0% 40,0% 45,7% % Total 18,6% 21,4% 5,7% 45,7% >5 Jumlah 3 1 2 6 % Terhadap Jumlah Penghuni 50,0% 16,7% 33,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 10,0% 3,3% 20,0% 8,6% % Total 4,3% 1,4% 2,9% 8,6% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Jumlah Penghuni 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.2.3. Penghuni yang berkarir atau bekerja selain responden

Keberadaan penghuni rumah yang bekerja atau berkarir selain responden di

masukkan dalam kuesioner di karenakan keberadaan dapat memberikan gambaran

mengenai kemandirian anggota keluarga dan dapat memberikan pemasukan

pendapatan dalam keluarga. Data yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Prosentase penghuni rumah yang berkarir atau bekerja. Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Penghuni Rumah yang Bekerja

Ada Jumlah 18 16 6 40

% Terhadap Penghuni Rumah yang Bekerja 45,0% 40,0% 15,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 60,0% 53,3% 60,0% 57,1%

% Total 25,7% 22,9% 8,6% 57,1% Tidak Jumlah 12 14 4 30 % Terhadap Penghuni

Rumah yang Bekerja 40,0% 46,7% 13,3% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 40,0% 46,7% 40,0% 42,9%

% Total 17,1% 20,0% 5,7% 42,9% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Penghuni Rumah

yang Bekerja 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.2.4. Lama tinggal di perumahan

Lama tinggal di perumahan mempunyai arti bahwa seberapa lama responden

tinggal di perumahan sampai sekarang. Data dalam Tabel 4.11. dapat memberikan

informasi dari responden yang sudah berpengalaman dalam menempati

perumahan.

Tabel 4.11. Prosentase lama tinggal di perumahan Kelas Perumahan Total Sederhana Menengah Mewah Lama Tinggal di Perumahan

<1 Tahun Jumlah 5 6 3 14

% Terhadap Lama Tinggal di Perumahan 35,7% 42,9% 21,4% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 16,7% 20,0% 30,0% 20,0%

% Total 7,1% 8,6% 4,3% 20,0% 1-5 Tahun Count 18 20 4 42 % Terhadap Lama

Tinggal di Perumahan 42,9% 47,6% 9,5% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 60,0% 66,7% 40,0% 60,0%

% Total 25,7% 28,6% 5,7% 60,0% 5-10 Tahun Jumlah 7 4 3 14 % Terhadap Lama

Tinggal di Perumahan 50,0% 28,6% 21,4% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 23,3% 13,3% 30,0% 20,0%

% Total 10,0% 5,7% 4,3% 20,0% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Lama Tinggal di

Perumahan 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.3. Data lain-lain

Data lain-lain merupakan data yang tidak melekat pada responden itu sendiri,

namun sangat berhubungan dengan keberadaan perumahan yang di tempati. Data

tersebut meliputi tipe perumahan, luas kaveling, alasan kepindahan, sistem

pembayaran, rencana pembelian perumahan dan harga rumah.

4.3.3.1. Tipe perumahan

Tipe perumahan merupakan variabel yang menjelaskan mengenai luas lantai

rumah. Dominasi mengenai tipe perumahan ini dapat dilihat dalam Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Prosentase tipe perumahan Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Tipe Perumahan 36 Jumlah 26 5 0 31 % Terhadap Tipe Perumahan 83,9% 16,1% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 86,7% 16,7% ,0% 44,3% % Total 37,1% 7,1% ,0% 44,3% 45 Jumlah 2 11 0 13 % Terhadap Tipe Perumahan 15,4% 84,6% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 6,7% 36,7% ,0% 18,6% % Total 2,9% 15,7% ,0% 18,6% 48 Jumlah 2 0 0 2 % Terhadap Tipe Perumahan 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 6,7% ,0% ,0% 2,9% % Total 2,9% ,0% ,0% 2,9% 50 Jumlah 0 3 0 3 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 10,0% ,0% 4,3% % Total ,0% 4,3% ,0% 4,3% 52 Jumlah 0 1 0 1 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4% % Total ,0% 1,4% ,0% 1,4%

54 Jumlah 0 2 0 2 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 6,7% ,0% 2,9% % Total ,0% 2,9% ,0% 2,9% 55 Jumlah 0 6 0 6 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 20,0% ,0% 8,6% % Total ,0% 8,6% ,0% 8,6% 60 Jumlah 0 2 0 2 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 6,7% ,0% 2,9% % Total ,0% 2,9% ,0% 2,9% 70 Jumlah 0 0 2 2 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% ,0% 100,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% ,0% 20,0% 2,9% % Total ,0% ,0% 2,9% 2,9% 80 Jumlah 0 0 1 1 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% ,0% 100,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% ,0% 10,0% 1,4% % Total ,0% ,0% 1,4% 1,4% 85 Jumlah 0 0 3 3 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% ,0% 100,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% ,0% 30,0% 4,3% % Total ,0% ,0% 4,3% 4,3% 90 Jumlah 0 0 2 2 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% ,0% 100,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% ,0% 20,0% 2,9% % Total ,0% ,0% 2,9% 2,9% 94 Count 0 0 1 1 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% ,0% 100,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% ,0% 10,0% 1,4% % Total ,0% ,0% 1,4% 1,4% 96 Jumlah 0 0 1 1 % Terhadap Tipe Perumahan ,0% ,0% 100,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% ,0% 10,0% 1,4% % Total ,0% ,0% 1,4% 1,4% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Tipe Perumahan 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

Tipe Perumahan

36:44,30%

45:18,60%

48:2,90%

50:4,30%

52:1,40%

54:2,90%

558,50%

602,90%

702,90%

801,40%

854,20%

902,90%

941,40% 96

1,40%

4.3.3.2. Luas kaveling tanah

Luas kaveling merupakan variabel yang menjelaskan mengenai luas tanah

keseluruhan (luas tanah di mana bangunan itu berdiri dan luas tanah

disekelilingnya yang menjadi bagian atau hak milik dari perumahan tersebut. Data

lengkap mengenai luas kaveling tanah dapat dilihat dalam Tabel 4.13.

Tabel 4.13. Prosentase luas kaveling tanah Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Luas Kaveling Tanah

60 Jumlah 1 0 0 1

% Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% ,0% ,0% 1,4% % Total 1,4% ,0% ,0% 1,4% 63 Jumlah 1 0 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% ,0% ,0% 1,4% % Total 1,4% ,0% ,0% 1,4% 70 Jumlah 1 0 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% ,0% ,0% 1,4% % Total 1,4% ,0% ,0% 1,4% 72 Jumlah 3 0 0 3 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 10,0% ,0% ,0% 4,3% % Total 4,3% ,0% ,0% 4,3% 77 Jumlah 1 0 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% ,0% ,0% 1,4% % Total 1,4% ,0% ,0% 1,4% 80 Jumlah 1 0 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% ,0% ,0% 1,4% % Total 1,4% ,0% ,0% 1,4% 84 Jumlah 6 0 0 6 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 20,0% ,0% ,0% 8,6% % Total 8,6% ,0% ,0% 8,6% 90 Jumlah 4 1 0 5 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 80,0% 20,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 13,3% 3,3% ,0% 7,1% %Total 5,7% 1,4% ,0% 7,1% 92 Jumlah 0 1 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4% % Total ,0% 1,4% ,0% 1,4% 93 Jumlah 0 1 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4% % Total ,0% 1,4% ,0% 1,4% 94 Jumlah 1 3 0 4 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 25,0% 75,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% 10,0% ,0% 5,7% % Total 1,4% 4,3% ,0% 5,7%

95 Jumlah 0 3 0 3 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 10,0% ,0% 4,3% % Total ,0% 4,3% ,0% 4,3% 96 Jumlah 3 0 0 3 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 10,0% ,0% ,0% 4,3% % Total 4,3% ,0% ,0% 4,3% 100 Jumlah 6 4 1 11 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 54,5% 36,4% 9,1% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 20,0% 13,3% 10,0% 15,7% % Total 8,6% 5,7% 1,4% 15,7% 102 Jumlah 1 0 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% ,0% ,0% 1,4% % Total 1,4% ,0% ,0% 1,4% 110 Jumlah 1 0 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 100,0% ,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 3,3% ,0% ,0% 1,4% % Total 1,4% ,0% ,0% 1,4% 114 Jumlah 0 0 3 3 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% ,0% 100,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% ,0% 30,0% 4,3% % Total ,0% ,0% 4,3% 4,3% 115 Jumlah 0 2 0 2 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 6,7% ,0% 2,9% % Total ,0% 2,9% ,0% 2,9% 117 Jumlah 0 2 0 2 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 6,7% ,0% 2,9% % Total ,0% 2,9% ,0% 2,9% 120 Jumlah 0 3 1 4 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 75,0% 25,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 10,0% 10,0% 5,7% % Total ,0% 4,3% 1,4% 5,7% 121 Jumlah 0 1 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4% % Total ,0% 1,4% ,0% 1,4% 124 Jumlah 0 0 1 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% ,0% 100,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% ,0% 10,0% 1,4% % Total ,0% ,0% 1,4% 1,4% 127 Jumlah 0 1 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4% % Total ,0% 1,4% ,0% 1,4% 144 Jumlah 0 1 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4% % Total ,0% 1,4% ,0% 1,4% 145 Jumlah 0 1 0 1 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4% % Total ,0% 1,4% ,0% 1,4% 150 Jumlah 0 5 2 7 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 71,4% 28,6% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 16,7% 20,0% 10,0% % Total ,0% 7,1% 2,9% 10,0% 179 Jumlah 0 1 0 1

% Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% 100,0% ,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4% % Total ,0% 1,4% ,0% 1,4% 180 Jumlah 0 0 2 2 % Terhadap Luas Kaveling Tanah ,0% ,0% 100,0% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan ,0% ,0% 20,0% 2,9% % Total ,0% ,0% 2,9% 2,9% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Luas Kaveling Tanah 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.3.3. Alasan pindah ke perumahan

Variabel ” alasan pindah ke perumahan” merupakan variabel yang diperlukan

untuk mengetahui fungsi rumah yang mendasar bagi responden, agar developer

mempunyai arahan yang jelas dalam menerapkan strategi pasarnya. Variabel ini

menampilkan pilihan lain-lain dengan maksud memberikan kebebasan kepada

responden didalam memberikan jawabanya, dan dalam penelitian di lapangan

pilihan lain-lainya adalah dekat dengan tempat kerja, sejuk dan nyaman. Data

yang di peroleh dapat dilihat dengan jelas dalam Tabel 4.14.

Tabel 4.14. Prosentase alasan pindah ke perumahan Kelas Perumahan Total

Sederhana Menengah Mewah Alasan pindah ke perumahan

Tempat tinggal Jumlah 24 17 6 47

% Terhadap Alasan pindah ke perumahan 51,1% 36,2% 12,8% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 80,0% 56,7% 60,0% 67,1%

% Total 34,3% 24,3% 8,6% 67,1% Pindah Tugas Jumlah 3 3 1 7 % Terhadap Alasan

pindah ke perumahan 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 10,0% 10,0% 10,0% 10,0%

% Total 4,3% 4,3% 1,4% 10,0% Keamanan Jumlah 3 4 1 8 % Terhadap Alasan

pindah ke perumahan 37,5% 50,0% 12,5% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 10,0% 13,3% 10,0% 11,4%

% Total 4,3% 5,7% 1,4% 11,4% Investasi Modal Jumlah 0 1 1 2 % Terhadap Alasan

pindah ke perumahan ,0% 50,0% 50,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% 10,0% 2,9%

% Total ,0% 1,4% 1,4% 2,9% Lain-lain Jumlah 0 5 1 6 % Terhadap Alasan

pindah ke perumahan ,0% 83,3% 16,7% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan ,0% 16,7% 10,0% 8,6%

% Total ,0% 7,1% 1,4% 8,6% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Alasan pindah ke perumahan 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.3.4. Sistem pembayaran

Sistem pembayaran merupakan variabel yang di tampilkan untuk mengetahui

sistem pembayaran yang sering dilakukan dalam usaha pemasaran properti. Dari

data yang diperoleh dalam Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Prosentase Sistem pembayaran Kelas Perumahan Total Sederhana Menengah Mewah Sistem Pembayaran Kontan Jumlah 5 8 3 16 % Terhadap Sistem

Pembayaran 31,3% 50,0% 18,8% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 16,7% 26,7% 30,0% 22,9%

% Total 7,1% 11,4% 4,3% 22,9% Kredit Jumlah 25 22 7 54 % Terhadap Sistem

Pembayaran 46,3% 40,7% 13,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 83,3% 73,3% 70,0% 77,1%

% Total 35,7% 31,4% 10,0% 77,1% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Sistem Pembayaran 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.3.5. Rencana pembelian properti

Rencana pembelian properti merupakan variabel yang penting untuk melihat

besarnya pasar yang akan datang. Dari data yang diperoleh dalam Tabel 4.16.

Tabel 4.16. Prosentase rencana pembelian properti

Kelas Perumahan Total Sederhana Menengah Mewah Rencana Pembelian

Ya Jumlah 3 2 2 7

Properti

% Terhadap Rencana Pembelian Properti 42,9% 28,6% 28,6% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 10,0% 6,7% 20,0% 10,0%

% Total 4,3% 2,9% 2,9% 10,0% Mungkin/Belum tahu Jumlah 14 19 5 38 % Terhadap Rencana

Pembelian Properti 36,8% 50,0% 13,2% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 46,7% 63,3% 50,0% 54,3%

% Total 20,0% 27,1% 7,1% 54,3% Tak tertarik untuk

membeli Jumlah 0 1 0 1

% Terhadap Rencana Pembelian Properti ,0% 100,0% ,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan ,0% 3,3% ,0% 1,4%

% Total ,0% 1,4% ,0% 1,4% Tidak Jumlah 13 8 3 24 % Terhadap Rencana

Pembelian Properti 54,2% 33,3% 12,5% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 43,3% 26,7% 30,0% 34,3%

% Total 18,6% 11,4% 4,3% 34,3% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Rencana Pembelian Properti 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.3.6. Harga rumah

Variabel ”harga rumah” merupakan variabel terdapat dalam penelitian ini, karena

sangat mendasari penulisan dalam menentukan kelas perumahan. Dari data yang

diperoleh dalam Tabel 4.17.

Tabel 4.17. Prosentase Harga rumah

Kelas Perumahan Total Sederhana Menengah Mewah Harga rumah

60 juta-100 juta Jumlah 30 0 0 30

% Terhadap Harga rumah 100,0% ,0% ,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan 100,0% ,0% ,0% 42,9%

% Total 42,9% ,0% ,0% 42,9% 101 juta-200 juta Jumlah 0 30 0 30 % Terhadap Harga

rumah ,0% 100,0% ,0% 100,0%

% Terhadap Kelas Perumahan ,0% 100,0% ,0% 42,9%

% Total ,0% 42,9% ,0% 42,9% >200 juta Jumlah 0 0 10 10 % Terhadap Harga

rumah ,0% ,0% 100,0% 100,0%

% within Kelas Perumahan ,0% ,0% 100,0% 14,3%

% Total ,0% ,0% 14,3% 14,3% Total Jumlah 30 30 10 70 % Terhadap Harga rumah 42,9% 42,9% 14,3% 100,0% % Terhadap Kelas Perumahan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% % Total 42,9% 42,9% 14,3% 100,0%

4.3.4. Data mengenai alasan yang menjadi dasar dalam pembelian

perumahan

Data mengenai alasan tinggal di perumahan merupakan data pendukung dalam

penelitian mengenai kajian hubungan karakteriktik konsumen dengan pemilihan

kelas perumahan di Karanganyar, yaitu menyatukan hubungan antara kelompok

data yang melekat secara langsung pada konsumen (data pribadi dan data

keluarga) dengan data yang melekat pada perumahan yang ditempati konsumen

tersebut (data lain-lain). Kelompok data diharapkan penulis untuk mendapatkan

gambaran secara kasar mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen akan

properti yang akan dibeli selanjutnya, dan data hal ini tentu saja disesuaikan

dengan situasi ekonomi dan hal-hal lain yang terjadi saat penulisan Tugas Akhir

mengenai kajian hubungan karakteristik konsumen dengan pemilihan tipe

perumahan di Karanganyar.

Jawaban kelompok data mengenai alasan yang menjadi dasar pembelian

perumahan diukur berdasarkan mean (rata-rata) tingkat kepentingan tiap-tiap

variabel dalam kelas perumahan.

a. Kelas perumahan sederhana

Alasan menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan didapat

informasi bahwa sebagian besar variabel yang diajukan mempunyai nilai lebih

dari 3 (penting untuk diperhatikan) atau mendekati nilai 4 (sangat penting untuk

diperhatikan) dengan urutan tiga terbesar adalah urutan pertama variabel AL

10= ”Fasilitas air dan listrik” mean (3.900), sedang urutan kedua adalah variabel

AL 14=”Keamanan lingkungan perumahan dari pencemaran lingkungan” mean

(3.773), urutan ketiga adalah variabel AL 1=”Harga rumah dibanding dengan

kualitas bahan”, mean (3.667). dan yang memiliki nilai kurang dari atau

mendekati 3 (penting untuk diperhatikan adalah variabel AL 4=”Besarnya uang

muka yang ditentukan perusahaan” mean (2.993) dan AL 18=”Kedekatan letak

perumahan dengan pasar atau pusat belanja” mean (2.867).

b. Kelas perumahan menengah

Alasan menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan didapat

informasi bahwa semua variabel yang diajukan mempunyai nilai lebih dari 3

(penting untuk diperhatikan) atau mendekati nilai 4 (sangat penting untuk

diperhatikan) dengan urutan tiga terbesar adalah urutan pertama ditempati 3

variabel yaitu AL 10= ”Fasilitas air dan listrik”, variabel AL 14=”Keamanan

lingkungan perumahan dari pencemaran lingkungan” variabel AL

21=”Kedekatan perumahan dengan sarana tempat ibadah”, mean (3.968), urutan

kedua adalah variabel AL 12=”Fasilitas keamanan” mean (3.903) dan urutan

ketiga adalah variabel AL 13=”Lingkungan perumahan (asri, sejuk, nyaman)”

mean (3.871).

c. Kelas perumahan Mewah

Alasan menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan didapat

informasi bahwa sebagian besar variabel yang diajukan mempunyai nilai lebih

dari 3 (penting untuk diperhatikan) atau mendekati nilai 4 (sangat penting untuk

diperhatikan) dengan urutan tiga terbesar adalah urutan pertama variabel AL

1=”Harga rumah dibanding dengan kualitas bahan” dan variabel AL 10=

”Fasilitas air dan listrik” mean (3.900), sedang urutan kedua adalah variabel AL

8=”Kesesuaian bentuk rumah dengan kriteria kesehatan” dan variabel AL

12=”Fasilitas keamanan” mean (3.800), urutan ketiga adalah variabel AL

14=”Keamanan lingkungan perumahan dari pencemaran lingkungan” dan

variabel AL 15=”Pengaruh lingkungan terhadap kebisingan” mean (3.700). dan

yang memiliki nilai kurang dari atau mendekati 3 (penting untuk diperhatikan

adalah variabel AL 19=”Kedekatan perumahan dengan sarana pendidikan”

mean (2.900) dan AL 18=”Kedekatan letak perumahan dengan pasar atau pusat

belanja” mean (2.600).

Tabel 4.18. Mean mengenai alasan yang menjadi dasar dalam pembelian perumahan

4.3.5.Hubungan antara dua karakteristik konsumen perumahan

Hubungan antara 2 variabel perlu dibahas dengan harapan agar pembahasan

mengenai kajian karakteristik konsumen dengan pemilihan tipe perumahan di

Karanganyar menjadi lebih lengkap serta memberikan peluang penelitian lebih

lanjut agah lebih terarah dengan jelas. Hubungan yang dipakai adalah hipotesa

antara dua variabel yang tidak memperhitungkan adanya hubungan antara dua

variabel, data mengenai kedua variabel ini mempunyai skala ordinal dan nominal.

KELAS PERUMAHAN NO Sederhana Menengah Mewah

Mean Urutan Mean Urutan Mean Urutan AL 1 3,667 3 3,645 7 3,900 1 AL 2 3,500 8 3,387 10 3,500 5 AL 3 3,533 7 3,258 13 3,500 5 AL 4 2,993 13 3,194 14 3,000 9 AL 5 3,433 9 3,290 12 3,200 7 AL 6 3,200 11 3,645 7 3,500 5 AL 7 3,200 11 3,581 8 3,600 4 AL 8 3,633 4 3,742 5 3,800 2 AL 9 3,667 3 3,677 6 3,400 6

AL 10 3,900 1 3,968 1 3,900 1 AL 11 2,733 16 3,355 11 3,100 8 AL 12 3,567 6 3,903 2 3,800 2 AL 13 3,400 9 3,871 3 3,500 5 AL 14 3,733 2 3,968 1 3,700 3 AL 15 3,600 5 3,806 4 3,700 3 AL 16 2,833 15 3,194 14 3,100 8 AL 17 3,167 12 3,387 10 3,200 7 AL 18 2,867 14 3,419 9 2,600 11 AL 19 3,200 11 3,742 5 2,900 10 AL 20 2,533 17 3,161 15 2,100 12 AL 21 3,500 8 3,968 1 3,400 6 Jumlah responden 30 30 10

Contoh hasil analisis yaitu Hubungan antara tipe perumahan yang ditempati

responden dengan umur responden pada kelas perumahan sederhana

Tabel 4.19. Hasil out put SPSS (Crosstabulation, Chi-Square Tests, Symmetric Measures) kelas perumahan sederhana Umur * Sederhana Crosstabulation

Sederhana Total

36 45 48 Umur 20 1 0 0 1

25 1 0 0 1 26 1 0 0 1 29 1 0 0 1 30 2 0 0 2 31 0 0 1 1 32 1 0 0 1 33 1 0 0 1 34 1 0 0 1 35 1 1 0 2 36 5 0 0 5 38 1 0 0 1 39 1 0 1 2 40 1 1 0 2 41 1 0 0 1 42 2 0 0 2 45 1 0 0 1 46 1 0 0 1 53 1 0 0 1 55 1 0 0 1 58 1 0 0 1

Total 26 2 2 30 Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 35,769(a) 40 ,661 Likelihood Ratio 20,788 40 ,995 Linear-by-Linear Association ,090 1 ,764 N of Valid Cases 30

a 63 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07. Symmetric Measures

Value Asymp. Std.

Error(a) Approx.

T(b) Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -,056 ,103 -,296 ,770(c) Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -,033 ,142 -,176 ,862(c) N of Valid Cases 30

a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c Based on normal approximation. 1. Syarat uji signifikansi

Perbandingan Chi-Square hitung dengan Chi-Square tabel

Nilai Chi-Square hitung pada out put (Pearson Chi-Square) adalah 35.769

Nilai Chi-Square tabel ( = 0.05), df =40 adalah 55.759

Karena Chi-Square hitung < Chi-Square tabel, maka Ho diterima

Berdasarkan nilai Asymp. Significance

Dari tabel Chi-Square tests diketahui bahwa dengan pengujian :

1. Pearson Chi-Square, taraf signifikansi = 0.661 > =0.05

2. likelihood Ratio, taraf signifikan =0.995 > =0.05

Maka Ho diterima

2. Kesimpulan hasil uji signifikansi

1. Chi-Square hitung < Chi-Square tabel, maka Ho diterima

2. Nilai Asymp.significance > =0.05, maka Ho diterima

Hubungan antara tipe perumahan (kelas sederhana) dengan umur responden

setelah dilakukan uji independensi diketahui bahwa kedua variabel tersebut tidak

mempunyai hubungan. Sehingga pengukuran mengenai kekuatan hubungan tidak

diperlukan

Tabel 4.20. rekapitulasi Hasil Uji independensi Hubungan antara Tipe perumahan dengan Karakteristik Konsumen. No Tipe rumah Karakteristik Chi-Square

hitung

Chi-Square

tabel

Asym.

sig Kesimpulan

Uji independensi

1 Sederhana Umur 35.769 55.759 0.661 0.05 Tidak ada hubungan

2 Sederhana Domisili asal 22.425 18.307 0.013 0.05 Ada hubungan

3 Sederhana Jenis kelamin 1.650 5.991 0.438 0.05 Tidak ada hubungan

4 Sederhana Status perkawinan 0.129 5.991 0.924 0.05 Tidak ada hubungan

5 Sederhana Pendidikan terakhir 6.154 9.488 0.188 0.05 Tidak ada hubungan

6 Sederhana Profesi 16.346 15.507 0.038 0.05 Ada hubungan

7 Sederhana Penghasilan 8.167 15.507 0.417 0.05 Tidak ada hubungan

8 Sederhana Jumlah anak 3.898 9.488 0.420 0.05 Tidak ada hubungan

9 Sederhana Jumlah penghuni 9.320 9.488 0.054 0.05 Tidak ada hubungan

10 Sederhana Penghuni yang bekerja 1.474 5.991 0.478 0.05 Tidak ada hubungan

11 Sederhana Lama tinggal 3.077 9.488 0.545 0.05 Tidak ada hubungan

12 Sederhana Luas kaveling 18.462 36.415 0.780 0.05 Tidak ada hubungan

13 Sederhana Alasan pindah 1.124 9.488 0.886 0.05 Tidak ada hubungan

14 Sederhana Sistem pembayaran 2.031 5.991 0.362 0.05 Tidak ada hubungan

15 Sederhana Rencana pembelian 6.893 9.488 0.142 0.05 Tidak ada hubungan

16 Menengah Umur 116.758 146.736 0.567 0.05 Tidak ada hubungan

17 Menengah Domisili asal 14.546 36.415 0.993 0.05 Tidak ada hubungan

18 Menengah Jenis kelamin 7.975 12.592 0.240 0.05 Tidak ada hubungan

19 Menengah Status perkawinan 14.504 21.026 0.270 0.05 Tidak ada hubungan

20 Menengah Pendidikan terakhir 21.711 28.869 0.245 0.05 Tidak ada hubungan

21 Menengah Profesi 11.959 28.869 0.849 0.05 Tidak ada hubungan

22 Menengah Penghasilan 26.757 36.415 0.316 0.05 Tidak ada hubungan

23 Menengah Jumlah anak 19.035 21.026 0.088 0.05 Tidak ada hubungan

24 Menengah Jumlah penghuni 7.973 28.869 0.979 0.05 Tidak ada hubungan

25 Menengah Penghuni yang bekerja 9.058 12.592 0.170 0.05 Tidak ada hubungan

26 Menengah Lama tinggal 13.011 21.026 0.368 0.05 Tidak ada hubungan

27 Menengah Luas kaveling 122.724 106.385 0.04 0.05 Ada hubungan

28 Menengah Alasan pindah 38.574 36.415 0.030 0.05 Ada hubungan

29 Menengah Sistem pembayaran 6.121 12.592 0.410 0.05 Tidak ada hubungan

30 Menengah Rencana pembelian 8.156 28.869 0.976 0.05 Tidak ada hubungan

31 Mewah Umur 45.833 55.759 0.243 0.05 Tidak ada hubungan

32 Mewah Domisili asal 12.381 18.307 0.26 0.05 Tidak ada hubungan

33 Mewah Jenis kelamin 7.975 11.070 0.179 0.05 Tidak ada hubungan

34 Mewah Status perkawinan 3.750 11.070 0.586 0.05 Tidak ada hubungan

35 Mewah Pendidikan terakhir 12.778 24.996 0.619 0.05 Tidak ada hubungan

36 Mewah Profesi 12.917 18.307 0.228 0.05 Tidak ada hubungan

37 Mewah Penghasilan 14.750 18.307 0.141 0.05 Tidak ada hubungan

38 Mewah Jumlah anak 5.156 11.070 0.397 0.05 Tidak ada hubungan

39 Mewah Jumlah penghuni 11.250 18.307 0.338 0.05 Tidak ada hubungan

40 Mewah Penghuni yang bekerja 5.139 11.070 0.399 0.05 Tidak ada hubungan

41 Mewah Lama tinggal 10.278 18.307 0.5424 0.05 Tidak ada hubungan

42 Mewah Luas kaveling 26.944 37.652 0.359 0.05 Tidak ada hubungan

43 Mewah Alasan pindah 16.389 31.410 0.692 0.05 Tidak ada hubungan

44 Mewah Sistem pembayaran 7.619 11.070 0.179 0.05 Tidak ada hubungan

45 Mewah Rencana pembelian 8.500 18.307 0.580 0.05 Tidak ada hubungan

Lebih jelasnya lihat lampiran

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Kesimpulan dalam bab ini disusun untuk mempertimbangkan bab-bab

sebelumnya dan dapat menjawab atau memenuhi tujuan yang diharapkan.

1. Karakteristik konsumen yang melekat pada penghuni perumahan adalah

No Karakteristik Kelas perumahan Sederhana Menengah Mewah

1 Umur 37.27 40.40 42.20

2 Domisili asal Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah

3 Jenis kelamin Wanita Wanita Pria

4 Status perkawinan Menikah Menikah Menikah

5 Pendidikan terakhir SMA S1 S1

6 Profesi Pegawai Swasta Pegawai Swasta Pegawai Swasta / Wiraswasta

7 Penghasilan Rp 1 – 2.5 Juta Rp 2.6 – 4.1 Juta Rp >5.9 Juta

8 Jumlah anak 1-2 Orang 1-2 Orang 1-2 Orang

9 Jumlah penghuni 2-3 Orang 4-5 Orang 2-3 Orang

10 Ada yang bekerja selain

responden

Ada Ada Ada

11 Lama tinggal 1-5 Tahun 1-5 Tahun 1-5 Tahun

12 Luas kaveling 84 150 114

13 Tipe Perumahan 36 45 85

14 Alasan pindah Tempat tinggal Tempat tinggal Tempat tinggal

15 Sistem pembayaran Kredit Kredit Kredit Kredit

16 Rencana pembelian Mungkin Mungkin Mungkin

2. Alasan yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan pada

kelas sederhana adalah fasilitas air dan listrik, sedangkan untuk kelas menengah

adalah fasilitas air dan listrik, keamanan lingkungan dari pencemaran limbah dan

kedekatan perumahan dari tempat ibadah. Dan pada perumahan kelas mewah

adalah harga rumah dibandingkan kualitas bahan dan fasilitas air dan

listrikindepedensi dan pengujian kekuatan hubungan antara dua variabel maka

didapatkan informasi bahwa terdapat hubungan antara:

a. Tipe perumahan dengan domisili asal responden pada kelas perumahan

sederhana.

b. Tipe perumahan dengan jenis pekerjaan pada kelas perumahan sederhana.

c. Tipe perumahan dengan luas kaveling pada kelas perumahan menengah.

d.Tipe perumahan dengan alasan pindah ke perumahan pada kelas perumahan

menengah).

5.2. Saran Ada beberapa saran yang dapat penulis ajukan sehubungan dengan hasil penelitian

yang didapat, yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan yakni:

a. Bagi para developer, sebaiknya dalam langkah pengembangan perumahan yang

berdasarkan kepada pasar harus memperhatikan karakteristik konsumen diatas

agar rencana dan strategi pemasaran lebih terarah dengan akurat.

b.Bagi peneliti selanjutnya:

- Dalam penelitian menggunakan kuesioner diperlukan kalimat-kalimat dan

pertanyaan yang jelas agar dapat dimengerti dan dipahami oleh responden

- Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah materi tentang

karakteristik-karakteristik konsumen yang lain.

- Untuk mendukung peneliti selanjutnya sebaiknya ruang lingkup penelitian

bisa diperluas ke Kelurahan lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. International Journal of Business and Management. february 2009, hal 64. Ari santoso, anang, 2006, Studi tentang faktor-faktor teknik perumahan (studi Eksploratif tentang faktor-faktor teknik menurut Pegawai Negri Sipil di kota surakarta), Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Gilber A. Churchill,jr. Dasar-Dasar Riset Pemasaran, jakarta : Erlangga, 2005 Husein Umar. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002 Narbuko, Cholidn dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi aksara, 2003 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jakarta : Erlangga,1994 Sigit Muhammad, 2007, Kajian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumen saat memilih perumahan di wilayah surakarta, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sutrisno Hadi, 1981, Metodelogi research, jilid 1. Yogyakarta: Yayasan penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Syahri Alhusin. Aplikasi Statitik Praktis dengan SPSS.10 for windows, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu,2003 Tri hendradi Corelius. Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik, Yogyakarta: Penerbit Andi,2005 Undang-undang Republik Indonesia, 1992, tentang perumahan dan pemukiman No 4 tahun 1992.

.