Upload
bayu
View
147
Download
39
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kak
Citation preview
halaman 1 dari 9
KERANGKA ACUAN KERJA
KEGIATAN
PENYEMPURNAAN SISTEM INFORMASI DATABASE
PERMUKIMAN KUMUH
Tahun Anggaran 2015
halaman 2 dari 9
KERANGKA ACUAN KERJA
KEGIATAN PENYEMPURNAAN SISTEM INFORMASI DATABASE PERMUKIMAN KUMUH
TAHUN ANGGARAN 2015
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perumahan dan permukiman selain merupakan salah satu kebutuhan dasar juga
mempunyai fungsi strategis yaitu sebagai pusat pendidikan keluarga, pembinaan
generasi muda, tempat persemaian budaya, pengejawantahan jatidiri serta
barang modal (capital goods).
Kawasan pusat kota pada umumnya merupakan pusat kegiatan ekonomi
(perdagangan dan industri), pusat pemerintahan maupun pusat kegiatan budaya
dan pariwisata. Dengan adanya peningkatan ekonomi saat ini mengakibatkan
pusat-pusat kota tersebut menjadi sasaran investasi atau penanaman modal
masyarakat baik dalam skala besar maupun kecil (sektor informal). Dengan
didukung oleh kebijakan ekonomi diharapkan mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah tersebut. Hal ini akan menyebabkan perkembangan kegiatan di
pusat kota berjalan pesat.
Pertumbuhan pusat kota ini akan menjadikan daya tarik bagi masyarakat untuk
mencari uang di pusat kota tersebut. Baik untuk masyarakat pencari kerja
maupun yang ingin membuka usaha. Masyarakat yang bekerja di pusat kota
akan mencari tempat tinggal tidak jauh dari tempat dia bekerja, maka dipilihlah
permukiman di pusat kota.
Adapun kelebihan permukiman di pusat-pusat kota ini adalah ketersediaan
sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai disamping aksesibilitas yang
mudah. Adanya daya tarik semacam inilah yang menyebabkan tumbuhnya
perumahan dan permukiman di daerah perkotaan yang sangat pesat.
Pertumbuhan perumahan dan permukiman tersebut tidak selamanya
memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan pembangunan daerah
yang lebih baik. Pertumbuhan perumahan dan permukiman jika tidak disertai
dengan kontrol atau monitoring pembangunan justru akan menimbulkan
beberapa permasalahan di dalam perkembangan perumahan dan permukiman.
Permasalahan perkembangan perumahan dan permukiman tersebut antara lain:
a. Tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh.
b. Penyelenggaraan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) pada bangunan perumahan
dan permukiman sering kali terabaikan.
c. Penempatan alokasi perumahan dan permukiman yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang.
d. Menurunnya nilai kualitas perumahan dan permukiman akibat dari daya
dukung fasilitas dan kondisi lingkungan yang tidak memadai.
Langkah awal penanganan permasalahan tersebut di atas adalah dengan
melakukan pendataan dan inventarisasi perumahan dan permukiman tersebut.
Saat ini, sebagian besar pihak/instansi masih menggunakan pola manual dalam
menginventarisasi perumahan dan permukiman di wilayahnya. Di era kemajuan
teknologi saat ini, pola semacam ini disinyalir memiliki kekurangan yang cukup
mendasar terutama dalam hal keakuratan data, efektifitas pembaharuan data
dan pengorganisasian data.
halaman 3 dari 9
Salah satu teknologi yang mampu mengadopsi semua kepentingan tersebut
adalah teknologi sistem informasi data base. Pengelolaan dan akses database
perumahan dan permukiman secara terpadu antarlembaga dengan pendekatan
sistem informasi merupakan solusi yang lebih ekonomis dan realisitis di tengah
terbatasnya anggaran yang tersedia untuk mengelola database perumahan dan
permukiman. Kemampuan sistem informasi yang dapat menganalisis,
menyimpan dan menampilkan data spasial dan non-spasial untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam upaya memecahkan masalah perumahan dan
permukiman merupakan nilai lebih yang memberikan kemudahan dan
keakuratan data daripada hanya dengan pendekatan sistem manajemen
database. Kemampuan analisis spasial dari sistem informasi yang bersifat
geografis memberikan presepsi tentang permasalahan secara lebih baik
sehingga mampu memberikan keputusan mana yang perlu diprioritaskan dengan
anggaran pembangunan yang terbatas.
Meninjau luasan materi dan adanya kompleksitas kajian, maka dalam
pelaksanaan penyusunan Sistem Informasi Database Permukiman Kumuh di
Kabupaten Pekalongan ini perlu dilakukan secara bertahap berdasarkan wilayah
administrasi kecamatan yang ada. Di mana pada tahun 2014 sudah dua
kecamatan yang diinventarisir dalam Kegiatan Penyusunan Sistem Informasi
Database Permukiman Kumuh, yaitu Kecamatan Wonokerto dan Kecamatan
Tirto. Pada tahun 2015 ini akan disempurnakan dengan ditambahkan Kecamatan
Wiradesa, Kedungwuni, dan Wonopringgo melalui Kegiatan Penyempurnaan
Sistem Informasi Database Permukiman Kumuh.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari pekerjaan Penyempurnaan Sistem Informasi Database Permukiman
Kumuh adalah:
a. Untuk menyempurnakan pemetaan kawasan permukiman kumuh di
Kabupaten Pekalongan;
b. Untuk menyempurnakan inventarisasi keberadaan kawasan permukiman
kumuh di Kabupaten Pekalongan;
c. Untuk mengidentifikasi karakteristik fisik, sosial, ekonomi dan hukum
(perijinan) kawasan dan bangunan permukiman kumuh di Kabupaten
Pekalongan;
Tujuan dari pekerjaan Penyempurnaan Sistem Informasi Data Base Permukiman
Kumuh adalah:
a. Tersusunnya peta digital kawasan permukiman kumuh di Kabupaten
Pekalongan;
b. Tersusunnya data inventarisasi kawasan dan bangunan permukiman kumuh
di Kabupaten Pekalongan baik berupa peta, tabulasi dan deskripsi jelas
yang menguraikan karakteristik kawasan;
c. Teridentifikasinya karakteristik kawasan dan bangunan permukiman kumuh
wilayah perkotaan Kabupaten Pekalongan; baik karakter fisik, sosial, ekonomi
dan hukum (perijinan);
d. Secara umum sasaran Penyusunan Sistem Informasi Data Base
Permukiman Kumuh di Kabupaten Pekalongan ini adalah :
1) Menyiapkan kebutuhan data yang sesuai terhadap lingkup materi
pekerjaan;
2) Menyiapkan perangkat survei yang lebih cepat dan akurat sehingga
menjamin terciptanya hasil inventarisasi yang lebih baik, yaitu :
a) Peta kawasan studi;
b) Data sekunder yang berkaitan dengan materi dan lingkup pekerjaan;
c) Form kuesioner yang mudah dipahami dan berbobot;
halaman 4 dari 9
d) Peralatan pendukung survei, seperti halnya digital camera, GPS, alat
ukur dan alat tulis.
e. Melakukan kompilasi data baik yang bersifat primer maupun sekunder;
f. Menyusun peta kawasan permukiman kumuh Kabupaten Pekalongan, yang
terdiri dari beberapa peta tematik yang minimal sebagai berikut :
1) Peta kawasan kumuh di Kabupaten Pekalongan
2) Peta tingkat kekumuhan permukiman di Kabupaten Pekalongan
3) Peta status kepemilikan lahan permukiman kumuh di Kabupaten
Pekalongan
4) Peta sosial ekonomi permukiman kumuh di Kabupaten Pekalongan.
3. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini ialah:
a. Tersedianya suatu sistem informasi permukiman kumuh untuk
mempermudah pencarian data dalam perencanaan penanganan pemukiman
kumuh
b. Mempermudah dalam mengupdate data terkait dengan permukiman kumuh
c. Perencanaan pembangunan khususnya untuk penanganan kawasan kumuh
menjadi lebih akurat.
4. RUANG LINGKUP
a. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Data Base Permukiman
Kumuh Kabupaten Pekalongan terbagi atas 2 (dua) tahapan, yaitu tahap
Laporan Pendahuluan dan tahap Laporan Akhir.
1) Tahap Laporan Pendahuluan
Tahap ini sebagai laporan awal. Adapun isinya berupa tanggapan kepada
kerangka acuan kerja yang berisikan masukan dan penyempurnaan,
metodologi pendekatan, ruang lingkup wilayah kegiatan dan kerangka
berpikir, rencana kerja dan jadwal seluruh kegiatan. Pekerjaan ini
dilaksanakan dalam waktu 4 minggu.
2) Tahap Laporan Akhir
Laporan ini memuat hasil Penyusunan Sistem Informasi Data Base
Permukiman Kumuh Kabupaten Pekalongan. Laporan ini disusun dalam
waktu 12 minggu.
Lingkup materi pekerjaan yang perlu dilakukan adalah menyusun sistem
informasi permukiman kumuh di Kabupaten Pekalongan guna
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk pelaksanaan program peningkatan
kualitas lingkungan permukiman, monitoring pertumbuhan permukiman
serta sebagai acuan dalam penanganan permukiman.
Secara garis besar, lingkup materi pekerjaan memuat:
1) Pemetaan digital
2) Inventarisasi dan pengumpulan data
3) Analisis data
4) Pemograman database format GIS.
b. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Data Base Permukiman
Kumuh Kabupaten Pekalongan ini adalah di 3 kecamatan, yaitu Kecamatan
Wiradesa, Kecamatan Kedungwuni dan Kecamatan Wonopringgo.
halaman 5 dari 9
5. KELUARAN
Keluaran (output) yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah berupa:
a. Inventarisasi karakteristik kawasan dan bangunan permukiman kumuh di
Kabupaten Pekalongan, baik karakter fisik, sosial, ekonomi dan hukum
(perijinan) yang berupa peta, tabulasi dan deskripsi.
b. Peta digital permukiman kumuh di Kabupaten Pekalongan hasil survei primer
dan diwajibkan memiliki referensi kebumian yang akurat. Metode pelaksanaan
survei disyaratkan menggunaan GPS, terutama dalam hal tracking dan
marking.
c. Penyusunan sistem informasi data base Permukiman Kumuh Kabupaten
Pekalongan memuat beberapa kebutuhan informasi yang dibutuhkan, seperti
halnya :
No Data Induk Variabel
1 Kawasan
a. Infrastruktur a) Jaringan Jalan Lebar Bahan perkerasan Kondisi Sumber pembiayaan Foto
b) Jaringan Sanitasi Sistem Kondisi Sumber pembiayaan Foto
c) Ruang Terbuka Luas Jumlah Fungsi Kondisi Sumber pembiayaan Foto
d) Fasilitas Umum Jenis Jumlah Kondisi Intensitas kegunaan Sumber pembiayaan Foto
e) Air Bersih Sumber Jumlah Kondisi Penggunaan rata-rata Sumber pembiayaan Foto
f) Jaringan Persampahan Sistem Jumlah TPS Kondisi Cara pembuangan Sumber pembiayaan Foto
g) Jaringan Drainase Sistem Kondisi Sumber pembiayaan Foto
h) Kepadatan Bangunan
b. Sosial
Kemasyarakatan a) Keamanan Sistem Sumber pembiayaan
halaman 6 dari 9
No Data Induk Variabel
Jumlah fasilitas keamanan Foto
b) Kerja bakti Intensitas
c) Kegiatan RT/RW Intensitas
d) Lembaga Sosial Nama Kegiatan Intensitas
e) Kepadatan Penduduk
2 Bangunan/hunian a) Kode b) Nama penghuni c) Jumlah jiwa d) Jumlah KK e) Mata pencaharian f) Asal daerah g) Status lahan h) Luasan (dalam nilai ambang) i) Jumlah dan jenis/kegunaan ruang j) Kualitas bahan Pondasi Struktur kolom/balok Rangka atap Lantai Dinding Atap Pintu
k) Kualitas konstruksi Pondasi Struktur kolom/balok Lantai Dinding Atap
l) Status lahan m) Legalitas kepemilikan n) Keberadaan sarana MCK o) Foto
.
6. PENDEKATAN METODOLOGI
Metode pendekatan analisis yang dipakai dalam studi ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yaitu pendekatan
pengolahan data-data karakteristik yang tidak memerlukan analisis matematik,
sedangkan metode kuantitatif merupakan pendekatan pengolahan data-data
dengan menggunakan analisis perhitungan atau matematik.
Pendekatan kualitatif pada penelitian ini antara lain:
a. Pendekatan Deskriptif, yaitu metode analisis dengan cara melihat keadaan
objek penelitian melalui uraian, pengertian atau penjelasan terhadap analisis
yang bersifat terukur maupun tidak terukur. Dalam studi ini, pendekatan
secara deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik kawasan dan
masyarakat penghuni.
b. Pendekatan Normatif, yaitu metode analisis terhadap keadaan obyek yang
seharusnya mengikuti suatu aturan atau pedoman ideal tertentu. Adapun
aturan baku tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh pemerintah
sebagai landasan hukum, dalam hal ini berupa peraturan-peraturan atau
standar baku terhadap standar permukiman layak huni serta kebijakan lainnya
yang terkait.
halaman 7 dari 9
c. Pendekatan Spatial, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan metode
interaksi keruangan yang diukur dari aksesibilitas dan kesesuaian lokasi
permukiman secara spasial.
d. Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini adalah sebagai alat dalam proses
mengakulasikan data-data ke dalam analisis yang berupa ukuran suatu objek
kajian, seperti halnya ukuran luas, tinggi dan panjang.
Ditinjau dari sudut pandang materi penelitian, maka beberapa pendekatan
materi yang perlu digunakan sebagai pertimbangan untuk mencapai hasil
sesuai dengan tujuan yang diharapkan adalah:
1) Kebijakan dan perundangan yang terkait, diantaranya peraturan daerah
serta produk perencanaan terhadap wilayah pekerjaan.
2) Keadaaan kualitas kawasan dan bangunan perumahan dan permukiman.
3) Kondisi sosial ekonomi masyarakat penghuni
4) Komponen fisik prasarana perumahan dan permukiman, yaitu dengan
mengidentifikasi:
a). Jalan lingkungan
Hal yang perlu dikaji terhadap kondisi jalan lingkungan ini adalah
menyangkut jenis perkerasan, pola dan dimensi. Hal ini berpengaruh
terhadap kondisi lingkungan yang terbentuk. Data yang diperlukan yaitu
lebar jalan lingkungan dan kondisi fisik jalan. Metode analisis yang
digunakan adalah deskriptif.
b). Persampahan
Mengidentifikasi persampahan dengan melihat sarana dan prasarana
yang mendukung pembuangan sampah. Data dapat diperoleh dengan
observasi lapangan dan mendata kondisinya. Analisis yang akan
dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif.
c). Sanitasi
Karateristik yang dikaji dalam mengidentifikasi sanitasi ini adalah
mengenai kondisinya. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif.
d). Fungsi dan kegiatan
Mengidentifikasi fungsi dari bangunan hunian dengan melihat kegiatan
yang terjadi untuk mengetahui perubahan yang terjadi terhadap fungsi
dan untuk mengukur penyimpangan yang terjadi. Pengumpulan data
dengan cara observasi lapangan. Data yang dibutuhkan adalah jenis
pekerjaan dan perubahan fungsi bangunan. Selain itu perlu dikaji juga
mengenai aktivitas kawasan, baik secara internal maupun eksternal.
Aspek internal diamati melalui identifikasi terhadap aktifitas yang terjadi
sehari-hari di kawasan permukiman nelayan, sedangkan aktivitas
eksternal diamati terhadap kegiatan atau aktifitas yang terjadi di
lingkungan sekitar kawasan permukiman nelayan tersebut. Data dapat
diperoleh dengan observasi lapangan. Analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif.
e). Bentuk fisik bangunan hunian
Melihat kondisi fisik dan visual dari bangunan hunian yang ada di
kawasan penelitian, baik dari jenis bangunannya maupun bentuk dan
bahan bangunan yang digunakan. Data yang digunakan adalah jenis
bangunan (permanen, semi permanen atau temporer), kondisi
bangunan, bahan bangunan yang digunakan serta luasan bangunan.
Data dapat diperoleh dengan observasi lapangan. Sedangkan teknik
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif normatif.
5) Peta dasar kawasan permukiman kumuh.
halaman 8 dari 9
7. TENAGA AHLI
Tenaga yang diperlukan dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan ini adalah :
a. Tenaga Ahli
1) Team Leader (Tenaga Ahli Perencana Kawasan)
Ketua tim disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Perencanaan
Wilayah dan Kota (Planologi) Strata Satu (S1), berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan di bidangnya sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir
seluruh kegiatan anggota-anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
2) Tenaga Ahli Infrastruktur
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik Sipil / Teknik
Arsitektur Strata Satu (S1), berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
di bidangnya sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Sebagai ahli infrastruktur, maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk
menelaah/mengkaji lebih dalam mengenai karakteristik infrastruktur
lingkungan kawasan.
3) Tenaga Ahli Sistem Informasi Geografis
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik
Planologi/Geografi/Geodesi/Informatika Strata Satu (S1), berpengalaman
dalam pelaksanaan pekerjaan di bidangnya sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun.
Sebagai ahli sistem informasi geografis, maka tenaga ahli ini memiliki tugas
untuk memetakan kawasan serta menelaah/mengkaji dan membangunan
sistem informasi data base perumahan dan permukiman.
4) Tenaga Ahli Lingkungan
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Teknik Lingkungan
Strata Satu (S1), berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan di
bidangnya sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
Sebagai ahli lingkungan, maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk
menelaah/mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan lingkungan
terutama di permukiman kumuh..
5) Tenaga Ahli Sosial Ekonomi
Tenaga ahli yang disyaratkan minimal adalah Sarjana Ekonomi Strata Satu
(S1), berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan dibidangnya sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun.
Sebagai ahli sosial ekonomi, maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk
mentelaah/mengkaji lebih dalam mengenai karakteristik sosial dan ekonomi
penghuni kawasan.
b. Tenaga Pendukung
1) Drafter GIS, adalah seorang yang berpengalaman dalam bidang
pengoperasian maupun pengolahan data GIS.
2) Tenaga Administrasi, adalah seorang yang berpengalaman dalam bidang
administrasi teknis maupun perkantoran.
3) Surveyor, adalah seorang yang telah berpengalaman dalam bidang
pencarian data lapangan yang akan digunakan sebagai perencanaan
teknis.
halaman 9 dari 9
8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Data Base Permukiman Kumuh Kabupaten Pekalongan dilakukan selama 120 hari.
No Kegiatan MInggu
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Administrasi
2 Laporan
Pendahuluan
3 Laporan
Akhir
9. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
Pengguna jasa dalam kegiatan ini adalah Bappeda Kabupaten Pekalongan yang
beralamat di Jl. Krakatau No. 9 Kajen, Kabupaten Pekalongan yang bertindak
untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Pekalongan.
10. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan dari kegiatan ini diperoleh dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 dengan alokasi
pagu anggaran sebesar Rp 114.600.000,00 (seratus empat belas juta enam ratus
ribu rupiah) termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPH (Pajak
Penghasilan).
11. PELAPORAN
Materi Kegiatan Penyusunan Sistem Informasi Data Base Permukiman Kumuh
Kabupaten Pekalongan yang harus diserahkan meliputi:
a. Laporan Pembahasan
1. Draft Laporan Pendahuluan 10 Eks
2. Draft Laporan Akhir 10 Eks
b. Laporan Final
1. Laporan Pendahuluan 10 Eksp
2. Laporan Akhir 10 Eksp
3. CD Laporan dan Program: 5 Buah
4. Buku Manual Operasi Aplikasi 5 Eksp
Kajen, 13 Februari 2015
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Panitia Pengadaan Jasa
Konsultansi
Ketua
TTD
YUDHI HIMAWAN, ST., M.Sc., MT.
NIP. 19790511 200502 1 003
TITIK WIDYASTUTI, S.Sos, M.Si
NIP. 19741028 199303 2 002